Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan Anti Korupsi

Menurut Handoyo (2013), korupsi diartikan sebagai penyelewengan atau


penyalahgunaan uang negara atau perusahaan dan sebagainya untuk kepentingan
pribadi ataupun orang lain. Korupsi dipahami sebagai perbuatan yang busuk,
rusak, kotor, serta menggunakan uang atau barang milik orang lain (perusahaan
atau negara) secara menyimpang yang menguntungkan diri sendiri. Korupsi
melibatkan penyalahgunaan kepercayaan yang umumnya adalah kekuasaan public
untuk keuntungan pribadi. Korupsi juga dimaknai sebagai penyalahgunaan peran,
jabatan public atau sumber untuk keuntungan pribadi.

Ada dua cara untuk mengatasi korupsi, yaitu dengan pencegahan dini atau
pendidikan antikorupsi dan pemberantasan korupsi dengan penindakan terhadap
pelaku tindak pidana korupsi. Pendidikan antikorupsi adalah usaha dasar dan
sistematis yang diberikan kepada peserta didik berupa pengetahuan, nilai-nilai,
sikap serta keterampilan yang dibutuhkan agar mereka mau dan mampu mencegah
dan menghilangkan peluang berkembangnya korupsi. Sasaran akhir bukan hanya
menghilangkan peluang, tetapi peserta didik juga sanggup menolak segala
pengaruh yang mengarah pada perilaku koruptif.

Pendidikan antikorupsi dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nlai


antikorupsi kepada anak-anak, siswa, mahasiswa, dan generasi muda lainnya
untuk membentuk sikap antikorupsi dan menghilangkan peluang berkembangnya
tindak pidana korupsi maupun perilaku koruptif lainnya.

Nilai-nilai antikorupsi yang wajib ditanamkan diantaranya adalah :

1. kejujuran 6. kedisiplinan
2. tanggung jawab 7. kesederhanaan
3. keberanian 8. kerja keras
4. keadilan 9. kepedulian
5. keterbukaan
Nilai-nilai antikorupsi tersebut secara formal dapat ditanamkan di sekolah ataupun
di perguruan tinggi melalui kurikulum yang dikembangkan. Nilai-nilai tersebut
dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum, misalnya dalam silabi, satuan acara
pembelajaran, dan kontrak pembelajaran ataupun diselenggarakan dalam bentuk
mata pelajaran atau mata kuliah itu sendiri. Metode pembelajaran yang dapat
dipilih untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi diantaranya adalah metode in-
class discussion, case study, improvement system scenario, generale lecture, film
discussion, investigative report, thematic exploration, prototype, education tools,
prove the government, integrated writing, dan social problem solving.

Beberapa tujuan dari pendidikan antikorupsi, diantaranya :

1. Pembentukan pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai bentuk


tindakan korupsi dan aspek-aspeknya.
2. Perubahan persepsi dan sikap terhadap tindakan korupsi.
3. Pembentukan keterampilan dan kecakapan baru yang dibutuhkan untuk
melawan tindakan korupsi.

Teori Sustainable Development Goals (SDGs)

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi


global untuk 15 tahun ke depan (sejak tahun 2016 sampai 2030) yang telah
disepakati oleh para pemimpin dunia. Para pemimpin dunia secara resmi
mengesahkan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals) sebagai kesepakatan pembangunan global pada tanggal 25
September 2015 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York,
Amerika Serikat.

Sustainable Development Goals (SDGs) mempunyai tema, yaitu


"Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan".
Seluruh negara dapat menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) yang
memiliki kewajiban moral untuk mencapai Tujuan dan Target SDGs.

Tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs):


1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimanapun.
2. Tanpa kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi, serta mendukung
pertanian berkelanjutan.
3. Kehidupan yang sehat dan kesejahteraan untuk semua usia.
4. Pendidikan yang inklusif dan berkualitas, serta memberikan kesempatan
belajar seumur hidup bagi semua pihak.
5. Kesetaraan gender dan memberdayakan para perempuan pada semua usia.
6. Memastikan ketersediaan air bersih dan sanitasi bagi semua orang.
7. Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau dan berkelanjutan, serta
modern bagi semua orang.
8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta
tenaga kerja yang produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang.
9. Membangun infrastruktur yang baik, mendukung industrialisasi yang inklusif
dan berkelanjutan, serta membantu perkembangan inovasi.
10. Mengurangi kesenjangan di dalam negara maupun antar negara.
11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan.
12. Memastikan pola konsumsi dan produksi.
13. Mengambil aksi untuk menghadapi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Mengkonservasi dan memanfaatkan sumber daya laut, samudra dan maritim
untuk pembangunan yang berkelanjutan.
15. Melindungi dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap
ekosistem daratan, mengelola hutan, menghadapi desertifikasi (penggurunan),
dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya
keanekaragaman hayati.
16. Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan
membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua
level.
17. Meningkatkan implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan.

Indonesia ikut menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) sejak


tahun 2016. Penerapan SDGs di Indonesia pun telah diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Pada Peraturan Presiden tersebut yang telah
ditandatangani oleh Presiden Jokowi merupakan salah satu bentuk komitmen
negara Indonesia agar dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan dari SDGs di
Indonesia dilaksanakan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak, baik
di tingkat daerah maupun pusat. Dalam pelaksaan SDGs di Indonesia, pemerintah
melibatkan kelompok masyarakat sipil, sektor swasta, akademisi, dan sebagainya.
Pemerintah Indonesia akan memastikan bahwa pelaksaan SDGs di Indonesia
dilakukan dengan semangat transformatif. Dengan adanya permasalahan terkait
SDGs di Indonesia sekarang, Pemerintah tidak akan mencapai tujuan SDGs
sendirian, tetapi harus terdapat dorongan dari semua pihak. Seharusnya baik
pemerintah atau pihak manapun harus mengetahui sudah sejauh mana Indonesia
dalam pelaksanaan SDGs tersebut.

Target Tujuan SDGs Mengenai Pendidikan Berkualitas


Berikut merupakan target-target mengenai tujuan SDGs pendidikan berkualitas pada
tahun 2030 :

1. Memastikan bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan


pendidikan primer dan sekunder yang gratis, setara dan berkualitas, yang
mengarah pada hasil belajar yang relevan dan efektif
2. Memastikan bahwa semua anak perempuan dan laki-laki mendapat akses
terhadap pengembangan masa kanak-kanak secara dini yang berkualitas,
juga pengasuhan dan pendidikan pra-dasar agar mereka siap untuk masuk
ke pendidikan dasar
3. Memastikan akses yang setara bagi semua perempuan dan lakilaki
terhadap pendidikan tinggi, teknis dan kejuruan yang berkualitas dan
terjangkau, termasuk universitas
4. Secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang dewasa yang
memiliki keahlian yang relevan, termasuk keahlian teknis dan kejuruan,
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan wirausaha
5. Menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan dan memastikan akses
yang setara terhadap semua tingkatan pendidikan dan training kejuruan
bagi mereka yang rentan, termasuk yang memiliki disabilitas, masyarakat
adat dan anak-anak yang berada dalam situasi rentan
6. Memastikan bahwa semua remaja dan sejumlah orang dewasa, baik laki-
laki maupun perempuan, mencapai kemampuan baca-tulis dan
kemampuan berhitung
7. Memastikan bahwa mereka yang belajar mendapatkan pengetahuan dan
keahlian yang dibutuhkan untuk mendukung pembangunan yang
berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk
pembangunan berkelanjutan serta gaya hidup yang berkelanjutan, HAM,
kesetaraan gender, mendukung budaya perdamaian dan anti kekerasan,
kependudukan global dan apresiasi terhadap keberagaman budaya serta
kontribusi budaya kepada pembangunan berkelanjutan.

Daftar Pustaka
 Handoyo, Eko. 2013. Pendidikan Antikorupsi
http://lp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/08/Pendidikan-Anti-
Korupsi-Suplemen-MKU-Pend.-Konservasi.pdf
 Ngoyo, Muhammad Fardan. 2015. Mengawal Sustainable Development
Goals (SDGs); Meluruskan Orientasi Pembangunan yang Berkeadilan.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Sosioreligius/article/
download/4525/4134

 Wahyuningsih. 2017. Millenium Develompent Goals (Mdgs) dan


Sustainable Development Goals (Sdgs) dalam Kesejahteraan Sosial.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/BISMA/article/download/6479/4727/
 https://www.sdg2030indonesia.org/page/12-tujuan-empat

Anda mungkin juga menyukai