PENDAHULUAN
kepada sang Khalik. Rukun islam yang kedua ini merupakan amaliyah
shalatnya
1
QS. Adz-Dzariyat [51];56
1
Shollallohu ‘Alaihi Wasallam tanpa melalui perantara, yaitu dalam dialog
disebutkan:
Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Pada malam hari Isra` Mi’raj sebanyak lima
puluh kali, kemudian dikurangi hingga menjadi lima kali. Lalu, Allah
diubah lagi. Dengan shalat 5 waktu ini, engkau tetap mendapat ganjaran
sebanyak lima puluh kali.” (HR. Ahmad, Nasa`I dan Tirmidzi yang
2
waktu menjelang malamnya, shalat isya dengan waktu malamnya dan
Dalam firman Allah Subhanahu Wata’ala, yang terkandung dalam (QS. An-
]٤:١٠٣[ علَى ْال ُمؤْ ِمنِينَ ِكت َابا َّم ْوقُوتا ْ ص ََلة َ َكان
َ َت َّ فَأَقِي ُموا ال
َّ ص ََلة َ ِإ َّن ال
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman.”
Selain shalat lima waktu yang wajib, shalat sunnah pun disyariatkan
ُ َّب الن
اس بَ ِه َ إن أ َ َّو َل َما يُ َحا
ُ س َّ :عن أبي هريرة أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال
ِص ََلة ُ أ ُ ْن: َو ُه َو أ َ ْعلَ ُم, يَقُ ْو ُل َربنَا ِل َم ََلئِ َكتِه,ُص ََلة
َ ظ ُروا فِي َّ يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة ِم ْن أ َ ْع َما ِل ِه ْم ال
3
sempurna atau kurang? Jika sempurna, dan jika ada sedikit kekurangan,
Maka selain shalat lima waktu yang diwajibkan, shalat sunnah pun
(Qs. Shad [38]: 18). Ibnu Abbas menjelaskan: Shalat Isyroq adalah shalat
Shalat dhuha selain juga sebagai bentuk rasa syukur seorang hamba
kepada Rabnya atas nikmatnya dipagi hari menjelang siang itu, ibadah ini
melaksanakaannya.
baik itu shalat wajib ataupun shalat sunnah. Karena selain waktu yang wajib
4
juga waktu yang diharamkan untuk melaksanakan shalat. Dalam hadits
disebutkan:
س َّ ت َ ِغ ْيبَال
ُ ش ْم
س َّ ف ال
ُ ش ْم َ َ َو ِح ْينَ ت,س
ُ ِضي ُ ش ْم َّ َو ِحيْنَ يَقُ ْو ُم قَائِ ٌم
َّ الظ ِهي َْرةِ َحتَّى ت َِم ْي َل ال
5
Waktu-waktu tersebut adalah waktu yang diharamkan untuk shalat,
pahala atau pun balasan kebaikan yang mereka dapat melainkan adalah
dosa.
Dari uraian diatas penulis mengira bahwa sangatlah penting bagi umat
islam mengetahui waktu-waktu shalat, baik itu shalat wajib ataupun shalat
melaksanakan shalat dhuha pun merupakan hal yang penting, agar yang
menjalankan shalat sunnah dhuha. Maka dari itu penulis tertarik untuk
6
1.2 Identifikasi Masalah
Dari paparan latar belakang karya tulis ilmiah diatas, dapat diambil
beberapa masalah:
Kapan mulainya waktu dhuha? Dan kapan waktu yang utama untuk
pembahasan yang akan dibahas pada penulisan ini, agar tidak terlalu luas
cakupan yang ingin dibahas dalam penulisan karya tulis ilmiah ini:
7
Dalam penulisan karya tulis ini penulis ingin memaparkan definisi
shalat dhuha itu sendiri juga beberapa kajian tafsir mengenai makna
ulama.
wajib maupun yang sunnah. Maka dalam hal ini akan dibahas
kontemporer.
dimaksud dalam hal ini pun adalah para empat Imam madzhab
dhuha).
8
1.4 Rumusan Masalah
Islam?
Mufassir?
Fuqoha?
ulama kontemporer?
tentunya berkaitan dengan karya tulis ilmiah ini sebagai tambahan objek
9
1.6 Tujuan Penulisan
lafazh-lafazh dhuha.
pendapat Mufassir.
kontemporer.
Manfaat yang diharapkan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah;
1. Bagi penulis, sebagai latihan dalam membuat karya tulis ilmiah dan
shalat dhuha.
10
bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mencari solusi
dhuha
Untuk mengetahui gambaran secara garis besar dari karya tulis ilmiah
penulisan ini dalam sistematika penulisan, yang terdiri atas empat bab.
Adapun sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai
berikut.
BAB I PENDAHULUAN
pemahaman secara umum dari keselurahan karya tulis ilmiah ini, yaitu latar
11
metodologi penulisan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika
pembahasan.
Bab ini merupakan kajian pustaka atau teoritis yang dihasilkan dari
metode literatur yang penulis lakukan, yaitu definisi shalat dhuha, definisi
shalat dhuha dari berbagai pendapat para ulama terutama dari para Fuqoha,
Bab ini sebagai penutup dari kajian karya tulis ilmiah ini, yang
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Shalat secara etimologi atau bahasa adalah Addu’a, yang berarti Doa
dengan kebaikan. Arti ini terambil dari firman Allah Subhanahu Wata’ala:
مختت َمة بالتَّسليم، مفتت َحة بالت َّكبير، التعبُّدُ ََّّللِ تعالى بأقوال وأفعال معلومةyang berarti
bacaan dan gerakan tertentu yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan
13
1. Dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang lebih pukul
2007: 177)
dimaksud dengan waktu dhuha adalah waktu yang dimulai dari terbitnya
Maka shalat dhuha adalah ibadah sunnah yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, yang dikerjakan ketika waktu mulainya terbit
Shalat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam, dan
juga yang mengatakan tidak ada batas maksimal rakaat untuk shalat dhuha.
14
Semua pendapat yang ada mempunyai landasan dari hadits-hadits
ٍ ي َر َك َعا
} {رواه إبن حبان في صححه.ت ُّ صلَّى ال
َ ض َحى ثَ َما ِن َ َي َب ْي ِتي ف ْ ََع ْن َعا ِئشَة قَال
ُّ دَ َخ َل النَّ ِب:ت
ْ َِللاُ لَهُ ق
صرا فِي ال َجنَّ ِة َّ ع ْش َرة َ َر ْكعَة بَنَى ُّ صلَّى ال
َ ض َحى ثِ ْنت َْي َ َم ْن
15
3. Tidak ada batas maksimal dalam jumlah rakaat shalat dhuha, ini
shalat dhuha- lebih dari 12 rakaat dan tidak ada pula larangan untuk
-سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو
َ ُصلَى هللا
َ -ِ َكانَ َر ُس ْو ُل هللا:َو َع ْن َعا ئِ َشةَ َر ِض َي هللاُ َع ْن َها قَالَ ْت
2
Abu Ja’far At-Thabari, Hulaimi dan Ruyani dari kalangan ulama Syafi’iyah, juga Al-
I’raqi menyebutkan ketika mensyarah hadits-hadits Tirmidzi,”saya tidak pernah
meriwayatkan dari seorang generasi sahabat atau tabi’in bahwa mereka membatasi shalat
dhuha 12 rakaat.” Imam As-Suyuti juga berpendapat sama mengenai hal ini
16
Ibrahim An-Nakha`I menceritakan bahwa seorang laki-laki
yang Shalat 2 rakaat, ada yang 4 rakaat dan ada yang shalat
dalam rakaat shalat dhuha, beliau berkata: “pendapat yang benar adalah
tidak ada batasan maksimal untuk jumlah rakaat shalat dhuha.” Beliau
disimpulkan bahwa jumlah minimal shalat sunnah dhuha adalah dua rakaat
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah 12 rakaat, namun jika ingin lebih dari
mengapa, karena tidak ada dalil yang melarangnya dan yang membatasinya
17
2.1.2 Bacaan Surat Yang Disunahkan
dengan syarat, tentunya ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan dari
surat Al-Fatihah diperbolehkan membaca surat apa saja. Akan tetapi dalam
yang disunahkan untuk dibaca ialah surat Asy-Syams dan surat Adh-Dhuha,
dikutip oleh (Imam Ibnu Hajar Al-Atsqlani dalam kitabnya Fathul Bari`:
3/55):
3
Hadis di atas diriwayatkan oleh Ar Ruyani dalam Musnad-nya dan Ad Dailami (2:242)
dari jalur Musyaji’ bin ‘Amr. Syaikh Al Albani, beliau mengatakan: “Hadis ini palsu,
cacatnya ada pada Musyaji’ bin Amr. Ibn Ma’in berkomentar tentang Musyaji’: “yang saya
tahu dia (musyaji’) adalah seorang pendusta.” (Silsilah Hadis Dhaif dan Palsu, hadis ke-
3774).
18
2.2 Definisi Fuqoha
yang berarti orang yang paham atau orang yg ahli dalam bidang fiqih. Maka
Fuqoha adalah para ahli fikih atau ulama fikih.(Leksikon Islam, 1988:155)
Nama Aslinya ialah Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit bin Zauthi
karena beliau selalu membawa tinta yang disebut dengan Hanifah dalam
bahasa Iraq.
berasal Kuffah, ada juga yang menyebutkan bahwa Imam Abu Hanifah
generasi sahabat paling kecil. Ia pernah bertemu dengan Anas bin Malik
Radhiyallahu ‘Anhu saat datang ke Kufah. Dan tidak ada satu huruf pun
Imam Abu Hanifah adalah generasi tabi’in yang pernah bertemu dengan
beberapa sahabat, salah satunya adalah Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu.
19
resmi Negara, yang berarti semua Negara yang dibawah kekuasaan kerajaan
daerah Kufah. Imam Abu Hanifah banyak bersumbangsih ilmu pada dunia
islam, diantara sumbangsih ilmu beliau terhadap umat islam adalah tentang
ilmu fiqih, karya beliau dalam ilmu fiqih adalah Fiqh Al-Kabir.
Saat diketahui bahwa Imam Abu Hanifah wafat, Syu’bah bin Al-
maksudnya Abu Hanifah- tahun ini juga melaksanakan ibadah haji. Jika
Shahibaih: 32).
150 H/767 M, pada usia 70 tahun. Banyak ahli sejarah yang mengatakan,
20
“Dia meninggal pada bulan Rajab, ada yang mengatakan pada bulan
Sya’ban dan ada juga yang mengatakan pada bulan Syawwal. Dia tidak
2007: 182).
2. Imam Malik
Nama asli beliau adalah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al-
Ashbahi Al-Madani. Nama ibunda Imam Malik adalah Aliyah binti Syuraik
wafatnya Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu yang merupakan salah satu
mengenai kitab ini “Aku tidak mengetahui kitab ilmu paling banyak
Asy-Syafi’I berkata seperti itu, akan tetapi ketika itu belum muncul kitab
langsung mengarang kitab mengenai ilmu fiqih, akan tetapi ada beberapa
ulama yang mengarang kitab fiqih yang merupakan ringkasan masalah fiqih
dalam Madzhab Maliki, diantara ulama yang dimaksud adalah Imam Khalil
bin Ishaq Al-Maliki dengan karyanya yang terkenal dalam Madzhab Maliki,
21
َ طلُبُ ْونَ ْال ِع ْل َم فَ ََل يَ ِجد ُ ْونَ أ َ َحدا أ َ ْعلَ َم ِم ْن
عا ِل ِم ْ َاْل ِب ِل ي
ِ ْ َاس أ َ ْكبا َد
ُ َب الن ْ َّيُ ْو ِشكُ أ َ ْن ي
َ ض ِر
Namun mereka tidak menemukan orang yang lebih alim dari orang alim
Madinah.”4
orang yang meriwayatkan hadits dari beliau. Diantara murid beliau sendiri
4
Hadits ini dihasankan oleh At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim dan
selainnya. Adz-Dzahabi berkata “hadits ini memiliki isnad yang bersih dan matan yang
unik.”
22
Hal ini menunjukan kewibaan Imam Malik sangatlah tinggi sampai-
sampai para muridnya pun sangat menunjukan adab dan kecintaan kepada
“Malik telah sakit dan meninggal dan aku bertanya kepada keluarganya
179 hijriyah. Amirul mukminin Abdulloh bin Muhammad bin Ibrahim juga
3. Imam Asy-Syafi’I
Nama asli beliau adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin
Utsman bin Syafi’ bin As-Saib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin
Al-Muthallib bin Abdi Manaf. Beliau adalah anak keturunan dari paman
23
Rasulullah dengan garis keturunan bertemu dengan beliau pada kakenya
yang bernama Abdi Manaf, Rasulullah berasal dari keturunan Hasyim bin
bersabda,
adalah satu.” [HR. Al-Bukhari, 6/16, Abu Dawud, no.2962, dan Nasa`I,
dilahirkan pada hari wafatnya Imam Abu Hanifah. Saat usianya 2 tahun
Imam Syafi’I telah hafal Al-Qur`an pada usia 7 tahun dan beliau hafal
As-Sunnah.
merupakan kitab Ushul fiqih pertama, yang berarti Imam Syafi’I merupakan
24
pencetus ilmu Ushul fiqih. Juga beliau terkenal dengan kitab fiqih nya yaitu
Al-Umm, yang hari ini menjadi kitab fiqih rujukan dikalangan kaum
para pakar, namun aku tidak melihat karya ilmiah paling bagus dari karya
Yunus bin Abdil ‘Ala, beliau berkata, “Asy-Syafi’I adalah sosok yang
menyihir perhatian. Jika kami duduk di sisinya, kami tidak menyadari apa
Nama asli beliau adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal
25
Ash-Shaibania. Imam Ahmad dilahirkan di Baghdad pada tanggal 20
Rabi’ul Awwal 164 H/780 M. Imam Ahmad bin Hanbal seorang Arab dari
Bani Dzuhl bin Syaiban, hanya saja beliau tidak pernah membanggakan
untuk mencari ilmu, diantara kota yang beliau jumpai adalah Kufah,
Salah satu guru Imam Ahmad bin Hanbal adalah Abdurrazzaq bin
meriwayatkan hadits lebih dari 1500 hadits. (DR. Amir Shabri, Mu’jam
mengarang kitab fiqih, akan tetapi ada beberapa ulama yang mengarang
26
Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu Imam Madzhab, yang
dalam ilmu hadits beliau lebih menguasai dari para imam yang lain.
“Engkau lebih tahu mengenai hadits dan perawinya. Jika hadits shahih,
Mufassir merupakan istilah dari bahasa arab, Isim Fail dari kata
yang tersirat dalam suatu kalimat. Maka Mufassir adalah orang yang
488).
,المفسر هو من له أهلية تامة يعرف بها مراد هللا تعالى بكَلمه المتعبد بتَلوته
مع معرفته جمَل كثيرة من, وراض نفسه علي مناهج المفسرين,قدر الطاقة
27
“Mufassir adalah orang yang memiliki kapabilitas sempurna yang
Abbas.
Abdul Malik bin Juraij (w. 149H) ulama pertama yang kali
28
Masa Abad ke 6 H : Imam Fakhruddin Ar-Razi yang terkenal
Mafaatihul Ghoib.
Ismail (Imam Ibnu Katsir) seorang ahli Tafsir sekaligus ahli Fiqih
(Ittijah ‘Ilmy).
yang bukan hanya ahli dalam satu bidang, akan tetapi mereka ahli juga
dibidang ilmu yang lain. Maka disamping juga mereka adalah para
Mufassir, tetapi ada juga yang mereka juga Faqih (ahli fiqih), diantaranya
29
Dalam pandangan islam shalat dhuha hukumnya adalah Sunnah
Syarh Muslimnya. Juga Syaikh Ibnu Baz Rahimahullah berkata dalam kitab
sahabatnya.”
karena itulah, umat islam punya perhatian besar terhadap shalat dhuha.
-صلى هللا عليه وسلم- أوصني خليلي:و عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال
متفق عليه. وان أوتر قبل أن أرقد, و ركعة الضحى,بصيام ثَلثة أيام من كل شهر
sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: Pertama, puasa tiga hari
setiap bulan, Kedua, melaksanakan dua rakaat shalat dhuha dan Ketiga,
Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa para sahabat pun ketika
Disamping shalat dhuha ini merupakan fasilitas yang diberikan kepada umat
islam agar lebih mendekat lagi kepada Allah Subhanahu Wata’ala, shalat
30
melaksanakannya. Maka dipembahasan selanjutnya penulis ingin membahas
shalih seorang hamba, pasti Allah akan memberikan balasan kebaikan, baik
didunia maupun diakhirat nanti. Maka agar setiap ibadah yang dilakukan
dan kali ini penulis ingin memberikan beberapa keutamaan berkaitan shalat
dhuha.
Wasallam setiap sendi di tubuh manusia harus diberi sedekah setiap harinya
31
صدَقَةٌ َو
َ ٍصدَقَةٌ َو ُك ُّل تَحْ ِم ْيدَة
َ صدَقَةٌ فَ ُك ُّل ت َ ْس ِب ْي َح ٍة
َ س ََل َمى ِم ْن أ َ َح ِد ُك ْم
ُ علَى ُكل
َ صبِ ُح
ْ ُي
َ ع ِن ْال ُم ْن َك ِر
ٌصدَقَة ٌ صدَقَةٌ َونَ ْه
َ ي ِ صدَقَةٌ َوأ َ ْم ٌر ِب ْال َم ْع ُر ْو
َ ف َ ٍصدَقَةٌ َو ُك ُّل ت َ ْك ِبي َْرة
َ ُكل ت َ ْه ِل ْيلَ ٍة
dikeluarkan sedekah nya. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid
adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
(nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang
hambanya baik bersifat fisik maupun materi, bagi yang melaksanakan shalat
ِ َار أ َ ْكفِك
ُآخ َره ِ ت فَ ْي أَ َّو ِل النَّ َه
ٍ إِبْن آدَ َم الَت َ ْع ِجزَ َّن َع ْن أ َ ْربَعِ َر َكعَا:َّقَا َل هللا َع َّز َو َجل
malas untuk melakukan shalat 4 rakaat diawal siang, karena aku akan
(5/286), Abu Dawud no. 1289, Ad-Darimi no. 1451. Syaikh Al-albani dan
32
Dalam hadits qudsi yang lain pun disebutkan: Dari Abu Darda’ dan
ِ َ أ َ ْكفِك،ار
ُآخ َره ِ ت ِم ْن أ َ َّو ِل النَّ َه
ٍ ا ِْرك َْع ِلي أَ ْربَ َع َر َكعَا،يابْنَ آدَم
pada awal siang niscaya Aku akan mencukupimu pada akhir siangmu.”
ُّ صلَّى ال
ض َحى ثِ ْنت َْي َ َم ْن-صلى هللا عليه وسلم- ِِللا ُ قَا َل َر:َع ْن أَن ٍَس قَال
َّ سو ُل َ
ْ َِللاُ لَهُ ق
صرا فِي ال َجنَّ ِة َّ ع ْش َرة َ َر ْكعَة بَنَى
َ
5
At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan gharib.” Dishahihkan Al-Imam Al-Albani
Rahimahullah dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)
33
ض َحى َحتَّى نَقُو َل َ ُسلَّ َم ي
ُّ ص ِلي ال َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُِللا َّ ي
َ ِِللا ُّ س ِعي ٍد ْال ُخد ِْري ِ قَا َل َكانَ نَ ِب
َ ع ْن أَبِي
َ
س ٌن غ َِريبٌ (سنن
َ ِيث َح َ قَا َل أَبُو ِعي.ص ِلي
ٌ سى َهذَا َحد َ ُع َها َحتَّى نَقُو َل َال ي ُ ََال يَد
ُ َع َويَد
)٤٣٩ : الترمذي
berkata: hadits ini adalah hadits hasan gharib [Sunan Tirmidzi; 439].
dinilai sebagai hadits hasan oleh Syekh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits
Keenam, shalat dhuha merupakan salah satu ibadah yang diwasiatkan oleh
Radhiyallahu ‘Anhu.
34
-صلى هللا عليه وسلم- أوصني خليلي:عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال
متفق عليه. وان أوتر قبل أن أرقد, و ركعة الضحى,بصيام ثَلثة أيام من كل شهر
sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: Pertama, puasa tiga hari
setiap bulan, Kedua, melaksanakan dua rakaat shalat dhuha dan Ketiga,
bahkan dalam hadits disebutkan bahwa ganjaran shalat dhuha lebih baik dari
itu semua.
Wasallam bersabda:
َ َم ْن ت ََوضَّأ َ ث ُ َّم.ب ِم ْنهُ َم ْغزى َوأ َ ْكث َ َر غضنِ ْي َمة َوأ َ ْوشَكَ َرجْ عَة
غدَا إِلَى َ علَى أ َ ْق َر
َ أَ َال أَدُل ُك ْم
rampasan perang yang lebih banyak dan kepulangan yang lebih cepat?
Siapa saja yang wudhu kemudian berangkat ke masjid untuk shalat dhuha,
35
maka itulah peperangan yang lebih singkat, harta rampasan yang lebih
banyak, dan kepulangan yang lebih cepat.” [HR. Ahmad dan Thabrani,
haji dan umroh. Sebagaimana dalam hadits Nabi, dari Anas bin Malik
" Siapa yang shalat Shubuh dengan berjamaah, lalu duduk berdzikir
kepada Allah sehingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka
ia mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali)." (HR.
mereka akan dimasukkan kedalam surga diakhirat nanti melalui Baab Adh-
36
أَيْنَ الَّذِينَ َكانُوا:ٍ فَإِذَا َكانَ يَ ْو ُم ْال ِقيَا َم ِة نَادَى ُمنَاد،ض َحى
ُّ ال:ُِإ َّن فِي ْال َجنَّ ِة بَابا يُقَا ُل لَه
Adh-Dhuha (pintu dhuha) dan pada hari kiamat nanti ada yang akan
terdapat dalam hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
diampuni walau sebanyak buih dilautan.” [HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
Ahmad].7
6
Walaupun hadits diatas dhaif, sebagaimana dikatakan Imam Al Albani dalam Silsilah
Ahaadits Adh-Dhoifah (no. 392)
7
Dalam kitab Al-Jami’ Sunan Tirmidzi, yang ditahqiq oleh Muhammad Syakir dan Syaikh
Al-Albani berkata bahwa hadits ini Dhaif.
37
Wata’ala dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam.
‘Alaihi Wasallam tentang waktu dhuha. Akan tetapi sebelum itu penulis
فَإِذَا، َوت ُ ْفت َ ُح أَب َْوابُ َها، فَإ ِ َّن َج َهنَّ َم ت ُ ْس َج ُر،ص ْر
ِ ث ُ َّم أ َ ْق، ُالر ْم ُح ِظلَّه
ُّ َحتَّى يَ ْع ِد َل،ٌَم ْكتُوبَة
ْ ي ْال َع
ث ُ َّم،ص َر َ ص ِل َّ فَإ ِ َّن ال، َص ِل َما ِشئْت
َ ُ َحتَّى ت،ٌص ََلة َ َم ْش ُهودَة َ َ ف،س َّ ت ال
ُ ش ْم َ زَ ا
ِ غ
38
janganlah melakukan shalat sampai matahari terbit maka dia meninggi
seukuran tombak atau dua tombak, sebab ia terbit diantara dua tanduk
setan, dan orang kafir melakukan shalat pada waktu itu, kemudian
diantara dua tanduk setan, dan orang kafir melakukan shalat pada
waktu itu. (HR. Abu Daud, Sunan Abu Daud II: 25)
12.00).
39
Tiga waktu yang dilarang itu merupakan hal penting yang harus diketahui
oleh seorang hamba, walaupun para ulama berbeda pendapat tentang shalat
diapit oleh dua waktu yang diharamkan untuk melaksanakan shalat, oleh
َ ع ْن أَي
ُّوب َ – َعلَيَّة
ُ ب َواب ُْن نُ َمي ٍْر قَاالَ َحدَّثَنَا ِإ ْس َما ِعي ُل – َو ُه َو اب ُْن
ٍ َو َحدَّثَنَا ُز َهي ُْر ب ُْن َح ْر
َّ سو َل
ِللاِ –صلى هللا عليه وسلم َ ع ِة أ َ ْف
ُ ِإ َّن َر.ُضل َ سا
َّ غي ِْر َه ِذ ِه ال َّ أ َ َّن ال- :قَا َل
َ صَلَة َ فِى
َ ض ْال ِف
صا ُل ُ صَلَة ُ اْل َ َّوابِينَ ِحينَ ت َْر َم
َ
“Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Ibnu
Ibnu ‘Ulayyah dari Ayyub dari Al Qasim Asy Syaibani bahwa Zaid bin
Arqam pernah melihat suatu kaum yang tengah mengerjakan shalat dhuha,
lalu dia berkata; “Tidakkah mereka tahu bahwa shalat diluar waktu ini
“Shalat awwabin (orang yang bertaubat) dikerjakan ketika anak unta mulai
40
ب َحدَّثَنَا أَبُو ُ ُِللاِ ب ُْن َج ْعفَ ٍر َحدَّثَنَا يُون
ٍ س ب ُْن َح ِبي َ وركَ أ َ ْخبَ َرنَا
َّ ُع ْبد َ ُأ َ ْخبَ َرنَا أَبُو بَ ْك ِر ب ُْن ف
ُ سلَ ْي َم
ان ب ُْن ِ َوب ْالق
ُ اضى َحدَّثَنَا َ ُف ب ُْن يَ ْعق َ ْال َح
ُ س ُن ب ُْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ِإ ْس َحاقَ َحدَّثَنَا يُو
ُ س
أَنَّهُ َرأَى نَاسا ُجلُوسا ِإلَى: ع ْن زَ ْي ِد ب ِْن أ َ ْرقَ َم َّ ع ِن ْالقَا ِس ِم ال
َ ش ْي َبانِ ِى َ ٌب َحدَّثَنَا َح َّماد
ٍ َح ْر
َ ت ْال ِف
صا ُل َ صَلَة ُ اْل َ َّوابِينَ ِإذَا َر ِم
ِ ض َ : قَا َل-صلى هللا عليه وسلم-
bin Ja’far, ia berkata, telah mennceritakan kepada kami Yunus bin Habib,
menceritakan juga kepada kami, Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad al-
Muhammad bin Ishaq ia berkata, telah menceritakan kepada kami Yusuf bin
duduk kepada seorang pembaca kisah, ketika telah terbit matahari mereka
41
س ِعي ٍد عن قَت َادةِ عن القاسم الشيباني
َ ب عن َ َحدَّث َنَا عبد هللا َحدَّث َني أبي ث َنَا
َ ُعبد
ِ الوها
َ ت ْال ِف
صال َ صلُّ ْونَ َها ِإذَا َر َم
ِ ض َ ُي
menceritakan kepada kami Abdul Wahab dari Said dari Qatadah dari al-
Qasim as-Syaibaniy dari Zaid bin Arqam, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi
77.437 kata, yang setiap semua kata tersebut mempunyai banyak makna
yang dapat diambil bagi para Ahlul Qur`an, namun pada hal ini akan
beberapa kata yang bermakna dhuha. Kata-kata atau kalimat dhuha diulang
dalam Al-Qur`an sebanyak tujuh kali, dengan pemakaian kata yang berbeda-
beda dan dalam konteks ayat yang berbeda-beda pula. Ayat-ayat tersebut
ialah:
42
﴾١ :ض َحى ﴿الضحى
ُّ َوال.الر ِح ِيم
َّ الرحْ َم ِن َّ ِبس ِْم
َّ ِِللا .1
“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-
akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau
Berkata Musa: "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di
“Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan
﴾٩٨ :ضحى َو ُه ْم َي ْلعَبُونَ ﴿اْلعراف ُ ْ أ َ َوأ َ ِمنَ أ َ ْه ُل ْالقُ َرى أَن َيأْتِ َي ُهم بَأ
ُ سنَا .7
43
2.8 Tafsir Makna Dhuha
yang tersurat maupun tersirat, karena segala apapun yang Allah Subhanahu
kesia-siaan belaka, pasti ada hikmah yang dapat dijadikan petunjuk ataupun
pengetahuan untuk dirinya. Kata dhuha terdapat di tujuh surat dalam Al-
dan mempunyai tafsir yang berbeda-beda pula. Maka dalam pembahasan ini
penulis ingin mengungkap apa saja makna yang terdapat dalam masing-
masing kata dhuha dalam setiap surat, dengan merujuk kitab-kitab tafsir
para ulama.
ُّ َوال.الر ِح ِيم
]٩٣:١[ ٰض َحى َّ الرحْ َم ِن َّ بِس ِْم
َّ ِِللا .أ
ٰDemi waktu matahari sepenggalahan naik, (QS. Adh-Dhuha [93]: 1)
Allah Subhanahu Wata’ala menggunakan kata dhuha sebagai Qasam
44
kekuasaan Allah yang Agung. (Muhammad Quraish Shihab dkk, 2007:
1/178)
tersebut dapat menjadi bisikan, hiburan, pelipur lara dan penenang hati dari
merupakan gambaran waktu yang datang silih berganti antara malam dan
siang (dhuha. Sesekali saat malam bertambah, maka saat siang pun
berkurang, dan kali lain terjadi sebaliknya. Pertambahan itu, bukan karena
wahyu yang terjadi sesuai kemashlahatan, sesekali diturunkan dan pada kali
45
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. ” (QS. Asy-Syams [91] :1)
ini sebagai Qasm (sumpah). Dengan adanya sumpah menunjukan bahwa ada
sesuatu hal yang penting untuk dikaji ataupun diperhatikan agar dapat
pendapat mengenai makna dhuha pada ayat ini. Mujahid dan Al-Kalbi
Pagi hari merupakan waktu yang paling indah dan paling manis. Di
sebelum terik tengah hari yang menyengat, karena matahari dipagi hari
(dhuha) berada saat yang paling jernih dan paling indah, bahkan cahayanya
ayat pertama yang Allah jadikan sebagai sumpah, hal ini bukanlah tanpa
akan tetapi kita harus mempunyai perhatian betul terhadap waktu dhuha ini.
46
Hal ini juga menunjukan bahwa disaat waktu dhuha merupakan saat-saat
dimana kita harus berhati-hati dalam beramal sebab pada waktu ini banyak
memberikan sarana yaitu shalat dhuha agar kita terus dalam keselamatan
Dhuha dalam ayat ini adalah waktu pada siang hari, yang cahayanya terang
ini adalah jika mereka dibangkitkan dari kubur, kemudian mereka menuju
seakan-akan dalam pandangan mereka, kehidupan itu hanya satu sore saja
dari Ibnu Abbas: yang dimaksud dengan sore hari adalah antara waktu
47
waktu dhuha (pagi hari) adalah antara terbitnya matahari sampai
pertengahan siang.
Dhuha dalam ayat ini, sebagaimana disebutkan dalam kitab tafsir Ibnu
agar tampak lebih jelas, nyata dan gamblang. Untuk menggambarkan setiap
keadaan atau urusan para Nabi, dimana setiap urusan mereka tampak begitu
jelas dan nyata, tiada yang tersembunyi. Karenanya digunakan kata Dhuhan,
rangka untuk menunjukan kebenaran yang haqiqi pada hari yang diramaikan
untuk bertanding, karena pada saat itu merupakan waktu yang paling
ajarannya yang beliau bawa ataukah firaun dengan para pengikutnya yang
48
ْ َ و َوأَنَّكَ َال ت َْظ َمأ ُ فِي َها َو ََلٰت
]٢٠:١١٩[ ٰض َحى .
“Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan
Kata Dhuha dalam ayat ini berbentuk Fiil Nafyi yaitu Laa Tadhhaa
artinya adalah kamu tidak tertimpa panas matahari. Dalam ayat ini yang
dimaksudkan sebagai panas lahir, karena dahaga dan panas merupakan dua
datangnya siksaan atau azab Allah Subhanahu Wata’ala kepada suatu kaum
atau penduduk suatu negeri. Kata dhuha dalam ayat ini pula diasosiasikan
dengan saat mereka sedang bermain, dalam hal ini terdapat hubungan juga
antara kata dhuha dengan Yal’ab (bermain). Saat waktu dhuha merupakan
“Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan sendau gurau” (QS.
Al-An`am[6]:32).
49
Dalam ayat ini seakan-akan Allah Subhanahu Wata’ala ingin
menggambarkan bahwa pada waktu dhuha ini banyak manusia yang lalai
banyak lalai dan terlena dengan kehidupan dunia, mereka akan mendapatkan
siksaan dan azab dari Allah Subhanahu Wata’ala. Maka pada waktu dhuha
dhuha.
BAB III
PEMBAHASAN
50
Sebagaimana telah disampaikan di bab dua beberapa hadits yang
berijtihad para ulama fiqih khususnya para imam madzhab, tentunya tidak
pada dasarnya segala hukum itu harus berlandaskan Al-Qur`an dan hadits
banyak para ulama yang mengarang kitab fiqih, yang dihasilkan dari fatwa-
waktu shalat dhuha ini, akan tetapi penulis akan memberikan pendapat-
waktu shalat dhuha itu setelah matahari mulai meninggi atau setelah
berlalunya waktu yang dilarang untuk shalat, dan waktu yang Afdhol
(utama) adalah ketika matahari mulai memanas yang ditandai dengan anak
51
unt a yang beranjak dari tempat ia berbaring akibat panas matahari yang
mulai menyengat. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Al-
َ ض ْال ِف
صا ُل ُ صَلَة ُ ْاْل َ َّوا ِبيْنَ ِحيْنَ ت َْر َم
َ
ketika masuknya waktu larangan shalat yaitu saat matahari sudah berada
Malik pernah membahas tentang batasan waktu shalat dhuha, akan tetapi
fiqihnya Al-Bahjah.
52
Ulama Malikiyyah berpendapat bahwa waktu dhuha itu dimulai ketika
sepakat dengan ulama-ulama yang lainnya bahwa waktu yang Afdhol adalah
saat matahari panasnya mulai menyengat dengan ditandai anak unta yang
beranjak dari tempat ia berbaring akibat dari panasnya matahari yang mulai
Wasallam yang para ulama pun menggunakan hadits ini sebagai rujukan
waktu Dhuha, seperti halnya pendapat Imam Nawawi dalam kitabnya Ar-
mulainya waktu dhuha itu ketika matahari telah terbit, akan tetapi mereka
dhuha itu saat matahari sudah meninggi. (Muhammad bin Ali bin
53
yang mengatakan bahwa waktu dhuha itu dimulai ketika terbitnya matahari
yang mengatakan bahwa waktu dhuha itu dimulai setelah beberapa menit
matahari sudah mulai panas yakni ketika dekat dengan waktu berakhirnya
dhuha. Hal ini sebagaimana dalam hadits yang banyak dijadikan rujukan
pula oleh para ulama yang lain, hadits yang diriwayatkan oleh Al-Qasim
itu sungguh mengetahui bahwa shalat (dhuha) di selain waktu ini lebih
َ ض ْال ِف
صا ُل ُ صَلَة ُ ْاْل َ َّوابِيْنَ ِحيْنَ ت َْر َم
َ
54
Al-Imam An-Nawawi dan Imam Ash-Shan’ani menjelaskan bahwa,
‘Ar-Ramdha’ adalah hawa panas dari pasir atau tanah yang terbakar panas
matahari. Dan hal itu terjadi ketika matahari sudah meninggi. Shalat
panas. Sedangkan awwab artinya orang yang taat. Ada pula yang
untuk melaksanakan shalat dhuha, maka akan diketahui akhir dari waktu
dari waktu dhuha adalah ketika masuknya waktu zawal, yaitu waktu
persis diatas kepala sehingga posisi bayangan tepat lurus dengan bendanya,
55
seperti itu, penulis akan menyampaikan beberapa kitab fiqih para ulama
Anshof.
waktu shalat dhuha itu dimulai setelah berlalunya waktu larangan shalat
shalat dhuha adalah saat panas matahari mulai menyengat yang ditandai
dengan anak unta yang beranjak dari tempat pembaringannya akibat panas
matahari yang menyengat. Hal ini sebagaimana juga dalam hadits yang
Wasallam bersabda:
َ ض ْال ِف
صا ُل ُ صَلَة ُ ْاْل َ َّوا ِبيْنَ ِحيْنَ ت َْر َم
َ
56
Sedangkan waktu akhir shalat dhuha adalah saat matahari berada pada
tepat ditengah atau menjelang zawal yang dimana pada saat itu telah masuk
Sedangkan waktu yang utama untuk melaksanakan shalat dhuha adalah saat
mengenai batas akhir waktu dhuha para ulama fiqih pun bersepakat, waktu
akhir dhuha saat masuknya waktu larangan shalat yang ditandai dengan
terdapat dalam (QS. Shaad [38]: 18). Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
57
1. Imam Ibnu Katsir
إنه تعالى سخر الجبال تسبح معه عند إشراق الشمس وآخر النهار:أي
1999:7/58).
matahari dan akhir siang. Menunjukan bahwa yang dimaksud Al-Isyroq itu
ulama adalah shalat dhuha juga yang dikerjakan diawal waktu dhuha. Dapat
58
قال ابن جرير :حدثنا أبو ُك َريْب حدثنا محمد بن بشر عن ِم ْسعَر عن عبد الكريم
عن موسى بن أبي كثير عن ابن عباس أنه بلغه :أن أم هانئ ذكرت أن رسول هللا صلى
هللا عليه وسلم يوم فتح مكة صلى الضحى ثمان ركعات ،قال ابن عباس :قد ظننت أن لهذه
ثم رواه من حديث سعيد بن أبي عروبة ،عن أبي المتوكل عن أيوب بن صفوان
عن مواله عبد هللا بن الحارث بن نوفل أن ابن عباس كان ال يصلي الضحى قال :فأدخلته
على أم هانئ فقلت :أخبري هذا ما أخبرتني به .فقالت أم هانئ :دخل علي رسول هللا
صلى هللا عليه وسلم يوم الفتح في بيتي ثم أمر بماء صب في قصعة ثم أمر بثوب فأخذ
بيني وبينه فاغتسل ثم رش ناحية البيت فصلى ثمان ركعات ،وذلك من الضحى قيامهن
وركوعهن وسجودهن وجلوسهن سواء قريب بعضهن من بعض فخرج ابن عباس وهو
َواإل ْش َرا ِ
ق } وكنت أقول :أين صَلة اإلشراق وكان بعد يقول :صَلة اإلشراق.
Abbas ra, Ummu Hani menceritakan, pada saat Fath (pembebasan) Makkah,
lalu Ibnu Abbas ra berkata: “aku mengira bahwa pada saat ini ada waktu
“Kemudian dia meriwayatkan hadits dari Said bin Abi ‘Arubah, dari
Abu Mutawakkil, dari Ayyub bin Shafwan, dari maulanya ‘Abdullah bin
59
Al-Harits bin Naufal, bahwa Ibnu Abbas ra tidak melakukan shalat dhuha,
dia berkata: “Aku membawanya masuk menemui Ummu Hani`, lalu aku
berkata: `Beritahukanlah orang ini apa yang telah engkau kabarkan kepada
meminta sehelai kain untuk menghalangi antara aku dengannya, lalu beliau
shalat delapan rakaat, dan itu termasuk shalat dhuha yaitu berdiri, ruku`,
sujud, dan duduknya hampir sama.” Lalu Ibnu Abbas ra keluar sambil
berkata: “aku telah membaca ayat-ayat yang berada diantara dua lauh, aku
tidak mengenal shalat dhuha kecuali sekarang ini. “untuk bertasbih berama
dia di waktu petang dan pagi”. Dahulu aku mengatakan: “mana dalil shalat
Isyraq?”. Lalu sekarang dia berpendapat adanya shalat Isyraq.” (Ibnu Katsir,
1999:7/58).
Dalam hal ini Ibnu Abbas berpendapat bahwa shalat Isyraq itu
dikerjakan ketika waktu terbitnya matahari (Isyraq), akan tetapi dari hadits
diatas waktu shalat Isyraq atau dhuha itu setelah beberapa menit terbitnya
terlebih dahulu. Karenanya dari hadits yang disampaikan oleh Ibnu Abbas ra
itu, beliau berpendapat bahwasanya waktu dhuha itu setelah beberapa menit
60
3. Tafsir Jalalain
Dalam tafsir jalalain yang dikarang oleh dua orang Mufassir yaitu
bin Abi Bakr As-Suyuthi. Didalam penjelasan mereka berdua mengenai ayat
bersama dia di waktu petang) di waktu shalat isya (dan pagi) di waktu shalat
QS. Shaad:18).
mana waktu shalat dhuha menurut beliau adalah ketika matahari mencapai
waktu shalat dhuha (mulainya dan akhirnya), diantara ulama tersebut ialah,
sebagai berikut.
61
Dalam fatwanya yang membahas tentang shalat isyraq sama atau
tombak. Ukuran jam, sekitar seperempat jam (15 menit) setelah terbit
matahari. Inilah yang disebut shalat Isyraq, ia itu Shalat dhuha juga.
Karena shalat dhuha itu sejak matahari meninggi satu tombak sampai
rakaat Isyraq, tapi dua rakaat itu dikerjakan di awal waktu, yakni
setelah matahari naik satu tombak, maka itu disebut Shalat Isyraq dan
shalat dhuha. Dan jika diakhirkan sampai akhir waktu, maka disebut
itu ketika matahari sudah meninggi seukuran satu tombak hingga menjelang
ukuran satu tombak itu menurut penglihatan mata orang yang melihat dan
ukurannya sekitar satu meter atau ukuran jam, sekitar seperempat jam (15
waktu dhuha dimulai dari berakhirnya waktu larangan shalat di awal pagi
sampai datangnya waktu larangan shalat di tengah siang (tengah hari) atau
62
menjelang waktu zawal. Mengerjakannya di akhir waktu lebih utama karena
Dalam fatwa yang sama mengenai shalat isyraq sama atau berbeda
dengan shalat dhuha, beliau juga menjelaskan tentang batasan waktu shalat
dhuha.
Syaikh Ibnu Bazz mengatakan “Ya, Shalat Isyraq adalah shalat dhuha.
dhuha. Yang paling utama, shalat dhuha dikerjakan saat anak onta
63
Fatwa Syaikh Ibnu Bazz mengenai hal ini adalah bahwasanya shalat
yang dikerjakan saat terbitnya matahari setinggi satu tombak itu dinamakan
shalat Isyraq, akan tetapi beliau menjelaskan juga bahwa dari terbitnya
shalat dhuha. Tetapi paling utamanya, saat anak onta sudah kepanasan
64
َ ض ْال ِف
صا ُل ُ ص ََلة ُ ْاْل َ َّوابِينَ ِحينَ ت َْر َم
َ
Inilah yang paling utama. Saat terasa panasnya siang, maka inilah
lalu shalat dua rakaat, maka ini adalah shalat dhuha, itulah shalat
dhuha itu dimulai ketika matahari telah terbit setinggi satu tombak, beliau
menjelaskan bahwa satu tombak itu sekitar 15 atau 20 menit. Dan waktu
Maret 2016 M. Yang dihadiri oleh Ketua Umum PP.Persis KH. Aceng
65
Zakaria, yang juga beliau menyarankan agar segera diputuskan masalah
hukum tentang ‘Awal dan akhir waktu dhuha’ dan untuk segera
KH.Muhammad Romli.
‘Alaihi Wasallam.
ق اللَّ ْي ِل َوقُ ْرآنَ ْالفَجْ ِر إِ َّن قُ ْرآنَ ْالفَجْ ِر َكانَ َم ْش ُهودا َ ش ْم ِس إِلَى َغ
ِ س ِ ُص ََلة َ ِلدُل
َّ وك ال َّ أقِ ِم ال
malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu
66
، َص ِل َما ِشئْت ُ َّص ِلي لَ َها ْال ُكف
َ ث ُ َّم،ار َ ُ َوي،ان
ٍ ط َ فَإ ِ َّن َها ت َْطلُ ُع بَيْنَ قَ ْرنَ ْي، أ َ ْو ُر ْم َحي ِْن،ٍيس ُر ْمح
َ ش ْي َ ِفَت َْرت َ ِف َع ق
فَإِذَا، َوت ُ ْفت َ ُح أَب َْوابُ َها، فَإِ َّن َج َهنَّ َم ت ُ ْس َج ُر،ص ْر ُّ َحتَّى َي ْع ِد َل،ٌص ََلة َ َم ْش ُهودَة ٌ َم ْكتُو َبة
ِ ث ُ َّم أ َ ْق، ُالر ْم ُح ِظلَّه َّ فَإ ِ َّن ال
saksikan dan dicatat amal kebaikannya oleh malaikat, hingga engkau shalat
maka dia meninggi seukuran tombak atau dua tombak, sebab ia terbit
diantara dua tanduk setan, dan orang kafir melakukan shalat pada waktu
matahari satu atau dua tombak) di saksikan dan dicatat amal kebaikannya
dan orang kafir melakukan shalat pada waktu itu.” [HR. Abu Daud, Sunan
67
ُّوب َع ِن ْالقَا ِس ِم
َ ع ْن أَي
َ – َعلَيَّة
ُ ُب َوا ْبنُ نُ َمي ٍْر قَاالَ َحدَّثَنَا إِ ْس َما ِعي ُل – َوه َُو ا ْبن
ٍ َو َحدَّثَنَا ُز َهي ُْر ْبنُ َح ْر
ُ ِإ َّن َر.ُضل
َّ سو َل
صلى هللا عليه وسلم- ِِللا َ ض ْال ِف
َ السَّا َع ِة أ َ ْف- صا ُل ُ صَلَة ُ اْل َ َّوا ِبينَ ِحينَ ت َْر َم
َ « » قَا َل.
“Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb dan Ibnu
Ibnu ‘Ulayyah dari Ayyub dari Al Qasim Asy Syaibani bahwa Zaid bin
Arqam pernah melihat suatu kaum yang tengah mengerjakan shalat Dhuha,
lalu dia berkata; “Tidakkah mereka tahu bahwa shalat diluar waktu ini
“Shalat awwabin (orang yang bertaubat) dikerjakan ketika anak unta mulai
َ َع ِن ْالقَا ِس ِم ح َوأ َ ْخ َب َرنَا أَبُو ْال َح: سنُ ْبنُ ُم َح َّم ِد ب ِْن ِإ ْس َحاقَ َحدَّثَنَا
س ِن َ ئ أ َ ْخ َب َرنَا ْال َح
ُ ى ْبنُ ُم َح َّم ٍد ْال ُم ْق ِر
ُّ ََعل
َ ت ْال ِف
صا ُل َ صَلَة ُ اْل َ َّوا ِبينَ ِإذَا َر ِم
ِ ض َ : قَا َل-صلى هللا عليه وسلم- ِِللا
َّ سو َل
ُ َر
bin Fuurak (ia berkata), telah menghabarkan kepada kami Abdullah bin
Ja’far (ia berkata), telah mennceritakan kepada kami Yunus bin Habib (ia
berkata), telah menceritakan kepada kami Abu Daud (ia berkata), telah
telah menceritakan juga kepada kami Abu al-Hasan Ali bin Muhammad al-
68
Muqri (ia berkata), telah menghabarkan kepada kami al-Hasan bin
Muhammad bin Ishaq (ia berkata), telah menceritakan kepada kami Yusuf
Sulaiman bin Harb (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Hammad
dari al-Qasim as-Syaibaniy dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-
orang sedang duduk kepada seorang pembaca kisah, ketika telah terbit
: حدثنا عبد هللا حدثني أبي ثنا عبد الوهاب عن سعيد عن قتادة عن القاسم الشيباني عن زيد بن أرقم
ان نبي هللا صلى هللا عليه و سلم أتى على مسجد قباء أو دخل مسجد قباء بعد ما أشرقت الشمس فإذا
هم يصلون فقال ان صَلة اْلوابين كانوا يصلونها إذا رمضت الفصال
menceritakan kepada kami Abdul Wahab dari Said dari Qatadah dari al-
Qasim as-Syaibaniy dari Zaid bin Arqam, bahwa Nabi Saw mendatangi
masjid quba, atau masuk ke Masjid Quba, setelah terbit matahari. Ternyata
69
لى أَ ْن
َ ِالز ِوا ِل َولَ ِك َّن ال ُم ْستَ َحبَّ أ َ ْن ت ُ َؤ َّخ َر إ ْ ِ يَ ْبتَدِى أ َ ْوقَات ُها َ ب:وقتها
َّ َار ِتفَاعِ الش َْم ِس قَد َْر َر ْمحٍ َويَ ْنت َ ِهي ِحيْن
3. Waktu afdhol shalat dhuha adalah saat anak unta kepanasan yakni
itu dimulai ketika matahari telah meninggi setinggi satu tombak dengan
70
bersepakat saat keadaan cahaya matahari mulai panas dirasakan, yang
ditandai dengan Tarmaadhul Fishaal yakni saat anak unta beranjak dari
Adapun akhir waktu dhuha yaitu saat masuknya waktu larangan shalat
yang dipahami saat menjelang waktu zawal, yang ditandai saat matahari
BAB IV
4.1 Kesimpulan
pendapat hal ini, akan tetapi yang paling raajih atau benar adalah
71
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu surat Asy-Syams dan Ad-
Dhuha, dengan hal ini dapat menjadi suatu ibadah yang bisa
teriknya matahari’.
3. Setiap ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba, tidak lah Allah
fiqih dalam kajian fiqihnya, dan ulama tafsir dalam kajian tafsirnya
terutama dalam surat Shaad ayat 18. Meskipun landasan hadits nya
waktu dhuha itu dimulai ketika matahari telah terbit setinggi satu
matahari.
72
4.2 Saran
dhuha. Karena jika terlalu cepat, maka disitu ada waktu tahrim
73
matahari yang dilakukan di pantai yang memiliki ufuk timur dan
DAFTAR PUSTAKA
Kautsar.
74
Al-Harby, Husain bin Ali bin Husain, 1996. Qawâ‘id at-Tarjîh ‘Inda al-
Qâsim.
Ilmu.
Darul Haq.
:Daarul Ma’rifah.
‘Alamiyyah.
‘Alamiyyah.
Al-alamiyyah.
75
Asy-Syafi’i , Taqiyyuddin Abi Bakar bin Muhammad, 2005, Kifaayah
Darul Fikri.
Farid, Ahmad, 2007. Min A’lam As-Salaf, terj. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Algensindo.
Daarul Hadits.
76
Qudamah, Ibnu, 1988. Al-Kaafi. : Al-Maktab Al-Islamiy
press.
(Anggota IKAPI).
WEBSITE
https://ikhwahmedia.wordpress.com/2016/01/14/adakah-pintu-surga-
2012
http://www.sholat-dhuha.info/2012/08/makna-dhuha-dalam-ai
77
http://www.sholat-dhuha.info/2011/03/pengertian-sholat-dhuha.html,
http://www.sholat-dhuha.info/2011/03/sebelum-melaksanakan-sholat-
2017
78