PENDAHULUAN
iv
A. Latar Belakang
anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa (Hidayati dan Farid, 2016).
para orang tua mengenai kurangnya sopan santun remaja terhadap orang
remaja awal pada rentang usia 12-16 tahun dan remaja akhir pada usia 16-
20 tahun. Pada usia awal remaja telah mampu mengevaluasi apa yang baik
dan buruk serta dapat menjalin hubungan yang menyenangkan dan penuh
kasih sayang (Stein dan Book, 2004), Tetapi kenyataannya berbeda, fakta
usia 16-20 tahun (Ismayanti dan Dwi 2017). Selain itu, ada kasus tawuran
1
2
kecerdasanemosi.Senada dengan
penelitianyangdilakukanolehMilojevi,Dimitrijevi,Marjanovidan
kecerdasan emosi.
bangkit kembali dan dapat mencari jalan keluar. Lanjut dikatakan bahwa
hal tersebut menjadikan remaja tidak mudah mengeluh dan putus asa
emosinya menjadi lebih percaya diri. Individu tersebut juga lebih baik
dalam prestasi dan menjadi orang dewasa yang sehat secara emosional.
emosinya.
remaja dapat terlihat dari bagaimana remaja mampu memberi kesan yang
reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada, sehingga interaksi
penelitianyangdilakukanolehHamarta,Deniz,Saltali(2009),
menunjukkanbahwakelekatanyangamanakanmemberikanefekyangpositifte
emosidapatterbentukkarenakelekatanatau
attachmentyangdiberikanorangtuakepadaanak,yangdapatmembantuanakm
orang tua dapat terlihat dari kelekatan yang terjalin di antara keduanya.
arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orang tua. Dengan kata lain
kelekatan dapat berarti afeksi yang kuat antara anak dan figur lekatnya
(orang tua). Remaja yang memiliki hubungan kelekatan yang sehat dan
aman dengan orang tuanya dapat membantu remaja dari kecemasan dan
suatu ikatan kasih sayang yang berhubungan dengan timbulnya rasa aman
teman yang diinginkan. Kelekatan yang tepat antara orang tua dengan
kelekatan pada anak, ibu biasanya lebih banyak berinteraksi dengan anak
memberikan rasa nyaman. Lanjut dikatakan selain ibu, peranan ayah juga
anak dari ibu dan ayah memiliki presentase yang seimbang yaitu, 65%
dengan teman sebaya dan prestasi akademis (Gottman & DeClaire, dalam
kepada remaja berupa tingkah laku, sikap, dan cara-cara dalam mengenali
emosi diri serta orang lain, mengendalikan emosi, menanggapi orang lain
terjalin antara orang tua dan remaja akan menentukan kecerdasan emosi
pada remaja terbentuk. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Lestari
(1997), bahwa keluarga terutama orang tua yang merupakan figur sentral
emosi remaja, karena orang tua menjadi orang terdekat remaja untuk
emosinya.
berdampak buruk pada diri anak, Wahyuni dan Asra (2014) menyatakan
bahwa anak yang memiliki kelekatan yang rendah dengan ibunya yang
sewaktu perasaan atau emosi itu muncul dan individu tersebut memiliki
koordinasi suasana hati adalah inti hubungan sosial yang baik. Apabila
emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri
kecerdasan emosi pada siswa SMA. Senada dengan hasil penelitian yang
dengan sekolah - sekolah yang lain sehingga sering terjadi aduh mulut
sekolah seperti masalah yang ada di rumah dan masalah yang ada di
dan emosi mereka sehingga sering melakukan hal-hal yang tidak baik
seperti bolos pada saat jam pelajaran, bolos pada jam sekolah, melontarkan
kata – kata kasar sering terjadi kehilangan harta benda seperti uang dan
barang yang berharga yang lain biasanya siswa yang melakukan hal
berinteraksi sosial dengan orang tua di lingkungan keluarga, dan hal ini
emosi pada remaja, yang pada akhirnya membuat penulis tertarik untuk
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
10
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis :
emosi.
2. Manfaat praktis :
didik.
11
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. Kecerdasan Emosi
wilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi
yang apabila diakui dan dihormati, akan menghadirkan pemahaman yang lebih
mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.
orang lain sehingga individu tersebut dapat mengendalikan perasaan yang ada
dalam dirinya dan dapat memahami serta menjaga perasaan orang lain.
Individu tersebut juga dapat memotivasi diri sendiri untuk menjadi pribadi
11
13
untuk dapat mengenali perasaan diri sendiri atau orang lain dengan tepat,
untuk menggunakan informasi dengan tepat untuk bertindak (Chen, Peng, &
pada porsi yang tepat, memilih kepuasan, dan mengatur suasana hati.
faktor belajar.
a. Faktor kematangan
14
kelenjar adrenalin memainkan peran utama pada emosi. Faktor ini dapat
tubuh.
b. Faktor belajar
mengubah pola reaksi. Ada lima jenis belajar yang turut menunjang pola
dan pelatihan.
a) Faktor internal Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu
sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor
(2000) adalah:
a. Lingkungan keluarga
keluarga sangat berguna bagi anak kelak, bagaimana anak dapat cerdas
secara emosional.
c. Otak
Otak adalah organ yang penting dalam tubuh manusia, otaklah yang
manusia.
satu rangsangan dalam jangka yang lebih lama dan memutuskan ketegangan
emosi pada satu objek. faktor lingkungan atau situasi khususnya yang
yaitu:
Mengatur emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang
sosial.
B. Kelekatan
1. Definisi Kelekatan
suatu relasi atau hubungan antara figur sosial tertentu dengan suatu fenomena
Kelekatan akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang
diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu.
emosional yang terbentuk antara dua orang yang selalu memiliki kedekatan
Menurut Berk (dalam maya, 2015) kelekatan sebagai ikatan kuat kasih
sayang antara anak dengan orang tua atau orang-orang khusus dalam hidup
bayi. Selanjutnya menurut Hewe, Saleh dan Wahyuni (2020) kelekatan adalah
ikatan emosional bahwa anak yang berkembang dengan orangtua mereka dan
kelekatan adalah suatu ikatan emosional antara anak dengan orang tua atau
orang-orang yang khusus.dalam hidup anak, yang bertahan cukup lama dalam
2. Pola Kelekatan
orang tua dengan remaja, remaja merasa percaya terhadap orang tua
interaksi orang tua dengan remaja, remaja merasa tidak pasti bahwa orang
tuanya selalu ada dan responsif atau cepat membantu serta datang
dariorang tua yang tidak selalu membantu pada setiap kesempatan dan
orang tua dengan remaja, remaja tidak memiliki kepercayaan diri karena
ditolak.Pada pola ini, konflik lebih tersembunyi sebagai hasil dari perilaku
orang tua yang secara konstan menolaknya ketika remaja mendekat untuk
a. Perpisahan yang tiba-tiba antara anak dengan pengasuh atau orang tua
Perpisahan traumatik bagi anak bisa berupa: kematian orang tua, orang
tua dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama, atau anak yang harus
ada yang membangun image menakutkan agar anak hormat dan patuh pada
mereka. Padahal cara ini justru membuat anak tumbuh menjadi pribadi
22
yang penakut, mudah berkecil hati dan tidak percaya diri. Anak akan
merasa bukan siapa-siapa atau tidak bisa berbuat apa-apa tanpa orang tua.
menetap oleh satu atau dua orang tua menyebabkan ketidakstabilan yang
dirasakan anak, baik dalam hal ukuran cinta kasih, perhatian, dan kepekaan
diri karena anak cenderung mudah cemas dan kurang percaya diri (merasa
menjadi sulit, terutama bagi seorang balita. Situasi ini akan menjadi lebih
berat baginya jika orang tua tidak memberikan rasa aman dengan
mendampingi mereka dan mau mengerti atas sikap atau perilaku anak yang
mungkin saja aneh akibat dari rasa tidak nyaman saat harus menghadapi
orang baru. Tanpa kelekatan yang stabil, reaksi negatif anak akhirnya
tidak hanya secaraemosional tetapi juga secara fisik. Sikap orang tua yang
23
yang sedang dialami orang tua tidak hanya membuat anak tidak bisa
berkomunikasi yang baik dengan orang tua, tetapi membuat orang tua
g. Problem neurologis/syaraf
fisik, pengasuhan yang tidak stabil, sering berpindah tempat atau domisili,
3. Aspek-aspek Kelekatan
Adapun indikator yang diukur dalam aspek dari Inventory Parent and Peer
dengan orangtua.
C. Kerangka Konseptual
Tabel 2.1
Kerangka Konseptual
empati (Empathy).
Variabel kelekatan berdasarkan aspek – aspek
a. Kepercayaan (Trust)
b. Komunikasi (Communication)
26
c. Keterasingan (Alieanation)
ada 5 yaitu :
D. Hipotesis
Berdasrkan teori telah dikemukakan dalam tulisan ini, ini dapat diberikan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
variabel, yaitu :
karena hal yang yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang
lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang
dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen atau variabel
26
28
variabel yang lain pada suatu penelitian, sedangkan variabel dependen atau
2012: 29).
B. Definisi Operasional
1. Kecerdasan Emosi
(2009) yaitu :
2. Kelekatan
Kelekatan adalah suatu ikatan emosional antara anak dengan orang tua
yaitu:
a. Kepercayaan (Trust)
b. Komunikasi (Communication)
c. Keterasingan (Alieanation)
1. Tempat Penelitian
30114 Palembang.
2. Waktu Penelitian
Palembang.
1. Populasi
bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek
2. Sampel
menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari
(mewakili).
31
tabel Krecjie dan Morgan. Jika populasi 130 maka sampel yang ditarik
data siswa dari guru BK, mencari siswa yang sering dipanggil oleh guru
terdapatlah siswa berjumlah 90 orang secara acak dari seluruh siswa kelas
persetujuan atau tidak setuju yang telah dimodifikasi dari bentuk aslinya,
yang pada awalnya terdiri dari lima katagori pilihan jawaban. Namun
alternative pilihan jawaban saja yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),
Seluruh respon dari item ini diskoring dengan bobot nilai SS=4, S=3,
Tabel 3.1
S: Setuju 3 2
alat ukur. Adapun skala yang peneliti maksud adalah sebagai berikut:
Skala ini digunakan untuk mengungkap kecerdasan emosi pada remaja SMA
Tabel 3.2
Butir-Butir Pernyataan Skala Kecerdasan Emosi
Nomor Butir
Indikator Jumlah Butir
Favourable Unfavourable
(self regulations)
Memotivasi diri sendiri (motivating
ownself).
Membina hubungan atau ketrampilan
(Empathy).
metode likert, butir skala yang dibuat dengan pilihan yang setiap butirnya
2. Skala Kelekatan
Tabel 3.3
Skala Likert Kelekatan
Jawaban Favourable Unfavourable
S: Setuju 3 2
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari satu alat
Tabel 3.4
Butir-Butir Pernyataan Skala Kelekatan
Nomor Butir
Indikator Jumlah Butir
Favourable Unfavourable
Kepercayaan (trust)
Komunikasi (Comunication)
Keterasingan(Alieanation)
likert, butir skala yang dibuat dengan pilihan yang setiap butirnya berisi
1) Uji Validitas
35
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan dan pernyataan yang telah
r N ( ∑ XY ) −(∑ X ∑ Y )
xy= 2 2
¿
√{N ∑X −( ∑ X ¿¿¿2} {N ∑Y −¿¿
Keterangan :
asal kata rely dan ability. Walaupun reabilitas memiliki berbagai nama lain
namun ide pokok yang terkandung dalam konsep ereabilitas adalah sejauh
tersebut semakin baik, dan hasil ukur kedua tes itu dikatakan semakin
reliable. Besar koefisien reabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00
dan tidak ada patokan yang pasti. Bila koefisien reabilitas semakin
mendekati nilai 1,00 berarti terdapat konsistensi hasil ukur yang semakin
∝=2 ¿ ]
Keterangan :
α : Koefisien realiabilitas