Anda di halaman 1dari 29

َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ � َ ّ َ َ ُْ َ ََ َّ ُُ

« ‫ﺧﺬوا ﻋ ِﻨﻰ ﻤﻨ ِﺎﺴﻛﻛﻢ ﻠﻌ ِﻟﻰ ﻻ اراﻜﻢ ﺑﻌﺪ ﻋ ِﺎﻤﻰ ﻫﺬا‬


“Ambillah olehmu dariku manasikmu (haji dan umrah)”

MANASIK IBADAH UMROH


LUNA AMANAH
PRINSIP DASAR

�.‫َﻤ ْﻦ َﻋﻣ َﻞ َﻋ َﻣ ًﻼ َﻠ ْﻴ َﺲ َﻋ َﻟ ْﻴﻪ �ا ْﻤ ُﺮَﻧﺎ َﻓ ُﻬ َﻮ َرد‬


ِ ِ
Barangsiapa yang melakukan suatu amalan
yang tidak ada perintah (dasar hukum dan
contoh) dari kami, maka amalan tersebut
tertolak (HR. Muslim)
SYARAT WAJIBNYA UMRAH:

Islam
Berakal
Baligh
Merdeka
Mampu (Bekal & Kendaraan)
Ada Mahram (Wanita)
KEUTAMAAN UMRAH

1. Umrah adalah jihad sebagaimana ibadah haji.


 ‘Aisyah berkata,
ْ ْ ْ
.« ‫ُﻘﻟ ُﺖ َﻳﺎ َر ُﺴ َﻮل �اﻠﻟ ِﻪ َﻋ َﻟﻰ ِّاﻠﻨ َﺳ ِﺎء ِﺠ َﻬ ٌﺎد َﻘ َﺎل » َﻧ َﻌ ْﻢ َﻋ َﻟ ْﻴ ِﻬ �ﻦ ِﺠ َﻬ ٌﺎد َﻻ ِﻘ َﺘ َﺎل ِﻓ ِﻴﻪ اﻠ َﺤ �ﺞ َواﻠ ُﻌ ْﻣ َﺮ ُة‬
“Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di
dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah)

2. Menghapus dosa di antara dua umrah.


 Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ َ َ ْ ْ ْ َ ْ
‫ َواﻠ َﺤ �ﺞ اﻠ َﻣ ْﺒ ُﺮو ُر ﻠ ْﻴ َﺲ ﻠ ُﻪ َﺠ َﺰ ٌاء ِإ �ﻻ اﻠ َﺟ �ﻨ ُﺔ‬، ‫اﻠ ُﻌ ْﻣ َﺮ ُة ِإﻠﻰ اﻠ ُﻌ ْﻣ َﺮ ِة َﻜـ �ﻔ َﺎر ٌة ِﻠ َﻣﺎ َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻬ َﻣﺎ‬
“Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di
antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
KEUTAMAAN UMRAH

3. Umrah menghilangkan kefakiran dan menghapus dosa.


 Dari Abdullah, Rasulullah saw bersabda:

َ ْ َ ََ ُ ْ َْ َ َ َ ُ� َ َ َْْ َ َْ َ ُ� َ َ ْ ُْ َ ّ َ ْ َ َْ ُ َ
‫ﺗﺎ ِﺑﻌﻮا ﺑﻴﻦ ْاﻠﺤ ِﺞ و َاﻠﻌﻣﺮ ِة ْ ﻓ ِﺈﻧﻬﻣﺎ ْﻳﻨ ِﻔﻴ ِﺎن اﻠﻔﻗﺮ واﻠﺬﻧْﻮب ﻜﻣﺎ ﻳﻨ ِﻔﻰ اﻠ ِﻛﻴﺮ ﺧﺒﺚ اﻠﺤ ِﺪ ِﻳﺪ‬
ُ‫َو �اﻠﺬ َﻫﺐ َواﻠﻔ �ﻀﺔ َوﻠ ْﻴ َﺲ ﻠﻟ َﺤ �ﺟﺔ اﻠ َﻣ ْﺒ ُﺮو َرة َﺛ َﻮ ٌاب إ �ﻻ اﻠ َﺟ �ﻨﺔ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan
dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan
perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. Al
Nasai, Tirmidzi, Ahmad)

 Ibadah mulia ini pun dilakukan oleh Nabi saw dan para sahabat baik tatkala
beliau masih hidup atau pun ketika sudah tiada. Ini pun menunjukkan
kemuliaan ibadah tersebut.
RUKUN DAN WAJIB UMROH

• Melakukan ihram ketika hendak memasuki miqat


Wajib Umrah • Bertahallul dengan menggundul atau memendekkan rambut
ada dua:

• Berihram, berniat untuk memulai umrah


• Thawaf
Rukun Umrah • Sa’i
ada tiga:

• Meninggalkan kewajiban, umrah tetap sah dan kesalahan tersebut


(meninggalkan kewajiban) bisa disempurnakan dengan DAM.
• Meninggalkan rukun, maka umrahnya tidak sempurna dan wajib
Penjelasan diulangi
TAHAPAN UMROH
MIQOT MAKANI (MIQOT TEMPAT)
Dzul Hulaifah (Bir Ali)
Orang yang datang dari
Madinah dan
sekitarnya.

Al Juhfah (Khirab)
Orang yang datang dari Dzatu Irak
Syam. Orang yang datang dari
Irak.

Qarnul Manazil Orang


Yalamlam
yang datang dari Iran,
Orang yang datang dari
Iraq, Pakistan, dan
Yaman dan negeri
penduduk-penduduk
Selatan.
daerah Timur.
SUNNAH IHRAM
 Mandi, memotong kuku, menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak, dan
mencukur rambut kemaluan sebelum berihram (melafazhkan niat
ihram).
 Memakai minyak wangi setelah mandi pada badan bukan pada
pakaian, sebelum mengucapkan niat ihram. Apabila telah
mengucapkan niat ihram maka tidak boleh baginya untuk memakai
minyak wangi, baik pada pakaian maupun badan.
 Mengucapkan talbiyah sambil meninggikan suara, yang lafazhnya:
َ ‫ﻤ ْﻠ‬
‫ﻚ‬ َ َ‫ﻤ َﺔ ﻟ‬
ُ ‫ﻚ َوا ْﻟ‬ َ ‫ﻤ َﺪ َواﻟﻨِّ ْﻌ‬ َ ‫ن ا ْﻟ‬
ْ ‫ﺤ‬ َ ‫ﻚ ﻟَـﺒﱠـ ْﯿ‬
‫ إِ ﱠ‬،‫ﻚ‬ َ َ‫ﻚ ﻟ‬ َ ‫ ﻟَـﺒﱠـ ْﯿ‬،‫ﻚ‬
َ َ‫ﻚ ﻻ‬
َ َ‫ﺷ ْﺮﻳ‬ َ ‫ﻢ ﻟَـﺒﱠـ ْﯿ‬‫ﻚ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠ‬ َ ‫ ﻟَـﺒﱠـ ْﯿ‬
َ َ‫ﻚ ﻟ‬
.‫ﻚ‬ َ ‫ﺷ ِﺮ ْﻳ‬َ َ‫ﻻ‬
Aku memenuhi panggilan-Mu Ya Allah (sungguh) Aku memenuhi
panggilan-Mu, (sungguh) Aku memenuhi panggilan-Mu tiada sekutu
bagimu, sesungguhnya seluruh pujian kesempurnaan, dan seluruh
nikmat serta kekuasaan hanya milik-Mu yang tiada sekutu bagi-Mu.
 Ucapan talbiyah ini terus dilantunkan hingga saat akan memulai
thawaf.
 Sholat sunnah di masjid Bir Ali (Dzulhulaifah)
 Memperbanyak talbiyah di perjalanan
CARA BERIHRAM
 Apabila anda telah sampai di miqat, dianjurkan mandi dan
memakai wangi-wangian jika memungkinkan.
 Mengenakan pakaian ihram (rida dan izzar) atau sarung
dan selendang. Bagi wanita boleh mengenakan pakaian
yang ia sukai, asal tidak menampakkan perhiasan
 Berniat ihram dan membaca labbaik umratan,
labbaikallahumma labbaik labbaik la syarikalaka labbaik
innal hamda wannimata laka wa al-mulk la syarika lak
 Laki-laki suara keras, wanita cukup dengan pelan
 Perbanyak talbiah, zikir dan istigfar
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIHINDARI

1. Mencukur atau memotong rambut

2. Memotong kuku

3. Memakai pakaian berbentuk (berjahit) bagi laki-laki, termasuk sepatu (kecuali jika

tidak ada)

4. Menutup kepala bagi laki-laki

5. Memakai parfum

6. Berburu

7. Melaksanakan akad nikah

8. Bercumbu disertai syahwat

9. Jima’

10. Memakai sarung tangan dan penutup wajah (cadar/niqab) bagi


perempuan
TAWAF
Mengelilingi kabah sebanyak 7 putaran
(ka’bah di sebelah kiri) sambil membaca takbir
yang dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad
SUNNAH – SUNNAH TAWAF
 Setelah sampai Masjidil Haram, hentikan talbiyah dan segera menuju
ka’bah membaca doa.
 Disunnahkan ketika memasuki Al-Masjidil Haram dimulai dengan kaki
kanan dan membaca do’a:
.‫ﻚ‬
َ ‫ﻤ ِﺘ‬
َ ‫ﺣ‬ َ ‫ﺢ ﻟِﻲ أَ ْﺑ َﻮ‬
ْ ‫اب َر‬ ْ ‫ﻢ ا ْﻓ َﺘ‬ ‫ﻢ ﷲِ اﻟﻠﱠ ُﮭ ﱠ‬ِ ‫ﺴ‬ْ ِ‫ ﺑ‬،‫ﻤ ٍﺪ‬ َ ‫ﻞ َﻋﻠَﻰ ُﻣ‬
‫ﺤ ﱠ‬ ِّ ‫ﺻ‬
َ ‫ﻢ‬ ‫ اﻟﻠ ﱠ ُﮭ ﱠ‬
Ya Allah bershalawatlah untuk Muhammad, bismillah ya Allah
bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.
 Ketika mulai melihat Ka’bah mengucapkan:
.‫ﺎﻟﺴﻼ َ ِم‬
‫ﺣ ِﯿ ّ َﻨﺎ َرﺑﱠـ َﻨﺎ ﺑِ ﱠ‬
َ ‫اﻟﺴﻼ َُم َو‬‫ﱠ‬ ‫ﻚ‬
َ ‫اﻟﺴﻼ َُم َو ِﻣ ْﻨ‬
‫ﱠ‬ َ ‫ﻢ أَ ْﻧ‬
‫ﺖ‬ ‫ اﻟﻠ ﱠ ُﮭ ﱠ‬
Ya Allah Engkau adalah As-salam dan hanya dari-Mu kesejahteraan
dan langgengkanlah kami wahai Rabb kami dengan penuh
kesejahteraan.
TATA CARA TAWAF
 Masuk menuju pojok hajar aswad, ditandai dengan lampu hijau lalu
kemudian beristilam dengan 3 cara:
 Menghadap ke hajar aswad, mengisyaratkan tangan (dengan melambaikan tangan)
ke arah hajar aswad, dan mengucapkan: BISMILLAAHI ALLAHU AKBAR, tanpa
mencium tangan.
 Untuk tiga putaran pertama dilakukan raml (lari kecil) untuk pria
 Anda boleh membaca apapun selama thawaf. Boleh membaca Alquran,
dzikir, shalawat, dst.
 Menyentuh Rukun Yamani (bila memungkinkan)
 Berdoa sapu jagat dari Rukun Yamani-Hajar Aswad
 Sholat sunnah dua rakaat di Maqam Ibrahim
 Minum dan membasuh kepala dengan air zam-zam
SKEMA KA’BAH
1. Hajar Aswad
2. Pintu Ka’bah
3. Pancuran Emas
4. Syazarawan
5. Hijr Ismail
6. Multazam
7. Maqam Ibrahim
8. Rukun Hajar Aswad
9. Rukun Syami
10. Rukum Iraqi
11. Rukun Syami
12. Kiswah Kabah
13. Garis Awal Tawaf
SA’I
berjalan kaki (bagi yang mampu) secara sempurna
dari Safa ke Marwah sebanyak 7 putaran secara
berkesinambungan
 Safa - Marwah  Hitungan ganjil
 Marwah – Safa  Hitungan genap
Diantara 2 Lampu Hijau

Marwah

Safa
TATA CARA SAI
 Ketika mulai naik ke bukit Safa, baca kalimat berikut:
‫ﻪ‬
ِ ِ‫ﷲ ﺑ‬ َ َ ِ‫ﻪ – أ ْﺑ َﺪ ُأ ﺑ‬ ِ ‫ﺷ َﻌﺎﺋِﺮِ اﻟﻠﱠ‬ َ ‫ﺼ َﻔﺎ َوا ْﻟ‬
ُ ‫ﻤﺎ ﺑَ َﺪأ‬ َ ‫ﻦ‬ ْ ‫ﻤ ْﺮ َو َة ِﻣ‬ ‫ن اﻟ ﱠ‬ ‫إِ ﱠ‬
 Sesungguhnya shafa dan marwah adalah syiar Allah (QS. Al-Baqarah: 158) – Saya mulai
dengan bukit yang Allah sebut pertama dalam ayat
 Setelah sampai di puncak bukit shafa, menghadaplah ke ka’bah dan lakukan hal berikut:
 Baca dzikir:
‫ھ َﻮ َﻋﻠَﻰ‬ َ ‫ﻚ َوﻟَ ُﻪ ا ْﻟ‬ ُ ‫ ﻟَ ُﻪ ا ْﻟ‬،‫ﻚ ﻟَ ُﻪ‬ َ َ َ
ُ ‫ﯿﺖ َو‬
ُ ‫ﻤ‬ ِ ‫ﻲ َو ُﻳ‬
ْ ‫ﺤ ِﯿ‬ْ ‫ﻤ ُﺪ ُﻳ‬
ْ ‫ﺤ‬ ُ ‫ﻤ ْﻠ‬ َ ‫ﺷ ِﺮﻳ‬ َ ‫ﺣ َﺪ ُه َﻻ‬ ْ ‫ﷲ َو‬ ُ ‫ﷲ أ ْﻛﺒَ ُﺮ ﷲ أ ْﻛﺒَ ُﺮ ﷲ أ ْﻛﺒَ ُﺮ َﻻ إِﻟَ َﻪ إِ ﱠﻻ‬
‫ﺣ َﺪ ُه‬ ْ ‫اب َو‬َ ‫ﺣ َﺰ‬ْ َ ‫م اﻷ‬َ ‫ھ َﺰ‬
َ ‫ﺼ َﺮ َﻋ ْﺒ َﺪ ُه َو‬َ َ‫ﺠ َﺰ َو ْﻋ َﺪ ُه َوﻧ‬َ ‫ﻚ ﻟَ ُﻪ أَ ْﻧ‬
َ ‫ﺷ ِﺮﻳ‬ َ ‫ﺣ َﺪ ُه َﻻ‬ ْ ‫ﷲ َو‬ُ ‫ﻳﺮ ﻻ إِﻟَ َﻪ إِ ﱠﻻ‬ ٌ ‫ﺷﻲ ٍء َﻗ ِﺪ‬ َ ‫ُﻞ‬ِّ ‫ﻛ‬
 Angkat tangan dan berdoalah sesuai keinginan Anda. (HR. Abu Daud)
 Ulangi dzikir dan doa di atas sebanyak 3 kali. (HR. Muslim)
 Setelah berdoa, Anda mulai turun, dengan berjalan tenang.
 Setalah di perut lembah dan melewati lampu hijau pertama, bagi laki-laki dianjurkan
untuk berlari kecil, selama tidak mengganggu, hingga Anda tiba di lampu hijau kedua,
berjalan kembali dengan tenang, hingga Anda sampai di bukit marwah. Tidak ada doa
khusus hanya saja, sahabat Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar radhiallallahu ‘anhum,
membaca doa berikut:
‫ﺖ اﻷ َ َﻋ ﱡﺰ اﻷ َ ْﻛ َﺮ ﱡ‬
‫م‬ َ ‫ﻢ إِﻧﱠﻚ أَ ْﻧ‬ْ ‫ﺣ‬َ ‫بِ اﻏْ ِﻔ ْﺮ َوا ْر‬ّ ‫ َر‬
 Ya Allah, ampunilah rahmatlah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mulia
TATA CARA SAI
 Setelah tiba di puncak marwah, menghadapkan ke ka’bah (meskipun
Anda tidak bisa melihatnya, karena tertutup tembok). Lakukan
sebagaimana yang Anda lakukan ketika di bukit shafa, yaitu membaca
dzikir dan doa. Dengan demikian, Anda telah mendapatkan satu kali
putaran.
 Seusai melakukan amalan sunah di marwah, Anda turun dengan cara
yang sama seperti ketika Anda turun dari shafa.
 Setelah mendapatkan 7 kali perjalanan dan berakhir di bukit marwah,
di sebelah kanan Anda ada pintu keluar. Anda boleh keluar melalui pintu
itu, dan ambil jalur ke kanan. Ambil posisi yang tepat untuk melakukan
tahallul.
 Tidak ada doa khusus ketika sa’i. Hanya saja, sahabat Ibnu Mas’ud dan
Ibnu Umar radhiallallahu ‘anhum, membaca doa berikut:
َ ‫ﻢ إِﻧﱠﻚ أَ ْﻧ‬
‫ﺖ اﻷَ َﻋ ﱡﺰ اﻷَ ْﻛ َﺮ ﱡ‬
‫م‬ ْ ‫ﺣ‬
َ ‫اﻏ ِﻔ ْﺮ َوا ْر‬
ْ ‫ب‬ِ ّ ‫ َر‬
Ya Allah, ampunilah rahmatlah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mulia
TAHALLUL
SUNNAH TAHALLUL
 Untuk laki-laki, tahallul bisa dilakukan dengan dua cara:
 Menggundul, inilah cara yang lebih dianjurkan. Disebutkan
dalam hadis Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallammendoakan kebaikan tiga kali untuk orang yang
menggundul dan sekali untuk yang tidak menggundul. (HR.
Bukhari dan Muslim)
 Memotong pendek, namun merata di seluruh bagian rambut.
BUKAN memotong ujungnya saja.
 Bagi wanita, hanya boleh menggunting sedikit rambutnya,
kira-kira seukuran ruas jari. (Sahih Abu Daud)
 Setelah melakukan tahallul, Anda sudah halal, tidak lagi
disebut muhrim, dan selanjutnya boleh melakukan kegiatan
apapun yang dilarang ketika ihram.
BEBERAPA PERKARA
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM IHRAM
 Melakukan Al-Idhthiba’ di saat memulai ihram. Padahal
yang benar adalah, Al-Idhthiba’ dilakukan ketika
memulai thawaf saja, sebagaimana telah dijelaskan di
atas.
 Bertalbiyah dengan suara bersama atau dipandu oleh
seorang pemandu.
 Mengucapkan do’a-do’a tertentu yang dikhususkan
setelah pengucapan talbiyah, seperti:

‫ﻪ‬ ِ ‫ﻋ ِﻨّﻲ َﻋﻠَﻰ أَ َدا ِء َﻓ ْﺮ‬


ِ ‫ﺿ‬ ِ َ‫ﻲ َوأ‬ ِ ّ َ‫ﺞ َﻓﯿ‬
ْ ِ‫ﺴ ْﺮ ُه ﻟ‬ َ ‫ﻲ ُأ ِر ْﻳ ُﺪ ا ْﻟ‬
‫ﺤ ﱠ‬ ‫اﻟﻠ ّ ُﮭ ﱠ‬
ْ ّ ِ‫ﻢ إِﻧ‬
…‫ﻲ‬ ْ ِّ‫َوﺗَﻘَﺒﱠ ْﻠ ُﻪ ِﻣﻨ‬
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM TAWAF
 Pengucapan lafazh niat khusus ketika hendak berthawaf, seperti ucapan:
… ‫ﻲ ھﺬا‬ْ ِ‫ﺖ ﺑِﻄَ َﻮاﻓ‬
ُ ‫ﻧَ َﻮ ْﻳ‬
 Mengangkat kedua tangan ketika memegang Al-Hajarul Aswad atau saat
melambaikan tangan seperti seseorang yang mengangkat kedua tangannya
ketika melakukan takbiratul ihram dalam shalat.
 Melakukan shalat tahiyyatul masjid ketika memasuki Al-Masjidil Haram dalam
keadaan sedang berihram. Karena yang benar bagi seseorang yang sedang
berihram adalah langsung melakukan thawaf tanpa tahiyyatul masjid, dan setelah
itu boleh baginya untuk duduk di Al-Masjidil Haram.
 Mengucapkan do’a ketika memegang Al-Hajarul Aswad dengan membaca:

 ِ ‫ﷲ َﻋﻠَ ْﯿ‬
‫ﻪ‬ ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ‬َ ‫ﻤ ٍﺪ‬
‫ﺤ ﱠ‬
َ ‫ﻚ ُﻣ‬
َ ّ ‫ﺔ ﻧَ ِﺒ ِﯿ‬
ِ ‫ﺴ ﱠﻨ‬ َ ‫ﻚ َو َو َﻓﺎ ًء ﺑِ َﻌ ْﮭ ِﺪ‬
ُ ِ‫ك َواﺗِ ّ َﺒﺎﻋً ﺎ ﻟ‬ ِ ِ‫ﺼ ِﺪ ْﻳ ًﻘﺎ ﺑ‬
َ ِ‫ﻜ َﺘﺎﺑ‬ ْ َ‫ﻚ َوﺗ‬
َ ِ‫ﻤﺎﻧًﺎ ﺑ‬
َ ‫ﻢ إِ ْﻳ‬
‫اﻟﻠ ُﮭ ﱠ‬
َ ‫ﺳﻠ ﱠ‬
‫ﻢ‬ َ ‫َو‬
 Atau do’a-do’a lain yang memang dikhususkan di saat menyentuh Al-Hajarul
Aswad atau saat memberi isyarat dengan lambaian tangan.
 Bersedekap dengan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di saat thawaf.
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM TAWAF
 Mengucapkan do’a ketika melihat Ka’bah:
.‫ﺎر‬
ِ ‫ﻦ اﻟ ﱠﻨ‬ َ ‫ﻚ ِﻣ‬ َ ِ‫َﺎم ا ْﻟ َﻌﺎﺋِ ِﺬ ﺑ‬
ُ ‫ھﺬَا َﻣﻘ‬ َ ‫ﻚ َو‬ َ ‫ﻦ أَ ْﻣ ُﻨ‬َ ‫ﻚ َو ْاﻷ َ ْﻣ‬ َ ‫ﺣ َﺮ ُﻣ‬ َ ‫م‬ َ ‫ﺤ َﺮ‬ َ ‫ﻚ َوا ْﻟ‬ َ ‫ﺖ ﺑَ ْﯿ ُﺘ‬ َ ‫ن اﻟﺒَ ْﯿ‬‫ﻢ إِ ﱠ‬‫اﻟﻠ ُّﮭ ﱠ‬
Sementara telah disebutkan di atas doa ketika melihat Ka’bah yang telah
dituntunkan dalam syariat ini.
 Mengucapkan do’a ketika di bawah Al-Mizab(talang air emas yang berada di
salah satu sisi atas Ka’bah):
‫ﺻﻠﱠﻰ‬ َ ‫ﻤ ٍﺪ‬ ‫ﺤ ﱠ‬ َ ‫ﺳﯿِ ّ ِﺪﻧَﺎ ُﻣ‬ َ ‫س‬ ِ ‫ﻜ ْﺄ‬ َ ِ‫ﻲ ﺑ‬ ْ ِ‫اﺳ ِﻘﻨ‬ْ ‫ﻚ َو‬ َ ‫ظﻠ ﱡ‬ ِ ‫ﻞ إِﻻ ﱠ‬ ‫ظ ﱠ‬ ِ َ‫م ﻻ‬ َ ‫ﻚ ﻳَ ْﻮ‬ َ ّ ِ‫ظﻠ‬
ِ ‫ﻲ‬ ْ ِ‫ﻲ ﻓ‬ ْ ِ‫ظﻠﱠﻨ‬ِ َ‫ﻢ أ‬‫اﻟﻠ ُّﮭ ﱠ‬
…‫ﻢ‬ َ ‫ﺳﻠ ﱠ‬
َ ‫ﻪ َو‬ ِ ‫ﷲ َﻋﻠَ ْﯿ‬ ُ
 Do’a khusus di saat melakukan Raml pada tiga putaran pertama thawaf:
… ‫ﺸ ُﻜ ْﻮ ًرا‬ ْ ‫ﺳ ْﻌﯿًﺎ َﻣ‬ َ ‫ﺠﺎ َﻣ ْﺒ ُﺮ ْو ًرا َو َذ ْﻧ ًﺒﺎ َﻣ ْﻐ ُﻔ ْﻮ ًرا َو‬ ‫ﺣ ﱠ‬ َ ‫اﺟ َﻌ ْﻠ ُﻪ‬ْ ‫ﻢ‬ ‫اﻟﻠ ُّﮭ ﱠ‬
 Do’a khusus di saat melakukan 4 putaran thawaf berikutnya:
.‫ﺖ اﻷ َ َﻋ ﱡﺰ اﻷ َ ْﻛ َﺮ ُم‬ َ ‫ﻚ أَ ْﻧ‬
َ ‫ﻢ إِﻧ ﱠ‬ ُ َ‫ﻤﺎ ﺗَ ْﻌﻠ‬ ‫ﺠﺎ َو ْز َﻋ ﱠ‬ َ َ‫ﻢ َوﺗ‬ ْ ‫ﺣ‬ َ ‫اﻏ ِﻔ ْﺮ َوا ْر‬ ْ ‫ب‬ ِ ّ ‫َر‬
 Mencium Ar-Ruknul Yamani atau kedua Ar-Ruknusy Syami selain Al-Hajarul
Aswad.
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM TAWAF
 Mengusap-usap bangunan Ka’bah dengan harapan
mendapatkan barakah.
 Terus melakukan Tawaf walaupun telah
dikumandangkan iqamah untuk shalat fardhu lima
waktu berjama’ah. Semestinya dia menghentikan
thawaf untuk menghadiri shalat berjama’ah. Kemudian
dia melanjutkan thawaf-nya setelah shalat.
 Keluar meninggalkan Al-Masjidil Haram dengan berjalan
mundur, meyakini bahwa tidak boleh berjalan
membelakangi Al-Masjidil Haram atau Ka’bah.
 dan lain-lain
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM SA’I
 Melakukan wudhu’ secara khusus dalam rangka melakukan
perjalanan dari Shafa menuju Marwah, dengan keyakinan bahwa
barangsiapa yang melakukan hal itu akan dicatat untuknya pada
setiap langkah 70.000 (tujuh puluh ribu) derajat.
 Mendaki ke bukit Shafa dengan memaksakan diri untuk
menyentuh tembok bukit Shafa.
 Do’a khusus di saat turun dari Bukit Shafa dengan membaca:
ِ‫ﻀﻼﱠت‬ ِ ‫ﻦ ُﻣ‬ ْ ‫ﻲ ِﻣ‬ ِ َ‫ َوأ‬،‫ﻪ‬
ْ ِ‫ﻋ ْﺬﻧ‬ ِ ِ‫ﻲ َﻋﻠَﻰ ِﻣﻠﱠﺘ‬ ْ ِ‫ َوﺗَ َﻮ ﱠﻓﻨ‬،‫ﻚ‬ َ ّ ‫ﺔ ﻧَ ِﺒ ِﯿ‬ِ ‫ﺴ ﱠﻨ‬ُ ِ‫ﻲ ﺑ‬ ْ ِ‫ﻤ ْﻠﻨ‬
ِ ‫اﺳ َﺘ ْﻌ‬
ْ ‫ﻢ‬ ‫اﻟﻠﮭ ﱠ‬
ُ
.‫ﻦ‬ َ ‫ﻤ ْﯿ‬ِ ‫ﺣ‬ِ ‫اﻟﺮا‬
‫ﻢ ﱠ‬ َ ‫ﺣ‬ َ
َ ‫ﻚ ﻳَﺎ أ ْر‬ َ ‫ﻤ ِﺘ‬ َ ‫ﺣ‬ْ ‫ ﺑِ َﺮ‬،‫ﻦ‬ ِ ‫ا ْﻟ ِﻔ َﺘ‬
 Do’a khusus ketika melakukan Sa’i:
‫ﺠﺎ‬ َ ‫اﺟ َﻌ ْﻠ ُﻪ‬
‫ﺣ ﱠ‬ ْ ‫ﻢ‬ َ ‫ﻚ أَ ْﻧ‬
‫ اﻟﻠ ُّﮭ ﱠ‬،‫ﺖ اﻷ َ َﻋ ﱡﺰ اﻷ َ ْﻛ َﺮ ُم‬ َ ‫ﻢ إِﻧﱠ‬ُ َ‫ﻤﺎ ﺗَ ْﻌﻠ‬ ‫ﺠﺎ َو ْز َﻋ ﱠ‬ َ َ‫ﻢ َوﺗ‬
ْ ‫ﺣ‬ َ ‫ار‬
ْ ‫اﻏ ِﻔ ْﺮ َو‬
ْ ِ‫ب‬ّ ‫َر‬
… ‫ﺸ ُﻜ ْﻮ ًرا‬ ْ ‫ﺳ ْﻌﯿًﺎ َﻣ‬ َ ‫َﻣ ْﺒ ُﺮ ْو ًرا َو َذ ْﻧﺒًﺎ َﻣ ْﻐ ُﻔ ْﻮ ًرا َو‬
 Shalat dua raka’at setelah menyelesaikan Sa’i, mengqiyaskan
dengan dua raka’at setelah thawaf.
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM SA’I

 Terus melakukan Sa’i walaupun telah


dikumandangkan iqamah untuk shalat fardhu
lima waktu berjama’ah. Semestinya dia
menghentikan Sa’i untuk menghadiri shalat
berjama’ah. Kemudian dia melanjutkan Sa’i-
nya setelah shalat.
 dan lain-lain
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM TAHALLUL
 Menghadap kiblat ketika mencukur atau menggundul rambut, cara ini
belum pernah dituntunkan oleh Rasulullah maupun para khalifah yang
empat.
 Mengucapkan do’a khusus ketika tahallul
 Menggundul dengan memulai dari sisi kiri kepala, ini merupakan
kesalahan, sementara yang dicontohkan dalam sunnah adalah memulai
dari sisi kanan, Memangkas hanya sebagian rambut, sementara yang
semestinya adalah memangkas seluruh rambut kepala, sebagaimana telah
dicontohkan bahkan diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dalam hadits Abdillah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma,
 ‫ﻀ ُﻪ‬
ُ ‫ك ﺑَ ْﻌ‬
َ ‫ﺷ ْﻌ ِﺮ ِه َو ُﺗ ِﺮ‬
َ ‫ﺾ‬ ُ ‫ﻖ ﺑَ ْﻌ‬
َ ‫ﺣ ِﻠ‬
ُ ‫ﺻ ِﺒﯿً ّﺎ َﻗ ْﺪ‬َ ‫ َرأَى‬-‫ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﻰ‬ ‫أَ ﱠ‬
‫ن اﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱠ‬
.« ‫اﺣﻠِ ُﻘﻮ ُه ُﻛﻠ ﱠ ُﻪ أَ ِو ا ْﺗ ُﺮﻛُﻮ ُه ُﻛﻠ ﱠ ُﻪ‬
ْ »‫ل‬ َ ‫ﻚ َو َﻗﺎ‬ َ ِ‫ﻦ َذﻟ‬
ْ ‫ﻢ َﻋ‬ ُ ‫َﻓ َﻨ َﮭ‬
ْ ‫ﺎھ‬
 ”Rasulullah melihat seorang anak muda yang talah dipangkas sebagian
rambutnya sementara sebagian lainnya tidak dipangkas, maka beliau
melarang mereka dari perbuatan itu kemudian beliau bersabda:
“Pangkaslah semuanya atau tinggalkan (jangan dipangkas)
semuanya.”(HR. Abu Daud, Nasa’i)

Anda mungkin juga menyukai