Anda di halaman 1dari 25

UMROH SESUAI SUNNAH

NABI SHALLALLAHU
'ALAIHI WA SALLAM

DIKOMPILASI OLEH:
PAK GURU WIRAWAN
Keutamaan Umroh

Dari Abu Hurairah, ia berkata,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ﺞ ْاﻟ َﻤ ْﺒﺮُو ُر‬


‫ َو ْاﻟﺤَ ﱡ‬، ‫ْاﻟ ُﻌ ْﻤ َﺮ ُة ِإ َﱃ ْاﻟ ُﻌ ْﻤ َﺮ ِة َﻛ ﱠﻔﺎ َر ٌة ﻟ َِﻤﺎ ﺑ َ ْﻴ َﻨ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫ﺟ َﺰا ٌء ِإﻻ ﱠ ْاﻟﺠَ ﱠﻨ ُﺔ‬
َ ُ
‫ﻪ‬ َ ‫ﻟ‬ ‫ﺲ‬ َ ْ‫ﻟ‬
‫ﻴ‬ َ

“Antara umrah yang satu dan umrah


lainnya, itu akan menghapuskan dosa
di antara keduanya. Dan haji mabrur
tidak ada balasannya melainkan
surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan
Muslim no. 1349)
Dari Abdullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫ﻮب َﻛ َﻤﺎ‬
َ ُ ‫ﻧ‬ ‫ﱡ‬
‫اﻟﺬ‬ ‫و‬َ ‫ﺮ‬
َ ْ
‫ﻘ‬ َ
‫ﻔ‬ ْ
‫اﻟ‬ ‫ﺎن‬ِ َ‫ﻴ‬ ِ‫ﻔ‬‫ﻨ‬ْ َ ‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬َ ‫ﻬ‬
ُ ‫ﱠ‬ ‫ﻧ‬‫ﺈ‬ َ
‫ﻓ‬ ‫ة‬
ِ ‫ﺮ‬
َ ‫ﻤ‬
ْ ‫ﻌ‬ُ ْ
‫اﻟ‬ ‫و‬
َ ‫ﺞ‬‫ﱢ‬ َ ‫ﺤ‬ ْ
‫اﻟ‬ َ
‫ﻦ‬ ‫ﻴ‬ْ َ ‫ﺑ‬ ‫ﻮا‬‫ﻌ‬ُ ِ ‫ﺑ‬‫ﺎ‬َ ‫ﺗ‬
ِ
ِ‫ﺲ ﻟ ِْﻠﺤَﺠﱠﺔ‬ َ ‫َﺐ َو ْاﻟﻔِ ﱠﻀﺔِ َوﻟ َ ْﻴ‬ ِ ‫اﻟﺬﻫ‬ ‫ﺚ ْاﻟﺤَﺪِﻳ ِﺪ َو ﱠ‬ َ ‫ﺧ َﺒ‬ َ ُ‫ﻳَ ْﻨﻔِ ﻰ ْاﻟﻜِﻴﺮ‬
‫اب ِإﻻ ﱠ ْاﻟﺠَ ﱠﻨ ُﺔ‬ ٌ ‫ْاﻟ َﻤ ْﺒﺮُو َر ِة ﺛَ َﻮ‬

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena


keduanya menghilangkan kemiskinan dan
dosa-dosa sebagaimana pembakaran
menghilangkan karat pada besi, emas, dan
perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji
yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai
no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387.
Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih
Pertama:

Jika seseorang akan melaksanakan


umrah, dianjurkan untuk
mempersiapkan diri sebelum berihram
dengan mandi sebagaimana seorang
yang mandi junub, memakai wangi-
wangian yang terbaik jika ada dan
memakai pakaian ihram.
Kedua:

Pakaian ihram bagi laki-laki berupa


dua lembar kain ihran yang berfungsi
sebagai sarung dan penutup pundak.
Adapun bagi wanita, ia memakai
pakaian yang telah disyari’atkan yang
menutupi seluruh tubuhnya. Namun
tidak dibenarkan memakai cadar/
niqab (penutup wajahnya) dan tidak
dibolehkan memakai sarung tangan.
Ketiga:

Berihram dari miqat


untuk dengan
mengucapkan:

َ ‫ﻟ َ ﱠﺒ ْﻴ‬
‫ﻚ ُﻋ ْﻤ َﺮ ًة‬

“labbaik ‘umroh” (aku


memenuhi panggilan-
Mu untuk menunaikan
ibadah umrah).
Keempat:

Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan


umrah karena sakit atau adanya
penghalang lain, maka dibolehkan
mengucapkan persyaratan setelah
mengucapkan kalimat di atas dengan
mengatakan,

‫ﺴ َﺘﻨِﻲ‬
ْ ‫ﺣ َﺒ‬
َ ‫ﺚ‬ َ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻣﺤِ ﻠﱢﻲ‬
ُ ‫ﺣ ْﻴ‬

“Allahumma mahilli haitsu habastani” (Ya


Allah, tempat tahallul di mana saja
Engkau menahanku).

Dengan mengucapkan persyaratan ini—


baik dalam umrah maupun ketika haji–,
jika seseorang terhalang untuk
menyempurnakan manasiknya, maka
dia diperbolehkan bertahallalul dan tidak
wajib membayar dam (menyembelih
seekor kambing).
Kelima:

Tidak ada shalat khusus


untuk berihram, namun
jika bertepatan dengan
waktu shalat wajib,
maka shalatlah lalu
berihram setelah shalat
Keenam:

Setelah mengucapkan “talbiah


umrah” (pada poin ketiga), dilanjutkan
dengan membaca dan memperbanyak
talbiah berikut ini, sambil mengeraskan
suara bagi laki-laki dan lirih bagi
perempuan hingga tiba di Makkah:

‫إن ْاﻟﺤَ ْﻤ َﺪ‬


‫ ﱠ‬،‫ﻚ‬َ ‫ﻳﻚ ﻟَﻚ ﻟ َ ﱠﺒ ْﻴ‬
َ ِ ‫ﺷﺮ‬َ ‫ﻚ َﻻ‬ َ ‫ ﻟ َ ﱠﺒ ْﻴ‬، ‫ﻚ‬
َ ‫ﻚ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﻟ َ ﱠﺒ ْﻴ‬
َ ‫ﻟ َ ﱠﺒ ْﻴ‬
‫ﻳﻚ ﻟَﻚ‬ َ ِ ‫ﺷﺮ‬َ ‫ﻚ َﻻ‬ َ ‫َواﻟﻨﱢ ْﻌ َﻤ َﺔ ﻟَﻚ َو ْاﻟ ُﻤ ْﻠ‬

“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa


syariika laka labbaik. Innalhamda wan
ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”.
(Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku
menjawab panggilan-Mu, aku menjawab
panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,  aku
menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya
segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan
hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.)
Ketujuh:

Jika memungkinkan, seseorang


dianjurkan untuk mandi sebelum
masuk kota Makkah.

Kedelapan:

Masuk Masjidil Haram dengan


mendahulukan kaki kanan sambil
membaca doa masuk masjid:

َ ‫ﺣ َﻤﺘ‬
‫ِﻚ‬ ‫ر‬ ‫اب‬‫ﻮ‬ ‫ﺑ‬
ْ َ ‫اﻓ َﺘ ْﺢ ِﱃ أ‬
ْ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬.
ْ َ َ َ

“Allahummaf-tahlii abwaaba
rohmatik” (Ya Allah, bukakanlah
untukku pintu-pintu rahmat-Mu).
Kesembilan:

Menuju ke Hajar Aswad, lalu


menghadapnya sambil membaca
“Allahu akbar” atau “Bismillah Allahu
akbar” lalu mengusapnya dengan
tangan kanan dan menciumnya. Jika
tidak memungkinkan untuk
menciumnya, maka cukup dengan
mengusapnya, lalu mencium tangan
yang mengusap hajar Aswad. Jika
tidak memungkinkan untuk
mengusapnya, maka cukup dengan
memberi isyarat kepadanya dengan
tangan, namun tidak mencium tangan
yang memberi isyarat. Ini dilakukan
pada setiap putaran thawaf.
Kesepuluh:

Kemudian, memulai thawaf


umrah 7 putaran, dimulai
dari Hajar Aswad dan berakhir
di Hajar Aswad pula. Dan
disunnahkan berlari-lari kecil pada
3 putaran pertama dan berjalan
biasa pada 4 putaran terakhir.

Kesebelas:

Disunnahkan pula mengusap


Rukun Yamani pada setiap
putaran thawaf. Namun
tidak dianjurkan mencium
rukun Yamani. Dan apabila
tidak memungkinkan untuk
mengusapnya, maka tidak perlu
memberi isyarat dengan tangan.
Keduabelas:

Ketika berada di antara Rukun Yamani


dan Hajar Aswad, disunnahkan
membaca,

‫ﺴ َﻨ ًﺔ َو ِﻗ َﻨﺎ‬ ‫ﺣ‬ ‫ة‬


ِ ‫ﺮ‬ ِ‫ﺧ‬َ ْ
‫اﻵ‬ ‫ِﻲ‬ ‫ﻓ‬ ‫و‬ ً
‫ﺔ‬ َ
‫ﻨ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻴ‬‫ﻧ‬ْ ‫ﺪ‬
‫ﱡ‬ ‫اﻟ‬ ‫ِﻲ‬
‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬َ ِ ‫ﺗ‬َ ‫َرﺑ ﱠ َﻨﺎ آ‬
َ َ َ َ َ َ َ
ِ ‫ﺎر‬‫ﻨ‬‫ﱠ‬ ‫اﻟ‬ ‫اب‬
َ ‫َﻋ‬ َ
‫ﺬ‬

“Robbana aatina fid dunya hasanah,


wa fil aakhiroti hasanah wa qina
‘adzaban naar” (Ya Rabb kami,
karuniakanlah pada kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat serta
selamatkanlah kami dari siksa neraka).
(QS. Al Baqarah: 201)

Ketigabelas:

Tidak ada dzikir atau bacaan


tertentu pada waktu thawaf, selain
yang disebutkan pada no. 12. Dan
seseorang yang thawaf boleh
membaca Al Qur’an atau do’a dan
dzikir yang ia suka.
Keempatbelas:

Setelah thawaf, menutup kedua


pundaknya, lalu menuju ke makam
Ibrahim sambil membaca,

ْ ِ‫َواﺗﱠﺨِ ُﺬوا ﻣ‬
َ ِ‫ﻦ َﻣ َﻘﺎمِ ِإﺑْ َﺮاﻫ‬
‫ﻴﻢ ُﻣ َﺼﻠ ﻰ‬

“Wattakhodzu mim maqoomi


ibroohiima musholla” (Dan jadikanlah
sebahagian maqam Ibrahim tempat
shalat) (QS. Al Baqarah: 125).

Kelimabelas:

Shalat sunnah thawaf dua raka’at di


belakang Maqam Ibrahim[2], pada
rakaat pertama setelah membaca surat
Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun
dan pada raka’at kedua setelah
membaca Al Fatihah, membaca surat Al
Ikhlas.
Keenambelas:

Setelah shalat disunnahkan minum


air zam-zam dan menyirami kepada
dengannya.

Ketujuhbelas:

Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir,


lalu mengusap dan menciumnya
jika hal itu memungkinkan atau
mengusapnya atau memberi
isyarat kepadanya.
Sa’i Umrah

Kedelapanbelas:

Kemudian, menuju ke Bukit Shafa


untuk melaksanakan sa’i umrah dan
jika telah mendekati Shafa,
membaca,

ِ‫ﺷ َﻌﺎﺋ ِﺮ ِ ﷲﱠ‬ ْ ِ‫اﻟﺼ َﻔﺎ َو ْاﻟ َﻤ ْﺮ َو َة ﻣ‬


َ ‫ﻦ‬ ‫ن ﱠ‬‫ِإ ﱠ‬

“Innash shafaa wal marwata min


sya’airillah”  (Sesungguhnya Shafa
dan Marwah adalah sebagian dari
syiar Allah) (QS. Al Baqarah: 158).

Lalu mengucapkan,

َ ُ
ِ‫ﻧ َ ْﺒﺪَأ ﺑ ِ َﻤﺎ ﺑَﺪَأ ﷲﱠُ ﺑِﻪ‬

“Nabda-u bimaa bada-allah bih."


Kesembilanbelas:

Menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah


Ka’bah hingga melihatnya—jika hal itu
memungkinkan—, kemudian membaca:

3)  ُ‫ﷲُ أ َ ْﻛ َﺒﺮُ ﷲُ أ َ ْﻛ َﺒﺮُ ﷲُ أ َ ْﻛ َﺒﺮ‬x)

ْ ُ‫ﻚ َوﻟ َ ُﻪ ْاﻟﺤَ ْﻤ ُﺪ ﻳ‬


ُ ِ‫ﺤ ِﻴﻰ َوﻳُﻤ‬
‫ﻴﺖ‬ ُ ‫ﻳﻚ ﻟ َ ُﻪ ﻟ َ ُﻪ ْاﻟ ُﻤ ْﻠ‬
َ ِ ‫ﺷﺮ‬ ْ ‫ﻻ َ ِإﻟ َ َﻪ ِإﻻ ﱠ ﷲﱠُ َو‬
َ َ ‫ﺣ َﺪ ُه ﻻ‬
ٌ ‫ﻰ ٍء َﻗﺪِﻳﺮ‬ ‫ﺷ‬َ ‫ﻞﱢ‬ ُ
‫ﻛ‬ ‫ﲆ‬ َ ‫ﻫ َﻮ َﻋ‬
ُ ‫َو‬
ْ

َ
‫ﺣ َﺪ ُه‬ ‫و‬ ‫اب‬‫ﺰ‬
ْ َ َ َْ ‫ﺣ‬َ ‫ﻷ‬‫ا‬ ‫م‬
َ َ
‫ﺰ‬ ‫ﻫ‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬
ُ ‫ﺪ‬
َ ‫ﺒ‬‫ﻋ‬َ ‫ﺮ‬‫ﺼ‬َ
ْ َ َ َ ‫ﻧ‬‫و‬ ‫ه‬
ُ ‫ﺪ‬
َ ‫ﻋ‬
ْ ‫و‬ َ ْ ْ ‫ﻻ َ ِإﻟ َ َﻪ ِإﻻ ﱠ ﷲﱠُ َو‬
َ َ ‫ﺣ َﺪ ُه أ‬
‫ﺰ‬ ‫ﺠ‬‫ﻧ‬

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah


Mahabesar. (3x)

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali


hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian
untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang
mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali


hanya Allah semata. Dialah yang telah
melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya
dan mengalahkan tentara sekutu dengan
sendirian.” (HR. Muslim no. 1218)
Keduapuluh:

Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di


antara pengulangan-pengulangan itu
dengan do’a apa saja yang dikehendaki.

Keduapuluhsatu:

Lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju


ke Marwah.

Keduapuluhdua:

Disunnahkan berlari-lari kecil dengan


cepat dan sungguh-sungguh di antara dua
tanda lampu hijau yang berada di Mas’a
(tempat sa’i) bagi laki-laki, lalu berjalan
biasa menuju Marwah dan menaikinya.
Keduapuluhtiga:

Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-


apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu
menghadap kiblat, bertakbir,
membaca dzikir pada no. 19 dan
berdo’a dengan do’a apa saja yang
dikehendaki, perjalanan (dari Shafa ke
Marwah) dihitung satu putaran.

Keduapuluhempat:

Kemudian turunlah, lalu menuju ke


Shafa dengan berjalan di tempat yang
ditentukan untuk berjalan dan berlari
bagi laki-laki di tempat yang
ditentukan untuk berlari, lalu naik ke
Shafa dan lakukan seperti semula,
dengan demikian terhitung dua
putaran.

Keduapuluhlima:

Lakukanlah hal ini sampai tujuh kali


dengan berakhir di Marwah.
Keduapuluhenam:

Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir


tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a,
atau membaca bacaan-bacaan yang
dikehendaki.

Keduapuluhtujuh:

Jika membaca do’a ini:

َ ‫ﺣ ْﻢ َوأ َ ْﻧ‬
‫ﺖ اﻷ َ َﻋﺰﱡ اﻷ َ ْﻛ َﺮ ُم‬ ْ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬
َ ‫اﻏﻔِ ْﺮ َوا ْر‬

“Allahummaghfirli warham wa antal


a’azzul akrom” (Ya Rabbku, ampuni dan
rahmatilah aku. Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Perkasa dan
Maha Pemurah), tidaklah mengapa
 karena telah diriwayatkan dari
‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin
‘Umar radhiyallahu
‘anhuma bahwasanya mereka
membacanya ketika sa’i.
Keduapuluhdelapan:

Setelah sa’i, maka bertahallul


dengan memendekkan seluruh
rambut kepala atau mencukur
gundul, dan yang mencukur
gundul itulah yang lebih afdhal.
Adapun bagi wanita, cukup
dengan memotong rambutnya
sepanjang satu ruas jari.

Keduapuluhsembilan:

Setelah memotong atau


mencukur rambut, maka
berakhirlah ibadah umrah dan
Anda telah dibolehkan untuk
mengerjakan hal-hal yang
tadinya dilarang ketika dalam
keadaan ihram.

Sumber:
https://muslim.or.id
/9534-panduan-umrah
.html
DOA-DOA RABBANA

QS. Al Baqarah 127

‫ِﻴﻢ‬
ُ ‫ﻠ‬ ‫ﻌ‬
َ ْ
‫اﻟ‬ ‫ﻴﻊ‬
ُ ِ‫ﻤ‬‫اﻟﺴ‬ َ
‫ﻧﺖ‬َ َ ‫َرﺑ ﱠ َﻨﺎ ﺗَ َﻘ ﱠﺒﻞْ ﻣِ ﱠﻨﺎ ۖ ِإﻧ ﱠ‬
‫ﻚأ‬
‫ﱠ‬

Rabbanataqabbal minna innaka anta assamii’ul


‘aliim
‘Ya Rabb kami terimalah dari kami (amalan
kami), sesungguhnya Engkaulah yang
Mahamendengar lagi Mahamengetahui.’

QS. Al Baqarah 128

 ‫ﻚ َوأَرِﻧَﺎ‬َ ‫ﺴﻠ َِﻤ ًﺔ ﻟ ﱠ‬ ‫ﻣ‬


ْ ‫ﱠ ﱡ‬‫ﺔ‬ً ‫ﻣ‬ ُ ‫ﻚ وﻣِ ﻦ ُذرﻳﱠ ِﺘ َﻨﺎ أ‬
‫ﱢ‬ َ َ َ‫ﻦ ﻟ‬ ِ ‫ﻴ‬
ْ ‫ِﻤ‬
َ ‫ﻠ‬‫ﺴ‬ْ ‫ﻣ‬
ُ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬َ ْ
‫ﻠ‬ ْ ‫َرﺑ ﱠ َﻨﺎ َوا‬
‫ﺟ َﻌ‬
َ‫ﻚ أ‬َ ‫ﺐ َﻋﻠَ ْﻴ َﻨﺎ ۖ ِإﻧ ﱠ‬ َ ‫ﺎﺳ‬
‫ﻴﻢ‬
ُ ِ‫اب اﻟﺮﱠﺣ‬ ُ ‫ﱠ‬‫ﻮ‬‫ﺘ‬ ‫ﱠ‬ ‫اﻟ‬ َ
‫ﻧﺖ‬ ْ ُ‫ﻜ َﻨﺎ َوﺗ‬ ِ ‫َﻣ َﻨ‬

Rabbana waj’alnamuslimayni laka wamin


durriyyatina ummatanmuslimatan laka
waarina manasikana watub’alayna innaka anta
attawwabu arrahiim
“ Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua
orang-orang yang tunduk patuh kepada-
Mu (dan jadikanlah) di antara anak cucu
kami umat yang tunduk patuh kepada-
Mu. Dan tunjukkanlah kepada kami cara-
cara dan tempat-tempat ibadah haji kami,
dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya
Engkaulah yang Mahapenerima taubat lagi
Mahapenyayang.”
QS. Al Baqarah 250

َ ِ ‫اﻧﺼ ْﺮﻧَﺎ َﻋ َﲆ ْاﻟ َﻘ ْﻮمِ ْاﻟ َﻜﺎﻓِﺮ‬ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ


‫ﻳﻦ‬ ‫و‬ ‫ﺎ‬
ُ َ َ‫ﻨ‬ ‫َاﻣ‬
‫ﺪ‬ ‫ﻗ‬ ‫أ‬ ‫ﺖ‬ ‫ﺒ‬ ‫ﺛ‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ﺮ‬‫ﺒ‬
‫ْ َ ْ ً َ ﱢ‬‫ﺻ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬
َ ‫غ‬ ِ ‫َرﺑ ﱠ َﻨﺎ أ‬
‫ﺮ‬‫ﻓ‬

Rabbanaafrigh ‘Aalayna shabranwatsabbit aqdamana


wansurna’ala alqawmi alkafiriin

“Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami,


dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami
terhadap orang-orang yang kafir.”

QS. Al Baqarah 286

‫ﺧ َﻄﺄْﻧَﺎ‬
ْ َ ‫ﺴﻴ َﻨﺎ أ َ ْو أ‬
ِ ‫َرﺑ ﱠ َﻨﺎ َﻻ ﺗُ َﺆاﺧِ ْﺬﻧَﺎ ِإن ﻧ ﱠ‬

Rabbana latu-akhidzna in nasiina aw akhta’na

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika


kami lupa atau kami tersalah.”
QS. Al Baqarah 286

َ ‫ﺣ َﻤ ْﻠ َﺘ ُﻪ َﻋ َﲆ اﻟﱠﺬ‬
‫ِﻳﻦ ﻣِ ﻦ َﻗ ْﺒ ِﻠ َﻨﺎ‬ َ ‫ﺤﻤِ ﻞْ َﻋﻠَ ْﻴ َﻨﺎ ِإ ْﺻ ًﺮا َﻛ َﻤﺎ‬
ْ َ‫َرﺑ ﱠ َﻨﺎ َو َﻻ ﺗ‬

Rabbana wala tahmil ‘alayna isrankama


hamaltahu ‘ala alladziina minqablina
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan
kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang yang
sebelum kami.” 

QS. Al Baqarah 286

َ ‫اﻏﻔِ ْﺮ ﻟ َ َﻨﺎ َوا ْر‬


‫ﺣ ْﻤ َﻨﺎ‬ ْ ‫اﻋ ُﻒ َﻋ ﱠﻨﺎ َو‬ ْ ‫ﺎﻗ َﺔ ﻟ َ َﻨﺎ ﺑِﻪِ ۖ َو‬
َ ‫ۚ َرﺑ ﱠ َﻨﺎ َو َﻻ ﺗُﺤَ ﱢﻤ ْﻠ َﻨﺎ َﻣﺎ َﻻ َﻃ‬
َ ِ ‫ﺎﻧﺼ ْﺮﻧَﺎ َﻋ َﲆ ْاﻟ َﻘ ْﻮمِ ْاﻟ َﻜﺎﻓِﺮ‬
‫ﻳﻦ‬ َ َ‫أ‬
ُ ‫ﻧﺖ َﻣ ْﻮ َﻻﻧَﺎ َﻓ‬

Rabbana wala tuhammilnama la taqata lana


bihi wa’fu’anna waghfir lana warhamnaanta
mawlana fansurna’alaalqawmilkafiriin
“ Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah
kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir.”
QS. Al Imraan 8

َ ‫َﺐ ﻟ َ َﻨﺎ ﻣِ ﻦ ﻟﱠﺪ‬


‫ُﻧﻚ‬ ْ ‫ﻫ‬ ‫و‬
َ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬َ َ
‫ﺘ‬ ‫ﻳ‬
ْ ‫ﺪ‬
َ ‫ﻫ‬
َ ْ
‫ذ‬ ‫إ‬
ِ ‫ﺪ‬
َ ‫ﻌ‬
ْ َ ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬ َ
‫ﻨ‬ َ ‫ﺑ‬‫ﻮ‬ُ ‫ﻠ‬‫ﻗ‬ُ ْ
‫غ‬ ِ ‫ﺰ‬ُ ‫ﺗ‬ َ
‫ﻻ‬ ‫َرﺑ ﱠ َﻨﺎ‬
‫ﱠﺎب‬ ‫ﻫ‬‫ﻮ‬ ْ
‫اﻟ‬ ‫ﻧﺖ‬ َ َ‫ﻚ أ‬ َ ‫ﱠ‬ ‫ﻧ‬‫إ‬ ً
ُ َ ِ ‫ﺣ َﻤ‬
ۚ ‫ﺔ‬ ْ ‫َر‬

Rabbana la tuzigh qulubanaba'da


idz hadaytana wahab lana min
ladunkarahmatan innaka anta
alwahhab

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau


condongkan hati kami setelah
Engkau berikan petunjuk kepada
kami, dan karuniakanlah kami
rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya
Engkau Maha Pemberi.” [3:8]

Anda mungkin juga menyukai