Anda di halaman 1dari 5

Ma’asyirol muslimin rahimani wa

Khutbah Jumat: Empat Tanda Istiqamah rahimakumullah …

Sebelumnya ada dua adab penting pada hari


Jumat saat mendengarkan Khutbah Jumat yang

‫ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ‬
perlu diterangkan.

‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِه‬ِ ‫بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَّئا‬ Pertama: Diam dan tidak berbicara saat

‫ي لَهُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن‬ َ ‫ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫هللاُ فَالَ ُم‬
mendengar khutbah.

ُ‫الَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن َسا َر‬ َ


‫اط ال ُم ْستَقِي ِْم ِإلَى‬ ِ ‫ك يَ ْو َم ْال ُج ُم َع ِة َأ ْن‬
ْ ‫ص‬
‫ َواِإل َما ُم‬. ‫ت‬ َ ِ‫احب‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ِإ َذا قُ ْل‬
َ ِ‫ت ل‬
ِ ‫َعلَى نَه ِْج ِه القَ ِوي ِْم َو َد َعا ِإلَى الصِّ َر‬
‫ت‬ َ ‫يَ ْخطُبُ فَقَ ْد لَ َغ ْو‬
‫يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِ ْيرًا‬
“Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari
‫ َو ِز ْدنَا‬،‫ َوا ْنفَ َعنَا بِ َما َعلَّ ْمتَنَا‬،‫اللّهُ َّم َعلِّ ْمنَا َما يَ ْنفَ ُعنَا‬ Jum’at, ‘Diamlah, khotib sedang berkhutbah!’
Sungguh engkau telah berkata sia-sia.” (HR.
‫ َوَأ َرنَا‬،ُ‫ق َحقّا ً َوارْ ُز ْقنَا اتِّبَا َعه‬ َّ ‫ َوَأ َرنَا ال َح‬،ً‫ِع ْلما‬ Bukhari no. 934 dan Muslim no. 851).

ُ‫اطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه‬ ِ َ‫اط َل ب‬ ِ َ‫الب‬ Kedua: Dilarangal-habwah, yaitu duduk sambil
memeluk lutut saat mendengarkan khutbah.

Dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya (Mu’adz bin


Anas Al-Juhaniy), ia berkata,

Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa


rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan ‫نَهَى َع ِن‬- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
kita kepada takwa. Dan kita diperintahkan
untuk bertakwa kepada-Nya sebagaimana
ُ‫ْال ُح ْب َو ِة يَ ْو َم ْال ُج ُم َع ِة َواِإل َما ُم يَ ْخطُب‬
disebutkan dalam ayat,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melarang dari duduk dengan memeluk
‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن‬ َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬
َّ ‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬ lutut pada saat imam sedang berkhutbah.” (HR.

َ ‫ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬


‫ون‬ Tirmidzi, no. 514 dan Abu Daud, no. 1110. Al
Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan).
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; Kali ini kami akan mengangkat tema
dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan mengenai bagaimanakah tanda seseorang
dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali itu istiqamah. Karena setiap hari kita terus
Imran: 102) mengulang ayat,

Shalawat dan salam kepada sayyid para nabi,


nabi akhir zaman, rasul yang syariatnya telah َ ‫ين َأ ْن َع ْم‬
‫ت‬ ِ ‫ا ْه ِدنَا الصِّ َراطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬
َ ‫ص َراطَ الَّ ِذ‬
sempurna, rasul yang mengajarkan perihal
ibadah dengan sempurna. Semoga shalawat
َ ِّ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الضَّال‬
‫ين‬ ِ ‫َعلَ ْي ِه ْم َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
dari Allah tercurah kepada beliau, kepada istri-
istri beliau, para sahabat beliau, serta yang
disebut keluarga beliau karena menjadi
pengikut beliau yang sejati hingga akhir
zaman. 
ِ ‫فَِإ َّن َم َع ْال ُعس‬
‫ْر يُ ْسرًا‬
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat
kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu
sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7). Ayat ini berisi ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5)
perintah untuk meminta terus istiqamah di atas
jalan yang lurus.
Ayat ini pun diulang setelah itu,

Shirathal mustaqim  menurut Ibnu Katsir


adalah: ِ ‫ِإ َّن َم َع ْال ُعس‬
‫ْر يُ ْسرًا‬

1. Mengikuti jalan nabi “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada


kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).
2. Mengikuti generasi salaf dari para
sahabat seperti Abu Bakar dan ‘Umar Tentang ayat di atas,
3. Mengikuti kebenaran Qatadah rahimhuallahberkata,
4. Mengikuti Islam
5. Mengikuti Al-Qur’an َ ِ‫لَ ْن يَ ْغل‬
‫ب ُع ْس ٌر يُ ْس َري ِْن‬
Ibnu Katsir rahimahullah  mengungkapkan
bahwa semua pengertian di atas itu benar dan
semua makna di atas itu saling terkait. Siapa “Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua
yang mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa kemudahan.”
sallam  dan mengikuti sahabat sesudahnya yaitu
Abu Bakar dan Umar, maka ia telah mengikuti
kebenaran. Siapa yang mengikuti kebenaran, Ingatlah hikmah di balik musibah
berarti ia telah mengikuti Islam. Siapa yang
mengikuti Islam, berarti ia telah mengikuti Al- sungguh luar biasa
Qur’an (Kitabullah), itulah tali Allah yang kokoh.
Itulah semua termasuk ash-shirothol Pertama: Musibah itu sebagai ujian, siapakah
mustaqim (jalan yang lurus). Semua yang mampu bersabar.
pengertian di atas itu benar saling mendukung
satu dan lainnya. Walillahil hamd. Lihat Tafsir Kedua: Untuk membersihkan hati manusia dan
Al-Qur’an Al-‘Azhim, 1:213. supaya lepas dari sifat-sifat buruk karena 
ketika musibah datang, maka kesombongan,
ujub, hasad berubah menjadi ketundukan
kepada Allah.

Bagaimana kita bisa istiqamah pada jalan yang


lurus?
Syafiq Al-Balji rahimahullah berkata bahwa ada Ketiga: Iman seorang mukmin menjadi kuat.
empat cara untuk istiqamah,
Pertama: Tidak meninggalkan perintah Allah karena Keempat: Musibah menunjukkan kuatnya Allah
sedang mengalami musibah. dan lemahnya manusia.
Kedua: Tidak meninggalkan perintah Allah karena
kesibukan dunia.
Ketiga: Tidak mengikuti komentar orang lain dan Kelima: Dengan adanya musibah, kita jadi
mengedepankan hawa nafsu sendiri. semangat berdoa dengan ikhlas.
Keempat: Beramal sesuai Al-Quran dan Sunnah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keenam: Musibah itu untuk membangunkan
(Hilyah Al-Auliya’, 8:17, dinukil dari At-Tadzhib Al- seseorang yang sedang lalai.
Maudhu’i li Hilyah Al-Auliya’, hlm. 50).
Ketujuh: Nikmat itu baru dirasakan kalau kita
mengetahui lawannya. Kita baru rasakan nikmat
Tetap istiqamah walaupun mendapatkan musibah sehat ketika kita mendapatkan sakit.

Allah Ta’ala berfirman,
Tidak meninggalkan perintah Allah dikumpulkan bersama Ubay bin
Khalaf.
walaupun sibuk dengan urusan  
dunia
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu Ketiga: Tidak mengikuti komentar orang lain dan
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam  pernah menceritakan tentang shalat mengedepankan hawa nafsu sendiri.
pada suatu hari di mana beliau bersabda,
Dalam hadits disebutkan,

‫ت لَهُ نُوراً َوبُرْ هَانا ً َونَ َجاةً يَ ْو َم‬ ْ َ‫َم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا َكان‬
ْ ِ‫ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن لَ ْم يُ َحاف‬
َ‫اس َكفَاهُ هَّللا ُ ُمْؤ نَة‬ِ َّ‫ضا َء هَّللا ِ ِب َس َخ ِط الن‬
َ ‫س ِر‬ َ ‫َم ِن ْالتَ َم‬
َ‫ظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ نُو ٌر َوال‬
ُ‫اس بِ َس َخ ِط هَّللا ِ َو َكلَه‬
ِ َّ‫ضا َء الن‬ َ ‫س ِر‬ َ ‫اس َو َم ِن ْالتَ َم‬
ِ َّ‫الن‬
َ ‫ان يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َم َع قَار‬
‫ُون‬ َ ‫ان َوالَ نَ َجاةٌ َو َك‬ ٌ َ‫بُرْ ه‬
ِ َّ‫هَّللا ُ ِإلَى الن‬
‫اس‬
‫ف‬ٍ َ‫ان َوُأبَ ِّى ب ِْن َخل‬َ ‫َوفِرْ َع ْو َن َوهَا َم‬
“Barangsiapa yang mencari ridha Allah saat
“Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan
mendapatkan cahaya, petunjuk, keselamatan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang
pada hari kiamat. Siapa yang tidak mencari ridha manusia namun Allah itu murka,
menjaganya, maka ia tidak mendapatkan maka Allah akan biarkan dia bergantung pada
cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. manusia.” (HR. Tirmidzi, no. 2414 dan Ibnu
Nantinya di hari kiamat, ia akan dikumpulkan Hibban, no. 276. Syaikh Al-Albani mengatakan
bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin bahwa hadits ini shahih).
Khalaf.” (HR. Ahmad, 2:169. Syaikh Syu’aib Al-
Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits
ini hasan). Keempat: Beramal sesuai Al-Quran dan Sunnah

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


kitab Ash-Shalah wa Hukmu Taarikihaa (hlm.
37-38) mengenai hadits di atas, Allah Ta’ala  berfirman,

 Siapa yang sibuk ‫َو َما َآتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا‬
dengan hartanya sehingga ِ ‫َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬
melalaikan shalatnya, maka ia akan
dikumpulkan bersama Qarun. “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada

 Siapa yang sibuk


dengan kerajaannya sehingga Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
melalaikan shalatnya, maka ia akan hukumannya.” (QS. Al-Hasyr: 7).

dikumpulkan bersama Fir’aun.


Dalam hadits Al-‘Irbadh bin Sariyah disebutkan
 Siapa yang sibuk bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
dengan kekuasaannya sehingga sallam bersabda,
melalaikan shalat, maka ia akan
ٌ‫ور فَِإ َّن ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬ ‫َوِإيَّا ُك ْم َو ُمحْ َدثَا ِ ُأل‬
dikumpulkan bersama Haman ِ ‫ت ا ُم‬
(menterinya Fir’aun). ٌ‫ضالَلَة‬َ ‫َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬
 Siapa yang sibuk
dengan perdagangannya sehingga “Hati-hatilah dengan perkara baru dalam
melalaikan shalat, maka ia akan agama. Karena setiap perkara baru (dalam
agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah
sesat.” (HR. Abu Daud, no. 4607; Tirmidzi, no.
‫‪2676; dan An-Nasa’i, no. 46. Syaikh Al-Albani‬‬
‫‪mengatakan bahwa hadits ini shahih).‬‬
‫صلَّي َ‬
‫ْت‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫‪Demikian tanda kita bisa istiqamah,‬‬
‫‪kesimpulannya adalah:‬‬
‫ت‬‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫آل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫‪1. Tidak meninggalkan perintah Allah‬‬
‫‪tatkala kita tertimpa musibah.‬‬ ‫ت َوالمْؤ ِمنِي َْن‬ ‫اللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َوالم ْسلِ َما ِ‬
‫‪2. Tidak meninggalkan perintah Allah‬‬ ‫ك َس ِم ْي ٌع‬ ‫ت اَألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا ِ‬
‫ت ِإنَّ َ‬ ‫َوالمْؤ ِمنَا ِ‬
‫‪karena kesibukan dunia.‬‬
‫قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َو ِة‬
‫‪3. Tidak mengikuti komentar orang dan‬‬

‫َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْن َ‬


‫‪hawa nafsu sendiri.‬‬
‫‪4. Beramal sesuai Al-Qur’an dan Sunnah‬‬
‫ك‬
‫‪Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.‬‬ ‫ت ْال َوهَّابُ‬ ‫ك َأ ْن َ‬
‫َرحْ َمةً ِإنَّ َ‬
‫‪Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah‬‬

‫اللَّهُ َّم ِإنَّا نَ ْسَألُ َ‬


‫‪memberi taufik dan hidayah.‬‬
‫ك الهُ َدى َوالتُّقَى َوال َعفَ َ‬
‫اف َوال ِغنَى‬
‫َأقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر‬ ‫ُأل‬
‫ور ُكلِّهَا َوَأ ِجرْ نَا ِم ْن‬
‫اللَّهُ َّم َأحْ ِس ْن َعاقِبَتَنَا فِى ا ُم ِ‬
‫ال ُم ْسلِ ِمي َْن ِإنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
‫اآلخ َر ِة‬
‫ب ِ‬ ‫ى ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ‬
‫ِخ ْز ِ‬
‫‪ ‬‬
‫اَللَّهُ َّم َأصْ لِحْ ُواَل ةَ ُأ ُم ْو ِرنَا‪ ،‬اَللَّهُ َّم َوفِّ ْقهُ ْم لِ َما فِ ْي ِه‬
‫صاَل ُح ْاِإل ْساَل ِم َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن اَللَّهُ َّم َأ ْب ِع ْد‬ ‫صاَل ُحهُ ْم َو َ‬ ‫َ‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫َع ْنهُ ْم بِطَانَةَ الس ُّْو ِء َو ْال ُم ْف ِس ِدي َْن َوقَرِّ بْ ِإلَ ْي ِه ْم َأ ْه َل‬
‫‪ ‬‬ ‫اص ِحي َْن يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‬ ‫ْال َخي ِْر َوالنَّ ِ‬
‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى‬ ‫ال َح ْم ُد هللِ َربِّ ال َعال ِمي َْن َوال َّ‬
‫اف اَأل ْنبِيَا ِء َوالمرْ َسلِي َْن نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه‬
‫َأ ْش َر ِ‬
‫صحْ بِ ِه َأجْ َم ِعي َْن‬
‫َو َ‬

‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعي ٍُن‬ ‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز َو ِ‬


‫ين ِإ َما ًما‬ ‫َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ َ‬
‫اَ َّما بَ ْع ُد ‪ :‬فَيَااَ ُّيهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُواهللاَ تَ َعال َى‪.‬‬
‫ش َماظَهَ َر َو َمابَطَ ْن ‪َ .‬و َحافِظُ ْوا َعل َى‬ ‫َو َذر ْ‬
‫ُوالفَ َو ِ‬
‫اح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا‬
‫الطَّا َع ِة َو ُحض ُْو ِر ْال ُج ْم َع ِة َو ْال َج َما َع ِة‪َ .‬وا ْعلَ ُم ْوااَ َّن‬ ‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫َع َذ َ‬
‫هللاَ اَ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‪َ .‬وثَنَّى بِ َمالَِئ َك ِة‬
‫قُ ْد ِس ِه‪ .‬فَقَا َل تَ َعال َى َولَ ْم يَزَلْ قَاِئالً َعلِ ْي ًما‪ :‬اِ َّن هللاَ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫صحْ بِ ِه‬ ‫َو َ‬
‫صلُّ ْو َن َعل َى النَّبِ ْى يَا َ ُّيهَاالَّ ِذي َْن‬ ‫َو َمالَِئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫ان ِإلَى يَ ْو ِم ال ّديْن‬
‫و َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‬
‫آ َمنُ ْوا َ‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا َأ ِن ْال َح ْم ُد هلل َربِّ ْال َعالَ ِمي َْن‬
‫َو ِ‬

Anda mungkin juga menyukai