PENDAHULUAN
Manusia terus belajar sepanjang hidupnya. Hampir semua pengetahuan, sikap, keterampilan, dan
perilaku manusia dibentuk, diubah, dan berkembang melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar juga
dapat terjadi kapan saja, dan di mana saja.
Belajar merupakan suatu kegiatan berproses. Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan. Salah satu pendekatannya adalah pendekatan behavioral. Pendekatan behavioral dalam
pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang menekankan pembelajaran melalui aspek-aspek
yang dapat dilihat (observable). Menurut teori behavioral, belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Lebih tepatnya, belajar adalah perubahan
yang dialami seseorang dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap belajar apabila ia mampu
menunjukkan perubahan tingkah laku.
Pendekatan behavoristik memiliki pandangan atau prinsip yang dikembangkan oleh beberapa tokoh
behavioral. Hal inilah yang akan dibahas dalam makalah ini, termasuk bagaimana menggunakan
prinsip-prinsip tingkah laku tersebut untuk mengubah atau memodifikasi perilaku dan
menerapkannya dalam pembelajaran.
BAB II
PENDEKATAN BEHAVIORAL DALAM PEMBELAJARAN
- Shaping adalah suatu prosedur dimana perilaku yang secara berturut-turut mirip dengan perilaku
sasaran akan diperkuat (McCown, dkk., 1996). Shaping sangat diperlukan karena banyak perilaku
baru yang sifatnya kompleks sehingga harus dipelajari secara bertahap.
- Chaining adalah stimulus tambahan yang yang diberikan untuk memperkuat perilaku sasaran
dengan cara membagi perilaku menjadi beberapa bagian kecil (McCown, dkk., 1996).
2. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
a. Menghentikan reinforcement atau melakukan extinction (pelenyapan)
Extinction dapat digunakan untuk menghentikan perilaku yang tidak tepat atau tidak pantas (Henson
& Eller, 1999). Seringkali suatu perilaku yang tidak tepat justru secara tidak sengaja dipertahankan,
yaitu dengan adanya perhatian. Extincion dapat diberikan sepanjang perilaku yang dilakukan siswa
bukan perilaku yang merusak secara berlebihan.
b. Menghilangkan stimulus yang diinginkan.
Penghilangan positive reinforcement ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu (Elliot, 1999) :
Time out, yaitu individu kehilangan waktunya yang menyenangkan.
Response cost, yaitu individu dijauhkan dari reinforcement positif.
Dalam penerapannya, sebaiknya time–out dan response cost harus diiringi dengan strategi untuk
meningkatkan perilaku positif murid.
c. Memberikan stimulus yang tidak disukai (hukuman)
Prinsip dasar hukuman adalah menurunkan perilaku yang tidak tepat atau tidak diinginkan.
Hukuman akan lebih efektif dilakukan jika sebelumnya didahului dengan peringatan dan digunakan
untuk mengkomunikasikan kepada siswa, perilaku apa yang salah atau tidak tepat (Azrin & Holz;
Walters & Grusec, dalam Henson & Eller, 1999). Namun, hukuman sebaiknya tidak sering diberikan
karena memiliki sisi atau dampak negatif. Suatu penelitian juga menemukan bahwa ketika orang tua
menggunakan tamparan untuk mendisiplinkan anak mereka saat masih berusia 4 atau 5 tahun,
tamparan itu justru meningkatkan perilaku bermasalah (McLoyd & Smith dalam Santrock, 2007).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan behavioral dalam pembelajaran menekankan pandangan yang menyatakan bahwa
perilaku harus dijelaskan melalui proses yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Menurut
pandangan ini, pemikiran, perasaan, dan motif bukan subyek yang tepat untuk ilmu perilaku sebab
semua itu tidak bisa diobservasi secara langsung. Pembelajaran pada teori ini menekankan kepada
pembelajaran asosiatif, yaitu dua kejadian yang saling terkait. Misalnya, pembelajaran asosiatif
terjadi ketika murid mengaitkan kejadian yang menyenangkan dengan pembelajaran sesuatu di
sekolah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristik adalah ciri-ciri kuat yang
mendasarinya yaitu:
1) Mementingkan pengaruh lingkungan
2) Mementingkan bagian-bagian (elementalistik)
3) Mementingkan peranan reaksi
4) Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
5) Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
6) Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
7) Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
B. Saran
- Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, pendekatan behavioral cukup efektif dalam
proses belajar yang hanya melibatkan proses mental sederhana dan pembiasaan perilaku yang
membutuhkan control external. Sebagai saran, untuk pembelajaran yang melibatkan proses mental
yang lebih kompleks dapat digunakan pendekatan yang lain atau kombinasi pendekatan behavioral
dengan pendekatan yang lain.
- Pengkondisian adalah yang paling penting dari teori ini
- Dalam olahraga (terkait dengan teori behavioristik):
Pengulangan-pengulangan yang menghasilkan “otomatisasi” ---- menjadi permanen.
Pola pengajaran yang kurang tepat membuat siswa melakukan hal-hal yang sudah permanen –
salah-, membuat kita mengalami kesulitan untuk memprebaikinya kembali. Sehingga yang harus
dilakukan adalah penyiapan SDM/guru penjas dimulai dari PAUD dan SD.
DAFTAR PUSTAKA
1) Elliot, S. N., Kratochwill, T. R., Littlefield, J., & Travers, J. F. 1999. Educational Psychology:
Effective Teaching, Effective Learning. New York: McGraw-Hill Book Company.
2) Henson, K. T & Eller, B. F. 1999. Educational Psychology for Effective Teaching. Wadsworth :
Wadsworth Publishing Company.
5) McCown, R., Drescoll, M., & Roop, P. R. 1996. Educational Psychology : Learning- Centered
Approach to Classroom Practice. Boston : Allyn & Bacon.
6) Brandi Davison, 2006. Behavioral, Cognitive, and Humanitic Theories of Learning. Associated
Content.
http://mobile.associatedcontent.com/article/94979/behavioral_cognitive_and_humanistic.html.
7) Irene Chen, 2010. Behavioral Theories. An Electronic Textbook on Instructional Technology,
http://viking.coe.uh.edu/~ichen/ebook/et-it/behavior.htm.
8) AllPsych & Heffner Media Group, 2003. Psychology 101, Chapter 4: Learning Theory and
Behavioral Psychology. http://allpsych.com/psychology101/learning.html.
9) Learning Theories, 2010.Behaviorism.Learning-Theories.com. http://www.learning-
theories.com/behaviorism.html
10) W. Huitt & J. Hummel, 1999.Behavioral Theories: Define and Contrast The Tree Types of
Behavioral Learning Theories. http://teach.valdosta.edu/../behthr.ppt