Anda di halaman 1dari 6

RESUME MAKALAH

PANCASILA DALAM PARADIGMA PEMBANGUNAN

PADA MASA PANDEMI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:

Dr. Tri Susilowati, S.H M.H

DOMBO FANDI DAROJAD (21610049)

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS DARUL ULUM ISLAMIC CENTRE


SUDIRMAN GUPPI

UNGARAN

2021
A. Pengertian Paradigma
Paradigma secara sederhana dapat diartikan sebagai kerangka pikir
untukmelihat suatu permasalahan. Pengertian paradigma berkembang dari definisi
paradigma pengetahuan yang dikembangkan oleh Thomas Kuhn dalam
rangkamenjelaskan cara kerja dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya
ilmu-ilmualam. Paradigma pengetahuan merupakan perspektif intelektual yang
dalam kondisinormal memberikan pedoman kerja terhadap ilmuwan yang
membentuk masyarakat ilmiah dalam disiplin tertentu.
Paradigma sendiri merupakan asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi
nilai (sumber nilai) sehingga menjadi suatu sumber hukum, metode serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan sendiri. Arti paradigma ditinjau dari asal-usul dari beberapa bahasa
diantaranya; menurut bahasa inggris paradigma berarti keadaan lingkungan.
Sedangkan menurut bahasa yunani paradigma yakni ‘para’ yang berarti
disamping, disebelah, dan dikenal. Kemudian menurut kamus psikologi
paradigma diartikan sebagai suatu model atau pola dalam mendemonstrasikan
semua fungsi yang memungkinkan dari apa yang tersajikan.
Pancasila sebagai paradigma memiliki artian bahwa nilai-nilai dasar
pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolak ukur segenap
aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai
konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Hal ini sesuai dengan kenyataan
objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia, sedangkan negara
merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia maka tidak berlebihan
apabila pancasila menjadi landasan dan tolak ukur penyelenggaraan bernegara
termasuk dalam melaksanakan pembangunan.
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Di Berbagai Aspek
1. Pancasila Sebagai Paradigma Dibidang Politik
Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik adalah meletakkan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai sumber nilai politik . Sumber
nilai politik harus mengacu pada nilai-nilai pancasila terutama sila ke-4 dimana
semua praktik-praktik politik harus berkembang atas asas kerakyatan.
2. Pancasila Sebagai Paradigma Dibidang Hukum
Menurut ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum, dengan demikian semua peraturan perundang-
undangan di Indonesia harus tidak boleh bertentangan dengan pancasila sebagai
Dasar Negara. Pembukaan UUD 1945 yang memuat pancasila tidak boleh dirubah
oleh siapapun juga termasuk MPR. Hal ini didasarkan pada Pasal 3 dan Pasal 37
karena merubah isi pembukaan berarti pembubaran Negara. Salah satu tujuan
bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung
jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia
secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah
mengikut sertakan seluruh komponen bangsa.
Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). Sistem pertahanan
yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya
nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran
atas hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana
pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
masalah pertahanan negara dan bela negara.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah
diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002
tentang pertahanan Negara. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa
Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi,
yang di dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi,
yaitu: (1) adanya perlindungan terhadap HAM, (2) adanya susunan ketatanegaraan
negara yang mendasar, dan (3) adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas
ketatanegaraan yang juga mendasar.Sesuai dengan UUD 1945, yang di dalamnya
terdapat rumusan Pancasila,
3. Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada moralitas ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal itu
bertujuan untuk mensejahterakan pancasila sebagai kehidupan berbanga. Dalam
pembangunan ekonomi, pemerintah harus berlandaskan pancasila terutama
kelima, yaitu keadilan social bagi seluruh rakyat Indosenia. Dengan pijakan
ekonomi kerakyatan sebesar-besarnya unuk kemakmuran rakyat. Selain itu,
pembangunan ekonomi harus berdasarkan moralitas kemanusiaan dan ketuhanan.
4. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya
Pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.Kemudian
berdasarkan sila kesatuan Indonesia, pembangunan social budaya di kembangkan
atas dasar penghargaan terhadap busaya-budaya yang beragam di Nusantara.
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak
dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini sebagaimana
tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan
harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam,
brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia
adil dan beradab. Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus
mampu meningkatkan derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat
mengembangkan dirinya dari tingkat homo menjadi human. Berdasar sila
persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar
penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam si seluruh
wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa. Perlu
ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai
kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima
sebagai warga bangsa.
Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan
kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial. Paradigma-
baru dalam pembangunan nasional berupa paradigma pembangunan
berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu
diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang
terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak
asasi individu secara berimbang (Sila Kedua).
5. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama
Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan
santun, bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia
internasional. Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural.
Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja
bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita.
Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak
kalangan karena ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa Agama. Ketika
bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat
muslim, hal ini karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Masyarakat muslim di Indonesia memang terdapat beberapa aliran yang tidak
terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat oleh umat Islam menurut sebagian
umat non muslim mereka seakan-seakan merepresentasikan umat muslim.
Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat
beragama.
C. Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi diri dalam konteks Pancasila mengacu pada realisasi potensi
dan pertumbuhan seseorang. Tahapan ini digambarkan sebagai keinginan untuk
mencapai segala sesuatu sehingga seseorang bisa menjadi yang terbaik. Pancasila
sebagai sebuah pembiasaan harusnya ditempatkan dalam konteks ini. Ia memberi
ruang kepada setiap warga negara untuk mengatualisasikan dirinya, menjadi
warga negara terbaik sebisa yang dapat diwujudkan. Bukan mengatur seseorang
menjadi warga negara yang baik menurut kepentingan sekelompok orang. Dalam
praktik pemenuhan kebutuhan akan pendidikan yang layak, Pancasila tidak hanya
berhenti pada tataran diskusi, beradu argumentasi atau jual-beli wacana yang
pada akhirnya kontraproduktif, melainkan harus mendorong para peserta didik
untuk berpikir kreatif tentang apa saja yang dapat dicapai dengan pengetahuan
yang mereka miliki. Peserta didik didorong untuk memiliki rasa percaya diri
untuk melakukannya.
Model pembelajaran berbasis inquiry memberi ruang bagi peserta didik
menggali lebih dalam ketika mereka merasa cukup percaya diri dalam melakukan
sesuatu, memiliki harga diri, dan keberanian untuk mengambil risiko. Model ini
menjadi salah satu pilihan cara untuk memahami pengetahuan melalui
pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai