Anda di halaman 1dari 18

Matan Taqrib: Cara Mengusap Khuf (Sepatu)

 Menu

 Search for
 Switch skin

 Home/Naskah Khutbah/Khutbah Jumat

Khutbah JumatTeladan

Khutbah Jumat: Belajar dari Rumaysho Ummu


Sulaim Keimanan, Sabar, dan Akhlak Mulia
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc  Follow on TwitterSend an emailMay 20, 2022

0 9,883 7 minutes read

Khutbah kali ini ada kisah-kisah menarik dari sahabiyah Anshar Ummu Sulaim, yang
nama lainnya adalah Rumaysho. Semoga kita bisa memetik pelajaran tentang keimanan,
kesabaran, dan akhlak yang mulia.

 
 

Daftar Isi  tutup 

1. Khutbah Pertama

1.1. Kisah pertama dari Rumaysho Ummu Sulaim:

1.2. Kisah kedua dari Rumaysho Ummu Sulaim:

1.3. Kisah ketiga dari Rumaysho Ummu Sulaim:

1.4. Dari Rumaysho Ummu Sulaim, kita dapat belajar:

2. Khutbah Kedua

2.1. Referensi:

2.2. Silakan unduh Khutbah Jumat “Belajar dari Rumaysho Ummu Sulaim: Iman, Sabar, Akhlak Mulia”:

Khutbah Pertama
‫ وَ عَ لَى آ ِل ِه‬، َ‫سيِّ ِد وَ لَ ِد عَ ْدنَان‬ َ ‫ُح َّم ٍد‬ َ ‫ساَل ُم عَ لَى م‬ َّ ‫ وَ الصَّ اَل ُة وَ ال‬،‫َّان‬ِ ‫ك ال َّدي‬ ِ ‫هلل ا ْل َم ِل‬
ِ ‫الحمْ ُد‬
َ
ِ ‫وَ صَ ْح ِب ِه وَ تَ ِاب ِع ْي ِه عَ لَى مَرِّ ال َّزم‬
.‫َان‬
‫ُح َّمدًا عَ ْب ُد ُه وَ رَ سُوْ لُ ُه‬َ ‫ش َه ُد َأنَّ م‬ ْ ‫ وَ َأ‬، ‫ش ِريْكَ لَ ُه‬ َ ‫هللا وَ ْح َد ُه اَل‬ ُ ‫ش َه ُد َأنْ اَّل ِإل َه ِإاَّل‬
ْ ‫وَ َأ‬
َ‫ي َكانَ ُخلُ ُق ُه ا ْل ُقرْ آن‬ ْ ‫الَّ ِذ‬
. َ‫س ِلمُوْ ن‬ ْ ‫هللا َح َّق تُ َقا ِت ِه وَ اَل َتمُوْ تُنَّ ِااَّل وَ َأ ْنتُ ْم ُم‬ َ ‫ ِاتَّقُوا‬، َ‫اضرُوْ ن‬ ِ ‫ َفيَا َأيُّ َها ا ْل َح‬،ُ‫َامَّا بَعْ د‬
:‫ان الرَّ ِجي ِْم‬ِ َ ‫ش ْيط‬ َّ ‫هلل ِمنَ ال‬ ِ ‫ َأعُوْ ُذ ِبا‬.‫َظي ِْم‬ ِ ‫هللا تَعَالَى ِفي ا ْل ُقرْ ٰا ِن ا ْلع‬ ُ ‫َقا َل‬
َّ ‫س وَ ا ِح َد ٍة وَ خَ لَ َق ِم ْن َها زَ وْ َج َها وَ ب‬ ‫َأ‬
‫َث‬ ٍ ‫يَا يُّ َها النَّاسُ اتَّقُوا رَ بَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَ َق ُك ْم ِمنْ نَ ْف‬
َ‫ِم ْن ُهمَا ِر َجااًل َك ِثيرً ا وَ ِنسَا ًء وَ اتَّقُوا اللَّ َه الَّ ِذي تَسَا َءلُونَ ِب ِه وَ اَأْلرْ َحا َم ِإنَّ اللَّ َه َكان‬
‫عَ لَ ْي ُك ْم رَ ِقيبًا‬
 

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah …


Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada
kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan
melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi akhir zaman, suri tauladan kita, Nabi
kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Murid-murid Nabi kita dari kalangan sahabat adalah orang-orang mulia dan akhlaknya
patut dicontoh. Di antara mereka ada sahabat dari kalangan Anshar yang
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan,

ِ ‫ وَ آيَ ُة النِّ َف‬،‫ار‬


ِ َ‫اق ب ُْغضُ األ ْنص‬
‫ار‬ ِ ‫آيَ ُة اِإل ْيم‬
ِ َ‫َان ُحبُّ األ ْنص‬
“Di antara tanda iman adalah mencintai kaum Anshar. Di antara tanda kemunafikan
adalah membenci Anshar.” (HR. Bukhari, no. 16)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kita agar berbicara tentang kebaikan
mereka, tidak boleh menjelekkan dan mencela mereka. Dalam hadits disebutkan,
َ‫ َفلَوْ َأنَّ َأ َح َد ُك ْم َأ ْن َف َق ِم ْث َل ُأ ُح ٍد َذ َهبًا مَا بَلَ َغ ُم َّد َأ َح ِد ِه ْم وَ ال‬، ‫سبُّوا َأصْ َح ِابى‬
ُ َ‫الَ ت‬
‫صي َف ُه‬
ِ َ‫ن‬
“Janganlah kalian mencela sahabatku. Seandainya salah seorang di antara kalian
menginfakkan emas semisal gunung Uhud, maka itu tidak bisa menandingi satu mud
infak sahabat, bahkan tidak pula separuhnya.” (HR. Bukhari, no. 3673 dan Muslim, no.
2540).
Baca juga: Tak Boleh Mencela Sahabat Nabi
Pada kesempatan Jumat kali ini, ada satu sahabat wanita dari kalangan Anshar yang
berasal dari suku Khazraj yang mesti kita gali pelajaran dari beliau. Ia adalah Ummu
Sulaim. Ada yang menyebut Ummu Sulaim memiliki nama Ghumaisha’. Ada juga yang
menyebutnya dengan Rumaysho, Sahlah, Anifah, atau Rumaitsah. Ia adalah putri dari
Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin ‘Aamir bin Ghanam bin ‘Adi bin An-
Najar. Rumaysho ini adalah ibu dari Anas bin Malik, pelayan Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rumaysho awalnya menikah dengan Malik yang kafir. Ia menuntun putranya Anas untuk
mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia menuntun putranya, ucapkanlah “LAA ILAHA
ILLALLAH, ASY-HADU ANNA MUHAMMADAR ROSULULLAH.” Anas pun
mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut. Setelah Anas masuk Islam, Malik berkata
kepada Ummu Sulaim,
. ‫ ِإنِّي الَ ُأ ْف ِس ُد ُه‬: ‫ َفتَ ُقوْ ُل‬. ‫الَ تُ ْف ِس ِدي عَ لي ا ْب ِني‬
“Kamu jangan merusak anakku.” Ummu Sulaim menjawab, “Aku tidaklah merusaknya.”

Baca juga: Keutamaan Kalimat LAA ILAHA ILLALLAH


Malik kemudian pergi. Lantas Malik bertemu musuhnya, lalu ia dibunuh oleh musuhnya.
Ummu Sulaim tidaklah menikah sampai Anas sendiri yang menyarankan ibunya menikah.

Kemudian Ummu Sulaim dilamar lalu menikah dengan Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-
Anshari. Lalu putranya dari pernikahan tersebut adalah Abu ‘Umair dan ‘Abdullah.

Ummu Sulaim pernah mengikuti perang Hunain dan Uhud. Ia adalah di antara wanita-
wanita istimewa. Rumaysho Ummu Sulaim adalah di antara sahabat yang mulia, dikenal
dengan akhlaknya yang luar biasa dan bagaimanakah kesabarannya yang sulit
ditemukan di zaman ini.

Baca juga: Jihad dengan Ilmu vs Senjata


 

Kisah pertama dari Rumaysho Ummu Sulaim:


Anas mengatakan bahwa Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim sebelum Abu Thalhah
masuk Islam. Ummu Sulaim berkata, “Saya tertarik kepadamu dan semisalmu juga
mendatangiku. Sayangnya, kamu itu laki-laki kafir. Saya adalah wanita Muslimah. Jika
kamu masuk Islam, itu sudah cukup menjadi maharku, aku tidak meminta mahar yang
lainnya lagi.” Lantas Abu Thalhah masuk Islam dan menikahi Ummu Sulaim. Lihat
Tahdzib Hilyah Al-Auliya’ wa Thabaqaat Al-Ashfihaa’ karya Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Ash-
fahani, hlm. 279.

Pelajarannya: Jadilah orang yang memiliki pendirian kokoh. Jangan


sampai mau korbankan agama hanya karena ada pria atau wanita
yang tertarik menikah.
Baca juga: Jadilah Wanita Seperti Ummu Sulaim, Jangan Sampai
Korbankan Agama Karena Pria
 

Kisah kedua dari Rumaysho Ummu Sulaim:


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan:
Ada seseorang yang mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam keadaan
lapar), lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusan ke para istri beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Kami tidak memiliki apa pun kecuali air”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapakah di antara kalian yang ingin
menjamu orang ini?” Salah seorang kaum Anshar berseru, “Saya.”

Lalu orang Anshar ini membawa lelaki tadi ke rumah istrinya, (dan) ia berkata,
“Muliakanlah tamu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!” Istrinya menjawab, “Kami
tidak memiliki apa pun kecuali jatah makanan untuk anak-anak.”

Orang Anshar itu berkata, “Siapkanlah makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan
tidurkanlah anak-anak kalau mereka minta makan malam!” Kemudian, wanita itu pun
menyiapkan makanan, menyalakan lampu, dan menidurkan anak-anaknya.

Dia lalu bangkit, seakan hendak memperbaiki lampu dan memadamkannya. Kedua
suami-istri ini memperlihatkan seakan mereka sedang makan. Setelah itu mereka tidur
dalam keadaan lapar.

Keesokan harinya, sang suami datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Malam ini Allah tertawa atau takjub
dengan perilaku kalian berdua. Lalu Allah menurunkan ayat,

‫شحَّ نَ ْف ِس ِه َفُأولَِئكَ ُه ْم‬ َ ‫وَ يُْؤ ِثرُونَ عَ لَى َأ ْنف ُِس ِه ْم وَ لَوْ َكانَ ِب ِه ْم خَ صَ اصَ ٌة وَ مَنْ ي‬
ُ ‫ُوق‬
َ‫ا ْل ُم ْف ِل ُحون‬
“Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9). (HR
Bukhari, no. 3798). Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan nama orang Anshar yang
melayani tamu tersebut adalah Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu. Istri Abu Thalhah adalah
Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha.
Pelajarannya: Milikilah sifat mulia itsar, yaitu mendahulukan orang
lain daripada diri sendiri untuk urusan dunia, padahal diri kita sendiri
butuh. Sifat itsar lebih dari sekadar berderma, tetapi lebih pada
berkorban demi saudara dan begitu kuatkanya keyakinan akan janji
Allah.
Baca juga: Berbagai Kisah Itsar Penuh Teladan
 
Kisah ketiga dari Rumaysho Ummu Sulaim:
Dari Anas, ia berkata mengenai putera dari Abu Thalhah dari istrinya Ummu Sulaim.
Ummu Sulaim berkata pada keluarganya,

‫الَ ت َُح ِّدثُوا َأبَا ط َ ْل َح َة ِبا ْب ِن ِه َحتَّى َأ ُكونَ َأنَا ُأ َح ِّدثُ ُه‬
“Jangan beritahu Abu Thalhah tentang putranya, biar aku sendiri yang memberitahukan
kepadanya.” Diceritakan bahwa ketika Abu Thalhah pulang, istrinya Ummu Sulaim
kemudian menawarkan padanya makan malam. Suaminya pun menyantap dan
meminumnya. Kemudian Ummu Sulaim berdandan cantik yang belum pernah ia
berdandan secantik itu. Suaminya pun menyetubuhi Ummu Sulaim. Ketika Ummu Sulaim
melihat suaminya telah puas dan telah menyetubuhi dirinya, ia pun berkata,

ْ‫اريَتَ ُه ْم َألَ ُه ْم َأن‬


ِ َ‫ْت َفطَلَبُوا ع‬ٍ ‫اريَتَ ُه ْم َأ ْه َل بَي‬ ‫َأ‬ ‫يَا َأبَا ط َ ْل َح َة َأرَ َأي َ َأ‬
ِ َ‫ْت لَوْ نَّ َقوْ مًا عَ ارُ وا ع‬
. َ‫ب ا ْبنَك‬ ْ ‫ت َف‬
ِ ‫احتَ ِس‬ ْ َ‫ َقال‬.َ‫يَمْ نَعُو ُه ْم َقا َل ال‬
“Bagaimana pendapatmu jika ada suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu
keluarga, lalu mereka meminta pinjaman mereka lagi, apakah tidak dibolehkan untuk
diambil?” Abu Thalhah menjawab, “Tidak.” Ummu Sulaim, “Bersabarlah dan berusahalah
raih pahala karena kematian puteramu.” Abu Thalhah lalu marah kemudian berkata,
“Engkau biarkan aku tidak mengetahui hal itu hinggga aku berlumuran janabah, lalu
engkau kabari tentang kematian anakku?” Abu Thalhah pun bergegas ke tempat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengabarkan apa yang terjadi pada beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendoakan,

‫بَارَ كَ اللَّ ُه لَ ُكمَا ِفى َغ ِاب ِر لَ ْيلَ ِت ُكمَا‬


“Semoga Allah  memberkahi  kalian berdua dalam kebaikan pada malam yang telah
berlalu dari kalian berdua.” Akhirnya, Ummu Sulaim pun hamil lagi. (HR. Muslim, no.
2144).
Pelajarannya: Dari kisah ini, kita bisa melihat bagaimana kuatnya
kesabaran Ummu Sulaim, sungguh ia begitu penyabar. Sampai-sampai
ketika putranya meninggal dunia, ia bisa bersabar seperti itu. Ketika
dapat musibah kala itu, ia tetap melayani suaminya seperti biasa,
bahkan ia pun berdandan begitu istimewa demi memuaskan suaminya
di ranjang. Tatkala suaminya puas, baru ia kabarkan tentang kematian
putranya. Sungguh kesabaran yang luar biasa.
Ingat pula bahwa doa berkah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sungguh luar biasa.
Ummu Sulaim setelah itu dikarunia tujuh anak yang kesemuanya telah menamatkan Al-
Qur’an. Itulah hikmah di balik kesulitan ada kemudahan. Satu kesulitan tak mungkin
mengalahkan dua kemudahan.

Baca juga: Kisah Rumaysho Ummu Sulaim yang Sangat Penyabar


 

Dari Rumaysho Ummu Sulaim, kita dapat belajar:


1. Pentingnya mempertahankan iman, bukan mengejar dunia hingga
meninggalkan agama.

2. Milikilah sifat itsar, dahulukan saudara kita dalam urusan dunia, walau
sebenarnya kita butuh. Kalau itsar itu dianjurkan, bersedekah dan berderma
tentu dianjurkan pula.

3. Kita harus bersabar dalam menghadapi ujian.

Sabar secara bahasa berarti al-habsu yaitu menahan diri. Sedangkan secara syari, sabar
adalah menahan diri dalam tiga perkara : (1) ketaatan kepada Allah, (2) hal-hal yang
diharamkan, (3) takdir Allah yang dirasa pahit.
Baca juga: Tiga Bentuk Sabar
 

Semoga Allah menganugerahkan kepada kita keimanan, kesabaran, dan akhlak yang
mulia dengan pandai berderma dan memberi.
 

َ ُ‫َأ ُقوْ ُل َقوْ ِليْ ٰه َذا وَ َأسْ تَ ْغفِر‬


‫ ِإنَّ ُه ُهوَ ا ْل َغ ُفوْ رُ ال َّر ِح ْي ُم‬،‫ َفاسْ تَ ْغ ِفرُوْ ُه‬،‫هللا ِليْ وَ لَ ُك ْم‬
 

Khutbah Kedua
‫ وَ عَ لَى آ ِل ِه‬،‫ُح َّم ٍد ا ْلمُصْ ط َ َفى‬
َ ‫سيِّ ِدنَا م‬ َ ‫سلِّ ُم عَ لَى‬ َ ‫ وَ ُأصَ لِّيْ وَ ُأ‬،‫َا ْل َحمْ ُد ِل ٰلّ ِه وَ َك َفى‬
َ َّ‫ش َه ُد َأن‬
‫سيِّ َدنَا‬ ْ ‫ وَ َأ‬،ُ‫ش ِريْكَ لَه‬
َ ‫هللا وَ ْح َد ُه اَل‬ ُ ‫ش َه ُد َأنْ اَّل إل َه ِإاَّل‬
ْ ‫ َأ‬.‫وَ َأصْ َح ِاب ِه َأ ْه ِل ا ْلوَ َفا‬
،ُ‫ُح َّمدًا عَ ْب ُد ُه وَ رَ سُوْ لُ ُه َأمَّا بَ ْعد‬
َ ‫م‬
‫َظي ِْم وَ اعْ لَمُوْ ا َأنَّ َ‬
‫هللا‬ ‫ي ا ْلع ِ‬ ‫هللا ا ْل َع ِل ِّ‬
‫ص ْي ُك ْم وَ نَ ْف ِسيْ ِبتَ ْقوَ ى ِ‬ ‫َفيَا َأيُّ َها ا ْلمُسْ ِلمُوْ نَ ‪ُ ،‬أوْ ِ‬
‫ساَل ِم عَ لَى نَ ِبيِّ ِه ا ْل َك ِري ِْم َف َقالَ‪ِ :‬إنَّ َ‬
‫هللا‬ ‫صاَل ِة وَ ال َّ‬ ‫َأمَرَ ُك ْم ِبَأمْ ٍر عَ ِظي ٍْم‪َ ،‬أمَرَ ُك ْم ِبال َّ‬
‫س ِليمًا‪،‬‬‫سلِّمُوا تَ ْ‬ ‫ي‪ ،‬يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا صَ لُّوا عَ لَ ْي ِه وَ َ‬ ‫وَ َماَل ِئ َكتَ ُه يُصَ لُّونَ عَ لَى النَّ ِب ِّ‬
‫ْت عَ لَى ِإبْرَ ا ِه ْي َم وَ عَ لَى آ ِل‬ ‫ُح َّم ٍد َكمَا صَ لَّي َ‬ ‫ُح َّم ٍد وَ عَ لَى آ ِل م َ‬ ‫َاللَّ ُه َّم صَ ِّل عَ لَى م َ‬
‫ت عَ لَى‬ ‫ُح َّم ٍد َكمَا بَارَ ْك َ‬ ‫ُح َّم ٍد وَ عَ لَى آ ِل م َ‬ ‫َاركْ عَ لَى م َ‬ ‫ِإبْرَ ا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيدٌ‪ .‬وَ ب ِ‬
‫ِإبْرَ ا ِه ْي َم وَ عَ لَى آ ِل ِإبْرَ ا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ات‪،‬‬ ‫ات اَأْل ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم وَ اَأْلمْ وَ ِ‬ ‫َات وا ْل ُمْؤ ِم ِنيْنَ وَ ا ْل ُمْؤ ِمنَ ِ‬ ‫اغ ِفرْ ِل ْلمُسْ ِل ِميْنَ وَ ا ْلمُسْ ِلم ِ‬ ‫َال ٰلّ ُه َّم ْ‬
‫رَ بّنَا الَتَُؤ ا ِخ ْذ نَا ِإنْ نَ ِس ْينَا َأوْ َأخْ طَْأ نَا رَ بّنَا وَ الَ تَ ْح ِملْ عَ لَ ْينَا ِإصْ رً ا َكمَا َح َم ْلتَ ُه عَ لَى‬
‫اغ ِفرْ َلنَا وَ ارْ َحمْ نَا‬ ‫الّ ِذيْنَ ِمنْ َق ْب ِلنَا رَ بّنَا وَ الَ تً َح ّم ْلنَا مَاالَ طَا َق َة لَنَا ِب ِه وَ اعْ فُ عَ نّا وَ ْ‬
‫ت مَوْ الَنَا َفا ْنصُرْ نَا عَ لَى ا ْل َقوْ ِم ا ْل َكا ِف ِريْنَ ‪.‬‬ ‫َأ ْن َ‬
‫سَألُكَ ال ُهدَى ‪ ،‬والتُّ َقى ‪ ،‬وال َع َفافَ ‪ ،‬وال ِغنَى‬ ‫اللَّ ُه َّم إنَّا نَ ْ‬
‫اللَّ ُه َّم ا ْك ِفنَا ِب َحالَ ِلكَ عَ نْ َحرَ ا ِمكَ وَ َأ ْغ ِننَا ِب َفضْ ِلكَ عَ مَّنْ ِسوَ اكَ‬
‫يع سَخَ ِطكَ‬ ‫اللَّ ُه َّم إنَّا َنعُوْ ُذ ِبكَ ِمنْ زَ وَ ا ِل ِنعْ َم ِتكَ وَ تَ َحوُّ ِل عَ ا ِفيَ ِتكَ وَ ُف َجا َء ِة ِن ْق َم ِتكَ وَ َج ِم ِ‬
‫سيِِّئ ْاَألسْ َق ِام‬ ‫ُون وَ ا ْل ُج َذ ِام وَ ِمنْ َ‬ ‫ص وَ ا ْل ُجن ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم إنَّا َنعُوْ ُذ ِبكَ ِمنَ ا ْلبَرَ ِ‬
‫ي ال ُّد ْنيَا وَ عَ َذا ِ‬ ‫ُور ُكلِّ َها‪ ،‬وَ أ ِجرْ نَا ِمنْ ِخزْ ِ‬ ‫ُأل‬
‫ب اآل ِخرَ ِة‬ ‫أح ِسنْ عَ ا ِقبَتَنَا ِفي ا م ِ‬ ‫الله ّم ْ‬
‫سنَ ًة وَ ِقنَا عَ َذابَ النّ ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫سنَ ًة وَ ِفي ْاَأل ِخرَ ِة َح َ‬ ‫رَ بَنَا ءَا ِتنَا ِفي ال ّد ْنيَا َح َ‬
‫ب العَالَ ِميْنَ‬ ‫هلل رَ ِّ‬ ‫وَ ا ْل َحمْ ُد ِ‬
‫َان وَ ِإ ْيتَا ِء ِذي ا ْل ُقرْ بَى ويَ ْن َهى عَ ِن ال َف ْح َ‬ ‫هللا‪ ،‬إنَّ َ ْأ‬
‫شا ِء‬ ‫هللا يَ مُرُ ِبا ْل َع ْد ِل وَ اإْل ْحس ِ‬ ‫ِعبَا َد ِ‬
‫َظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم وَ لَ ِذ ْكرُ ِ‬
‫هللا‬ ‫هللا ا ْلع ِ‬ ‫ي‪ ،‬يَ ِعظ ُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪َ .‬فاذ ُكرُ وا َ‬ ‫وَ ا ْل ُم ْن َك ِر وَ الب َْغ ِ‬
‫َأ ْكبَرُ‬
‫‪ ‬‬

‫‪Referensi:‬‬
‫‪‬‬ ‫‪Tahdzib Hilyah Al-Auliya’ wa Thabaqaat Al-Ashfihaa’. Cetakan pertama, Tahun‬‬
‫‪1419 H. Shalih Ahmad Asy-Syami. Penerbit Maktahab Al-Islamy.‬‬
‫‪‬‬ ‫?‪https://www.islamweb.net/amp/ar/library/index.php‬‬
‫‪page=bookcontents&flag=1&ID=188&bk_no=60‬‬
‫‪ ‬‬

‫–‬
Disusun saat rewang di dekat Ponpes Darush Sholihin
Jumat pagi, 19 Syawal 1443 H, 20 Mei 2022

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal


Artikel Rumaysho.Com
 

Silakan unduh Khutbah Jumat “Belajar dari Rumaysho Ummu


Sulaim: Iman, Sabar, Akhlak Mulia”:
Download

beriman beriman dan istiqamah iman itsar keutamaan abu bakar keutamaan


sabar kisah sahabat mencela sahabat nabi rumaysho sabar sahabat nabi ummu sulaim

Menjamak Shalat Karena Hujan, Kapan Dibolehkan?

Bulughul Maram - Shalat: Doa Bakda Shalat, Meminta Perlindungan dari Sifat Pelit, Pikun,
Fitnah Dunia, dan Siksa Kubur

Artikel yang Terkait


Khutbah Jumat: Ajaklah Keluarga untuk Menjaga Shalat, Menutup Aurat, dan Memakai Jilbab
2 days ago

Faedah Sirah Nabi: Perang Badar Kubra dan Pelajaran di Dalamnya


1 week ago

Khutbah Jumat: Nasihat Bagi yang Masih Meremehkan Shalat


2 weeks ago

Kisah Ashabul Kahfi dan Pelajaran Penting di Dalamnya


2 weeks ago

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment *
Name *
Email *
Website

 2,468Followers
 286kSubscribers
 836kFollowers
Find us on Facebook
Follow Us

 Kita tahu bersama bahwa #PuasaSyawal itu punya keutamaan yang besar. Bagi yang
berpuasa #Ramadan dengan sempurna, l… https://t.co/JiZodA3wcr
2022/05/13
 Salah satu tanda amalan #Ramadan kemarin kita diterima adalah menjadi lebih baik selepas
Ramadan atau minimal menja… https://t.co/Lts8AmfYH4
2022/05/08
 Ada yang punya hobi berenang nggak? Kira-kira saat puasa nanti, kita masih boleh berenang
siang-siang nggak ya? Na… https://t.co/6t0UNkNYOm
2022/03/31
Follow us on Twitter
https://rumayshopeduli.com/
359-menerima-penyaluran-dana-riba-untuk-fasilitas-umum.html

 Populer
 Terbaru
 Komentar


Bacaan Dzikir Pagi
March 31, 2015


Bacaan Dzikir Petang
March 31, 2015


Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban
May 29, 2015


Apakah Onani Membatalkan Puasa?
July 18, 2012


Arti Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billah
November 17, 2016
Paling Banyak Dilihat
 March 31, 2015
Bacaan Dzikir Pagi

 March 31, 2015


Bacaan Dzikir Petang

 May 29, 2015


Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban

 July 18, 2012


Apakah Onani Membatalkan Puasa?

Remaja Islam Mau Mengenal Islam


 Jangan Katakan Non Muslim itu KAFIR?
 Jadi Wanita Seperti Ummu Sulaim Rumaysho, Jangan Sampai Mau Korbankan Agama Karena
Pria
 Dampak Negatif Pacaran Hingga Zina Sebelum Menikah
 Pilih yang Bagus Agamanya, Pasti Engkau Tidak Akan Kecewa
Ruqoyyah
 6 Hukuman bagi yang Hubungan Intim di Siang Hari Ramadhan
 Sejarah Ringkas Nabi Muhammad dari Lahir Hingga Meninggal Dunia
 Anak Saleh Belajar Qurban
 Mengajarkan Anak Takbir Awal Dzulhijjah
Pesantren Darush Sholihin
 Sapa Jamaah dengan Bahasa Mereka
 Dibutuhkan Qurban untuk Indonesia Timur dan Gunungkidul 1443 H
DS Muda
 10 Alasan Memilih Tinggal di Desa
 Menu Buka Puasa di Desa

© Copyright 2022, All Rights Reserved  |  Made with  By Abu Suhail

 About Me

 Facebook
 Twitter
 YouTube
 Instagram
FacebookTwitterWhatsAppTelegramViber

Back to top button




Sumber https://rumaysho.com/33626-khutbah-jumat-belajar-dari-rumaysho-ummu-sulaim-
keimanan-sabar-dan-akhlak-mulia.html

Anda mungkin juga menyukai