Islam
Berakal
Baligh
Merdeka
Mampu (Bekal & Kendaraan)
Ada Mahram (Wanita)
KEUTAMAAN UMRAH
َ ْ َ ََ ُ ْ َْ َ َ َ ُ� َ َ َْْ َ َْ َ ُ� َ َ ْ ُْ َ ّ َ ْ َ َْ ُ َ
ﺗﺎ ِﺑﻌﻮا ﺑﻴﻦ ْاﻠﺤ ِﺞ و َاﻠﻌﻣﺮ ِة ْ ﻓ ِﺈﻧﻬﻣﺎ ْﻳﻨ ِﻔﻴ ِﺎن اﻠﻔﻗﺮ واﻠﺬﻧْﻮب ﻜﻣﺎ ﻳﻨ ِﻔﻰ اﻠ ِﻛﻴﺮ ﺧﺒﺚ اﻠﺤ ِﺪ ِﻳﺪ
َُو �اﻠﺬ َﻫﺐ َواﻠﻔ �ﻀﺔ َوﻠ ْﻴ َﺲ ﻠﻟ َﺤ �ﺟﺔ اﻠ َﻣ ْﺒ ُﺮو َرة َﺛ َﻮ ٌاب إ �ﻻ اﻠ َﺟ �ﻨﺔ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan
dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan
perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. Al
Nasai, Tirmidzi, Ahmad)
Ibadah mulia ini pun dilakukan oleh Nabi saw dan para sahabat baik tatkala
beliau masih hidup atau pun ketika sudah tiada. Ini pun menunjukkan
kemuliaan ibadah tersebut.
RUKUN DAN WAJIB UMROH
Al Juhfah (Khirab)
Orang yang datang dari Dzatu Irak
Syam. Orang yang datang dari
Irak.
2. Memotong kuku
3. Memakai pakaian berbentuk (berjahit) bagi laki-laki, termasuk sepatu (kecuali jika
tidak ada)
5. Memakai parfum
6. Berburu
9. Jima’
Marwah
Safa
TATA CARA SAI
Ketika mulai naik ke bukit Safa, baca kalimat berikut:
ﻪ
ِ ِﷲ ﺑ َ َ ِﻪ – أ ْﺑ َﺪ ُأ ﺑ ِ ﺷ َﻌﺎﺋِﺮِ اﻟﻠﱠ َ ﺼ َﻔﺎ َوا ْﻟ
ُ ﻤﺎ ﺑَ َﺪأ َ ﻦ ْ ﻤ ْﺮ َو َة ِﻣ ن اﻟ ﱠ إِ ﱠ
Sesungguhnya shafa dan marwah adalah syiar Allah (QS. Al-Baqarah: 158) – Saya mulai
dengan bukit yang Allah sebut pertama dalam ayat
Setelah sampai di puncak bukit shafa, menghadaplah ke ka’bah dan lakukan hal berikut:
Baca dzikir:
ھ َﻮ َﻋﻠَﻰ َ ﻚ َوﻟَ ُﻪ ا ْﻟ ُ ﻟَ ُﻪ ا ْﻟ،ﻚ ﻟَ ُﻪ َ َ َ
ُ ﯿﺖ َو
ُ ﻤ ِ ﻲ َو ُﻳ
ْ ﺤ ِﯿْ ﻤ ُﺪ ُﻳ
ْ ﺤ ُ ﻤ ْﻠ َ ﺷ ِﺮﻳ َ ﺣ َﺪ ُه َﻻ ْ ﷲ َو ُ ﷲ أ ْﻛﺒَ ُﺮ ﷲ أ ْﻛﺒَ ُﺮ ﷲ أ ْﻛﺒَ ُﺮ َﻻ إِﻟَ َﻪ إِ ﱠﻻ
ﺣ َﺪ ُه ْ اب َوَ ﺣ َﺰْ َ م اﻷَ ھ َﺰ
َ ﺼ َﺮ َﻋ ْﺒ َﺪ ُه َوَ َﺠ َﺰ َو ْﻋ َﺪ ُه َوﻧَ ﻚ ﻟَ ُﻪ أَ ْﻧ
َ ﺷ ِﺮﻳ َ ﺣ َﺪ ُه َﻻ ْ ﷲ َوُ ﻳﺮ ﻻ إِﻟَ َﻪ إِ ﱠﻻ ٌ ﺷﻲ ٍء َﻗ ِﺪ َ ُﻞِّ ﻛ
Angkat tangan dan berdoalah sesuai keinginan Anda. (HR. Abu Daud)
Ulangi dzikir dan doa di atas sebanyak 3 kali. (HR. Muslim)
Setelah berdoa, Anda mulai turun, dengan berjalan tenang.
Setalah di perut lembah dan melewati lampu hijau pertama, bagi laki-laki dianjurkan
untuk berlari kecil, selama tidak mengganggu, hingga Anda tiba di lampu hijau kedua,
berjalan kembali dengan tenang, hingga Anda sampai di bukit marwah. Tidak ada doa
khusus hanya saja, sahabat Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar radhiallallahu ‘anhum,
membaca doa berikut:
ﺖ اﻷ َ َﻋ ﱡﺰ اﻷ َ ْﻛ َﺮ ﱡ
م َ ﻢ إِﻧﱠﻚ أَ ْﻧْ ﺣَ بِ اﻏْ ِﻔ ْﺮ َوا ْرّ َر
Ya Allah, ampunilah rahmatlah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mulia
TATA CARA SAI
Setelah tiba di puncak marwah, menghadapkan ke ka’bah (meskipun
Anda tidak bisa melihatnya, karena tertutup tembok). Lakukan
sebagaimana yang Anda lakukan ketika di bukit shafa, yaitu membaca
dzikir dan doa. Dengan demikian, Anda telah mendapatkan satu kali
putaran.
Seusai melakukan amalan sunah di marwah, Anda turun dengan cara
yang sama seperti ketika Anda turun dari shafa.
Setelah mendapatkan 7 kali perjalanan dan berakhir di bukit marwah,
di sebelah kanan Anda ada pintu keluar. Anda boleh keluar melalui pintu
itu, dan ambil jalur ke kanan. Ambil posisi yang tepat untuk melakukan
tahallul.
Tidak ada doa khusus ketika sa’i. Hanya saja, sahabat Ibnu Mas’ud dan
Ibnu Umar radhiallallahu ‘anhum, membaca doa berikut:
َ ﻢ إِﻧﱠﻚ أَ ْﻧ
ﺖ اﻷَ َﻋ ﱡﺰ اﻷَ ْﻛ َﺮ ﱡ
م ْ ﺣ
َ اﻏ ِﻔ ْﺮ َوا ْر
ْ بِ ّ َر
Ya Allah, ampunilah rahmatlah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mulia
TAHALLUL
SUNNAH TAHALLUL
Untuk laki-laki, tahallul bisa dilakukan dengan dua cara:
Menggundul, inilah cara yang lebih dianjurkan. Disebutkan
dalam hadis Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallammendoakan kebaikan tiga kali untuk orang yang
menggundul dan sekali untuk yang tidak menggundul. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Memotong pendek, namun merata di seluruh bagian rambut.
BUKAN memotong ujungnya saja.
Bagi wanita, hanya boleh menggunting sedikit rambutnya,
kira-kira seukuran ruas jari. (Sahih Abu Daud)
Setelah melakukan tahallul, Anda sudah halal, tidak lagi
disebut muhrim, dan selanjutnya boleh melakukan kegiatan
apapun yang dilarang ketika ihram.
BEBERAPA PERKARA
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM IHRAM
Melakukan Al-Idhthiba’ di saat memulai ihram. Padahal
yang benar adalah, Al-Idhthiba’ dilakukan ketika
memulai thawaf saja, sebagaimana telah dijelaskan di
atas.
Bertalbiyah dengan suara bersama atau dipandu oleh
seorang pemandu.
Mengucapkan do’a-do’a tertentu yang dikhususkan
setelah pengucapan talbiyah, seperti:
ِ ﷲ َﻋﻠَ ْﯿ
ﻪ ُ ﺻﻠﱠﻰَ ﻤ ٍﺪ
ﺤ ﱠ
َ ﻚ ُﻣ
َ ّ ﺔ ﻧَ ِﺒ ِﯿ
ِ ﺴ ﱠﻨ َ ﻚ َو َو َﻓﺎ ًء ﺑِ َﻌ ْﮭ ِﺪ
ُ ِك َواﺗِ ّ َﺒﺎﻋً ﺎ ﻟ ِ ِﺼ ِﺪ ْﻳ ًﻘﺎ ﺑ
َ ِﻜ َﺘﺎﺑ ْ َﻚ َوﺗ
َ ِﻤﺎﻧًﺎ ﺑ
َ ﻢ إِ ْﻳ
اﻟﻠ ُﮭ ﱠ
َ ﺳﻠ ﱠ
ﻢ َ َو
Atau do’a-do’a lain yang memang dikhususkan di saat menyentuh Al-Hajarul
Aswad atau saat memberi isyarat dengan lambaian tangan.
Bersedekap dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di saat thawaf.
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM TAWAF
Mengucapkan do’a ketika melihat Ka’bah:
.ﺎر
ِ ﻦ اﻟ ﱠﻨ َ ﻚ ِﻣ َ َِﺎم ا ْﻟ َﻌﺎﺋِ ِﺬ ﺑ
ُ ھﺬَا َﻣﻘ َ ﻚ َو َ ﻦ أَ ْﻣ ُﻨَ ﻚ َو ْاﻷ َ ْﻣ َ ﺣ َﺮ ُﻣ َ م َ ﺤ َﺮ َ ﻚ َوا ْﻟ َ ﺖ ﺑَ ْﯿ ُﺘ َ ن اﻟﺒَ ْﯿﻢ إِ ﱠاﻟﻠ ُّﮭ ﱠ
Sementara telah disebutkan di atas doa ketika melihat Ka’bah yang telah
dituntunkan dalam syariat ini.
Mengucapkan do’a ketika di bawah Al-Mizab(talang air emas yang berada di
salah satu sisi atas Ka’bah):
ﺻﻠﱠﻰ َ ﻤ ٍﺪ ﺤ ﱠ َ ﺳﯿِ ّ ِﺪﻧَﺎ ُﻣ َ س ِ ﻜ ْﺄ َ ِﻲ ﺑ ْ ِاﺳ ِﻘﻨْ ﻚ َو َ ظﻠ ﱡ ِ ﻞ إِﻻ ﱠ ظ ﱠ ِ َم ﻻ َ ﻚ ﻳَ ْﻮ َ ّ ِظﻠ
ِ ﻲ ْ ِﻲ ﻓ ْ ِظﻠﱠﻨِ َﻢ أاﻟﻠ ُّﮭ ﱠ
…ﻢ َ ﺳﻠ ﱠ
َ ﻪ َو ِ ﷲ َﻋﻠَ ْﯿ ُ
Do’a khusus di saat melakukan Raml pada tiga putaran pertama thawaf:
… ﺸ ُﻜ ْﻮ ًرا ْ ﺳ ْﻌﯿًﺎ َﻣ َ ﺠﺎ َﻣ ْﺒ ُﺮ ْو ًرا َو َذ ْﻧ ًﺒﺎ َﻣ ْﻐ ُﻔ ْﻮ ًرا َو ﺣ ﱠ َ اﺟ َﻌ ْﻠ ُﻪْ ﻢ اﻟﻠ ُّﮭ ﱠ
Do’a khusus di saat melakukan 4 putaran thawaf berikutnya:
.ﺖ اﻷ َ َﻋ ﱡﺰ اﻷ َ ْﻛ َﺮ ُم َ ﻚ أَ ْﻧ
َ ﻢ إِﻧ ﱠ ُ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌﻠ ﺠﺎ َو ْز َﻋ ﱠ َ َﻢ َوﺗ ْ ﺣ َ اﻏ ِﻔ ْﺮ َوا ْر ْ ب ِ ّ َر
Mencium Ar-Ruknul Yamani atau kedua Ar-Ruknusy Syami selain Al-Hajarul
Aswad.
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM TAWAF
Mengusap-usap bangunan Ka’bah dengan harapan
mendapatkan barakah.
Terus melakukan Tawaf walaupun telah
dikumandangkan iqamah untuk shalat fardhu lima
waktu berjama’ah. Semestinya dia menghentikan
thawaf untuk menghadiri shalat berjama’ah. Kemudian
dia melanjutkan thawaf-nya setelah shalat.
Keluar meninggalkan Al-Masjidil Haram dengan berjalan
mundur, meyakini bahwa tidak boleh berjalan
membelakangi Al-Masjidil Haram atau Ka’bah.
dan lain-lain
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM SA’I
Melakukan wudhu’ secara khusus dalam rangka melakukan
perjalanan dari Shafa menuju Marwah, dengan keyakinan bahwa
barangsiapa yang melakukan hal itu akan dicatat untuknya pada
setiap langkah 70.000 (tujuh puluh ribu) derajat.
Mendaki ke bukit Shafa dengan memaksakan diri untuk
menyentuh tembok bukit Shafa.
Do’a khusus di saat turun dari Bukit Shafa dengan membaca:
ِﻀﻼﱠت ِ ﻦ ُﻣ ْ ﻲ ِﻣ ِ َ َوأ،ﻪ
ْ ِﻋ ْﺬﻧ ِ ِﻲ َﻋﻠَﻰ ِﻣﻠﱠﺘ ْ ِ َوﺗَ َﻮ ﱠﻓﻨ،ﻚ َ ّ ﺔ ﻧَ ِﺒ ِﯿِ ﺴ ﱠﻨُ ِﻲ ﺑ ْ ِﻤ ْﻠﻨ
ِ اﺳ َﺘ ْﻌ
ْ ﻢ اﻟﻠﮭ ﱠ
ُ
.ﻦ َ ﻤ ْﯿِ ﺣِ اﻟﺮا
ﻢ ﱠ َ ﺣ َ
َ ﻚ ﻳَﺎ أ ْر َ ﻤ ِﺘ َ ﺣْ ﺑِ َﺮ،ﻦ ِ ا ْﻟ ِﻔ َﺘ
Do’a khusus ketika melakukan Sa’i:
ﺠﺎ َ اﺟ َﻌ ْﻠ ُﻪ
ﺣ ﱠ ْ ﻢ َ ﻚ أَ ْﻧ
اﻟﻠ ُّﮭ ﱠ،ﺖ اﻷ َ َﻋ ﱡﺰ اﻷ َ ْﻛ َﺮ ُم َ ﻢ إِﻧﱠُ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌﻠ ﺠﺎ َو ْز َﻋ ﱠ َ َﻢ َوﺗ
ْ ﺣ َ ار
ْ اﻏ ِﻔ ْﺮ َو
ْ ِبّ َر
… ﺸ ُﻜ ْﻮ ًرا ْ ﺳ ْﻌﯿًﺎ َﻣ َ َﻣ ْﺒ ُﺮ ْو ًرا َو َذ ْﻧﺒًﺎ َﻣ ْﻐ ُﻔ ْﻮ ًرا َو
Shalat dua raka’at setelah menyelesaikan Sa’i, mengqiyaskan
dengan dua raka’at setelah thawaf.
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM SA’I