Anda di halaman 1dari 219

1

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA NO. 19 TAHUN 2002


Pasal 72
(1). Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah),
atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).
(2). Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

2
Lutfi Adnan
Lutfi AdnanMuzammil
Muzamil

3
ILMU TAJWID PRAKTIS
Penulis:
Lutfi Adnan Muzamil

Editor
Muhammad Mulyono

Desain Isi & Cover:


Tim Fatawa Publishing

Penerbit:
FATAWA PUBLISHING
Jl. Beringin Raya KM. 02, Mega Permai I No. 8 Ngaliyan,
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Telp. (024) 024-74019660, 081326683562
Website: www.fatawa-publishing.com
Emai: fatawapublishing@gmail.com

ISBN: 978-602-0887-13-5

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No. 19 Th. 2002


All rights reserved

Cetakan Pertama, Januari 2017

iv
PENGANTAR PENULIS

Dengan menyebut nama Allah swt. yang


maha Pengasih lagi maha Penyayang yang me-
nurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk kebenar-
an bagi umat manusia. Atas rahmat Allah swt,
penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku
ini dengan sebaik-baiknya. Semoga menjadi
amal jariyah dan bermanfaat bagi penulis dan
keluarga serta seluruh pembaca. Amin.
Sebagai umat muslim telah tahu bahwa
wahyu pertama yang Allah swt. turunkan
kepada Rasulullah saw. melalui malaikat Jibril
as. adalah QS. Al-‘Ala’ [96]: 1- 5.

v
        

        

      

“(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah. (4) Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam.1 (5) Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.”

Dari ayat tersebut terdapat perintah


“Bacalah”. Banyak tafsiran tentang ayat tersebut
yang muncul di kalangan Mufasirin. Namun,
tujuan buku ini bukan untuk membahasnya.
Hanya mengambil pelajaran bahwa kita sebagai
muslim harus memiliki keseimbangan antara
penguasaan ilmu agama maupun umum. Se-

1 Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan


perantaraan tulis baca

vi
hingga sebagai umat beragama islam harus
selalu membaca, belajar, menulis dan berusaha
secara maksimal menjadi manusia alim dan
halim yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat
manusia.
Oleh karena itu, dari ayat itu pula, muncul
berbagai cabang ilmu yang telah kita saksikan
pada zaman sekarang sebagai hasil “membaca”
yang dilakukan oleh umat manusia.
Sebagai umat muslim sudah sepatutnya le-
bih unggul dari umat lainnya. Karena memiliki
kitab suci Al-Qur’an sebagai kitab suci agama
Islam yang semua cabang ilmu telah muncul
darinya.
Dengan demikian, pendidikan dan peng-
ajaran Al-Qur’an yang dilakukan sejak dini itu
penting sebagai langkah membimbing anak –
anak menjadi generasi umat yang berintelektual
tinggi berakhlak Qur’ani.
Untuk menguasai isi kandungan al-Qur’an
hingga kita bisa mengaplikasikannya dalam ke-

vii
maslahatan kehidupan secara komprehensif,
kita harus menguasai berbagai ilmu
pembelajaran al-Qur’an terlebih dahulu,
beberapa ilmu tersebut ada ilmu Tafsir, ilmu
Munasabah, ilmu Asbabul Nuzul, ilmu Mantiq,
ilmu Nahwu, ilmu Sharaf, ilmu BALAGHOH,
dan ilmu – ilmu lainnya. Hal itu akan dijadikan
dasar pemahaman serta pengamalan isi
kandungan al-Qur’an secara benar dan tepat
sesuai yang disyariatkan.
Namun, berkaitan dengan hal itu, pertama
yang harus dikuasai adalah cara membaca al-
Qur’an secara benar dan tepat. Bahkan lebih
sempurna jika seseorang itu mendapatkan
anugerah dari Allah menjadi seorang hafidz Al-
Qur’an. Kita memohon, semoga kita menjadi
ahli qur’an yang mahir, amin.
Dan oleh karena itu, sebagai salah satu
langkah dari berbagai langkah supaya mencapai
tujuan mampu membaca al-Qur’an secara tartil,
penulis memberanikan diri untuk menyusun

viii
buku saku ilmu Tajwid sebagai pegangan untuk
membaca al-Qur’an secara tartil (tentu tidak
menutup kemungkinan masih jauh dari
sempurna).
Sebagaimana firman Allah swt. QS. Al-
Muzzammil [73] : 4

   ...

“...dan bacalah Al Quran itu dengan tartil (perlahan-


lahan).”

Penyusunan buku Tajwid saku ini sengaja


disajikan secara ringkas, namun penulis
berusaha menyajikannya secara lengkap. Hal ini
dilakukan supaya mudah dibawa ke manapun
dan kapanpun. Buku ini akan mudah dipahami
karena menggunakan bahasa yang sederhana.
Bagi pembaca yang memang ingin mempelajari
ilmu Tajwid lebih mendalam, dapat pula
membaca buku – buku ilmu Tajwid yang
lengkap dan sangat detail dalam
pembahasannya.

ix
Buku saku ini disusun bukan hanya untuk
para pemula. Namun, buku ini boleh pula di-
miliki/dibaca oleh para pendidik maupun
kalangan umum, yang memang penulis kehen-
daki. Diharapkan buku ini mendapatkan koreksi
supaya menjadi lebih sempurna.
Harapannya buku ini menjadi salah satu
buku yang dapat membantu bagi mereka supaya
membaca Al-Qur’an secara “tartil” sesuai
dengan firman Allah swt. yang telah disebutkan.
Tentu dengan lantunan kalam Al-Qur’an yang
fashih serta tartil akan membuat jiwa bagi siapa
saja yang mendengarkannya yang mana mereka
selalu berusaha mengingat Allah swt., mereka
merasa akan tenang dan nyaman. Sehingga apa
yang difirmankan Allah swt. dalam QS. Ar-Ra’du
[13]: 28 akan terwujud.

        

   

x
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi ten-
teram.”

Sembah bakti penulis kepada kedua orang


tua, ayahanda Tarjuki dan ibunda Fauziyah yang
selalu mendoakan dan membimbing,
mengasuh, mendidik penulis secara sabar,
ikhlas, dan semangat. Dari masa dalam
kandungan hingga penulis bisa menghirup
udara dunia yang pertama kalinya. Bersama
dengan nenek Caskinah, ibu dan ayah
mengajarkan penulis berjalan, berlari, hingga
anak kalian mejadi dewasa. Bahkan penulis bisa
menyelesaikan pendidikan S.1 dengan predikat
caumlade. Sungguh hal itu bisa terjadi, karena
dibantu pelantara doa dan usaha dari kalian
yang tak kenal lelah, siang malam, jungkir balik,
bahkan kesedihan yang kalian lalui tidak pernah
tampak di wajah, namun kalian selalu menjadi
“malaikat” bagi anak – anak kalian.

xi
Terlalu banyak kebaikan yang diberikan.
Kasih sayang kalian sepanjang masa, tak mampu
penulis balas dengan apapun. Hanya lantunan
doa dan tekad penulis untuk senantiasa menjadi
anak yang sholeh, berbakti, dan menjadi
banggaan orang tua. Semoga ayah, ibu, dan
nenek selalu diberi kesehatan jasmani dan
rohani. Terpenting diberi kekuatan Iman dan
Islam hingga kami semua menghadap sang
Pencipta dalam keadaan khusnul khotimah.
Tidak ketinggalan kepada kedua orang tua,
penulis selalu mohon ridho dan doa restu,
semoga penulis selalu mendapatkan kemudahan
untuk menyelesaikan studi S2 ini dan bisa
segera melanjutkan studi S3 hingga penulis
mampu menjadi profesor yang alim, halim,
sholih, dan menjadi panutan umat yang adil
bijaksana. Amin
Kepada adik pertama penulis, Muhammad
Mulyono yang sedang studi S1 – S2 di
Universitas Al-Ahqaf – Yaman. Dalam kesibukan

xii
aktivitasnya tetap meluangkan waktu memberi
saran, kritik bahkan nasehat kepada kakaknya
walau lewat facebook atau whatapps.
Terimakasih adikku tercinta, engkaulah inspirasi
mas. Semoga mas bisa studi dan menunaikan
ibadah haji menyusul adik di tanah Makkah.
Semoga adik diterima menjadi pembimbing
haji. Amin. Tak ketinggalan mas berdoa untuk
mu, adikku sayang. Semoga segera selesai
studinya dan menjadi manusia sholeh, sukses,
dan selamat dunia akhirat.
Kepada adik kedua penulis, Fitri Mulya Sari
yang sedang menyelesaikan studi di kota Jambi,
semoga adik bisa berhasil melanjutkan studinya
sesuai apa yang diinginkan adik. Dan mas
menyampaikan terimakasih banyak telah
mendoakan mas. Semoga adik menjadi anak
sholehah, sukses, dan selamat dunia akhirat.
Terimakasih banyak kepada adik ketiga
penulis, almarhumah Nurul Hidayah. Mohon
maaf mas belum sempat memberi kebahagiaan

xiii
adik secara utuh. Dan atas takdir yang maha
kuasa kita berpisah di antara dua alam yang
berbeda. Hanya doa di setiap saat. Semoga adik
mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Kepada adik Ilmi Hanifah sekeluarga,
terimakasih atas semua jasa-jasa kebaikannya.
Maka kita mengangkat tangan dan memohon
kepada Allah secara tawadhu’ semoga kita
semua menjadi keluarga yang sakinah mawadah
warahmah muthma’innah.
Dan dalam ketawadhuan penulis
memohon pada Allah swt., Rabb semesta alam
ampunilah dosa-dosa hamba sekeluarga.
Mudahkanlah kami untuk menunaikan hak dan
kewajiban hablumminnas dan hablumminallah.
Jadikanlah kami sehat, kuat jasmani dan rohani
untuk tetap bersyukur dan bersabar atas segala
kenikmatan dan ujian hidup. Jadikanlah kami
sekeluarga hidup bahagia. Yang terakhir,
wafatkanlah kami dalam keadaan khusnul

xiv
khotimah hingga kami berkumpul dalam surga
Ilahi Robbiy. Amin Amin Amin.
Hanya doa Jazakumullah Khoiron Katsiron
Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza kepada semua
guru-guru, kyai-kyai penulis dari pendidikan
RA, SMP, MTs, MA hingga Peguruan Tinggi.
Guru – guru penulis yang telah mengajari ilmu
agama mulai di TPQ al-Hasyimiyah Kradenan
Pekalongan. Di sanalah, pertama kalinya penulis
mengetahui ilmu Tajwid, terimakasih kepada
ibu ustadzah Mufaqiroh dan semua pendidik di
sana. Dan di Madrasah Diniyah Simbang kulon,
Pekalongan.
Kemudian penulis menimba ilmu agama di
pesantren modern SMP Al-Islah Kraton,
Pekalongan dengan pengasuh KH. Shohibul
Imdad. MA nyantri di Islamic Boarding School
Simbang Kulon, Pekalongan dengan pengasuh
Dr. KH. Muslih Khudori, M.S.I. Di sana penulis
mendapatkan ilmu Tajwid lebih dalam dari KH.
Abdurrahman Thohuri. Belajar al-Qur’an

xv
kepada KH. Muhammad Ilyas Ahmad Jaza
(alm). Dan penulis mendapatkan sanad qiroatil
qur’an Bin Nadhor dari Kyai Zein Abdullah
(alm).
Selanjutnya ketika penulis studi S.1 nyantri
di pondok pesantren Life Skill Daarun Najaah
Ngaliyan, Semarang dengan pengasuh Dr. KH.
Ahmad Izzuddin, M.Ag yang telah banyak
mengajari penulis ilmu kehidupan. Jasa-jasa
guru - guru tidak akan pernah penulis lupakan.
Hanya lantunan doa jazakumullah khoiron
katsiron jazakumullah ahsanal jazza.
Dan penulis selalu mohon doa restu kepada
Para Kyai, guru, dosen, dan seluruh sahabat dan
kawan semoga penulis menjadi manusia sholeh,
sukses, bahagia, selamat, dan manfaat bagi
kehidupan dunia dan akhirat. Amin.
Terimakasih kepada “orangtua” penulis
ayah dr. Indra Maryunif, MARS dan ibu Yasmin
Kania Dewi, S.S yang turut memberi semangat
dan dukungan baik secara moril maupun

xvi
materiil beserta adik M. Ghifari Khalif,
terimakasih ya.... yang bersedia meminjamkan
buku pelengkap sebagai referensi dalam
penyusunan buku saku Tajwid ini. Dan
terimakasih atas dukungan bagi Penulis dalam
proses studi S2 ini. Penulis hanya bisa berdoa
Jazakumullah Khoiron Katsiron Jazakumullah
Ahsanal Jaza. Dan semoga ayah, ibu, dan adik
segera menjadi panutan umat manusia yang
baik dan kalian menjadi keluarga yang selalu
barokah, bahagia, selamat dunia dan akhirat.
Terimakasih kepada kang Muhammad Arif
Yusuf dan kang Muhammad Mufarijal Hammi
di Kradenan, pekalongan yang telah membantu
penulis mengirimkan salah satu referensi buku
Tajwid. Dan terimakasih pula kepada semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Sebuah doa dengan tulus ikhlas,
semoga semua yang pernah berjasa bagi penulis
selalu diberi balasan terbaik oleh Allah swt.
Harapan penulis, buku saku Tajwid ini bisa

xvii
menarik untuk dibaca dan dipelajari, serta
bermanfaat dunia hingga akhirat. Amin
Selanjutnya buku saku Tajwid ini merupa-
kan kado spesial untuk Ibunda Fauziyah sebagai
seorang ibu bagi penulis yang sangat tabah dan
sayang. Ayahanda Tarjuki sebagai ayah bagi pe-
nulis yang sangat tegas dan disiplin dalam men-
didik anak-anaknya. Sebagai kejutan spesial
buat adik-adik penulis, Moh. Mulyono, Lc. Fitri
Mulya Sari, almh. Nurul Hidayah dan ibu
Yasmin, ayah Indra serta adik Khalif. Semoga
kita menjadi keluarga yang sholih/sholihah,
sukses, barokah, bahagia dan selamat selama di
dunia maupun di akhirat.
Pada akhirnya, tidak ada kata yang pantas
penulis ucapkan melainkan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya. Penulis sadar buku saku
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari para ahli maupun pem-
baca yang bersifat membangun selalu
diharapkan guna perbaikan buku ini. Semoga

xviii
bermanfaat. (Adapun saran/kritik dapat dikirim
via email).

Bogor, 16 Januari 2016/


5 Rabiul Akhir 1437 H

Lutfi Adnan Muzamil FT

xix
KATA PENGANTAR
(Pimpinan Umum Pondok
Pesantren Life Skill Daarun
Najaah Semarang)

Ilmu Tajwid merupakan ilmu yang harus


dikuasai oleh siapa saja yang belajar Al-Qur’an.
Karena, ilmu tajwid adalah ilmu yang mem-
pelajari bagaimana cara membaca Al-Qur’an
secara baik dan benar (baca : tartil). Dalam ilmu
tajwid akan dipelajari tentang cara baca maupun
makhroj tiap hurufnya.
Mengenai hukum mempelajari ilmu tajwid
adalah fardlu kifayah. Artinya jika ada walaupun
satu orang dari suatu kampung telah mem-
pelajarinya, maka gugurlah kewajiban bagi
yanng lainnya. Namun perlu digarisbawahi,
bahwa membaca Al-Qur’an harus secara tartil.

xx
Sebagaimana firman Allah swt. QS. Al-
Muzzammil [73]: 4

   ...

“... dan bacalah Al-Qur‟an itu dengan tartil (perlahan-


lahan).”

Maka dari itu, mempelajari ilmu Tajwid


menjadi suatu keharusan bagi setiap individu
muslim. Dan memang belajar membaca al-
Quran dan mempelajari ilmu Tajwid dapat
menggunakan berbagai cara/metode yang sesuai
dengan keadaan pendidik maupun anak
didiknya.
Dan pada kesempatan ini, telah terbit buku
saku tajwid yang oleh penulisnya mencoba
menyajikannya dengan bahasa yang sederhana,
singkat, dan mudah dipahami. Hal ini, menjadi
jawaban atas kesulitan yang dialami para anak
didik TPQ/TPA di manapun tempatnya.
Saya mengatakan bahwa penulis buku ini
pun sudi menerima saran dan koreksi kepada

xxi
para pembaca. Harapan penulis, supaya kita
selaku guru Al-Qur’an khususnya, mampu
bersama-sama menciptakan metode pengajaran
ilmu Tajwid yang baik.
Dengan demikian, memiliki buku ini meru-
pakan salah satu langkah untuk memperbanyak
bacaan ilmu Tajwid dan memperkaya metode
mengajaran ilmu Tajwid yang tengah
dibutuhkan bagi mereka yang ingin menguasai
ilmu Tajwid. Semoga kita memiliki lisan yang
fasih yang mampu membaca al-Quran secara
tartil. Dan kita menjadi Ahlul Quran Wa
Ahlullah.
Semarang, Janurai 2017

KH. DR. Ahmad Izzuddin, M.Ag

xxii
DAFTAR ISI

Pengantar Penulis — v
Kata Pengantar — xx
Daftar Isi — xxiii

Bab I : Urgensi Ilmu Tajwid – 1


A. Keutamaan Membaca Al-Qur’an- 4
B. Adab Baca al-Qur’an – 11
C. Hukum Isti’adzah & Basmalah–16
D. Cara Membaca Isti’adzah,
Basmalah, dan Awal Surat – 18
E. Cara Menyambung Dua Surat – 20
F. Doa & Bacaan Pada Ayat Atau
Akhir Ayat Surat – 21
G. Menjelang Khataman Qur’an – 25
H. Ayat Sajdah – 26
I. Makhroj dan Sifat Huruf – 27
J. Macam-macam Kesalahan - 44

xxiii
Bab II : Hukum Mim dan Nun Bertasydid– 49
Bab III: Perbedaan Nun Sukun & Tanwin – 50
Bab IV : Hukum Nun Sukun & Tanwin – 51
A. Idgham Bighunnah – 51
B. Idgham Bilaghunnah – 52
C. Izhhar Mutlaq – 53
D. Iqlab – 53
E. Izhhar Halqi – 54
F. Ikhfa’ Haqiqi – 55
BAB V : Hukum Mim Sukun – 57
A. Idgham Mitslain – 57
B. Ikhfa’ Syafawi – 58
C. Izhhar Syafawi – 58
BAB VI : Hukum Idgham – 60
A. Idgham Mutamatsilain – 60
B. Idgham Mutajanisain – 61
C. Idgham Mutaqarriban – 62
BAB VII : Hukum Qalqalah – 64
BAB VIII : Hukum Alif Lam– 66
BAB IX : Lafadz Allah – 69

xxiv
BAB X : Hukum Huruf Isti’la’ dan Huruf Ra – 71
BAB XI : Hukum Mad – 78
A. Mad Ashliy – 78
1. Mad Thobi’iy – 78
2. Mad Thobi’iy Harfiy – 79
3. Mad ‘Iwadh – 79
4. Mad Tamkin – 79
5. Mad Badal – 80
6. Mad Shilah Qoshiroh – 80
B. Mad Far’iy – 81
1. Mad Wajib Muttashil – 81
2. Mad Jaiz Munfashil – 82
3. Mad Shilah Thowilah – 82
4. Mad ‘Aridh Lissukun – 85
5. Mad Lin – 87
6. Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi – 87
7. Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi – 87
8. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi – 88

xxv
9. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi – 88
10. Mad Farq – 90
BAB XII : Tanda Waqaf – 91
BAB XIII : Bacaan Gharib – 112
BAB XIV : Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an 133
BAB XV : Doa – 153
Lampiran Peta Makhroj – 160
Lampiran Tabel Sifat Huruf – 161
99 Kata – kata Hikmah Bahasa Arab – 162

DAFTAR PUSTAKA – 183


TENTANG PENULIS – 185

xxvi
BAB I
URGENSI ILMU TAJWID

B
erdasarkan QS. Al-Muzzammil [73]: 4
bahwa kita diperintahkan membaca Al-
Qur’an secara tartil, sedang ilmu yang
mempelajari bagaimana seseorang bisa
membaca Al-Qur’an secara tartil adalah ilmu
Tajwid. Sehingga mempelajarinya adalah keha-
rusan bagi tiap individu yang sangat urgen/pen-
ting.
Karena Imam Ibnu Al-Jazari dalam Muqad-
dimah kitabnya mengatakan dalam bentuk syair
yang artinya:
“Membaca Al-Qur‟an dengan Tajwid hukumnya wajib.
Siapa yang tidak membetulkan bacan Al-Qur‟annya itu
berdosa”.

Urgensi Ilmu Tajwid | 1


“Karena Allah menurunkannya dengan Tajwid. Dan de-
mikianlah Al-Qur‟an dari-Nya sampai kepada kita”.

Sebelum membahas tentang keutamaan


membaca Al-Qur’an. Dijelaskan tentang definisi,
hukum, keutamaan serta tujuan mempelajari
ilmu Tajwid. (Diambil dari buku Bimbingan
Tahsin dan Tajwid Al-Qur’an Utsmani Jilid 3
karya KH. Efendi Anwar)

1. Definisi Tajwid
Secara Bahasa adalah Tahsin/memperbaiki.
Secara Istilah adalah membaca Al-Qur’an
dengan benar sebagaimana bacaan Rasulullah
saw. dan para sahabatnya ra. dengan cara
mengeluarkan huruf dari makhraj-nya,
memenuhi sifatnya dan memperhatikan hukum
bacaan.

2 | IlmuTajwid Praktis
2. Hukum Tajwid
Hukum mempraktekkannya adalah Fardhu
‘Ain bagi setiap muslim adapun hukum mempe-
lajari teorinya adalah Fardhu Kifayah.

3. Keutamaan Tajwid
Adapun fadhilah mempelajari ilmu Tajwid
adalah:
- Memberi syafa’at pada hari kiamat
- Merupakan amal terbaik
- Mendapatkan derajat yang tinggi
- Mendapatkan sakinah dan rahmat
- Mendapat sebaik-baik anugerah Allah
swt. dan sebagainya.

4. Tujuan Tajwid
Tujuan mempelajari ilmu Tajwid yakni
Menjaga lidah agar tidak salah ketika membaca
Al-Qur’an.

Urgensi Ilmu Tajwid | 3


A. Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Sedangkan mereka yang membaca al-
Quran secara tartil, lalu memahaminya, dan se-
lanjutnya mengamalkannya maka atas izin Allah
mereka akan mendapatkan keutamaan sebagai
berikut:
1. Sebaik-baik manusia yang mempelajari dan
mengajarkan Al-Qur’an. “Sebaik-baik kalian
adalah siapa yang mempelajari Al-Qur’an
dan mengamalkannya.”(HR. Bukhari)
2. Pahala membaca Al-Qur’an. “Siapa saja
membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-
Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan
satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh
kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi).
3. Keutaman membaca Al-Qur’an, menghafal-
nya dan pandai membacanya.
“Perumpamaan orang yang membaca Al-
Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama
para malaikat yang suci dan mulia, sedang
perumpamaan orang yang membaca Al-
Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya

4 | IlmuTajwid Praktis
meskipun hal itu sulit baginya maka baginya
dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih).
4. Pahala bagi orang yang anaknya mempe-
lajari Al-Qur’an. “Siapa saja membaca Al-
Qur’an, mempelajarinya dan
mengamalkannya, maka dipakaikan kepada
kedua orang tuanya pada hari kiamat
mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan
sinar matahari, dan dikenakan pada kedua
orang tuanya dua perhiasan yang nilainya
tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun
bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda
kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘karena
anakmu telah membawa Al-Qur’an.” (HR.
Al-Hakim).
5. Al-Qur’an memberi syafa’at kepada ahlinya
di akhirat. “Bacalah al-Qur’an karena ia
akan datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR.
Muslim) Dan sabda beliau Nabi
Muhammad saw: “Puasa dan Al-Qur’an
keduanya akan memberikan syafa’at kepada
seorang hamba pada hari kiamat…" (HR.
Ahmad dan Al-Hakim).
6. Pahala bagi orang yang berkumpul untuk
membaca dan mengkajinya. Nabi saw. ber-

Urgensi Ilmu Tajwid | 5


sabda: “Tidak berkumpul sauatu kaum di
salah satu rumah Allah swt., sedang mereka
membaca kitab-Nya dan mengkajinya,
melainkan mereka akan dilimpahi ketenang-
an, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat,
dan disanjungi oleh Allah di hadapan para
makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu
Dawud).
7. Dapat menentramkan hati. “(yaitu) orang-
orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-ra'd:
28).
8. Dapat menyembuhkan penyakit. “Hendak-
nya kamu menggunakan kedua obat-obat:
madu dan Al-Qur’an.” (HR. Ibnu Majah dan
Ibnu Mas’ud).
9. Pembaca Al-Qur’an dikurniakan hatinya
dengan cahaya oleh Allah swt. dan dipeli-
haranya dari kegelapan. Diriwayatkan dari
Abu Hurairah ra. yang maksudnya: “Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang
medengar satu ayat daripada Kitab Allah
Ta’ala (Al-Qur’an) ditulis baginya satu

6 | IlmuTajwid Praktis
kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang
membacanya pula, baginya cahaya di hari
kiamat.”
10. Pembaca Al-Qur’an memperoleh kemulian
dan diberi rahmat kepada ibu bapaknya.
Nabi Muhammad saw. bersabda maksud-
nya: “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan
beramal dengan isi kandungannya,
dianugerahkan kedua ibu bapaknya
mahkota di hari kiamat. Cahayanya
(mahkota) lebih baik dari cahaya matahari
di rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian
itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi
dengan sinarnya), maka apa sangkaan
kamu terhadap yang beramal dengan ini (Al-
Qur’an).” (HR. Abu Daud).
11. Pembaca Al-Qur’an memperoleh ke-
dudukan yang tinggi dalam surga. Bersabda
Rasulullah saw. yang maksudnya:
Dikatakan kepada pembaca Al-Qur’an:
“Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat-
darjat surga) dan bacalah dengan tartil
sebagaimana engkau membacanya dengan
tartil di dunia. Sesungguhnya kedudukan
derajatmu sehingga kadar akhir ayat yang
engkau baca.” (HR. Ahmad).

Urgensi Ilmu Tajwid | 7


12. Membaca satu huruf Al-Qur’an akan mem-
peroleh sepuluh kebaikan. Rasulullah saw.
bersabda: “Barang siapa yang membaca
satu huruf kitab Allah, maka ia akan
mendapatkan satu kebaikan dengan huruf
itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan
menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan
Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi).
13. Orang yang membaca Al-Qur’an secara
terang-terangan seperti bersedekah secara
terang-terangan. Rasulullah saw. bersabda:
“Orang yang membaca Al-Qur’an terang-
terangan seperti orang yang bersedekah
terang-terangan, orang yang membaca Al-
Qur’an secara tersembunyi seperti orang
yang bersedekah secara sembunyi.” (HR.
Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i)
14. Al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi orang
yang membacanya. Rasulullah saw.
bersabda “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan
datang pada hari kiamat untuk memberi
syafaat kepada orang yang telah membaca
dan mengamalkan isinya”.

8 | IlmuTajwid Praktis
15. Al-Qur’an adalah cahaya ditengah kege-
lapan. ”Aku wasiatkan kepada kalian agar
bertakwa kepada Allah dan Al-Qur’an
sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan,
petunjuk di siang hari maka bacalah dengan
sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi)
16. Ahlul Quran adalah keluarga Allah swt.
”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga
dari kalangan manusia.’ Beliau saw.
ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’
Beliau saw. menjawab,’ mereka adalah Ahlul
Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan
orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah)
17. Yang mahir membaca dia akan bersama
malaikat, dan yang terbata-bata mendapat
dua pahala. Rasulullah bersabda, “Orang
yang mahir membaca Al-Qur’an kelak
(mendapat tempat disurga) bersama para
utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan
orang yang membaca Al-Qur’an dan masih
terbata-bata, dan merasa berat dan susah,
maka dia mendapatkan dua pahala.”

Urgensi Ilmu Tajwid | 9


Dua pahala ini, salah satunya merupakan
balasan dari membaca Al-Qur’an itu sendiri, se-
dangkan yang kedua adalah atas kesusahan dan
keberatan yang dirasakan oleh pembacanya.
Maka dari itu, semoga kita selalu membaca Al-
Qur’an kapan dan dimanapun berada. Terdapat
hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
bahwa Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya
rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-
Baqarah, tidak akan bisa dimasuki setan.” (HR.
Muslim)

Dan ada beberapa keterangan kejayaan


suatu umat islam itu dengan membaca al-
Qur’an dan mengamalkannya. Namun
sebaliknya, musbah yang menimpa umat ini
disebabkan karena sikap acuh tak acuh kepada
al-Qur’an dan meninggalkannya.

Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya


Allah SWT meninggikan (derajat) umat manusia

10 | IlmuTajwid Praktis
ini dengan al-Qur’an dan membinasakannya pula
dengan al-Qur’an.” (HR. Muslim).

B. Adab Membaca Al-Qur’an


Imam Al-Ghazali di dalam kitabnya Ihya’
‘Ulumuddin menguraikan dengan sejelas-
jelasnya bagaimana tata cara membaca Al-
Qur’an. Beliau membagi adab tilawah menjadi
dua, yaitu adab mengenai lahir dan mengenai
batin (berhubungan dengan hati).
Adab yang mengenal batin itu, diperinci
lagi menjadi arti memahami asal kalimat, cara
hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan
hati dikala membaca sampai ke tingkat
memperluas, memperhalus perasaan dan
membersihkan jiwa. Dengan demikian,
kandungan Al-Qur’an yang dibaca dengan lisan
secara tartil, dapat bersemi dalam jiwa dan
meresap ke dalam hati.
Kesemuanya ini adalah adab yg berhubung-
an dengan batin, yaitu dengan hati dan jiwa. Se-

Urgensi Ilmu Tajwid | 11


bagai contoh, Imam Al-Ghazali menjelaskan, ba-
gaimana cara hati membesarkan kalam Allah
yaitu bagi pembaca Al-Qur’an ketika ia
memulainya, maka terlebih dahulu ia harus
menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran
Allah yang mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia
harus yakin dalam hatinya, bahwa yang
dibacanya itu bukanlah kalam manusia, tetapi
adalah kalam Allah swt.
Membesarkan kalam Allah itu, bukan saja
dalam membacanya, tetapi juga dalam menjaga
tulisan-tulisannya. Disebutkan dalam satu riwa-
yat, Ikrimah bin Abu Jahal sangat gundah
hatinya tatkala melihat lembaran-lembaran
yang bertuliskan Al-Qur’an berserakan dan
disia-siakan. Ia akan memungutnya selembar
demi selembar seraya berkata, “Ini adalah kalam
Rabb-ku, ini adalah kalam Rabb-ku,
membesarkan kalam Allah berarti
membesarkan Allah.” (Ihya’/I: 332)

12 | IlmuTajwid Praktis
Adapun mengenai adab lahir dalam mem-
baca Al-Qur'an, di antara yang terpenting ialah:
1. Disunatkan membaca Al-Qur'an sesudah
berwudhu, dalam keadaan bersih, sebab
yang dibaca adalah wahyu Allah. Kemudian
mengambil Al-Qur'an hendaknya dengan
tangan kanan, sebaiknya memegang
dengan kedua tangan
2. Disunatkan membaca Al-Qur'an di tempat
yang bersih. seperti di rumah, di mushola
dan di tempat lain yang di anggap bersih.
Tapi yang paling utama adalah di Masjid.
3. Disunatkan membaca Al-Qur'an mengha-
dap kiblat, membacanya dengan khusyu',
tenang dan sebaiknya berpakaian dengan
pantas.
4. Ketika membaca Al-Qur'an, mulut hendak-
nya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya
sebelum membaca Al-Qur'an, mulut dan
gigi dibersihkan terlebih dahulu.
5. Sebelum membaca Al-Qur'an, disunnahkan
membaca Ta'awwudz yang berbunyi "A'u-
dzubillahi minasy syaithanirrajim". Sesudah
itu barulah membaca Bismillahirrahmanir
Rahim. Maksudnya, diminta terlebih

Urgensi Ilmu Tajwid | 13


dahulu perlindungan Allah supaya terjauh
dari tipu daya setan, sehingga hati dan
pikiran tetap tenang di waktu membaca Al-
Qur'an, terjauh dari gangguan atau godaan
setan. (QS. An-Nahl: 98)
6. Disunatkan membaca Al-Qur'an dengan
tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-
pelan dan tenang. Membaca dengan tartil
itu lebih banyak memberi bekas dan
mempengaruhi jiwa serta lebih
mendapatkan ketenangan batin dan rasa
hormat kepada Al-Qur'an. (QS. Al-
Muzzammil: 4)
7. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan
maksud Al-Qur'an, disunatkan
membacanya dengan penuh perhatian dan
pemikiran tentang ayat-ayat yang
dibacanya itu dan maksudnya. Cara
pembacaan inilah yang dikehendaki, yaitu
lidahnya bergerak membaca, hatinya turut
memperhatikan dan memikirkan arti dan
maksud yang terkandung dalam ayat-ayat
yang di bacanya. (QS. Shad: 29).
8. Dalam membaca Al-Qur'an itu, hendaklah
benar-benar di resapkan arti dan maksud-

14 | IlmuTajwid Praktis
nya. Terlebih apabila sampai pada ayat-ayat
yang menggambarkan nasib-nasib orang-
orang yang berdosa dan bagaimana
hebatnya siksaan yang disediakan bagi
mereka.
9. Disunatkan membaca Al-Qur'an dengan
suara yang bagus lagi merdu.
10. Sedapat-dapatnya membaca Al-Qur’an
janganlah diputuskan hanya karena hendak
berbicara dengan orang lain. Hendaknya
pembacaan diteruskan sampai ke batas
yang telah ditentukan, barulah disudahi.
Juga dilarang tertawa-tawa, bermain-main
dan lain-lain yg semacam itu, ketika sedang
membaca Al-Qur’an. Sebab pekerjaan yg
seperti itu tidak layak dilakukan sewaktu
membaca Kitab Suci dan berarti tidak
menghormati kesuciannya.
11. Memanjatkan do’a sesudah tilawah, juga
ketika telah menyelesaikan tilawah 30 juz.

Itulah diantara adab-adab yang terpenting


yang harus dijaga dan diperhatikan, sehingga

Urgensi Ilmu Tajwid | 15


dengan demikian kesucian Al-Qur’an dapat ter-
pelihara menurut arti yang sebenarnya.
Mengenai adab tilawah telah banyak pula
disebutkan oleh para Ulama’. Bahkan Imam Na-
wawi menulis sebuah kitab khusus yang mene-
rangkan tatakrama memperlakukan Al-Qur’an,
yaitu kitab At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an
(Penjelasan tentang adab seorang Ahlul Qur’an).

C. Hukum Isti’adzah dan Basmalah


Hukum membaca Isti’adzah ialah sebuah
keharusan ketika akan membaca Al-Qur’an. Se-
suai dengan Firman Allah swt. pada QS. An-
Nahl: 98,

      

. 

“Apabila kamu membaca Al-Qur‟an hendaklah kamu


meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk.”

16 | IlmuTajwid Praktis
‫‪Dari ayat tersebut lafadz Isti’adzah adalah‬‬
‫‪membaca:‬‬

‫ًَََََجٍََيَ ًمَ َ‬ ‫َََشََيَطَىَ ًَ‬


‫افََالَر‬ ‫اَىعََيٍَوَذَيَ ًِبَهللًََ ًََم‬
‫ََ َىنََال ٍَ‬
‫‪Dan terdapat shighot lain:‬‬

‫كىناؾ َصيغة َأخرل َيفيدىا َحديث َأىب َسعيدَ‬


‫اخلدرل َهنع هللا يضرَيفَالسننَكىي‪َ :‬أَىعَوَذَيَ ًَِب ًَ‬
‫هللَ َالََسَ ًَمٍََيَ ًعََ‬ ‫َيٍَ‬
‫ًََََجٍََيًََم‪َ ...‬كيف َركاية َزايدة‪َ:‬‬ ‫افَ َالَر‬ ‫اَلٍَعَلًََيًََم ًََمَنَ َالََشَيَطَىَ ًَ‬
‫َى ٍَ َى ٍَ‬
‫ًَمَ ٍَنََ َىهًٍَََزهًَََىكََنػَى ٍفَثًًَََوَََىكََنػَى ٍفَ ًَخًََوَ‪َ ...‬‬
‫‪Yakni dengan lafadz:‬‬

‫ًَََََجٍََيَ ًمَ‬ ‫َََشََيَطَىَ ًَ‬


‫افََالَر‬ ‫َََسَ ًَمٍََيَ ًعََاََلٍَ َىعَلًٍَََيَ ًمَ ًََم‬
‫ََ َىنََال ٍَ‬ ‫ىََيٍَوَذَيَ ًِبَهللًَََال‬
‫أََع‬

‫‪Dan ada riwayat yang memberi tambahan‬‬


‫‪sehingga lafadznya sebagaimana berikut:‬‬

‫َََرًََجٍََيًََم ًَمَ ٍَنََ‬ ‫َََشََيَطَىَ ًَ‬


‫افََال‬ ‫َََسَ ًَمٍََيَ ًعََاََلٍََىعَلًٍَََيًََم ًََم‬
‫ََ َىنََال ٍَ‬ ‫هللََال‬ ‫ىَوَذَيَ ًَِب ًَ‬
‫أََعَيٍَ‬
‫َىهًٍَََزهًَََىَكَنػَى ٍفَثًًَََوَََىَكََنػَى ٍفَ ًَخًََوَ‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪17‬‬


Basmalah adalah membaca

‫ًََََحٍََيًََم‬ ‫بًَ ٍَسًََمَللاًَََالَر‬


‫ٍََََحَ ًَنَالَر‬
Hukum membaca Basmalah ada 5 (lima),
yaitu:
1. Wajib: di permulaan surat Al–Fatihah
2. Sunnah: di permulaan surat Kecuali
surat Al-Fatihah dan At-Taubah
3. Jaiz: di pertengahan surat kecuali di
pertengahan surat At-Taubah
4. Makruh: di pertengahan surat At-
Taubah
5. Haram: di permulaan surat At-Taubah

D. Cara Membaca Isti’adzah Basmalah, dan


Awal Surat
Adapun cara membacanya ada 4:
1. Disambung semua / ‫كصلَاجلميع‬
Contoh:

18 | IlmuTajwid Praktis
‫ًَََََجٍََيًََم بًَ ٍَسَ ًمَ ََللاًََ َالَر‬
‫ٍَََََحَ ًنََ‬ ‫َََشََيَطَىَ ًَ‬
‫افَ َالَر‬ ‫اَىعََيٍَوَذَي َ ًِبَهللًََ ًََم‬
‫ََ َىنَ َال ٍَ‬
‫حٍََيًََمََ‪   ‬‬ ‫ًََََ‬
‫الَر‬
‫قطعَاجلميع‪2. Dipisah semua /‬‬
‫‪Contoh:‬‬

‫ًَََََجٍََيَ ًمَ َ‪َ ¤‬بًَ ٍَسَ ًمَ ََللاًَََ‬


‫افَ َالَر‬ ‫َََشََيَطَىَ ًَ‬ ‫اَىعََيٍَوَذَي َ ًِبَهللًََ ًََم‬
‫ََ َىنَ َال ٍَ‬
‫ََََََ ًَسَ‪َ ََ.‬‬
‫بََالنا‬ ‫ًَََََحٍََيَ ًمََ‪َ¤‬قَي ٍَلََأََع‬
‫ىََيٍَوَذَيَبًََىرَ ًٌََ‬ ‫ٍََََحَ ًنََالَر‬
‫الَر‬
‫‪3.‬‬ ‫‪Menyambung Isti’adzah dengan Basmalah‬‬
‫كصلَاالستعاذهَِبلبسملوَمعَالوقفَعليها ‪saja /‬‬
‫‪Contoh:‬‬

‫ًَََََجٍََيًََم َبًَ ٍَسًََم ََللاًََ َالَر‬


‫ٍَََََحَ ًَنَ‬ ‫افَ َالَر‬ ‫َََشََيَطَىَ ًَ‬
‫ََ َىنَ َال ٍَ‬ ‫اَىعََيٍَوَذَي َ ًَِبهللًََ ًََم‬
‫ََََََ ًَسَ‪َ ََ.‬‬ ‫بََالنا‬ ‫ًََََحٍََيَ ًمََ‪َ¤‬قَي ٍَلََأََع‬
‫ىََيٍَوَذَيَبًََىرَ ًٌََ‬ ‫الَر‬
‫‪4.‬‬ ‫‪Menyambung‬‬ ‫‪Basmalah‬‬ ‫‪dengan‬‬ ‫‪awal‬‬
‫‪Surat/‬‬
‫قطعَاالستعاذةَعنَالبسملةَككصلَالبسملةَِبلسورة‬
‫‪Contoh:‬‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪19‬‬


‫ًَََََجٍََيَمَ‪َ¤‬بًَ ٍَسَ ًمَََللاًَََالَر‬
‫ٍَََََحَ ًنََ‬ ‫َََشََيَطَىَ ًَ‬
‫افََالَر‬ ‫ََ َىنََال ٍَ‬ ‫اَىعََيٍَوَذَيَ ًِبَهللًََ ًََم‬
‫ََََََ ًَسَ‪َ ََ.‬‬
‫بََالنا‬ ‫ًََََحٍََيَ ًمََقَي ٍَلََأََع‬
‫ىََيٍَوَذَيَبًََىرَ ًٌََ‬ ‫الَر‬
‫‪E.‬‬ ‫‪Cara Menyambung Dua Surat‬‬
‫‪Adapun cara membacanya ada 3:‬‬
‫‪1.‬‬ ‫وصل اجلميع ‪Disambung semua /‬‬
‫‪Contoh:‬‬

‫َحَ َىسَ َىدَ َبًَ ٍَسَ ًمَ ََللاًََ َالَر‬


‫ٍَََََحَ ًنََ‬ ‫َشَ ًرَ َ ًَ َو ًَ‬ ‫ًَ‬
‫َحََاسَدَ َإذَاَى َ َى‬ ‫َىكَمَ ٍَنَ َ َى ٌَ َى‬
‫ََََََ ًَسَ‪َ.‬‬
‫بََالنا‬ ‫ًََََحٍََيَ ًمَََقَي ٍَلََأََع‬
‫ىََيٍَوَذَيَبًََىرَ ًٌََ‬ ‫الَر‬
‫‪2.‬‬ ‫قطع اجلميع‪Dipisah semua /‬‬
‫‪Contoh:‬‬

‫َحَ َىسَ َىدَ َ‪َ ¤‬بًَ ٍَسَ ًمَ ََللاًََ َالَر‬


‫ٍَََََحَ ًنََ‬ ‫َشَ ًرَ َ ًَ َو ًَ‬ ‫ًَ‬
‫َحََاسَدَ َإذَاَىَ َى‬ ‫َىكَمَ ٍَنَ َ َى ٌَ َى‬
‫ََََََ ًَسَ‪َ.‬‬
‫بََالنا‬ ‫ًََََحٍََيَ ًمََ‪َ¤‬قَي ٍَلََأََع‬
‫ىََيٍَوَذَيَبًََىرَ ًٌََ‬ ‫الَر‬
‫‪3.‬‬ ‫‪Menyambung‬‬ ‫‪Basmalah‬‬ ‫‪dengan‬‬ ‫‪awal‬‬
‫‪Surat/‬‬

‫‪20‬‬ ‫|‬ ‫‪IlmuTajwid Praktis‬‬


َ‫ َكَكصلهاَأبكؿ‬،‫قطعَالبسملةَعنَآخرَالسورة‬
.َ‫السورةَاألخرل‬
Contoh:

‫ َبًَ ٍَسًََم ََللاًََ َالَر‬¤َ‫َحَ َىسَ َىد‬


َ‫ٍَََََحَ ًَن‬ ًَ ‫َشَ ًَر َ ًَ َو‬ ًَ
‫َحََاسَدَ َإذَاَى َ َى‬ ‫َىكَمَ ٍَنَ َ َى ٌَ َى‬
َ.َ‫ََََََ ًَس‬
‫بََالنا‬ ‫ًََََحٍََيًََمََقَي ٍَلََأََع‬
ًٌََ َ‫ىََيٍَوَذَيَبًََىر‬ ‫الَر‬
Catatan:
َ‫اما َكصلها َآبخر َالسورة َاألكىل َك َقطعها َعن‬
َ ...‫األخرلَفممنوعَعندَاجلميع‬

Adapun menyambung Basmalah dengan


akhir surat lalu berhenti, tanpa menyambung
dengan awal surat sesudahnya itu dihindarkan.

F. Doa dan Bacaan-bacaan pada Ayat atau


Akhir Ayat Surat
Terdapat hadits Nabi Muhammad saw.,

Urgensi Ilmu Tajwid | 21


ََ‫ىَللاََيَ َىعَلَىٍَيًََو‬
ََ َ‫صَل‬‫بََ َى‬ ًَ‫َََأَىَفَالن‬.‫َىعَ ٍَنََ َيحَ ىذَيٍَػَ ىفَ ىةََََىرَ ًَضَيََللاََيَ َىعٍَنَوََي‬
‫ََََ َى‬ ‫َى‬
ًَ َ
‫و‬ َ
ً َ‫صَلَىَََفَى ىكَاَ ىفََإًَ ىذَ َى‬
ََ‫َََر‬ ‫ََََرَ ًأبَيََىةََََىَرٍََحََىةََ َىسَأَىَىؿَََىكََإ ىذَ َى‬
‫اَم‬ ‫اَم‬ ‫َىكَ َىسَلََىمََ َى‬
ًَ َ َ‫ََتىػٍَنًََزيَو‬ ًَ ًَ ‫ََ َكَ َإًَ ىذَاَم‬ َ‫ابَ َإًَ ٍَسَتََى َىجَ َى‬ ‫ًأبَيًََةَ َ َىعَ ىذََ َو‬
ََ‫للا‬ ‫َََرَ َ ًأبَيََىةَ َفٍََيػَ َىهَاَ ٍََي‬ ‫ار َى َى‬ ‫َى‬
َ
ً
‫َََسَنََى ًنَََىكَالَََنَسَاَ ًئًَََيفََال‬
‫اجَوََيًََيفَ َال‬
ََ‫َََسَنََى ًن‬ ‫َ(َأَى ٍَخَََىَرََىجَوََيََابٍَََ َينَََىمََ َى‬.َ َ‫َىسََب َىح‬
)َ‫َصَ ًَحٍََيَ ًَحًََو‬
‫َََََابٍَََ َينََ َيحَََىزٍَيََىةَىًََيفََ َى‬
َ‫اَلٍَ يكٍََبػَََىَرَ َى‬
‫لَك‬
“Dari Hudzaifah ra. sesungguhnya Nabi saw. mendiri-
kan sholat dan ketika beliau telah sampai (baca: mem-
baca) ayat rohmah, maka beliau memohonnya. Ketika
beliau telah sampai pada ayat „adzab (siksa), maka
beliau memohon perlindungan. Dan ketika beliau telah
sampai pada ayat tentang keagungan Allah, maka
beliau mensucikan Allah.”

1. Di akhir QS. al-Fatihah ( ‫) ولالضالي‬


Pada ayat 7, disunahkan membaca:

َ‫يََأَىًَمَ ٍََى‬
‫ي‬ ًًََ ًَ َ َ‫بََاَ ٍغًََفََرًَلَََكلًََوََالًََََىد‬
ًَ
‫مََىكََلَ ٍلَ َيمٍََؤَمَنَ ٍََى‬ ‫ََىرَ ٌَ ٍَ ٍَ َى َى‬
2. Di akhir QS. al-Baqarah (‫)على القوم الكافرين‬
Pada ayat 286, disunahkan membaca:

22 | IlmuTajwid Praktis
َ‫أَىًَمَ ٍََى‬
‫ي‬
3. Setiap ayat yang tersuratkan kata
subhanahu, Seperti pada QS. al-An’am ayat
100:
ًَ َََ
َ .َ‫صَ يفٍََوَ ىف‬ ‫اَيَى‬
َ ‫علىَعََم‬
‫… َيسٍََبَ َىحَانَىوََيََىكََتَىََ ََ َى‬
Atau apabila ada ayat yang mensuratkan
tuduhan bahwa Allah mempunyai anak, se-
perti pada QS. Maryam ayat 88:
َ .َ‫ٍَََََحَ َينَََىكَلَى َندَا‬ َ ََََ‫اؿ‬
‫َااَّتََى ىذََالَر‬ ‫…َىكَقَىَ َي‬
Maka disarankan untuk dijawab dengan
ucapan: Subhanahu
4. Setiap ayat yang mensiratkan pemaham-
an yang harus dijawab dengan pernyataan
bahwa Allah benar-benar jauh dari
berbagai macam cela dan kekurangan,
seperti pada QS. Az-Zumar: 36:

       

.         

Urgensi Ilmu Tajwid | 23


“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-
hamba-Nya. dan mereka mempertakuti kamu dengan
(sembahan-sembahan) yang selain Allah? dan siapa
yang disesatkan Allah Maka tidak seorangpun pemberi
petunjuk baginya.”
Maka dijawab dengan jawaban yang
semakna dengan itu, yakni:
ًَ
َ ََ ‫ََََإًَنََوََيَيَََى ٍكََفَ ٍَيََ َى‬
.َ‫َعٍََبَ َىدَهََي‬ َ,َ‫بََىَلى‬
Dan pada akhir QS. At-Tin ayat 8
ًَ ًَ ٍَ َََ‫َأبَىَحَ ىكَ ًم‬
َ‫ي‬
‫َاْلََىَاكَمَ ٍََى‬ ٍَ ًَ َ‫سَََللاََي‬
‫أَىلَىٍَيَ َى‬
“Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?”

Disunahkan membaca:

َ .َ‫َاىَ ًَدَيٍََ َىن‬


ًَ ََ‫َََش‬ ‫كَ ًََم‬
‫ََ َىنََال‬ ًَ
‫َعَلَىىَََ ىذَالََ َى‬
‫ىَكََاَىَىَنََ َى‬
‫بػََىلَى َََى‬
Di ayat (َ‫كََىبػَر‬ ًَ
‫ابََاٍَأل ٍ َى‬
‫) فىػَيَيػََىعَ ٌذَبََيوََيَللاََيَاَلٍََىعَ ىذََ َى‬
Pada QS. Al-Ghasyiyah ayat 24, disunahkan
membaca:
ًََ َ‫بََأَى ًَعَ ٍذًََن‬
َ‫ََ ٍَنََ َىعَ ىذَاَبًَ َى‬
‫ك‬ ‫َم‬ ًٌََ َ‫ََىر‬
ًَ ََ‫)َيثََاًَََفَعَلَىيػَنََى‬
Di ayat (َ‫اَحَسَاَبَىػَ َيهَم‬
5.
ٍَ ‫َى‬ ٍَ ‫َى‬

24 | IlmuTajwid Praktis
Pada akhir QS. Al-Ghasyiyah ayat 26,
disunahkan membaca:

َ .‫َحَ َىسََ َناِبََيَََ ًَسٍََيػَََنَرَا‬


ًَ ََ‫اسَبًََن‬
ًَ ًَ َ‫َر‬
ٍَ ََ‫بََ َىح‬
ٌَ ‫َى‬
G. Menjelang Khataman Al-Qur’an
Mulai membaca surat Adh-Dhuha sampai
surat An-Nas, disunahkan membaca takbir.
Adapun shighot Takbir ada 3 (tiga) macam
yaitu:

.َ‫اَىهللََيَاَى ٍكَبَىػََير‬ -

.َ‫َََاًَََالََللاََيََىَكَللاََيَاَى ٍكَبَىػََير‬ ‫الَىَاًََ َىلو‬ -

ٍَ ََ‫َََاًَََالََللاََيََىَكَللاََيَاَى ٍكَبَىػََيرَََىَكًَََََهلل‬
.َ‫اْلََىٍَمَ َيد‬ ‫الَىَاًََ َىلو‬ -

Adapun doa khotmil qur’an yang telah


diajarkan oleh guru penulis, alm. KH. M. Ilyas
Ahmad Jaza dari Simbang Kulon, Pekalongan
yang akan ditulis pada bab akhir doa-doa.
(Semoga beliau dan termasuk seluruh guru pe-
nulis selalu mendapatkan rahmat dan keridhoan
baik di dunia maupun di akhirat kelak. amin)

Urgensi Ilmu Tajwid | 25


H. Ayat Sajdah
Ayat Sajdah adalah ayat yang di dalamnya
terdapat perintah sujud dari Allah SWT. Maka
apabila kita mendengarkan atau membaca ayat
sajdah baik di dalam shalat atau di luar shalat,
disunahkan untuk bersujud terlebih dahulu.
Dan doa sujud tilawah sebagai berikut:
ًَ ًَ
َ‫َصَوََىرَهََي ََىَكَ َىشَقَ َََسَََىٍ َىعَوََي‬ ‫َىسَ َىجَ َىدَ ََىَكَ ٍَجَ ًَه َىيَ َلََلَذَلَ َ َى‬
‫َخَلَى ىقَوََي ََىَكَ َ َى‬
َ.َ‫ي‬ ًًََ ٍَ َََ‫َََىؾَََللاََاَىحَسَن‬ ًًََ ًًََ ًَ َ‫كَب‬
‫َاخلََىالََقَ ٍََى‬ ‫صََىرَهََيََِبََىٍَولَوَََىَكََقيػَوَتَوََفىػَتَىػَبََى َىار َي ٍَ َى َي‬ ‫َى َى َى‬
Namun jika tidak memungkinkan untuk
bersujud, dapat menggantinya dengan mem-
baca:

َ‫َاْلََىٍَمَ َيدًَََََهلل ََىكَالَى َاًََلَىوََى َاًَََالَ َللاََي ََىَكَ ََللاََي‬ ٍَ ََ َ‫َيسٍََبَ َىحَاَ ىفَ ََللاًََ ََىَك‬
ََ.‫ََََىكَالَىَ َىحٍََوََىؿَََىَكَالَىَقيػَوَىةََاًَََالََ ًَِبَهللًَََاََلٍََىعَلًََ ًٌَيََاََلٍََىعَ ًَظٍََيًََم‬،َ‫اَى ٍكَبَىػََير‬
َََ
Pada al-Qur’an ada 15 ayat sajdah yang
biasanya diberi tanda sajdah atau tulisan ‫سجدة‬.
(Penjelasan surat apa saja dapat dibaca pada Bab
Bacaan Gharib).

26 | IlmuTajwid Praktis
I. Makhroj dan Sifat Huruf

1. Makhroj Huruf
Adapun yang dimaksud makhroj adalah
tempat keluarnya huruf dari mulut atau teng-
gorokan.

َ‫َيرادَبوَموضعَخركجَاْلرؼَمنَالفمَاك‬:‫املخرج‬
.‫اْللق‬
Jumlah Makhroj (tempat keluarnya) huruf
ada beberapa versi. Jika versi yang diambil oleh
Imam Kholil bin Ahmad dan juga dipilih oleh
Imam ibnu al-Jazari ada 17 Makhroj. Versi imam
Sibawaih dan para muridnya ada 16 makhroj, ka-
rena beliau menjadikan huruf ALIF dan
HAMZAH dari makhroj yang sama. Dan versi
Imam Fara’ beserta para muridnya ada 14 makh-
roj, karena beliau menjadikan huruf LAM, NUN,
dan RA dari makhroj yang sama.
Adapun 17 makhroj huruf tersebut berasal
dari 5 tempat pengucapan:

Urgensi Ilmu Tajwid | 27


1) Jauf ( ‫) اجلوف‬
Jauf adalah rongga mulut dan Rongga teng-
gorokan terbuka, yakni ada 1
‫َمََََ ػََىَََػَا‬ ًَ
ٍَ َ‫َػَيٍََكَََ َػ‬
Huruf ini dinamakan huruf Mad atau
Hawa’iyyah.

2) Halaq ( ‫) احللق‬
Halaq adalah tengorokan, yakni ada 3
- Pangkal Tenggorokan:
‫ءَََََق‬
‫ ء‬selalu dibaca Tarqiq, walaupun ber-
dekatan dengan huruf Tafkhim seperti
‫هللا‬
- Tengah Tenggorokan:
‫عَََََح‬
‫ ع ح‬ketika disukun jangan sampai ‫ع‬
dipanjangkan. Jangan jadi ng

28 | IlmuTajwid Praktis
- Puncak/Ujung Tenggorokan:
‫غَََََخ‬
‫ غ‬tidak mendengkur, lidah tidak bergerak
dan jangan jadi seperti g. ‫ خ‬tidak men-
dengkur.

Huruf 6 (Enam) diatas dinamakan huruf


Halqiyyah.

3) Lisan (‫)اللساف‬
Lisan adalah lidah, yakni ada 10
- Pangkal lidah (paling belakang)
mengenai langit-langit di atasnya:
QOF
‫َؽ‬ َ
- Pangkal lidah (sedikit ke depan) me-
ngenai langit-langit: KAF
‫ؾ‬
‫ ك‬lidah agak ditekan dan keluarkan nafas
yang banyak.
‫ ق ك‬dinamakan huruf Lahawiyyah.
Urgensi Ilmu Tajwid | 29
- Tengah lidah dengan langit-langit:
JIM, SYIN, YA
‫جَََََشََََم‬
‫ ي‬yang dimaksud disini adalah YA’ hidup
atau YA’ Lin ketika membaca YA’ tengah
lidah ke atas dan ujungnya ke bawah,
supaya tidak jadi ‫ ز‬.
‫ ج ي‬tengah lidah rapat dengan langit –
langit.
‫ ش‬tengah lidah renggang, bibir terbuka
lebar
‫ ج ش ي‬dinamakan huruf Syajriyyah.
- Sisi lidah (kanan – kiri) mengenai sisi
gigi geraham atas (sebelah dalam):
DHOD
‫ض‬
‫ ض‬boleh dari lidah kanan atau kiri atau kanan
dan kiri tapi bibir tetap ke depan.
Ketika dibaca sisi lidah menekan gigi, sehingga
tidak ada nafas yang keluar dan lidah tidak
kelihatan.
Pipi tidak menggembung dan bibir moncong.
30 | IlmuTajwid Praktis
- Ujung sisi lidah setelah DHOD yakni
sisi bagian depan lidah mengenai gusi
gigi depan: LAM
‫ؿ‬
Lidah jangan keluar. Selain Lam-nya ‫للا‬
jangan dibaca tebal.

- Ujung lidah setelah LAM yakni ujung


lidah mengenai gusi gigi depan atas:
NUN
‫ف‬
Yang dimaksud di sini adalah Nun yang
dibaca idhhar.

- Ujung lidah setelah NUN yakni ujung


lidah agak ke dalam mengenai pangkal
gigi depan atas: RA
‫ر‬
‫ ل ن ر‬dinamakan huruf Dzalqiyyah.

Urgensi Ilmu Tajwid | 31


- Ujung lidah bertemu gusi atas
(pangkal gigi depan atas): THO, DAL,
TA
‫طَََََدََََت‬
‫ ط د ت‬awas, ujung lidah jangan sampai
keluar atau kelihatan dan jangan tidak
sampai menyentuh pangkal (jadi ujung
lidah harus menempel pangkal gigi de-
pan dan gusinya)
‫ ت‬ujung lidah ditekan dan keluarkan
nafas yang banyak, awas, jangan jadi C.
Ketiga huruf ini dinamakan huruf
Nith’iyyah

- Ujung lidah di antara gigi atas dan gigi


bawah ; (lebih dekat ke bawah): SHIN,
ZIN, SIN
‫صَََََزََََس‬

32 | IlmuTajwid Praktis
- Ujung lidah bertemu ujung dua gigi
seri pertama yang atas: DLOD, DZAL,
TSA
‫ظَََََذََََث‬
‫ ظ ذ‬lidah menempel pada ujung gigi
depan, jangan seperti Z.
‫ ث‬lidah renggang dari ujung gigi
depan.
Ketiga huruf ini dinamakan huruf
Litsawiyyah.

4) Syafataan (‫)الشفتان‬
Syafataan adalah Bibir, yakni ada 2
- Bibir bawah bagian dalam bertemu
ujung gigi seri atas: FA
‫ؼ‬
Awas, Bibir tidak usah dimasukkan
- Dua bibir atas dan bawah:
• Tertutup: BA, MIM

Urgensi Ilmu Tajwid | 33


‫بَََََـ‬
‫ ب م‬bibir rapat dan tidak usah
dimasukkan. Mim kalau dibaca
dlommah bacaannya MU bukan MO.

• Membentuk Bulatan: WAWU


‫ك‬
‫ و‬yang dimaksud disini adalah Wawu hi-
dup atau Wawu Lin, kedua bibir renggang.
‫ ف و ب م‬dinamakan huruf Syafawiyyah.

Catatan:
Ketika membaca semua huruf, termasuk
‫ض‬, kedua bibir tidak ada yang rapat kecuali
‫بَـ‬

5) Khoisyum (‫)اخليشوم‬
Khoisyum adalah Rongga Hidung, yakni
ada 1

‫اَلٍَغََينَةَي‬

34 | IlmuTajwid Praktis
(Adapun Peta Makhroj huruf ada pada
lampiran).

2. Sifat Huruf
Adapun yang dimaksud sifat adalah
tatacara mengucapkan dan mengeluarkan huruf
dari makhrojnya masing-masing.

َ‫َيرادَهباَكيفيةَتولدَاْلرؼَكَخركجوَمن‬:‫الصفة‬
.‫خمرجو‬
Dengan adanya huruf-huruf yang berde-
katan makhrojnya bahkan ada yang dalam satu
makhroj. Sehingga dengan mengetahui sifat
huruf akan memudahkan untuk membedakan
antara huruf satu dengan huruf lainya.
Adapun sifat huruf itu banyak, Imam
Makka bin Abi Tholib dalam kitab Ar-Ri’ayah
(‫ )الرعاية‬menyebutkan ada 44 sifat. Kemudian
Imam Ibnu al-Jazari dalam kitab At-Tamhid
(‫ )التمهيد‬34 sifat. Akan tetapi diringkas menjadi

Urgensi Ilmu Tajwid | 35


17 sifat yang kemudian dibagi menjadi 2
kategori:

1. Sifat yang memiliki lawan (10)


a) Hams (‫ × )اهلمس‬Jahr (‫)اجلهر‬
Hams:
Menurut bahasa adalah Suara ringan
(‫)الصوت َاخلفى‬. Menurut istilah tajwid adalah
mengeluarkan nafas ketika mengucapkan
hurufnya, dilakukan secara ringan (‫ )خفيا‬dan
lemah (‫)ضعيفا‬. Adapun huruf Hams ada 1o:

‫تَثَحَخَسَشَصَؼَؾَق‬
yang dirangkum oleh Imam Ibnu al-Jazari
dalam qoul:
َ‫ت‬
‫َسَ ىكَ َى‬
‫صََ َى‬
‫َشَ ٍَخَ َه‬
‫فَى ٍَحَثََيوََيَ َى‬
Jahr:
Lawannya hams yakni tidak mengeluarkan
nafas ketika mengucapkan hurufnya, dilakukan
secara keras (‫)جمهورا‬, jelas (‫ )كاضحا‬dan kuat (‫ََاي‬
‫) ٌََقو‬.

36 | IlmuTajwid Praktis
Dan hurufnya yang tidak termasuk huruf Hams
yang dirangkum dalam qoul:
ًَ َ‫عَظَيمَََكٍََزَ يفََقَىاَ ًرَ وئ‬
َ‫ب‬
‫َجَدََََطَىلَى َى‬ ٌَ‫ََلَََ ىغَ َو‬
‫ضََ َى‬ ‫َذ‬ ‫َى َى َى‬
b) Syiddah (‫ × )الشدة‬Rokhowah (‫)الرخاكة‬
Syiddah:
Menurut bahasa adalah kuat (‫)القوة‬. Me-
nurut istilah Tajwid adalah menekankan suara
dalam makhroj hurufnya. Adapun huruf
Syiddah ada 8:
َ ‫بَتَجَدَطَؽَؾَء‬
yang dirangkum oleh Imam Ibnu al-Jazari
dalam qoul:
َ‫ت‬ ًَ‫أَى‬
ٌ‫َجَ ٍدََقَى َو‬
ٍَ َ‫طََبََى ىك‬
Rokhowah:
Lawannya Syiddah yakni melepaskan suara
dalam makhroj hurufnya. Dan hurufnya yang
tidak termasuk huruf Syiddah yang dirangkum
dalam qoul:

Urgensi Ilmu Tajwid | 37


َ‫َسَ َوََاه‬
‫ََلََ َى‬
‫صَ َىَز‬
‫َشٍََوَ َي‬
‫ضََ َى‬ ٌ‫َحَ َو‬
َ ‫ظََفَى‬ ًَ ََ‫ث‬ ًَ ََ‫خَ ٍذ‬
َ َ‫َغ‬ ‫َي‬
Sebenarnya antara sifat Syiddah dan
Rokhowah ada sifat Tawassuth (‫ )التوسط‬/
Bainiyyah (‫ )البينة‬dan huruf sifat Tawassuth ada 5
yang terangkum pada qoul:

َ‫لًََ ٍَنَََعََي َىمََير‬


c) Isti’la’ (‫ × )التستلاء‬Istifal (‫)التستفال‬
Isti’la’
Menurut bahasa adalah menaikkan (‫)االرتفاع‬.
Menurut istilah Tajwid adalah menaikkan lidah
ke langit – langit mulut sebagian kecil/besar
ketika pengucapan hurufnya. Dan huruf sifat
Isti’la’ ada 7 yang terangkum pada qoul:

َ‫َضَ ٍغَ َوطََقًَََ ٍظ‬


‫َيخَصََ َى‬
Istifal
Menurut bahasa adalah menurunkan
(‫)االخنفاض‬. Menurut istilah Tajwid adalah menu-
runkan lidah dari langit-langit mulut sebagian
kecil/besar ketika pengucapan hurufnya. Dan

38 | IlmuTajwid Praktis
huruf sifat Istifal adalah selain huruf Isti’la’ yang
dirangkum dalam qoul:
ًَ ًَ َ‫ثػَىب‬
َ‫َشَ ىكَا‬ ‫تََعََزََىمَ ٍَنََ َييََىًٌَوََيدََ َىحٍََََرَفَىوََيَاَ ٍذََ َى‬
‫َسَ َلََ َى‬ ‫َى َى‬
d) Ithbaq (‫ × )االطباؽ‬Infitah (‫)االنفتاح‬
Ithbaq
Yakni menambahi tingkat Isti’la’nya hanya
pada 4 huruf Isti’la’: (‫)صَض َط َظ‬. Maksudnya
adalah lidah lengket dengan langit – langit
mulut.
Infitah
Yakni lidah terpisah dari dari langit – langit
mulut. Dan huruf Infitah dirangkum dalam
qoul:
‫َشَرَبََ ىغَيَ َو‬
َ‫ث‬ ‫مَنََاَىخَ ىذَََكَجَ َىدََ َو‬
ٍَ ‫اَحَقََلَىوََيَ َيٍَ َي‬
‫َسَ َىعَةََفىػٍََرَنكَََ َى‬
‫َى ٍَ َى َي ٍَ َى‬
e) Ishmat (‫ × )االصمات‬Idzlaq (‫)االذالؽ‬
Ishmat
Menurut bahasa adalah menahan (‫)املنع‬.
Menurut istilah adalah Mengeluarkan huruf

Urgensi Ilmu Tajwid | 39


dengan tertahan/susah. Dan huruf Ishmat
dirangkum dalam qoul:

َ ‫اخَ َوطََ ًَصَ ٍدَثًََىقَ نةََاًََ ٍذَََىكٍََعَظَيوََيَ َىيََي‬


َ‫ض َى‬
‫ك‬ ًَ ََ‫شَس‬ ًَ
‫َيجٍََزََغَ ََ َى‬
Idzlaq
Yakni Mengeluarkan huruf dengan mudah
dan cepat. Adapun hurufnya ada 6 yang dirang-
kum oleh Imam Ibnu Al-Jazari dalam qoul:

َ‫ب‬‫ًَ ًَ َو‬
ٌَ ‫فَرََمَ ٍَنََلَي‬
2. Sifat yang tidak memiliki lawan (7)
- Shofir (‫)الصفري‬
Yang dimaksud Shofir adalah keluar suara
tambahan menyerupai desis burung.
Adapun hurufnya ada 3: (‫)صََسََز‬.
- Qolqolah (‫)القلقلة‬
Yang dimaksud Qolqolah adalah suara
memantul/bergetar. Adapun hurufnya
ada 5: َ
َ‫َجَ ًَد‬
‫بََ َى‬
‫قَىطٍَ َي‬

40 | IlmuTajwid Praktis
- Lien (‫)اللي‬
Yang dimaksud Lien adalah mengeluarkan
suara secara mudah. Hurufnya ada 3 (ََ‫اََك‬
‫)م‬. Jika ketiga huruf tersebut berharakat
sukun yang jatuh setelah harakat sejenisnya
(Alif setelah Fathah, Wawu setelah
Dhummah, Ya setelah Kasrah) maka
memanjangkan suara.
- Inhirof (‫)االرحنراؼ‬
Yang dimaksud Inhirof adalah suara belok.
Hurufnya ada 2: (‫)ؿ َ َر‬. Penjelasannya
adalah pada LAM suara dari tengah belok
ke kanan dan kiri lidah karena terhalang
ujung lidah, pada RO suara belok dari
kanan dan kiri lidah ke tengah.
- Takrir (‫)التكرير‬
Yakni ujung lidah bergetar. Hurufnya ada
satu ( ‫) ر‬. Namun jika RO bertasydid
maka hendaknya menahan supaya tidak
menambah getaran yang berlebihan ketika
mengucapkannya.

Urgensi Ilmu Tajwid | 41


- Tafasysyi (‫)التفشي‬
Menurut bahasa adalah menyebar
(‫)االنتشار‬. Maksudnya adalah angin
menyebar di mulut. Hurufnya ada satu (
‫) ش‬.
- Istitholah (‫)االستطالة‬
Maksudnya adalah suara memanjang.
Huruf ada satu (‫)ض‬. Penjelasannya adalah
ketika mengucapkan huruf ‫ ض‬lidah ter-
dorong ke depan sehingga ujung lidah me-
nyentuh gusi atas bagian depan.

Adapun sifat-sifat huruf tersebut jika


ditinjau dari jenis kuat dan lemahnya maka
dikategorikan menjadi dua.
1. Sifat Kuat (‫)قوية‬: Jahr, Syiddah, Isti’la’,
Inthibaq, Ishmat, Shofir, Qolqolah,
Takrir, Inhirof, Tafsyi, Istitholah,
Ghunnah pada MIM dan NUN.
2. Sifat Lemah (‫)ضعيفة‬: Hams, Rokhowah,
Tawasuth, Istifal, Infitah, Idzlaq, dan
Lien.

42 | IlmuTajwid Praktis
Perlu diketahui bahwa huruf dari huruf hi-
jaiyah minimal harus memiliki lima sifat.
Jika ditinjau dari tingkat kadar kuat dan le-
mahnya ada 5 pembagian: (ditulis sesuai urutan-
nya)
1. Lebih kuat (‫)أقوم‬: Tho, Dhod, Qof, dan
Dlo’.
2. Kuat (‫)قوم‬: Jim, Dal, Shod, Ghoin, dan
Hamzah.
3. Lebih lemah (‫)أضعف‬: Ĥa’, Ta’, Ha’, dan
Fa’.
4. Lemah (‫)ضعيف‬: Alif Laiyinah, Ta’, Kho’,
Dzal, Ro’, Sin, Syin, ‘Ain, Kaf, Lam,
Mim, Nun, Wawu, Ya’.
5. Pertengahan (‫)متوسط‬: Za’, dan Ba’.

Maka dengan demikian huruf yang paling


kuat adalah huruf THO’ dan huruf lebih paling
lemah FA’. (Adapun Tabel Sifat Huruf ada
pada lampiran)

Urgensi Ilmu Tajwid | 43


J. MACAM-MACAM KESALAHAN
ًَ ٍَ َ), yaitu kesalahan yang
1. ٍَ َََ‫اجلََىلَ َيََاَىلل‬
Lahn Jaliy (ََ‫حَ َين‬
nyata pada lafadz, sehingga kesalahan ter-
sebut dapat diketahui oleh para ulama dan
orang kebanyakan.

Lahn Jaliy ada yang dapat mengubah mak-


na dan ada pula yang tidak. Lahn Jaliy yang
mengubah makna ialah:
- Bergantinya suatu harakat menjadi harakat
lain
( َ‫َحََىرَىكََوةََاًَََبٍََ َىدََ َياؿ‬ ‫ًَ َو‬
‫)ِبََىَىرَىكَةََ َى‬.
Contohnya lafadz:

....    

“(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anuge-


rahkan nikmat kepada mereka…” (QS. Al-Fatihah: 7)

Bila lafadz َ‫ت‬


‫( اَىنٍػََىعٍََمَ َى‬An’amta) dibaca َ‫ت‬ ‫اَىنٍػََىعٍََمَ َي‬
(An’amtu), maka dlamir-nya dari َ‫ت‬ ‫( اَىنٍَ َى‬kamu)
berubah menjadi َ‫( َاَىَىَن‬aku), sehingga artinya
menjadi: (yaitu) jalan orang-orang yang telah

44 | IlmuTajwid Praktis
aku anugerahkan nikmat kepada mereka… Atau
ًَ َ‫( اَىنٍػَعَم‬An’amti), maka dlamir-nya
bila dibaca َ َ‫ت‬ ٍَ ‫ًَ َى‬
berubah menjadi َ‫ت‬ ٍَ‫( اَىن‬kamu perempuan).
Padahal makna yang dimaksud adalah
“Engkau”, yaitu Allah SWT yang telah memberi-
kan kenikmatan, yang dalam lafadz di atas me-
nyadang dlamir َ‫ت‬
‫اَىنٍَ َى‬.
- Bergantinya sukun menjadi harakat
( َ‫َسَ يكٍََوََوفََاًَََبٍََ َىدََ َياؿ‬ ‫ًَ َو‬
‫)ِبََىَىرَىكَةََ َي‬.
Contohnya lafadz:

      …

…    

“… dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas me-


reka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang
melekat di punggung keduanya…”. (QS. Al-An’am:
146)

Jika lafadz َ‫ت‬


ٍَ ‫( َىحََىلَى‬Hamalat) dibaca َ‫َىحََىلَى َيت‬
(Hamalatu), maka dlamir-nya berubah menjadi

Urgensi Ilmu Tajwid | 45


َ‫( اَىَىَن‬aku), sehingga artinya menjadi: “… dan dari
sapi dan domba, kami haramkan atas mereka
lemak dari kedua binatang itu, selain lemak
yang aku lekatkan di punggung keduanya…”
- Bergantinya suatu huruf menjadi huruf lain
‫ؼََاًَََبَ َىدََ َياؿَ ًَِبَرَ َو‬
(ََ‫ؼ‬ ‫َو‬
ٍَ‫) َىحٍََرَ ٍَ َى‬.
Contohnya lafadz:

ََ‫…تَى ٍشَ يكََيرٍََكَ ىفَََىَكلَىَىعَلَ يكَ ٍَم‬


“… dan mudah-mudahan kamu bersyukur.” (QS. al-
Jatsiyah: 12)

Bila lafadz َ‫كَرٍََكَف‬


‫ تَى ٍشَ يَي‬dibaca َ‫( تََى ٍَسَ يكََيرٍََكَ ىف‬huruf
SYIN berubah menjadi SIN), maka artinya
menjadi: “… dan mudah-mudahan kamu mabuk.”
Adapun Lahn Jali yang tidak mengubah
makna, contohnya ialah lafadz ًََ‫ْلََىٍَمَ َيدَ َهلل‬ ٍَ ‫ اَى‬yang
َ
ً َ
ً
ٍَ ‫اَى‬. Atau lafadz َ‫ ىلٍََ َيََىلَ ٍدَ ََىكَىلٍََ َيػََيٍَوَلَى ٍد‬yang
dibaca ‫ْلََىٍَمَ َيدَ َلِلََي‬
dibaca َ‫ ىلٍََ يََىلًََ َيدَ ََىكَىلٍََ يػََيٍَوَلَىٍَد‬. Walau tidak mengubah
makna, keduanya tergolong sebagai Lahn Jali
yang haram dilakukan.

46 | IlmuTajwid Praktis
ًَ ٍَ َ), yaitu kesalahan
2. ٍَ َََ‫اخلََىفَ َيَ َاَىلل‬
Lahn Khafi (ََ‫حَ َين‬
yang tersembunyi pada lafadz. Kesalahan
ini tidak dapat diketahui, kecuali oleh para
ulama qiraat atau kalangan tertentu yang
mendalami Ilmu Qiraat.

Para ulama tersebut biasanya menghafal


berbagai lafadz dalam Al-Qur’an dan meneri-
manya secara talaqqi (langsung) dari ulama lain.
Diantara kesalahan yang tergolong sebagai Lahn
Khafi adalah:
- Menggetarkan (Takrir) huruf ra’ (‫ )ر‬se-
cara keterlaluan.
- Mendengungkan suara tanwin.
- Menebalkan (taghlizh) suara huruf
lam (‫ )ل‬tidak pada tempatnya.
- Menggetarkan suara secara berlebihan
pada mad dan ghunnah.
- Menambah atau mengurangi ukuran
mad suatu bacaan.
- Mengabaikan ghunnah pada bacaan
yang seharusnya dibaca ghunnah, me-

Urgensi Ilmu Tajwid | 47


nambah atau mengurangi ukuran
ghunnah suatu bacaan.
- Melafalkan harakat secara tidak jelas.
Misalnya, mengucapkan dlommah
yang cenderung bunyinya ke arah
fathah atau mengucapkan kasrah yang
cenderung bunyinya ke arah fathah.

48 | IlmuTajwid Praktis
BAB II
HUKUM MIM DAN NUN
BERTASYDID

Setiap huruf NUN atau MIM bertasydid,


dalam ilmu tajwid namanya Ghunnah Mu-
syaddah. Adapun panjang ghunnahnya selama 2
harakat.
Perhatikanlah contoh berikut:
‫َىعََمَيػََىتََى َىسَآءََىلَيٍَوَ ىفََ–َأَىَم ٍَنََيٍَ ًَشَىَ–َإًََفَََىرَبػَ َيهٍََمََ–َلَىتَىػََىرََيكَنػََىهَا‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 49


BAB III
PERBEDAAN NUN SUKUN &
TANWIN

Perbedaan NUN SUKUN dan TANWIN


adalah sama dalam suara, lain dalam tulisan.
Perhatikanlah tulisan berikut:

ََََ
‫=َـ‬
‫َََ ٍَنََ َه‬
َ‫ََََ َي‬
‫َم‬# ‫=َـ‬ ًََ َََََ
َ‫َََ ٍَنََ َو‬
‫َم‬#َ‫ا‬ َ‫َىمَ ٍَنََ َن‬
‫=َم‬
Suara Nun Sukun dan suara Tanwin sama,
maka hukum Nun Sukun dan Tanwin juga
sama.

50 | IlmuTajwid Praktis
BAB IV
HUKUM NUN SUKUN
DAN TANWIN

A. Idgham Bighunnah
Secara bahasa Idgham artinya
memasukkan. Sedangkan Bighunnah artinya
dengan mendengung.
Adapun menurut istilah Ilmu Tajwid adalah
jika Nun sukun/Tanwin bertemu salah satu 4 hu-
ruf yaitu YA, WAWU, MIM, atau NUN.
Pengucapan Nun sukun/Tanwin secara le-
bur ketika bertemu 4 huruf tersebut, atau
pengucapan dua huruf yang ditasydidkan.
Dalam pengucapannya harus memakai
ghunnah/dengung dengan panjang 2 harakat.

Urgensi Ilmu Tajwid | 51


ََ)ََ‫فَ(َََََ َوٍََه‬
‫َََ َمَكَـَف‬ َ‫ََََن‬
Perhatikanlah contoh berikut:

َ َ‫ل‬ ٌَََ‫ثََ–ًََمَ ٍَنَََم ٍشَ َىهَ َودََ–ًََمَ ٍَنَََكًَو‬ ‫بََ–َفَىَىمَ ٍَنََنَ ىكَ َى‬ ‫ضًََر َى‬
ٍَ َ‫أَى ٍفََي‬
َ‫َىخٍََيػَََنَرَاَََيػَََىَرَهََيَ–َيػََىٍَوََىمَئًََ َوذََََن ًَعَ َىمََوةََ–َ َيسََيرََهرَََمٍَََرَفػيٍََوَ َىعَةَهَ–َ ًَسَنََىةَنَََكَىالَنػَىٍَوَـ‬
B. Idgham Bilaghunnah
Secara bahasa Idgham artinya
memasukkan. Sedangkan Bilaghunnah artinya
dengan tanpa mendengung.
Adapun menurut istilah Ilmu Tajwid
adalah jika Nun sukun/Tanwin bertemu salah
satu 2 huruf yaitu LAM atau RA.
Pengucapannya tanpa dengung jadi dalam
membacanya dimasukkan tanpa memakai
ghunnah.

ََ)ََ‫فَ(َََََ َوٍََه‬
‫َََ ََؿَر‬ َ‫ََََن‬
Perhatikanlah contoh berikut:

52 | IlmuTajwid Praktis
َ َ‫ًَََحٍََيَ َهم‬
‫ًَََحٍََيَ َوقََ–ََىمَاََنالََلَََبََى َندَاَََ–َ ىغَ يفٍََوََهرَََر‬
‫أَى ٍفََلٍَََ–ًََمَ ٍَنَََر‬
C. Izhhar Mutlaq
Hukum idgham pada idgham bighunnah
maupun idgham bilaghunnah tersebut tidak
berlaku pada izhhar mutlaq. Sehingga Izhhar
Mutlaq adalah Nun sukun bertemu huruf YA
atau WAWU dalam satu kata. (di Al-Qur’an
hanya ada 4 kalimat), sebagai berikut:

َ‫اَىلَدَنٍػَيََىاََ–َبػََيٍنػَيََىاَ هفََ–َ ًَصٍَنػََىَواَ هفََ–َقًٍََنػََىَواَ هف‬


D. Iqlab
Secara bahasa Iqlab artinya merubah. Se-
dangkan menurut istilah Ilmu Tajwid adalah jika
Nun sukun/Tanwin bertemu BA.
Pengucapan nun sukun/tanwin yang ber-
temu dengan huruf BA berubah menjadi mim
dan disertai dengan ghunnah.

ََ)ََ‫فَ(َََََ َوٍََه‬
‫َََ ََب‬ َ‫ََََن‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 53


Perhatikanlah contoh berikut:
ًَ َََ‫أَىنٍػَبػَئََىًَنََ–َيػٍَنػَبػَوَعَاَََ–َأَى ٍفََبػَوًََرَىؾََ–َ َىًََسَيَعََب‬
َ‫صٍََيػََهر‬ ‫ٍَ َه َى‬ ٍَ‫َي‬ ‫َى َيٍَ َن‬ ‫َى‬
E. Izhhar Halqi
Secara bahasa artinya jelas. Sedangkan
secara istilah Ilmu Tajwid adalah jika Nun
sukun/ Tanwin bertemu salah satu 6 huruf yaitu
HAMZAH (ALIF), HA, KHA, ‘AIN, GHAIN,
HHA.
Pengucapan nun sukun/tanwin sesuai
dengan makhrajnya tanpa dighunnahkan.

ََ)ََ‫فَ(َََََ َوٍََه‬
‫َََ ََأََحََخََعََغََق‬ َ‫ََََن‬
Perhatikanlah contoh berikut:

َ َ‫َخًََفَيَا‬ ًَ ًًََ ََ‫يكَ يفَوَاَََاَىحَ هدََ–َلًََمَن‬


‫َحٍََولَوََ–َنَ َىدَاَءََنَ َى‬ ‫َى ٍَ َى‬ ‫َن َى‬
ٍََََ‫ََاًََ ٍفََيَََ يكَ ٍَنََ ىغَنًََيَاَََ–َلَى يكَ َيم‬-ََ‫َللا‬
َ‫َاالَىٍَنَاَىَير‬ ًَ ََ‫َعٍَنَ ًَد‬
ًَ ََ‫ًَمَن‬
ٍَ

54 | IlmuTajwid Praktis
F. Ikhfa’ Haqiqi
Secara bahasa artinya samar. Sedangkan se-
cara istilah Ilmu Tajwid adalah jika Nun su-
kun/Tanwin bertemu dengan salah satu 15
huruf.

ََ)ََ‫فَ(َََََ َوٍََه‬
َ ‫َََ ََتَثَجََدَذَز‬ َ‫ََََن‬
َ ‫سَشَصَضََطَظََؼَؽَؾ‬
Untuk memudahkan dirangkum dalam ka-
limat:

َ َ‫ٍََََـََطَىيًٌََبََنا‬
‫اَد‬
‫ََسََى َي‬
‫صََقَى ٍدََ َى‬ ‫َشَ ٍَخَ َه‬
‫َََ َى‬
‫َجَ َىاد‬ ٍَ َ‫ًَص‬
‫فََذَىاَََثػَىنََىاَََ ىكَ ٍَمََ َى‬
َ‫ىَضَ ٍَعََظَىالًََََنمَا‬
‫ًَزٍَدًََََيفََتػَي نقَ ََ َى‬
yang menunjukkan huruf – huruf Ikhfa’
hanya awal huruf dari setiap susunan kata
tersebut.
Pengucapan nun sukun/tanwin ketika
bertemu dengan huruf-huruf tersebut di-
baca samar membentuk huruf sesudahnya.

Urgensi Ilmu Tajwid | 55


‫‪Perhatikanlah contoh berikut:‬‬

‫ََاَََ–ًََمَ ٍَنََذَى ىكََور َ‬ ‫َاتََ–َاَىنٍََندَ َناد‬ ‫َجَنََ ًَ‬ ‫جَنََوةَََىَتًََرلَََ–ًََمَنَََىثَىرَوةَ–ًََمَنََ ًَ‬


‫ٍَ‬ ‫ٍَ َى‬ ‫َى ٍَ‬
‫صٍََرَيكٍََمََ‬ ‫مَنَََىزَكهَاَََ–َقىػََوَنالََ ًَ‬
‫َشَ يكٍََوََهرََ–َيػََىٍنَ َي‬ ‫َسَدَيٍَََندَاَََ–َ ىغَ يفٍََوََهرََ َى‬
‫َى ٍَ َى ٍَ َى‬
‫ضَلًًَََوَ َ‬
‫ضٍََوَدَََ–َ َىشَََىرََناِبََطَىَيهٍََوََنرَاَََ–َاَينٍَظَيَيرٍََكَاَََ–ًََمَ ٍَنََفَى ٍَ‬
‫َىمٍَنَ َي‬
‫عَلًََيَمَاَََقَى ًَدَيػَرَاَََ–ََكًَََرَام ًَ‬
‫ََاَََ ىكَاتَََبًَ ٍََى‬
‫يَ‬ ‫َى ٍَ َن ٍََن َى َن‬

‫‪56‬‬ ‫|‬ ‫‪IlmuTajwid Praktis‬‬


BAB V
HUKUM MIM SUKUN

Hukum MIM sukun dibagi tiga:


1. Idgham Mitsliy
2. Ikhfa’ Syafawi
3. Izhhar Syafawi

A. Idgham Mitslain/Mimiy (Syafawiy)


Menurut istilah Ilmu Tajwid adalah jika
MIM sukun bertemu huruf MIM maka dibaca
dengung. Panjangnya 2 – 3 harakat.

‫ٍَـََ َـ‬
Perhatikanlah contoh berikut:

َ‫اَسَأَىلٍَتََيٍَم‬ َ‫اَعَلَىٍَيَ ًهٍََمَ َيَم‬ ًَ َ‫ََسَلًََ ًَم‬


‫ََََ َى‬
َ‫صَ َىدَةَهَ–َلَى يكٍََمَ َىَم‬
‫ٍَََؤَ َى‬ ‫يََ–َاَنػََىَهَََ َى‬
‫يكٍَنػَتََيٍَمَ َيَمَ ٍَ ٍََى‬
َ

Urgensi Ilmu Tajwid | 57


B. Ikhfa’ Syafawi
Menurut istilah Ilmu Tajwid adalah jika
MIM sukun bertemu huruf BA.
Cara pengucapannya, yakni mim tampak
samar disertai dengan ghunnah.

‫ٍَـََ َب‬
Perhatikanlah contoh berikut:

َ َ‫َأبَىفَََللاََىَيَىػََىرَمَََ–َبػََىٍَيػََىنػَ َيهٍََمًَََِبلًٍََقَ ٍَسَ ًَط‬


ًَََ‫َِبَ ٍَْلََىًٌََقََ–َأَىىلٍَََيَىػٍََعَلَىم‬
ٍَ
ًَََ‫ىَم‬
ٍََ‫َى‬
‫نػَىبََىأَ َي‬
C. Izhhar Syafawi
Menurut istilah Ilmu Tajwid adalah jika
MIM sukun bertemu huruf selain MIM dan BA.
Cara pengucapannya adalah mim harus
tampak jelas tanpa ghunnah terutama ketika
bertemu dengan huruf FA dan WAWU. Sedikit
pun mim tidak boleh terpengaruh makhraj FA
dan WAWU walaupun makhrajnya berdekatan
atau sama.

‫ََََََََ ىغٍََيػََيرََاََلٍَبََى ًَاء‬


)َ ‫ََََىَكََاََلٍَ ًَمٍََيًََم‬ (َ......َ ََ‫ٍَـ‬

58 | IlmuTajwid Praktis
‫‪Perhatikanlah contoh berikut:‬‬

‫اَخَالًَََ َيدٍََكَ ىفَ‬ ‫ًَ‬


‫َخٍََيػََهرََلَََ يكَ ٍَمََ–َ َيىَ ٍَمََفٍَََيػَ َىهَََ َى‬
‫ًَ‬
‫أَىىلٍَََنَى ٍشََىرٍََحََ–َذَىلَ يكَ ٍَمََ َى‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪59‬‬


BAB VI
HUKUM MIM SUKUN

Secara garis besar idgham terdiri dari 3


macam, yang masing-masing mempunyai per-
bedaan cara bacanya yaitu:
1. Idgham Mutamatsilain
2. Idgham Mutajanisain
3. Idgham Mutaqarribain

A. Idgham Mutamatsilain
Adalah jika berhadapan 2 huruf yang sama
(makhraj dan sifatnya) yang pertama sukun.
Cara membacanya dengan memasukkan
huruf pertama kepada huruf kedua (mentasy-
didkan).
Pengecualian: kecuali huruf WAWU
bertemu dengan WAWU. Huruf YA bertemu
dengan YA. Maka cara membacanya tidak boleh

60 | IlmuTajwid Praktis
di-idgham-kan melainkan harus dipanjangkan
seperti dalam kalimat di bawah ini:

َ َ‫صَاَبًََيرٍََكا‬ ًٍََ ًََ‫أََمىَنَيػَوَََاَكََ َىعَ ًَمَلَيوَاَََ–َا‬


‫صَبََيٍَكَََىكَ َى‬ ‫َى ٍَ َى‬
َ َ‫سََ–ًََ ٍَيفََيػََىٍَوََوـََ ىكَاَ ىف‬ ً ًَ َ
‫اَىلذَ ٍَمََيػََيَىوَ ٍَسَوَ َي‬
Contoh idgham mutamatsilain berikut:

‫تًََََتََى َىار‬ ًَ ًَ ‫فَىمَنََنَى ىكَ َى‬


َ ََ‫ََتيػَ َيهٍََم‬ ٍَ ‫ًََََِبََى‬
‫اَر‬
‫بََ–َيػََيَىوَ ٌَجٍََهَوََيَ–َفَىَىمَ َى‬
‫ثََ–َإ ٍذََ ىذَ َىىَ َى‬ ٍَ ‫َى‬
B. Idgham Mutajanisain
Adalah jika berhadapan 2 huruf yang sama
makhrajnya namun berbeda sifatnya dan yang
pertama sukun.
Cara membacanya harus dimasukkan atau
mentasydidkan kepada huruf kedua
Perhatikanlah contoh berikut:
Dibaca Ditulis hurufnya
َ ‫َىكََقَىاَلَىطَائًَََىفَةَه‬ َ‫تََطَائًَََىفَةه‬ ٍَ ‫َىكََقَىاَلَى‬ ‫تََ َط‬
ٍَ
َ‫فىػَرٍَََّت‬ َ‫فىػََرَطٍَتََيٍَم‬ ‫ٍطََ َت‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 61


ًَ ًَ
َ ‫َعَ ىَوَتَي يكَ َىمََا‬ ٍَ َ‫ََ ٍَعَ ىَوَتَي يكَ َىمََا أَيَجٍََيػَبََىد‬ ‫َد‬
‫تَ َى‬ ٍَ ‫أَيَجٍََيػَبََى‬ ‫تََ َد‬
ٍَ
َ‫ي‬ ‫قىػَتػَبَىػََ َى‬ َ‫ي‬
‫قَى ٍدََتىػَبَىَػَ َى‬ ‫ٍَدََ َت‬
َ‫إًَظَلَى ٍَمَتََيٍَم‬ َ‫إًَ ٍذََظَلَى ٍَمَتََيٍَم‬ ‫ٍذََ َظ‬
ًَ ًَ ٍَ َ‫يَػ ٍلَه‬
‫يػََىٍلَ َىهَ َذالََ َى‬
َ‫ك‬ َ‫ك‬‫ثََذَىالََ َى‬ ‫َى َى‬ ‫ثََ َذ‬
ٍَ
َ
ً
َ‫اٍََرَىكَمَ َىعَنََىا‬ َ‫ََ َىعَنََىا‬
‫بَََم‬ ًَ
ٍَ َ‫اٍََرَىك‬ ‫بََ َـ‬
ٍَ
C. Idgham Mutaqarribain
Adalah jika berhadapan 2 huruf yang ham-
pir sama (makhraj dan sifatnya) dan yang per-
tama sukun.
Cara membacanya harus dimasukkan atau
diidghamkan ke dalam huruf yang kedua
Perhatikanlah contoh berikut:
Dibaca Ditulis hurufnya
َ َ‫َأَىىلٍَََ َىَخنٍََلَي ٍقَ يكٍََم‬-ََ‫أٍَََـىََ َىَخنٍََلَيكٍََم‬ ‫أَىىلٍَََ َى‬
َ‫َخنٍَلَي ٍقَ يكٍََم‬ ‫ٍَؽََ َؾ‬
َ‫ب‬ًٌََ َ‫َىكَقيػَر‬ ًٌََ ََ
َ‫ب‬ ‫َىكَقَي ٍَلَ َىَر‬ ‫ٍَؿََ َر‬

62 | IlmuTajwid Praktis
‫بَىػٍََرَفىػَ َىعَوَيَ‬ ‫ََفىػَ َىعَوَيَ‬
‫بََى ٍَلَ َىَر‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪63‬‬


BAB VII
HUKUM QALQALAH

Secara bahasa Qalqalah artinya gerak, ge-


taran suara, memantul, mengeper. Adapun seca-
ra istilah adalah membunyikan dengan suara
yang berlebih dari makhraj hurufnya.
Qalqalah terjadi bagi huruf Qalqalah ter-
sebut sukun, atau mati karena waqaf.
Huruf Qalqalah ada lima: QAF, THA, BA,
JIM, DAL. Untuk memudahkan menghafal
ًَ َ‫)قَىطٍَبَََج‬.
dibaca QATHBU JADI (َ‫د‬
‫َي َى‬
Qalqalah dibagi dua:

1. Qalqalah Sughra
Huruf Qalqalah yang matinya asli seperti
contoh di bawah.

64 | IlmuTajwid Praktis
Cara membaca Qalqalah tersebut yaitu
dengan pantulan tidak terlalu kuat.
Perhatikan contoh berikut:

َ َ‫بََ َيَىػٍََبَ َىخَ َيل‬ ٍَ َ–ََ‫ٍَؽََ َيػََى ٍقََىرأَََيَ–َ ٍطََ َيََىطٍََىهََير‬


َ‫ٍَجََ َ َىٍَيَ َىعَ َيلََ–ٍََدََ َيََى ٍدَ َيخَ َيل‬
2. Qalqalah Kubra
Huruf Qalqalah yang matinya mendatang,
disebabkan dibaca waqaf.
Cara membacanya harus lebih mantap
dengan memantulkan suara kuat.
Perhatikan contoh berikut:

َ َ‫َحَ ٍد‬ ‫َىََىوَََللاََيَأَى َى‬ ‫َحَ هدَََ َقَي ٍَلََ َي‬ َ‫َىََىوَََللاََيَأَى ى‬ ‫قَي ٍَلََ َي‬
ًٌََ َ‫ىََيٍَوَذَيَبًََىر‬
َ‫بََاَلٍَ ىفَلَى ٍَق‬ ًٌََ َ‫ىََيٍَوَذَيَبًََىر‬
‫بََاَلٍَ ىفَلَى ًَقََ َقَي ٍَلََأََع‬ ‫قَي ٍَلََأََع‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 65


BAB VIII
HUKUM ALIF LAM

Berdasarkan cara pembacaannya, alif lam


dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Alif Lam Qamariyah


Jika ada ‫ اؿ‬bertemu dengan salah satu
huruf hijaiyyah yang berjumlah 14.
Pembacaan alif lam tersebut harus dibaca
jelas dan terang.
Untuk mudah menghafal, maka sebutkan-
lah huruf -huruf nya secara kelompok, sebagai
berikut:

‫َءَم‬.َ‫َـَكَق‬.َ‫َعَغَؼَؽَؾ‬.َ‫َجَحَخ‬.َ‫ب‬

66 | IlmuTajwid Praktis
Atau huruf -huruf tersebut dapat dirangkai
dalam susunan kata yang berbunyi:

َ‫َعًََقٍََيَ َىمَ ٍة‬


‫فََ َى‬
ٍَ َ‫َخ‬
‫كَََىَكََ َى‬
‫َحَجَ َى‬
‫أََبىٍََ ًغََ َى‬
Perhatikan contoh berikut:

َ َ‫اَىلٍَبََىَىَلَغَيَ–َاَى ٍَْلََىًَمٍََيَ َيدََ–َاَى ٍَجلََيٍَمَ َىعَةَيَ–َاَى ٍَخلََىبًٍََيػََير‬


َ َ‫احَ َيدََ–َاَىلًٍََفٍََيَ َيلََ–َاَىلٍَ ىكَبًٍََيػََيرََ–َاَىلٍَ َىعَ ًَزيٍَػََيز‬
ًَ َ‫اَىلٍَو‬
‫َى‬
2. Alim Lam Syamsiyah
Sedangkan pembacaan alif lam syamsiyah
adalah harus dibaca idgham (masuk ke dalam
huruf berikutnya), sehingga huruf ‫ اؿ‬tidak
dibaca lagi ketika bertemu dengan salah satu
huruf hijaiyyah yang berjumlah 14 pula.

‫َؿَف‬.َ‫َدَذَرَزَسَشَصَضَطَظ‬.َ‫تَث‬
Atau huruf-huruf tersebut dapat dirangkai
dalam susunan kata yang berbunyi:

.ََ‫فََ ىذَانًََََىعَ ٍَم‬


َ ََ ًَ ََ‫ًَََحَاَََتىػَ يفَز‬
ٍَ َ‫َض‬ ًَ ‫ًَطَبََ ي‬
ٍَ ‫َثَََََصَ ٍَلَ َىَر َن‬ ٍَ

Urgensi Ilmu Tajwid | 67


.ََ‫ًََََ ٍدَ ىكََىرٍََـ‬
ََ ‫َشَ ًرَيٍَػَ نفَاَل‬
‫ٍَََرََ َى‬
‫َسٍََوَءََىَظَى ٌَنَ َيَز‬
‫َىدَ ٍَعََ َي‬
Yang menunjukkan huruf-huruf Syamsiyah
hanya awal huruf dari setiap susunan kata
tersebut.
Perhatikan contoh berikut:

َ َ‫ؼ‬ ‫ابََ–َاَىلَ ًٌَدَيٍََ َينََ–َاَىلَ َذَاكًََ ًَريٍَ َىنََ–َاَىلَر‬


‫ََءََيٍَكَ َي‬ ‫اَىلَثػََىَوَ َي‬
‫َاَىلَصََىَلَةَي‬-َ‫ََةَي‬ ‫َهَ َىاد‬ ًَ
‫اجَةَيَ–َاَىلَسَكٍََيػَنََىةَيَ–َاَىلَشَ َى‬ ‫ََ َىجََ َى‬
‫اَىلَز‬

68 | IlmuTajwid Praktis
BAB IX
LAFADZ ALLAH (LAM JALALAH)

Hukum lafadz Allah ada dua macam:


1. Dibaca Tafkhim (Tebal), jika lafadz Allah
didahului harakat fathah atau dhumah.
Contoh:
ًَ ًَ
َ‫اَفَََللاََيَ–ََىرَ َيسٍََوََيؿَََللاََ–َ َىعَلَىٍَيَوََيََللاَى‬
2. Dibaca Tarqiq (Tipis), jika lafadz Allah
didahului harakat Kasrah.
Contoh:
ًَ َ‫ًَلِلًَََ–َبًَسًََمََللاًَََ–َبًَ ًَذَ ٍكَ ًَر‬
َ َ‫َللا‬ ٍَ ٌَ
Tambahan:
Di dalam membaca Al-Qur’an memerlukan
pengetahuan Tafkhim dan Tarqiq, karena hal ini

Urgensi Ilmu Tajwid | 69


termasuk bagian kesempurnaan tilawah.
Tafkhim itu menebalkan suara huruf. Dan
Tarqiq adalah menipiskan suara huruf. Dalam
buku Ilmu Tajwid karangan Ustadz Abdul Aziz
Abdur Ra’uf Al-Hafidz, Lc. Mengatakan bahwa
ada 3 hal yang harus ditafkhim atau ditarqiq,
yakni:
1. Lafadz Allah (Lam Jalalah)
2. Huruf Ra
3. Huruf Isti’la

Dua yang akhir dijelaskan pada bab


selanjutnya.

70 | IlmuTajwid Praktis
BAB X
HUKUM HURUF ISTI’LA’
DAN HURUF RA

Hukum Huruf Isti’la’


Huruf Isti’la ada tujuh di antaranya:

َ َ‫خَصَضََطََظَغَؽ‬
Atau huruf tersebut dapat disusun menjadi
kalimat:

َ َ‫َضَ ٍغَ َوطََقًَََ ٍظ‬


‫َيخَصََ َى‬
Semua huruf Isti’la’ harus dibaca Tafkhim.
Tingkatan Tafkhim yang kuat, ketika berharakat
fathah atau dhummah.
Contoh:
َ‫َىخٍََيػََهرََ–َغَيمَ ٍة‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 71


Dan ketika sukun, yang sebelumnya ada
huruf berharakat fathah atau dhummah.
Contoh:

ٍَ ًَ‫يػََى ٍقَب‬
َ‫ضََ–َيََيظٍَلَى َيمٍََوَ ىف‬
Dan juga harus dibaca Tafkhim apabila nun
sukun atau tanwin bertemu dengan huruf Isti’la,
kecuali apabila bertemu dengan huruf Ghain
dan Kho’.
Contoh:

َ ََ‫ضٍََوََهدََ–َيػََىٍنَ ًَطَ َيق‬


‫صٍَََرَيكَ ٍَمََ–ََىمٍَنَ َي‬
‫يػََىٍنَ َي‬
ََ‫بََ–َلَىٍَيََنَلََطَى ًوَيٍَََنَل‬ ًَ
‫يػََىٍنَظَيَيرََ–َيػََىٍنػَ ىقَلَ َي‬
Sedangkan yang lebih ringan, ketika ber-
harakat kasrah atau sukun yang sebelumnya ada
huruf berharakat kasrah
Contoh:

َ‫ًَطٍََيََ–َ ًَسَ ٍَخَ ًَرَاي‬

72 | IlmuTajwid Praktis
Sebaliknya, seluruh huruf Isti’la’ harus di-
baca Tarqiq (Kecuali RA dan LAM) pada lafadz
Allah (Jalalah).
Hukum RA ada dua macam, yaitu:
1. RA yang dibaca Tafkhim
a. RA fathah, RA fathah tanwin
Contoh:
َ ‫َ َىخٍََيػََنرَا‬-َََ‫َىرََ–ََنرَاَََ ََىرَبػَنََىا‬
b. RA dhummah, RA dhummah tanwin

Contoh:
َ‫ََ ىكَبًٍََيػََهر‬-َََ‫َيرََ–ََهرَاَََ ََيرََىكَيٍََ َندَا‬
c. RA sukun didahului fathah atau
dhummah
Contoh:
َ‫َقػَيٍَراَى هف‬-ََ‫ىٍََيََ َ ٍَرََ َاَىٍَرَ َىسَ َىل‬
d. RA sukun didahului kasrah ada hamzah
washal
Contoh:
‫َاًٍَََرًََجَعََيٍَوَا‬-َََ‫ََََىَتَبػََيٍَوَا‬
‫َار‬ ًَ ‫ًٍَََار‬
ٍَ َ‫ََََ َاَىـ‬
ٍَ
Urgensi Ilmu Tajwid | 73
e. RA sukun didahului kasrah bertemu
huruf Isti’la‘
Contoh:
َ‫اس‬ ًَ ‫َطَ ًََمَرَصَاد‬-َََ‫ََََص‬
‫ًٍََ ٍََر‬
‫َقٍََرَطَىَ َه‬-َََ
‫ٍَ َى َه‬
f. RA sukun atau hidup lalu dibaca waqaf
didahului fathah atau dhummah.
Contoh:
َ َ َ ‫ىٍََ َيَََ َر‬
ًَ ‫َََ– َفَى‬ ًَ
.ََ‫َارحنََىٍَر‬
ََ ‫صَ ًٌََلََلَََىرَبًٌََ َى‬
ٍََََ‫كَََىَك‬ َ‫ى‬ َ.ََ‫اؾََاََلٍَ ىكٍََوَثػَىَىر‬
‫ىَطَىٍَيػَنََىَ َى‬
‫َع‬
ٍَ َ‫اََنََََأ‬
َ .َ َ‫ٌَََََ ىكَاَثػَيَير‬ ‫أَى ٍهلََىاَ يكَ َيمََالت‬
g. RA sukun atau hidup lalu dibaca waqaf
didahului alif atau wawu.
Contoh:
َ َ َ ‫َاََ َر‬/َ‫ك‬
ًَ َ.َََ
َ ََ
.ََ‫َشَ يكٍََوََهر‬
‫َََ–ََاَنََوََيَ ىغَ يفٍََوََهرََ َى‬ ‫َىََىوََاََلٍَ َىعَ ًزَيٍَػََيزََاََلٍَغََىفَ َي‬
‫َار‬ ‫اَىالَىَ َي‬

74 | IlmuTajwid Praktis
h. RA hidup didahului huruf mati selain
YA yang sebelumnya ada fathah atau
dhummah dibaca waqaf.
Contoh:
○َ‫ىٍََ َيٍَََََ َرَ َ َىشٍََهَ ورَ○َ–َاَىلٍَ ىفَ ٍَجَ ًر‬
2. RA yang dibaca Tarqiq
a. RA kasrah, RA kasrah tanwin
Contoh:
‫َ َيخَ ٍَسَ َور‬-ََ‫س‬ ًَ ‫ًَ َو‬
‫ر–َرَ َرٍَجَ َه‬
b. RA sukun didahului kasrah dan
sesudahnya bukan huruf Isti’la’atau
bertemu dengan huruf Isti’la namum
dalam kata terpisah
Contoh:
َ‫َفَى ىكًٌٍََََب‬-ََ‫َََ َفًٍَََرََىعٍََوَ ىف‬
‫ًٍََ ٍََر‬
c. RA hidup didahului YA sukun dibaca
waqaf
Contoh:
ًَ َ‫َ ورََ َخَ وريَ○َ–َب‬/ََ
َ○َ‫صٍََوري‬ ًَ
‫َى‬ ٍَ ‫َى‬ َ‫َ ًرَ ه‬/َ‫ٍَََمََ ََير‬
‫ر‬/

Urgensi Ilmu Tajwid | 75


d. RA hidup didahului huruf mati selain
YA yang sebelumnya ada kasrah dibaca
waqaf
Contoh:
ًَ ًَ
‫َ ورََ َب ٍكََه‬/ََ
○َ‫َر‬ َ‫َ ًرَ ه‬/َ‫ٍَ ٍََََ َ يَر‬
‫ر‬/
3. RA boleh dibaca Tafkhim atau Tarqiq
a. RA sukun didahului kasrah dan sesu-
dahnya huruf Isti’la’ berharakat
Kasrah.
Contoh:

َ‫فًٍَََرََوؽ‬
b. RA sukun karena dibaca waqaf, sebe-
lumnya huruf Isti’la’ sukun yang dida-
hului dengan huruf berharakat kasrah.
Contoh:
ًَ ًَ َ‫ع‬
ٍَ َ‫َم‬-ََ‫يََاََلٍَقَطٍَ ًر‬
َ‫صَر‬ ‫َى ٍََى‬
c. RA sukun karena dibawa waqaf dan
sesudahnya terdapat YA yang
terbuang.

76 | IlmuTajwid Praktis
‫‪Contoh:‬‬

‫اِبَََىَكَنَي يذَ ًَر َ‬ ‫ٍََََََيَ ًَلََاًَََذَىاَي ًَ‬


‫ََََى ٍَسَرَ–َ َىعَ ىذًَََ ٍَ‬ ‫َىكََالل‬
‫اصلهما‪َ:‬يََى ٍَسَ ًَر ٍَمََ‪َ-‬نَي يذَ ًَر َ‬
‫م‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪77‬‬


BAB XI
HUKUM MAD

Menurut bahasa, Mad bermakna panjang


dan tambahan. Menurut Istilah,
memanjangkan suara huruf mad. Huruf Mad
ada tiga, yaitu: (Alif, Wawu, YA).
Sedangkan yang dinamakan dengan Mad
adalah jika fathah diikuti Alif sukun, kasrah
diikuti Ya sukun, dhummah diikuti Wawu
sukun.
Hukum Mad dibagi dua:
A. Mad Ashliy
Mad Ashliy adalah Mad yang
panjangnya 1 alif karena tidak bertemu
Hamzah, Sukun, atau Tasydid.
Mad Ashliy ada 6 macam:
1. Mad Thobi’iy
adalah Huruf Mad yang tidak bertemu
Hamzah, huruf sukun, dan Tasydid.
Disebut juga Mad Thobi’iy Kilmiy.
Panjang bacaannya selama 1 Alif (2
harakat)
Contoh:
َ‫َنػَيٍَوًََحٍََيػَ َىهَا‬-َ ‫َ ىغَ يفٍََوَََنرَا‬-َ‫قَىاَ َىؿََ–َ َىَنَ َىؿََ–َََىَرًََحٍََيَ َنمَا‬

78 | IlmuTajwid Praktis
2. Mad Thobi’iy Harfiy
adalah Mad Thoi’iy dalam huruf.
Contoh:
- Mad Thabi’i al-Harfiy
َ ََ
)‫ََا‬
‫فَََىَالٍََـَ َىَر‬ ًَ
ٍَ َ‫اَىَاَََ–َاَىل‬
‫َََطَىََ َى‬
(َ=َ‫الر‬
َََََ–َ‫طو‬
3. Mad ‘Iwadh
adalah apabila ada huruf selain Ta
Marbuthah berharakat fathah tanwin yang
dibaca waqaf, maka cara pembacaannya
seperti Mad Thabi’iy.
Panjang bacaannya adalah 1 Alif (2
harakat).
Contoh:
ًَ َ‫صَريَاَنَ َب‬
○َ‫صٍََريَاَى‬ ًَ ًَ ًَ
‫َى‬ ٍَ ‫ بََى‬- ○َ‫َىعَلٍََيَمَاَنَ َ َىعَلٍََيَمَاَى‬
4. Mad Tamkin
adalah YA kasrah bertasydid bertemu
YA sukun.
Panjang bacaannya 1 Alif (2 harakat).
Contoh:
ًَ
‫َنَىبًَيًٌََ ٍََى‬-ََ‫يََ–َ َيحَيًٌٍَََيػَتََيٍَم‬
َ‫ي‬ ‫اَيٌَمَيًٌََ ٍََى‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 79


5. Mad Badal
adalah Hamzah yang dibaca panjang
baik berharakat fathah, kasrah, atau
dhummah).
Penjelasan lengkapnya adalah apabila
ada hamzah bertemu dengan Mad (huruf
alif, ya, wawu).
Maka cara bacanya seperti Mad Thabi’i.
Panjang bacaannya 1 Alif (2 harakat).
Contoh:
َ‫ِنََ–َاَيٍََكًَِتََى‬ ًَ ًَ
ٍَ ‫ءََىاََىمَنَيػٍََوَاَََ–َاَيٍَػَتَيػٍََو‬
6. Mad Shilah Qoshiroh
Mad Shilah adalah setiap huruf Ha
dhomir yang berharakat dhummah atau
kasrah (Hu dan Hi) apabila terletak di
antara dua huruf hidup.
Pembagian Mad Shilah ada 2 macam ;
- Mad Shilah Qashirah
Adalah huruf Ha dhomir yang
bertemu dengan selain huruf hamzah
yang sebelumnya ada huruf hidup
dibaca panjang.

80 | IlmuTajwid Praktis
Maka cara bacanya seperti Mad
Thabi’i yakni panjang bacaannya 1 Alif
(2 harakat).
Contoh:
ًَ ًًََ ًَ ًًََ
ًَ ََ‫ََهًَََخَبًَيػَرََب‬
َ‫صٍََيػََهر‬ ‫لَىوََيَ–َبوََ–َاَنَوََيَبعَبََىادَ َى ٍَ َه َى‬
- Mad Shilah Thowilah (termasuk cabang
Mad Far’i)
adalah Ha dhomir yang dibaca
panjang yang sebelumnya ada huruf
hidup bertemu huruf Hamzah
(bentuknya Alif) dalam kalimat yang
terpisah.
Maka cara bacanya seperti Mad Jaiz
Munfashil.
Contoh:
َ‫ََاَََلَىوََيَاَى ٍَخَلَى َىدَهََيَ–َ ًَعٍَنَ َىدَهََيَاًَََََالََ ًِبًََ ٍذَنًًَََو‬
‫ظَىٍَهًََرًَهََاًََََفََ–َاَىفَ َىَم‬
B. Mad Far’i
Mad Far’i dibagi menjadi 13, antara lain:
1. Mad Wajib Muttashil
Adalah Mad Thabi’i bertemu dengan
Hamzah dalam satu kalimah (kata).

Urgensi Ilmu Tajwid | 81


Panjang bacaannya adalah 2/2 ½ Alif
(4/5 harakat) baik ketika washol atau
waqaf.
Contoh:
َ َ‫َنًََ َىس‬-َ‫َََنَ–َاَىلٍَ َىمَ َىَلَئًََ ىكَةَي‬
‫َََى َىََن‬
‫آء‬ َ َ‫َََىَ–َلًََىق‬
َ‫َََى َىَنََ–َنًَََىدَآء‬
‫آء‬ َ َ‫َىج‬
‫آء‬
2. Mad Jaiz Munfashil
Adalah Mad Thabi’i bertemu dengan
Hamzah (bentuknya huruf Alif) bukan
dalam satu kalimah (kata).
Panjang bacaannya adalah 2/2 ½ Alif
(4/5 harakat).
Contoh:
َََ‫اًَََّنَ َاَىٍَعَطَىٍَيػَنََىاَ َ– ََىكََىمَآَ َاَيًَمََيرٍََكاَ َ– َاًَََّنَ َاَىنٍػََىزلٍَنََىاَ َ– َقيػٍََوَآ‬
َ‫اَىنٍػَ يفَ َىسَ يكَ ٍَم‬
3. Mad Shilah Thowilah
(keterangan ada pada penjelasan Mad
Shilah Qoshiroh).

KETERANGAN PENTING:
Bahwa kesimpulan dari Mad Shilah
adalah huruf Ha dhomir itu dibaca panjang
apabila terletak di antara dua huruf hidup.

82 | IlmuTajwid Praktis
Namun, ada beberapa kasus yang perlu
diperhatikan.
 Ha dhomir tidak dibaca panjang (2
harakat), jika salah satu huruf sebelum
atau sesudahnya sukun.
Contoh:

َ. َ
   َ   َ    َ  َ 
    َ  
  
ًَ ًَ
َََ ‫تََبػَيًٌََنََىَ َه‬
.ََ‫ات‬ ‫–َفٍََيَوََآََايَ َه‬
‫َى‬ ‫َى‬
Contoh lain: sesudahnya
ٍَ ََ‫َََ ًٌَدَيٍََ َينََ–َإًَنَوََي‬
َ‫َاْلََىَق‬ ‫أٍَََكىَتىػٍََهَ ًَو ٍَمََبًًََوََال‬
‫َََرٍََكَ َيحََ–َلَىوََيَال‬
 Ha dhomir tidak dibaca panjang,
walaupun terletak di antara dua huruf
hidup.

Urgensi Ilmu Tajwid | 83


Contoh pada QS. Hud: 91.

       
  
  
     
   
    

         

 

Contoh pada QS. Az-Zumar: 7

         

          
   
 
   
     
 
      
 
  

        

      

 Ha tetap dibaca panjang (2 harakat),


walaupun sebelumnya sukun.
Contoh pada QS. Al-Furqon: 69
  
    
   
   
  
      
 
      
  
 

84 | IlmuTajwid Praktis
4. Mad ‘Aridl Lissukun
Adalah Mad Thabi’i bertemu huruf
hidup dibaca waqaf.
Panjang bacaannya ada 3 cara, al-Qashr
(singkat), al-Tawassath (sedang), dan al-
Isyba’ (panjang). Dengan kata lain
panjangnya boleh dibaca 1/2/3 Alif (2/4/6
harakat). Sejogyanya dipraktekkan secara
konsisten (tidak berubah-ubah).
Contoh:
○َََ
‫َار‬
ٍَ َ‫َََ ََلَىغََىف‬
‫َار‬
َ‫ََلَىغََىفَ ه‬-ََ○ََ‫َىشَ يكٍََوَهَرََ َ َىشَ يكٍََوٍََر‬
Adapun Mad ‘Aridl Lissukun dibagi
menjadi 7 macam bentuk:
- Mad ‘Aridl Lissukun Muthlaq
Contoh:
َ‫ًََََحٍََيًََم‬
‫َالَر‬-ََ‫َََ–َنػَيٍَوََير‬
َ‫نػَى َىهَ َه‬
‫ار‬
- Mad Lin ‘Aridl Lissukun
Contoh:
َ‫َ َىخٍََيػََىر‬-ََ‫ت‬
‫تََ–َبػََىٍَيَ َى‬
‫َىمٍََوَ َى‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 85


- Mad Muttashil ‘Aridl Lissukun
Contoh:
ًَ َ‫َ ًِبَلَشََهَد‬-ََ‫َََ–َسَوَء‬
َ‫ََاء‬‫َى َى‬ ‫َىجَآءَى َيٍَ َي‬
- Mad Badal ‘Aridl Lissukun
Contoh:
َ‫َإًَ ٍَسََىرَائًٍََََيَ َىل‬-ََ‫ؼ‬
‫اتََ–ََىرََيؤٍََكَ َي‬
‫ءََىَ َى‬
- Mad ‘Aridl Lissukun Fi Ha Ta’nits (Ta
Marbuthoh)
Contoh:
َ‫َوََىراَ ىة‬
ٍََ‫الََصََىَلَ ىةََ–َالََتػ‬
- Mad ‘Aridl Lissukun Fi Ha Dhomir
Contoh:
ًَ
َ‫ََي‬
َ‫صَطَىىفَاه‬
ٍَ َ‫ا‬
- Mad Lazim ‘Ari dl Lahu Sukun
Contoh:
َ ََ‫صََىو‬
َ‫آؼََ–َ َىجَآَف‬ ‫َى‬

86 | IlmuTajwid Praktis
5. Mad Lin
Adalah fathah diikuti Wawu sukun/Ya
sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf.
Panjang bacaannya adalah 1/2/3 Alif
(2/4/6 harakat)
Contoh:
○ َ‫ؼََ○َ–َاًََلَىٍَيًََوََ َاًََلَىٍَيٍََو‬
ٍَ َ‫ؼََ َ َىخٍََو‬
‫َىخَ ٍَوَ َه‬
6. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Adalah Mad Thabi’i bertemu Tasydid
dalam satu kalimah (kata).
Panjang bacaanya 3 Alif (6 harakat).
Contoh:
َََ‫يََ–َاَىَيُتََىآَجٍََوًٌََِن‬ ًَ ‫كَىالََال‬
‫َََضََآَلٌَ ٍََى‬ ‫َى‬

7. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi


Adalah Mad Badal bertemu huruf
sukun. Panjang bacaannya 3 Alif (6
harakat).
Contoh:
َ‫ٍََآألَ ىف‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 87


8. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Adalah Mad bertemu tasydid dalam
huruf.
Penjelasan lebih lengkapnya adalah apabila
pada permulaan surat dari al-Qur’an
terdapat salah satu atau lebih dari antara
huruf yang delapan, yakni (dirangkum
dalam satu kalimat),

َ‫َعَ َىسَلَي يكَ ٍَم‬


‫صََ َى‬
‫نػَى يقَ َي‬
Cara membacanya seperti mad lazim
yang panjangnya 3 Alif (6 harakat).
Contoh:
َLamnya pada kalimat ٌَََََ
‫ال‬
Sinnya pada kalimatَََ
‫طسم‬
ٌَ َ
(Catatan: Huruf Alif tidak termasuk MAD,
maka dibaca tanpa ada suara panjang.
(ALIF).

9. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi


Adalah Mad bertemu sukun dalam
huruf. Cara membacanya seperti mad lazim
yang panjangnya 3 Alif (6 harakat).

88 | IlmuTajwid Praktis
Contoh:
َ‫يس‬
َSin-nya pada kalimat

Mim-nya pada kalimatَ‫حم‬

َSin-nya pada kalimat ََ‫طس‬


Kaf, Ain, dan Shod-nya pada kalimat ََ‫كهيعص‬
Lam-nya pada kalimat َ‫الر‬
Catatan:
Apabila ada permulaan surat dari al-Qur’an
terdapat salah satu atau lebih dari antara
huruf yang lima, yakni (dirangkum dalam
satu kalimat),
َ‫َىحَ َيََطَىَيهََهر‬
Cara membacanya seperti Mad Thabi’i
yang panjangnya 1 Alif (2 harakat).
Contoh:
َ‫يس‬
َYa-nya pada kalimat

Ha-nya pada kalimatَ‫حم‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 89


َTho’-nya pada kalimat ََ‫طس‬
Ha-nya pada kalimat ََ‫كهيعص‬
Ro’-nya pada kalimatَ‫الر‬
10. Mad Farq
Adalah bertemunya dua hamzah yang
satu hamzah istifham (kalimat tanya dalam
bahasa arab) dan yang kedua hamzah
washol (pada lam alif ma’rifat).
Panjang bacaannya adalah 3 Alif (6
harakat)
Contoh:
َََ‫َََىَآهللََيَاَىًَذَ ىفََلَى يكَ ٍَم‬
‫قَي ٍَلََء‬
َََ‫َََىآلََ َذ ىكََىريٍََ ًن‬
‫قَي ٍَلََء‬
َ‫ََََي ٍشَ ًرَيكٍََوَ ىف‬
‫َخٍََيػََهرََاَىمَاَي‬
‫ءََىَآهللََيَ َى‬

90 | IlmuTajwid Praktis
BAB XII
TANDA WAQAF

Waqaf adalah berhenti di suatu kata ketika


membaca Al-Qur’an, baik di akhir ayat maupun
di tengah ayat dan disertai nafas.
Sebelum lebih lanjut berbicara tentang wa-
qaf, perhatikan firman Allah swt. yang terdapat
dalam QS. Al-Muzzammil [73]: 4

   ...

“... dan bacalah Al-Qur‟an itu dengan tartil.”

Perhatikan makna tartil dalam ayat


tersebut. Adapun menurut imam Ibnu Katsir
adalah membaca dengan perlahan-lahan dan
hati-hati.

Urgensi Ilmu Tajwid | 91


Sedang Imam Jazari menyebutkan:

ََ‫َعَ ًَن َبٍَََ ًَن َاَىًَىب‬


‫َََ َ َى‬ َََََ َ‫َاجلََىَىزًََرلَ ًَََِف‬
)‫َ(النشر‬ ٍَ ََ َ‫ٍََََ َين‬
‫َىكَ َذَى ىكََىرَ َاب‬
ََ‫ََعَن‬ ‫ َاَىنََوَ ََسَئَلَ ََعَنَ َم‬،َ‫طَىالًَََبَ َرَ ًَضَىَ ََللاَ ََعٍَنَو‬
َ‫َى َى َي َى َي َي َىَى َى َى ٍَ َى ٍَ ى‬
‫الََتػٍَََرتًٍَََيَ ًَلًََََِفََقىػٍََولًًَََوََتَىػَ َىعََاىلَََ"َىكَ َىَر‬
َ"َ‫ََتًًٌَََلََاََلٍَ يقٍََرَآَ ىفََتَىػٍََرتًٍَََيََنَل‬
َ.َ‫ؼ‬ًَ َ‫ؼَََكَمَعَ ًَرفَىةَيَاََلٍَوَقيػَو‬ ًَ ٍَ َََ‫َتَ ًَويَ َيد‬
ٍَ ‫َاْلََيَيرٍََكَ َى َى ٍَ َي‬ ٍَ ٍَ‫َىََىوََ َى‬: ‫فىػَ ىقََ َىاؿَ ََ َي‬
Bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a men-
jelaskan makna “Tartil” dalam ayat tersebut,
yakni mentajwidkan huruf-hurufnya dan me-
ngetahui tempat-tempat waqaf (pemberhentian)
bacaan secara tepat.
Kesimpulannya yakni ketika kita
melakukan tilawah Al-Qur’an, bisa secara
bagus, baik, dan tepat, maka kita harus
mengetahui tempat-tempat berhenti
(waqaf) secara menyeluruh. Karena terkait
pemahaman terhadap makna ayat-ayat yang
dibaca, sehingga setiap pemberhentian

92 | IlmuTajwid Praktis
memberi arti yang sempurna dan
menghindari pemaknaan yang keliru.
Selain itu supaya tidak melakukan kekeli-
ruan dalam pemberhentian suatu kata ketika
membaca Al-Qur’an yang berkaitan dengan pe-
maknaan, sejogyanya setiap pembaca berusaha
mengetahui arti dari setiap kata dalam Al-
Qur’an itu dengan belajar.
Adapun pembagian waqaf ada 4 macam:

1. ‫الوقفَالتاـ‬
Waqaf Taam (waqaf yang sempurna) adalah
berhenti pada ayat yang tidak ada hubungan
dengan ayat sesudahnya, baik secara lafadz
maupun arti.
Misalnya ketika waqaf di setiap ujung ayat.
Salah satunya seperti waqaf pada ayat sebagai
berikut: QS. al-Baqarah (2): 5 – 6.

Urgensi Ilmu Tajwid | 93


       

      

      

(5) “Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari


Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang ber-
untung (6) Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja
bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu
beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.”

Maka waqaf pada kata (  ) adalah

sempurna, karena merupakan akhir sebuah


ayat (pembahasan tentang orang – orang

beriman). Dan ayat berikutnya (  ) dan

seterusnya merupakan pembahasan baru


tentang orang – orang kafir.

2. ‫الوقفَالكاِف‬
Waqaf Khafiy (waqaf yang cukup) adalah
berhenti pada ayat yang tidak ada hubungan

94 | IlmuTajwid Praktis
dengan ayat sesudahnya dalam lafadz, namun
masih ada hubungannya dalam arti.
Misal dalam QS. An-Naml [27]: 34

       

      

“Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila mema-


suki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya,
dan menjadikan penduduknya yang mulia Jadi hina;
dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.”

Maka waqaf pada kata () adalah cukup,


karena secara lafadz tidak ada hubungan dengan
perkataan selanjutnya, namun masih secara arti
masih berkaitan.

3. ‫الوقفَاْلسن‬
Waqaf Hasan (waqaf yang baik) adalah
berhenti pada perkataan yang masih ada
hubungannya dengan perkataan sesudahnya
baik dalam lafadz maupun arti.

Urgensi Ilmu Tajwid | 95


Walau ayat pertama itu sempurna dengan
sendirinya, namun ayat berikutnya tidak bisa
sempurna tanpa adanya ayat pertama.
Sehingga sangat dianjurkan memulai dari
perkataan pertama (perkataan sebelumnya).
Kecuali berhenti di akhir ayat (tanda waqaf).
Misal dalam QS. al-Fatihah (1): 2

ََََََََ

“segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Maka waqaf pada kata (   ) adalah baik,

karena sudah menjadi ungkapan yang


sempurna, namun masih berhubungan dengan
perkataan selanjutnya baik secara arti maupun

lafadz (penjelasannya adalah kata  adalah

sifat bagi lafadz  . Tentu kata sifat harus

disebutkan dengan yang memiliki sifat).

96 | IlmuTajwid Praktis
4. ‫الوقفَالقبيح‬
Waqaf Qabih (waqaf yang jelek) adalah
berhenti pada perkataan yang ada
hubungannya dengan perkataan berikutnya
baik secara lafadz dan arti, sehingga
menimbulkan kesan arti yang tidak baik
bahkan merusak makna ayat.

PERHATIKAN!!!!
Berikut ini akan diberikan beberapa ayat al-
Quran terkait pemberhentian yang bisa menjadi
waqaf Qobih.

 QS. al-Baqarah (2): 26

         

        

        

Urgensi Ilmu Tajwid | 97


         

     

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat


perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah
dari itu [33]. Adapun orang-orang yang beriman, Maka
mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari
Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan:
"Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perum-
pamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang
yang disesatkan Allah[34], dan dengan perumpamaan
itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan
tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang
yang fasik.”

ً َ‫) اًَََف َللاََى ََىالَ ََيَََى ٍَسَتََى ٍَح‬


Maka waqaf pada kata (َ َ‫ي‬
adalah jelek, sebab belum bisa menjadi
ungkapan sempurna. Masih berhubungan
dengan lafadz berikutnya.

98 | IlmuTajwid Praktis
 QS. an-Nisa (4): 43

       

        

          

        

     

       

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga
kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub,
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.
dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak men-
dapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah
yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.

Urgensi Ilmu Tajwid | 99


Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha
Pengampun.”

Maka waqaf pada kata (َ َ‫َََصََلوَىة‬


‫) ََىالَ َتىػَ ٍقَرَبػََيواَ َال‬
ٍَ ‫َى‬
adalah jelek, sebab merusak makna ayat. Masih
berhubungan dengan lafadz berikutnya. Maka
dilanjutkan saja pembacaannya sampai tanda
waqaf.
 QS. al-An’am (6): 36

       

   

“Hanya mereka yang mendengar sajalah yang mema-


tuhi (seruan Allah), dan orang-orang yang mati (hati-
nya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepada-
Nyalah mereka dikembalikan.”

Maka waqaf pada kata (َ َ‫ف‬


‫ ) َيََىسَمَ َيعَوَ ى‬adalah
ٍَ ‫ٍَ َى‬
lazim (harus berhenti), karena ketika
pembacaan disambung sampai kata (َ َ‫ٍَََوَتَىى‬
‫) َامل‬
‫َى‬

100 | IlmuTajwid Praktis


maka mengaitkan orang-orang mati bersama
orang-orang yang mendengar. Sehingga
menyebabkan rusaknya makna ayat bagi para
pendengar.
 QS. al-Qamar (54): 6

َََََََََََ َ
“Maka berpalinglah kamu dari mereka.
(ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat)
menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan
(hari pembalasan).”
Maka waqaf pada kata (َ ‫) َ َىعٍَنػَ َيهٍَََم‬ adalah
lazim (harus berhenti), karena ketika
pembacaan disambung sampai kata (َ ‫َيػََىٍَوََىَـ‬ )

maka menyebabkan rusaknya makna ayat.


 QS. al-A’raf (7): 178

         

 

Urgensi Ilmu Tajwid | 101


“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan
Barangsiapa yang disesatkan Allah, Maka merekalah
orang-orang yang merugi.”
Maka waqaf pada kata (َ ‫ضَلًََ ٍََل‬
ٍَ ‫) َيََي‬ adalah
jelek, sebab merusak makna ayat. Maka
dilanjutkan saja pembacaannya sampai tanda
waqaf.
 QS. Yusuf (12): 17

       

        

  

“Mereka berkata: "Wahai ayah Kami, Sesungguhnya


Kami pergi berlomba-lomba dan Kami tinggalkan Yusuf
di dekat barang-barang Kami, lalu Dia dimakan seri-
gala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada
Kami, Sekalipun Kami adalah orang-orang yang
benar."

102 | IlmuTajwid Praktis


Maka waqaf pada kata ( َ‫فَىأَى ىكَلَىوَي‬ ) adalah
jelek, sebab merusak makna ayat bagi para
pendengar. Maka dilanjutkan saja
pembacaannya sampai tanda waqaf.

Perhatikan!!
Adapun berikut adalah contoh permulaan
pembacaan ayat yang tidak diperbolehkan,
karena dapat menyebabkan rusaknya makna
ayat.
 QS. al-Maidah (5) : 64

         

        

       

       

         

Urgensi Ilmu Tajwid | 103


        



“Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah


terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang
dibelenggu[427] dan merekalah yang dila'nat
disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (tidak
demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia
menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. dan Al
Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan
kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. dan Kami
telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara
mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyala-
kan api peperangan Allah memadamkannya dan me-
reka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.”
Maka mengawali pembacaan dari kata

َ)َََ......)

adalah jelek, sebab merusak makna ayat. Maka


perhatikanlah.

104 | IlmuTajwid Praktis


 QS. Ali Imran (3): 181

         

        

    

“Sesungguhnya Allah telah mendengar


perkatan orang-orang yang mengatakan:
"Sesunguhnya Allah miskin dan Kami kaya". Kami
akan mencatat Perkataan mereka itu dan perbuatan
mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang
benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka):
"Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar."
Maka mengawali pembacaan dari kata

َ)ََََ........)

adalah jelek, sebab merusak makna ayat. Maka


perhatikanlah.
 QS. at-Taubah (9): 30

Urgensi Ilmu Tajwid | 105


      

       

       

    

“Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu


putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata:
"Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu
Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka
meniru Perkataan orang-orang kafir yang
terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana
mereka sampai berpaling?”
Maka mengawali pembacaan dari kata

)  ......) )  ……)

adalah jelek, sebab merusak makna ayat. Maka


perhatikanlah.

106 | IlmuTajwid Praktis


 QS. al-Maidah (5): 73

         

         

     

 

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengata-


kan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga",
Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan
yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang
mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir
diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
Maka mengawali pembacaan dari kata

)َََ......)

adalah jelek, sebab merusak makna ayat. Maka


perhatikanlah.

Urgensi Ilmu Tajwid | 107


TANDA – TANDA WAFAQ
Adapun tanda/rumus waqaf yang
masyhur terdapat pada al-Qur’an cetakan
adalah sebagai berikut:
No Waqaf Tindakan Rumus
1. Lazim harus berhenti ‫م‬
2. Muthlaq sebaiknya berhenti. ‫ط‬
3. Jaiz boleh berhenti,
‫ج‬
juga boleh terus
4. Mujawwaz sebaiknya terus
‫ز‬
alwaqf
5. Murakhkha sebaiknya terus
‫ص‬
s alwaqf
6. Mamnu’ Dilarang berhenti
‫ال‬
kecuali di akhir ayat
7. Mu’anaqah Berhenti pada salah
·˙·__·˙·
satu tanda
8. Waqfu Lebih baik berhenti
‫قلى‬
Aula
9. Waqf sebaiknya berhenti. ‫قف‬
10. Washol Lebih baik
‫صلى‬
Aula diteruskan.
11. Qila huwa sebaiknya terus.
‫ق‬
waqfu

108 | IlmuTajwid Praktis


PEDOMAN PRAKTIS BERWAQAF

1. Senantiasa berwaqaf pada akhir ayat dan


berlanjut pada ayat berikutnya tanpa harus
mengulang.
2. Apabila ditemukan ayat panjang,
berwaqaflah pada tanda waqaf di atas dan
tidak perlu megulang, kecuali pada tanda
(‫)ال‬, tetapi disunahkan berhenti pada akhir
ayat menurut banyak ulama.
3. Apabila akhir ayat masih panjang dan tidak
menemukan tanda waqaf, berwaqaflah pada
akhir nafas dengan mengulang beberapa
kata sebelumnya ketika memulai bacaan
lagi.

WAQAF MENURUT IMAM HAFSH


Dalam bahasa Arab ada banyak cara untuk
mewaqafkan kalimah. Sedang yang boleh
digunakan menurut Imam Hafsh ada 4 dan
yang berlaku ada 2. Yakni:

Urgensi Ilmu Tajwid | 109


1. Waqaf Iskan :
Mewaqafkan dengan membaca sukun
akhir kalimah.
Contoh:

ٍٍََ َ‫يََ○َ َال َىعَاَلَى ًَم‬


َ○ََ‫ي‬ ًَ
‫ال َىعَاَلَىمَ ٍ ى‬
ََ
2. Waqaf Roum :
Mewaqafkan dengan mengucapkan
sepertiganya suara harakat akhir kalimat.
Harakat yang bisa diwaqafkan Roum
adalah Kasrah dan Dlummah.

ًَ ًَ ‫يػَوًََـََال‬
‫َنَى ٍَسَتََىعَ ٍََي‬-َ○ََ‫َََ ٌدَيٍََ ًن‬
○ََ‫ي‬ ٍَ‫َى‬
3. Waqaf Isymam :
Mewaqafkan dengan memoncongkan
kedua bibir sesudah membaca sukun huruf
akhir.
Harakat yang bisa diwaqafkan Isymam
adalah Dlummah.

○ََ‫ي‬ ًَ
‫نَى ٍَسَتََىعَ ٍََي‬

110 | IlmuTajwid Praktis


4. Waqaf Ibdal :
Mewaqafkan dengan mengganti huruf
yaitu:
a. Fathah tanwin diganti Alif
Contoh:

○َََ‫ىغَ يفٍََوَنَرَاَََ○َ َ ىغَ يفٍََوََىرَا‬


b. Ta’ Marbuthah diganti Ha’ Sukun
Contoh:

○ََ‫الََ ىقَاَ ًرََىعَةَيَ○َ َالََ ىقَاَ ًرََىعٍََو‬


َ
Catatan:
Sebagai muslim yang ingin selalu meningkatkan
ilmu agama, khususnya dalam penguasaan al-
Qur’an terkait WAQAF, maka semangat dan
rajin dalam memahami makna minimal melalui
tarjemahan yang dipercaya adalah hal yang
sangat diperlukan.

Urgensi Ilmu Tajwid | 111


BAB XIII
BACAAN GHARIB

A. Nun Wiqayah (Nun Washol)


Nun Washol adalah nun kecil yang
terdapat di bawah waqaf Washol. Nun ini
disebut juga dengan nun wiqayah, yaitu nun
yang dibaca harakat kasrah apabila kita
menemukan huruf yang berharakat tanwin
bertemu hamzah washol.
Adapun ayat-ayat tersebut dibawah ini:

112 | IlmuTajwid Praktis


1. QS. Al-Baqarah [2]: 180

  
 
    
  
   
  
 
   
 
   
 
   
 
  

 
 
 
  
   
    
    
   
  
       
   

 

Kata yang bergaris bawah dibaca


Khoironilwashilatu (‫خريََ ًَفَالوصية‬
َ) ‫َى‬
2. QS. Yusuf [12]: 8 - 9

        

 
         
   
  
      
    
 

        

   

Kata yang bergaris bawah jika


diwashal dibaca Mubiininiqtuluu
ً ََ‫)مب‬
(‫يََ ًَفََاقتلوا‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 113


3. QS. Al-Kahfi [18]: 88

 
  
       
    
  
 
  
  
   
    

     

Kata yang bergaris bawah dibaca Jaza a


nilhusna (‫َََ ًَفَاْلسن‬
َ‫)جَزَاء‬ ‫َى‬
4. QS. An-Najm [53]: 50

 
  
   
 
  
      

Kata yang bergaris bawah dibaca


‘Aadanil Uulaa (‫َََاَىَ ًَفََاالكىل‬
‫)عاد‬
5. QS. Al-Ikhlas [112]: 1 – 2

 
 
 
  
   
 
  
   
 
 

Kata yang bergaris bawah jika


diwashal dibaca Ahadunillahu (َ‫أحدََ ًَفََللا‬
‫)َ َ َي‬ ‫َي‬

114 | IlmuTajwid Praktis


6. QS. Az-Zumar [39]: 29

      


 
 
     
   
    
  
 
 
 
   
  
 
 
  

    

Kata yang bercetak merah dibaca


Matsalanilhamdulillahi ( ‫مثلََ ًَفََاْلمدَهلل‬
‫) ََ َى‬
7. QS. Al-Jumu’ah [62]: 11

 
    
           
 
          
       

          

  

Kata yang bergaris bawah dibaca au


lahwa ninfadluu ( َ‫ًَف‬ ) ‫َََََ َانفضوا‬
َ‫هلو‬
‫اك َى‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 115


B. Ayat-ayat Sadjah
Terdapat 15 ayat sajdah di dalam Al-Qur’an:
1. QS. Al-A’raf [7]: 206

       

    

2. QS. Ar-Ra’d [13]: 15

       

    

3. QS. An-Nahl [16]: 50

        

4. QS. al – Isra’ (17): 109

      

116 | IlmuTajwid Praktis


5. QS. Maryam [19]: 58

        

       

       

      

6. QS. Al-Hajj [22]: 18

         

     

       

           

     

Urgensi Ilmu Tajwid | 117


7. QS. al – Hajj (22): 77

     

      

8. QS. al – Furqon (25): 60

       

      

9. QS. an – Naml (27): 26

         

10. QS. as – Sajdah (32): 15

        

       

118 | IlmuTajwid Praktis


11. QS. Shod (38): 24

        

        

       

        



12. QS. Fushilat (41): 38

      

      

13. QS. an – Najm (53): 62

    

Urgensi Ilmu Tajwid | 119


14. QS. al – Insyiqaq (84): 21

       

15. QS. al – ‘Alaq (96): 19

      

C. TANDA SHIFIR
- Shifir Mustadir )‫(صفر مستدير‬
Shifir Mustadir adalah bulatan kecil yang
berada di atas huruf yang menunjukkan bahwa
huruf tersebut tidak boleh dibaca panjang
ketika waqaf maupun washal.
Tanda tersebut terdapat pada ayat – ayat
bercetak merah dibawah ini:
1. QS. Yusuf (12): 87

      

  
   
    
     
     
  
     
    

  

120 | IlmuTajwid Praktis


2. QS. al – Kahf (18): 23

 
 
 
   
 
     
  
  
  
  
 

3. QS. al – A’raf (7): 103

       

  
 
 
  
    
       
  
    
  

 

4. QS. Yunus (10): 75

       

 
               
  
          
  

5. QS. az – Zuhruf (43): 46

  
   
  
   
         
 
    
   
 
  

     

Urgensi Ilmu Tajwid | 121


6. QS. ar – Rum (30): 39

    
  
   
    
                 

         

   

7. QS. al – Insan (76): 4

   


  
  
   
 
  
 
  
 
    
  
    

8. QS. al – Insan (76): 16

  
 
  
  
   
       

- Shifir Mustathil )‫(صفر مستطيل‬


Shifir Mustathil adalah bulatan lonjong
yang berada di atas huruf yang menunjukkan
bahwa huruf tersebut dibaca panjang pada
waktu bacaan berhenti (waqaf) dan dibaca
pendek ketika bacaan bersambung (washal).

122 | IlmuTajwid Praktis


Tanda – tanda tersebut terdapat pada ayat
- ayat dibawah ini:
1. QS. al – Kafirun (109): 4

    
  
  
    
 

2. QS. al – Kahfi (18): 38

 
 
  
    
  
  
    
   
   
 

3. QS. al – Ahzab (33): 10

        

     

    
 

4. QS. al – Insan (76): 15

     
   
      
           
 
 
  



Urgensi Ilmu Tajwid | 123


D. AYAT – AYAT SAKTAH
Saktah adalah berhenti sejenak tanpa
bernafas selama dua harakat ketika membaca
al-Qur’an
Terdapat empat surat dalam al-Qur’an,
yaitu ayat - ayat dibawah ini:
1. QS. al – Kahf (18): 1 – 2

        

  
   
 
 
 
    
   
     
  
  

     

   

2. QS. Yasin (36): 52

 
    
 
    
         
         

   

124 | IlmuTajwid Praktis


3. QS. al - Qiyamah (75): 27

 
  
  
  

4. QS. al - Muthafifin (83): 14

 
  
 
          
  
 
  
   
 

E. IMALAH
Imalah adalah membaca huruf yang berha-
rakat fathah dimiringkan ke harakat kasrah.
Dalam Al-Qur’an hanya ada pada surat
berikut:
1. QS. Hud (11): 41

    
  
    
    
  
 
      
   
   

   

Urgensi Ilmu Tajwid | 125


F. ISYMAM
Isyman adalah mencampurkan dlummah
pada sukun dengan memoncongkan bibir.
Dalam al-Qur’an hanya ada pada surat
berikut:
1. QS. Yusuf (12): 11

     
 
  
  
     
 
          

 

G. TASHIL
Tashil adalah cara membaca hamzah yang
kedua dengan suara ringan.
Dalam al-Qur’an hanya ada pada surat
berikut:
1. QS. Fusshilat (41): 44

       


 
     
 
    
 
   
   
  
 
  
   

       

126 | IlmuTajwid Praktis


       

 

H. NAQL
Naql adalah memindahkan harakat
hamzah ke dalam huruf sukun sebelumnya.
Dalam al-Qur’an hanya ada pada surat
berikut:
1. QS. al - Hujurat (49): 11

         

         

        

   
      
 
 
  
   
 
 
    
 
  
   

   

Urgensi Ilmu Tajwid | 127


Kata yang bercetak merah dibaca

Bi’salismu ( َ‫ًََََ ٍَسَ َيم‬


‫)ََبئسَل‬
I. PELAJARAN TAMBAHAN
 Hamzah Washal jika bertemu hamzah,
hamzah yang kedua diganti huruf mad.
Dalam QS. al-Ahqaf (46): 4

        

     
  
 
   
  
 
     
  
  
   
  

         

 

Kata yang bercetak merah jika washal


dibaca Fissamaawaati’tuunii (‫توِن‬ ًَ َ‫ِفَالسمَو‬
َ ٍَََ‫اتََئ‬ َ ََََ ). Jika
waqaf dibaca Fissamaawaat, iituunii
ٍََََ‫اتََ○َاًََي‬
(َ‫توِن‬ ٍَ َ‫ِفَالسمَو‬
َ ََََ )

128 | IlmuTajwid Praktis


 Huruf Yang boleh dibaca fathah atau
dlammah
Dalam QS. ar-Rum (30): 54

   
   
  
 
  
  
  
 
  
 
   
  

    
  
  
    
   
  
  
 
     
  

       

Kata yang bercetak merah tiap Dlad-nya


boleh dibaca fathah dan boleh dibaca dlummah,

َََ‫َضَ َعف‬.َ‫عف‬
‫ضَ َ ََََ َي‬
‫َََََ○ ََ َي‬
ََ‫َضَعفا‬.َ‫عف‬
‫َضَ َ ََََ َى‬.َ‫عف‬
‫ضَ َ ََََ َى‬
‫َى‬
ََََََ‫َضَعفا‬.
َََََََََ ‫ََ َي‬
 Shad yang ada Sin kecil
- Shad yang harus dibaca Sin yaitu:
QS. al-Baqarah (2): 245

Urgensi Ilmu Tajwid | 129


        

     
 
    
  
  
       
   
 

 

QS. al-A’raf (7): 69

       

       

   
      
 
  
  
    
     
  
   
  

    

- Shad yang boleh dibaca Shad dan boleh


dibaca Sin yaitu:
QS. ath-Thur (52): 37

 
  
  
 
   
 
   
   
    
 
 
 
 
  

- Shad yang harus tetap dibaca Shad


yaitu:

130 | IlmuTajwid Praktis


QS. al-Ghasyiyah (88): 22

  
  
 
  
   
 
 
 

 Kalimah yang sering dibaca salah

Ada beberapa kalimah yang sering dibaca


salah karena harakatnya berbeda dengan yang
biasa.
- Lafadz Fiihi yang hi-nya dibaca panjang.
di al-Qur’an hanya ada satu, terdapat pada
QS. al-Furqon (25): 69

 
    
   
   
  
      
 
      
  
 



- Lafadz di bawah ini yang Dzal-nya dibaca


fathah, tidak kasrah.
di al-Qur’an terdapat pada QS. Fushilat
(41): 29

Urgensi Ilmu Tajwid | 131


   
  
  
  
            
 
  
    
  

      

 

- Lafadz di bawah ini yang Kaf-nya dibaca


fathah, tidak Dlummah.
di al-Qur’an terdapat pada QS. an-Nahl
(16): 76

       

  
    
        
  
 
 
  
   
 
 
  

          

   

132 | IlmuTajwid Praktis


BAB XIV
CARA CEPAT MENGHAFAL
AL-QUR’AN

Sebelumnya akan dijelaskan cara membaca


Al-Qur’an dari segi cepat dan lambatnya:

 Tahqiq ( ‫)التحقيق‬:
Maksudnya membaca dengan sangat pelan.

 Tadwir/Tawasuth ( ‫َ التدكير‬/‫)التوسط‬:
Maksudnya membaca dengan
pelan/sedang.

 Hadr (‫)اْلدر‬
Maksudnya membaca dengan cepat.

Urgensi Ilmu Tajwid | 133


Dan selanjutnya berikut beberapa tahap
menghafal al-Qur’an yang dibagi menjadi tiga
tahap, tahap persiapan, tahap menghafal dan
tahap pasca menghafal.

JENIS MENGHAFAL
Adapun jenis menghafal Al-Qur’an adalah:
1. Dengan cara membaca
2. Dengan cara menulis
3. Dengan cara mendengar bacaan para
qurro.

Hal yang tersulit adalah menentukan kua-


litas dan kuantitas ayat yang kita hafal setiap
hari. Siapa saja yang ingin menghafal al-Qur’an
harus berhati ikhas dan penuh kesabaran, selain
itu, dia harus optimis bahwa dia pasti bisa
menghafal seluruh ayat dalam Al-Qur’an ini.
Firman Allah swt. QS. Al-Qamar [54]: 17.
“Dan sungguh, telah kami mudahkan al-Qur‟an untuk
peringatan, maka adakah orang mau mengambil
pelajaran?”

134 | IlmuTajwid Praktis


Sabda Rasulullah saw.,
“Iri hati itu tidak benar kecuali pada du hal berikut: (per-
tama) pada orang yang diberi Al-Qur‟an oleh Allah
kemudian dia membacanya sepanjang siang dan ma-
lam; (kedua) pada orang yang diberi harta oleh Allah
kemudian dia menginfakkannya siang dan malam.”

Waktu yang dibutuhkan menghafal al-


Qur’an sebagaimana tercantum dalam tabel di
bawah ini tergantung pada kesempatan dan ke-
cakapan masing-masing penghafal. Hal itu bisa
dilakukan dengan beberapa hal berikut.
1. Menghafal sesuai kemampuan setiap
hari, kemudian mengulanginya pada
hari yang sama.
2. Menghafal sedikit, dan mengulanginya
sedikit, serta menentukan waktu
masing-masing.
3. Membaca ayat yang akan dihafal
dengan tajwid dan secara tartil di
depan guru. hal ini mempermudah
seorang penghafal mendapatkan
hafalan yang benar.

Urgensi Ilmu Tajwid | 135


4. Menelaah tafsir ayat yang akan dihafal.
Hal ini akan memperkuat hafalan
seseorang karena mengetahui makna
ayat yang dihafalnya.

Kesulitan dalam menghafal dan mengulang


hanya akan dirasakan pada bulan pertama. Sete-
lah itu, yang akan dirasakan sebuah kebiasaan
dan dengan mudah bisa menghafal sesuai
keinginan kita, tentunya dengan izin Allah SWT.
Allah-lah yang menentukan segala sesuatu.

TABEL WAKTU CEPAT MENGHAFAL


Jumlah Waktu yang dbutuhkan untuk bisa hafal
hafalan seluruh ayat Al-Qur’an
setiap hari Tahun Bulan Hari
1 ayat 17 7 9
2 ayat 8 9 18
3 ayat 5 10 13
4 ayat 4 4 24
5 ayat 3 6 7
6 ayat 2 11 4
7 ayat 2 6 3

136 | IlmuTajwid Praktis


8 ayat 2 2 12
9 ayat 1 11 12
10 ayat 1 9 3
11 ayat 1 7 6
12 ayat 1 5 15
13 ayat 1 4 6
14 ayat 1 3 -
15 ayat 1 2 1
16 ayat 1 1 6
17 ayat 1 - 10
18 ayat - 11 19
19 ayat - 11 1
½ Halm 3 4 24
1 Halm 1 8 12
2 Halm - 10 6

Pada setiap huruf dari Al-Qur’an yang kita


baca terdapat satu kebaikan. Satu kebaikan di-
lipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan. Pada
lafadz

‫ًََََحٍََيًََم‬ ‫بًَ ٍَسًََمَللاًَََالَر‬


‫ٍََََحَ ًَنَالَر‬
Terdapat 19 huruf artinya 19 kebaikan dan
dilipatgandakan nejadi 190 kebaikan. Berapa
banyak kebaikan yang akan didapat orang yang

Urgensi Ilmu Tajwid | 137


mengulang-ulang bacaan dan menghafalkan Al-
Qur’an. Sungguh, ini merupakan kesempatan
emas untuk mengisi umur kita.
Rasulullah bersabda:
“(Di akhirat nanti) ada yang berkata kepada pembaca
Al-Qur‟an: “Baca dan naiklah (ke surga) dan bacalah
dengan tartil sebagaimana engkau membacanya se-
cara tartil di dunia karena derajatmu (di surga) berada
tepat saat ayat terakhir yang engkau baca.”

TAHAP PERSIAPAN

1. Memperbagus niat dengan hati ikhlas


Imam Al-Khatib membawa atsar dari Ibnu
Abbas yang mengatakan:
“Sesungguhnya orang itu mampu menghafal tergan-
tung dengan niatnya”

Ma’mar Bin Rosyid Berkata:


“Orang yang menuntut ilmu selain Allah ilmu tidak akan
menghampirinya sampai dia (berniat menuntut ilmu)
karena Allah.”

138 | IlmuTajwid Praktis


Maksudnya adalah seseorang tidak paham
terhadap suatu ilmu sampai niat anda benar-
benar Ikhlas.

2. Memperbanyak Amal Sholih dan


Menjauhi Maksiat
Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
“saya menyangka bahwa orang yang lupa terhadap
suatu ilmu disebabkan oleh dosa yang telah ia
perbuat.”

Imam Syafi’I mengatakan:


“saya mengeluhkan jeleknya hafalanku kepada waqi‟ ,
dia membimbingku agar aku meninggalkan maksiat,
dan dia mengatakan bahwa ilmu itu adalah cahaya dan
cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang ber-
rmaksiat.”

3. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an yang


telah dihafal

Sufyan At-Tsauriy mengatakan:

Urgensi Ilmu Tajwid | 139


”Ilmu itu memanggil untuk diamalkan, kalau dia tidak
menjawab panggilan ilmu, ilmu itu akan pergi.”

Imam Waqi’ mengatakan:


“kami membantu hafalan kami dengan mengamalkan-
nya.”

4. Mencari waktu yang tepat untuk meng-


hafal
Setiap orang memiliki kesibukan yang ber-
beda, ada yang kerja malam untuk mencari
nafkah dan ada yang kerja diwaktu pagi
hari. Setiap orang memiliki potensi untuk
menghafal Al-Qur’an yang mulia sebagai
pedoman manusia yang merupakan Firman
Allah swt. yang Maha Agung, namun waktu
yang bagus untuk menghafal sangatlah penting
agar kita dapat menggunakan tenaga yang
sedikit dan dapat memperoleh hafalan
maksimal yang kita inginkan.
Orang yang telah berpengalaman dalam
menghafal Al-Qur’an mengatakan bahwa waktu

140 | IlmuTajwid Praktis


yang paling baik dalam menghafal dalah waktu:
malam, shubuh, dan mereka mengkhusukan
waktu menghafal pada akhir malam yaitu pada
waktu sahur dengan syarat dia telah tidur pada
awal waktu malam.
Al-Khotib Al-Baghdadiy mengatakan:
”Sesungguhnya mereka (ulama) memilih untuk mene-
la‟ah pada malam hari disebabkan hati mereka dalam
keadaan kosong (dari kesibukan duniawiy) dan ketika
hati kosong maka menghafal akan lebih cepat.”

Isma’il bin Uwais mengatakan:


“jika engkau berkeinginan untuk menghafal sesuatu,
maka tidurlah kemudian bangunlah pada waktu sahur,
kemudian nyalakannlah lampu, lalu hafalkanlah (yang
engkau ingin hafal) , engkau tidak akan lupa Insya
Allah.”

5. Manfaatkanlah Masa Mudamu


Masa muda adalah masa keemasan untuk
menuntut ilmu dan menghafalkannya, salah
satu perkataan Hasan Al-Basri yang cukup

Urgensi Ilmu Tajwid | 141


populer: “menuntut ilmu hadits tatkala kecil
bagaikan mengukir diatas batu” yaitu ketika
seorang mengukir diatas batu maka ukirannya
itu akan terus menempel dan lama hilang, beda
dengan ketika ia menghafal hadits dalam
keadaan umur sudah tua, sebagaimana
dipermisalkan: “menuntut ilmu diikala tua
bagaikan mengukir di sungai” tentu orang yang
mengukir disungai akan sangat cepat hilang.
Oleh karena itu para ulama senantiasa
menyuruh anak-anak mereka untuk bersegera
ke majelis halaqah al-Qur’an.
Alqomah bin Qois Annakho’i
menuturkan “ketika saya menghafal pada waktu
muda seakan –akan hafalan yang saya miliki
seperti melihat kertas (yang didalamnya ada
yang dihafal)” maka pergunakanlah masa
mudamu untuk menghafal.

6. Memilih Tempat yang Cocok Untuk


Menghafal

142 | IlmuTajwid Praktis


Tempat yang paling bagus menghafal ialah
tempat yang jauh dari keramaian, tempat yang
tenang, jauh dari jalan raya, maka janganlah
duduk di taman untuk untuk menghafal karena
disana banyak orang yang lewat, begitu juga
jangan menghafal di Mall atau di pasar akan
tetapi menghafallah di kamarmu atau di masjid.

7. Mengeraskan Bacaan yang mau dihafal


Mengeraskan bacaan dalam menghafal
sangat membantu untuk lebih cepat hafalan
masuk ke otak , karena setiap anggota badan
yang bekerja dalam menghafal, seperti mata
fokus melihat ke kertas hafalan, lidah yang
mengucapkan hafalan dan telinga dipakai
mendengar suara kita maka hal itu lebih cepat
dalam menghafal.

8. Memperkuat Hafalan dengan Banyak


Mengulang
Ibnul Jauzi Mengatakan: Metode untuk
memperkuat hafalan dengan banyak

Urgensi Ilmu Tajwid | 143


mengulang, dan manusia bertingkat-tingkat
dalam hal menguatkan hafalan, ada orang yang
hafalannya kuat dengan sedikit mengulang
, ada pula orang yang belum hafal sampai dia
memperbanyak pengulangan, dahulu Abu
Ishaq Asyirozi mengulang pelajaran sampai
100 kali, telah mengatakan kepada kami
seorang Ahli fiqih.
Hasan bin Abi Bakr An-Naisaburiy: saya
tidak bisa hafal sampai saya mengulangi 50 kali,
dan telah mengisahkan kepada kami Hasan
bahwa Ahli Fiqih banyak mengulang pelajaran
di rumahnya, saking banyaknya beliau (Hasan)
mengulang pelajaran di rumahnya. Sampai
nenek yang tinggal di rumahnya mengatakan:
“Demi Allah, saya telah hafal!, kemudian hasan
mengatakan: “Ulangilah”, maka nenek tersebut
mengulanginya, setelah lewat beberapa hari,
Hasan mengatakan: “wahai orang tua ulangilah
apa yang engkau dahulu hafal” maka dia
mengatakan: “saya sudah tidak

144 | IlmuTajwid Praktis


menghafalnya” maka Hasan mengatakan: “saya
senantiasa mengulangi hafalanku agar aku tidak
lupa sepertimu”.

9. Menjaga Hafalan dengan senantiasa


melihat hafalan dan mengulanginya
pada waktu yang berbeda
Hafalan walaupun kuat jika tidak pernah di
ulangi maka pasti lupa, lupa adalah sifat
manusia yang diciptakan padanya sejak ia lahir
dan ilmu itu bisa kuat dengan seberapa kuat ia
mengulangi hafalannya, telah dikatakan kepada
Al-Asma’I: “bagaimana engkau masih hafal
sedangkan temanmu yang lain lupa” beliau
menjawab: “saya selalu mempelajarinya dan
teman saya meninggalkannya .”
Seorang Tholibul ‘Ilmi harus memuat
jadwal untuk mengkhususkan waktu akhir
pekan satu hari untuk mengulangi hafalan yang
Ia hafal dalam sepekan, begitu pula menjadikan
akhir bulan 1 hari atau 2 hari untuk mengulangi
hafalannya dalam 1 bulan dan pada akhir tahun

Urgensi Ilmu Tajwid | 145


mengkhususkan waktu 1 pekan atau 2 pekan
untuk mengulangi semua pelajaran dan hafalan
yang ia hafal dalam waktu 1 tahun

10. Saling Belajar Bersama Teman


Belajar bersama teman dan saling bertanya
tentang Ilmu akan lebih memperkuat ilmu yang
ada pada diri kita maupun mengingatkan teman
yang mungkin dia lupa terhadap suatu ilmu.
Dan saling bertanya ilmu kepada teman
merupakan salah satu wasilah untuk saling
berlomba – lomba dalam memperkuat
keilmiahan kita.
Dan saling mengingatkan dan bertanya
kepada teman terhadap suatu ilmu sangat
bermanfaat tatkala mendekati waktu ujian,
betapa banyak ilmu yang saya ambil ketika ada
beberapa teman yang bertanya kepada saya dan
saya tidak bisa menjawabnya dengan begitu diri
ini terpacu untuk mencari jawaban, bukankah
ini bermanfaat?

146 | IlmuTajwid Praktis


Dari manfaat saling mengingatkan atau
saling bertanya pelajaran kepada teman
memiliki beberapa faidah: memberikan faidah
kepada penuntut ilmu antara satu dengan yang
lainnya, mendapatkan pahala dengan
mengajarkan ilmu, dapat memacu diri untuk
mencari suatu masalah yang belum diketahui.
Selain yang tersebut di atas, mari kita
perbanyak shodaqoh semoga usaha kita dalam
menghafalkan alquran diberi kemudaan dari
Allah SWT.

TAHAP MENGHAFAL DAN PASCA


MENGHAFAL

Memulai menghafal.
Misalnya kita menghafalkan sebuah surah
dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 2 ayat. Bagi
saja surah tersebut menjadi dua bagian, masing-
masing 1 ayat.

Urgensi Ilmu Tajwid | 147


1 ayat pertama diulang-ulang 20/50/100x, 1
ayat kedua diulang-ulang 20/50/100x. jika sudah
selesai, maka 2 ayat tersebut digabung dan
diulang sebanyak 20/50/100x. Proses tersebut
terus dilakukan dan diterapkan untuk
menghafal ayat dan surat al-Qur’an yang
selanjutnya.

Menambah hafalan pada hari berikutnya.


Sebelum kita menambah dengan hafalan
baru, kita harus membaca hafalan lama dari ayat
pertama hingga terakhir sebanyak 20/50/100x
juga. Hal ini supaya hafalan tersebut kokoh dan
kuat dalam ingatan Anda, kemudian kita
memulai hafalan baru dengan cara yang sama
seperti yang kita lakukan ketika menghafal ayat-
ayat sebelumnya.

Jika kita telah selesai 30 juz Al-Qur’an.


Mulailah mengulang al-Qur’an secara kese-
luruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2
juz, dengan mengulangnya 3 kali dalam sehari,

148 | IlmuTajwid Praktis


dengan demikian maka kita akan bisa meng-
khatamkan Al-Quran setiap dua minggu sekali.
Dengan cara ini maka dalam jangka satu tahun
insya Allah anda telah mutqin (kokoh) dalam
menghafal al qur an, dan lakukanlah cara ini se-
lama satu tahun.
Yang dilakukan setelah menghafal Al-
Qur’an selama satu tahun.
Setelah menguasai hafalan dan meng-
ulangnya dengan itqan (mantap) selama satu
tahun, jadikanlah Al-Quran sebagai wirid harian
anda hingga akhir hayat, karena itulah yang
dilakukan oleh Nabi semasa hidupnya, beliau
membagi Al-Qur’an menjadi tujuh bagian dan
setiap harinya beliau mengulang setiap bagian
tersebut, sehingga beliau mengkhatamkan al-
qur’an setiap 7 hari sekali.
Aus bin Huzaifah rahimahullah; aku ber-
tanya kepada para sahabat Rasulullah
bagaimana cara mereka membagi Al-Qur’an
untuk dijadikan wirid harian? Mereka

Urgensi Ilmu Tajwid | 149


menjawab: “kami kelompokkan menjadi 3 surat,
5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid
mufashal dari surat qaaf hingga khatam ( Al-
Qur’an)”. (HR. Ahmad).
Jadi mereka membagi wiridnya sebagai be-
rikut:
1. Hari pertama: membaca surat “Al-Fa-
tihah” hingga akhir surat “An-Nisa’”,
2. Hari kedua: dari surat “Al-Maidah”
hingga akhir surat “At-Taubah”,
3. Hari ketiga: dari surat “Yunus” hingga
akhir surat “An-Nahl”,
4. Hari keempat: dari surat “Al-Isra’”
hingga akhir surat “Al-Furqon”,
5. Hari kelima: dari surat “Asy-Syu’ara”
hingga akhir surat “Yasin”,
6. Hari keenam: dari surat “Ash-Saffatt”
hingga akhir surat “Al-Hujurat”,
7. Hari ketujuh: dari surat “Qaaff” hing-
ga akhir surat “An-Naas”.
Para ulama menyingkat wirid nabi dengan
Al-Qur’an menjadi kata:

150 | IlmuTajwid Praktis


“FAMI BISYAUQIN ( ‫بشوق‬ ‫”) فمي‬
Dari masing-masing huruf tersebut
menjadi simbol dari surat yang dijadikan wirid
Nabi pada setiap harinya, maka:
1. huruf “Fa” simbol dari surat “Al-
Fatihah”, sebagai awal wirid beliau hari
pertama,
2. huruf “Mim” simbol dari surat “Al-
Maidah”, sebagai awal wirid beliau
hari kedua,
3. huruf “Ya” simbol dari surat “Yunus”,
sebagai wirid beliau hari ketiga,
4. huruf “Ba” simbol dari surat “Bani
Israil (nama lain dari surat al isra)”,
sebagai wirid beliau hari keempat,
5. huruf “Syin” simbol dari surat “Asy
Syu’ara”, sebagai awal wirid beliau hari
kelima,
6. huruf “Wawu” simbol dari surat “Wa
Shaffat”, sebagai awal wirid beliau hari
keenam,

Urgensi Ilmu Tajwid | 151


7. huruf “Qaaf” simbol dari surat “Qaaf”,
sebagai awal wirid beliau hari ketujuh
hingga akhir surat “An-Naas”.

Cara membedakan antara bacaan yang


mutasyabih (mirip) dalam Al-Qur’an.
Cara terbaik untuk membedakan antara
bacaan yang hampir sama (mutasyabih) adalah
dengan cara membuka mushaf lalu bandingkan
antara kedua ayat tersebut dan cermatilah per-
bedaan antara keduanya, kemudian buatlah
tanda yang bisa untuk membedakan antara
keduanya, dan ketika anda melakukan murajaah
hafalan perhatikan perbedaan tersebut dan
ulangilah secara terus menerus sehingga anda
bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan
anda menjadi kuat (mutqin).
-----------
Wallahu A’lam bishshowab.

152 | IlmuTajwid Praktis


‫‪BAB XV‬‬
‫‪DOA-DOA‬‬

‫‪A.‬‬ ‫‪Doa minta kemudahan menghafal al-‬‬


‫‪Quran‬‬

‫َعَلَىٍَيًََوََ‬ ‫َصَلَ ََ‬ ‫ىَسَيًَ ًَدََنَ َ َي َو‬ ‫ضََىرًََة َالنًَ‬ ‫ًَ‬


‫ىَللاََيَ َى‬ ‫َُمََىمَدَ َ َى‬ ‫صَطَ ىفَ ََ َىٌَ َى‬ ‫َبَ َاََلٍَ َيمَ ٍَ‬‫ََََ ًٌَ‬ ‫َحَ ٍَ‬ ‫إ َىىلَ َ َى‬
‫َََ‬
‫آء‬‫َاألَىنٍَبًَيَ ًَ‬ ‫ََ َإًَ ٍَخََىوَانًًََََوَ ًََم‬ ‫َآِبَئًًَََوَ َىَك‬ ‫كَ ََسَلَمَ َ ي ًَ‬
‫ََ َىنَ ٍَََ َى‬ ‫َثَََ َإ َىىلَ َأٍَََرىََىكَ ًَاحَ َََى‬ ‫َى َى َى‬
‫يََ‬ ‫َللاَ ََكَ ََسََىَلَمَوَ ََعَلَىيَ ًَهمَ َأَى ٍَ ًَ‬ ‫ًَ‬ ‫ًَ‬
‫َْجََىعَ ٍََى‬ ‫اتَ َ َى َى َي َي َى ٍَ ٍَ‬ ‫َصَلَىَىوَ َي‬ ‫يَ َ َى‬ ‫َىكاَلٍَ َيمٍََرَ َىسَلَ ٍََى‬
‫ػحَةَيَ‪...‬‬
‫ََََ‬ ‫ًَ‬
‫اَىلٍَىفَاتََػَػَػَػَ َى‬
‫يثَََ َإًََىىلَ َأََرىَكَ ًَاحَ َ يكَ ًَلَ ًََمَنَ َالََصَحَابًَََةَ ََكَ َاََلٍَ ىقَرَابًَََةَ ََكَالت ًَ‬
‫يََ‬ ‫ََََاَبًَعَ ٍََى‬ ‫َى َى َى َى َى َى‬ ‫ٌَ َى‬ ‫ٍََى‬
‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َىكََىَتَبًَعًََىَ َالت‬
‫َثَََ َإًََىىلََ‬ ‫يَ َ ىهلََيٍَمَ ََِبًًَََ ٍَحَ َىسََافَ َإًََىىلَ َيػََىٍَوَـَ َال‬
‫َََ ٌدَيٍََ ًنَ َ ي‬ ‫َََََاَبًَعَ ٍََى‬
‫َََ ًٌَدَيٍََ ًنََ‬
‫َاألََئىًََمًََةَ َاََلٍَ َيمَ ٍَجَتََى ًهَ ًَدَيٍََ َىنَ ََىَكََيمَ ىقَلًٌََ ًَدَيٍََ ًهَ ٍَمَ ًَََيفَ َال‬
‫أٍَََرىََىكَ ًَاحَ َأٍَََرىَبَىػَ َىعًََةَ ٍَََ‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪153‬‬


‫يََ‬ ‫ًَ ًَ‬ ‫اتََال ًَ ًَ‬
‫َََصٍََوَفَيََىةَََىَكََاََلٍَ َيمَ َىحَ ٌقَقَ ٍََى‬
‫َََ ًَ‬ ‫َََسَ َىاد‬ ‫يَََىَكََال‬ ‫ًًََ‬
‫ََََىَكََاََلٍَ َيمَ َىحَ ٌدَثَ ٍََى‬ ‫َىكاَلٍَ يقَرَ ًَآء‬
‫َََ‬‫ََ ََكَ َاََلٍَمَفَ ًَسَ ًريَنَ ََكَ َأََكىَلًََيَ ًَ‬
‫آء‬ ‫ًَ‬ ‫ََ َاََلٍَعَ ًَامًَ‬‫ًَ‬
‫يَ ََىَكَ َاََلٍَ يفَ ىقَ َىهَآء َى َي ى ٌَ ٍَ َى َى ٍَ َى‬ ‫ََلَ ٍََى‬ ‫َىكاَلٍَعََيلَى َىمَآء َى‬
‫َعٍََبَ ًَدََ‬ ‫ىَلًََيَ ًَ‬ ‫ََخَصَوَصَََاَسَ ٍلَطَىَ ًَ‬ ‫اَلٍَ ىكَوًََفَ َأَى ٍَ ًَ‬
‫َََشٍَََيَ ًَخَ َ َى‬ ‫ََ َال‬ ‫آء‬ ‫َاألٍَََك َى‬ ‫افَ ٍَََ‬ ‫يَ‪َ َ.‬ي َيٍَ َن َي‬ ‫َْجََىعَ ٍََى‬ ‫ٍَ‬
‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬
‫ػحَةَيَ‪...‬‬
‫ََََ‬ ‫َاجلََىٍَيََىَلًََنَََىَكََ ىهلََيٍَمَََىَكََ ىهلََينََاََلٍَ ىفَاتَََػَػَػَػَػَ َى‬ ‫ََ ًرَََ ٍَ‬ ‫اَلٍَ ىقَاد‬
‫َجَدََاتًَََنََىاَََ‬ ‫ََ َىَنَ ََىَكَ َ َى‬ ‫َجَ َىدَ ًَاد‬ ‫ًَ‬
‫َآِبَئَنََىاَ ََىَكَ َأََميَ َىهَاتََنََىاَ ََىَكَ َأَى ٍَ‬
‫يثَََ َإًََىىلَ َأََرىَكَ ًَاحَ ََ ًَ‬
‫ٍََى َى‬
‫َجلََىًَمٍََيَ ًعََ‬ ‫َ‬
‫ً‬
‫ايَنََىاَ ََكَ َإًَخَوَانًَََنََىاَ ََكَ َلََمَنَ َلَىوَ ََحَقَ َعَلَىيػَنََىاَ ََكَ َ ًَ‬ ‫ًًََ‬
‫َىكََىمَ َىشََ َى ٍَ َى َى َى ٍَ َي َى َى ٍَ َى‬
‫َََ‬ ‫َاألَىَحَيَ ًَ‬
‫آء‬ ‫ًَ ًَ‬ ‫ًَ ًَ‬ ‫ًَ ًَ‬ ‫ًًََ‬
‫يَ ََىَكاَلٍَ َيمَ ٍَسَلَ َىمََاتَ ٍَََ ٍَ َى‬ ‫يَ ََىَكاَلٍَ َيمٍََؤَمَنََىَاتَ ََىَكاَلٍَ َيمَ ٍَسَلَمَ ٍََى‬ ‫اَلٍَ َيمٍََؤَمَنَ ٍََى‬
‫اصَ ًَدَ َىَنََ‬ ‫ََ ََللاًََ َتىػَعََ َىاىلَ ََكَ َلًَََمَ ىقََ ًَ‬ ‫اتَ‪َ َ.‬لًًََََرضَ ًَ‬
‫آء‬ ‫َاألََمىَوَ ًَ‬ ‫ًَ‬
‫َى َى َى‬ ‫َى‬ ‫مٍَنػَ َيهَ ٍَمَ ََىَكَ ٍَََ ٍَ َى‬
‫ػحَةَيَ‪...‬‬
‫ََََ‬ ‫ََََحََاجَاتًَََنََىاَا ًَ‬ ‫كلًََقَ ًَ‬
‫َََلٍَ ىفَاتَََػَػَػَػَػَ َى‬ ‫ضَآء َى َى‬ ‫َى ى َى‬
‫كَََىَكََإًَثٍػَبََىاتًًََََوَ‪.‬‬ ‫ًَََتََىاَبًَ َى‬
‫ظََك‬ ‫اَحَ ٍفَ ى‬‫اَىللَََهَمََيَ ًَسَرََلَىنََىََ ًَ‬
‫َي َى ٌٍََ‬
‫َعَبََى ًَاد‬ ‫ََنَ َ ًَ‬ ‫ًَ‬ ‫ََنَ َال ًَ‬ ‫ًَ‬ ‫ًَ‬
‫ََ َىؾََ‬ ‫َاصَطَىىفٍََيػَنََىاَ َم ٍَ‬ ‫ََََذَيٍََ َىنَ ََ ٍَ‬ ‫َايَ ََللاََي َاََ ٍَجَ َىعَ ٍلَنََىاَ َم َى‬ ‫اَىللَََ َيهَمَ َ َى‬
‫ًََََتَابََكَََكَََسَبػَ يقَوَََ ًَ ًَ‬ ‫ًَ‬
‫كَ‪.‬‬ ‫اَِبَ ٍَخلََىٍَيػََىرَاتَََِبًًَََ ٍذَنًََ َى‬ ‫الَََذَيٍََ َىنَََىَكََىرَثػَيٍَوَاَكَى َى َى َى َىَى ٍَ‬

‫‪154‬‬ ‫|‬ ‫‪IlmuTajwid Praktis‬‬


‫َجَ ًهَ ٍلَنََىاَ‬‫ََاَ َ َى‬ ‫َعَلًٌََ ٍَمَنََىاَ ًََم‬
‫ٍََنَوََي َىَم‬ ‫ٍََنَوَ َم ًَ‬ ‫ًَ ًَ‬
‫اَىللَََ َيهَمَ َذَى ٌكٍََرََىَنَ َم َي َى‬
‫ََاَ َنَىسٍََيػَنََىاَ ََىَكَ َ َى‬
‫َهَاَ ًرَ ََىَكَ ََ ٍَ‬
‫َاجَ َىعَ ٍلَوََيَ‬ ‫َََنػَ َى‬
‫اؼَ َال‬ ‫ٍََََََيَ ًَلَ ََىَكَ َاَىطٍََىرَ َى‬ ‫َََيزَقٍػَنََىاَ َتًََََىَلََىكَتَىوََي ََ َى‬
‫َآَنَءََى َالل‬ ‫َىكٍََار‬
‫يَ‪.‬‬ ‫كَََايََاَىرَحَمََالَر ًًََ‬ ‫ًَ ًَ‬
‫َََََاحَ ٍََى‬ ‫َيحَجَ نةََلَىنََىاَََبَىرٍََحََىتَ َى َى ٍَ َى َى‬
‫‪Tambahan:‬‬
‫‪(Adapun doa berikut adalah doa sebelum‬‬
‫‪membaca alquran yang telah diajarkan oleh guru‬‬
‫‪penulis, alm. KH. M. Ilyas Ahmad Jaza dari‬‬
‫)‪Simbang Kulon, Pekalongan‬‬

‫َاؽَ ََايَ َ ىكَ ًرٍََْيَ َاًَََفٍػَتََىحَ َلَىنََىاَ َ ًِبَلٍَ يقَرََ ًَ‬


‫آفََ‬ ‫َعَلًٍَََيَ َيمَََ َىايَ َىَر‬
‫ٍَ‬ ‫ََزَ َي َى َي ٍَ‬ ‫َاحَ َ َىايَ َ َى‬ ‫َىايَ َفىػَتََ َي‬
‫ًَ‬ ‫َعَ ٍلَ َىمَ َلَىنََىاَ َاًََََالَ َىَم‬
‫ََبػَنََىاَ ََىَالَ َ ًَ‬ ‫اَلٍََىعَ ًَظٍََيَ ًمَ‪َ َ.‬ىَر‬
‫تََ‬‫َكَ َاَىنٍَ َى‬ ‫َعَلٍََمَتَىػَنََىاَ َاََنَ َى‬
‫ََاَ َ َى‬
‫ػحَةَيَ‪...‬‬ ‫ًَ‬ ‫ًَ ًَ‬
‫الََسَمٍََيَ َيعََاََلٍََىعَلٍََيَ َيمَ‪َ.‬اَىلٍَ ىفَاتَََػَػَػَػَػَ َى‬
‫‪B.‬‬ ‫‪Doa setelah membaca Al Quran‬‬

‫َََىكََيىَ َندَلََ‬
‫اَكَ َنػَيٍَوََنرَاَ‬ ‫ًََََََىمَ َنام‬
‫َََََى‬ ‫َاجَ َىعَ ٍلَوََيَلَىنََىاََا‬ ‫َََحَََىٍنََىاَ ًَ‬
‫ََ ًَِبلٍَ يقٍََرََآفَ ََىكَ ََ ٍَ‬ ‫اَىللَََ َيهَمَ ٍَ‬
‫َار‬
‫ٍَََحََىةَن‪َ.‬‬
‫َىكَ َىَر‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪155‬‬


‫َجَ ًهَ ٍلَنََىاََ‬
‫ََاَ َ َى‬ ‫َعَلًٌََ ٍَمَنََىاَ ًََم‬
‫ٍََنَوََي َىَم‬ ‫ٍََنَوَ َم ًَ‬
‫ََاَ َنَىسٍََيػَنََىاَ ََىَكَ َ َى‬
‫ًَ ًَ‬
‫اَىللَََ َيهَمَ َذَى ٌكٍََرََىَنَ َم َي َى‬
‫َهَاَ ًرَََىكَََ ٍَ‬
‫َاجَ َىعَ ٍلَوََيَلَىنََىاَََ‬ ‫َََنػَ َى‬
‫اؼََال‬ ‫ٍََََََيَ ًَلَََىكََاَىطٍََىرَ َى‬ ‫ًَََََىَلََىكَتَىوََيََ َى‬
‫َآَنَءََىَالل‬ ‫َََيزَقٍػَنََىاَت‬
‫َىكٍََار‬
‫يَ‪َ.‬‬ ‫ََ َ ًَ‬
‫بََاََلٍََىعَلَىمَ ٍََى‬ ‫َايَ َىَر‬
‫َيحَجَ نةََ َى‬

‫‪C.‬‬ ‫‪Doa khotmil Quran2‬‬

‫َََسَ ًَمٍََيَ َيعَ َاََلٍََىعَلًٍَََيَ َيمَ‪ََ.‬‬ ‫تَ َال‬ ‫ََنََاَاًَ‬‫ََتىػَ ىقَبَ ٍَلَ ًََم‬ ‫اَىللَََ َيهَمَ َىَر‬
‫َكَ َاَىنٍَ َى‬ ‫َََنَ َى‬ ‫ََبػَنََىاَ‬ ‫اَايَ َىَر‬
‫ََبػَنََىََ َى‬
‫ًَََََحٍََيَ َيمَ‪َََ.‬ىكٍََاىَ ًَدًََنََ‬ ‫ابََالَر‬ ‫كَتَبَََعَلَىيػَنَََاَايََم ًَ‬
‫َََتػََوَ َي‬ ‫تََال‬ ‫َكََاَىنٍَ َى‬ ‫ٍَََوَىالَ َىَنََاََنَ َى‬ ‫َى ي ٍَ َى ٍََى َى َى‬
‫ًَ‬ ‫َاْلَ ًَقَََكاًَََىىلََطَىًَريَ َوقََم ًَ‬ ‫كَاىَ ًَدََنَََكَكَفًٌٍََقَنَاَاًَ‬
‫َخٍَتَ ًمََ‬ ‫ََ ٍَسَتََىقٍََيَ ومَ‪ََ.‬بًَبَىػََىرَىكَةََ َى‬ ‫ٍَ َي‬ ‫َََ َىىلَََ ٍََى ٌَ َى‬ ‫َى ٍَ َى َىَى َى‬
‫ًَ‬ ‫آفََاََلٍَعَ ًَظَيَ ًمَ ََ ًَ ًَ‬ ‫ًَ‬
‫كََاََلٍَ ىكَ ًرًٍَََْيَ‪ََ.‬‬‫كَََىَكََىرَ َيسٍََولَ َى‬ ‫َحَبًٍََيَبًَ َى‬ ‫‪َ.‬كَِبََيٍَرََىمَةََ َى‬‫اَلٍَ يقٍََرََ َى ٍَ َى‬
‫ََذَينَيوَبػََىنََىاَََ‬‫َََاَ ٍغًََفٍََرلَىنََىاَ‬
‫‪َ.‬ك‬ ‫َاَايََرًَ‬
‫ََحٍََيَ َهمَ َى‬ ‫َعَنََََى َى‬ ‫فَ َ َى‬ ‫َََ ٍَاعَ َي‬ ‫َاَايَ َ ىكًََرٍَْيََه َىَك‬
‫َعَنَََ َى‬ ‫فَ َ َى‬ ‫َىكَ ٍَاعَ َي‬
‫يَ‪ََ.‬‬ ‫ًًََ‬ ‫كََََيََاَى ٍكَرَـٍََََ ًَ‬ ‫ضَلًََ َى ًَ‬ ‫بًَىفَ ٍَ‬
‫ََ َىَيََاَىٍَرَ َىحَ َىمََاََلٍََىرَاحَ ٍََى‬
‫يَ َىَك‬‫َاالَى ٍكََىرَمَ ٍََى‬ ‫كَََىَكَىكََىرَمَ َى َى َىَى‬

‫‪2‬‬
‫‪Doa khotmil qur’an yang telah diajarkan oleh‬‬
‫‪guru penulis, alm. KH. M. Ilyas Ahmad Jaza dari‬‬
‫‪Simbang Kulon, Pekalongan.‬‬

‫‪156‬‬ ‫|‬ ‫‪IlmuTajwid Praktis‬‬


‫ًَََةَََخٍَتَ ًمََاََلٍَ يقَرََ ًَ‬ ‫آفَ‪َ.‬ك ًَ‬ ‫ًَ‬ ‫اَىللَََهَمََز ًَ‬
‫آفَ‪ََ.‬‬ ‫َََاَى ٍكَ ًرٍََمَنََىاَََب ىكََىرََىام َى ٍَ‬ ‫ََيًٌََنََاَََبًًََزيٍَػَنََىةََ َى‬
‫َخٍَتَ ًمََاََلٍَ يقٍََرََ َى‬ ‫َي َى‬
‫اَِبٍَلَعًََةََخٍَتًََمَاََلٍَ يقَرََ ًَ‬
‫آفَََ ًَ ًًََ‬
‫ًَ‬ ‫ًَ‬
‫آفَ‪ََ.‬‬ ‫‪َ.‬كََاَىلٍَب ٍَسَنََىََ َى َى ٍَ‬ ‫َىكَ َىشًٌَََرفٍػَنََىاَََبًَ َىشََىراَفَىةََ َى‬
‫َخٍَتًََمَاََلٍَ يقٍََرََ َى‬
‫َََ ٍَنَ َ يكَ ًٌََلَ َبَََىَىَلًََءَ َال‬
‫َََدَنٍػَيََىََاَ‬ ‫‪َ.‬كَ ََعَافًَََنََى ًَ‬
‫اَم‬ ‫ًَ‬
‫ََ َىعَ َاََلٍَ يقٍََرََآفََََى َى‬ ‫َىكاَىٍَدَ ًَخٍَلَنََىَََ ٍَ‬
‫اَاجلََىنَ ىةَ َىَم‬
‫َْجٍََيَ َىعَ َاَيمًََةََ‬‫ََحَمَ َ َىًَ‬
‫ٍَََار َى ٍَ‬
‫َاْلَ ًَخَرًَةَ ًَََِبَرَمًََةَ ََخٍَتَ ًمَ َاََلٍَ يقَرََ ًَ‬
‫آفَ‪َ َ.‬ىَك‬ ‫ٍَ‬ ‫ابَ ٍَََ َى َيٍََى َى‬ ‫كَ َىعَ ىذََ ًَ‬
‫َى‬
‫َ‬
‫ً‬
‫َخٍَتَ ًمََاََلٍَ يقٍََرََآفَ‪ََ.‬‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫و‬ ‫َ‬
‫ً‬
‫َىسَيًٌََدَ َىَنََ َي‬
‫َُمََىمَدَََِبََيٍَرََىمَةََ َى‬
‫َََ‬ ‫ٍَََوَنًََ َنسَا‪.‬‬ ‫ا‪َ.‬كًَيفََاََلٍَ ىقًٍَََب َيَم‬
‫َََدَنٍػَيََىاَََقَىًَريٍَػَنََنََََى‬
‫اَيفََال‬ ‫َاجََىعَ ًَلََاََلٍَ يقٍََرَآَ ىفََلَىنََىًَََ‬
‫اَىللََََيهَمَََ ٍَ‬
‫َََ‬ ‫ََفًٍَََيػَ نقَا‪.‬‬ ‫ََََاًَََىىلَََ ٍَ‬
‫َاجلََىنًَََةَ َىَر‬ ‫ا‪َ.‬ك‬ ‫ََََعَلَى ََََ ًَ ًَ‬
‫ىَالصََىرَاطََنػَيٍَوََنرَ َى‬ ‫ٌَ‬ ‫ا‪َ.‬ك َى‬
‫َشَفٍََيػََنعَ َى‬
‫ًَََةََ ًَ‬ ‫ًَ‬
‫َىكًَيفََاََلٍَقَيََى َىام َى‬
‫ََََاَ‬‫ََاًَََىمَ َنام‬
‫َََلًٍَََيََنَلَ َىَك‬
‫اَد‬ ‫َََاًَََىىلَََ ٍَ ًَ ًَ‬
‫َاخلَىٍَيػََىرَاتََ يكَلٌََىهَ َى‬ ‫‪َ.‬ك‬
‫َََحَ َىجَََناِبَ َى‬
‫َسٍَتػَرَاَكًَ‬
‫كًََمَنََالن ًَ ًَ‬
‫َََََاَرَ َن َى‬ ‫َى َى‬
‫َ‬
‫ً‬
‫كََََيََاَىرَحَمََالر ًَ‬ ‫ًَ‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬
‫يَ‪ََ.‬‬‫َََََاحَ ٍََى‬ ‫كَََىَكَ َيجٍََوَدَ َىؾَََىَكَىكََىرَمَ َى َى ٍَ َى َى‬ ‫بًَىفَ ٍَ‬
‫ضَلَ َى‬
‫ََََبًَ يكَ ًٌََلََ ىكَلًََ َىمََوةََ‬ ‫‪َ.‬ك‬
‫َحََىَلََىكَنةَ َى‬
‫ًَ‬ ‫ؼَ ًََم‬
‫ََ َىنََاََلٍَ يقٍََرََآفََ َى‬
‫َََزٍَقػَنََىاَََبًَ يكَ ًَلَََحَرَ َو‬
‫ٌَ َىٍَ‬ ‫اَىللََََيهَمَ ٍَ‬
‫َارَي‬
‫َََبًَ يكَ ًَلَ َآيَو‬
‫َََبًَ يكَ ًٌََلََ‬ ‫‪َ.‬ك‬
‫َسََىَلََىمَ نةَ َى‬ ‫َسٍََوََىرَةَو َ َى‬
‫َََبًَ يكَ ًٌََلَ َ َي‬
‫‪َ.‬ك‬
‫ََ نةَ َى‬ ‫َسََىعَ َىاد‬
‫ََََىةَ َ َى‬ ‫‪َ.‬ك ٌَ‬ ‫ََ نةَ َى‬ ‫ىكََىرََىام‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪157‬‬


‫يََ‬ ‫َُمَمَ َودَ َكًًََ ًَ‬ ‫ََصَلَىَ ََللاَ ََعَلَىىَ َ ًَ ًَ‬ ‫َو‬
‫ََاَىلَوَ َاَى ٍَْجََىعَ ٍََى‬ ‫َسَيٌَدَ َىَنَ َ َيَى َى‬ ‫َََن‪َ َ.‬ىَك َى َي َى َى‬ ‫َجََىزَآء‬ ‫َيجٍََزَءَ َ َى‬
‫َََطََ ًَاىَ ًريٍََ َىنَ‪ََ.‬‬ ‫يََال‬ ‫الََطَيًٌََبًَ ٍََى‬
‫ًَ ًَ‬
‫َََيكَىكََىَلَءََىهََيَ‬ ‫َََىهََي َىَك‬
‫َََىزََىرَآء‬ ‫صٍََرَ َيَك‬‫َََاَنٍَ َي‬ ‫‪َ.‬ك‬
‫يَ َى‬ ‫َسٍَلَطَىاَ ىفَ َاََلٍَ َيمَ ٍَسَلَمَ ٍََى‬ ‫صٍََرَ َ َي‬ ‫اَىللََََيهَمَ َاََنٍَ َي‬
‫َعَلَىٍَيػَنََىاَََ‬ ‫َََسََىَلَمَةَىَك ًَ‬
‫ََاَلٍََىعَافََيََىةَى َ َى‬ ‫َََاَ ٍكَتََيبَ َال َى َى‬
‫َََ ًٌَدَيٍََ ًَن‪َ.‬ك ًَ‬
‫َى‬ ‫َىكَ َىعَ َىسََاكًَََىرَهََيَاًََََىىلَ َيػََىٍَوًََـَ َال‬
‫يَ ًَََيفَ َبػََىًٌََرَىؾََ‬ ‫ََاَلٍَمَسَافًًََََرينَ َك ًَ ًَ‬ ‫اجَ ََك ًَ‬
‫ََاَلٍَ َيمَقٍََيَمَ ٍََى‬ ‫ََاَلٍَغََيزَاةََ َىَك َي َى ٍَ َى َى‬ ‫َاْلََيجََ ًَ َى‬ ‫َىكَ َىعَلَىىَ ََ ٍَ‬
‫َُمَمَ َودََ ًَ ًَ‬ ‫ََنََاَيمًََةََ ًَ‬ ‫ًَ‬
‫يَ‪ََََ.‬‬ ‫َعَلَىٍَيَوََاَى ٍَْجََىعَ ٍََى‬ ‫َسَيًٌََدَ َىَنََ َيَى َى‬ ‫َىكََىٍَِبًََرَىؾََم ٍَ َى‬
‫اَسَيًٌََ ًَدَ َىَنََ‬ ‫ًَ ًًََ‬
‫ََاَََتىػَلَىٍَوََىَنَهََيَلَََيرٍََكًََحََنَىبيٌَنََىََ َى‬ ‫ََاَقىػََىرأٍََىَنَهََي َىَك‬
‫ََنػَيٍَوََىرَ َىَم‬ ‫ابَ َىَم‬ ‫ًَ‬
‫اَىللََََيهَمََبَىػَلٌَ ٍغََثػَىَىوَ َى‬
‫ََ َىسَلََىمَ‪ََ َ.‬ىَكًَالَىٍَرََىكَ ًَاحَ َاَىٍَكَىالَ ًَدًََهََ‬ ‫َعَلَىٍَيًََوَ َىَك‬ ‫َو‬
‫َصَلَىَ ََللاََي َتىػََىعَا َىىلَ َ َى‬ ‫َيُمََىمَدَ َ َى‬
‫يَ‪َََ.‬‬ ‫ًَ‬
‫َعَلَىٍَيَ ًَهٍَمَ َاَى ٍَْجََىعَ ٍََى‬
‫ًَ‬
‫ضََىواَ يفَ ََللاَ َتىػََىعَا َىىلَ َ َى‬ ‫صَ َىحَاَبًًََوَ َ ًرَ ٍَ‬ ‫َىكاَىٍَزََىكَ ًَاجًََوَ َىَك‬
‫ََاَى ٍَ‬
‫ََاًََ ٍَخََىوَانًَََنََىاَ َىَك‬
‫ََاَى َىخََىوَاتًَََنََىاَََ‬ ‫ََبػََىنََىاتًَََنََىاَ َىَك‬
‫ََاَىبٍَػَنََىآئًَََنََىاَ َىَك‬
‫ََاَيمَ َىهَاتًَََنََىاَ َىَك‬
‫َىكًَالَىٍَرََىكَ ًَاحَ َاَىَىآبَئًََنََىاَ َىَك‬
‫ًًََ ًَ‬ ‫ََ َىَنَ َك ًَ‬ ‫كاَىصَ ًَدَقَىآئًَََنَاَ َك ًَ‬
‫َحَقََ‬ ‫ََاَىقٍَ ًرَ َىآبَئَنََىاَ ََىَكََىمَ َىشََايَنََىاَ ََىَكلَ َىمَ ٍَنَ َلَىوََي َ َى‬ ‫ََاَي ٍَسَتََىاذَ َى‬ ‫َى ٍَ َى َى‬
‫َىعَلَىٍَيػَنََىا‪َ.‬‬
‫َََ‬
‫َ‬

‫‪158‬‬ ‫|‬ ‫‪IlmuTajwid Praktis‬‬


‫‪َ...‬‬ ‫َىكًَالَىٍَرََىكَ ًَاحََ‬
‫(‪)Sebutkan nama keluarga yang telah wafat‬‬
‫يََ‬ ‫اتَ َك ًَ ًَ‬ ‫ًَ ًَ‬ ‫ًًََ‬ ‫َكًََالَىرََكَ ًََ ًَ‬
‫ََاَلٍَ َيمَ ٍَسَلَمَ ٍََى‬
‫يَ ََىكاَلٍَ َيمٍََؤَمَنََىَ َى‬ ‫احََ َ َىْجٍََيَ ًعَ َاََلٍَ َيمٍََؤَمَنَ ٍََى‬ ‫َى ٍََى‬
‫ََيَاَىٍَرَ َىحَ َىمََ‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬ ‫َ‬
‫ً‬
‫كَ َ َى‬
‫ٍََََاالَىٍَمََىوَاتَ َبَىرٍََحََىتَ َى‬
‫ٍََنػَ َيهٍََمَ َىَك‬
‫ََ َم‬ ‫َاالَى ٍَحَيََىآء‬
‫َىكاَلٍَ َيمَ ٍَسَلَ َىمََاتَ ٍَََ‬
‫يَ‪ََ.‬‬ ‫الر ًًََ‬
‫ََََاحَ ٍََى‬
‫اَىََىوََ‬ ‫َسَلََىمَ َىَم‬
‫ََََ َي‬ ‫َََ َى‬‫َعَلَىٍَيًََوَ َىَك‬ ‫اَصَلَ ََ‬
‫ىَللاََيَ َى‬ ‫َُمََىمَ َندَََ َى‬ ‫َاَسَيًٌََ َىدَ َىَنََ َي‬
‫َعَنَََ َى‬
‫لَللاََيَ َى‬ ‫َىجََىزَ ََ‬
‫َََ ًَ‬ ‫ََ ًَ ًَ‬ ‫ََبًٌََ َى‬
‫َعَلَىىَََ‬
‫ََ َىسََىَلَ َيـَ َ َى‬
‫صَ يفٍََوَ ىفَ َىَك‬ ‫َعَمَاَيَى‬‫بََاََلٍَعَزًََة َ َى‬ ‫كَ َىَر ٌَ‬ ‫‪َ.‬سٍََبَ َىحَاَ ىفَ َىَر‬
‫اَىٍَىَلَيوََيََ َي‬
‫يَ‪ََ.‬‬ ‫ََ ًَ ًَ‬ ‫اْلَمَ َيدًًَََََ‬ ‫ًَ‬
‫بََاََلٍََىعَاَلَىمَ ٍََى‬
‫َلِلَ َىَر ٌَ‬ ‫َََ ٍََىٍَ‬
‫يَ َىَك‬ ‫اَلٍَ َيمٍََرَ َىسَلَ ٍََى‬
‫_____َ‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪159‬‬


PETA MAKHROJ3

Catatan :
Makhroj huruf ‫ ض‬adalah pertemuan antara
sisi lidah dengan sepanjang gigi geraham atas.

3Diambil dari Karya Lukmanul Hakim, S.Pd.I, Al-


Hafidz. Al-Qur’an Rosmul Utsmani Juz 30. Depok : LTQ
ASSA’ADAH Bojongsari Depok

160 | IlmuTajwid Praktis


LAMPIRAN TABEL SIFAT HURUF

Urgensi Ilmu Tajwid | 161


99 KATA-KATA HIKMAH
BAHASA ARAB

1. َ‫ََكَجَ َىد‬
ََ‫مَنَََجَد‬
‫َى ٍَ َى َى َى‬
Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah
ia.

2. َ‫َصَبػَرََظَىًَفَر‬
‫مَنََ َى‬
‫َى‬ ‫َى ٍَ َىَى‬
Barang siapa sabar beruntunglah ia.

3. َ‫صَل‬ ًَ َ‫َََد‬
‫َرَبَََكَ َى‬
‫َى َى‬ ٍَ ‫َعََلىََال‬
‫َََ َى‬
‫َى‬‫مَنَََسَار‬
‫َى ٍَ َى َى‬
Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah
ia
ًَ َ‫َصَ ٍدَقَيوََقَى َلَََص‬
4. ‫دَيٍَػَ يقَوََي‬ ًَ
‫مَنََقَى َلََ َي َى‬ ٍَ ‫َى‬
Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya,
sedikit pulalah temannya.

َ‫َالصَ ٍدَ ًَؽَََكَََالوَفَى ًَاء‬


5. ََ
‫َى َى‬
ًَ ‫جَالًَََسََأََى‬
ٌَ ََََ‫ىَل‬
‫َى‬ ٍٍََ ‫َى‬
Pergaulilah orang yang jujur dan menepati
janji.

162 | IlmuTajwid Praktis


ًَ ‫مَوَدَةَيَال‬
ًٌََ ََََ‫ت‬
6. َ‫َالضٍََيَ ًَق‬ ‫َََصَدَيًٍَََقََتَىظٍََىهَرَََكَقٍَ َى‬
‫َي َى‬ ‫َى َى‬
Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak
pada waktu kesempitan.
ًَ َ‫َع‬
7. َ‫ب‬ ‫َََََ َذةَيَإًَالََبػٍََعَ َىدََال‬
‫َََتػَ َى‬ ‫َى‬ ‫كَمَاالل‬
‫َى َى‬
Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan.

8. َ‫َعَمَ َول‬ ًَ
‫َعََلىََ يكَ ًَلََ َى‬
‫َى ٌَ َى‬ ‫يََ َى‬
‫الََصٍََبػَرََيََعَ ٍََي‬
‫َي َي‬
Kesabaran itu menolong segala pekerjaan.

9. َ‫َعَاَ ًَرفَنا‬ ًَ
ٍَ ٍَ ‫جَ ًَر‬
‫بَََكَالَىحَ ٍظََتَى يكَنََ َى‬
‫َى ٌَ َى‬
Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi
orang yang tahu.
ًَ َ‫َََََح‬ ًَ ‫ََنََامل‬
‫ًٍَََََلَمَ ًََم‬
10. َ‫د‬ ٍَ ‫ٍََََهَدََإًَىلََالل‬
‫َى‬ ‫َى َى َى‬
ًَ ‫اَيطٍَلَي‬
‫بََالع‬
Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang
kubur.
ًَ ََََ ًَ ‫بػَيَضَةََال‬
11. َ‫د‬ ‫ََجََاجًََةََالغَى‬
‫َد‬
‫َه ٍَ َى َى‬‫َخٍََيػَرَ ًََم‬
‫ََنَ َى‬ ‫َََيػَوَـََ َى‬‫ٍَ َى ي‬
ٍَ‫َى‬ ‫َى‬
Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok
hari.

Urgensi Ilmu Tajwid | 163


ًَ َ‫َََذَ َىى‬
12. َ‫ب‬ ‫تََأٍَََثىََىنَ ًََم‬
‫ََنََال‬ ‫َي َى‬ ‫ََالوَقٍَ َي‬‫َى‬
Waktu itu lebih mahal daripada emas.

13. ‫ََََسَلًٍَََيًََم‬
‫سَ ٍٍََـَال‬ ًَ ََ‫َََسَلًٍَََيَم‬
ًَ ًََ‫َيفََََاجل‬ ‫َََ ٍقَلََال‬
‫الع‬
‫َى‬
‫َي‬ ‫َي‬
Akal yang sehat itu terletak pada badan yang
sehat.

14. َ‫اب‬ ًَ‫افََك‬


‫ََتََىَ َه‬
ًَ ََ‫ََََم‬
‫َيفََالَز‬
‫َى‬ ‫َىخٍََيػَرَََجَلًٍَََيَ َو‬
ًَ ََ‫س‬ ‫َي َى‬
Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu
adalah buku.

15. َ‫صَ ٍد‬


‫َيَ َي‬
ٍَ‫مَنََيػٍََزَرٍََعََ َى‬
‫َى ٍَ َى َى‬
Barang siapa menanam pasti akan memetik
(mengetam).
ًٍََ‫َعََلىََََاخلََى‬
16. ‫ري‬ ‫ََنََيََ َيدَلَ َى‬
‫كََ َى‬ ًَ ََ‫َصَح‬
‫ابََم‬ ٍَ ‫َىخٍََيػَرََاََألَى‬
‫َى‬ ‫َى ٍَ َى‬ ‫َى‬ ‫َي‬
Sebaik-baik teman itu ialah yang
menunjukkan kamu kepada kebaikan.

164 | IlmuTajwid Praktis


17. َ‫ًًَََم‬ ‫ًٍَََََلَمََلَى ىكَاَ ىفََالن‬
‫ََََََاسََ ىكَالََبػَ َىهَائ‬ ‫لَىوَالَىَالع‬
‫َي َى‬ ‫َي‬ ٍَ
Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu
seperti binatang.

18. ‫َاْلَجَ ًَر‬


َََ‫َعََلى‬ ًَ ًَ ََ‫ًٍَََلَم‬
ًَ َ‫َالصَغََىًَرَ ىكَالََنػَ ٍق‬
‫َى َى َى‬ ‫شََ َى‬ ٌَ ََََ‫َيف‬ ‫الع‬ ‫َي‬
Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu, bagaikan
ukiran di atas batu.

19. َ‫ت‬
ٍَ َ‫ض‬
‫ََ َى‬ ‫لَىنََتىػَرًََجَعََاََألَىايََيـََال‬
‫ََََ ًيتََم‬
‫َى‬ ‫ٍَ ٍَ َى‬
Tidak akan kembali hari-hari yang telah
berlalu.

‫َن‬ ‫َصَغًٍَََيػَرَََاَكَ ٍَاعَمَلََبًًََوََ ى‬


20. ‫كَبًٍََيػََرَا‬
ٍَ ‫َن َى َى‬ ‫تىػَ َىعَلَمَنََ َى‬
ٍَ ‫َى‬
Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di
waktu besar.

21. َ‫ََشََجَ ًَرَبًََلَىََىثَىر‬ ًَ‫الع‬


‫َى‬ ‫َََ ٍلَمََبًََلَىَ َى‬
‫َعَمَ َولََ ىكَال‬ ‫َى‬ ‫َي‬
Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak
berbuah.

22. ًَ ‫َََأَىَسََاسََالن‬
َََ‫َََََجََاح‬
‫َى‬ ‫اد‬ ًٌَََ َ
‫االُتََى َي‬
‫َى َي‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 165


Bersatu adalah pangkal keberhasilan.

23. ‫ََعًٍَََيَنَاَن‬
‫َي‬ ٍَ ‫َى‬ ‫َُتَتََىًَقَرَ ًََم‬
‫ََسَ ًَكٍََيػَنََنََاَكَيكَنََلَىوََيَم‬
ٍَ ٍَ ٍَ‫الَىَ َى‬
Jangan engkau menghina orang miskin
bahkan jadilah penolong baginya.
ًَ َ‫ؼََ ًِبَألَ َىَدىَ ًَبََالَىَ ًِبَلنَََس‬
24. َ‫ب‬ ‫الََشََرَ َي‬
‫َى‬ ‫َى‬
Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi
pekerti) bukan dengan keturunan.
ًَ ََ‫ًٌََََََس‬
25. َ‫اف‬ ‫َحَ ٍفَ ًَظََالل‬
ًَ ََ‫َيف‬ ًَ ََ‫سََلَىمَةَيَاََ ًَإلنٍَس‬
ًَ ََ‫اف‬
‫َى‬ ‫َى‬ ‫َى َى‬
Keselamatan manusia itu dalam menjaga
lidahnya (perkataannya).

26. َ‫ََنََ ىذَ َىىَبًًََو‬


‫َخٍََيػَرَ ًََم‬ ًَ ‫َََابََامل‬
ٍَ ‫َه‬ ‫َََرَءََ َى‬ ‫آد‬
‫َى‬
ٍَ‫َي َى‬
Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga)
daripada emasnya.
ًَ َ‫سَوَءََََاخلَلَيًَقََيػَع‬
27. َ‫دَم‬ ٍَ ‫َي‬ ‫َي‬ ‫َيٍَ َي‬
Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular.

‫ًٌََََََسَيَاَى ي‬
28. َ‫ف‬ ‫ًٍَََلًََمَالن‬
ٍَ ‫آَفَىةَيَاََلع‬

166 | IlmuTajwid Praktis


Bencana ilmu itu adalah lupa.

29. َ‫َََسَبًٍََيَل‬
‫ضَحََال‬
‫ٍَََََزََيـَََكَ َى‬
‫َالع‬
‫صَ َىدَ َىؽَ َى‬
‫إًَذَىاَََ َى‬
‫َي‬ ‫َى َى‬
Jika benar kemauannya niscaya terbukalah
jalannya.

30. ‫ََ ًزيَةَه‬ ًَ ‫ََكَنَى‬ ‫َُتَتََىًَقَرََم‬


‫َى‬ ‫كََفَىلَ يكَ ًَلََ َى‬
‫َشٍََيَ وئََم‬ ٌَ ‫َدٍَ َى‬
‫ََنَ َي‬ ٍَ ‫ٍَ َى‬ٍَ‫الَىَ َى‬
Jangan menghina seseorang yang lebih rendah
daripada kamu, karena segala sesuatu itu
mempunyai kelebihan.

31. َ‫َاس‬
َََََ
‫كََالن‬ ًَ ‫أَى‬
‫َي‬ ‫صَلَي ٍَحََلَى َى‬
ٍَ ََ‫كََي‬
‫َصَلَ ٍَحََنػَى ٍفَسَ َى‬
‫َى َى‬ ٍَ
Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-
orang lain akan baik padamu.

ٍ ‫فَى ًٌَكَرََقىػٍََبَلََأَى‬
32. َ‫فََتىػٍََعَ ًَزَىـ‬
‫َى‬ ٍَ
Berpikirlah dahulu sebelum kamu
berkemauan (merencanakan).
ًَ ‫مَنَََعَرَؼََبػَعَدََال‬
ٍَ ََ‫َََسَ ىفَ ًرََا‬
33. َ‫سَتَىػَ َىعَد‬ ‫َى َى ٍَ َى‬
‫َى ٍَ َى َي‬
Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-
siaplah ia.

Urgensi Ilmu Tajwid | 167


34. َ‫ًٍََََيػَ َىهَا‬
‫مَنَََحَ ىفَرَََحَ ٍفَرَنةَََكَقَىعََف‬
‫َى ٍَ َى َى َي َى َى َى‬
Barang siapa menggali lobang, akan
terperosoklah ia di dalamnya.
ًَ ََ‫ََنَََصَ ًَدَيَ َوقََج‬
35. َ‫اىَ َول‬ ًَ ََ‫عَ َيدَكَََعَاقًَََل‬
ٍَ ‫َخٍََيػَرََم َى‬
‫َى‬ ‫َى َى َى‬ ٍَ ‫َه َه‬
Musuh yang pandai, lebih baik daripada

ٍَ ًَ‫مَنََ ىكَثػََيرََإًَ ٍَحَسَاَنَيوََيَ ىكَثػََيرََإ‬


36. ‫خَواَنَيوََي‬
‫َى‬ ‫َى‬ ‫َى‬ ‫َى ٍَ َى‬
Barang siapa banyak perbuatan baiknya,
banyak pulalah temannya.
37. َ‫ل‬ ًَ ‫ََةَيَالع‬ ‫كََ ىغَافًََََلَنَفىػَنََى َىدَ َىام‬ ًَ
‫َََََي ٍقَىبََلََ َىمَ ٍَنََيػََىتََىكَاَى َىسَ َي‬
‫َى‬ ‫َسَ ٍَلَََىَكَالَىَتَََى َي‬
‫اَ ٍَجَ َىهَ ٍدَََىَكَالَىَتَََى ٍكَ َى‬
Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-
malas dan jangan pula lengah, karena
penyesalan itu bagi orang yang bermalas-
malas.

‫ََاَََتىػَ ٍقَ ًَدَرََأَى ٍفََتىػٍََعَمَلَىوََيَال‬


38. َ‫َََيػَوََىـ‬
ٍَ‫َى‬ ‫َى‬ ‫َََََى ًَدََم‬
‫َي‬ ‫كََإًَىلََالغ‬
‫َعَمَلَى َى‬
‫َى‬
ًَ
‫الَىَتػَيَىؤَ ٌَخَرََ َى‬
‫َى‬ ‫ٍَ َى‬
Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga
esok hari, yang kamu dapat mengejakannya
hari ini.

168 | IlmuTajwid Praktis


39. َ‫ك‬ ‫اَيتٍػَرًََؾََال‬
‫َََشَرََيػٍَتػَرٍَكَ َى‬
‫َى َي‬ ‫َي‬
Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan
itu) akan meninggalkanmu.

ًَ َََ‫َخَلَيقَاَنََكَأَىنٍػَ ىفَعََي َيهَمََلًَََلن‬


40. َ‫َاس‬
ٍَ ‫َى‬ ٍَ ‫َى‬ ًَ َََََ
ٍَ ‫َاسََأَى‬
‫َحَسَنَيػَ َيهَمََ َي‬ ‫َىخٍََيػَرََالن‬
‫َي‬
Sebaik-baik manusia itu, adalah yang terlebih
baik budi pekertinya dan yang lebih
bermanfaat bagi manusia.

41. ‫ََةَي‬
‫َدَام‬ ‫ََََجَلَىًَةََالن‬
‫ََََ َى‬
‫َى‬ ‫َََسََلَىمَةَيََكَ ًَيفَ َى‬
‫َالع‬
‫َى‬ ًٌََ‫َََََأَى‬
‫َِنََال‬
‫َى َى‬ ‫ًَيفََالت‬
Di dalam hati-hati itu adanya keselamatan,
dan di dalam tergesa-gesa itu adanya
penyesalan.

42. ‫َََسََلَىمَةَي‬
ًَ
‫ََةَيََكََىثٍَرَةَيَََاْلٍََزَـََال‬
‫َدَام‬ ‫َََتػَ ٍفَ ًَريٍَ ًَطََالن‬
‫َى‬ ‫َى َى َى َى‬ ‫ََََ َى‬ ‫ثَََىٍرَةَيَال‬
‫َى‬
Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan
buah cermat itu keselamatan.
ًَ ٍََ‫َََشَ ًري‬
43. َ‫ف‬ ‫َخَلَيًَقََال‬ ‫فَ ًََم‬
‫ََنََ َي‬ ًَ َ‫الََ ًرَفٍَقََ ًِبَلَضََعًٍَََي‬
ٍَ ‫َي‬ ٌَ
Berlemah lembut kepada orang yang lemah
itu, adalah suatu perangai orang yang mulia
(terhormat).

Urgensi Ilmu Tajwid | 169


‫ََََسَيًٌََئََىَوةَََسَيًٌََئََىةَه ًََم‬
44. َ‫ََثٍػَلَيَىهَا‬
‫َى‬ ‫َى َي َى‬ ‫فَىجَََىزَاء‬
Pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah
kejahatan yang sama dengannya.
ًَ ًَ َ‫تىػَرََيؾََََاجلَو‬
‫َعََلىََََاجلََاىَ ًَلَََجَوَ َه‬
45. َ‫اب‬
‫َى َى‬ ‫ابََ َى‬
‫َى َى‬ َ‫َىى‬ ٍَ
Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh
itu adalah jawabannya.
ًَ َ‫مَنَََعَ يذ‬
ٍَ ًَ‫بََلََسَاَنَيوََيَ ىكَثػََيرََإ‬
46. ‫خََواَنَيوََي‬
‫َى‬ ‫َى‬ ‫َى‬ ‫َى َى‬ ٍَ ‫َى‬
Barang siapa manir tutur katanya
(perkataannya) banyaklah temannya.

47. َ‫كََلَىَيـ‬
‫َََ ى‬
‫ََََ ٍقَلََقَى َلََال‬
‫َالع‬ ‫إًَ ىذََََى‬
‫اَّتَ َى‬
‫َي‬
Apabila akal seseorang telah sempurna maka
sedikitlah bicaranya.

َََ‫بََبًَََقَيََبَََلَىَأَىَخ‬
48. َ‫و‬
‫ىَ َى َى‬ ‫َخَاَََبًََلَىَ َى‬
‫َعٍََيَ َو‬ ‫مَنََطَىلَىبََأَى َن‬ ‫َى‬ ٍَ ‫َى‬
Barang siapa mencari teman yang tidak
bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai
teman.

‫قَيًَلََََاْلَقَََكَلَىوََ ىكَاَ ىفََم‬


49. َ‫َََرا‬
‫َي‬ ٍَ ‫َى َى‬
170 | IlmuTajwid Praktis
Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit.

50. َ‫ك‬ ًَ ‫خَيػَرََم‬


‫ََاَََنػَى ىفَ َىعَ َى‬
‫كََم‬
‫ََالََ َى‬
‫َى‬ ٍَ‫َى‬
‫َي َى‬
Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat
bagimu.

‫َىخٍََيػَرََاََألََميَوًَرََأٍَََك‬
51. َ‫ىَسَاَطَيَىهَا‬
‫َى‬ ٍَ‫َي َي‬
Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya
(yang sedang saja).

52. ََ
َ‫ََ ىقَ َهاـ‬ ‫َى‬ ‫اؿَََكلًََ يكَ ًَلََم‬
‫ََ ىقَََواؿََم‬ ‫َى ٌَ َى‬ ‫ََ ىقََ َه‬
‫َََم‬
‫َى‬ ‫لًََ يكَ ًَلََم‬
‫ََ ىقَ َواـ‬
‫ٌَ َى‬
Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat,
dan pada setiap kata ada tempatnya yang
tepat.

53. َ‫ت‬ ًَ ‫إًَذَاَىَل‬


‫اصَنََى ٍَعََمَََاَشٍََئَ َى‬
‫َى‬ٍَ َ‫ٍَََََتَىسَتََى ٍَحَ ًيََفَى‬
ٍَ ‫َى‬
Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah
sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki).

‫ٍَََََيَبََلًَََمَنََ ىكَاَ ى‬
54. ََ‫ف‬
ٍَ ‫َي َى‬ ‫ٍَََََيَبََلًَََمَنََ ىكَاَ ىفََفَىًَقٍََيػَرَاَب‬
‫َََ ًَلَ َى‬
‫َالع‬ ‫َن َى‬ ٍَ ‫َي َى‬ ‫َالع‬
‫لَىٍَيَسَ َى‬
‫َى‬
‫َىًَِبٍََيََلَن‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 171


Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi
cela itu terletak pada orang yang kikir.
ًَ َ‫ًَََََلًٍََمََكاَألَ َىَدى‬ ًَ ًَ‫َََاتَََكَالًَََ َيدَهََبََ ًَلََالي‬ ًَ ‫ََََتًََيَمََال‬
55. َ‫ب‬ ‫َََََىتٍََيَ َيمََيَََىتٍََيَ َيمََالع َى‬ ‫ََََذَمَََقَى ٍدَ َى‬
‫َم َى َى َي َى‬ ‫لَىٍَيَسََاليَى ٍَ َي‬
‫َى‬
Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal
orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu
adalah yatim ilmu dan budi pekerti.
ًََ ََ‫لًََ يكَ ًَلَََعَمَ َولََثػَىوَاب‬
‫َكلَ يكَ ًَلََ ىكََلَىَوـَََجَوَ َه‬
56. َ‫اب‬
َ‫َى ى‬ ‫َه‬ٌَ ‫َى‬ ‫َى‬ ‫ٌَ َى َى‬
Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap
perkataan itu ada jawabannya.
57. ‫ًَََمَاَن‬
‫ََائ‬
‫َد‬ ‫بَ ًََم‬
‫ٍََنَوََي َى‬
ًَ‫َََىََ َي‬
َ َ‫اَُت‬ ‫ََََََاسَ ًََِب‬ ‫كَ َىعَ ًَام‬
‫ََ ًَلََالن‬
‫َى‬ ‫َى‬
Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa
yang engkau sukai daripada mereka
semuanya.

‫َى‬ ٍَ َ‫َََرَهؤََ ىلٍَََيػٍََعَ ًر‬


58. ‫ؼََقَى ٍدَرَهََي‬
‫َى‬ ‫َام‬
ٍَ َ‫ك‬
‫َي‬‫َىىَلَى َى‬
Hancurlah seseorang yang tidak tahu dirinya
sendiri.
ًَ َ‫َََ ىك‬
59. َ‫ذَب‬ ًَ َ‫َََذَنػَيو‬
‫بََال‬ ‫رأٍَسََال‬
‫َي‬ ٍَ ‫َى َي‬
Pokok dosa itu, adalah kebohongan

172 | IlmuTajwid Praktis


60. َ‫مَنََظَىلَىمََظَيلًََم‬
‫َى َى‬ ٍَ ‫َى‬
Barang siapa menganiaya niscaya akan
dianiaya.
ًَ َ‫َدى‬ ًَ‫اؿَََْجَاَىَيؿََالع‬ ‫َأبَىثٍػَوَ َو‬
61. َ‫ب‬ ‫ََََ ٍلَ ًمَََىَكاَألَ َى‬ ‫ابََتيػََىزَيًٌََنَيػَنََياَََإًَفََََاجلََىَىمََ َى َى‬ ًَ ََ‫اؿ‬
‫لَىٍَيَسََََاجلََىَىمََ َي‬
‫َى‬ ‫َى‬
Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang
menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu
ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan.

‫صَرَََكَالَىََايَبًَسَاَََفىػَتََي ى‬
62. َ‫كَسَر‬
‫َى‬ ‫ََطٍَبَاَنَفىػَتَيػٍََعَ َى‬
‫ىَ ىَ َى َن‬ ‫الَىَتَى يكَنََر‬ ‫ٍَ َى‬
Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga
kamu akan diperas, dan janganlah kamu
bersikap keras, sehingga kamu akan
dipatahkan.

‫َََشَ ًرََظَىلَىمَ َى‬


63. َ‫ك‬
‫َى‬ ‫َعََلىََال‬
‫كََ َى‬
‫ىَاَىنَى َى‬
ٌَ ‫مَنََأََع‬
‫َى‬ ٍَ ‫َى‬
Barang siapa menolongmu dalam kejahatan
maka ia telah menyiksamu.
‫صَيَلًََهَاَََبًَبػَيََ َو‬
ًَ ‫َسَأَينٍَبًَيٍََ َى‬ ‫اؿََالعًَ ًَ ًَ ًَ َو‬ ًَ ‫أَى‬
64. َ‫اف‬ ‫َعَ ٍَنََتَىػَ ٍفَ ٍَ َى َىَى‬
‫كََ َى‬ ‫ََََلٍَ َىمََإالََبسَتََةََ َى‬ ‫َخَيَََلَى ٍَنََتَىػَنََىَ َى‬
‫ََمََ َو‬
َ‫اف‬ ‫َسَتََى َواذ‬
‫ََََىَكَطَيٍَوََيؿَ َىَزَى‬ ٍَ ‫صَ ٍَحَبََىةَيَأَي‬
ًَ ‫ََََكًََحَرَصَََكَاجَتًََهَاد‬
‫ََََىَكَدٍََرََىىَ َهمَََىَكَ َي‬
‫ذَى ىكَاءَه َى ٍَ َه َى ٍَ َى َه‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 173


Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan
ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku
beritahukan perinciannya dengan jelas :
1). Kecerdasan
2). Kethoma’an (terhadap ilmu)
3). Kesungguhan
4). Harta benda (bekal)
5). Mempergauli guru
6). Waktu yang panjang

65. ‫َََصٍََعَبَََسَ ٍَهََلَن‬


‫َيَ َىعَلََال‬
ٍَ‫َََمَلََ َى‬
‫الع‬
‫َى‬
‫َى َى‬ ‫َي‬ ‫َى َي‬
Bekerja itu membuat yang sukar menjadi
mudah.

66. َ‫ىىَن‬
َََََ
‫ََاََت‬
‫ََنَ َىؿََم‬
‫َى‬ َ ‫ََتَى‬
‫َنََ َى‬ ‫مَنَََى‬ ٍَ ‫َى‬
Barang siapa berhati-hati niscaya
mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan.
ًَ ََ‫ًٍَََََلَمَََكلَىو‬
67. َ‫َِبَلَصٍََي‬ ًَ ‫اَيطٍَلَي‬
‫بََالع‬
ٍَ ‫َى َى‬
Carilah/tuntutlah ilmu walaupun di negeri
Cina.

174 | IlmuTajwid Praktis


68. َ‫اف‬ ‫ََََظَىاَفَىةَي ًََم‬
ًَ َ‫ََنََاََ ًإلٍََيََى‬
‫َى‬ ‫الن‬
Kebersihan itu sebagian dari iman.
ًَ ََ‫َََس‬
69. َ‫اعَ َيد‬ ‫بََقَى َلََامل‬ ‫إًَذَىاَََ ىكَبػَرََامل‬
‫َي َى‬ ‫َََطٍَلَيوَ َي‬ ٍَ ‫َيَى َى‬
Kalau besar permintaannya maka sedikitlah
penolongnya.

70. ‫َيفََلَىذَةََوَتىػٍََعًََقَبََنَىَىدَمَاَن‬
ًَ ََ‫َخٍََيػَر‬
‫الَىَ َى‬
‫َي‬ ‫َى‬
Tidak ada baiknya sesuatu keenakan yang
diiringi (oleh) penyesalan.
ًَ ٍَ‫َالوَق‬ ًَ ًَ ًَ
71. َ‫ت‬ ََََ‫ف‬
‫َى‬ ٍَ ََ‫ََََمَ ًَلََيػَوَفٌَرََن‬
‫صَ َى‬ ‫َالع‬
‫تىػٍَنَظٍََيَمَ َى‬
َ‫يَ ىَ َيَى ي‬
Pengaturan pekerjaan itu menabung sebanyak
separohnya waktu.

72. ‫ًَََ َىدَةَه‬


‫َخََ ىلٍَََتَىلًََ ٍدَهََيََكَال‬
‫بََأَى َو‬
َ َ‫ر‬
‫َى‬ ‫َي‬
Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan
oleh satu ibu.
ًَ َ‫َِبَلَصَم‬
73. َ‫ت‬ ٍَ ًَ ََ‫ضَب‬
‫ََََََى َى‬
‫َىدََاكٍََكَاَالغ‬
‫َى‬ ‫َي‬
Obatilah kemarahan itu dengan diam

Urgensi Ilmu Tajwid | 175


ً ََ‫ََاَالَىَتىػٍَنػَ يفَ يذَهََيَا‬
74. َ‫إلَبػَر‬ ‫الََ ىكََلَىَيـََيػٍَنػَ يفَ يذََم‬
‫َىَي‬ ‫َى‬ ‫َى‬
Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak
bisa ditembus oleh jarum.

75. ‫ََيػَ ٍلَمَعََذَى َىىَبَاَن‬


َ‫ََا‬
‫لَىٍَيَسََ يكَ َلََم‬
‫َى َى َى َي‬ ‫َى‬
Bukan setiap yang mengkilat itu emas.

76. َ‫َعَنَََسَ ًرَيٍَػَرتًًَََو‬ ًَ ‫ًَسَيػَرَةَيَامل‬


‫َي ٍَ َى َى‬ ‫َََرَءََتػَيٍنَبًَئََ َى‬ ٍَ
ٍَ‫َى َى‬
Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan
rahasianya.
ًَ َ‫اَي‬
77. ‫سَنََيوََي‬ ‫َََرًََءََبًَىقَ ٍدَ ًَرَم‬
ٍَ‫ََََ َي‬ ‫َى‬ ‫قًٍَََيَ ًَمَةَيَامل‬
ٍَ‫َى‬
Harga seseorang itu sebesar (sama nilainya)
kebaikan yang telah diperbuatnya.
ًَ
78. َ‫ك‬ ٍَ ‫ََنََأَى‬
‫َضَحَ ىكَ َى‬ ‫َى‬‫اؾََالَىَم‬
‫ََنََأََبىٍََ ىكََ َى‬
ٍَ ‫َى‬ ‫كََم‬
‫صَدَيٍَػَ يقَ َى‬‫َى‬
ٍَ ‫َى‬
Temannmu ialah orang yang menangiskanmu
(membuatmu menangis) bukan orang yang
membuatmu tertawa.
ًَ ََ‫ًٌََََََس‬
‫َعَثٍػَرًَةََالل‬ ‫َسَلَىمَ ًََم‬ ًَ ‫َىعَثٍػَرَةَيَال‬
79. َ‫اف‬
‫َى‬ ‫ََنََ َى‬
‫َي ٍَ َى‬ ٍَ ‫َََ ىقَ َىدَـََأَى‬ ‫َى‬

176 | IlmuTajwid Praktis


Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada
tergelincirnya lidah.

80. َ‫لَََكََىدَ َؿ‬


‫َى‬ ‫َََ ىكََلَىًَـََم‬
َ ‫ََاَََقَى‬ ‫َى‬ ‫َىخٍََيػَرََال‬
‫َي‬
Sebaik-baik perkataan itu ialah yang sedikit
dan memberi penjelasannya/jelas.
ًَ ‫َشٍََيَ وئََإًَ ىذَاَََ ىكَثػََيرََر‬
‫ََ َيخَصََإالََاََألَ َىَدىَ َى‬
81. َ‫ب‬
‫َى َى َى‬ ‫يكَ َلََ َى‬
Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah,
kecuali budi pekerti.
ًَ ََ‫بَََجَنَيػَوَ هفَََك‬
82. َ‫آخَرَهََيَنَىَىدَ َهـ‬ ًَ َ‫ض‬ ‫أََكىََيؿََالغ‬
‫َي ٍَ َى َي‬ ‫َََََى َى‬
Permulaan marah itu adalah kegilaan dan
akhirnya adalah penyesalan.
ًََ‫ََصَََاَكَاْلَرََتَى ٍك‬
‫َفٍََيًََوََ ًَِب ًَإل َىشَار‬
83. ‫ًَََة‬
‫َى‬ ‫َى َي‬ ‫بََ ًَِب َىلع َى‬
‫ضَرَ َي‬
ٍَ ََ‫ٍََََبَ َيدََي‬
‫َي َى‬ ‫الع‬
‫َى‬
Hamba sahaya itu harus dipukul dengan
tongkat, dan orang yang merdeka (bukan
budak) cukuplah dengan isyarat.

84. َ‫اؿ‬
‫ََنََقَىَ َى‬
‫اؿَََكَالَىَتىػٍَنَظَيرََم‬
‫ََاَََقَىَ َى‬
‫اَينٍَظَيرََم‬
ٍَ ‫ٍَ َى‬ ‫َى‬ ‫ٍَ َى‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 177


Perhatikanlah apa-apa yang dikatakan
(diucapkan) dan janganlah meperhatikan
siapa yang mengatakan.

85. َ‫ََسَوََيد‬
‫َاْلَسَوََيدََالَىَي‬
ٍَ‫َى َي‬ ٍَ‫َى َي‬
Orang yang pendengki itu tidak akan menjadi
mulia.

‫اؿًََََِبََىوًََاَت‬
86. َ‫ًََََىهَا‬
‫َى‬ ‫ىَمََ َي‬
‫َع‬
ٍَ َ‫اَأل‬ ‫َى‬
Tiap-tiap pekerjaan itu dengan
penyelesaiannya.
87. َ‫َََََاَ ًرََََاجلََى ًَحٍََيَ ًم‬
‫لَعََلىََالن‬
‫َى‬‫َكَالَىَأَىقٍػَََىوَ ََ َى‬#َ ‫تََلًَََلًٍََفٍََرََىدٍََكَ ًَسََأَ ٍََى‬
‫ىََلَنَ َََى‬
ًَ
‫إًَهلَيَََلَى ٍَسَ َي‬
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga,
tapi aku tidak kuat dalam neraka.

‫ََََ ًَظٍََيًََم‬ ًَ
‫َالع‬
‫بَ َى‬ًَ ٍَ‫َََ َذن‬ ‫َََفَىًَإنَ َى‬#َََ‫َلََتىػٍََوَبََىةَنََىَكاَ ٍغَفٍََرََذَينػَيٍَوَ ًَِب‬
‫َكََ ىغَاَفٍػََيرََال‬ ًَ ََ‫ب‬
ٍَ َ‫فىػَ َىه‬
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan
ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau
Maha Pengampun dosa yang besar.

َ‫َايَذَاَىَاجلََىَلَىًَؿ‬
‫َلََتىػٍََوَبََىةَنَ َى‬
ًَ ‫َََال‬
ٍَ َ‫َََفىػَ َىه‬#َََ‫ًٌََََرََىمََاؿ‬
ًَ ََ‫ب‬ ‫ىَ َىدَ ًَاد‬
‫َع‬ ‫ذَينػَيٍَوَ ًَِبَ ًََم‬
ٍَ َ‫ََثٍَ َيلََأ‬

178 | IlmuTajwid Praktis


Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah
aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki
keagungan.

َ‫َاحَتًََ َىمًَََاؿ‬ ًَ‫ََز‬ ‫َو‬ ًَ ‫كَعَمَ ًرَ ََ َى‬


ٍَ َََ‫ف‬
‫ًََئَ هدََ ىكٍََيَ َى‬ ‫َيفََ يكَ ًٌََلََيػََىٍَوَـََ َََى‬
‫َكَ ىذَنٍَبَ ََى‬#َ ًَ ََ‫ص‬
‫مََنَقَ َه‬ ٍَ ‫َى َي‬
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang
dosaku selalu bertambah, bagaimana aku
menanggungnya.

َ‫اؾ‬
‫ََ َىعََ َى‬
‫َد‬
‫بَََىَكَقَى ٍدَ َى‬ ًَ ًَ‫َم‬#َََ‫ىَ َىؾ‬
ًَ َ‫اَِبَلَ َذنػَيو‬ ًَ َََََ ًَ
‫إًَهلَ ََ َى‬
ٍَ َََ‫َََقَر‬ ‫َي‬ ‫اصَيَََأَ َىََت‬ ‫َالع‬
‫يَعٍََبَ َيدَ َىؾَ َى‬
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat
dosa telah datang kepada Mu dengan
mengakui segala dosa, dan telah memohon
kepada Mu.
ًَ ََ َ‫َََفَىإًَ ٍفََتَىطٍَرٍََدََفَىمَنََنػَىرَج‬#َََ‫ىَل‬
َ‫وَسََىوَ َىاؾ‬ ًَ ٍَ‫فَىًَإ ٍفََتىػَ ٍغًََفَرََفَىأَىن‬
‫َي َى ٍَ ٍَ َي‬ ‫تََلََ ىذَاَََأَ ٍََى َه‬
‫ٍَ َى‬
Maka jika engkau mengampuni, maka
Engkaulah ahli pengampun.
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi
aku mengharap selain kepada Engkau?

88. ‫منَحسنَإسَلـَاملرءَتركوَماالَيعنيو‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 179


Salah satu ciri orang islam yang baik ialah
meninggalkan sesuatu yang tidak
berhubungan dengan dirinya

89. ‫منَحفرَحفرةَكقعَفيو‬

Siapa yang menggali lubang maka ia pula yang


akan jatuh didalamnya
90.

‫منَأرادَالدنياَفعليوَِبلعلم‬
‫َكمنَأرادَاألخرةَفعليوَِبلعلم‬
‫كمنَارادهاَفعليوَِبلعلم‬
Siapa yang menginginkan dunia maka
hendaklah ia memiliki ilmu dan barangsiapa
yang menginginkan akhirat maka hendaklah
ia memiliki ilmu dan barang siapa yang
menginginkana keduanya maka hendaklah
memiliki ilmu

90. ‫الَُتتقرَمنَدكنكَفلكلَشئَمزيو‬

180 | IlmuTajwid Praktis


Janganlah engkau menghina orang yang lebih
rendah dari kamu karena tiap-tiap sesuatu
mempunyai kelebihan

91. ‫لسافَاْلاؿَخريَمنَلسافَاملقاؿ‬

Banyak berbuat lebih baik daripada banyak


bicara

92. ‫لنَترجعَاألايـَالىتَمضت‬

Takkan kembali hari-hari yang telah berlalu


93.
‫لنَتناؿَالعلمَإالَبستةَذكاءَكحرصَكاجتهادَكماؿَكصحبةَاالستاذكطوؿَزماف‬
Kamu takkan mendapatkan ilmu kecuali
dengan enam perkara: pintar, tamak, rajin,
harta, dekat dengan guru, dan masa yang
panjang

94. ‫لوالَالعلمَلكافَالناسَكالبهائم‬

Seandainya bukan karena ilmu maka manusia


itu seperti binatang

95. ‫ليسَالغنَعنَكثرةَاملاؿَكلكنَالغنَغنَالنفس‬

Urgensi Ilmu Tajwid | 181


Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya
harta tetapi kekayaan itu adalah kaya hati
96. ‫ليسَالفىتَمنَيقوؿَكافَاىبَكلكنَالفىتَمنَيقوؿَىاأَنذا‬
Bukanlah seorang pemuda yang mengatakan
inilah ayahku tetapi pemuda yang sebenarnya
adalah yang mengatakan inilah aku

97. ‫املؤمنَالقومَخريَمنَاملؤمنَالضعيف‬

Mukmin yang kuat lebih baik dari pada


mukmin yang lemah

98. ‫املرءَعدكَماَجهل‬

Manusia adalah musuh terhadap apa yang ia


tidak ketahui

99. ‫منَأحبَشيأَاكثرَذكره‬

Siapa yang mencintai sesuatu pastilah ia


banyak menyebutnya

182 | IlmuTajwid Praktis


‫‪DAFTAR PUSTAKA‬‬

‫‪ ‬كتابَالتجويدَالذمَألفوَفضيلةَاألستاذَاجملدَ‬

‫النابوَالصاحلَالشيخَعبدَالعزيزَبنَعبدَالفتاحَبنَ‬

‫عبدَالرحيمَالقارئَاملدرسَبكليةَالقرافَالكرْيَ‬

‫ِبجلامعةَاالسَلميةَِبملدينةَاملنورةَ‬

‫‪ ‬خمتصرَاألدعيةَمنَمدرسةَالعاليةَالسلفيةَ‬

‫بسمبانجَكولوفَببكالوجنافَجاكلَالوسطىَ‬

‫‪ Dachlan Salim‬‬ ‫‪Zarkasyi. Pelajaran Ilmu‬‬


‫‪Tajwid‬‬ ‫‪Praktis‬‬ ‫‪untuk‬‬ ‫‪TK.‬‬ ‫‪Al-Qur’an.‬‬
‫‪Semarang.‬‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪183‬‬


 Sahniar Saragi. Buku Panduan Ilmu Tajwid
Praktis. Jakarta.
 Muhammad Ulin Nuha Arwani, dkk.
Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al Qur’an
(YANBU ’A). Kudus : Yayasan Arwaniyah
Kudus Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an.
 Efendi Anwar. Bimbingan Tahsin & Tajwid Al-
Qur’an Utsmani Jilid 3.
 Abdul Aziz Abdur Ra’uf. Pedoman Dauroh Al
Qur’an Kajian Ilmu Tajwid. Depok : Pustaka
Harum.
 Lukmanul Hakim. Al-Qur’an Rosmul Utsmani
Juz 30. Depok : LTQ ASSA’ADAH Bojongsari
Depok
 Al-Qur’an & Terjemah. Jakarta : Almahira

184 | IlmuTajwid Praktis


TENTANG PENULIS

Nama : Lutfi Adnan Muzamil


TTL : Pekalongan, 12 Februari 1991
Alamat : Losari Lor, RT 04/01 Brebes Jateng
web : www.lutfiadnanmz.blogspot.com
No. wa : 089668678620

Pendidikan Formal :

1. TK : TK Al-Masyithoh Jenggot Pekalongan


2. MI : MIS. Jenggot 02 Pekalongan
3. SMP : SMP Al-Islah Kraton Pekalongan
4. MTs : MTs NU Tirto Pekalongan
5. MA : MAS Simbang Kulon Pekalongan
6. S.1 : UIN Walisongo semarang
7. S.2 : UNINDRA Jakarta Selatan

Pendidikan Informal :

1. TPQ al-Hasyimiyah Kradenan Pekalongan


2. Madin Simbang kulon Pekalongan
3. Pondok Modern Al-Islah Kraton Pekalongan
4. Pondok Pesantren at-Takhosus Simbang
Kulon Pekalongan
5. Ta’limul Qur’an & Kaifiyatus Sholat KH. M.
Ilyas A. Jaza Simbang Kulon Pekalongan

Urgensi Ilmu Tajwid | 185


6. Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah
Semarang

Pengalaman Berkhidmat :

1. Pengajar TPQ Baitussalam Desa Pait


Pekalongan
2. Pengajar TPQ At-Taubah Ngaliyan Semarang
3. Khidmat pengajian ummahat Majelis Ta’lim
at-Taubah Ngaliyan Semarang
4. Khidmat Pengurus DKM Mushola at-Taubah
Ngaliyan Semarang
5. Badal Pengajar di Ta’limul Qur’an &
Kaifiyatus Sholat KH. M. Ilyas A. Jaza
Simbang Kulon Pekalongan
6. Pegawai LPPOM MUI (Majelis Ulama
Indonesia) Provinsi Jawa Tengah
7. Pengajar Ponpes Life Skill Daarun Najaah
Semarang
8. Anggota Tim Hisab Rukyat MAJT (Masjid
Agung Jawa Tengah) di Semarang
9. Pengajar Matematika dan Waliasrama
Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia Bogor

186 | IlmuTajwid Praktis


Pengalaman Lain :

1. Penulis Buku Studi Falak & Trigonometri


2. Penulis Mutiara Kehidupan
3. Penulis Buku Tajwid Praktis
4. Pemateri Ceramah Ramadhan Online
KAGUM (Komunitas Guru Gemar Membaca
dan menulis) Kab.Bogor
5. Editor buku
6. Anggota Sekolah Literasi Rakyat Bogor
7. Penulis artikel - artikel yang telah termuat di
berbagai media massa.

--------------------

Urgensi Ilmu Tajwid | 187


‫‪SANAD QIRO’ATIL QUR’AN BI‬‬
‫‪AN-NADHOR‬‬

‫َالصَرَاطَ ََجَوََََ‬
‫ازَ‬ ‫َعلىَ َََ ٌَ‬
‫ََََ َ ََ‬
‫َيكوفَ َلنا‬
‫َََََ ََ ََ‬
‫َِبعانتو‬‫ََ ٍَنَ َ َ‬
‫رحنمدؾَ ََايَ َىَم‬
‫َََ‬
‫أفضلَََ‬‫ََََكَََ َ‬
‫دَنَدمحمَخريَجميزَ‬
‫مَعلىَسيٌَََ َ ََ ََ َ ََ‬
‫ىَكنسَلٌَ ََ ََ ََ‬
‫كجمازَكنصَلٌَ ََََ‬
‫َ ََََََ‬
‫بوَالذينَاستجازكهَفأجازَكسَلٌٍََمَوَََ‬
‫جمازَكعلىَالوَكأصحاَََََ ََ َََ ََ ََََََََ َََََ‬
‫افَاْلقيقةَكَاجملاز‪َ.‬‬
‫َََََ‬ ‫اَبلسََ َََ ََََََ َََ‬
‫ََََريَََََ َى‬
‫تسليمَاَنََكث‬
‫َ َََ‬
‫ََترجوكىَ‬‫بسىَبنَ‬
‫ََََبَ َ َََ‬
‫َََََلَال‬
‫َأَنَلطفىَعدَنفَمزم‬
‫ََ ََ َََ ََ ََ َ َ َ ٌَ‬
‫كَبعد‪:‬‬
‫ََََ‬
‫كقد َقرأت َالقراف َالكرْي َِف َعمر َ‪َ ۸۱‬سنة َبركايةَ‬
‫حفص َبن َسليماف َإحدل َركاايت َعاصم َابن َأىبَ‬
‫النجودَالكوِفَمنَطريقةَالشاطبيةَعلىَاالستاذَأحدَ‬
‫َعلىَََ‬
‫َالبكالوجنانَ َاََلٌَ َذلَ َقََرأَ َ ََ‬
‫َالسمبانَ ََََ َََ َ ََ‬
‫زين َعَبدَ ََللاَ َََ َ َََ‬
‫أَعلىَالشيخَََ‬
‫َََرَََ ََ ََََ ََ‬ ‫َََلٌَ َذلَق‬
‫االستاذَعبدَاخلالقَمشهودلَا‬
‫َ َ َََََ ََ َََ َََ َََ َ َ ََ‬
‫دمحم َصاحل َعن َكالده َالشيخ َمأموف َالبنتن َكىو َقدَ‬

‫‪188‬‬ ‫|‬ ‫‪IlmuTajwid Praktis‬‬


‫قرأىاَعلىَالشيخَدمحمَالشرَبينَالدمياطىَنزيلَمكةَ‬
‫َََََ َََََ َ ََ ََََ َََ َََََ ََ َ ََََ ََ َََ َ ََ‬
‫مةَكَاملتوِفَهباَرحوَللاَتعاىلَعنَالشيخَأحدَ‬ ‫املكر‬
‫ََ ٌَ‬
‫الدخبوطىَالشافعىَعنَالشيخَدمحمَشطاَعنَالشيخَ‬
‫َالرحنَََ‬
‫َعبدَ ََََ َ‬
‫َعنَ َََأحََىدَ َ ََ‬
‫ََََوَََادلَ َ َ‬
‫َأحدَ َالع‬
‫حسنَ َََبنَ ََ َ‬
‫ََ‬
‫َََ‬
‫مر‬
‫البشيمىَعنَعبدَالرحنَالشافعىَعنَاحدَبنَعََي َى‬
‫َََ ََ َ ََ َ ََ ََ َََََ َ ََََ ََََ ََ َ َََ َ َََ ََ‬
‫االسقاطى َعن َالشيخ َسلطاف َاملزاحى َعن َسيفَ‬
‫الدين َبن َعطاء َللا َالفضاىل َعن َالشيخ َسحادةَ‬
‫نَعنَالشيخََنصرَالطبَلكلَعنَشيخَاالسَلـَ‬
‫َََ‬ ‫ََََى َىمَ ََ َ ََََ ََ ََ َ َََََ ََ َ َ ََ َ ََ ََ َََ َ َ‬
‫الي‬
‫زكراي َاالنصارل َعن َالشيخ َعلى َرضواف َالعقىب َعنَ‬
‫اْلافظَاحملققَدمحمَاجلزرلَعنَاْلافظَدمحمىنَرافعَعنَ‬
‫الكماؿ َالضرير َعن َاالماـ َالشاطىب َعن َاىب َاْلسنَ‬
‫َىنَىذيلَعنَأىبَداكدََ َ َََ ََ َََ َََََ ََ ََ َ ََ‬
‫َسليمافَأىبَالنجاحَعنَ‬ ‫عليَ ََ ََ َ ََ ََ َ َََ ََََ َى‬ ‫ََ ٌَ‬
‫َطاىرَ‬
‫َََ‬ ‫َاْلسنَ َ ََ‬
‫َعنَ َََاىبَ ََ َ َ‬
‫َكىوَ َ َ‬ ‫َعَ ٍَمَرَوكَ َال‬
‫َََ ٌدََانَ َ ََ‬ ‫َابنَ َ َى‬
‫اْلافظَ َََ‬
‫َ َََ‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪189‬‬


‫بن َغلبوف َاملقرئ َعن َاىب َاْلسن َعلى َبن َاْلسنَ‬
‫اهلامشىَعنَاىبَالعباسَاحدَبنَسهلَاالشنانَعنَ‬
‫عبيد َبن َالصباح َعن َحفص َبن َسليماف َالبزار َعنَ‬
‫عاصمَابنَاىبَالنجودَالكوِفَعنَأىبَعبدَالرحنَعبدَ‬
‫للاَبنَحبيبَالسلمىَعنَعثمافَبنَعفافَعنَأِبََ‬
‫َََ ََ َََ ََََ ََ َ ََ َ ََ ََ ََ َََ ََ َََ ََ َ َََ ٌَ‬
‫َكىوَََ‬
‫َكسَلٌَمَ َ ََ‬
‫ََََ َ َ‬
‫َصلىَ ََللاَ ََعليو‬
‫َرسوؿَ ََللاَ َ ََ‬
‫َعنَ ََ َ َ‬ ‫َكعبَ َ َ‬ ‫َبنَ َََ‬
‫َربَََ‬ ‫َرسوؿَ ََ‬
‫َاالميَ ََ َ َ‬‫يلَ ََ ََ‬
‫َعنَ َجَبَ َى‬ ‫َََ َ َ‬
‫َالكرْي‬
‫ََََرَافَ َََ َى‬ ‫تلََ ٌقَىَ َالق‬
‫َربَ َالعزةَ‬
‫َََََََ‬ ‫َعنَ ََ ٌَ‬ ‫َاحملفوظَ َ َ‬
‫َاللوحَ ََ ََ َ‬
‫َمنَ ََََ َ‬
‫َََ ٌقَاهَََي ََ‬
‫َكىوَ َتل‬
‫العامليَ َ ََ‬‫َََََ‬
‫َثناؤهَكَََ‬
‫َجلَََََ َََ‬ ‫َََََ ٌقَََََ ََ ًَ‬
‫اهَمنَللاََ َ ٌَ‬ ‫َعليوَالسََلـَتل‬
‫يلََ َََََََ َى‬ ‫كقيلَإفَجَبَ َى‬
‫َََ َََ ََ‬
‫َََََ‬ ‫تََََأَسََىَاؤه‪.‬‬
‫ََ ٌدَ َىسَ ٍَ‬
‫تق‬
‫َكَالعَلنيةَكَأسألوَافَََ‬ ‫اكصيََ َََََ َ ََ ََ ََََ ًَ‬
‫وَبتقولَللاَِفَالسٌََرََ َََََ َََََ َََ ََََََ‬ ‫َََكَ َ ٍَ‬ ‫َىذاَ‬
‫ال َينسان َمن َصاحل َدعواتو َِف َ َخلواتو َك َجلواتو‪َ.‬‬

‫‪190‬‬ ‫|‬ ‫‪IlmuTajwid Praktis‬‬


‫دَكَعلىَالوَ‬
‫ََََََ‬ ‫دَنَُممَ ََ ََ ََ‬
‫َعلىََسيٌَََ َ ََ َ ٌَ‬
‫املوفق‪َ.‬كَصلىَللاََيَ ََ َََ‬
‫كللاَََ ََ َََ ََ ََ ََ‬
‫َََ‪َ.‬‬
‫كَصحبوَكسلم‬
‫ََ َ ََََ َ َى‬

‫‪Urgensi Ilmu Tajwid‬‬ ‫|‬ ‫‪191‬‬

Anda mungkin juga menyukai