Anda di halaman 1dari 55

101 HADITS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG AKHLAQ MULIA

Oleh : majelis ashabul muslimin


(http://www.ashabul-muslimin.tk)

Bismillahirrohmanirrohim,

Siapakah golongan yang dijamin selamat oleh Rasulullah SAW. Jawabannya adalah
ahlussunah wal jama'ah. Banyak sekali golongan kaum muslimin jaman sekarang ini mengaku
paling ahlussunah padahal akhlaqnya belum tentu sesuai prinsip ahlussunnah. Para kaum
muslimin pengikut rasululullah saw tidak saja lurus keyakinan dan keimanannya tetapi juga
lurus dalam perilaku dan perbuatannya. Jangan mengaku ahlussunah jika keimanan dan
akhlaq kita kepada Allah SWT dan sesama manusia kurang baik !!. Jika kita merasa diri paling
benar jalannya paling sunnah ibadahnya akan tetapi gemar mencela dan memvonis jelek
saudaranya, itu adalah termasuk kesombongan. karena menurut Rasulullah saw kesombongan
itu adalah menolak kebenaran (ajaran islam) dan meremehkan orang lain (yang ia anggap
lebih rendah darinya). Sombong dan merasa diri paling benar termasuk akhlaq yang tercela
dan tidak termasuk akhlaq barisan ahlussunah wal jama'ah. Oleh karena itu jika ingin dijamin
selamat masuk surga oleh rasulullah saw perbaguslah akhlaqmu setelah kita baguskan /
luruskan keimanan kita.

Maka untuk menambah pengetahuan dan keimanan kita khususnya tentang akhlaq mulia kami
cantumkan hadits lainnya tentang akhlaq ini. Begitu besar keutamaan ajaran beliau tentang
sunnah akhlaq yang baik ini. Berikut kumpulan hadits rasulullah saw tentang akhlaq mulia :

1. "Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang
paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap
keluarganya". (HR. Ar-Ridha)
2. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang Mukmin-karena kebaikan
akhlaknya-menyamai derajat orang yang biasa melakukan shaum dan
menunaikan shalat malam." (HR Abu Dawud)

3. Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
« ِ‫احب‬
ِ ‫ص‬َ ‫ق َلي َ ْب ُل ُغ ب ِ ِه د َ َر َج َة‬
ِ ‫ب ُح ْس ِن ال ُخ ُل‬
َ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ِ ‫ض ُع فِي ال ِميزَ ا ِن َأ ْث َق ُل ِم ْن ُح ْس ِن ال ُخ ُل‬
َ ‫ َوإ ِ َّن‬،‫ق‬ ْ ‫َما ِم ْن َش‬
َ ‫يءٍ يُو‬
‫ صحيح‬:‫ص ََلةِ» [سنن الترمذي‬
َّ ‫ص ْو ِم َوال‬
َّ ‫]ال‬
Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat
daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa
mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

4. Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling
dekat kedudukannya dengan majelisku pada Hari Kiamat nanti adalah orang yang
paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan paling jauh dari
diriku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak bermanfaat, pen.) dan
sombong." HR at-Tirmidzi).

5. Baginda Rasulullah SAW menyebut sejumlah keistimewaan akhlak mulia ini. Saat
beliau ditanya tentang apa itu kebajikan (al-birr), misalnya, beliau lansung menjawab,
"Al-Birr husn al-khulq (Kebajikan itu adalah akhlak mulia." (HR Muslim).
6. Beliau bahkan bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam
timbangan seorang Mukmin pada Hari Kiamat nanti selain akhlak mulia.
Sesungguhnya Allah membenci orang yang berbuat keji dan berkata-keta keji."
(HR at-Tirmidzi)

7. Rasulullah SAW pun menyebut Muslim yang berakhlak mulia sebagai manusia terbaik.
Beliau bersabda, "Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling
baik akhlaknya." (HR al-Bukhari dan Muslim).

8. Dari Sahl bin Sa'ad radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
‫ صححه األلباني‬:‫]إن هللا يحب معالي األخَلق ويكره سفسافها [المعجم الكبير للطبراني‬
Sesungguhnya Allah mencintai akhlak yang mulia dan membenci akhlak yang
buruk. [Al-Mu'jam Al-Kabiir: Sahih]

9. An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah
menjawab:
َ ‫اْل ْثمُ َما َحاكَ فِي‬
ُ ‫ َو َك ِر ْهتَ َأ ْن ي َ َّط ِل َع عَ َل ْي ِه ال َّن‬، َ‫صد ِْرك‬
«‫اس» [صحيح مسلم‬ ِ ‫] ْالب ِ ُّر ُح ْسنُ ْال ُخ ُل‬
ِ ْ ‫ َو‬،‫ق‬
Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang
mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain
mengetahuinya. [Sahih Muslim]
10. Dari Abu Umamah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

َ ‫ت فِي َوسَ ِط ْال َج َّن ِة ِل َم ْن تَ َركَ ْال َكذ‬


« ‫ِب‬ ٍ ‫ َوبِب َ ْي‬،‫ض ْال َج َّن ِة ِل َم ْن تَ َركَ ْال ِم َراءَ َوإ ِ ْن َكانَ ُم ِح ًّقا‬ ٍ ‫َأنَا زَ ِعيمٌ بِب َ ْي‬
ِ َ ‫ت فِي َرب‬
‫ حسن‬:‫ت فِي َأ ْع َلى ْال َج َّن ِة ِل َم ْن َحسَّنَ ُخ ُل َقهُ» [سنن أبي داود‬ ِ ‫] َوإ ِ ْن َكانَ َم‬
ٍ ‫از ًحا َوبِب َ ْي‬
Saya menjamin sebuah rumah tepi surga bagi orang meninggalkan debat
sekalipun ia benar, dan sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang tidak
berbohong sekalipun hanya bergurau, dan rumah di atas surga bagi orang yang
mulia akhlaknya. [Sunan Abi Daud: Hasan]

11. Dari Jabir bin Samurah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
" ‫ صحيح‬:‫ َأ ْحسَنُهُ ْم ُخ ُل ًقا " [مسند أحمد‬،‫اس إِس ََْل ًما‬
ِ ‫]إ ِ َّن َأ ْحسَنَ ال َّن‬
Sesungguhnya orang yang paling baik keislamannya adalah yang paling baik
akhlaknya. [Musnad Ahmad: Sahih]

12. Dari Jabir radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ً ‫ي َو َأ ْبعَد َ ُك ْم ِمنِي َم ْج ِل‬


« ‫سا‬ َ َ‫ َوإ ِ َّن َأ ْبغ‬،‫ي َو َأ ْق َرب ِ ُك ْم ِمنِي َم ْج ِل ًسا ي َ ْوم َ ال ِقيَا َم ِة َأ َحا ِسنَ ُك ْم َأ ْخ ََل ًقا‬
َّ ‫ض ُك ْم إ ِ َل‬ َّ ‫إ ِ َّن ِم ْن َأ َحب ِ ُك ْم إ ِ َل‬
‫ي َ ْوم َ ال ِقيَا َم ِة ال َّث ْر َثا ُرونَ َوال ُمتَش َِد ُقونَ َوال ُمتَفَ ْي ِه ُقونَ » [سنن الترمذي‬: ‫]صحيح‬
Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat tempatnya
dariku di hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya, dan yang paling aku benci
dari kalian dan yan paling jauh tempatnya dariku di hari kiamat adalah yang banyak
bicara, angkuh dalam berbicara, dan sombong. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

13. Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
‫ حسنه األلباني‬:‫]لن تسعوا الناس بأموالكم ولكن يسعهم منكم بسط الوجه وحسن الخلق [مسند البزار‬
Kalian tidak akan mempu memberi kepada semua orang dengan hartamu, akan
tetapi kamu bisa memberi kepada semua orang dengan senyuman dan akhlak
mulia. [Musnad Al-Bazzar: Hasan]

14. Dari Ibnu Mas'ud dan Aisyah radiyallahu 'anhuma; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
sering berdoa ...
ْ ‫" اللهُمَّ َأ ْحسَ ْنتَ خ َْل ِق‬
ْ ‫ َفأَ ْحس ِْن ُخ ُل ِق‬،‫ي‬
"‫ي‬
Ya Allah .. Engkau telah memuliakan penciptaanku, maka muliakanlah akhlakku.
[Musnad Ahmad: Sahih]

15. Jabir bin Abdillah radiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
ketika memulai salat ia bertakbir kemudian membaca ...
« َّ‫ ال َّلهُم‬. َ‫ َوب ِ َذلِكَ ُأ ِم ْرتُ َو َأنَا ِم َن ْال ُم ْس ِلمِين‬،ُ‫اي َو َم َماتِي ِ َّّلِل ِ َربِ ْالعَا َلمِينَ ََل ش َِريكَ َله‬
َ َ ‫ص ََلتِي َونُسُ ِكي َو َم ْحي‬
َ ‫إ ِ َّن‬
ِ ‫األ ْخ ََل‬
‫ق ََل‬ َْ ‫ئ‬ َْ ‫ئ‬
َ ِ ‫األ ْع َما ِل َوسَي‬ َ ِ ‫ َوقِنِي سَي‬، َ‫أل ْحسَنِهَا إ ِ ََّل َأ ْنت‬
َ ِ ‫ق ََل ي َ ْهدِي‬ َ ْ ‫األ ْع َما ِل َو َأ ْحسَ ِن‬
ِ ‫األ ْخ ََل‬ َ ْ ‫أل ْحسَ ِن‬
َ ِ ‫ا ْه ِدنِي‬
َ‫»ي َ ِقي سَيِئَهَا إ ِ ََّل َأ ْنت‬
"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb
semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku
bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang
paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah
aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal
yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

16. Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami
ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama
suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?" Nabi
Saw menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik
akhlaknya dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik
akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak
yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)

17. "Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan
wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik." (HR. Abu Ya'la dan Al-
Baihaqi)

18. "Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu
dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain."(HR. Muslim)
19. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada
orang lain. Nabi Saw menjawab, "Katakan: 'Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah
lurus (jujur)'." (HR. Muslim)

20. "Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah.
Relalah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang
paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk
orang mukmin. Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri
niscaya kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya
terlalu banyak tertawa itu mematikan hati." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
21. "Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan
pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila
berjanji ditepati. (HR. Ad-Dailami)

22. "Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta
(kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang
lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh
dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan
matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada
wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan
tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman
yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

23. "Menghemat dalam nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta
menyayangi orang lain adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah
separo ilmu. (HR. Ath-Thabrani)

24. "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya,
sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya." (HR. Ahmad dan Al Hakim)

25. "Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus
mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana
datangnya." (HR. Ibnu Hibban) Artinya kita jangan melihat siapa yang memberi nasehat
tapi apa isi nasehatnya. Yakinlah bahwa segala kebenaran itu datangnya dari Allah
SWT, dan segala sesuatu hanya sebagai perantara.

26. "Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi (tidak punya akhlaq), lakukanlah apa yang
kamu kehendaki." (HR. Bukhari)

27. "Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada
menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta'ala." (HR.
Ahmad)

28. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw, "Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku."
Nabi Saw berpesan, "Jangan suka marah (emosi)." Sahabat itu bertanya berulang-
ulang dan Nabi Saw tetap berulang kali berpesan, "Jangan suka marah." (HR. Bukhari)

29. " Barangsiapa banyak diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)

30. "Hati-hatilah terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah pembicaraan


paling dusta. (HR. Bukhari)
31. "Bukan akhlak seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan
hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa
(terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)

32. "Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak
berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi)

33. "Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah
dan berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan
pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu." (HR.
Muslim)

34. "Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat
derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan
merendahkannya." (HR. Ath-Thabrani)

35. "Allah mewahyukan kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang
yang menzalimi orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR.
Ahmad)

36. "Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk
adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
37. "Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian)
dari keimanan. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)

38. "Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam
dadamu dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)

39. "Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang
menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang
merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang
meminta atau memberi fatwa kepadamu. (HR. Muslim)

40. "Orang yang membawa (mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas
dari kesombongan. (HR. Al-Baihaqi).

41. "Orang yang mengharamkan kelemah lembutan, maka akan diharamkan baginya
segala kebaikan." [HR. Muslim]

42. ‫ ومن ولي من أمر أمتي شيئا فرفق بهم فارفق‬،‫اللهم من ولي من أمر أمتي شيئا فشق عليهم فاشقق عليه‬
‫به‬
Artinya: "Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia
memberatkan mereka, maka beratkanlah ia. Dan siapa saja yang mengurus urusan
umatku, kemudian ia bersikap lemah lembut kepada mereka, maka lemah lembutlah
Engkau kepadanya." [HR. Muslim]

43. "Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan
terlalu memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan
perbuatan dosa. "(HR. Al Hakim)

44. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan
rasulNya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang
bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa
amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang dan menuduh
orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu, lalu dia menanti orang ini
menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula
pahalanya. Bila pahala- pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan
atas dosa-dosanya maka dosa orang- orang yang menuntut itu diletakkan di atas
bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)

45. "Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong,
kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba
mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam
jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam
sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)
46. "Janganlah engkau menyepelekan kebaikan sedikitpun meski sekadar menuangkan air
dari ember timbamu ke bejana orang yang meminta air, dan meski sekadar berbicara
dengan saudaramu dengan wajah yang berseri-seri." [HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi
dan an-Nasa'i]

47. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia berkata baik atau diam." [Hadits riwayat Mutafaq 'alaih]

48. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih
luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim)

49. Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-
Thabrani dan Al-Baihaqi)

50. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan,
merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR.
Ath-Thabrani)

51. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang
bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
52. Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)

53. Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan
bergaul yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang
baik lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada
berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)

54. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih
besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar
dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

55. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah
memasukkan kesenangan ke dalam hati (menghibur hati) seorang muslim. (HR.
Ath-Thabrani)

56. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib
padanya dia segera memperbaikinya. (HR. Bukhari)

57. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam
segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain,
dan menyantuni saudara-saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)
58. Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak
(toleran dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii')

59. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan
tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya
(kehormatan dan nama baiknya). (HR. Muslim)

60. Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-
Thabrani)

61. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, "Ya
Rasulullah, kami memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang."
Rasulullah kemudian berkata, "Kalau memang harus duduk-duduk maka
berilah jalanan haknya." Mereka bertanya, "Apa haknya jalanan itu, ya
Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memalingkan pandangan (bila wanita
lewat), menghindari gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang
lewat), dan beramar ma'ruf nahi mungkar." (Mutafaq'alaih)

62. Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu
rumahmu. (HR. Al-Baihaqi)
63. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas
pemberian hadiah tersebut. (HR. Bukhari)

64. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)

65. Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu
dapat melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)

66. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya
yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan
menghormatinya. (HR. Tirmidzi)

67. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati
tamunya. Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa
bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi
si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan rumah. (HR. Al-Baihaqi)

68. Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya)


tanpa diminta hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu
adalah rezeki yang disalurkan Allah untuknya. (HR. Al Hakim)
69. Barangsiapa membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa
kehadirannya maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-
Baihaqi

70. Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah
(membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan
merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)

71. Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan
bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)

72. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi
saudaranya sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari)

73. Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah
(sesuatu) kepada orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari
orang yang menzalimi kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang
menzalimi kamu). (HR. Ahmad)
74. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia
zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar
dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)

75. Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin


maka dia bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)

76. Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah


akan menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR.
Aththusi dan Tirmidzi)

77. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)

78. Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak
ada kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi
seorang yang bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas
yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya.
Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)

79. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan
tidak boleh ada paksaan. (HR. Malik)
80. Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)

81. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan
saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog
mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam
(menyapa). (HR. Bukhari)

82. Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari
mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

83. Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-
dengar berita rahasia orang lain). (HR. Bukhari)
84. Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan
belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh
tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim)

85. Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak
memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan
kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak
terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR. Bukhari)
86. Tiada beriman orang yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi
orang yang tidak menepati janji. (HR. Ad-Dailami)

87. Tunaikanlah amanat terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah


berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu
Dawud)

88. Orang yang diajak bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang
bisa memegang amanat (jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR.
Ath-Thabrani)

89. Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-
orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat
kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)
yang dimaksud hadits ini adalah fakir miskin yang sabar dan bersyukur dan
kebanyakan wanita masuk neraka adalah karena banyak mengeluh kepada
suami dan tak mau bersyukur.

90. Sesungguhnya agama ini mudah dan tiada seorang yang mempersulit agama,
kecuali pasti dikalahkannya (menemui kesulitan). Bertindaklah tepat, lakukan
pendekatan, sebarkan berita gembira, permudahlah dan gunakan siang dan
malam hari serta sedikit waktu fajar sebagai penolongmu. (HR. Bukhari)
91. Tiada lurus iman seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus
hatinya sehingga lurus lidahnya. (HR. Ahmad)

92. Sebaik-baik umatku adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan
shalat Qashar, dan jika berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila
melakukan keburukan dia beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah
yang dilahirkan dalam kenikmatan dan dibesarkan dengannya, makanannya
sebaik-baik makanan, dia mengenakan pakaian mewah-mewah dan bila
berkata tidak benar (tidak jujur). (HR. Ath-Thabrani)

93. Allah Azza wajalla mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap
mukmin lainnya, yaitu: (1) melihat saudara seimannya dengan rasa hormat
dalam pandangan matanya; (2) mencintainya di dalam hatinya; (3)
menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak menggunjingnya atau mendengar
penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya bila sakit; (6) melayat
jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat.
(HR. Ibnu Baabawih)

94. Sebaik-baik kamu ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari
kejahatannya, dan seburuk-buruk kamu ialah yang tidak diharapkan
kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya. (HR. Tirmidzi dan Abu Ya'la)
95. Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah
dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang
mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang
diangkatnya ke mulut isterinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

96. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada
seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan ..(HR. Muslim)

97. Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan
yang ucapannya kotor. (HR. Bukhari)

98. Penghuni neraka ialah orang yang buruk perilaku dan akhlaknya dan orang
yang berjalan dengan sombong, sombong terhadap orang lain, menumpuk
harta kekayaan dan bersifat kikir. Adapun penghuni surga ialah rakyat yang
lemah, yang selalu dikalahkan. (HR. Al Hakim dan Ahmad)

99. Rasulullah Saw melarang orang makan atau minum sambil berdiri. (HR.
Muslim)

100. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku


yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda:
"Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan)
dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan
menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu
tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)

101. Barangsiapa ingin agar do'anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya


teratasi hendaklah dia menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)

Firman-firman Allah dan Hadist-hadist Rasulullah yang berhubungan dengan


AKHLAK.

1. Rasulullah shallallahu alaihi wasallm bersabda “Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa
Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada“. (HR. Ath Thobari)

‫ش ْيبَ ِةَ أَبي بْنُِ بَكْرِ أَبُو َح َّدثَنَا‬


َ ‫َن َح ْفصِ َح َّدثَنَا‬ َ ِ‫َن ا ْل َملك‬
ِْ ‫عبْدِ ع‬ َ ‫ع‬
ِْ ‫طاءِ ع‬ َ ‫بقَ ْلبهِ َرآهُِ قَا َِل‬
ِْ ‫عبَّاسِ ابْنِ ع‬
َ ‫َن‬

2. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Hafsh dari
Abdul Malik dari ‘Atha’ dari Ibnu Abbas dia berkata, “Beliau telah melihat dengan mata hatinya.” (HR
Muslim 257)

ُ ‫س ِل ِه ََل ُن َف ِر ُق بَيْنَ َأ َح ٍد ِم ْن ُر‬


‫س ِل ِه َو َقا ُلوا سَ ِمعْنَا‬ َّ ِ ‫سو ُل ب ِ َما ُأ ْن ِز َل إ ِ َل ْي ِه ِم ْن َرب ِ ِه َوا ْل ُمؤْ ِم ُنونَ ُك ٌّل آ َمنَ ب‬
ُ ‫اَّلل ِ َو َم ََلئِ َكتِ ِه َو ُكتُب ِ ِه َو ُر‬ ُ ‫الر‬
َّ َ‫آ َمن‬
)285( ‫ير‬ ُ ‫ص‬ ِ ‫َو َأ َطعْنَا ُغ ْف َرانَكَ َر َّبنَا َوإ ِ َليْكَ ا ْل َم‬
Artinya :

Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-
orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan
yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta’at.” (Mereka
berdo’a): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

3. Sikap dan watak yang demikian adalah sikap dan watak yang ditimbulkan oleh ajaran-ajaran Alquran dan
ketaatan melaksanakan hukum Allah swt. Inilah yang dimaksud dengan jawaban Aisyah r.a. ketika
ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad saw. beliau menjawab:

‫ قالت بلي قلت القرآن؟ تقرأ ألست‬: ‫القرآن كان هللا نبي خلق فإن‬

Artinya: Bukankah engkau selalu membaca Alquran?” Jawabnya: “Ya.” Aisyah berkata: “Maka
sesungguhnya akhlak Nabi itu sesuai dengan Alquran.” (HR Muslim)

4. Dinyatakan pula pendirian kaum muslimin terhadap para rasul, yaitu mereka tidak membeda-bedakan
antara rasul-rasul Allah; mereka berkeyakinan bahwa semua rasul itu sama, baik pengikutnya sedikit
maupun banyak, baik hukum-hukum yang dibawanya ringan atau berat, banyak atau sedikit, semuanya
adalah sama, perbedaan itu disesuaikan dengan keadaan, kesanggupan dan kemaslahatan umat-umat
mereka. Firman Allah swt:

ُ ُ َ ‫اَّللِ َو َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَ ْينَا َو َما أ ُ ْن ِز َل ِإلَى ِإب َْراه‬


‫ي النَّ ِبيُّونَ مِ ْن‬
َ ِ‫سى َو َما أوت‬
َ ‫سى َوعِي‬ َ ‫وب َو ْاْل َ ْسبَاطِ َو َما أوت‬
َ ‫ِي ُمو‬ َ ُ‫ِيم َو ِإ ْس َماعِي َل َوإِ ْس َحاقَ َويَ ْعق‬ َّ ‫قُولُوا آ َمنَّا ِب‬
)136( َ‫َربِ ِه ْم ََل نُف َِر ُق بَيْنَ أ َ َح ٍد مِ ْن ُه ْم َونَحْ نُ َله ُ ُم ْس ِل ُمون‬

Artinya: Katakanlah (hai orang-orang mukmin), “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kamu dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya dan apa
yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. (Q.S
Al Baqarah: 136)

Suatu keutamaan yang dipunyai seorang rasul mungkin tidak dipunyai oleh rasul yang lain, dan rasul
yang lain itu mempunyai keutamaan pula. Berfirman Allah swt.:

‫علَى‬ َ ‫س ُل فَض َّْلنَا بَ ْع‬


َ ‫ض ُه ْم‬ ُّ َ‫ت ِْلك‬
ُ ‫الر‬
Artinya: Rasul-rasul itu kami lebihkan sebahagian (dari) mereka atas sebahagian yang lain. (Q.S Al
Baqarah: 253)

5. Akhlaq dalam Berkeluarga.

a. Birrul Walidaini.

Birrul walidaini berasal dari bahasa arab yang terdiri kata birru artinya kebajikan (dalam surat Al-baqarah
ayat 177) dan al-walidaini artinya dua orang tua atau bapak ibu. Kemudian birrul walidaini adalah
melaksanakan kebajikan dan berbuat baik kepada kedua orang tua.

Semakna dengan birrul walidaini, Al-quran menggunakan istilah ihsan (wabi al-walidaini ihsana), seperti
yang terdapat dalam surat Al-Isra ayat 23 :

ِ‫سانًا َوبا ْل َوال َديْنِ إيَّا ُِه إ َِّّل ت َ ْعبُدُوا أ َ َِّّل َربُّكَِ َوقَضَى‬
َ ْ‫َل ك ََل ُه َما أ َ ِْو أ َ َح ُد ُه َما ا ْلكبَ َِر ْندَكَِِع يَ ْبلُغَنَِّ إ َّما ِۚإح‬
َِ َ‫قَ ْو ًِّل لَ ُه َما َوقُ ِْل ت َ ْنه َْر ُه َما َو َِّل أُفِ لَ ُه َما تَقُ ِْل ف‬
‫كَري ًما‬

Artinya :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia.”(QS.Al-Isra 17: 23).

Banyak cara bagi seorang anak untuk dapat mewujudkan birrul walidaini, antara lain:

a) Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik maslah pendidikan,
pekerjaan, jodoh, maupun masalah lain. Hal demikian sesuai dengan tuntunan Al-Quran:

ِ‫علَىِ جَا َهدَاكَِ َوإ ْن‬ ِْ َ ‫ْس َما بي تُشْركَِ أ‬


َ ‫ن‬ َِ َ‫َِوصَاح ْب ُهم ِۖت ُط ْع ُه َما ف‬
َِ ‫َل ع ْلمِ بهِ لَكَِ لَي‬ َ ‫سبي َِل َوات َّب ِْع ِۖ َم ْع ُروفًا ال ُّد ْنيَا في ا‬ َِ َ‫يِإ أَن‬
ِْ ‫اب َم‬
َ ‫ن‬ َِّ َ‫ي ث ُ َِّم ِۚل‬
َِّ َ‫إل‬
ِ‫ت َ ْع َملُونَِ ُك ْنت ُ ِْم ب َما فَأُنَبئ ُ ُك ِْم َم ْرجعُ ُك ْم‬

Artinya :
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. luqman31:15).

panglimatipurwakarta.wordpress.com

b) Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh rasa terimakasih dan kasih sayang
atas jasa-jasa keduanya yang tidak mungkin bisa dinilai dengan apapun.

Allah SWT berwasiat kepada kita untuk berterimakasih kepada ibu bapak sesudah bersyukur kepada-Nya:

‫ص ْينَا‬
َّ ‫سانَِ َو َو‬ َ ِ‫شك ُِْر أَنِ عَا َميْنِ في َوفصَالُ ِهُ َو ْهن‬
َ ‫علَىِ َو ْهنًا أ ُ ُّم ِهُ َح َملَتْ ِهُ ب َوال َديْهِ ْاْل ْن‬ َِّ َ‫ا ْل َمصي ُِر إل‬
ْ ‫ي َول َوال َديْكَِ لي ا‬

Artinya :

“Dan kami wasiatkan (wajibkan) kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.”(QS.Luqman 31: 14).

c) Mendoakan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT keampunan, rahmat dsb.

ْ ‫َي لي ا‬
ِ‫غف ِْر َرب‬ َِ ‫ظالمينَِ ت َزدِ َوّل َوا ْل ُمؤْ منَاتِ َول ْل ُمؤْ منينَِ ُمؤْ منًا بَيْت‬
ِْ ‫ي َد َخ َِل َول َم‬
َِّ ‫ن َول َوالد‬ َّ ‫ارا إّل ال‬
ً َ‫تَب‬

Artinya:

Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua
orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang
lalim itu selain kebinasaan".(QS.Nuh 71: 28).

ِْ‫اخفض‬ َِ ‫الرحْ َمةِ منَِ الذُّلِ َجنَا‬


ْ ‫ح لَ ُه َما َو‬ َّ ‫ار َح ْم ُه َما َّربِ َوقُل‬
ْ ‫يرا َربَّيَاني َك َما‬
ًِ ‫صَغ‬

Artinya:

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah:
“Wahai Tuhanku, kasihinlajh mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil.” (QS.Al-Isra 17: 24).

d. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami isteri.

Salah satu tujuan perkawinan dalam islam adalah untuk mencari ketentraman atau sakinah. Allah SWT
berfirman:

ِْ َ ‫ن لَ ُك ِْم َخلَقَِ أ‬
ِ‫ن آيَاتهِ َوم ْن‬ ْ َ ‫ِۚو َرحْ َم ِةً َم َو َّد ِةً ِْمُِبَ ْينَك َو َجعَ َِل إلَ ْيهَا لت‬
ِْ ‫س ُِكنُوا أ َ ْز َوا ًجا أ َ ْنفُس ُك ِْم م‬ َ َِّ‫ك َُّرونَِ َِيَت َف لقَ ْومِ ََليَاتِ ذَلكَِ في إن‬

Artinya :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu mendapatkan kehidupan yang tenteram (sakinah), dan dijadikan-Nya di antara
kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.” (QS.Ar-Rum 30: 21).

e. Silaturahmi.

Hubungan kasih sayang harus dijaga dan dibina sebaik-baiknya dengan seluruh anggota keluarga besar
itu. Allah SWT berfirman:

ِ‫سم‬
ْ ‫ّللا ب‬
َِّ ِ‫الرحْ َمن‬ َِّ ‫اس أَيُّهَا يَا‬
َّ ِ‫الرحيم‬ ِْ ‫ث َز ْو َجهَا م ْنهَا َو َخلَقَِ َواحدَةِ نَ ْفسِ م‬
ُِ َّ‫ن َخلَقَ ُك ِْم الَّذي َر َّب ُك ُِم اتَّقُوا الن‬ َِّ َ‫َاّل م ْن ُه َما َوب‬
ًِ ‫يرا رج‬
ً ‫سا ًِء كَث‬ َ ‫َواتَّقُوا‬
َ ‫ِۚون‬
َ‫ّللا‬ َ َ ‫ِۚو ْاْل َ ْرحَا َِم بهِ ت‬
َِّ ‫سا َءلُونَِ الَّذي‬ َِّ َِ‫علَ ْي ُك ِْم كَان‬
َ َِّ‫ّللاَ إن‬ َ ‫َرقيبًا‬

Artinya :

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri,
dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”(QS.An-Nisa 4: 1)

6. Akhlaq Bermasyarakat

a. Bertamu

Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan
mengucapkan salam kepada penghuni rumah. Allah SWT berfirman:

‫غي َِْر بُيُوت ًا ت َ ْد ُخلُوا َِّل آ َمنُوا الَّذينَِ أَيُّهَا يَا‬ ُ ‫ست َأْن‬
َ ‫سوا َحت َّىِ بُيُوت ُك ِْم‬ َ ‫ت َ ِذَك َُّرونَِ لَعَلَّ ُك ِْم لَّ ُك ِْم َخيْرِ ذَل ُك ِْم ِۚأ َ ْهلهَا‬
َِ ُ ‫علَىِ َوت‬
ْ َ ‫سل ُموا ت‬

Artinya :

“hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum
meminta izin dan member salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
(selalu) ingat.” (QS.An-Nur 24: 27).
b. Hubungan Baik dengan Tetangga

Buruk baiknya sikap tetangga kepada kita tergantung juga bagaimana kita bersikap kepada mereka. Oleh
sebab itu sangat dapat dimengerti kenapa Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik
dengan tetangga, baik tetangga dekat maupun tetangga jauh. Allah SWT berfirman:

َ ِۖ ِ‫سانًا َوبا ْل َوال َديْن‬


َِّ ‫ش ْيئ ًا بهِ تُشْركُوا َو َِّل‬
‫ّللاَ َوا ْعبُدُوا‬ َ ْ‫ساكينِ ا ْليَت َا َمىِ َِو ا ْلقُ ْربَىِ َوبذي إح‬
َ ‫َوالصَّاحبِ ا ْل ُجنُبِ َوا ْلجَارِ ا ْلقُ ْربَىِ ذي َوا ْلجَارِ َوا ْل َم‬
َّ ‫ّللاَ إنَِّ ِۗأ َ ْي َمانُ ُك ِْم َملَكَتِْ َو َما ال‬
ِ‫سبيلِ َوابْنِ با ْلجَنب‬ َِّ ‫ب َِّل‬ ً ‫فَ ُخ‬
ًِ َ ‫ورا ُم ْخِت‬
ُِّ ‫اّل كَانَِ َمن يُح‬

Artinya :

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS.An-Nisa 4: 36).

7. Akhlaq Bernegara

Musyawarah

Sesuatu hal yang menunjukan betapa pentingnya musyawarah adalah bahwa ayat tentang musyawarah itu
dihubungkan dengan kewajiban shalat dan menjauhi perbuatan keji. Allah SWT berfirman:

َ ِۖ ِ‫سانًا َوبا ْل َوال َديْن‬


َِّ ‫ش ْيئ ًا بهِ تُشْركُوا َو َِّل‬
‫ّللاَ َِوا ْعبُدُوا‬ َ ْ‫ساكينِ ا ْليَت َا َمىِ َِو ا ْلقُ ْربَىِ َوبذي إح‬
َ ‫َوالصَّاحبِ ا ْل ُجنُبِ َوا ْلجَارِ ا ْلقُ ْربَىِ ذي َوا ْلجَارِ َوا ْل َم‬
َّ ‫ّللاَ إِنَِّ ِۗأ َ ْي َمانُ ُك ِْم َملَكَتِْ َو َما ال‬
ِ‫سبيلِ َوابْنِ با ْلجَنب‬ َِّ ‫ب َِّل‬ ً ‫فَ ُخ‬
ًِ َ ‫ورا ُم ْخِت‬
ُِّ ‫اّل كَانَِ َمن يُح‬

Artinya :

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS.An-Nisa 4: 36).

Allah SWT berfirman:


(37)َِ‫ش ْاْلثْمِ َكبَائ َِر يَجْ ت َنبُونَِ َوالَّذين‬
َِ ‫غضبُوا َما َوإذَا َوا ْلفَ َِواح‬
َ ‫يَ ْغف ُرونَِ ُه ِْم‬

ْ ‫ُورىِ َوأ َ ْم ُر ُه ِْم الص َََّلةَِ َوأَقَا ُموا ل َربه ِْم ا‬


(38)َِ‫ستَجَابُوا َوالَّذين‬ َ ‫يُنفقُونَِ َر َز ْقنَا ُه ِْم َوم َّما بَ ْينَ ُه ِْم ش‬

Artinya :

“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, dan apabila mereka
marah, mereka member maaf. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan-nya
dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezeky yang kami berikan kepada mereka.” (QS.Asy-Syura 42: 37-
38).

8. Akhlak dalam Al-Qur’anِ

Dan barangsiapa yang mengkaji sunnah-sunnah Nabi, yaitu perjalanan hidup Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan hadits-haditsnya, akan mendapatkan dan memahami kemuliaan akhlak
dan keagungannya. Untuk itulah Allah kembali menegaskan kemuliaan akhlak itu pada akhir Surat Al-
Furqan. Allah berfirman :

ِ‫الرحْ َمنِ َوعبَا ُد‬ َ ِ‫طبَ ُه ُِم َوإذَا ه َْونًا ْاْل َ ْرض‬
َّ َِ‫علَى يَ ْمشُونَِ الَّذين‬ َ ‫س ََل ًما قَالُوا ا ْلجَاهلُونَِ َخا‬
َ (63) َِ‫س َّجدًا ل َربه ِْم يَبيت ُونَِ َوالَّذين‬
ُ ‫( َوقيَا ًما‬64)
َِ‫ف َربَّنَا يَقُولُونَِ َوالَّذين‬
ِْ ‫عنَّا اصْر‬ َِ َ‫عذ‬
َ ‫اب‬ َ ‫عذَابَهَا إنَِّ َج َهنَّ َِم‬ َ (65) ‫سا َءتِْ إنَّهَا‬
َ َِ‫غ َرا ًما كَان‬ ْ ‫( َو ُمقَا ًما ُم‬66) َِ‫سر ِفُوا لَ ِْم أ َ ْنفَقُوا إذَا َوالَّذين‬
َ ‫ستَقَ ًّرا‬ ْ ُ‫ي‬
ِ‫( قَ َوا ًما ذَلكَِ َبيْنَِ َوكَانَِ يَ ْقت ُ ُروا َو َل ْم‬67) َِ‫ّللا َم َِع َي ْدعُونَِ َِّل َوالَّذين‬
َِّ ‫س َي ْقتُلُونَِ َو َِّل آ َخ َِر إلَ ًها‬ َِّ ‫َي ْزنُونَِ َو َِّل با ْلحَقِ إ َِّّل‬
َِ ‫ّللاُ ح ََّر َِم الَّتي النَّ ْف‬
ِْ ‫( أَثَا ًما يَ ْلقَِ ذَلكَِ يَ ْفعَ ِْل َو َم‬68)
‫ن‬
Artinya :

“ Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang yang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan
bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata : 'Ya Rabb kami, jauhkan adzab
jahannam dari kami, sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal'. Sesungguhnya
jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan apabila orang-orang yang
apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah Ilah
yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali
dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian ini, niscaya dia
mendapat (pembalasan) dosa (nya)". [Al-Furqan : 63-68]

Lalu Allah menjelaskannya dengan ayat-ayat berikut ini :

ُِ َ‫( ُمهَانًا فيهِ َويَ ْخلُ ِْد ا ْلقيَا َمةِ يَ ْو َِم ا ْلعَذ‬69)
ْ ‫اب لَ ِهُ يُضَاع‬
ِ‫َف‬

"Artinya :

(Yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu,
dalam keadaan terhina". [Al-Furqan : 69]
Mereka berada dalam siksaan, kecuali :

ِ‫ن إ َّّل‬
ِْ ‫َاب َم‬
َِ ‫َل َوعَم َِل َوآ َمنَِ ت‬ َ ‫ّللاُ يُبَد ُِل فَأُولَئكَِ صَال ًحا‬
ًِ ‫ع َم‬ َِّ ‫سيئ َاته ِْم‬
َ ‫سن‬
َ ‫ّللاُ َوكَانَِ اتِ َِ َح‬
َِّ ‫ورا‬ َ ‫( َرحي ًما‬70) ‫ن‬
ً ُ‫غف‬ َِ ‫فَإنَّ ِهُ ال ًحا َِص َوعَم َِل ت‬
ِْ ‫َاب َو َم‬
ُ ‫ّللا إلَى يَت‬
ِ‫ُوب‬ َِّ ‫( َمت َابًا‬71)

Artinya :

Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih ; maka mereka itu
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat
kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya".

[Al-Furqan:70-71]
Ini semua cerminan dari akhlak Ahlul Iman laki-laki dan wanita. Kemudian Allah melanjutkan firman-
Nya :

َِ‫ش َهدُونَِ َِّل َوالَّذين‬


ْ َ‫ور ي‬ ُِّ (72)
َِ ‫الز‬
"Artinya : Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu". [Al-Furqan : 72]

Ahlul Iman adalah mereka mereka yang tidak memberikan persaksian palsu, bahkan mereka adalah orang
yang mengingkari serta memeranginya. Firman Allah :

‫( ك َرا ًما َم ُّروا باللَّ ْغوِ َم ُّروا َوإ ِذَا‬72)

Artinya :
“Dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya". [Al-Furqan : 72]
Lebih dari itu, Ahlul Iman akan menolak perbuatan yang tidak mendatangkan faedah, sebagaimana
firman Allah berikut :

َ ‫ع ْن ِهُ أَع َْرضُوا اللَّ ْغ َِو‬


‫سمعُوا َوإذَا‬ َ ‫َلمِ أ َ ْع َمالُ ُك ِْم َولَ ُك ِْم أ َ ْع َمالُنَا لَنَا َوقَالُوا‬ َ ‫( ا ْلجَاهلينَِ نَ ْبت َغي َِّل‬55)
َ ‫علَ ْي ُك ِْم‬
َِ ‫س‬

Artinya :

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan
mereka berkata : 'Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu..." [Al-Qashash : 55]

َِ‫علَِ ْيهَا يَخ ُّروا لَ ِْم َربه ِْم بآيَاتِ ذُك ُروا إذَا َوالَّذين‬ ُ ‫ع ْميَانًا‬
َ ‫ص ًّما‬ ُ ‫( َو‬73)

Artinya :

“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah
mengahadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta". [Al-Furqan : 73]
Inilah sifat mukminin dan mukminat apabila diingatkan dengan ayat-ayat Allah mereka nampak khusyuk
dan lembut hatinya serta mengagungkan Rabbnya bahkan menangis lantaran rasa takut kepada-Nya.
Mereka melakukan itu karena mengharap pahala dari-Nya dan takut akan siksa-Nya. Allah berfirman :

َِ‫َب َربَّنَا يَقُولُونَِ َوالَّذين‬ ِْ ‫عيُنِ قُ َّرةَِ َوذُريَّاتنَا أ َ ْز َواجنَا م‬


ِْ ‫ن لَنَا ه‬ ْ َ ‫ِواجْ عَل أ‬
َ ْ ‫( إ َما ًما ل ْل ُمت َّقينَِ نَا‬74)

Artinya :

“Dan orang-orang yang berkata : 'Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertaqwa". [Al-Furqan : 74].
Ini semua merupakan sifat-sifat mukminin dan mukminat, mereka adalah Ibadurrahman (Hamba-hamba
Allah) yang hakiki lagi sempurna. Demikian pula kata-kata "dzurriyah" yang mencakup laki-laki dan juga
perempuan. Hal ini sebagai mana tersebut dalam hadist :

"‫ثَلث من إّل عمله انقطع آدم ابن مات إذا‬: ‫جارية صدقة‬، ‫به ينتفع علم أو‬، ‫"له يدعو صالح ولد أو‬
Artinya :

Apabila anak Adam (manusia) meninggal, terputus amalnya kecuali tiga perkara ; shadaqah jariyah,
ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang mendo'akannya".
‫ رقم "الصحيح" في مسلم أخرجه‬1631 , ‫ رقم "السنن" في داود وأبو‬2880 =

Anak atau al-walad, termasuk di dalamnya adalah anak laki-laki atau perempuan, hal ini sebagaimana
penjelasan di depan. Allah mempertegas hal ini dalam firman-Nya :

َِ‫َب َربَّنَا يَقُولُونَِ َوالَّذين‬ ِْ ‫عيُنِ قُ َّرةَِ َوذُريَّاتنَا أ َ ْز َواجنَا م‬


ِْ ‫ن لَنَا ه‬ ْ َ ‫( أ‬74)

Artinya :

“Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami)...." [Al-Furqan : 74]
Generasi yang baik (dzuriyatan thayyibah) adalah penyejuk mata bagi ayahnya, ibunya dan seluruh
kerabat mukminin dan mukminat. Allah berfirman :

‫( إ َما ًما ل ْل ُمت َّقينَِ َواجْ عَ ْلنَا‬74)

Artinya : Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa". [Al-Furqan : 74]
Kemudian Allah menegaskan balasan yang bakal diperoleh mereka, yaitu :

َ ُ‫ص َب ُروا ب َما ا ْلغُ ْرفَ ِةَ ي‬


َِ‫جْز ْونَِ أُولَئك‬ َ َِ‫س ََل ًما ت َح َّيةًِ فيهَا َويُلَقَّ ْون‬
َ ‫( َو‬75)

Artinya :

“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam jannah)". [Al-Furqan : 75]

Manakala mereka sabar menunaikan kewjibannya terhadap Allah, sabar terhadap yang diharamkan Allah,
sabar menerima musibah yang memedihkan, misalnya ; sakit, kemiskinan dan selainnya, maka Allah akan
membalasi mereka dengan sebaik-baik balasan. Allah berfirman :

َ ُ‫ص َب ُروا ب َما ا ْلغُ ْرفَ ِةَ ي‬


َِ‫جْز ْونَِ أُولَئك‬ َ َِ‫س ََل ًما ت َح َّيةًِ فيهَا َويُلَقَّ ْون‬ ُ ‫ستَقَ ًّرا َح‬
َ ‫( َو‬75) َِ‫سنَتِْ فيهَا َخالدين‬ ْ ‫( َو ُمقَا ًما ُم‬76)
Artinya :

“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam jannah), karena kesabaran
mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di
dalamnya. Jannah itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman".[Al-Furqan:75-76]
Di dalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa Ta'ala banyak menyebutkan sifat-sifat mukminin dan mukminat
serta akhlak mereka yang mulia. Di antaranya sebagaimana tersebut dalam surat Al-Baqarah, Allah
berfirman :

ِ‫ْس‬ ِْ َ ‫ن ا ْلب َِّر َولَكنَِّ َوا ْل َم ْغربِ ا ْل َمشْرقِ قبَ َِل ُو ُجو َه ُك ِْم ت َُولُّوا أ‬
َ ‫ن ا ْلب َِّر لَي‬ َِّ ‫علَى ا ْل َما َِل َوآت َى َوالنَّبيينَِ َوا ْلكت َابِ َوا ْل َم ََلئكَةِ ْاَلخرِ َوا ْليَ ْومِ ب‬
ِْ ‫اّلل آ َِمنَِ َم‬ َ
ِ‫ساكينَِ َوا ْليَت َا َمى ا ْلقُ ْربَى ذَوي ُحبه‬ َ ‫سبيلِ َوابْنَِ َوا ْل َم‬
َّ ‫سائلينَِ ال‬ َّ ‫الزكَا ِةَ َوآت َى الص َََّل ِةَ َوأَقَا َِم الر ِقَابِ َوفي َوال‬ َّ َِ‫عَا َهدُوا إذَا ه ِْمِبعَ ِْهد َوا ْل ُموفُون‬
َ ْ ‫ص َدقُوا الَّذينَِ أُولَئكَِ ا ْلبَأْسِ َوحينَِ َوالض ََّّراءِ ا ْلبَأ‬
َِ‫ساءِ في َوالصَّابرين‬ َ َِ‫( ا ْل ُمتَّقُونَِ ُه ُِم َوأُولَئِك‬177)

Artinya :

”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi
sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta ; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat ; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) ; dan mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa". [Al-Baqarah:177]

Inilah keadaan orang-orang yang bertaqwa dari baik laki-laki maupun perempuan. Allah telah
menjelaskan sifat-sifat mereka dalam ayat yang mulia ini.

َِّ‫ن ا ْلبِ َِّر َولَكن‬


ِْ ‫اّلل آ َمنَِ َم‬
َِّ ‫ب‬

Artinya : ..... akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah ..".
Makna ayat tersebut ialah : Akan tetapi, pemilik kebajikan yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. Allah berfirman :
َِّ ِ‫( أَحَد‬1) ُ‫ّللا‬
ِ‫ّللاُ ه َُِو قُ ْل‬ ِْ ‫( أَحَدِ ُِكفُ ًوا لَ ِهُ يَك‬4)
َّ ‫( ال‬2) ‫( يُولَ ِْد َولَ ِْم يَل ِْد لَ ِْم‬3) ‫ُن َولَ ِْم‬
َِّ ‫ص َم ُِد‬

Artinya :

Katakanlah :'Diallah Allah, Yang Maha Esa'. Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala
urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia". [Al-Ikhlas : 1-4]

Beriman kepada Hari Akhir, artinya ialah ; beriman kepada hari kebangkitan setelah kematian. Pada hari
itu, kiamat pasti datang dan hamba-hamba Allah pasti akan dibangkitkan sebagaimana firman-Nya :

ِ‫( ت ُ ْبعَثُونَِ ا ْلقيَا َمةِ يَ ْو َِم إنَّ ُك ِْم ث ُ َّم‬16) ‫س ْب َِع فَ ْوقَ ُك ِْم َخلَ ْقنَا َولَقَ ِْد‬ َ ‫َِوم‬
َ َِ‫ط َرائق‬ َ ‫غافلينَِ ا ْل َخ ْلقِ عَنِ كُنَّا ا‬
َ (17)

Artinya :

Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat". [Al-Mukminun : 16-17]

َِّ‫ساع َِةَ َوأَن‬ َِ ‫ّللاَ َوأَنَِّ فيهَا َري‬


َّ ‫ْب َِّل آتيَةِ ال‬ َِّ ‫ث‬ ِْ ‫( ا ْلقُبُورِ في َم‬7)
ُِ َ‫ن يَ ْبع‬

Artinya :

Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya ; dan bahwasanya Allah
membangkitkan semua orang di dalam kubur". [Al-Hajj : 7]
Berkenan dengan keimanan terhadap Malaikat, maka kita mengimani bahwa Malaikat adalah makhluk
yang taat kepada Allah, dia adalah pasukan Allah dan utusan penghubung antara Allah dengan hamba-
hamba-Nya dalam menyampaikan perintah dan larangan-Nya. Allah menjelaskan sifat Malaikat dalam
firman-Nya.

ِ‫صونَِ َّل‬ َِّ ‫( يُؤْ َِم ُرونَِ َما َويَ ْفعَلُونَِ أ َ َم َر ُه ِْم َما‬6)
ُ ‫ّللاَ يَ ْع‬

Artinya :

Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan". [At-Tahrim : 6]
Allah mencipta Malaikat dari cahaya dan mereka senantiasa melaksanakan perintah-perintah-Nya. Allah
berfirman :

‫الرحْ َمنُِ ات َّ َخ ِذَ َوقَالُوا‬


َّ ‫س ْبحَانَ ِهُ َولَدًا‬ ْ َ‫( يَ ْع َملُونَِ بأ َ ْمرهِ َو ُه ِْم قَ ْولِِْبال ي‬27) ‫َخ ْلفَ ُه ِْم َو َما يْديه ِْم َِأ بَيْنَِ َما يَ ْعلَ ُِم‬
ُ ‫( ُمك َْر ُمونَِ عبَادِ بَ ِْل‬26) ‫سبقُونَ ِهُ َِّل‬
ِ‫شفَعُونَِ َو َّل‬
ْ َ‫ارتَضَى ل َمنِ إ َِّّل ي‬ ْ ‫( ُمشْفقُونَِ َخ‬28)
ِْ ‫شيَتهِ م‬
ْ ‫ن َو ُه ِْم‬

Artinya :

“Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan, mereka
itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah
mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang dibelakang mereka, dan mereka
tidak memberi syafaat melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-
hati karena takut kepada-Nya". [Al-Anbiya':26-28]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman berkenan dengan mereka (malaikat) :

ِ‫صونَِ َّل‬ َِّ ‫( يُؤْ َم ُرونَِ َما َويَ ْفعَلُونَِ أ َ َم َر ُه ِْم َما‬6)
ُ ‫ّللاَ يَ ْع‬

Artinya :

“Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan". [At-Tahrim : 6]

Disamping itu, seorang mukmin dituntut menyedekahkan harta yang dicintainya. Dan inilah makna
firman Allah :

َ ِ‫ا ْلقُ ْربَى ذَوي ُحبه‬


‫علَى ا ْل َما َِل َوآت َى‬

Artinya : Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya ....". [Al-Baqarah : 177]
Beginilah ahlul iman dan kebaikan, mereka menginfakkan harta bendanya di jalan kebaikan.
Pada ayat lain Allah juga berfirman :

َ ‫( ْنفِقُونَُِِي َر َز ْقنَا ُه ِْم َوم َّما َو‬16)


‫ط َمعًا َخ ْوفًا َربَّ ُه ِْم يَ ْدعُونَِ ا ْل َمضَاجعِ عَنِ ُجنُوبُ ُه ِْم تَتَجَافَى‬
Artinya :

Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Rabbnya dengan rasa takut
dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka". [As-
Sajdah : 16].

‫اّلل آمنُوا‬ ُ ‫ست َْخلَفينَِ َجعَلَ ُك ِْم م َّما َوأ َ ْنفقُوا َو َر‬
َِّ ‫سولهِ ب‬ ْ ‫( كَبيرِ أَجْ رِ لَ ُه ِْم َوأ َ ْنفَقُوا ْن ُك ِْمِم آ َمنُوا فَالَّذينَِ فيهِ ُم‬7)

Artinya :

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah
telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan
menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar". [Al-Hadid:7].
Pada ayat lain, yaitu Surat Al-Baqarah : 177, Allah berfirman :

َ ِ‫ساكينَِ َوا ْليَِت َا َمى ا ْلقُ ْربَى ذَوي ُحبه‬


‫علَى ا ْل َما َِل َوآت َى‬ َ ‫سبيلِ َوابْنَِ َوا ْل َم‬ َِّ ‫الرقَابِ َوفي َوال‬
َّ ‫سائلينَِ ال‬

Artinya :

... dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta ; dan (memerdekakan)
hamba sahaya ....". [Al-Baqarah : 177]
Sa'ilun atau orang yang meminta-minta, yaitu orang yang meminta-minta kepada manusia lantaran
kebutuhan yang mendesak atau karena kemiskinannya. Bisa juga berarti peminta-minta yang belum
diketahui keadaannya. Maka kepada mereka perlu dikasih bantuan guna menutup keadaan mereka yang
kekurangan. Allah berfirman :

‫الرقَابِ َوفي‬

Artinya : ... memerdekakan hamba sahaya ....." [Al-Baqarah : 177]


Maknanya : Menginfakkan hartanya untuk memerdekakan hamba sahaya atau memerdekakan budak,
perempuan-perempuan, memerdekakan atau menebus para tawanan.

Kemudian Allah berfirman :


ِ‫الزكَا ِةَ َوآت َى الص َََّل ِةَ َوأَقَا َم‬
َّ

Artinya : ...menegakkan shalat dan membayar zakat ...."

Maknanya : Sesungguhnya orang-orang beriman itu menegakkan shalat dan membayar zakat. Menjaga
shalat tepat waktunya sebagaimana disyari'atkan Allah dan membayar zakat sebagaimana yang diatur
oleh Allah.Allah berfirman :

َِ‫عَا َهدُوا إذَا بعَهْده ِْم َوا ْل ُموفُون‬

Artinya : Dan orang-orang yang memenuhi janjinya apabila berjanji".


(Yaitu apabila berjanji memenuhi janji itu dan tidak udzur terhadap janjinya). Kemudian Allah berfirman
pula :

َ ْ ‫ا ْلبَأْسِ َوحينَِ َوالض ََّّراءِ ا ْلبَأ‬


َِ‫ساءِ في َوالصَّابرين‬

Artinya : Dan orang-orang yang sabar dalam al-ba'su, adh-dhara' dan hina al-ba'si".

Artinya sabar dalam keadaan perang. Allah memuji mereka dalam firman-Nya :

َِ‫ص َدقُوا الَّذينَِ أُولَئك‬


َ َِ‫ا ْل ُمتَّقُونَِ ُه ُِم َوأُولَئك‬

Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang benar dan mereka itu adalah orang-orang yang
bertaqwa". [Al-Baqarah : 177]
Disebutkan pula sifat-sifat lain dari sifat Ahlus Shidqi sebagaimana tertera dalam Surat Al-Anfal, Al-
Bara'ah dan Surat Al-Mukminun. Allah berfirman :

َِ َ‫( ا ْل ُمؤْ منُونَِ أ َ ْفل‬1) َِ‫( َخاشعُونَِ ص َََلته ِْم في ُه ِْم الَّذين‬2)
ِ‫ح قَ ْد‬

Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk
dalam shalatnya". [Al-Mukminun : 1-2]
Barangsiapa mengamati Al-Qur'an Al-Karim dan senantiasa berhubungan dengannya, niscaya akan
mendapatkan sifat-sifat tersebut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

ِ‫اركِ إلَيْكَِ أ َ ْن َز ْلنَا ِهُ كت َاب‬


َ َ‫( ْاْل َ ْلبَابِ أُولُو َوليَتَذَك ََِّر آيَاتهِ ليَ َّدبَّ ُروا ُمب‬29)

Artinya :

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran".[Shad : 29]. Allah berfirman :

َِ ‫أ َ ْق َو ُِم ه‬
َِّ‫ي للَّتي يَهْدي ا ْلقُ ْرآنَِ َهذَا إن‬

Artinya : Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus". [Al-Isra :
9]

ِ‫َوشفَاءِ ُهدًى آ َمنُوا للَّذينَِ ه َُِو قُ ْل‬

Artinya : Katakanlah ; 'Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman".
[Fushilat : 44].

ِ‫ا ْلقُ ْرآنَِ يَت َ َدبَّ ُرونَِ أَفَ ََل‬

Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci".
[Muhammad : 24].

9. Akhlak Tasawuf

Al-Qur’an menjelaskan konsepsi tasawuf dalam bentuk dorongan manusia untuk menjelajahi dan
menundukkan hatinya. Serta tidak tergesa-gesa untuk puas pada aktifitas dan ritual yang bersifat lahiriah .
Seperti dinyatakan dalam ayat berikut.
ِ‫ش َِع أَن آ َمنُوا للَّذينَِ يَأْنِ أَلَ ْم‬ َِّ ‫َاب أُوت ُوا كَالَّذينَِ يَكُونُوا َِّل َِو ا ْلحَقِ منَِ نَ َز َِل َو َما‬
َ ‫ّللا لذكْرِ قُلُوبُ ُه ِْم ت َْخ‬ َ َ‫ستِْ ْاْل َ َم ُِد يْه ُِم َِعَل ف‬
َِ ‫طا َِل قَ ْب ُِل من ا ْلكت‬ َ َ‫فَق‬
‫ الحديد( فَاسقُونَِ م ْن ُه ِْم َوكَثيرِ قُلُوبُ ُه ِْم‬: 16)

Artinya :
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah
dan kapada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Dan janganlah mereka seperti orang-orang
yang sebelumnya diturunkan Al-Kitab kepadaNya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mareka,
lalu hati mareka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mareka adalah orang-orang yang fasik (Q.S.
Al-Hadida [57]:16).

Allah juga memerintahkan manusia agar senantiasa bertaubat membersihkan diri dan selalu memohon
ampun kepada-Nya sehingga memperoleh cahaya dari-Nya.

َِّ ً‫صوحِا ً ت َْوبَ ِة‬


‫ّللا إلَى ت ُوبُوا آ َمنُوا الَّذينَِ أَيُّهَا يَا‬ ُ َّ‫سى ن‬ َ ‫سيئ َات ُك ِْم ن ُك ِْم َِع يُكَف َِر أَن َربُّ ُك ِْم‬
َ ‫ع‬ ُِ ‫يُ ْخزي َِّل يَ ْو َِم ْاْل َ ْنه‬
َ ‫َار تَحْ تهَا من تَجْري َجنَّاتِ َويُدْخلَ ُك ِْم‬
ُ‫ّللا‬
َِّ ‫ي‬َِّ ‫ور ُه ِْم َمعَ ِهُ آ َمنُوا َوالَّذينَِ النَّب‬ ْ َ‫ورنَا لَنَا ِأ َتْم ِْم َربَّنَا يَِقُولُونَِ َوبأ َ ْي َمانه ِْم أَيْديه ِْم بَيْنَِ ي‬
ُ ُ‫سعَى ن‬ َ ُ‫التحريم( قَديرِ ش َْيءِ كُلِ ى َِعَل إنَّكَِ لَنَا َوا ْغف ِْر ن‬
: 8)

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya,
mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam
surge yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang beriman bersama dengan dia, sedangkan cahaya mereka memancar di hadapan dan di
sebelah kanan mereka, sambil mengatakan, “ Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami,
sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu”. (Q. S. At Tahrim [66] :8).

Dalam Al Qur’an menerangkan tentang penggemblengan jiwa, yang digunakan sebagai landasan, yaitu
dalam surat Al Ankabut [29] ayat 69)

َِ‫سبُلَنَا لَنَهْديَنَّ ُه ِْم فينَا جَا َهدُوا َوالَّذين‬ َِّ ‫العنكبوت( ا ْل ُمحْسنينَِ لَ َم َِع‬: 69)
ُ َِّ‫ّللاَ َوإن‬

Artinya: “ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami tunjukkan kepada mereka
jalan-jalan Kami Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.(Q. S.
Al Kanbut [29]: 69)
Firman-Nya lagi,

‫ن َوأ َ َّما‬ َِ ‫ا ْله ََوى عَنِ النَّ ْف‬. َِّ‫ي ا ْل َجنَّ ِةَ فَإن‬
َِ ‫س َونَهَى َربهِ َمقَا َِم َخ‬
ِْ ‫اف َم‬ َِ ‫ا ْل َمأ ْ َوى ه‬
(‫النازعات‬:40-41)

Artinya:“Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan
hawa nafsunya maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya”.
Tentang maqam ketaqwaan, Allah berfirman,

‫اس أَيُّهَا يَا‬


ُِ َّ‫شعُوبِا ً َو َجعَ ْلنَا ُك ِْم َوأُنثَى ذَكَرِ من َخلَ ْقنَاكُم إنَّا الن‬ َ ‫ّللا عن َِد أَك َْر َم ُك ِْم إنَِّ ع‬
ُ ‫َارفُوا َِلت َوقَِبَائ َِل‬ َِّ ‫َِّللا إنَِّ أَتْقَا ُك ِْم‬
َِّ ِ‫َخبيرِ عَليم‬
(‫الحجرات‬:13)

Artinya :“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q. S. Al Hujurat
[49]:13)

10. Firman dalam Pendidikan Anak

ْ ‫علَى ْالف‬
ِ‫ِط َرة‬ َ ُ‫سلَّ َم ُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَد‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ ‫َّللا‬ َّ ‫ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ قَا َل قَا َل َرسُو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ َ ‫ج‬ ِ ‫ع ْن ْاْلَع َْر‬ ِ ‫ع ْن أ َ ِبي‬
َ ‫الزنَا ِد‬ َ ٍ‫ع ْن َمالِك‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫َحدَّثَنَا ْالقَ ْعنَ ِب‬
َّ ‫ِير قَا َل‬
ُ‫َّللا‬ ٌ ‫صغ‬ َ ‫َّللاِ أَفَ َرأَيْتَ َم ْن يَ ُموتُ َوه َُو‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫عا َء قَالُوا يَا َر‬
َ ‫س مِ ْن َج ْد‬ ِ ‫فَأَبَ َواهُ يُ َه ِودَانِ ِه َويُن‬
ِ ْ ‫َص َرانِ ِه َك َما تَنَات َ ُج‬
ُّ ِ‫اْلبِ ُل مِ ْن بَ ِهي َم ٍة َج ْم َعا َء ه َْل تُح‬
َ ‫أ َ ْعلَ ُم بِ َما كَانُوا‬
)‫عامِ لِينَ (رواه أبو داود‬

Artinya : Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari Abu
Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang
sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah
bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang
lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud)
11. Kompetisi yang Sehat dalam Pendidikan

73 – ‫قال الحميدي حدثنا‬: ‫قال سفيان حدثنا‬: ‫قال الزهري حدثناه ما غير على خالد أبي بن إسماعيل حدثني‬: ‫حازم أبي بن قيس سمعت‬
‫قال‬: ‫قال مسعود بن هللا عبد سمعت‬:

‫وسلم عليه هللا صلى النبي قال‬: (‫اثنتين في إّل حسد ّل‬: ‫الحق في هلكته على فسلط ماّل هللا آتاه رجل‬، ‫يقضي فهو الحكمة هللا آتاه ورجل‬
‫)ويعلمها بها‬.

Artinya :

“Humaidiy menceritakan kepadaku, dia berkata sufyan menceritakan kepadaku, dia berkata, Ismail bin
Kholid atas selain apa yang diceritakan Azzuhri menceritakan kepadaku, dia berkata, aku mendengar
Qais bin Abi hazim berkata, aku mendengar Abdullah Bin Mas’ud berkata, Nabi Muhammad Saw
bersabda : ”Tidak dosa hasud kepada dua orang, pertama kepada laki-laki yang Allah telah berikan
harta kepadanya, maka ia habiskan dalam kebenaran, kedua laki-laki yang Allah berikan kepadanya
Ilmu hikmah, maka ia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkannya.”

( HR. Bukhori).

12. Tahu Kondisi dan Belajar Memahami Orang Lain

– ‫قال كثير بن محمد حدثنا‬: ‫سفيان أخبرنا‬، ‫خالد أبي ابن عن‬، ‫حازم أبي بن قيس عن‬، ‫قال اْلنصاري مسعود أبي عن‬:

‫رجل قال‬: ‫هللا رسول يا‬، ‫فَلن بنا يطول مما الصَلة أدرك أكاد ّل‬، ‫يومئذ من غضبا أشد موعظة في وسلم عليه هللا صلى النبي رأيت فما‬،
‫فقال‬: (‫الناس أيها‬، ‫منفرون إنكم‬، ‫فليخفف بالناس صلى فمن‬، ‫)الحاجة وذا والضعيف المريض فيهم فإن‬.

“Muhammad bin Katsir menceritakan kepadaku, beliau berkata,Sofyan menginformasikan kepadaku,


dari Ibnu Abi Kholid, dari Qois bin Abi Hazim, dari Abi Mas’ud Al Anshoriy, beliau berkata, seorang
laki-laki mengadu kepada Nabi, Ya Rasulullah, hampir-hampir aku tidak dapat mengikuti sholat karena
fulan memanjangkan bacaannya kepada kami. Maka aku tidak pernah melihat Nabi saw dalam
memberikan nasehatnya lebih marah dibanding pada hari itu, kemudian beliau bersabda : Wahai
manusia, sesungguhnya kalian adalah orang yang membuat lari, barangsiapa sholat bersama dengan
manusia maka ringankanlah, karena sesungguhnya di dalamnya terdapat orang yang sakit, orang yang
lemah maupun orang yang mempunyai keperluan.”

(HR Bukhori. Bab Marah dalam memberikan nasehat dan pelajaran ketika melihat hal yang tidak
disukai).

13. Tentang Penguasaan Ilmu

‫ ما بين الد رجتين خمسا ما ئة‬.‫ للعلماء درجات فوق درجاة المؤمنين بسبعما ئة درجا ت‬: ‫وعن ابن عبا س رضي هللا تعَل عنها انه قال‬
‫ و الثا ني الئلم بغير عمل ينفع‬.‫ اَلول الئلم بغير عمل يكون والئمل بغير علم َل يكون‬: ‫ الئلم افضل من الئمل بخمسة او جة‬:‫ يقا ل‬.‫سنة‬
)‫ (اخرجه درة الناصحين) (رواه احمد‬.‫ والصفة هللا افضل من صفة الئباد‬.‫ والثا لث الئملل َلزم والئمل صفة الئباد‬.‫والئمل بغير علم َل ينفع‬

Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa derajat diatas
derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat. Antara derajat yang satu dengan yang lain
mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun
tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak
ada manfaatnya, 3) Amal adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu adalah
ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih
utama dari sifatan Hamba”. (Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad)

14. Tentang Penguasaan Ilmu

‫ عليكم بالئلم قبل ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده ليعدن رجا ل قتلوا في سبيل هللا شهداء‬: ‫وقال ابن مسعود رضي هللا عنه‬
)‫ (رواه الترمذ‬.‫انتبشهم هللا علماء لما يرون من كرا مثهم فان احدا لم يعلد عا لما وانما الئلم باالتعلم‬

Artinya:“Ibnu Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum mati menjemput.
Maka demi “dzat” yang menguasai diri yang menyayangi seseorang yang meninggal di jalan Allah
dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah akan membangkitkannya (ulama) karena kemuliaannya.
Sesungguhnya seorang dilahirkan tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)
15. Harus Menghayati Apa yang Diajarkan

‫مو عظة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون‬:‫ وعظنا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫وعن العرباض بن سارية رضي هللا عنه قال‬
)‫(رواه ترمذي‬

Artinya:“Dari I’rbad bin Sariyah RA ia berkata: Rasulullah SAW memberikan nasehat (pengarahan)
pada kami, dan hentikan bergerak hingga keluar air mata kami karenanya”. (H.R. Tirmidzi)

‫ بينما هو جا لسه في المسجد والناس معه اذ اقبل ثَلثة نفر فاقبل اثنان الى رسول هللا‬:‫وعن ابي واقه اليس ان رسوَلهلل صل هللا عليه وسلم‬
‫ فامااحدهما فراى فرجة فى الحلقة فجلس فيها واما اَلخر‬.‫ وذهب واحد قال فوقفا الى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫صلى هللا عليه وسلم‬
‫ واما اَلخر فاعرض هللا‬.‫ اَلاخبركم عن النفر الثَل ثة‬:‫فجلس خلفهم واما الثالث فادبرذاهبا فلما فرغا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
)‫ (اخرجه البخاري‬.‫فاعرض هللا عنه‬

Artinya:“Dari Abi Allaisi, ia berkata sesungguhnya Rasulullah SAW ketika beliau sedang duduk di
mesjid bersama orang-orang pada saat itu datang 3 kelompok, kemudian yang 2 tersebut menunggu
Rasulullah SAW. sementara diantara mereka yang satu melihat ruang kemudian ia duduk, sementara
yang lainnya lagi duduk dibelakang orang banyak. Dan orang yang ke 3 membelakangi lalu pergi. Ketika
Rasulullah SAW selesai dari pembicaraannya beliau berkata: ingat!! Aku informasikan tentang 3
kelompok tadi, satu dari semua itu mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, kemudian yang
lainnya merasa malu, maka Allah pun malu akannya. Sementara yang lain lagi ia berpaling, maka Allah
pun berpaling darinya”. (H.R. Bukhari)

16. Mampu Mengendalikan Diri

‫ فكان خيرا‬،‫ وان اصابته ضراء صبر‬،‫ وكان خير له‬،‫ ان اصابته سرا شكرا‬،‫ وليس ْلحد اَل للمؤ من‬،‫ ان أ مره كله لخير‬،‫عجبا ْلمرالمؤمن‬
)‫له (رواه امام احمد‬

Artinya:“Keitimewaan (takjub) dari urusan seorang mu’min. Sesungguhnya segala urusan mu’min itu
baik, dan tidak ada seorang pun yang memilikinya melainkan orang mu’min (orang yang memiliki ilmu)
atau (orang yang hidupnya berkendali ilmu): apabila ia dapat keburukan, ia akan bersyukur dan
akhirnya dapat kebaikan dan apabila mendapat madharat, ia selalu sabar, maka kebaikan pulalah yang
ia dapatkan”. (H.R. Ahmad)

17. Pentingnya Menjadi Guru

)‫ والمحب لهم (رواه ابو نعيم عن على‬،‫ والمستمع‬،‫ فانه يؤجر فيه اربعة – السا ئل‬،‫ فاسألوا يرحمكما هللا‬،‫ ومفتا حها السؤال‬،‫العلم خازائن‬

Artinya:Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/ permintaan. Maka
kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di rahmat Allah, sesungguhnya ada empat
orang yang akan pendapat / diberi pahala yaitu, orang yang bertanya, yang mengajarkan, yang
mendengarkan, dan yang mencintai pada orang-orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali)

‫ او لها بعلم العلماء والثانى بعدل اْل مراء والثالث بسخاوة اْلغنياء والرابع بدعوة‬:‫ قوام الد نيا بأربعة اشياء‬:‫قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬
)‫الفقراء ولو َل دعاء الفقراء لهلك اْل غنياء ولوعدل اْلمراء ْل كل بعض الناس بعضا كما يأ كل الذنب الغنم (الحديث‬

Artinya:“Berdiri tegaknya dunia dengan empat hal: 1) dengan ilmu para ulama (guru) 2) dengan adilnya
pemimpin, 3) dengan murahnya agniya (orang kaya), 4) dengan do’anya orang fakir. Jika bukan / tidak
karena ilmunya ulama (guru) maka rusaklah orang-orang bodoh, dan jika bukan karena murahnya orang
kaya maka rusaklah orang-orang fakir, dan jika bukan karena do’anya orang fakir maka rusaklah orang
kaya, dan jika tidak dengan adilnya pemimpin maka manusia satu sama lain akan saling tindas dan
binasakan / saling terkam, seperti serigala menerkam kambing”.

18. Salah Satu Sifat Pendidik Adalah Penyantun

:‫ اذ عطس رجل من القوم فقلت‬،‫ بينا انا اصلى مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن معا وية بن الحكم السمي رضي هللا عنه قال‬
‫ فلما رأيتهم‬،‫ ما شأ نكم تنظرون الي؟ فجعلوا فيضربون بأيديهم على افخادهم‬،‫ فقلت واثكل امياه‬،‫ فرما نى القوم بابصرهم‬،‫يرحمك هللا‬
‫ فوهللا ماكرحرنى‬،‫ فبابى هو وامى ما رأيت معلما قبله وَل بعده احسنى تعليما منه‬: ‫يصمتوننى لكنى سكتن فلما صلى رسول هللا عليه وسلم‬
‫ اوكما قال‬،‫ انما هي التسبيح والنكبير وقرأة القرأة القران‬،‫ قال ان هذه الصَلة َل يصلح فيها شين من كَلم الناس‬،‫وَل ضربن وَل شتمن‬
‫ وان منا رجاَل يأتون الضان قال فَل‬،‫ وقد جاءهللا با اَلسَلم‬،‫ قلت يا رسول هللا انى حديث عهد بجا هلية‬:‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
)‫ ذلك شئ يجيد نه فى صدورهم فَل يصد هم (رواه مسلم‬:‫ قال‬،‫ ومنارجال يتطيرون‬:‫تأتيهم قلت‬

Artinya:“Dari Mu’awiyyah bin Hakam Sulamy RA ia berkata: ketika aku shalat bersama Rasulullah
SAW pada saat itu ada seseorang yang bersin-bersin, kemudian aku ucapkan “yarhamukalloh” (semoga
Allah menyayangimu) maka mereka (kaum) pada meroleh kepadaku, kemudian aku berkata: “celakalah
ibu-ibu orang itu” apa yang membuat kalian melihat aku? maka mereka serentak memukuli pahanya
dengan tangannya, lalu ketika aku melihat pada mereka, mereka minta aku untuk diam / jangan bicara.
Tetapi akhirnya aku diam, maka ketika Rasulullah SAW melaksanakan shalat, “semoga jadi penebus
dosa bapak dan ibuku” aku tak pernah melihat seorang pendidik (guru) sebelumnya dan juga sesudahnya
yang lebih baik cara mendidiknya dari Nabi SAW. maka demi Allah, aku tidak dibentuk, tidak dipukul,
tidak pula dimaki, akan tetapi beliau berkata: sesungguhnya shalat itu tidak dibenarkan ada suatu hal
dari ucapan manusia, sesungguhnya shalat itu ialah: Tasbih, Takbir dan Baca Al-Quran,” atau seperti
Rasulullah SAW bersabda: aku berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku orang baru di zaman
jahiliyyah, dan Allah mendatangkan islam, dan diantara kami ada orang yang mendatangi dukun, Nabi
berkata: “jangan datangi mereka, aku berkata: dan diantara kami ada yang bertaruh pada burung, Nabi
berkata: itu semua bisa ditemukan pada hati-hati mereka, maka ia tak akan menolaknya”. (H.R. Muslim)

19. Orangtua Wajib Mendidik Anaknya

)‫كل مولود يولد على الفطرة فأبوه يهودا نه او ينصرانه واويمجسانه (رواه مسلم‬

Artinya: “Setiap bayi itu lahir atas kesucian, maka kedua orangtuanya lah yang akan menjadikannya
yahudi, nasrani, atau majusi”. (H.R. Muslim)

‫ مروااوَلدكم با الصَلة وهم ابناء سنين‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن عمروبن شعيب عن ابيه عن جدهرضي هللا عنه قال‬
)‫ وفرقوا بينهم فى المضاجع (حديث رواه ابودود با سناد حسن‬،‫واضربوهم عليها وهم ابناء عشر‬

Artinya: “Dari Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya RA berkata: Rasulullah SAW bersabda:
perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat, ketika mereka sampai di usia 7 tahun, kemudian
pukul mereka karena meninggalkan shalat jika telah sampai usia 10 tahun dan pisahkan diantara mereka
di tempat tidurnya”. (H.R. Abu Daud)
20. Orangtua Harus Memberikan Pendidikan Terbaik

)‫ ْلن يؤدب الرجل ولده خير له من ان ينصدق بصاع (رواه الترمذ‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن جا بربن سمرة قال‬

Artinya:“Dari Jubair bin Samurah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sungguh bahwa seseorang
mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha”. (H.R. Tirmidzi)

21. Manajer Pendidikan Harus Bertanggung Jawab

‫ من َل يحتم بأمره المسلمين فليس منهم ومن َل يصبح ويمس‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن حديفة ابن اليمان رضى هللا عنه قال‬
)‫نا صحا هلل ولرسوله ولكتابه وَلمامه ولعامة المسلمين فليس منهم (رواه الطبرانى‬

Artinya: “Dari riwayat Hudaifah ibnil Yaman RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang
tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka, dan barang
siapa pada waktu pagi dan petang tidak memberi nasihat bagi Allah, kitabnya, imamnya, dan umumnya
muslimin, maka ia juga tidak termasuk golongan mereka”. (H.R. At-tabrany)

22. Kewajiban Mengajar

‫ فأنبتت الكَل والعشب الكشير وكان‬،‫ كمثل غيث اصاب ارضا فكا نت منها طا ئفة طيبة قبلت الماء‬،‫مثل ما بعثني هللا به من الهدى والعلم‬
‫ فعلم‬،‫ انما هي قيان َل تمسك ماء‬،‫ واصاب طا ئفة منها اخرى‬،‫منها طا ئفة طيبة قبلتالماء فنفع هللا بها الناس فشربوا منها وسقوا وزرعوا‬
)‫ (زواه ابو موس اَل شعرى‬..‫ ومثل من لم يرضع بذالك رأسا ولم يقبل هدى هللا الذي ارسلت به‬،‫وعلم‬

Artinya:“Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah padaku bagaikan hujan yang
turun ke tanah ada tanah yang subur menerima air, dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang
banyak, dan ada yang kering hanya dapat menahan air sehingga orang dapat mengambil minum dan
mengairi tanaman, dan ada yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang dapat mengerti agama Allah dan memanfaatkan akan apa
yang di utus aku (Nabi) dengannya oleh Allah, lalu belajar dan mengajar dan perumpamaan orang yang
tidak mengangkat kepala dengan tidak belajar dan mengajar, dan ada orang yang sama sekali tidak
dapat petunjuk ajaran Allah”. (H.R. Abu Musa Al-As’ary)

23. Pentingnya Ilmuwan / ulama

‫ ومن استخف با اَلمراء خسرالدنيا‬،‫ من استخف با العلماء خرالدين‬: ‫ من اهان خمسة خسر خمسة‬:‫روي عن النبي صلى هللا عليه وسلم‬
)‫ ومنن استخف بأ صله خسر طيب المعيثة (رواه البخاري‬،‫ومن ستخف با الجيران خسرالمنا فع ومن استخف با اَلقرباء خسرا المودة‬

Artinya:“Diriwayatkan dari Nabi SAW. Barang siapa yang merendahkan lima hal, maka akan rugi pada
lima hal: satu siapa yang meremehkan ulama, maka akan rugi dalam hal agama, dan barang siapa yang
merendahkan pemimpin, akan rugi hal dunia, dan siapa yang meremehkan tetangga, akan rugi
kebaikannya”. (H.R. Bukhari)

24. Keutamaan Orang Yang Mengajar

‫ وانما االعلماء ورثة‬،‫ فضل العا لم على العابد كفضل القمر على الكو كب‬:‫ سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬:‫عن ابي درداء قال‬
)‫ فمن اخده اخد بحظ وكفر (رواه ابو داود والتر مذى‬،‫ انما ورثوالعلم‬،‫ وان اآل نبياء لم يورثوا دينارا وَلدرهما‬,‫اآل نبياء‬

Artinya:“Dari Abi Darda ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: keutamaan
orang alim dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan dibanding bintang-bintang,
sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar
dan tidak pula dirham, sesungguhnya mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambil warisan
itu berarti ia mengambil bagian yang sempurna”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
25. Motivasi Belajar

)‫ ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل هللا له طريقا الى الجنة (رواه مسلم‬:‫عن ابى هريرة رضى هللا عنه ان رسول هللا قال‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: Dan barang siapa menjalani akan suatu
jalan, untuk mencari ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga”.
(H.R. Muslim)

‫ من تعلم با با من العلم ليعلم الناس اعطي ثواب سبعين‬:‫عن ابن مسعود رضي هللا عنه قال سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
)‫صديقا (رواه ابو داود‬

Artinya: “Ibnu Mas’ud RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang
mempelajari satu bab dari ilmu dengan tujuan untuk menyampaikan kepada umat manusia, maka ia
diberi pahala seperti tujuh puluh sodikin”. (H.R. Abu Daud)

26. Kewajiban Belajar

‫ ان‬،‫ فان طلب العلم فريضة على كل مسلم‬،‫ اطلب العلم ولو باالصين‬:‫عن انس بن مالك رضي هللا عنه ان النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
)‫المَل ئكة تضع اجنتها الطا لب العلم رضا بما يطلب (رواه ابن عبد البر‬

Artinya: “Dari Anas bin Malik RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: carilah ilmu meskipun di
negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu adalah fardu / wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya
malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena rela terhadap apa yang ia
tuntut”. (H.R. Ibnu Abdil Bar)

27. Ulama Adalah Pewaris Nabi


‫ وانه العالم‬،‫ من سلك طريقا الى العلم سلك هللا طريقا ال الجنة‬:‫وعن ابي هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم انه قال‬
)‫ ان العلماء ورثة اَلنبياء (رواه ابو داود‬،‫يستغفرله من في السموات ومن فى اَلرض حتى اليتا فى الخير‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabdal: Barang siapa menjalani akan suatu jalan
untuk mencari ilmu pengetahuan (ilmu Allah) maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
syurga, sesungguhnya orang alim semua makhluk yang ada di langit, dan makhluk yang ada di bumi
hingga ikan Hiu yang ada di laut memohon ampunan baginya, sesungguhnya ulama itu adalah pewaris
Nabi”. (H.R. Abu Daud)

28. Ilmu Lebih Penting Dari Uang / Harta

‫ من جلس عند العالم ساعتين او اكل معه لقمتين او سمع منه كلمتين او مشي معه‬،‫ قال عليه الصَلة والسَلم‬:‫عن ابى ذر رضي هللا عنه قال‬
)‫خطوتين اعطاه هللا تعا لى جنتين كل جنة مثل الد نيا مرتين (رواه ابن ماجه‬

Artinya: “Abu Dar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang duduk bersama orang
alim dalam dua waktu, atau sama-sama makan dua suap atau mendengar dua kalimat dari dia, atau
melangkahkan kaki dua langkah bersamanya, maka Allah akan memberikan dua syurga yang masing-
masing syurga sebanding dengan dua putaran dunia”. (H.R. Ibnu Majah)

‫ فاختار العلم فاعطي العلم‬,‫ خير سليمان عليه السَلم بين العلم والملك‬: ‫ قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن ابن عباس رضي هللا عنه قال‬
)‫والملك (رواه احمد‬

Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sulaiman AS beliau memilih antara
ilmu dan kerajaan, maka kemudian beliau memilih ilmu, lalu diberikannya ilmu dan kerajaan”. (H.R.
Ahmad)

29. Ilmu Lebih Utama Dari Ibadah Shalat

)‫ يا ابا در لألن تخدو فتعلم بابا من كتب هللا تعا لى خيرا لك من ان تصلى مانة ركعة (رواه ابن ماجه‬: ‫عن ابى در قال عليه الصَلة والسَلم‬
Artinya: “Abu Dar berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ya Abu Dar seandainya kau pergi pagi lalu
kemudian mempelajari ilmu satu bab dari kitab Allah SWT maka itu lebih baik dibanding kau
melaksanakan shalat seratus rakaat”. (H.R. Ibnu Majah)

30. Pentingnya Menuntut Ilmu

)‫ من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل هللا حتى ير جع (رواه الترمذي‬،‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن انس رضي هللا عنه قال‬

Artinya: “Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang keluar dengan tujuan
menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga sampai pulang”. (H.R. Tirmidzi)

‫ من دعاء الى هدى كان له مثل اجور من تبعه َل ينقص ذلك من‬:‫عن ابى هريرة رضي هللا عنه ان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
)‫اجورهم شياء (رواه مسلم‬

Artinya: “Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: siapa yang memberi petunjuk
ke jalan yang baik (dengan ilmunya) maka ia akan mendapat pahala seperti yang di dapatkan oleh orang
yang mengikutinya tanpa kurang sedikit pun”. (H.R. Muslim)

31. Diantara Adab Murid Itu Memuliakan Guru

‫قال عنه هللا رضي انس وعن‬: ‫وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال‬: ‫)المردى حسن ابو رواه( منه تتعلمون من وقروا‬

Artinya:“Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Muliakanlah orang yang telah
memberikan pelajaran kepadamu”. (H.R. Abu Hasan Al-Mawardi)

32. Keutamaan Dan Pentingnya Ilmu


‫ اما اهل العلم فد لعا‬،‫ اقرب الناس من درجة النبوة اهل العلم والجهاد‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن امامة رضي هللا عنها قال‬
)‫الناس على ما جاءت به الرسول واما اهل الجهاد فجاهدوا باسيا فهم على ما جاءت به الرسل (رواه درقطن‬

Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orang paling dekat derajatnya dari
para Nabi ialah ahkul ilmi (yang berilmu) dan pejuang, jika orang yang berilmu memberi petunjuk pada
manusia melalui apa yang datang dari Rasul (ilmu), dan kalau pejuang berjuanglah dengan pedangnya,
seperti yang ditunjukkan Rasul”. (H.R. Daruqutni)

‫ من ارادا الدنيا فعليه با العلم ومن ارداَل خرة فعليه با العلم ومن ارد‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن معاوية رضي هللا عنها قال‬
)‫هما فعليه با العل (رواه الدار قطنى‬

Artinya: “Dari Mu’awiyah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa menginginkan
(kebahagiaan) duniawi maka dia harus (mempunyai ilmu) dan barang siapa yang (menginginkan)
kebahagiaan akhirat, maka dia harus mempunyai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya
maka harus mempunyai ilmu”. (H.R. Daruqutni)

33. Ulama Laksana Bintang Di Lautan Bagi Nelayan

‫ مثل العلماء فى اَلرض اَلرض مثل النجوم فى السماء اذا برزت للناس‬:‫قال ابو مسلم الحوَلنى سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
)‫اهتددا بها (رواه ديلمي‬

Artinya:“Abu Muslim Haulani berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: perumpamaan ulama
di muka bumi laksana bintang di langit, apabila ia muncul buat manusia, mereka mendapat petunjuk
karenanya”. (H.R. Dailimi)

34. Ulama Laksana Pelita

،‫ هم سرج امتك فى الدنيا و اْلخرة‬:‫ سأ لت جبر يل عن اصحاب العلم فقال‬:‫وعن على كرماهلل وجهه عن النبي صلى هللا عليه وسلم انه قال‬
)‫ والويل لمن ان كرهم وابغضهم (رواه النساء‬،‫طلوبى لمن عرفهم‬
Artinya:“Dari Ali Karromallohu Wajhah dari Nabi SAW sesungguhnya beliau bersabda: Aku bertanya
pada Jibril AS dari orang yang berilmu (ashabul ilmi). Kemudian Jibril berkata: mereka ialah pelita
(lampu) ummatmu di dunia dan akhirat, beruntunglah orang yang mengenalinya dan celakalah bagi
orang yang mengingkari dan membencinya”. (H.R. Nasa’i)

)‫ العلماء مصباح اْلمة (رواه ابودر‬: ‫ فاالنبي صلى هللا عليه وسلم‬:‫وعن جابر رضي هللا عنه قال‬

Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Nabi SAW bersabda: ulama itu adalah pelita bagi umat”. (H.R. Abu
Dar)

35. Mencari Ilmu Untuk Mendapatkan Ridho Allah

‫ ان هللا تعالى َل يقبل من العمل اَل ما كان خا لصا وابتض به رضاه‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن جابر رضي هللا عنه قال‬
)‫(رواه نسائ‬

Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT tidak akan
menerima amal seseorang kecuali dengan niat yang tulus dan semata-mata mencari keridhoan-Nya”.
(H.R. Nasa’i)

36. Belajar Tidak Boleh Bermotif

1 Menandingi Ulama

2 Mengakali Orang Yang Bodoh

3 Agar Terkenal Diantara Manusia

‫ ولتماراوبه السفهاء ولتصرفوا به وجه‬،‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم َل تتعلم العلم لتبا هوا به العلماء‬:‫وعن جابر رضي هللا عنه قال‬
)‫ فمن فعل ذا لك فهو فى النار (رواه ابن ماجه‬،‫الناس اليكم‬

Artinya:“Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: janganlah kalian belajar (menuntut ilmu)
bertujuan untuk berbangga pada ulama karenanya, dan untuk berdebat dengan orang-orang bodoh,
begitu pula bertujuan agar karenanya orang-orang dapat berpaling (menarik perhatian), maka barang
siapa yang melakukan itu maka ia masuk neraka”. (H.R. Ibnu Majah)

37. Tentang Pentingnya Niat Dalam Mencari Ilmu

‫ انما اَلعمال با النيات‬:‫عن امير المؤمنين ابى حفص عمربن الخطاب رضي هللا تعالى عنه قال سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
‫وانما لكل امرء ما نوى فمن كا نت هجرته الى هللا ورسوله فحجرته الى هللا ورسوله ومن كا نت هجرته لدنيا يصيبها اومرأة ينكحها‬
)‫فهجرته الى ما ها جر اليه (رواه شيخين‬

Artinya:“Dari Amirul mu’minin Abi Hapsin, Umar bin Khatab RA ia berkata: Saya mendengar
Rasulullah SAW beliau bersabda: Sesungguhnya syah atau tidaknya suatu amal (perbuatan taat)
tergantung pada niat, dan bagi tiap orang punya niat, maka barang siapa yang niatnya hijrah menuju
Allah dan Rasulnya maka ia akan hijrah pada Allah dan Rasulnya, dan bagi yang niatnya hijrah menuju
dunia, akan sampai pada dunia, atau pada wanita maka ia akan menikahinya, alhasil hijrahnya
seseorang tergantung apa yang di tujunya”. (H.R. Bukhari Muslim)

‫ وكم من عمل‬،‫ كم من عمل يتصد ر بصورة اعمال الدنيا ويسير بحسن النية من اعمال اْلخرة‬: ‫وعن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
)‫يتصدر بصورة اعمال اْلخرة ثم يصير من اعمال الدنيا بسؤ النية (حديث حسن صحيح‬

Artinya: “Dari Rasulullah SAW: beberapa amal yang berupa amal dunia, tetapi dengan baik niatnya
akhirnya menjadi amal akhirat, dan banyak pula yang berupa amal akhirat kemudian jadi amal dunia
karena jelek niatnya”. (Hadits Hasan)

38. Amal yang tidak terputus sampai akhir hayat


‫ثالث من إال عمله إنقطع أدم إبن مات إذا‬: ‫له يدعوا صالح ولد او به علمينتفع او جارية صدقة‬

Artinya: Apabila anak Adam (manusia) mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal; bersedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. (HR.
Muslim)

39. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salllam Adalah Sosok Pribadi Yang Sangat Pemalu.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

‫ط ِعَامِ إلَىِ لَ ُك ِْم يُؤْ ذَنَِ أَن إ َِّّل النَّبيِ بُيُوتَِ ت َ ْد ُخلُوا َِّل آ َمنُوا الَّذينَِ أَيُّهَا يَا‬
َ ‫غي َِْر‬ ِْ ‫طع ْمت ُ ِْم ِفَإذَا فَا ِْد ُخلُوا دُعيت ُ ِْم إذَا َولَك‬
َ َِ‫ن إنَاهُِ نَاظرين‬ َ ‫َو َِّل فَانت َش ُروا‬
َِ‫ست َأْنسين‬ ْ ‫ي يُؤْذي كَانَِ ذَل ُك ِْم إنَِّ ِۚلحَديثِ ُم‬ َِّ ‫ستَحْ يي النَّب‬ ْ ‫ّللاُ ِۖمن ُك ِْم فَ َي‬
َِّ ‫ستَحْ يي ا َِل َو‬ ْ َ‫سأ َ ْلت ُ ُموهُنَِّ َوإذَا ِۚا ْلحَقِ منَِ ي‬
َ ‫سأَلُوهُنَِّ َمت َاعًا‬ ْ ‫َو َراءِ من فَا‬
ِ‫ِۚوقُلُوبهنَِّ لقُلُوب ُك ِْم أ َ ْطه َُِر ِذَل ُك ِْم ِۚحجَاب‬
َ ‫ّللا عن َِد كَانَِ ل ُك ِْمِ َِذ إنَِّ ِۚأَبَدًا بَ ْعدهِ من أ َ ْز َوا َج ِهُ ت َنك ُحوا أَن َو َِّل هِ َِِالل َرسُو َِل ت ُ ْؤذُوا أَن لَ ُك ِْم كَانَِ َو َما‬
َِّ
‫عَظي ًما‬
Artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu
diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya)[1228], tetapi jika
kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik
memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu
kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar" [Al-Ahzâb/
33:53]

40. Aurat Wanita

‫ي أَيُّهَا َيا‬
ُِّ ‫ساءِ َو َبنَاتكَِ ْل َ ْز َواجكَِ قُل النَّب‬ َ ‫َل يُ ْع َر ْفنَِ أَن أ َ ْدنَىِ ذَلكَِ ِۚج َََلبيبهنَِّ نِم‬
َ ‫علَيْهنَِّ يُدْنينَِ ا ْل ُمؤْ مِنينَِ َون‬ َِ َ‫ّللاُ َوكَانَِ ِۗيُ ْؤذَيْنَِ ف‬ َ ‫َّرحي ًما‬
ً ُ ‫غف‬
َِّ ‫ورا‬

Artinya :

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin,
hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab : 59)

41. Akhlak Pemaaf

ِ‫ا ْلجَاهلينَِ عَنِ َوأَعْرضِْ با ْلعُ ْرفِ َوأْ ُم ِْر ا ْلعَ ْف َِو ُخذ‬

Artinya :

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh. “(QS. Al A’raaf [7] ; 199)

42. Akhlak Bersih Diri

ِ‫سجدِ ِۚأَبَدًا فيهِ تَقُ ِْم َّل‬ َِ ‫علَى أُس‬


ْ ‫س لَ َم‬ ِْ ‫ن أَحَقُِّ يَ ْومِ أ َ َّولِ م‬
َ ِ‫ن الت َّ ْق َوى‬ ِْ َ ‫ن يُحبُّونَِ رجَالِ فيهِ ِۚفيهِ َِتَقُوم أ‬
ِْ َ ‫ط َّه ُروا أ‬
َ َ ‫ّللاُ ِۚ َيت‬
َِّ ‫بُِي َو‬ َّ ‫ا ْل ُم‬
ُِّ ‫طهرينَِ ح‬

Artinya:

”Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang
didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di
dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (Q.S. At-Taubah [9]: 108)

Read more: http://porocip.blogspot.com/2013/05/firman-firman-allah-dan-hadist-


hadist.html#ixzz3VTfjXdEF

Anda mungkin juga menyukai