Anda di halaman 1dari 4

Metro, 3 September 2021

BEROBAT DENGAN AL-QUR’AN

‫ص ْحبِ ِه‬ ِِ ِ ِ ٍ ِ َّ‫ك ال َّدي‬ ِ ِ‫اَحْل م ُد لِٰلّ ِه الْمل‬


َ ‫ َو َعلَى اٰل ه َو‬،‫الس اَل مُ َعلَى حُمَ َّمد َس يِّد َولَ د َع ْدنَا َن‬ َّ ‫الص اَل ةُ َو‬ َّ ‫ َو‬،‫ان‬ َ َْ
‫ك لَهُ الْ ُمنَ َّـزهُ َع ِن اجْلِ ْس ِميِّ ِة َواجْلِ َه ِة‬
َ ْ‫ َوَأ ْش َه ُد َأ ْن آَل ِإٰلهَ ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِري‬.‫ان‬ ِ ‫الزم‬ ِ ِِ
َ َّ ‫َوتَابعْيه َعلَى َمِّر‬
ِ َّ‫َأن س يِّ َدنَا حُم َّم ًدا عب ُده ورس ولُه ال‬ ِ ‫ان والْم َك‬ ِ َّ ‫و‬
،‫ ََّأما َب ْع ُد‬ ‫ُرآ ُن‬ ْ ‫ق‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫ه‬
ُ ‫ق‬
َ ‫ل‬
ُ ‫خ‬
ُ ‫ن‬
َ ‫ا‬ ‫ك‬
َ ‫ي‬
ْ ‫ذ‬ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ َ َ َّ ‫َأش َه ُد‬ ْ ‫ َو‬،‫ان‬ َ َ ‫الز َم‬ َ
ِ ِ ِ ِ ‫ِ ِ ِئ يِف‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫ يَا َأيُّ َه ا الن‬:‫ الْ َقا ِل ْ كتَاب ه الْق ُْرآن‬،‫ فَ إيِّنْ ُْأوص ْي ُك ْم َو َن ْفس ْي بَت ْق َوى اهلل الْ َمنَّان‬،‫عبَ َاد الرَّمْح ٰ ِن‬
‫َّاس‬
‫ َونَُن ِّز ُل ِم َن‬،‫ني‬ ِِ ِ ً ‫الص ُدو ِر َوه‬ ُّ ‫قَ ْد َج اءَتْ ُك ْم َم ْو ِعظَ ةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِش َفاءٌ لِ َم ا يِف‬
َ ‫ُدى َو َرمْح َ ةٌ ل ْلمُ ْؤ من‬
‫ني‬ ِِ ِ ِ ِ
َ ‫الْ ُق ْرآن َما ُه َو ش َفاءٌ َو َرمْح َةٌ ل ْل ُمْؤ من‬
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Alhamdulillah pada kesempatan Jumat yang mulia ini, kita masih mendapat rahmat, hidayah, serta
inayah dari Allah swt sehingga kita diberikan kemudahan untuk mengungkapkan rasa syukur
dengan melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat di masjid ini dalam keadaan sehat walafiat.

Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah swt, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik ketakwaan,
minimal dengan jalan imtitsâlu awâmirillâh wajtinâbu nawâhihi, yaitu menjalankan apa pun yang
diperintahkan oleh Allah swt dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi apa pun yang
dilarang-Nya. Sebab, dengan jalan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-
Nya sebagaimana terfirman dalam Al-Qur’an.

ِ ‫ِإ َّن َأ ْكرم ُكم ِعْن َد‬


‫اهلل َأْت َقا ُك ْم‬ ْ ََ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu” (QS Al-Hujurat: 13).  

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

As-Sa'di dalam kitabnya, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan, menjelaskan bahwa
Al-Qur’an adalah penyembuh bagi semua penyakit hati. Baik berupa syahwat yang menghalangi
manusia untuk taat kepada syariat atau syubhat yang mengotori iman. Karena, dalam Al-Qur’an
terdapat nasihat, motivasi, peringatan, janji, dan ancaman yang akan memicu seseorang pada sikap
harap (raja') dan takut (khauf).

Ketika hati seseorang sehat, tidak banyak berisi syahwat dan syubhat, anggota badan pun akan
mengikutinya. Karena, anggota badan akan jadi baik jika hatinya baik. Ia juga menjadi rusak, jika
hatinya rusak.
Oleh sebab itu, selain menjadi obat penyembuh bagi penyakit hati dan jiwa, Al-Qur’an juga menjadi
obat penyembuh penyakit fisik. 

Asy-Syinqithi dalam kitabnya, Tafsir Adhwa'ul Bayan mengatakan Al-Qur’an adalah obat
penyembuh yang mencakup obat bagi penyakit hati dan jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan
perkara lainnya. 

Namun selain itu Al-Qur’an bisa juga menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada
orang yang sakit. Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zad al-Ma'ad, menjelaskan, Al-Qur’an adalah
penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia
dan akhirat. 

Tidak setiap orang diberi keahlian dan taufik untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang
sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan
keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kukuh, dan menyempurnakan syaratnya,
niscaya penyakit apa pun tidak akan mampu menghadapinya.

Kepada sahabat yang sakit, Rasulullah saw kerap kali berpesan, bagi kalian ada obat penyembuh,
yakni madu dan Al-Qur’an (HR Ibnu Majah dan al-Hakim). Begitupun jika kita mengimani bahwa
Al-Qur’an sebagai asy-syifa (sarana penyembuhan), maka perbanyaklah membaca Al-Qur’an
karena ia adalah obat. 

Hadirin Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Lalu bagaimanakah cara Rasulullah berobat dengan menggunakan Al-Qur’an?

Pertama, berobat dengan surat al-Fatihah. Hal ini seperti yang dilakukan sahabat yang membacakan
surat al-Fatihah kepada seorang pemimpin kampung yang tersengat kalajengking lalu Rasulullah
membenarkan tindakan sahabat itu.

Dari Abu Sa’id al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Nabi dahulu berada dalam perjalanan
jauh, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk
kampung tersebut enggan untuk menjamu.

Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara
kalian ada yang bisa meruqyah (melakukan pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an)
karena pembesar kampung tersengat binatang atau terserang demam.”

Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia
meruqyahnya dengan membaca surat al-Fatihah.

Akhirnya, pembesar itu sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing tapi
ia enggan menerimanya (riwayat lain menyebutkan, ia mau menerima), sampai kisah tadi
diceritakan pada Nabi saw. Lalu ia mendatangi Nabi saw dan menceritakan kisahnya tadi pada
beliau.

Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat al-Fatihah.”
Rasulullah saw lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu al-Fatihah adalah
ruqyah (artinya: bisa digunakan untuk meruqyah)?” Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut
dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.” (HR al-Bukhari no. 5736 dan
Muslim no. 2201).

Kedua, berobat dengan surat al-Ikhlas. Ketika Sahabat Utsman sakit, Rasulullah saw
mendoakannya dan memohon perlindungan untuknya dengan nama-nama Allah yang terdapat
dalam surat al-Ikhlas. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Sahabat Utsman bahwa ia pernah
mengadukan kepada Rasulullah saw tentang sakit yang sedang ia rasakan di tubuhnya. Lalu
Rasulullah saw bersabda, “Letakkan tanganmu pada bagian tubuh yang sakit, selanjutnya
Rasulullah saw membaca

ِ ِ َّ ِ َّ ‫اهلل اَأْلح ِد‬


ِ ِ‫ُأعي ُذ َك ب‬
ِ ِ َّ ‫بِس ِم اهلل الرَّمْح ٰ ِن‬
‫ُوا‬
ً ‫الص َمد الذ ْي مَلْ يَل ْد َومَلْ يُ ْولَ ْد َومَلْ يَ ُك ْن لَ هُ ُكف‬ َ ْ ،‫الرحي ِم‬ ْ
‫َأح ٌد ِم ْن َشِّر َما جَتِ ُد‬
َ
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku mendoakanmu
dengan nama Allah Yang Esa, Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Yang tiada beranak
dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, dari segala
keburukan yang engkau temui" (HR Abu Ya’la).

Ketiga, berobat dengan surat al-Mu’awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas). Jika seorang hamba
memohon perlindungan (kesembuhan) dengan dengan surat al-Mu’awwidzatain atas keluhan yang
sedang dideritanya, maka dengan izin-Nya dia akan sembuh. Dalam sebuah hadits dari ‘Aisyah RA
:yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim disebutkan

‫ َفلَ َّما‬،‫ث‬
ُ ‫ات َو َيْن ُف‬ َُ ْ ََ ْ ‫ص لَّى ال ٰلّ هُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َك ا َن ِإذَا‬
ِ َ‫اش تَ َكى ي ْق رُأ يِف َن ْف ِس ِه بِالْمع ِّوذ‬ ِٰ
َ ‫َأن َر ُس ْو َل اللّ ه‬َّ
‫مس ُح َعلَْي ِه بِيَ ِد ِه َر َجاءَ َبَر َكتِها‬ ِ
َ ‫ت َأْقَرُأ َعلَْيه َوْأ‬ ُ ‫ا ْشتَ َّد َو َجعُهُ ُكْن‬
“Rasulullah saw jika menderita suatu penyakit, biasanya beliau meruqyah dirinya dengan membaca
kedua surah tersebut (al-Falaq dan an-Nas), kemudian meniupkannya. Ketika beliau sakit keras,
akulah yang membacakan kedua surat tersebut untuk beliau. Selanjutnya akulah yang mengusapkan
tangan beliau (pada badan beliau), demi mengharap barokah dari tangan beliau.”

Makna “meniupkannya” dalam hadits di atas adalah meniupkannya pada kedua telapak tangan, lalu
mengusapkannya pada bagian yang sakit, hal ini bila rasa sakit tersebut jelas tempatnya. Akan tetapi
jika rasa sakit tersebut menyebar, maka cukuplah mengusapkannya pada bagian tertentu saja atau
sesuai yang diinginkan.

Demikian sekelumit kaifiyah (tata cara) berobat dengan Al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah
saw, minimal hal tersebut bisa menjadikan tambahnya keimanan kita bahwa sebagian dari ayat-ayat
Al-Qur’an adalah obat bagi makhluk Allah yang sakit. Semoga Allah senantiasa memberikan
hidayah kepada kita agar senantiasa istiqamah mendekat dan beribadah kepada-Nya. Amin

َّ ‫ ِإنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬،ُ‫اسَت ْغ ِف ُر ْوه‬


‫الر ِحْي ُم‬ ِ ‫َأُقو ُل َقويِل ٰه َذا و‬ 
ْ َ‫ ف‬،‫َأسَت ْغف ُر اهللَ يِل ْ َولَ ُك ْم‬
ْ َ ْ ْ ْ
‫‪KHUTBAH 2‬‬

‫َأص َحابِِه َْأه ِل‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِٰ ِ‬


‫ص طََفى‪َ ،‬و َعلَى اٰل ه َو ْ‬ ‫ُأس لِّ ُم َعلَى َس يِّدنَا حُمَ َّمد الْ ُم ْ‬‫ُأص لِّ ْي َو َ‬‫ذي َو َك َفى‪َ ،‬و َ‬ ‫اَحْلَ ْم ُد للّ ه الَّ ْ‬
‫َأش َه ُد َّ‬
‫َأن َس يِّ َدنَا حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ‬ ‫ك لَ هُ‪َ ،‬و ْ‬ ‫َأش َه ُد َأ ْن اَّل إٰل هَ ِإاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِريْ َ‬ ‫الص ْد ِق الْ َوفَ ا‪ْ .‬‬ ‫ِّ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُوا َّ‬
‫َأن‬ ‫َو َر ُس ْولُهُ‪ََّ    ‬أما َب ْع ُد‪َ ،‬فيَا َأيُّ َها الْ ُم ْس ل ُم ْو َن‪ُْ ،‬أوص ْي ُك ْم َو َن ْفس ْي بَت ْق َوى اهلل الْ َعل ِّي الْ َعظْي ِم َو ْاعلَم ْ‬
‫ِئ‬
‫ال‪ِ :‬إ َّن اهللَ َو َماَل َكتَ هُ‬ ‫الس اَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه الْ َك ِرمْيِ َف َق َ‬ ‫الص اَل ِة َو َّ‬
‫اهللَ ََأم َر ُك ْم بِ َْأم ٍر َع ِظْي ٍم‪ََ ،‬أم َر ُك ْم بِ َّ‬
‫ص ِّل َعلَى َس يِّ ِدنَا حُمَ َّم ٍد‬ ‫ٰ‬
‫يما‪ ،‬اَللّ ُه َّم َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلُّوا َعلَْيه َو َس لِّ ُموا تَ ْس ل ً‬ ‫ين َآمنُوا َ‬
‫َّ ِ‬
‫صلُّو َن َعلَى النَّيِب ِّ‪ ،‬يَا َأيُّ َها الذ َ‬ ‫يُ َ‬
‫ت َعلَى َس يِّ ِدنَا ِإْب َر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل َس يِّ ِدنَا ِإْب َر ِاهْي َم َوبَ ا ِر ْك َعلَى‬ ‫ص لَّْي َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ ِ‬
‫َو َعلَى آل َس يِّدنَا حُمَ َّمد َك َم ا َ‬
‫ت َعلَى َس يِّ ِدنَا ِإْب َر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل َس يِّ ِدنَا ِإْب َر ِاهْي َم‪،‬‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫َسيِّدنَا حُمَ َّمد َو َعلَى ِآل َس يِّدنَا حُمَ َّمد َك َم ا بَ َار ْك َ‬
‫ِ‬

‫اَأْلحيَ ِاء‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬ ‫ٰ‬


‫ك مَح ْي ٌد جَم ْي ٌد‪ .‬اَللّ ُه َّم ا ْغف ْر ل ْل ُم ْس لمنْي َ َوالْ ُم ْس ل َمات والْمُ ْؤ مننْي َ َوالْ ُمْؤ منَ ات ْ‬
‫يِف الْعالَ ِم ِإنَّ َ ِ ِ‬
‫ْ َ نْي َ‬
‫ف‬ ‫الس ُي ْو َ‬
‫ات‪ ،‬اللهم ْادفَ ْع َعنَّا الْبَاَل ءَ َوالْغَاَل ءَ َوالْ َوبَ اءَ َوالْ َف ْح َش اءَ َوالْ ُمْن َك َر َوالَْب ْغ َي َو ُّ‬ ‫ِمْنهم واَأْلم و ِ‬
‫ُْ َ َْ‬
‫اص ةً َو ِم ْن بُْل َد ِان‬ ‫الش َداِئ َد َوالْ ِم َح َن‪َ ،‬م ا ظَ َه َر ِمْن َه ا َو َم ا بَطَ َن‪ِ ،‬م ْن َبلَ ِدنَا َه َذا َخ َّ‬ ‫الْ ُم ْختَلِ َف ةَ َو َّ‬
‫ان َوِإ ْيتَ ِاء‬‫إن اهلل ي ْأمر بِالْع ْد ِل واإْل حس ِ‬
‫َ َ ُُ َ َ ْ َ‬ ‫َّ‬ ‫‪،‬‬ ‫ُل َش ي ٍء قَ ِدير‪ِ  ‬عب اد ِ‬
‫اهلل‬ ‫ك َعلَى ك ِّ ْ ٌْ َ َ‬
‫ِ‬
‫الْ ُم ْس ل ِمنْي َ َع َّامةً‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫الب ْغ ِي‪ ،‬يَعِظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَ اذ ُك ُروا اهللَ الْ َع ِظْي َم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ويْن َهى َع ِن ال َف ْح َشاء َوالْ ُمْن َك ِر َو َ‬ ‫ذي الْ ُق ْرىَب َ‬
‫ي ْذ ُكر ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل َأ ْكَب ُر‬ ‫َ ْ َْ ُ‬

Anda mungkin juga menyukai