KELOMPOK 3
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
TEORI BEHAVIORISTIK
Teori Behavioristik
a. Pengertian teori behavioristik
Teori behavioristik merupakann sebuah teori yang mempelajari tentang tingkah laku manu
sia. Menurut Desmita (2009:44) teori belajar behavioristik adalah teori belajar memahami tin
ngkah laku manusia dengan menggunakkan pendekatan objektif, mekanistik, sehingga peruba
han tingkah laku manusia dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian.
1. Kondisioning klasik
Pengkondisian klasik ini dicetuskan oleh Ivan Pavlov (1849-1936) pengkondisian klas
ik ini adalah sebuah prosedur multi langkah yang pada awalnya membutuhkan stimul
us yang tak terkondisikan atau unconditioned stimulus yang akan menghasilkan sebua
h respon yang tak terkondisikan atau unconditioned response. Ivan Pavlov mengguna
kan ekspresimen terhadap anjing yaitu dengan mengoperasi kelenjar ludah seekor anji
ng, dan anjing tersebut diberi alat penampung cairan dan diberi alat penampung cairan
yang dihubungkan dengan pipa kecil untuk mengukur jumlah air liur yang dikeluarka
n sebagai respon dan reaksi apabila ada makana yang disodorkan.
Sebelum dilakukan eksperimen secara otomatis anjing mengeluarkan air liur pada saat
dihadapkan oelh serbuk daging sebagai stimulus yang tak terkondisikan dan air liur ya
ng keluar secara spontan sebagai respon yang tak terkondisikan
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perilaku yang dilakukan secara berulang
kali dapat menjadikan sebuah kebiasaan.
2. Operant conditioning
Teori operant menurut skinner ini merupakan teori bahwa tingkah laku bukanlah seke
dar respon terhadap stimulus, namun merupakan sebuah tindakan yang disengaja atau
operant.
Skinner mengembangkan teori stimulus respon dalam teori operant condidtionung, de
ngan menuangkan pemikirannya yaitu adana penguatan atau reinforcement yaitu peng
uatan positif dan negatif , penguatan positif ini untuk rangsangan atau dorongan untuk
suatu tindak balas, dan penguatan positif penguatan yang mendorong individu untuk
menghindari suatu tidak balas yang tidak memuaskan, nah dengan hal tersebut dapat d
ipahami dengan adanya konsekuensi.
3. Ekstinsi
Ekstinsi merupakan proses dimana operant yang sudha terbentuk tidak mendapat reinf
orcement lagi. Ekstinsi ini dilakukan dengan membuat/meniadakan peristiwa tingkah l
aku. Beberapa guru kesulotan untuk menerapkan ekstinsi ini karena meraka harus bela
jar untuk mengabaikan “misbehaviors” tertentu, tetpai terdapat bebrapa jenis tingkah l
aku yang tidak dapat diabaikan oleh guru, seperti tingkah laku yang menyinggung mu
ridnya.
Ekstinsi akan berlangsung terutama jika reinforcement adalah perhatian.
4. Reward dan Punishment
Dalam teori behavioristik ini terdapat reward dan punishment, dimana reward berarti
hadiah dan punsihment berarti hukuman, dalam pembelajaran reward digunakan untu
k memberi dorongan atau rangsangan terhadap murid untuk memunculkan motivasi d
alam meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan potensi kepribadian. Re
ward merupakan reinforcement yang bersifat positif. Dalam dunia pembelajaran rewar
d merupakan sebuah hadiah yang diberikan kepada siswa yang memiliki sebuah prest
asi ataupun pencapaian, dengan harapan jika murid tersebut mendpatkan hadiah dapat
terdorong untuk meningkatkan prestasinya, nah reward sendiri juga dapat bermanfaat
sebagai dorongan untuk siswa lain agar termotivasi untuk mengembangkan bakat atau
pun potensi yang ada pada dirinya dan mendapatkan sebuah reward.
Punishment berarti hukuman, punishment ini merupakan bentuk reinforcement yang n
egatif, hal ini juga bertujuan untuk menumbuhkan motivasi,, namun tujuan dari punis
hment ini untuk menimbulkan rasa tidak suka pada sesuatu, hal tersebut dapat mendor
ong seseorang untuk tidak melakukan hal yang bertentangan dengan norma atau tata t
ertib yang dipercaya sebagai kebenaran. Seperti memberikan hukuman kepada siswa
yang melanggar aturan sekolah, siswa yang diberkan punishment cenderung tidak mel
akukan halyang sama.
Reward dan punishment muncul karena adanya istilah yang dimunculkan oleh Thornd
ike yaitu reinforcement atau penguat. Pembahasan reinforcement yang diperkenalkan
oleh Thorndike dalam observasinya tentang trial-and eror sebagai landasan utama rein
forcement (dorongan, dukungan). Dengan adanya penguatan dalam pembelajaran mak
a diperlukan yang namnya reward dan punishment untuk memberikan penguatan pada
pembelajaran.
Pada hukum efek (the law of effect) Thorndike, intensitas hubungan antara stimulus dan resp
on sangat dipengaruhi dengan konsekuensi dari hubungan yang terjadi. Jika hubungan stimul
us dan respon menyenangkan maka perilaku akan diperkuat jika sebaliknya perilaku akan mel
emah, tetapi hukum tersebut telah di revisi setelah tahun 1930. Menurut Thorndike efek dari r
eward (akibat menyenangkan) jauh lebih besar dalam memperkuat sebuah perilaku dibanding
kan punishment ( efek tidak menyenangkan) dalam memperlemah perilaku, dapat disimpulka
n dengan reward akan tetap meningkatkan perilaku namun penushment belum tentu dapat me
ngurangi atau mengubah perilaku.
DAFTAR PUSTAKA
Muktar, M. (2019). Pendidikan behavioristik dan aktualisasinya. Tabyin: Jurnal Pendi
dikan Islam, 1(1), 14-30
Lu, Y., & Hamu, Y. A. (2022). Teori Operant Conditioning Menurut Burrhusm Frederi
c Skinner. Jurnal Arrabona, 5(1), 22-39.
Zamzami, M. R. (2018). Penerapan reward and punishment dalam teori belajar behavi
orisme. TaLimuna: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 1-20.
Fasikhah, Suminarti, S. (2013). SELF-REGULATED LEARNING (SRL) DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Universitas
muhammadiyah malang 1(1)
Samsir, H. M. (2022). Teori Pemodelan Bandura. Jurnal Multidisiplin Madani, 2(7), 3067-
3080.
Noer, S. H. (2012, November). Self efficacy mahasiswa terhadap matematika. In Makalah pa
da Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (Vol. 10, pp. 801-808).
Wulandari, P. Y. (2023). Pengaruh Metode Pembelajaran Bilingual terhadap Self-Efficacy Sis
wa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(1), 1592-1596
Adicondro, N., & Purnamasari, A. (2011). Efikasi diri, dukungan sosial keluarga dan self regu
lated learning pada siswa kelas VIII. Humanitas, 8(1), 17.
Fazaly, I. A. N., & Sudinadji, M. B. (2023). Pengalaman Self Regulated Learning Pada Santri
Penghafal Al-Qur'an Di Pondok Pesantren Muhammadiyah Zaenab Masykur Tegal (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).