Anda di halaman 1dari 88

PSIKOLOGI

BELAJAR
Apa itu belajar?

Belajar biasanya didefinisikan sebagai perubahan pada individu


yang disebabkan oleh pengalaman (Driscoll, 2000; Schunk, 2004)

Perubahan tingkah laku secara relatif permanen sebagai hasil


dari berbagai pengalaman atau kejadian (Powell, Honey &
Symbaluk, 2013)
SEJARAH PSIKOLOGI BELAJAR

1. Empiricism
2. Structuralism
3. Functionalism
4. Behaviorism
EMPIRICISM

Aristoteles Rene Descartes


EMPIRICSM – ARISTOTELES
(1867 – 1927)

Berbeda pendapat dengan Plato


 Plato : nature (bawaan dari lahir)
 Aristoteles : nurture (lingkungan / pengalaman)
EMPIRICSM – ARISTOTELES

Proses kerja “pikiran”

ide
ide ide

ide Ide Pemahaman


ide
ide
EMPIRICSM – ARISTOTELES

Hukum Asosiasi
1. Law of Similarity : Jika dua benda serupa maka pikiran kita akan cenderung melihat benda
yang lainnya. Contohnya anak kembar.
2. Law of Contrast : Mengingat sesuatu yang berlawanan. Contohnya asin dan manis
3. Law of Contiguity : Benda atau kejadian yang berdekatan satu sama lain baik secara waktu
ataupun lokasi. Contohnya sendok dan garpu
4. Law of Frequency : Semakin sering benda dihubungkan maka semakin kuat asosiasi antara
keduanya. Contohnya kebiasaan kita saat makan roti dan susu.
EMPIRICSM – RENE DESCARTES
(1596 – 1650)

Dualisme “Pikiran” – “Tubuh”

Penyebab
INVOLUNTARY
ACTION Panca Indera
Penyebab
VOLUNTARY Kelenjar
Otak “Pikiran”
ACTION Pineal
Hasil
VOLUNTARY / Otot
INVOLUNTARY
ACTION
STRUCTURALISM – EDWARD B. TITCHENER
(1 8 6 7 – 1 9 2 7 )

 Struktur “pikiran” dapat diuraikan berdasarkan


elemen dasar pembentukanya
 Metode Intropeksi
Menggambarkan pikiran sadar, emosi dan
pengalaman sensoris.
FUNCTIONALISM – WILLIAM JAMES
(1842 – 1910)

 “Pikiran” membantu manusia beradaptasi dengan lingkungan


sekitarnya.
 “Belajar” merupakan proses adaptif

 Diadaptasi dari teori Evolusi dari Charles Darwin


 Karakteristik adaptif => bertahan hidup
FUNCTIONALISM – CHARLES DARWIN
(1809 – 1882)

Teori Evolusi
 Prinsip seleksi alam
 Individu yang mampu beradaptasi dengan lingkungan memiliki karakteristik
adaptif.
 “Sifat atau “tingkah laku” hasil seleksi alamiah = evolutionary adaptations
BEHAVIORISM – JOHN B. WATSON
(1878 – 1958)

 Berfokus pada pengaruh lingkungan pada perilaku yang


teramati
 Law of Parsimory
 Suatu fenomena dapat dijelaskan dengan penjelasan yang
lebih sederhana
B E H AV I O R A L T H E O R I E S O F
LEARNING

R E Z K Y G R A H A P R AT I W I , M . P S I
Pengkondisian dalam Belajar

Rangsangan aktif
STIMULUS dalam belajar

Tanggapan atau
Balasan terhadap
RESPONS
Rangsangan atau
Stimulus
TEORI BELAJAR BEHAVIOUR

Teori untuk belajar

Ivan Pavlov : B.F Skinner :


Pengkondisian Klasik Operant Kondisioning
Classical Conditioning

Rangsangan yang diberikan untuk memperkuat


kemungkinan munculnya suatu perilaku yang
baik sehingga respons menjadi meningkat karena
diikuti dengan stimulus yang mendukung.

Bahwa belajar pada dasarnya


membentuk asosiasi antara stimulus dan
respon secara reflektif.
Classical Conditioning

1, Unconditioned Stimulus (US) /


Stimulus yang tak dikondisikan untuk
menimbulkan respon alamiah
2. Uncoditioned Response (UR) / Respon
yang tak dikondisikan atau respon alamiah
yang timbul akibat adanya stimulus yang
tak dikondisikan (US),
3. Conditioned Stimulus (CS) / Stimulus
yang dikondisikan merupakan stimulus
netral yang tidak menimbulkan respon
alamiah
4. Conditioned Response (CR) / Respon
yang dikondisikan yang timbul akibat
adanya campuran atau kombinasi antara
stimulus yang tak dikondisikan dengan
stimulus yang dikondisikan.

Ivan Pavlov
Classical Conditioning Ivan Pavlov

 Generalization memberikan respon yang sama terhadap stimulus


yang sama atau mirip. Contohnya jika seorang guru memuji anak
dalam berbahasa inggris, maka guru tsb mengatakan bahawa anak tsb
harus cerdas dalam pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dll.

 Diskriminasi stimulus pada kemampuan untuk merespons secara


berbeda terhadap berbagai rangsangan. Contohnya ketika siswa ditanya
guru ciri-ciri dari kucing apa? Siswa meresponnya dengan berbeda
pendapat.

 Pelemahan adalah suatu penghentian penguatan. Contohnya


seorang anak yang mendapatkan beasiswa ketika suatu hari beasiswa
tidak diberikan lagi maka semangat belajarnya menurun.
Penerapan Classical Conditioning

Digunakan untuk mengembangkan sikap yang


menguntungkan terhadap peserta didik untuk
termotivasi belajar dan membantu guru untuk
melatih kebiasaan positif peserta didik.
Operant Conditioning

Rangsangan yang diberikan untuk memperkuat


kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik
sehingga respons menjadi meningkat karena diikuti
dengan stimulus yang mendukung

Jika suatu tingkah diiringi oleh sebuah


penguat (Reinforcement) maka tingkah
laku akan mengingkat.
Operant Conditioning

Percobaan B.F. Skinner


Operant Conditioning

Penting

Penguatan Hukuman
(reinforcement) (punishment)

Penguatan positif

Penguatan negative
REINFORCERS POSITIF DAN NEGATIF

Reinforcement Positif adalah konsekuensi positif yang


Reinforcers Positif mengarahkan perilaku untuk meningkatkan kemunkinan
terjadinya kembali perilaku tersebut.

Penguat yang digunakan di sekolah adalah penguat positif yang


mencakup pujian, nilai, dan bintang

Reinforcers Negatif Reinforcement negatif adalah perilaku


yang menghilangkan sesuatu yang negatif, yang mendorong
peningkatan kemungkinan bahwa respons yang telah muncul akan
diulang di masa depan.
Contohnya

Penguatan positif
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid mengajukan Guru memuji murid Murid mengajukan lebih
pertanyaan yang bagus banyak pertanyaan

Penguatan negatif
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid menyerahkan PR Guru berhenti menegur Murid makin sering
tepat waktu murid menyerahkan PR tepat
waktu
Hukuman
Perilaku Konsekuensi Prilaku kedepan
Murid menyela guru Guru menegur murid Murid berhenti menyela
langsung guru
Jenis-jenis Penguat
Skinner
dikategorikan

Penguat Utama Penguat Sekunder

Penguat yang Penguat yg


mempengaruhi membutuhkan tenaga
perilaku tanpa penguat karena sudah
perlu belajar. Ex. diasosiasikan dengan
Makanan,minuman, penguat utama. Ex.
seks Memuji Seseorang
BEBERAPA PRINSIP PERILAKU BELAJAR

Karya Skinner dengan tikus membentuk seperangkat prinsip perilaku


Peran Konsekuensi yang telah didukung dalam ratusan penelitian yang melibatkan
manusia dan juga hewan.

Prinsip terpenting teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku


berubah sesuai dengan konsekuensi langsungnya. Konsekuensi yang
menyenangkan memperkuat perilaku. Konsekuensi yang tidak
menyenangkan melemahkannya.

Penguat didefinisikan sebagai konsekuensi yang memperkuat (yaitu,


Penguatan meningkatkan frekuensi) perilaku.
(Reinforcers)
Penghargaan dapat diasumsikan sebagai penguat untuk semua orang
dalam semua kondisi (Barnhill, 2005).
PENGGUNAAN PENGUATAN DALAM KELAS

Prinsip pembelajaran perilaku yang paling berguna


untuk latihan di kelas juga diperlukan. Memperkuat
perilaku yang ingin kamu lihat berulang-ulang.

Misalnya, memuji atau menghargai pekerjaan


1.Tentukan perilaku yang baik. Jangan memuji atau menghargai
apa yang kamu pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan
inginkan dari siswa,
siswa. Saat siswa memulai sebuah tugas baru,
dan perkuat perilaku ini
mereka perlu diperkuat di setiap langkah di
saat terjadi
sepanjang jalan.
PENGGUNAAN PENGUATAN DALAM KELAS
2. Beritahu siswa Berikan siswa rubrik yang mencantumkan
tentang perilaku yang kriteria yang akan kamu gunakan saat
kamu inginkan, ketika mengevaluasi pekerjaan mereka dan sertakan
mereka menunjukkan nilai untuk setiap kriteria. Siswa kemudian akan
perilaku yang
dapat membedakan kekuatan dan kelemahan
diinginkan dan kamu
memperkuatnya mereka sendiri dari umpan balik yang mereka
terima dari anda.

Penundaan penguatan yang tertunda kurang


efektif daripada penguatan langsung. Saat
3. Memperkuat Anda menilai sebuah tugas, berikan umpan
perilaku yang tepat balik kepada siswa sesegera mungkin. Penting
dengan sesegera agar siswa mengetahui bagaimana keadaan
mungkin mereka di kelas, jadi jangan menunda nilai
mereka.
PENGUATAN INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

Penguat terpenting yang mempertahankan


perilaku adalah kesenangan yang melekat
dalam melibatkan perilaku.

Misalnya, kebanyakan orang memiliki


hobi yang mereka kerjakan untuk
waktu yang lama tanpa imbalan
apapun. Orang suka menggambar, Penguat intrinsik dikontraskan dengan
membaca, menyanyi, mendaki tanpa reinforcers ekstrinsik dengan melalui
alasan selain kesenangan pujian atau penghargaan yang
melakukannya. Tipe ini disebut diberikan untuk memotivasi orang
penguat intrinsik, dan orang ini dapat untuk terlibat dalam perilaku.
digambarkan sebagai orang yang
secara intrinsik termotivasi untuk
terlibat dalam aktivitas tertentu
Teori Dalam Praktek
Praktek Penguatan

Salah satu prinsip umum penguatan positif adalah bahwa yang terbaik adalah menggunakan penguat nyata.
Beberapa kategori penguat dan contohnya :

1. Self-reinforcement (penguatan diri) ex: siswa dapat diajarkan untuk memuji diri mereka
dendiri atau memperkuat diri mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas.
2. Pujian ex: berikan senyuman/ajukan jempol.
3. Perhatian ex: untuk hasil yg memuaskan ajak siswa jalan-jalan.
4. Nilai atau pengakuan ex: memberikan sertifikat/piagam prestasi.
5. Call home ex: menelfon/mengirim pesan kpd orang tua tentang kelakuan baik anak.
6. Home-based reinforcement ex: guru berkolaborasi dgn keluarga, dimana anak mendapatkan
hak istimewa jika berkelakuan baik.
7. Hak istimewah ex: anak yg berkelakuan baik, mendapatkan hak khusus untuk didahulukan.
8. Penguat aktivitas ex: setelah mencapai standar yg diberikan guru siswa mendapatkan
aktivitas yg menyenangkan (permainan).
9. Penguatan nyata ex: memberikan alat tulis (pensil, penghapus dll).
10.Makanan ex: permen,roti dll.
PUNISHERS (PENGHUKUM)
Konsekuensi yg melemahkan perilaku
(efektivitas seorang punisher tidak dapat diasumsikan tapi
harus ditunjukkan)

Beberapa orang mengklaim bahwa efek


Ada 2 bentuk hukuman : hukuman, terutama pemberian hukuman
1. Pemberian Hukuman (penggunaan
(penghinaan) menghasilkan agresi pada siswa.
konsekuensi yg tidak menyenangkan.
ex: dimahai, dihina)
Oleh karena itu ketika hukuman diperlukan,
2. Penghilangan Hukuman (Penarikan
konsekuensi yg tidak menyenangkan). harus mengambil bentuk yang paling ringan;
ex: (tinggal dikelas waktu istirahat) dan hukuman itu harus selalu digunakan hati-
hati.
KEDEKATAN DARI KONSEKUENSI

Memperjelas hubungan antara perilaku dan


konsekuensi dan meningkatkan nilai informasi umpan
balik

Anda dapat menerapkan prinsip


kedekatan konsekuensi dengan Contohnya :
merespons dengan positif saat siswa Saat anak ribut, mendekatinya lalu
berperilaku tidak efektif, dengan menepuk bahunya dan menyurunya diam
menariknya menjadi anak baik. lebih efektif dibandingkan memerahinya.
SHAPING (MEMBENTUK)

Saat membimbing siswa menuju tujuan dengan memperkuat


banyak langkah yang mengarah pada kesuksesan, maka
menggunakan teknik membentuk.

Prinsipnya di sini adalah bahwa


siswa harus diperkuat untuk Ex: Pada saat siswa binggung dalam
mengerjakan tugas, peran guru akan
perilaku yang berada dalam
membimbing anak tersebut sampai ia
kemampuan mereka saat ini mengerti maksud dari pelajaran tersebut.
namun juga meregangkannya ke Maka shaping akan terjadi.
keterampilan baru.
EXTINCTION (PEMADAMAN)

Jika reinforcers memperkuat perilaku. Tapi apa jadinya saat


reinforcers ditarik? Akhirnya, perilaku akan melemah, dan akhirnya
akan lenyap. Proses ini disebut pemadaman dari perilaku.

Ketika reinforcers ditarik, individu sering


meningkatkan tingkat perilaku mereka untuk
sementara waktu.
Ex: ketika guru mendapatkan siswa yg Mengabaikan hak yang tidak tepat adalah
mengacungkan tangan dengan tidak benar strategi yang tepat jika anda
(rusuh) guru cendrung mengabaikannya, mempertahankannya (Landrum &
tetapi hal itu malah membuat siswa semakin Kauffman, 2006; Martella et al., 2003).
rusuh dan berusaha berulang-ulang
melakukan hal yg rusuh tsb.
Efek penguatan tingkah laku bergantung pada banyak faktor,
Jadwal Penguatan
salah satu yang terpenting adalah jadwal penguatan.

FIXED RATIO (FR) Salah satu jadwal penguat yang umum adalah jadwal fixed-ratio (FR), di mana
penguat diberikan setelah sejumlah perilaku tetap

RASIO VARIABEL (VR) Rasio penguat variabel adalah penguatan dimana jumlah tingkah laku yang
diperlukan untuk penguatan tidak dapat diprediksi, walaupun dapat dipastikan bahwa perilaku pada
akhirnya akan diperkuat.

FIXED INTERVAL (Fl) dalam interval fixed-interval, penguatan hanya tersedia pada waktu periodik
tertentu. Jadwal fixed-interval menciptakan pola perilaku yang menarik. Individu dapat melakukan
sangat sedikit sampai sebelum penguatan tersedia dan kemudian mengajukan ledakan usaha sebagai
waktu untuk pendekatan penguatan

VARIABEL INTERVAL (VI) dalam jadwal interval variabel, penguatan tersedia beberapa kali tapi
tidak pada yang lain, dan kami tidak tahu kapan perilaku akan diperkuat.
PERAN ANTECEDENT

Antecedent stimuli, kejadian yang mendahului perilaku, juga dikenal


sebagai isyarat karena mereka menginformasikan kepada kita tentang
perilaku mana yang akan diperkuat dan mana yang akan dihukum.

DISKRIMINASI adalah penggunaan isyarat, GENERALISASI Jika siswa belajar tinggal


sinyal, atau informasi untuk diketahui kapan di tempat duduk mereka dan melakukan
perilaku cenderung diperkuat. Bagi siswa
untuk belajar diskriminasi, mereka harus
pekerjaan dengan cermat di kelas
memiliki umpan balik mengenai kebenaran matematika. Akankah perilaku mereka juga
atau kesalahan tanggapan mereka. meningkat di kelas sains?.
Perbedaan Classical Conditioning & Operant Conditioning

Classical conditioning merupakan akibat dari


suatu tingkah laku itu, dan reinforcement
tidak diperlukan karena stimulinya
menimbulkan respon yang diinginkan.

Operant conditioning adalah suatu situasi


belajar dimana suatu respon dibuat lebih kuat
akibat adanya reinforcement langsung.
Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial merupakan perkembangan utama dari tradisi teori belajar
perilaku. Dikembangkan oleh Albert Bandura, teori pembelajaran sosial
menerima sebagian besar prinsip teori perilaku namun berfokus pada tingkat
yang lebih besar pada efek isyarat pada perilaku dan proses mental internal,
yang menekankan dampak pemikiran pada tindakan dan tindakan berdasarkan
pemikiran (Bandura, 1986).
Bandura: Pemodelan dan Pembelajaran
Observasional

1. Fase yang disengaja. Tahap pertama dalam


Analisis pembelajaran observasional adalah memperhatikan
pembelajaran model. Secara umum, siswa memperhatikan panutan
observasional yang atraktif, sukses, menarik, dan populer.
Bandura (1986)
melibatkan empat
fase:
2. Tahap retensi. Begitu guru mendapat perhatian siswa,
sekarang saatnya untuk memodelkan perilaku yang
mereka inginkan agar ditiru siswa dan kemudian
memberi siswa kesempatan untuk berlatih atau berlatih.
3. Reproduksi. Selama fase reproduksi, siswa mencoba
menyesuaikan perilaku mereka dengan model. Di kelas
penilaian pembelajaran siswa berlangsung selama fase
ini.

4. Fase motivasi. Tahap akhir dalam proses belajar


observasional adalah motivasi. Siswa akan meniru
model karena mereka yakin hal itu akan meningkatkan
peluang mereka untuk diperkuat.

PEMBELAJARAN TERPADU Meskipun kebanyakan pembelajaran


observasional dimotivasi oleh sebuah harapan yang meniru model dengan tepat
akan mengarah pada penguatan, penting juga dicatat bahwa orang belajar dengan
melihat orang lain yang diperkuat atau dihukum karena terlibat dalam perilaku
tertentu (Bandura, 1986; Zimmerman 8c Schunk, 2003).
Model Pembelajaran Mandiri
Meichenbaum
PEMBELAJARAN MANDIRI
Konsep penting lainnya dalam
teori pembelajaran sosial adalah
Siswa dapat diajarkan untuk
pengaturan diri sendiri
memantau dan mengatur perilaku
(Boyekerts, Pintrich, 8c Zeidner, mereka sendiri. Strategi pembelajaran
2000; Schunk 8c Pajares, 2004; mandiri semacam ini sering disebut
Zim - merman, 2000). Bandura modifikasi perilaku kognitif (Harris et
(1997) menghipotesakan bahwa al., 2001; Zimmerman, 2000).
orang mengamati perilaku Sebagai contoh. Meichenbaum (1977)
mereka sendiri, menilainya mengembangkan sebuah strategi di
mana siswa dilatih untuk
dengan standar mereka sendiri,
mengatakannya kepada diri mereka
dan menguatkan atau sendiri.
menghukum diri sendiri.
1. Model orang dewasa melakukan tugas
sambil berbicara sendiri dengan suara
keras (pemodelan kognitif).

2. Anak melakukan tugas yang sama di


bawah arahan instruksi model (panduan
terbuka dan eksternal).
Langkah-langkah
3. Anak melakukan tugas sambil
dalam self-instruction
menginstruksikan diri dengan lantang
Meichenbaum (1977) (pembelaan diri secara terbuka).

4. Anak membisikkan instruksi kepada diri


sendiri saat dia menjalani tugas (panduan
diri yang pudar dan terbuka).

5. Anak melakukan tugas sambil


membimbing kinerjanya melalui
percakapan pribadi (instruksi diri
terselubung).
PEMBANGUNAN DIRI

Menurut Drabman, Spitalnik, dan O'Leary


(1973) merancang dan mengevaluasi untuk
mengajar siswa mengatur perilaku mereka Siswa yang merasa percaya diri
sendiri. dalam kemampuan mereka
untuk menggunakan perilaku
Contohnya: Mereka meminta guru untuk metakognitif dan motivasi diri
menilai perilaku siswa setiap hari dan cenderung tinggi dalam self-
memperkuat siswa saat mereka mendapatkan efficacy - keyakinan bahwa usaha
peringkat tinggi. seseorang (bukan keberuntungan
atau orang lain atau faktor
eksternal atau tidak terkendali
lainnya) menentukan keberhasilan
atau kegagalan seseorang.
K A R A K T E R I S T I K , M A N I F E S TA S I
DAN RAGAM BELAJAR

R E Z K Y G R A H A P R AT I W I , M . P S I
Karakteristik, Manifestasi dan ragam belajar

Meskipun secara teoritis belajar dapat


diartikan sebagai perubahan tingkah
laku, namun tidak semua perubahan
tingkah laku dapat dianggap belajar.

Perubahan yang timbul karena proses belajar


sudah tentu memiliki ciri yang khas. Maka dari
itu jenis-jenis belajar dan hal yang dapat
mempengaruhi kegiatan belajar siswa apa saja.
A. KARAKTERISTIK PERUBAHAN HASIL BELAJAR

Karakteristik perubahan hasil belajar

3. Perubahan itu
1. Perubahan itu 2. Perubahan itu
efektif dan
intensional; positif dan aktif;
fungsional.
1. Perubahan itu intensional;

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar


adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan
dengan sengaja dan disadari, atau kata lain bukan
kebetulan. Karakteristiknya bahwa individu menyadari
akan adanya perubahan yang dialami dan ia merasakan
perubahan dalam dirinya.

Contohnya, jika individu belajar bahasa inggris,


maka sebelumnya ia telah menetapkan taraf
kemahiran yang disesuaikan dengan tujuan
pemakaiannya. Penetapan ini bias jadi ia gunakan
untuk studi ke luar negeri atau sekedar membaca
teks asing.
1. Perubahan itu intensional;

Namun, bahwa kesengajaan belajar itu menurut


Anderson (1990) tidak penting, yang penting
adalah cara mengelola informasi yang diterima
siswa pada waktu pembelajaran terjadi. Misalnya
kebiasaan sopan santun, bertegur sapa dengan
orang lain adalah hal yang tanpa disengaja.
2. Perubahan itu positif dan aktif;

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat


positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat serta
sesuai dengan harapan.

Hal ini juga bermakna bahwa perubahan merupakan


penambahan, yaitu (pemahaman dan keterampilan baru) yang
lebih baik daripada sebelumnya.

Adapun perubahan aktif artinya tidak dengan


sendirinya seperti karena proses kematangan
(misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa
duduk), karena usaha individu itu sendiri.
3. Perubahan itu efektif dan
fungsional.

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat


efektif, yaitu berhasil. Artinya, perubahan tersebut
membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi
individu.

Adapun perubahan dalam proses belajar bersifat


fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap,
perubahan tsb dapat direproduksi dan dimanfaatkan.
Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat
yang luas. Misalnya individu menyesuaikan diri dengan
lingkungan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
3. Perubahan itu efektif dan
fungsional.

Selain itu, perubahan efektif dan fungsional biasanya


bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-
perubahan positif lainnya.
B. MANIFESTASI DALAM BELAJAR

1. Manifestasi Pengamatan

2. Manifestasi berpikir asosiatif dan daya ingat

3. Manifestasi berpikir rasional dan kritis

4. Manifestasi sikap

5.Manifestasi inhibisi

6. Manifestasi apresiasi

7. Manifestasi tingkah laku afektif


1. Manifestasi Pengamatan

Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan


memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera
seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar individu
akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif.

Contohnya, seorang anak yang baru pertama kali melihat


seekor kuning yang berkaki empat, maka ia mengira bahwa
setiap hewan berkaki empat adalah kucing.
2. Manifestasi berpikir asosiatif dan daya
ingat

Berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara


mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berpikir
asosiatif ini merupakan proses pembentukan
hubungan antara rangsangan dengan respon.

Daya ingat merupakan perwujudan belajar, sebab


merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif.
Misalnya siswa yang telah mengalami proses belajar
akan ditandai dengan bertambahnya pengetahuan
dalam memoori serta meningkatnya kemampuan
materi.
3. Manifestasi berpikir rasional dan kritis

Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar


terutama yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

Individu yang berpikir


rasional akan menggunakan Individu yang berpikir
prinsip dasar pengertian kritis, individu dituntut
dalam menjawab pertanyaan menggunakan strategi
“bagaimana’ dan “mengapa”. kognitif yang tepat untuk
Dalam berpikir rasional menguji gagasan pemecahan
individu menggunakan logika masalah dalam mengatasi
untuk menentukan sebab kesalahan atau kekurangan
akibat, menganalisis, (Reber, 1988).
menarik kesimpulan.
4. Manifestasi sikap

Sikap adalah padangan atau kecenderungan mental.


Menurut Bruno (1987) sikap (attitude)
kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi
dengan cara baik atau buruk terhadap orang lain.

Misalnya, perwujudan perilaku belajar siswa akan


ditandai dengan munculnya kecenderungan baru yang
telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu
objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.
5. Manifestasi Inhibisi

Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan


timbulnya suatu respons tertentu karena adanya proses
respons lain yang sedang berlangsung (Reber, 1988)

Dalam inhibisi bahwa kesanggupan siswa untuk


mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak
perlu, lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya yang
lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungan.

Misalkan, siswa mempelajari bahaya alcohol dan menghindari


membelinya lalu ia mengantikan membeli minuman sehat.
6. Manifestasi Apresiasi

Apresiasi adalah suatu penghargaan / penilaian


terhadap benda baik abstrak maupun konkret.

Tingkat apresiasi siswa terhadap nilai sebuah karya


sangat bergantung pada tingkat pengalaman
belajarnya.
7. Manifestasi Tingkah Laku Afektif

Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang


menyangkut keanekaragaman perasaan seperti
takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci
dll.

Tingkah laku seperti itu tidak terlepas dari


pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya,
tingkah laku afektif juga dapat dianggap sebagai
perwujudan perilaku belajar.
C. RAGAM-RAGAM ATAU JENIS-JENIS BELAJAR

1. Ragam Abstrak 5. Ragam Rasional

2. Ragam 6. Ragam
Keterampilan Kebiasaan

3. Ragam Sosial 7. Ragam Apresiasi

4. Ragam
8. Ragam
Pemecahan
Pengetahuan
Masalah
1. Ragam Abstrak

Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-


cara berpikir abstrak. Bertujuan untuk memperoleh
pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak
nyata.

Hal-hal abstrak yang diperlukan yaitu peranan akal


dalam penguasaan atas prinsip, konsep dan generalisasi.
Misalnya, belajar bidang studi agama seperti tauhid.
2. Ragam Keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan


gerakan-gerakan motorik yang berhubungan dengan syaraf
dan otot. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai
keterampilan jasmaniah.

Contohnya adalah belajar olahraga, musik, menari, melukis, dll.


3. Ragam Sosial

Ragam sosial adalah belajar memahami masalah-


masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah
tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan
kecakapan dalam memecahkan masalah sosial.

Misalnya, memecahkan masalah dalam keluarga, masalah


dalam pertemanan, masalah dalam kelompok, dll.
4. Ragam Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan


metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis,
logis, teratur dan teliti. Tujuannya untuk memperoleh
kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan
masalah secara rasional, lugas dan tuntas.

Misalnya, seorang guru menggunakan model dan strategi


mengajar yang berorientasi pada cara pemecahan
masalah. Contohnya mengajar eksakta matematikan dan
Ipa.
5. Ragam Rasional

Belajar rasional ialah belajar menggunakan kemampuan


berpikir secara logis dan sistematis. Tujuannya untuk
memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

Dengan belajar belajar rasional, siswa diharapkan


memiliki kemampuan rational problem solving yaitu
kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan
pertimbangan dan strategi akal sehat, logis dan
sistematis.
6. Ragam Kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan


kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah
ada. Biasanya ragam kebiasaan ini sering menggunakan
hukuman dan ganjaran agar memperoleh sikap dan
kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif.

Belajar kebiasaan ini juga dapat diberlakukan untuk


pendidikan karakter siswa seperti disiplin, amanah dan
kerja keras).
7. Ragam Apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan


(judgment) atau nialai suatu objek. Tujuannya agar
siswa mengembangkan kecakanan ranah (affective
skills) dalam menghargai nilai objek seperti apresiasi
sastra, apresiasi musik, dll.

Belajar apresiasi dapat menunjang tercapainya tujuan


belajar apresiasi antara lain kerajinan tangan, kesenian
dan menggambar.
8. Ragam Pengetahuan

Belajar pengetahuan adalah belajar dengan melakukan


penyelidikan pada objek tertentu seperti menguasai
materi pelajaran dengan melakukan eksperimen dan
kegiatan investigasi agar siswa menambah informasi
dan pemahaman.

Contohnya, memnggunakan alat-alat laboratorium dan


penelitian lapangan.
EFISIENSI,
M E T O D E / P E N D E K ATA N , D A N
FA C T O R YA N G M E M P E N G A R U H I
BELAJAR

R E Z K Y G R A H A P R AT I W I , M . P S I
A. EFISIENSI BELAJAR

Efisiensi Belajar

1. Definisi 2. Efesiensi 3. Efisiensi


Efisiensi belajar Usaha Belajar Hasil Belajar
1. Definisi Efisiensi belajar

Efesiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan


perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya
(Gie, 1985).

Efesiensi Belajar

Efesiensi Usaha Belajar Efesiensi Hasil Belajar


2. Efisiensi usaha belajar

Belajar dapat dikatakan efisien apabila prestasi


belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha
yang minimal.

Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan


untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan
seperti tenanga dan pikiran.
2. Efisiensi usaha belajar

Usaha Belajar si A

Prestasi belajar si A, si
Usaha Belajar si B B dan si C.

Usaha Belajar si C

Gamabar diatas memperlihatkan bahwa si C lebih efisien daripada si A


dan si B, karena dengan usaha yang minimal dapat mencapai hasil
belajar yang sama tingginya. Namun, sekeras apapun takkan
membuahkan hasil yang memuaskan jika tidak dibarengi dengan
srategi dan pendekatan yang efisien.
3. Efesiensi Hasil belajar

Selanjutnya, apabila kegiatan belajar dapat dikatakan efisien apabila


usaha belajar memberikan prestasi belajar yang tinggi.

Usaha belajar si A tinggi

Usaha belajar si A, si B Usaha belajar si B


dan si C. sedang

Usaha belajar
si C rendah

Gambar diatas memperlihatkan bahwa si A adalah siswa yang efisien


dalam prestasi belajar.
B. PENDEKATAN DAN METODE BELAJAR

Pendekatan dan Metode Belajar

4. Pendekatan
2. Pendekatan Independent
1. Pendekatan 3. Pendekatan
Ballart & Learning dan
Hukum Jost Biggs
Clanchy Self Directed
Learning
1. Pendekatan Hukum Jost

Menurut Reber (1988) Jost’s Law bahwa siswa yang


lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan
lebih mudah memanggil kembali memori lama yang
berhubungan dengan materi yang sedang ia pelajari.
2. Pendekatan Ballart & Clanchy

Menurut Ballard & Clanchy (1990) bahwa belajar siswa


dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan
(attitude to knowledge).

2 macam siswa dalam menyikapi


ilmu pengetahuan

1. Sikap melestarikan 2. Sikap memperluas


apa yang sudah ada (extending)
(conserving)
1. Sikap melestarikan apa 2. Sikap memperluas
yang sudah ada (conserving) (extending)

Sementara, siswa yang


Siswa yang bersikap
bersikap extending, biasanya
conserving biasanya
menggunakan
menggunakan pendekatan
pendekatan belajar belajar “analitis” (berdasarkan
“reproduktif” (bersifat pemilihan dan interpretasi
menghasilkan kembali fakta dan informasi). Siswa
fakta dan informasi). yang extending cukup banyak
menggunakan pendekatan
spekulatif (bukan hanya
menyerap pengetahuan tetapi
juga mengembangkannya
Perbandingkan Pendekatan Belajar & Karakteristiknya
Jenis Pendekatan Belajar dan Karakteristiknya
Reproduktif Analitis Spekulatif
Strateginya: Strateginya: Strateginya:
 Menghafal  Berpikir kritis  Sengaja mencari
 Meniru  Mempertanyakan kemungkinan & penjelasan
 Mejelaskan  Menimbang-nimbang baru
 Meringkas  Beragumen  Berspekulasi & membuat
hipotesis
Pertanyaanya: Pertanyaanya:
 Apa  Mengapa? Pertanyaanya:
 Bagaimana?  Bagaimana kalau…?
 Apa betul?
 Apa penting?

Tujuannya: Tujuannya: Tujuannya:


Pembenaran / penyebutan Pembentukan kembali materi Menciptakan /
kembali materi ke dalam pola baru / berbeda mengembangkan materi
pengetahuan.
3. Pendekatan Biggs

Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan


belajar siswa dapat dikelompokkan dalam tiga
prototipe (bentuk dasar: yaitu:

• 1. Pendekatan Surface
(permukaan/bersifat lahiriah)

• 2. Pendekatan deep (mendalam)

• 3. Pendekatan achieving
(pencapaian prestasi tinggi)
1. Pendekatan Surface 2. Pendekatan Deep 2. Pendekatan Deep

Contoh : siswa
Contoh : siswa ingin
Contoh : siswa mempunyai ambisi
belajar karena
mempelajari materi yang besar dalam
dorongan dari luar
karena dia tertarik meningkatkan
(ekstrinsik) antara
dan merasa prestasi setinggi-
lain takut tidak lulus
membutuhkan tingginya. Gaya
yang mengakibatkan
(intrinsik). Gaya belajarnya lebih
dia malu. Gaya
belajarnya serius serius daripada
belajarnya santai
dan berusaha siswa yg
tidak mementingkan
memahami materi. menggunakan
pemahaman.
pendekatan lain.
Perbandingan Prototipe Pendekatan Belajar Biggs
Prototipe Pendekatan Karakteristik Strategi
1. Surface approach Ekstrinsik dengan ciri Memusatkan pada rincian
menghindari kegagalan tapi materi dan semata-mata
tidak belajar keras. memproduksi secara persis.

2. Deep approach Intrinsik dengan ciri Memaksimalkan


berusaha memuaskan pemahaman dengan berpikir,
keingintahuan terhadap isi banyak membaca dan
materi. diskusi.

3. Achieving approach Ego-enhancement dengan


ciri bersaing untuk meraih Mengoptimalkan pengaturan
nilai / prestasu tinggi. waktu dan usaha belajar
(study skills).
4. Pendekatan Independent Learning dan Self
Directed Learning

Pendekatan Independent Learning (IL) adalah


belajar mandiri dalam arti mempelajari topik/mteri
yang tidak diajarkan oleh guru tetapi harus dikuasai
oleh siswa. Ex. Siswa diberi rujukan materi

Pendekatan Self Directed Learning merupakan


pendekatan humanistic artinya mendorong siswa untuk
belajar sendiri secara aktif dan bertanggung jawan
terhadap proses dan hasil belajarnya sendiri.
B. PENDEKATAN DAN METODE BELAJAR

Metode Belajar

1. Metode SQ3R 2. Metode PQ4R


SQ3R merupakan singkatan langkah – langkah mempelajari teks yaitu:

1. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti mengidentifikasi seluruh teks

2. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan


teks.

3. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas
pertanyaan yang telah tersusun

4. Retice, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditentukan.

5. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atau pertanyaan yang


tersusum pada langkah kedua dan ketiga.
PQ4R merupakan singkatan langkah – langkah mempelajari teks yaitu:

1. Preview, maksudnya bab dipelajari dahulu sebelum disurvei.

2. Question, maksudnya pertanyaan sebaiknya disusun terlebih dahulu.

3. Read, maksudnya dibaca secara cermat sambil mencari jawaban.

4. Reflect, maksudnya berusaha memahami isi dan menangkap contoh.

5. Recite, maksudnya setelah membaca hendaknya diingat-ingat.

6. Review, maksudnya tanamkan materi di memori sambil mengingat intisari.


C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Faktor – faktor yang mempengaruhi Belajar

3. Faktor Pendekatan
1. Faktor Internal. 2. Faktor Eksternal.
Belajar.
Faktor-factor yang mempengaruhi Belajar
Faktor dan Unsur-unsurnya
Pendekatan Eksternal Siswa Pendekatan
1.Aspek Fisiologis: 1.Lingkungan Sosial: 1.Pendekatan Tinggi:
 Jasmani  Keluarga  Speculative
 Mata  Guru dan staf  Achieving
 Telinga  Masyarakat
 Teman

2. Aspek Psikologis: 2. Lingkungan nonsosial: 2. Pendekatan Menegah:


 Intelegensi  Rumah  Analitical
 Sikap  Sekolah  Deep
 Minat  Peralatan
 Bakat  Alam 3. Pendekatan Rencah:
 motivasi  Reproductive
 Surface

Anda mungkin juga menyukai