Dosen Pengampu:
Beben Muhammad Bachtiar, M.pd
Oleh:
Farhan Dhika Prianggi
farhandprianggi@gmail.com
Abstrak
Pancasila merupakan jiwa seluruh rakyat Indonesia yang dijadikan sebagai pandangan
hidup bangsa. Konsekuensinya, pembangunan nasional harus mencerminkan nilai-nilai
Pancasila. Yakni nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan. Sebab pada dasarnya pembangunan nasional diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa hakikat pembangunan
nasional adalah: mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum,
melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan ketertiban dunia
dan perdamaian abadi. Dalam hal ini, Pancasila merupakan landasan pembangunan yang
ideal karena nilai-nilainya sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki arti bahwa segala aspek
pembangunan nasional harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu pembangunan
nasional ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek
rohani, jasmani, aspek individu, sosial, dan ketuhanan.
Pendahuluan
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan,
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok
persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan, sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu
dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah
kegiatan. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif
menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang
dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa
Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Pembangunan nasional
sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa
Pembangunan pada hakikatnya adalah proses perubahan yang terus-menerus yang
merupakan kemajuan dan perbaikan menuju kearah tujuan yang ingin dicapai. Jadi
membangun adalah mengubah keadaan yang belum baik menjadi lebih baik lagi demikian
seterusnya. viii Hakikat pembangunan bangsa dalam membangun manusia indonesia
seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat indonesia ini berarti bahwa segala upaya
pembangunan adalah dalam rangaka kepentingan dan kebutuhan manusia, baik lahir maupun
batin dan sekaligus juga dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan
keseluruh wilayah tanah air pembangunan yang ekonomi yang sentris cenderung merupakan
gagasan-gagasan utama yang, melandasinya yaitu: nilai-nilai pancasila. Kehadiran pancasila
ditengah-tengah pembangunan seyogianya sebagai partner dialog agar pancasila itu
mengawasi pelaksanaan pembangunan.
Dalam artian pancasila hadir sebagai' yang mengamati' apakah pembangunan sudah
sesuai belum dengan nilai-nilai pancasila. Pancasila sebagai ideologi seharusnya benar-benar
hidup dan diterapkan dalam setiap langkah kehidupan, dalam setiap gerak langkah
pembangunan yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat indonesia, pancasila
harus dijadikan paradigma pembangunan bangsa, sebagai sumber nilai, kerangka pikir,
orientasi dasar, sumber asas, sumber arah, dan proses dalam bidang pembangunan nasioanl.
Tujuan pembangunan nasioanl adalah mewujudkan sila-sila pancasila kelima misalnya
kedilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mencakup:
a. Perwujudan keadilan, sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi
seluruh rakyat indonesia,
b. Keadilan dalam kehidupann sosial terutama meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan pertahanan, keamanan nasional,
c. Ciat-cita masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual yang merata bagi seluruh
rakyat indonesia,
d. Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain,
e. Cinta akan kemajuan dan pembangungan.
Kesimpulan
Istilah paradigma berasal dari kata Inggris paradigm yang berarti model, pola, atau
contoh. Paradigma awalnya digunakan dalam ranah ilmu pengetahuan. Dalam ranah ilmu
pengetahuan, paradigma diartikan sebagai model atau kerangka berpikir. Namun, seiring
berjalannya waktu, istilah paradigma mulai digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2019) karya Edi Rohani,
dijelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, paradigma berkembang menjadi terminologi
yang mengandung pengertian sebagai sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber
asas, tolak ukur, parameter, serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, dan
proses dalam bidang tertentu, termasuk dalam pembangunan maupun proses pendidikan.
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa paradigma menempati posisi dan fungsi
yang strategis dalam setiap proses kegiatan. Perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan
hasil dalam setiap kegiatan dapat diukur dengan paradigma tertentu yang diyakini
kebenarannya.Dalam konteks negara Indonesia, paradigma yang diyakini kebenarannya
adalah pancasila. Pancasila bisa dikatakan sebagai paradigma karena pancasila dijadikan
landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam setiap program
pembangunan nasional.
Pembangunan nasional sendiri merupakan rangkaian upaya pembangunan
berkesinambungan yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan
keamanan. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kemakmuran
masyarakat Indonesia. Lebih lanjut, Heri Herdiawanto dan kawan-kawan dalam bukunya
yang berjudul Spiritualisme Pancasila (2018), menjelaskan bahwa secara filosofis hakikat
kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu
konsekuensi bahwa dalam setiap pelaksanaan pembangunan nasional harus didasarkan atas
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Dengan menempatkan pancasila sebagai
paradigma pembangunan nasional, maka semangat, arah, dan gerak pembangunan nasional
harus mencerminkan pengamalan semua sila pancasila sebagai sebuah kesatuan yang utuh
Daftar Pustaka
Ahmad Calam dan Sobirin, “Pancasila sebagai kehidupan berbangsa dan bernegara”,
Jurnal SAINTIKOM, Volume 4, No. 1, Januari 2008.
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma Offeet, 2010. Rahayu, Ani Sri,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
http://anakmudaberbagi.blogspot.com/2013/06/makalah-pancasilasebagai-
paradigma.html.
http://ayups87.wordpress.com/2013/11/01/pancasila-sebagai-paradigmakehidupan-
dalam-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara-singkat/.