Kelompok 5
Abdurrohim 12212038
1
Kata Pengantar
Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha kuasa karena telah
memberikan kesempatan kepada saya dalam kelancaran menyelesaikan makalah
yang berjudul “RUKUN DAN SYARAT WAKAF MENURUT HUKUM
ISLAM DAN HUKUM POSITIF”. Karena berkah-Nyalah saya dapat menulis
makalah ini hingga akhir tanpa adanya masalah yang membuat kesulitan sehingga
selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan awal untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fiqih dan Hukum Perwakafan itu sendiri. Selain itu makalah ini dibuat agar dapat
membuka pola pikir para pembaca dan juga saya sendiri mengenairukun dan syarat
wakaf menurut hukum islam dan hukum positif. Saya mengharapkan makalah ini
dapat dipergunakan dengan baik untuk kedepannya.
Saya pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen saya sendiri yaitu bapak Kawakib, M.H. selaku dosen pengajar mata kuliah
Fiqih dan Hukum Perwakafan, karena dengan adanya tugas ini saya dapat belajar
dalam pembuatan makalah serta menambah pengetahuan mengenai materi Rukun
dan syarat wakaf menurut hukum islam dan hukumpositif itu sendiri.
Dikarenakan saya pribadi menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak
kekurangan, jadi saya mengharapkan kritik dan saran terhadapmakalah ini dari para
pembaca. Untuk menjadikan pelajaran agar dapat membuat makalah yang lebih
baik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Rukun dan Syarat Wakaf Menurut Hukum Islam.................................... 6
B. Rukun dan Syarat Wakaf Menurut Hukum Positif .................................. 9
BAB III.............................................................................................................. 12
PENUTUP ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf berasal dari kata ‘’Waqafa’’ yang berarti menahan, berhenti, atau
diam di tempat. Sementara itu, menurut hukum Islam wakaf adalah menyerahkan
harta atau benda diserahkan kepada nadzir untuk di manfaatkan sebagai
kepentingan ummat dalam hal kebaikan. Wakaf termasuk ibadah yang paling mulia
karena pahala amalan ini bukan hanya dipetik ketika pewakaf masih hidup, tetapi
pahalanya juga tetap mengalir terus, meskipun pewakaf telah meninggal dunia. 1
Sejarah wakaf sebenarnya sudah ada sebelum pra-Islam. Tetapi pertama kali
dilaksanakan pada masa Rasulullah saw. Selain itu ada pada masa Umar bin
khattab, Abu thalhah, dan dinasti-dinasti kecil. Dan sesuai perkembangan zaman,
wakaf ada di berbagai negara hingga negara Indonesia. Wakaf terus mengalami
perkembangan dari masa Rasulullah, seperti dengan adanya pembangunan untuk
masyarakat pada saat itu. Dan sesuai perkembangan zaman, wakaf pun terus
berkembang hingga masa sekarang ini, yang kita bisa nikmati hingga sekarang. 2
Di dalam wakaf terdapat rukun (unsur) dan syarat yang harus diketahui agar
wakaf yang kita lakukan dapat dikatakan sah. Pada dasarnya rukun dan syarat wakaf
1
Wahyudi, “Sejarah dan Perkembangan Wakaf”, http://bw-indonesia.net/index.php?
option=com_content&task=view&id =58&Itemid=54
2
Syibli Syarjaya, Wakaf Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif, (Power Point
kolom 2)
4
akan sama, tetapi terdapat perbedaan yang ada di dalam rukun dan syarat wakaf
antara hukum islam dengan hukum positif Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa rukun dan syarat wakaf menurut hukum Islam?
2. Apa rukun dan syarat wakaf menurut hukum positif?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui serta memahami rukun dan syarat wakaf menurut
hukum Islam.
2. Untuk mengetahui serta memahami rukun dan syarat wakaf menurut
hukum positif.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rukun dan Syarat Wakaf Menurut Hukum Islam
Wakaf merupakan salah satu jalan bagi hamba Allah swt dalam menahan
harta yang diberikan untuk dikelola hingga ganjaran pahala yang terbawa sampai
si pewakaf (wakif) meninggal dunia (amal Jariyah). Di dalam al-qur’an surah Ali
Imran ayat 92, Allah swt berfirman:
1. Rukun Wakaf
a. Pewakaf (wakif), orang yang mewakafkan hartanya yang dalam istilah
hukum islam biasa disebut wakif. Seorang wakif haruslah memenuhi
syarat untuk mewakafkan hartanya, diantaranya syarat tersebut adalah
kecakapan bertindak, dapat mempertimbangkan baik buruknya yang
dilakukannya dan benar-benar pemilik harta tersebutlah yang
mewakafkan hartanya.
3
Fiqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam, 2003), hlm.20.
7
b. Harta yang diwakfakan (Mauquf), barang milik wakif yang
diwakafkan dan memenuhi syaratmya, seperti dapat dimanfaatkan
dalam jangka waktu lama dan harus digunakan untuk hal-hal yang
berguna, halal dan pastinya harus sah dimata hukum dan agama. Harta
dan benda yang biisa diwakafkan juga bisa berupa benda yang bergerak
(kendaraan, uang, dll) dan benda yang tidak bergerak(tanah).
c. Tujuan wakaf (Mauquf ’alaih), dalam wakaf juga diharuskan
memiliki tujuan yang bermanfaat dan memberikan hal baik untuk
kepentingan masyarakat, seperti contohnya tanah yang diwakafkan oleh
seorang wakif untuk pembangunan masjid yang jelas digunakan untuk
kepentingan beribadah umat, atau seperti panti asuhan yang dibangun
untuk menjadi tempat tinggal anak-anak yatim piatu yang sudah tidak
memiliki tempat untuk tinggal dan masih banyak lagi bangunan-
bangunan yang didirikan untuk kepentingan masyarakat umum.
d. Sighar (Ikrar Wakaf), ikrar atau bisa kita sebut dengan pernyataan, hal
ini dilakukan sebagai tanda penyerahan barang atau benda yang
diwakafkan, dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan. Dengan
pernyataan tersebut, hilanglah hak wakif terhadap benda yang telah
diwakafkan. Dan dengan pernyataan wakif yag meurpakan ijab
perwakafan terjadi,3
2. Syarat Wakaf
Syarat dan ketentuan dalam wakaf harus dipenuhi oleh seorang wakif agar
amal jariyah yang dilakukannya dapat dianggap sah. Inilah beberapa syarat dalam
wakaf menurut hukum Islam, yaitu:
4
Fiqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam, 2003), hlm.20.
7
melakukan wakaf, dianggap sebagai perwakilan dari tuannya sesuai dari
izin yang diperolehnya.
b. Berakal Sehat, wakaf yang dilakukan oleh orang gila, orang yang
lemah mental ataupun orang yang berubah akalnya sebab beberapa
factor dianggap tidak sah hukumnya dalam melakukan wakaf, karena
dianggap ia tidak berakal, tidak mumayyiz, dan tidak cakap dalam
melakukan akad serta itndakan lainnya.
c. Dewasa (Baligh), wakaf dapat dilakukan oleh orang yang sudah dewasa
dan dianggap mampu dalam melakukan serta mempertanggung
jawabkan tindakannya dalam perwakafan dan dapat pula menggugurkan
hak miliknya.
d. Tidak berada di bawah pengampunan, ada beberapa pendapat yang
menyatakan bahwa orang yang sedang di bawah pengampunan
dipandang tidak cakap untuk berbuat kebaikan dianggap hukumnya
tidak sah. Namun berdasarkan istihsan, wakaf dari orang yang berada di
bawah pengampunan terhadap diri sendiri selama hidupnnya dianggap
hukumnya sah. Hal tersebut dikarenakan tujuan dari pengampunan
adalah untuk menjaga harta wakaf supaya tidak habis untiik hal-hal yang
tidak benar dan menjaga dirinya agar tidak menjadi beban orang lain. 4
3. Syarat Mauquf
Ada beberapa pendapat yang berbeda dari sudut pandang ulama mazhab
dalam menentukan syarat-syarat benda yang dapat diwakafkan, yaitu:
4
Fiqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam, 2003), hlm. 21.
8
Milik sendiri, tidak terkait orang lain.
Harta tertentu dan jelas
Dapat dimanfaatkan
Oleh karena itu, harta yang sedang menjadi jaminan utang atau
harta yang disewakan orang tidak boleh diwakafkan. Namun menurut
Ulama Mazhab Maliki memperbolehkan dalam mewakafkan manfaat
hewan untuk depergunakan dan mewakafkan benda seperti makanan,
uang, dan benda yang tidak bergerak lainnya
5
ASHARI, T. L. (2018). WAKAF TUNAI BERJANGKA DALAM TINJAUAN HUKUM
POSITIF DAN HUKUM ISLAM.
9
c. Harta benda wakaf merupakan harta yang diwakafkan
d. Ikrar wakaf merupakan kehendak si wakif yang mewakafkan sebgaian
harta bendanya demi kepentingan umum.
e. Peruntukan Harta Benda Wakaf atas harta yang tersedia.
f. Jangka Waktu wakaf. Dimana jangka waktu tersebut dapat ditentukan
pada benda yang diwakafkan sementara seperti kendaraan dan lain
sebagainya.
2. Syarat Wakaf menurut UU Nomor 41 tahun 2004, yaitu:
a. Syarat wakif, yaitu pihak yang mewakafkanharta bendanya. Menururt
hukum positif wakif terdiri dari perseorangan, organisasi, dan Badan
hukum.
Syarat wakif perseorangan, yaitu:
1) Dewasa
2) Berakal sehat
3) Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum,
4) Pemilik sah harta benda wakaf
Syarat wakif organisasi, yaitu:
b. Syarat Harta Benda, terkait harta benda yang mau diwakafkan juga
harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat yang harus dipenuhi
adalah sebagai berikut:
Benda wakaf dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu Panjang
10
Benda wakaf dapat dari milik kelompok atau badan hukum
Benda wakaf merupakan benda milik yang sempurna. Ia
terbebas dari segala pembebanan, ikatan, sitaan dan sengketa.
Benda itu tidak dapat diperjual belikan, dihibahkan atau
dipergunakan selain wakaf.6
6
ASHARI, T. L. (2018). WAKAF TUNAI BERJANGKA DALAM TINJAUAN HUKUM POSITIF
DAN HUKUM ISLAM.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum kita melakukan ibadah wakaf, wajib hukumnya kita mengetahui
terlebihi dahulu terkait tentang rukun dan syarat wakaf. Agar kegiatan wakaf kita
dapat dikatakan sah. Rukun dan syarta wkaf itu sendiri sudah tertera dan diatur
sedemikian rupa di dalam hukum islam dan hukum positif. Terletak sedikit
perbedaan dari hukum islam dan hukum positif tersebut dalam mengatur tentang
wakaf. Namun hal itu tetap memiliki tujuan yang sama yaitu agar wakaf itu dapat
dikatakan sah hukum islam dan mencegah terjadinya masalah di masa yang akan
datang dengan kekuatan bukti dari UU Nomor 41 tahun 2004 bila harta benda yang
diwakafkan tersebut didaftarkan dan diberikan akta bukti bahwa harta tersebut
sudah menjadi harta wakaf.
B. Saran
Wakaf merupakan ibadah terpuji yang sulit dilakukan oleh sebagian orang.
Dalam hal ini, penyusun menyarankan agar pembaca, khususnya para mahasiswa
untuk dapat mempelajari dengan lebih detail tentang wakaf, agar dapat memahami
lebih jelas serta dapat mengamalkan wakaf.
12
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf. (2003). Fiqh Wakaf. Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam.
Mukhlisin, A., & Hamidah, N. (2017). Pemanfaatan Harta Wakaf Di Luar Ikrar Wakaf
Perspektif Hukum Islam Dan Uu No. 41 Tahun 2004 (Analisis Pemanfaatan
Harta Wakaf di Desa Taman Fajar Kecamatan Purbolinggo Lampung Tengah).
Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam, 2(2).
Muslikh, M. A. (2014). Penyelamatan aset wakaf dari pembagian waris Masjid al-Ikhlas
di Desa Gajahrejo Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan tinjauan Undang-Undang no.
41 tahun 2004 tentang wakaf (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).
Rukun wakaf, yaitu: 1. Waqif, yaitu orang yang mewakafkan. Ia harus mempunyai
kecakapan dalam mendermakan harta. 2. Mauquf, ya. (n.d.). UNIDA Gontor
13