Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 5:

1. MUH. ADRIANSYAH JOKO.S

2. MUH. SYAHRIL HIDAYAT K.

3. RANDA MAS KOURNIKOVA

4. ROSNIANTI

5. UMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PELITA NUSANTARA BUTON

JURUSAN PGSD

2020
KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah s.w.t.  Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah s.a.w.  Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas 
makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah landasan pendidikan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
kerja keras dan kerja sama yang baik dari anggota kelompok kami, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan Dasar
Hukum Pendidikan di Indonesia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa sekolah tinggi keguruan
dan ilmu pendidikan . Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari
sempurna. Untuk itu,  kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan 
pembuatan  makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

Pasarwajo, 29 September 2020

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Dasar Hukum Pendidkan


B. Dasar Hukum Pendidikan di Indonesia
C. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan dari Perspektif Hukum
D. Dampak Konsep Pendidikan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan
Sebagai Negara yang besar dan dengan sumber daya alamnya yang melimpah pada
dasarnya Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi salah satu bangsa yang maju,
bermartabat dan lebih baik dari saat ini, dan itu semua dapat terwujud tentunya dengan
dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif dan memiliki visi yang jelas dan
terarah untuk kemajuan bangsa. Untuk memenuhi tujuan terciptanya sumber daya manusia
yang berkualitas tentunya pendidikan adalah faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan.

Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada
pasal 3 (tiga) yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

B.     Rumusan Masalah

1.     Apa Definisi Dasar Hukum Pendidikan ?


2.     Apa Dasar Hukum Pendidikan di Indonesia ?
3.     Apa saja kebijakan kebijakan pendidikan dari prespekif hukum?
4. Apa saja dampak konsep pendidikan?

C.    Tujuan

1     Agar Mengetahui Definisi Dasar Hukum Pendidikan


2.    Agar Mengetahui Dasar Hukum Pendidikan Di Indonesia
3. Agar mengetahui kebijakan pendidikan dari segi prespektif hukum
4. Agar mengetahui dampak yang terjadi pada praktik pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Dasar Hukum Pendidikan


Hukum adalah aturan yang harus ditaati, bila dilanggar mendapat sangsi sesuai
dengan aturan yang berlaku. Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat
berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini
kegiatan pendidikan. Tetapi tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan
baku ini, contohnya aturan cara mengajar, cara membuat persiapan, supervisi, yang sebagian
besar dikembangkan sendiri oleh para pendidik.

B.     Dasar Hukum Pendidikan di Indonesia


Landasan Hukum Pendidikan (Aspek Legal Formal), yaitu sebagai berikut :
1.      Pendidikan Menurut Undang Undang Dasar 1945
Pasal pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang Undang Dasar 1945 hanya 2
pasal, yaitu pasal 31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah
membiayai wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal 20% dari
APBN dan APBD, dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32 mengatur tentang
kebudayaan.
2.      Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga
terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum (istilah-istilah terkait dalam
dunia pendidikan), dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan
pendidikan, hak dan kewajiban warga negara, orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur
jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar, standar nasional pendidikan, kurikulum,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan,
pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan
sertifikasi, pendirian satuan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara
lain, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.
Sebagai Induk peraturan perundang undangan pendidikan mengatur pedidikan pada
umumnya, artinya yang bertalian dengan pendidikan, mulai dari pra-sekolah sampai dengan
perguruan tinggi.
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan
berdasarkan pada Pancasila dan undang –undang Dasar 1945 (pasal 1 ayat 2 dan 7).
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam
penyelenggaraan pendidikan (Pasal 1 ayat 7). Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah (pasal 21 ayat 1, butir 1). Setiap
warga negara berhak atas kesempatan yang seluas luasnya untuk mengikuti pendidikan agar
memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar (pasal 6).
Menurut UU RI NO. 20 tahun 2003 bahwa teori-teori pendidikan dan praktek-praktek
pendidikan yang diterapkan di Indonesia haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.
Merupakan kewajiban para pakar pendidikan untuk memikirkan teori dan praktek pendidikan
yang berakar pada budaya bangsa sendiri.
Program wajib belajar untuk memberikan kesempatan bagi warga negara untuk belajar
minimal setara tamatan SLTP sederajat, tanpa membedakan jenis kelamin, agama, ras, suku,
kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi.
3.      Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum(istilah-istilah
dalam undang-undang ini), kedudukan fungsi dan tujuan , prinsip profesionalitas, seluruh
peraturan tentang guru dan dosen dari kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai
organisasi profesi dan kode etik, sanksi bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan
kewajiban sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

4.      Undang-Undang yang berkaitan dengan kependidikan

1.      Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan
2.      Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
3.      PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik
4.      Permendiknas No.5 tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang Pendidikan tahun 2006,termasuk pemberian Block Grant/Subsidi Sekolah
5.      Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
6.      Permendiknas No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
7.      Permendiknas No.24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Mendiknas No.22 tahun
2006 dan Peraturan Mendiknas No.23 tahun 2006

5.      Yang berhubungan dengan Peraturan Kepegawaian

1.      PP No.47 tahun 2005 tentang PNS yang menduduki Jabatan Rangkap.
2.      PP No.48 tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS
3.      Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.21 tahun 2005 tentang Pedoman
Pendataan dan Pengolahan Tenaga Honorer.

6.      Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan sebagai berikut

1.      PP Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah.


2.      PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar.
3.      PP Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
4.      PP Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.

c.      Kebijakan-Kebijakan Pendidikan Dari Perspektif Hukum


Pendidikan di Indonesia saat ini sudah semakin berkembang, meskipun terdapat
sebagian orang yang menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia terpuruk. Pada hakikatnya
bukan hasil pendidikan yang terpuruk melainkan standar pendidikan yang setiap tahun selalu
mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju memang pendidikan
di Indonesia masih tergolong rendah, namun jika dibandingkan dengan negara berkembang
lainnya kualitas pendidikan di Indonesia sudah patut dikategorikan baik.

Kebijakan-kebijakan yang mengatur tentang pendidikan pun sudah sangat banyak,


sehingga memudahkan dan memberikan ruang gerak bagi insan pendidikan Indonesia untuk
terus berinovasi dan membangun pendidikan yang berkarakter sesuai dengan harapan
pendidikan nasional.
Terdapat banyak faktor yang juga berperan dalam peningkatan kualitas pendidikan
secara umum, beberapa faktor tersebut adalah faktor tujuan pendidikan, pendidik, peserta
didik, alat pendidikan, lingkungan. Jadi, pendidikan merupakan sebuah sistem yang tidak
dapat dijalankan jika salah satu sub sistem tersebut memiliki permasalahan dan
mengakibatkan tidak optimalnya peran setiap sub sistem untuk mencapai tujuan yang telah
dicanangkan.
Salah satu bentuk regulasi yang dibuat oleh pemerintah agar memberikan jaminan
terhadap pendidikan sebagai sebuah sistem yaitu dengan terbitnya UU No. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional. UU tersebut merupakan produk hukum yang
berketetapan dan berkekuatan hukum, dalam UU tersebut pun sudah diatur mengenai hal-hal
yang menjadi faktor keberhasilan pendidikan di Indonesia. Salah satu faktor yang telah diatur
dalam UU No. 20 tersebut mengenai tenaga pendidik. UU No. 20 tahun 2003 Pasal 39 (2)
mendefinisikan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan. Sementara itu sebutan pendidik dengan kualifikasi dosen
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Penulisan makalah ini pun secara jelas membahas mengenai pendidik ditinjau dari
perspektif kebijakan dan hukum. Adapun yang menjadi sistematika penulisan adalah
mengenai definisi kebijakan dan hukum, definisi pendidik, serta pandangan hukum dan
kebijakan mengenai pendidik.

Definisi Kebijakan
Kebijakan berasal dari kata bijak yang berarti selalu menggunakan akal budinya;
pandai; mahir: pandai bercakap-cakap; petah lidah. Kamus besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan kebijakan /ke·bi·jak·an/ sebagai kepandaian; kemahiran; kebijaksanaan;
rangkaian konsep dan asas yg menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tata pemerintahan, organisasi); pernyataan
cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha
untuk mencapai sasaran; - jika dihubungkan dengan pendidikan ialah kebijakan suatu
pemerintah untuk mengatur pendidikan dalam negaranya (http://kbbi.web.id/ diunduh pada
tanggal 1 Nopember 2013).
Definisi lain mengenai kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor
swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat
memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan
pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling
mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.
Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan
keputusan-keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti
prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan
juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau administratif
untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.
Beberapa definisi tersebut memberikan gambaran bahwa kebijakan merupakan sarana
pemerintah untuk memberikan panduan praktis mengenai sebuah sistem atau prosedur yang
harus dilakukan oleh masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat pendidikan agar tercapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.

Definisi Hukum
Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id/hukum) mendefinisikan hukum
/hu·kum/ sebagai peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan
oleh penguasa atau pemerintah; undang-undang, peraturan, untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat; patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam) yg tertentu; keputusan
(pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan); vonis.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan. Bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana. Administratif hukum
digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum
internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari
perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristoteles menyatakan bahwa
"Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dibandingkan dengan peraturan tirani yang
merajalela" (http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum).

Beberapa ahli pun memberikan definisi yang beragam tentang hukum. Definisi yang
disampaikan oleh ahli tersebut diantaranya:
1.     Puchta: Hukum adalah merupakan pencerminan dari jiwa rakyat, hukum tumbuh bersama-
sama dengan pertumbuhan rakyat dan menjadi kuat bersama-sama  kekuatan rakyat dan pada
akhirnya  ia mati jika bangsa itu kehilangan kebanggaannya.
2.     Paul Scholten: Bahwa hukum adalah suatu petunjuk tentang apa yang layak dilakukan dan
apa yang tidak layak untuk dilakukan, jadi hukum itu bersifat suatu perintah.
3.     Hans Kelsen: hukum adalah suatu keharusan yang mengatur tingkahlaku manusia sebagai
mahluk rasional, bahwa hukum harus dibersihkan dari unsur-unsur nonyuridis.  Hukum
adalah sebuah ketentuan sosial yang mengatur perilaku mutual antar manusia, yaitu sebuah
ketentuan tentang serangkaian peraturan yang mengatur perilaku tertentu manusia dan hal ini
berarti sebuah sistem norma. Jadi hukum itu sendiri adalah ketentuan
4.     John Langshaw Austin: hukum adalah sejumlah perintah yang keluar dari seorang yang
berkuasa dalam negara secara memaksa dan yang biasanya ditaati. Ia menegaskan bahwa
hukum merupakan suatu sistem peraturan yang bersifat memaksa dan berlaku umum serta
bersumber pada pemegang kuasa pemerintah yang di dalamnnya mencakup kewenangan
pembuatan undang-undang. Hukum adalah perintah baik langsung atau tidak langsung dari
pihak yang berkuasa kepada warga masyarakatnya yang merupakan masyarakat politik yang
independen, dimana otoritasnya (pihak yang berkuasa) merupakan otoritas tertinggi.
5.     David M. Trubruch: Hukum mempunyai tiga ciri pokok (1) merupakan sistem peraturan, (2)
merupakan suatu bentuk tindakan manusia, (3) merupakan bagian sekaligus otonom terhadap
negara. (Achmad Ali, 1996, Menguak Tabir Hukum)
Definisi yang disampaikan oleh ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hukum
merupakan sebuah sistem yang dibuat oleh manusia karena kebutuhan untuk ketaatan dan
rasa saling menghormati antara hak sesama. Oleh karenanya hukum harus dinamis, dapat
mengikuti perkembangan yang terjadi pada objek hukum itu sendiri.

Definisi Pendidik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/didik) pendidik diartikan
sebagai orang yang mendidik; tenaga kependidikan yang bertugas sebagai pembimbing,
pengajar, dan/atau pelatih peserta didik. Pendidik juga dapar diartikan sebagai orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, sedangkan dalam pandangan masyarakat
adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak hanya di
lembaga pendidikan formal (Sekolah atau institusi pendidikan dengan kurikulum yang jelas
dan terakreditasi), tetapi bisa juga di lembaga pendidikan non formal (Lembaga Pendidikan
Keterampilan, Kursus, di mesjid, di surau/musala, di gereja, di rumah, dan sebagainya).
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik,
serta bertanggung jawab untuk membentuk anak didik agar menjadi orang bersusila yang
cakap, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di masa yang akan datang. Karena tanggung
jawab tersebut, maka pendidik memiliki tugas pokok. Tugas pokok yang dimaksudkan adalah
sebagai berikut:
1.   Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan
pengalaman-pengalaman.
2.   Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita pancasila.
3.   Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-Undang Pendidikan yang
merupakan Keputusan MPR No. II Tahun 1983.
4.   Sebagai perantara dalam belajar.
5.   Pendidik adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan,
pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.
6.   Pendidik sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
7.   Sebagai penegak disiplin, pendidik menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan
bila pendidik dapat menjalani lebih dahulu.
8.   Pendidik sebagai administrator dan manajer
9.   Pendidik sebagai perencana kurikulum
10. Pekerjaan pendidik sebagai suatu profesi Pendidik sebagai pemimpin
11. Pendidik sebagai sponsor dalam kegiatan anak – anak
Jadi, berdasarkan tanggung jawab dan tugas pokok seorang pendidik, maka disimpulkan
bahwa seorang pendidik harus memiliki loyalitas yang tinggi sehingga peserta didik dapat
benar-benar mengekplorasi kemampuan yang mereka miliki, dan hal tersebut akan
berimplikasi terhadap peningkatan kualitas pendidikan.
 
Perspektif Hukum dan Kebijakan mengenai Pendidik
Hukum seperti yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya merupakan hal yang
harus dilakukan oleh objek hukum. Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa
pendidik juga telah diatur oleh negara.
Produk hukum yang telah dinikmati oleh insan pendidikan mengenai pendidik sudah cukup
banyak, diantaranya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-
undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 39 (2) menjelaskan bahwa pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Sementara itu sebutan pendidik
dengan kualifikasi dosen merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
UU No. 20 tahun 2003 pasal 1 telah mengatakan bahwa yang termasuk kategori
tenaga pendidik meliputi guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Sebagai penjabaran mengenai pendidik maka Hidayanto (2008) menginventarisasi
bahwa pengertian pendidik meliputi:
a.       Orang Dewasa
b.      Orang Tua
c.       Guru
d.      Pemimpin Masyarakat
e.       Pemimpin Agama
Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik,
yaitu
a.       kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai
kemanusiaan.
b.      kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat,
dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.
c.       kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta
terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak
didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik.

Kriteria kualitas guru yang dibutuhkan dalam pendidikan adalah


a.       Guru sebagai perencana
b.      Guru sebagai penginisiasi
c.       Guru sebagai pemotivasi
d.      Guru sebagai pengamat
e.       Guru sebagai pengantisipasi
f.       Guru sebagai model
g.      Guru sebagai pengevaluasi
h.      Guru sebagai teman berjelajah bersama anak didik
i.        Promotor agar anak menjadi pembelajar sejati

Menurut PP No. 74 tahun 2008 tentang guru, telah diatur bahwa guru sebagai
pendidik harus memiliki hal-hal sebagai berikut:
1.      Kualifikasi Akademik
2.      Kompetensi
3.      Sertifikat Pendidik
4.      Jasmani dan rohani yang sehat
5.      Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Pada pasal 3 PP No. 74 tahun 2008 mengatur tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik adalah sebagai berikut:
1.      Kompetensi pedagogik
2.      Kompetensi kepribadian
3.      Kompetensi sosial
4.      Kompetensi profesional

Produk hukum lainnya yang mengatur mengenai pendidik adalah terdapat pada
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Pada pasal 1 Undang-Undang ini
yang dimaksud dengan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Guru besar atau
profesor yang selanjutnya disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen
yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. Profesional adalah pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

D. Dampak Konsep Pendidikan


1. Adanya perbedaan yang jelas antara pendidikan akademik dan pendidikan profesional.
Pendidikan akademik menyiapkan para ahli agar mampu mengembangkan ilmu dan
teknik dibidangnya masing-masing melalui aktualisasi secara utuh. Sementara
pendidikan prfesi menyiapkan peserta didik agar ahli dalam menerapkan teori tertentu.
2. Pendidikan prfesional tidak cukup hanya menyiapkan ahli dalam menerapkan teori
tertentu tetapi mempelajari cara membina para tenaga pembantu, mengusahakan alat-
alat bekerja, menciptakan lingkungan yang kondusif, sistem menilaian dan
membiasakan diri agar memiliki komitmen dalam berupaya memuaskan orang-orang
yang berkepentingan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Landasan hukum merupakan peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik tolak
dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
Dasar hukum pendidikan di indonesia, yaitu : UUD 1945 Pasal 31 dan 32, Undang
Undang No. 20 Tahun 2003, Undang Undang No. 14 Tahun 2005, Dll
Guru harus memiliki pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugasnya sehingga
penyimpangan-penyimpangan dalam bidang pendidikan dapat dihindari. Guru tidak hanya
terbatas memahami ketentuan berupa undang-undang pokok dibidang pendidikan melainkan
juga ketentuan lain seperti undang-undang dasar, ketetapan MPR, kepres, peraturan
pemerintah, bahkan kurikulum yang ditetapkan dengan keputusan menteri dan kode etik
guru.

B.     Saran
Saran yang bisa diambil dari makalah ini adalah tetap terus tingkatkan pendidikan
kita, tetap semangat meski dalam kenyataan, negara kita tertinggal akan tingkat
pendidikannya. Namun jangan juga menganggap bahwa negara kita tidak akan pernah maju
dengan tingkat pendidikan yang rendah, akan tetapi yakinlah, perlahan negara kita menuju ke
keadaan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta


UU Sikdiknas. 2006. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
UU Guru dan Dosen. 2005. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2007, tentang Sertifikasi bagi Guru dalam

Anda mungkin juga menyukai