Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

" TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN IMPLIKASINYA


DALAM PEMBELAJARAN "
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan masalah ...............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Pembelajaran Behaviorisme ....................................................................................2
B. Aplikasi Teori Behaviorisme Terhadap Pembelajaran siswa ............................................2
C. Tujuan Dan Perinsip Pembelajaran Behaviorisme ............................................................4
D. Prinsip-prinsip pembelajaran Behavioristik . ....................................................................4
E. Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Teori Pembelajaran Behavioristik ............................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................................6
B. Saran ...................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.Teori ini lalu berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik
dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.Metode Behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan
kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti
: Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan
bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya.
Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi
peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi Hadiah atau di puji.
Salah satu faktor yang mendasari perlunya perubahan praktek pembelajaran di kelas yang
masih sangat tradisional adalah faktor psikologis yang di tandai dengan munculnya teori belajar
yang dikenal dengan behavioristik. Teori belajar Behavioristik menjelaskan belajar itu adalah
perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi
melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon)
berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak,
baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah
akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan,
asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Dari Teori Belajar Behaviorisme?
2. Bagaimana Aplikasi Teori Behaviorisme terhadap pembelajaran siswa?
3. Apa tujuan Dan Perinsip pembelajaran Behaviorisme?
4. Bagaiman Analisis dari Teori Behaviorisme dalam pembelajaran?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari teori belajar Behaviorisme


2. Untuk mengetahui dan menjelaskan Apklikasi teori Behaviorisme terhadap pembelajaran.
3. Untuk menjelaskan tujuan Dan Perinsip pembelajaran Behaviorisme
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan dari Analisis dari teori Behaviorisme
BAB II
PEMBAHASAN

F. Teori Pembelajaran Behaviorisme


Pengertian Teori Belajar BehaviorismeTeori Behavioristik adalah teori beraliran
Behaviorisme yang merupakan salah satu aliran psikologi. Teori belajar behavioristik ini dikenal
dengan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang
baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon .Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.Misalnya; siswa belum dapat dikatakan
berhasil dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial jika dia belum bisa/tidak mau melibatkan diri
dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti; kerja bakti, ronda dll.
Menurut teori ini yang terpenting adalah :
1. Masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa
respons.Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya alat perkalian,
alat peraga, pedoman kerja atau cara-cara tertentu untuk membantu belajar siswa, sedangkan
respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
tersebut.Teori ini juga mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal
yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
2. Penguatan (reinforcement)Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya
respon. Misalnya, ketika peserta didik diberi tugas oleh guru, ketika tugasnya ditambahkan
maka ia akan semakin giat belajarnya, maka penambahan tugas tersebut merupakan
penguatan positif dalam belajar, begitu juga sebaliknya.
Prinsip-prinsip Behaviorisme adalah :
1. Objek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku dikemalikan kepada reflek
3. Mementingkan terbentuknya kebiasaan.

G. Aplikasi Teori Behaviorisme Terhadap Pembelajaran siswa


Aplikasi pengetahuan adalah objektif, pasti, tetap dan tidak berubah pengetahuan disusun
dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowladge) kepada orang yang belajar. Fungsi
behavioristik dalam kegiatan pembelajaran yaitu karena memandang penting pikiran adalah
untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berfikir yang dapat
dianalisis dan dipilih, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berfikir seperti ini ditentukan
oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa
stimulus dan output yang berupa respon.
Ciri – ciri kuat yang mendasari penerapan Teori Behavioristik :
1. Mementingkan pengaruh lingkungan .
2. Mementingkan bagian – bagian (elementalistik)
3. Mementingkan peranan reaksi
4. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya.
5. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan.
6. Mengutaman mekanime terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respoHasil
belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginka
Secara umum langkah-langkah pembelajaran yang berpijak pada Teori Behavioristik yang
dikemukakan oleh Sociati dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan dalam merancang
pembelajaran.
langkah-langkah pembelajaran tersebut antara lain :
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan
awal siswa.
3. Menentukan materi pembelajaran
4. Memecah materi pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok bahasan sub
pokok bahasan, topik dsb.
5. Menyajikan materi pembelajaran.
6. Memberikan stimulus, dapat berupa, pertanyaan baik lisan maupu tertulis, tes atau kuis,
latihan atau tugas-tugas.
7. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa
8. Memberikan penguatan atau reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan
negatif), ataupun hukuman.
9. Memberikan stimulus baru.
10. Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman.
11. Evaluasi belajar.
Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu
membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik
mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu
dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam proses
evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-
hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.Pembiasaan dan disiplin
menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan
penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan
dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan
dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada
aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pebelajar atau peserta didik adalah objek
yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang
berada di luar diri pebelajar.
H. Tujuan Dan Perinsip Pembelajaran Behaviorisme
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut pembelajar untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau
tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampilan yang terisolasi atau
akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan.
1. Berkomunikasi atau transfer prilaku adalah pengambaran pengetahuan dan kecakapan
peserta didik (tidak mempertimbangkan proses mental.)
2. Pengajaran adalah untuk memperoleh keinginan respon dari peserta didik yang dimunculkan
dari stimulus.
3. Peserta didik harus mengenali bagaimana mendapatkan respon sebai k mungkin pada
kondisi respon diciptakan.Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga
aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada
ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya
menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar.
Maksudnya bila pebelajar menjawab secara benar sesuai dengan keinginan guru, hal ini
menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang
sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai
kegiata n pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara
individual.B. Prinsip -prinsip teori Pembelajaran Behavioristik.
Dalam pembelajaran behaviorisme pembelajaran merupakan penguasan respons
(Acquisition of responses) dari lingkungan yang dikondisikan. Peserta didik haruslah melihat
situasi dan kondisi apa yang yang menjadi bahan pembelajaran.
I. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Behavioristik .
Menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap perubahan perilaku :
1. Mengunakan prinsip penguatan, yaitu untuk menidentifikasi aspek paling diperlukan dalam
pembelajaran untuk mengarahkan kondisi agar peserta didik dapat mencapai peningkatan
yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
2. Menidentifikasi karakteristik peserta didik, untuk menetapkan pencapaian tujuan
pembelajaran.
3. Lebih menekankan pada hasil belajar daripada proses pembelajaran.
4. Analisis Dari Teori Behaviorisme

J. Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Teori Pembelajaran Behavioristik


Sesuai dengan teori ini, guru dapat menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
Sesuai dengan teori ini, guru dapat menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap
sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru.
Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi intruksi singkat yang diikuti contohcontoh baik
dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hirarki dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil
yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada
hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan
digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.
1. Kelebihan
Dalam teknik pembelajaran yang merujuk ke Teori Behavioristik terdapat beberapa
kelebihan di antaranya :
a. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
b. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
menbutuhk an praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
c. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri.
Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan.
d. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka meniru
dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi Hadiah atau
pujian.
2. Kekurangan :
a. Memandang belajar merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon.
b. Mengabaikan pengertian belajar sebagai unsure pokok.
c. Proses belajar berlangsung secara teori.
Selain teorinya, beberapa kekurangan perlu dicermati guru dalam menentukan teknik
pembelajaran yang mengacu ke teori ini, antara lain:
1. Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
siap.
2. Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini.
3. Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi
siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru
melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.
4. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektife) Penggunaan hukuman
yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling
efektif untuk menertibkan siswa.
5. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan san gat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan masalah yang kita bahas, dapat diambil kesimpulan:
1. Teori behavioristik merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada perubahan
tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori
belajar Behavioristik, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar apabila
ia bisa menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
2. Teori Behaviristik terdiri dari dari 4 landasan: koneksionisme, pengkondisian, penguatan,
dan Operant conditioning.
3. Aplikasi Teori Behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia.
4. Tujuan pembelajaran menurut Teori Behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut pembelajar
untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan,
kuis, atau tes.

B. Saran
Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para peserta didik kita dengan baik,
dengan metode serta teori yang tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Oleh karena itu pelajarilah teori-teori pembelajaran yang ada agar kita mampu menemukan
kecocokan dalam metode mengajar yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Asdi Mahasatya, 2004

Bambang warsita, Teknologi pembelajaran, Rineka cipta, 2008.

Budiningsih, C., Asri , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005

Gage, N.L., & Berliner, D. Educational Psychology, 1979.Hall S. Calvin & Lindzey, Gardner,
Psikology kebribadian 3, Teori-Teori sifat dan behavioristik(diterjemahkan dari bukuTheories
of personality, New york, Santa barbara Toronto, 1978) , yogyakarta: Kanisius, 1993.

Kamalfachri, “Teori Behavioristik”, dalam Websitefile:///H:/Teori behavioristik dan


Permaslahan/Kamalfachri. Weblog.htm, data diakses pada tanggal 2 Juli 2023.

Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Pranada Media Group, 2009

Skinner, The Behavior of Organism, 1989.

Slavin, Belajar dan Pembelajaran, 2000.

Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2009

Uno, Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : PT Bumi Aksara,2006

Yamin, Martinis, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press, 2011Kamalfachri,
“Teori Behavioristik”, dalam Websitefile:///H:/Teori behavioristik dan
Permaslahan/Kamalfachri. Weblog.htm, data diakses pada tanggal 2 Juli 2023.Diposkan oleh
Ismail M.Pd.I di 00.49

Anda mungkin juga menyukai