Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RUKUN DAN SYARAT WAKAF MENURUT HUKUM ISLAM DAN


HUKUM POSITIF
Dosen Pengampu :
Dr. Dahla Haliyah, S.Ag.,M.H.I.
Zaid Al-Amin, S.H.I.,M.A.

Kelompok 5
Abdurrohim 12212038

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2023/144

1
Kata Pengantar
Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha kuasa karena telah
memberikan kesempatan kepada saya dalam kelancaran menyelesaikan makalah
yang berjudul “RUKUN DAN SYARAT WAKAF MENURUT HUKUM
ISLAM DAN HUKUM POSITIF”. Karena berkah-Nyalah saya dapat menulis
makalah ini hingga akhir tanpa adanya masalah yang membuat kesulitan sehingga
selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan awal untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fiqih dan Hukum Perwakafan itu sendiri. Selain itu makalah ini dibuat agar dapat
membuka pola pikir para pembaca dan juga saya sendiri mengenairukun dan syarat
wakaf menurut hukum islam dan hukum positif. Saya mengharapkan makalah ini
dapat dipergunakan dengan baik untuk kedepannya.
Saya pribadi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen saya sendiri yaitu bapak Kawakib, M.H. selaku dosen pengajar mata kuliah
Fiqih dan Hukum Perwakafan, karena dengan adanya tugas ini saya dapat belajar
dalam pembuatan makalah serta menambah pengetahuan mengenai materi Rukun
dan syarat wakaf menurut hukum islam dan hukumpositif itu sendiri.
Dikarenakan saya pribadi menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak
kekurangan, jadi saya mengharapkan kritik dan saran terhadapmakalah ini dari para
pembaca. Untuk menjadikan pelajaran agar dapat membuat makalah yang lebih
baik.

Pontianak, 07 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Rukun dan Syarat Wakaf Menurut Hukum Islam.................................... 6
B. Rukun dan Syarat Wakaf Menurut Hukum Positif .................................. 9
BAB III.............................................................................................................. 12
PENUTUP ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wakaf berasal dari kata ‘’Waqafa’’ yang berarti menahan, berhenti, atau
diam di tempat. Sementara itu, menurut hukum Islam wakaf adalah menyerahkan
harta atau benda diserahkan kepada nadzir untuk di manfaatkan sebagai
kepentingan ummat dalam hal kebaikan. Wakaf termasuk ibadah yang paling mulia
karena pahala amalan ini bukan hanya dipetik ketika pewakaf masih hidup, tetapi
pahalanya juga tetap mengalir terus, meskipun pewakaf telah meninggal dunia. 1

Sejarah wakaf sebenarnya sudah ada sebelum pra-Islam. Tetapi pertama kali
dilaksanakan pada masa Rasulullah saw. Selain itu ada pada masa Umar bin
khattab, Abu thalhah, dan dinasti-dinasti kecil. Dan sesuai perkembangan zaman,
wakaf ada di berbagai negara hingga negara Indonesia. Wakaf terus mengalami
perkembangan dari masa Rasulullah, seperti dengan adanya pembangunan untuk
masyarakat pada saat itu. Dan sesuai perkembangan zaman, wakaf pun terus
berkembang hingga masa sekarang ini, yang kita bisa nikmati hingga sekarang. 2

Praktek wakaf di Indonesia, sudah dikenal sejak masuknya Islam ke bumi


nusantara. Kebutuhan sarana Ibadah dalam perkembangan dakwah Islam di
Indonesia menjadikan wakaf sebagai sesuatu yang lazim dan memasyarakat.
Seiring dengan perkembangan sosial, masyarakat Islam dari waktu ke waktu praktik
perwakafan mengalami kemajuan setahap demi setahap. Dari klasik hingga
sekarang zaman kotemporer. Di Indonesia wakaf diatur dalam UU No.41 Tahun
2004 tentang wakaf dan PP No. 42 Tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan wakaf.

Di dalam wakaf terdapat rukun (unsur) dan syarat yang harus diketahui agar
wakaf yang kita lakukan dapat dikatakan sah. Pada dasarnya rukun dan syarat wakaf

1
Wahyudi, “Sejarah dan Perkembangan Wakaf”, http://bw-indonesia.net/index.php?
option=com_content&task=view&id =58&Itemid=54
2
Syibli Syarjaya, Wakaf Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif, (Power Point
kolom 2)

4
akan sama, tetapi terdapat perbedaan yang ada di dalam rukun dan syarat wakaf
antara hukum islam dengan hukum positif Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa rukun dan syarat wakaf menurut hukum Islam?
2. Apa rukun dan syarat wakaf menurut hukum positif?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui serta memahami rukun dan syarat wakaf menurut
hukum Islam.
2. Untuk mengetahui serta memahami rukun dan syarat wakaf menurut
hukum positif.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Rukun dan Syarat Wakaf Menurut Hukum Islam
Wakaf merupakan salah satu jalan bagi hamba Allah swt dalam menahan
harta yang diberikan untuk dikelola hingga ganjaran pahala yang terbawa sampai
si pewakaf (wakif) meninggal dunia (amal Jariyah). Di dalam al-qur’an surah Ali
Imran ayat 92, Allah swt berfirman:

Lan tanālul-birra ḥattā tunfiqụ mimmā tuḥibbụn, wa mā tunfiqụ min syai`in fa


innallāha bihī 'alīm.

Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),


sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Menurut tafsir Al-
Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan
Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam
Madinah, 92. hai orang-orang beriman, kalian tidak akan meraih pahala kebaikan
berupa surga hingga kalian menyedekahkan apa yang kalian cintai. Dan segala
yang kalian sedekahkan baik itu banyak maupun sedikit diketahui oleh Allah, dan
Dia akan membalas kalian atas sedekah itu.

Menurut hukum islam, rukun dan syarat wakaf antara lain:

1. Rukun Wakaf
a. Pewakaf (wakif), orang yang mewakafkan hartanya yang dalam istilah
hukum islam biasa disebut wakif. Seorang wakif haruslah memenuhi
syarat untuk mewakafkan hartanya, diantaranya syarat tersebut adalah
kecakapan bertindak, dapat mempertimbangkan baik buruknya yang
dilakukannya dan benar-benar pemilik harta tersebutlah yang
mewakafkan hartanya.

3
Fiqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam, 2003), hlm.20.

7
b. Harta yang diwakfakan (Mauquf), barang milik wakif yang
diwakafkan dan memenuhi syaratmya, seperti dapat dimanfaatkan
dalam jangka waktu lama dan harus digunakan untuk hal-hal yang
berguna, halal dan pastinya harus sah dimata hukum dan agama. Harta
dan benda yang biisa diwakafkan juga bisa berupa benda yang bergerak
(kendaraan, uang, dll) dan benda yang tidak bergerak(tanah).
c. Tujuan wakaf (Mauquf ’alaih), dalam wakaf juga diharuskan
memiliki tujuan yang bermanfaat dan memberikan hal baik untuk
kepentingan masyarakat, seperti contohnya tanah yang diwakafkan oleh
seorang wakif untuk pembangunan masjid yang jelas digunakan untuk
kepentingan beribadah umat, atau seperti panti asuhan yang dibangun
untuk menjadi tempat tinggal anak-anak yatim piatu yang sudah tidak
memiliki tempat untuk tinggal dan masih banyak lagi bangunan-
bangunan yang didirikan untuk kepentingan masyarakat umum.
d. Sighar (Ikrar Wakaf), ikrar atau bisa kita sebut dengan pernyataan, hal
ini dilakukan sebagai tanda penyerahan barang atau benda yang
diwakafkan, dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan. Dengan
pernyataan tersebut, hilanglah hak wakif terhadap benda yang telah
diwakafkan. Dan dengan pernyataan wakif yag meurpakan ijab
perwakafan terjadi,3

2. Syarat Wakaf

Syarat dan ketentuan dalam wakaf harus dipenuhi oleh seorang wakif agar
amal jariyah yang dilakukannya dapat dianggap sah. Inilah beberapa syarat dalam
wakaf menurut hukum Islam, yaitu:

a. Merdeka, yang dimaksudkan merdeka disini ialah seseorang yang ingin


mewakafkan suatu barang, harus jelas bahwasannya barang tersebut
merupakan hak miliknya. Jikalau seorang budak (hamba sahaya) yang

4
Fiqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam, 2003), hlm.20.

7
melakukan wakaf, dianggap sebagai perwakilan dari tuannya sesuai dari
izin yang diperolehnya.
b. Berakal Sehat, wakaf yang dilakukan oleh orang gila, orang yang
lemah mental ataupun orang yang berubah akalnya sebab beberapa
factor dianggap tidak sah hukumnya dalam melakukan wakaf, karena
dianggap ia tidak berakal, tidak mumayyiz, dan tidak cakap dalam
melakukan akad serta itndakan lainnya.
c. Dewasa (Baligh), wakaf dapat dilakukan oleh orang yang sudah dewasa
dan dianggap mampu dalam melakukan serta mempertanggung
jawabkan tindakannya dalam perwakafan dan dapat pula menggugurkan
hak miliknya.
d. Tidak berada di bawah pengampunan, ada beberapa pendapat yang
menyatakan bahwa orang yang sedang di bawah pengampunan
dipandang tidak cakap untuk berbuat kebaikan dianggap hukumnya
tidak sah. Namun berdasarkan istihsan, wakaf dari orang yang berada di
bawah pengampunan terhadap diri sendiri selama hidupnnya dianggap
hukumnya sah. Hal tersebut dikarenakan tujuan dari pengampunan
adalah untuk menjaga harta wakaf supaya tidak habis untiik hal-hal yang
tidak benar dan menjaga dirinya agar tidak menjadi beban orang lain. 4
3. Syarat Mauquf

Ada beberapa pendapat yang berbeda dari sudut pandang ulama mazhab
dalam menentukan syarat-syarat benda yang dapat diwakafkan, yaitu:

a. Ulama Mazhab Hanafi berpendapat syarat harta yang diwakafkan,


seperti:
 Harta harus memiliki nilai syara’ dan benda yang tidak
bergerak.
 Milik sah wakif, dan tidak terkait hak orang lain pada harta tu.
 Tentu saja harta itu harus jelas.
b. Ulama Mazhab Maliki mensyaratkan harta yang diwakafkan itu:

4
Fiqh Wakaf, (Jakarta: Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam, 2003), hlm. 21.

8
 Milik sendiri, tidak terkait orang lain.
 Harta tertentu dan jelas
 Dapat dimanfaatkan

Oleh karena itu, harta yang sedang menjadi jaminan utang atau
harta yang disewakan orang tidak boleh diwakafkan. Namun menurut
Ulama Mazhab Maliki memperbolehkan dalam mewakafkan manfaat
hewan untuk depergunakan dan mewakafkan benda seperti makanan,
uang, dan benda yang tidak bergerak lainnya

c. Ulama Mazhab Syafi’I dan Mazhab Hanafi yang mensyaratkan harta


yang dapatt diwakafkan itu:
 Tentunya sesuatu yang jelas
 Milik sempurna wakif dan tidak terkait hak orang lain
 Dapat dimanfaatkan sesuai dengan adat setempat
 Dan pemanfaatan hart aitu bisa berlangsung terus-menerus tanpa
dibatasi waktu.5

B. Rukun dan Syarat Wakaf Menurut Hukum Positif


Pengertian wakaf adalah menahan harta yang bisa diambil manfaatnya
dengan tetap kekalnya zat harta itu sendiri dan mantasharrufkan kemanfaatannya di
jalan kebaikan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah swt. Hal tersebut juga
diatur dan harus dilaksanakan sesuai UU Nomor 41 tahun 2004 Tentang wakaf.
Pada UU tersebut terdapat rukun dan syarat wakaf ditetapkan menurut hukum
positif memiliki tujuan untuk memperkuat dan mencegah hal-hal dan masalah-
masalah yang akan timbul nantinya dimasa yang akan datang.

1. Rukun Wakaf menurut UU nomor 41 tahun 2004, yaitu:


a. Wakif atau orang yang mewakafkan harta
b. Nazhir merupakan orang yang akan bertanggung jawab mengelola harta
wakaf tersebut.

5
ASHARI, T. L. (2018). WAKAF TUNAI BERJANGKA DALAM TINJAUAN HUKUM
POSITIF DAN HUKUM ISLAM.

9
c. Harta benda wakaf merupakan harta yang diwakafkan
d. Ikrar wakaf merupakan kehendak si wakif yang mewakafkan sebgaian
harta bendanya demi kepentingan umum.
e. Peruntukan Harta Benda Wakaf atas harta yang tersedia.
f. Jangka Waktu wakaf. Dimana jangka waktu tersebut dapat ditentukan
pada benda yang diwakafkan sementara seperti kendaraan dan lain
sebagainya.
2. Syarat Wakaf menurut UU Nomor 41 tahun 2004, yaitu:
a. Syarat wakif, yaitu pihak yang mewakafkanharta bendanya. Menururt
hukum positif wakif terdiri dari perseorangan, organisasi, dan Badan
hukum.
 Syarat wakif perseorangan, yaitu:
1) Dewasa
2) Berakal sehat
3) Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum,
4) Pemilik sah harta benda wakaf
 Syarat wakif organisasi, yaitu:

Organisasi tersebut harus memiliki ketentuan organisasi


yang bisa mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi ytersebut
sesuai anggaran dasar oerganisasi yang bersangkutan.

 Syarat wakif badan hukum, yaitu:

Sama halnya dengan organisasi, badan hukum yang


bersangkutan harus memenuhi ketentuan yang bisa mewakafkan
harta benda milik badan hukum dan sesuai anggaran dasar badan
hukum tersebut.

b. Syarat Harta Benda, terkait harta benda yang mau diwakafkan juga
harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat yang harus dipenuhi
adalah sebagai berikut:
 Benda wakaf dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu Panjang

10
 Benda wakaf dapat dari milik kelompok atau badan hukum
 Benda wakaf merupakan benda milik yang sempurna. Ia
terbebas dari segala pembebanan, ikatan, sitaan dan sengketa.
 Benda itu tidak dapat diperjual belikan, dihibahkan atau
dipergunakan selain wakaf.6 

Pada pasal 16 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf,


terkait jenis benda yang dibagi menjadi 2 yaitu benda yang tidak bergerak
dan benda yang bergerak.

1) Benda tidak bergerak, seeprti:


 Harta atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan yang berlaku baik yang sudah
maupun yang belum terdaftar
 Bangunan atau bagian bangunan yang terdiri di atas
sebagaimana dimaksud pada huruf a. 
 Tanaman dan benda yang berkaitan dengan tanah.
2) Benda yang bergerak, seperti:
 Uang
 Logam Mulia
 Surat Berharga
 Kendaraan
 Ha katas kekayaan intelektual
 Hak sewa
 Dan benda yang lainnya sesuai Syariah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6
ASHARI, T. L. (2018). WAKAF TUNAI BERJANGKA DALAM TINJAUAN HUKUM POSITIF
DAN HUKUM ISLAM.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum kita melakukan ibadah wakaf, wajib hukumnya kita mengetahui
terlebihi dahulu terkait tentang rukun dan syarat wakaf. Agar kegiatan wakaf kita
dapat dikatakan sah. Rukun dan syarta wkaf itu sendiri sudah tertera dan diatur
sedemikian rupa di dalam hukum islam dan hukum positif. Terletak sedikit
perbedaan dari hukum islam dan hukum positif tersebut dalam mengatur tentang
wakaf. Namun hal itu tetap memiliki tujuan yang sama yaitu agar wakaf itu dapat
dikatakan sah hukum islam dan mencegah terjadinya masalah di masa yang akan
datang dengan kekuatan bukti dari UU Nomor 41 tahun 2004 bila harta benda yang
diwakafkan tersebut didaftarkan dan diberikan akta bukti bahwa harta tersebut
sudah menjadi harta wakaf.

B. Saran
Wakaf merupakan ibadah terpuji yang sulit dilakukan oleh sebagian orang.
Dalam hal ini, penyusun menyarankan agar pembaca, khususnya para mahasiswa
untuk dapat mempelajari dengan lebih detail tentang wakaf, agar dapat memahami
lebih jelas serta dapat mengamalkan wakaf.

12
DAFTAR PUSTAKA

ASHARI, T. L. (2018). WAKAF TUNAI BERJANGKA DALAM TINJAUAN


HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM.

Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf. (2003). Fiqh Wakaf. Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam.

Mukhlisin, A., & Hamidah, N. (2017). Pemanfaatan Harta Wakaf Di Luar Ikrar Wakaf
Perspektif Hukum Islam Dan Uu No. 41 Tahun 2004 (Analisis Pemanfaatan
Harta Wakaf di Desa Taman Fajar Kecamatan Purbolinggo Lampung Tengah).
Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam, 2(2).

Muslikh, M. A. (2014). Penyelamatan aset wakaf dari pembagian waris Masjid al-Ikhlas
di Desa Gajahrejo Kec. Purwodadi Kab. Pasuruan tinjauan Undang-Undang no.
41 tahun 2004 tentang wakaf (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).

Rukun wakaf, yaitu: 1. Waqif, yaitu orang yang mewakafkan. Ia harus mempunyai
kecakapan dalam mendermakan harta. 2. Mauquf, ya. (n.d.). UNIDA Gontor

13

Anda mungkin juga menyukai