Anda di halaman 1dari 55

BUKU PANDUAN TAJWID

LENGKAP

Penulis:

Aceng Kosim

Editor :- Udin Juhrodin, S.Pd.I., M.M.Pd.

Buku Panduan Tajwid Lengkap unruk Memahami Belajar Tajwid


Dalam Kitab Tuhfatul Athfal kelas VIII Madrasah Tsanawiyah

Bandung : 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AWT
atas berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan Buku Panduan Ilmu Tajwid Lengkap didalam penyusunan buku ini penulis
telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis demi
menyelesaikan buku ini. Tetapi sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan
ataupun kekhilafan baik pada segi teknik penulisan ataupun tata bahasa itu sendiri. Kami
menyadari tanpa suatu arahan dari guru pembimbing serta masukan-masukan dari
berbagai pihak yang telah membantu, kemungkinan kami tidak bisa menyelesaikan tugas
buku Panduan Ilmu Tajwid Lengkap ini. Buku ini di susun semata-mata hanya untuk
memberikan wawasan tambahan kepada para pembaca tentang pemahaman ilmu tajwid.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bpk. Udin Juhrodin, S.Pd.I.,
M.M.Pd. yang telah senantiasa memberikan arahan kepada kami sehingga buku ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami ucapkan pula terima kasih
kepada teman-teman yang sudah ikut serta berpartisipasi meluangkan waktunya untuk
membantu kami dalam menyelesaikan buku ini. Dan ucapan terima kasih kami untuk
semua yang tak bisa kami sebutkan satu per satu namanya. Penulis mohon maaf bila
terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan buku ini terdapat banyak kesalahan, untuk
itu penulis menharapkan kritik ataupun saran yang bersifat positif untuk perbaikan buku
ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga dengan adanya buku ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan para mahasiswa/mahasiswi Fakultas Taribyyah STAI
YAPATA AL-JAWAMI BANDUNG khususnya.
Bandung, Oktober 2021

Penulis

i
PENGANTAR EDITOR

Ilmu Tajwid adalah salah satu ilmu yang mutlak harus difahami oleh setiap umat
Islam. Karena dengan ilmu ini seorang muslim dapat membaca al-Quran dengan benar
sesuai dengan kaidah-kaidah yang shahih. Membaca al-Quran memang merupakan
ibadah, akan tetapi membaca al-Quran dengan benar, adalah sebuah keharusan.
Karenanya memahami ilmu membca al-Quran yang benar sangatlah penting.
Buku ini merupakan pemaparan dari kitab klasik yang sering diajarkan di pondok
pesantren, majelis taklim dan pengajian-pengajian, yaitu kitab Tuhfatul Athfal. Selain
bahasanya yang mudah untuk difahami, kandungan materinya cukup komprehensif.
Semoga buku ini bisa memberikan inspirasi dan petunjuk untuk dapat membaca
al-Quran dengan baik dan benar.
Bandung, Oktober 2021

Udin Juhrodin

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii

Muqoddimah Tuhfatul Athfal ................................................................................................ v

Bab I Muqoddimah Tajwid .................................................................................................... 1

a. Hakikat Ilmu Tajwid .................................................................................................. 1

b. Manfaat dan Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid ........................................................ 1

Bab II Ta’awwudz dan Basmalah dan Surat.......................................................................... 4

Bab III Hukum Nun Mati dan Tanwin .................................................................................. 6

Bab IV Hukum Tasydid ......................................................................................................... 21

Bab V Hukum Mim Mati ....................................................................................................... 23

Bab VI Hukum Alif Lam Ta’rif............................................................................................. 29

Bab VII Hukum Lam Fi’il ..................................................................................................... 33

Bab VIII Hukum Idghom dan Pembagianya ........................................................................ 36

Bab IX Hukum Mad dan Pembagianya ................................................................................. 42

Bab X Hukum Ra................................................................................................................... 54

Nadzhom Penutup .................................................................................................................. 56

Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 57

Biografi Penulis ..................................................................................................................... 58

iii
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
PENDAHULUAN

Al Qur’an adalah kitab suci untuk manusia sebagai pedoman umat manusia
sepanjang masa. Al Qur’an sebuah kitab suci agama Islam yang diturunkan oleh Allah
ta’ala melalui malaikat jibril kepada nabi Muhammad.1 Allah ta’ala telah memberikan
sebuah kitab suci yang sangat sempurna tidak ada keraguan ayatnya. Kita diperintahkan
memahami dan memperhatikan serta mengamalkan. Baik lafadz maupun maknanya
membacanya merupakan ibadah. Allah ta’ala telah menjamin kesucian dan kemurnian
dari Al Qur’an. Karena itu kita tidak perlu ragu untuk mengamalkan. 1
Ilmu tajwid dengan beragam istilah yang ada di dalamnya secara teoritis memang
ditulis bukan pada masa Rasulullah Saw. Pada masa Rasulullah, para sahabat tidak
semua tahu bagaimana cara membaca atau melafalkan Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Apabila terjadi kesalahan di kalangan para sahabat, Rasul langsung memperbaikinya.
Pada saat itu masih belum terpikir untuk menyusun kitab panduan qira’at ataupun ilmu
tajwid. Ketika.
Ketika Islam menyebar ke berbagai penjuru dunia, dan orang-orang non-Arab
masuk Islam berbondong-bondong, mulai timbul masalah dalam membaca Al-Qur’an.
Lidah mereka mengalami kesulitan dalam mengucapkan huruf-huruf Al-Qur’an,
misalnya dhad, ‘ain, za’, kha’, qaf, ghain, ta’, shad, ya’ yang mungkin tidak ada dalam
bahasa mereka, terutama huruf dhad. Bahasa Arab dikenal juga dengan sebutan bahasa
dhad (lughat ad- dhad).
Dengan semakin banyaknya jumlah umat Islam, terjadi perbedaan cara membaca
Al-Qur’an di kalangan sahabat, diantaranya dalam hal makhraj masing-masing huruf dan
sifat- sifatnya, juga bagaimana cara melafalkan dan membaca sesuai ajaran Rasulullah.
Permasalahan lain setelah wafatnya Rasul semakin banyak dijumpai di kalangan sahabat,
karena tidak semua sahabat yang ada saat itu mampu membaca dan mengucapkan huruf
(fonem) Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Atas dasar itulah kemudian para Ahli Qiraah mulai menyusun kaidah-kaidah
dalam membaca Al-Qur’an dengan fasih. Namun, para ulama berbeda pendapat
mengenai siapa yang pertama kali meletakkan dasar-dasar teoritis dan kaidah-kaidah
ilmu tajwid secara sistematis. Diantara mereka ada yang mengatakan Abul Aswad Ad-
Du`ali, karena beliau adalah orang yang pertama kali memberikan tanda baca dalam Al-
Qur’an. Ada juga yang berpendapat Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam. Sebagian lagi
berpendapat Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi karena beliau adalah orang yang
menyempurnakan usaha Abul Aswad dan menjadikan Al-Qur’an lebih mudah dibaca,

iv
bahkan bagi orang-orang non Arab.
Adapun pendapat paling kuat, dimana hal ini juga disetujui oleh Al-Imam
Muhammad bin Al-Jazariy, bahwa peletak dasar-dasar teoritis ilmu tajwid adalah Abu
Muzahim Musa bin Ubaidillah Al-Khaqani. Beliau adalah orang pertama kali yang
menyusun kaidah-kaidah ilmu tajwid secara sistematis. Kaidah-kaidah tajwid yang beliau
susun dituangkan dalam syair (Qashidah) sebanyak 51 bait. Syair yang dikenal dengan
nama Ra’iyyatul Khaqani atau Qashidah Khaqaniyah Fii Tajwiid ini berisi beberapa hal
yang berkaitan dengan kaidah- kaidah tajwid, di antaranya adalah kewajiban mengambil
bacaan yang shahih sanadnya dari para Imam Qurra yang tujuh, kewajiban menjaga lidah
dari Lahn dalam qiraah, dan penjelasan beberapa hukum yang diakibatkan hubungan
antar huruf dan kata, seperti idzhar, idgham, ikhfa, atau mad.2

v
MUQODDIMAH KITAB TUHFATUL ATHFAL
Syekh Sulaiman Al-Jamzuriy

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


‫المقدمة‬
Pendahuluan
‫ُـو ا ْل َجمـْ ُزو ِرى‬ ُ ‫اجـي َرحم ِة ا ْل َغـفُـو ِر ❖ َد ْو َمـا‬
َ ‫سلَـ ْي َمانُ ه‬ ِ ‫يَقُــو ُل َر‬
Orang yang senantiasa mengharapkan rahmat sang Maha Pengampun
yaitu Sulaiman al-Jamzuri berkata

َ ‫صـلّـِيا َعـلـى ❖ ُم‬


َ‫ـح َمـــد وآلِــ ِه َو َمـنْ تَـل‬ َ ‫ا ْل َح ْمــ ُد لِلَّــ ِه ُم‬
(Bahwa) Segala puji teruntuk Allah, Sambil melantunkan shalawat atas Muhammad
beserta keluarga dan orang yang mengikutinya.

ُ ‫َوا ْل‬
ِِ ‫م ُدود‬ ِ ‫ـون والتَّـ ْن ِو‬
‫ين‬ ْ ‫َوبَ ْعـ ُد هـ َذا النَّـ‬
ِ ُ‫ظـ ُم لِ ْلـ ُم ِريــ ِد ❖ فــي الن‬
Setelah itu (mengucapkan hamdalah dan shalawat), Bait syair ini adalah
untuk orang yang menginginkan (pembahasan) pada persoalan nun, tanwin, dan
(hukum) mad-mad.
‫ش ْيـ ِخنَا ا ْل ِميـ ِهى ِذي ا ْل َكمال‬ ْ َ‫ســ َّميتُــهُ بِتُحفَـة األ‬
َ ْ‫طفَا ِل ❖ عَـن‬ َ
Aku namai (kitab ini) dengan Tuhfatul Athfal. dari (riwayat)
Syaikh kami, al-Mihiy yang memiliki kesempurnaan (dalam hal ilmu tajwid).
‫طـلَّبَـا❖ َواألَ ْجــ َر َوا ْلقَـبُـو َل َوالثَّـ َوابـا‬
ُّ ‫أَ ْر ُجــو بِـه أَنْ يَ ْنـفَ َع ال‬
Aku berharap dengan kitab ini agar bisa memberi manfaat untuk para penuntut ilmu.
(Juga Aku berharap) pada pahala, diterimanya amal dan mendapatkan balasan pahala.

vi
BAB I
MUQODDIMAH

A. Hakikat Ilmu Tajwid


Ilmu tajwid adalah sebuah perangkat ilmu yang harus dimiliki oleh seseorang
agar memiliki kemampuan membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Secara
etimologi, at-tajwid adalah bentuk mashdar dari kata jawwada yang artinya
memperbaiki dan memperindah Atau disebut juga mendatangkan sesuatu yang baik.
Ada juga yang berpendapat bahwa tajwid menurut bahasa adalah: ‫االتيان بالجيد او‬
‫( اتحسين‬al-ittyanu bil-jayyidi awittahsini) yang artinya mendatangkan kepada
kebagusan atau membaguskan bacaan.3

penyempurnaan. Secara istilah, tajwid berarti

‫ُستَ َح َّق ُه‬ ِ ‫فُال ِهج ِاء ُِمنُم َخا ِرِجهاُالص ِحي‬
ٍ ‫ُةُوإِ ْعطَاءُك ِّل‬ ِ ‫إِ ْخراجُحرو‬
َ ‫ُح َّقه‬
ْ ‫ُوم‬ َ ‫ُح ْرف‬
َ َ ‫ُح‬
َْ َ َ َ ْ َ ْ َ
“Ilmu yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana cara memberikan hak
setiap huruf sesuai dengan ketentuan haknya, baik yang berkaitan dengan mad, dan
yang lainnya, seperti tarqiq (tipis) dan tafkhim (tebal), dan selain keduanya”.
Menurut al-Suyuti, tajwid adalah hiasan bacaan, yaitu memberikan kepada
setiap huruf hak-haknya dan urutan-urutannya serta mengembalikan setiap huruf
kepada makhraj dan asalnya, melunakkan pengucapan dengan keadaan yang
sempurna, tanpa berlebih-lebihan dan memaksakan diri.4

B. Manfaat dan Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid


Manfaat yang kita peroleh ketika kita sudah mempelajari ilmu tajwid adalah
terjaganya lisan dari kesalahan ketika membaca Al Quran. Abdul Fattah bin As
Sayyid mengatakan :

ِ ‫ُُع ِنُُاللَّح ِنُُفِيُلَ ْف ِظُُالْقر‬


ُ‫آنُُالْ َك ِريْ ِم‬ ِ
ِ ‫ُهيُُصونُُاللِّس‬:
َ ‫ان‬
ْ ْ َ ْ َ َ ‫ثَ َمرته‬
Adapun faedahnya adalah menjaga lisan dari kesalahan di dalam melafadzkan Al
Quran Al Karim
Sedangkan hukum mempelajari ilmu tajwid hukumnya Fardu Kifayah
dan membaca Al Qur'an dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid hukumnya
Fardhu Ain.

1
a. Fardhu ain
‫لح َر ُج َع ِن ْالبَا قِ ْي‬
َ ْ‫اِ َذافَ َع َل ْالبَعْضُ لَ ْم يَ َسقَطَ ا‬
Fardu Ain merupakan kewajiban dari setiap orang muslim di mana amalan
atau ibadah yang harus dilakukan tidak dapat diwakilkan. Kewajiban ini diemban
setiap muslim apabila ia telah memenuhi syarat yang telah ditentukan secara
syariat di antaranya baligh dan berakal.
Contoh ibadah atau amalan yang hukumnya fardhu ain dan tidak bisa diwakilkan
itu seperti salat lima waktu, puasa di bulan Ramadan, zakat dan lain-lain.

b. Fardhu kifayah
‫لح َر ُج َع ِن ْالبَا قِ ْي‬
َ ‫اِ َذافَ َع َل ْالبَعْضُ َسقَطَ ْا‬
Fardu kifayah merupakan suatu amalan wajib yang dibebankan kepada
umat Islam tetapi bisa diwakilkan. Maksudnya, jika amalan atau ibadah itu sudah
ada yang mengerjakan meski hanya satu orang, maka gugurlah kewajiban orang
lain untuk melakukan amalan tersebut.
Contoh amalan yang hukumnya fardhu kifayah adalah pengurusan jenazah.
Apabila ada seorang muslim yang meninggal dunia, maka harus ada yang
mengurusnya mulai dari memandikan, mengkafani, mensalati, hingga
dimakamkan.

Contoh lainnya adalah azan sebagai penanda masuknya waktu salat 5 waktu.
Ketika sudah masuk waktu salat, maka salah satu muslim harus
mengumandangkan azan. Bila tidak ada, maka dosanya akan ditanggung oleh
semua muslim yang ada di tempat tersebut. Oleh karena itu, sangatlah rasional
apabila Al-Qur‟an dapat porsi yang besar untuk dijadikan bahan pengajaran
disetiap jenjang pendidikan bagi umat islam di Indonesia. Allah telah
menegaskan dalam Al-Qur‟an surat Al-Muzammil ayat 4 yaitu : ‫َو َرت ِل ۡالقُ ۡر ٰا َن‬
‫ت َۡرتِ ۡيل‬
Artinya:“Atau lebih dari seper dua itu. Dan bacalah al-Qur’an itu dengan
tartil”.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ilmu tajwid dengan baik dan
benar merupakan bagian yang penting bagi siswa untuk bisa membaca Al-Qur‟an
dengan baik dan benar, dengan perkataan lain memahami ilmu tajwid dengan
baik, seharusnya merupakan materi atau masuk dalam ruang lingkup mempelajari
Al- Qur‟an. Oleh karena itu, pembelajaran tajwid diterapkan betujuan, pertama
untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam membaca Al-Qur'an yang hal

2
tersebut membawa kepada perubahan arti. Kedua adalah untuk membantu
memahami Al- Qur'an dengan baik dan benar.
Yang disebut tartil menurut Sayyidina Ali yaitu:

ِ ‫ارجِ َو ِح ْفظُ اْ ْل ُوقُ ْو‬


‫ف‬ ِ ‫ْالتَرْ تِ ْي ُل هُ َو ِر َعايَةُ ْال َم َخ‬
Artinya:” tartil itu menjaga atau memelihara tempat keluarnya huruf (Makhroj)
dan menjaga tempat berhenti (waqof)”.5

3
BAB II
TA’AWWUDZ DAN BASMALAH

A. Hukum Bacaan Ta’awudz dan Basmalah


Cara membaca ta’awwudz, basmalah dan surat ada 4 macam yaitu:
َ ‫( قَ ْط ُع ْا‬Seluruhnya diputuskan)
1. ‫لج ِمع‬
Yaitu Ta’awwudz, basmalah dan surat dibaca terpisah-pisah (tidak
diwashalkan/tidak disambungkan), contoh:

ِ ‫ش ْيطَانِال َّر‬
(berhenti) ‫ج ْي ِم‬ َّ ‫ال‬‫أَع ُْو ُذ بِاللِ ِم َن‬
(berhenti) ‫ح ْي ِم‬ ّ ٰ ‫س ِم‬
ِ ‫هللاِ ال َّر ْحمٰ ِن ال َّر‬ ْ ِ‫ب‬
.............. ‫س قُ ْل اَع ُْو ُذ بِ َرب‬ ِ ‫النَّا‬
َ ‫ص ُل ْا‬
2. ‫لج ِمع‬ ْ ‫( َو‬Seluruhnya diwashalkan/disambung)
Yaitu Ta’awwudz, basmalah dan surat dibaca bersambungan. Caranya, huruf
terakhir dari Ta’awwudz (yaitu ‫ م‬dari ‫ الرجيم‬dibaca dengan berbaris, menurut
baris asalnya, begitu pula dengan huruf terakhir dari basmalah (yaitu ‫ م‬dari ‫الرحيم‬
dibaca berbaris, menurut baris asalnya.), contoh:
(washalkan dengan basmalah) ‫ج ْي ِم‬
ِ ‫ال َّر‬ ‫ش ْيطَا ِن‬َّ ‫أَع ُْو ُذ بِاللِ ِم َن ال‬
(washalkan dengan surat) ‫ح ْي ِم‬ ّ ٰ ‫س ِم‬
ِ ‫هللاِ ال َّر ْحمٰ ِن ال َّر‬ ْ ِ‫ب‬
.............. ‫س‬ ِ ‫قُ ْل اَع ُْو ُذ بِ َرب النَّا‬
ْ َ‫ت فَق‬
3. ‫ط‬ ْ َ‫ستِ َعا َذ ِة بِاْلب‬
ِ َ‫س َمل‬ ْ ‫ص ُل ْا َ ِال‬
ْ ‫ َو‬Ta’awwudz disambung dengan basmalah (tidak
diwashalkan dengan surat), contoh:

(washalkan dengan basmalah) ‫ج ْي ِم‬


ِ ‫ال َّر‬ ِ َ‫ش ْيط‬
‫ان‬ َّ ‫أَع ُْو ُذ بِاللِ ِم َن ال‬
(berhenti) ‫ح ْي ِم‬ ّ ٰ ‫س ِم‬
ِ ‫هللاِ ال َّر ْحمٰ ِن ال َّر‬ ْ ِ‫ب‬
.............. ‫س‬ ِ ‫قُ ْل اَع ُْو ُذ بِ َرب النَّا‬

4
ْ َ‫س ْو َر ِة فَق‬
4. ‫ط‬ ِ َ‫س َمل‬
ُ ‫ت ِبال‬ ْ َ‫ص ُل ْالب‬
ْ ‫ َو‬Basmalah disambung dengan surat (ta’awwudz
diwaqafkan/dihentikan), contoh:

ِ َ‫ش ْيط‬
(berhenti) ‫ج ْي ِم‬
‫ان‬ َّ ‫أَع ُْو ُذ بِاللِ ِم َن ال‬
ِ ‫ال َّر‬
(diwashalkan dengan surat) ‫ح ْي ِم‬ ّ ٰ ‫س ِم‬
ِ ‫هللاِ ال َّر ْحمٰ ِن ال َّر‬ ْ ِ‫ب‬
6
.............. ِ ‫قُ ْل اَع ُْو ُذ بِ َرب النَّا‬
‫س‬
B. Hukum Baca Basmalah Antara dua Surat
Menurut Qiro’ah Hafesh ‘an ‘Ashim ada empat cara tiga diantaranya jawaz
(boleh) sedangkan satu cara lagi ghoiru jaiz (tidak boleh) tiga cara yang jawaz
(boleh) adalah:
َ ‫)قَ ْط ُع ْا‬, contoh:
1. Memutus semuanya. (‫لج ِمع‬

‫س ِم هللاِ الر ْح َم ِن الر ِح ْي ِم { وقف} ا ٓل ٓم ٰ َذلِ َك‬ َّ ‫َوالَ ل‬


ْ ِ‫ضالِ ْي َن { وقف } لب‬

ِ َ‫س َمل‬
2. Menyambung basmalah dengan awal surat (‫ت في اول السورة فقط‬ ْ َ‫ص ُل ْالب‬
ْ ‫) َو‬,
contoh:

‫س ِم هللاِ الر ْح َم ِن الر ِح ْي ِم ا ٓل ٓم ٰ َذلِ َك‬ َّ ‫َوالَ ل‬


ْ ِ‫ضالِ ْي َن { وقف } لب‬
3. Menyambung semuanya ( ‫ص ُل الكل‬
ْ ‫) َو‬, contoh:

‫س ِم هللاِ الر ْح َم ِن الر ِح ْي ِم ا ٓل ٓم ٰ َذلِ َك‬ َّ ‫َوالَ ل‬


ْ ‫ضالِ ْي َن ل ِب‬
4. Satu cara lagi yang tidak diperbolehkan adalah menyambung ayat akhir surat
dengan basmalah dan diwaqafkan, kemudian memulai surat selanjutnya,
seperti contoh dibawah ini:

‫س ِم هللاِ الر ْح َم ِن الر ِح ْي ِم { وقف} ا ٓل ٓم ٰ َذ ِل َك‬ َّ ‫ َوالَ ل‬7


ْ ‫ضا ِل ْي َن ل ِب‬

5
BAB III
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN

Gambar 1. Hukum bacaan nun mati dan tanwin

A. Hukum Nun Mati dan Tanwin


Hukum bacaan nun mati/sukun dan tanwin juga hukum bacaan mim mati
adalah dua hukum bacaan dalam ilmu tajwid yang hampir sama dalam membacanya
istilah-istilah yang digunakan untuk menamai hukum-hukumnya yang hampir sama,
seperti hukum bacaan idzhar, idghom, iklab dan ikhfa. Namun, namun bacaan-
bacaan dari kedua hukum ini tetap berbeda terutama dalam hal pelafalan atau
mengenai makhraj (jalan keluar) hurufnya.
Hukum bacaan nun mati dan tanwin biasanya ditempatkan pada bagian awal
pembahasan ilmu tajwid, mengingat hukum nun mati dan tanwin yang paling banyak
ditemukan dalam pembacaan al-Qur’an.

B. Pengertian Nun Mati dan Tanwin


Nun mati atau nun suku ( ْ‫ )ن‬adalah nun yang tidak berharkat yang tetap
ketika dilafalkan atau tertulis diwashalkan atau diwaqafkan, baik ada di isim, fi’il
maupun huruf, baik ditengah maupun di ujung. Tidak berharkat di sini dipahami

6
berharkat sukun, sehingga tidak dapat dibunyikan kecuali diawali huruf lain yang
hidup (berharkat pathah, kasrah, atau dhammah) seperti َ‫اَاِا‬. Nun mati bisa berada di
tengah atau berada diakhir kata.
Contoh dalam bentuk kata َ‫اَ ْن َع ْمت‬-‫ ِع ْن َد‬- ْ‫ َولَن‬sedang tanwin adalah nun mati
tambahan yang bertempat di akhir isim (kata benda), yang kelihatan apabila dibaca
secara washal (disambung dengan kata lain) dan akan hilang apabila diwaqafkan
atau diberhentikan. Bunyi bacaan tanwin ini sama seperti nin mati, sehungga hukum-
hukum bacaanya pun juga sama. Dalam penulisanya, tanwin merupakan tanda harkat
rangkap yang terdiri atas fathatain (‫)ا‬, kasratain (‫)ا‬, dan dhammatain (‫)ا‬. Contoh
dalam bentuk kata dan cara membacanya dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 1. Cara Membaca Huruf Berharkat Tanwin
No Tertulis Dibaca Keterangan
1 Fathatain dibaca sama
dengan nun sukun
‫ص ْيرًا‬ ِ َ‫ب‬ ‫صي َْر ْن‬ ِ َ‫ب‬ sebelumnya berharkat
pathah
2 Kasrathain dibaca
sama dengan nun
‫َخ ْوف‬ ‫خَ ْو ِف ْن‬ sukun sebelumnya
berharkat kasrah
3 Dhammatain dibaca
sama dengan nun
‫َع ِليْم‬ ‫َع ِل ْي َم ْن‬ sukun sebelumnya
berharkat dhammah
Secara umum nun mati dan tanwin memiliki hukum bacaan yang sama ketika
bertemu huruf-huruf hijaiyah. Meskipun demikian, keduanya memiliki perbedaan.
Menurut Nashar perbedaan antara nun mati dan tanwin adalah sebagai berikut:

1. Nun mati ( ْ‫ )ن‬merupakan huruf asli dan huruf-huruf hijaiyah, dan terkadang
merupakan huruf tambahan, sedangkan tanwin hanyalah merupakan tambahan
dan bentuk kata.
2. Nun mati selalu terlihat baik ketika dilafazhkan maupun tertulis, sedangkan
tanwin terlihat ketika dilapazhkan, tidak dalam tulisan
3. Nun mati selalu terlihat baik ketika diwashalkan maupun diwaqafkan,
sedangkan tanwin hanya ada ketika diwashalkan dan tidak terlihat ketika
diwaqafkan.
4. Nun mati ada dalam isim, fi’il, dan huruf sedangkan tanwin hanya ada dalam
isim saja.

7
C. Beberapa Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin
Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah (yang 28)
mempunyai 4 hukum bacaan, yaitu Idzhar, idghom, iklab, ikhfa.ada juga penulis
ilmu tajwid yang membagi hukum bacaan nun mati/tanwin menjadi lima hukum
bacaan, yakni dengan menjadikan Idgham menjadi dua, yaitu Idzhar, Idgham
bighunnah, idgham bilaghunnah, iklab, dan ikhfa. seperti yang termuat dalam
Nadzham dari kitab Tuhfatul Athfal yang dikarang oleh Syaikh Sulaiman bin Hasan
bin Muhammad Al-Jamzuriy sebagai berikut:

‫سم يُ ْد َغ َما ۞ فِ ْي ِه بِغُنَّة بِي ْن ُم ْو ُعلِ َما‬


ْ ِ‫ان ق‬ ْ ِ‫الَ ِكنَّ َحا ق‬
ِ ‫س َم‬
Dan Idgham di bagi dua bagian*idgham bighunnah dan bilagunnah

Hukum-hukum tanwin dan nun mati ketika bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyah, itu ada lima (atau empat) yang akan diterangkan di bawah ini. Macam-
macam hukum lima (atau empat) tersebut ialah idzhar, idgham bighunnah, idgham
bilaghunnah, iklab, dan ikhfa. sebagaimana di muat dalam nadzham tuhfatul athfal,
ialah

‫س ُكنْ َول ِلتَ ْن ِو ْي ِن ۞ اَ ْربَ ُع اَ ْح َكام فَ ُخ ْد تَ ْب ِي ْي ِن ْي‬


ْ َ‫ِللن ْو ِن ِانْ ت‬
Nun mati dan tanwin memiliki empat hukum*maka perhatikanlah penjelasanku

Selanjutnya, masing-masing hukum bacaan yang empat (atau lima) ini akan di
uraikan satu persatu dibawah ini:
1. Idzhar (‫)اظهار‬
Idzhan secara lughowi ْ‫ه َوا ْلبَيَان‬
ُ artinya jelas. Dan secara ishthilahi, idzhar
adalah mengeluarkan huruf dari makhrajnya tanpa dengung pada huruf yang di
idzharkan. Nun mati/tanwin dibaca idzhar (jelas) apabila bertemu dengan huruf
halaq (tenggorokan) yang jumlahnya ada enam, yaitu ‫ ء ه ح خ ع غ‬keenam huruf ini
semua makhrajnya pada tengorokan (halqi) sehingga membacanya harus jelas
bacaan nun mati dan tanwinya, tidak boleh terpengaruh oleh huruf sesudahnya.
Untuk memudahkan pemahaman tentang hukum bacaan idzhar dan juga
mengingat huruf-huruf idzharnya dapat diperhatikan satu nadzhamnya di bawah

ِ ‫ستٍّ ُرتــــبَتْ فَـ ْلـــتَـــ ْعـــ ِر‬


‫ف‬ ِ ‫فَ ْاالَ َّو ُل ْا ِال ْظ َها ُر قَــ ْبــ َل ْاألَ ْحـــ ُر‬
ِ ‫ف ۞ لِ ْل َح ْل‬
ِ ‫ــق‬

8
Pertama: adalah bacaan idzhar, yaitu apabila nun mati atau tanwin bertemu
dengan salah satu huruf halqi yang enam, yang akan disebutkan secara
bururut.
‫َهــ ْمــز فَ َهــاء ثُــ َّم َعــ ْين َحـــــا ُء۞ ُمــ ْه َمــلَـــتَــ ْي ِن ثُــ َّم َغــــــ ْين َخــــا ُء‬
Huruf-huruf halqi yaitu: hamzah ( ‫) ء‬, ha’( ‫) هـــ‬, `ain ( ‫) ع‬,ha’ ( ‫) ح‬, ghin ( ‫) غ‬
dan kho’ (‫)خ‬.
Ketika ada tanwin dan nun mati bertemu dengan salah satu huruf halaq yang
enam, yaitu hamzah ( ‫) ء‬, ha’( ‫) هـــ‬, `ain ( ‫) ع‬,ha’ ( ‫) ح‬, ghin ( ‫ ) غ‬dan kho’ (‫)خ‬. wajib
dibaca idzhar (nun mati dan tanwinya dibaca jelas).
Contoh bacaan idzhar halqi dalam kalimat dan cara membacanya dapat dilihat
dalam table berikut:
Tabel 2. Cara Membaca Hukum Bacaan Idzhar Halqi
No Tertulis Dibaca Keterangan
Nun sukun dibaca jelas
ketika bertemu dengan
1. ‫يَ ْنئَ ْو َن‬ ‫يَ ْنئ َْو َن‬
huruf hamzah (QS. Al-
an’aam:26).
Tanwin dibaca jelas
ketika bertemu dengan
2. ‫ُكلٌّ اَ َم َن‬ ‫ُكلُّ ْن اَ َم َن‬
huruf hamzah (QS. al-
Baqarah:285).
Nun sukun dibaca jelas
ketika bertemu dengan
3. ‫يَ ْنهَ ْو َن‬ ‫يَ ْنهَ ْو َن‬
huruf Ha’ (QS. Al-
An’aam:26).
Tanwin dibaca jelas
ketika bertemu dengan
4. ‫قَ ْوم هَاد‬ ‫قَ ْو ِم ْن هَاد‬
huruf Ha’ (QS. Ar-
Ra’d:7).
Nun sukun dibaca ketika
5. ْ
‫ِم ْن ِعلم‬ ْ
‫ِم ْن ِعلم‬ bertemu dengan huruf
‘ain (QS. Al-Kahfi:5)
Tanwin dibaca jelas
ketika bertemu dengan
6. ‫َجنَّة َعالِيَة‬ ‫َجنَّتِ ْن َعالِيَة‬
huruf ‘ain (QS. Al-
Haaqqah:22)
7. ‫ِم ْن ِغل‬ ‫ِم ْن ِغل‬ Nun sukun dibaca jelas

9
ketika bertemu dengan
huruf ghain (QS. Al-
A’Raaf:43).
Tanwin dibaca jelas
ketika bertemu dengan
8. ‫َع ِزيْز َغفُ ْور‬ ‫َع ِز ْي ُز ْن َغفُ ْور‬
huruf ghain (QS. Al-
Faathir:28).
Nun sukun dibaca jelas
9. ْ‫َوا ْن َحر‬ ْ‫َوا ْن َحر‬ ketika bertemu dengan
ha’ (QS. Al-Kautsar:2).
Tanwin dibaca jelas
ketika bertemu dengan
10. ‫َح ِميْم َح ِميْ ًما‬ ‫َح ِم ْي ُم ْن َح ِم ْي ًما‬
huruf ha’ (QS. Al-
Ma’aarij:10).
Nun sukun dibaca jelas
ketika bertemu dengan
11. ‫ِم ْن َخيْر‬ ‫ِم ْن َخيْر‬
huruf kha’ (QS. Al-
Muzzammil:20).
Tanwin dibaca jelas
ketika bertemu dengan
12. ‫نِ َدا ًء َخفِيًا‬ ‫نِ َدائ َْن َخفِيًا‬
huruf Kha’ (QS.
Maryam:3).

KETERANGAN:
Idzhar:ialah membaca huruf dengan jelas serta tidak campur dengan berdengung
(‫ )غـــنّــــة‬atau tasydid. huruf Halqi : ialah huruf yang suaranya keluar dari
tenggorokan
2. Idgham (‫)ادغام‬
Secara lughawi, idgham ‫ش ْيئ‬ َّ ‫ اِد َْخا ُل ال‬yang berarti memasukan
َ ‫شيْئ فِ ْي ال‬
sesuatu pada sesuatu yang lain. Secara istilah, idgham adalah memasukan huruf mati
kepada huruf yang berharkat sehingga keduanya menjadi satu huruf bertasyidid yang
diucapkan oleh lisan satu kali ucapan. Maksudnya disini adalah memasukan bacaan
nun mati/tanwin kedalam huruf sesudahnya. Nun mati/tanwin dibaca idgham apabila
bertemu dengan enam huruf yang terkumpul dalam kata ‫ ) ن ي ر م ل و( يرملون‬Untuk

10
memudahkan pemahaman tentang hukum bacaan idzhar dan juga mengingat huruf-
huruf idzharnya dapat diperhatikan satu nadzhamnya di bawah:

ْ‫ــونَ ِعــ ْنــ َدهُــ ْم قَــ ْد ثَــ َبــتَـت‬ ْ ِ ‫َوالـثَّــانـ‬


ْ ُ‫ـــي إِ ْد َغــــــام ِبــســتَـــــــة اَتَـــتْ ۞ ِف ْي َيــ ْر ِمل‬
Kedua: adalah bacaan idgham, yaitu apabila ada num mati atau tanwin
bertemu dengan huruf idgham yang enam yang terkumpul
dalam lafadz (‫ـــو َن‬ ْ ُ‫ــر ِمل‬ ْ َ‫) ي‬,yaitu: ya’ (‫)ي‬,Ra’( ‫) ر‬, mim ( ‫) م‬, lam ( ‫) ل‬, wau
( ‫ ) و‬dan nun ( ‫) ن‬.

ada dua macam idgham terkait dengan hal ini yaitu idgham bighunnah dan
idgham bilaghunnah.
a. Idgham Bighunnah (‫غا ْم ِب ُغنَّ ْة‬
َ ‫) ِا ْد‬
Yang dimaksud idgham bighunnah adalah membunyikan nun
mati/tanwin dengan memasukanya pada huruf sesudahnya dan dibaca dengan
mendengung idgham bighunnah (‫غا ْم بِ ُغنَّ ْة‬
َ ‫ ) اِ ْد‬disebut juga dengan idgham
ma’al ghunnah ( ‫ع ا ْل ُغنَّ ْة‬
َ ‫ ) ِا ْد َغا ْم َم‬. idgham ma’alghunnah terjadi bila nun
mati/tanwin bertemu dengan huruf-huruf ‫ ي ن م و‬atau yang bisa di singkat
dengan (‫) يَ ْن ُم ْو‬. Hukum nun mati yang bertemu dengan huruf-huruf ‫ي ن م و‬
dibaca idgham bighunnah jika terjadi tidak dalam satu kata. Namun, jika hal
itu terjadi dalam satu kata, maka tidak lagi dibaca idgham bighunnah,
melainkan harus dibaca idzhar wajib (jelas).
Untuk memudahkan pemahaman tentang hukum bacaan idzhar dan
juga mengingat huruf-huruf idzharnya dapat diperhatikan satu nadzhamnya di
bawah:

ْ ‫ســم يُــ ْد َغـ َما۞فِـــــ ْيـــ ِه بِــغُــــــنَّــــة بِــيَـــ ْنـ ُم‬


‫ـــو عُــلِـــ َمــا‬ ْ ‫لَ ِكـــنَّ َها قِـ‬
ْ ‫ســ َما ِن قِــ‬
Idgham dibagi dua, yang pertama ialah idgham bighunnah,
Yaitu ketika nun mati (sukun) atau tanwin bertemu dengan salah satu
huruf ya’ ( ‫) ي‬, nun ( ‫) ن‬, mim ( ‫ ) م‬dan waw (‫)و‬.

Jika ada tanwin atau nun mati (sukun) bertemu (diikuti) oleh salah satu
huruf yang empat yang dikumpulkan dalam kata “yanmi” (‫ ) يَ ْن ُم ْو‬maka harus
dibaca idgham bighunnah ketika keduanya tidak dalam satu kata, seperti lapdz
( ‫ ) ُد ْن َيا‬jika dalam satu kata harus dibaca jelas (idzhar).
Contoh dari nun mati/tanwin yang bertemu dengan keempat huruf
hijaiyah tersebut dan cara membacanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Cara Membaca Hukum Bacaan Idgham Bighunnah

11
No. Tertulis Dibaca Keterangan
Nun sukun diidghamkan
1. ‫َم ْن يَقُ ْو ُل‬ ‫َم ْي يَقُ ْو ُل‬ karna bertemu dengan huruf
ya’ (QS. Al-Baqarah:10).
Tanwin diidghamkan karna
2. ‫بَرْ ق يَجْ َعلُ ْو َن‬ ‫بَرْ قُ ْي يَ َج َعلُ ْو َن‬ bertemu dengan huruf ya’
(QS. Al-Baqarah:19).
Nun sukun diidghamkan
3. ‫َع ْن نَ ْفس‬ ‫َع ْن نَ ْفس‬ karna bertemu dengan huruf
nun (QS. Al-Baqarah:48).
Tanwin diidghamkan karna
4. ‫ِحطَّة نَ ْغفِرْ لَ ُك ْم‬ ‫ِحطَّتُ ْن نَ ْغفِرْ لَ ُك ْم‬ bertemu dengan huruf nun
(QS. Al-Baqarah:58).
Nun sukun diidghamkan
karna bertemu dengan huruf
5. ‫ِم ْن َمال‬ ‫ِم ْم َمالِ ْن‬
mim (QS. Al-
Mu’minuun:55).
Tanwin diidghamkan karna
6. ‫َماء َّم ِهيْن‬ ‫َمائِ ْم َّم ِهيْن‬ bertemu dengan huruf mim
(QS. Al-Sajdah:8).
Nun sukun diidghamkan
7. ‫ِم ْن َوال‬ ‫ِم ْو َوال‬ karna bertemu dengan huruf
wawu (QS. Ar-Ra’d:11).
Tanwin diidghamkan karna
8. ‫يَ ْو َمئِذ َوا ِهيَ ْة‬ ‫يَ ْو َمئِ ِذ ْو َوا ِهيَ ْة‬ bertemu dengan huruf wawu
(QS. Al-Baqarah:16).

b. Idgham Bilaghunnah (‫غنَّ ْة‬


ُ َ‫) اِ ْد َغا ْم بِل‬
َ ‫ِا ْد‬
Idgham Bilaghunnah disebut juga idgham bighoirilghunnah ( ‫غا ْم ِب َغ ْي ِر‬
‫ ) ُغنَّ ْة‬yang dimaksud idgham bilaghunnah adalah membunyikan nun
mati/tanwin dengan memasukanya pada huruf sesudahnya dan dibaca tanpa
mendengung. Jadi, bacaan nun mati/tanwin hilang dan lebur dengan huruf
sesudahnya dengan mentasydidkanya. Idgham bilaghunnah terjadi bila nun
mati/tanwin bertemu dengan huruf ‫ ر‬dan ‫ل‬.

12
Untuk memudahkan pemahaman tentang hukum bacaan idzhar dan
juga mengingat huruf-huruf idzharnya dapat diperhatikan satu nadzhamnya di
bawah:

ْ‫الـل ِم َوالــ َّرا ثُـــ َّم َكــــــر َرنَّــــه‬ ْ


َّ ‫ــــــة۞فـِـــى‬ ْ ِ‫َوالــثَّـــان‬
َّ‫ــي إِ ْد َغـام بِــ َغــ ْي ِر ُغــــن‬
Kedua: ialah idgham bilaghunnah, yaitu ketika nun mati (sukun) atau
tanwin bertemu dengan huruf lam (‫ )ل‬atau Ra’(‫)ر‬.

Adapun contoh dari nun mati/tanwin yang bertemu dengan kedua huruf
hijaiyah dan cara membacanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Cara Membaca Hukum Bacaan Idgham Bilaghunnah
No. Tertulis Dibaca Keterangan
Nun sukun
diidghamkan karna
1. ‫لَئِ ْن لَّ ْم يَ ْنتَ ِه‬ ‫لَ ِئ لَّ ْم يَ ْنتَ ِه‬
bertemu dengan huruf
lam (QS. Al-Ahzab:60).
Tanwin diidghamkan
karna bertemu dengan
2. ‫ك‬ َ َ‫َخيْرل‬ ‫ك‬َ َّ‫ُخ ْيرُل‬ huruf lam (QS. Adh-
Dhuha:4).
Nun sukun di
idghamkan karna
3. ‫َّحيْق‬ ِ ‫ِم ْن ر‬ ‫ِم َّر ِحيْق‬ bertemu dengan huruf
Ra’ (QS. Al-
Muthaffifin:25).
Tanwin di idghamkan
karna bertemu dengan
4. ِ ‫َش ْيطَان ر‬
‫َّجيْم‬ ِ ‫َش ْيطَا ِن ر‬
‫َّجيْم‬
huruf Ra’ (QS. Al-
Takwiir:25).

KETERANGAN:
• Idgham, ialah memasukkan bunyi suatu huruf pada huruf yang setelahnya.
• Bighunnah, ialah membaca suatu huruf dengan disertai berdengung.
• Bighairi ghunnah, ialah membaca suatu huruf dengan tidak disertai
berdengung.

13
3. Iqlab (‫) اقالب‬
ْ ‫ ت َْح ِويْ ُل ا ْلش‬berarti memindahkan, mengubah
Iqlab secara lughowi ‫َيء عَنْ َو ْج ِه ِه‬
huruf dari aslinya. Sedangkan secara istilah adalam menukar atau mengganti
suatu huruf menjadi huruf lain. Dalam hukum nun mati/tanwin menjadi mim
mati sebelum ba’ disertai dengan bacaan dengung dan samar. Nun mati/tanwin
dibaca iqlab apabila bertemu dengan huruf ‫ ب‬cara membacanya ialah dengan
mengganti huruf nun mati/tanwin menjadi huruf mim mati (‫ ) ْم‬disertai dengung.
Untuk memudahkan pemahaman tentang hukum bacaan idzhar dan juga
mengingat huruf-huruf idzharnya dapat diperhatikan satu nadzhamnya di bawah:

‫اْل ْخــــفَـــــا ِء‬


ِ ْ ‫ب ِعــ ْنـــدَا ْلــ َبــا ِء۞ ِمــ ْيــمـــــا ِبــغُـــــنَّـــــــة َمـــ َع‬ َ ‫اْل ْق‬
ُ ‫ـــل‬ ِْ ‫ث‬ُ ‫َوالــثَّـــا ِل‬
ketiga: adalah iqlab, yaitu ketika nun mati (sukun) atau tanwin
bertemu dengan ba’ (‫)ب‬. Cara bacanya ialah bunyi nun mati diganti
dengan suara mim mati disertai ghunnah dan ikhfa’ (samar).

Adapun contoh iqlab dan cara membacanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Cara Membaca Hukum Bacaan Iqlab
No. Tertulis Dibaca Keterangan
Nun sukun diganti mim
sukun karna bertemu
1. ‫اَ ْن ِب ْئهُ ْم‬ ‫اَ ْم ِب ْئهُ ْم‬ dengan ba’ dan dibaca
samar (QS. Al-
Baqarah:33).
Tanwin diganti mim
sukun karna bertemu
2. ِ ‫َع ِليْم ِب َذا‬
‫ت‬ ِ ‫َع ِل ْي ُم ْم ِب َذا‬
‫ت‬ dengan ba’ dan dibaca
samar (QS. Ali
‘Imran:119).

4. Ikhfa (‫) اخفاء‬

Ikhfa’ secara lughowi ‫س ْت ُر‬ َ َ‫ ا‬yang berarti menyembunyikan (menyamarkan).


secara istilah ikhfa berarti pengungkapan huruf dengan sifat antara idzhar dan
idgham yang tersembunyi. Nun mati/tanwin dibaca ikhfa apabila nun mati atau
tanwin bertemu dengan sisa dari huruf-huruf yang telah tersebut di atas, yaitu
ada 15, Yaitu: shod (‫)ص‬, dzal (‫)ذ‬, tsa’ (‫)ث‬, kaf (‫)ك‬, jim (‫)ج‬, syin (‫)ش‬,qaf(‫)ق‬, sin (
‫) س‬, dal (‫)د‬,tha’(‫)ط‬, za’ (‫)ز‬, fa’ (‫)ف‬, ta’ (‫)ت‬,dlod (‫ )ض‬dan dzo’(‫)ظ‬.8

14
Untuk memudahkan pemahaman tentang hukum bacaan idzhar dan juga
mengingat huruf-huruf idzharnya dapat diperhatikan satu nadzhamnya di bawah:

ِ ‫ف َوا ِجــــــب لِــ ْلــفَـا‬


‫ضــ ِل‬ ِ ‫ـحـــــ ُر ْو‬ ُ ‫ـن ا ْل‬ ِ َ‫َوالـ َّرابِــــــ ُع ْا ِْل ْخــفَا ُء ِعــ ْنــ َدا ْلــف‬
َ ‫ـاضــــــ ِل۞ ِم‬
ِ ‫ــي ِكــ ْل ِم ٰه َذا ا ْلــبَــ ْي‬
َ ‫ت قَ ْد‬
‫ض َّمـ ْنـــتُــ َهـــا‬ ْ ‫ســـة ِمنْ بَـ ْعـ ِد َعـشْـر َر ْمــ ُز َهــا۞ ِف‬ َ ‫ــي َخـ ْم‬ْ ‫ِف‬
Keempat: ialah bacaan ikhfa’ (menyamarkan bunyi nun mati), yaitu ketika
nun mati atau tanwin bertemu dengan sisa dari huruf-huruf yang telahtersebut
di atas, yaitu ada 15, yaitu:
‫ض ْع ظَالِ َما‬ َ ‫صفْ َذا ثَــنَا َك ْم َجا َد ش َْخص قَ ْد‬
ْ ‫سـ َما۞ ُد ْمطَــيــبا ِز ْد فِـ‬
َ ‫ــي تُـــقــى‬ ِ
Yaitu: shod (‫)ص‬, dzal (‫)ذ‬, tsa’ (‫)ث‬, kaf (‫)ك‬, jim (‫)ج‬, syin (‫)ش‬,qaf(‫)ق‬, sin ( ‫) س‬,
dal (‫)د‬,tha’(‫)ط‬, za’ (‫)ز‬, fa’ (‫)ف‬, ta’ (‫)ت‬,dlod (‫ )ض‬dan dzo’(‫)ظ‬.

Adapun pembagian ikhfa disini dibagi kedalam tiga bagian/tingkatan, yaitu:

1. Ikhfa Ab’ad
Yang dimaksud dengan ikhfa Ab’ad adalah jika nun mati atu tanwin
bertemu dengan dua huruf ikhfa yaitu, ‫ ق‬dan ‫ ك‬maka cara pengucapan makhraj
nun mati dan tanwin harus samar.
Adapun contoh ikhfa Ab’ad dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Hukum Ikhfa Ab’ad
Huruf Ikhfa
Contoh ikhfa Ab’ad
Ab’ad

Ikhfa Ab’ad ‫ِم ْن قَ ْب ُل‬


‫ق‬

‫ك‬ َ ‫ِم ْن َك‬


‫ان‬

2. Ikhfa Ausath
Yang dimaksud ikhfa Ausath adalah jika nun mati atau tanwin bertemu
dengan huruf ikhfa ‫ ص د ث ج ش س ز ف ض ظ‬maka cara pengucapan makhraj
nun mati atau tanwin harus pertengahan antara MIN dan MING ikhfanya.
Adapun contoh ikhfa Ausath dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Hukum Ikhfa Ausath
Huruf Ikhfa Contoh Ikhfa Ausath
Ikhfa Ausath Ausath
‫ص‬ ‫ص َال تِ ِه ْم‬
َ ‫َع ْن‬

15
‫ذ‬ ‫فَا َ ْن َذرْ تُ ُك ْم‬
‫ث‬ ‫ت‬ ْ َ‫َم ْن ثَقُل‬
‫ج‬ ‫ِم ْن ج ُْوع‬
‫ش‬ ‫ِم ْن َشر‬
‫س‬ ‫ِم ْن ِسجيْل‬
‫ز‬ ‫َم ْن َز َّكهَا‬
‫ف‬ ‫ِم ْن فَضْ ِل ِه‬
‫ظ‬ ‫اَفَالَ يَ ْنظُر ُْو َن‬

3. Ikhfa Akrob
Yang dimaksud ikhfa Akrob adalah jika nun mati atau tanwin bertemu
dengan huruf ikhfa ‫ ت ط د‬maka cara pengucapan nun mati atau tanwin jangan
terlalu jauh ikhfanya.
Adapun contoh ikhfa Akrob dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Hukum Ikhfa Akrob


Huruf Ikhfa Akrob Contoh Ikhfa Akrob
‫ت‬ ِ َ‫ِم ْن تِ ْلق‬
‫ائ‬
‫ط‬ ‫ِم ْن ِطيْن‬
Ikhfa Akrob

‫د‬ ‫َو ِم ْن ُد ْونِ ِه َما َجنَّتِ ْن‬

CATATAN: ikhfa’ artinya samar. Praktiknya pada contoh-contoh di


atas ialah bunyi nun mati dan tanwin dibaca samar-samar, yaitu
antara idgham dan idzhar disertai mendengung.

16
BAB IV
HUKUM TASYIDID

Apabila mendapat huruf nun atau mim bertasydid (‫ ّم‬/ ّ‫ ) ن‬maka hukumnya
adalah ghunnah Musyaddadah, ialah yang menjadi istilah bagi mim atau nun ber-
tasydid dalam ilmu tajwid. Selain istilah ghunnah musyaddadah, terdapat istilah-
istilah lain untuk hukum nun atau mim bertasydid (‫ ّم‬/ ّ‫) ن‬, yaitu:
1. Idzhar bighunnah, diberi istilah ini karna dalam hukum nun atau mim ber-
tasydid (‫ ّم‬/ ّ‫ ) ن‬terdapat bunyi dengung (sengau) yang jelas sekali.
2. Ghunnah Ashliyyah, dinamakan demikian karna nun atau mim ber-tasydid (‫ ّم‬/ ّ‫ن‬
) merupakan bentuk ghunnah yang asli dan nyata serta bagian dari makhraj
khoisyum, yaitu tempat keluar ghunnah itu sendiri.
3. Ghunnah Lazimah, dinamakan demikian karna meng-ghunnah-kan nun atau
mim ber-tasydid (‫ ّم‬/ ّ‫ ) ن‬adalah wajib dan tetap berlaku selamanya, baik ketika
washal atau wakof.

Pengertian ghunnah menurut bahasa berarti dengung (sengau), sedangkan


Musyaddadah artinya ber-bertasydid atau menggunakan tasydid. Adapun
menurut istilah:

‫ان ِف ْيه‬
ِ ‫س‬َ ‫ص ْوت َج ْه ِري يَ ْخ ُر ُج ِم َن ا ْل َخ ْيش ُْو ِم الَ َع َم َل ا ِلل‬
َ
“suara jelas (nyaring) yang keluar dari al-khoisyum (pangkal hidung) dan tidak
menggunakan lidah pada waktu pengucapanya”.
Sedangkan pengertian ghunnah musyaddadah yang dimaksud dalam pengertian
ilmu tajwid adalah:

ْ َ‫اَ ْل ِم ْي ُم َوالنُّ ْونُ َحا َل ت‬


‫ش ِد ْي ِد ِه َما‬
“huruf mim dan nun yang dalam keadaan bertasydid.”
Al-Allamah al-Jamzuriy berkata:

‫ف ُغـنَّة بَـ َدا‬ َ ‫َو ُغـنَّ ِميـما ثُـ َّم نُونـا شُــد َدا ❖ َو‬
ْ ‫ســم ُكـل َح‬
َ ‫ـر‬
Dengungkanlah mim dan nun yang bertasydid dan namakanlah
kedua huruf tersebut
dengan huruf ghunnah dan tampakkanlah.

17
BAB V
HUKUM MIM SUKUN

Gambar 2. Hukum bacaan mim sukun

Hukum mum sukun ketika bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah mempunyai
tiga hukum bacaan:

َّ ‫) اَ ْ ِْل ْخفَا ُء ال‬


1. Ikhfa’ Syafawi ( ُّ‫شفَ ِوي‬
2. Idghom Mutamasilain/mimi ( ‫ْلغَا ُم ْال ِمي ِْم‬ ِ ْ َ‫) ا‬
ْ ‫) اَ ْ ِْل‬
ُ ‫ظهَا ُر ال َّشفَ ِو‬
3. Idzhan Syafawi ( ‫ي‬
Dalam nadzom Tukhfatul Athfal dijelaskan:

َ ‫سـ ُكنْ ت َِجى قَ ْب َل ا ْل ِه َجا ۞ الَ أَلــف لَيــنَة لِــ ِذى ا ْل ِح‬
‫ـجا‬ ْ َ‫َوالِميـ ُم إِنْ ت‬
Jika Mim sukun itu terletak sebelum semua huruf hijaiyah selain alif layyinah
(alif sukun) bagi orang yang berakal
َ ْ‫أَ ْحـ َكا ُمـ َها ثَـلَثَـة ِل َمـن‬
ْ ‫ضبَـ ْط ۞ ِإ ْخـفَاء ا ْد َغـام َو ِإ ْظـ َهـار فَقَــ‬
‫ط‬
Hukumnya ada tiga saja bagi yang menetapkannya..
yaitu Ikhfa, Idgham, dan Idzhar

18
A. Ikhfa’ Syafawi ( ُّ‫) اَ ْ ِْل ْخفَا ُء ال َّشفَ ِوي‬
Menurut bahasa, ikhfa’ adalah samar sedangkan, syafawi adalah bibir
adapun, ikhfa Syafawi menurut istilah adalah:

‫ش ِد ْي ِد إذا اَتَ بَ ْع َد َها‬ ِ ْ ‫اْل ْظ َها ِر َو‬


ْ َ‫اْل ْد َغ ِام َم َع ُم َرا َعا ِة ا ْل ُغنّة َو َع َد ِم ا ْلت‬ ِ ْ ‫صفَة بَ ْي َن‬ ُ ‫اَلنَّ ْط‬
َّ ‫ق ِبا ْل ِم ْي ِم ال‬
ِ ‫سا ِكنَّ ِة َع َل‬
‫َح ْرفُ ا ْلبَا ِء‬
“Mengucapkan mim sukun antara idzhar dan idgham dengan memperhatikan
ghunnah dan tidak mentasydidkan-Nya apabila datang setelahnya huruf ba”.
Penamaan disebabkan karna:
a) Ikhfa’ yaitu menyembunyikan huruf mim pada huruf ba’.
b) Syafawi, yaitu huruf mim dan huruf ba’ makhrajnya asysyafatain (dua bibir).
Pengucapan yang benar tentang cara meng-ikhfakan huruf mim sukun
kepada ba’ adalah dengan ithbaq (merapatkan atau menutup) dua bibir tampa
mengerutkan (menekan) dengan tetap memperhatikan ghunnah.
Sebagaimana dijelaskan dalam nadzham Tuhfatul Athfal:

َّ ‫ش ْفــ ِو‬
ِ ‫ى لِ ْلـقُــ َّر‬
‫اء‬ َ ‫فَـاألَ َّو ُل ا ِْل ْخـفَـا ُء ِع ْنـ َد ا ْلبَــا ِء ۞ َو‬
َّ ‫سـمـ ِه ال‬
Pertama, Ikhfa yaitu ketika huruf Ba (didahului mim sukun)..
Ahli Qiroah menyebutnya
Ikhfa Syafawi
ُّ ‫ ) اَ ْ ِْل ْخفَا ُء ال َّشفَ ِو‬yaitu ada 1, yaitu: ba’
Dalam jumlah huruf ikhfa’ syafawi ( ‫ي‬
Adapun contoh ikhfa syafawi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Hukum Ikhfa syafawi


Huruf Ikhfa Syafawi Contoh Ikhfa Syafawi
‫فُلْ أَ ُؤنَبئُ ُك ْم بِ َخي ِْر‬
Hukum Ikhfa
Syafawi ‫ب‬
‫فَلَ َّما أَ ْنبَأَهُ ْم ِبأ َ ْس َمائَ ِه ْم‬

B. Idhgam Mimi/Mutamasilain ( ‫) اَ ْ ِْلغَا ُم ا ْل ِمي ِْم‬


Idgham menurut bahasa adalah memasukkan, sedangkan mimi adalah
huruf mim, adapun menurut istilah adalah:
‫ش ِد ْيدا نَاقِصا‬
ْ َ‫ش َّد َدة ت‬
َ ‫اح َدة ُم‬
ِ ‫ان ِم ْيما َو‬
ِ ‫ص ْي َر‬ ُ ‫َد ْم ُج ا ْل ِم ْي ِم ْاألُ ْولَى فِ ْي ا ْل ِم ْي ِم الثَّانِيَّ ِة بِ َح ْي‬
ِ َ‫ث ي‬
‫ِل ُو ُج ْو ِد ا ْل ُغنَّ ِة‬
“Memasukkan mim pertama kedalam mim kedua, sehingga kedua mim tersebut
menjadi satu mim yang bertasydid, dengan tasydid yang sedikit lemah untuk
mewujudkan ghunnah”.

19
Penamaan disebabkan karna:
a) Idgham, sebab memasukan mim sukun kedalam mim yang berharkat.
b) Mimi, sebab dua mim melebur dalam pengucapan dan keduanya sama dalam
nama dan sifatnya.
Cara membaca idgham mimi ( ‫ ) اَ ْ ِْل َغا ُم ا ْل ِمي ِْم‬adalah dengan memasukan
suara mim yang sukun kepada mim yang ber-harkat di depanya. Kemudian suara
di idghamkan secara sempurna tiga harkat dengan suara ghunnah yang keluar dari
pangkal hidung.
Sebagaimana dijelaskan dalam nadzham Tuhfatul Athfal:

‫صـغـِيرا يَا فَـتَى‬ َ ‫َوالثّـَانـى ِإ ْد َغـام ِب ِم ْـثلِـ َها أَتَـى ۞ َو‬


َ ‫سـم إدغـاما‬
Kedua, Idgham (dengan huruf yang sama yaitu bertemu mim juga)
Namakanlah Idgham Shaghir (kecil) wahai pemuda..

ُّ ‫ ) اَ ْ ِْل ْخفَا ُء ال َّشفَ ِو‬yaitu ada 1, yaitu: ba’


Dalam jumlah huruf ikhfa’ syafawi ( ‫ي‬
Adapun contoh ikhfa syafawi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Hukum Idgham Mimi/Mutamasilain


Contoh Idgham
Huruf Idgham Mimi
Mimi
‫َواَ َمنَهُ ْم م ْن خ َْوف‬
Hukum Idgham Mimi
‫م‬
َ ‫َعلَ ْي ِه ْم ُّم ْؤ‬
‫ص َدة‬

C. Idzhar Syafawi ( ‫ي‬ ْ ‫) اَ ْ ِْل‬


ُ ‫ظهَا ُر ال َّشفَ ِو‬
Secara bahasa, izhar syafawi berasal dari kata “idzhar” yang berarti jelas
dan “syafawi” yang berarti bibir. Dikatakan demikian karena huruf mim dalam
hukum bacaan ini makhrajul hurufnya berada pada pertemuan bibir bagian bawah
dan atas. cara membaca idzhar syafawi adalah jelas atau terang, tidak dengan
ghunnahataudengung.9
Dalam jumlah huruf idzhar’ syafawi ( ‫ي‬ ْ ‫ ) اَ ْ ِْل‬yaitu ada 26,
ُ ‫ظهَا ُر ال َّشفَ ِو‬
yaitu: alif ( ‫) ا‬, ta ( ‫) ت‬, tsa ( ‫) ث‬, jim ( ‫) ج‬, ha ( ‫) ج‬, kho ( ‫) خ‬, dal ( ‫) د‬, dzal ( ‫) ذ‬, ro
( ‫) ر‬, za ( ‫) ز‬, sin ( ‫) س‬, syin ( ‫) ش‬, shod ( ‫) ص‬, dhod ( ‫) ض‬, tho ( ‫) ط‬, zho ( ‫) ظ‬, ain
( ‫) ع‬, ghoin ( ‫) غ‬, fa ( ‫) ف‬, qof ( ‫) ق‬, kaf ( ‫) ك‬, lam ( ‫) ل‬, nun ( ‫) ن‬, ha ( ‫) هـ‬, wa ( ‫) و‬,
danya(‫)ي‬.

20
Seluruh huruf hijaiyah adalah bagian dari izhar syafawi kecuali mim ( ‫) م‬
dan ba ( ‫) ب‬. Pemahaman tentang idgham bighunnah ini dijelaksan dalam Kitab
Tuhfatul Athfal:

ْ‫شفْ ِويَّـه‬ َ ‫ـث ا ِْل ْظـ َها ُر فِـى ا ْلبَقِيَّـ ْة ۞ ِمـنْ أَ ْحـ ُرف َو‬
َ ‫سـمـ َها‬ ُ ِ‫َوالثـ َّال‬
Ketiga, Idzhar, pada huruf-huruf sisanya
dan namakanlah Idzhar Syafawi
ِ ‫ـر ِبــ َها َوالتحا ِد فَا ْعـ ِر‬
‫ف‬ ِ ‫احـ َذ ْر لَ َدى َواو َوفَـا أَنْ ت َْخت‬
ْ ُ‫َـفى۞ ِلـق‬ ْ ‫َو‬
Berhati-hatilah pada huruf Wa dan Fa karena kesamarannya (dengan ba)
karena kedekatan (fa) dan kesamaan makhraj (wa) maka kenalilah

Adapun contoh idzhar syafawi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11. Hukum Idgham Mimi/Mutamasilain

Huruf Idzhar
Contoh Idzhar Syafawi
Syafawi
‫ا‬ ‫َو َخلَ ْقنَ ُك ْم أَ ْزوجًا‬
‫ت‬ ‫اَ ْم لَ ْم تُ ْن ِذرْ هُ ْم‬
‫ث‬ ‫بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم‬
‫ج‬ ‫ت لَهُ ْم َجنَّت تَجْ ِرى‬ ِ ‫الصَّ لِ َح‬
‫ح‬ ‫َءلَ ْي ِه ْم َح ِف ِظي َْن‬
‫خ‬ ‫اخر ُْو َن‬ ِ ‫اَ ْنتُ ْم َد‬
‫د‬ ‫فَ َد ْم َد َم‬
Hukum Idzhar ‫ذ‬ ً‫خ َْلفِ ِه ْم ُذريَّة‬
‫اَ ْمهَ ْلهُ ْم ُر َو ْيدًا‬
Syafawi
‫ر‬
‫ز‬ ‫اَ ْم َزيَّنَّا‬
‫س‬ ‫َو َج َع ْلنَان َْو َم ُك ْم ُسبَا تًا‬
‫ش‬ ‫هُ ْم َش ُّر‬
‫ص‬ ‫صا ِد ِقي َْن‬ َ ‫ِا ْن ُك ْنتُ ْم‬
‫ض‬ ‫َوا ْمض ُْوا‬
‫ط‬ ‫ْس لَهُ ْم طَ َعام‬ َ ‫لَّي‬
‫ظ‬ ‫ظَنَ ْنتُ ْم ظَ َّن‬
‫ع‬ ‫ون َما أَ ْعبُ ُد‬ َ ‫َو ََل أَ ْنتُ ْم َعا ِب ُد‬

21
‫غ‬ ‫َما ُء ُك ْم غ َْورًا‬
‫الَّ ِذى هُ ْم ف ْى ِه ُم ْختَلِفُ ْو َن‬
‫ف‬

‫ق‬ ‫َرأَ ْوهُ ْم قَالُوآ‬


‫ك‬ ‫اِنَّهُ ْم َكانُ ْوا‬
‫ل‬ ‫َو ِإ َّن َعلَ ْي ُك ْم لَ َح ِف ِظي َْن‬
‫ن‬ ‫هُ ْم نَائِ ُم ْو َن‬
‫ه‬ ‫اِنَّهُ ْم هُ ُم‬
‫و‬ ‫َمتَعًالَ ُك ْم َو ِِلَ ْن َع ِم ُك ْم‬
‫ي‬ ‫لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد‬

‫‪22‬‬
BAB VI
HUKUM ALIF LAM TA’RIF

Lam Ta’rif (‫ )ال‬adalah lam yang masuk kedalam isim yang didahului oleh
hamzah washol. Hukum lam ta;rif (‫ )ال‬dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Alif Lam Qomariyyah (ُ‫ها ُر ا ْلقَ َم ِريَّة‬


َ ‫) اَ ْ ِْل ْظ‬
2. Alif Lam Symasiyyah (ُ ‫سيَة‬ َّ ‫) اَ ْ ِْل ْذ َغا ُم ال‬
ِ ‫ش ْم‬

A. Alif Lam Qomariyyah (ُ‫) اَ ْ ِْل ْظ َها ُر ا ْلقَ َم ِريَّة‬


Definisi lam ta’rif adalah:

ِ ‫صل تُ ْفتَ ُح ِع ْن َد ا ْْل ْبتِ َد‬


‫اء بِ َها َويَلِ ْي َها‬ ْ ‫سا ِكنَة زَائِ َدة عَنْ بُ ْنيَ ِة ا ْل َكلِ َم ِة تَقَ َد َم ّها َه َم َزةُ َو‬
َ ‫ِه َي َالم‬
‫سم‬ْ ‫ِإ‬
Lam sukun zaidah (sebagai huruf tambahan) dari asal kata kata yang didahului
hamzah washul yang di fathah ketika memulai bacaan , yang (lafadz) berikutnya
adalah isim.

Hukum Alif lam Qomariyah (ُ‫ها ُر ا ْلقَ َم ِريَّة‬ َ ‫ ) اَ ْ ِْل ْظ‬terjadi apabila Alif lam bertemu
dengan salah satu huruf qomariyah. Qomariyah berasal dari kata qomar yang berati
bulan. Istilah ini muncul karna huruf hijaiyah qomariyah diibaratkan seperti bulan.
Adapun lam diibaratkan seperti bintang-bintang di malam hari yang tetap terlihat dan
tampak jelas walaupun bulan telah muncul. Cara membaca Alif Lam Qomariyah
(ُ‫ ) اَ ْ ِْل ْظ َها ُر ا ْلقَ َم ِريَّة‬harus dibaca terang/ jelas
Sebagaimana yang dikatakan didalam kitab Tuhfatul Athfal:

‫ف ۞ أُوالَهُــ َما إِ ْظـ َهـا ُر َها فَ ْلتـ َ ْعـ ِرف‬


ِ ‫لِلَ ِم أَ ْل َحـاالَ ِن قَـ ْبـ َل األَ ْحــ ُر‬
Hukum lam sebelum huruf-huruf (hijaiyah selain alif) itu ada dua;
pertama dibaca idzhar (jelas) lam nya maka kenalilah
ِ ‫ش َرة ُخ ْـذ ِع ْل َمـهُ ۞ ِم َن ا ْب‬
ُ‫ـغ َح َّجـ َك َو َخـفْ َعقِيـمـه‬ ْ ‫قَ ْب َل‬
ْ ‫اربَـع َم ْع َع‬
keempat belas huruf yang dibaca jelas, maka ambillah ilmunya dari kalimat berikut:
ُ‫ـغ َح َّجـ َك َو َخـفْ َعقِيـمـه‬
ِ ‫ا ْب‬
ُ
Jumlah huruf Alif Lam Qomariyah (‫ها ُر ا ْلقَ َم ِريَّة‬َ ‫ ) اَ ْ ِْل ْظ‬ada 14 huruf yaitu;

23
Tabel 12. Huruf alif lam qomariyah.
‫رُو َن‬ْ ‫َس‬ ِ ‫اَ ْلخ‬ ‫خ‬ ‫َوباِ ِْلَ ِخ َر ِة‬ ‫ء‬
‫إِ ََّلا ْلفَ ِس ِقي َْن‬ ‫ف‬ ‫ق‬ ُ ْ‫يَ َكا ُدا ْلبَر‬ ‫ب‬
‫َرب ا ْل َعلَ ِمي َْن‬ ‫ع‬ ‫ب‬ِ ‫ِبا ْل َغ ْي‬ ‫غ‬
ُ‫ار َعة‬ ِ َ‫اَ ْلق‬ ‫ق‬ ُ‫َوا ْل ِح َجا َرة‬ ‫ح‬
‫َو ِبا ْليَ ْو ِم‬ ‫ي‬ َ‫ك ا ْل َجنَّة‬ َ ‫َوز َْو ُج‬ ‫ج‬
ِ ‫َغي ِْر ا ْل َم ْغض ُْو‬
‫ب‬ ‫م‬ ُ‫ك ا ْل ِكتَب‬ َ ِ‫َذل‬ ‫ك‬
‫ِبا ْلهُ َدى‬ ‫ه‬ ‫َو ِبا ْلۈ ِل َدي ِْن‬ ‫و‬
ْ ‫ك َوخ‬
ُ‫َـف َع ِقيـمـه‬ َ ‫ْـغ َحجَّـ‬
ِ ‫اب‬

B. Alif Lam Syamsiyyah (ُ‫سيَة‬ َّ ‫) اَ ْ ِْل ْذ َغا ُم ال‬


ِ ‫ش ْم‬
Hukum alif lam syamsiyyah (ُ‫سيَة‬ َّ ‫ ) اَ ْ ِْل ْذ َغا ُم ال‬terjadi apabila alif lam
ِ ‫ش ْم‬
bertemu dengan salah satu huruf syamsiyyah.
Syamsiyyah berasal dari kata Syamsun yang berarti matahari. Istilah ini
muncul karna huruf hijaiyah syamsiyyah diibaratkan seperti matahari. Adapun
lam diibaratkan bintang-bintang pada siang hari yang tidak terlihat dan tidak
nampak ketika matahari muncul. Bisa disebut juga dengan istilah idgham
syamsiyyah, karna alif lam di idghamkan kedalam huruf syamsiyyah di depanya.
Akibatnya, suara alif lam menjadi hilang karna tertukar dengan huruf syamsiyyah
tersebut.
Sebagaimana di nadzhomkan Al-allamah Al-Jamzuriy didalam kitab
Tuhfatul Athfal:
ِ َ‫ثَانِيـ ِهـ َما إِ ْد َغـا ُمـ َها فـى أَ ْربَـع ۞ َو َعـشْـ َرة أَ ْيـضا َو َر ْمـ َز َها ف‬
‫ـع‬
َ ‫سـو َء ظَن ُز ْر‬
‫ش ِريـفَا لِ ْل َكـ َرم‬ ُ ‫ضفْ َذا نِ َعم ۞ َد ْع‬ِ ‫ـز‬ ْ ُ‫ص ْل ُر ْح َما تَف‬ ِ ‫ِط ْب ثُ َّم‬
Kedua, dibaca idgham yaitu melebur (lam nya tidak dibaca, tetapi
langsung dibaca hurufnya) yang juga 14 huruf dengan rumus:
َ ‫سـو َء ظَن ُز ْر‬
]‫ش ِريـفَا لِ ْل َكـ َرم‬ ُ ‫ضفْ َذا نِ َعم َد ْع‬ِ ‫ـز‬ ِ ‫] ِط ْب ثُ َّم‬
ْ ُ‫ص ْل ُر ْح َما تَف‬
ْ‫سـيَّه‬ِ ‫ش ْم‬ َ ‫سمـ َها‬ َ ‫ى‬ َ ‫سـمـ َها قَ ْمـ ِريَّـ ْه ۞ َوالـلَّ َم االُ ْخـر‬َ ‫َواللَّ َم االُولَـى‬
Lam pertama disebut alif lam qomariyyah.. Lam kedua disebut Alif lam
Syamsiyyah

24
‫سيَةُ( ‪Jumlah huruf alif lam syamsiyyah‬‬ ‫‪ ) ada 14 yaitu:‬اَ ْ ِْل ْذ َغا ُم ال َّ‬
‫ش ْم ِ‬
‫‪Tabel 13. Huruf alif lam syamsiyyah.‬‬
‫َو ِم َن النَّ ِ‬
‫اس‬ ‫ن‬ ‫ط ْو َر‬ ‫فَ ْوقَ ُك ْم ال ُّ‬ ‫ط‬
‫يَ ْو ِم الد ْي ِن‬ ‫د‬ ‫ِم َن الثَّ َم َر ِ‬
‫ت‬ ‫ث‬
‫َءا َم ْن ال ُّسفَهَا ُء‬ ‫س‬ ‫اِ ْه ِد نَا الص َرطَ‬ ‫ص‬
‫ِبالظَّلِ ِمي َْن‬ ‫ظ‬ ‫َّحي ِْم‬‫اَلرَّحْ َم ِن الر ِ‬ ‫ر‬
‫َو َءاتُ ْوﭐال َّز َكۈةَ‬ ‫ز‬ ‫هُ َوالتَّ َوابُ‬ ‫ت‬
‫هَ ِد ِه ﭐل َّش َج َرةَ‬ ‫ش‬ ‫َو ََل ﭐلضَّالي َْن‬ ‫ض‬
‫َويَ ْل َعنُهُ ُم اللَّ ِعنُ ْو َن‬ ‫ل‬ ‫َعلَ ْي ِه ُم الذلَّةُ‬ ‫ذ‬
‫ف َذا نِ َعم ۞ َد ْع سُـو َء ظَن ُزرْ َش ِريـفَا ً لِ ْل َكـ َرم‬
‫ض ْ‬
‫ـز ِ‬ ‫صلْ رُحْ َما ً تَفُ ْ‬ ‫ِطبْ ثُ َّم ِ‬

‫‪CATATAN:‬‬
‫‪Didalam Al-Qur’an tidak semua Alif Lam Ta’rif karna ada yang disebut‬‬
‫‪Alif Lam Ashliyah, Alif Lam Maushul, Lam Fi’il dan yang lainya. Seperti lafdz‬‬
‫‪berikut:‬‬
‫‪ .‬اَلَّ ِذي‪-‬اَلَّ ِت ْي‪-‬اَلَّ ِذ يْنَ‬

‫‪25‬‬
BAB VII
HUKUM LAM FI’IL

Hukum lam f’il sukun | Bacaan idzhar dan idgham pada lam fi’il Lam fi’il
sukun adalah lam sukun atau mati yang terdapat pafa kalimat fi’il. Fi’il adalah istilah
kata kerja dalam bahasa Arab. Lam fi’il bisa terdapat pada:

a. Fi’il Madhi
Fi’il madhi adalah kata kerja dalam bahasa Arab yang menunjukkan makna
lampau. Contoh:

ُ ‫َج َع ْلنَا – أَ ْنز َْل‬


‫ت‬
b. Fi’il Mudhari
F’il mudhari adalah kata kerja dalam bahasa Arab yang menunjukkan
makna sedang atau yang akan datang. Contoh:
ُ‫يَ ْلقَى – يَ ْلبَس‬
c. Fi’il Amar
Fi’il amar adalah kata kerja dalam bahasa Arab yang menunjukkan
perintah. Contoh:
ْ‫قُلْ – أَ ْن ِزل‬
d. Fi’il Nahyi
Fi’il nahyi adalah kata kerja dalam bahasa Arab yang menunjukkan
larangan. Contoh:
ْ‫ََل تَجْ َعلْ – ََل تَ ْف َعل‬

Gambar 3. sekema hukum lam fi’il

26
Hukum lam fi’il sukun ketika bertemu huruf hijaiyah ada dua macam,
yaitu idzhar dan idgham.
1. Idzhar
Lam fi’il sukum dibaca jelas apabila bertemu huruf hijaiyah selain lam (‫)ل‬
dan ra’ (‫)ر‬. Hal ini dijelaskan dalam kitab Tuhfatul Athfal:
ْ ‫وأظ ِه َر َّن َلَ َم فِـعْل ُم‬
‫طلَقَا ۞ فِي نَحْ ِو قُلْ نَ َع ْم َوقُلْنَا َوا ْلتَقَى‬ ْ
Artinya:
Dan jelaskanlah lam fi’il secara muthlak seperti kata (‫)قُلْ نَ َع ْم‬, (‫ )قُ ْلنَا‬dan (‫)ا ْلتَقَى‬.
Contoh lam fi’il yang dibaca idzhar:
‫ف – َو ََل تَجْ َع ْلنَا‬
ُ َ‫قُ ْلتُ ْم – تَ ْلق‬
2. Idgham
Lam fi’il sukum dibaca idgham apabila bertemu huruf lam (‫ )ل‬dan ra’ (‫)ر‬.
Bila dilihat dari segi kedekatan makhraj, idgham lam fi’il dibagi dua macam:
o Idgham Mutamatsilain
Ialah apabila lam sukun bertemu lam. Karena keduanya sama makhraj dan
sifatnya maka dikategorikan idhgam mutamatsilain.
o Idgham Mutaqaribain
Ialah apabila lam sukun bertemu ra’. Makhraj dan sifat antara lam dan ra’
itu berdekatan sehingga dimasukkan ke dalam idgham mutaqaribain.
Hal ini dijelaskan dalam kitab Muqaddimah Al-Jazariyah:
... ‫إن َس َك ْن ۞ أَ ْد ِغ ْم َكقُلْ َرب َوبَلْ ََل‬
ْ ‫َوأَ َّولَى ِم ْثـل َو ِج ْنـس‬
Artinya:
Apabila dua huruf satu mistal atau satu jenis dan yang pertama sukun, maka
dighamkanlah seperti (‫ )قُلْ َرب‬dan (‫)بَلْ ََل‬.
Contoh lam fi’il yang dibaca idgham:
ُ‫قُلْ رَّب – قُلْ لِ ِعبَا ِديْ – اَلَ ْم نَجْ َعلْ لَّه‬
CATATAN:

 Hukul lam fi’il wajib idzhar ketika ada lam fi’il, fi’il madzi ataupun fi’il amar
berhadapan dengan huruf hijaiyah selain lam’ dan ra’
 Tetap dihukumi wajib idzhar walaupun ada diawal kalimat, di tengah
kalimat,maupun di akhir kalimat.
Contoh:
Di awal kalimat ( ‫ ) اِ ْلتِقَى‬di tengah kalimat ( ‫ ) قُ ْلنَا‬di akhir kalimat ( ‫) قُ ْل‬.

27
BAB VIII
HUKUM IDGHAM DAN
PEMBAGIANYA

Idgham (‫ )اضغام‬menurut bahasa artinya memasukkan atau melebur huruf.


Menurut istilah idgham berarti pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang
ditasydidkan.
.‫االضغام هو عبارة عن خلط الحرفين و ادخال احدهما في االخر‬
Menurut defenisi diatas dapat di simpulkan bahwa Idgham adalah berpadu
atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf
yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara
meleburkan suatu huruf kepada huruf setelahnya.

Pembagian Idgham

Ada banyak istilah idgham disesuaikan dengan cara pandang dalam


pembagiannya. Berikut ini macam-macam idgham yang terdapat dalam ilmu
tajwid.
a. Idgham Mutamatsilain
ِ ‫ق ا ْل َح ْرفَا ِن‬
Idgham mutamatsilain adalah (‫صفَة َو َم ْح َرجا‬ َ ِ‫ ) ُه َواَنْ يَ ْتف‬apabila
dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya bertemu dan yang pertama sukun.
Contohnya dal sukun bertemu dal, kaf sukun bertemu kaf, lam sukun bertemu
lam, dll. Contoh:
o Al-Baqarah: 16 (ta’ bertemu ta’)
ْ ‫فَ َما َر ِب َح‬
‫ت تـ َجا َرتُهُ ْم‬
o Al-Maidah: 61 (dal bertemu dal)
‫َوقَـ ْد َّد َخلُو‬
o Al-Anbiya’: 87 (dzal bertemu dzal)
َ َ‫إِ ْذ َّذه‬
‫ب‬
Sebagaimana dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal yaitu:

ْ ‫ان فَا ْل ِم ْثـلَ ِن ِفـي ِهـ َما أَ َحـ‬


‫ق‬ ِ َ‫ـرف‬ ْ ‫ج اتَّفَـ‬
ْ ‫ق ۞ َح‬ ِ ‫ِإنْ ِفي الصفَا‬
ِ ‫ت َوال َم َخـا ِر‬
Jika (pada dua huruf) Sifat dan Makhraj hurufnya sama, maka ia disebut Mitslain
(Mutamatsilain)

28
b. Idgham Mutajanisain

Idgham mutajanisain adalah ‫ت‬ِ ‫صفَا‬


ِ ‫ف ِف‬ ِ ‫ق ا ْل َح ْرفَا ِن ِف ْي ا ْل َم ْح َر‬
َ َ‫ج َو ِإ ْختَل‬ َ ‫ُه َواَنْ يَتْ ِف‬
apabila ada dua huruf yang sama makhrajnya tapi beda sifatnya bertemu dan
huruf yang pertama sukun. Akan tetapi, kaidah tersebut tidak berlaku pada semua
huruf. Idgham mutajanisain berlaku pada:
o Ta’ (‫ )ت‬sukun bertemu Tha’ (‫)ط‬
o Tha’ (‫ )ط‬sukun bertemu Ta (‫)ت‬
o Ta’ (‫ )ت‬sukun bertemu Dal (‫)د‬
o Dal (‫ )د‬sukun bertemu Ta (‫)ت‬
o Tsa’ (‫ )ث‬sukun bertemu Dzal (‫)ذ‬
o Dzal (‫ )ذ‬sukun bertemu Zha’ (‫)ظ‬
o Ba’ (‫ )ب‬sukun bertemu Mim (‫)م‬
Contoh:
o Ali Imran: 69
‫ت طَّـآئِفَة‬
ْ ‫َو َّد‬
o Ali Imran: 122
‫ت طَّـآئِفَتَا ِن‬
ْ ‫ِإ ْذ هَ َّم‬
o Al-Maidah: 28
ْ ‫لَئِن بَ َس‬
َّ ‫ط‬
‫ت‬

Sebagaimana dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal


yaitu:

ِ ‫ُون الصفَا‬
‫ت ُحقـقَا‬ ْ ‫ُمـ ْتـقَا ِربَـ ْي ِن أَ ْو يَ ُكــونَا اتَّفَـقَا ۞ ِفـي َم‬
َ ‫ـخ َرج د‬
Jika Makhrajnya sama, sifat huruf nya berbeda, maka ia disebut
sebagai Mutajanisain

c. Idgham Mutaqaribain

ِ ‫َوهُ َو َماتَقَا َربا ا ْل َح ْرفَا ِن ِفي ا ْل َم ْح َر‬


Idgham mutaqaribain adalah ‫ج َو ِإ ْختَلَفَا فى‬
ِ ‫الصفَا‬
‫ت‬ ِ apabila dua huruf yang berdekatan makhrajnya dan berbeda sifatnya
bertemu dan huruf yang pertama sukun. Kaidah di atas tidak berlaku secara
umum. Dalam bacaan riwayat Imam Hafsh dari Imam Ashim, Idgham
mutaqaribain hanya berlaku pada huruf-huruf berikut:
o Qaf (‫ )ق‬sukun bertemu kaf (‫)ك‬.

29
o Lam (‫ )ل‬sukun bertemu ra' (‫)ر‬.
o Lam ta'rif (‫ )ال‬bertemu huruf berikut:
‫تثدذرزسشصضطظن‬
o Nun (‫ )ن‬sukun bertemu ya' (‫)ي‬, mim (‫)م‬, wau (‫)و‬, lam (‫ )ل‬dan ra' (‫)ر‬.
Contoh:
o Al Mukminun: 97
َ ِ‫َوقُلْ َرب أَ ُعو ُذ ب‬
‫ك‬
o Al Qoshosh: 85
‫قُلْ َربي أَ ْعلَ ُم‬
o Al Mursalat: 20
‫أَلَ ْم ن َْخلُ ْق ُك ْم ِم ْن َماء‬

Sebagaimana dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal yaitu:

‫اختَـلَـفَا يُلَقَّــبَا‬
ْ ‫ت‬ِ ‫َوإِنْ يَ ُكـونَا َم ْخـ َرجـا تَـقَـا َربَـا ۞ َوفـي الصـفَا‬
JIka makhrajnya (berdekatan) dan Sifat hurufnya berbeda, maka ia disebut
Mutaqoribain

d. Idgham Kabir dan Idgham Shagir


1. Idgham Kabir adalah: idgham dua huruf dimana keduanya berharkat
Sebagaimana yang dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal

ْ ‫ـرفَـا ِن فى ُك ٍّل فَقُـ ْل ۞ ُكـل َك ِبــي ُر‬


‫واف َه َمـ ْنـهُ ِبا ْل ُمـثُ ْل‬ َ ‫أَ ْو ُحـر َك‬
ْ ‫الح‬
Dan jika kedua hurufnya berharokat pada semua jenis (Mitslain, Mutaqariain,
Mutajanisain) maka disebut dengan Kabir dan fahamilah yang kabir itu
dengan mengambil contoh (talaqqy)

Contoh Idgham Kabir:


‫َسلَ َك ُك ْم ← َسلَ ْك ُّك ْم‬

‫فِ ْي ِه هُدًى ← فِ ْيهْ هُّدًى‬


Dalam qiraah Imam ‘Ashim tidak berlaku idgham kabir. Namun ada
beberapa kata yang diidghamkan dimana keduanya berharakat namun secara
tulisan pun sudah diidghamkan. Berikut diantaranya:

30
ْ ‫) َم َّكن‬
> Kata (‫ي‬
ْ ‫ ) َم َّكن‬asalnya (‫ ) َم َّكنَ ِن ْي‬sebagaimana terdapat pada Al-Kahfi ayat 95.
Kata (‫ي‬
> Kata (‫)تَأْ َمنَّا‬
Kata (‫ )تَأْ َمنَّا‬asalnya (‫ )تَأْ َمنُنَا‬sebagaimana terdapat pada Yusuf ayat 11.
hanya saja dalam kata di atas ada dua cara membacanya, yakni dengan isymam
atau raum.
> Kata (‫حاجُّ وني‬ َ ُ‫)ت‬
َ ُ‫ )ت‬asalnya (‫ )تُ َحاجُّ ونَنِي‬sebagaimana terdapat pada Al-An’am ayat 80.
Kata (‫حاجُّوني‬
> Kata (‫)تَأْ ُمرُوني‬
Kata (‫ )تَأْ ُمرُوني‬asalnya (‫ )تَأْ ُمرُوني‬sebagaimana terdapat pada Az-Zumar ayat 64.
2. Idgham Shagir adalah: idgham dua huruf dimana yang pertama sukun dan
yang kedua berharakat.
Sebagaimana yang dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal

‫سـمـيَـن‬ َّ ‫ســ ْي ِن ثُــ َّم إِنْ سـ َ َكـنْ ۞ أَ َّو ُل ُكـ ٍّل فَال‬
َ ‫ص ِـغـي َر‬ َ ِ‫بِا ْل ُمت ََجان‬
Kemudian jika awal semua jenis ini (Mitslain, Mutaqaribain, Mutajanisain)
hurufnya sukun, maka disebut dengan Shaghir..

Contoh idgham shagir:


ْ‫ْن ← ي = َم ْن يَ ْع َمل‬
‫ْد ← ت = َعبَ ْدتُّ ْم‬
ُ‫لْ ← ن = َوالنَّاس‬

e. Idgham Kamil dan Idgham Naqhis


Idhgam Kamil artinya adalah idgham yang sempurna. Adapun istilah
dalam ilmu tajwid idgham kamil adalah memasukkan huruf ke huruf yang lain
secara sempurna baik makhraj maupun sifatnya.
Contoh :
ٍ ِ
َ ‫َعبَ ْد مُّْت – م ْن ن ِّْع َمة – َع‬
‫ص ْوا َّوَكانُ ْوا‬

Contoh diatas merupakan bacaan idgham kamil karna huruf yang pertama
melebur ke huruf yang kedua sehingga lafal huruf yang pertama tidak tersisa
sama sekali.

Idgham Naqhis adalah memasukan huruf ke huruf yang lainya namun ada
beberapa sifat yang masih muncul pada huruf yang pertama.contoh

31
‫ت‬ ٍ ِ
َ ْ‫َم ْن يَ ْع َم ْل – م ْن َّوال – بَ َسط‬
Mengapa contoh-contoh di atas dikategorikan idgham naqish? Karna:
> Idgham pada kata pertama dan kedua disertai dengan ghunnah. Ghunnah adalah
sifat yang terdapat pada huruf nun. Sedangkan ya’ dan wau tidak memiliki sifat
ghunnah. Ketika nun diidghamkan ke huruf ya’ dan wau masih menyisakan sifat
yang terdapat pada nun yaitu ghunnah sehingga termasuk idgham naqish.
> Idgham pada kata ( َّ‫سطت‬َ َ‫ )ب‬masih menyisakan sifat ithbaq yang terdapat pada
huruf tha’ sehingga idghamnya tidak sempurna. Adapun kata (‫ )نَ ْخلُ ْق ُك ْم‬ulama
berbeda pendapat. Ada yang mengatakan masih terdapat sifat isti’la pada huruf
qaf ada juga yang mengatakan qaf didghamkan secara sempurna ke huruf kaf.
Kesimpulan
Idgham kamil terdapat pada:
> Idgham syamsiyah
> Idgham bila ghunnah
> Idgham bighunnah (selain wau dan ya’)
> Idgham mutamatsilain
> Idgham mutajanisain (selain tha’ ke ta’)
> Idgham mutaqaribain
Idgham naqish terdapat pada:
> Idgham bighunnah (selain mim dan nun)
> idgham tha’ ke ta.

32
BAB IX
HUKUM MAD DAN
PEMBAGIANYA

Gambar 4. Hukum mad dan pembagianya

Pengertian mad secara bahasa adalah: ( ُ‫ ) ه َو اَ ْل َمطُّ َو ِق ْي َل ال ِز َيا َدة‬yang artinya


Panjang (menambah). Sedangkan secara istilah:

‫ب‬ َّ ‫ف الْ َم ِّد ِعنْ َد ُو ُج ْوِد‬


َ َ‫السب‬
ِ ‫ت ِِبر‬
ِ َّ ُ‫إِطَالَة‬
َْ ‫الص ْو‬
Yang artinya, Mad adalah memanjangkan suara pada huruf mad karena adanya
sebab. Huruf mad ada 3 yaitu alif, ya’ dan wawu. Adapun sebab yang menyebakan
mad adalah.

o Alif yang sebelumnya pathah, contoh ( َ‫) َكان‬


o Ya’ sukun yang sebelumnya kasrah, contoh ( ‫) َو ِكي َْال‬
o Wawu yang sebelumnya dhlomah, contoh ( ‫) ُوجُوْ ِد‬

33
Skema 5. Macam-macam Hukum Bacaan Mad

MAD

Mad Thobi’i (Asli)

Mad Far’i (Cabang)

Karna Hamzah
Karna Sukun

Mad Wajib Muttasil


Mad Aridli sukun

Mad Jaiz Munfasil Mad Lin

Mad IwadI
Mad Silah Thowilah
Mad Tamkin (2 hrkt)
Mad Badal
Mad Farq

Mad Lazim

Mad Lazim Mutsaqqol Mad Lazim Mutsaqqol


Kalimi Harfi

Mad Lazim Mukhoffaf Mad Lazim Mukhoffaf


Kalimi Harfi

Secara garis besar bacaan mad dibagi menjadi 2 yaitu mad thabi’i (mad asli)
dan mad far’i(turunan /cabang). Sebagaimana yang dimuat dalam kitab Tuhfatul
Athfal adalah:

ِ ِ‫ســم أَ َّوال طَب‬


‫يـعـيّا َوهُـــو‬ ْ َ‫ـى َو ف‬
َ ‫ـر ِعــى لَـهُ ۞ َو‬ ْ َ‫َوالمـ َ ُّد أ‬
ُّ ِ‫صل‬

34
Mad itu ada dua; Mad Ashli dan Mad Far’i.. Mad Ashli disebut juga Mad
Thabi’i

Mad far’i juga terbagi menjadi 14 macam mad, yaitu mad wajib muttashil,
mad jaiz munfashil, mad layyin/mad lin, mad arid lissukun, mad iwad, mad badal,
mad lazim mutsaqal kilmi, mad lazim mukhaffaf kilmi, mad lazim harfi musyabba,
mad lazim harfi mukhaffaf, mad shilah qashiroh, mad shilah thawilah, mad farqi,
mad tamkin.

A. Mad Thobi’i (Asli)

Mad tabi’i disebut juga dengan mad asli. Mad artinya panjang. Sedangkan
tabi’i artinya asal mula, biasa atau inti. Jadi mad tabi’i adalah ‫سبَب‬َ ‫اَلَّ ِذى الَيَتَ َوقَّفُ َع َل‬
‫س ُك ْون‬
ُ ‫ ِمنْ َه ْمز اَ ْو‬memanjangkan bacaan dikarenakan ada huruf asli mad, dan tidak
ada sebab yang dapat mengubah keasliannya baik itu karna hamzah maupun karna
sukun Sebagaimana yang dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal adalah:

ْ َ‫الحـ ُروفُ ت ُْجـتَـل‬


‫ـب‬ َ ‫َمـاالَ تَ َوقُّـف لَـهُ َعـلـى‬
ُ ‫سـبَ ْب ۞ َوالبِـدُونِ ِه‬
Mad Thabi’i itu tidak tergantung kepada sebab dan tidak pula ketiadaan
huruf yang didapat

Contoh mad thobi’i


Tabel 14. Contoh Hukum Bacaan Mad Thobi’i
Huruf Mad
Contoh Mad Tobi’i
Thobi’i
Hukum Bacaan Mad ‫ا‬ َ ‫َك‬
‫ان‬
Tobi’i
‫و‬ ‫ا َمنُ ْوا‬
‫ي‬ ‫ي‬ْ ‫اَلَّ ِذ‬

Sebagaimana yang dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal adalah:

ِ ‫ُحـ ُروفُــهُ ثَـــلَثَـة فَ ِعـيـ َها ۞ ِمنْ لَ ْف‬


ِ ُ‫ـظ َواى َو ْه َى فى ن‬
‫وحـيـ َها‬
Huruf mad ada tiga maka hafalkanlah..
َ ‫نُو ِحـيـ‬
dari lafaz “‫ ” َواى‬contohnya ‫ها‬
KETERANGAN:

 Alif yang sebelumnya pathah


 Ya’ sukun yang sebelumnya kasrah

35
 Wawu yang sebelumnya dhlomah

B. Mad Far’i (cabang)

Mad Far’i adalah: ( ‫س ُك ْون‬ َ ‫ ) اَلَّ ِذى َيَتَ َوقَّفُ َع َل‬Mad yang
ُ ‫سبَب ِمنْ َه ْمز اَ ْو‬
menunggu karna adanya sebab hamzah atau sukun (yaitu sesudah mad
membutuhkan karna adanya hamzah atau sukun). Sebagaimana yang dimuat dalam
kitab Tuhfatul Athfal adalah:

َ‫س َجاال‬ ُ ‫سـبَ ْب َك َه ْمز أَ ْو‬


ْ ‫س ُكون ُم‬ َ ۞ ‫اآلخ ُر ا ْلفَ ْر ِعـ ُّى َم ْوقُـوف َعلـي‬
َ ‫َو‬
Kedua Mad Far’iy yang terjadi karena adanya sebab seperti
adanya hamzah atau sukun secara mutlak.
Mad far’i adalah hukum bacaan semua mad yang selain mad thabi’i.
Cara membaca mad far’i yaitu dengan cara memanjangkan bacaan hingga mencapai
dua sampai enam harokat. Mad far’i juga memiliki arti Mad cabang atau turunan
yang mana mad far’i memiliki 14 macam cabang atau turunanya yaitu :

1. Mad Wajib Muttashil

Mad wajib muttashil adalah ( ‫ي َكلِ َمة َوإِحدة‬ َ ‫ ) اِ َذا َك‬berarti dimana
ْ ِ‫ان َح ْمز بَ ْع َد َمد ف‬
ada mad kedepanya ada hamzah dan ada dalam satu kalimat. Sebagaimana yang
dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal adalah:
ْ ‫فَـ َوا ِجب ِإنْ َجـا َء َه ْمـز بَ ْع َد َمـ ْد ۞ ِفـي ِك ْل َمــة َو َذا ِب ُمت‬
‫َّصــل يُ َعـ ْد‬
Mad wajib terjadi jika ada hamzah setelah mad dalam satu kalimat
yang bersambung (mad wajib muttashil)
Contoh:
َ ‫ِانَّ الَّ ِذ ۡي َن َكفَ ُر ۡوا‬
ۡ‫س َوآء َعلَ ۡي ِهم‬
ؕ‫اَ ان َجآ َءهُ ااَلَ اعمٰ ى‬
Ukuran bacaan Mad Wjib Muttasil menurut para ikhtilaf ulama, yaitu:

1. Menurut Abu Umar, Qolun, dan ibnu Katsi panjang bacaan mad wajib
muttasil itu, 1,5 alif (3 harkat)
2. Menurut Syekh Al-Islam Zakaria Al-Anshory panjang bacaan mad wajib
muttasil itu, 2 Alif.
3. Menurut Ashom, Imam Hafas panjang bacaan mad wajib muttasil itu, 2,5 alif
(5 harkat)
4. Menurut Abnu Amir dan Kisa’i panjang bacaan mad wajib muttasil itu, 2 alif
(4 harkat)

36
5. Menurut Imam Waros dan Hamzah, panjang bacaan mad wajib muttasil itu, 3
alif (6 harkat)

2. Mad Jaiz Munfashil.


Mad jaiz Munfashil adalah ( ‫ي َكلِ َمةأَ ِخ ِرى‬ َ ‫ ) اِ َذا َك‬yang berarti
ْ ِ‫ان َح ْمز بَ ْع َد َمد ف‬
dimana-mana ada mad kedepanya ada hamzah dan ada dalam dua kalimat.
Sebagaimana yang dimuat dalam kitab Tuhfatul Athfal adalah:

ِ َ‫صـل ۞ ُكـل ِب ِك ْل َمــة َو َه َذا ال ُمـ ْنف‬


‫صــ ْل‬ ِ ُ‫صـر ِإنْ ف‬
ْ َ‫َو َجـائـز َمـد َوق‬
Mad Jaiz itu boleh dipanjangkan (seperti mad wajib muttashil) boleh pula
dibaca pendek (seperti mad thabi’i) yaitu jika (mad dan hamzah) masing-masing
dalam kalimat terpisah dan ini disebut mad jaiz munfashil. .
Contoh:
ُ‫إِنَّا أَ ْنز َْلنَاه‬
َ ‫ِإنَّا أَ ْعطَ ْينَا‬
‫ك‬
Ukuran panjang bacaan mad jaiz munfhasil yaitu:
1. Qoshor : Panjangnya 1 alif (2 harkat)
2. Tawassuth : Panjangnya 2 alif (4 harkat)
3. Thul/mad : Panjangnya 2,5 alif (5 harkat)

3. Mad Arid Lissukun

َ ‫) إِ َذا َك‬
ِ ‫ان َحرْفُ ا ْل ِه َجا ئِيَ ِة َغ ْي ْر ا ْل َه ْم َز ِة بَ ْع َد َم ْد للو ْق‬
Mad arid lissukun adalah ( ‫ف‬
yang artinya dimana-mana ada mad Thobi’i kedepanya mendahului salah satu huruf
hijaiyah selain dari hamzah, dan diwakofkan. Sebagaiman yang dimuat dalam
nadzam Tuhfatul Athfal:

َ ‫سـ ُكـونُ ۞ َو ْقـفَا َكتَ ْعـلَـ ُم‬


ْ َ‫ـون ن‬
ُ‫سـتَ ِعــين‬ َ ‫َو ِمثـْ ُل َذا إِنْ َعـ َر‬
ُّ ‫ض ال‬
Contoh ini (mad munfashil yang boleh dibaca panjang atau pendek atau
tawassuth/pertengahan) jika ada huruf yang disukunkan karena waqaf seperti
َ ‫ تَ ْعـلَـ ُم‬dan ُ‫سـت َِعــين‬
‫ـون‬ ْ َ‫( ن‬Mad ‘Aridh Lissukun)
Contoh:
َ ‫تَعْـلَـ ُم‬
‫ـون‬
ُ ‫نَسْـتَ ِع‬
‫ــين‬
Ukuran panjang bacaan mad jaiz munfhasil yaitu:
1. Qoshor : Panjangnya 1 alif (2 harkat)

37
2. Tawassuth : Panjangnya 2 alif (4 harkat)
3. Thul/mad : Panjangnya 3 alif (6 harkat)

4. Mad Badal

ْ ‫ ) إذا اجتمع المد بعد ا ْل ْه َز ِة ِف‬yang artinya


Mad badal adalah: ( ‫ي َك ِل َمة َو ِإحدة‬
dimana-mana menerima kumpulnya mad ada di sab’da hamzah, dan ada dalam satu
kalimat. Sebagaiman dimuat dalam nadzham kitab Tuhfatul Athfal:

‫أَ ْو قُـد َم ا ْل َه ْمـ ُز َعـلَـي ال َمـد َو َذا ۞ بَـ َد ْل َكـآ َمـنُوا َو ِإيَـمانا ُخــ َذا‬
Jika Hamzah ada sebelum mad, maka ini adalah mad badal
contohnya ‫ آ َمـنُوا‬dan ‫ِإيَـمانا‬
Contoh:

‫تُس ْٰقى ِم ْن َعيْن ٰا ِنيَة‬

‫ْف‬ َّ ‫ٖا ٰلفِ ِه ْم ِرحْ لَةَ الشت َۤا ِء َوال‬


ِ ‫صي‬
5. Mad Layyin/Mad Lin
Mad lin adalah: dimana-mana ada wawu (‫ ) ْو‬atau iya sukun (‫ي‬ ْ ) bertemu
sesudah fathah. Sebagaiman dimuat dalam nadzham kitab Tuhfatul Athfal:

‫سـ َكـنَا ۞ ِإ ِن انْفِــتَاح قَ ْبـ َل ُكـ ٍّل أُعْـلِـنَا‬


َ ‫َواللـينُ ِم ْنـ َها ا ْليَا َو َواو‬
Adapun Mad Layyin yaitu jika ada fathah sebelum huruf
ya dan waw sukun
Contoh:

‫َّو ٰا َمنَهُما م ان خ اَوف‬

ِ ‫ِ َِل اي ٰل‬
‫ف قُ َر ايش‬
6. Mad Iwadi
Mad iwadi adalah: apabila setiap huruf yang berharkat fathahtain ketika
diwaqafkan dibaca fathah dengan panjang 1 alif atau 2 harakat. Kecuali apabila
fathahtain berada pada huruf ta marbutah maka ketika diwaqafkan dibaca seperti ha
sukun. ‫ح ِك ْي ًما‬
َ ‫ َع ِل ْي ًما‬.
Contoh:
‫ َع ُج ْو ًَل ← َعج ُْو َل‬،‫ َم ْفع ُْو ًَل ← َم ْفع ُْو ََل‬،‫َو ِكي ًْال ← َو ِكي َْال‬

38
7. Mad Lazim
ْ ‫صلِيا فِ ْي ا ْل َو‬
Mad lazim adalah: ( ‫ص ِل وإلوقف بَ ْع َد حرف المد‬ َ ‫) إِ َذا َك‬
ُ ‫ان ا ْل‬
ْ َ‫س ُك ْونُ ا‬
yang artinya dimana-mana ada sukun ashli yang di washal dan di wakof bertemu
sesudah mad. Sebagaiman dimuat dalam nadzham kitab Tuhfatul Athfal:

ْ ‫سـ ُكـونُ أُصــــلَ ۞ َو‬


َ‫صلَ َو َو ْقـفا بَ ْعـ َد َمـ ٍّد طُــ ّوال‬ ُّ ‫َوالَ ِزم ِإ ِن ال‬
JIka sukun bersambung setelah mad baik secara washal atau waqaf
maka ini adalah mad lazim

Hukum bacaan Mad Lazim dibagi kedalam dua bagian, yaitu:


1. Mad Lazim Kilmiy
ُ ‫) اِ َذا اِ ْجتَ َمع ال‬
Mad lazim kilmiy adalah: ( ‫س ُك ْونُ بَ ْع َد َح ْرفُ ا ْلمد فِي َكلِ َمة‬
yang artinya dimana-mana ada sukun bersama huruf mad berkumpul
dalam satu kata maka terjadilah mad lazim kilmy. Sebagaiman dimuat
dalam nadzham kitab Tuhfatul Athfal:

ُّ ‫ف َمـ ٍّد فَ ْه َو ِك ْل ِم‬


‫ـي َوقَـ ْع‬ ُ ‫فَـإِنْ ِبـ ِك ْل َمـة‬
ْ ‫سـ ُكون‬
ِ ‫اجـتَ َمـ ْع ۞ َمـ ْع َح ْر‬
jika sukun bersama huruf mad berkumpul dalam satu kata,
maka terjadilah mad lazim kilmy

2. Mad Lazim Harfiy


Mad lazim harfiy adalah: dimana-mana menerima berkumpulnya
sukun asal dan huruf mad didalam satu huruf hijaiyah yang disimpan di
awal surat, kemudian huruf hijaiyah-Nya dibaca tiga aksara serta huruf
yang berada di tengahnya harus huruf mad atau huruf liin. Sebagaiman
dimuat dalam nadzham kitab Tuhfatul Athfal:

ْ ‫سـطُهُ فَ َح‬
‫ـرفِــي بَـ َدا‬ ْ ‫وف ُو ِجـ َدا ۞ َوال َمـ ُّد َو‬ ُ ‫أَ ْو فـي ثُـلَثِـي‬
ِ ‫الح ُر‬
apabila dijumpai ada tiga huruf dan ditengahnya itu adalah mad maka itu
merupakan mad lazim harfiy
ُّ ‫ســا ُم الَ ِزم لَـ َديهم أَ ْربَـ َعـ ْة ۞ َوتِـ ْل َك ِكـ ْل ِم‬
‫ـي َو َح ْر ِفـي َم َعــ ْه‬ َ ‫أَ ْق‬
Mad Lazim menurut ulama qiroah ada empat jenis yaitu
mad lazim kilmiy dan mad lazim harfiy

39
Didalam hukum bacaan Mad lazim kilmi dan mad lazim harfi terbagi menjadi
empat yaitu:
1. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmiy
Mad lazim mutsaqqal kilmiy adalah mad tabi’i bertemu dengan
tasydid dalam satu kalimat dibaca panjang 6 harakat.
Contoh: ‫ين‬ َ ‫َو ََل الضَّال‬
2. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmiy
Mad lazim mukhaffaf kilmiy adalah mad tabi’i berhadapan dengan
huruf mati (sukun) panjangnya 6 harakat.
ۤ
Contoh: ‫جلُ او َن‬ ِ ‫ـن َوقَ اد ُك انتُما ِب ٖه ت اَست اَع‬ َ ‫اَثُ َّم اِ َذا َما َوقَ َع ٰا َم انتُما ِب ٖهؕ ٰا ْل ٰــٴ‬
3. Mad Lazim Harfiy Musyabba
Mad lazim harfiy musyabba adalah huruf-huruf hijaiyah yang
menjadi permulaan atau awal surat.
Contoh: ‫ن‬. ٓ Surat Al-Qalam
- ‫ص‬. ٓ Surat Shad
- ‫ا ٓل ّٓم‬. Surat Al-Baqarah
-‫ق‬ ٓ . Surat Qaf
-‫ص‬ ٓ ‫ا ٓل ّٓم‬. Surat Al-A'raf
4. Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf
Mad lazim harfiy mukhaffaf adalah huruf-huruf hijaiyah yang
menjadi awal atau permulaan sebuah dalam Al-Qur’an.
Contoh: ‫ت ْالقُرْ ٰا ِن َو ِكتَاب ُّم ِبيْن‬ ُ ‫ك ٰا ٰي‬
َ ‫س ِت ْل‬ ۤ ‫ٰط‬
‫ب ا ْل َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ت ا ْل ِك ٰت‬ َ ‫ۤال ٰر ۗتِ ْل‬
ُ ‫ك ٰا ٰي‬

Sebagaiman dimuat dalam nadzham kitab Tuhfatul Athfal:

َّ َ‫ـخـفَّـف ُمـثَـقَّـ ُل ۞ فَـ َهـــ ِذ ِه أَ ْربَـ َعـة تُـف‬


‫صــ ُل‬ َ ‫ِكـلَهُـ َما ُم‬
Setiap dari keduanya (kilmy dan harfy) itu bisa mukhaffaf dan mutsaqqal
maka ini adalah pembagian yang empatnya.
Untuk membedakan hukum bacaan mad lazim Mukhoffaf dan Mutsaqqol,
yaitu dengan cara: untuk Mutsaqqol itu biasanya yang ber-tasydid (diidghamkan)
sedangkan Mukhoffaf biasanya tidak ditandai tasydid (tidak diidghamkan).
Sebagaiman dimuat dalam nadzham kitab Tuhfatul Athfal:

40
‫ِكـلَهُـ َما ُمثَـــقّـل إِنْ أُ ْد ِغـ َما ۞ َم َخفَّـف ُكــ ُّل إِ َذا لَـ ْم يُـ ْد َغـ َما‬
Keduanya mutsaqqal jika di-idgham-kan dan mukhaffaf jika tidak di-
idgham-kan
8. Mad Shilah
Mad shilah adalah: dimada ada ha dlomir yang berharkat hidup bertemu
huruf hijaiyah. Didalam hukum bacaan mad shilah terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Mad Shilah Qoshiroh
Mad shilah qoshiroh adalah: apabila ada Ha’ Dhomir ( ‫ ه‬, ‫ ) ه‬yang berada
sesudah huruf yang berharakat, kecuali huruf mati atau sukun dan tidak pula
dihubungkan dengan huruf berikutnya, seperti bacaan tasydid atau huruf
mati atau sukun.
Contoh:
‫َولَ ْم يَ ُك ْن لَّهٗ ُكفُ ًوا اَ َحد‬
ِ ْ ‫اِ َّن‬
َ ‫اَل ْن َس‬
‫ان لِ َرب ٖه لَ َكنُ ْود‬
2. Mad Shilah Thowilah
Hukum bacaan disebut mad shilah thawilah adalah apabila ada hukum
mad shilah thawilah bertemu dengan hamzah ( ‫ أ‬, ‫ ) ء‬dalam satu kalimat.
Contoh:
‫ق َوثَاقَ ٗ ٓه اَ َحد‬ ُ ‫َّو ََل ي ُْو ِث‬
ً‫َواتَّ َخ ُذ ْوا ِم ْن ُد ْونِ ٖ ٓه ٰالِهَة‬

9. Mad Farqu
Mad farqu adalah: apabila mad badal bertemu dengan huruf yang ber-
tasydid. Dalam pembacaanya mad farqu memiliki panjang 3 alif atau 6 harkat.

Contoh: َّ ‫ْز ْاثنَ ْي ِن ۗ قُلْ آ‬


‫لذ َك َر ْي ِن‬ ِ ‫َو ِم َن ْال َمع‬
ُ‫َو َحلَـ ٰـ ًال قُلْ آللا‬

10. Mad Tamkin


Mad tamkin adalah Apabila ada huruf Iya jeer yang bertasydid bertemu
dengan Iya yang sukun (mati). Dalam pembacaanya mad tamkin memiliki
panjang 1 alif atau 2 harkat.

Contoh: َ ‫َو ِإ ْذ أَ َخ ْذنَا ِم َن النَّ ِبي‬


‫ين ِميثَاقَهُ ْم‬

41
11. Mad Ta’dzim

Mad ta’dzim adalah: Apabila ada mad dilafdz Jalalah ( lafdz Allah). dalam
pembacaanya mad ta’dzim memiliki panjang 1 alif atau 2 harkat.

Contoh: ‫َل اله إَل للا‬.

42
BAB X
HUKUM RO’

Hukum Ra’ (‫)ر‬

Tafkhim (tebal) Tarkiq (tipis)

Contoh Contoh

ٰ
ِ ‫الرَّحْ مٰ ِن الر‬
‫َّحي ِْم‬ ِ‫َسبِي ِْل للا‬
َ‫ص َراط‬,
ِ ‫ال‬
ِ ‫ِم َن الر َج‬

ِ َِ
‫للا تَ َعا َل‬ ‫َك ِريْم‬

Makhroj ro' adalah ujung lidah (berdekatan dengan makhroj nun dan masuk
pada pungung lidah) dengan langit-langit mulut. Hukum bacaab Ra’ dibagi kedalam
3 bagian, yaitu:
1. Takhim
Harus dibaca tebal ( ‫ ) ت َ ْف ِخ ْي ْم‬takhim adalah: ‫ئ ا ْلفَم‬
َ ِ‫ف َغلِظا ُم ْمتَل‬ ُ ‫اَلنُّ ْط‬
ِ ‫ق ِبا ْل َح ْر‬
ُ‫صدَّاه‬
َ ِ‫ ب‬artinya menekankan bacaan huruf sehingga rata memenuhi mulut.
2. Tarqiq
ُ ‫اَلنُّ ْط‬
َ ‫ق نَ ِخ ْيفا َغ ْي َر ُم ْمتَ ِل َئ ا ْلفَم ِب‬
Harus dibaca tipis ( ‫ ) ت َْر ِقيق‬tarqiq adalah: ُ‫صدَّاه‬
ِ ‫ ِبا ْل َح ْر‬artinya tidak menekankan bacaan huruf sehingga tidak memenuhi mulut.
‫ف‬
ِ ‫) َج َوا ُز ا ْل َو ْج َه ْي‬
3. Bisa dibaca tebal dan bisa dibaca tipis ( ‫ن‬

Ada beberapa tempat Ro’ dibaca tebal/takhim, yaitu:

1. Ketika ro berbaris fathah atau dlommah, contoh: ‫ ُركع‬-‫َرا ِج ُع ْو َن‬

43
2. Ketika ro’ mati bertemu sesudah huruf hijaiyah yang berharkat Kasrah ‘Aridloh
(kasrah yang baru/bukan kasrah ashliyah). Contoh: ‫ي‬ ْ ‫اِ ْر ِج ِع‬
3. Kerika ro’ mati bertemu sesudah huruf yang berharkat dlommah atau fathah.
Contoh: ‫ ت ُْر َج ُع ْو َن‬-‫يَ ْر ِج ُع ْو َن‬
4. Ketika ro’ mati bertemu sesudah huruf hijaiyah yang berharkat kasrah aslhliyah,
dan sesudah ro’ mati kedepanya ada salah satu huruf isti’la yang berharkat selain
dari kasrah.
Sedangkan tempat ro’ ketika dibaca tarqiq/tipis ada 3 tempat, yaitu:
1. Ketika Ro’ berharkat kasrah. Contoh: ‫ِرقَاب‬
2. Ketika Ro’ mati bertemu sesudah huruf iya bersukun/mati contoh: ‫ َخ ْي َر‬-‫قَ ِد ْير‬
3. Ketika Ro’ mati bertemu sesudah huruf hijaiyah yang berharkat kasrah ashliyah,
dan sesudah ro’ mati kedepanya tidak bertemu huruf isti’la. Conroth: ‫ع ْو َن‬
َ ‫ِف ْر‬
Untuk hukum bacaan Ro’ yang bisa dibaca tarqiq atau bisa dibaca takhhim
ketika ro’ mati bertemu sesudah huruf hijaiyah yang diharkatan kasrah ashliyah dan
sesudah ro’ mati kedepanya ada salah satu huruf isti’la yang dikasrahkan. Contoh:
‫ض ُك ْم‬
ِ ‫ِع ْر‬

44
NADZHOM PENUTUP KITAB TUHFATUL
ATHFAL

ٰ
َ ‫ْﭐل َح ْم ُد ِ ََّلِلِ َرب ْﭐل َعالَ ِم‬
‫ين‬

ِ ‫َوتَ َّم َذا النَّ ْظ ُم ِب َح ْم ِد‬


‫هللا ۞ َعلَى تَ َما ِم ِه ِب َل تَنَا ِهي‬
Telah selelasi nadzham ini dengan memuji nama Allah atas kesempurnaannya
yang tak terbatas
‫س َل ُم أَبَ َدا ۞ َعلَى ِخت َِام ْاألَ ْن ِبيَا ِء أَ ْح َم َدا‬ َّ ‫ثُ َّم ال‬
َّ ‫ص َلةُ َوال‬
Kemudian shlawat serta salam semoga selalu tercurah atas penutup para nabi,
Muhammad
َ ‫ب َو ُكل تَابِ ِع ۞ َو ُكل قَا ِرئ َو ُكل‬
‫سا ِم ِع‬ َّ ‫َو ْاآل ِل َوال‬
ِ ‫ص ْح‬
Atas keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dan setiap pembaca dan pendengar
Al Quran
‫ش َرى لِ َمنْ يُ ْتقِنُ َها‬ ُ ‫أَ ْبيَاتُهُ نَد بَ َدا لِ ِذي النُّ َهى ۞ تَا ِر‬
ْ ُ‫يخ َها ب‬
Bait-baitnya tampak serasi bagi yang berakal… Tanggal pembuatan (kitab ini)
adalah “menggembirakan bagi orang yang menguasainya”

45
DAFTAR PUSTAKA

Kitab Tuhfatul Athfal (Sumber Utama)

1. Khasanah U. Materi tajwid dalam kitab syifaul jinan dan relevansinya dengan
mata pel ajaran al qur’an hadits kelas iv madrasah ibtidaiyah. Published online
2021.

2. Musdzalifah E. Materi Ilmu Tajwid Dalam Kitab Terjemah Matan Jazariyah Karya
Syekh Muhammad Bin Muhammad Ibn Al Jazari Dan Implementasinya Dalam
Mata Pelajaran Qur’an Hadits Kelas Vii Madrasah. 2020;(November).

3. Dkk SN dan. Korelasi Hasil Belajar Ilmu Tajwid Dengan Tingkat Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Mahasiswa Prodi Iat Iai Muhammadiyah Sinjai. 2021;6(1):1-
20.

4. Ishaq AH, Nawawi R. Ilmu Tajwid Dan Implikasinya Terhadap Ilmu Qira’Ah.
Qof. 2017

5. Khamid A. Implementasi Pembelajaran Tajwid dan Ketrampilan Membaca Al-


Qur’an dalam Materi Al-Qur’an Hadist. Innov Educ J. 2020

6. El-Mahfani K. Belajar Cepat Ilmu Tajwid Mudah Dan Peraktis. Kawah Media;
2014. Accessed October 5, 2021.

7. Mahfud R. Pelajaran Ilmu Tajwid. PT Rajagrafindo Persada; 2017.

8. Ummah M dan C. Dasar-Dasar Ilmu Tajwid. DIVA Prss; 2020. Accessed October
5, 2021.

9. Amin S. Ilmu Tajwid Lengkap (Revisi). :71-83. Accessed October 3, 2021.

46
BIOGRAFI PENULIS

Biografi Penulis

Nama : Aceng Kosim

NIM : 2018110001

Tempat Lahir : Banyuasin, 15 Maret 1999

Alamat : Desa Tirta Kencana RT/RW. 015/004.


Kec. Makarti Jaya. Kab. Banyuasin. Kota Palembang.

Aceng Kosim adalah salah satu mahasiswa Fakultas Tarbiyyah, dalam program tugas
Pemagangan II. Pada Tahun 2007-2012 pernah menempuh Sekolah Dasar di Mi
Islamiyah di kota Palembang Kec. Makarti Jaya. Kab. Banyuasin Kota Palembang.
2012-2015 Menempuh sekolah MTS-Nya di Mts Da’rud Da’wah Walirsyad (DDI) di
kota Palembang, sedangkan pada Tahun 2015-2017 menempuh sekolah menengah
atasnya di SMA Ad-dzikr di Kota Palembang. Setelah lulus sekolah menengah atas
pernah bekerja di salah satu kantor Notaris PPAT di daerah rancaekek di Kota Bandung.
Pada tahun 2018- sekarang saya melanjutkan Pendidikan S1 di perguruan tinggi STAI
YAPATA Al-Jawami di Kota Bandung.

47

Anda mungkin juga menyukai