Oleh:
Muhamad Idrus Ramlan
(201901019)
OPERANT CONDITIONING
Teori Operant Conditioning adalah teori yang dikembangkan oleh B.F Skinner.
Teori ini mengungkapkan bahwa tingkah laku bukanlah sekedarrespon terhadap stimulus, tetapi suaatu
tindakan yang disengaja atau operant.
Tingkah laku adalah perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi tertentu. Tingkah laku yang
dimaksud terletak di antara dua pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh
yang mengikutinya (konsekuensi). Hal ini dapat dilukiskan sebagai berikut:
Dengan demikian, tingkah laku dapat diubah dengan cara mengubah antecedent, konsekuensi, atau kedua-
duanya.
Menurut Skinner, konsekuensi itu sangat menentukan apakah seseorang akan mengulangi suatu tingkah
laku pada saat lain di waktu yang akan datang.
Tingkah laku adalah hubungan antara perangsang dan respon. Tingkah laku terjadi apabila ada stimulus
khusus.
Skinner berpendapat, pribadi seseorang terbentuk dari akibat respon terhadap lingkungannya, untuk itu
hal yang paling penting untuk membentuk sebuah kepribadian adalah adanya penghargaan dan hukuman.
Penghargaan akan diberikan untuk respon yang diharapkan sedangkan hukuman untuk respon yang salah.
Pendapat skinner ini memusatkan hubungan antara tingkah laku dan konsekuen. Contoh, jika tingkah
laku individu segera diikuti oleh tingkah laku menyenangkan, individu akan menggunakan tingkah laku
itu lagi sesering mungkin.
1.Respondent response (reflexive response), yaitu respom yang ditimbulkan oleh suatu perangsang-
perangsang tertentu. Misalnya, keluar air liur saat melihat makanan tertentu.
2.Operant response (instrumental response), yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh
perangsang-peerangsang tertentu. Contohnya, ketika seorang anak belajar (telah melakukan perbuatan),
lalu mendapat hadiah, maka ia akan menjadi lebih giatbelajar (intensif/ kuat).
KONSEP TEORI
Terdapat 2 konsep dasar yang paling utama di dalam teori ini yaitu:
Reinforcement atau peneguhan adalah stimuli yang meningkatkan atau menguatkan tingkatan perilaku
dalam sebuah organisme. Reinforcement atau peneguhan memiliki dua bentuk yaitu positive
reinforcement dan negative reinforcement
• Positive reinforcement – menguatkan perilaku dengan cara menyuguhkan stimulus positif segera
setelah terjadinya perilaku. Contoh : Nilai A atau A+ adalah ganjaran yang dapat meningkatkan
kemungkinan siswa untuk belajar lebih giat lagi di masa depan untuk memperoleh nilai yang
baik.
• Negative reinforcement – menguatkan perilaku dengan cara menghilangkan stimulus negatif
segera setelah terjadinya perilaku. Contoh : Siswa akan belajar lebih giat untuk menghindari
memperoleh nilai F dan kegagalan seperti tidak naik kelas.
Punishment atau hukuman adalah stimuli yang menurunkan atau melemahkan tingkatan perilaku dalam
sebuah organisme. Punishment memiliki dua bentuk, yaitu positive punishment dan negative punishment
• Positive punishment – melemahkan perilaku dengan menyajikan stimulus aversif segera setelah
terjadinya perilaku. Contoh : Untuk menghindari nilai yang buruk dan kegagalan dalam ujian,
siswa akan mengurangi teknik belajar yang buruk.
• Negative punishment – melemahkan perilaku dengan menghapus stimulus positif segara setelah
terjadinya perilaku. Contoh : Siswa yang tidak belajar dengan sungguh-sungguh akan kehilangan
kesempatan untuk bermain dalam tim olahraga karena perilakunya. Dalam rangka untuk
menghindari kesempatan tersebut, siswa akan mengurangi perilakunya.
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan
dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik
sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.
KEKURANGAN
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang
mengerti tentang sebuah kedisiplinan. Hal tersebu akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar.
Dengan melaksanakan materi learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.