Ali Yusuf
1. Secara bahasa qunut adalah taat, merendahkan diri kepada Allah. Qunut juga
bermakna tidak bicara, doa dalam shalat dan berdiri dalam ketaatan yang tidak
1
ada maksiat bersamanya (Lisanul arab 2/73). Itu berarti qunut bermakna
senantiasa konsisten dalam ketaatan kepada Allah.
2. Secara istilah qunut adalah al-qiyam atau berdiri agak lama pada rakaat terakhir
setelah bangkit dari rukuk atau i’tidal dengan membaca doa tertentu dari shalat
fardhu termasuk shalat jumat.
3. Tarjih Muhammadiyah memahami bahwa qunut adalah ketundukan kepada Allah,
berdiri lama dalam shalat dengan membaca ayat al-Qur’an dan berdoa (Himpunan
Putusan Tarjh, I/378). pemaknaan ini didasarkan kepada hadis Nabi saw:
ِ ُول الْ ُقن ِ َّ ى ُّ َول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم أ
ُ ال ُسئِ َل َر ُس
َ ََع ْن َجابِ ٍر ق
وت ُ ُال ط َ ْالصالَة أَف
َ َض ُل ق
4. Secara bahasa nazilah berasal dari kata nazala yanzilu artinya menimpa, makna
nazilah itu sendiri adalah al-Musibah asy-Syadidah yaitu musibah atau peristiwa
yang dahsyat seperti perang atau lainnya, (al-Munjid fii al-Lughah wa al_a’lam,
hal. 802). Nazilah juga berarti musibah, bencana dan malapetaka (al-Munawir ,
hal. 1410).
Dengan demikian qunut nazilah adalah berdiri agak lama pada rakaat
terakhir setelah rukuk atau saat itidal pada semua shalat fardhu dengan membaca
doa khusus karena suatu musibah besar yang menimpa kaum muslimin.
2
Hadis lain sebagai pembanding atas qunut shubuh:
ُّ ِصالَة
الصْب ِح َ ت ِِف َّ َع ِن الَََْب ِاء بْ ِن َعا ِز ٍب أ
َّ َِن الن
ُ َُِّب صلى اهلل عليه وسلم َكا َن يَ ْقن
ض أ َْه ِل الْعِْل ِم ِم ْن ِ وت ِِف
ِ ُ واختَ لَف أَهل الْعِْل ِم ِِف الْ ُقن..والْم ْغ ِر ِب
ُ صالَة الْ َف ْج ِر فَ َرأَى بَ ْع
َ ُْ َ ْ َ َ َ
ٍ ِوت ِِف صالَةِ الْ َفج ِر وهو قَو ُل مال
ك ِ
َ َُِّب صلى اهلل عليه وسلم َو َغ ِْْيه ُم الْ ُقن ِ َصح
ِّ ِاب الن
َ ْ ََُ ْ َ َْأ
3
ِِ ٍ ِ َوالشَّافِعِ ِّىَ .وقَ َ
ت ِِف الْ َف ْج ِر إِالَّ عْن َد نَا ِزلَة تَ ْن ِزُل بِالْ ُم ْسلم َ
ني فَِإ َذا َْحَ ُد َوإِ ْس َح ُ
اق الَ يَ ْقنُ ُ ال أ ْ
مجاعة من الصحابة فمنهم من مل خيتلف عنه ومنهم من روي عنه القنوت والرتك كالمها
فأخرج ابن أيب شيبة عن أيب بكر وعمر وعثمان أهنم كانوا ال يقنتون يف الفجر .وأخرج
عن علي أنه ملا قنت يف الفجر أنكر عليه الناس ذلك فلما سلم قال :إمنا استنصرنا
على عدونا .وأخرج أيضا عن ابن عباس وابن مسعود وابن الزبْي وابن عمر أهنم كانوا ال
يقنتون يف الفجر .وأخرج ُممد يف " اآلثار " عن األسود بن يزيد أنه صحب عمر
سنني يف السفر واحلضر فلم يره قانتا يف الفجر حَّت فارقه .وأخرج البيهقي وضعفه عن
ابن عباس قال :القنوت يف الصبح بدعة .وأخرج احلازمي يف كتاب " االعتبار " عن
ابن مسعود قال :مل يقنت رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم إال شهرا مل يقنت قبله وال
بعده
عبد اهلل بن مسعود قد علموا أن النيب صلى اهلل عليه و سلم إمنا قنت شهرا
4
2. Dilakukan pada semua shalat fardhu.
Dilakukan pada shalat jahr seperti magrib, isya, shubuh termasuk shalat jum’at
maupun shalat sir seperti dhuhur dan ashar. Hal ini di dasarkan pada beberapa
dalil berikut:
.)ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم ِِف الْ َف ْج ِر َوالْ َم ْغ ِر ِب (رواه مسلم
ُ ت َر ُس َ ََع ِن الَََْب ِاء ق
َ َال قَن
Artinya: “Dari Bara’ (diriwayatkan) berkata, Rasulullah saw qunut pada shalat
shubuh dan magrib” (HR. Muslim).
ِ ُ ال قَنَت رس
ْ ول اللَّه صلى اهلل عليه وسلم َش ْهًرا ُمتَتَابِ ًعا ِِف الظُّ ْه ِر َوالْ َع
ص ِر ٍ ََّع ِن ابْ ِن َعب
ُ َ َ َ َاس ق
ُّ ِصالَة ِ ِ ِ
.) (رواه ابو داود..الصْب ِح َ َوالْ َم ْغ ِرب َوالْع َشاء َو
Artinya: “Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan) berkata, Rasulullah saw melakukan
qunut selama satu bulan berturut-turut pada shalat dhuhur, ashar, maghrib, isya,
dan shubuh..” (HR. Abu Dawud).
Dikalangan para ulama terjadi perberbedaan pendapat tentang pelaksanaan
qunut itu sendiri seperti Hanabilah membatasi pada shalat shubuh sedangkan
Hanafiyah pada shalat yang jahr (Wahbah az-Zuhaily, Fiqhu al-Islamiyah wa
adilatuhu, I/1000).
Menurut Sayid Sabik qunut pada shalat shubuh tidak masyru kecuali ada
nazilah yang mengharuskan qunut, karenanya qunut nazilah dapat dilakukan pada
semua shalat fardhu. Pendapat ini dinukil dari pendapat Hanafiah, Hanabilah,
Ibnul Mubarak, Sauri dan Ishak (Sayid Sabik, Fikhu as-Sunah, I/167-168).
5
ِ ُ ال قَنَت رس
ْ ول اللَّه صلى اهلل عليه وسلم َش ْهًرا ُمتَتَابِ ًعا ِِف الظُّ ْه ِر َوالْ َع
ص ِر ٍ ََّع ِن ابْ ِن َعب
ُ َ َ َ َاس ق
الرْك َع ِة َِ ال ََِسع اللَّه لِمن
َّ ْح َدهُ ِم َن ٍ الصب ِح ِِف دب ِر ُك ِّل ِ والْم ْغ ِر ِب والْعِ َش ِاء و
ْ َ ُ َ َ َصالَة إِ َذا ق
َ ُُ ْ ُّ صالَة
ََ َ َ َ
ِ
.)اآلخَرةِ (رواه ابو داود
Artinya: “Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan) berkata, Rasulullah saw melakukan qunut
selama satu bulan berturut-turut pada shalat dhuhur, ashar, maghrib, isya, dan
shubuh pada setiap rakaat terakhir saat beliau membaca: “sami’Allahu liman
hamidah” (HR. Abu Dawud).
ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم إِ َذا َرفَ َع َرأْ َسهُ ِم َن ِ ى ح َّدثََِن س
َ املٌ َع ْن أَبِ ِيه أَنَّهُ ََِس َع َر ُس َ َ ِّ الزْه ِر
ُّ َع ِن
Doa yang dibaca adalah doa matsur berisi permohonan kebaikan atau
perlindungan diri dari keburukan yang menimpa kaum muslimin dan tidak membaca
doa yang berisi kutukan atau celaan.
Pada awal peristiwa qunut nazilah Nabi saw membaca doa yang bernada
kutukan atau kemarahan terhadap sekelompok orang dari kalangan orang kafir
bahkan terkadang Beliau saw menyebut nama secara langsung dalam doanya. Hal ini
digambarkan dalam beberapa hadis berikut:
6
ش ِيف َدا ِري الَِِّت بِالْ َم ِدينَ ِة
ٍ ْصا ِر َوقَُري
َ ْني ْاألَن
ِ
َ َْصلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ب ُّ ِف الن
َ َّيب َ َال َحال ٍ ََع ْن أَن
َ َس ق
ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم إِ َذا َرفَ َع َرأْ َسهُ ِم َن ِ ى ح َّدثََِن س
َ املٌ َع ْن أَبِ ِيه أَنَّهُ ََِس َع َر ُس َ َ ِّ الزْه ِر
ُّ َع ِن
وب َعلَْي ِه ْم ِ َ َ فَأَنْزَل اللَّه تَع َال لَيس ل.احلم ُد َِ اللَّه لِمن
َ ُك م َن األ َْم ِر َش ْىءٌ أ َْو يَت َ ْ َ ُ َ ْ َْ ك
َ َْح َدهُ َربَّنَا َول َْ ُ
.)أ َْو يُ َع ِّذ َهبُ ْم فَِإ َّهنُ ْم ظَالِ ُمو َن (رواه البخارى
Artinya:” Dari az-Zuhri telah menceritakan kepadaku Salim dari bapaknya
(diriwayatkan), bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw apabila telah bangkit
dari rukuk rakaat terakhir shalat shubuh, beliau berdoa: “ya Allah laknatlah si
7
fulan, si fulan dan si fulan” yaitu setelah beliau mengucapkan Sami’Allahu liman
hamidah, Rabbana wa lakal hamdu”. Kemudian Allah menurunkan ayat itu bukan
menjadi urusanmu (Muhammad), apakah Allah menerima taubat mereka atau
mengadzabnya karena sesungguhnya mereka orang-orang yang dzalim” (HR.
Bukhari).
Setelah turun al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 128 maka tidak dibenarkan
membaca doa qunut yang bersifat kutukan atau celaan karena ini bukan lagi
kewenangan Nabi saw untuk mendoakan kecelakan bagi umat manusia. Hal ini tidak
sesuai dengan sifat kenabian itu sendiri sebagaimana dijelaskan hadis Nabi saw:
.)البيهقى
Artinya:”Dari Khalid bin Abi Imran (diriwayatkan) berkata, ketika Rasulullah
mendoakan kecelakan atas mudhar, tiba-tiba Jibil datang memberi isyarat
kepadanya untuk diam, lalu Nabi terdiam dan Jibril berkata: ya Muhammad,
sesungguhnya Allah tidak mengutusmu untuk mencela dan melaknat, sesungguhnya
Allah mengutusmu sebagai penebar kasih sayang bukan untuk memberikan adzab
karena itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad), apakah Allah menerima taubat
mereka atau mengadzabnya karena sesungguhnya mereka orang-orang yang dzalim.
Kemudian Nabi diajarkan doa dalam qunut ini adalah ya Allah hanya kepada
8
Engkaulah kami meminta pertolongan, meminta ampun, beriman dan merendahkan
diri hanya kepadaMu, kami berlepas diri dan meninggalkan orang yang
mengingkarimu. Ya Allah hanya kepadaMu kami menyembah, untuk Engkaulah kami
shalat dan sujud, kepadaMulah kami menuju dan bergegas. Kami mengharap
rahmat-Mu dan takut terhadap azab-Mu, kami takut terhadap azab-Mu yang keras.
Sesungguhnya azab-Mu terhadap orang-orang kafir pasti akan terjadi.” (HR.
Baihaki).
Pada konteks kekinian seperti pandemic covid-19), doa qunut nazilah yang
dibaca adalah doa ma’tsur dari Nabi saw dan Sahabat baik berkaitan doa qunut itu
sendiri maupun doa umum lainnya yang berkaitan dengan nazilah itu berlangsung,
diantaranya adalah:
a. Doa qunut Nabi saw dengan tidak membaca kalimat yang mengandung isi
kutukan atau celaan.
َحيَ ِاء ِ ٍ ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم قَنَت َشهرا ي ْدعو علَى أ
ْ َحيَاء م ْن أ
ْ َ ُ َ ًْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َن َر ُس ٍ ََع ْن أَن
َّ س أ
.)ابيهقى
9
Artinya: ”Dari Khalid bin Abi Imran .. ya Allah hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan dan ampunan, kami beriman dan merendahkan diri hanya
kepadaMu, kami berlepas diri dan meninggalkan orang yang mengingkarimu.
Ya Allah hanya kepadaMu kami menyembah, untuk Engkaulah kami shalat dan
sujud, kepadaMulah kami menuju dan bergegas. Kami mengharap rahmat-Mu
dan takut terhadap azab-Mu, kami takut terhadap azab-Mu yang keras,
sesungguhnya azab-Mu terhadap orang-orang kafir pasti akan terjadi.” (HR.
Baihaki).
Doa qunut lainnya yang biasa dibaca Nabi saat witir.
ٍ ول اللَّ ِه صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم َكلِم
ات أَقُوُُلُ َّن َ َ ََ َْ ُ َ ُ احلَ َس ُن َعلَّ َم ِِن َر ُس
ْ ال َ َاحلَ ْوَر ِاء ق
َ َال ق ْ َع ْن أَِيب
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ يم ْن تَ َولَّْي
ت َ ت َوتَ َولَِِّن ف َ ت َو َعاف ِِن ف
َ يم ْن َعافَ ْي َ ِيف الْ ِوتْ ِر ِيف الْ ُقنُوت اللَّ ُه َّم ْاهدِِن ف
َ ْيم ْن َه َدي
ك َوإِنَّهُ َال يَ ِذ ُّل
َ ضى َعلَْي ِ َّك تَ ْق
َ ضي َوَال يُ ْق َ ت إِن
َ ضْي
ِ وبا ِرْك ِِل فِيما أَعطَي
َ َت َوق ِِن َشَّر َما ق
َْ ْ َ ََ
ت
َ ت َربَّنَا َوتَ َعالَْي
َ ت تَبَ َارْك
َ َم ْن َوالَْي
Artinya: Dari Abi Al-Haura (diriwayatkan) berkata, Al Hasan berkata:
Rasulullah saw mengajarkan kepadaku beberapa kalimat yang harus aku
ucapkan dalam shalat witir ketika berdoa qunut: “Ya Allah, berilah aku
petunjuk sebagaimana orang-orang yang Engkau beri petunjuk. Berilah aku
kesehatan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan,
sayangilah aku sebagaimana orang-orang yang Engkau sayangi, berilah berkah
apa yang Engkau berikan kepadaku, jagalah aku dari kejahatan yang telah
Engkau tetapkan, sesungguhnya Engkaulah yang menetapkan (memberi
hukuman), dan tidak ada yang menetapkan kepada-Mu, sesungguhnya tidak
akan hina orang yang Engkau bela, Maha Suci Rabb kami dan Maha Tinggi
Engkau'."(HR. Daud , Nasa’i).
b. Doa ma’sur lainnya selain doa khusus qunut.
Contoh doa yang berkaitan dengan covid-19 memohon perlindungan diri
dari penyakit diantaranya adalah:
10
ال بِ ْس ِم ُ ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم يَ ُق
َ َول َم ْن ق َ ت َر ُس ِ ُ عن عثْما َن ابن عفَّا َن ي ُق
ُ ول ََس ْع َ َ َْ َ ُ ْ َ
ِ الس ِم ِ َّ ض والَ ِِف ِ ِ ِْ ضُّر مع ِ ِ
ث
َ َيم ثَال
ُ يع الْ َعل
ُ َّ الس َماء َوُه َو َ ِ اَسه َش ْىءٌ ِف األ َْر َ َ ُ َاللَّه الَّذى الَ ي
.)صْبهُ فَ ْجأَةُ بَالٍَء (رواه ابو داود ٍ
ِ ُات َمل ت
ْ َمَّر
Artinya: “Dari Usman bin Affan (diriwayatkan) berkata, aku mendengar
Rasulullah saw bersabda: barangsiapa membaca doa dengan nama Allah yang
bersama namaNya, tidak ada suatupun yang dapat membahyakan baik di langit
maupun di bumi, dan Dia Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Doa
tersebut dibaca tiga kali maka tidak akan ditimpa bala ”(HR. Daud).
ِ ك ِم َن الَََْب
ص َ ِول اللَّ ُه َّم إِ ِِّّن أَعُوذُ ب
ُ َِّب صلى اهلل عليه وسلم َكا َن يَ ُق ٍ ََع ْن أَن
َّ س أ
َّ َِن الن
.)َس َق ِام (رواه ابو داود ِ ْ ون و ِ ْو
ْ اِلُ َذ ِام َوم ْن َسيِّ ِئ األ َ ُاِلُن َ
Artinya: “Dari Anas (diriwaytkan), bahwa Nabi saw adalah membaca doa ya
Allah aku berlindung kepadamu dari penyakit kulit, gila, kusta dan dari segala
penyakit-penyakit buruk”(HR. Daud ).
َوَد َرِك، ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم يَتَ َع َّوذُ ِم ْن َج ْه ِد الْبَالَِء
ُ َع ْن أَِِب ُهَريْ َرةَ َكا َن َر ُس
ُ ِت تُع ِ ِ ِ ِ
يد َها ثَالَثًا َ ْص ِرى الَ إِلَهَ إِالَّ أَن
َ ََعاف َِن ِِف بَ َدِِّن اللَّ ُه َّم َعاف َِن ِِف َسَْعى اللَّ ُه َّم َعاف َِن ِِف ب
11
ول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم يَ ْدعُو ِ َ فَ َق.ني ُتُْ ِسى
ُ ال إِ ِِّّن ََس ْع
َ ت َر ُس ِ
َ صبِ ُح َوثَالَثًا ح
ْ ُني ت
َح
ِ
ات بَْينِ ِه ْم ِ ولِْلم ْؤِمنِني والْم ْؤِمنَا ِت والْمسلِ ِمني والْمسلِم
ِ وأ، وأَلِّف بني قُلُوهبِِم، ات
َ َصل ْح َذ
ْ َ ْ َ َْ ْ َ َ ُْ ََ ُْ َ ُ ََ ُ َ
ِ ِ
َك َوال َ ُ اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْستَعِين...، ص ْرُه ْم َعلَى َع ُد ِّو َك َو َع ُد ِّوه ْم
َ ك َونَ ْستَ ْغف ُرَك َونُثَِْن َعلَْي ُ ْ َوان،
ك َ َّالرِحي ِم اللَّ ُه َّم إِي
َ َ َول، اك نَ ْعبُ ُد َّ َوََنْلَ ُع َونَْرتُ ُك َم ْن يَ ْف ُج ُرَك بِ ْس ِم اللَّ ِه، نَ ْك ُف ُرَك
َّ الر ْْحَ ِن
إِ َّن، ك ِ
َ َ َونَْر ُجو َر ْْحَت، اِلَ َّد
ْ ك َ َ َول، صلِّى َونَ ْس ُج ُد
َ َ ََنْ َشى َع َذاب، ك نَ ْس َعى َوََْنف ُد َ ُن
ِ ِ ع َذاب
َ ك بالْ َكاف ِر
.)ين ُم ْل َحق (رواه البيهقى ََ َ
Artinya: Dari Ubaid bin Umair (diriwayatkan), bahwa Umar r.a telah berqunut
setelah ruku lalu membaca doa: ya Allah ampunillah kami, orang-orang
mukminin dan mukminat, muslimin dn muslimat, lembutkanlah diatara hati
merekea, damaikanlah diantara mereka dan tolonglah mereka dari musuhMu
dan musuh mereka --(doa berisi laknnat tidak dibaca, dilanjut dengan doa
lanjutannya) -- ya Allah hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
12
dan ampun, kami memuji atasMu dan tidak mengingkariMu, kami berlepas diri
dan meninggalkan orang yang mendurhaaiMu. Dengan nama Allah yang maha
Pengasih dan Penyayang, ya Allah hanya kepadaMu kami menyembah, untuk
Engkaulah kami shalat dan sujud, kepadaMulah kami menuju dan bergegas,
kami takut terhadap siksaMu yang keras dan kami mengharap rahmat-Mu,
Sesungguhnya azab-Mu terhadap orang-orang kafir pasti akan terjadi.” (HR.
Baihaki).
3. Mengangkat kedua tangan saat berdoa.
Mengangkat kedua tangan saat membaca doa qunut nazilah termasuk
perbuatan Nabi saw dan sahabat seperti Umar bin Khatab. Hal ini dilandaskan
keumuman hadis nabi saw berdoa dengan mengangkat kedua tangan.
1. Qunut dalam arti berdiri lama untuk membaca dan berdoa dalam shalat adalah
masyru (ada tuntunannya). Dan tidak membenarkan adanya pengertian tersebut
dikhususkan untuk qunut shubuh saja.
2. Qunut shubuh.
a. Setelah diteliti beberapa hadis tentang qunut, maka muktamar berpendapat
bahwa qunut sebagai bagian dari shalat tidak khusus hanya diutamkan pada
shalat shubuh saja
14
b. Bacaan doa: allahamdini fiman hadait ..dst.. dalam shalat shubuh itu hadisnya
tidak syah, dan doa tersebut penerapannya untuk khusus shalat shubuh saja
tidak dibenarkan (HPT; 379).
c. Doa: tersebut yang dibaca waktu shalat shubuh hukumnya diperselisihkan
ulam dan karenanya lajnah tarjih memilih untuk tidak melakukannya karena
dalilnya tidak kuat (TJA II/77).
d. Hadis tentang Nabi tidak pernah meninggalkan qunut shubuh hingga
meninggal dunia masih diperselisihkan ulama, sebagian menyatakan sanadnya
hasan dan sebagian lagi dhaif. Oleh karenanya tidak dapat dijadikan hujah
untuk menetapkan adanya qunut pada waktu shalat shubuh (TJA IV/99).
3. Qunut nazilah
a. Qunut nazilah tidak lagi diamalkan setelah turun QS. Ali-Imran (3): 127
b. Boleh diamalkan dengan tidak menggunakan kata kutukan dan permohonan
pembalasan terhadap perorangan (HPT; 379)
4. Qunut witir
a. Hadis yang dijadikan alasan qunut witir masih diperselisihkan oleh para ahli
hadis. Muktamat masih merasa memerlukan penelitian dan mepertimbangkan
dasar perbedaan penilaian ahli tersebut. Maka diambil keputusan tawaquf
(HPT; 380).
b. Qunut witir di akhir maupun pertengahan bulan ramadahan adalah tidak
disyariatkan. Hadis riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ahmad dan Ibnu
Majah dipandang kurang kuat karena ada perawi-perawi yang dipandang dhaif
(TJA II/76).
15