Anda di halaman 1dari 19

TEORI

BEHAVIORISTI
K

for Teachers
KELOMPOK 1

1. Mutiara Gita Saputri (20120109)


2. Fidiya Desta Rafatalita W (20120134)
3. Nur Agustina Khairunnisah (20120106)
4. Titania Nurma M P (20120116)
5. Ratih Noor Fadhlika (20120083)
6. Muhammad Andyansah P (20120073)
7. Ilham Razaq Aryadi (20120094)
Teori Behavioristik
Teori belajar yang mengedepankan
perubahan perilaku peserta didik
sebagai hasil proses pembelajaran yang
diakibatkan oleh adanya interaksi antara
stimulus dan respon. Teori belajar ini
berorientasi pada perilaku yang lebih
baik.
01
Tokoh-Tokoh Teori
Behavioristik
IVAN PAVLOV
 Pendekatan Classical Conditioning, yaitu metode
terapi dalam merubah perilaku yang bersifat
maladaptive dan merubah perilaku yang adabtif.

 Penerapan metode ini misalnya dalam sebuah


pembelajaran ada siswa yang takut dengan
pembelajaran di ubah menjadi rasa senang
dengan pembelajaran matematika, selain itu
metode ini dapat di gunakan untuk membuat
seseorang menjadi pobia pada sesuatu.
JHON R. WATSON
 Tidak mengakui adanya mental, kesadaran dan predisposisi yang
dimiliki manusia
 Yang dimiliki manusia: raga, fisik, badan dan reflex
 Kondisioning merupakan suatu upaya untuk memperkuat ikatan S-R
dan memberi perangsang sehingga menimbulkan reflex (perilaku)
 Perilaku manusia merupakan proses dari kegiatan fisik dan
hubungannya dengan lingkungannya.
3 Kategori Perilaku

Bersifat kebiasaan Reaksi emosi


insting
EDWARD L . THORNDIKE
 Pengaruh hubungan antara stimulus dan respons dalam
pembentukan prilaku dan konsekuensinya dalam pembentukan
prilaku yang diinginkan.

 Tiga Hukum Utama Terkait Dengan Stimulus dan Respons:


 Law of Effect : respons akan sangat bertambah kuat akan
diikuti dengan hal-hal yang menyenangkan dan
sebaliknya.
 Low of Readiness : berkaitan dengan struktur dan fungsi
kematangan fisik dan mental.
 Low of Exercise : hubungan antara stimulus dan respons akan
bertambah kuat jika dilatih.
SKINNER (operant conditioning)
 Manusia dan hewan selalu berada dalam proses “OPERATING”
(melakukan sesuatu) terhadap lingkungannya. Selama melakukan
sesuatu tersebut makhluk hidup menemukan stimulus pendorong,atau
hubungan antara stimulus dengan respon yang ditunjukkan individu atau
subyek terjadi melalui interaksi dengan lingkungan.

 Teori ini menekankan bahwa tingkah laku yang ditunjukkan seseorang


merupakan akibat dari interaksi antara stimulus dengan respon.

 Kesuksesan opetant conditioning tergantung pada penerapan


reinforcement dan phunisment. Reinforcement dalam pembelajaran dapat
dengan pembelajaran dengan bermain, dengan media, serta metode lain
yang menyenangkan.
02.
Penerapan Behaviorisme
Dalam Pendidikan Dan
Pembelajaran
Mercury TERDAPAT 3 PENERAPAN

PEMBELAJARAN
MODIFIKASI PEMBELAJARAN
BERBASIS
PRILAKU TERPROGRAM
BEHAVIOR
MODIFIKASI PRILAKU
Merupakan teknik terapi yang dikembangkan
berdasarkan hasil penelitian dari Skinner. Teknik ini
dilakukan dengan cara mengatur reinforcement untuk
menghilangkan prilaku yang tidak diinginkan.
Modifikasi Prilaku
Memperkuat Melemahkan
prilaku prilaku

Positive Negative
reinforcement reinforcement

Andi tidak lagi rebut setelah Guru mendudukan siswa di


gurunya memberikan pujian bangku depan untuk
pada waktu ia duduk dan mengurangi kebiasaan
belajar dengan tenang rebut dan mengobrol pada
waktu belajar
PEMBELAJARAN BERBASIS
BEHAVIORISME
Penerapan Tujuan pembelajaran

Penerapan teori behaviorisme A – Audience adalah siswa


dalam pembelajaran dimulai B – Behavior prilaku atau
dengan melakukan analisis kopentensi yang perlu ditampilkan
kebutuhan siswa, kemudian di setelah proses belajar
lanjutkan dengan menetapkan C – Condition menyelesaikan unit
tujuan pembelajaran pelajaran yang di evaluasi diakhiri
(behaviorial outcome). proses pembelajaran.
D – Degree pencapaian hasil
belajar
PEMBELAJARAN TERPROGRAM

Pembelajaran terprogram adalah serangkaian


kegiatan pembelajaran yang diprogram khusus
dengan tujuan peserta didik dapat
membelajarkan dirinya sendiri.
03.
Ciri
Behavioristik
1. Mengutamakan pengaruh lingkungan.
2. Hasil pembelajaran fokus pada terbentuknya
perilaku yang diinginkan.
3. Mementingkan pembentukan reaksi atau
respon. Schools
4. Bersifat mekanistis atau dilakukan dengan
mekanis tertentu, misalnya meminta maaf.
5. Menganggap latihan itu adalah hal yang
penting dalam proses pembelajaran.
04.
Kelebihan dan
Kekurangan
1. Kelebihan
• Peserta didik dibiasakan untuk latihan dan praktik yang di
dalamnya memuat unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan,
refleks, dan daya tahan.
• Mampu mendorong peserta didik untuk berpikir linier dan
konvergen.
• Memudahkan peserta didik untuk mencapai suatu target tertentu
dalam pembelajaran.
2. Kekurangan Schools
• Membatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasi peserta didik.
• Pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga peserta didik
terkesan pasif.
• Berpotensi menimbulkan hukuman verbal dan fisik, seperti
memberi hukuman peserta didik yang melanggar aturan atau
bahkan menjewer. Hukuman semacam itu justru bisa berakibat
buruk pada perubahan perilaku peserta didik.
• Timbul kesulitan untuk menjelaskan kondisi belajar yang
kompleks karena hanya beracuan pada stimulus dan respon.
TERIMA KASIH

Apakah Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai