Anda di halaman 1dari 9

SMA NEGERI 1 BARABAI

ADAD DALAM MEMBACA AL-QUR’AN

KELOMPOK 2
o LINDA IRWANTY
o MUHAMMAD ARIF HAFIZI
o MUHAMMAD JALALUDIN UMAR
o MUHAMMMAD RAIHAN
o MUHAMMAD SAUPI
o MUNJIYA ISTIQAMAH
o NORMILIA HASANAH
o SAFIRA PUTRI NURFITRIANI
o SYAMSABYLLA

1
Dalam kitab Itqan karangan Imam Jalaludin As-Sayyuti, adab
membaca Al-Qur’an sebagai berikut:

1. Disunnahkan berwudhu

Al Qur’an adalah kalaamullah Ta’ala yang wajib diagungkan dan dimuliakan, sehingga
hendaknya dibaca dalam keadaan yang paling baik. Dalam tulisan ini, akan dibahas
beberapa adab dalam membaca Al Qur’an yang kami sarikan dari penjelasan Syaikh
Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan hafidzahullahu Ta’ala.

Adab pertama, seseorang yang membaca Al Qur’an menggunakan mushaf, maka


wajib berwudhu terlebih dahulu. Tidak boleh menyentuh mushaf Al Qur’an tanpa
bersuci (berwudhu) terlebih dahulu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

1. ‫ال يمس القران إال طاهر‬

“Tidaklah menyentuh Al Qur’an kecuali orang-orang yang suci.” (HR. Al-Hakim 3/485.
Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil no. 122)

Jika seseorang membaca menggunakan hafalannya, maka disunnahkan untuk


berwudhu sehingga boleh membaca tanpa berwudhu. Adapun orang-orang yang
memiliki hadats besar, seperti dalam kondisi junub dan haidh, maka tidak boleh
membaca Al Qur’an secara mutlak, baik membaca dengan mushaf atau dengan
hafalan, sampai dia telah bersuci dari hadats besar tersebut. Hal ini karena Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al Qur’an, kecuali dalam kondisi junub. Dan
beliau membaca Al Qur’an setelah mandi besar.

Makna wudhu secara spiritual juga amatlah membekas. Wudhu menjadi terminal
seorang mukmin untuk membersihkan diri. Bersih baik secara fisik maupun suci
secara batin. Basuhan air ke anggota tubuh saat berwudhu akan menghilangkan
hadas. Basuhan yang sama juga akan menggugurkan dosa.

2
Manusia adalah gudangnya khilaf dan alpa. Dosa-dosa yang amat kotor jikalau ia
tampak itu akan mengerak dalam hati. Menutup kalbu hingga hitam pekat. Sehingga,
sebuah cahaya akan kesulitan menembus dindingnya dan menghantarkan hidayah.

Allah SWT yang Maha Pengampun menyiapkan banyak sarana untuk mencuci dan
membilas dosa-dosa kita agar tak makin legam. Wudhu adalah salah satu di antara
sarana penyucian diri sebelum salat atau membaca Al – Qur’an

2. Disunnahkan Tempatnya Bersih

Disunatkan membaca Al Quran di tempat yg bersih, seperti di rumah, di surau, di


mushalla dan di tempat-tempat lain yg dianggap bersih. Tapi yg paling utama
ialahDisunatkan membaca Al Quran di tempat yg bersih, seperti di rumah, di surau, di
mushalla dan di tempat-tempat lain yg dianggap bersih. Tapi yg paling utama ialah
mesjid

Tilawahlah di mana tempat tersebut pantas untuk dijadkan sebagai tepat tilawah kita,
jangan sampai dengan tempat yang salah menjadikan kita mendapakan dosa. Tempat
yang dilarang membawa dan membaca Al-Qur’an adalah di kamar mandi, karena
kamar mandai adalah tempat untuk membuang hajat.

3.Disunatkan Membaca Al-Quran Menghadap Kiblat,

Disunahkan untuk menghadap kiblat. Rasulullah Saw bersabda sebagaimana


diriwayatkan oleh sahabat Ibnu ‘Abbas.

‫خير المجالس ما استقبل به القبلة‬

Artinya: Sebaik-baik majelis adalah yang menghadap kiblat.

Ketika menghadap kiblat diharapkan kita lebih khusyuk ketika membaca Alquran.
Adapun tempat membaca Alquran tidak boleh di kamar mandi atau tempat najis.
Namun di dekat orang yang sedang hadas besar atau najis tetap diperbolehkan. Seperti
membaca Alquran di samping perempuan haidh.

3
4.Mulut tidak beisi makanan

Salah satu adab yang harus diperhatikan ketika hendak membaca al-quran adalah
bersiwak atau menyikat gigi sebelum membacanya.

Perlu diketahui, bersiwak termasuk sunnah yang paling sering dan yang paling senang
dilakukan oleh Rosulullah n adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan yang ringan
namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu berupa kebersihan
mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain, maupun
faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittiba’ kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan mendapatkan keridhoan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana
sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‫ب (رواه أحمد‬ َ ‫ط َه َرة ٌ ِّل ْلفَ ِّم َم ْر‬


َّ ‫ضاة ٌ ِّل‬
ِّ ‫لر‬ ْ ‫)الس َِّواكَ َم‬

“Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb”. [Hadits shahih
riwayat Ahmad]

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu bersemangat


melakukannya dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan sebagaimana yang dia
lakukan, hingga beliau bersabda.

ِّ ‫لى أ ُ َّمتِّي أل َ َم ْرتُ ُه ْم باِّلس َِّو‬


‫اك ِّع ْندَ ُك ِّل ُوض ُْوء‬ ُ َ ‫لَ ْوالَ أ َ ْن أ‬
َ ‫ش َّق َع‬

“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka
untuk bersiwak setiap akan wudlu”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim]

Berkaitan dengan anjuran bersiwak sebelum membaca al-quran, ada hadits Rasulullah
shalallahu alaihi wa salam yang diriwayatkan al-bazaar,

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ض َع فَاهُ َعلَى فِّي ِّه فَ َما َي ْخ ُر ُج ِّم ْن‬ َ َ ‫ فَت‬، ُ‫ام ْال َملَكُ خ َْلفَه‬
َ ‫س َّم َع ِّل ِّق َرا َءتِّ ِّه فَ َيدْنُو ِّم ْنهُ أَ ْو َك ِّل َمةً نَحْ َوهَا َحتَّى َي‬ َ َ‫ص ِّلي ق‬ َ َ ‫ِّإ َّن ْال َع ْبدَ ِّإذَا ت‬
َ َ‫ ث ُ َّم ق‬، َ‫س َّوك‬
َ ُ‫ام ي‬
ُ ْ ُ ْ َ َ َ
ِّ ‫ فَط ِّه ُروا أف َوا َهك ْم ِّللق ْر‬، ‫ف ال َمل ِّك‬
‫آن‬ ْ ِّ ‫ار فِّي َج ْو‬
َ ‫ص‬ َّ
َ ‫ إِّال‬، ‫آن‬ ُ ْ
ِّ ‫ش ْي ٌء ِّمنَ الق ْر‬ َ ‫فِّي ِّه‬

Sesungguhnya jika seorang hamba bersiwak, kemudian melakukan shalat, maka ada
seorang malaikat yang berdiri di belakangnya untuk mendengarkan bacaannya.
Malaikat itu akan mendekat kepadanya hingga meletakkan mulutnya pada mulut orang
tersebut. Dan tidaklah keluar dari mulut orang tersebut berupa bacaan al-Qur‘an
kecuali akan masuk ke dalam perut malaikat, maka bersihkanlah mulut kalian bila
hendak membaca al-Qur‘an.”

Menurut Ibnu Daqiqil ‘Ied, Rahasia dianjurkannya bersiwak sebelum beribadah,


terutama ketika hendak membaca al-quran dan shalat adalah bahwasanya kita
diperintahkan agar dalam setiap keadaan ketika bertaqorrub kepada Allah, kita

4
senantiasa dalam keadaan yang sempurna dan dalam keadaan bersih untuk
menampakkan mulianya ibadah”.

Dikatakan bahwa perkara bersiwak ini berhubungan dengan malaikat karena mereka
terganggu dengan bau yang tidak enak. Hal ini sesuai dengan hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Jabir Radhiyallahu ‘anhu.

‫اث فَالَ يَ ْق َربَ َّن َمس ِّْجدَنَا أل َ َّن ْال َمالَئِّ َكةَ تَتَأَذَّى ِّم َّما يَتَأَذَّى بِّ ِّه َبنُ ْو آدَ َم‬
َ ‫صا َل أ َ ِّو ْالك ََّر‬
َ َ‫َم ْن أ َ َك َل الث َّ ْو َم أ َ ِّو ْالب‬

“Barang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung
maka janganlah dia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan
apa-apa yang bani Adam terganggu dengannya”

5.Dimulai dengan Ta’awuz diteruskan dengan Basmallah

Sebelum membacaAl-Quran disunatka nmembaca ta’awwudz,yang berbunyi:


a’udzubillahiminasysyaithanirrajim.Sesudah itu barulah dibaca
Bismillahirrahmanirrahim.Maksudnya, diminta lebih dahulu perlindungan Allah, supaya
terjauh pengaruh tipu dayasyaitan,sehingga hati dan fikiran tetap tenang diwaktu
membaca Al-Quran,dijauh idari gangguan.Biasa juga orang yang sebelum atau
sesudah membaca ta’awwudz itu, berdoa dengan maksud memohon
kepada Allah supaya hatinya menjadi terang. Doa itu berbunyi sebagai berikut.
“Ya Allah bukakan lah kiranya kepada kami hikmat-Mu,dan taburkanlah kepada kami
rahmat dan khazanah-Mu,ya Allah Yang Maha Pengasihlagi Maha Penyayang.”

6.Disunatkan Membaca Al-Quran dengan Tartil

Yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan


tenang ,sesuai dengan firman Allah dalam surat (73) Al-Muzammilayat4:
“….Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil”.
Membaca dengan tarti litu lebih banyak member bekas dan mempengaruhi jiwa ,serta
lebih mendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada Al-Quran. Telah
berkata Ibnu Abbasr.a.:”Aku lebih suka membaca surat Al-Baqarah dan Ali Imran
dengan tartil ,dari pada ku baca seluruh Al-Quran dengan cara terburu-buru dan cepat-
cepat.

7. Mengerti Maksud dari Arti Ayat tersebut

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan bahwa orang yang membaca al-
Quran akan mendapatkan pahala 10 perhuruf. Dalam hadis dari Ibnu Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

5
‫ف‬ ٌ ‫ف َوالَ ٌم َح ْر‬
ٌ ‫ف َو ِمي ٌم َح ْر‬ ٌ ‫ف َولَ ِك ْن أ َ ِل‬
ٌ ‫ف َح ْر‬ ٌ ‫حر‬ َ ‫سنَةٌ َو ْال َح‬
ْ ‫سنَةُ ِب َع ْش ِر أ َ ْمثَا ِل َها الَ أَقُو ُل الم‬ َ ‫َّللا فَلَهُ ِب ِه َح‬
ِ‫ب ه‬ ِ ‫َم ْن قَ َرأ َ َح ْرفًا ِم ْن ِكت َا‬

Siapa yang membaca satu huruf dari al-Quran maka dia mendapat satu pahala. Dan
setiap pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim
satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. Turmudzi 3158
dan dishahihkan al-Albani)

Hadis ini menyebutkan pahala membaca al-Quran. Dan yang dzahir, pahala itu
didapatkan hanya dengan membaca, meskipun tidak memahami maknanya.

Sementara untuk memahami maknanya, ada tambahan pahala sendiri. Karena berarti
dia mengamalkan perintah Allah,

ِ ‫اركٌ ِل َي هدب ُهروا آَ َياتِ ِه َو ِل َيتَذَ هك َر أُولُو ْاْل َ ْل َبا‬


‫ب‬ َ ‫ِكتَابٌ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِإ َليْكَ ُم َب‬

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29)

Dan terkadang orang bisa memahami maknanya hanya dengan memahami arti
teksnya. Meskipun dia tidak memahami dari sisi tinjauan nahwu maupun kaidah
bahasa. Bahkan dia bisa menangis semata dengan mengingat artinya. Dan ini sudah
bisa disebut mentadaburi al-Qur’an.

As-Shan’ani mengatakan,

‫ فترى العامة يسمعون القرآن‬،‫إن فهم كثير من اآليات واْلحاديث بمجرد قرعها اْلسماع ال يحتاج إلى علم النحو وال اْلصول‬
‫فيفهمونه بل ربما كان أثره في قلوبهم أعظم من المجتهدين‬

Memahami kandungan umum dari ayat al-Quran dan hadis ketika pertama mendengar,
tidak butuh ilmu nahwu dan ushul fiqh. Anda bisa lihat, masyarakat awam mendengar
al-Quran dan mereka bisa memahaminya. Bahkan bisa jadi pengaruh dalam hatinya
lebih besar dibandingkan yang terjadi para ulama mujtahid. (ar-Rasail al-Munirah, 1/36)

8. Membaca dengan Penuh Perhatian

Bagi orang yang sudah mengerti dan paham maksud ayat-ayat Al-Quran,disunatkan
Membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentangayat-ayat yang dibacanya
itu danmaksudnya.Cara pembacaan seperti inilah yang dikehendaki,yaitu lidahnya
bergerak membaca,Hatinya turut memperhatikan dan memikirkan arti dan maksud yang
terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya.

6
Dengan demikian,ia akan sampai kepada hakikat yang sebenarnya,yaitu membaca Al-
Quran serta mendalami isi yang terkandung didalamnya. Hal itu akan mendorongnya
untuk mengamalkan isi Al-Quran itu. Firman Allah dalam surat(4)An-Nisaa ayat
82 berbunyi sebagai berikut:
“Apakah mereka tidak memperhatikan (isi) Al-Quran?…”
BilamembacaAlQuran yang selalu disertai perhatian dan pemikiran arti dan
maksudnya,maka Dapat ditentukan ketentuan-ketentuan terhadap ayat-ayat yang
dibacanya .Umpamanya :Bila Bacaan sampai kepada ayat tasbih,maka dibacanya
tasbih dan tahmid; Bila sampai pada ayat doa dan Istighfar ,lalu berdoa dan minta
ampun ;bila sampai pada ayat azab,lalu meminta perlindungan kepada Allah;bila
sampai kepada ayat rahmat,lalu meminta dan memohon rahmatb dan begitu
seterusnya.Caranya, boleh diucapkan dengan lisan atau cukup dalam hati
saja.

Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud,dar iIbnu Abbas yang maksudnya sebagai
berikut:
“Sesungguhnya Rasulullah s.a.w.apabila membaca:“sabbihissmarabbikala’la”beliau lalu
Membaca subhanarobbiyala’la.Diriwayatkan pula oleh AbuDaud, dan Wa-ilbin Hijryang
Maksudnya sebagai berikut:”Aku dengan Rasulullah membaca surat Al-Fatihah , maka
Rasulullah sesudah membaca “waladdholliin” lalu membaca “aamin”. Demikian juga
Disunatkan sujud,bila membaca ayat-ayat sajadah, dan sujud itu dinamakan sujud
tilawah.

Ayat-ayatsajadahituterdapatpada15tempatyaitu:
dalam suratAl-A’raafayat206
dalam suratAr-ra’dayat15
dalam surat An-Nahl ayat 50
dalam surat Bani Israi layat109
dalam surat Maryam ayat 58
dalam surat Al-Hajiayat 18 dan ayat 77
dalam surat Al Furqaan ayat 60
dalam surat An naml ayat 26
dalam surat As-Sajdah ayat 15
dalam surat As-Shad ayat 24
dalam surat Haamim ayat 38
dalam surat An-Najm ayat 62
dalam surat Al-Insyiqaq ayat 21,
dandalam suratAl-‘Alaq ayat 19

7
9. Disunnahkan dengan Suara Bagus dan Merdu

Disunnahkan pula bagi kita agar membaguskan suara dalam membaca Al Quran dan dilarang
pula membaca al-quran dengan dialek yang mendayu-dayu. Nabi muhammad saw telah
bersabda,

ْ ُ‫زَ ِّين‬
ْ َ ‫واالقُ ْرآنَ ِّبأ‬
ْ‫ص َوا ِّت ُك ْم‬

“Hiasilahْ(perindah)ْsuaraْkalianْketikaْmembacaْalْQuran.”(HR.ْAbuْDawudْno.ْ1468,ْIbnuْ
Majah no. 1342, An-Nasa-I no. 1015, Ahmad no. 18494, ad-Darimi no. 3543, Shohih, lihat
Silsilah Ahaadits as-Shohihah no

Disunnahkan pula bagi kita agar membaguskan suara dalam membaca Al Quran dan dilarang
pula membaca al-quran dengan dialek yang mendayu-dayu. Nabi muhammad saw telah
bersabda,

ْ ُ‫زَ ِّين‬
ْ َ ‫واالقُ ْرآنَ ِّبأ‬
ْ‫ص َواتِّ ُك ْم‬

“Hiasilahْ(perindah)ْsuaraْkalianْketikaْmembacaْalْQuran.”(HR.ْAbuْDawudْno.ْ1468,ْIbnuْ
Majah no. 1342, An-Nasa-I no. 1015, Ahmad no. 18494, ad-Darimi no. 3543, Shohih, lihat
Silsilah Ahaadits as-Shohihah no

10. Jangan memutus bacaan Al-Qur’an disembarang Tempat

Sedapat-dapatnya membaca AlQuran janganlah diputuskan hanya karena hendak


berbicara dengan oranglain.Hendaknya pembacaan diteruskan sampai kebatas yang
telah ditentukan, barulah disudahi.Juga dilarang tertawa-tawa,bermain-main dan lain-
lain yang semacam itu,ketika sedang membaca Al-Quran.Sebab pekerjaan yang seperti
itu tidak layak dilakukan sewaktu membaca Kitab suci dan berarti tidak menghormati
kesuciannya.

11. Jangan sambil Bercanda, Tertawa, atau Bermain-main

Canda yang dibolehkan di luar membaca Al Qur'an seperti yang tersebut dalam suatu
riwayat "Bercanda tetapi tetap berkata benar dan tidak mengandung kebohongan dan
permusuhan" tidak diperbolehkan pada saat membaca Al Qur'an.

Sebaliknya harus dihindarkan darinya. Tidak setiap yang dibolehkan di luar waktu
membaca Al Qur'an dibolehkan di dalamnya, sebagaimana tidak semua yang
dibolehkan di luar salat dibolehkan di dalamnya. Apalagi yang mengganggu pembaca
atau pendengar dari merenungkan dan memahami Al Qur'an, seperti debat kusir dan

8
tertawa. Bahkan bermain dan tertawa saat membaca Al Qur'an adalah termasuk
perbuatan orang-orang musyrik.

Allah berfirman Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar
dengan sungguh-sungguh akan Al Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya,
supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).[Fushshilat:26] dan Dan apabila dia
mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-
olok.[Al Jaatsiyah:9] serta Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?
Dan kamu menertawakan dan tidak menangis? [An Najm:59-60].

Dalam ayat-ayat itu orang mukmin disifati dengan menangis dan khusyuk saat
membaca Al Qur'an.

Dari itu, barang siapa yang tertawa saat membaca Al Qur'an telah berbuat seperti orang
musyrik. Barang siapa yang diperingatkan tentang hal itu jangan sampai menjawab:
"Kamu ini memusuhi saya" tetapi hendaknya dia menaati Allah dan Rasul-Nya dan tidak
menjadi seperti orang yang apabila dikatakan kepadanya "Bertakwalah kepada Allah"
malah berbangga dengan dosanya

12. Ditutup dengan Shadaqaallahul Adzim

Hukum Membaca Shadaqallahul Adzim Setelah Membaca Al qur’an

Hukum membaca Shadaqallahul Adzim sebenarnya tidak terdapat hadis. Dan


rasululllah juga tidak pernah mengatakan shadaqallahul adzim. Meski begitu, hukum
membaca Shadaqallahul Adzim setelah membaca Al qur’an adalah diperbolehkan.
Namun hal ini termasuk dalam Bid’ah.

Shadaqallahul Adzim bermakna “Maha benar Allah yang Maha Agung”. Bahkan
membaca Shadaqallah telah dianggap sebagai hal wajib karena beberapa kejadian
mengungkapkan bahwa beberapa umat islam heran karena setelah membaca Al qur-an
tidak mengucapkan Shadaqallahul Adzim. Sebenarnya Ucapan Shadaqallah itu bukan
merupakan bacaan Al-Qur’an melainkan itu adalah bacaan Iman.

Melalui Ucapan Shadaqallah kita telah membenarkan apa yang kita baca. Sehingga inti
dari bacaan ini adalah bener banget nih. Banyak orang membaca Shadaqallahul Adzim
namun tidak percaya dengan ayatnya. Membaca bacaan ini juga boleh pada setiap
ayat. Tidak harus diucapkan ketika setelah membaca Al qur’an.

Anda mungkin juga menyukai