Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 1 PANCASILA

“LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN PANCASILA”

DISUSUN OLEH :
AHMAD TAWWA MUAYYAD (TI923013)
WILDAN PRIAMBUDI (TI923012)
MUSLIM MUBAROK (TI923014)
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan
kebudayaan. Dan
bila kita kembali kepada hakikat pendidikan maka pendidikan pada esensinya juga
bertujuan
untuk membantu manusia menemukan hakikat kemanusiaannya. Proses humanisasi
ini
adalah proses pembebasan, yaitu pembebasan manusia dari belenggu stuktur sosial,
hegemoni
kekuasaan, cara pikir yang salah, doktrin tertentu dan sebagainya. Namun dalam
kehidupannya
manusia membuat rule , aturan atau landasan hukum agar pendidikan itu berjalan
sistematis dan
memenuhi harapan daripada tujuan pendidikan itu sendiri.
Dalam negara hukum seperti negara kita Indonesia ini, setiap tindakan pemerintahan
baik dalam pengaturan maupun dalam pelayanan harus berdasarkan atas hukum
(peraturan
perundang-undangan), karena dalam negara – negara terdapat prinsip wetmatigheid
van bestuur
atau asas legalitas. Asas ini menentukan bahwa tanpa adanya dasar wewenang yang
diberikan
oleh suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka segala macam aparat
pemerintah
tidak memiliki wewenang yang dapat mempengaruhi atau mengubah keadaan atau
posisi hukum
warga masyarakatnya.
Negara Republik Indonesia mempunyai berbagai peraturan perundang-undangan yang
bertingkat, mulai dari UUD 1945, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Ketetapan,
keputusan,
sampai peraturan daerah. Kesemuanya mengandung hukum yang patut ditaati, dimana
UUD
1945 merupakan hukum yang tertinggi, sementara peraturan perundang-undangan
yang lain
harus tunduk pada UUD 1945. Pendidikan sebagai salah satu bidang yang ditangani
oleh
pemerintah, dalam pelaksanaannya tentunya harus berdasarkan pada peraturan
perundangundangan. Begitu luas cakupan bidang pendidikan membuat begitu
banyaknya peraturan
perundang-undangan yang mengaturnya.
Di dalam pendidikan itu juga terdapat pendidikan pancasila , pancasila merupakan
dasar dan ideologi negara kita Indonesia. Dalam Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan
Pancasila dapat menelusuri sejarah kita di masa lalu dan coba untuk melihat tugas-
tugas yang
kita emban ke masa depan, yang keduanya menyadarkan kita akan perlunya
menghayati dan
mengamalkan Pancasila. Sejarah di belakang telah dilalui dengan berbagai cobaan
terhadap
Pancasila. Maka dari itu di perlukan nya pendidikan pancasila di antara masyarakat.

B. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan mengenai pendidikan yang
benar&layak.
Untuk mengetahui arti penting sebuah landasan terutama landasan yuridis bagi
negara.
Untuk mengetahui penerapan penting landasan yuridis dalam pancasila.
Untuk mengetahui dampak penerapan pendidikan pancasila.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
COVER
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika
BAB II (PERMASALAHAN)
BAB III (PEMBAHASAN)
BAB IV

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB V (PENUTUPAN)
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PERMASALAHAN
Dari banyaknya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pendidikan di
negara,Indonesia, dapat kita temukan permasalahan yang perlu dikupas dalam
makalah ini, yaitu :
1. Apa pentingnya sebuah landasan bagi negara kita ?
2. Apa pengertian landasan yuridis?
3. Bagaimana Konsep Penerapan Pendidikan ?
4. Bagaimana penerapan landasan yuridis dalam pendidikan pancasila di Indonesia?
5. Bagaimana peranan pancasila dalam kehidupan ?
BAB III
PEMBAHASAN
A. Arti Penting Sebuah Landasan Bagi Negara
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu
perbuatan.
Dalam bahasa inggris, landasan disebut dengan istilah foundation yang dalam bahasa
indonesia menjadi fondasi. Landasan sendiri, bagaikan sebuah pijakan atau pondasi
saat
kita mendirikan sebuah bangunan, bayangkan apabila landasan itu dibentuk tanpa
sesuatu
yang menguatkan. Dapat diperkirakan, bangunan itu akan mudah untuk roboh dan
hancur
saat ada gangguan dari luar seperti angin atau badai. Sama seperti sebuah negara,
dibutuhkan landasan. Sebab tanpa landasan yang kuat negara akan mudah
dihancurkan
oleh pihak luar. Oleh karena itu pancasila dijadikan dasar negara Indonesia, yang telah
disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan adanya pancasila, negara
Indonesia akan menjadi sebuah negara yang kuat dan tidak mudah dihancurkan oleh
negara lain. Bila rakyat dan pemerintah bekerjasama mengamalkan nilai-nilai
pancasila
dalam kehidupan, maka akan tercapai tujuan bangsa Indonesia sesuai dengan
pembukaan
UUD 1945.
B. Pengertian Landasan Yuridis
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari. Sementara itu kata
hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Aturan baku yang
sudah
disahkan oleh pemerintah bila dilanggar akan mendapat sanski. Hukum atau aturan
baku
diatas tidak selalu dalam bentuk tertulis. Kadang kala dapat berupa adat istiadat, bila
hukum itu tertulis sudah jelas diyakini dan teruji kebenarannya untuk ditaati.
Landasan
yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan pendidikan mengenai
hak-hak yang penting seperti komponen struktur, kurikulum, pengelolaan,
pengawasan dan ketenangan. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala
lingkungan kehidupan.
Hubungan landasan yuridis dengan pendidikan itu sendiri sebagai berikut :
Landasan yuridis pendidikan Indonesia adalah seperangkat konsep peraturan
perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan Indonesia, yang
menurut
Undang-Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia,
Ketetapan MPR, Undang-Undang Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang,
peraturan pemerintah, Keputusan Presiden, peraturan pelaksanaan lainnya, seperti
peraturan Menteri, Instruksi Menteri, dan lain-lain.

C. Konsep Penerapan Pendidikan


Menurut pasal 31 ayat (1) menyebutkan : setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan. Oleh karena apabila suatu hal seseorang atau sekelompok
masyarakat tidak bisa mendapatkan kesempatan belajar, maka mereka bisa menuntut
haknya itu kepada pemerintah. Atas dasar itulah pemerintah menciptakan sekolah-
sekolah
yang bisa melayani kebutuhan warna negaranya tanpa kecuali apakah warga negara
tersebut normal ataupun tidak normal dilihat dari aspek fisik dan mentalnya, baik
yang
tinggal diperkotakan maupun yang diperkotakan, baik yang miskin maupun yang
kaya.
Sekolah-sekolah yang dimaksud antara lain SD Kecil, SD Pamong, SMP Terbuka
Sistem
Belajar Jarak Jauh untuk mengatasi warga negara yang mengalami sekulitan
mendapatkan
pendidikan karena aspek geografis (termaktub dalam pasal 5 ayat 3), dan sekolah luar
biasa untuk memenuhi warga negara yang mempunyai kebutuhan khusus (pasal 5 ayat
2).
Namun demikian dengan amandemen UUD 1945, pasal 31 ayat (2), dan Undang-
Undang
Sisdiknas pasal (1) bahwa sampai dengan pendidikan dasar, pendidikan tidak hanya
merupakan hak tapi sekaligus merupakan kewajiban warga negara. Hal tersebut logis
dan
dapat dipahami sebab keberhasilan proses pendidikan tidak hanya ditentukan oleh
pemerintah tapi juga warga masyarakat. Sekalipun pemerintah telah dengan
sungguhsungguh menangani pendidikan dan menyediakan biaya pendidikan dan
cukup tetapi
kalau masyarakat tidak ikut serta (terutama dalam hal kesadaran dan motivasi belajar)
maka pembangunan di bidang pendidikan tidak dapat berhasil dengan baik. Lebih-
lebih di
era globalisasi yang menurut kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing
yang tinggi adalah logis apabila warga negara diwajibkan untuk menempuh
pendidikan
dasar.
Setelah membahas landasan hukum dalam pendidikan yang dijabarkan dari UUD
tahun 1945 dan beberapa peraturan perundang-undangan yang ada di bawahnya, maka
dampak terhadap konsep dan pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Sebagai konsekuensi dari beragamnya potensi dan kebutuhan peserta didik maka
proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik sehingga
pendidikan dalam pembelajaran dituntut untuk aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM)
b. Dibutuhkan beragam jenis sekolah, sekolah umum dan kejuruan, sekolah untuk
siswa
normal dan sekolah untuk siswa berkebutuhan khusus, serta beragam jurusan. Sistem
pendidikan menganut double track, bukan singlet track.
c. Untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya diperlukan perhatian yang
sama terhadap pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomor pada semua
tingkat pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendisain kurikulum
sedemikian rupa sehingga struktur kurikulum mencakup mata pelajaran-mata
pelajaran yang mencakup ketiga ranah / domain tersebut. Dan dalam proses
pembelajaran ketiga aspek tersebut disampaikan secara terintegratif.
d. Pendidikan harus berakar pada kebudayaan nasional, maka dibutuhkan kurikulum
yang mampu pengembangan budaya luhur bangsa.
e. Pendidikan dasar merupakan hak dan sekaligus kewajiban warga negara, maka
kebijakan pemerintah tentang wajib belajar disertai dengan program-program
pendukungnya seperti pemerataan kesempatan pendidikan dengan membangun
sekolah-sekolah dengan berbagai model adalah kebijakan yang bagus yang berlu
didukung oleh semua pihak.

D. Penerapan Landasan Yuridis Dalam Pendidikan


Sebuah pendidikan dapat berjalan lancar apabila segala aspek menyangkut
pendidikan itu terpenuhi. Dari segi pendanaan, fasilitas tempat belajar, guru atau
dosen
pemberi materi, dan juga buku penunjang pendidikan tersebut. Bila salah satu aspek
ada
yang tertinggal maka dapat dipastikan proses belajar tidak dapat berjalan seimbang.
Berikut akan dibahas tentang penunjang jalannya pendidikan :
1. Pendanaan Pendidikan
Walaupun dalam amandemen UUD RI 1945 pasal 31 ayat (4) telah menegaskan
bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan akantetapi dengan
berbagai alasan dan pertimbangan sampai saat ini APBN kita belum mencapai 20%.
Di
daerah alokasi dana pendidikan yang masuk dalam APBD sangat bervariatif, tetapi
kebanyakan belum sampai 20% dari APBD. Yang memprihatinkan ada beberapa
daerah
yang menggratiskan biaya pendidikan namun tidak diberangi dengan penambahan
anggaran di APBD dengan cukup. Menurut Sutjipto (2008:2) keadaan seperti ini akan
memperlebar disparitas mutu pendidikan antara daerah yang satu dengan daerah yang
lain
sehingga menjadi tempat persemaian yang subur dari masalah-masalah sosial di masa
depan. Pasal inilah yang sampai sekarangterus diperjuangkan oleh banyak pihak agar
pemerintah dan pemerintah daerah segera merealisasikannya.
Justru yang terjadi di hampir mayoritas pemerintah daerah berlomba-lomba untuk
memperjuangkan wacana pendidikan gratis. Namun dengan masuknya ranah politik
dalam
dunia pendidikan nampaknya wacana itu menjadi nilai tawar dalam realisasinya
antara
warga masyarakat dengan penguasa pemerintah daerah. Mestinya kebijakan
pendidikan
gratis tidak hanya sekedar retorika politik guna melanggengkan kekuasaan, akan
tetapi
perlu didukung dengan reliasasi anggaran pendidikan sesuai dengan amanat undang –
undang dasar yaitu minimal 20% dari APBN/APBD.
2.Kompetensi Guru / Konselor
Dalam proses belajar dan pembelajaran guru merupakan salah satu faktor utama
yang mengkondisikan terciptanya suasana yang kondusif. Proses transformasi ilmu
dan
pengetahuan akan berjalan sesuai fungsinya apabila guru menjalankan tugas dan
tanggung
jawabnya secara profesional. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi dan dedikasi
dalam menjalankan profesinya. Guru sebagai sebuah profesi pada masa sekarang ini
terjadi penguatan dalam kedudukan sosial dan eksternal, bahkan terjadi penguatan
kedudukan dalam hal proteksi jabatan dan diperkuat oleh Undang-Undang danstatus
hukum. Oleh karena itu secara logis muncul pula harapan dan keinginan agar terjadi
penguatan serupa dalam posisi internal profesi guru, dimana peningkatan kualifikasi
dan
kompetensi guru bisa menjamin mutu pendidikan.

3.Desentralisasi Pendidikan
Pemberian aksentuasi kepada pemerintah daerah dalam Undang-Undang
Sisdiknas, diharapkan nantinya pengembangan pendidikan di tingkat lokal akan lebih
efektif jika dikembangkan oleh pemerintah daerah bersama kelompok masyarakat.
Sebab
jenis kompetensi yang dibutuhkan oleh masing-masing daerah, berbeda satu sama
lain.
Itulah sebabnya pasal 50 ayat (4) disebutkan bahwa pemerintah kabupaten / kota
berkewajiban mengelola satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal. Jika
setiap
pasal dalam Undang-Undang Sisdiknas tersebut dapat dilaksanakan secara baik dan
konsekuen, maka lambat laun kemelut-kemelut yang mengitari dunia pendidikan kita
selama ini dapat di atasi dan diantisipasi. Oleh karena itu, untuk merealisasikan semua
itu
memerukan dukungan dan kerja sama dari semua pihak, baik yang terlibat langsung
maupun tidak. Selain itu, otonomi juga berimplikasi pada pengembangan pendidikan
keagamaan di Indonesia. Otonomi pendidikan ini lebih ditekankan pada pembentukan
strategi dalam menghadapi tantangan modernitas. Munculnya otonomi daerah
sekaligus
otonomi pendidikan memberikan kerja keras bagi pemerintah daerah dalam
menentukan
arah pendidikan ke depan.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal otonomi pendidikan adalah
mewujudkan organisasi pendidikan di seluruh kabupaten / kota yang lebih
demokratis,
transparan, efisien, accountable, serta mendorong partisipasi masyarakat. Dalam
konteks
otonomisasi pendidikan, pembelajaran yang berlangsung di lembaga-lembaga
pendidikan
hendaknya sudah menjadikan pemerintah pada posisi sebagai fasilitator dan bukan
pengendali. Sehingga, pemetaan utama pembelajaran adalah guru sebagai pengajar
dan
murid sebagai yang belajar. Murid atau peserta didik hendaknya diberi hak untuk
mendapatkan pengajaran yang sesuai dengan pilihannya dan diperlakukan sesuai
dengan
potensi dan prestasinya. Semangat desentralisasi pendidikan yang sementara ini
dianggap
merupakan konsep yang baik dalam pengelolaan pendidikan perlu didukung dan
dimaknai
secara benar. Pemerintah daerah sebagai pihak yang menerima pelimpahan wewenang
tidak hanya mengedepankan haknya tetapi juga yang lebih penting adalah
melaksanakan
kewajiban yang melekat pada wewenang yang diberikan dengan kesungguhan hati.
Managemen berbasis sekolah sebagai bentuk pelaksanaan otonomi pendidikan di
tingkat
sekolah juga harus selalu didorong untuk dapat terwujud.

Peranan Pancasila Dalam Pembangunan Pendidikan wajib belajar 9 tahun di


Negara Indonesia :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Berdasarkan filsafat pancasila bahwa pancasila sila ke-1 peranannya yaitu sebagai
basis kemanusiaan/penjelmaan dari sila ke-2, 3, 4, dan 5. Yang memiliki makna
ketuhanan
yang berkemanusiaan yang membangun, memelihara dan mengembangkan
persatuan
Indonesia yang berkerakyatan dan berkeadailan. Peranan sila pertama dengan dunia
pendidikan sangat erat kaitannya. Dalam kegiatan belajar-mengajar siswa akan
diajarkan
berbagai macam ilmu mulai dari penjaskes, Pkn (pancasila dan Kewarganegaraan),
kesenian, biologi, fisika dan lainnya salah satunya agama. Dalam pendidikan agama
akan
dibahas lebih dalam lagi mengenai ajaran agama tentunya sesuai dengan agama
yang
dianut oleh masing-masing siswa. Sehingga ditegaskan bagi setiap warga Indonesia
terutama bagi warga yang sudah berkeluarga itu mengharuskan untuk
menyekolahkan
anaknya. Karena sekolah sebagai salah satu sarana untuk pengembangan diri. Tetapi
masih saja banyak warga Indonesia yang tidak menjalankan perintah ini dengan
alasan
tidak mampu dalam membiayai anaknya. Oleh sebab itu keseimbangan antara
pendidikan
dunia maupun agama itu sangatlah berarti dalam kehidupan setiap manusia.
Sehingga
dengan tolak ukur bahwa pendidikan itu sangat penting bagi suatu bangsa maka
pemerintahan melaksanakan sekolah gratis wajar 9 tahun.
Negara Indonesia adalah Negara berkembang sehingga harus belajar banyak
pengalaman dari Negara yang sudah maju seperti Amerika, Jepang, Rusia, Inggris
dan
Negara lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa Negara-negara tersebut memiliki
kemajuan teknologi yang sudah sangat canggih. Hal tersebut tak luput dari sumber
daya
manusianya yang berkualitas. Sehingga peran pendidikan sangat penting karena
sebagai
sarana dalam mengembangkan potensi dari setiap warga Negara. Oleh karena itu,
pemerintah Indonesia mengadakan program wajib belajar 9 tahun bagi warganya,
yang
tentunya tujuan dari kegiatan ini yaitu menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga dapat mengankat derajat bangsa Indonesia menjadi lebih
tinggi.
Peran dari bidang pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas
serta menjadikan siswanya memiliki akhlak yang baik. Karena seperti yang kita
ketahui
bahwa soft skill saat ini sangat diutamakan dalam dunia pekerjaan. Tentunya soft
skill
adalah tolak ukur utama yang mendukung akademis kita. Ilmu yang kita dapat
dalam
pendidikan (wajar 9 tahun) sangat bermanfaat dalam kehidupan kita di masa yang
akan
datang. Tentunya jika kita lulus dengan akademis yang bagus maka kita akan
terpakai oleh
perusahaan. Namun sekarang ini indikasi yang dinilai oleh setiap perusahaan adalah
soft
skill kita selanjutnya baru akademis. Dapat dianalogikan bahwa jika kita rajin maka
kesuksesaan mudah untuk diraih dan sebaliknya jika kita malas maka kesuksesaan
akan
lebih susah untuk diraih. Oleh sebab itu pendidikan sangat diharuskan sekali karena
memberikan peranan yang sangat penting baik itu untuk diri sendiri, orang lain
ataupun
Negara. Untuk diri sendiri keuntungan yang didapat adalah ilmu, untuk orang lain
kita
bias mengajarkan ilmu yang kita ketahui kepada orang yang masih awam dan untuk
Negara jika kita pintar maka kita akan mengangkat nama baik Negara kita di dunia
internasional.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Pendidikan memainkan peranan penting dalam pengembangan kemampuan dan
pembentukan karakter yang menjadi landasan utama bagi terciptanya manusia
Indonesia
yang mampu hidup dalam zaman yang selalu berubah.Sistem pendidikan nasional
harus
dapat memberi pendidikan dasar bagi setiap warga negara Republik Indonesia, agar
masing-masing memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan
dasar,
yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta menggunakan
bahasa
Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga negara untuk dapat berperanserta
dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Maka diharapkan Setiap warga negara mengetahui hak dan kewajiban pokoknya
sebagai warga negara serta memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan
diri
sendiri, ikut serta dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, dan memperkuat
persatuan dan kesatuan serta upaya pembelaan negara. Pengetahuan dan
kemampuan ini
harus dapat diperoleh dari sistem pendidikan nasional. Hal ini dimaksudkan untuk
memberi makna pada amanat Undang-Undang Dasar 1945, BAB XIII, Pasal 31
ayat (1)
yang menyatakan, bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran".
Warga
negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan pada tahap manapun dalam
perjalanan
hidupnya, meskipun sebagai anggota masyarakat ia tidak diharapkan untuk terus-
menerus
belajar tanpa mengabdikan kemampuan yang diperolehnya untuk kepentingan
masyarakat.
Pendidikan dapat diperoleh, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun jalur
pendidikan luar sekolah.
Pembelajaran pancasila di sekolah dasar menjadi sangat penting, karena
mengingat pancasila menrupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini
mengandung
makna bahwa di dalam pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang
luhur dan
sarat dengan ajaran moralitas. Dengan adanya program pemerintah yaitu program
wajub
belajar 9 tahun dapat memberikan pengajaran tentang makna dan dasar-dasar
Pancasila.
Pembelajaran di sekolah dapat memberikan informasi bagaimana melaksanakan
kewajiban dan Hak-hak yang dimiliki sesuai dengan koridor yang seharusnya.
Manusia itu
dilahirkan mempunyai hak yang tidak dapat dirampas dan dihilangkan. Hak-hak itu
harus
dihormati oleh siapapun. Golongan manusia yang berkuasa tidaklah diperkenankan
memaksakan kehendaknya yang bertentangan dengan hak seseorang.
3. Sila Persatuan Indonesia
Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan
dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang
bersifat
sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Kesatuan Yang
Maha
Esa dan Kemanusian Yang Adil dan Beradab serta mendasari dan dijiwai sila
Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
dan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Persatuan dalam sila ketiga ini
meliputi
makna persatuan dan kesatuan dalam arti idiologis, ekonomi, politik, sosial budaya
dan
keamanan. Nilai persatuan ini dikembangakan dari pengalaman sejarah bangsa
Indonesia
yang senasib. Nilai persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan
yang
bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Perwujudan Persatuan
Indonesia
adalah manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keberagaman
budaya
atau etnis yang bukannya ditunjukkan untuk perpecahan namun semakin eratnya
persatuan, solidaritas tinggi, serta rasa bangga. Kita ketahui bersama bahwa Negara
Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang. Dibutuhkan sumber daya
masyarakat
yang bagus untuk membuat Indonesia menjadi semakin berkembang. Dibutuhkan
pula
persatuan yang erat antar sesama warganegara. Dengan adanya pendidikan maka
dapat
dijadikan sarana untuk meningkatkan persatuan dengan pola pikir pancasila yang
selalu
diterapkan dilingkungan pendidikan. Sila “Persatuan Indonesia” harus dijadikan
sebagai
dasar persatuan dikalangan intelektual dan harus selalu diterapkan dalam
lingkungan
pendidikan, terutama saat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
yang dicanangkan dalam program Wajib Belajar 9 Tahun.
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan
atau Perwakilan
Wajib belajar 9 tahun yang merupakan salah satu program yang gencar di
galangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS). Diwajibkan
setiap
warga Negara untuk bersekolah selama 9 tahun, pada jenjang pendidikan dasar
yaitu dari
tingkat kelas 1 sekolah dasar (SD) / Madrasah Diniyah (MI) hingga kelas 9 sekolah
menengah pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS). Seperti kita ketahui
bersama Pendidikan merupakan satu aspek penting untuk membangun bangsa.
Hampir
semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama
dalam
Program Pembangunan Nasional. Sumber daya manusia yang bermutu yang
merupakan
Produk Pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan suatu Negara. Mendiknas
menargetkan wajib belajar 9 tahun kepada seluruh anak Indonesia, tanpa kecuali.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Seiring perkembangan jaman, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
semakin tidak dapat dikendalikan juga. Pendidikan menjadi hal terpenting yang
harus
diperhatikan oleh setiap orang tua, agar anak-anak mereka menjadi anak-anak yang
mampu bersaing dengan lingkungan yang ada saat ini. Tapi terkadang masalah
ekonomi
menjadi hambatan bagi para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Dalam
hal ini, peran serta pemerintah sangat diperlukan. Salah satu program pemerintah
dalam
meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan mengadakan program wajib
belajar
9 tahun ( WAJAR 9 tahun ). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendidikan di
Indonesia. Selain itu, pemerintah pun memberikan bantuan-bantuan bagi dalam
bidang
pendidikan, seperti memberikan BOS ( Biaya Operasional Siswa ).

E. Peran Pancasila dalam Kehidupan di Indonesia


Di dalam suatu kehidupan perlu adanya suatu dasar yang digunakan untuk
bertumpu atau digunakan untuk berpedoman. Seperi salah satunya di Indonesia,
masyarakat Indonesia mempunyai dasar yakni Pancasila. Nilai – nilai yang
terkandung
dalam Pancasila memiliki rti yang sangat mendalam baik itu secara historis maupun
pengalamannya dalam bermasyarakat. Nilai – nilai ini bagi Indonesia merupakan
landasan
atau dasar, cita – cita dalam melakukan sesuatu juga sebagai motivasi dalam
perbuatannya, baik dalam kehidupan sehari – hari dalam masyarakat maupun dalam
kehidupan kenegaraan. Pancasila sebagai sumber dasar filsafah serta ideologi
Bangsa dan
Negara Indonesia tidak terbentuk serta merta dan mendadak serta diciptakan oleh
seseorang begitu saja berdasarkan pertimbangan dan pemikirannya sendiri seperti
yang
terjadi pada ideologi lain yang ada di Negara lain didunia. Seluruh aspek kehidupan
masyarakat Indonesia dijadikan suatu tinjauan dalam pembentukan Pancasila. Hal
itu
dikarakan Pancasila merupakan suatu sumber negara ataupun sumber nilai yang
nantinya
akan dianut oleh segenap rakyat Indonesia dalam menjalani kehidupannya dan juga
sebagai berometer dalam penyelenggaraan pemerintahan tidak terkecuali dalam
bergaul
dengan dunia Internasional. Sehingga dalam pembentukan Pancasila harus
mencerminkan
kehidupan seluruh bangsa Indonesia.
Ketika bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945, maka satu hari berikutnya tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila secara
formal telah ditetapkan sebagai dasar Negara, sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Selain dijadikan sebagai dasar Negara Pancasila juga
berfungsi
sebagai pandangan hidup bangsa dan ideology. Ketiga fungsi tersebut menjadi
fungsi yang sangat sentral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun
demikian yang sering
menjadi persoalan adalah bagaimana mengamalkan dan mengimplementasikan
Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengamalan dan implementasi ketiga
fungsi
Pancasila tersebut menjadi lebih penting dalam menghadapi era globalisasi saat ini.
Pengamalan dan implementasi Pancasila membutuhkan kajian yang lebih kritis,
mendalam dan rasional. Hal ini disebabkan Pancasila masih bersifat abstrak dan
tematis
(Driyarkara)

F. Dampak Menerapkan Pendidikan Pancasila


Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan masa depan tiap manusia,
pendidikan yang baikakan mencetak generasi bangsa yang baik pula. Pendidikan
layaknya
agen, dimana agen tersebut siap membentuk karakter siswa dan memberikan
pengetahuan
sesuai minat dan bakat siswa. Tiap Negara menerapkan system pendidikan yang
berbedabeda, disesuaikan dengan kebutuhan dan kebijakan dari pemerintah
masing-masing.
Seperti Negara Indonesia, yang menerakan system pendidikan berlandaskan
pancasila,
dari landasan yuridis dimana mengatur mengenai pentingnya sebuah pendidikan,
dan
memberikan kejelasan mengenai pendidikan di mata hukum.
Tiap manusia memiliki hak untuk memperoleh pendidikan. Apabila Negara kita
selalu bertindak sesua idengan landasan yang telah dipegang secara turun temurun
sesuai
dengan kepribadian bangsa, maka dapat dipastikan jalannya pendidikanakan dapat
terkendali, terbentuk pula generasi yang sesuai dengan kebutuhan bangsa, serta
tiada lagi
system pendidikan dimana hanya berat sebelah dimata para siswa. Bila tiap guru,
dosen,
murid, bahkan petinggi Negara selalu mendasarkan pengambilan keputusan dan
sikap
berdasar pancasila. Maka hukum ada untuk mengatur tanpa menghukum mereka,
sebab
para rakyat telah pahamdan mematuhi hukum yang ada.

BAB IV
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan atau penerapan dari peraturan perundangan mengenai
pendidikan di negara kita belum berjalan seturut dengan 5 sila dasar pancasila.
Maksudnya adalah banyak dari peraturan perundangan mengenai pendidikan yang
masih belum 100% terpenuhi atau
terjalankan. Pendidikan di Indonesia masih terbilang minim. Banyak calon
generasi penerus bangsa yang bahkan sampai sekarang belum bisa merasakan
bangku pendidikan. Peraturan
perundangan di Indonesia mengenai pendidikan juga masih belum berjalan lurus.
Banyak
penyimpangan di dunia pendidikan akibat peraturan perundangan yang disalah-
gunakan oleh
lembaga-lembaga tinggi di Indonesia. Akibatnya tentu berdampak pada calon
generasi
penerus bangsa yang mengunyah bangku pendidikan di Indonesia.
B. SARAN
Supaya yuridis pendidikan di Indonesia seturut dengan 5 sila
pancasila,maka harus ada keseimbangan antara masyarakat dan pemerintah yang
membuat peraturan perundangan mengenai pendidikan. Dalam hal ini berarti
masyarakat harus pandai menuntut haknya secara benar di hadapan pemerintah
tanpa harus melakukan orasi liar yang merugikan banyak pihak. Begitu pula
dengan pemerintah, pemerintah harus bisa meminimalisasi
konsekuen dari peraturan perundangan mengenai pendidikan yang telah
dibuat.Bukan hanya semata-mata karena kepentingan pribadi, namun peraturan
perundangan yang dibuat
pemerintah tentu harus berdampak baik bagi masyarakat Indonesia. Supaya
yuridis
pendidikan di Indonesia berjalan sesuai UUD 1945 dan Pancasila.

BAB V
PENUTUP

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses menemukan identitas seseorang.


Proses
pendidikan adalah proses yang berjalan dalam suasana kedamaian dalam
kehidupan manusia
tanpa kekerasan. seperti yang dimaksudkan oleh Paulo freire, proses pendidikan
secara hirarki
diharapkan untuk mencapai koentisasi humanisasi, yakni pembebasan dalam
memanusiakan
manusia, atau pendidikan seutuhnya.
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu dan martabat manusia
Indonesia dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional. Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem
Pendidikan Nasional, menurut pasal 4 menyatakan tentang tujuan Pendidikan
Nasional, yaitu
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan
bangsa”. Dalam rangka pelaksaan pembangunan nasional, sebagai pengalaman
Pancasila di
bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan : pertama,
pembentukkan manusia
Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu
bermandiri; kedua,
pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara
Indonesia yang
terwujud dalam ketahanan nasional yang teguh mengandung makna terwujudnya
kemampuan
bangsa menangkal setiap ajaran, paham, dan ideologi yang bertentangan dengan
Pancasila.
Sebagaimana bisa kita pahami bahwa pendidikan di manapun dan kapanpun
merupakan
upaya khas manusia, sehingga pendidikan itu pada prinsipnya dilaksanakan dari,
oleh dan untuk
manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karenanya basis pendidikan
seharusnya
diorientasikan kepada harkat dan martabat manusia yang bersifat komprehensif
dan universal.
Kalau semua penyelenggara negara ( legislatif dan eksekutif ) memahami konsep
ini secara lebih
mendalam maka produk – produk hukum yang berkaitan dengan pendidikan akan
tercipta secara
baik dan sesuai dengan sasaran dan pengelola pendidikan. Di sisi lain pemerintah
( eksekutif ) sebagai pelaksana dan penegak hukum yang diciptakan oleh legislatif
akan melaksanakan dan
menerapkannya secara konsekwen tanpa ada penyimpangan.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Tinggi Depdiknas. 2008, Penataan Pendidikan Profesional
Konselor
dan Layanan Bimbingan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung :
BK UPI.
Made Pidarta. 2004, Managemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta
Made Pidarta. 2007, Landasan Kependidikan : Stimulus Ilmu Bercorak Indonesia,
Jakarta : Rineka Cipta
Muhammad Ali. 2007, Guru Dalam Proses BelajarMengajar, Jakarta : Rineka
Cipta
Nana Syaodih S. 2009, LandasanPsikologi Proses Pendidikan, Jakarta : Rineka
Cipta
Prayitno, 2009, DasarTeoridanPraksisPendidikan, Jakarta :KompasGramedia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan
Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Satjipto Rahardjo, 1996, Ilmu hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti
Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/peranan-pancasila/ (30/12/2010
20:40)
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?mnorutisi=5&vnomor=14
(28/09/2010 17:38)
Undang-Undang Dasar 1945, BAB XIII, Pasal 31 ayat (1)
Ineu’s, 2012, Pengertian Landasan, Bandung ; Blogger Buzz.

Anda mungkin juga menyukai