LEMBAGA WAKAF
Disusun Oleh:
Imam Ma’ruf (12020513960)
Mahdalina Priscilla (12020526426)
Medikal Khairi (12020513793)
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan anugerah yang dilimpahkan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar dan sesuai dengan jadwal. Shalawat dan salam tidak lupa kami
curahkan kepada nabi besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa
kita semua dari zaman kegelapan hingga zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Makalah ini berjudul “Lembaga Wakaf”. Hasil makalah ini diharapkan
dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas dan dapat mempermudah
dalam proses pembelajaran.
Penyusun (kelompok 3)
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................ii
Bab I PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................2
Bab II PEMBAHASAN........................................................................3
2.1 WAKAF..................................................................................3
2.1.1 Pengertian Wakaf..........................................................3
2.1.2 Sejarah Wakaf...............................................................5
2.1.3 Rukun Dalam Perwakafan.............................................11
2.1.4 Syarat-syarat Untuk Berwakaf......................................13
2.1.5 Macam-macam Wakaf..................................................13
2.1.6 Landasan Hukum Wakaf...............................................14
2.2 BWI (Badan Wakaf Indonesia)...............................................16
2.2.1 Pengertian BWI (Badan Wakaf Indonesia)...................16
2.2.22 Tugan dan Wewenang BWI (Badan Wakaf Indonesia) 16
2.2.3 Sistem Organisasi BWI ( Badan Wakaf Indonesia)......18
2.2.4 Keanggotaan BWI (Badan Wakaf Indonesia)...............19
2.2.5 Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf . 19
Bab III PENUTUP..............................................................................21
3.1 Kesimpulan..............................................................................21
Daftar Pustaka....................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
Wakaf salah satu bagian yang sangat penting dari hukum Islam. Ia
mempunyai jalinan hubungan antara kehidupan spiritual dengan bidang social
ekonomi masyarakat muslim. Kedudukan wakaf sebagai ibadah diharpkan
sebagai tabungan si wakif di akhirat kelak. Oleh karena itu wajar jika wakaf
dikelompokkan kepada amal jariyah yang tidak putus-putusnya walaupun
wakif telah meninggal dunia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian wakaf?
1.2.2 Bagaimana sejarah wakaf?
1.2.3 Apa rukun dalam perwakafan?
1
1.2.4 Apa syarat-syarat untuk berwakaf?
1.2.5 Apa macam-macam wakaf?
1.2.6 Bagaimana landasan hukum wakaf?
1.2.7 Apa pengertian BWI (badan wakaf indonesia)?
1.2.8 Apa tugan dan wewenang BWI (Badan Wakaf Indonesia)?
1.2.9 Bagaimana sistem organisasi BWI ( Badan Wakaf Indonesia) ?
1.2.10 Bagaimana keanggotaan BWI (Badan Wakaf Indonesia)?
1.2.11 Bagaimana pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Pengertian Wakaf
1.3.2 Mengetahui Sejarah Wakaf
1.3.3 Mengetahui Rukun Dalam Perwakafan
1.3.4 Mengetahui Syarat-syarat Untuk Berwakaf
1.3.5 Mengetahui Macam-macam Wakaf
1.3.6 Mengetahui Landasan Hukum Wakaf
1.3.7 Mengetahui Pengertian BWI (Badan Wakaf Indonesia)
1.3.8 Mengetahui Tugan dan Wewenang BWI (Badan Wakaf Indonesia)
1.3.9 Mengetahui Sistem Organisasi BWI ( Badan Wakaf Indonesia)
1.3.10 Mengetahui Keanggotaan BWI (Badan Wakaf Indonesia)
1.3.11 Mengetahui Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 WAKAF
2.1.1 Pengertian Wakaf
1. Pewakaf (wakif)
“Orang yang mewakafkan hartanya, dalam istilah hukum Islam disebut
wakif. Seorang wakif haruslah memenuhi syarat untuk mewakafkan
hartanya, diantaranya adalah kecakapan bertindak, telah dapat
mempetimbangkan baik buruknya perbuatan yang dilakukannya dan
benar-baner pemilik harta yang diwakafkan itu. Mengenai kacakapan
bertindak, dalam hokum fikih Islam ada dua istilah yang perlu dipahami
perbedaannya yaitu baligh dan rasyid. Pengertian baligh
menitikberatkan pada usia, sedangkan rasyid pada kematangan
pertimbangan akal” menurut A.A. Basyir
Hadis yang lain yang juga sangat populer digunakan adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Ibn Umar : “Umar mempunyai
tanah di Khaibar, kemudian dia datang kepada Rasulullah aku memiliki
sebidang tanah di Khaibar, tetapi aku belum mengambil manfaatnya,
bagaimana aku harus berbuat untuk itu?” Nabi Bersabda: Jika kamu
menginginkannya tahanlah itu dan shadaqahkan hasilnya. Tanah tersebut
tidak boleh dijual atau diperjual belikan, dihibahkan atau diwariskan. Umar
menshadaqahkannya kepada fakir miskin, karib kerabat dan ibn sabil.”
Dari dalil - dalil diatas tersebut dapat kita pahami menurut para ahli
hadis dan ahli-ahli fiqh mengidentikkan wakaf sama dengan shadaqah jariyah
sebagimana yang telah disebutkan dalam ayat dan hadis diatas. Hal ini
dikarenakan shadaqah jariyah adalah amalan yang pahalanya terus mengalir
sehingga dipersamakan dengan amal wakaf. Yang dimana wakaf disini
mempunyai banyak manfaat untuk banyak orang. Adapun status hukum wakaf
itu dalam agama adalah tidak wajib tetapi mandub atau sunnah.
2.2 BWI ( Badan Wakaf Indonesia)
2.2.1 Pengertian BWI (Badan Wakaf Indonesia)
Organisasi BWI Badan Wakaf Indonesia terdiri atas dua unsur yakni
Badan pelaksana dan dewan pertimbangan. Badan pelaksana merupakan
unsur pelaksanaan tugas Badan Wakaf Indonesia, sedangkan dewan
pertimbangan merupakan unsur pengawas pelaksanaan tugas Badan Wakaf
Indonesia. Ketentuan yang mengatur memberikan peluang kepada anggota
Badan Wakaf Indonesia untuk berijtihad dalam mengatur diri mereka
sendiri dikarenakan badan pelaksanaan dan dewan pertimbangan Badan
Wakaf Indonesia masing-masing dipimpin oleh satu orang ketua dan dua
orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota sedangkan
susunan keanggotaannya ditetapkan oleh para anggota.
Sesuai dengan aturan Undang-Undang tentang batasan minimum
dan batasan maksimum keanggotaan Badan Wakaf Indonesia menyatakan
bahwasannya jumlah minimum anggota untuk Badan Wakaf Indonesia
yakni 20 (dua puluh) orang, sedangkan batasan maksimumnya adalah 30
(tiga puluh) orang yang berasal dari unsur masyarakat.
Badan Wakaf Indonesia memiliki kewenangan untuk menentukan
persyaratan-persyaratan yang dianggap perlu selain dari persyaratan
pokok. Adapun syarat-syarat pokok bagi calon anggota Badan Wakaf
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang yakni:
a. Warga Negara Indonesia
b. Beragama Islam
c. Dewasa
d. Amanah
e. Mampu secara jasmani dan rohani
f. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum
g.Memiliki pengetahuan, kemampuan, dan/atau pengalaman di bidang
perwakafan dan/atau ekonomi, khususnya di bidang ekonomi
syariah
h. Mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembangkan perwakafan
nasional.
2.2.4 Keanggotaan BWI (Badan Wakaf Indonesia)
Dalam hal masa bakti Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia hal ini
melibatkan Presiden. Dikatakan demikian dikarenakan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang bahwasannya pengangkatan dan
pemberhentian keanggotaan Badan Wakaf Indonesia dilakukan oleh
presiden. Namun ketika kita berbicara perwakilan Badan Wakaf Indonesia
di daerah, semua itu tidak bicara lagi presiden dikarenakan Keanggotaan
Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat dan diberhentikan
oleh Badan Wakaf Indonesia.
Adapun Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan
dan pemberhentian anggota sebagaimana yang telah di maksud, semuanya
telah diatur oleh peraturan Badan Wakaf Indonesia. Keanggotaan Badan
Wakaf Indonesia diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Untuk pertama
kali, pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada
Presiden oleh Menteri Agama. Namun setelah itu Pengusulan
pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia kepada Presiden untuk
selanjutnya dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia. Ketentuan
mengenai tata cara pemilihan calon keanggotaan Badan Wakaf Indonesia
sebagaimana yang dimaksud, seluruhnya diatur oleh Badan Wakaf
Indonesia yang penting pelaksanaannya terbuka untuk umum.
2.2.5 Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada dua macam wakaf yaitu wakaf ahli yang merupakan wakaf yang
diberikan untuk ahli waris keluarga dan wakaf khairi yaitu yang diberikan
untuk kepentingan umum.
Ada empat rukun wakaf, yaitu wakif, mauquf, mauquf ‘alaih,dan shighat
wakaf.
Ahmad Syalaby, Sejarah Pendidikan Islam, terj. Mukhtar Yahya dan sanusi latif,
Jakarta: Bulan Bintang, 1978
Ali, M. D, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-Press, 1988
Asnil Aidah Ritonga, Pendidikan Islam dalam Buaian Arus Sejarah,
Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008