Anda di halaman 1dari 4

NAMA: SANTI FITRIANI MUNTHE

NIM:7203341017

MATA KULIAH:FILSAFAT PENDIDIKAN

*PELAKSANAAN PENDIDIKAN KITA DEWASA BERDASARKAN UUD 1945

Pendidikan adalah suatu kebutuhan pokok bagi semua makhluk yang mempunyai alat berpikir, yaitu
akal. Bagi semua orang devinisi dari pendidikan adalah menyekolahkan anak mereka pada sebuah
sekolahan yang memberikan ilmu pengetahuan bagi anak mereka tesebut. Ringkasnya bagi mereka
pendidikan hanya disekolahan. Padahal sebenarnya pendidikan bukan hanya di dalam sekolahan tetapi
juga di luar sekolahan. Yang menjadi guru bagi mereka adalah orang tuanya, teman-temannya,
lingkungannya dan juga televisi ataupun majalah-majalah adalah juga guru bagi mereka.Bangsa kita
bangsa Indonesia bukan semua orangnya kaya raya karena juga ada yang miskin, kalau untuk bersekolah
ataupun menyekolahkan anaknya orang yang kaya bisa, orang yang miskin belum tentu bisa dengan
alasan biaya.

Maka untuk mengatasi masalah ini, pemerinah sekarang ini telah mengambil sebuah keputusan yang
patut kita acungi jempol dan patut kita dukung kelangsungannya yaitu sekolah bebas biaya alias gratis
selama sembilan tahun.Permasalahan pendidikan bangsa Indonesia sendiri telah diatur dalam UUD 1945
dan hal ini diperjelas dengan dirumuskannya norma-norma pokok yang harus menjiwai usaha
pendidikan dan pengembangan kebudayaan yang akan dilaksanakan oleh penyelenggara negara.
Norma-norma itu tersirat dan tersurat dalam Bab XIII Pasal 31 dan 32 UUD 1945 sebagai berikut :

Pasal 31 :

(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran

(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur
dengan Undang-Undang.

Pasal 32 :

Pemerintah memajukan kebudayaan Nasional Indonesia.

*PELAKSANAAN PENDIDIKAN DEWASA INI BERDASARKAN UU SIKDISNAS NO.20 TAHUN 2003

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia
dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan
diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1)
menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan
bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan
kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.
Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip dempkrasi,
desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut akan memberikan dampak
yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen system pendidikan. Selain itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek
kehidupan, termasuk dalam system pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan system
pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta
didik dan potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara
professional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan daerah
menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang sesuai dengan
tuntutan pelaksanaan tugas secara professional; penyusunan standar pendanaan pendidikan untuk
setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen
pendidikan berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan dengan
system terbuka dan multimakna. Pembaharuan system pendidikan juga meliputi penghapusan
diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta
pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum.

*PELAKSANAAN PENDIDIKAN KITA DEWASA BERDASARKAN PP NO.19 TAHUN 2005

Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan diatur dengan Peraturan
Pemerintah untuk melaksanakan Undang-Undang 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Standar Nasional Pendididikan adalah Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan
Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta pada tanggal 16 Mei 2005, diberlakukan setelah
diundangkan oleh Menkumham Hamid Awaludin di Jakarta dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41 dan Penjelasan Atas PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496 pada tanggal 16 Mei 2005.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ini merupakan
pelaksanaan ketentuan Pasal 35 ayat (4), Pasal 36 ayat (4), Pasal 37 ayat (3), Pasal 42 ayat (3), Pasal 43
ayat (2), Pasal 59 ayat (3), Pasal 60 ayat (4), dan Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk memacu pengelola,
penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan
pendidikan yang bermutu, serta sebagai perangkat lunak untuk mendorong terwujudnya transparansi
dan akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.

*PELAKSANAAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KITA DEWASA BERDASARKAN UU NO.14 TAHUN 2005

UU 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disahkan Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 30 Desember 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157 dan Penjelasan Atas
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4586 oleh Menkumham Yusril Ihza Mahendra pada tanggal 30 Desember 2005 di Jakarta.

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa tujuan
nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan
nasional tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan. Selanjutnya, Pasal 31
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa (1) setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang- undang; (4) Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang- kurangnya 20% (dua puluh persen) dari anggaran pendapatan dan
belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional; dan (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.

Salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut kemudian
diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa
untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah yang
mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia
Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, Oleh karena itu, guru
dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis. Pasal 39 Ayat (2) Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik
merupakan tenaga profesional. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi
terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk
memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.

Berdasarkan uraian di atas, pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profcsional
mcmpunyai misi untuk melaksanakan tujuan Undang-Undang ini sebagai berikut:

(1)Mengangkat martabat guru dan dosen;

(2)Menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen;

(3)Meningkatkan kompetensi guru dan dosen;

(4)Memajukan profesi serta karier guru dan dosen;


(5)Meningkatkan mutu pembelajaran;

(6)Meningkatkan mutu pendidikan nasional;

(7)Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi
akademik, dan kompetensi;

(8)Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah; dan

(9)Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai