Anda di halaman 1dari 10

TATA CARA PELAKSANAAN JENAZAH

• OLEH KELOMPOK 7
1.ANDI RISWAN
2.AHMAD MUAMMAR
A.TATA CARA MEMANDIKAN JENZAH

• Sebelum memandikan jenazah, pastikan ruangan tempat memandikan anda itu tertutup atau
tidak memungkinkan untuk orang lain selain yang memandikan melihat. Selanjutnya, apabila
jenazah masih belum memiliki kain penutup, diberi kain penutup.Apabila yang mengurus
jenazah ada 4 orang, maka 1 orang yang memandikan dan 3 orang lainnya memegangi kain
penutup. 1 orang yang memandikan tersebut yang melihat jenazah, sedangkan 3 orang lainnya
tidak perlu.
Adapun langkah langkah dalam memandikan jenazah sebagai berikut:
1. Meletakkan Jenazah di Meja / Keranda
2. Berniat dan membaca basmalah
3. Mengusap Perut Jenazah
4. Membersihkan P4nt4t dan Kotoran Jenazah
5. Membersihkan Mulut dan Hidung
6. Mewudhukan Jenazah
7. Menyiram Kepala Jenazah, wajah dan jenggot jenazah
8. Menyiram Tubuh bagian kanan dan Kiri Jenazah
9. Mengganti Kain Penutup Jenazah Dengan Yang Baru
B.TATA CARA MENGAFANI JENAZAH

• Berikut adalah tata cara mengkafani jenazah dikutip dari buku Panduan Praktis Shalat Jenazah dan Perawatan Jenazah oleh siti nur aidah

• Bentangkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Tidak ada jumlah tali yang ditentukan syariat, perkaranya longgar.

• Bentangkan kain kafan lapis pertama di atas tali-tali tersebut.

• Beri bukhur pada kain lapis pertama, atau jika tidak ada bukhur bisa diganti dengan wangian lainnya.

• Bentangkan kain kafan lapis kedua di atas lapis pertama.

• Beri bukhur atau minyak wangi pada kain lapis kedua.

• Bentangkan kain kafan lapis ketiga di atas lapis kedua.

• Beri Bukhur atau minyak wangi pada kain lapis ketiga.

• Kain kafan yang digunakan untuk membungkus jenazah pun memiliki kriteria khusus. Masih dikutip dari buku yang sama, berikut kriteria kain kafan
yang dibutuhkan:

• Kain kafan yang digunakan lebih utama dibeli menggunakan harta orang yang sudah meninggal. Serta semua harta jenazah saat masih hidup
diprioritaskan untuk biaya pengurusan jenazah dibanding untuk membayar hutangnya.

• Memakai kain kafan warna putih hukumnya sunnah, sesuai sabda Rasulullah SAW: “Pakailah pakaian yang berwarna putih dan kafanilah mayat
dengan kain warna putih. Karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian”. (HR Abu Daud)

• Kain kafan yang digunakan harus bagus, bersih, dan mampu menutupi seluruh tubuh

• Sebelum kain kafan digunakan, harus diberi wangi-wangian terlebih dahulu.


C.TATA CARA MENSHALATI JENAZAH

• Salat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci dari hadas besar dan kecil, suci badan, pakaian dan
tempatnya serta menghadap qiblat. Mayat sudah dimandikan dan dikafani. Mayat diletakan disebelah kiblat orang yang menyalatinya,
kecuali kalau shalat dilakukan di atas kubur atau salat ghaib.
• MENSHALATI JENAZAH:
>Niat
>Berdiri
>Takbir empat kali
>Takbir empat kali
>Takbir empat kali
>Mendoakan Jenazah
>Mendoakan Jenazah
D.TATA CARA MENGUBURKAN JENAZAH

• Mempersiapkan Lubang Kubur

• Tata cara menguburkan jenazah tentunya diawali dengan mempersiapkan lubang kuburnya.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat lubang kubur sesuai syariat Islam
sebagai berikut :

• Lubang Harus Dalam


• Bentuk Lubang
• Waktu Menguburkan Jenazah
• Adab Membawa dan Mengiringi Jenazah
• Doa Sesudah Menguburkan Jenazah
E.HUKUM DAN CARA TA’ZIAH JENAZAH

• Pengertian Ta’ziah
• Takziah secara bahasa adalah mendorong seseorang yang terkena musibah yang berat untuk bersabar.
• Adapun secara istilah fiqih ta’ziah adalah mengajak keluarga mayit untuk bersabar dengan memberikan
iming-iming pahala yang besar, dan mendoakan mayit serta keluarga yang tertimpa musibah.
• Dengan demikian saat melayat mayit hendaknya seseorang mengatakan ucapan yang dapat menghibur
keluarga mayit dan meringankan kesedihan mereka.
• Hukum Ta’ziah
• Hukum ta’ziah adalah sunnah, karena dalam ta’ziah terdapat unsur amar ma’ruf nahi munkar, serta
termasuk dalam ayat Al Quran yang menganjurkan untuk saling membantu dalam kebaikan.
F.HUKUM DAN CARA ZIARAH KUBUR
 

• Pertama, mengenai hukum berziarah dapat dilihat dalam dua hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini;
‫ُأ‬ َ ‫ور َفقَ ْد ُأ ِذ َن لِ ُم‬
• ِ ‫وها َفِإن ََّها تُ َذكِّ ُر‬
‫ [رواه مسلم وابو داود والترمذي وابن‬.‫اآلخ َرة‬ ُ ‫ح َّم ٍد ِفى ِزي َ َار ِة قَبْ ِر ِّم ِه َف ُز‬
َ ‫ور‬ ِ ُ‫ت ن َ َهيْتُك ُْم َع ْن ِزي َ َار ِة الْقُب‬ ِ ‫ول‬
ُ ْ ‫الله صلى الله عليه وسلم كُن‬ ُ ‫َال َر ُس‬
َ ‫عن ُب َريْ َد َةق‬
]‫حبان والحاكم‬

• Artinya: “Diriwayatkan dari Buraidah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Dahulu aku pernah melarang
ziarah kubur, maka telah diizinkan bagi Muhammad berziarah kubur bundanya. Maka berziarahlah kubur, sebab hal itu mengingatkan
akhirat”.” [HR. Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim]
‫ُأ‬ ‫عل َى َأ ْن َأستَ ْغ ِفر ل ََها َفل َْم يُْؤ ذ َْن لِى فَاستَْأ َذن ْ ُ َأ َأ‬ ُ ْ ‫استَْأ َذن‬
• ‫ور َفِإن ََّها تُ َذكِّ ُر‬ ُ ‫ور قَبْ َر َها َف ِذ َن لِى َف ُز‬
َ ُ‫وروا الْقُب‬ َ ‫ت ْن ُز‬ ْ َ ْ َ ‫ت َربِّى تَ َعال َى‬ ِ ‫ول‬
ْ ‫الله صلى الله عليه وسلم‬ ُ ‫َال َر ُس‬
َ ‫عن أبي هريرة قال ق‬
]‫ [رواه الجماعة‬.‫ت‬ِ ‫ِبال َْم ْو‬

• Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Aku memohon izin kepada
Tuhanku agar aku diperkenankan memohonkan ampun bagi ibuku, maka tidak diizinkan. Lalu aku memohon izin untuk berziarah ke
kuburnya, maka diizinkannya. Oleh karena itu ziarahlah ke kubur, sebab hal itu dapat mengingatkan mati”.” [HR. Jama’ah]
PENUTUP

WASSALAMUAL
AIKUM
WARAMATULLA
HI
WABARAKATUH.

Anda mungkin juga menyukai