MUQARANAH
Ditulis Sebagai Syarat Lulus
Ma’had Al-Islam Surakarta
Tingkat Mu’allimin
Oleh :
MURSYID FIRDAUS
bin
SUPARNO
NM : 28062
MA’HAD AL-ISLAM SURAKARTA
1437 H / 2015 M
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062
PENGESAHAN
Karya Ilmiah dengan judul MUQARANAH KITAB TAFSIR AL-JAZA`IRI
DENGAN KITAB TAFSIR AS-SA’DI ini disetujui dan disahkan oleh Dewan
Pembimbing Penulisan Muqaranah Ma’had Al-Islam Surakarta pada tanggal:
1437 H
2015 M
PEMBIMBING UTAMA
Al-Ustadz Mudzakir
PEMBIMBING
PENAHKIK
II
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062
KATA PENGANTAR
سالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آِل ِه َو َّ صالَةُ َو ال َّ َو ال، ََا ْل َح ْم ُد ِهللِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِميْن
َأ َّما بَ ْعـ ُد. ُش َه ُد َأنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه ْ َو َأ، َأج َم ِع ْي َن
ْ ش َه ُد َأنْ َال ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َو َأ ِ
ْ ص ْحبِه
َ
:
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Muqaranah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Muqaranah ini dapat diselesaikan
dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
jazakumullahu khairan katsiran kepada:
1. Al-Ustadz Mudzakir, selaku pengasuh Ma‘had Al-Islam, yang telah mendidik
penulis dan menyediakan berbagai fasilitas untuk kelancaran penulisan
Muqaranah ini.
2. Al-Ustadzah Ummi Mawaddah, Al., selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan untuk perbaikan Muqaranah ini.
3. Al-Ustadz Abu ‘Abdillah, selaku penahkik Muqaranah yang telah meneliti
keakuratan data dalam Muqaranah ini.
4. Al-Ustadz Muchtar Tri Harimurti, S.Ag., Al-Ustadz Abdul Lathif Muhammad
Azhar, Al., Al-Ustadzah dr. Sri Wahyu Basuki, M. Kes., Al-Ustadzah Fashihah
Asy-Syahirah, Al., dan Al-Ustadzah Ismiyati Mahmudah, Al., selaku dewan
penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan
Muqaranah ini.
5. Segenap Asatidz dan Ustadzat, yang telah mengajar dan mendidik penulis
selama menuntut ilmu di Ma‘had Al-Islam ini sehingga penulis dapat
menggunakannya dalam menyelesaikan Muqaranah ini.
6. Ibunda, Ayahanda, dan adik-adik penulis, yang selalu mendoakan dan
memotivasi penulis agar tetap teguh dalam menuntut ilmu di Ma‘had ini.
7. Segenap teman penulis di Ma‘had Al-Islam Surakarta, yang setia membantu
dalam mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan penulisan Muqaranah ini.
Semoga Allah membalas kebaikan mereka dan melindungi mereka semua
dari segala kejelekan di dunia maupun di akhirat.
III
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ I
Halaman Pengesahan..................................................................................... II
Halaman Kata Pengantar................................................................................ III
Halaman Daftar Isi........................................................................................... IV
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................ 1
1. Latar Belakang Penulisan.................................................................... 1
2. Tujuan Penulisan................................................................................. 1
3. Kegunaan Penulisan............................................................................ 1
4. Langkah-Langkah Penulisan............................................................... 1
5. Sistematika Penulisan.......................................................................... 2
BAB II : MUQARANAH SISTEMATIKA PENAFSIRAN.................................. 3
1. Sistematika Penafsiran Kitab Tafsir Al-Jaza`iri.................................... 3
1.1 Mencantumkan Lafal Ayat yang Diterangkan .................................... 3
1.2 Menerangkan Kosakata Ayat.............................................................. 3
1.3 Menerangkan Makna Ayat.................................................................. 4
1.4 Memaparkan Istinbath Ayat................................................................ 4
2. Sistematika Penafsiran Kitab Tafsir As-Sa’di....................................... 6
2.1 Mencantumkan Lafal Ayat yang Diterangkan..................................... 6
2.2 Menerangkan Makna Ayat …………................................................... 7
2.3 Menerangkan Kosakata Ayat.............................................................. 8
2.3 Memaparkan Istinbath Ayat................................................................ 8
3. Muqaranah Sistematika Penafsiran...................................................... 9
BAB III : MUQARANAH ISI KITAB................................................................ 11
1. Tentang Kedalaman Istinbath Ayat...................................................... 11
2. Tentang Penyebutan Kisah Isra`iliyat.................................................. 14
BAB VI : PENUTUP........................................................................................ 22
1. Simpulan ............................................................................................. 22
2. Saran................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23
IV
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penulisan
Kitab tafsir banyak disusun oleh para ulama, sejak dulu sampai
sekarang. Tujuan penyusunan kitab-kitab tafsir adalah untuk memudahkan
kaum muslimin di belahan bumi manapun dalam memahami ayat-ayat Al-
Qur`an. Di antara kitab-kitab tafsir tersebut adalah kitab Tafsir Al-Jaza`iri
susunan Al-Jaza`iri dan kitab Tafsir As-Sa’di susunan As-Sa’di.
Kitab Tafsir Al-Jaza`iri terdiri dari lima jilid besar. Penafsiran pada kitab
ini bertahap, yaitu dimulai dari lafal ayat, keterangan kosakata ayat, makna
ayat, kemudian istinbath ayat. Adapun kitab Tafsir As-sa’di hanya terdiri dari
satu jilid, namun setiap halaman dibagi menjadi tiga kolom. Penafsiran kitab
ini tidak bertahap sebagaimana penafsiran kitab Tafsir Al-Jaza`iri.
Berdasarkan kenyataan di atas, penulis termotivasi untuk mempelajari
lebih lanjut dan membandingkan kedua kitab tersebut, kemudian menyajikan
hasilnya dalam bentuk tulisan ilmiah yang berjudul MUQARANAH KITAB
TAFSIR AL-JAZA`IRI DENGAN KITAB TAFSIR AS-SA’DI.
2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Muqaranah ini adalah membandingkan kitab Tafsir Al-
Jaza`iri dengan kitab Tafsir As-Sa’di dalam masalah sistematika penafsiran
dan isi kedua kitab tafsir tersebut. 25 15 11 06 P 10
3. Kegunaan Penulisan
Penulis berharap penulisan Muqaranah ini berguna untuk:
3.1 Menambah wawasan ilmu din, khususnya ilmu tafsir.
3.2 Melengkapi khazanah kepustakaan muslimin.
4. Langkah-Langkah Penulisan
Dalam penulisan Muqaranah ini, penulis menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
4.1 Membaca kitab Tafsir Al-Jaza`iri dan kitab Tafsir As-Sa’di secara global.
4.1 Mengumpulkan dan mencatat data-data yang diperbandingkan.
4.2 Menganalisis data-data yang telah terkumpul.
4.3 Menyimpulkan hasil perbandingan.
1
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 2
5. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti alur pembahasan,
penulis menyusun sistematika Muqaranah ini sebagai berikut:
Bagian awal terdiri dari halaman judul, pengesahan, kata pengantar, dan
daftar isi.
Bagian tengah terdiri dari empat bab. Bab pertama adalah pendahuluan
yang berisi latar belakang penulisan, tujuan penulisan, kegunaan penulisan,
langkah-langkah penulisan dan sistematika penulisan. Bab kedua adalah
muqaranah sistematika penafsiran. Bab ketiga adalah muqaranah isi kitab.
Bab keempat adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Bagian akhir adalah daftar pustaka.
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062
BAB II
MUQARANAH SISTEMATIKA
PENAFSIRAN
1. Sistematika Penafsiran Kitab Tafsir Al-Jaza`iri 01 15 04 13 P 09
Sistematika penafsiran kitab tafsir ini adalah sebagai berikut:
mencantumkan lafal ayat yang diterangkan, menerangkan kosakata ayat,
1
menerangkan maknanya, dan memaparkan istinbath yang terkandung di
dalamnya. Berikut ini contohnya:
1.1 Mencantumkan Lafal Ayat yang Diterangkan (jld. 1, hlm. 356)
اح َد ٍة َو
ِ س َو ٍ ي َخلَقَ ُك ْم ِمنْ نَّ ْف ُ َّ﴿ يَا َأيُّ َها الن
ْ اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ
َسا ًء َو اتَّقُ ْوا هللا َ ِث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِ ْيراً َو ن َّ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو بَ ََخل
َ ِّسا َءلُ ْونَ بِ ِه َو ْاَأل ْر َحا َم ِإنَّ هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبا ً ﴾ الن
سا ُء َ َي ت ْ الَّ ِذ
1 : )4(
Artinya:
Wahai para manusia, kalian takutlah kepada Pemelihara
kalian, Dzat yang telah menciptakan kalian dari satu jiwa dan
menciptakan darinya (satu jiwa) pasangannya, dan Dia
mengembangbiakkan dari keduanya para lelaki dan para
perempuan yang banyak. Dan kalian takutlah kepada Allah,
Dzat yang kalian saling meminta dengan (nama)-Nya, dan
kalian jagalah (hubungan) sanak saudara. Sesungguhnya
Allah Maha Mengawasi atas kalian. Surat An-Nisa`(4) ayat 1.
1.2 Menerangkan Kosakata Ayat (jld. 1, hlm. 356)
1
Istinbath adalah mengambil makna-makna dari nash (Al-Qur`an dan Hadits) dengan kecerdasan
yang tinggi dan pemahaman yang mendalam (lihat Mu’jamu Ishthilahati Ushulil Fiqh susunan Ar-
Rasikh, hlm. 26).
3
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 4
اِتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم: Takutkah kalian kepada-Nya jikalau Dia menyiksa
kalian, maka kalian jalankanlah perintah-Nya dan jauhilah
larangan-Nya.
ٍ ِمنْ نَّ ْف : Dia adalah Adam ‘alaihis salam.
س َوا ِح َد ٍة
ق ِم ْن َها ز َْو َج َهاَ َ َو َخل: Dia (Allah) menciptakan Hawa dari
Adam, dari tulang rusuknya … .
1.3 Menerangkan Makna Ayat
َأ َّما بَ ْع ُد َو يَ ْذ ُك ُر: ثُ َّم يَقُ ْو ُل، ﴾ ً سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْوزاً ع َِظ ْيما ُ َر
. ُاجتَهَ َح
َأ َه ِّميَةُ ْاَأل ْم ِر بِتَ ْق َوى هللاِ تَ َعالَى ِإ ْذ ُك ِّر َرتْ فِ ْي آيَ ٍة َوا ِح َد ٍة-2
. َم َّرتَ ْي ِن فِ ْي َأ َّولِ َها َو فِ ْي آ ِخ ِرهَا
. صلَ ِة ْاَأل ْر َح ِام َو ُح ْر َمةُ قَ ْط ِع َها ِ ب ُ ُو ُج ْو-3
س َو ا ْعتِبَا ُرهَا فِى ِ ش ِريَّ ِة بَيْنَ النَّا َ َ ُم َراعَاةُ ْاُأل ُخ َّو ِة ا ْلب-4
.تِ َْال ُم َعا َمال
Artinya:
Petunjuk ayat yang mulia ini.
Termasuk petunjuk ayat yang mulia ini adalah:
1. Keutamaan ayat-ayat ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam berkhutbah pada suatu keperluan, beliau
َ يَا َأ ُّي
membaca satu ayat dari surat Ali ‘Imran: َها الَّ ِذين
ْ ق تُقَاتِ ِه َو الَ تَ ُم ْوتُنَّ ِإالَّ َو َأ ْنتُ ْم ُم
َسلِ ُم ْون َّ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح
(wahai orang-orang yang beriman, kalian bertaqwalah
kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya.
Dan janganlah kalian benar-benar mati kecuali kalian
dalam keadaan muslim) dan membaca ayat ini (surat
An-Nisa` (4) ayat 1), kemudian (membaca) satu ayat
َ َيَا َأيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللا
dari surat Al-Ahzab:و قُ ْولُ ْوا
ْصلِ ْح لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َو يَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َمن َ ًقَ ْوال
ْ ُس ِد ْيداً ي
َ َ َ
س ْولهُ فقَ ْد فازَ ف ْوزاً َع ِظ ْي ًما َ ُ ( يُّ ِط ِع هللاَ َو َرwahai orang-
orang yang beriman, kalian bertaqwalah kepada Allah
dan kalian berkatalah dengan perkatan yang benar,
niscaya Dia membenahi untuk kalian amalan-amalan
kalian dan mengampuni untuk kalian dosa-dosa kalian.
Dan siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya maka
sungguh dia telah beruntung dengan keberuntungan
َّ “َأ
yang besar), kemudian beliau bersabda, “ما بَ ْع ُد
(adapun sesudahnya), dan beliau menyebutkan
keperluan beliau.
2. Pentingnya perkara taqwa kepada Allah Ta’ala karena
pada satu ayat diulang (penyebutannya) sebanyak dua
kali, (yaitu) di awal dan akhirnya.
3. Kewajiban menyambung (hubungan) sanak saudara
dan keharaman memutusnya.
4. Menjaga persaudaraan kemanusiaan di antara manusia
dan menjadikannya patokan dalam bermuamalah.
Sistematika penafsiran ini sebagaimana pernyataan penyusun pada
pendahuluan kitab tafsir ini sebagai berikut (jld.1, hlm. 5):
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 6
َجَعُل ْاآليَةْ سَقةً َفَقْد َأ ِ َّظَمةً ُمت َّ َت ْالِكَتابَ ُدُرْوسا ً ُمن ُ جَعْل َ َفَقْد. . .
ُثَّم َأْذُكُر ِهَدَايتََها، اها
َ َن مَْعن ُ ِّ ثَُّم ُأَبي، اتَها
ِ َح َكِلم َ احَدَة َدرْسا ً َفُأ
ُ ِّشر ِ ْالَو
. عِتَقادِ َو ْالَعمَِل
ْ ِْالَمْقصُْوَدَة ِمنَْها ِللا
Artinya:
. . . Maka sungguh aku telah menjadikan kitab ini pelajaran-
pelajaran yang tersusun. Maka terkadang aku jadikan satu ayat
(sebagai) satu pelajaran, lalu aku terangkan kosakata-
kosakatanya, kemudian aku jelaskan makna-maknanya, kemudian
aku sebutkan petunjuk yang dimaksud darinya untuk diyakini dan
diamalkan. 04 15 05 01 P 10
2. Sistematika Penafsiran Kitab Tafsir As-Sa’di
Sistematika penafsiran kitab tafsir ini adalah sebagai berikut:
mencantumkan lafal ayat yang diterangkan dan menerangkan maknanya.
Selain dua cara ini, terkadang penyusun juga menyebutkan keterangan
' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 'ْالقِص
. َِة
Artinya:
(Ayat 28-35) Dan (Allah kirim) Luth (kepada kaumnya),
ketika dia berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kalian
sungguh mendatangi perbuatan keji yang tidak seorang pun
dari sekalian alam (kaum sebelum kalian) mendahului kalian
dengannya (perbuatan keji tersebut). Apakah sesungguhnya
kalian, sungguh kalian mendatangi para lelaki, memutus
jalan (menyamun), dan mendatangi kemungkaran pada
majlis kalian.“ Maka tidaklah jawaban kaumnya melainkan
bahwasanya mereka mengatakan, ”Datangkanlah adzab
Allah kepada kami jika engkau dari kalangan orang-orang
yang jujur.” Dia (Luth) berkata, ”Wahai Pemeliharaku,
Engkau tolonglah aku atas kaum yang berbuat rusak.“
Sampai akhir kisah.
2.2 Menerangkan Makna Ayat
Setelah mencantumkan lafal ayat, biasanya penyusun menerangkan
maknanya. Berikut ini contohnya: (hlm. 601, kolom 1)
'َ قَ'دْ' جَ'مَ'عُ'وْ'ا' بَ'يْ'ن، 'ْ' وَ'كَ'ا'نُ'وْ'ا مَ'عَ' شِ'رْ'كِ'هِ'م، 'ِفَ'أَ'رْ'سَ'لَ' ا'هللُ' لُ'وْ'طً'ا' إِ'لَ'ى' قَ'وْ'مِ'ه
'ِ وَ' فَ'شْ'وِ' الْ'مُ'نْ'ك'رَ'ا'ت، 'ِ' وَ' تَ'قْ'طِ'يْ'ع' ال'سَّ'بِ'يْ'ل، 'ِفِ'عْ'لِ' الْ'فَ'ا'حِ'شَ'ةِ' فِ'ى' ال'ذُّ'كُ'وْ'ر
'ْ وَ' بَ'يَّ'نَ' لَ'هُ'م، 'ِ فَ'نَ'ص ' 'َ'حَ'هُ'مْ' لُ' ' ' 'وْ'طٌ' عَ'نْ' ه'ذِ'هِ' اْ'ألُ'م'ُ ' ' 'وْ'ر، 'ْفِ'يْ' مَ'جَ'ا'لِ'س ' 'ِ'هِ'م
'ْ' فَ'لَ'م، 'ِ' وَ' م'َ ' 'ا' تَ'ئ'ُ ' 'وْ'لُ' إِ'لَ'ي'ْ ' 'هِ' مِ'نَ' ا'لْ'عُ'قُ'وْ'بَ' ' 'ةِ' الْ'بَ'لِ'يْ'غ'َ ' 'ة،قَ'بَ'ا'ئِ'حَ'هَ' ' 'ا' فِ'يْ' نَ'فْ'س 'ِ'هَ'ا
'ب' َ'ق ْ'و' ِم' ِه' ِإالَّ' َأ ْن' ق'َ 'ا'ل'ُ'وا' ا'ْئتِ'نَ'ا 'َ ' ﴿' فَ' َم'ا' َك'ا' َن' َج' َو'ا. 'يَ'رْ'عَ'وُ'وْ'ا' وَ' لَ'مْ' يَ'ذْ'كُ'رُ'وْ'ا
'. '﴾ 'ص'ا' ِد'قِ'يْ' َن َّ 'ت' ِم' َن' ال 'َ 'ب' ا'هللِ' ِإ ْن' ُك' ْن 'ِ 'بِ' َع' َذ'ا
'ِ' وَ' ج'َ 'زِ'عَ' مِ'نْ' شِ'دَّ'ة، 'َ وَ' عَ'لِ'مَ' اسْ'تِ'حْ'قَ'ا'قَ'هُ'مُ' الْ'عَ'ذَ'ا'ب، 'ْسمِ'نْ'هُ'مْ' نَ'بِ'يُّ'هُ'م 'َ 'ِفَ'أَ'ي
'ص' ' ' ْ'ر'نِ'يْ' َع'لَ'ى' ا'لْ' َق' ' ' ْ'و'ِ'م
ُ 'ْب' ا'ن 'ِّ '' فَ' ' 'دَ'عَ'ا' عَ'لَ'يْ'هِ'مْ' وَ' ﴿' ق'َ ' 'ا' َ'ل' َر، 'ُتَ'كْ' ' 'ذِ'يْ'بِ'هِ'مْ' لَ' ' 'ه
'ْ فَ'أَ'رْ'سَ'لَ' ا'لْ'مَ'الَ'ِئ'كَ'ةَ' ِ'إلِ'هْ'الَ'كِ'هِ'م، 'ُالْ' ُم' ْف' ِ'س' ِد'يْ' َن' ﴾' فَ'ا'سْ'تَ'جَ'ا'بَ' ا'هللُ' دُ'عَ'ا'ءَ'ه
.
Artinya:
Maka Allah mengirim Luth kepada kaumnya. Dan
bersamaan dengan kesyirikan mereka, mereka menyatukan
antara perbuatan keji terhadap kaum laki-laki (homoseks),
memutus jalan (menyamun), dan menyebarkan
kemungkaran di dalam majelis-majelis mereka. Lalu, Luth
menasihati mereka tentang perkara-perkara ini dan
menerangkan kepada mereka kejelekan-kejelekannya pada
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 8
الصلو ِة ِإنَّ اهللَ َم َع َّ الص ْب ِر َو َّ ست َِعينُوْا ِب ْ ﴿ يَا َأ ُّي َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوْا ا
.﴾ َالص ِب ِريْن ّ
153 )2( : ُْالبَقَ َرة
بِاْلِإ س 'ْتِعَ'انَةِ عَلَى ُأمُ 'وْرِهِمُ الدِّْينِيَّةِ وَ' الدُّْنيَوِيَ 'ة، َأَمَ' 'رَ' اهللُ تَعَ' 'الَى ْالمُ 'ؤْمِنِيْن
. ﴾ ال ِة
َ الص
َّ َو ص ْب ِر
َّ ِبال ﴿
َّفالص
ُ ْحب
س َ : ُه َو َبْ ُر
ّالن
َس و ِ َ ْف
َك ّف
ُ َها
ع ّم َ
، َا َت ْك َر ُه
Artinya: 06 15 05 15 P 08
Wahai orang-orang beriman, kalian mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah
itu bersama orang-orang yang sabar. Surah Al-Baqarah (2)
ayat 153
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 9
BAB III
MUQARANAH ISI KITAB
1. Tentang Kedalaman Istinbath Ayat
Pada subbab ini, penulis hendak membandingkan bahasan kedalaman
istinbath ayat. Untuk mengetahui itu, berikut ini penulis paparkan contoh
istinbath ayat pada kedua kitab tafsir ini:
Pertama, contoh istinbath ayat pada surat Al-Ma`idah ayat 6-7 pada
kitab Tafsir Al-Jaza`iri (jld. 1, hlm. 495-496):
:نِ ْآليَتي
َ ن ِهَدَايِة ْا ْ ِم
َو، لغســِْل
ُ ان َكْيِفيَِّة ْالُوضــُْوِء َو َكيِْفَّيةِ ْاُ الطهَــارَ ِة َو بَيَــ َّ ْاَألمْــرُ ِب-1
. التيَُّمِم
َّ َِكيِْفَّية
. ِ التيَُّمم
َّ ضْوِء ِإَلى ُ ُن ْالو َ ن ِمِ اقَلِة ِلْلمُْؤِم
ِ َّار الن
ِ عَذ ْ ان ْاَأل ُ بََي-2
. سِلْ لغ
ُ ضْوِء َو ْا ُ جَباتِ ْالُو ِ ان مُْو ُ بََي-3
. ام
ِ عَّلُة ْاِإلْنَعِ الشُّْكرُ ُهَو-4
. ظِة َعَليَْها َ َحاف
َ امَها َو ْالُم ِ عَلى ا ْلتَِز
َ اعُدِ َلعُهْوِد ُيس ُ ِذْكُر ْا-5
Artinya:
Termasuk petunjuk dua ayat ini adalah:
1. Perintah untuk bersuci dan keterangan tentang cara
berwudlu, cara mandi (janabah), dan cara tayammum.
2. Keterangan tentang alasan-alasan yang memalingkan
(kewajiban) berwudlu ke tayammum bagi seorang mukmin.
3. Keterangan tentang apa-apa yang mewajibkan (seseorang
untuk) berwudlu dan mandi (janabah).
4. Rasa syukur adalah sebab pemberian nikmat.
5. Mengingat janji dapat membantu (seseorang) dalam
melazimi dan menjaganya (janji tersebut).
Kedua, contoh istinbath ayat pada surat Al-Ma`idah ayat 6-7 pada kitab
Tafsir As-Sa’di (hlm. 201-202):
نَْذُكرُ مِْنَها مَا َيسََّرُه، ام َكِثيَْرٍة ٍ حَكْ عَلى َأ َ ت ْ اشَتمََل
ْ ظيَْمةٌ َقِد ِ ع َ هذِه آيٌَة ِ
: ُهللا َوسََّهَله
ُ
ِازمِ ن َلـَو ْ ات ِفيْهَـا ِإْمتَِثُالهَـا َو ْالَعـمَـُل ِبهَـا ِم ِ َهذِه ْالمَْذُكْور ِ ن َّ َأ: حُدَها َ َأ
َِألنَُّه صََدَرَها ِبَقْوِلِه ﴿ يََأ ُّي َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوْا، ي َال يَِتُّم ِإَّال بِِهْ ان َّالِذِ ْاِإليَْم
انكُ ْم
ِ عمَُلوْا ِبمُْقَتضَى ِإْيمَ ـ ْ ِإ، آمنُْوا
َ ن َ يَا َأُّيَها َّالذِْي: ي
ْ َأ. آخرَِها ِ ﴾ ِإَلى
. عَناهُ َلُكْم
ْ ِبمَا شََر
َّ ﴿ ِإ َذا قُ ْمتُ ْم ِإلَى ال: ِالِة ِلَقْوِله
. ﴾ صالَ ِة َ َّام ِبالص
ِ َلقي
ِ ْاَألْمرُ ِبْا: ْاني
ِ الث
َّ
11
Muqaranah Kitab Tafsir Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 12
َّ صــُتهُ َأ
ن َ ال ُ اضــحا ً َو
َ خ ِ ات مَع ْنَى ْاآليَــةِ َو
ِ لكِلمَــ
َ شــْرحِ ْا
َ ِح ب
َ َصــب
ْ قَ' ' ' ْد' َأ
ْ عَليِْهْم َأ
ن َ ت َ هللا تَ َعـَالى ِلطَـُالْو
ِ ك ِ ن آيَـَة تَْمِليْـ
َّ عَلمَُهْم َأ
ْ ش َـمِْوْيَل النَِّبيَّ َأ
جُّمِعِهْم َو ِّاتحَـادِِهْم َو
َ َب مِْنُهْم َو هُـَو َرمْـُز ت ُ ت ْالمَ ْغص ُـْو ُ ابْو ُ ََّيْأِتيَُهُم الت
ِ آل مُْوس َـى َو
آل ِ ار
ِ ن آثَ ـ
ْ ِاه م
ُ اتِهْم ِلَما حَ ـَو
ِ َّاستِْمَدادِ ُقَّوِة َمْعَنِوي
ْ َمصَْدُر
عَمامَ ـِة
ِ عص ـَا ُمْوس ـَى َو َنْع ِلـِه َو
َ َو، اح
ِ اض ْاَأل ْلـَو
ِ َن ؛ َكرُض ـ
َ ارْو
ُ هَ ـ
ان
َ َف َكـ، ِالتيْ ـه
ِّ ْعَليِْهْم ِفي
َ ان يُنْ ـَزُل
َ ي كَ ـ
ْ ن َّالِذ
ِّ َن ْالم
َ ِيٍء م
ْ َن َو ش
َ ارْو
ُ َه
خَرجُـْوا ِلِقتَـال
َ حتَهَـا فَـِإَّنُهْم ِإَذا
ْ ن َت
َ اتُلْو
ِ الرَايةِ ُيقَـ
َّ ِابة
َ ت ِبمََث
ُ ابْو
ُ َّهذا الت
َ
Muqaranah Kitab Tafsir Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 15
2
Lihat Jami’ul Bayan susunan Ibnu Jarir, jld. 2, hlm. 373.
3
Lihat Syarhu Muqaddimatin fi Ushulit Tafsir susunan Al-‘Utsaimin, hlm. 41.
4
Lihat Al-Isra`iliyyatu wal Maudlu’at susunan Abu Syahbah, hlm. 170-173.
5
Lihat Al-Isra`iliyyatu wal Maudlu’at susunan Abu Syahbah, hlm. 172-173.
6
Lihat Al-Isra`iliyyatu wal Maudlu’at susunan Abu Syahbah, hlm. 107.
Muqaranah Kitab Tafsir Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 17
keterangan ayat yang berasal dari kisah isra`iliyat tersebut tidak boleh
didustakan maupun dibenarkan. 18 15 09 30 P 11
Keterangan pada kitab Tafsir As-Sa’di (hlm. 91, kolom 3):
Artinya:
Dan sungguh telah lewat bahwasanya tidak boleh menafsirkan
Kitabullah dengan kisah-kisah isra`iliyat walaupun meriwayatkan
dari mereka (Bani Isra`il) dalam perkara-perkara yang tidak
dipastikan kebohongannya itu boleh. Maka sesungguhnya
makna-makna Kitabullah itu pasti, sedangkan (kisah isra`iliyat)
itu adalah perkara-perkara yang tidak dibenarkan maupun
didustakan, maka keduanya tidak mungkin menyatu.
Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa kitab Tafsir As-Sa’di
itu lebih utama, jika dibandingkan dengan kitab Tafsir Al-Jaza`iri ditinjau dari
ada tidaknya kisah isra`iliyat untuk keterangan ayat padanya. Hal ini
sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Syahbah bahwa dengan tidak
menyebutkan kisah isra`iliyat yang boleh diceritakan itu lebih utama 7
,
wallahu a’lam.20 15 10 12 P 12 21 15 10 19 P 11
َ ب َو َغـ َراِئ
ب َ س َراِئ ْي َـل ع ََجـ اِئ ِ ُس ُر ْو َـن هُنَا نَ ْقالً عَنْ ُكت
ْ ب بَنِ ْـي ِإ ِّ ََذ َك َر ا ْل ُمف
ب فَـ َرَأىِ ش ِع َهاـ َأنَّهُـ نَظَ َـر ِمنْ ُكـ َّو ِة ا ْل ِم ْحـ َرا
َ ص ِـة دَا ُو َد ه ِذ ِه ِمنْ َأ ْبَّ ِفِ ْي ق
ِا ْمـــ َرَأةً تَ ْغت َِســـ ُـل فََأ َحب َّ َها َو طَلَبَ َها بِـــَأنْ أَ ْرســـَ َل َز ْوجَ َها ِإلَى ا ْل ِج َهـــاد
ْض ـنَا عَن ْ َأ ْع َر. ت قَتِ ْيالً َحت َّى يَتَ َز َّو َـج دَاودُ ا ْم َرَأتَ ـهُـ بَ ْعـ َد َم ْوتِ ـ ِـه لِيَ ُم ْو َـ
ِ ي هللا ِ عَنْ ه ِذ ِه ْاَأل َكا ِذ ْي
ب ا ْل َم ْم ُج ْو َجــ ِـة الَّتِ ْـي ه ِذ ِه ْاَألبَا ِط ْي ِـل ُمنَ ِّز ِه ْي َـن نَبِ َّـ
ف َما س ـ َـُ س ـبُ ْواـ ِإلَى يُ ْو َ َشــْأنا ً َك َما ن َ س ِإ ْي َمانــا ً َوِ الَ يَ ْرتَ ِكبُ َهاـ َأقَــ ُّل النَّا
ْـق هللاِـ تَ َعــالَى بَ ْعـ َد َأن ُ ـو ِـد َو هُ ْم َأ ْكـ َذ
ِ ب َخ ْلـ ْ ِر َوايَـةًـ َع ِن ْاليَ ُهـ، سـبُ ْواـ َ َن
. لُ ِعنُ ْواـ بِظُ ْل ِم ِه ْـم
Artinya:
Disini, para mufasir menyebutkan keajaiban-keajaiban dan
keanehan-keanehan pada kisah Dawud dengan menukil dari
kitab-kitab Bani Isra`il. Ini adalah kisah terburuk, (yaitu)
bahwasanya beliau melihat dari sebuah lubang dinding mihrab.
Lalu, beliau melihat seorang perempuan yang sedang mandi,
7
Lihat Al-Isra`iliyyatu wal Maudlu’at susunan Abu Syahbah, hlm. 107.
Muqaranah Kitab Tafsir Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 19
َاســ ِودَادِهَا ِمن ْ اصــفِ َرارِهَا َو ْ َو، شــ ُملُهُ ْـم ( اِ ْح ِمــ َرارِ ُو ُجــ ْو ِه ِه ْمْ َي
.)ب ِ ا ْل َع َذا
فَ ـاْلقُ ْرآنُ فِ ْي ـ ِـه." ضــادٌّ لَــهُـ ؟ ٌ ِهَــ ْل هــ َذا ِإال َّ ُمنَــاق
ْ ُض لِ ْلق
َ َو ُم، ــرآ ِن
. ُس َواهِ ا ْل ِكفَايَةُ َو ا ْل ِهدَايَةُ عَنْ َما
Artinya:
Ketahuilah, bahwasanya banyak mufasir menyebutkan dalam
kisah ini, bahwasanya unta betina itu telah keluar dari sebuah batu
besar yang keras dan licin, yang mereka mengusulkannya pada
Shalih. Ia (batu besar yang keras dan licin itu) merasakan sakitnya
melahirkan seperti halnya wanita hamil itu merasakan sakitnya
melahirkan. Lalu, keluarlah seekor unta betina sedangkan mereka
melihatnya. Unta betina itu memiliki seekor anak unta yang telah
disapih tatkala mereka menyembelihnya. Ia bersuara tiga kali
(ketika melihat induknya disembelih) dan gunung itu terbelah
untuknya dan ia masuk di dalamnya. (Para mufasir juga
menyebutkan) bahwasanya Shalih ‘alaihis salam berkata kepada
mereka, “Tanda turunnya adzab kepada kalian adalah,
bahwasanya kalian memasuki waktu pagi pada hari pertama dari
tiga hari ini sedangkan wajah-wajah kalian menguning, hari kedua
memerah, dan hari ketiga menghitam”. Maka terjadilah seperti apa
yang beliau katakan.
Semua ini termasuk kisah isra`iliyat yang tidak pantas dinukil pada
penafsiran Kitabullah. Tidak ada sesuatu di dalam Al-Qur`an yang
menunjukkan atas sesuatu pun darinya dari arah manapun.
Bahkan, andaikan kisah tersebut benar, sungguh pasti Allah Ta’ala
sudah menyebutkannya karena ada keajaiban-keajaiban,
pelajaran-pelajaran, dan tanda-tanda di dalamnya yang tidak Allah
sia-siakan dan tidak Dia tinggalkan penyebutannya, sehingga
harus datang dari jalan orang yang nukilannya tidak dapat
dipercaya. Bahkan, Al-Qur`an mengingkari sebagian apa yang
telah disebutkan ini karena sesungguhnya Shalih berkata kepada
mereka, “Kalian bersenang-senanglah di dalam rumah kalian
selama tiga hari”. Maksudnya, kalian bersenang-bersenang dan
berlezat-lezatlah dengan waktu yang sangat pendek ini, karena
sesungguhnya tidak ada kesenangan dan kelezatan buat kalian
melainkan ini.
Kelezatan dan kenikmatan apa (yang akan didapatkan) bagi
orang yang Nabi mereka telah mengancam terjadinya adzab dan
menyebutkan kepada mereka terjadinya permulaan-permulaannya
(adzab). Lalu, terjadilah (permulaan adzab itu) hari demi hari
secara menyeluruh dan merata pada mereka, (yaitu) memerah,
menguning, dan menghitamnya wajah-wajah mereka dari sebab
adzab. 23 15 10 28 P 10
Tidaklah hal ini kecuali berlawanan dengan Al-Qur`an dan
bertentangan dengannya. Maka Al-Qur`an itu di dalamnya sudah
ada kecukupan dan petunjuk tanpa (membutuhkan) selainnya.
Muqaranah Kitab Tafsir Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062 21
8
Lihat Al-Isra`iliyyatu wal Maudlu’at susunan Abu Syahbah, hlm. 107.
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062
BAB IV
PENUTUP
1. Simpulan
1.1 Penafsiran kitab Tafsir Al-Jaza`iri lebih sistematis daripada penafsiran
kitab Tafsir As-Sa’di.
1.2 Istinbath ayat pada kitab Tafsir As-Sa’di lebih mendalam daripada kitab
Tafsir Al-Jaza`iri.
1.3 Kitab Tafsir As-Sa’di itu lebih utama, jika dibandingkan dengan kitab
Tafsir Al-Jaza`iri ditinjau dari ada tidaknya kisah isra`iliyat untuk
keterangan ayat padanya.
2. Saran
2.1 Para pemula yang ingin mempelajari tafsir Al-Qur`an supaya menjadikan
kitab Tafsir Al-Jaza`iri sebagai salah satu rujukan. Hanya saja, mereka
harus berhati-hati apabila mendapati kisah isra`iliyat.
2.2 Bagi muslimin yang ingin mempelajari tafsir Al-Qur`an lebih mendalam
supaya menjadikan kitab Tafsir As-Sa’di sebagai salah satu rujukan.
22
Muqaranah Kitab Tafsir Al-Jaza`iri dengan Kitab Tafsir As-Sa’di Mursyid Firdaus 28062
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-‘Utsaimin, Shalih bin Muhammad, Syarhu Muqaddimatin fi Ushulit
Tafsir, Darul ‘Aqidah, Iskandariyah-Kairo, Cetakan I, Tahun 1429 H / 2008
M.
2. Ar-Rasikh, ‘Abdul Mannan, Mu’jamu Ishthilahati Ushulil Fiqh, Darubni
Hazm, Beirut, Lebanon, Cetakan I, Tahun 1424 H / 2003 M.
3. Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, Jami’ul Bayan fi Tafsiril
Qur`an, Darul Ma’rifah, Beirut, Lebanon, Cetakan III, Tahun 1398 H / 1978
M.
4. Abu Syahbah, Muhammad bin muhammad, Al-‘Allamah, Asy-Syaikh, Ad-
Duktur, Al-Isra`iliyyatu wal Maudlu’atu fi Kutubit Tafsir, Maktabatus
Sunnah, Kairo-Mesir, Cetakan IV, Tahun 1408 H.
23