Disusun Oleh :
Muhammad Nur Karim Al Ismariy (23110122)
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Apa pentingnya sebuah landasan bagi negara kita ?
B. Apa pengertian landasan yuridis?
C. Bagaimana penerapan landasan yuridis dalam pendidikan
pancasila di Indonesia?
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
C. LATAR BELAKANG
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dan
bila kita kembali kepada hakikat pendidikan maka pendidikan pada esensinya juga bertujuan
untuk membantu manusia menemukan hakikat kemanusiaannya. Proses humanisasi ini
adalah proses pembebasan, yaitu pembebasan manusia dari belenggu stuktur sosial, hegemoni
kekuasaan, cara pikir yang salah, doktrin tertentu dan sebagainya. Namun dalam kehidupannya
manusia membuat rule , aturan atau landasan hukum agar pendidikan itu berjalan sistematis dan
memenuhi harapan daripada tujuan pendidikan itu sendiri.
Dalam negara hukum seperti negara kita Indonesia ini, setiap tindakan pemerintahan
baik dalam pengaturan maupun dalam pelayanan harus berdasarkan atas hukum (peraturan
perundang-undangan), karena dalam negara – negara terdapat prinsip wetmatigheid van bestuur
atau asas legalitas. Asas ini menentukan bahwa tanpa adanya dasar wewenang yang diberikan
oleh suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka segala macam aparat pemerintah
tidak memiliki wewenang yang dapat mempengaruhi atau mengubah keadaan atau posisi hukum
warga masyarakatnya.
D. RUMUSAN MASALAH
Dari banyaknya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pendidikan di negara
Indonesia, dapat kita temukan permasalahan yang perlu dikupas dalam makalah ini, yaitu :
E. TUJUAN PENULISAN
lingkungan kehidupan.
Hubungan landasan yuridis dengan pendidikan itu sendiri sebagai berikut :
Landasan yuridis pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep peraturan
perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan Indonesia, yang menurut
Undang-Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia,
Ketetapan MPR, Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang,
peraturan pemerintah, Keputusan Presiden, peraturan pelaksanaan lainnya, seperti
peraturan Menteri, Instruksi Menteri, dan lain-lain.
bagian dari sistem pendidikan nasional, kiranya perlu ada komitmen dan good will dari
pemerintah untuk secepatnya menata profesi konseling, salah satunya dengan berupaya
melibatkan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) selaku wadah yang
menaungi para konselor dan para pakar konseling untuk duduk bersama merumuskan
kewajiban dan Hak-hak yang dimiliki sesuai dengan koridor yang seharusnya. Manusia itu
dilahirkan mempunyai hak yang tidak dapat dirampas dan dihilangkan. Hak-hak itu harus
dihormati oleh siapapun. Golongan manusia yang berkuasa tidaklah diperkenankan
memaksakan kehendaknya yang bertentangan dengan hak seseorang.
3. Sila Persatuan Indonesia
Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan
dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang bersifat
sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Kesatuan Yang Maha
Esa dan Kemanusian Yang Adil dan Beradab serta mendasari dan dijiwai sila Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Persatuan dalam sila ketiga ini meliputi
makna persatuan dan kesatuan dalam arti idiologis, ekonomi, politik, sosial budaya dan
keamanan. Nilai persatuan ini dikembangakan dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia
yang senasib. Nilai persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Perwujudan Persatuan Indonesia
adalah manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keberagaman budaya
atau etnis yang bukannya ditunjukkan untuk perpecahan namun semakin eratnya
persatuan, solidaritas tinggi, serta rasa bangga. Kita ketahui bersama bahwa Negara
Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang. Dibutuhkan sumber daya masyarakat
yang bagus untuk membuat Indonesia menjadi semakin berkembang. Dibutuhkan pula
persatuan yang erat antar sesama warganegara. Dengan adanya pendidikan maka dapat
dijadikan sarana untuk meningkatkan persatuan dengan pola pikir pancasila yang selalu
diterapkan dilingkungan pendidikan. Sila “Persatuan Indonesia” harus dijadikan sebagai
dasar persatuan dikalangan intelektual dan harus selalu diterapkan dalam lingkungan
pendidikan, terutama saat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
yang dicanangkan dalam program Wajib Belajar 9 Tahun.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan atau Perwakilan
Wajib belajar 9 tahun yang merupakan salah satu program yang gencar di
galangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS). Diwajibkan setiap
warga Negara untuk bersekolah selama 9 tahun, pada jenjang pendidikan dasar yaitu dari
tingkat kelas 1 sekolah dasar (SD) / Madrasah Diniyah (MI) hingga kelas 9 sekolah
menengah pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS). Seperti kita ketahui
bersama Pendidikan merupakan satu aspek penting untuk membangun bangsa. Hampir
semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam
Program Pembangunan Nasional. Sumber daya manusia yang bermutu yang merupakan
Produk Pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan suatu Negara. Mendiknas
menargetkan wajib belajar 9 tahun kepada seluruh anak Indonesia, tanpa kecuali.
Berdasarkan sila keempat Pancasila “Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
membiayainya “.
3. “ Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
“.
4. “ Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-jkurangnya 20% dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah “.
5. “ Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan manusia “.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan diwajibkannya Program WAJAR 9 tahun ini,
semakin memperjelas mengenai peranan sila ke-5 Pancasila dalam mewujudkan salah satu
tujuan negara, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
pendidikan secara layak dan adil untuk setiap warga Negara Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Supaya yuridis pendidikan di Indonesia seturut dengan 5 sila pancasila, maka harus
ada keseimbangan antara masyarakat dan pemerintah yang membuat peraturan perundangan
mengenai pendidikan. Dalam hal ini berarti masyarakat harus pandai menuntut haknya
secara benar di hadapan pemerintah tanpa harus melakukan orasi liar yang merugikan
banyak pihak. Begitu pula dengan pemerintah, pemerintah harus bisa meminimalisasi
konsekuen dari peraturan perundangan mengenai pendidikan yang telah dibuat. Bukan
hanya semata-mata karena kepentingan pribadi, namun peraturan perundangan yang dibuat
pemerintah tentu harus berdampak baik bagi masyarakat Indonesia. Supaya yuridis
pendidikan di Indonesia berjalan sesuai UUD 1945 dan Pancasila
kedamaian dalam kehidupan manusia tanpa kekerasan. seperti yang dimaksudkan oleh
Paulo freire, proses pendidikan secara hirarki diharapkan untuk mencapai koentisasi humanisasi,
yakni pembebasan dalam memanusiakan manusia, atau pendidikan seutuhnya.sebagai pelaksana
dan penegak hukum yang diciptakan oleh legislatif akan melaksanakan dan menerapkannya
secara konsekwen tanpa ada penyimpangan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ali. 2007, Guru Dalam Proses BelajarMengajar, Jakarta : Rineka Cipta
Nana Syaodih S. 2009, LandasanPsikologi Proses Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Prayitno, 2009, DasarTeoridanPraksisPendidikan, Jakarta :KompasGramedia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.