Anda di halaman 1dari 4

RESUME PANCASILA

Nama = Nadiva Putri Ananda


Kelas = 21 BB 08
NIM = 21129441

1. Mengapa Pendidikan Pancasila penting untuk dipelajari oleh mahasiswa di perguruan


tinggi?
 Menurut Prof. Budimansyah, Pendidikan Pancasila penting untuk dipelajari di
perguruan tinggi untuk memberikan fondasi pemikiran bagi mahasiswa perkuliahan
dan untuk menghindari penyimpangan nilai-nilai Pancasila yang berakibat terancamnya
kelangsungan Negara kebangsaan Indonesia. Urgensi dari Pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi ibarat pohon Pancasila yang telah dirumuskan oleh para pendiri
bangsa sebagai dasar Negara melalui penggalian, penyerapan, kontekstualisasi,
rasionalisasi, dan aktualisasi tetap harus dijaga dan dirawat. Maka, pendidikan
Pancasila penting untuk dipelajari demi menjaga dan merawat hal tersebut. Kelemahan
Pancasila dilihat dari keteledoran, ketidaktaatan, dan penyelewengan nilai-nilai
Pancasila atas ulah bangsa sendiri. Hal ini dapat menyebabkan Pancasila sebagai
bintang penuntun secara perlahan dapat meredup dan terabaikan.

2. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai sistem nilai dan berikan contohnya?
 Pancasila sebagai sistem nilai maksudnya adalah nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila dirujuk sebagai pandangan atau pedoman hidup bangsa yang sudah terwujud
dalam kehidupan bermasyarakat. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara
memiliki beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya sebagai contoh
percaya kepada Tuhan, toleransi, gotong royong, musyawarah, solidaritas, atau
kesetiakawanan sosial, dan lain-lain.

3. Gambarkan problematika yang ada dalam pengamalan nilai Pancasila?


 Menurut pemaparan Prof. Budimansyah problematika yang ada dalam pengamalan
nilai Pancasila yaitu terdapat sebagian masyarakat yang mengabaikan nilai-nilai
tersebut sehingga menimbulkan masalah-masalah yang serius. Beberapa contohnya
yakni:
a. Kesadaran membayar pajak.
Merujuk pada APBN tahun 2020 sebesar 83,5% penerimaan Negara berasal dari
pajak. Terdapat banyak wajib pajak, baik perorangan maupun badan yang masih
belum sadar dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
b. Korupsi
Transperensi internasional merilis situasi korupsi di 188 negara untuk tahun 2019.
Berdasarkan data dari transperensi internasional tersebut, Indonesia masih
menduduki peringkat ke-85 negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia.
c. Lingkungan
Indonesia dikenal dengan paru-paru dunia. Dewasa ini citra tersebut perlahan
mulai luntur seiring dengan banyaknya kasus pembakaran hutan, perambahan
hutan menjadi lahan pertanian, dan yang paling sering dibicarakan yaitu
beralihnya hutan Indonesia menjadi perkebunan. Selain masalah hutan, masalah
keseharian yang dihadapi masyarakat Indonesia yaitu masalah sampah.
Pembangunan yang tidak memperhatikan amdal, polusi yang diakibatkan oleh
pabrik dan kendaraan yang semakin banyak.
d. Disintegrasi bangsa
Reformasi menghasilkan dampak negatif antara lain terkikisnya rasa kesatuan dan
persatuan bangsa. Segelintir politik daerah yang memiliki pemahaman sempit
tentang otonomi daerah terkadang memahami otonomi daerah sebagai bentuk
keleluasaan pemerintah daerah untuk membentuk kerajaan-kerajaan kecil.
Fenomena primodialisme pun terkadang muncul dalam kehidupan masyarakat.
e. Dekadensi moral
Dewasa ini fenomena materialisme dan hedonisme pragmatisme makin
menggejala dalam kehidupan masyarakat. Paham-paham tersebut mengikis
moralitas dan akhlak masyarakat, khususnya generasi muda. Fenomena
dekadensi moral tersebut terekspresikan dan tersosialisasikan lewat bayangan
berbagai media massa. Perilaku kekerasan juga sekali disuguhkan dalam sinetron-
sinetron yang notabenenya menjadi tontonan keluarga, yang mana hal tersebut
menjadi ancaman karena dapat ditonton oleh semua kalangan masyarakat. Hal
tersebut menimbulkan penimpangan di kalangan remaja semakin meningkat.
f. Narkoba
Dampak negatif dari letak geografis dilihat dari kacamata Bandar Narkoba
Indoensia strategis dalam hal pemasaran obat-obatan terlarang. Tidak sedikit
warga Negara asing yang tertangkap membawa zat terlarang ke Indoensia.
Namun sayangnya, sanksi yang diberikan tidak tegas, sehingga tidak
menimbulkan efek jera. Akibatnya banyak generasi muda yang masa depannya
suram karena dampah buruk dari narkoba. Badan Narkotika Nasional bersama
POLRI, TNI, Bea Cukai, dan imigrasi mengungkap sebanyak 33.371 kasus
narkotika sepanjang tahun 2019. Terkait jumlah tersangka kasus narkotika yang
berhasil ditangkap BNN dan POLRI sepanjang tahun 2019 yakni sebanyak
40.649 orang pelaku.
g. Penegakan hukum yang berkeadilan
Masalah pokok penegakan hukum terletak pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut, yakni:
i. Faktor hukumnya. Biasanya ketiadaan peraturan pelaksanaannya sebagai
perintah Undang-Undang, ketidakjelasan kata-kata yang dipergunakan di
dalam perumusan pasal-pasal tertentu.
ii. Faktor penegak hukum. Para penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim,
Komisi Pemberantasan Korupsi, penasehat hukum, dan petugas-petugas
sipir lembaga pemasyarakatan.
iii. Faktor sarana atau fasilitas. Tenaga manusia yang berpendidikan tinggi dan
terampil, organisasi yang baik, peralatan yang cukup memadai, keuangan
yang cukup.
iv. Faktor masyarakat. Adanya perbedaan tingkat pendidikan, stratifikasi sosial,
dan lain-lain.
v. Faktor kebudayaan yang berkaitan dengan sistem nilai yang ada di tengah-
tengah masyarakat.
h. Teorisme
Asal mula dari kelompok terorisme sendiri tidak begitu jelas di Indonesia. Namun
faktanya, terdapat beberapa kelompok teoris yang sudah ditangkap dan
dipenjarakan. Para teroris tersebut melakukan kekerasan kepada orang lain,
dengan melawan hukum dan mengatasnamakan agama. Sejumlah tokoh
berasumsi bahwa lahirnya terorisme disebabkan oleh himpitan ekonomi,
rendahnya tingkat pendidkan, pemahaman keagamaan yang kurang komprehensif.
Dari sejumlah permasalahan tersebut, terbukti bahwa nilai-nilai Pancasila itu
tidak dilaksanakan dengan semestinya. Dengan demikian munculnya
permasalahan yang mendera Indonesia memperlihatkan telah tergerusnya nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

4. Bagaiaman Pancasila sebagai sistem nilai mengatasi problematika tersebut?


 Cara mengatasi problematika tersebut yaitu dengan menerapkan dan memahami
pendidikan Pancasila sebagai fondasi dan pedoman dalam berpikir dan bertindak. Para
penegak hukum juga diharapkan untuk memperketat dan mempertegas kekuasaannya
sebagai aparat penegak hukum yang dapat dipercaya oleh seluruh kalangan masyarakat.
Dengan hukuman atau sanksi yang tegas, maka masyarakat akan berpikir dua kali jika
ingin melakukan tindak kejahatan, selain itu juga dapat membuat para pelaku kejahatan
kriminal menjadi jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Anda mungkin juga menyukai