Anda di halaman 1dari 10

RESUME

LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON-BANK

DOSEN PENGAMPU : RIZA INDRIANI S.E.,M.Si

DI SUSUN OLEH:

YULIA ARYA SASTI

(7203341018)

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah STW., karena berkat rahmatnya saya
dapat menyusun resume ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga resume ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis sadar resume ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya resume ini. Semoga resume ini memberikan informasi bagi pembaca dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Medan, November 2022

PENULIS

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Wakaf 2
B. Manfaat Wakaf
C. Dasar Hukum Wakaf 3
D. Jenis Wakaf 4
E. Rukun Wakaf 9
F. Syarat Wakaf 10
BAB III PENUTUP 6
A.Kesimpulan 6
DAFTAR PUSTAKA 7

2
BAB
I

BAB
II
PEMBAHASAN

Salah satu ibadah yang amalannya tidak akan terputus bahkan setelah seseorang
tersebut meninggal adalah wakaf. Bagi umat Islam, istilah wakaf tentu sudah tidak asing
lagi. Wakaf sering disamakan dengan ibadah sedekah. Harta yang biasa diwakafkan
adalah sebuah tanah. Sedikit berbeda dengan sedekah, biasanya sedekah memberikan
sesuatu yang habis pakai, misalnya memberikan makanan untuk orang yang
membutuhkan. Memberikan wakaf harta biasanya dibatasi untuk hal-hal yang hanya
diperbolehkan dalam Islam. Hal ini bertujuan untuk mencapai manfaat yang baik bagi
semua masyarakat. kegiatan wakaf ini juga memiliki dalil di dalam Al-Quran dan hadits,
seperti ibadah-ibadah lainnya. Dalil yang ada bertujuan untuk mendorong umat Islam
mewakafkan hartanya untuk jalan kebaikan. Manfaat dari wakaf sendiri tidak hanya
dirasakan di dunia, namun juga kehidupan akhirat.

A. PENGERTIAN WAKAF

Pengertian Wakaf sendiri merupakan istilah dari bahasa Arab ‘waqaf’. istilah wakaf
secara bahasa berarti penahanan atau larangan atau menyebabkan sesuatu berhenti.
Istilah wakaf secara istilah diartikan berbeda-beda menurut pandangan ahli fiqih.
Menurut Abu hanifah, pengertian wakaf adalah menahan suatu benda sesuai hukum
yang ada, dan menggunakan manfaatnya untuk hal-hal kebaikan, bahkan harta yang
sudah diwakafkan bisa ditarik kembali oleh si pemberi wakaf. Berdasarkan definisi Abu
hanifah, kepemilikan harta tidak lepas dari si wakif, pihak yang mewakafkan harta
benda nya. Mazhab hanafi menyebutkan pengertian wakaf adalah tidak melakukan
tindakan atas suatu harta tersebut, yang berstatus tetap hak milik dengan memberikan
manfaatnya kepada pihak tertentu baik untuk saat ini ataupun waktu yang ditentukan.
Sedangkan mazhab Malik berpendapat wakaf tidak melepaskan harta yang dimiliki oleh
pewakaf dan pewakaf berkewajiban untuk memberikan manfaat dari harta yang
diwakafkannya dan tidak boleh menarik kembali harta yang diwakafkan.

Mazhab syafi’i berpendapat bahwa wakaf merupakan pelepasan harta dari


kepemilikan melalui prosedur yang ada. Pewakaf tidak boleh melakukan suatu tindakan
kepada harta yang sudah diwakafkan olehnya. Mazhab syafi’i juga membolehkan
memberikan wakaf berupa benda bergerak dengan syarat barang yang diwakafkan
harus memiliki manfaat yang kekal.

1
Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 41 tahun 2004, wakaf adalah perbuatan
hukum wakif, si pemberi wakaf, untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna untuk keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan
umum menurut syariah.

B. DASAR HUKUM

hukum wakaf di Indonesia merujuk pada dasar Al-Quran dalam QS. Al-Hajj: 77 :

۩ۚ َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ارْ َكعُوْ ا َوا ْس ُج ُدوْ ا َوا ْعبُ ُدوْ ا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُوا ْالخَ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
Terjemahan
Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah
kebaikan, agar kamu beruntung.

Tafsir Ringkas Kemenag RI


Orang beriman diperintahkan untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Mengetahui keadaan
manusia. Wahai orang-orang yang beriman, karena kamu sudah membenarkan dan meyakini
bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah, maka rukuk, sujud, dan beribadahlah kepada
Tuhanmu dengan melaksanakan salat wajib dan berbagai salat sunah, dan sebagai dampak
ketekunan beribadah tersebut, maka berbuatlah kebaikan kepada sesama manusia agar kamu
beruntung dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

 dan QS. Ali Imran: 92. :

‫لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َح ٰتّى تُ ْنفِقُوْ ا ِم َّما تُ ِحبُّوْ نَ ۗ َو َما تُ ْنفِقُوْ ا ِم ْن َش ْي ٍء فَا ِ َّن هّٰللا َ بِ ٖه َعلِ ْي ٌم‬
Terjemahan
Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang
kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.

Tafsir Ringkas Kemenag RI


Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa orang yang meninggal dalam kekufuran, maka sebesar
apa pun harta dan infak yang mereka keluarkan, tidak akan bisa dijadikan tebusan agar mereka
bebas dari azab Allah. Pada ayat ini dijelaskan tentang harta dan infak yang bermanfaat
hendaknya harta yang dicintai, karena kamu tidak akan memperoleh kebajikan yang paling
utama dan sempurna sebelum kamu menginfakkan, dengan cara yang baik dan tujuan yang
benar, sebagian harta yang kamu cintai, yang paling bagus dari apa yang kamu miliki. Dan apa
pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui niat dan tujuan kamu
berinfak, apakah karena ingin dipuji atau dilihat orang (riya), ingin dipuji orang yang mendengar
(sum’ah), atau semata-mata karena Allah. Jika infak dilaksanakan hanya karena Allah maka Allah
akan membalasnya dengan kebaikan di dunia maupun akhirat.

2
C. MANFAAT WAKAF

Hikmah wakaf tak hanya mengenai aspek spiritual saja, tetapi aspek lainnya juga
berpengaruh. Selain itu, manfaat wakaf tidak hanya dirasakan oleh pemberinya saja,
namun juga masyarakat luas. Selengkapnya tentang manfaat wakaf adalah sebagai
berikut.

1. Mendapat Manfaat Secara Religius


Memperoleh manfaat dari sisi spiritual merupakan manfaat wakaf yang didapatkan pemberi
atau wakif. Faktanya, manfaat dari aset atau harta wakaf bersifat kekal, apalagi jika obyeknya
terus digunakan oleh khalayak umum. Sehingga pahala pemberi wakaf mengalir deras dan
terus menerus, meskipun sang wakif telah meninggal.
2. Meningkatkan Hubungan Persaudaraan
Dari sisi pemberi dan penerimanya, manfaat wakaf adalah mampu meningkatkan hubungan
persaudaraan. Pemberi wakaf bisa membantu banyak orang melalui harta yang diwakafkan,
sedangkan masyarakat merasa diuntungkan dengan adanya bantuan tersebut.
Akhirnya, hikmah wakaf bukan hanya dirasakan masing-masing individu penerima/pemberi
saja, melainkan juga hubungan kemasyarakatan secara menyeluruh.

3. Membantu Pihak-Pihak Kurang Beruntung


Manfaat wakaf berikutnya adalah membantu pihak-pihak kurang beruntung daripada kita,
baik bentuknya wakaf produktif atau konsumtif. Wakaf konsumtif dapat membantu
masyarakat miskin memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sedangkan wakaf produktif dapat
membantu meningkatkan taraf kesejahteraan hidup.
4. Sarana Membangun Kepedulian Sosial
Terakhir, manfaat wakaf adalah sebagai sarana membangun kepedulian sosial. Sebagai
seorang makhluk sosial, manusia memerlukan kepedulian agar bisa berfungsi secara
maksimal dalam masyarakat. Konsistensi dalam memberikan wakaf akan membantu Anda
membentuk kepedulian lebih tinggi, baik secara sosial maupun spiritual.

D. JENIS – JENIS WAKAF

Wakaf sendiri terdapat beragam sekali bentuknya. Selengkapnya tentang jenis


wakaf adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan Obyeknya
Jenis jenis wakaf pertama yakni berdasarkan obyek tujuan pemberian wakaf. Secara garis
besar, wakaf berdasarkan obyek dibagi dua, yaitu wakaf ahli dan khairi. Wakaf ahli
merupakan wakaf untuk keluarga atau saudara sendiri. Sehingga pemanfaatannya tidak dapat
dirasakan oleh masyarakat umum. Contoh wakaf ahli yaitu nafkah sehari-hari, membiayai
pendidikan adik, dan sebagainya.
Sebaliknya, wakaf khairi adalah jenis jenis wakaf diperuntukkan kepentingan masyarakat
luas. Contoh wakaf khairi seperti pemberian tanah, bangunan, dan sejenisnya.

2. Berdasarkan Jenis yang Diwakafkan


Klasifikasi kedua wakaf adalah berdasarkan jenis wakafnya, yang terbagi menjadi golongan
pertama, kedua, dan ketiga. Golongan pertama yakni wakaf berupa benda tidak bergerak
dimana bentuknya sulit dipindahkan. Contoh wakaf tidak bergerak seperti masjid, bangunan,
pondok pesantren, dan sebagainya.

3
Golongan kedua yaitu wakaf bergerak berbentuk barang. Dalam hal ini termasuk seluruh
pemberian mudah dipindahkan selain uang. Contoh wakaf bergerak seperti bibit tanaman,
surat berharga, air, peralatan tertentu, dan lainnya. Sementara itu, golongan terakhir yakni
benda bergerak berupa uang, baik tunai atau non-tunai.

3. Berdasarkan Waktu
Jenis jenis wakaf berdasarkan waktunya terbagi menjadi dua, meliputi Muabbad dan
Mu’aqqot. Waktu Muabbad merupakan wakaf yang diberikan tanpa batasan waktu sehingga
pemberian tersebut digunakan selamanya oleh masyarakat. Contoh wakaf adalah masjid,
fasilitas umum, dan sebagainya.
Sementara itu, waqaf mu'aqqot adalah wakaf dengan pemberian hak guna terbatas. Contoh
wakaf mu’aqqot misalnya bantuan pasokan makanan, uang konsumsi, dan sebagainya. Wakaf
mu’aqqot umumnya bersifat konsumtif, bukan wakaf produktif.

4. Berdasarkan Pemanfaatannya
Jenis terakhir wakaf adalah berdasarkan pemanfaatannya, yang terbagi menjadi wakaf tunai
dan produktif. Wakaf tunai merupakan wakaf yang manfaatnya mampu dirasakan secara
langsung oleh masyarakat. Contoh wakaf tunai seperti masjid, uang, kendaraan, pondok
pesantren, dan sebagainya.
Sedangkan, wakaf produktif ialah jenis jenis wakaf dengan wujud tidak secara langsung
mampu dinikmati masyarakat, melainkan dikelola terlebih dahulu dalam aktivitas produktif..
Contoh wakaf produktif seperti modal dalam kegiatan produksi sociopreneurship, beasiswa
aktivis sosial, dan semacamnya.

E. Rukun Wakaf
Rukun wakaf adalah tata cara menjalankan wakaf secara berurutan, bila terdapat
salah satu yang tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan wakaf tidak sah. Adapun
rukun wakaf adalah berikut ini.

 Pemberi wakaf menyerahkan benda yang diwakafkan setelah disyaratkan memenuhi aturan.
 Wakaf diterima oleh penerima baik perorangan atau lembaga yang jelas.
 Harta yang diwakafkan berwujud nyata dan tersedia saat akad dilaksanakan.
 Wakif mengikrarkan akad secara jelas dan lengkap sesuai keinginan wakafnya.
 Harta wakaf mutlak menjadi milik masyarakat umum, dan tidak dapat diklaim lagi sebagai
milik pemberi wakaf.

F. Syarat – Syarat Wakaf

Syarat wakaf adalah hal-hal yang dipenuhi sebelum melakukan wakaf. Berikut
merupakan syarat wakaf antara lain:

1. Adanya wakif
Wakif adalah pemberi wakaf. Seorang wakif harus berakal sehat, mempunyai harta, tidak
berada di bawah pengampuan hukum dan merdeka.
2. Harta Mauquf
Berikutnya, syarat wakaf adalah harta mauquf dimana aset yang diberikan sebagai wakaf

4
wajib mengandung nilai, benda halal, berwujud nyata dan sebelumnya dimiliki oleh wakif
(sebelum dipindahtangankan).
3. Mauquf ‘Alaih
Mauquf ‘Alaih adalah penerima harta wakaf baik perorangan atau badan tertentu. Penerima
wakaf harus secara tegas mengikrarkan wakaf, dipergunakan untuk kepentingan umum dan
ibadah, dan mampu menjelaskan rencana penggunaan harta mauquf.
4. Shighat
Syarat wakaf terakhir yakni shighat, yaitu akad yang diikrarkan baik berupa tulisan maupun
lisan dari wakif secara saat itu juga, tidak terbatas waktu, tidak diikuti syarat bathil, dan tidak
dapat dibatalkan .

5
BAB
III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Tidak sah hukumnya, apabila seseorang yang melakukan wakaf berada dibawah pengampuan.
Karena orang yang melakukan wakaf harus memiliki kecakapan hukum. Dan seseorang bisa
dikatakan memiliki kecakapan hukum jika memenuhi 4 kriteria:

a. Merdeka

b. Berakal sehat

c. Dewasa

d. Tidak berada dibawah pengampuan

Tetapi berdasarkan metode istihsan wakaf orang yang berada dibawah pengampuan terhadap
dirinya sendiri selama hidupnya, hukumnya adalah sah. Karena tujuan dari pengampuan ialah untuk
menjaga harta wakaf supaya tidak habis dibelanjakan untuk sesuatu yang tidak benar dan untuk
menjaga dirinya agar tidak menjadi beban orang lain.

B. Saran
Wakaf wasiat merupakan bentuk pemberian yang dapat menumbuhkan rasa kesetiakawanan yang
tinggi, mempersempit kesenjangan sosial antara yang kaya dan yang miskin, sehingga bentuk
pemberian tersebut sangat dianjurkan agar tercipta sendi-sendi umat Islam (ukhuwah Islamiyah)

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-wakaf/

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/14/wakaf-adala

Anda mungkin juga menyukai