2
Lutfi Adnan
Lutfi AdnanMuzammil
Muzamil
3
ILMU TAJWID PRAKTIS
Penulis:
Lutfi Adnan Muzamil
Editor
Muhammad Mulyono
Penerbit:
FATAWA PUBLISHING
Jl. Beringin Raya KM. 02, Mega Permai I No. 8 Ngaliyan,
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Telp. (024) 024-74019660, 081326683562
Website: www.fatawa-publishing.com
Emai: fatawapublishing@gmail.com
ISBN: 978-602-0887-13-5
iv
PENGANTAR PENULIS
v
vi
hingga sebagai umat beragama islam harus
selalu membaca, belajar, menulis dan berusaha
secara maksimal menjadi manusia alim dan
halim yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat
manusia.
Oleh karena itu, dari ayat itu pula, muncul
berbagai cabang ilmu yang telah kita saksikan
pada zaman sekarang sebagai hasil “membaca”
yang dilakukan oleh umat manusia.
Sebagai umat muslim sudah sepatutnya le-
bih unggul dari umat lainnya. Karena memiliki
kitab suci Al-Qur’an sebagai kitab suci agama
Islam yang semua cabang ilmu telah muncul
darinya.
Dengan demikian, pendidikan dan peng-
ajaran Al-Qur’an yang dilakukan sejak dini itu
penting sebagai langkah membimbing anak –
anak menjadi generasi umat yang berintelektual
tinggi berakhlak Qur’ani.
Untuk menguasai isi kandungan al-Qur’an
hingga kita bisa mengaplikasikannya dalam ke-
vii
maslahatan kehidupan secara komprehensif,
kita harus menguasai berbagai ilmu
pembelajaran al-Qur’an terlebih dahulu,
beberapa ilmu tersebut ada ilmu Tafsir, ilmu
Munasabah, ilmu Asbabul Nuzul, ilmu Mantiq,
ilmu Nahwu, ilmu Sharaf, ilmu BALAGHOH,
dan ilmu – ilmu lainnya. Hal itu akan dijadikan
dasar pemahaman serta pengamalan isi
kandungan al-Qur’an secara benar dan tepat
sesuai yang disyariatkan.
Namun, berkaitan dengan hal itu, pertama
yang harus dikuasai adalah cara membaca al-
Qur’an secara benar dan tepat. Bahkan lebih
sempurna jika seseorang itu mendapatkan
anugerah dari Allah menjadi seorang hafidz Al-
Qur’an. Kita memohon, semoga kita menjadi
ahli qur’an yang mahir, amin.
Dan oleh karena itu, sebagai salah satu
langkah dari berbagai langkah supaya mencapai
tujuan mampu membaca al-Qur’an secara tartil,
penulis memberanikan diri untuk menyusun
viii
buku saku ilmu Tajwid sebagai pegangan untuk
membaca al-Qur’an secara tartil (tentu tidak
menutup kemungkinan masih jauh dari
sempurna).
Sebagaimana firman Allah swt. QS. Al-
Muzzammil [73] : 4
ix
Buku saku ini disusun bukan hanya untuk
para pemula. Namun, buku ini boleh pula di-
miliki/dibaca oleh para pendidik maupun
kalangan umum, yang memang penulis kehen-
daki. Diharapkan buku ini mendapatkan koreksi
supaya menjadi lebih sempurna.
Harapannya buku ini menjadi salah satu
buku yang dapat membantu bagi mereka supaya
membaca Al-Qur’an secara “tartil” sesuai
dengan firman Allah swt. yang telah disebutkan.
Tentu dengan lantunan kalam Al-Qur’an yang
fashih serta tartil akan membuat jiwa bagi siapa
saja yang mendengarkannya yang mana mereka
selalu berusaha mengingat Allah swt., mereka
merasa akan tenang dan nyaman. Sehingga apa
yang difirmankan Allah swt. dalam QS. Ar-Ra’du
[13]: 28 akan terwujud.
x
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi ten-
teram.”
xi
Terlalu banyak kebaikan yang diberikan.
Kasih sayang kalian sepanjang masa, tak mampu
penulis balas dengan apapun. Hanya lantunan
doa dan tekad penulis untuk senantiasa menjadi
anak yang sholeh, berbakti, dan menjadi
banggaan orang tua. Semoga ayah, ibu, dan
nenek selalu diberi kesehatan jasmani dan
rohani. Terpenting diberi kekuatan Iman dan
Islam hingga kami semua menghadap sang
Pencipta dalam keadaan khusnul khotimah.
Tidak ketinggalan kepada kedua orang tua,
penulis selalu mohon ridho dan doa restu,
semoga penulis selalu mendapatkan kemudahan
untuk menyelesaikan studi S2 ini dan bisa
segera melanjutkan studi S3 hingga penulis
mampu menjadi profesor yang alim, halim,
sholih, dan menjadi panutan umat yang adil
bijaksana. Amin
Kepada adik pertama penulis, Muhammad
Mulyono yang sedang studi S1 – S2 di
Universitas Al-Ahqaf – Yaman. Dalam kesibukan
xii
aktivitasnya tetap meluangkan waktu memberi
saran, kritik bahkan nasehat kepada kakaknya
walau lewat facebook atau whatapps.
Terimakasih adikku tercinta, engkaulah inspirasi
mas. Semoga mas bisa studi dan menunaikan
ibadah haji menyusul adik di tanah Makkah.
Semoga adik diterima menjadi pembimbing
haji. Amin. Tak ketinggalan mas berdoa untuk
mu, adikku sayang. Semoga segera selesai
studinya dan menjadi manusia sholeh, sukses,
dan selamat dunia akhirat.
Kepada adik kedua penulis, Fitri Mulya Sari
yang sedang menyelesaikan studi di kota Jambi,
semoga adik bisa berhasil melanjutkan studinya
sesuai apa yang diinginkan adik. Dan mas
menyampaikan terimakasih banyak telah
mendoakan mas. Semoga adik menjadi anak
sholehah, sukses, dan selamat dunia akhirat.
Terimakasih banyak kepada adik ketiga
penulis, almarhumah Nurul Hidayah. Mohon
maaf mas belum sempat memberi kebahagiaan
xiii
adik secara utuh. Dan atas takdir yang maha
kuasa kita berpisah di antara dua alam yang
berbeda. Hanya doa di setiap saat. Semoga adik
mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Kepada adik Ilmi Hanifah sekeluarga,
terimakasih atas semua jasa-jasa kebaikannya.
Maka kita mengangkat tangan dan memohon
kepada Allah secara tawadhu’ semoga kita
semua menjadi keluarga yang sakinah mawadah
warahmah muthma’innah.
Dan dalam ketawadhuan penulis
memohon pada Allah swt., Rabb semesta alam
ampunilah dosa-dosa hamba sekeluarga.
Mudahkanlah kami untuk menunaikan hak dan
kewajiban hablumminnas dan hablumminallah.
Jadikanlah kami sehat, kuat jasmani dan rohani
untuk tetap bersyukur dan bersabar atas segala
kenikmatan dan ujian hidup. Jadikanlah kami
sekeluarga hidup bahagia. Yang terakhir,
wafatkanlah kami dalam keadaan khusnul
xiv
khotimah hingga kami berkumpul dalam surga
Ilahi Robbiy. Amin Amin Amin.
Hanya doa Jazakumullah Khoiron Katsiron
Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza kepada semua
guru-guru, kyai-kyai penulis dari pendidikan
RA, SMP, MTs, MA hingga Peguruan Tinggi.
Guru – guru penulis yang telah mengajari ilmu
agama mulai di TPQ al-Hasyimiyah Kradenan
Pekalongan. Di sanalah, pertama kalinya penulis
mengetahui ilmu Tajwid, terimakasih kepada
ibu ustadzah Mufaqiroh dan semua pendidik di
sana. Dan di Madrasah Diniyah Simbang kulon,
Pekalongan.
Kemudian penulis menimba ilmu agama di
pesantren modern SMP Al-Islah Kraton,
Pekalongan dengan pengasuh KH. Shohibul
Imdad. MA nyantri di Islamic Boarding School
Simbang Kulon, Pekalongan dengan pengasuh
Dr. KH. Muslih Khudori, M.S.I. Di sana penulis
mendapatkan ilmu Tajwid lebih dalam dari KH.
Abdurrahman Thohuri. Belajar al-Qur’an
xv
kepada KH. Muhammad Ilyas Ahmad Jaza
(alm). Dan penulis mendapatkan sanad qiroatil
qur’an Bin Nadhor dari Kyai Zein Abdullah
(alm).
Selanjutnya ketika penulis studi S.1 nyantri
di pondok pesantren Life Skill Daarun Najaah
Ngaliyan, Semarang dengan pengasuh Dr. KH.
Ahmad Izzuddin, M.Ag yang telah banyak
mengajari penulis ilmu kehidupan. Jasa-jasa
guru - guru tidak akan pernah penulis lupakan.
Hanya lantunan doa jazakumullah khoiron
katsiron jazakumullah ahsanal jazza.
Dan penulis selalu mohon doa restu kepada
Para Kyai, guru, dosen, dan seluruh sahabat dan
kawan semoga penulis menjadi manusia sholeh,
sukses, bahagia, selamat, dan manfaat bagi
kehidupan dunia dan akhirat. Amin.
Terimakasih kepada “orangtua” penulis
ayah dr. Indra Maryunif, MARS dan ibu Yasmin
Kania Dewi, S.S yang turut memberi semangat
dan dukungan baik secara moril maupun
xvi
materiil beserta adik M. Ghifari Khalif,
terimakasih ya.... yang bersedia meminjamkan
buku pelengkap sebagai referensi dalam
penyusunan buku saku Tajwid ini. Dan
terimakasih atas dukungan bagi Penulis dalam
proses studi S2 ini. Penulis hanya bisa berdoa
Jazakumullah Khoiron Katsiron Jazakumullah
Ahsanal Jaza. Dan semoga ayah, ibu, dan adik
segera menjadi panutan umat manusia yang
baik dan kalian menjadi keluarga yang selalu
barokah, bahagia, selamat dunia dan akhirat.
Terimakasih kepada kang Muhammad Arif
Yusuf dan kang Muhammad Mufarijal Hammi
di Kradenan, pekalongan yang telah membantu
penulis mengirimkan salah satu referensi buku
Tajwid. Dan terimakasih pula kepada semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Sebuah doa dengan tulus ikhlas,
semoga semua yang pernah berjasa bagi penulis
selalu diberi balasan terbaik oleh Allah swt.
Harapan penulis, buku saku Tajwid ini bisa
xvii
menarik untuk dibaca dan dipelajari, serta
bermanfaat dunia hingga akhirat. Amin
Selanjutnya buku saku Tajwid ini merupa-
kan kado spesial untuk Ibunda Fauziyah sebagai
seorang ibu bagi penulis yang sangat tabah dan
sayang. Ayahanda Tarjuki sebagai ayah bagi pe-
nulis yang sangat tegas dan disiplin dalam men-
didik anak-anaknya. Sebagai kejutan spesial
buat adik-adik penulis, Moh. Mulyono, Lc. Fitri
Mulya Sari, almh. Nurul Hidayah dan ibu
Yasmin, ayah Indra serta adik Khalif. Semoga
kita menjadi keluarga yang sholih/sholihah,
sukses, barokah, bahagia dan selamat selama di
dunia maupun di akhirat.
Pada akhirnya, tidak ada kata yang pantas
penulis ucapkan melainkan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya. Penulis sadar buku saku
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari para ahli maupun pem-
baca yang bersifat membangun selalu
diharapkan guna perbaikan buku ini. Semoga
xviii
bermanfaat. (Adapun saran/kritik dapat dikirim
via email).
xix
KATA PENGANTAR
(Pimpinan Umum Pondok
Pesantren Life Skill Daarun
Najaah Semarang)
xx
Sebagaimana firman Allah swt. QS. Al-
Muzzammil [73]: 4
xxi
para pembaca. Harapan penulis, supaya kita
selaku guru Al-Qur’an khususnya, mampu
bersama-sama menciptakan metode pengajaran
ilmu Tajwid yang baik.
Dengan demikian, memiliki buku ini meru-
pakan salah satu langkah untuk memperbanyak
bacaan ilmu Tajwid dan memperkaya metode
mengajaran ilmu Tajwid yang tengah
dibutuhkan bagi mereka yang ingin menguasai
ilmu Tajwid. Semoga kita memiliki lisan yang
fasih yang mampu membaca al-Quran secara
tartil. Dan kita menjadi Ahlul Quran Wa
Ahlullah.
Semarang, Janurai 2017
xxii
DAFTAR ISI
Pengantar Penulis — v
Kata Pengantar — xx
Daftar Isi — xxiii
xxiii
Bab II : Hukum Mim dan Nun Bertasydid– 49
Bab III: Perbedaan Nun Sukun & Tanwin – 50
Bab IV : Hukum Nun Sukun & Tanwin – 51
A. Idgham Bighunnah – 51
B. Idgham Bilaghunnah – 52
C. Izhhar Mutlaq – 53
D. Iqlab – 53
E. Izhhar Halqi – 54
F. Ikhfa’ Haqiqi – 55
BAB V : Hukum Mim Sukun – 57
A. Idgham Mitslain – 57
B. Ikhfa’ Syafawi – 58
C. Izhhar Syafawi – 58
BAB VI : Hukum Idgham – 60
A. Idgham Mutamatsilain – 60
B. Idgham Mutajanisain – 61
C. Idgham Mutaqarriban – 62
BAB VII : Hukum Qalqalah – 64
BAB VIII : Hukum Alif Lam– 66
BAB IX : Lafadz Allah – 69
xxiv
BAB X : Hukum Huruf Isti’la’ dan Huruf Ra – 71
BAB XI : Hukum Mad – 78
A. Mad Ashliy – 78
1. Mad Thobi’iy – 78
2. Mad Thobi’iy Harfiy – 79
3. Mad ‘Iwadh – 79
4. Mad Tamkin – 79
5. Mad Badal – 80
6. Mad Shilah Qoshiroh – 80
B. Mad Far’iy – 81
1. Mad Wajib Muttashil – 81
2. Mad Jaiz Munfashil – 82
3. Mad Shilah Thowilah – 82
4. Mad ‘Aridh Lissukun – 85
5. Mad Lin – 87
6. Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi – 87
7. Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi – 87
8. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi – 88
xxv
9. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi – 88
10. Mad Farq – 90
BAB XII : Tanda Waqaf – 91
BAB XIII : Bacaan Gharib – 112
BAB XIV : Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an 133
BAB XV : Doa – 153
Lampiran Peta Makhroj – 160
Lampiran Tabel Sifat Huruf – 161
99 Kata – kata Hikmah Bahasa Arab – 162
xxvi
BAB I
URGENSI ILMU TAJWID
B
erdasarkan QS. Al-Muzzammil [73]: 4
bahwa kita diperintahkan membaca Al-
Qur’an secara tartil, sedang ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang bisa
membaca Al-Qur’an secara tartil adalah ilmu
Tajwid. Sehingga mempelajarinya adalah keha-
rusan bagi tiap individu yang sangat urgen/pen-
ting.
Karena Imam Ibnu Al-Jazari dalam Muqad-
dimah kitabnya mengatakan dalam bentuk syair
yang artinya:
“Membaca Al-Qur‟an dengan Tajwid hukumnya wajib.
Siapa yang tidak membetulkan bacan Al-Qur‟annya itu
berdosa”.
1. Definisi Tajwid
Secara Bahasa adalah Tahsin/memperbaiki.
Secara Istilah adalah membaca Al-Qur’an
dengan benar sebagaimana bacaan Rasulullah
saw. dan para sahabatnya ra. dengan cara
mengeluarkan huruf dari makhraj-nya,
memenuhi sifatnya dan memperhatikan hukum
bacaan.
2 | IlmuTajwid Praktis
2. Hukum Tajwid
Hukum mempraktekkannya adalah Fardhu
‘Ain bagi setiap muslim adapun hukum mempe-
lajari teorinya adalah Fardhu Kifayah.
3. Keutamaan Tajwid
Adapun fadhilah mempelajari ilmu Tajwid
adalah:
- Memberi syafa’at pada hari kiamat
- Merupakan amal terbaik
- Mendapatkan derajat yang tinggi
- Mendapatkan sakinah dan rahmat
- Mendapat sebaik-baik anugerah Allah
swt. dan sebagainya.
4. Tujuan Tajwid
Tujuan mempelajari ilmu Tajwid yakni
Menjaga lidah agar tidak salah ketika membaca
Al-Qur’an.
4 | IlmuTajwid Praktis
meskipun hal itu sulit baginya maka baginya
dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih).
4. Pahala bagi orang yang anaknya mempe-
lajari Al-Qur’an. “Siapa saja membaca Al-
Qur’an, mempelajarinya dan
mengamalkannya, maka dipakaikan kepada
kedua orang tuanya pada hari kiamat
mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan
sinar matahari, dan dikenakan pada kedua
orang tuanya dua perhiasan yang nilainya
tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun
bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda
kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘karena
anakmu telah membawa Al-Qur’an.” (HR.
Al-Hakim).
5. Al-Qur’an memberi syafa’at kepada ahlinya
di akhirat. “Bacalah al-Qur’an karena ia
akan datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR.
Muslim) Dan sabda beliau Nabi
Muhammad saw: “Puasa dan Al-Qur’an
keduanya akan memberikan syafa’at kepada
seorang hamba pada hari kiamat…" (HR.
Ahmad dan Al-Hakim).
6. Pahala bagi orang yang berkumpul untuk
membaca dan mengkajinya. Nabi saw. ber-
6 | IlmuTajwid Praktis
kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang
membacanya pula, baginya cahaya di hari
kiamat.”
10. Pembaca Al-Qur’an memperoleh kemulian
dan diberi rahmat kepada ibu bapaknya.
Nabi Muhammad saw. bersabda maksud-
nya: “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan
beramal dengan isi kandungannya,
dianugerahkan kedua ibu bapaknya
mahkota di hari kiamat. Cahayanya
(mahkota) lebih baik dari cahaya matahari
di rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian
itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi
dengan sinarnya), maka apa sangkaan
kamu terhadap yang beramal dengan ini (Al-
Qur’an).” (HR. Abu Daud).
11. Pembaca Al-Qur’an memperoleh ke-
dudukan yang tinggi dalam surga. Bersabda
Rasulullah saw. yang maksudnya:
Dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an:
“Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat-
darjat surga) dan bacalah dengan tartil
sebagaimana engkau membacanya dengan
tartil di dunia. Sesungguhnya kedudukan
derajatmu sehingga kadar akhir ayat yang
engkau baca.” (HR. Ahmad).
8 | IlmuTajwid Praktis
15. Al-Qur’an adalah cahaya ditengah kege-
lapan. ”Aku wasiatkan kepada kalian agar
bertakwa kepada Allah dan Al-Qur’an
sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan,
petunjuk di siang hari maka bacalah dengan
sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi)
16. Ahlul Quran adalah keluarga Allah swt.
”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga
dari kalangan manusia.’ Beliau saw.
ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’
Beliau saw. menjawab,’ mereka adalah Ahlul
Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan
orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)
17. Yang mahir membaca dia akan bersama
malaikat, dan yang terbata-bata mendapat
dua pahala. Rasulullah bersabda, “Orang
yang mahir membaca Al-Qur’an kelak
(mendapat tempat disurga) bersama para
utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan
orang yang membaca Al-Qur’an dan masih
terbata-bata, dan merasa berat dan susah,
maka dia mendapatkan dua pahala.”
10 | IlmuTajwid Praktis
ini dengan al-Qur’an dan membinasakannya pula
dengan al-Qur’an.” (HR. Muslim).
12 | IlmuTajwid Praktis
Adapun mengenai adab lahir dalam mem-
baca Al-Qur'an, di antara yang terpenting ialah:
1. Disunatkan membaca Al-Qur'an sesudah
berwudhu, dalam keadaan bersih, sebab
yang dibaca adalah wahyu Allah. Kemudian
mengambil Al-Qur'an hendaknya dengan
tangan kanan, sebaiknya memegang
dengan kedua tangan
2. Disunatkan membaca Al-Qur'an di tempat
yang bersih. seperti di rumah, di mushola
dan di tempat lain yang di anggap bersih.
Tapi yang paling utama adalah di Masjid.
3. Disunatkan membaca Al-Qur'an mengha-
dap kiblat, membacanya dengan khusyu',
tenang dan sebaiknya berpakaian dengan
pantas.
4. Ketika membaca Al-Qur'an, mulut hendak-
nya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya
sebelum membaca Al-Qur'an, mulut dan
gigi dibersihkan terlebih dahulu.
5. Sebelum membaca Al-Qur'an, disunnahkan
membaca Ta'awwudz yang berbunyi "A'u-
dzubillahi minasy syaithanirrajim". Sesudah
itu barulah membaca Bismillahirrahmanir
Rahim. Maksudnya, diminta terlebih
14 | IlmuTajwid Praktis
nya. Terlebih apabila sampai pada ayat-ayat
yang menggambarkan nasib-nasib orang-
orang yang berdosa dan bagaimana
hebatnya siksaan yang disediakan bagi
mereka.
9. Disunatkan membaca Al-Qur'an dengan
suara yang bagus lagi merdu.
10. Sedapat-dapatnya membaca Al-Qur’an
janganlah diputuskan hanya karena hendak
berbicara dengan orang lain. Hendaknya
pembacaan diteruskan sampai ke batas
yang telah ditentukan, barulah disudahi.
Juga dilarang tertawa-tawa, bermain-main
dan lain-lain yg semacam itu, ketika sedang
membaca Al-Qur’an. Sebab pekerjaan yg
seperti itu tidak layak dilakukan sewaktu
membaca Kitab Suci dan berarti tidak
menghormati kesuciannya.
11. Memanjatkan do’a sesudah tilawah, juga
ketika telah menyelesaikan tilawah 30 juz.
.
16 | IlmuTajwid Praktis
Dari ayat tersebut lafadz Isti’adzah adalah
membaca:
18 | IlmuTajwid Praktis
ًَََََجٍََيًََم بًَ ٍَسَ ًمَ ََللاًََ َالَر
ٍَََََحَ ًنََ َََشََيَطَىَ ًَ
افَ َالَر اَىعََيٍَوَذَي َ ًِبَهللًََ ًََم
ََ َىنَ َال ٍَ
حٍََيًََمََ ًََََ
الَر
قطعَاجلميع2. Dipisah semua /
Contoh:
َيََأَىًَمَ ٍََى
ي ًًََ ًَ َ َبََاَ ٍغًََفََرًَلَََكلًََوََالًََََىد
ًَ
مََىكََلَ ٍلَ َيمٍََؤَمَنَ ٍََى ََىرَ ٌَ ٍَ ٍَ َى َى
2. Di akhir QS. al-Baqarah ()على القوم الكافرين
Pada ayat 286, disunahkan membaca:
22 | IlmuTajwid Praktis
َأَىًَمَ ٍََى
ي
3. Setiap ayat yang tersuratkan kata
subhanahu, Seperti pada QS. al-An’am ayat
100:
ًَ َََ
َ .َصَ يفٍََوَ ىف اَيَى
َ علىَعََم
… َيسٍََبَ َىحَانَىوََيََىكََتَىََ ََ َى
Atau apabila ada ayat yang mensuratkan
tuduhan bahwa Allah mempunyai anak, se-
perti pada QS. Maryam ayat 88:
َ .ٍََََََحَ َينَََىكَلَى َندَا َ ََََاؿ
َااَّتََى ىذََالَر …َىكَقَىَ َي
Maka disarankan untuk dijawab dengan
ucapan: Subhanahu
4. Setiap ayat yang mensiratkan pemaham-
an yang harus dijawab dengan pernyataan
bahwa Allah benar-benar jauh dari
berbagai macam cela dan kekurangan,
seperti pada QS. Az-Zumar: 36:
Disunahkan membaca:
24 | IlmuTajwid Praktis
Pada akhir QS. Al-Ghasyiyah ayat 26,
disunahkan membaca:
.َاَىهللََيَاَى ٍكَبَىػََير -
ٍَ َََََاًَََالََللاََيََىَكَللاََيَاَى ٍكَبَىػََيرَََىَكًَََََهلل
.َاْلََىٍَمَ َيد الَىَاًََ َىلو -
ََاْلََىٍَمَ َيدًَََََهلل ََىكَالَى َاًََلَىوََى َاًَََالَ َللاََي ََىَكَ ََللاََي ٍَ ََ ََيسٍََبَ َىحَاَ ىفَ ََللاًََ ََىَك
ََ.ََََىكَالَىَ َىحٍََوََىؿَََىَكَالَىَقيػَوَىةََاًَََالََ ًَِبَهللًَََاََلٍََىعَلًََ ًٌَيََاََلٍََىعَ ًَظٍََيًََم،َاَى ٍكَبَىػََير
َََ
Pada al-Qur’an ada 15 ayat sajdah yang
biasanya diberi tanda sajdah atau tulisan سجدة.
(Penjelasan surat apa saja dapat dibaca pada Bab
Bacaan Gharib).
26 | IlmuTajwid Praktis
I. Makhroj dan Sifat Huruf
1. Makhroj Huruf
Adapun yang dimaksud makhroj adalah
tempat keluarnya huruf dari mulut atau teng-
gorokan.
ََيرادَبوَموضعَخركجَاْلرؼَمنَالفمَاك:املخرج
.اْللق
Jumlah Makhroj (tempat keluarnya) huruf
ada beberapa versi. Jika versi yang diambil oleh
Imam Kholil bin Ahmad dan juga dipilih oleh
Imam ibnu al-Jazari ada 17 Makhroj. Versi imam
Sibawaih dan para muridnya ada 16 makhroj, ka-
rena beliau menjadikan huruf ALIF dan
HAMZAH dari makhroj yang sama. Dan versi
Imam Fara’ beserta para muridnya ada 14 makh-
roj, karena beliau menjadikan huruf LAM, NUN,
dan RA dari makhroj yang sama.
Adapun 17 makhroj huruf tersebut berasal
dari 5 tempat pengucapan:
2) Halaq ( ) احللق
Halaq adalah tengorokan, yakni ada 3
- Pangkal Tenggorokan:
ءَََََق
ءselalu dibaca Tarqiq, walaupun ber-
dekatan dengan huruf Tafkhim seperti
هللا
- Tengah Tenggorokan:
عَََََح
ع حketika disukun jangan sampai ع
dipanjangkan. Jangan jadi ng
28 | IlmuTajwid Praktis
- Puncak/Ujung Tenggorokan:
غَََََخ
غtidak mendengkur, lidah tidak bergerak
dan jangan jadi seperti g. خtidak men-
dengkur.
3) Lisan ()اللساف
Lisan adalah lidah, yakni ada 10
- Pangkal lidah (paling belakang)
mengenai langit-langit di atasnya:
QOF
َؽ َ
- Pangkal lidah (sedikit ke depan) me-
ngenai langit-langit: KAF
ؾ
كlidah agak ditekan dan keluarkan nafas
yang banyak.
ق كdinamakan huruf Lahawiyyah.
Urgensi Ilmu Tajwid | 29
- Tengah lidah dengan langit-langit:
JIM, SYIN, YA
جَََََشََََم
يyang dimaksud disini adalah YA’ hidup
atau YA’ Lin ketika membaca YA’ tengah
lidah ke atas dan ujungnya ke bawah,
supaya tidak jadi ز.
ج يtengah lidah rapat dengan langit –
langit.
شtengah lidah renggang, bibir terbuka
lebar
ج ش يdinamakan huruf Syajriyyah.
- Sisi lidah (kanan – kiri) mengenai sisi
gigi geraham atas (sebelah dalam):
DHOD
ض
ضboleh dari lidah kanan atau kiri atau kanan
dan kiri tapi bibir tetap ke depan.
Ketika dibaca sisi lidah menekan gigi, sehingga
tidak ada nafas yang keluar dan lidah tidak
kelihatan.
Pipi tidak menggembung dan bibir moncong.
30 | IlmuTajwid Praktis
- Ujung sisi lidah setelah DHOD yakni
sisi bagian depan lidah mengenai gusi
gigi depan: LAM
ؿ
Lidah jangan keluar. Selain Lam-nya للا
jangan dibaca tebal.
32 | IlmuTajwid Praktis
- Ujung lidah bertemu ujung dua gigi
seri pertama yang atas: DLOD, DZAL,
TSA
ظَََََذََََث
ظ ذlidah menempel pada ujung gigi
depan, jangan seperti Z.
ثlidah renggang dari ujung gigi
depan.
Ketiga huruf ini dinamakan huruf
Litsawiyyah.
4) Syafataan ()الشفتان
Syafataan adalah Bibir, yakni ada 2
- Bibir bawah bagian dalam bertemu
ujung gigi seri atas: FA
ؼ
Awas, Bibir tidak usah dimasukkan
- Dua bibir atas dan bawah:
• Tertutup: BA, MIM
Catatan:
Ketika membaca semua huruf, termasuk
ض, kedua bibir tidak ada yang rapat kecuali
بَـ
5) Khoisyum ()اخليشوم
Khoisyum adalah Rongga Hidung, yakni
ada 1
اَلٍَغََينَةَي
34 | IlmuTajwid Praktis
(Adapun Peta Makhroj huruf ada pada
lampiran).
2. Sifat Huruf
Adapun yang dimaksud sifat adalah
tatacara mengucapkan dan mengeluarkan huruf
dari makhrojnya masing-masing.
ََيرادَهباَكيفيةَتولدَاْلرؼَكَخركجوَمن:الصفة
.خمرجو
Dengan adanya huruf-huruf yang berde-
katan makhrojnya bahkan ada yang dalam satu
makhroj. Sehingga dengan mengetahui sifat
huruf akan memudahkan untuk membedakan
antara huruf satu dengan huruf lainya.
Adapun sifat huruf itu banyak, Imam
Makka bin Abi Tholib dalam kitab Ar-Ri’ayah
( )الرعايةmenyebutkan ada 44 sifat. Kemudian
Imam Ibnu al-Jazari dalam kitab At-Tamhid
( )التمهيد34 sifat. Akan tetapi diringkas menjadi
تَثَحَخَسَشَصَؼَؾَق
yang dirangkum oleh Imam Ibnu al-Jazari
dalam qoul:
َت
َسَ ىكَ َى
صََ َى
َشَ ٍَخَ َه
فَى ٍَحَثََيوََيَ َى
Jahr:
Lawannya hams yakni tidak mengeluarkan
nafas ketika mengucapkan hurufnya, dilakukan
secara keras ()جمهورا, jelas ( )كاضحاdan kuat (ََاي
) ٌََقو.
36 | IlmuTajwid Praktis
Dan hurufnya yang tidak termasuk huruf Hams
yang dirangkum dalam qoul:
ًَ َعَظَيمَََكٍََزَ يفََقَىاَ ًرَ وئ
َب
َجَدََََطَىلَى َى ٌَََلَََ ىغَ َو
ضََ َى َذ َى َى َى
b) Syiddah ( × )الشدةRokhowah ()الرخاكة
Syiddah:
Menurut bahasa adalah kuat ()القوة. Me-
nurut istilah Tajwid adalah menekankan suara
dalam makhroj hurufnya. Adapun huruf
Syiddah ada 8:
َ بَتَجَدَطَؽَؾَء
yang dirangkum oleh Imam Ibnu al-Jazari
dalam qoul:
َت ًَأَى
ٌَجَ ٍدََقَى َو
ٍَ َطََبََى ىك
Rokhowah:
Lawannya Syiddah yakni melepaskan suara
dalam makhroj hurufnya. Dan hurufnya yang
tidak termasuk huruf Syiddah yang dirangkum
dalam qoul:
38 | IlmuTajwid Praktis
huruf sifat Istifal adalah selain huruf Isti’la’ yang
dirangkum dalam qoul:
ًَ ًَ َثػَىب
ََشَ ىكَا تََعََزََىمَ ٍَنََ َييََىًٌَوََيدََ َىحٍََََرَفَىوََيَاَ ٍذََ َى
َسَ َلََ َى َى َى
d) Ithbaq ( × )االطباؽInfitah ()االنفتاح
Ithbaq
Yakni menambahi tingkat Isti’la’nya hanya
pada 4 huruf Isti’la’: ()صَض َط َظ. Maksudnya
adalah lidah lengket dengan langit – langit
mulut.
Infitah
Yakni lidah terpisah dari dari langit – langit
mulut. Dan huruf Infitah dirangkum dalam
qoul:
َشَرَبََ ىغَيَ َو
َث مَنََاَىخَ ىذَََكَجَ َىدََ َو
ٍَ اَحَقََلَىوََيَ َيٍَ َي
َسَ َىعَةََفىػٍََرَنكَََ َى
َى ٍَ َى َي ٍَ َى
e) Ishmat ( × )االصماتIdzlaq ()االذالؽ
Ishmat
Menurut bahasa adalah menahan ()املنع.
Menurut istilah adalah Mengeluarkan huruf
َبًَ ًَ َو
ٌَ فَرََمَ ٍَنََلَي
2. Sifat yang tidak memiliki lawan (7)
- Shofir ()الصفري
Yang dimaksud Shofir adalah keluar suara
tambahan menyerupai desis burung.
Adapun hurufnya ada 3: ()صََسََز.
- Qolqolah ()القلقلة
Yang dimaksud Qolqolah adalah suara
memantul/bergetar. Adapun hurufnya
ada 5: َ
ََجَ ًَد
بََ َى
قَىطٍَ َي
40 | IlmuTajwid Praktis
- Lien ()اللي
Yang dimaksud Lien adalah mengeluarkan
suara secara mudah. Hurufnya ada 3 (ََاََك
)م. Jika ketiga huruf tersebut berharakat
sukun yang jatuh setelah harakat sejenisnya
(Alif setelah Fathah, Wawu setelah
Dhummah, Ya setelah Kasrah) maka
memanjangkan suara.
- Inhirof ()االرحنراؼ
Yang dimaksud Inhirof adalah suara belok.
Hurufnya ada 2: ()ؿ َ َر. Penjelasannya
adalah pada LAM suara dari tengah belok
ke kanan dan kiri lidah karena terhalang
ujung lidah, pada RO suara belok dari
kanan dan kiri lidah ke tengah.
- Takrir ()التكرير
Yakni ujung lidah bergetar. Hurufnya ada
satu ( ) ر. Namun jika RO bertasydid
maka hendaknya menahan supaya tidak
menambah getaran yang berlebihan ketika
mengucapkannya.
42 | IlmuTajwid Praktis
Perlu diketahui bahwa huruf dari huruf hi-
jaiyah minimal harus memiliki lima sifat.
Jika ditinjau dari tingkat kadar kuat dan le-
mahnya ada 5 pembagian: (ditulis sesuai urutan-
nya)
1. Lebih kuat ()أقوم: Tho, Dhod, Qof, dan
Dlo’.
2. Kuat ()قوم: Jim, Dal, Shod, Ghoin, dan
Hamzah.
3. Lebih lemah ()أضعف: Ĥa’, Ta’, Ha’, dan
Fa’.
4. Lemah ()ضعيف: Alif Laiyinah, Ta’, Kho’,
Dzal, Ro’, Sin, Syin, ‘Ain, Kaf, Lam,
Mim, Nun, Wawu, Ya’.
5. Pertengahan ()متوسط: Za’, dan Ba’.
44 | IlmuTajwid Praktis
aku anugerahkan nikmat kepada mereka… Atau
ًَ َ( اَىنٍػَعَمAn’amti), maka dlamir-nya
bila dibaca َ َت ٍَ ًَ َى
berubah menjadi َت ٍَ( اَىنkamu perempuan).
Padahal makna yang dimaksud adalah
“Engkau”, yaitu Allah SWT yang telah memberi-
kan kenikmatan, yang dalam lafadz di atas me-
nyadang dlamir َت
اَىنٍَ َى.
- Bergantinya sukun menjadi harakat
( ََسَ يكٍََوََوفََاًَََبٍََ َىدََ َياؿ ًَ َو
)ِبََىَىرَىكَةََ َي.
Contohnya lafadz:
46 | IlmuTajwid Praktis
ًَ ٍَ َ), yaitu kesalahan
2. ٍَ َََاخلََىفَ َيَ َاَىلل
Lahn Khafi (ََحَ َين
yang tersembunyi pada lafadz. Kesalahan
ini tidak dapat diketahui, kecuali oleh para
ulama qiraat atau kalangan tertentu yang
mendalami Ilmu Qiraat.
48 | IlmuTajwid Praktis
BAB II
HUKUM MIM DAN NUN
BERTASYDID
ََََ
=َـ
َََ ٍَنََ َه
َََََ َي
َم# =َـ ًََ َََََ
ََََ ٍَنََ َو
َم#َا ََىمَ ٍَنََ َن
=َم
Suara Nun Sukun dan suara Tanwin sama,
maka hukum Nun Sukun dan Tanwin juga
sama.
50 | IlmuTajwid Praktis
BAB IV
HUKUM NUN SUKUN
DAN TANWIN
A. Idgham Bighunnah
Secara bahasa Idgham artinya
memasukkan. Sedangkan Bighunnah artinya
dengan mendengung.
Adapun menurut istilah Ilmu Tajwid adalah
jika Nun sukun/Tanwin bertemu salah satu 4 hu-
ruf yaitu YA, WAWU, MIM, atau NUN.
Pengucapan Nun sukun/Tanwin secara le-
bur ketika bertemu 4 huruf tersebut, atau
pengucapan dua huruf yang ditasydidkan.
Dalam pengucapannya harus memakai
ghunnah/dengung dengan panjang 2 harakat.
َ َل ٌَََثََ–ًََمَ ٍَنَََم ٍشَ َىهَ َودََ–ًََمَ ٍَنَََكًَو بََ–َفَىَىمَ ٍَنََنَ ىكَ َى ضًََر َى
ٍَ َأَى ٍفََي
ََىخٍََيػَََنَرَاَََيػَََىَرَهََيَ–َيػََىٍَوََىمَئًََ َوذََََن ًَعَ َىمََوةََ–َ َيسََيرََهرَََمٍَََرَفػيٍََوَ َىعَةَهَ–َ ًَسَنََىةَنَََكَىالَنػَىٍَوَـ
B. Idgham Bilaghunnah
Secara bahasa Idgham artinya
memasukkan. Sedangkan Bilaghunnah artinya
dengan tanpa mendengung.
Adapun menurut istilah Ilmu Tajwid
adalah jika Nun sukun/Tanwin bertemu salah
satu 2 huruf yaitu LAM atau RA.
Pengucapannya tanpa dengung jadi dalam
membacanya dimasukkan tanpa memakai
ghunnah.
ََ)ََفَ(َََََ َوٍََه
َََ ََؿَر َََََن
Perhatikanlah contoh berikut:
52 | IlmuTajwid Praktis
َ ًََََحٍََيَ َهم
ًَََحٍََيَ َوقََ–ََىمَاََنالََلَََبََى َندَاَََ–َ ىغَ يفٍََوََهرَََر
أَى ٍفََلٍَََ–ًََمَ ٍَنَََر
C. Izhhar Mutlaq
Hukum idgham pada idgham bighunnah
maupun idgham bilaghunnah tersebut tidak
berlaku pada izhhar mutlaq. Sehingga Izhhar
Mutlaq adalah Nun sukun bertemu huruf YA
atau WAWU dalam satu kata. (di Al-Qur’an
hanya ada 4 kalimat), sebagai berikut:
ََ)ََفَ(َََََ َوٍََه
َََ ََب َََََن
ََ)ََفَ(َََََ َوٍََه
َََ ََأََحََخََعََغََق َََََن
Perhatikanlah contoh berikut:
54 | IlmuTajwid Praktis
F. Ikhfa’ Haqiqi
Secara bahasa artinya samar. Sedangkan se-
cara istilah Ilmu Tajwid adalah jika Nun su-
kun/Tanwin bertemu dengan salah satu 15
huruf.
ََ)ََفَ(َََََ َوٍََه
َ َََ ََتَثَجََدَذَز َََََن
َ سَشَصَضََطَظََؼَؽَؾ
Untuk memudahkan dirangkum dalam ka-
limat:
َ ٍَََََـََطَىيًٌََبََنا
اَد
ََسََى َي
صََقَى ٍدََ َى َشَ ٍَخَ َه
َََ َى
َجَ َىاد ٍَ ًََص
فََذَىاَََثػَىنََىاَََ ىكَ ٍَمََ َى
َىَضَ ٍَعََظَىالًََََنمَا
ًَزٍَدًََََيفََتػَي نقَ ََ َى
yang menunjukkan huruf – huruf Ikhfa’
hanya awal huruf dari setiap susunan kata
tersebut.
Pengucapan nun sukun/tanwin ketika
bertemu dengan huruf-huruf tersebut di-
baca samar membentuk huruf sesudahnya.
ٍَـََ َـ
Perhatikanlah contoh berikut:
ٍَـََ َب
Perhatikanlah contoh berikut:
58 | IlmuTajwid Praktis
Perhatikanlah contoh berikut:
A. Idgham Mutamatsilain
Adalah jika berhadapan 2 huruf yang sama
(makhraj dan sifatnya) yang pertama sukun.
Cara membacanya dengan memasukkan
huruf pertama kepada huruf kedua (mentasy-
didkan).
Pengecualian: kecuali huruf WAWU
bertemu dengan WAWU. Huruf YA bertemu
dengan YA. Maka cara membacanya tidak boleh
60 | IlmuTajwid Praktis
di-idgham-kan melainkan harus dipanjangkan
seperti dalam kalimat di bawah ini:
62 | IlmuTajwid Praktis
بَىػٍََرَفىػَ َىعَوَيَ ََفىػَ َىعَوَيَ
بََى ٍَلَ َىَر
1. Qalqalah Sughra
Huruf Qalqalah yang matinya asli seperti
contoh di bawah.
64 | IlmuTajwid Praktis
Cara membaca Qalqalah tersebut yaitu
dengan pantulan tidak terlalu kuat.
Perhatikan contoh berikut:
َ ََحَ ٍد َىََىوَََللاََيَأَى َى َحَ هدَََ َقَي ٍَلََ َي ََىََىوَََللاََيَأَى ى قَي ٍَلََ َي
ًٌََ َىََيٍَوَذَيَبًََىر
َبََاَلٍَ ىفَلَى ٍَق ًٌََ َىََيٍَوَذَيَبًََىر
بََاَلٍَ ىفَلَى ًَقََ َقَي ٍَلََأََع قَي ٍَلََأََع
َءَم.ََـَكَق.ََعَغَؼَؽَؾ.ََجَحَخ.َب
66 | IlmuTajwid Praktis
Atau huruf -huruf tersebut dapat dirangkai
dalam susunan kata yang berbunyi:
َؿَف.ََدَذَرَزَسَشَصَضَطَظ.َتَث
Atau huruf-huruf tersebut dapat dirangkai
dalam susunan kata yang berbunyi:
68 | IlmuTajwid Praktis
BAB IX
LAFADZ ALLAH (LAM JALALAH)
70 | IlmuTajwid Praktis
BAB X
HUKUM HURUF ISTI’LA’
DAN HURUF RA
َ َخَصَضََطََظَغَؽ
Atau huruf tersebut dapat disusun menjadi
kalimat:
ٍَ ًَيػََى ٍقَب
َضََ–َيََيظٍَلَى َيمٍََوَ ىف
Dan juga harus dibaca Tafkhim apabila nun
sukun atau tanwin bertemu dengan huruf Isti’la,
kecuali apabila bertemu dengan huruf Ghain
dan Kho’.
Contoh:
72 | IlmuTajwid Praktis
Sebaliknya, seluruh huruf Isti’la’ harus di-
baca Tarqiq (Kecuali RA dan LAM) pada lafadz
Allah (Jalalah).
Hukum RA ada dua macam, yaitu:
1. RA yang dibaca Tafkhim
a. RA fathah, RA fathah tanwin
Contoh:
َ َ َىخٍََيػََنرَا-ََََىرََ–ََنرَاَََ ََىرَبػَنََىا
b. RA dhummah, RA dhummah tanwin
Contoh:
َََ ىكَبًٍََيػََهر-ََََيرََ–ََهرَاَََ ََيرََىكَيٍََ َندَا
c. RA sukun didahului fathah atau
dhummah
Contoh:
ََقػَيٍَراَى هف-ََىٍََيََ َ ٍَرََ َاَىٍَرَ َىسَ َىل
d. RA sukun didahului kasrah ada hamzah
washal
Contoh:
َاًٍَََرًََجَعََيٍَوَا-َََََََىَتَبػََيٍَوَا
َار ًَ ًٍَََار
ٍَ َََََ َاَىـ
ٍَ
Urgensi Ilmu Tajwid | 73
e. RA sukun didahului kasrah bertemu
huruf Isti’la‘
Contoh:
َاس ًَ َطَ ًََمَرَصَاد-َََََََص
ًٍََ ٍََر
َقٍََرَطَىَ َه-َََ
ٍَ َى َه
f. RA sukun atau hidup lalu dibaca waqaf
didahului fathah atau dhummah.
Contoh:
َ َ َ ىٍََ َيَََ َر
ًَ َََ– َفَى ًَ
.َََارحنََىٍَر
ََ صَ ًٌََلََلَََىرَبًٌََ َى
ٍََََكَََىَك َى َ.ََاؾََاََلٍَ ىكٍََوَثػَىَىر
ىَطَىٍَيػَنََىَ َى
َع
ٍَ َاََنََََأ
َ .َ ٌََََََ ىكَاَثػَيَير أَى ٍهلََىاَ يكَ َيمََالت
g. RA sukun atau hidup lalu dibaca waqaf
didahului alif atau wawu.
Contoh:
َ َ َ َاََ َر/َك
ًَ َ.َََ
َ ََ
.َََشَ يكٍََوََهر
َََ–ََاَنََوََيَ ىغَ يفٍََوََهرََ َى َىََىوََاََلٍَ َىعَ ًزَيٍَػََيزََاََلٍَغََىفَ َي
َار اَىالَىَ َي
74 | IlmuTajwid Praktis
h. RA hidup didahului huruf mati selain
YA yang sebelumnya ada fathah atau
dhummah dibaca waqaf.
Contoh:
○َىٍََ َيٍَََََ َرَ َ َىشٍََهَ ورَ○َ–َاَىلٍَ ىفَ ٍَجَ ًر
2. RA yang dibaca Tarqiq
a. RA kasrah, RA kasrah tanwin
Contoh:
َ َيخَ ٍَسَ َور-ََس ًَ ًَ َو
ر–َرَ َرٍَجَ َه
b. RA sukun didahului kasrah dan
sesudahnya bukan huruf Isti’la’atau
bertemu dengan huruf Isti’la namum
dalam kata terpisah
Contoh:
ََفَى ىكًٌٍََََب-َََََ َفًٍَََرََىعٍََوَ ىف
ًٍََ ٍََر
c. RA hidup didahului YA sukun dibaca
waqaf
Contoh:
ًَ ََ ورََ َخَ وريَ○َ–َب/ََ
َ○َصٍََوري ًَ
َى ٍَ َى ََ ًرَ ه/ٍََََمََ ََير
ر/
َفًٍَََرََوؽ
b. RA sukun karena dibaca waqaf, sebe-
lumnya huruf Isti’la’ sukun yang dida-
hului dengan huruf berharakat kasrah.
Contoh:
ًَ ًَ َع
ٍَ ََم-ََيََاََلٍَقَطٍَ ًر
َصَر َى ٍََى
c. RA sukun karena dibawa waqaf dan
sesudahnya terdapat YA yang
terbuang.
76 | IlmuTajwid Praktis
Contoh:
78 | IlmuTajwid Praktis
2. Mad Thobi’iy Harfiy
adalah Mad Thoi’iy dalam huruf.
Contoh:
- Mad Thabi’i al-Harfiy
َ ََ
)ََا
فَََىَالٍََـَ َىَر ًَ
ٍَ َاَىَاَََ–َاَىل
َََطَىََ َى
(َ=َالر
َََََ–َطو
3. Mad ‘Iwadh
adalah apabila ada huruf selain Ta
Marbuthah berharakat fathah tanwin yang
dibaca waqaf, maka cara pembacaannya
seperti Mad Thabi’iy.
Panjang bacaannya adalah 1 Alif (2
harakat).
Contoh:
ًَ َصَريَاَنَ َب
○َصٍََريَاَى ًَ ًَ ًَ
َى ٍَ بََى- ○ََىعَلٍََيَمَاَنَ َ َىعَلٍََيَمَاَى
4. Mad Tamkin
adalah YA kasrah bertasydid bertemu
YA sukun.
Panjang bacaannya 1 Alif (2 harakat).
Contoh:
ًَ
َنَىبًَيًٌََ ٍََى-ََيََ–َ َيحَيًٌٍَََيػَتََيٍَم
َي اَيٌَمَيًٌََ ٍََى
80 | IlmuTajwid Praktis
Maka cara bacanya seperti Mad
Thabi’i yakni panjang bacaannya 1 Alif
(2 harakat).
Contoh:
ًَ ًًََ ًَ ًًََ
ًَ ََََهًَََخَبًَيػَرََب
َصٍََيػََهر لَىوََيَ–َبوََ–َاَنَوََيَبعَبََىادَ َى ٍَ َه َى
- Mad Shilah Thowilah (termasuk cabang
Mad Far’i)
adalah Ha dhomir yang dibaca
panjang yang sebelumnya ada huruf
hidup bertemu huruf Hamzah
(bentuknya Alif) dalam kalimat yang
terpisah.
Maka cara bacanya seperti Mad Jaiz
Munfashil.
Contoh:
َََاَََلَىوََيَاَى ٍَخَلَى َىدَهََيَ–َ ًَعٍَنَ َىدَهََيَاًَََََالََ ًِبًََ ٍذَنًًَََو
ظَىٍَهًََرًَهََاًََََفََ–َاَىفَ َىَم
B. Mad Far’i
Mad Far’i dibagi menjadi 13, antara lain:
1. Mad Wajib Muttashil
Adalah Mad Thabi’i bertemu dengan
Hamzah dalam satu kalimah (kata).
KETERANGAN PENTING:
Bahwa kesimpulan dari Mad Shilah
adalah huruf Ha dhomir itu dibaca panjang
apabila terletak di antara dua huruf hidup.
82 | IlmuTajwid Praktis
Namun, ada beberapa kasus yang perlu
diperhatikan.
Ha dhomir tidak dibaca panjang (2
harakat), jika salah satu huruf sebelum
atau sesudahnya sukun.
Contoh:
َ. َ
َ َ َ َ
َ
ًَ ًَ
َََ تََبػَيًٌََنََىَ َه
.ََات –َفٍََيَوََآََايَ َه
َى َى
Contoh lain: sesudahnya
ٍَ َََََ ًٌَدَيٍََ َينََ–َإًَنَوََي
ََاْلََىَق أٍَََكىَتىػٍََهَ ًَو ٍَمََبًًََوََال
َََرٍََكَ َيحََ–َلَىوََيَال
Ha dhomir tidak dibaca panjang,
walaupun terletak di antara dua huruf
hidup.
84 | IlmuTajwid Praktis
4. Mad ‘Aridl Lissukun
Adalah Mad Thabi’i bertemu huruf
hidup dibaca waqaf.
Panjang bacaannya ada 3 cara, al-Qashr
(singkat), al-Tawassath (sedang), dan al-
Isyba’ (panjang). Dengan kata lain
panjangnya boleh dibaca 1/2/3 Alif (2/4/6
harakat). Sejogyanya dipraktekkan secara
konsisten (tidak berubah-ubah).
Contoh:
○َََ
َار
ٍَ ََََ ََلَىغََىف
َار
َََلَىغََىفَ ه-ََ○َََىشَ يكٍََوَهَرََ َ َىشَ يكٍََوٍََر
Adapun Mad ‘Aridl Lissukun dibagi
menjadi 7 macam bentuk:
- Mad ‘Aridl Lissukun Muthlaq
Contoh:
ًَََََحٍََيًََم
َالَر-َََََ–َنػَيٍَوََير
َنػَى َىهَ َه
ار
- Mad Lin ‘Aridl Lissukun
Contoh:
ََ َىخٍََيػََىر-ََت
تََ–َبػََىٍَيَ َى
َىمٍََوَ َى
86 | IlmuTajwid Praktis
5. Mad Lin
Adalah fathah diikuti Wawu sukun/Ya
sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf.
Panjang bacaannya adalah 1/2/3 Alif
(2/4/6 harakat)
Contoh:
○ َؼََ○َ–َاًََلَىٍَيًََوََ َاًََلَىٍَيٍََو
ٍَ َؼََ َ َىخٍََو
َىخَ ٍَوَ َه
6. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Adalah Mad Thabi’i bertemu Tasydid
dalam satu kalimah (kata).
Panjang bacaanya 3 Alif (6 harakat).
Contoh:
َََيََ–َاَىَيُتََىآَجٍََوًٌََِن ًَ كَىالََال
َََضََآَلٌَ ٍََى َى
88 | IlmuTajwid Praktis
Contoh:
َيس
َSin-nya pada kalimat
90 | IlmuTajwid Praktis
BAB XII
TANDA WAQAF
92 | IlmuTajwid Praktis
memberi arti yang sempurna dan
menghindari pemaknaan yang keliru.
Selain itu supaya tidak melakukan kekeli-
ruan dalam pemberhentian suatu kata ketika
membaca Al-Qur’an yang berkaitan dengan pe-
maknaan, sejogyanya setiap pembaca berusaha
mengetahui arti dari setiap kata dalam Al-
Qur’an itu dengan belajar.
Adapun pembagian waqaf ada 4 macam:
1. الوقفَالتاـ
Waqaf Taam (waqaf yang sempurna) adalah
berhenti pada ayat yang tidak ada hubungan
dengan ayat sesudahnya, baik secara lafadz
maupun arti.
Misalnya ketika waqaf di setiap ujung ayat.
Salah satunya seperti waqaf pada ayat sebagai
berikut: QS. al-Baqarah (2): 5 – 6.
2. الوقفَالكاِف
Waqaf Khafiy (waqaf yang cukup) adalah
berhenti pada ayat yang tidak ada hubungan
94 | IlmuTajwid Praktis
dengan ayat sesudahnya dalam lafadz, namun
masih ada hubungannya dalam arti.
Misal dalam QS. An-Naml [27]: 34
3. الوقفَاْلسن
Waqaf Hasan (waqaf yang baik) adalah
berhenti pada perkataan yang masih ada
hubungannya dengan perkataan sesudahnya
baik dalam lafadz maupun arti.
ََََََََ
96 | IlmuTajwid Praktis
4. الوقفَالقبيح
Waqaf Qabih (waqaf yang jelek) adalah
berhenti pada perkataan yang ada
hubungannya dengan perkataan berikutnya
baik secara lafadz dan arti, sehingga
menimbulkan kesan arti yang tidak baik
bahkan merusak makna ayat.
PERHATIKAN!!!!
Berikut ini akan diberikan beberapa ayat al-
Quran terkait pemberhentian yang bisa menjadi
waqaf Qobih.
98 | IlmuTajwid Praktis
QS. an-Nisa (4): 43
َََََََََََ َ
“Maka berpalinglah kamu dari mereka.
(ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat)
menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan
(hari pembalasan).”
Maka waqaf pada kata (َ ) َ َىعٍَنػَ َيهٍَََم adalah
lazim (harus berhenti), karena ketika
pembacaan disambung sampai kata (َ َيػََىٍَوََىَـ )
Perhatikan!!
Adapun berikut adalah contoh permulaan
pembacaan ayat yang tidak diperbolehkan,
karena dapat menyebabkan rusaknya makna
ayat.
QS. al-Maidah (5) : 64
َ)َََ......)
َ)ََََ........)
)َََ......)
ًَ ًَ يػَوًََـََال
َنَى ٍَسَتََىعَ ٍََي-َ○َََََ ٌدَيٍََ ًن
○ََي ٍََى
3. Waqaf Isymam :
Mewaqafkan dengan memoncongkan
kedua bibir sesudah membaca sukun huruf
akhir.
Harakat yang bisa diwaqafkan Isymam
adalah Dlummah.
○ََي ًَ
نَى ٍَسَتََىعَ ٍََي
C. TANDA SHIFIR
- Shifir Mustadir )(صفر مستدير
Shifir Mustadir adalah bulatan kecil yang
berada di atas huruf yang menunjukkan bahwa
huruf tersebut tidak boleh dibaca panjang
ketika waqaf maupun washal.
Tanda tersebut terdapat pada ayat – ayat
bercetak merah dibawah ini:
1. QS. Yusuf (12): 87
E. IMALAH
Imalah adalah membaca huruf yang berha-
rakat fathah dimiringkan ke harakat kasrah.
Dalam Al-Qur’an hanya ada pada surat
berikut:
1. QS. Hud (11): 41
G. TASHIL
Tashil adalah cara membaca hamzah yang
kedua dengan suara ringan.
Dalam al-Qur’an hanya ada pada surat
berikut:
1. QS. Fusshilat (41): 44
H. NAQL
Naql adalah memindahkan harakat
hamzah ke dalam huruf sukun sebelumnya.
Dalam al-Qur’an hanya ada pada surat
berikut:
1. QS. al - Hujurat (49): 11
ََََضَ َعف.َعف
ضَ َ ََََ َي
َََََ○ ََ َي
َََضَعفا.َعف
َضَ َ ََََ َى.َعف
ضَ َ ََََ َى
َى
َََََََضَعفا.
َََََََََ ََ َي
Shad yang ada Sin kecil
- Shad yang harus dibaca Sin yaitu:
QS. al-Baqarah (2): 245
Tahqiq ( )التحقيق:
Maksudnya membaca dengan sangat pelan.
Tadwir/Tawasuth ( َ التدكير/)التوسط:
Maksudnya membaca dengan
pelan/sedang.
Hadr ()اْلدر
Maksudnya membaca dengan cepat.
JENIS MENGHAFAL
Adapun jenis menghafal Al-Qur’an adalah:
1. Dengan cara membaca
2. Dengan cara menulis
3. Dengan cara mendengar bacaan para
qurro.
TAHAP PERSIAPAN
Memulai menghafal.
Misalnya kita menghafalkan sebuah surah
dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 2 ayat. Bagi
saja surah tersebut menjadi dua bagian, masing-
masing 1 ayat.
َََىكََيىَ َندَلََ
اَكَ َنػَيٍَوََنرَاَ ًََََََىمَ َنام
َََََى َاجَ َىعَ ٍلَوََيَلَىنََىاََا َََحَََىٍنََىاَ ًَ
ََ ًَِبلٍَ يقٍََرََآفَ ََىكَ ََ ٍَ اَىللَََ َيهَمَ ٍَ
َار
ٍَََحََىةَنَ.
َىكَ َىَر
َََسَ ًَمٍََيَ َيعَ َاََلٍََىعَلًٍَََيَ َيمَََ. تَ َال ََنََاَاًَََتىػَ ىقَبَ ٍَلَ ًََم اَىللَََ َيهَمَ َىَر
َكَ َاَىنٍَ َى َََنَ َى ََبػَنََىاَ اَايَ َىَر
ََبػَنََىََ َى
ًَََََحٍََيَ َيمََََ.ىكٍََاىَ ًَدًََنََ ابََالَر كَتَبَََعَلَىيػَنَََاَايََم ًَ
َََتػََوَ َي تََال َكََاَىنٍَ َى ٍَََوَىالَ َىَنََاََنَ َى َى ي ٍَ َى ٍََى َى َى
ًَ َاْلَ ًَقَََكاًَََىىلََطَىًَريَ َوقََم ًَ كَاىَ ًَدََنَََكَكَفًٌٍََقَنَاَاًَ
َخٍَتَ ًمََ ََ ٍَسَتََىقٍََيَ ومَََ.بًَبَىػََىرَىكَةََ َى ٍَ َي َََ َىىلَََ ٍََى ٌَ َى َى ٍَ َى َىَى َى
ًَ آفََاََلٍَعَ ًَظَيَ ًمَ ََ ًَ ًَ ًَ
كََاََلٍَ ىكَ ًرًٍَََْيَََ.كَََىَكََىرَ َيسٍََولَ َى َحَبًٍََيَبًَ َى َ.كَِبََيٍَرََىمَةََ َىاَلٍَ يقٍََرََ َى ٍَ َى
ََذَينَيوَبػََىنََىاََََََاَ ٍغًََفٍََرلَىنََىاَ
َ.ك َاَايََرًَ
ََحٍََيَ َهمَ َى َعَنََََى َى فَ َ َى َََ ٍَاعَ َي َاَايَ َ ىكًََرٍَْيََه َىَك
َعَنَََ َى فَ َ َى َىكَ ٍَاعَ َي
يَََ. ًًََ كََََيََاَى ٍكَرَـٍََََ ًَ ضَلًََ َى ًَ بًَىفَ ٍَ
ََ َىَيََاَىٍَرَ َىحَ َىمََاََلٍََىرَاحَ ٍََى
يَ َىَكَاالَى ٍكََىرَمَ ٍََى كَََىَكَىكََىرَمَ َى َى َىَى
2
Doa khotmil qur’an yang telah diajarkan oleh
guru penulis, alm. KH. M. Ilyas Ahmad Jaza dari
Simbang Kulon, Pekalongan.
Catatan :
Makhroj huruf ضadalah pertemuan antara
sisi lidah dengan sepanjang gigi geraham atas.
1. َََكَجَ َىد
ََمَنَََجَد
َى ٍَ َى َى َى
Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah
ia.
2. ََصَبػَرََظَىًَفَر
مَنََ َى
َى َى ٍَ َىَى
Barang siapa sabar beruntunglah ia.
3. َصَل ًَ ََََد
َرَبَََكَ َى
َى َى ٍَ َعََلىََال
َََ َى
َىمَنَََسَار
َى ٍَ َى َى
Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah
ia
ًَ ََصَ ٍدَقَيوََقَى َلَََص
4. دَيٍَػَ يقَوََي ًَ
مَنََقَى َلََ َي َى ٍَ َى
Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya,
sedikit pulalah temannya.
8. ََعَمَ َول ًَ
َعََلىََ يكَ ًَلََ َى
َى ٌَ َى يََ َى
الََصٍََبػَرََيََعَ ٍََي
َي َي
Kesabaran itu menolong segala pekerjaan.
9. ََعَاَ ًَرفَنا ًَ
ٍَ ٍَ جَ ًَر
بَََكَالَىحَ ٍظََتَى يكَنََ َى
َى ٌَ َى
Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi
orang yang tahu.
ًَ ََََََح ًَ ََنََامل
ًٍَََََلَمَ ًََم
10. َد ٍَ ٍََََهَدََإًَىلََالل
َى َى َى َى
ًَ اَيطٍَلَي
بََالع
Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang
kubur.
ًَ ََََ ًَ بػَيَضَةََال
11. َد ََجََاجًََةََالغَى
َد
َه ٍَ َى َىَخٍََيػَرَ ًََم
ََنَ َى َََيػَوَـََ َىٍَ َى ي
ٍََى َى
Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok
hari.
13. ََََسَلًٍَََيًََم
سَ ٍٍََـَال ًَ َََََسَلًٍَََيَم
ًَ ًَََيفََََاجل َََ ٍقَلََال
الع
َى
َي َي
Akal yang sehat itu terletak pada badan yang
sehat.
19. َت
ٍَ َض
ََ َى لَىنََتىػَرًََجَعََاََألَىايََيـََال
ََََ ًيتََم
َى ٍَ ٍَ َى
Tidak akan kembali hari-hari yang telah
berlalu.
22. ًَ َََأَىَسََاسََالن
ََََََََجََاح
َى اد ًٌَََ َ
االُتََى َي
َى َي
23. ََعًٍَََيَنَاَن
َي ٍَ َى َُتَتََىًَقَرَ ًََم
ََسَ ًَكٍََيػَنََنََاَكَيكَنََلَىوََيَم
ٍَ ٍَ ٍَالَىَ َى
Jangan engkau menghina orang miskin
bahkan jadilah penolong baginya.
ًَ َؼََ ًِبَألَ َىَدىَ ًَبََالَىَ ًِبَلنَََس
24. َب الََشََرَ َي
َى َى
Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi
pekerti) bukan dengan keturunan.
ًَ ًٌََََََََس
25. َاف َحَ ٍفَ ًَظََالل
ًَ َََيف ًَ ََسََلَىمَةَيَاََ ًَإلنٍَس
ًَ ََاف
َى َى َى َى
Keselamatan manusia itu dalam menjaga
lidahnya (perkataannya).
ًٌََََََسَيَاَى ي
28. َف ًٍَََلًََمَالن
ٍَ آَفَىةَيَاََلع
29. ََََسَبًٍََيَل
ضَحََال
ٍَََََزََيـَََكَ َى
َالع
صَ َىدَ َىؽَ َى
إًَذَىاَََ َى
َي َى َى
Jika benar kemauannya niscaya terbukalah
jalannya.
31. ََاس
َََََ
كََالن ًَ أَى
َي صَلَي ٍَحََلَى َى
ٍَ ََكََي
َصَلَ ٍَحََنػَى ٍفَسَ َى
َى َى ٍَ
Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-
orang lain akan baik padamu.
ٍ فَى ًٌَكَرََقىػٍََبَلََأَى
32. َفََتىػٍََعَ ًَزَىـ
َى ٍَ
Berpikirlah dahulu sebelum kamu
berkemauan (merencanakan).
ًَ مَنَََعَرَؼََبػَعَدََال
ٍَ َََََسَ ىفَ ًرََا
33. َسَتَىػَ َىعَد َى َى ٍَ َى
َى ٍَ َى َي
Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-
siaplah ia.
41. ََةَي
َدَام ََََجَلَىًَةََالن
ََََ َى
َى َََسََلَىمَةَيََكَ ًَيفَ َى
َالع
َى ًٌَََََََأَى
َِنََال
َى َى ًَيفََالت
Di dalam hati-hati itu adanya keselamatan,
dan di dalam tergesa-gesa itu adanya
penyesalan.
42. َََسََلَىمَةَي
ًَ
ََةَيََكََىثٍَرَةَيَََاْلٍََزَـََال
َدَام َََتػَ ٍفَ ًَريٍَ ًَطََالن
َى َى َى َى َى ََََ َى ثَََىٍرَةَيَال
َى
Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan
buah cermat itu keselamatan.
ًَ ٍَََََشَ ًري
43. َف َخَلَيًَقََال فَ ًََم
ََنََ َي ًَ َالََ ًرَفٍَقََ ًِبَلَضََعًٍَََي
ٍَ َي ٌَ
Berlemah lembut kepada orang yang lemah
itu, adalah suatu perangai orang yang mulia
(terhormat).
47. َكََلَىَيـ
َََ ى
ََََ ٍقَلََقَى َلََال
َالع إًَ ىذََََى
اَّتَ َى
َي
Apabila akal seseorang telah sempurna maka
sedikitlah bicaranya.
َََبََبًَََقَيََبَََلَىَأَىَخ
48. َو
ىَ َى َى َخَاَََبًََلَىَ َى
َعٍََيَ َو مَنََطَىلَىبََأَى َن َى ٍَ َى
Barang siapa mencari teman yang tidak
bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai
teman.
َىخٍََيػَرََاََألََميَوًَرََأٍَََك
51. َىَسَاَطَيَىهَا
َى ٍََي َي
Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya
(yang sedang saja).
52. ََ
َََ ىقَ َهاـ َى اؿَََكلًََ يكَ ًَلََم
ََ ىقَََواؿََم َى ٌَ َى ََ ىقََ َه
َََم
َى لًََ يكَ ًَلََم
ََ ىقَ َواـ
ٌَ َى
Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat,
dan pada setiap kata ada tempatnya yang
tepat.
ٍَََََيَبََلًَََمَنََ ىكَاَ ى
54. ََف
ٍَ َي َى ٍَََََيَبََلًَََمَنََ ىكَاَ ىفََفَىًَقٍََيػَرَاَب
َََ ًَلَ َى
َالع َن َى ٍَ َي َى َالع
لَىٍَيَسَ َى
َى
َىًَِبٍََيََلَن
صَرَََكَالَىََايَبًَسَاَََفىػَتََي ى
62. َكَسَر
َى ََطٍَبَاَنَفىػَتَيػٍََعَ َى
ىَ ىَ َى َن الَىَتَى يكَنََر ٍَ َى
Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga
kamu akan diperas, dan janganlah kamu
bersikap keras, sehingga kamu akan
dipatahkan.
66. َىىَن
َََََ
ََاََت
ََنَ َىؿََم
َى َ ََتَى
َنََ َى مَنَََى ٍَ َى
Barang siapa berhati-hati niscaya
mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan.
ًَ ًٍَََََََلَمَََكلَىو
67. ََِبَلَصٍََي ًَ اَيطٍَلَي
بََالع
ٍَ َى َى
Carilah/tuntutlah ilmu walaupun di negeri
Cina.
70. َيفََلَىذَةََوَتىػٍََعًََقَبََنَىَىدَمَاَن
ًَ َََخٍََيػَر
الَىَ َى
َي َى
Tidak ada baiknya sesuatu keenakan yang
diiringi (oleh) penyesalan.
ًَ ٍََالوَق ًَ ًَ ًَ
71. َت ََََف
َى ٍَ ََََََمَ ًَلََيػَوَفٌَرََن
صَ َى َالع
تىػٍَنَظٍََيَمَ َى
َيَ ىَ َيَى ي
Pengaturan pekerjaan itu menabung sebanyak
separohnya waktu.
84. َاؿ
ََنََقَىَ َى
اؿَََكَالَىَتىػٍَنَظَيرََم
ََاَََقَىَ َى
اَينٍَظَيرََم
ٍَ ٍَ َى َى ٍَ َى
85. َََسَوََيد
َاْلَسَوََيدََالَىَي
ٍََى َي ٍََى َي
Orang yang pendengki itu tidak akan menjadi
mulia.
اؿًََََِبََىوًََاَت
86. ًَََََىهَا
َى ىَمََ َي
َع
ٍَ َاَأل َى
Tiap-tiap pekerjaan itu dengan
penyelesaiannya.
87. ََََََاَ ًرََََاجلََى ًَحٍََيَ ًم
لَعََلىََالن
َىَكَالَىَأَىقٍػَََىوَ ََ َى#َ تََلًَََلًٍََفٍََرََىدٍََكَ ًَسََأَ ٍََى
ىََلَنَ َََى
ًَ
إًَهلَيَََلَى ٍَسَ َي
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga,
tapi aku tidak kuat dalam neraka.
ََََ ًَظٍََيًََم ًَ
َالع
بَ َىًَ ٍََََ َذن َََفَىًَإنَ َى#ََََلََتىػٍََوَبََىةَنََىَكاَ ٍغَفٍََرََذَينػَيٍَوَ ًَِب
َكََ ىغَاَفٍػََيرََال ًَ ََب
ٍَ َفىػَ َىه
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan
ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau
Maha Pengampun dosa yang besar.
ََايَذَاَىَاجلََىَلَىًَؿ
َلََتىػٍََوَبََىةَنَ َى
ًَ َََال
ٍَ ََََفىػَ َىه#ًٌَََََََرََىمََاؿ
ًَ ََب ىَ َىدَ ًَاد
َع ذَينػَيٍَوَ ًَِبَ ًََم
ٍَ َََثٍَ َيلََأ
َاؾ
ََ َىعََ َى
َد
بَََىَكَقَى ٍدَ َى ًَ ًََم#َََىَ َىؾ
ًَ َاَِبَلَ َذنػَيو ًَ َََََ ًَ
إًَهلَ ََ َى
ٍَ ََََََقَر َي اصَيَََأَ َىََت َالع
يَعٍََبَ َيدَ َىؾَ َى
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat
dosa telah datang kepada Mu dengan
mengakui segala dosa, dan telah memohon
kepada Mu.
ًَ ََ ََََفَىإًَ ٍفََتَىطٍَرٍََدََفَىمَنََنػَىرَج#َََىَل
َوَسََىوَ َىاؾ ًَ ٍَفَىًَإ ٍفََتىػَ ٍغًََفَرََفَىأَىن
َي َى ٍَ ٍَ َي تََلََ ىذَاَََأَ ٍََى َه
ٍَ َى
Maka jika engkau mengampuni, maka
Engkaulah ahli pengampun.
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi
aku mengharap selain kepada Engkau?
88. منَحسنَإسَلـَاملرءَتركوَماالَيعنيو
89. منَحفرَحفرةَكقعَفيو
منَأرادَالدنياَفعليوَِبلعلم
َكمنَأرادَاألخرةَفعليوَِبلعلم
كمنَارادهاَفعليوَِبلعلم
Siapa yang menginginkan dunia maka
hendaklah ia memiliki ilmu dan barangsiapa
yang menginginkan akhirat maka hendaklah
ia memiliki ilmu dan barang siapa yang
menginginkana keduanya maka hendaklah
memiliki ilmu
90. الَُتتقرَمنَدكنكَفلكلَشئَمزيو
91. لسافَاْلاؿَخريَمنَلسافَاملقاؿ
92. لنَترجعَاألايـَالىتَمضت
94. لوالَالعلمَلكافَالناسَكالبهائم
95. ليسَالغنَعنَكثرةَاملاؿَكلكنَالغنَغنَالنفس
97. املؤمنَالقومَخريَمنَاملؤمنَالضعيف
98. املرءَعدكَماَجهل
99. منَأحبَشيأَاكثرَذكره
كتابَالتجويدَالذمَألفوَفضيلةَاألستاذَاجملدَ
النابوَالصاحلَالشيخَعبدَالعزيزَبنَعبدَالفتاحَبنَ
عبدَالرحيمَالقارئَاملدرسَبكليةَالقرافَالكرْيَ
ِبجلامعةَاالسَلميةَِبملدينةَاملنورةَ
خمتصرَاألدعيةَمنَمدرسةَالعاليةَالسلفيةَ
بسمبانجَكولوفَببكالوجنافَجاكلَالوسطىَ
Pendidikan Formal :
Pendidikan Informal :
Pengalaman Berkhidmat :
--------------------
َالصَرَاطَ ََجَوََََ
ازَ َعلىَ َََ ٌَ
ََََ َ ََ
َيكوفَ َلنا
َََََ ََ ََ
َِبعانتوََ ٍَنَ َ َ
رحنمدؾَ ََايَ َىَم
َََ
أفضلَََََََكَََ َ
دَنَدمحمَخريَجميزَ
مَعلىَسيٌَََ َ ََ ََ َ ََ
ىَكنسَلٌَ ََ ََ ََ
كجمازَكنصَلٌَ ََََ
َ ََََََ
بوَالذينَاستجازكهَفأجازَكسَلٌٍََمَوَََ
جمازَكعلىَالوَكأصحاَََََ ََ َََ ََ ََََََََ َََََ
افَاْلقيقةَكَاجملازَ.
َََََ اَبلسََ َََ ََََََ َََ
ََََريَََََ َى
تسليمَاَنََكث
َ َََ
ََترجوكىَبسىَبنَ
ََََبَ َ َََ
َََََلَال
َأَنَلطفىَعدَنفَمزم
ََ ََ َََ ََ ََ َ َ َ ٌَ
كَبعد:
ََََ
كقد َقرأت َالقراف َالكرْي َِف َعمر ََ ۸۱سنة َبركايةَ
حفص َبن َسليماف َإحدل َركاايت َعاصم َابن َأىبَ
النجودَالكوِفَمنَطريقةَالشاطبيةَعلىَاالستاذَأحدَ
َعلىَََ
َالبكالوجنانَ َاََلٌَ َذلَ َقََرأَ َ ََ
َالسمبانَ ََََ َََ َ ََ
زين َعَبدَ ََللاَ َََ َ َََ
أَعلىَالشيخَََ
َََرَََ ََ ََََ ََ َََلٌَ َذلَق
االستاذَعبدَاخلالقَمشهودلَا
َ َ َََََ ََ َََ َََ َََ َ َ ََ
دمحم َصاحل َعن َكالده َالشيخ َمأموف َالبنتن َكىو َقدَ