Anda di halaman 1dari 4

1.

Sri Rezeki
Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik
Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan
yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi stimulus dan respon.
Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak
penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati
hanyalah stimulus dan respon. oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa
yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat
terjadi tidaknya perubahan tingkah laku.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement).Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga
bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan.

2. Cindy Claudia
Kelebihan Teori Behavioristik:
(1) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar.
(2) Guru tidak membiasakan memberikan ceramah, sehingga murid dibiasakan belajar mandiri.
Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru yang bersangkutan.
(3) Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan positif dan
prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif yang didasari pada prilaku yang
tampak.
(4) Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan
bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya.
(5) Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimuls yang lainnya dan seterusnya sampai
respons yang diinginkan muncul.
(6)Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan
yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
(7) Teori behavioristik juga cocok diterapakan untuk anak yang masih membutuhkan dominasi
peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru, dan suka
denganbentuk-bentuk penghargaan langsung.
3. Hendra Chrisdayanto
Kekurangan Teori Behavioristik:
1. Sebuah konsekuensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
2. Tidak setiap pelajaran dapat mengguankan metode ini.
3. Murid berperan sebgaai pendengardalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa yg
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yg efektif.
4. Penggunaaan hukuman yang yang sangat dihindari oleh pra tokoh behavioristikjustru
dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
5. Murid dipandang pasif.
6. Kurangnya inisiatif siswa terhadap penyelesaian suatu permasalahan.
7. Cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif, tidak
produktif, dan individu yang pasif.
8. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistik dan hanya berorientasi
pada hasil yang diamati dan diukur.
9. Penerapan metode yang salah dalam pembelajaran mengakibarkan; guru sebagai center,
otoriter, komunikasi satu arah, dan menentukan apa yang dipelajari murid.

4. Sridayanti
Prinsip Aplikasi Teori Behavirostik dalam pembelajaran : -menekankan adanya hubungan
antara stimulus (s) dengan respon (r) ,contohnya dengan pemberian reward.
menurut Mukiman (1997:23) beberapa prinsip tersebut adalah :
1. Yang dinamakan belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan belajar
sesuatu jika yang bersangkutan perubahan tingkah laku tertentu.
2. Teori ini beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah adanya stimulus dan
respon, sebab inilah yang dapat diamati. sedangkan apa yang terjadi diantaranya
dianggap tidak penting karena tidak dapat diamati.
3. Penting dalam belajar, respon akan semakin kuat apabila reinforcement (baik positif
maupun negatif) ditambah.

5. Sri Rezeki
Agar guru dapat mendeteksi atau menyimpulkan bahwa proses pembelajaran itu berhasil, maka
hal-hal yang perlu diperhatikan ialah :
1. Guru hendaknya paham tentang jenis stimulus apa yang tepat untuk diberikan kepada
siswa.
2. Guru juga mengerti tentang jenis respons apa yang akan munculpada diri siswa.
3. Untuk mengetahui apakah respons yang ditunjukkan oleh siswa ini benar-benar sesuai
dengan apa yang diharapkan guru, maka guru harus mampu:
a. Menetapkan bahwa respon itu dapat diamati.
b. Respon yang ditunjukan oleh siswa dapat pula diukur.
c. Respon yang diperlihatkan siswa hendaknya dapat dinyatakan secara eksplisit.
d. Agar respon itu dapat senantiasa dikenang oleh siswa maka perlu adanya semacam
hadiah.

6. Cindy Claudia

Hukum-hukum dalam Teori Behavioristik

1. Hukumkesiapan
Hukum kesiapan berarti bahwa kegiatan pembelajaran akan memberikan hasil yang
diinginkan jika ada kesiapan, baik kesiapan oleh pendidik maupun peserta didik.

2. Hukumlatihan
Hukum latihan memiliki arti bahwa semakin banyak latihan, semakin besar peluang
untuk berhasil. Artinya, kegiatan pembelajaran akan berhasil jika peserta didik
dibiasakan untuk latihan secara kontinu dan terukur.

3. Hukumefek
Hukum efek berarti bahwa efek yang dirasakan oleh peserta didik setelah belajar akan
memotivasi dirinya untuk terus belajar. Contohnya, seorang peserta didik
mendapatkan hadiah berupa buku paket Matematika karena berhasil mendapatkan
nilai sempurna di ujian tulis Matematika. Efek yang dirasakan adalah bangga dan
bahagia. Efek itu diharapkan bisa memotivasi peserta didik tersebut untuk terus
belajar.

4. Hukumsikap
Hukum sikap berarti sikap yang terbentuk setelah melakukan pembelajaran.
Perubahan sikap dipengaruhi oleh hal-hal yang ia dapatkan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
7. Hendra Chrisdayanto
Pengaplikasian nya
Sedangkan langkah umum yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan teori behavioristik
dalam proses pembelajaran adalah :
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
2. Melakukan analisis pembelajaran.
3. Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal pembelajar.
4. Menentukan indikator-indikator keberhasilan belajar.
5. Mengembangkan bahan ajar (pokok bahasan, topik, dll).
6. Mengembangkan strategi pembelajaran (kegiatan, metode, media dan waktu).
7. Mengamati stimulus yang mungkin dapat diberikan (latihan, tugas, tes dan sejenisnya).
8. Mengamati dan menganalisis respons pembelajar.
9. Memberikan penguatan (reinfrocement) baik posistif maupun negatif.
10. Merevisi kegiatan pembelajaran.

8. Sridayanti

Kesimpulan
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dinilai secara konkrit. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans)
yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik.
Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang
menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik
terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku
S-R (Stimulus-Respon).
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah
lakunya. Sebagai contoh, siswa belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha
giat dan gurunya sudah mengajarkan dengan tekun, namun jika anak tersebut belum dapat
mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap belajar. Karena ia belum dapat
menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Menurut teori ini yang terpenting adalah
masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.

Anda mungkin juga menyukai