Anda di halaman 1dari 71

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB I
Konsep dasar Belajar

A.Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses perubahan pada diri
seseorang dimulai dari tingkah laku yang dimilikinya
seperti : perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap,
pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Belajar mampu
membuat seseorang menjadi pribadi yang disiplin,
artinya dalam proses pembelajaran membuat kita
diarahkan pada suatu tujuan yang menjadikan hal itu
sebagai suatu pengalaman.
Menurut Winkel (2007:59) belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan,
ketrampilan dan nilai-nilai sikap. Belajar bolwh juga

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

dikatakan sebagai suatu interaksi antara diri manusia


denganlingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi,
fakta, konsep, ataupun teori.
Demikian halnya dengan Klein (1996:2)
menyatakan “learning can be defined as an experiential
process resulting in a relatively permanen change in
behavior that cannot be explained by temporary states,
maturation, or innate response tendencies”. Arti dari
kutipan tersebut adalah belajar dapat didefinisikan
sebagai hasil proses eksperimental dalam perubahan
tingkah laku yang relative permanen yang tidak dapat
diucapkan dengan pernyataan sesaat. Komponen penting
dalam pembelajaran menurut Klein (1996:2) adalah :

1. Learning reflects a change in the potential for behavior ;


2. it does not automatically lead to change in behavior ;
3. the behavior can be due the processes other than learning.

Dengan demikian, belajar merupakan proses yang


dilakukan secara terus-menerus dalam keadaan sadar dan
memahami baik yang dilihat secara langsung maupun
yang tidak dapat diamati secara langsung dan bertajuk
pada pengalaman (latihan). Proses pembelajaran juga

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

dapat dikaitkan dengan adanya perubahan tingkah laku


sehingga individu tersebut memiliki ketrampilan serta
nilai-nilai dalam bersikap.
A. Teori Belajar
Umumnya teori belajar dapat dikategorikan
menjadi empat bagian, yaitu behavioristik, kognitivistik,
humanistik, dan sibernetik. Dalam aliran behavioristik
terdapat tokoh-tokoh yang berperan yaitu : Thorndike,
Warton, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner
yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
perilaku berdasarkan stimulus-respon. Aliran
kognitivistik berpendapat bahwa belajar merupakan
perubahan persepsi dan pemahaman sehingga tidak
semata-mata merupakan perubahan perilaku, tetapi
melalui proses berpikir, tokoh-tokoh yang berperan yaitu
: Piaget, Ausubel, Bruner, Dewey, dan Bandura. Pada
aliran humanistik cnederung lebih mementingkan proses
belajar yang memanusiakan manusia. Tokoh-tokoh yang
berperan antara lain : Bloom, Krathwohl, Habernas,
Honey, dan Mumford. Lain halnya dengan aliran
sibernetik, belajar merupakan pengolahan informasi.
Tokoh-tokoh yang berperan : Landa, Pask, dan Scott.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Dari keempat jenis teori belajar tersebut, dapat


diasumsikan bahwa istilah belajar dapat diketahui oleh
beberapa hal, yaitu dengan perubahan tingkah laku.
Perubahan ini berdasarkan pada pengalaman; proses
berpikir; dan cara mengolah informasi; serta dapat
memecahkan persoalan yang menjadi tujuan utama.
1. Teori Belajar Behavioristik
Teori behavioristik diartikan sebagai perubahan
perilaku yang mana ada interaksi antara stimulus dan
respons. Menurut penganut teori ini belajar adalah
perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur, dan
dinilai secara konkret. Teori ini hanya mengakses
perilaku yang nampak, dilukiskan, serta diramalkan.
Teori dari kaum behavioris lebih dikenal dengan teori
belajar karena seluruh perilaku manusia adalah hasil
belajar. Intinya kaum behaviorsitik tidak
mempermasalahkan apakah manusia baik atau jelek,
rasional atau emosional; behavioristik hanya ingin
mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh
factor-faktor lingkungan.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Adapun syarat terjadinya proses belajar dalam


pola hubungan S-R ini adalah adanya unsure : dorongan
(drive), rangsangan (stimulus), respons, dan penguatan
(reinforcement). Sehingga, dalam perilaku belajar
memiliki suatu hubungan yang erat antara reaksi
Bagaimana
perubahan perilaku
tersebut terjadi? Yaitu
dengan adanya rangsangan
(stimulans) yang
menimbulkan perilaku
reaktif (respons). Stimulant
disini tidak lain adalah
lingkungan tempat
seseorang tersebut belajar,
baik yang internal ataupun
eksternal. Lain halnya
dengan respons yang
membuat stimulans
tersebut dapat berupa
reaksi fisik.
behavioral dengan stimulusnya. Berikut tampilan skema
hubungan langsung stimulus dan respons :

Hubungan Langsung

S R

(koneksi)
CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Guru yang menganut paham aliran behavioristik


berpendapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi
terhadap lingkungan dan hasil belajar. Ada beberapa
teori-teori belajar yang termausk dalam behavioristik :
a. Teori koneksionisme oleh Thorndike :
Thorndike berpendapat bahwa belajar merupakan
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara
peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan
respons (R). Stimulus adalah suatu perubahan dalam
lingkup eksternal yang menjadi tanda untuk
mengaktifkan organisme guna bereaksi atau berbuat,
sedangkan respon adalah suatu tingkah laku sembarang
yang dimunculkan karena adanya perangsang.
Contohnya berdasarkan pada eksperimen yang
dilakukan terhadap kucing lapar yang dimasukkan
dalam snagkar dan diketahui bahwa supaaya tercapai
hubungan antara stimulus dan respons, perlu upaya
kemampuan untuk memilih respon yang tepat serta

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

melalui usaha-usaha atau percobaan, dan kegagalan


terlebih dahulu. Berdasarkan percobaaan Thorndike
mengenai teori keneksionisme, maka Thorndike
menemukan hokum-hukum belajar sebagai berikut :
1. Law of Readiness
Dalam hukum ini merujuk pada kepuasan
individu. Dimana jika semakin mantap suatu
organisme mendapatkan suatu perubahan tingkah laku,
maka pelaksanaan perilaku tersebut akan cepat
menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cenderung diperkuat. Hal ini berdasarkan pada prinsip
utama teori koneksionisme yang mana mengacu pada
kegiatan membentuk asosiasi antara kesan pancaindra
dengan kecenderungan bertindak.
Contoh konkrit : jika individu tersebut merasa
tertarik atau senang akan pelajaran biologi, maka
individu ini akan belajar lebih giat lagi khususnya pada
mata pelajaran biologi serta turut mengerjakan tugas-
tugasnya. Jika hal ini dilaksanakan oleh individu
tersebut maka secara otomatis dia akan merasa puas
sehingga akan mencetak prestasi yang memuaskan.
2. Law of Exercise

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Dalam hukum ini merujuk pada koneksi antara


kondisi dengan tindakan seseorang (latihan-latihan
untuk memperkuat) dan justru akan melemah bila
koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan. Pernyataan
ini sesuai dengan kalimat yang mengatakan semakin
sering tingkah laku diulang/dilatih maka asosiasi
tersebut akan semakin kuat.
Contoh konkritnya : dalam hal ulangan. Maka
prinsip utama dan terutama dari belajar adalah ulangan.
Ulangan disini tentunya sangat penting untuk
menunjang penguasaan materi yang telah dipelajari.
Tentunya semakin sering diulangi, maka materi
pelajaran akan semakin dikuasai.

3. Law of Effect
Dalam hukum ini memaparkan bahwa stimulus
dan respons akan kuat hubungannya jika hal itu
menyenangkan, dan bila ada hal yang tidak
menyenagkan (tidak nyaman) maka hubungan itu akan
menjadi lemah. Artinya suatu perbuatan yang disertai
akibat menyenangkan maka hal itu cenderung
dipertahankan dan diulangi. Sebaliknya jika suatu

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

perbuatan tersebut tidak menyenangkan maka secara


otomatis akan dihentikan dan tidak akan diulangi.
Selain Thorndike mengemukakan mengenai
hukum-hukum belajar, beliau juga mengemukakan
revisi hukum belajar, sebagai berikut :

1). Hukum latihan ditinggalkan karena


ditemukan pengulangan saja tidak
cukup untuk memperkuat hubungan
stimulus respons, sebaliknya tanpa
pengulangan pun hubungan stimulus
respons belum tentu diperlemah.

2). Hukum akibat direvisi. Dikatakan


oleh Thorndike bahwa yang berakibat
positif untuk perubahan tingkah laku
adalah hadiah, sedangkan hukuman
tidak berakibat apa-apa.

3). Syarat utama terjadinya hubungan


stimulus respons bukan kedekatan,
melainkan adanya saling sesuai
antara stimulus dan respons

4). Akibat suatu perbuatan dapat


menular, baik pada bidang lain
maupun pada individu lain.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

b. Teori Pembiasan Klasik oleh Pavlov


Pavlov berpendapat bahwa classis conditioning
adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui
percobaannya terhadap anjing, yang mana perangsang
asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat
secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi
yang diingignkan.
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan
menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu,
perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa
yang diinginkan. Pavlov mennyatakan ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti
stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk
mendapatkan pengulangan respons yang diinginkan,
sementara individu tidak menyadari bahwa ia
dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar
dirinya.

c. Teori Operant Conditioning oleh Skinner

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Skinner yang merupakan tokoh behavioris


mengemukakan bahwa seorang dapat mengontrol
tingkah laku organisme melalui pemberian
reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan
relative besar. Dalam beberapa hal, pelaksanannya jauh
lebih fleksibel daripada classic conditioning.
Rata-rata kebanyakan daari para guru mengenai
gaya mengajar adalah dilakukan dengan beberapa
pengantar secara searah dan dikontrol oleh guru
melalui pengulangan dan latihan. Sedangkan Skinner
memiliki manajemen tersendiri berupa usaha
menopang individu tersebut seperti diberi penghargaan
pada perilaku yang diinginkan dan jika tindakannya
tidak tepat maka tidak diberikan imbalan apa pun.
Mengenai percobaan-percobaan yang telah
dilakukan Skinner, seperti pada burung merpati dan
tikus beliau menyimpulkan bahwa unsure terpenting
dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah
pengetahuan terbentuk karena adanya ikatan antara
stimulus respons akan semakin kuat bila diberi
penguatan.

Beberapa kajian mengenai teori penguatan oleh Skinner :


1). Penguatan positf : berupa hadiah, perilaku, atau
penghargaan.
CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

d. Teori Belajar Gagne


Gaya belajar berdasarkan teori Gagne adalah
mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran
agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi
(modern nobehaviouris). Dalam teori ini guru dituntut
untuk mengetahui kemampuan dasar yang harus dikaji.
Hal ini menyangkut belajar dari hal-hal yang sederhana
sampai pada tipe belajar yang rumit. Intinya praktik
teori ini tetap mengacu pada asosiasi stimulus respons.

2. Teori Belajar Konstruktivistik


Teori konstruktivistik menerangkan mengenai
transformasi informasi, yang mana pada teori ini siswa
harus mencari sendiri informasi. Jika informasi ini tidak
sesuai lagi dengan aturan-aturan lama, maka direvisi
kembali jka tidak sesuai. Intinya siswa harus betul-betul
memahami masalah yang dihadapinya, memecahkan
masalah tersebut secara mandiri dan berusaha

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

semaksimal mungkin untuk mengolah ide-ide dari setiap


persoalan yang dihadapi.
Berdasarkan teori belajar konstruktivistik, ada hal
yang sangat penting dalam psikologi pendidikan yaitu
guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa. Seharusnya siswa dituntut untuk
membagun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.
Tetapi tentu saja hal ini menjadi tugas seorang guru
untuk membantu siswanya dalam memberikan
kemudahan untuk proses ini. Caranya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ide-ide
mereka sendiri dan mengajar siswa dengan
menggunakan strategi mereka dalam belajar.
Penerapan belajar bagi siswa disini adalah dengan
menerapkan ilmu pengetahuan, belajar untuk
memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi diri
mereka sendiri, dan selalu penuh dengan ide-ide. Sebagai
pendidik bukan hanya sekedar menuangkan sejumlah
informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan
bagaimana agar konsep-konsep penting dari
pembelajaran tersebut dapat tertanam kuat dalam
memori siswa.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Salah satu konsep dari pendekatan konstruktivistik


adalah pembelajaran dengan pengaturan diri, dimana
seseorang yang telah memiliki pengetahuan tentang
strategi belajar efektif dan bagaimana serta kapan
menggunakan pengetahuan itu (Nur & Wikandari 2000).
Menurut Jamil Suprihatiningrum, 2012
mengatakan bahwa di dalam kelas siswa berpusat pada
guru yang mana guru ini berperan aktif dalam membantu
siswa menemukan fakta, konsep, atau prinsip bagi diri
mereka sendiri, bukan memberikan ceramah atau seluruh
kegiatan di kelas dikendalikannya.

a. Teori Perkembangan Kognitif Piaget


Adapun teori belajar kognitif berkembang dari
Piaget, Vygotsky, dan teori pemrosesan informasi.
Salah satu teori kognitif yang paling terkenal adalah
teori Piaget. Terdapat tiga aspek perkembangan
intelektual, yaitu : struktur, fungsi, dan isi. Struktur
adalah organisasi mental tingkat tinggi yang terbentuk
pada individu ketika bereaksi dengan lingkungannya.
Isi merupakan pola peilaku yang khas sesuai situasi
yang dihadapinya. Fungsi adalah suatu cara untuk

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

membuat kemajuan
intelektual. Adapun fungsi
ini terbagi atas 2 yaitu Piaget berpendapat
organisasi dan adaptasi. bahwa pengetahuan
Pengaplikasiannya berbeda berasal dari tindakan. Jadi,
perkembangan kognitif
terutama pada adaptasi.
sebagian besar
Yang mana semua bergantung kepada
organisme memiliki cara seberapa jauh anak aktif
tersendiri untuk beradaptasi. memanipulasi dan aktif
berinteraksi dengan
Adaptasi terhadap
lingkungannya.
lingkungan dilakukan dalam
2 proses, yaitu asimilasi dan
akomodasi. Pada asimilasi
seseorang telah mengetahui
masalah yang sedang dihadapinya. Sementara pada
proses akomodasi, seseorang memerlukan mental yang
mumpuni dalam menanggapi respons terhadap
tantangan lingkungannya.
Teori perkembangan Piaget mewakili teori belajar
konstruktivistik, yang mana memandang
perkembangan sebagai suatu proses, sehingga anak
secara aktif membangun sistem makna dan

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

membangun realitas melalui pengalaman-pengalaman


dan interaksi-interaksi mereka. Empat tingkst
perkembangan kognitif menurut Piaget :
1). Sensori motor (0-2 tahun) ;
2). Praoperasional (2-7 tahun) ;
3). Operasi konkret ( 7-11 tahun) ;
4). Operasi formal (11 tahuun hingga dewasa)
Menurut Piaget pengunaan operasi formal (usia
anak sekolah) bergantung pada keakraban dengan
daerah subjek tertentu. Jika siswa akrab dengan suatu
objek tertentu, lebih besar kemungkinannya
menggunakan operasi formal. Berikut pemaparan
Piaget mengenai implikasi penting dalam pembelajaran
:
1. Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses
mental anak, tidak sekadar menuntu pada hasil.
Artinya disini yang lebih diutamakan dari seorang
siswa yaitu proses yang digunakan sehingga sampai
pada jawaban tersebut.
2. Memerhatikan peranan pelik dari inisiatif anak
sendiri; ketrlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Pengaplikasiannya jika di dalam kelas, dalam

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

menyampaikan pengetahuan haruslah tidak


memberikan penekana pada anak, melainkan anak ini
didorong menemukan sendiri pengetahuannya melalui
interaksi dengan lingkungannya.
3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual
dalam hal kemajuan perkembangan. Artinya kelas
dibuat senyaman mungkin. Contohnya guru harus
mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan
kelas dalam bentuk kelompok kecil daripada bentuk
kelas yang utuh (siswa cepat merasa bosan).
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
teori pembelajaran konstruktivistik Piaget dilakukan
dengan memusatkan perhatian kepada berpikir
atau proses mental anak, tidak hanya menuntut pada
hasilnya tetapi mengutamakan peran siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Teori Sosial Kultural Vygotsky
Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif
tergantung pada masa kanak-kanak. Termasuk
pengetahuan anak, gagasan, sikap, dan nilai
perkembangan terjadi melalui interaksi dengan yang
lain. Vygotsky juga yakin bahwa bahasa berperan

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Dalam teori ini Vygotsky
sangat penting dalam
memberikan penegasan pada
perkembangan kognitif. hakikat sosiokultural dari
Dapat ditarik kesimpulan pembelajaran. Teori
bahwa pembelajaran terjadi Vygotsky dalam kegiatan
pembelajaran juga diketahui
apabila anak belajar atau dengan apa yang dikatakan
zone of proximal Scaffolding, yang mana
development mereka. Tugas- perancahan mengacu pada
bantuan yang diberikan
tugas yang berada pada
teman sebaaya atau orang
daerah perkembangan dewasa yang lebih kompeten,
terdekat merupakan tugas- yang berarti bahwa
memberikan sejumlah besar
tugas, yang mana anak
dukungan kepada anak
belum dapat memahami selama tahap-tahap awal
sendiri tetapi dapat pembelajaran dan kemudian
mengurani bantuan dan
menangani tugas-tugas itu
memberikan kesempatan
dengan bantuan teman atau kepada anak tersebut untuk
orang dewasa. mengambil tanggung jawab
Berbeda pendapat yang semakin besar setelah
ia mampu melakukannya
dengan Piaget yang
menyatakan bahwa
lingkungan social hanya merupakan sumber
pengalaman lain atau informasi lain yang
memengaruhi konflik dan adaptasi anak, Vygotsky

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

memandang bahwa lingkungan sosiokultural tidak


hanya sekedar member stimulasi kognitif yang memicu
konflik dan keseimbangan, tetapi proses mental yang
lebih tinggi seperti memerhatikan dengan sukarela atau
mengingat dengan sukarela dibentuk dan didukung
oleh interaksi social.
c. Metode Pengaajran John Dewey
Menurut John Dewey, metode reflektif di dalam
memcahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif,
hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah
kesimpulan-kesimpulan yang definitive melalui lima
langkah berikut :
1. Siswa mengenali masalah, masalah tersebut
datang dari luar diri siswa itu sendiri.
2. Siswa akan menyelidiki dan menganalisis
kessulitannya dan menentukan masalah yang
dihadapi.
3. Siswa menghubungkan uraian-uraian hasil
analisisnya itu, dan mengumpulkan berbagai
kemungkinan guna memecahkan masalah
tersebut. Dalam bertindak, ia dipimpin oleh
pengalamanya sendiri.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

4. Kemudian, ia akan menimbang kemungkinan


jawaban atau hipotesis dengan akibatnya
masing-masing.
5. Selanjutnya, ia mencoba mempraktikkan
salah satu kemungkinan pemecahan yang
dipandangnya terbaik. Hasilnya akan
membuktikan betul tidaknya pemecahan
masalah tersebut. Bilamana, pemecahan
masalah tersebut salah atau kurang tepat,
akan dicobanya kemungkinan yang lain
sampai ditemukan pemecahan masalah yang
tepat. Pemecahan masalah itulah yang benar,
yaitu yang berguna untuk hidup.
Akan tetapi langkah-langkah ini tidak dapat
dipandang secara kaku dan mekanistis, artinya tidak
mutlak harus mengikuti urutan seperti itu. Disnini
siswa dapat bergerak bolak-balik, antara masalah dan
hipotesis kea rah pembuktian, atau kearah kesimpulan
dalam batas-batas aturan yang bervariasi. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa pendekatan
instruksional ini mirip dengan suatu penelitian ilmiah,
yang mana suatu hipotesis dapat diuji atau dirumuskan.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Dewey juga menambahkan bahwa seharusnya bentuk


isi pelajaran hendaknya didasarkan pada pengalaman
siswa.
Dapat disimpulkan bahwa pengalaman memimpin
orang berpikir sehingga dapat bertindak bijaksana dan
benar. Pengalaman akan memengaruhi budi pekerti.
Pengalaman terbagi atas dua yaitu ada pengalaman
positif dan negatif. Pengalaman positif yaitu
pengalaman yang benar sebab dapat diterapkan dalam
kehidupan. Sebaliknya, pengalaman negative yaitu
pengalaman yang buruk serta menghambat kehidupan.

d. Teori Belajar Bermakna Ausubel


Inti dari teori Ausuabel tentang belajar adalah
belajar bermakna. Arti dari belajar bermakana ini
adalah mengenai kaitannya dengan informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif. Factor yang paling penting disini
untuk memengaruhi belajar ialah apa yang telah
diketahui siswa.
Ausubel mengungkapkan bahwa belajar dikatakan
bermakna apabila informasi yang akan dipelajari siswa

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki


siswa sehingga siswa dapat mengaitkan informasi baru
dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Berdasarkan teori Ausubel, sangat diperlukan
konsep-konsep awal yang dimiliki siswa berkaitan
dengan konsep yang akan dipelajari. Sehingga ketika
siswa dihadapkan pada sautu model pembelajaran
berdasarkan masalah, siswa mampu mengerjakan
permasalahan tersebut dengan menggunakan konsep
awal yakni yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya.
Ausuabel juga mengungkapkan bahwa ada tiga
kebaikan dari belajar bermakna, yaitu :
 Informasi yang dipelajari secara bermakna
lebih lama dapat diingat ;
 Informasi yang dipelajari secara bermakna
memudahkan proses belajar berikutnya untuk
materi pelajaran yang mirip ;
 Informasi yang dipelajari secara bermakna
mempermudah belajar tentang hal-hal yang
mirip walaupun telah terjadi lupa.
e. Toeri Penemuan Burner

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Salah satu kalimat berpengaruh dalam teori


pembelajaran adalah teori Jerome Burner. Beliau
berpendapat bahwa teoti pembelajaran kognitif yang
memberikan andil bagi dunia pembelajaran adalah
discovery learning. Dimana manusia harus aktif
mencari pengetahuan mereka sendiri agar lebih
bermakna. Aplikasi dari teori ini adalah pembelajaran
aktif, dimana siswa hendaknya belajar sendiri,
mengontruksi pengetahuan sendiri melalui berbagai
macam pengalaman.

f. Teori Pemodelan Bandura


Teori pemodelan Bandura ini merupakan cabang
dari teori belajar social, yang dikembangkan oleh
Albert Bandura. Bandura mengatakan bahwa seseorang
dapat belajar melalui pengamatan terhadap suatu
model. Model harus menarik, dapat dipercaya, sesuai
dengan kelompok, dan memiliki standar. Adapun
empat komponen penting dalam teori pemodelan
adalah : perhatian, daya serap, reproduksi dan
motivasi.
3. Teori Belajar Humanistik

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Teori ini lebih menekankan sisi humanis manusia


dan tidak sampai jangka waktu pembelajar mencapai
pemahaman yang diinginkan. Artinya teori ini lebih
mengedepankan pada materi yang harus dipelajari agar
membentuk manusia seutuhnya. Setiap pembelajar
memiliki kecepatan belajar yang berbeda-beda sehingga
berdasarkan teori ini keberhasilan belajar akan tercapai
jika pembelajar dapat memahami diri dan
lingkungannya. Setiap manusia itu memiliki sisi unik,
sehingga tugas dari pendidik adalah membantu
mengenali sisi unik tersebut serta mewujudkan potensi
yang dimiliki oleh siswa tersebut serta mewujudkan
potensi yang dimiliki oleh siswa.
Beberapa tokoh yang
Proses belajar dilakukan agar
mendalami teori ini adalah
pembelajar mendapatkan
sebagai berikut : maknanya, yang menurut
a. Arthur Combs pemikiran Ausubel adalah
Combs menyatakan bahwa meaningful learning. Artinya
kebanyakan guru mengganggap bahwa belajar adalah
mengasosiasikan pengetahuan
bahwa jika ia menyajikan materi
baru dengan prior knowledge si
pelajaran secara sistematis, maka pembelajar.
siswa mau belajar. Padahal,

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

sistematika penyajian tidak menyatu dengan arti


pelajaran tersebut. Oleh karenanya, lebih penting jika
seorang guru dapat menyajikan materi dan menunjukkan
kebermaknaan materi tersebut bagi siswa saat ini atau
saat mendatang. Sehingganya materi tidak mudah
dilupakan.
b. Abraham Maslow
Maslow mengasumsikan bahwa di dalam diri individu
ada dua hal utama, yaitu usaha untuk berkembang dan
kekuatan untuk melawan perkembangan itu. Dalam diri
manusia mempunyai dua sisi, yakni kekuatan positif dan
kekuatan negatif. Setiap individu sering muncul rasa
takut, seperti takut berusaha, takut mengambil
kesempatan, takut mengambil resiko, takut
membahayakan diri, takut kehilangan apa yang telah
dimilikinya. Tetapi di sisi lain manusia juga memiliki
kekuatan untuk mengembangkan diri sesuai dengan
potensi dan kemampuan diri dan kebutuhannya. Maka,
Maslow menamakannya dengan teori kebutuhan.
Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi tujuh
tingkatan. Apabila seseorang telah dapat memenuhi
kebutuhan tingkat pertama, seperti makan dan minum<

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

bArulah ia dapat menginginkan kebutuhan tingkat


kedua, misalnya kebutuhan mendapatkan rasa aman dan
seterusnya. Sama halnya dalam pembelajaran, guru perlu
memerhatikan kebutuhan siswa. Maslow juga
mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar
mungkin berkembang jika kebutuhan dasar siswa

1. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang


tidak ada artinya karena tiap siswa memiliki
kekuatan yang wajar untuk belajar.
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna
bagi dirinya sehingga guru perlu membuat bahan
pelajaran sistematis untuk mempermudah
pemahaman dan meningkatkan kebermaknaan
bagi siswa.
3. Belajar bermakna diartikan sebagai belajar
tentang prosess bukan hanya produk/hasil akhir.

terpenuhi.
c. Carl Rogers
Menurut Rogers, ada dua tipe belajar, yakni kognitif,
dan experiental. Pada pembelajaran kognitif guru
perlumenghubungkan pengetahuan akademik (kognitif)

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

ke dalam pengetahuan terpakai. Sementara experiental


learning melibatkan siswa secara personal, berinisiatif,
termasuk penilaian terhadap self assessment.
Rogers berpendapat bahwa guru perlu untuk
memerhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran,
sembagai berikut :
d. David Krathwol dan Benjamin Bloom
Bloom dan Krathwol juga termasuk penganut aliran
humanis. Mereka lebih menekankan pada apa yang mesti
dikuasai oleh individu, setelah melalui peristiwa-
peristiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya
dirangkum ke dalam taksonomi Bloom.
4. Teori Belajar Sibernetik
Menurut Sudhata (tanpa tahun), teori belajar
sibernetik merupakan teori belajar yang relative baru.
Teori ini merupakan pengembangan dari perkembangan
teknologi dan informasi. Menurut teori ini, belajar
adalah pengolahan informasi. Karena informasi inilah
yang memerlukan yang akan menentukan proses. Sama
halnya dengan teori kognitif yang mementingkan proses.
Oleh karena itu, sebuah informasi mungkin akan
dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

belajar, dan informasi yang sama itu mungkin akan


dipelajari siswa yang lain melalui proses belajar yang
lain.
Beberapa aliran-aliran dalam teori belajar juga
memengaruhi teori pembalajaran. Aliran behavioristik
melahirkan teori pembelajaran dengan pendekatan
modifikasi perilaku, aliran kognitivistik melahirkan teori
konstruk kognitif, yang mana prinsip-prinsip
pembelajaran harus memerhatikan perubahan kognitif
internal siswa selama terjadi proses pembelajaran. Aliran
humanistic melahirkan teori pembelajaran yang
mendasarkan pada psikologi humanistic. Sementara
aliran sibernetik tampaknya melahirkan teori
pembelajaran berdasarkan analisis tugas karena
pengolahan informasi diperlukan dalam analisis tugas,
tanpa informasi yang jelas tugas tidak akan terselesaikan
dengan baik.
Pengertian belajar ini diibaratkan seperti proses
perubahan perilaku melalui pengalaman dan atau proses
berpikir sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Proses belajar dalam konteks pengalaman dan proses
berpikir dalam mencapai tujuan memerlukan perencanaa,

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

karena adanya unsur kesengajaan. Sehingga unsure


kesengajaan inilah yang merupakan perancang
pembelajaran, yaitu pengajar atau ahli pembelajaran
lainnya.

C. Kegiatan Belajar
Makna belajar dapat ditinjau dari perspektif guru
adalah treatment terhadap materi pembelajaran berupa
kegiatan guru menyampaikan atau membelajarkan
kepada siswa. Sebaliknya, jika ditinjau dari perspektif
siswa perlakuan tehadap materi pembelajaran berupa
mempelajari atau berinteraksi dengan materi
pembelajaran.
Secara khusus, kegiatan belajar ini terbagi atas 4
kategori yaitu :
 Menghafal, dimana ada dua jenis menghafal,
yaitu remember verbatim dan remember
paraphrase. Remember verbatim adalah
menghafal versis seperti apa adanya. Misalnya
nama orang, nama tempat, nama zat, lambang,
peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau
komponen suatu benda. Sedangkan remember

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

paraphrase adalah menghafal yang tidak harus


dihafal persis seperti apa adanya, dapat
diungkapkan dengan kata sendiri. Misalnya
paham inti konsep mol, hukum Archimedes,
teknik mengarang.
 Mengaplikasi, artinya penghapalan suatu
materi dan telah dipahami kemudian
digunakan atau diaplikasikan. Misalnya jika
siswa telah memahami konsep pH, salah satu
cirri senyawa berpH asam adalah rasanya
masam. Ketika siswa tersebut telah
mengetahui buah-buah yang termasuk dalam
senyawa asam, berarti siswa tersebut telah
mengaplikasikan pengetahuannya.
 Menemukan, salah satu kegiatan belajar yang
termasuk kategori ketrampilan berpikir tinggi.
Contohnya menemukan cara-cara
memecahkan masalah dengan menggunakan
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah
dipelajari.
 Memilih, keterampilan ini membutuhkan sikap
atau sisi afektif. Contohnya, memilih untuk

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

menyontek atau tidak menyontek tapi tidak


dapat mengerjakan ujian, memilih bermain
game di saat pelajaran daripada memerhatikan
tapi ngantuk, dan sebagainya.

D. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Reigeluth (1983) bahwa
hasil belajar dapat dipakai sebagai pengaruh yang
memberikan suatu ukuran nilai dari metode alternatif
dalam kondisi yang memberikan suatu ukuran nilai dari
metode alternatif dalam kondisi yang berbeda. Ia juga
mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah
suatu kinerja yang diindikasikan sebagai suatu
kapabilitas yang telah diperoleh. Hasil belajar selalu
dinyatakan dalam bentuk tujuan / khusus, perilaku/ untuk
kerja.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitas hasil belajar (prestasi belajar) diduga
dipengaruhi pulamoleh tinggi rendahnya motivasi
berprestasi yang dapat dilihat dari nilai rapor. Untuk
menunjukkan tinggi rendahnya atau baik buruknya hasil
belajar yang dicapai siswa ada beberapa cara. Satu cara

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

yang sudah dikenal adalah dengan memberikan skor


terhadap kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki
siswa setelah mengikuti proses belajar tersebut.
Menurut Uno (2006:35), tujuan pembelajaran
biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari
taksonomi pembelajaran. Krathwohl, Bloom dan Masia
(1973) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga
kawasan, yakni kawasan kognitif, kawasan afektif, dan
kawasan psikomotorik.
Hal ini sesuai dengan taksonomi tujuan
pembelajaran, hasil belajar dibedakan dalam tiga aspek,
yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Selanjutnya akan diuraikan tiga aspek,
yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotrik.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif yaitu kemampuan yang berhubungan
dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah,
seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis,
analisis, dan pengetahuan evaluatif.
Anderson dan Krathwol (2001 :29-31) membedakan
aspek kognitif dalam dua dimensi, yaitu the knowledge
dimension dan the cognitive process dimension.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

a. The knowledge dimension


1). Factual knowledge
* knowledge of terminology
* Knowledge of specific details and elements
2). Conceptual knowledge
* Knowledge of classification and categories
* Knowledge of principles and generalization
* Knowledge of theories, model, and structures
3). Procedural knowledge
* Knowledge of subject-spesific skills and
algorithms
* Knowledge of subject-spesific techniques and
methods
* Knowledge of criteria for determining when to
use appropriate procedures
4). Metacognitive knowledge
* Stertegic knowledge
* Knowledge about cognitive tasks, including
appropriate contextual and conditional
knowledge
*Self-knowledge

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

b. The Cognitif Process Dimension


1). Remember
* Recognizing
* Recalling
2). Understand
* Interpreting
* Exemplifying
* Classifying
* Summarizing
* Inferring
* Comparing
* Explaining
3). Apply
* Executing
* Implementing
4). Analyze
* Differentiating
* Organizing
* Attributing
5). Evaluate
* Checking

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

* Critiquing Winkel
6). Create (2007:71)
* Generating
mengemukaka
n salah satu
* Planning
cirri belajar
* Producing
afektif adalah
belajar
2. Aspek Afektif
menghayati
Afektif adalah kemampuan yang
nilai dari suatu
berhugungan dengan sikap, nilai, minat, dan
objek yang
apresiasi. Menurut Depdiknas (2004a :7), dihadapi
aspek afektif yang bisa dinilai di sekolah, yaitu melalui alam
sikap, minat, nilai, dan konsep diri, yang akan perasaan,
dijabarkan, sebagai berikut : entah objek
a. Sikap, adalah perasaan positif atau tersebut berupa
negative terhadap suatu objek. Objek ini orang, benda
berupa mata pelajaran atau kegiatan. Sikap atau
siswa terhadap mata pelajaran, misalnya kejadian/peristi
sains harus lebih positif setelah siswa wa ; ciri lain
mengikuti pelajaran sains. Jadi sikap siswa terletak dalam
lebih positif setelah mengikuti pelajaran belajar
dibanding sebelum mengikuti pelajaran.
mengungkapka
n perasaan
dalam bentuk
ekspresi yang
CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 wajar.42
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

b. Minat, bertujuan untuk memperoleh informasi


tentang minat siswa terhadap suatu mata pelajaran.
Sehingga disarankan agar tujuan pembelajaran
seperti yang tercantum pada kompetensi dasar harus
disertai dengan peningkatan minat siswa, walau
tidak tertulis, tetapi dalamnya sudah tersirat.
c. Nilai, adalah keyakinan seseorang tentang keadaan
suatu objek atau kegiatan, misalnya keyakinan akan
kemampuan siswa. Nilai menjadi pengatur penting
dari minat, sikap, dan kepuasan.
d. Konsep diri, digunakan untuk menentukan jenjang
karir siswa, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan
kelemahan diri sendiri, maka bisa dipilih alternative
karir yang tepat bagi siswa.
Menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia (1973 : 95),
ramah adalah suatu domain yang berkaitan dengan sikap,
nilai-nilai interes apresiasi, dan penyesuaian perasaan
social. Tingkatan afektif ini ada 5, dari yang paling
Winkel (2007:71) mengemukakan salah satu cirri belajar afektif
sederhana ke yang paling kompleks yaitu : receiving,
adalah belajar menghayati nilai dari suatu objek yang dihadapi
responding, valuing,
melalui alam organization,
perasaan, characterization
entah objek tersebut berupa orang, by
benda atau kejadian/peristiwa ; ciri lain terletak dalam belajar
value or value complex.
mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
3. Aspek Psikomotorik

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Kawasan psikomotorik mencakup tujuan yang


berkaitan dengan ketrampilan yang bersifat manual atau
motorik. Menurut klasifikasi Simpon (Winkel, 2007 :
274), ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan
dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik.
Adapun domain urutan tingkatan dari yang paling
sederhana sampai ke yang paling kompleks, sebagai
berikut :
a. Persepsi, adanya kemampuan ini dinyatakan
dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran
akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara
seluruh rangsangan yang ada, seperti dalam
menyisihkan benda yang berwarna merah dari
yang berwarna hijau.
b. Kesiapan, kemampuan ini dinyatakan dengan
bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti
dalam mempersiapkan diri untuk menggerakan
kendaraan yang ditumpangi, setelah menunggu
beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang
berwarna merah.
c. Gerakan terbimbing, kemampuan ini dinyatakan
dalam menggerakan anggota tubuh, menurut

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan,


seperti dalam meniru urutan gerakan tarian atau
dalam meniru bunyi suara.
d. Gerakan yang terbiasa, kemampuan ini
dinyatakan dalam menggerakan anggota/bagin
tubuh sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti
dalam menggerakan kaki, lengan dan tangan
secara koordinasi.
e. Gerakan yang kompleks, kemampuan ini
dinyatakan dengan menggabungkan beberapa
subketerampilan menjadi suatu rangkaian
perbuatan yang yang berurutan dan
menggabungkan beberapa subketerampilan
menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang
teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil
dalam bagian-bagiannya dan memasangkan
kembali.
f. Penyesuaian pada gerakan, ketrampilan ini yang
telah mencapai kemahiran, misalnya seorang
pemain tennis yang menyesuaikan pola
permainannya dengan gaya bermain dari
lawannya atau dengan kondisi lapangan.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

g. Kreativitas, hanya sosok orang yang


berketerampilan tinggi dan berani berpikir
kreatif, akan mampu mencapai tingkat
kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat
disaksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es
dengan diiringi music instrumental.

E. Strategi Belajar
Menurut Weinstein dan Meyer, pembelajaran
yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana
belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, dan
bagaimana memotivasi diri mereka sendiri.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Intelektual
berkembang
pada saat
individu
menghadapi ide-
ide baru dan sulit
serta mengaitkan
ide-ide tersebut
dengan apa yang
telah mereka
ketahui ;

Interaksi dengan
orang lain
memperkaya
perkembangan
intelektual ;

Peran utama
guru adalah
bertindak
sebagai orang
penolong dan
mediator
pembelajaran
siswa.
Selanjutnya dikatakan bahwa pentingnya
mengajarkan siswa bagaimana belajar atau disebut
pengajaran strategi berlandaskan pada dalil bahwa
keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada
kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor
belajar mereka sendiri sehingga strategi belajar mutlak
diajarkan kepada siswa.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

1. Teori Pendukung Strategi Belajar


Dukungan strategi belajar diperoleh dari dua sumber
teoretik, yaitu dari Vygotsky dan psikologi kognitif.
Teori Vygotsky menekankan pada tiga ide utama
bahwa :
2. Teori Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi atau teori kognitif tentang
belajar menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak ( Nur dkk :
1998c : 2).
Untuk dapat menjelaskan teori belajar, menurut teori
pemrosesan informasi adalah melakukan operasi dari
informasi itu untuk diubah ke dalam bentuk maupun
isinya, menyimpan informasi itu dan dapat memanggil
kembali bila diperlukan.
Untuk pemrosesan informasi dimana informasi yang
akan diingat pertama-tama harus sampai pada indra
seseorang, kemudian diterima dan ditransfer dari register
pengindraan ke memori jangka pendek, selanjutnya
diproses lagu untuk ditransfer ke memori jangka
panjang.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Informasi yang disimpan dalam memori jangka


pendek akan hilang dalm waktu singkat jika tidak
diulangi. Seperti yang dikemukakan oleh Nur, dkk
(1998c:8) bahwa pikiran-pikiran yang kita sadari pada
suatu saat tertentu disimpan di memori jangka pendek.
Bila kita berhenti berpikir tentang sesuatu, maka sesuatu
itu hilang dari memori jangka pendek. Memori jangka
pendek ini disebut memori kerja. Informasi di dalam
memori jangka pendek dapat dikode untuk selanjutnya
diimpan dalam memori jangka panjang. Pengkodean
inilah yang merupakan proses transformasi untuk
selanjutnya diintegrasikan dengan informasi yang telah
ada sebelumnya.

3. Macam-macam Strategi Belajar


Strategi belajar ini dikenal juga dengan sebutan
strategi kognitif, karena menitikberatkan pada kognisi
seseorang. Strategi belajar ini dibedakan menjadi 4
macam :
 Strategi Mengulang

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Startegi mengulang terbagi atas 2 yaitu : mengulang


sederhana dan mengulang kompleks dengan cara
menggaris bawahi ide-ide utama dan membuat catatan
pinggir.
 Strategi Elaborasi
Dilakukan dengan menambahkan rincian sehingga
informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Beberapa
contoh strategi ini :
1). Notetaking, berdasarkan ide-ide utama dan materi
ajar sehingga diperlukan ketrampilan berpikir kompleks,
karena tidak sekadar menyalin.
2). Analogi, membuat perbandingan-perbandingan
untuk menunjukkan kesamaan dengan materi yang
dipelajari.
3). Metode PQ4R adalah preview, question, read,
reflection, recite, dan review.
 Strategi Organisasi
Dalam strategi organisasi ini dilatih ketrampilan
mengorganisasikan ide-ide baru dalam mempelajari
suatu materi. Startegi ini meliputi hal-hal berikut :

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

1). Pembuatan kerangka, yaitu menghubungkan


bebrbagai macam topic atau ide dengan beberapa ide
utama.
2). Pemetaan, membuat peta berdasarkan ide-ide
penting dalam bentuk diagram dan menentukan
kesalingterhubungan antarkonsep tersebut.
3). Jembatan keledai, membantu siswa untuk
mengorganisasikan informasi yang berkenaan dengan
ingatan akan suatu materi.

 Strategi Metakognitif
Adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran
diri sendiri atau berpikir tentang kemampuannya untuk
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan
benar.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

● ● ●
RANGKUMAN

 Belajar merupakan suaut proses usaha yang


dilakukan oleh individu secara sadar untuk
memperoleh perubahan tingkah laku tertentu
baik yang dapat diamati secara langsung
maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam
interaksinya dengan lingkungan.
 Teori belajar secara umum dapat
dikelompokkan menjadi 4 aliran : behavioristik,
kognitivistik, humanistik, dan sibernetik.
 Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dapat
dikelompokkan menjadi : menghafal,
menggunakan, menemukan dan memilih.
 Hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah : kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
 Strategi belajar mutlak diajarkan kepada siswa
karena keberhasilan siswa sebagian besar
bergantung pada kemahiran untuk
belajarsecara mandiri.
 Ada 4 macam strategi : mengulang, elaborasi,
organisasi, dan metakognitif.
● ● ●

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB II
Konsep Dasar Mengajar

A. Pengertian Mengajar
Mengajar merupakan suatu hal yang dilakukan untuk
mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
yang diarahkan oleh nilai-nilai pendidikan, kebutuhan-
kebutuhan individu siswa, kondisi lingkungan, dan
keyakinan yang dimiliki oleh guru. Hal ini karena dalam
keberlangsungan proses pembelajaran, guu adalah orang
yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa
untuk mengkaji apa yang menarik, mengekspresikan ide-
ide, dan kreativitas dalam norma-norma yang ditegakkan
secara konsisten.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Agar keberlangsungan transfer materi dapat


berlangsung dengan lancer, guru harus melakukan tiga
hal : a). menggerakan, membangkitkan, dan
menggabungkan seluruh kemampuan yang dimiliki
siswa, b). menjadikan sesuatu yang ditransfer menjadi
sesuatu yang menantang diri siswa sehingga muncul
instrinsic-motivation dari siswa, c). mengkaji secara
mendalam materi yang ditransfer sehingga
menimbulkan keterkaitan dengan pengetahuan yang lain.

B. Tahapan-tahapan Mengajar
Tahapan-tahapan mengajar akan dijelaskan sebagai
berikut :
a. Memeriksa kehadiran siswa, pada tahapan ini guru
perlu mengetahui apakah semua siswa haadir ataukah
ada yang tidak hadir.
b. Mengecek kondisi kelas, dimana mengecek meja,
kursi, kelas, dan kursi tertata rapi , termasuk
mengecek kebersihan kelass.
c. Mengadakan apersepsi, apersepsi ini merupakan
kegiatan awal yang berguna untuk menggali

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

pengetahuan awal siswa tentang materi maupun


memberikan pengantar tentang materi.
d. Mengecek peralatan yang tersedia, misalnya : papan
tulis, alat tulis, OHP, LCD proyektor, dan peralatan
penunjang lainnya.
e. Mengadakan pretes/tes diagnostik, hal ini dapat
dilangsungkan ketika awal masuk materi baru.

C. Variasi Mengajar
Variasi mengajar dalam dunia pendidikan adalah
bermacam atau beragamnya bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran
kepada siswa.
Salah satu hal yang tak dapat dipungkiri bahwa dalam
proses pembelajaran, tatkala ada saja siswa ataupun guru
mengalami kejenuhan. Hal inilah yang menjadi masalah
bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mengatasi
hal tersebut, haruslah diciptakan suasana pembelajaran
yang bervarisi.
Akibat dari mengatasi kejenuhan ini adalah kurang
perhatian, mengantuk, ngobrol dengan sesame teman,

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

pura-pura permisi mau ke kamar kecil hanya untuk


menghindari kebosanan.

D. Komponen Variasi Mengajar


Terdapat 4 komponen variasi mengajar, adalah
sebagai berikut :
a. Variasi Gaya Mengajar, variasi gaya mengajar erat
kaitannya dengan hasil belajar siswa. dengan variasi
mengaja, perhatian siswa akan meningkat sehingga
mempermudah siswa dalam menerima bahan
pelajaran. Variasi gaya mengajar ini terdiri dari :
 Variasi suara, mengatur intonasi, nada, volume,
dan kecepatan suara. Guru dapat menaikkan
intonasi dan volume ketika menyampaikan hal-
hal yang dianggap penting.
 Penekanan, dapat dilakukan secara verbal (suara)
dan dipertajam dengan nonverbal (gerak tubuh
seperti menekannya di papan tulis, menunjuk
dengan jari, atau melingkari kata-kata penting di
papan tulis).
 Pemberian waktu, hal ini dilakukan utnuk
menarik perhatian siswa. pemberian waktu juga

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

digunakan siswa untuk memikirkan jawaban dari


pertanyaan guru.
 Kontak pandang, hal ini perlu diberikan secara
merata ke seluruh kelas. Hal ini untuk
menunjukkan komunikasi berjalan secara positif.
 Gerak anggota badan, variasi gerak merupakan
bagian dari komunikasi. Mengatakan tidak
sambil menggelengkan kepala akan lebih
bermakna dibanding tanpa gerakan apapun.
 Pindah posisi, guru pelu berpindah posisi dengan
cara memutar ke seluruh ruangan kelas dan
mendekati meja siswa. Hal ini tentunya dapat
membantu menarik perhatian siswa.

b. Variasi Media dan Bahan Ajar, ada tiga jenis media


pembelajaran karena membantu indra :
 Media pandang, seperti grafik, bagan, poster,
specimen, gambar, dan slide.
 Media dengar, seperti rekaman suara, suara radio,
music, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

 Media taktik, seperti penyusunan atau pembuatan


model.
c. Variasi Ineraksi, ada dua jenis variasi interaksi yang
umum terjadi di kelas :
 Guru aktif menjelaskan dan siswa mendengarkan
 Siswa aktif bicara bebas tanpa campur tangan
dari guru atau guru hanya mengarahkan
pembelajaran.
d. Variasi Meetode Mengajar, adalah bermacam atau
beragamnya penggunaan cara guru dalam
menyajikan materi pelajaran kepada siswa, seperti
kombinasi penggunaan metode ceramah dengan
diskusi, metode pemberian tugas dan demonstrasi
dan sebagainya. Variasi metode mnagajr memeiliki
tujuan :
 Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa
terhadap relevansi proses pembelajran.
 Memberikan kesempatan kemungkinan
berfungsinya motivasi
 Membentuk sikap positif terhadap guru dan
sekolah.
 Memberi kemungkinan ppilah dan fasilitas
belajar individual.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


● ● ● MENGAJAR
STRATEGI BELAJAR
RANGKUMAN

1. Pengertian mengajar dapat ditinjau dari sudut pandang


yang berbeda, yaitu secara kuantitatif, kualitatif, dan
institusional.
2. Panadangan mengenai mengajar dibedakan menjadi 2,
yaitu mengajar sebagai ilmu dan mengajar sebagai seni.
3. Dalam mengajar, guru mengikuti tahapan-tahapan
prainstruksional, instruksional, assessment, dan follow-
up.
4. Bermacam atau beragamnya bentuk (rupa) kegiatan
yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi
pelajaran kepada siswa dinamakan dengan variasi
mengajar.
5. Variasi mengajar memiliki tujuan : meningkatkan
perhatian dan motivasi siswa, menjaga kewibawaan
guru, serta mendorong kelengkapan fasilitas
pembelajaran.
6. Komponen variasi mengajar diantaranya : variasi gaya
 Mendorong anak didik untuk belajar.

BAB III
KONSEP DASAR
PEMEBLAJARAN

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Hakikat diartikan sebagai kebenaran dan kenyataan
yang sebenarnya. Hakikat pembelajaran terbagi atas 3 :
a. Hakikat manusia sebagai subjek didik, di
antaranya :
 Subjek didik bertanggung jawab atas
pendidikannya sendiri;
 Subjek didik memerlukan pembinaan individual
serta perlakuan yang manusiawai;
 Subjek didik membutuhkan tempat/lingkungan
untuk mengekspresikan diri.
b. Hakikat pendidik/ pengajar diantaranya :
 Pendidik sebagai agen perubahan;

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

 Pendidik bertanggung jawab atas tercapainya


hasil belajar subjek didik
 Pendidik senantiasa mengembangkan diri sesuai
perkembangan zaman
c. Hakikat pembelajaran, diantaranya :
 Pembelajaran terjadi apabila seubjek didik secara
aktif berinteraksi dengan pendidik dan
lingkungan belajar yang diatur oleh pendidik;
 Pembelajaran harus memperhatikan aspek proses
dan hasil belajar;
 Materi pembelajaran dan sistem penyampainnya
selalu berkembang.

B. PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Sanjaya (2008:102) mengemukakan kata
pembelajaran adalah terjamahan dari instruction, yang
diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari
segala sesuatu melalui berbagai macam media, seperti :
bahan-bahan cetak, program televise, gambar, audio, dan
lain sebagainya sehingga semua itu mendorong
terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola
proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar


mengajar. Media pembelajaran merupakan sarana
pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam
proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hal ini seperti yang diungkapkan Gane, why do we
speak of instruction rather than teaching? It is because
we wish to describe all of the events that may have a
direct effect on the learning of a human being, not just
those set in motion by individual who is a teacher.
Instruction may include events that are generated by a
page of print, by are picture, by a television program, or
by combination of physical objects, among other thing.
Of course, a teacher may play an essential role in the
arrangement of any of these events.
Dengan demikian, kalau dalam istilah mengajar
(pengajaran) atau teaching menempatkan guru sebagai
“pemeran utama” memberikan informasi, dalam
instruction guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator, mengelola berbagai sumber dan fasilitas
untuk dipelajari siswa.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Siswa memiliki kemampuan yang sifatnya


individual, yaitu kondisi fisik dan psikis. Kondisi fisik
meliputi kesehatan dan keadaan organ tubuh, sedangkan
kondisi psikis meliputi : inteligensi, minat, motivasi,
kebutuhan, tanggapan, cita-cita, dan sebagainya.
Environmental input berupa keadaan situasi sekitar yang
memengaruhi pelaksanaa proses pembelajaran,
lingkungan social adalah guru sebagai pengelola
pembelajaran. Instrumental input berupa bahan atau
perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan
pesan yang tersimpan di dalam bahan. Perangkat kertas
antara lain : overhead, TV, radio, LCD, dan sebagainya.
Proses pembelajaran merupakan interaksi semua
komponen atau unsure yang terdapat dalam
pembelajaran yang satu sama lainnya saling
berhubungan (independent) dalam ikatan untuk
mencapai tujuan. Hal yang termasuk komponen
pembelajaran antara lain tujuan instruksional yang
hendak dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat
peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai alat ukur
tercapai tidaknya tujuan.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

C. PROSES PEMBELAJARAN
Agar proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik, guru perlu mempersiapkan scenario
pembelajaran dengan cermat dan jelas. Berikut beberapa
hal pokok dalam proses pembelajaran :
 Interaksi pembelajaran, adalah proses yang saling
memengaruhi. Guru akan memengaruhi siswa dan
sebaliknya siswa akan memengaruhi guru. Interaksi
pembelajaran di sekolah perlu dipersiapkan secara
benar dan terencana. Interaksi pembelajaran tidak
harus dilakukan di dalam kelas, dapat juga
dilaksanakan di laboratorium, bengkel
kerja/ketrsampilan, lapangan olahraga, pentas
kesenian, kebun, kolam, dan lingkungan lainnya.
 Proses pembelajaran dalam Perspektif Siswa,
belajar merupakan serangkaian upaya untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
sikap serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual,
social, afektif, maupun psikomotorik. Macam-
macam Ketrampilan intelektual :
1). Signal learning
2). Stimulus response learning

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

3). Cahining learning


4). Verbal association learning
5). Discrimination learning
6). Concept learning
7). Rule learning
8). Problem solving learning
 Proses Pembelajaran dalam Perspektif Guru,
pengertian belajar ini cukup luas, mengajar
mencakup upaya guru mendorong siswa agar
belajar, menata ruang atau tempat duduk siswa,
mengelompokkan siswa, menciptakan berbagai
kegiatan kelompok, memberikan pengayaan
kepada siswa yang siswa-siswa yang lambat,
memberikan pengayaan kepada siswa yang
pandai atau tuntas.

D. FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROSES


PEMBELAJARAN
1. Siswa, karekteristik siswa sangat penting
diketahui oleh pendidik dan pengembang
pembelajaran karena sangat berpengaruh dalam

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

proses pembelajaran. Siswalah yang akan


menerima materi dan mencapai tujuan
pembelajaran. Beberapa karakteristik siswa :
 Kemampuan, bukan hanya dilihat pada IQ,
melainkan lebih menekankan pada kemampuan
awal atau pengetahuan awal sebelum mengikuti
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kemampuan awal perlu diketahui karena
merupakan kesiapan peserta dalam menerima
pembelajaran.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI 
BELAJAR MENGAJAR
1. Ingatan sensorik, disini dalam penyimpanan informasi hanya
sesaat, kira-kira kurang dari setengah detik.
2. Ingatan jangka pendek, merupakan kelanjutan dari ingatan
sensorik setelah disaring dahulu, ingatan ini merupakan
gudang sementara untuk menerima yang baru masuk.
3. Ingatan jangka panjang, disini relative lama merupakan
informasi-informasi penting yang diteruskan dari ingatan
jangka pendek. Informasi myang masuk akan dibandingkan
dengan informasi yang tersimpan dalam ingatan jangka
panjang.



 Motivasi, terbagi menjadi 2 yaitu : motivasi


intrinsic dan motivasi entrinsik. Motivasi
intrinsic adalah motivasi yang berasal dari dalam
siswa itu sendiri, kalau motivasi entrinsik adalah
motivasi ini timbul dari lingkungan di luar siswa
yang bersangkutan.
 Perhatian, factor yang mempengaruhi perhatian
siswa : factor internal dan eksternal. Factor
internal seperti minat, keahlian. Factor eksternal
seperti intensitas stimulus, keragaman stimulus,

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

warna, gerak, dan sistem penyajian yang


menarik.
 Persepsi, meurpakan suatu proses yang bersifat
kompleks, menyebabkan siswa dapat menerima
atau meringkas informasi yang diperoleh
lingkungannya.
 Ingatan, merupakan suatu sistem aktif menerima,
menyimpan, dan mengeluarkan kembali
informasi yang telah diterima siswa tersebut.
Ingatan ini terbagi atas 3 tahap :
 Lupa, adalah hilangnya informasi yang telah
tersimpan di dalam ingatan jangka panjang. Lupa
disebabkan oleh beberapa hal: ingatan tidak

1. Ingatan sensorik, disini dalam penyimpanan informasi hanya
sesaat, kira-kira kurang dari setengah detik.
2. Ingatan jangka pendek, merupakan kelanjutan dari ingatan
sensorik setelah disaring dahulu, ingatan ini merupakan
gudang sementara untuk menerima yang baru masuk.
3. Ingatan jangka panjang, disini relative lama merupakan
informasi-informasi penting yang diteruskan dari ingatan
jangka pendek. Informasi myang masuk akan dibandingkan
dengan informasi yang tersimpan dalam ingatan jangka
panjang.


CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

pernah dipakai, kesulitan mengingat kembali,


materi yang dipelajari tidak/belum dikuasai, ada
gangguan bentuk informasi lain yang
menghambatnya.
 Retensi, merupakan kesan tertinggal dan dapat
diingat kembali setelah siswa mempelajari
sesuatu. Retensi merupakan kebalikan dari lupa.
 Transfer, merupakan suatu proses ketika materi
yang telah dipelajari akan dapat mempengaruhi
proses dalam mempelajari materi tertentu.
2. Pendidik, yang termasuk sebagai pendidik adalah
dosen, guru, pamong, pembimbing. Ada juga yang
menyebutnya kyai, bapa guru, resi, pendeta, dan
sebagainya. Pada hakikatnya pendidik adalah
seseorang karena kemampuannya atau
kelebihannya diberikan pada orang lain melalui
proses yang disebut pendidikaan. Kompetensi
yang harus dimiliki seorang pendidik adalah :
kompetensi pribadi, kompetensi social, dan
kompetensi professional.
3. Tenaga Nonpendidik, yang termasuk sebagai
tenaga nonpendidik adalah pimpinan, staf

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

administrasi, dan tenaga bantu. Pimpinan bertugas


mengelola dan mengendalikan lembaga
pendidikan. Tenaga staf administrasi merupakan
tenaga yang membantu secara administrasi pada
masing-masing pengelola. Tenaga bantu
membantu tugas nonadministrasi, tetapi
mempunyai peranan yang sangat penting seperti
sopir, tukang pengantar surat, tenaga pembersih,
dan pemotong rumput.

E. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN


PROSES PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai
factor, yaitu : guru, kurikulum, tujuan yang ingin
dicapai, sarana, lingkungan, dan siswa sendiri. Dari
sekian banyak factor tersebut, yang paling memengaruhi
adalah factor guru yang mempunyai peranan yang lebih
menentukan daripada factor yang lain.
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh sikap
guru dalam mengelola pembelajaran, ketrampilan guru
mengajukan pertanyaan, pengetahuan guru dan
ketrampilannya guru mengajukan pertanyaan,

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

pengetahuan guru dan ketrampilannya dalam


menggunakan media.
Ada beberapa hal yang menjadi komponen
pendukung keberhasilan proses pembelajaran :
 Sikap Guru dalam Pembelajaran, seorang guru
yang efektif adalah bila guru berhasil membawa
anak didik menjadi manusia yang memiliki
ketakwaan kepada Tuhan, memiliki kepribadian,
mampu mengikuti perkembangan, terampil,
dinamis, dan kreatif.
 Ketetapan bahasa, dari bahasa tercermin pikiran
seseorang. Bahasa sebagai alat komunikasi.
Sebagai pengajar yang salah satu tugasnya adalah
sebagai fasilitator, menyediakan informasi yang
dibutuhkan siswa, informasi tersebut akan
diterima dengan baik kalau benar, jelas dan
mudah dimengerti.
 Pengelolaan kelas, suatu kondisi belajar yang
optimal dapat tercapai jika guru mampu
mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif


merupakan prasyarat mutlak bagi terajadinya
proses pembelajaran yang efektif.

F. PRINSIP PEMBELAJARAN
Dalam pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat
mengungkap batas-batas kemungkinan dalam
pembelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, prinsip-prinsip belajar akan membantu
pendidik dalam memilih tindakan yang tepat sehingga
dapat terhindar dari tindakan yang tepat sehingga dapat
terhindar dari tindakan yang kelihatan baik justru akan
merugikan siswa atas pencapaian keberhasilan
pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjono (1994) : prinsip-prinip itu
meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan
serta perbedaan individu.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

● ● ●

RANGKUMAN

1. Kegiatan pembelajaran melibatkan


komponen guru, siswa, metode,
lingkungan, media, sarana dan prasarana
pembelajaran yang saling terkait antara
satu dengan lainnya.
2. Di samping perencanaan guru yang
memadai untuk pelaksanaan
pembelajaran, keberhasilan
pembelajaran dipenaruhi oleh sikap
guru dan ketrampilannya dalam
menggunakan media,
3. Beberapa factor yang memengaruhi
proses pembelajaran : siswa, pendidik,
kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga
nonpendidik, lingkungan.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB IV

KONSEP DASAR MODEL,


PENDEKATAN, STRATEGI,
METODE,TEKNIK PEMBELAJARAN

A. MODEL PEMBELAJARAN
1. Pengertian Menurut Para Ahli :
 Menurut Paul D.Eggen (1979:72), describe that the
model was described as being potentially large in
scope, capable of organizing several lessons or a unit
of study.
 Menurut Arrends (1997:7), describe that the term
teaching model refers to a particular approach to
instruction that includes its goals, syntax,
environment, and management system.

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

 Menurut Babbage, Byres, & Redding (1999 : 26),


they are describe that a broad based philosophy with
a theoretical underpinning and a prescribe range of
techniques. A philosophy wich dicates approaches
and methods and is usually presented as a whole
packaged. A description of set of styles and
suggested teaching practices which prescribe how
pupils are taught.

2. Unsur Penting Model pembelajaran, sesuatu


dapat dijadikan model pembelajaran, jika
mengandung unsure-unsur penting : memiliki
nama, merupakan landasan filosofis pelaksanaan
pembelajaran, mempunyai tujuan/maksud
tertentu, memiliki pola langkah kegiatan belajar-
mengajar yang jelas.
3. Generalisasi Model Pembelajaran, yaitu tiruan
atau contoh kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur pembelajaran secara
sistematis dalam mengelola pengalaman belajar
siswa agar tujuan belajar tertentu yang
diinginkan dapat tercapai. Sehingga model

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

pembelajaran merupakan suatu rancangan yang


dapat dilaksanakan oleh guru dalam mnetransfer
pengetahuan meupun nilai-nilai kepada siswa.

B. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu
teacher centered and student centered. Pada pendekatan
teacher centered, pembelajaran berpusat pada guru
sebagai seorang ahli yang memegang control selama
proses pembelajaran, baik organisasi, materi, maupun
waktu. Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan
pengalamanya secara baik sehingga dapat menginspirasi
dan menstimulasi siswa. Pendekatan student centered,
siswa didorong untuk mengerjakan sesuatu sebagai
pengalaman praktik dan membangun makna atas
pengalaman yang diperolehnya. Guru hanya berperan
sebagai motivator atau fasilitator.
1. Pengertian Menurt Para Ahli :
 Pendekatan menurut Gulo (2008: 4), adalah titik
tolak atau sudut pandang kita dalam memandang
seluruh masalah yang ada dalam program belajar-
mengajar. Sudut pandang tertentu tersebut

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang


guru dalam menyelesaikan persoalan yang ia
hadapi.
 Teaching approach yang didefinisikan oleh
Babbage, Byers, Redding (1999:27), a board
philosophical idea or standpoint through which
teacher individually or collectively arrive at
agreed ‘tactics’ for the education if their pupils.
A personal philosophy and way of working that
underpins teaching and maybe dictated or
influenced by subject content, age and ability of
pupils, individual style, values, and beliefs.
Different ways of approaching subjects and
delivering the curriculum, for example
geography can be formal and art can be more
experiences. The structure, organization and
content of lessons derived from schemes for
work. Providing the right climate for learning. A
way to begin and introduce ideas.
 Burden, P.R (1999), menyatakan bahwa
pendekatan adalah tata cara pembelajaran yang
melibatkan para guru dan siswa mereka untuk

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42


STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

membangun mencapai tujuan dengan informasi


mereka telah didapat secara aktif, melalui
kegiatan dan keikutsertaannya.
2. Unsur Penting Pendekatan Pembelajaran, merupakan
sebuah filosofi/landasan, merupakan sudut pandang
terhadap proses pembelajaran,serangkaian kegiatan
untuk mencapai tujuan tertentu, jalan yang ditempuh
untuk menyampaikan materi.
3. Generalisasi Pendekatan Pembelajaran, waluapun
redaksinya berbeda pendekatan memiliki hakikat

CAMELIA CITRA ADA – A 221 14 087 42

Anda mungkin juga menyukai