Oleh:
1436 H.
2015 M.
PEMBIMBING UTAMA
PEMBIMBING PENAHKIK
KATA PENGANTAR
،علَى آ ِل ِه
َ َو،ٍع َلى نَبِ ِينَا ُم َح َّمد
َ سالَ ُم َّ صالَةُ َوال َّ َوال، ب ا ْلعَالَ ِم ْي َن
ِ ا ْل َح ْم ُد ِهللِ َر
: أَ َّما بَ ْع ُد، الد ْي َن
ِ ان ِإلَى َي ْو ِم
ٍ س َ ْ َو َم ْن تَ ِبعَهُ ِب ِإح،َوصَحْ ِب ِه
Segala puji dan syukur bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini selesai bukan semata-mata
usaha penulis, melainkan berkat bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan jazakumullahu khairan kepada:
1. Al-Ustadz K.H. Mudzakir hafidhahullah, wa nafa’ana bihi wa bi ulumihi, selaku
pengasuh Ma’had Al-Islam, pengajar, dan pembimbing utama yang telah
menyediakan berbagai fasilitas untuk kelancaran karya ilmiah ini.
2. Al-Ustadzah Ummi Mawaddah, Al., selaku pembimbing karya ilmiah ini.
3. Al-Ustadzah Zakiyatul Ummah, Al., selaku penahkik karya ilmiah ini.
4. Al-Ustadz Muchtar Tri Harimurti, S.Ag., Al-Ustadz Erwan Raihan, Al-Ustadzah
dr. Sri Wahyu Basuki, M. Kes., Al-Ustadzah Fashihah Asy-Syahiroh, Al., Al-
Ustadzah Kristanti Handayani, S.S., Al-Ustadzah Muthma`innah, Al., Al-
Ustadzah Yuniati Fauziyah, Al., Al-Ustadzah Siti Ruqoyyah, Al., Al-Ustadzah
Fajarwati, Al. selaku penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan
masukan untuk perbaikan karya ilmiah ini.
5. Asatidz dan Ustadzat yang telah mengajar dan mendidik penulis selama
menimba ilmu di Ma’had Al-Islam ini.
6. Ibunda terhormat dan kakak-kakak tercinta yang senantiasa mendoakan dan
memberi nasihat agar tetap teguh, sabar, dan istiqamah dalam menimba ilmu
di Ma’had Al-Islam Surakarta ini.
7. Seluruh ikhwan dan akhwat seperjuangan yang telah membantu mengatasi
kesulitan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
8. Seluruh pihak yang turut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini namun
penulis tidak dapat menyebutkannya satu persatu.
Penulis berharap semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka,
menerima jerih payah mereka sebagai amal shalih, dan memberi balasan
kepada mereka dengan pahala yang berlipat ganda, amin ya Rabbal ‘alamin.
III
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... I
PENGESAHAN ............................................................................................... II
KATA PENGANTAR ....................................................................................... III
DAFTAR ISI .................................................................................................... IV
IV
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 V
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penilaian
Satu alasan yang sangat mendorong penulis untuk menjadikan kitab
Al-‘Aqa`idul Islamiyyah sebagai objek dalam membuat karya ilmiah adalah
wawasan baru di dalamnya, contoh:
1
Makna majasi dari hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah
radliyallahu ‘anhu, sebagai berikut:
1 Hadits adalah: Perkataan, perbuatan, ketetapan atau pun sifat yang disandarkan kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Taisiru Mushthalahil Hadits, susunan Mahmud Ath-Thahhan,
hlm.14).
2 Imam As-Sindi, Shahihul Bukhari bi Hasyiyatil Imamis Sindi, jld. 2, hlm. 288, kitab 56-Al-Jihad was
Sa’atu hatta Yamurrar Rajulu bi Qabrir Rajul fa Yatamanna an Yakuna Makanal Mayyit minal
Bala`, h. ke-82, no. 2922.
4 Lihat Al-‘Aqa`idul Islamiyyah, susunan As-Sayyid Sabiq, hlm 254.
1
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 2
2. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk menginformasikan kepada pembaca
akan delapan hal dalam kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah, yaitu: kesesuaian isi
kitab dengan judul kitab, kelebihan kitab, kekurangan kitab, dan analisis dari
lima hal, yaitu: sistematika penyusunan kitab, pernyataan, dalil,
perumpamaan, dan bantahan.
3. Kegunaan Penulisan
3.1 Melengkapi khazanah perpustakaan.
3.2 Menambah wawasan bagi muslimin dalam bidang ilmu akidah.
3.3 Menjadi salah satu bahan rujukan bagi para penulis resensi yang akan
menelaah kitab akidah.
4. Metode Penilaian
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode
sebagai berikut:
4.1 Menilai data yang ada di kitab dengan logika.
4.2 Membandingkan dengan kitab-kitab lain.
4.3 Membandingkan dengan pernyataan atau pendapat ulama lain.
4.4 Membandingkan dengan kaidah ilmu Mushthalahil Hadits.
4.5 Menguatkan sebuah pernyataan dengan menyertakan contoh.
5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti alur kajian ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Bagian awal terdiri dari halaman judul, pengesahan, kata pengantar,
dan daftar isi.
Bagian tengah terdiri dari tiga bab. Bab pertama adalah pendahuluan,
yang terdiri dari latar belakang penilaian, tujuan penulisan, kegunaan
penulisan, metode penilaian, dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah
ulasan kitab. Bab ketiga adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.
Bagian akhir adalah daftar pustaka.
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003
BAB II
ULASAN KITAB
1. Analisis Kesesuaian Isi Kitab dengan Judulnya
1.1 Isi Kitab
Penulis mendapati bahwa isi dari kitab Al-'Aqa`idul Islamiyyah
itu terdiri dari 14 pokok pembahasan, yaitu: mengenal Allah (hlm.
17-33), dzat ilahiah (hlm. 35-50), sifat-sifat Allah (hlm. 51-75),
hakikat iman dan faedahnya (hlm. 77-90), takdir (hlm. 91-108), para
malaikat (hlm. 109-129), jin (hlm. 131-156), kitab-kitab samawi (hlm.
157-170), para rasul (hlm. 171-220), ruh (hlm. 221-242), tanda-
tanda hari kiamat (hlm. 243-256), hari akhir (hlm. 257-276),
perhitungan (hlm. 277-288), surga dan neraka (hlm. 289-308).
1.2 Judul Kitab
3
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 4
Mengenal Allah
Dzat Allah
Iman kepada Allah
Sifat-sifat Allah
Hakikat iman dan faedahnya
9 Lihat Majmu`u Fatawa susunan `Abdul `Aziz bin `Abdullah bin Baz, jld. 8, hlm. 11.
10 Al-‘Utsaimin, Majmu’u Fatawa, jld. 5, hlm. 106.
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 5
15 Lihat ‘Aqidatu Ahlis Sunnati Wal Jama’ah susunan Ahmad Farid, hlm. 4.
16 Lihat Al-‘Aqa`idul Islamiyyah susunan As-Sayyid Sabiq, hlm. 57.
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 8
ق اْل َ ْز َواجِ ك ُِل َهاِ س َك َخا ِل َ َل ْي:س ك َِمثْ ِل ِه ش َْيء} أَ ْي َ {لَ ْي
18 ُ َ
َّ ش َْيء؛ لَنَّهُ ا ْلفَ ْر ُد ال
.ص َم ُد الَّذِي الَ نَ ِظ ْي َر له
Artinya:
(tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya) yaitu:
Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Pencipta
semua jodoh, karena Dia tunggal (dan) Dzat yang
17 Al-Imam Al-Qadli ‘Ali bin ‘Ali Ad-Dimasyqi, Syarhul ‘Aqidatith Thahawiyyah jld. 1, hlm. 154.
18 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur`anil ‘Adhim, jld. 4, hlm. 108.
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 9
ََولَقَ ْد ذَ َرأْنَا ِل َج َهنَّ َم َكثِ ْي ًرا ِم َن ا ْل ِج ِن َواْ ِإل ْن ِس لَ ُه ْم قُلُ ْوب ال
ََي ْفقَ ُه ْو َن ِب َها َولَ ُه ْم أ َ ْعيُن الَ يُ ْب ِص ُر ْو َن ِب َها َو َل ُه ْم آذَان ال
ضل أ ُو َلئِكَ ُه ُم َ َ س َمعُ ْو َن ِب َها أُولَئِكَ َكا ْل َ ْنعَ ِام بَ ْل ُه ْم أ ْ َي
)179:)7( اف ِ س ْو َرةُ اْل َ ْع َر ُ ( .ا ْلغَافِلُ ْو َن
Artinya:
Dan sungguh telah Kami jadikan kebanyakan dari
kalangan jin dan manusia untuk (menempati) neraka
Jahanam, mereka mempunyai hati yang mereka tidak
dapat memahami (kebenaran) dengannya dan mereka
mempunyai mata yang mereka tidak dapat melihat
(kebenaran) dengannya, dan mereka mempunyai
telinga yang mereka tidak dapat mendengar
(kebenaran) dengannya. Mereka itu sebagaimana
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat. Mereka
itulah orang-orang yang lalai (Surat Al-A’raf (7) ayat
179).
Al-Imam Al-Qadli ‘Ali bin ‘Ali Ad-Dimasyqi menyatakan bahwa,
yang dilebihkan atas malaikat itu hanyalah صا ِل ِح ْي ا َ ْل َبش َِر
َ (para
ُ ( اْل َ ْن ِب َياpara nabi), dan ini
orang saleh dari kalangan manusia) dan ء
merupakan pendapat ulama ahlu sunnah. Berikut pernyataan
beliau:
َ ض َل ِة بَ ْي َن ا ْل َمالَئِ َك ِة َو
صا ِل ِح ْي َ اس فِي ا ْل ُمفَا ُ ََّوقَ ْد ت َ َكلَّ َم الن
َ ب إِلَى أَ ْه ِل السنَّ ِة ت َ ْف ِض ْي ُل
صا ِل ِح ْي ا ْلبَش َِر َ َويُ ْن،ا ْلبَش َِر
ُ س
21
.علَى ا ْل َمالَ ِئ َك ِةَ اء فَقَ ْطِ َواْل َ ْن ِب َي
Artinya:
Dan telah banyak orang yang membincangkan tentang
pengutamaan antara malaikat dan para orang saleh dari
kalangan manusia, dan dinisbatkan kepada ulama ahlu
sunnah akan keutamaan para orang saleh dari kalangan
manusia dan para nabi saja atas para malaikat.
Kalaupun maksud dari lafal ا َ ْلبَش َُر
صا ِل ِحي
َ
tersebut adalah
( ا ْلبَش َِرpara orang saleh dari kalangan manusia) dan ( اْل َ ْن ِبيَا ُءpara
nabi), maka seharusnya ada keterangan yang menjelaskan maksud
tersebut. Hal tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Ahmad
Farid dalam kitab ‘Aqidatu Ahlissunnah wal Jama’ah.
21 Al-Imam Al-Qadli ‘Ali bin ‘Ali Ad-Dimasyqi, Syarhul ‘Aqidatith Thahawiyyah, jld. 2, hlm. 462.
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 11
ُصلَّى للا َ ِس ْو َل للا ُ أ َ َّن َر،ُع ْنه َ ِع َْن أَبِي ُه َر ْي َرةَ َر ِض َي للا
ساعَةُ َحتَّى ت ُقَا ِتلُ ْوا َّ ( الَ ََ تَقُ ْو َم َّن ال: سلَّ َم قَا َل َ علَ ْي ِه َو
َ
س ِل ُم َهذَا ْ ا ْليَ ُه ْو َد َحتَّى َيقُ ْو َل ا ْل َح َج ُر َو َرا َءهُ ا ْليَ ُه ْودِي يَا ُم
. ) ُيَ ُه ْودِي َو َرائِ ْي فَا ْقت ُ ْله
. س ِلم ْ َر َواهُ اْلبُ َخ ِاري َو ُم
25
.ش ْيئ ًا
َ اء ِ َع َد ِم إِفَا َد ِة اْ ِإل ْختِب
َ ع ْن َ َو هذَا َم َجاز...
Artinya:
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
22 Lihat ‘Aqidatu Ahlis Sunnah Wal Jama’ah susunan Ahmad Farid, hlm. 152.
23 Lihat Syarhu Kitabil Fiqhil Akbar susunan Al-Imam Al-Malauddin, hlm. 144.
24 Lihat Al-‘Aqa`idul Islamiyyah susunan As-Sayyid Sabiq, hlm. 254.
25 Lihat Al-‘Aqa`idul Islamiyyah susunan As-Sayyid Sabiq, hlm. 254.
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 12
hadits yang bersambung sanadnya dari awal sampai akhir tanpa ada syadz (tidak menyelisihi
(riwayat) rawi yang lebih kuat darinya) dan tidak ada cacat (yang menyebabkan riwayatnya tidak
shahih). (Lihat Taisir Musthalahil Hadits susunan Mahmud Ath-Thahhan, hlm.30).
29 Hadits yang dimaksud oleh Ibnu Hajar di sini adalah hadits ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu
'anhuma (no. 3953) yang merupakan tharaf untuk hadits Abu Hurairah radliallahu 'anhu (no.
5292). Lihat Fathul Bari susunan Ibnu Hajar, k. Al-Manaqib, b. 25-‘Alamatun Nubuwwati fil Islam,
jld. 7, hlm. 315.
30 Lihat ‘Umdatul Qari susunan Al-‘Aini, jz. 14, hlm. 199, kitab 56-Al-Jihad was Sair, bab 94-Qitalul
32 Atsar adalah: apa-apa yang disandarkan kepada shahabah dan tabi’in dari perkataan-perkataan
dan perbuatan-perbuatan mereka (Lihat Taisir Mustalahil Hadits susunan Mahmud Ath-Thahhan,
hlm.15).
33 Lihat Al-‘Aqa`idul Islamiyyah susunan As-Sayyid Sabiq, hlm. 184.
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 14
.}ً ع ْزما َ ُس َي َولَ ْم نَ ِج ْد لَه ِ َ{ َولَقَ ْد ع َِه ْدنَا إِلَى آ َد َم ِم ْن قَ ْب ُل فَن
َ ع ِه ْد َنا ِإلَ ْي ِه
ع ْه ًدا ِليَقُ ْو َم َ َو،ُص ْينَا آ َد َم َوأَ َم ْرنَاه َّ َولَقَ ْد َو:أ َ ْي
،علَى ا ْل ِقيَ ِام ِب ِه َ ع َز َم َ َو،ع َن َلهُ َوا ْنقَا َد َ َوأ َ ْذ،ُ فَا ْلت َ َز َمه،بِ ِه
،ُع ِز ْي َمت ُهُ ا ْل ُمحْ َك َمة
َ ْضت َ َ َوا ْنت َق،س َي َما أ ُ ِم َر ِب ِه ِ ََو َم َع ذ ِلكَ ن
34
... ،علَى اْلعَ ْز ِم ا ْل ُم َؤ َّك ِد َ ْ… َولَ ْم يُثْ ِبت
Artinya:
(dan sungguh-sungguh Kami telah menjanjikan kepada
Adam dari sebelumnya (sebelum dia memakan buah
dari pohon yang terlarang) maka dia lupa dan Kami
tidak mendapati kemauan kuat padanya).
Yaitu: dan sungguh-sungguh Kami telah mewasiatkan
(kepada) Adam serta memerintahkannya, dan Kami
telah menjanjikan kapadanya satu janji agar dia
menjalankannya, maka dia mewajibkan janji itu atas
dirinya, dan tunduk serta taat kepadanya, dia bertekad
untuk menunaikannya, bersamaan dengan itu dia lupa
terhadap apa yang diperintahkan padanya, dan
kemauannya yang kokoh telah rusak,…dan dia tidak
menetapkan pada tekad yang kuat (untuk melanggar
janjinya)…
Contoh penggunaan dalil yang berasal dari hadits :
« ِإ َّن َمعَ ُك ْم َم ْن الَ يُ َف ِارقُ ُك ْم ِإالَّ ِع ْن َد: س ْو ُلُ ش َد ال َّرَ َك َما أ َ ْر
35
. » ستَحْ يُ ْو ُه ْم َو أَك ِْر ُم ْو ُه ْمْ لج َماعِ فَا
ِ ْاْل َخالَ ِء َو ِع ْن َد ا
Artinya:
Sebagaimana Rasulullah telah menunjuki,
"Sesungguhnya menyertai kalian makhluk yang tidak
memisahi kalian kecuali ketika di kamar kecil dan ketika
bersanggama, maka hendaklah kalian malu kepada
mereka dan menghormati mereka."
At-Tirmidzi telah meriwayatkan hadits yang semakna dengan
36
hadits tersebut dalam kitab sunan beliau . Al-Albani mengatakan
bahwa sanad hadits ini dla’if karena di dalamnya ada rawi yang
37
bernama Laits bin Abu Sulaim, dia telah mengalami ikhtilath . Al-
Albani juga memasukkan hadits pertama ini ke dalam kitab Dla’if
Sunan At-Tirmidzi 38.
Al-Mubarakfuri mengatakan Laits bin Abu Sulaim dianggap
mengalami ikhtilath pada akhir hayatnya dan haditsnya belum jelas 39.
Ulama menjelaskan bahwa hadits yang diriwayatkan oleh rawi
sesudah mukhtalath atau belum jelas apakah diriwayatkan sesudah
mukhtalath atau sebelumnya, maka hadits itu tidak diterima. 40
Maka dari sini penulis menyimpulkan bahwa hadits tersebut dla’if
dan tidak bisa diterima.
Ada hadits dla’if lain yang penulis dapatkan dalam kitab Al-
‘Aqa’idul Islamiyyah sebagai berikut : 41
37 Lihat Silsilatu Ahaditsidl Dla’ifati wal Maudlu’ah susunan Al-Albani, jld. 5, hlm. 325, no. 2300.
Ikhthilath adalah keadaan rawi yang telah rusak pikirannya dan tidak teratur perkataan dan
perbuatannya, karena pikun atau kesulitan atau sakit atau gila karena kematian anaknya dan
semisalnya, atau karena hilang atau terbakar buku-bukunya. (Lihat Mu`jamu ‘Ulumil Haditsin
Nabawi susunan Doktor ‘Abdurrahman bin Ibrahim Al-Khumaisi, hlm. 16).
38 Lihat Dla’ifu Sunanit Tirmidzi susunan Al-Albani, hlm. 333, h. ke-529, no. 2964.
39 Lihat Tuhfatul Ahwadzi susunan Al-Mubarakfuri, jld. 8, hlm. 84.
40 Lihat Mu`jamu ‘Ulumil Haditsin Nabawi susunan Doktor ‘Abdurrahman bin Ibrahim Al-Khumaisi,
hlm. 16.
41 Lihat Al-‘Aqa`idul Islamiyyah susunan As-Sayyid Sabiq, hlm. 254.
42 Lihat Sunanu Abi Dawud susunan Abu Dawud, jld. 2, jz. 4, hlm. 312, kitabul Malahim, bab fi
سأ َ ُل َب ْع َد
ْ ُان يٍ س َ ع َلى أ َ َّن ُك َّل ِإ ْنَ ع ِة َ ِإت َّ َفقَ أ َ ْه ُل السنَّ ِة َوا ْل َج َما
ع أَ ْو أ ُحْ ِرقَ َحت َّى ِ ُ َف َل ْو أَ َك َلتْه،َم ْوتِ ِه قُبِ َر أ َ ْم لَ ْم يُ ْقبَ ْر
ُ السبَا
س ِئ َل ُ َ ل،غ ِرقَ ِفي ا ْل َبحْ ِر َ أ َ ْو،اءِ ف ِفي ا ْل َه َو َ سَ َو َن،ار َر َمادًا َ صَ
47
... ، ع َما ِل ِه َ
َ ع ْن أ َ
Artinya:
(Ulama) ahlus sunnah wal jamaah telah sepakat
bahwasanya semua manusia akan ditanyai setelah
matinya, baik sudah dikubur maupun belum dikubur,
meskipun binatang buas telah memakannya atau terbakar
س ك َِمثْ ِل ِه ش َْيء
َ لَ ْي
11 :)42( الش ُْو َرى
Artinya:
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.
Asy-Syura (42): 11
Ayat tersebut digunakan oleh As-Sayyid Sabiq untuk
menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah dan
Dia tidak menyerupai sesuatu.
Ibnu Katsir menerangkan ayat tersebut bahwa tidak ada
sesuatu pun yang menyerupai Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena
Dia Esa, Dia tempat bergantung segala sesuatu, yang tidak ada
bandingan bagi-Nya. 56
Selain ayat tersebut ada ayat-ayat lain yang disertakan oleh
As-Sayyid Sabiq dalam bantahan tersebut, yaitu: ayat 103 dari surat
Al-An’am (hlm. 62), ayat 110 dari surat Thaha (hlm. 62), ayat 56 dari
surat Al-Haj (hlm. 64), dan ayat 40 dari surat An-Nur (hlm. 64).
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa
bantahan As-Sayyid Sabiq terhadap hal-hal yang diingkari itu benar,
karena beliau menggunakan dalil yang kuat dan tepat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1.1 Isi kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah sesuai dengan judulnya.
1.2 Pembahasan kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah kurang urut berdasarkan
urutan rukun iman.
1.3 Sebagian penjelasan As-Sayyid Sabiq dalam kitab Al-’Aqa`idul
Islamiyyah tidak benar.
1.4 Penggunaan dalil dari Al-Qur`an dalam kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah
itu benar, adapun penggunaan dalil dari hadits dalam kitab ini ada
yang tidak benar.
1.5 Perumpamaan dalam kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah benar.
1.6 Bantahan As-Sayyid Sabiq terhadap hal-hal yang diingkari itu benar,
karena beliau menggunakan dalil yang kuat dan tepat.
2. Saran
Hendaknya muslimin tidak menjadikan kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah
karya As-Sayyid Sabiq sebagai rujukan dalam bidang akidah.
علَ ْينَا
َ َوت ُ ْب،س ِم ْي ُع العَ ِل ْي ُم َّ اَلل ُه َّم تَقَبَّ ْل ِمنَّا إِنَّكَ أَ ْنتَ ال،ب ِ ص َوا َّ َوللاُ ت َ َعالَى أ َ ْعلَ ُم بِال
.ن َ ب ال َعا َل ِم ْيِ َوال َح ْم ُد ِلِلِ َر،الر ِح ْي ُم َّ اب ُ ِإنَّكَ أ َ ْنتَ الت َّ َّو
21
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003
DAFTAR PUSTAKA
22
Telaah Kitab Al-‘Aqa`idul Islamiyyah Karya As-Sayyid Sabiq Najib Nur Rohim 26003 23