Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM UNTUK MEMBERANTAS KORUPSI


Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Drs. Eko Budiywono, M.H.

Disusun Oleh :
Nadia Putri Kholifah NIM(19122110013)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
BANYUWANGI
2019

1
MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM UNTUK MEMBERANTAS KORUPSI
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Drs. Eko Budiywono, M.H.

Disusun Oleh :
Nadia Putri Kholifah NIM(19122110013)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
BANYUWANGI
2019

2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Sumber Hukum Untuk Memberantas
Korupsi” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Eko Budiywono, M.H. atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan
makalah ini.

Makalah ini disajikan sebagai bacaan ilmiah yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan staf
pengajar, dalam rangka menambah wawasan pengetahuan pendidikan pancasila sebagai mata
kuliah wajib dan banyak dipergunakan diberbagai perguruan tinggi. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Banyuwangi, 20 Desember 2019

3
PENDAHULUAN

Permasalahan bangsa seperti korupsi yang dialami oleh bangsa Indonesia telah berada pada

titik yang mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan adanya dampak yang diakibatkan dari korupsi

sangat luas dan menggangu keberlangsungan proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Segala

proses pembangunan sangat terganggu mulai pembangunan ideologi, politik, ekonomi, sosial

budaya serta pembangunan pertahanan dan keamanan dalam kehidupan masyarakat sosial. Kondisi

tersebut membuktikan bahwa permasalahan korupsi perlu adanya jalan keluar yang terbaru,

supaya permasalahan korupsi yang sudah sangat terstruktur sistematis ini memiliki jalan keluar

yang terbaik.

Indonesia memiliki Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Yang

didalamnya memuat mengenai dasar-dasar moral dan karakter yang seharusnya dimiliki bangsa

Indonesia. Pancasila menjadi suatu dasar moral dan karakter yang diambil dari budaya dan

kemurnian bangsa Indonesia untuk bertindak. Seperti untuk menyelesaikan problem-problem

bangsa. Karena nilai- nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan suatu yang

dijadikan pedoman untuk mengambil suatu tindakan dari sebuah keputusan. Yang bersumberkan

dari kebudayaan dan kepribadian luhur bangsa Indonesia.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan etika pancasila dalam korupsi?

2. Apakah yang menjadi sumber masalah bangsa Indonesia?

3. Bagaimana pancasila bisa menjadi solusi problem bangsa?

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi

Ada berbagai anggapan dan pengertian korupsi yang dikemukakan oleh

masyarakat. Ada beberapa masyarakat beranggapan bahwa korupsi adalah suatu

tindakan penggelapan uang negara. ada pula yang mengartikan bahwa, korupsi adalah

tindakan mencuri hak rakyat. Pendapat- pendapat masyarakat tersebut tidaklah salah.

Sesungguhnya korupsi berasal dari bahasa latin corruptio. Dan dari bahasa Arab rasuah

yang memiliki arti suap.

Ada juga yang berpendapat bahwa korupsi adalah suatu yang busuk, jahat dan

merusak. Sedangkan korupsi menurut Juniadi Suwartoyo, “korupsi adalah tingkah laku

atau tindakan seseorang atau lebih yang melanggar norma-norma yang berlaku dengan

menggunakan dan/atau menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan melalui proses

pengadaan, penetapan pungutan, penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa lainnya

yang dilakukan pada kegiatan penerimaan dan/atau pengeluaran uang atau kekayaan,

penyimpanan uang atau kekayaan serta dalam perizinan dan atau jasa lainnya dengan

tujuan keuntungan pribadi atau golongannya sehingga langsung atau tidak langsung

merugikan kepentingan dan atau keuangan negara”.

Masalah korupsi yang dihadapi saat ini di Indonesia, paling banyak terjadi yaitu

pada sektor publik. Korupsi yang dianggap sebagai masalah sosial yang serius, oleh

karena itu, korupsi ini muncul tidak hanya disebabkan oleh adanya celah hukum yang

ada, namun lebih kepada proses keadaan sosial masyarakat. Kebiasaan masyarakat

yang mendorong memunculkan korupsi, dan menjadikan seseorang untuk mau tidak

mau dihadapkan pada hal yang secara tidak langsung mengharuskan untuk melakukan

5
tindakan-tindakan yang masuk dalam bentuk-bentuk korupsi. Indonesia telah memiliki

sistem hukum positif yang mengakomodasi untuk memberantas tindakan pidana

korupsi. Bahkan telah ada lembaga untuk memberantas korupsi. Namun selama ini,

justru para penegak hukumlah yang melakukan tindakan korupsi. Kenyataannya, dapat

dilihat bahwa masih banyak kasus-kasus korupsi yang belum tuntas, hal ini menjadi

indikator bahwa lembaga yudikatif Indonesia belum dapat maksimal untuk

memberantas tindak pidana korupsi. Apabila hal ini semakin dan tetap berlanjut, maka

dapat berdampak pada berkurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap lembaga

hukum di Indonesia untuk memberantas korupsi.

Maka dari hal itu, Indonesia Dalam pembentukan sistem hukum, menganut pada

Pancasila yang sebagai sumber dari segala sumber hukum. Pancasila adalah sumber

hukum moral bagi bangsa Indonesia, yang diharapkan dapat meminimalisir terjadinya

tindakan korupsi. Hal ini mengacu pada daerah luar negeri seperti negara korea selatan,

China, dan Jepang, yang memilih menanamkan nilai-nilai moral dan kebudayaan yang

ada di dalam diri bangsa dan negaranya, untuk meminimalisir terjadinya tindakan

korupsi. Terdapat pendapat dari Sidarto Danusubroto, bahwa pendidikan moralitas dan

budaya perlu ditanamkan sejak dini seperti halnya di negara korea selatan, Cina dan

Jepang. Meskipun di era globalisasi, tetapi masih mempunyai karakter bangsa. Ketiga

negara tersebut mendidik rakyatnya untuk disiplin, sopan, kerja keras, dan

bertanggung jawab, sehingga tingkat korupsinya di daerah tersebut kecil.

Menguatnya praktek korupsi di Indonesia itu disebabkan para pejabat negara, elite

politik itu tidak mampu mengamalkan nilai-nilai pancasila. Bahkan mereka sangat

apatis, dan tidak peduli dengan pancasila. Pancasila dijadikan sebagai sebuah identitas

6
saja. Tapi, tidak pernah diimplementasikan di dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Padahal, sebagaimana yang kita ketahui secara bersama. Pancasila sebagai

sebuah pandangan hidup itu telah memberikan suatu petunjuk bagi masyarakat

Indonesia. Pancasila yang mempunyai nila-nilai luhur itu sudah seharusnya mampu

dijadikan alat dan tindakan dalam setiap mengambil keputusan dan kebijakan di dalam

sistem pemerintahan di Indonesia.

B. Pandangan etika pancasila dalam korupsi

1. Koruptor tidak memiliki keagamaan yang mengajarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa.

Para pejabat negara dan elite politik tidak akan melakukan korupsi jika mereka mampu

memahami sila Pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, di sini yang dimaksudkan

adalah bahwa Ketuhanan itu memiliki nilai-nilai yang terkandung yaitu ketakwaan dan

keimanan terhadap Tuhan. Sehingga sudah sepatutnya mereka yang melakukan

korupsi harus takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, sudah saatnya nilai-

nilai pancasila itu harus diimplementasikan oleh seluruh masyarakat Indonesia, jati diri

bangsa Indonesia harus dibangunkan kembali dengan mengingat lagi nilai-nilai etis

dan nilai-nilai luhur di dalam kandungan pancasila. Sehingga pancasila perlu

direvitaliasasi kembali sebagai upaya untuk memecahkan persoalan kebangsaan yang

kini di hadapi oleh bangsa Indonesia, mulai dari praktek korupsi dan masalah ekonomi,

sosial, politik.

2. Koruptor tidak memiliki rasa kemanusiaan dan keadilan.

Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut lebih dilihat dalam

konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih

7
diarahkan pada konteks sosial. Di dalam kedua sila tersebut mengandung banyak nilai

luhur, di mana setiap manusia itu harus selalu memperhatikan keadilan, baik itu

keadilan dalam konteks individu maupun keadilan dalam konteks sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia. Padahal, sikap korup itu sama saja dengan melanggar prinsip-prinsip

moral dari kesejahteraan dan keadilan sosial. Sebab apa, yang dipentingkan dari sikap

korup, pada hakikatnya adalah kepentingan individu, bukan kepentingan bersama.

3. Koruptor tidak memiliki rasa persatuan sebagai rakyat, karena yang dicari

kepentingan diri atau kelompok saja.

Oleh karena itu, pancasila harus mampu menyelesaikan persoalan tersebut, di mana

pancasila harus-harus benar diaplikasikan terhadap seluruh masyarakat. Nilai-nilai

yang terkandung di dalam pancasila harus selalu dijadikan langkah dasar di dalam

manusia bertindak dan untuk menyelesaikan problem-problem di dalam kehidupan

manusia.

Untuk mengatasi problem kebangsaan seperti halnya korupsi diperlukanlah etika

pancasila. Untuk itu, agar bangsa ini terlepas dari belenggu ketidakadilan, korupsi, dan

perilaku tidak terpuji lainnya. Maka pembangunan etika pancasila harus selalu

dioptimalkan. Karena tidak mungkin mampu mewujudkan bangsa yang beradab jika

etika masyarakatnya rusak. Lalu bagaimana membangun kesadaran moral anti korupsi

berdasarkan Pancasila? Korupsi secara harafiah diartikan sebagai kebusukan,

keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan

dari kesucian (Tim Penulis Buku Pendidikan anti korupsi, 2019: 23). Kasus korupsi

yang terjadi di Indonesia semakin menunjukkan ekskalasi yang begitu tinggi. Oleh

karenanya, penyelesaian korupsi harus diselesaikan melalui beragam cara atau

8
pendekatan, yang dalam hal ini saya menggunakan istilah pendekatan eksternal

maupun internal. Pendekatan eksternal yang dimaksud adalah adanya unsur dari luar

diri manusia yang memiliki kekuatan ‘memaksa’ orang untuk tidak korupsi. Kekuatan

eksternal tersebut misalnya hukum, budaya dan watak masyarakat.

Dengan penegakan hukum yang kuat, baik dari aspek peraturan maupun aparat

penegak hukum, akan meminimalisir terjadinya korupsi. Demikian pula terciptanya

budaya dan watak masyarakat yang anti korupsi juga menjadikan seseorang enggan

untuk melakukan korupsi. Adapun kekuatan internal adalah kekuatan yang muncul

dari dalam diri individu dan mendapat penguatan melalui pendidikan dan pembiasaan.

Pendidikan yang kuat terutama dari keluarga sangat penting untuk menanamkan jiwa

anti korupsi, dan diperkuat dengan pendidikan formal di sekolah maupun non-formal

di luar sekolah.

Membangun kesadaran moral anti korupsi berdasar Pancasila adalah

membangun mentalitas melalui penguatan eksternal dan internal tersebut dalam diri

masyarakat. Di perguruan tinggi penguatan tersebut dapat dilakukan melalui

pendidikan kepribadian termasuk di dalamnya pendidikan Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati dan diamalkan tentu

mampu menurunkan angka korupsi. Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan Yang

Maha Esa, apabila bangsa Indonesia menyadari jati dirinya sebagai makhluk Tuhan,

tentu tidak akan mudah menjatuhkan martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan

melakukan korupsi. Perbuatan korupsi terjadi karena hilangnya kontrol diri dan

ketidakmampuan untuk menahan diri melakukan kejahatan. Kebahagiaan material

dianggap segala-galanya dibandingkan kebahagiaan spiritual yang lebih agung,

9
mendalam dan jangka panjang. Keinginan mendapatkan kekayaan dan kedudukan

secara cepat menjadikannya nilai-nilai agama dikesampingkan.

Kesadaran manusia akan nilai ketuhanan ini, secara eksistensial akan

menempatkan manusia pada posisi yang sangat tinggi. Hal ini dapat dijelaskan melalui

hirarki eksistensial manusia, yaitu dari tingkatan yang paling rendah, penghambaan

terhadap harta (hal yang bersifat material), lebih tinggi lagi adalah penghambaan

terhadap manusia, dan yang paling tinggi adalah penghambaan pada Tuhan.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna tentu tidak akan

merendahkan dirinya diperhamba oleh harta, namun akan menyerahkan diri sebagai

hamba Tuhan. Buah dari pemahaman dan penghayatan nilai ketuhanan ini adalah

kerelaan untuk diatur Tuhan, melakukan yang diperintahkan dan meninggalkan yang

dilarang-Nya. Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa

dalam konteks Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila merupakan kesatuan organis

yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dengan demikian, akan menjadi

kekuatan moral besar manakala keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai

ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan dijadikan landasan moral

dalam seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam pemberantasan

korupsi.

C. Sumber Masalah Bangsa Indonesia

Berikut adalah masalah-masalah yang terjadi di Indonesia:

1. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah utama yang melanda Indonesia. Hampir di

setiap sudut ditemukan pemukiman kumuh. Ada sekitar 30 juta rakyat Indonesia

10
yang hidup sangat miskin. Penyebab utama kemiskinan adalah ledakan penduduk

yang tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut ditambah lagi

dengan kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal

2. Korupsi

Korupsi sangat merugikan negara. Mereka adalah pencuri berdasi yang

mengambil bukan haknya melainkan hak rakyat dan pencurian uang itu tidak

berjumlah sedikit miliaran bahkan triliunan. Negara kita pada dasarnya memiliki

kekayaan atau dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya namun

dikarenakan negara ini dikerumi oleh para koruptor sehingga uang negara terbuang

sia-sia dan mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyat. Kurangnya efek jera menjadi

penyebab utama korupsi ini.

3. Penegakan Hukum Yang Lemah

Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa hanya rakyat kecil

yang dihukum? Penyebabnya karena hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan.

Orang kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Jangan dulu melihat kasus-

kasus hukum yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita. Terutama saat

ditilang polisi. Apa yang biasanya dilakukan? Tentu saja menyuap polisi tersebut.

Kalau terus saja dibiarkan begini, hancurlah Indonesia.

4. Kualitas Pendidikan yang Rendah

Sistem pendidikan di Indonesia bisa dikatakan sangat buruk. Biaya sekolah

yang semakin mahal tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Memang siswa

selalu lulus dengan nilai sangat baik, tetapi angka tersebut hanya diatas kertas.

Buktinya kualitas penduduk Indonesia masih sangat rendah dibandingkan di negara

11
lain. Tak heran kita selalu mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri sementara kita

selalu mengirim tenaga kerja ke luar negeri sebagai buruh atau pembantu. Kualitas

pendidikan dinegara Indonesia memang tergolong rendah hal ini disebabkan

tingkat kepedulian yang lemah antara sesama masyarakat Indonesia.

5. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Buruk

Sampai sekarang kita tidak bisa mencapai swasembada beras. Padahal

Indonesia adalah negara agraris yang sangat luas. Namun karena kesejahteraan

petani tidak pernah diperhatikan, banyak dari mereka yang menjual lahan

pertaniannya dan dialih fungsikan menjadi perumahan. Kita juga tidak pernah

menikmati hasil bumi kita yang melimpah secara utuh. Justru pihak asing yang

mengelola dan mengambil hasil pertambangan kita, sedangkan kita hanya

mendapatkan pemasukan dari pajak dan upah buruh. Seharusnya pemerintah

membuat suatu program dukungan kepada petani memberikan segala yang

dibutuhkan petani agar menumbuhkan semangat mereka untuk menanam padi di

lahan negara. Hal ini jelas akan membantu perekonomian negara kita tidak perlu

lagi membeli beras dari negara lain. Seharusnya pemerintah menjaga keutuhan

negara termasuk lahan masyarakat agar pengusaha asing tidak membeli tanah

mereka. Apabila mereka menjual tanah, mereka tidak dapat merasakan kehidupan

yang makmur dalam jangka waktu yang lama sedangkan jika mereka tidak menjual

tanah dan memanfaatkan lahannya untuk bertani maka itu lebih bermanfaat dan

akan menjamin kehidupannya lebih lama.

12
6. Kasus SARA yang Merajalela

Indonesia adalah negara yang memiliki suku bangsa dan agama yang

beragam. Di sekitar kita mungkin kehidupan antara umat beragaman sudah rukun.

Tetapi di beberapa tempat masih saja ada kasus yang menyangkut SARA. Seperti

meminta seorang pemimpin untuk turun hanya karena agamanya tidak sama dengan

agama mayoritas, perusakan tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, dan

saling ejek antar agama di dunia maya. Jika masalah ini dibiarkan terjadi, maka

akan terjadi disintegrasi bangsa dan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa. .

Negara ini kaya akan kebudayaan yang berbeda namun ini kembali pada kita semua

tugas kita sebagai sesama bangsa Indonesia yang memiliki latar belakang dan

tujuan yang sama, kita memiliki nasib yang sama. Sebagai mahasiswa yang

memiliki pendidikan tinggi dapat membantu hal ini dengan kuliah kerja lapangan

yang dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kita dapat menyebarkan nilai-nilai

Pancasila, rasa nasionalisme yang tinggi, rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi

karena kita memiliki tujuan dan latar belakang yang sama meskipun kita dibedakan

oleh suku, ras dan agama hal itu tidak dapat memisahkan nasib kita. Hal ini kita

sebarkan kepada mereka yang jauh dari perhatian pemerintahan. Walaupun hal ini

memiliki tanggung jawab yang besar dan resiko yang tinggi. Bisa saja dalam

penyebaran kebaikan untuk memperkuat rasa persatuan, kita harus

mempertaruhkan keselamatan dan nyawa seperti halnya di daerah pulau Papua.

7. Kesenjangan Sosial

Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya akan tetap kaya

sampai tujuh turunan, sedangkan orang miskin tetaplah miskin walau sekeras

13
apapun dia bekerja. Tidak hanya itu mereka yang kaya tidak merasa puas apalagi

bersyukur akan harta yang mereka miliki. Begitu pula dengan orang-orang yang

berada di kalangan bawah merasa susah menjalankan hidup akhirnya mereka

melakukan hal-hal yang seharusnya mereka tidak lakukan yang mengakibatkan

marak kriminalitas di Indonesia. Pemerintah sebaiknya mengendalikan hal ini

dengan membatasi kekayaan orang-orang kaya di Indonesia. Mereka yang memiliki

uang tidak terhingga melebihi kebutuhan akan dirinya lebih baik menyumbangkan

hartanya kepada masyarakat. Pengusaha yang kaya di undang dalam suatu

perkumpulan untuk melakukan bantuan kepada rakyat Indonesia. Namun perlu

diingat sebagai orang yang memiliki keungan yang tinggi tidaklah sepatutnya

berbangga dan menyombongkan diri apalagi merendahkan rakyat miskin.

8. Kemacetan

Di beberapa kota besar di Indonesia, kemacetan sudah menjadi hal yang

lumrah. Kemacetan disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor yang

meningkat dan banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan

bermotor ketimbang bersepeda walaupun jarak tempuhnya cukup dekat. Contohlah

Singapura dimana penduduknya setiap hari menggunakan angkutan umum dan mau

berjalan menuju tempat kerjanya. Andai saja kita memiliki jiwa kepedulian yang

tinggi, menahan diri dari keinginan yang membuat kita bersifat boros, berjiwa mau

mengalah, kedisiplinan yang tinggi serta keinginan untuk sehat yang tinggi maka

kemacetan tidak akan dijumpai dinegara kita. Mereka yang perduli sesama akan

menolong siapapun tanpa pamrih saat berkendara baik itu angkotan umum, maupun

pribadi. Sebaiknya pemerintah menekan angka kemacetan dengan melarang setiap

14
warga negara Indonesia yang mempunyai mobil lebih dari satu atau sesuai dengan

kebutuhan saja tidak untuk dikoleksi atau tidak memberikan mobil kepada anak

yang dibawah umur untuk pergi kesekolah. Biarkan anak sekolah atau mahasisa

pergi ke tempat pendidikannya menggunakan angkotan umum atau bahkan jika

jaraknya tidak terlalu jauh maka lebih baik jalan kaki atau bersepeda selain

menumbuhkan rasa displin yang tinggi karena harus bangun dan pergi pagi ke

sekolah agar tidak terlambat mereka juga akan merasakan manfaatnya bagi

kesehatan.

9. Pengangguran

Angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Bahkan orang-orang

pengangguran kebanyakan sudah sarjana. Pengangguran menjadi penyebab utama

kemiskinan. Kurangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab

terjadinya pengangguran. Sebaiknya penganggur tersebut menjadi pengusaha.

Banyak sekali pengusaha sukses yang awalnya adalah seorang pengangguran.

Tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintahan yaitu membuka dan

menciptakan lapangan kerja bagi rakyatnya bukan menutup mata pencarian atau

bahkan menggantinya dengan tenaga kerja asing.

10. Banyak Daerah yang Kurang Diperhatikan

Banyak sekali terdapat daerah tertinggal di negara ini terutama di kawasan

dekat perbatasan negara dan bagian timur Indonesia. Pembangunan cenderung

berpusat di sekitar pulau Jawa, Sumatera, dan Bali saja. Mungkin karena hanya

daerah tersebut yang paling potensial. Tetapi sebaiknya pemerintah

15
memperhatikan daerah lain. Siapa tahu daerah yang kurang diperhatikan tersebut

sebenarnya sangat berpotensi bagi pembangunan negara. . Seharusnya pemerintah

mengambil pelajaran dari setiap kasus daerah yang ingin memisahkan diri,

intropeksi diri tidak hanya dilakukan di kalangan masyarakat namun juga

pemerintah. Tentu saja daerah-daerah yang ingin memisahkan diri memiliki

alasan tersendiri salah satunya ketidakadilan pemerintah dalam memperhatikan

daerah yang menjadi tanggungjawabnya. Pemerintah juga tidak dapat

menyalahkan rakyat dalam kasus ini sebab yang mesti memperhatikan rakyatnya

adalah pemimpin rakyat tersebut bukannya rakyat yang mengemis meminta

perhatianpemerintah.

D. Pancasila Menjadi Solusi Problem Bangsa

Situasi negara Indonesia saat ini begitu memprihatinkan.Begitu banyak masalah

menimpa bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensional.Krisis ekonomi,

politik, budaya, sosial, hankam, pendidikan dan lain-lain, yang sebenarnya berhulu

pada krisis moral.Tragisnya, sumber krisis justru berasal dari badan-badan yang ada di

negara ini, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif, yang notaben. badan-badan

inilah yang seharusnya mengemban amanat rakyat.

Setiap hari kita disuguhi beritaberita mal-amanah yang dilakukan oleh orang-orang

yang dipercaya rakyat untuk menjalankan mesin pembangunan ini. Sebagaimana telah

dikatakan bahwa moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi krisis.

Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis

dapat diatasi.Indikator kemajuan bangsa tidak cukup diukur hanya dari kepandaian

16
warganegaranya, tidak juga dari kekayaan alam yang dimiliki, namun hal yang lebih

mendasar adalah sejauh mana bangsa tersebut memegang teguh moralitas. Moralitas

memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan suatu bangsa.

Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu moralitas individu, moralitas sosial

dan moralitas mondial. Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip

baik yang bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi

cara berpikir dan bertindak. Seorang yang memiliki moralitas individu yang baik akan

muncul dalam sikap dan perilaku seperti sopan, rendah hati, tidak suka menyakiti orang

lain, toleran, suka menolong, bekerja keras, rajin belajar, rajin ibadah dan lain-lain.

Moralitas ini muncul dari dalam, bukan karena dipaksa dari luar. Bahkan, dalam situasi

moral yang terjadi di luar dirinya, seseorang yang memiliki moralitas individu kuat

akan tidak terpengaruh. Moralitas individu ini terakumulasi menjadi moralitas sosial,

sehingga akan tampak perbedaan antara masyarakat yang bermoral tinggi dan rendah.

Adapun moralitas mondial adalah moralitas yang bersifat universal yang berlaku di

manapun dan kapanpun, moralitas yang terkait dengan keadilan, kemanusiaan,

kemerdekaan, dan sebagainya. Moralitas sosial juga tercermin dari moralitas individu

dalam melihat kenyataan sosial. Bisa jadi seorang yang moral individunya baik tapi

moral sosialnya kurang, hal ini terutama terlihat pada bagaimana mereka berinteraksi

dengan masyarakat yang majemuk. Sikap toleran, suka membantu seringkali hanya

ditujukan kepada orang lain yang menjadi bagian kelompoknya, namun tidak toleran

kepada orang di luar kelompoknya. Sehingga bisa dikatakan bahwa moral sosial tidak

cukup sebagai kumpulan dari moralitas individu, namun sesungguhnya lebih pada

17
bagaimana individu melihat orang lain sebagai manusia yang memiliki harkat dan

martabat kemanusiaan yang sama.

Moralitas individu dan sosial memiliki hubungan sangat erat bahkan saling tarik-

menarik dan mempengaruhi.Moralitas individu dapat dipengaruhi moralitas social,

demikian pula sebaliknya.Seseorang yang moralitas individunya baik ketika hidup di

lingkungan masyarakat yang bermoral buruk dapat terpengaruh menjadi

amoral.Kenyataan seperti ini seringkali terjadi pada lingkungan pekerjaan. Ketika

lingkungan pekerjaan berisi orang orang yang bermoral buruk, maka orang yang

bermoral baik akan dikucilkan atau diperlakukan tidak adil. Seorang yang moralitas

individunya lemah akan terpengaruh untuk menyesuaikan diri dan mengikuti. Namun

sebaliknya, seseorang yang memiliki moralitas individu baik akan tidak terpengaruh

bahkan dapat mempengaruhi lingkungan yang bermoral buruk tersebut. Moralitas

dapat dianalogikan dengan seorang kusir kereta kuda yang mampu mengarahkan ke

mana kereta akan berjalan. Arah perjalanan kereta tentu tidak lepas dari ke mana tujuan

hendak dituju. Orang yang bermoral tentu mengerti mana arah yang akan dituju,

sehingga pikiran dan langkahnya akan diarahkan kepada tujuan tersebut, apakah

tujuannya hanya untuk kesenangan duniawi diri sendiri saja atau untuk kesenangan

orang lain atau lebih jauh untuk kebahagiaan ruhaniah yang lebih abadi, yaitu

pengabdian pada Tuhan.

18
PENUTUP

Kesimpulan

Pada kondisi saat ini banyak persoalan-persoalan bangsa yang tidak kunjung
selesai, ini merupakan wujud lunturnya nilai-nilai pancasila dari jiwa bangsa
Indonesia. Sebenarnya semua persoalan itu dapat terselesaikan dengan membentuk
karakter sebagai identitas sebuah bangsa. Sebuah karakter yang dapat membuat bangsa
ini lebih baik dan memiliki pendirian yang teguh.
Moralitas, saat ini menjadi barang yang sangat mahal karena semakin langka
orang yang masih betul-betul memegang moralitas tersebut. Namun dapat juga
dikatakan sebagai barang murah karena banyak orang menggadaikan moralitas hanya
dengan beberapa lembar uang. Ada keterputusan antara alinea I, II, III dengan alinea
IV. Nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar sekaligus tujuan negara ini telah
digadaikan dengan nafsu berkuasa dan kemewahan harta. Egoisme telah mengalahkan
solidaritas dan kepedulian pada sesama.
Perbuatan korupsi terjadi karena hilangnya kontrol diri dan ketidakmampuan
untuk menahan diri melakukan kejahatan. Penanaman nilai paling efektif adalah
melalui pendidikan dan media. Pendidikan informal di keluarga harus menjadi
landasan utama dan kemudian didukung oleh pendidikan formal di sekolah dan non-
formal di masyarakat. Peran media juga sangat penting karena memiliki daya jangkau
dan daya pengaruh yang sangat kuat bagi masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/304181274/Pancasila-Sebagai-Solusi-Problem-Bangsa-Dalam-
Bidang-Korupsi

https://www.scribd.com/document/367785150/Pancasila-Sebagai-Solusi-Problem-Bangsa

Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Paradigma: Yogyakarta

http://segallaada.blogspot.co.id/2015/04/etika-pancasila.html

Baharudin, Lopa, 1997. Masalah Korupsi Dan Pemecahannya. Jakarta: Kipas Putih Aksara

20

Anda mungkin juga menyukai