Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI PEMBENTUK MORAL BANGSA

DISUSUN OLEH :

ARI HENDRAWAN

FAJAR PURNA SEPTIAWAN

JUNIAFIT BIMA SAPUTRA

NUR PAHRUL FAUZI

NUR QODRI WIJAYANTO

REVQI MASTANA

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGUNG TIRTAYASA


PANCASILA SEBAGAI PEMBENTUK MORAL BANGSA
Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan, tabiat, dan kelakuan. Moral
adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk yang menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia. Seorang yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma
yang berlaku dalam masyarakatnya dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik,
terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma,
moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral, filsafat, moral
etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang telah disahkan sebagai dasar
negara merupakan kesatuan utuh nilai-nilai budi pekerti atau moral. Oleh karena itu,
Pancasila dapat disebut sebagai moral bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah menegara
dalam NKRI, dengan demikian Pancasila juga merupakan moral negara, yaitu moral yag
berlaku bagi negara. Secara etismologis Pancasila berarti lima asas kewajiban moral. Yang
dimaksud dengan moral ialah keseluruhan norma dan pengertian yang menentukan baik
atau buruknya sikap dan perbuatan manusia. Dengan memahami norma-norma, manusia
akan tahu apa yang harus atau wajib dilakukan dan apa yang harus dihindari.

Pembentuk Moral Bangsa

Pancasila sebagai moral bangsa sangat dibutuhkan, sebab Pancasila mempunyai


fungsi-fungsi sebagai berikut :

Keharmonisan hubungan sosial, karena moral memberikan landasan kepercayaan


kepada sesama, percaya atas itikad baik setiap kebaikan orang.

Menjamin landasan kesabaran untuk dapat bertahan terhadap naluri dan keinginan nafsu
memberi daya tahan dalam menunda dorongan rendah yang mengancam harkat dan
martabat.

Menjamin kebahagiaaan rohani dan jasmani.

Memberikan motivasi dalam setiap sikap dan tidakan manusia untuk berbuat
kebaikan dan kebajikan yang berlandaskan moral.

Memberikan wawasan masa depan, baik konsekuensi maupun sangsi sosial terutama
yang berkaitan dengan tanggung jawab terhadap Tuhan dalam kehidupan akhirat.
Pengamalan Pancasila Sebagai Pembentuk Moral Bangsa

Sila ke-1 Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pancasila pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa
Indonesia dan setiap warga negara harus mengakui adanya Tuhan.

Segenap rakyat Indonesia mengamalkan dan menjalankan agamanya dengan cara yang
berkeadaban yaitu hormat menghormati satu sama lain.

Dengan menyertakan moral ketuhanan sebagai dasar negara, Pancasila memberikan dimensi
transendental pada kehidupan politik serta mempertemukan dalam hubungan simbolis
antara daulat Tuhan dengan daulat rakyat

Sila ke-2 Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan kesadaran sikap dan perbuatan manusia
yang didasarkan kepada potensi akal budi dan hati nurani manusia dalam hubungan dengan
norma dan kesusilaan umum, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun terhadap
alam dan hewan.

Sila kedua dalam UUD 1945 mencakup

1. Pemeliharaan, perlindungan terhadap hal yang berkaitan dengan agama.

2. Pemelihaaraan, pengayoman terhadap jiwa atau diri ini mulai dari yang lahir sampai yang
batin.

3. Perlindungan terhadap kehidupan (individu pribadi, keluarga, kehormatan dan martabatnya)

4. Memelihara akal sampai sesuatu yang bisa merusak akal

Sila ke-3 Persatuan Indonesia

Persatuan Indonesia dalam sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologis,
politik, ekonomi sosial budaya dan keamanan.

Budaya

Suku Sosial

Persatuan
Bangsa Agama

Ideologi Politik
Sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan.

cita-cita pemuliaan daulat rakyat bergema kuat dalam sanubari para pendiri bangsa sebagai
pantulan dari semangat emansipasi dan egalitarianisme dari aneka bentuk penindasan, yang
ditimbulkan oleh kolonialisme dan feodalisme.

Cita-cita kerakyatan hendak menghormati suara rakyat dalam politik dengan memberi jalan
bagi peran dan pengaruh besar yang dimainkan oleh rakyat dalam proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pemerintah.

Sila ke-5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menegaskan bahwa seyogyanya tidak ada kemiskinan dalam Indonesia Merdeka.

Menekankan prinsip keadilan dan kesejahteraan ekonomi atau sociale rechtvaardigheid .

Tidak boleh terjadi praktik perekonomian yang hanya mementingkan kolektivisme, tidak
boleh juga mengedepankan individualitas.

Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan,
baik material maupun spiritual bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai moral bangsa juga diharapkan bisa menjadi tuntutan bagi bangsa kita agar
mampu menghindari hal-hal buruk yang akan membawa bangsa kita pada perubahan yang
memprihatinkan. Dengan penerapan ini, bangsa kita akan mempunyai manusia-manusia dengan
kualitas yang tinggi sehingga Indonesia akan menjadi bangsa yang maju. Dengan penerapan
Pancasila sebagai moral bangsa, bangsa kita akan mampu menghindarkan dari watak hipokrit
yang senang berpura-pura. Sifat ini akan membatasi manusia untuk berbuat jujur dan
kebohongan akan membawa negara kita pada kehancuran ini. Nilai Pancasila yang diterapkan
akan membantu anda untuk bersikap tanggung jawab sehingga tidak perlu melemparkan
kesalahaan pada orang lain. Selain itu, penerapan Pancasila sebagai moral bangsa juga akan
melatih bangsa kita menjadi bangsa yang adil sehingga tidak akan ada perbudakan pada yang
lemah oleh yang kuat.

SUMBER

Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. 2013. Sekretariat Jendral MPR-RI.

http://menarailmubuku.blogspot.co.id/2012/12/pancasila-sebagai-pembentuk-moral-
bangsa.html

https://www.siputro.com/2011/05/fungsi-pancasila-sebagai-moral-bangsa/

Anda mungkin juga menyukai