Zulkarnain Dali
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah
konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar (learning)
dan pembelajaran. Untuk mewujudkan hal tersebut maka disusunlah suatu
peraturan perundang-undangan yang dikenal Undang-undang Sistim
Pendidikan Nasional.
Dalam undang-undang sistim pendidikan nasional di Indonesia baik
yang berlaku di era reformasi maupun era sebelumnya, tidak bisa dihindari
adanya keterkaitan antara pendidikan dan politik. Mengenai hal ini, Mochtar
Bukhari menulis bahwa keterikatan yang ada saat ini bersifat sepihak dan
asimetris. Politik selalu mampu mempengaruhi pendidikan, tetapi tidak
sebaliknya baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek (Mochtar
Buchari, 2003: 53) Sebagai contoh yang dapat diungkapkan dari pendapat ini
adalah ketika rezim Orde Baru berkuasa seluruh aspek kehidupan politik
bangsa Indonesia diarahkan untuk menciptakan opini untuk mengkultuskan
rezim ini. Upaya ini merambah pula ke dalam ranah pendidikan. Setiap sekolah
diwajibkan untuk mempelajari sejarah nasional yang isinya tidak lain adalah
membentuk mainstream pemikiran peserta didik untuk mengagumi
pemerintahan Orde Baru.
377
378 At-Ta’lim, Vol. 11, No. 2, Juli 2012
B. Pembahasan
a. Pembentukan politik pendidikan
Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, keberadaan peraturan
perundang-undangan yang baik akan banyak menunjang penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
negara yang diinginkan. Dengan memperhatikan Sirajuddin merinci secara
umum mekanisme pembentukan undang-undang terdiri atas tiga tahap yaitu :
a. Proses penyiapan RUU yang merupakan proses penyusunan dan
perancangan di lingkungan pemerintah atau di lingkungan DPR.
b. Proses mendapatkan persetujuan yang merupakan pembahasan di
Dewan Perwakilan Rakyat.
Zulkarnain Dali, Desain Politik Dalam Pendidikan Indonesia 379
ini dijumpai pula kata yang serumpun dengan itu yaitu pengajaran yang
berarti cara (perbuatan dan sebagainya) atau mengajarkan
(Poerwadarminta, 1991: 5) Dua kata tersebut dalam Bahasa Inggris kita
kenal dengan education untuk pendidikan dan teaching untuk pengajaran.
Dan jika di simak secara seksama, di dalam pengertian secara kebahasaan
itu dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut lebih terfokus kepada suatu
kegiatan yang ditunjukan oleh kata dasar yaitu didik dan imbuhan-
imbuhannya, menunjukkan adanya proses yang dilakukan seseorang
kepada orang lain tanpa memperlihatkan sistem atau programnya. Sebagai
contoh jika guru mengucapkan basmalah ketika akan memulai pelajaran,
maka pada saat itulah proses pendidikan itu berlangsung. Bahasa sistim
atau programnya tidak diatur terlebih dahulu bukanlah menjadi masalah.
Proses pendidikan itu tetap berlangsung sejak guru mengajarkan kepada
peserta didik untuk selalu mengucapkan kalimat itu ketika memulai suatu
pekerjaan yang baik dan bermanfaat.
dan salah jalan. Ramayulis dan Samsul Nizar menulis betapa pentingnya
tujuan pendidikan itu karena secara inplist dan eksplisit di dalamnya
terkandung hal-hal yang sangat asasi yaitu padangan hidup dan falsafah
hidup pendidikan, lembaga penyelenggara pendidikan dan negara
Ramayulis, 2006: 117) Demikian juga diungkapkan oleh Robert F. Mager
bahwa tujuan pendidikan merupakan dasar pokok bagi pemilihan metode
dan bahan pengajaran serta pemilihan alat-alat untuk menilai apakah proses
pendidikan telah berjalan dengan baik (Ngalim Poerwanto, 2000: 38)
Permasalahan ekonomi dan sosial budaya sangat erat kaitannya dengan
upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini tidak akan
tercapai jika permasalahan ekonomi dan sosial budaya masih menyertai
pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia. Sebab, sebagaimana
termaktub dalam UU Sisdiknas tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga, upaya
pencapaian tujuan ini harus pula didukung oleh kekuatan ekonomi dan
sosial budaya bangsa Indonesia.
Desain politik dalam pendidikan sebagaimana diuraikan di atas
dapat digambarkan sebagai berikut :
UNDANG NO. 20
TAHUN 2003
SISDIKNAS
TENTANG
UNDANG-
TUJUAN PENDIDIKAN
PENINGKATAN PEMBANGUNAN
NASIONAL DALAM SEGALA BIDANG
MELALUI SUMBER DAYA MANUSIA
BERKUALITAS
Zulkarnain Dali, Desain Politik Dalam Pendidikan Indonesia 387
C. Kesimpulan
Inti permasalahan dalam pendidikan nasional adalah
pengembangan sumber daya manusia berada pada peningkatan kualitas
tenaga kerja yang mampu menjadi pelaku-pelaku dalam berbagai bidang
kehidupan. Akan tetapi, pengembangan sumber daya manusia harus
ditopang pula oleh faktor politik dan pendidikan. Artinya, politik dalam
pendidikan berfungsi sebagai pengatur strategis dalam terhadap
kebijakan sistem pendidikan. Aspek politik ini mempunyai arti penting
dalam dunia pendidikan. Baik atau buruk aspek politik akan mempengaruhi
proses pendidikan baik pendidikan di sekolah itu maupun pendidikan nasional.
Permasalahan politik sangat erat kaitannya dengan upaya pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini tidak akan tercapai jika tidak ada
political will pemeritah yang menyertai pelaksanaan sistem pendidikan di
Indonesia. Sebab, sebagaimana termaktub dalam UU Sisdiknas tahun 2003
bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sehingga, upaya pencapaian tujuan ini harus pula didukung oleh kekuatan dan
kestabilan politik bangsa Indonesia.
Penulis : Drs. H. Zulkarnain Dali, M.Pd adalah Dosen Tetap Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkulu
DAFTAR PUSTAKA