Disusun Oleh :
BOGOR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat allah swt. Yang maha kuasa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini tepat pada waktunya meskipun dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana. Harapan
kami semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun
pedoman, juga untuk menambah pengetahuan dan juga pengalaman yang bermanfaat bagi para
pembaca, sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dengan
menjadi lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir semoga Allah yang Maha Kuasa
senantiasa meridhai segala urusan kita. Aamiin.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah kitapahami bahwa ekonomi suatu bangsa akan baik, apabila akhlak masyarakatnya
juga baik. Antara akhlak dan ekonomi memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan
demikian, akhlak yang baik berdampak pada terbangunnya mu’amalah atau kerjasama ekonomi
yang baik. Rasulullahdiutus tidak hanya untuk menyebarluaskan akhlak semata, melainkan untuk
menyempurnakan akhlakmulia baik akhlak dalam berucap maupun dalam bertingkah laku,
sehingga mendekatkan diri kepada Allah SWT dan beriman dengan sebenar-benarnya dapat
terwujud.
Tidak dapat dipungkiri lagi kalau di negara kita Indonesia sudah terlalu banyak jumlah
keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini, salah satu faktor utama banyaknya
anak jalanan yang mengabaikan pendidikan mereka untuk ikut mencari uang demi menopang
kebutuhan ekonomi keluarga.
Zakat, Infaq, Sadaqah dan Wakaf atau yang biasa dikenal dengan singkatan ZISWAF
bisa dikatakan sebagai jantung keuangan umat Islam, apabila betul-betul disadari. Artinya, bila
jantungnya ini beroperasi dengan lancar, maka bisa dipastikan ekonomi umat juga lancar.
b. Rukun zakat
Rukun zakat adalah terpenuhi syaratnya, mengeluarkan barang sesuai ketenttuan apabila
telah jatuh nishob dan haulnya, ada serah terima antara pemberi zakat dan penerima zakat atau
kepada perwakilannya yaitu amil zakat dan diserahkan kepada asnaf zakat atau orang yang
berhak menerima zakat
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa dalam satu perbuatan hukum terdapat unsur-unsur
yang harus dipenuhi agar perbuatan tersebut bisa dikatakan sah. Begitu pula dengan infaq unsur-
unsur tersebut harus dipenuhi. Unsur-unsur tersebut yaitu disebut rukun, yang mana infaq dapat
dikatakan sah apabila terpenuhi rukun-rukunnya, dan masing-masing rukun tersebut memerlukan
syarat yang harus terpenuhi juga. Dalam infaq yaitu memiliki 4 (empat) rukun:
a) Penginfaq
Maksudnya yaitu orang yang berinfaq, penginfaq tersebut harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
Maksudnya oarang yang diberi infaq oleh penginfaq, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Benar-benar ada waktu diberi infaq. Bila benar-benar tidak ada, atau diperkirakan
adanya, misalnya dalam bentuk janin maka infaq tidak ada.
2) Dewasa atau baligh maksudnya apabila orang yang diberi infaq itu ada di waktu
pemberian infaq, akan tetapi ia masih kecil atau gila, maka infaq itu diambil oleh
walinya, pemeliharaannya, atau orang yang mendidiknya, sekalipun dia orang asing.
Maksudnya orang yang diberi infaq oleh penginfaq, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Benar-benar ada.
2) Harta yang bernilai.
3) Dapat dimiliki zatnya, yakni bahwa yang diinfaqkan adalah apa yang biasanya dimiliki,
diterima peredarannya, dan pemilikannya dapat berpindah tangan. Maka tidak sah
menginfaqkan air di sungai, ikan di laut, burung di udara.
4) Tidak berhubungan dengan tempat milik penginfaq, seperti menginfaqkan tanaman,
pohon atau bangunan tanpa tanahnya. Akan tetapi yang diinfaqkan itu wajib dipisahkan
dan diserahkan kepada yang diberi infaq sehingga menjadi milik baginya.
d) Ijab dan Qabul
Infaq itu sah melalui ijab dan qabul, bagaimana pun bentuk ijab qabul yang ditunjukkan
oleh pemberian harta tanpa imbalan
1. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu berhak untuk
mentasharrufkan ( memperedarkannya )
2. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak syah memberi
kepada anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada binatang, karena
keduanya tidak berhak memiliki sesuatu
3. Ijab dan qabul, ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi sedangkan
qabul ialah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian .
4. Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual.
Wakaf belum dinyatakan sah apabila tidak memenuhi syarat dan rukun yang ditetapkan.
Adapun rukun dan syarat wakaf, yakni:
Syarat Waqif
Waqif adalah orang yang mewakafkan. Wakif haruslah memenuhi empat syarat, yaitu
merdeka, berakal, dewasa, dan tidak berada di bawah pengampunan.
Syarat Mauquf
Menurut jumhur ulama, harta dipandang sah apabila harta tersebut memiliki nilai, benda
bergerak yang boleh diwakafkan, benda yang diwakafkan harus diketahui saat terjadinya
wakaf, dan benda wakaf haruslah milik wakif.
Syarat Shighat
Shighat merupakan akad berupa ikrar, isyarat, atau tulisan dari wakif untuk menyatakan
dan menjelaskan keinginannya. Shighat haruslah terjadi seketika (saat itu juga), tidak
diikuti syarat bathil, tidak terbatas waktu, dan wakaf yang telah dilakukan tidak dapat
dibatalkan.
Adapun unsur wakaf yang harus dipenuhi menurut pasal 6 Undang-undang No. 41 Tahun 2004,
antara lain wakif, nadzir, harta benda yang diwakafkan, ikrar wakaf, penerima wakaf, dan jangka
waktu wakaf.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sedekah adalah pada awal pertumbuhan Islam diartikaan sebagai pemberian yang
disunahkan. Tetapi setelah kewajiban zakat disyariatkan dalam al-Qur’an sering disebutkan
dengan kata sedekah, maka sedekah mempunyai dua arti yaitu, sedekah sunah (sedekah) dan
sedekah wajib (zakat). Istilah infak dan sedekah yaitu sedekah wajib dinamakan zakat,
sedangkan sedekah sunah dinamakan infak. Sebagian yang lain mengatakan infak yang wajib
dinamakan zakat, sedangkan infak sunah dinamakan sedekah.Wakaf adalah menahan harta yang
mungkin diambil manfaatnya tanpa menghabiskan atau merusakkan bendanya dan digunakan
untuk kebaikan.
Lembaga pengelola zakat adalah lembaga yang melakukan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulam dan pendistribusian
serta pendayagunaan zakat.
Lembaga pengelola wakaf adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan masalah perwakfan, baik yang meliputi wakaf benda bergerak maupn wakaf
benda tidak bergerak.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/14679/46/Bab%202.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/10506/5/bab2.pdf
jurnal+infaq&oq=jurnal+&aqs=chrome.0.69i59l3j69i57j69i59j69i60j69i61.6916j0j15&sourcei
d=chrome&ie=UTF-8
jurnal+syarat+dan+rukun+wakaf&oq=JURNAL+SYARAT+DAN+&aqs=chrome.0.69i59j69i5
7j69i59l2j0l4.7547j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://blog.kitabisa.com/pengertian-wakaf-syarat-dan-hukumnya/