ِإ ّن ْال َح ْم َد ِهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَع ُْو ُذ
perlu diterangkan.
ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد ِهِ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَّئا Pertama: Diam dan tidak berbicara saat
ي لَهُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن َ ض ّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد ِ هللاُ فَالَ ُم
mendengar khutbah.
ُالَ ِإلهَ ِإالّ هللاُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن ُم َح ّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُاطالً َوارْ ُز ْقنَا اجْ تِنَابَه ِ َاط َل ب ِ َالب Kedua: Dilarangal-habwah, yaitu duduk sambil
memeluk lutut saat mendengarkan khutbah.
Amma ba’du …
Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan نَهَى َع ِن- صلى هللا عليه وسلم- ِ َأ َّن َرسُو َل هَّللا
kita kepada takwa. Dan kita diperintahkan
untuk bertakwa kepada-Nya sebagaimana
ُْال ُح ْب َو ِة يَ ْو َم ْال ُج ُم َع ِة َواِإل َما ُم يَ ْخطُب
disebutkan dalam ayat,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melarang dari duduk dengan memeluk
ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن َ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ
َّ ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح lutut pada saat imam sedang berkhutbah.” (HR.
Allah Ta’ala berfirman,
Tidak meninggalkan perintah Allah dikumpulkan bersama Ubay bin
Khalaf.
walaupun sibuk dengan urusan
dunia
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu Ketiga: Tidak mengikuti komentar orang lain dan
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menceritakan tentang shalat mengedepankan hawa nafsu sendiri.
pada suatu hari di mana beliau bersabda,
Dalam hadits disebutkan,
ت لَهُ نُوراً َوبُرْ هَانا ً َونَ َجاةً يَ ْو َم ْ ََم ْن َحافَظَ َعلَ ْيهَا َكان
ْ ِْالقِيَا َم ِة َو َم ْن لَ ْم يُ َحاف
َاس َكفَاهُ هَّللا ُ ُمْؤ نَةِ َّضا َء هَّللا ِ ِب َس َخ ِط الن
َ س ِر َ َم ِن ْالتَ َم
َظ َعلَ ْيهَا لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ نُو ٌر َوال
ُاس بِ َس َخ ِط هَّللا ِ َو َكلَه
ِ َّضا َء الن َ س ِر َ اس َو َم ِن ْالتَ َم
ِ َّالن
َ ان يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة َم َع قَار
ُون َ ان َوالَ نَ َجاةٌ َو َك ٌ َبُرْ ه
ِ َّهَّللا ُ ِإلَى الن
اس
فٍ َان َوُأبَ ِّى ب ِْن َخلَ َوفِرْ َع ْو َن َوهَا َم
“Barangsiapa yang mencari ridha Allah saat
“Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan
mendapatkan cahaya, petunjuk, keselamatan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang
pada hari kiamat. Siapa yang tidak mencari ridha manusia namun Allah itu murka,
menjaganya, maka ia tidak mendapatkan maka Allah akan biarkan dia bergantung pada
cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. manusia.” (HR. Tirmidzi, no. 2414 dan Ibnu
Nantinya di hari kiamat, ia akan dikumpulkan Hibban, no. 276. Syaikh Al-Albani mengatakan
bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin bahwa hadits ini shahih).
Khalaf.” (HR. Ahmad, 2:169. Syaikh Syu’aib Al-
Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits
ini hasan). Keempat: Beramal sesuai Al-Quran dan Sunnah
Siapa yang sibuk َو َما َآتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا
dengan hartanya sehingga ِ َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا
ب
melalaikan shalatnya, maka ia akan
dikumpulkan bersama Qarun. “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada