Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
2018
1. Jelaskan maksud dari Pendidikan Pancasila sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan!
Jawab :
Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat
mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia haruslah
tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus
menyertakan nilai- nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan
iptek itu sendiri. Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu
normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu
mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak
bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar
dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal
dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).
Keempat pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu
sebagaimana dikemukakan di atas mengandung konsekuensi yang
berbedabeda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek
itu sendiri berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya
dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila.
Pengertian kedua bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia
harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal mengandaikan
bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai
Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik
ulur, artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap
layak untuk dilibatkan.
Pengertian ketiga bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu
normatif bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main
yang harus disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan.
Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam
perjalanan pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus
berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar
tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan iptek dan aturan main.
Pengertian keempat yang menempatkan bahwa setiap pengembangan
iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai
proses indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu
yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih
rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana
nilainilai Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-
keputusan ilmiah yang diambil.
Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri
ke dalam hal-hal sebagai berikut. Pertama, pluralitas nilai yang berkembang
dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek
menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan.
Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa
Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa. Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan
kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada dalam titik nadir yang
membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan iptek di Indonesia. Ketiga, perkembangan iptek yang
didominasi negara-negara Barat dengan politik global ikut mengancam
nilainilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong
royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh karena itu,
diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh
nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa
Indonesia. (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenrisetdikti,
2016)
2. Uraikanlah salah satu permasalahannya yang terjadi di Indonesia (Korupsi,
Narkoba, Pelanggaran HAM) dan kemudian kemukakan pendapat saudara
mengapa masalah tersebut masih terus ada !
Jawab :
Salah satu fenomena yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia pada beberapa dekade terakhir ini ialah
maraknya korupsi. Korupsi, telah menempatkan Indonesia pada jajaran
negara terkorup di dunia. Kenyataan ini merupakan suatu ironi, apabila
dikaitkan dengan keberadaan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim
terbesar di dunia. Bahkan, umat Islam negeri ini dikenal sebagai muslim yang
paling bersemangat dalam melaksanakan upacara ritual keagamaan (ibadah).
Masjid dan mushala ada di mana-mana. Adalah suatu hal yang naif apabila
kenyataan ironis di atas ditimpakan kepada Islam sebagai agama yang dianut
oleh mayoritas penduduk. Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang
dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau
uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok
sendiri) atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku
pribadi.1
Adapun menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang dimaksud dengan
korupsi ialah secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuntungan negara atau
perekonomian negara digolongkan kejahatan tindak pidana korupsi. Korupsi
di Indonesia merupakan masalah besar yang belum dapat diselesaikan dengan
tuntas oleh bangsa ini. Salah satu agenda reformasi adalah pemberantasan
korupsi yang sudah mengakar dan menjadi virus dalam tubuh bangsa
Indonesia. Segala upaya untuk memberantas korupsi sudah dilakukan baik
oleh pemerintah Orde Baru (rezim Soeharto), maupun oleh pemerintah era
reformasi sejak dari masa Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno
Putri,3 sampai dengan masa Susilo Bambang Yudhoyono. Namun hasilnya
bukan malah berkurang, justeru korupsi semakin menjadi-jadi. Sekalipun
sudah ada lembaga khusus yang diperuntukkan untuk memberantas kasus
korupsi.
Kalau dulu korupsi itu hanya dilakukan oleh segelintir orang yang
menempati posisi-posisi penting dalam pemerintahan, namun sekarang
korupsi ikut serta dipraktekkan oleh bawahanbawahan yang mana jabatannya
sangat rendah. Dengan fakta ini menunjukkan bahwa kasus korupsi ini sudah
begitu subur tumbuh di negeri kita ini. Ini menunjukkan betapa buruknya
citra Indonesia di mata negara luar akibat dari perilaku pelaksana negara yang
korup, yang mengeruk uang rakyat untuk kepentingan individu.
(Fazzan,2015)
Meurut pendapat saya, mengapa masalah korupsi tersebut masih terus
ada di Indonesia dikarenakan:
1. Penegakkan hukum di Indonesia tidak konsisten, penegakkan hukum
hanya sebagai make up poltik, sifatnya sementara, selalu berubah
setiap berganti pemerintahan.
2. Penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang, takut dianggap bodoh
kalau tidak menggunakan kesempatan.
3. Langkanya lingkungan yang antikorup, system dan pedoman
antikorup hanya dilakukan sebatas formalitas.
4. Budaya memberi upeti, imbalan jasa dan hadiah.
5. Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada keuntungan
korupsi, saat tertangkap bias menyuap penegak hukum sehingga
dibebaskan atau setidaknya diringankan hukumannya.
6. Budya persimif atau serba membolehkan, tidak mau tahu,
menganggap biasa bila sering terjadi, tidak peduli orang lain, asal
kepentinganna sendiri terlindungi.
7. Gagalnya pendidikan agama dan etika. Pendapat Franz Magnis
Suseno bahwa agama telah gagal menjadi pembendung moral bangsa
dalam mencegah korupsi karena perilaku masyarakat yang memeluk
agama itu sendiri. Sebenarnya agama bisa memainkan peran yang
lebih besar dalam konteks kehidupan social dibandingkan instituasi
lainnya, sebab agama memiliki relasi atau hubungan emosional
dengan para pemeluknya. Jika diharapkan dengan benar kekuatan
relasi emosional yang dimiliki agama bisa menyadarkan umat bahwa
korupsi bisa membawa dampak yang sangat buruk.