Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FIQIH

IBADAH

DOSEN : ANDRIYANTO, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
YEFFI SAPUTRA 212022014

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2023


BAB V
Latihan Soal (Essay)

a. Apa Pengertian Shalat berjama’ah?

b. Apa Perbedaan Shalat berjama’ah dan Shalat munfaridan?

c. Sebutkan dasar hukum shalat berjama’ah!

d. Sebutkan 2 hikmah shalat berjama’ah!

e. Bagaimana cara shalat berjama’ah?

JAWABAN

A. Shalat berjama’ah ialah shalat yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, salah
seorang di antara mereka menjadi imam dan yang lain sebagai makmum, dengan aturan serta cara yang
tertentu

B. salat sunah berjamaah dan salat sunah munfarid. Shalat sunah berjamaah adalah salat yang
dikerjakan secara bersama salah satu menjadi imam dan yang lain menjadi makmum dengan syarat yang
telah ditentukan. Salat sunah munfarid adalah salat yang dilakukan sendirian.

َ ‫الز َكا َة َو ارْ َكعُوا َم َع الرَّ ا ِكع‬


C. 1. Sebagaimana firman Allah: ‫ِین‬ َّ ‫ َو َأقِیمُوا ال‬. Artinya: Dan dirikanlah shalat,
َّ ‫صالَ َة َو آ ُتوا‬
bayarkanlah zakat dan ruku’lah bersama orang- orang yang ruku’. (al-Baqarah: 43).

2. Dan di dalam surat lain, Allah berfirman: ‫ك‬ َّ ‫ِیھ ْم َفَأ َق ْمتَ َل ُھ ُم ال‬
َ ‫صالَ َة َف ْل َت ُق ْم َطاِئ َف ٌة ِم ْن ُھ ْم َم َع‬ ِ ‫ َو ِإ َذا ُك ْنتَ ف‬Artinya:
Apabila kamu berada di tengah-tengah mereka, lalu kamu memimpin shalat bagi mereka, hendaklah
dari segolongan dari mereka berdiri bersama-sama kamu. (an-Nisa’: 102).

3. Kemudian firman Allah: ‫صالَ ِة مِنْ َی ْو ِم ْال ُجم َُع ِة َفاسْ َع ْو ا ِإلَى ذ ِْك ِر هللاَّ ِ َو َذرُوا ْال َبی َْع َذلِ ُك ْم َخ ْی ٌر لَ ُك ْم‬ َ ‫َیا َأ ُّی َھا الَّذ‬
َ ‫ِین آ َم ُنوا ِإ َذا ُنود‬
َّ ‫ِي لِل‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila diserukan azan pada hari Jum’at, maka segeralah ingat
kepada Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu baik bagimu kalau kamu ketahui. (al-
Jumu’ah: 9).

4. Dan sabda Nabi SAW: ‫ ُث َّم آم َُر َر ُجالً َف َیُؤ َّم‬،‫ َف ُیَؤ َّذ َن لَ َھا‬،ِ‫صالَة‬ َ ‫ َفیُحْ َط‬،ٍ‫مْت َأنْ آم َُر ِب َح َطب‬
َّ ‫ ُث َّم آم َُر ِبال‬، ‫ب‬ ُ ‫َو الَّذِي َن ْفسِ ي ِب َی ِد ِه َل َق ْد َھ َم‬
‫ُأ‬
)‫ َف َحرِّ قَ َعلَی ِْھ ْم ُبیُو َت ُھ ْم (رواه البخارى ومسلم‬،‫ال‬
ٍ ‫ِف ِإلَى ِر َج‬ ‫ُأ‬ ُ َ ‫ ال َّن‬Artinya: Demi Allah jiwaku berada dalam
َ ‫ ث َّم َخال‬، ‫اس‬
kekuasaanNya, Saya bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian
menyuruh seseorang menyerukan azan shalat, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam bagi
orang banyak, maka akan saya datangi orang-orang yang tidak ikut berjama’ah, lalu saya bakar rumah-
rumah mereka. (HR. Bukhari no.644, Muslim no. 651).

D. 1. Ini disebutkan dalam hadits Rosulullah SAW: ‫صلىَّ هللاَّ ُ َعلَی ِْھ َو َسلَّ َم‬ َ ِ َّ‫ى هللاَّ ُ َع ْن ُھ َما اَنَّ َرس ُْو َل هللا‬
َ ‫ض‬ ِ ‫َعنْ ِاب‬
ِ ‫ْن ُع َم َر َر‬
ِّ ‫صالَ َة ْا‬
)‫لفذ ِب َسب ٍْع َو عِ ْش ِر ی َْن َد َر َجة (رواه البخارى‬ َ ‫اع ِة ت ْف‬
َ ‫ض ُل‬ َ ‫صالةُ ْا‬
َ ‫لج َم‬ َ ‫ قا َ َل ؛‬Artinya: Dari ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah
SAW bersabda; Shalat berjama’ah itu melebihi keutamaan shalat sendirian, dengan dua puluh tujuh
derajat. (HR. Bukhari no. 645).

2. Dan semakin banyak jama’ah, semakin lebih baik, sebagaimana sabda Nabi SAW: ‫صالَةُ الرَّ ج ُِل َم َع الرَّ ج ُِل‬ َ
)‫الى (رواه أبو داود‬
َ ‫تع‬َ ِ َّ‫ِلى هللا‬ َ
َ ‫ثر فھ َُو ا َحبَّ ا‬ ْ َ َ َ َ ْ‫كى مِن‬
َ ‫ َو َما كا َن اك‬،‫صالت ِِھ َم َع الرَّ ج ُِل‬ ْ َ
َ ‫ْن از‬ َ ُ َ
ِ ‫صالت ُھ َم َع الرَّ ُجلی‬ َ
َ ‫ َو‬،ُ‫صالت ِِھ َو حْ دَ ه‬
َ ْ‫كى مِن‬ ْ
َ ‫از‬ َ
Artinya: Seseorang yang mengerjaka shalat bersama satu orang lebih baik dari sendirian, dan jika ia
shalat bersama dua orang lebih baik dari bersama satu orang, dan jika ia shalat bersama orang yang
lebih banyak lagi, maka hal itu sangat disukai oelh Allah SWT. (HR. Ahmad Abu daud no. 554)

E. 1) Apabila Shalat telah diiqamatkan, maka datangilah dengan tenang

2) Hendaklah salah seorang di antara kamu menjadi imam

3) Orang buta boleh menjadi imam

4) Jika makmum hanya seorang, berdirilah di sebelah kanan imam

5) Hendaklah meluruskan dan merapatkan barisan

6) Isilah shaf (barisan) yang kosong

7) Shaf wanita, letaknya di belakang shaf pria

8) Kemudian, apabila imam bertakbir, maka bertakbirlah jangan mendahului, atau kita harus mengikuti
imam

9) Bacaan imam jangan panjang-panjang

10) Hendaklah memperhatikan bacaan imam

11) Jika imam telah membaca “Waladh-dhallin” maka bacalah “Amin”

12) Hendaklah imam mengeraskan takbir intiqal

13) Jika kamu menjumpai imam telah shalat, maka bertakbirlah lalu mengikuti gerakan imam dan jangan
hitung reka’atnya, kecuali mendapatkan ruku’

14) Kemudian sempurnakanlah shalatmu setelah imam bersalam

15) Imam menghadap makmum atau ke arah sebelah kanan

BAB VI
Latihan Soal (Essay)

a. Apa Pengertian Shalat safar?

b. Apa Pengertian Shalat jamak?

c. Apa Pengertian Shalat jamak qasar?

d. Sebutkan syarat sah shalat jamak qasar!

e. Bagaimana tata cara shalat bagi orang yang sakit?

JAWABAN
A. Safar artinya berpergian. Jadi shalat safar ialah shalat yang dikerjakan ketika dalam perjalanan.
Jika perjalanan itu sudah menepuh jarak 3 mil, maka menurut Rasulullah SAW, boleh
mengerjakan shalat jamak qashar
B. Yang dimaksud dengan menjamak shalat ialah menghimpun (mengumpulkan) dua shalat yang
dikerjakan dalam satu waktu. Adapun shalat yang dapat dijamak adalah shalat Zuhur dengan
Ashar, dan shalat Maghrib dengan Isyak
C. Qashar artinya memendekkan (meringkas). Adapun shalat jamak qashar ialah meringkas jumlah
raka’at shalat yang empat menjadi dua raka’at. Sedangkan shalat yang dapat diqashar ialah
shalat Zuhur, Ashar dan Isyak. Sementara shalat Maghrib dan Subuh tidak diringkas (raka’atnya
tetap), seperti:
1) Shalat Zuhur dua raka’at dan Ashar dua raka’at.
2) Shalat Maghrib tiga raka’at dan Isyak dua raka’at.
3) Shalat Subuh tidak dijamak dan tidak diqashar.

D. a. Mengadakan perjalanan bukan dalam kemaksiatan


b. Jarak perjalanan sekurang-kurangnya 80,640 Km (perjalanan sehari- semalam)

E. 1. Sebagaimana hadits diterima dari Imran bin Hushain, katanya: ُ‫صلَّى هللا‬ َ َّ‫ت ال َّن ِبي‬ Iُ ‫ َف َسَأ ْل‬،ُ‫ت ِبي َب َو اسِ یر‬ ْ ‫َكا َن‬
)I‫ب » (رواه الجامعة‬ ٍ ‫ َفِإنْ لَ ْم َتسْ َتطِ عْ َف َعلَى َج ْن‬،‫ َفِإنْ لَ ْم َتسْ َتطِ عْ َف َقاعِ ًدا‬،‫ص ِّل َقاِئمًا‬ َ « : ‫ َف َقا َل‬،ِ‫صالَة‬ َّ ‫ َعلَی ِْھ َو َسلَّ َم َع ِن ال‬Artinya:
Saya menderita penyakit bawazir, lalu saya tanyakan kepada Nabi SAW, bagaimana caranya
shalat ?, beliau bersabda: Shalatlah dengan berdiri, kalau tak dapat hendaklah dengan duduk,
dan kalau tak dapat juga meka berbaringlah. (HR. Jama’ah (Bukhari no. 1117).
2. Di dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda: : ‫صلَّى هللاُ َعلَی ِْھ َو َسلَّ َم َقا َل‬ َ ِّ‫ َع ِن ال َّن ِبي‬, ‫ب‬ ٍ ِ‫ْن َأ ِبي َطال‬ ِ ‫َعنْ َعلِيِّ ب‬
ْ‫ض مِن‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ ‫ َفِإنْ لَ ْم َیسْ َتطِ عْ نْ َیسْ ُج َد ْو َم َو َج َع َل ُسجُو َدهُ ْخ َف‬, ‫صلى َقاعِ ًدا‬ َّ َ ْ‫ َفِإنْ لَ ْم َیسْ َتطِ ع‬, ‫اع‬ َ ‫ُصلِّي ْال َم ِر یضُ َقاِئمًا ِإ ِن اسْ َتط‬
َ َ ‫«ی‬
‫صلِّ َي َعلَى َج ْن ِب ِھ اْأل َ ْی َم ِن‬َ ‫ی‬
ُ ْ‫ن‬‫َأ‬ ْ‫ع‬ ِ‫ط‬ َ
‫ت‬ ْ‫س‬‫ی‬ ‫م‬َ ‫ل‬
َ ْ ‫ِإ‬ ْ‫ن‬ َ
‫ف‬ , َ
‫ة‬ َ ‫ل‬‫ب‬ْ ‫ق‬
ِ ْ
‫ال‬ ‫ل‬ ‫ب‬
َ ِ ْ
‫ق‬ َ
‫ت‬ ْ‫ُس‬‫م‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ َ ْ
‫ی‬ َ ‫ْأل‬ ‫ا‬ ‫ھ‬
ِِ َ‫ب‬ ْ
‫ن‬ ‫ج‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ى‬َّ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ‫ا‬ ً
‫د‬ ِ‫اع‬‫ق‬َ ‫ي‬
َ َ ِّ ‫ل‬ ‫ُص‬‫ی‬ ْ‫ن‬ ‫َأ‬ ْ‫ع‬ ِ‫ط‬ ‫ت‬َ ْ‫س‬‫ی‬َ ْ ‫ُر ُك ِ ِإ‬
‫م‬َ ‫ل‬ ْ‫ن‬ َ
‫ف‬ , ‫ھ‬ ِ‫وع‬
َ َ ْ
)‫صلى مُسْ َتلقِیًا َو ِر جْ الَ هُ ِممَّا َیلِي القِ ْبلة » (رواه الدارقطنى‬ ْ َّ َ Artinya: Dari Ali bin Abi Thalib, menceritakan dari
nabi SAW, beliau bersabda: Shalat orang yang sakit sambil berdiri jika mampu, kalau tidak
mampu shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak kuat sujud, isyaratkan saja dengan kepalanya, tetapi
hendaklah sujudnya lebih rendah dari pada ruku’nya. Kalau ia tidak mampu shalat sambil duduk,
shalatlah sambil berbaring ke sebelah kanan menghadap kiblat. Dan kalau tidak mampusambil
berbaring ke sebelah kanan, shalatlah sambil nelentang, kedua kakinya kea rah kiblat. (HR.
Daruquthni no. 1706).

BAB VII
Latihan Soal (Essay)
a. Apa Pengertian Talqin?
b. Apa Pengertian Kalimat Istirja’?
c. Apa Pengertian Liang lahat?
d. Sebutkan 2 tindakan yang harus dilakukan terhadap orang yang sudah wafat!
e. Bagaimana adab kita terhadap orang yang mau meninggal dunia?
JAWABAN
A. Secara bahasa, kata talqin adalah shighat masdar berasal dari akar kata bahasa arab
laqqana-yulaqqinu yang secara etimologis bermakna mendikte, mengajarkan atau
memahamkan secara lisan. Kata itu sama maksudnya dengan kata allama, fahhama dan
musyafahah yang berarti memahamkan secara lisan kepada orang lain.
Dalam pengertian istilah, talqin dipahami sebagai bimbingan mengucapkan kalimat syahadat
atau kalimat yang baik yang dibisikkan kepada seorang mukmin yang telah menampakkan
tanda-tanda kematian atau dalam keadaan sakarotul maut. Tujuan bimbingan itu adalah
untuk mengingatkan kepada orang yang akan meninggal tersebut dengan tauhid, sehingga
akhir ucapan yang keluar adalah kalimat tauhid, yakni La Ilaha Illallah
B. Kalimat istirja adalah kalimat yang diucapkan umat muslim ketika tertimpa musibah atau
mengalami cobaan. Seseorang yang sedang mendapatkan musibah tentu rasanya tidak
mengenakkan. Tidak jarang, banyak di antara mereka yang mengalami kesedihan yang
berlarut-larut hingga menimbulkan stres
C. Maksud liang lahat yaitu lubang yang dibuat di dinding kubur sebelah kiblat, ukurannya
cukup untuk meletakkan jenazah. Jenazah ditaruh di liang lahat tersebut dan ditutup
menggunakan batu pipih, namun di Indonesia masyarakat lebih sering menggunakan papan
kayu sebagai gantinya
D. a. Pejamkan mata si mayat dan mendoakannya
b. Tutupilah dengan kain yang baik
E. a. Mendatangi orang sakit
b. Menganjurkan Sabar bila sakit
c. Mengingatkan agar berbaik sangka kepada Allah
d. Mentalqinkan orang yang sakaratul
e. Menganjurkan orang sakit keras agar berwasiat
f. Hadapkanlah ke arak kiblat
g. Menciptakan Suasana Tenteram
h. Ucapkanlah kalimat Istirja’, jika telah meninggal

BAB VIII
Latihan Soal (Essay)

a. Apa yang harus disiapkan sebelum memandikan jenazah?

b. Siapa yang lebih afdhal dalam memandikan jenazah?

c. Apakah istri boleh memandikan jenazah suami?

d. Apakah anak boleh memandikan jenazah orang tua?

e. Jelaskan tata cara memandikan jenazah!

JAWABAN
A. Ada tiga macam air yang perlu dipersiapkan untuk memandikan janazah, yaitu; air yang
bercampur sabun (daun bidara), air bersih untuk membilas, dan air yang bercampur kapur barus
B. Orang yang Lebih Afdlal Memandikan Jenazah
a. Mayat laki-laki dimandikan oleh laki-laki.
b. Keluarga dekat dengan si mayat.
c. Istri boleh memandikan suaminya atau sebaliknya.
d. Orang lain yang beriman
C. Bagi jenazah laki-laki, orang yang boleh memandikan adalah laki-laki yang masih ada hubungan
keluarga dengan jenazah maupun tidak, istri, atau muhrimnya. Meski demikian, istri lebih
berhak memandikan jenazah suaminya dibandingkan dengan muhrim lainnya
D. Yang boleh memandikan jenazah ayah adalah anak laki-laki atau keluarga yang laki-laki,
sedangkan yang boleh memandikan jenazah ibu adalah anak perempuan atau keluarga
perempuan
E. a. Mandikanlah mulai dari anggota wudlu’ sisi kanannya
b. Mandikanlah dengan hitungan ganjil
c. Rambut mayat perempuan dikepang tiga dan keringkan
d. Tutupilah cela mayat

BAB X
Latihan Soal (Essay)

a. Jelaskan perbedaan posisi imam shalat jenazah antara jenazah laki-laki dan perempuan!

b. Jelaskan tata cara shalat jenazah dengan cara yang pertama!

c. Jelaskan tata cara shalat jenazah dengan cara yang kedua!

d. Jelaskan waktu yang dilarang menshalatkan jenazah!\

JAWABAN

A. “Dalam hadis ini terdapat dalil posisi seorang imam laki-laki ketika (menyalati) jenazah
perempuan. Bahwa posisinya adalah sejajar dengan bagian tengah jenazah. Adapun jika
jenazahnya laki-laki, maka posisinya adalah sejajar dengan kepala atau dada.
B. a. Niat Ikhlas Karena Allah
b. Bertakbir pertama, membaca al-Fatihah dan selawat atas Nabi SAW.
c. Bertakbir kedua dan membaca do’a bagi mayat
d. Bertakbir ketiga dan membaca do’a
e. Bertakbir Keempat dan membaca salam
f. Apabila mayat anak-anak, maka sebelum salam membaca do’a
C. a. Niat Ikhlas Karena Allah
b. Bertakbir pertama dan membaca al-Fatihah
b. Bertakbir pertama dan membaca al-Fatihah
d. Bertakbir Ketiga dan membaca do’a bagi si mayat
e. Bertakbir Keempat membaca do’a bagi si mayat dan salam
f. Apabila mayat anak-anak, maka sebelum salam membaca do’a
D. Terdapat tiga keadaan dilarang menshalatkan janazah, yaitu; Waktu terbit matahari, waktu
tengah matahari dan waktu terbenam matahari. Sebagaimana sabda Nabi SAW: ، ‫عن ُع ْق َب َة ب َْن َعام ٍِر‬
ُ‫ِین َت ْطلُ ُع ال َّشمْس‬ ِ ‫ َأ ْو َأنْ َن ْقب َُر ف‬، َّ‫ِیھن‬
َ ‫ «ح‬:‫ِیھنَّ َم ْو َتا َنا‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَی ِْھ َو َسلَّ َم َی ْن َھا َنا َأنْ ُن‬
ِ ‫صلِّ َي ف‬ َ ‫هللا‬
ِ ‫ان َرسُو ُل‬َ ‫ت َك‬ ٍ ‫ث َسا َعا‬ ُ َ‫ َثال‬: ‫َیقُو ُل‬
)‫ُب » (رواه الجماعة اال البخارى‬ َ ‫ب َح َّتى َت ْغر‬ ِ ‫ضیَّفُ ال َّشمْسُ ل ِْل ُغرُو‬َ ‫ِین َت‬ َ ‫ َو ح‬،ِ‫یرة‬ َّ ‫ِین َیقُو ُم َقاِئ ُم‬
َ ‫الظ ِھ‬ َ ‫ َو ح‬،‫از غ ًَة َح َّتى َترْ َتف َِع‬
ِ ‫َب‬
Artinya: Dari Uqbah bin Amir, katanya: Tiga waktu Rasululla SAW, mencegah kami menyalatkan
dan menguburkan mayat kami; 1. waktu terbit matahari sehingga naik, 2. waktu matahari di
tengah-tengan, dan 3. waktu hamper terbenam sehingga benar-benar terbenam. (HR. Jama’ah
(Muslim no. 831) kecuali Bukhari).

Anda mungkin juga menyukai