Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“Zakat”
(Dosen pengampu: St.Halifa, S.Pd.I., M.Pd.I.)

Disusun oleh:

1. Sarmilah (2261201073)
2. Sarlan (2261201006)
3. M.Fadli Irawan (2261201022)

STIMI YAPMI MAKASSAR


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Zakat”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari mkalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah pendidikan agama islam, selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang basis data babagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu St.Halifa, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku
dosen mata kuliah pendidikan agama islam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar,15 September 2022

penulis

Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 2

C. TUJUAN .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ZAKAT, HIBAH, INFAQ, DAN WAQAF ...................... 3

B. MACAM-MACAM ZAKAT .................................................................... 8

C. HARTA YANG WAJIB DIZAKATI ........................................................ 9

D. ORANG-ORANG YANG WAJIB MENERIMA ZAKAT ...................... 10

E. PENDISTRIBUSIAN ZAKAT ............................................................... 11

F. NISAB,HAUL,DAN KADAR ZAKAT................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 14

B. SARAN .................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 15

Page | ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Zakat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT
kepada setiap kaum Muslimin. Perintah zakat didalam Al-Quran
senantiasa disandingkan dengan perintah shalat. Pentingnya menunaikan
zakat karena perintah ini mengandung misi sosial yang memiliki tujuan
jelas bagi kemaslahatan umat. Tujuan yang dimaksud antara lain untuk
memecahkan problem kemiskinan, meratakan pendapatan, meningkatkan
kesejahteraan umat dan negara. Inilah yang menunjukkan betapa
pentingnya menunaikan zakat sebagai salah satu rukun Islam.

Zakat menurut syaraʽ adalah sejumlah harta tertentu yang telah


mencapai syarat-syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada
setiap orang muslim untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.

Adanya perintah wajib zakat bukan hanya sekedar untuk ditunaikan


semata, akan tetapi harus disertai dengan pengelolaan yang baik dan
didistribusikan secara merata kepada pihak yang berhak menerima zakat.
Oleh karena itu peran lembaga-lembaga amil zakat sangatlah penting.
Seperti halnya yang terjadi pada BMT Amanah Ummah Kartasura melalui
Baitul Mālnya mengenai proses penghimpunan zakat profesi dari data
yang didapat oleh penulis terdapat perbedaan dalam cara menghitung zakat
profesinya yakni dipotong sebesar 3% , bukan 2,5% yang diqiyaskan pada
zakat emas, dan bukan pula 5-10% yang diqiyaskan pada zakat pertanian.4
Selain itu muzakki zakat profesi jumlahnya hanya sedikit, padahal anggota
BMT Amanah Ummah jumlahnya mencapai ribuan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian zakat, hibah, infaq, dan waqaf.
2. Macam-macam zakat.
3. Harta yang wajib di zakati.
4. Orang-orang yang wajib menerima zakat
5. Pendistribusian zakat
6. Nishab, haul, dan kadar zakat.

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian zakat, hibah, infaq, dan waqaf.
2. Mengetahui macam-macam zakat.
3. Mengetahui harta yang wajib di zakati.
4. Mengetahui Orang-orang yang wajib menerima zakat
5. Mengetahui Pendistribusian zakat
6. Mengetahui Nishab, haul, dan kadar zakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat, Hibah, infaq, waqaf.


1) Zakat

Zakat berasal dari bahasa Arab yang artinya menyucikan. Zakat


adalah bentuk sedekah kepada umat islam. Zakat diperlakukan dalam
islam sebagai kewajiban atau seperti pajak. Di dalam rukun Islam,
berzakat ada di urutan ketiga, setelah sholat. Meskipun zakat
diwajibkan bagi umat islam, tidak semua orang bisa berzakat. Ada
beberapa syarat untuk berzakat, misalnya memiliki harta yang cukup
atau tidak kekurangan.

2) Hibah
Pengertian hibah adalah pemberian (sukarela) dengan
mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain. Dalam pemberian
hibah, ada yang namanya dana hibah. Dana hibah adalah sebuah
pemberian untuk orang lain dalam bentuk uang, barang, atau jasa

Beberapa rukun hibah sebagai berikut:

1. Pemberi
Pemberi adalah orang yang memberikan hibah kepada
pihak lain.
2. Penerima
Penerima adalah pihak yang menerima hibah tersebut.
3. Barang yang dihibahkan
Barang yang dihibahkan bisa dalam berbentuk uang,
barang, atau jasa.
4. Tanda serah terima
Setelah melakukan proses hibah, perlu diketahui bahwa
harus ada tanda serah terima sebagai bukti.

3
Macam-Macam Hibah
Dalam hibah, ada beberapa macam yang perlu diketahui.
Adapun macam-macam hibah adalah sebagai berikut.
1. Hibah Barang
Hibah barang adalah ketika pemberi memberikan harta
maupun barang yang memiliki manfaat atau nilai kepada
penerima dengan tanpa tendensi harapan apapun. Contohnya,
seseorang menghibahkan sepeda motor, mobil, pakaian, dan
sebagainya.
2. Hibah Manfaat
Selanjutnya, hibah manfaat adalah ketika pemberi hibah
memberikan harta atau barang kepada penerima, namun
barang tersebut masih menjadi milik si pemberi. Dengan
harapan, barang yang diberikan akan dimanfaatkan oleh
penerima. Dalam hal ini, penerima hanya memiliki hak guna
atau hak pakai saja.

3) Infaq

Kata Infaq berasal dari kata anfaqo-yunfiqu, artinya


membelanjakan atau membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika
dikaitkan dengan upaya realisasi perintah-perintah Allah.
Menurut kamus bahasa Indonesia pengertian Infaq adalah
mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat. Sedangkan
menurut terminologi syariat, pengertian infaq berarti mengeluarkan
sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.

Oleh karena itu Infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak


mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq
tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada
siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau
orang-orang yang sedang dalam perjalanan. 4 Macam Infak

4
Hukum mengeluarkan infak adalah sunnah, namun juga perlu
diperhatikan, tergantung dari setiap infak yang dilakukan. Agar lebih
paham mengenai Infak, berikut ini adalah macam-macam infak
berdasarkan hukumnya
Macam-macam infaq
1. Infak Wajib
Hukum infak pertama yaitu wajib. Infak berhukum
wajib ini dikeluarkan agar seseorang yang melakukan
tidak mendapat dosa. Contoh infak wajib adalah
membayar mas kawin.
Bukan hanya mas kawin, contoh infak wajib lainnya
adalah Kifarat atau kafarat. Kafarat atau kifarat adalah
denda yang harus dibayarkan oleh seorang musim atau
muslimah karena melanggar hukum Allah. Besaran kifarat
ini tergantung dari jenis kesalahan yang dilakukan.
Penerima infak wajib ini bisa siapa saja, termasuk
keluarga yang membutuhkan.
2. Infak Sunah
Jenis infak yang kedua adalah Sunnah. Infak sunnah
ini dikerjakan untuk bertujuan untuk berbagi kebaikan.
Misalnya berinfak untuk keperluan anak yatim dan dhuafa,
atau bisa juga untuk menolong orang lain yang tertimpa
masalah.
Manfaat Infak Sunnah sungguh sangat luar biasa.
Kita dapat membantu meringankan beban orang lain pada
setiap rezeki yang Allah berikan di uang yang kita bagi
kepada sesama.
3. Infak Mubah
Macam Infak selanjutnya adalah infak mubah. Jenis
Infak ini sangat sering dilakukan. Contohnya seperti
memberikan harta untuk kegiatan bercocok tanam, atau bisa
juga untuk berbisnis.

5
Infak mubah tentu tidak wajib dilakukan. Setiap
orang yang melakukannya tidak akan berdosa namun juga
tidak akan mendapatkan pahala.
4. Infak Haram
Jenis Infak yang terakhur adalah infak haram. Infak
haram adalah infak yang dilarang oleh agama. Misal,
berinfak yang tidak ikhlas karena Allah. Contoh lain adalah
berinfak untuk menghalangi syiar agama islam. Seperti
yang tertuang dalam QS. An-Anfal ayat 36,bahwa
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menginfakkan
harta mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan
Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan harta itu,
kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya
mereka akan dikalahkan. Ke dalam neraka Jahanamlah
orang-orang kafir itu akan dikumpulkan"
Oleh karena itu, berinfak untuk sesuatu kejelekan
sangat dilarang oleh Allah, dan termasuk ke dalam
kelompok infak haram.
4) Wakaf

Wakaf adalah kata dari bahasa Arab “Waqf” berarti menahan


diri. Sedangkan menurut fiqih Islam, wakaf merupakan hak pribadi
dipindah menjadi kepemilikan secara umum atau lembaga agar
manfaatnya mampu dinikmati masyarakat.

Jadi pengertian wakaf adalah pemberian suatu harta dari milik


pribadi menjadi kepentingan bersama, sehingga kegunaannya mampu
dirasakan oleh masyarakat luas tanpa mengurangi nilai harta tersebut.

Tujuan dari wakaf adalah sama seperti bersedekah, yakni


mencari pahala sebanyak-banyaknya. Namun bedanya dengan
sedekah, manfaat wakaf dirasakan oleh banyak orang sehingga
pahalanya senantiasa mengalir, meskipun pemberi wakaf (wakif) telah

6
meninggal. Contoh wakaf yang sering dijumpai seperti wakaf masjid,
wakaf properti, dan lain sebagainya

Manfaat Wakaf

1. Mendapat Manfaat Secara Religius Hikmah wakaf tak hanya


mengenai aspek spiritual saja, tetapi aspek lainnya juga berpengaruh.
Selain itu, manfaat wakaf tidak hanya dirasakan oleh pemberinya saja,
namun juga masyarakat luas. Selengkapnya tentang manfaat wakaf
adalah sebagai berikut.
2. Meningkatkan Hubungan Persaudaraan
Dari sisi pemberi dan penerimanya, manfaat wakaf adalah mampu
meningkatkan hubungan persaudaraan. Pemberi wakaf bisa membantu
banyak orang melalui harta yang diwakafkan, sedangkan masyarakat
merasa diuntungkan dengan adanya bantuan tersebut.
Akhirnya, hikmah wakaf bukan hanya dirasakan masing-masing
individu penerima/pemberi saja, melainkan juga hubungan
kemasyarakatan secara menyeluruh.

3. Membantu Pihak-Pihak Kurang Beruntung


Manfaat wakaf berikutnya adalah membantu pihak-pihak
kurang beruntung daripada kita, baik bentuknya wakaf produktif atau
konsumtif. Wakaf konsumtif dapat membantu masyarakat miskin
memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sedangkan wakaf produktif dapat
membantu meningkatkan taraf kesejahteraan hidup.
4. Sarana Membangun Kepedulian Sosial
Terakhir, manfaat wakaf adalah sebagai sarana membangun
kepedulian sosial. Sebagai seorang makhluk sosial, manusia
memerlukan kepedulian agar bisa berfungsi secara maksimal dalam
masyarakat. Konsistensi dalam memberikan wakaf akan membantu
Anda membentuk kepedulian lebih tinggi, baik secara sosial maupun
spiritual.

7
B. Macam-macam zakat

Bagi umat Islam, ada dua jenis zakat yang harus ditunaikan yaitu :

1. Zakat fitrah

zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayarkan bagi seorang


muslim yang sudah mampu untuk menunaikannya dan
berkecukupan. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib ditunaikan satu
kali dalam setahun. Waktu membayar zakat fitrah umumnya
dilakukan pada bulan ramadhan, biasanya menunaikan zakat fitrah
dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri. Selain itu, yang
membedakan zakat fitrah dengan zakat yang lainnya adalah, zakat
fitrah diharuskan untuk ditunaikan sebelum melaksanakan sholat
Idul Fitri.

2. Zakat mal

Zakat mal adalah zakat harta. Sesuatu dapat disebut dengan


harta apabila memenuhi syarat-syarat tertentu seperti dapat dimiliki,
disimpan atau dikuasai, dapat diambil manfaatnya sesuai dengan
harta tersebut. rumah, mobil, tanah, hewan ternak, emas dan perak.

3. Zakat profesi
Zakat profesi atau zakat pendapatan adalah zakat harta yang
dikeluarkan dari hasil pendapatan seseorang atau profesinya bila
telah mencapai nisab. Seperti karyawan, dokter, notaris dan lain-
lain.
Cara Mengeluarkan Zakat Profesi;
Para ulama berbeda pendapat tentang cara mengeluarkan
zakat profesi, dalam modul edukasi ini kami menyebutkan satu
pendapat saja yang kami pilih, yaitu dengan menggunakan analogi
kemiripan (Qiyas Syibih).

8
a. Menganalogikan nisab zakat penghasilan kepada zakat hasil
pertanian. Karena model memperoleh harta penghasilan mirip
dengan panen dari hasil pertanian. Nisabnya senilai 653 kg beras.
b. Sedangkan kadarnya dianalogikan kepada zakat emas atau zakat
uang sebesar 2,5%, karena model bentuk harta yang diterima
sebagai penghasilan berupa uang.
c. Waktu mengeluarkannya setiap kali menerima (panen).

C. Harta yang wajib di zakati

Setiap harta memiliki hak zakatnya masing-masing. Seperti


disinggung di atas, harta tak melulu soal uang. Ada banyak jenis harta di
dunia ini. Maka dari itu, zakat harta atau zakat mal bukan hanya diukur
melalui uang saja, namun juga melalui bentuk lainnya. Adapun bentuk
harta yang wajib dizakati dalam Islam antara lain:

1. Zakat pertanian (biji 9. Zakat surat-surat berharga,


makanan dan buah- saham, dan sukuk.
buahan).
10. Zakat perusahaan.
2. Zakat perniagaan.
11. Zakat investasi properti
3. Zakat binatang ternak (perumahan, pabrik,
gedung, dan yang
4. Zakat perikanan.
sejenisnya
5. Zakat emas, perak, uang,
12. Zakat pendapatan, profesi,
logam mulia, dan batu
dan jasa
mulia.
13. Zakat harta warisan,
6. Zakat piutang.
pesangon, dan klaim
7. Zakat hasil tambang. asuransi.

8. Zakat harta rikaz.

9
D. Orang-Orang Yang Berhak Menerima Zakat

1) Fakir ialah orang-orang yang memiliki harta namun sangat sedikit. Orang-
orang ini tak memiliki penghasilan sehingga jarang bisa memenuhi
kebutuhan sehari-hari dengan baik.
2) Miskin, Di atas fakir, ada orang-orang yang disebut miskin. Mereka adalah
orang-orang yang memiliki harta namun juga sangat sedikit.
Penghasilannya sehari-hari hanya cukup untuk memenuhi makan, minum
dan tak lebih dari itu.
3) Amil, Mereka adalah orang-orang yang mengurus zakat mulai dari
penerimaan zakat hingga menyalurkannya kepada orang yang
membutuhkan.
4) Mu'allaf, Orang yang baru masuk Islam atau mu'allaf juga menjadi
golongan yang berhak menerima zakat. Ini bertujuan agar orang-orang
semakin mantap meyakini Islam sebagai agamanya, Allah sebagai tuhan
dan Muhammad sebagai rasulNya.
5) Riqab / Memerdekakan Budak, Di zaman dahulu, banyak orang yang
dijadikan budak oleh saudagar-saudagar kaya. Inilah, zakat digunakan
untuk membayar atau menebus para budak agar mereka dimerdekakan.
Orang-orang yang memerdekakan budak juga berhak menerima zakat.
6) \Gharim (Orang yang Memiliki Hutang), Gharim merupakan orang yang
memiliki hutang. Orang yang memiliki hutang berhak menerima zakat.
Namun, orang-orang yang berhutang untuk kepentingan maksiat seperti
judi dan berhutang demi memulai bisnis lalu bangkrut, hak mereka untuk
mendapat zakat akan gugur.
7) Fi Sabilillah, Yang dimaksud dengan sabilillah adalah segala sesuatu yang
bertujuan untuk kepentingan di jalan Allah. Misal, pengembang
pendidikan, dakwah, kesehatan, panti asuhan, madrasah diniyah dan masih
banyak lagi.
8) Ibnu Sabil, Ibnu Sabil disebut juga sebagai musaffir atau orang-orang yang
sedang melakukan perjalanan jauh termasuk pekerja dan pelajar di tanah
perantauan.

10
E. Pendistribusikan Zakat

Zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat


islam. Pendistribusian zakat, dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan
memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewajiban. Setiap badan
amil zakat setelah mengumpulkan zakat, dana zakat yang telah
dikumpulkan wajib untuk disalurkan kepada yang berhak menerimanya
sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Dalam pendistribusian dana zakat
kepada mustahiq ada tiga sifat antara lain:

1.Bersifat hibah (pemberian) dan memperhatikan skala prioritas


kebutuhan mustahiq di wilayah masing-masing.
2.Bersifat bantuan, yaitu membantu mustahiq dalam menyelesaikan atau
mengurangi masalah yang sangat mendesak/ darurat.
3.Bersifat pemberdayaan, yaitu membantu mustahiq untuk meningkatkan
kesejahteraannya, baik secara perorangan maupun berkelompok melalui
program atau kegiatan yang berkesinambungan, dengan dana bergulir,
untuk memberi kesempatan penerima lain yang lebih banyak.

Adapun beberapa alasan yang menegaskan bahwa pendistribusian


zakat harus dilakukan melalui lembaga amil zakat, yakni dalam rangka
menjamin ketaatan pembayaran, menghilangkan rasa rikuh dan canggung
yang mungkin dialami oleh mustahiq ketika berhubungan dengan muzaki
(orang yang berzakat), untuk mengefisienkan dan mengefektifkan
pengalokasian dana zakat, dan alasan caesoropapisme yang menyatakan
ketidakterpisahan antara agama dan negara, karena zakat juga termasuk
urusan negara. Selain itu, juga untuk menegaskan bahwa Islam bukanlah
agama yang menganut prinsip sekularisme, dimana terdapat perbedaan
antara urusan agama dan juga urusan negara.

Dalam QS.AtTaubah (9): 60 telah dijelaskan tentang orang-orang


yang berhak mendapatkan zakat, adapun delapan kelompok yang berhak
memperoleh zakat, terjemahnya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah
untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(Q.S At-Taubah/9:60).

11
F. Mengetahui Nishab,Haul,dan Kadar Zakat

1) Nishab

Istilah nisab digunakan dalam zakat. Zakat adalah pengeluaran


harta yang dimiliki seseorang ketika sudah mencapai nisab (kadarnya)
dan haul (waktunya). Contoh nisab untuk zakat maal adalah nisab
zakat emas 93,6 gr, nisab zakat hewan ternak kambing adalah 40 ekor,
dan lain-lain.

2) Haul

Secara bahasa berasal dari bahasa Arab merupakan bentuk


tunggal kata „ahwalun„ ataupun „hu’ulun„ yang juga semakna dengan
kata „assanah„ yang diartikan dengan “satu tahun”. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW., “Dan tidak ada zakat pada harta hingga mencapai
haul.” Sama halnya dengan nishab, syarat haul juga bisa berbeda-beda
tergantung jenis harta yang dimiliki. Adapun untuk harta yang belum
mencapai haul tidak termasuk wajib zakat.
Pemberlakuan Haul
Harta zakat terdapat dua macam :
a. Harta yang perlu memperhatikan haul untuk dikeluarkannya,
yaitu hewan, nilai-nilai perniagaan. Maka, tidak wajib zakat
kecuali jika sudah berlalu satu tahun.
b. Harta yang tidak memperhatikan haul dan tidak wajib dengan
haul seperti buah-buahan, biji-bijian dan hasil panen. Maka,
wajib padanya zakat ketika sudah tampak kematangannya.
Adapun waktu menunaikan dan pelaksanaan zakatnya adalah
ketika sudah di panen.
3) Kadar Zakat
“Kadar Zakat adalah besarnya penghitungan atau
persentase zakat yang harus dikeluarkan.” (Pasal 11 Angka 3 UU
Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat).
Besaran zakat fitrah adalah beras atau makanan pokok seberat
2,5kg atau 3,5liter per jiwa.kualitas beras atau makanan pokok harus

12
sesuai dengan kualitas beras atau makanan pokok ang dikomsumsi
sehari-hari.
Cara menghitung zakat mal adalah 2,5% dikali jumlah harta
yang tersimpan selama 1 tahun. Ini berlaku untuk emas, perak, uang,
logam mulia lainnya, surat berharga dan
perniagaan. Zakat merupakan salah satu rukun Islam.
Cara menghitung zakat mal bisa dilakukan dengan menggunakan
rumus 2,5% x jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun.
Contohnya, di 1 Januari 2022, Anda memiliki emas sebanyak 200 g.
Maka nisab harta kekayaan berupa emas sebesar 2,5%.

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Zakat merupakan suatu kewajiban yang harus dikeluarkan oleh
setiap muslim yang hartanya sudah sampai satu nisap dalam satu tahun.
Pemerintah dalam Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 yang sekarang
telah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat membentuk lembaga khusus yang untuk mengelola
zakat yang disebut Badan Amil Zakat Nasional atau yang disingkat
BAZNAS. Bagi umat Islam, ada dua jenis zakat yang harus ditunaikan
yaitu : Zakat fitrah ,Zakat mal.

B. SARAN
Beberapa saran yang mugkin dapat bermanfaat diantaranya sebagai
berikut:
Mengeluarkan zakat adalah amanat untuk disalurkan sesuai dengan
kehendak pemilik aslinya, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu manusia yang
dimendapat titipan itu haruslah berlaku adil. Oleh karena itu, semua harta
yang berkembang dan bermanfaat bagi pemilik harta dagang untuk
dikeluarkan zakatnya, agar selain untuk membersihkan harta yang dimiliki
juga supaya tidak menjadikan orang menjadi kikir. Dan memberikan
manfaat kepada orang yang memang berhak menerima zakat tersebut.
Demikianlah pembahasan mengenai zakat. Puji syukur kami
panjatkan atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelasaikan makalah ini.. Namun karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih banyak kekeliruan serta kesalahan. Oleh
karena itu kami sangat mengharap saran serta kritik dari pembaca yang
bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

al-Ba‟ly, Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud. Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian


Moneter dan Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Aunullah, Indi. Ensiklopedi Fikih untuk Remaja. Yogyakarta: Pustaka


Insan Madani, 2008.

Bahreisj, Hussein. 450 Masalah Agama Islam. Surabaya: Al Ikhlas, 1980.

Departemen Agama RI. Al Qur‟an dan Terjemahnya . Jakarta:


Sahifa,2014.

Masud, Ibnu. Fiqhi Madzhab Syafi‟I. Bandung: CV Pustaka Setia, 2007.

Misbahuddin. E-Commerce dan Hukum Islam. Cet. I: Makassar: Alauddin


University Press. 2012.

Sabiq, Sayyid. Fiqh As-Sunnah. Libanon: Darul Fikri, 1983.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Bandung: Al- Ma‟arif, 1997.

Syarifuddin, Amir. Garis-garis Besar Fiqh. Bogor: Kencana, 2003.

Tim Abdi Guru. Agama Islam Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga,
2005.

Tim KKG PAI. Pendidikan Agama Islam SD. Surabaya : CV Citra


Cemara, 2006.

15

Anda mungkin juga menyukai