Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“WAKAF PRODUKTIF DAN WAKAF UANG”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Hukum Zakat Dan Waqaf

Dosen Pengampu:
Muflihatul Bariroh, M.S.I

Nama Kelompok :

Muh. Ilham Ainur Roziq (126102202140)


Mohammad Misbahul Fadli (126102202163)
Wasi' Aqsa Shafira (126102202177)
Mutiara Aprilia Arifah (126102202178)

HUKUM KELUARGA ISLAM 3D

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG
2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Dengan
limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Wakaf Produktif Dan Wakaf Uang”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkah kepada Nabi kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah, dan semoga di akhir zaman nanti kita
mendapatkan syafaat-Nya, aamiin.

Selain itu kami mengucapkan kepada semua yang telah memberikan dukungan atas
terselesainya makalah ini kepada:

1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag, selaku Rektor Universitas Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.

2. Dr. H. Ahmad Muhtadi Ansor, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum
Universitas Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

3. Dr. Ahmad Mushonnif, M.H.I selaku Kepala Jurusan Hukum Keluarga Islam Universitas
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

4. Muflihatul Bariroh, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum zakat dan wakaf
yang selalu membimbing kami hingga kami dapat menyelesaikan masalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kami menyadari atas kekurangan kami dalam
menyusun makalah. Kami mohon maaf dan mohon saran serta kritik yang bersifat
membangun, dengan harapan ke depan lebih baik dan sempurna. Akhirnya dengan harapan
makalah yang masih sederhana dan masih banyak kekurangan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.

Tulungagung, 05 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………….. 1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….. 1
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Wakaf Produktif…………………………………………………... 3
B. Macam – Macam Wakaf Produktif…………………………………………… 3
C. Tujuan Kepengurusan Wakaf Produktif……………………………………... 5
D. Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif……………………………………….. 5
E. Keanekaragaman pandangan ulama madzab
tentang wakaf produktif dan wakaf uang……………………………………. 6

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN…………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….. 10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Wakaf adalah salah satu lembaga pemanfaatan harta yang sangat dianjurkan dalam
ajaran Islam, karena merupakan perbuatan baik yang pahalanya tidak terputus selama barang
yang diwakafkan itu tidak musnah dan terus dimanfaatkan. Wakaf produktif adalah harta
benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk dipergunakan dalam kegiatan produksi dan
hasilnya di salurkan sesuai dengan tujuan wakaf.

Wakaf Produktif ini dikembangkan dan dikelola untuk mendapatkan hasil yang
disalurkan kepada ummat atau lembaga wakaf. Pengelolaan wakaf yang dilakukan tersebut
tidak diberikan secara sia-sia yang langsung diterima hasilnya saja tetapi diberikan untuk
dikelola dan menghasilkan sesuatu dari benda tersebut.Dalam pelaksanaan pengelolaan wakaf
secara produktif memiliki dimensi ibadah dan dimensi sosial ekonomi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan wakaf produktif?

2. Apakah yang dimaksud macam-macam wakaf produktif?

3. Apakah tujuan kepengurusan wakaf produktif ?

4. Bagaimanakah strategi pengelolaan wakaf produktif?

5. Apakah yang dimaksud dengan keberagaman pandangan madzab tentang wakaf


produktif dan wakaf uang?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari wakaf produktif

2. Untuk mengetahui macam-macam wakaf produktif

3. Untuk mengetahui tujuan kepengurusan wakaf produktif

1
4. Untuk mengetahui strategi pengelolaan wakaf produktif

5. Untuk mengetahui keberagaman pandangan madzab tentang wakaf produktif dan


wakaf uang

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wakaf Produktif


Wakaf produktif adalah harta benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk
dipergunakan dalam kegiatan produksi dan hasilnya di salurkan sesuai dengan tujuan
wakaf. Seperti wakaf tanah untuk digunakan bercocok tanam, mata air untuk diambil
airnya dan lain-lain. Wakaf produksi juga dapat didefenisikan yaitu harta yang
digunakan untuk kepentingan produksi baik dibidang pertanian, Perindustrian,
perdagangan dan jasa yang menfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung,
tetapi dari keuntungan bersih dari hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada
orang-orang yang berhak sesuai dangan tujuan wakaf. Wakaf produktif adalah sebuah
skema pengelolaan donasi wakaf dari umat, yaitu dengan memproduktifkan donasi
tersebut, hingga mampu menghasilkan surplus yang berkelanjutan. Donasi wakaf
dapat berupa benda bergerak, seperti uang dan logam mulia, maupun benda tidak
bergerak, seperti tanah dan bangunan. Pada dasarnya wakaf itu produktif dalam arti
harus menghasilkan karena wakaf dapat memenuhi tujuannya jika telah menghasilkan
dimana hasilnya dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya (mauquf alaih).

B. Macam-macam Wakaf Produktif


a. Wakaf Uang
Wakaf uang dalam bentuknya, dipandang sebagai salah satu solusi yang dapat
membuat wakaf menjadi lebih produktif, Karena uang disini tidak lagi dijadikan
alat tukar menukar saja. Wakaf uang dipandang dapat memunculkan suatu hasil
yang lebih banyak. Mazhab Hanafi dan Maliki mengemukakan tentang kebolehan
wakaf uang, sebagaimana yang disebut Al-Mawardi
‫عن ابو ثوروى الشا فعى جوازوقفها اى الد نا ىف والد رهم‬
“Abu Tsaur meriwayatkan dari imam syafi’I tentang kebolehan wakaf dinar dan
dirham.”
Dari Wahbah az-Zuhaily, dalam kitab Al- fiqh islamy wa adilatuhu
menyebutkan bahwa mazhab Hanafi membolehkan wakaf uang karena uang yang
menjadi modal usaha itu, dapat bertahan lama dan banyak manfaatnya untuk
kemaslahatan umat. Bahkan MUI juga telah mengeluarkan fatwa tentang wakaf
tunai sebagai berikut :

3
o Wakaf uang (cash wakaf / waqf al-Nuqut) Adalah wakaf yang dilakukan oleh
sekelompok atau seseorang maupun badan hukum yang berbentuk wakaf
tunai.
o Termasuk dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.
o Wakaf yang hukumnya jawaz ( boleh )
o Wakaf yang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang
dibolehkan secara syar‘i
o Nilai pokok wakaf yang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual,
dihibah kan atau diwariskan.
b. Wakaf Uang Tunai
Secara umum definisi wakaf tunai adalah penyerahan asset wakaf berupa
uang tunai yang tidak dapat dipindah tangankan dan dibekukan untuk selain
kepentingan umum yang tidak mengurangi ataupun jumlah pokoknya. Di
Indonesia wakaf uang tunai relatif baru dikenal. Wakaf uang tunai adalah objek
wakaf selain tanah maupun bangunan yang merupakan harta tak bergerak. Wakaf
dalam bentuk uang tunai dibolehkan, dan dalam prakteknya sudah dilaksanakan
oleh umat islam.
Manfaat wakaf uang tunai antara lain:
o Seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana
wakafnya tanpa harus menunggu menjadi tuan tanah terlebih dahulu.
o Melalui wakaf uang, asset-asset berupa tanah-tanah kosong bisa mulai
dimanfaatka dengan sarana yang lebih produktif untuk kepentingan umat.
o Dana wakaf tunai juga bias membantu sebahagian lembaga-lembaga
pendidikan islam.
c. Sertifikat Wakaf Tunai
Sertifikat wakaf tunai adalah salah satu instrument yang sangat potensial
dan menjanjikan, yang dapat dipakai untuk menghimpun dana umat dalam jumlah
besar. Sertifikat wakaf tunai merupakan semacam dana abadi yang diberikan oleh
individu maupun lembaga muslim yang mana keuntungan dari dana tersebut akan
digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
Sertifikat wakaf tunai ini dapat dikelola oleh suatu badan investasi sosial
tersendiri atau dapat juga menjadi salah satu produk dari institusi perbankkan
syariah. Tujuan dari sertifikat wakaf tunai adalah sebagai berikut:

4
1. Membantu dalam pemberdayaan tabungan sosial
2. Melengkapi jasa perbankkan sebagai fasilitator yang menciptakan
wakaf tunai serta membantu pengelolaan wakaf.
d. Wakaf Saham
Saham sebagai barang yang bergerak juga dipandang mampu menstimulus
hasil-hasil yang dapat didedikasikan untuk umat, Bahkan dengan modal yang
besar, Saham malah justru akan memberi kontribusi yang cukup besar
dibandingkan jenis perdagangan yang lain.

C. Tujuan Kepengurusan Wakaf Produktif


Kepengurusan wakaf adalah kepengurusan yang memberikan pembinaan dan
pelayanan terhadap sejumlah harta yang dikhususkan untuk merealisasikan tujuan
tertentu. Tujuan merealisasikan tersebut sebesar mungkin perolehan manfaat untuk
tujuan yang telah ditentukan pada harta tersebut. Untuk itu tujuan kepengurusan
wakaf dapat disimpulkan sebagai berikut:
o Meningkatkan kelayakan produksi harta wakaf, sehingga mencapai target ideal
untuk memberi manfaat sebesar mungkin
o Melindungi pokok-pokok harta wakaf dengan mengadakan pemeliharaan dan
penjagaan yang baik dalam menginvestasikan harta wakaf
o Melaksanakan tugas distribusi hasil wakaf dengan baik kepada tujun wakaf yang
telah ditentukan
o Berpegang teguh pada syarat-syarat wakaf
o Memberi penjelasan kepada para dermawan dan mendorong mereka untuk
melakukan wakaf baru.

D. Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif


a. Peraturan perundangan perwakafan
Sebelum lahir UU No. 41 tahun 2004 tentang wakaf. Perwakafan di Indonesia
diatur dalam PP No. 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik dan sedikit
tercover dalam UU No. 5 tahun 1960 tentang peraturan pokok agraria.
b. Pembentukan badan wakaf Indonesia
Untuk konstek Indonesia, lembaga wakaf yang secara kusus akan mengelola
dana wakaf dan beroperasi secara nasional itu berupa Badab Wakaf Indonesia

5
(BWI). Tugas dari lembaga ini adalh mengkoordinir nazhir-nazhir ( membina)
yang sudah ada atau mengelola secara mandiri terhadap harta wakaf yang
dipercayakan kepadanya, Kususnya wakaf tunai
c. Pembentukan kemitraan usaha
Untuk mendukung keberhasilan pengembangan aspek produktif dari dana
wakaf tunai, perlu diarah kan model pemanfaatan dana tersebut kepada sektor
usaha yang produktif dan lembaga usaha yang memiliki reputasi yang baik. Salah
satunya dengan membentuk dan menjalin kerjasama dengan perusahaan modal
ventura.

E. Keanekaragaman pandangan ulama madzab tentang wakaf produktif dan


wakaf uang
1. Wakaf Uang
a. Wakaf Uang Menurut Madzhab Hanafi
Ulama Hanafiyah membolehkan wakaf benda bergerak asalkan hal itu
sudah menjadi urf (kebiasaan) di kalangan masyarakat, seperti mewakafkan
buku, mushaf dan uang. Dalam masalah wakaf uang, ulama Hanafiyah
mensyaratkan harus ada istibdal (konversi) dari benda yang diwakafkan bila
dikhawatirkan ada ketidaktetapan zat benda. Caranya adalah dengan
mengganti benda tersebut dengan benda tidak bergerak yang memungkinkan
manfaat dari benda tersebut kekal.
b. Wakaf Uang Menurut Madzhab Maliki
Madzhab Maliki berpendapat bahwa wakaf itu tidak melepaskan
hartanya yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, namun wakaf tersebut
mencegah wakif melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya
atas harta tersebut kepada yang lain dan wakif berkewajiban menyedekahkan
manfaatnya serta tidak boleh menarik kembali wakafnya. Perbuatan wakif
menjadikan manfaat hartanya untuk digunakan oleh mustahiq (penerima
wakaf), meskipun yang dimilikinya itu berbentuk upah, atau menjadikan
hasilnya untuk dapat digunakan seperti mewakafkan uang (wakaf tunai).

c. Pendapat Madzhab Syafi’i Tentang Wakaf Uang


Ulama Syafi’iyah, seperti al- Nawawi, dalam al-Majmu’ Syarah al-
Muhadzab berpendapat boleh mewakafkan benda bergerak, seperti hewan, di

6
samping benda tidak bergerak, seperti tanah. Namun, mereka menyatakan
tidak boleh mewakafkan dinar dan dirham karena dinar dan dirham akan
lenyap dengan dibelanjakaan dan sulit akan mengekalkan zatnya.
d. Pendapat Madzhab Ahmad bin Hambal tentang Wakaf Uang
Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitab al-Fatawa (31/234-235)
meriwayatkan satu pendapat dari kalangan Hanabilah yang membolehkan
wakaf dalam bentuk uang. Demikian juga Ibnu Qudamah dalam kitab al-
Mughni (8/229-230) membolehkan wakaf dalam bentuk benda bergerak
termasuk uang. Dengan demikian kiranya dapat dipahami bahwa wakaf uang
itu hukumnya adalah boleh, sebab tujuan disyariatkan wakaf itu sendiri adalah
menahan pokoknya dan menyebarkan manfaat darinya, dan wakaf uang yang
dimaksud bukanlah zat uangnya tetapi nilainya, sehingga bisa diganti dengan
uang lainnya selama nilainya sama.

2. Wakaf Produktif
a. Menurut Ulama Imam Madhab
Wakaf secara etimologi adalah al-habs (menahan)”. Ia merupakan kata
yang berbentuk masdar (gerund) dariungkapan waqfu al-syai’ yang pada
dasarnya berarti menahan sesuatu. Dengan demikian, pengertian wakaf
secara bahasa adalah menyerahkan tanah untuk orang-orang miskin untuk
ditahan.
b. Menurut Hanafiyah
Wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain) milik wakif dan
menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun yang
diinginkan untuk tujuan kebajikan.
c. Menurut Malikiyah
Wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki (walaupun
pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang berhak
dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
keinginan wakif.

7
d. Menurut Syafi‘iyah
Wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi manfaat serta kekal
materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan yang
dimiliki oleh wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh
syariah.

e. Menurut Hanabilah
Wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan asal harta
(tanah) danmenyedekahkan manfaat yang dihasilkan.

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Wakaf produktif adalah harta benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk
dipergunakan dalam kegiatan produksi dan hasilnya di salurkan sesuai dengan tujuan
wakaf. Wakaf produktif adalah sebuah skema pengelolaan donasi wakaf dari umat,
yaitu dengan memproduktifkan donasi tersebut, hingga mampu menghasilkan surplus
yang berkelanjutan. Macam-macam wakaf produktif yaitu wakaf uang, wakaf uang
tunai, sertifikat wakaf tunai, dan wakaf saham. Untuk itu tujuan kepengurusan wakaf
dapat disimpulkan sebagai berikut: meningkatkan kelayakan produksi harta wakaf,
sehingga mencapai target ideal untuk memberi manfaat sebesar mungkin, melindungi
pokok-pokok harta wakaf dengan mengadakan pemeliharaan dan penjagaan yang baik
dalam menginvestasikan harta wakaf, melaksanakan tugas distribusi hasil wakaf
dengan baik kepada tujun wakaf yang telah ditentukan, berpegang teguh pada syarat-
syarat wakaf, serta memberi penjelasan kepada para dermawan dan mendorong
mereka untuk melakukan wakaf baru.

9
DAFTAR PUSTAKA

Choiriyah. 2017. Wakaf Produktif Dan Tatacara Pengelolaannya. Islamic Banking. Vol. 2
No. 2. 03 Agustus 2021

Muhammad Abbu Zahrah, Muhadharat Fi al-Waqf, (Beirut: Dar al-Fikr al-Arabi, 1971), h.
104

Al-Imam Kamal al-Din Ibn ‘Abd al-Rahid al-Sirasi Ibn al-Humam, Sharh Fath al-Qadir, jil.
(Beirut: Dar al- Kutub al-‘Ilmiyyah,1970), hal. 203.

Syams al-Din al-Syaikh Muhammad al-Dasuqi, Hasyiyah al-Dasuqi ‘ala al-Syarh al-Kabir,
juz 2 (Beirut: Dar al-Fikr, tt.), hal. 187

Muhammad al-Khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj, juz 2.(Kairo: Syarikah Maktabah wa


Matba‘ah Mustafa al-Babi al-Halabi waAwladih, 1958), hal.376

Barkah,qodariah Dkk, fikih zakat sedekah dan wakaf, Jakarta: prenadamedia group,2020

10

Anda mungkin juga menyukai