Anda di halaman 1dari 234

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

1











AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

2
BUKU MATERI
ASISTENSI AGAMA ISLAM
(semester 2)


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA 2010

















Akrab Di Hati, Professional Dalam Aksi, Nyata Berkontribusi

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

3
Tumbuhkan Jiwa-Jiwa Membina...!
Never STOP Learning..

Membina Itu, HARUS!
Lho..kok..?!

Upss Tapi sebelumnya apa sie dakwah itu ??
Dakwah sendiri adalah menyampaikan kebaikan atau menyeru kepada Allah Swt. Dan perintah berdakwah
sendiri tercantum di dalam Al Quran surat Al Hajj 67 :


artinya : Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah
sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Rabbmu.
Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. (QS 22 : 67)

Lalu pada surat An Nahl 125 :


yang artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS 16 : 125)

Dan pada surat Al Imran 104 :


yang artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar, mereka adalah orang-orang yang beruntung. (QS 3:104)
Jadi memang sudah disebutkan apa sih definisi dakwah itu, ya kira-kira sesuai dengan ayat-ayat yang telah
disebutkan diatas. Intinya memang menyampaikan manusia agar mengikuti syariat dan jalan Allah Swt.

Bagaimana kita mengajaknya?
Yang pastinya kita mengajak dengan dengan memberikan pengajaran tarbiyah dan pastinya cara yang yang
baik. Sudah pasti untuk mengajak ke arah yang baik ya caranya pun harus baik.

Tujuan dakwah apa sih?
Ya itu tadi mengajak umat manusia kepada yang maruf, amal-amal baik yang diperintahkan Allah Swt. Tujuan
lainnya mencegah manusia itu dari hal yang munkar, keburukan yang disebabkan oleh tingkah laku manusia itu
sendiri.


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

4
Trus Apa hukum berdakwah??
Dari definisi tentang dakwah sendiri sudah jelas bahwa hukumnya harus (wajib) menyampaikan sesuatu.
Sampaikanlah walau satu ayat. Sesuatu itu pastinya yang baik, kebaikan yang diperintahkan Allah Swt yang
telah di wahyukan melalui nabi Muhammad Saw untuk manusia dan sekalian alam.

Nah bagaimana bisa dengan percaya diri menyampaikan kepada orang lain?
Pastinya dia harus belajar. Iya, belajar. Seseorang jika ingin menyampaikan sesuatu apapun itu pastinya dia
harus mengetahui ilmunya. Orang ingin bisa mengendarai mobil saja harus mengetahui ilmunya. Suatu amalan
pasti ada ilmunya. Begitu pula dengan dakwah.

Masih gini-gini aja.. Jauh dari sempurna..
Kesempurnaan hanya milik Allah Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi. Tak kan pernah ada manusia yang
sempurna di dunia ini. Semua selalu dalam proses belajar, menempa diri untuk selalu lebih baik. Misal nie :
Untuk mencetak seorang hafidz quran, ibunya ga perlu hafidzah kan? Hehe.. Yuk Belajar!

Belajar dari mana?
Dari mana saja. Kalau dalam hal ilmu-ilmu Islam pastinya banyak sumbernya apalagi saat ini. Banyak majelis ilmu
yang dibuka untuk umum, apalagi di masjid-masjid. Atau kita bisa secara langsung belajar melalui ustad-ustad.
InsyaAllah ilmu dari mereka pasti berguna untuk kitar pribadi dan orang lain. Belajar, jangan malu-malu, serap
ilmunya. Yang tak kalah penting banyak membaca. Khususnya buku Islam atau pun baca majalah surat kabar
Islam untuk mengupdate berita terbaru dunia Islam. Semuanya bisa diangkat dijadikan materi dakwah kita.
Karena dakwah itu luas maka ilmu yang kita gunakan untuk berdakwah itu juga sangat luas. Jangan khawatir
kehabisan ilmu untuk berdakwah, segala sesuatu yang baik sesuai dengan Al Quran dan Hadist itu insya
Allah bisa berguna untuk kita sampaikan kepada orang lain. Karena itu seorang dai diharuskan memahami
pokok-pokok aqidah dan keislamannya lalu tsaqofah fikriyah atau pemahaman berpikir sebagai bekal di dalam
dawahnya.
Syeikh Mustafa Masyhur menyebutkan bahwa ada tiga pemahaman berpikir yang harus dimiliki seorang yang
berdakwah :
1. Memahami islam secara betul dan menyeluruh yang memungkinkan dia dapat melaksanakan islam
dengan pelaksanakan yang benar terhadap dirinya, dan dengan itu pula dia dapat menyampaikan islam
dengan baik kepada orang lain. Dia mampu melaksanakan islam dan menyampaikan secara total,
murni dan orisinil.
2. Mengetahui kondisi dan situasi dunia islam dahulu dan sekarang, mengenal musuh-musuh islam dan
mengetahui cara dan tindak-tanduknya. Dia juga harus mengetahui peristiwa-peristiwa aktual yang
mempengaruhi kondisi kaum muslimin dari dekat atau jauh. Mengetahui siapakah golongan yang
bekerja di bidang dawah islam, kecenderungan dan cara-cara mereka, bagaimana bentuk kerja sama
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

5
yang perlu dibuat bersama-sama dengan mereka, dan persoalan-persoalan lain yang patut diketahui
oleh orang-orang yang aktif dalam gerakan islam.
3. Menyampaikan untuk memantapkan spesialisasi ilmu yang berkaitan dengan urusan hidup manusia
seperti : ilmu kedokteran, teknik, pertanian, ekonomi, perusahaan dan lain-lainnya. Oleh akrena itu
bagi seorang kader aqdah ia harus berusaha memperbaiki dan meningkatkan spesialisasi ilmu yang
dimilikinya secara professional agar dia mendapat tempat dalam masyarakat dan dapat mengisi
tempat-tempat kosong pada saat kita membangun dan menegakkan daulah islamiyah. Patut di sini
disebutkan bahwa sebagian besar ilmu pengetahuan modern sekarang ini telah dipelopori oleh para
cendekiawan muslim zaman dahulu. Karena agama islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu dan
belajar serta dapat menghubungkan ilmunya dengan al Kholik.

Maka dari itu harus selalu mau dan tidak boleh malas untuk mengupgrade ilmu. Karena
dakwah yang luas itu hanya bisa dilakukan jika kita memiliki ilmu yang luas. Walaupun ilmu Allah yang
sangat luas, bukan berarti kita menyerah tidak mau belajar memahami sesuatu, atau berhenti menjadi
seorang juru dakwah dipertengahan jalan.
Lalu bagaimana jika ada suatu hal yang kita tidak ketahui ilmunya, apakah boleh kita
menyampaikannya? Kembali kepada pernyataan sebelumnya bahwa amal harus disertai ilmu, karena
jika tidak disertai ilmu maka kerusakan yang terjadi bisa jadi lebih kecil dari pada manfaatnya. Harus
berhati-hati menyampaikan yang kita tidak ketahui, lebih baik kita jujur mengatakan bahwa tidak tahu.








Karena pasti ada satu ayat yang sangat melekat dihati dan pikiran kita. Pahami yang sedikit itu
dengan sepenuhnya. Seperti hadist Nabi, Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu
ayat. (HR. Bukhori). Satu ayat yang betul-betul diketahinya secara baik adalah amanah yang ada
di pundaknya untuk disampaikan kepada orang-orang yang belum mengetahui satu ayat tersebut.
Sepertinya untuk seorang muslim bisa kok memahami dari satu ayat, Al Fatihah aja yang kita selalu
baca tiap hari minimal 5 kali sehari sudah ada 7 ayat. Itu sudah luar biasa. Lebih baik kita memahami
yang sedikit tapi dan disampaikan kepada orang, daripada kita paham banyak ilmu tapi tidak
menyampaikannya.


Jika kita sudah memasuki jalan dakwah ini, jalan yang dilalui para nabi, jangan pernah menyerah
walaupun aral merintang. Baik faktor internal atau eksternal. Mungkin bahasan disini lebih
bagaimana mempersiapkan diri dari faktor internal. Jangan karena kita merasa ilmu kita sedikit lalu
membuat diri kita jadi tidak percaya diri, ujung-ujungnya malah tidak berdakwah.
Jangan sampai begitu.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

6
Dakwah untuk pemula itu bagaimana sih?
Mencari jawaban bagaimana dakwah yang baik tapi dari segi pendakwahnya masih dikatakan baru
terjun di dunia dakwah. Pertanyaan seperti ini sebenarnya bisa di jawab dengan mudah tetapi juga harus tepat.
Coba telaah satu per satu keterangan di atas. Dan, niatkanlah dakwah hanya untuk Allah semata. Biarkan yang
lainnya yang kita dapat dari berdakwah itu adalah bonus dari Allah. Jangan harapkan bonusnya.
Yang harusnya menjadi pengharapan para pendakwah adalah ridho Allah semata. Dakwah untuk
pemula atau yang bukan, semuanya sama bertujuan menyampaikan risalah Allah. Ilmu yang kita cari, itu untuk
Allah. Dan ilmu atau pelajaran yang kita berikan untuk umat manusia juga untuk Allah saja. Insya Allah dakwah
akan terasa nikmat apapun yang menghadang jika kita niatkan hanya untuk Allah semata. Insya Allah saya juga
bukan seorang ustad yang memiliki banyak ilmu, saya juga masih banyak belajar dan ingin berbagi. Insya Allah
segala sesuatu yang kita sampaikan untuk orang lain dan yang kita sampaikan itu berguna dan orang itu
menyampaikannya kepada orang yang lain lagi, akan ada balasannya dari Allah. Amin.

Dakwah Adalah Cinta

Memang seperti itu dakwah.
Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah.
Tentang umat yg kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu.
Dakwah.
Menyedot saripati energimu.
Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh
lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah.
Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan
Allah.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz.
Dia memimpin hanya sebentar.
Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh
mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar
bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu
yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

7
Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya
sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik?
Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang
sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan
Tuhannya saat sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan.
Bukannya tidak membosankan.
Dakwah bukannya tidak menyakitkan.
Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.

Tidak Justru kelelahan.
Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari.
Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih tragis.

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani justru karena rasa sakit itu
selalu mengintai ke manapun mereka pergi akhirnya menjadi adaptasi.
Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah.
Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.

Begitu pula rasa sakit.
Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka.
Hingga hasrat untuk mengeluh tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.

Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris.
Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking
seringnya ditinggalkan , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..

Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin
sore.
Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu.
Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah.
Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar.

Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan,
mereka merasa menjadi orang besar.
Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, ya Allah, berilah dia petunjuk
sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang

Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak.
Jasadnya dikoyak beban dakwah.
Tapi iman di hatinya memancarkan cinta
Mengajak kita untuk terus berlari
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

8


Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu

Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah.
(alm. Ust Rahmat Abdullah)


Membina Itu, HARUS!
Lho..kok..?!
Ya iya lah.. Check It Out Pren!
(dari sebuah blog inspiratif : Never Stop Learning..)

Bismillah
Membina atau apapun istilah keren-nya. Standar saya
mengatakan bahwa itu adalah harga mati yang tidak bisa
ditawar. Entahlah, tapi banyak hal dari syarat ini yang bisa
dijadikan ukuran bagaimana kinerja seseorang dalam
perjalanan syiar islamnya (baca : dawahnya). Mungkin
sebagian orang akan menolak, mengatakan bahwa dawah
tidak bisa didefiniskan sesempit itu. Bahwa dawah tidak bisa
dikotakkan hanya ketika kita menjadi seorang pembina. Sarana dawah itu luas, sehingga banyak metode baru
yang bisa diaplikasikan selain melalui metode lingkaran.
Hoho, baiklah

Saya sepakat dengan pendefinisian dawah diluar kotak tersebut. Inti dawah adalah amar maruf nahi munkar.
Bagaimana kita mengoptimalkan peran diri untuk bisa berkontribusi menyebarkan kebaikan. Dalam bentuk
apapun, tidak ada batasannya. Tapi untuk pendapat yang mengatakan bahwa membina itu bukan prioritas bagi
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

9
seorang muslim yang sudah punya (cukup) bekal ilmu agama, sehingga boleh iya boleh ngga, waduhko saya
hingga saat ini belum pernah bisa sepakat ya? Untuk alasan apapun.

Banyak hal loh yang sebenarnya bisa dinilai ketika seorang membina. Pendapat sih, tapi beberapa hal tersebut
misalnya :
1. Pola Kepemimpinan
Kita bisa melihat bagaimana gaya seseorang memimpin dengan melihat bagaimana ia memanage
kelompok binaannya. Kata siapa mengatur sebuah kelompok yang berisi lebih dari 1 manusia itu gampang?
Karakter yang berbeda, anak orang pula! sehingga melalui sarana ini kita akan diajarkan untuk
mempunyai visi. Terus berfikir, mau dibawa kemana hubungan kitaEh, mau dibawa kemana kelompok
tersebut. Apakah hanya akan menjadi sarana kumpul-kumpul dan curhat? Atau mau mencetak para
pejuang Allah? Mencetak cendekiawan yang visioner dan islami?

2. Ukuran Produktifitas
Benar, jika dikatakan bahwa membina bukan satu-satunya ukuran produktifnya seorang dalam dawah.
Jadi inget slogan yang dulu banget sering digaungkan ketika pertama kali dijeburkan. Ngaji bukan
segalanya, tapi dengan ngajikita bisa buat segalanya. Sepakat ?!
Membina adalah sarana paling efektif untuk membentuk. Bagaimana kita mengikat hati, kemudian
mencetak kader (Kader yang dimaksud : yang natinya kemudian diharapkan mampu meneruskan kebaikan
yang diperoleh ke seluruh penjuru). Untuk itulah, ukuran produktifitas lingkaran adalah ketika semua
orang dalam lingkaran tersebut juga mempunyai aktifitas yang sama. Take and Give, Membina dan Dibina.
Sehingga amat sangat mengherankan jika ada kader yang sudah lebih dari satu tahun terlibat dalam
lingkaran, tapi tidak punya aktifitas memberi. Ga produktif = Pengangguran Dawah.

3. Sarana Perbaikan Diri
Sebenarnya ini nih yang jadi alasan utama. Dengan membina, kita akan terdorong untuk terus
memperbaiki diri. Yaiyalah, malu banget kalo tilawah ga bisa se-Juz sehari tapi sok nasehatin adik-adik
supaya bisa tilawah sebanyak itu. Saya yakin, mereka yang punya binaan akan otomatis berusaha menjaga
perilakunya. Hehehe, walau awalnya mungkin jaim atau maksatapi pada akhirnya, mau ga
mausemangat untuk memperbaiki diri itu muncul dan harus dilakukan.

Sebenernya masih banyak sih hal lain yang bisa dinilai.
Tapi menurut saya, pekerjaan membina memang luar biasa! Dimana kita bisa menciptakan rekonstruksi
peradaban mini yang kemudian nanti akan mencetak peradaban besar. Amiiiinn

Saat Kita Melingkar
Mengingat mereka yang menunduk atau senyum-senyum sendiri. Entah malu atau mungkin bingung,
bagaimana seorang Lia bisa bercerita tentang hal seperti itu. Hehehe
Dan memang perlu daku jelaskan. Label yang melekat pada diri ini tidak semuanya benar. Keras, tapi bukan
berarti anti dan tidak mau mendengarkan.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

10
Tahukah, dik?
Bahwa aku hanya ingin kalian tumbuh sesuai dengan usia kalian. Seberat apapun amanah da'wah yang kalian
pikul, sekuat apapun wajah yang kalian tampilkan di luar, selincah apapun kalian berkiprah dalam amal. Namun
kembalilah menjadi seorang A, B dan C ketika kita duduk melingkar. Disini tempat kita membuka segala atribut,
melepaskan topeng, sejenak menghela nafas, beristirahat, mencharge energi masing-masing, kemudian
kembali terbang beramal, berjuang, mengumpulkan serpihan kebaikan di setiap penjuru bumi.

Bukan berarti aku membiarkan kalian bersantai, tapi hanya ingin memberi kalian sebuah ruang untuk bisa
menjadi apa adanya. Bukan berarti aku melegalkan sesuatu yang selama ini dianggap salah, tapi karena aku
percaya bahwa kalian sudah cukup cerdas untuk bisa bersikap. Tidak semua perilaku kalian harus aku dikte
untuk menjadi A, B dan C. Tapi hanya akan aku berikan pilihan, bahwa A akan menghasilkan B, dan C akan
menjadi D. Dan untuk seterusnya, aku biarkan kalian memilih...memperhatikan secara seksama hasil pilihan
kalian, mengarahkan ketika kalian terjatuh, dan memberikan pujian ketika kalian survive dengan pilihan yang
kalian pilih.

Dan cerita kita tentang sebuah rasa...
Apapun bentuknya, ini adalah sebuah hal yang fitrah. Sesuatu yang bisa kita kendalikan secara sadar, kita
putuskan secara bijak, kita nikmati, tapi bukan berarti larut di dalamnya.

Karena Berhenti Berarti Mati..
..
Fabi ayyi 'ala I robbikuma tukadzibaan
Maka ni'mat Tuhan yang mana lagi yang engkau dustakan...

Tak mampu kami hidup tanpa da'wah, telah kami dan kalian ikrarkan,
Telah kami dan kalian buktikan
Telah kami dan kalian perjuangkan
Pusaran da'wah yang indah telah membuat kelelahan langkah kita tak lagi bermakna
Manisnya iman dan ukhuwah telah membuat
habisnya uang, habisnya waktu kita tak lagi punya arti

Kita percaya bahwa da'wah telah menyirami keimanan manusia, dan iman sejak kehadirannya selalu mampu
merubah apa saja. Bahwa iman selalu membawa jutaan cerita ajaib dalam kehidupan, bahwa iman mampu
membuat kita bertahan dan lebih berdaya.

Jadi Wahai Adik,
Tetaplah berjuang, bertahan,berpegangan tangan,
Kelak kalian akan saksikan, ada dunia baru yang Allah berkahi,yang tentram dan indah,
Yang akan kita wariskan untuk manusia-manusia baru yang tak lain adalah anak-cucu kita sendiri

Jadi Wahai Adik,
Jangan pernah berhenti,
Karena berhenti berarti mati
Karena berhenti berarti hidup tanpa cahaya

Wahai Adik,
Sungguh, langkah kaki kalian selalu kami doakan,
Agar Allah mudahkan
Agar Allah sucikan dari kepentingan dunia
Agar Allah menjaga keberkahannya
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

11
Membina., Kerja Besar Membangun Peradaban
(Blog inspiratif : Enrichment Our Mind)

Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani. Karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu
tetap mempelajarinya. (Q.S Ali-Imran : 79)

Tanggal 16 Maret 2008, seorang penulis menghadiri acara konsolidasi Pembina Rohis se-Kabupaten
Bekasi. Peserta yang hadir ditargetkan sebanyak 200. Jadwal yang direncanakan adalah Pk 08.00, tetapi sekitar
Pk 09.30 acara baru dapat dimulai, dengan alasan undangan yang hadir sangat sedikit, jauh dari target yang
direncanakan.
Ketika Ketua Pelaksana memberikan sambutan, penulis tersebut tersentak, hatinya sangat tersentuh
dengan kata sambutannya, yang menceritakan tentang sebuah acara yang di salah satu Televisi Swasta yang
menceritakan tentang kondisi anak remaja di Amerika yang sangat memprihatinkan, 10 sampai 20 tahun yang
akan datang penjara-penjara di Amerika akan dipenuhi oleh anak-anak remaja. Untuk mengatasi hal itu,
Amerika akan membuat metode pembinaan untuk para remaja dengan sistem mentoring. Maka dibuatlah
kebijakan Pemerintah Amerika dengan membuka lowongan para tutor (pembina) dengan mendapat
kompensasi untuk para tutor sesuai yang dianggarkan oleh Pemerintah Amerika.
Penulis tersebut tertegun dan berpikir dalam hati. Kalau di sebuah Negara yang notabene non Muslim,
jauh dari nilai-nilai agama, sudah mulai melakukan metode pembinaan, mengapa kita belum serius dan belum
optimal untuk terus melanjutkan pembinaan yang mulia ini? Padahal metode ini terbukti efektif telah banyak
melahirkan generasi Islam yang unggul, berkualitas dan menjadi Generasi Rabbani.
Amerika saat ini sedang mengalami krisis generasi. Indonesiapun sangat mungkin akan mengalami
kondisi yang sama, kehilangan generasi penerus, bahkan kecenderungan itu sudah sering kita dengar, saksikan
dan kita baca. Sebuah hasil survey di Yogyakarta tahun 2005, 97,02% Mahasiswanya melakukan hubungan
sexual di luar nikah. Liputan SCTV pada tanggal 11 Desember 2005 memberikan data, bahwa 10 30% pelaku
aborsi adalah remaja. Lalu bagaimana dengan data di tahun 2008?
Tantangan hidup generasi muda Islam ke depan semakin besar, ditambah Ghazwul fikri (invasi
pemikiran) semakin menambah panjang deret permasalahan yang dialami oleh generasi muda Islam.
Sesungguhnya yahudi dan nasrani tidak akan rela sampai kalian mengikuti milah (agama) mereka. (Q.S Al-
Baqarah : 120).
Melihat kenyataan ini, tidak ada pilihan untuk kita selain harus kembali bergerak, kembali membangun
semangat yang dahulu pernah ada, menghiasi dengan membina, menghidupkan kembali irama Islamiyah di
ruang-ruang kelas, mushala, masjid dan rumah-rumah
Menyampaikan sesuatu hingga mencapai kesempurnaan setahap demi setahap. Abdurahman An Nahlawi
berpendapat ada tiga akar kata untuk hal ini :
1. Rabba, Yarbuu. Tumbuh. Menumbuhkan seseorang dari kekanakan ruh, kekanakan akal dan kekanakan
jasad menuju kematangan dan kedewasaan masing-masingnya. Ruh yang dewasa, akal yang dewasa
dan jasad yang dewasa untuk mematangkan diri, menyikapi masalah-masalah dan mengemban tugas-
tugas. Maka kegiatan membina adalah sebuah Improvement.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

12
2. Rabiya, Yurbii. Berkembang. Mengembangkan manusia muslim dalam kemampuan-kemampuan yang
dibutuhkan menjalani kehidupan. Ia dalam tugasnya sebagai abdullah yang beribadah kepada Allah
dan sebagai khalifah yang akan mengelola bumi seisinya di-train untuk memiliki kompetensi yang
dikembangkan dari potensi-potensi yang telah dikaruniakan Allah kepadanya. Setelah mengajaknya
menggali potensinya, ia mengajaknya mengembangkannya. Maka kegiatan membina adalah
Development.
3. Rabba, Yarubbu. Memberdayakan. Ia yang telah tumbuh dan berkembang, harus diarahkan untuk
berdayaguna. Islam menghendaki agar sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat, paling
besar dayaguna dan kontribusinya bagi dunia. Maka kegiatan membina adalah Empowerment.
Metedologi Islam dalam melakukan pembinaan adalah dengan melakukan pendekatan yang
menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikit pun, jasmani
maupun rohani, kehidupan secara fisik maupun mental dan segala aktivitasnya di muka bumi ini. Ia bukan
model pendidikan yang hendak mematikan potensi atau memandulkan bakat manusia dalam wacana kritik
pendidikan kapitalis, proses pematian atau pemandulan.
Digambarkan proses membina dalam Islam seperti menggesek biola. Ia (membina) menganalisis fitrah
manusia itu secara cermat, lalu menggesek seluruh senar dan seluruh nada yang dimiliki senar-senar itu, kemudian
mengubahnya menjadi suara merdu. Ia juga menggesek senar-senar secara menyeluruh, bukan satu demi satu
yang akan menimbulkan suara sumbang dan tak serasi. Tidak pula menggeseknya hanya sebagian dan
mengabaikan bagian yang lain, yang meyebabkan irama tidak sempurna dan tidak mengungkapkan irama indah
sampai tingkat gubahan yang paling mengesankan.
Pemahaman ini akan mengantarkan kita betapa substansialnya Pendidikan Islamiyah. Ust. Anis Mata
berkata : Akan ada waktu kiranya, di mana ummat manusia akan sulit membedakan antara pesona Kebenaran
Islam, dengan pesona Kepribadian Muslim. Ya, itulah dengan satu kata awal yang menyejarah.

Mengapa Harus Membina dan Dibina.?
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengajarkan amal shaleh
dan berkata sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. (Q.S Fussilat :33)
Di suatu hari, ada lima orang pekerja bangunan yang tengah bekerja membuat Masjid. Ketika ditanya
tentang apa yang tengah mereka kerjakan, orang pertama menjawab, Seperti yang Anda lihat, saya
mencampur bahan-bahan bangunan. Orang kedua menjawab, Saya bekerja mencari uang di sini. Orang ketiga
menjawab, Saya menyusun batu bata agar menjadi dinding. Orang keempat menjawab Saya bekerja membuat
sebuah masjid. Sedangkan orang kelima menjawab, Saya tengah membangun peradaban.
Jawaban orang pertama hingga keempat, tidak ada yang salah. Tetapi, jawaban orang kelima
menandakan sebuah cita rasa ideal yang membuatnya bersemangat untuk bekerja. Tatkala ia menumpuk batu
bata hingga menjadi Masjid, yang terbayang adalah sebuah masyarakat pemakmur masjid yang diliputi oleh
keimanan. Mereka mengatur kehidupan dengan semangat Masjid, hingga terbentuklah peradaban baru yang
Islami, yang berasal dari Masjid.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

13
Sudahkah terjawab, di relung hati kita mengapa harus membina dan dibina? Kita sedang membangun
peradaban, kita memiliki visi untuk mencetak seseorang yang produktif dan mampu menanggung amanah
dawah. Seseorang yang memiliki wawasan ilmiah dengan berbagai disiplin ilmu yang mendukung potensi dan
skill dalam berbagai segi, demi mendukung dan mewujudkan akselerasi cita-cita dawah.

Makna Binaan : Mencetak Kader Pengubah Sambil Memulai Perubahan
Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di
antaramu seratus orang yang sabar niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang dan jika ada diantaramu
seribu orang yang sabar niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu dengan idzin Allah. Dan Allah bersama orang-
orang yang sabar. (Al-Anfal : 66)
Kita -membina dan dibina- untuk secara konsisten -mencetak dan dicetak- sebagai agen perubah dan
pada saat bersamaan kita memulai perubahan. Itulah membina dan dibina (mengisi dan menuang), dua peran
sekaligus yang kita jalani dalam hidup ini. Dengan keyakinan kita bekerja, membawa bahan-bahan dasar,
mengelola, mengatur, mengevaluasi hingga menjadikan -mereka dan kita manusia- berkualitas, yang siap
mengemban amanah peradaban.

Melejitkan Potensi Akhwat Muslimah
Barang siapa mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnua Kami beri balasan kepada
mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (Q.S An Nahl : 97)
Proses ini diarahkan Islam kepada kaum lelaki dan perempuan. Semua potensi kemanusiaan harus
dilejitkan, dalam rangka untuk mendapatkan kinerja yang optimal. Akhwat Muslimah sebagai separuh anggota
masyarakat adalah faktor perubah yang luar biasa. Mereka harus mendapatkan sentuhan yang sempurna, agar
segala kebaikan dirinya akan membawa kontribusi kebaikan bagi masyarakat luas dan Negara. Awal
kehancuran peradaban bisa diawali oleh kehancuran kepribadian kaum perempuan, sebagaimana kejayaan
sebuah peradaban diawali oleh kekokohan kepribadian kaum perempuan.
Akhwat Muslimah memilki potensi keibuan, dengan itu mereka bisa menjadi ibu bagi bangkitnya
peradaban. Mereka memiliki potensi kelembutan dan kehalusan, yang dengan itu akan mampu menciptakan
dunia tanpa kekerasan dan kekejaman. Akhwat Muslimah memiliki potensi ketelitian untuk mengurus dan
menyiapkan segala renik-renik kebutuhan peradaban Islam, tanpa ada yang terlewatkan. Akhwat Muslimah
memiliki kepekaan perasaan, yang dengan itu akan mampu memberikan perhatian istimewa kepada semua
kalangan tanpa tersisihkan.
Dengan program pembinaan yang terencana dengan matang, seluruh potensi Akhwat Muslimah akan
bisa dilejitkan dengan optimal. Kita diperlukan, bersama kaum laki-laki Muslim, untuk mengisi berbagai peran
sejarah yang telah mulai terbuka atas idzin Allah. Akhwat Muslimah akan sanggup berkata lantang kepada
dunia, kamilah pembuka peradaban gemilang!
Itulah Arti, fungsi dan sekaligus keuntungan yang baru sedikit tergambarkan ketika kita menjalani peran
membina dan dibina.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

14
Malaikat, penduduk langit dan bumi, sampai semut-semut di lubang dan ikan-ikan di lautan memohonkan
rahmat-Nya bagi manusia yang mengajarkan kebaikan

Belajar Menuju Kesuksesan Membina
Sungguh jika seseorang mendapat hidayah dengan tangan engkau, itu lebih baik dari Unta Merah. (HR. Bukhori)
Rahasia kesuksesan Pendidikan Islamiyah :
1. Istiqomah.
Keistiqomahan ini meliputi istiqomah dalam hidayah, keikhlasan, ketaatan dan kesabaran. Karena
Pendidikan Islamiyah adalah proses Madal hayah (sepanjang hidup).
2. Indhibat bil Masuliyah.
Disiplin dan Tanggung Jawab. Tanggung Jawab ini berangkat dari kesadaran akan amanah dawah,
semakin disiplin dan bertanggung jawab terhadap dawah, semakin Allah memudahkan segala urusan.
Dan bersabarlah, karena Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan. (Q.S.
Hud : 15)
3. At Takamuliyah Fii ad Daur at Tarbawi.
Totalitas Dalam Peran Tarbiyah. Selain memberikan materi, pada saat yang bersamaan dia juga harus
menjadi seorang syeikh dalam memelihara dan meningkatkan ruhiyah dan manawiyah anggotanya. Ia
mampu menjadi Ayah atau Ibu dan mampu membimbing untuk dapat menyelesaikan persoalan-
persoalan mereka. Kesempurnaan peran inilah yang kemudian membuat Allah dan Rasulullah demikian
mencintai dan membanggakan peran seorang dai.









Cinta Rasulullah pada Ar Rahman, kekuatan beliau pada kebenaran serta kasih dan sayang
beliau pada problem keummatan menjadi modal besar sebuah kejayaan. Cinta tersebut terwarisi
kepada para sahabat, tabiin dan generasi penerus mereka para daI dan murabbi. Berbekal Al Quran
dan semangat cinta mereka lecut kuda-kuda mereka menuruti langkah mengungkap rasa cinta dan
berbagi bahagia kepada semua umat manusia.
Tidak terlontar kata lelah, tiada kelesuan juga tiada kata kebosanan bahkan bahagia kian hari
kian memuncak. Tidak ada satupun halangan yang bisa menghambat langkahnya untuk mengungkap
cintanya. Hari ini, esok dan yang akan datang, sepanjang zaman ummat manusia masih butuh
sentuhan cinta sang dai murabbi.
Selain tiga hal tersebut, ada satu hal penting yang tidak boleh terlewatkan, dia adalah cinta.
Bermodal kekuatan Cinta. Seberat apapun kerja takkan terlontar kata tidak bisa, tak ada keluh
apalagi putus asa bagi para pecinta, cinta telah menjadikannya bertenaga, kerja besar menjadi
rasional. Cinta ini pula yang mengikat hati adik-adik binaan kita. Andai fanatisme cinta pada
makhluk mendatangkan keajaiban, apatah lagi cinta pada Kholiq sungguh lebih dahsyat dan
mengagumkan.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

15
Doa
Kuatkan kami Ya Allah, dalam menunaikan pekerjaan besar ini, dalam melaksanakan tugas-tugas
nubuwah ini. Melakukan tarbiyah, membentuk kepribadian manusia, mutarabbi kami, agar sesuai
kehendakMu. Engkaulah yang membuka hati kami dan hati mereka. Engkaulah yang menerangi jiwa kami
dan jiwa mereka. Engkaulah yang melapangkan hati kami dan hati mereka.
Kami hanyalah hambaMu, pesuruhMu, pelaksana amanahMu. Di tanganMu, kau genggam keberhasilan
kerja kami mentarbiyah.
Berapa pun usaha telah kami lakukan, tetaplah bukan di tangan kami kunci terbukanya hati mereka,
mutarabbi kami. Apa pun variasi metode dan materi kami, dari sisiMulah hasil kerja kami peroleh.
Ya Allah, hanya inilah sebesar-besar usaha yang mungkin kami lakukan, untuk mengajak menusia
berbondong-bondong menuju ridha dan syurgaMu. Kami berharap curahan kasihMu senantiasa
menyelimuti kami, agar tidak mudah dikecewakan oleh realitas obyek dawah dan tidak mudah berputus
asa dari rahmatMu lantaran lelahnya menunaikan pekerjaan besar ini. Ya Allah, berikan kekuatan iman,
kesejukan pikiran, agar tidak pernah bosan kami memenuhi hari-hari membersamai matarabbi kami
dalam meniti jalanMu. Amin.

Bagaimana dengan PEMANDU AAI ?
Pemandu AAI merupakan ujung tombak dalam proses pembinaan AAI. Merekalah yang
berhadapan langsung dengan adek-adek AAI untuk menjalankan proses pembinaan, pembelajaran,
dan penjagaan. Pemandu AAI tidak hanya memilki tugas transfer materi AAI, namun lebih dari itu
ia memiliki tugas membentuk karakter dan pola pikir islami pada setiap adik-adik AAInya.
Untuk mewujudkan forum-forum AAI yang selalu berkesinambungan dan maksimal maka
diperlukan Pemandu AAI dari segi kualitas dan kuantitas. Jumlah Pemandu AAI diperlukan dalam
jumlah yang cukup agar semua mahasiswa memiliki kelompok AAI dengan jumlah peserta yang
ideal. Hal yang lebih penting dari jumlah adalah kualitas Pemandu AAI. Hal ini berkaitan dengan
kefahaman tentang urgensi dan tujuan AAI, kefahaman tentang materi AAI, dan kemampuan dalam
menyampaikan dan mendinamisasikan forum AAI.
Pemandu AAI tidak bisa ketika hanya ditunjuk secara mendadak tanpa dipersiapkan terlebih
dahulu. Apabila pemandu tidak dipersiapkan sejak awal maka akan muncul pemandu-pemandu
yang belum siap dan belum cukup punya kemampuan untuk membentuk kelompok AAI yang
progres dan dinamis.
Tumbuhkan Jiwa-Jiwa Membina...!
Adik-adik AAI ku akan menjadi pemandu AAI
PASTI BISA...!

MLM Amal : Beramal Cerdas


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

16
Laa ilaaha
illAllah
Allah
melihatku
The World idol
Prioritas
Puasa
Melaksanakan
hak orang lain
zakat
Adab bergaul
10 sahabat
demi masa
think and
move
amal jama'i
menepati janji
Apa sie Dakwah itu?
Kenapa Harus Dakwah?
Dakwah untuk Pemula?
Membina Itu Harus!
Karena Membina,
adalah Kerja Besar
Membangun peradaban
Kenapa kita harus
ngajakin orang2 jadi
baik?
MLM Amal : Beramal Cerdas
dengan menjadi
pemandu AAI
Untuk sampai pada target Adek AAI menjadi Pemandu AAI maka beberapa tahapan yang
harus dilakukan.
Alur Materi Semester 2




























1.4
1.5
1.4
1.6
1.4
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

17
Blok 1.4
Week 1
Pengosongan dan Pengisian!

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-
kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.(Ali Imran:
102)

Begitulah perintah Allah kepada kita agar kita bertakwa.
Namun, iman di dalam hati kita bukanlah sesuatu yang
statis. Iman kita begitu dinamis. Bak gelombang air laut
yang kadang pasang naik dan kadang pasang surut.
Ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu kita masih ada dalam kebaikan, kita beruntung.
Namun, bila ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu membuat kita ada di luar koridor
ajaran Rasulullah saw., kita celaka. Rasulullah saw. Bersabda :
Engkau mempunyai amal yang bersemangat, dan setiap semangat mempunyai kelemahan.
Barangsiapa yang kelemahannya tertuju pada sunnahku, maka dia telah beruntung. Dan, siapa yang
kelemahannya tertuju kepada selain itu, maka dia telah binasa. (Ahmad)

Begitulah kondisi hati kita. Sesuai dengan namanya, hati dalam bahasa Arab qalbanselalu
berubah-ubah (at-taqallub) dengan cepat. Rasulullah saw. Berkata :
Dinamakan hati karena perubahannya. Sesungguhnya hati itu ialah laksana bulu yang menempel di
pangkal pohon yang diubah oleh hembusan angin secara terbalik. (Ahmad dalam Shahihul Jami no.
2365)

Karena itu Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita sebuah doa agar Allah saw. menetapkan hati
kita dalam ketaatan :
Ya Allah Yang membolak-balikan hati-hati manusia, balikanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.
(Muslim no. 2654)

Hati kita akan kembali pada kondisi ketaatan kepada Allah swt. jika kita senantiasa memperbaharui
keimanan kita. Rasulullah saw. Bersabda :

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

18
Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu sekalian sebagaimana
pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam
hatimu. (Al-Hakim di Al-Mustadrak, 1/4; Al-Silsilah Ash-Shahihain no. 1585; Thabrany di Al-Kabir)

TUJUAN KOGNITIF
1. Memahami pengertian Laa ilaha illa Allah secara benar, jelas dan menyeluruh.
2. Tertanamnya keyakinan yang kuat terhadap Allah sehingga terlepas dari ketergantungan
kepada selainNya.

Dalam ucapan syahadah yang kita ungkapkan terkandung beberapa pasal. Antaranya ialah :
kalimah (Laa) yang menafikan langsung ketuhanan dan ciri-ciri ketuhanan segala sesuatu
yang ada di atas alam ini, melainkan ketuhanan Allah SWT dengan segala kesempurnaannya.
Penafian yang melibatkan segala sifat-sifat ini adalah sebagai membersihkan
kesempurnaannya. Penafian yang melibatkan segala sifat-sifat ini adalah sebagai
membersihkan akidah dari segala syubhat ketuhanan selain dari Allah. Tujuannya ialah
mentakidkan bahwa segala arti dan hakikat ketuhanan itu hanyalah pada Allah.

Kalimat syahadat terdiri nafi (la) manfi (ilaha), itsbat (illa) dan mutsbit (Allah)
1. Laa Ilaha Illa Allah.
a. Laa (tidak ada penolakan)
Kata penolakan yang mengandung pengertian menolak semua unsur yang ada di belakang
kata tersebut.

b. Ilaha (sembahan yang ditolak)
Sembahan yaitu kata yang ditolak oleh laa tadi, yaitu segala bentuk sembahan yang bathil
(lihat A3). Dua kata ini mengandung pengertian bara (berlepas diri).

c. Illa (kecuali peneguhan)
Kata pengecualian yang berarti meneguhkan dan menguatkan kata di belakangnya
sebagai satu-satunya yang tidak ditolak.

d. Allah (yang diteguhkan atau yang dikecualikan)
Kata yang dikecualikan oleh illa. Lafzul Jalalah (Allah) sebagai yang dikecualikan.



AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

19


Wala : : Bara









Ketika kita menginginkan air yang bening dan jernih, maka langkah pertama yang harus kita lakukan
adalah membersihkan gelasnya kemudian baru kita menuangkan dengan air yang bening dari sumber
yang bersih dan jernih. Begitulah makna kata Laa ilaha illallah jika kita analogikan bagai air dala gelas.

Begitu pula ketika seseorang telah bersyahadat, maka kalimat Laa ilaha illallah yang diucapkannya
sebagai tuntutan pertama untuk menunjukkan sikap terhadap kafir. Laa ilaha menunjukkan
pengosongan hati kita untuk menolak semua makhluk (taghut : pelanggar, pemaksiat, orang kafir)
sebagai tuhan. Dan makna illallah menunjukkan pengisian hati kita akan keyakinan yang benar, Allah
yang suci.

Makna yang terkandung dalam kalimah Laa yaitu :
1. Tiada Ilah selain Allah.
Menafikan seluruh ketuhanan pada yang lain selain Allah. Menafikan kesempurnaan mereka dan
menafikan hak pengabdian selain dari Allah. Mengitsbatkan keesaan dan kesempurnaan semata-
mata.
2. Tiada Khalik selain Allah.
Q.25:2, Tuhan yang menguasai pemerintahan langit dan bumi dan yang tidak mempunyai
anak, serta tidak mempunyai sembarang sekutu dalam pemerintahanNya, dan Dia lah yang
Pengosongan Pengisian

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

20
menciptakan tiap-tiap sesuatu lalu menentukan keadaan mahluk-mahluk itu dengan
ketentuan takdir yang sempurna.
3. Tiada Pemberi Rizki selain Allah.
Q.51:57-58, Aku tidak sekali-kali menghendaki sembarang rizki pemberian dari mereka, dan
Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepadaKu. Sesungguhnya Allah Dia
lah sahaja Yang Memberi Rizki (kepada sekalian mahlukNya, dan Dia lah sahaja) Yang
Mempunyai Kekuasaan yang tidak terhingga, lagi Yang Maha Kuat Kukuh kekuasaanNya.
4. Tiada Pemilik selain Allah.
Q.4:131-132, Dan bagi Allah jualah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan demi
sesungguhnya, Kami telah perintahkan orang-orang yang diberi Kitab dahulu daripada kamu,
dan juga (perintahkan) kamu, iaitu hendaklah bertakwa kepada Allah, dan jika kamu kufur
ingkar, maka (ketahuilah) sesungguhnya Allah jualah yang memiliki segala yang ada di langit
dan yang ada di bumi, dan (ingatlah) adalah Allah Maha Kaya, lagi Maha Terpuji. Dan bagi
Allah jualah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan cukuplah Allah sebagai
Pengawal (yang mentadbirkan dan menguasai segala-galanya).
5. Tiada Raja/Tiada Kerajaan selain untuk Allah
Q.62:1, Segala yang ada di langit dan yang ada di bumi senantiasa mengucap tasbih kepada
Allah Yang Menguasai (sekalian alam), Yang Maha Suci, Yang Maha Kuasa, lagi Maha
Bijaksana.
Q.36:83, Oleh itu akuilah kesucian Allah (dengan mengucap subhaanallah), Tuhan yang
memiliki dan menguasai tiap-tiap sesuatu, dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.
Q.67:1, Maha Berkat (serta Maha Tinggilah kelebihan) Tuhan yang menguasai pemerintahan
(dunia dan akhirat), dan memanglah Ia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
Q.3:189, Dan bagi Allah jualah kuasa pemerintah langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa atas
tiap-tiap sesuatu.
6. Tiada Pembuat Hukum selain Allah.
Q.12:40, Apa yang kamu sembah, yang selain dari Allah, hanyalah nama-nama yang kamu
menamakannya, kamu dan datuk nenek kamu, Allah tidak pernah menurunkan sembarang
bukti yang membenarkannya. Sebenarnya hukum (yang menentukan amal ibadat) hanyalah
bagi Allah. Ia memerintahkan supaya kamu jangan menyembah melainkan Dia. Yang
demikian itulah agama yang betul, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Q.6:114, (Katakanlah wahai Muhammad) : Patutkah aku (terpedaya dengan kata-kata dusta
syaitan-syaitan itu sehingga aku) hendak mencari hakim selain dari Allah, padahal Dia lah
yang menurunkan kepada kamu kitab Al-Quran yang jelas nyata kandungannya satu-persatu
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

21
(tentang yang benar dan yang salah) ?. Dan orang-orang yang Kami berikan kitab,
mengetahui bahawa Al-Quran itu adalah diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenar-
benarnya. Oleh itu, janganlah sekali-kali engkau menjadi (salah seorang) dari golongan yang
ragu-ragu.
Q.33:36, Dan tidaklah harus bagi orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, apabila
Allah dan RasulNya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara (tidaklah harus
mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan mereka. Dan sesiapa
yang tidak taat kepada hukum Allah dan RasulNya maka sesungguhnya ia telah sesat dengan
kesesatan yang jelas nyata.
Q.28:68, Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dirancangkan berlakunya, dan Dia lah juga
yang memilih (satu-satu dari mahlukNya untuk sesuatu tugas atau keutamaan dan
kemuliaan), tidaklah layak dan tidaklah berhak bagi sesiapapun memilih (selain dari pilihan
Allah). Maha Suci Allah dan Maha Tinggilah keadaanNya dari apa yang mereka sekutukan
denganNya.
Q.45:18, Kesudahannya Kami jadikan engkau (wahai Muhammad dan utuskan engkau)
menjalankan satu Syariat (yang cukup lengkap) dari hukum-hukum agama, maka turutlah
Syariat itu, dan janganlah engkau menurut hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui
(perkara yang benar).
Q.42:20, Sesiapa yang menghendaki (dengan amal usahanya) mendapat faedah di akhirat,
Kami akan memberinya mendapat tambahan pada faedah yang dikehendakinya, dan sesiapa
yang menghendaki (dengan amal usahanya) kebaikan di dunia semata-mata, Kami beri
kepadanya dari kebaikan dunia itu (sekedar yang Kami tentukan), dan ia tidak akan beroleh
sesuatu bahagianpun di akhirat kelak.
Q.6:137, Dan demikianlah juga (jahatnya) ketua-ketua yang orang-orang musyrik itu jadikan
sekutu bagi Allah, menghasut kebanyakan dari mereka dengan kata-kata indah yang
memperlihatkan eloknya perbuatan membunuh anak-anak mereka, untuk membinasakan
mereka, dan untuk mengelirukan mereka mengenai agama mereka. Dan kalau Allah
kehendaki, niscaya mereka tidak melakukannya. Oleh itu biarkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan itu.
7. Tiada Pemerintah selain Allah.
Q.7:54, Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa lalu. Ia bersemayam di atas Arasy, Ia melindungi malam dengan siang yang
mengiringinya dengan deras (silih berganti) dan (Ia pula yang menciptakan) matahari dan
bulan serta bintang-bintang, (semuanya) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, kepada Allah
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

22
jualah tertentu urusan menciptakan (sekalian mahluk) dan urusan pemerintahan. Maha Suci
Allah yang mencipta dan mentadbirkan sekalian alam.

8. Tiada Pemimpin selain Allah.
Q.2:257, Allah pelindung (yang mengawal dan menolong) orang-orang yang beriman. Ia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kufur) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang
kafir, penolong-penolong mereka ialah thagut yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman)
kepada kegelapan (kufur). Mereka itulah ahli neraka, mereka kekal di dalamnya.
9. Tiada Yang Dicintai selain Allah.
Q.2:165, (Walaupun demikian), dan juga diantara manusia yang mengambil selain dari Allah
(untuk menjadi) sekutu-sekutu (Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya)
sebagaimana mereka mencintai Allah, sedang orang-orang yang beriman itu lebih cinta (taat)
kepada Allah. Dan kalaulah orang-orang yang melakukan kezaliman (syirik) itu mengetahui
ketika mereka melihat azab pada hari akhirat kelak, bahawa sesungguhnya kekuatan dan
kekuasaan itu semuanya tertentu bagi Allah, dan bahawa sesungguhnya Allah Maha berat
azab siksaNya, (niscaya mereka tidak melakukan kezaliman itu).
10. Tiada Yang Ditakuti selain Allah.
Q.2:40, Wahai Bani Israil. Kenangkanlah kamu akan segala nikmat yang telah Kuberikan
kepada kamu, dan sempurnakanlah perjanjian (kamu) denganKu, supaya Aku sempurnakan
perjanjianKu dengan kamu, dan kepada Akulah sahaja hendaklah kamu merasa gerun takut
(bukan kepada sesuatu yang lain).
Q.9:18, Hanyasanya yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah itu ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat serta mendirikan sembahyang dan
menunaikan zakat dan tidak takut melainkan kepada Allah, (dengan adanya sifat-sifat yang
tersebut) maka adalah diharapkan mereka menjadi dari golongan yang mendapat petunjuk.
11. Tiada Yang Diharapkan selain Allah.
Q.94:8, Dan kepada Tuhanmu sahaja hendaklah
engkau memohon (apa yang engkau gemar dan
ingini).
Q.18:110, (Ingatkanlah peristiwa) ketika serombongan
orang-orang muda pergi ke gua, lalu mereka berdoa :
Wahai Tuhan kami. Kurniakanlah kami rahmat dari
sisiMu, dan berilah kemudahan-kemudahan serta
pimpinan kepada kami untuk keselamatan agama kami.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

23

12. Tiada Yang Memberi Manfaat atau Mudhorat selain Allah.
Q.6:17, Dan jika Allah mengenakan (menimpakan) engkau dengan bahaya bencana, maka
tidak ada sesiapapun yang dapat menghapuskannya melainkan Dia sendiri, dan jika Ia
mengenakan (melimpahkan) engkau dengan kebaikan, maka Ia adalah Maha Kuasa atas tiap-
tiap sesuatu.
Hadits.

13. Tiada Yang Menghidupkan atau Mematikan selain Allah.
Q.2:258, Tidakkah engkau (pelik) memikirkan (wahai Muhammad) tentang orang yang
berhujah membantah Nabi Ibrahim (dengan sombongnya) mengenai Tuhannya, karena Allah
memberikan orang itu kuasa pemerintahan ? Ketika Nabi Ibrahim berkata : Tuhanku ialah
Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Ia menjawab : Aku juga boleh menghidupkan
dan mematikan. Nabi Ibrahim berkata lagi : Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari
dari timur, oleh itu terbitkanlah dia dari barat ?. Maka tercenganglah orang kafir itu (lalu
diam membisu). Dan (ingatlah), Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang
zalim.

14. Tiada Yang Mengabulkan Permohonan selain Allah.
Q.2:186, Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu
kepada mereka), sesungguhnya Aku (Allah) senantiasa hampir (kepada mereka). Aku
perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah
mereka menyahut seruanku (dengan mematuhi perintahKu), dan hendaklah mereka beriman
kepadaKu supaya mereka menjadi baik serta betul.
Q.40:60, Dan Tuhan kamu berfirman : Berdoalah kamu kepadaKu niscaya Aku perkenankan
doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takabur dari pada
beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina.

15. Tiada Yang Melindungi selain Allah.
Q.16:98, Oleh itu apabila engkau membaca Al-Quran, maka hendaklah engkau terlebih
dahulu memohon perlindungan kepada Allah dari hasutan Syaitan yang kena rejam.
Q.72:6, Dan bahawa sesungguhnya adalah (amat salah perbuatan) beberapa orang dari
manusia, menjaga dan melindungi dirinya dengan meminta pertolongan kepada ketua-ketua
golongan jin, karena dengan permintaan itu mereka menjadikan golongan jin bertambah
sombong dan jahat.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

24

16. Tiada Yang Wakil selain Allah.
Q.3:159, Maka dengan sebab rahmat (yang melimpah-limpah) dari Allah (kepadamu wahai
Muhammad), engkau telah bersikap lemah lembut kepada mereka (sahabat-sahabat dan
pengikutmu), dan kalaulah engkau bersikap kasar lagi keras hati, tentulah mereka lari dari
kelilingmu. Oleh itu maafkanlah mereka (mengenai kesalahan yang mereka lakukan terhadap
mu), dan mohonkanlah ampun bagi mereka, dan juga bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan (peperangan dan hal-hal keduniaan) itu, kemudian apabila engkau telah
berazam (sesudah bermusyawarat untuk membuat sesuatu) maka bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Mengasihi orang-orang yang bertawakal kepadaNya.
Q.9:52, Katakanlah : (Sebenarnya) tidak ada yang kamu tunggu-tunggu untuk kami
melainkan salah satu dari dua perkara yang sebaik-baiknya (iaitu kemenangan atau mati
syahid), dan kami menunggu-nunggu pula untuk kamu bahawa Allah akan menimpakan kamu
dengan azab dari sisiNya, atau dengan perantaraan tangan kami. Oleh itu tunggulah,
sesungguhnya kami juga menunggu-nunggu bersama-sama kamu.

17. Tiada Daya dan Kekuatan selain Allah.
Q.6:17, Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hambaNya (dengan tadbir dan takdir) dan
Dialah Yang Maha Bijaksana serta Amat Mendalam PengetahuanNya.

18. Tiada Yang Agung selain Allah.
19. Tiada Yang Dimohonkan Pertolongannya selain Allah.
Q.1:5, Engkaulah sahaja (ya Allah) yang kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami
memohon pertolongan.

Dan itulah yang disebut konsep Al wala wal Bara dalam Islam
1. Al Wala
Kata al-wala menurut bahasa berarti; mencintai menolong mengikuti mendekat kepada
sesuatu.
Kata al-wala menurut terminologi syariat berarti; penyesuaian diri seorang hamba terhadap
apa yg disukai dan diridhoi Allah berupa perkataan perbuatan kepercayaan dan oarng.
Wilayah al-wala; apa yg dicintai Allah.
Ciri utama wali Allah; mencintai apa yg dicintai Allah dan membenci apa yg dibenci Allah ia
condong dan melakukan semua itu dgn penuh komitmen.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

25
Kalimat Illa Allah berarti pengukuhan terhadap wilayatulLlah (kepemimpinan Allah). Artinya:
selalu mentaati, selalu mendekatkan diri, mencintai sepenuh hati, dan membela, mendukung
dan menolong. Semua ini ditujukan kepada Allah dan segala yang diizinkan Allah seperti Rasul
dan orang yang beriman.
Dalil:
Q.5: 7, 2: 285, Iman terhadap kalimat suci ini berarti bersedia mendengar dan taat.
Q.10: 61,62, jaminan Allah terhadap yang menjadi wali (kekasih) Allah karena selalu dekat
kepada Nya.
Q.2: 165, wala kepada Allah menjadikan Allah sangat dicintai, lihat 9: 24.
Q.61: 14, sebagai bukti dari wala adalah selalu siap mendukung atau menolong dien Allah.

2. Bara (pembebasan).
Merupakan hasil kalimat Laa ilaha illa yang artinya membebaskan diri daripada segala bentuk
sembahan. Pembebasan ini berarti: mengingkari, memisahkan diri, membenci, memusuhi dan
memerangi. Keempat perkara ini ditunjukkan pada segala ilah selain Allah samada berupa
sistem, konsep maupun pelaksana.
Kata al-bara menurut bahasa berarti; menjauhi membersihkan diri melepaskan diri
memusuhi.
Kata al-bara menurut terminologi syariat berarti; penyesuaian diri seorang hamba terhadap
apa yg dibenci dan dimurkai Allah dari perkataan perbuatan kepercayaan serta orang.
Wilayah al-bara; apa yg dibenci Allah.
Ciri utama al-bara; membenci apa yg dibenci Allah secara menerus dan penuh komitmen.

Dalil:
Q.60: 4, contoh sikap bara yang diperlihatkan Nabi Ibrahim AS dan pengikutnya terhadap
kaumnya. Mengandung unsur mengingkari, memisahkan diri, membenci dan memusuhi.
Q.9: 1, sikap bara berarti melepaskan diri seperti yang dilakukan oleh Rasul terhadap orang-
orang kafir dan musyrik.
Q.47: 7, sikap bara adalah membenci kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan.
Q.58: 22, sikap bara dapat diartikan juga memerangi dan memusuhi meskipun terhadap
familinya. Contohnya Abu Ubaidah membunuh ayahnya, Umar bin Khattab membunuh bapa
saudaranya, sedangkan Abu Bakar hampir membunuh putranya yang masih musyrik. Semua
ini berlangsung di medan perang.
Q.26: 77, Nabi Ibrahim menyatakan permusuhan terhadap berhala-berhala sembahan
kaumnya.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

26
3. Hadam (penghancuran).
Sikap bara dengan segala akibatnya melahirkan upaya menghancurkan segala bentuk
pengabdian terhadap tandingan-tandingan maupun sekutu-sekutu selain Allah, apakah terhadap
diri, keluarga maupun masyarakat.
Dalil:
Q.21: 57-58, Nabi Ibrahim berupaya menghancurkan berhala-berhala yang membodohi
masyarakatnya pada masa itu. Cara ini sesuai pada masa itu tetapi pada masa Rasulullah, Rasul
Saw menghancurkan akidah berhala dan fikrah yang menyimpang terlebih dahulu. Setelah fathu
Mekkah, kemudian 360 berhala di sekitar Kabah dihancurkan oleh Rasul.

4. Al Bina (membangun).
Sikap wala beserta segala akibatnya merupakan sikap mukmin membangun hubungan yang kuat
dengan Allah, Rasul dan orang-orang mukmin. Juga berarti membangun sistem dan aktivitas Islam
yang menyeluruh pada diri, keluarga, maupun masyarakat.
Dalil:
Q.22: 41, ciri mukmin adalah senantiasa menegakkan agama Allah.
Q.24: 55, posisi kekhilafahan Allah peruntukkan bagi manusia yang membangun dienullah.
Q.22: 78, jihad di jalan Allah dengan sebenarnya jihad adalah upaya yang tepat membangun
dienullah.

5. Ikhlas.
Keikhlasan yaitu pengabdian yang murni hanya dapat dicapai dengan sikap bara terhadap selain
Allah dan memberikan wala sepenuhnya kepada Allah.
Dalil:
Q.98: 5, mukmin diperintah berlaku ikhlas dalam melakukan ibadah.
Q.39: 11,14, sikap ikhlas adalah inti ajaran Islam dan pengertian dari Laa ilaha illa Allah.

6. Muhammad Rasulullah.
Konsep Wala dan Bara ditentukan dalam bentuk:
Allah sebagai sumber. Allah sebagai sumber wala, dimana loyalitas mutlak hanya milik Allah
dan loyalitas lainnya mesti dengan izin Allah.
Rasul sebagai cara (kayfiyat). Pelaksanaan Wala terhadap Allah dan Bara kepada selain Allah
mengikuti cara Rasul.
Mukmin sebagai pelaksana. Pelaksana Wala dan Bara adalah orang mukmin yang telah
diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

27
Dalam pelasaksanaan Bara, Rasulullah memisahkan manusia atas muslim dan kafir. Hizbullah
dengan Hizbus Syaithan. Orang-orang mukmin adalah mereka yang mengimani Laa ilaha illa
Allah dan Muhammad Rasulullah sedangkan orang kafir adalah mereka yang mengingkari
salah satu dari dua kalimah syahadat atau kedua-duanya.

Orang-orang beriman wajib mengajak orang kafir kepada jalan Islam dengan dakwah secara
hikmah dan pengajaran yang baik. Apabila mereka menolak, kemudian menghalangi jalan dakwah
maka mereka boleh diperangi sampai mereka mengakui ketinggian kalimah Allah.
Hubungan kekeluargaan seperti ayah, ibu, anak tetap diakui selama bukan dalam kemusyrikan atau
maksiat terhadap Allah.

Dengan demikian pelaksanaan Wala dan Bara telah ditentukan caranya. Kita hanya mengikut apa
yang telah dicontohkan Rasulullah Saw.
Dalil:
Q.5: 55-56, Allah, Rasul dan orang-orang mukmin adalah wali orang yang beriman.
Q.4: 59, ketaatan diberikan hanya kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri dari kalangan mukmin.
Q.5: 56, orang-orang yang memberikan wala kepada Allah, Rasul dan orang-orang mukmin
adalah Hizbullah (golongan Allah), lihat pula 58: 22. Selain golongan ini adalah Hizbus
Syaithan.
Q.60: 7-9, kebolehan bergaul dengan orang kafir dengan batas-batas tertentu. Asbabun
Nuzul ayat ini berkaitan dengan Asma binti Abu Bakar yang tidak mengizinkan ibunya masuk
rumahnya sebelum mendapat izin dari Rasulullah, lihat pula 31: 15

Oleh karena itu, konsep al-wala dalam akidah Islam harus dipahami oleh setiap Muslim apabila ingin
benar-benar menegakkan nilai-nilai Islam dalam ruang kehidupannya. Muslim yang tidak mengenal
dan memahami akidah ini akan terombang-ambing dalam gelombang samudera al-wala yang tidak
jelas, dan ia akan menjadikan musuh-musuh Islam sebagai kekasih-kekasihnya. Akhirnya, ia
cenderung mendukung apa saja yang dilakukan musuh-musuh Islam dan membenci bahkan
menyalahkan kaum Muslimin, seperti kasus Ambon, Poso, Palestina, dan yang lainnya. Maka, dengan
memahami konsep al-wala semakin jelaslah posisi yang hak dan batil: mana yang menjadi musuh dan
mana yang menjadi sahabat; mana yang menjadi lawan dan mana yang menjadi kawan. Wallahu
alam bish-shawwab.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

28
Blok 1.4
Week 2
Allah Melihat ku!

Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila dia brerdoa kepadaKu. Hendaklah mereka itu
memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepadaKu, agar
mereka memperoleh kebenaran (Al Baqarah: 186)

Dari Muhammad bin al-Munkadir berkata ; Aku
memilih sebuah tiang khusus di masjid Rasulullah
shallallah alihi wa-sallam yang biasanya aku duduk
dan shalat malam di dekatnya.

Ketika penduduk Madinah dilanda kemarau panjang,
mereka ramai-ramai melakukan Istisqo, tetapi hujan
tak kunjung datang. Disuatu malam seusai
menunaikan shalat Isya aku bersandar pada tiang
pilihanku, tiba-tiba datang seorang berkulit hitam
menuju ke tempat aku bersandar. Ia di sisi depan dan aku di sebaliknya. Dia shalat dua rakaat lalu
duduk dan berdoa, Duhai Rabbku, penduduk kota Nabi-Mu telah keluar untuk meminta hujan
tetapi Engkau belum mengabulkannya. Maka, aku bersumpah pada-Mu agar Engkau
menurunkannya. Aku bergumam, Orang gila. Tetapi belum sempat dia meletakkan tangannya
kudengar suara bergemuruh dan turunlah hujan yang membuatku ingin pulang. Tatkala mendengar
suara hujan orang itu memuji Allah Azza wa-Jalla dengan pujian yang belum pernah kudengar sama
sekali. Lalu dia berdiri shalat. Menjelang Shubuh, barulah ia sujud , lalu berwitir dan shalat fajar.
Kemudian terdengar iqomah, maka ia pun berdiri dan melaksanakan shalat bersama orang banyak.
Demikian juga aku. Setelah imam salam ia keluar dan aku ikuti. Sesampai di pintu masjid ia keluar
sambil mengangkat kainnya agar tidak basah. Aku mengikutinya, tetapi karena aku sibuk dengan
bajuku agar tidak basah aku tidak tahu kemana ia pergi.

Di malam berikutnya kutunggu dia di tiang yang sama. Dan ia pun datang, berdiri shalat sampai
menjelang Shubuh. Lalu sujud, melaksanakan shalat Witir, shalat fajar dan shalat Shubuh. Setelah

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

29
imam salam, ia keluar dan aku mengikutinya sampai ia memasuki sebuah rumah. Lalu aku kembali ke
Masjid. Ketika matahari sudah tinggi, aku melaksanakah shalat (Dluha) lalu pergi menemui orang itu.
Ternyata orang itu adalah tukang sepatu. Tatkala melihatku ia mengenaliku dan berseru, Wahai Abu
Abdullah, adakah yang bisa saya bantu? Lalu aku duduk dan kukatakan, Bukankah Anda yang
bersamaku kemarin malam? Mendengar itu berubahlah rona wajahnya dan berkata dengan suara
yang keras, Wahai Ibnu al-Munkadir, apa urusanmu!? Dia marah dan aku pun ingin segera berlalu
darinya.

Di malam ketiga, setelah shalat Isya, kembali aku bersandar pada tiang khususku untuk
menunggunya. Tetapi ia tidak datang. Kukatakan pada diriku sendiri, Inna lillah... Apa yang telah aku
perbuat? Katika datang waktu Shubuh, aku duduk di masjid sampai matahari terbit. Kemudian aku
keluar untuk mendatangi rumahnya. Aku dapati pintu rumahnya terbuka dan tidak kudapatkan
seorang pun di dalamnya. Tetangga-tetangganya bertanya kepadaku, Wahai Abu Abdullah, apa
yang terjadi antara tukang sepatu itu dan Anda? Aku ganti bertanya, Apa yang terjadi? Mereka
menjawab, Setelah kepergianmu kemarin, orang itu menghamparkan kainnya dan tidak
meninggalkan satu barang pun kecuali ia bungkus dengannya. Lalu ia keluar dan kami tidak tahu ke
mana ia pergi. Ibnu al-Munkadir berkata, Tidak aku tinggalkan sebuah rumah pun di Madinah kecuali
aku cari di sana dan aku tidak menemukannya. Semoga Allah merahmatinya.
-----------------------------------***------------------------------------

KOGNITIF
1. Melakukun proses pensucian jiwa peningkatan akhlak dan prilaku dan memiliki kebiasaan yang
islami pada individu dan masyarakaatnya.
2. Mampu mengontrol diri dengan kebebasan yang dimiliki dan menjauhi diri dari sikap berlebihan,
serta tidak mengumbar hawa nafsu hanya karena dirinya.
3. Meningkatkan kemampuan menerapkan hukum islam dan arahannya pada diri seorang muslim
4. Mendidik pribadi muslim memilki rasa tangggungjawab yang besar serta kasih sayang kepada
manusia, memperhatikan secara adil konsep berinteraksi dengan manusia, menghormati harta
secara umum dan khusus pola hidup ekonomis dan mengembangkan harta serta menjaganya.
5. Mendidik pribadi muslim dalam melawan tradisi asing yang kering dari semangat islam pada
dirinya keluarga dan masyarakat.

Allah berfirman,
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu
di antara orang-orang yang sujud. (Asy-Syuaraa`: 218-219)
...Dia bersama kamu di mana saja kamu berada... (Al-Hadiid: 4)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

30

Sesungguhnya, bagi Allah, tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. (Ali
Imran: 5)
Sengguhnya, Tuhanmu benar-benar mengawasi. (Al-Fajr: 14)
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.
(Ghaafir: 19)

Kajian ini sangat urgen sekali untuk direnungi sekaligus diamalkan, sebab hanya dengan begitu
semua amalan kita akan dapat bernilai. Betapa tidak, bukankah ketika melakukan suatu amalan,
seorang hamba selalu berharap agar diganjar oleh Allah dan dinilai-Nya ikhlash karena-Nya bila
amalan itu baik dan bila amalan itu buruk, pastilah seorang hamba takut ada yang mengetahuinya.
Padahal semua itu pastilah diketahui oleh Allah sebab Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Karena itu, sudah sepantasnyalah seorang hamba merasa dirinya selalu diawasi oleh Allah sehingga
semua amalannya terjaga dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Ini semua, tentunya berkat
penjagaan seorang hamba terhadap Rabbnya di mana buahnya, Rabbnya pun akan selalu
menjaganya.

Naskah Hadits

, :

. :

.
Dari Ibn Abbas RA., dia berkata, Suatu hari aku berada di belakang Nabi SAW., lalu beliau bersabda,
Wahai Ghulam, sesungguhnya ku ingin mengajarkanmu beberapa kalimat (nasehat-nasehat), Jagalah
Allah, pasti Allah menjagamu, jagalah Allah, pasti kamu mendapatinya di hadapanmu, bila kamu
meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah.
Ketahuilah, bahwa jikalau ada seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfaat bagimu,
maka mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu,
dan jikalau mereka berkumpul untuk merugikanmu (membahayakanmu) dengan sesuatu, maka mereka
tidak akan bisa melakukan itu kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu. Pena-pena
(pencatat) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (HR. at-Turmudzy, dia berkata, Hadits
Hasan Shahih. Hadits ini juga diriwayatkan Imam Ahmad)

Urgensi Hadist
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

31
Al-Hafizh Ibn Rajab RAH., berkata, Hadits ini mencakup beberapa wasiat agung dan kaidah Kulliyyah
(menyeluruh) yang termasuk perkara agama yang paling urgen. Saking urgennya, sebagian ulama
pernah berkata, Aku sudah merenungi hadits ini, ternyata ia begitu membuatku tercengang dan
hampir saja aku berbuat sia-sia. Sungguh, sangat disayangkan sekali bila buta terhadap hadits ini dan
kurang memahami maknanya. (Lihat, Jaami al-Uluum, Jld.I, h.483)
KosaKata--Makna perkataannya:
Di belakang Nabi : yakni di atas kendaraannya
Wahai Ghulam : yakni bocah yang belum mencapai usia 10 tahun
Jagalah Allah : yakni jagalah aturan-aturan-Nya (Hudud-Nya) dan komitmenlah terhadap segala
perintahnya serta jauhilah segala larangannya
Pena-pena (pencatat) telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering : yakni takdir-takdir telah
ditetapkan dan telah dicatat di Lauh al-Mahfuuzh

Pesan-Pesan Hadits
1. Hadits di atas menunjukkan perhatian khusus Nabi SAW., terhadap umatnya dan kerja karas
beliau di dalam menumbuhkan mereka di atas aqidah yang benar dan akhlaq mulia. Di sini
(dalam hadits) beliau mengajarkan si bocah ini yang tak lain adalah Ibn Abbas- beberapa
nasehat dalam untaian yang singkat namun padat makna.
2. Di antara isi wasiat ini adalah agar menjaga Allah Taala, yaitu dengan menjaga Hudud-Nya,
hak-hak, perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Menjaga hal itu dapat direalisasikan
dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan tidak
melanggar apa yang diperintahkan dan diizinkan-Nya dengan melakukan apa yang dilarang-
Nya. Allah Taala berfirman, Inilah yang dijanjikankepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba
yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu)
orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan
dia datang dengan hati yang bertaubat. (Q.s.,Qaaf:32-33)
3. Di antara hal yang terdapat perintah agar menjaganya secara khusus adalah shalat
sebagaimana firman-Nya, Jagalah segala shalat(mu), dan (jagalah) shalat Wustha. (Q.s.,al-
Baqarah:238), dan thaharah (kesucian) sebagaimana bunyi hadits Rasulullah SAW.,
Beristiqamahlah (mantaplah) sebab kamu tidak akan mampu menghitung-hitung. Dan
ketahuilah bahwa sebaik-baik pekerjaan kamu adalah shalat sedangkan yang bisa menjaga
wudlu itu hanya seorang Mukmin. (HR.Ibn Majah). Di antaranya juga adalah sumpah
sebagaimana firman-Nya, Dan jagalah sumpahmu. (Q.s., al-Maa`idah:89)
4. Di antara penjagaan yang diberikan oleh Allah adalah penjagaan-Nya terhadapnya di dalam
kehidupan dunia dan akhirat:
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

32
a. Allah menjaganya di dunia, yaitu terhadap badannya, anaknya dan keluarganya
sebagaimana firman-Nya, Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (Q.s., ar-Rad:11). Ibn
Abbas RA., berkata, Mereka itu adalah para malaikat yang menjaganya atas
perintahAllah. Dan bila takdir telah tiba, mereka pun meninggalkannya. (Dikeluarkan
oleh Abduurrazzaq, al-Firyaaby, Ibn Jarir, Ibn al-Mundzir dan Ibn Abi Haatim sebagai yang
disebutkan di dalam kitab ad-Durr al-Mantsuur, Jld.IV, h.614). Allah juga menjaganya di
masa kecil, muda, kuat, lemah, sehat dan sakitnya.
b. Allah juga menjaganya di dalam agama dan keimanannya. Dia menjaganya di dalam
kehidupannya dari syubhat-syubhat yang menyesatkan dan syahwat yang diharamkan.
c. Allah juga menjaganya di dalam kubur dan setelah alam kubur dari kengerian dan derita-
deritanya dengan menaunginya pada hari di mana tiada naungan selain naungan-Nya
5. Di antara penjagaan Allah lainnya terhadap hamba-Nya adalah menganugerahinya
ketenangan dan kemantapan jiwa sehingga dia selalu berada di dalam penyertaan khusus
Allah. Mengenai hal ini, Allah berfirman ketika menyinggung tentang Musa dan Harun AS.,
Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku berserta kamu berdua; Aku
mendengar dan melihat. (Q.s., Thaaha:46) Demikian juga dengan yang terjadi terhadap Nabi
dan Abu Bakar ash-Shiddiq saat keduanya berhijrah dan berada di gua, Rasulullah SAW.,
bersabda, Apa katamu terhadap dua orang di mana Yang Ketiganya adalah Allah? Janganlah
kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita. (HR.Bukhari, Muslim dan at-Turmudzy)
6. Seorang Muslim wajib mengenal Allah Taala, taat kepada-Nya dan selalu mengadakan
kontak dengan-Nya dalam semua kondisinya sebab orang yang mengenal Allah di dalam
kondisi sukanya, maka Allah akan mengenalnya di dalam kondisi sulitnya dan saat dia
berhajat kepada-Nya.
7. Terkadang ada orang yang tertipu dengan kondisi kuat, fit, muda, sehat dan kayanya namun
sesungguhnya nasib orang yang demikian ini hanyalah kerugian, kesia-siaan dan celaka.
8. Seorang harus selalu antusias untuk memperbanyak meminta pertolongan kepada Allah dan
memohon kepada-Nya dalam semua kondisi dan situasi yang dihadapinya. Hendaklah dia
tidak memohon kepada selain-Nya terhadap hal tidak ada yang mampu melakukannya selain
Allah seperti meminta kepada para wali yang shalih, orang mati dan sebagainya. Allah
berfirman, Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu pula kami meminta
tolong. (Q.s., al-Fatihah:5)
9. Sesungguhny apa-apa yang menimpa seorang hamba di dunia, baik yang mencelakakan
dirinya atau yang menguntungkannya; semuanya itu sudah ditakdirkan atasnya. Dan tidaklah
menimpa seorang hamba kecuali takdir-takdir yang telah dicatatkan atasnya di dalam kitab
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

33
catatan amal sekalipun semua makhluk berupaya untuk melakukannya (mencelakan dirinya
atau memberikan manfaat kepadanya). Allah berfirman, Katakanlah, sekali-kali tidak akan
menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. (Q.s.,at-Taubah:51)
10. Bila seorang hamba telah mengetahui bahwa tidak akan ada yang dapat menimpanya baik
berupa kebaikan, keburukan, hal yang bermanfaat atau pun membahayakannya kecuali apa
yang telah ditakdirkan oleh Allah darinya, serta mengetahui bahwa seluruh upaya yang
dilakukan semua makhluk karena bertentangan dengan hal yang ditakdirkan tidak akan ada
gunanya sama sekali; maka ketika itulah dia akan mengetahui bahwa hanya Allah semata
Yang memberi mudlarat, Yang menjadikan sesuatu bermanfaat, Yang Maha Memberi atau
pun Menahannya. Sebagai konsekuensi dari semua itu, seorang hamba mestilah
mentauhidkan Rabbnya dan menunggalkan-Nya dalam berbuat ketaatan dan menjaga
Hudud-Nya.
11. Seorang Muslim harus menghadapi takdir-takdir Allah yang tidak mengenakkannya dengan
penuh keridlaan dan kesabaran agar bisa meraih pahala atas hal itu. Allah Taala berfirman,
Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan diganjari pahala mereka dengan tanpa hisab
(perhitungan). (Q.s., az-Zumar:10). Dan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW., bersabda,
Sungguh aneh kondisi seorang Mukmin; sesungguhnya semua kondisinya adalah baik, jika ia
mendapatkan kesenangan, ia bersyukur; maka itu adalah baik baginya. Dan bila ia ditimpa hal
yang tidak menguntungkannya (kemudlaratan), ia bersabar; maka itu adalah baik (pula)
baginya. (HR.Muslim)
12. Seorang Muslim tidak boleh dihantui keputusasaan dan pupus harapan terhadap rahmat
Allah ketika mengalami suatu problem atau musibah. Ia harus bersabar dan mengharap
pahala dari Allah atas hal itu serta bercita-cita agar mendapatkan kemudahan (jalan keluar)
sebab sesungguhnya kemenangan itu bersama kesabaran dan bersama kesulitan itu ada
kemudahan.

MURAQABAH
(MERASA SELALU DIAWASI ALLAH)


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

34


Umar bin Khahthab r.a. berkata, Ketika kami duduk bersama Rasulullah SAW., tiba-tiba seseorang
muncul. Dia mengenakan pakaian yang amat putih, rambutnya sangat hitam, dan tidak tampak pada
dirinya bekas bepergian. Lalu, dia duduk di hadapan Nabi saw. Dia menyentuhkan dua lututnya
dengan dua lutut Nabi, dan meletakkan dua tangannya di atas dua pahanya. Dia berkata, Ya
Muhammad, beri tahu aku tentang Islam?
Rasulullah menjawab, Islam adalah hendaknya engkau bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan
Muhammad adalah utusan Allah. Kamu melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan
Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah jika mampu.
Dia berkata, Engkau benar.
Kami heran, karena dia yang bertanya kepada Rasulullah, lalu dia yang membenarkannya.
Dia berkata, Beri tahu aku tentang iman.
Rasulullah menjawab, Hendaknya engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab suci,
para Rasul, hari akhir, dan takdir yang baik dan buruk.
Dia berkata, Engkau benar.
Dia berkata, Beri tahu aku tentang ihsan.
Rasulullah menjawab, Hendaknya kamu beribadah kepada Allah, seolah-olah kamu melihat-Nya. Jika
kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.
Dia berkata, Beri tahu aku tentang hari Kiamat.
Rasulullah menjawab, Orang yang ditanya tidak lebih mengerti daripada orang yang bertanya.
Dia berkata, Beri tahu aku tentang tanda-tandanya.
Rasulullah menjawab, Seorang budak wanita melahirkan tuannya,
1
kamu lihat orang-orang yang
tidak beralas kaki
2
yang menggembala kambing berlomba-lomba dalam membangun.
Kemudian laki-laki itu pergi. Aku terdiam beberapa saat. Setelah itu, Rasulullah bertanya, Hai Umar,
tahukah kamu, siapakah orang yang bertanya tadi?
Aku menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Rasulullah bersabda, Dia adalah Malaikat Jibril. Dia datang untuk mengajarkan urusan agamamu.
(h.r. Muslim).

Pelajaran dari Hadits

1
Budak wanita itu di setubuhi oleh majikannya, lalu melahirkan anak, maka
status anak tersebut mengikuti status majikannya.
2
Orang-orang fakir.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

35
1. Malaikat Jibril memanggil Rasulullah saw. dengan namanya langsung, padahal Allah swt. telah
berfirman, Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian
kamu kepada sebagian (yang lain)... (An-Nuur: 63) Hal itu dimaksudkan agar penyamarannya
tidak tersingkap. Atau, karena malaikat tidak termasuk yang diperintahkan dalam ayat tersebut.
2. Iman adalah percaya kepada dasar-dasar Agama. Islam adalah ketaatan yang terealisasikan
dalam kehidupan nyata. Secara definisi, keduanya berbeda, namun saling berkaitan. Tanpa Islam,
iman tidak diterima. Begitu juga sebaliknya. Syariat juga sering menggunakan kata Islam yang
pengertiannya mencakup iman. Begitu juga sebaliknya.
3. Bagi yang mampu berbicara, mengucapkan dua kalimat syahadat adalah syarat seseorang masuk
Islam.
4. Dialog antara Malaikat Jibril dengan Rasulullah saw. adalah pelajaran penting tentang metode
dialog dalam pendidikan.
5. Malaikat Jibril mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap di sebuah majelis talim.
6. Allah swt. tidak memberitahukan kepada satu makhluk pun kapan terjadinya hari Kiamat, namun
Dia hanya memberitahukan tanda-tanda kedatangannya. Di antara tanda-tanda itu telah
disebutkan dalam hadits ini. Juga disebutkan oleh nash-nash yang lain, seperti turunnya Isa,
munculnya Dajjal, dan terbitnya matahari dari arah barat.
7. Seorang muslim harus senantiasa merasakan bahwa Allah selalu mengawasinya.
8. Hadits ini menjelaskan bahwa pada suatu saat, satu perkara akan dipegang oleh orang yang tidak
mampu melaksanakannya, dan banyak anak yang durhaka kepada orang tuanya. Dua hal ini
termasuk tanda-tanda datangnya hari Kiamat.
9. Seorang muslim harus memelihara dasar dan rukun Islam, serta merasa memiliki tanggung jawab
di hadapan Allah agar selalu bersemangat untuk memperbaiki amalnya.


Abu Dzar, Jundub bin Junadah r.a., dan Abu Abdurrahman, Muadz bin jabal r.a., berkata bahwa
Rasulullah saw. bersabda, Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Iringilah
keburukan dengan kebaikan
3
karena kebaikan dapat menghapus keburukan, dan bergaullah dengan
manusia dengan akhlak yang baik. (Tirmidzi. Ia berkata, Hadits ini hasan.)

Pelajaran dari Hadits
1. Kebaikan dapat menghapus keburukan. Ada yang menyebutkan bahwa hadits ini terbatas pada
dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar hanya dapat dihapus dengan tobat.

3
Lakukan kebaikan setelah melakukan kejelekan.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

36
2. Murah senyum, menghindarkan keburukan dari orang lain, memberikan kebaikan, dan
memperlakukan orang lain dengan baik adalah bagian dari akhlaqul-karimah.


Ibnu Abbas r.a. berkata, Pada suatu hari, aku di belakang (diboncengi) Nabi saw. Beliau bersabda,
Hai anak muda, aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah (agama) Allah, niscaya Allah akan
menjagamu, jagalah (agama) Allah, niscaya Allah selalu bersamamu. Jika kamu meminta, mintalah
kepada Allah. Jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah,
jika seluruh manusia berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka
mereka tidak akan dapat memberikan manfaat kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditulis Allah
untukmu. Jika mereka berkumpul untuk memberikan mudharat kepadamu, maka mereka tidak akan
bisa memberikan mudharat, kecuali yang telah ditulis Allah untukmu. Pena telah diangkat dan
lembarannya telah kering.
4
(Tirmidzi. Ia berkata, Hadits ini hasan shahih.)

Dalam riwayat lain disebutkan, Jagalah Allah, niscaya kamu mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah
Allah di waktu lapang, niscaya Dia mengenalimu di saat sulit. Ketahuilah bahwa apa yang luput
darimu tidak akan mengenaimu, dan apa yang mengenaimu tidak akan luput darimu. Ketahuilah
bahwa kemenangan ada bersama kesabaran, setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya, dan bersama
kesulitan pasti ada kemudahan.

Pelajaran dari Hadits
1. Larangan memohon kepada selain Allah untuk
mengatasi sebuah perkara yang tidak satu pun dapat
mengatasinya kecuali Allah.
2. Segala sesuatu yang telah ditulis Allah di Lauhul
Mahfud tidak akan berubah. Semua yang telah atau
akan terjadi, diketahui Allah.
3. Maksud dari Kelapangan ada bersama kesempitan
dan kesulitan ada bersama kemudahan adalah ketika
kesempitan dan kesulitan sudah sangat parah, maka hamba pasti putus asa dengan semua
makhluk, dan hatinya hanya terpaut kepada Allah semata. Inilah tawakal yang sebenarnya.

4
Penulisan taqdir dan ketentuan baik dan buruk telah usai, dan tidak akan
dihapus.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

37
4. Hadits ini merupakan landasan penting muraqabatullah, menjaga hak-hak Allah, berserah diri
kepada-Nya, tawakal kepada-Nya, mengakui keesaan-Nya, ketidakmampuan makhluk-Nya, dan
setiap makhluk sangat memerlukan-Nya.

Anas r.a. berkata, Sesungguhnya, kalian melakukan perbuatan-perbuatan yang menurut kalian
lebih kecil dari rambut, padahal pada masa Rasulullah SAW., kami menganggapnya termasuk perkara
yang membinasakan (dosa besar).

Pelajaran dari Hadits
1. Menganggap sepele dosa bukti kecilnya rasa takut kepada Allah.
2. Setelah para nabi, generasi yang paling mengenal Allah, dan paling takwa kepada-Nya adalah para
sahabat. Perkara-perkara yang dianggap sepele oleh orang lain, mereka anggap sebagai perkara
yang menghancurkan dan membinasakan. Itu semua lahir berdasarkan pengetahuan mereka yang
sempurna tentang Allah.


Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, Sesungguhnya, Allah swt. marah. Allah
marah ketika seseorang mengerjakan apa yang di haramkan-Nya. (Muttafaq alaih)

Pelajaran Hadits
Segala hal yang diharamkan harus dijauhi karena mengundang kemarahan Allah.


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

38


Abu Hurairah r.a. berkata, aku mendengar Nabi saw. bersabda, Sesungguhnya, ada tiga orang Bani
Israel yang belang kulitnya, botak, dan buta. Allah menguji mereka dengan mengutus malaikat
kepada mereka.
5

Malaikat datang kepada orang yang belang kulitnya dan bertanya, Apa yang paling kamu senangi?
Dia menjawab, Aku menyenangi warna dan kulit yang indah, dan penyakit yang menjijikkan orang ini,
hilang dariku.
6

Lalu, malaikat mengusap tubuhnya. Penyakit belangnya sembuh dan kulitnya menjadi indah dilihat.
Malaikat bertanya, Harta apa yang paling kamu senangi?
Dia menjawab, Unta.
Lalu, laki-laki itu diberi unta yang sedang hamil. Malaikat berkata, Semoga Allah memberkahi
untamu.
Malaikat datang menemui orang yang berkepala botak dan bertanya, Apa yang paling kamu
senangi?
Si botak menjawab, Rambut yang bagus, dan apa yang menjijikkan orang lain ini hilang.
Lalu, malaikat mengusapnya dan penyakitnya sembuh. Ia diberi rambut yang indah.
Malaikat bertanya, Harta apa yang paling kamu senangi?
Lelaki itu menjawab, Lembu.
Lalu, malaikat memberinya lembu yang sedang hamil. Malaikat berkata, Semoga Allah memberkahi
lembumu.
Setelah itu, malaikat menemui orang yang buta dan bertanya, Apa yang paling kamu senangi?
Si buta menjawab, Aku senang jika Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku bisa melihat
orang lain.
Malaikat mengusap matanya dan Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat bertanya, Harta
apa yang paling kamu senangi?
Dia menjawab, Kambing. Lalu dia diberi kambing yang sedang hamil.
Akhirnya, dua hewan (unta dan lembu) itu pun melahirkan anak yang banyak. Demikian halnya
dengan kambing tersebut. Orang pertama memiliki unta yang banyak hingga memenuhi satu
lembah. Orang kedua memiliki lembu yang banyak hingga memenuhi satu lembah. Dan, orang ketiga
memiliki kambing yang banyak hingga memenuhi satu lembah.

5
Dalam bentuk manusia.
6
Aku sembuh dari penyakit ini, sehingga bisa berkumpul dengan masyarakat dan
mereka tidak merasa jijik.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

39
Malaikat menemui laki-laki yang dulu belang kulitnya dengan rupa yang sama (belang). Malaikat
berkata, Saya ini orang miskin. Saya telah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Sekarang, saya
tidak bisa pulang kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian pertolongan darimu. Demi Zat yang
telah memberimu warna yang indah, kulit yang bagus, dan harta, saya minta satu ekor unta untuk
bekal dalam perjalanan.
Orang itu menjawab, Banyak hal yang harus kulakukan, aku belum bisa memberimu.
Malaikat itu berkata, Sepertinya, saya mengenalmu. Bukankah kulitmu dulu belang. Orang-orang
menjauhimu karena itu. Dulu, kamu pun miskin, lalu Allah memberimu kekayaan.
Lelaki itu menjawab, Aku mewarisi harta ini dari nenek moyangku.
Malaikat berkata, Jika kamu berkata berbohong, mudah-mudahan Allah mengembalikanmu pada
keadaan semula.
Kemudian, malaikat menemui laki-laki yang dulu botak, dengan rupa yang sama (botak). Lalu,
terjadilah dialog seperti yang terjadi dengan orang yang dulu kulitnya belang.
Setelah itu, malaikat menemui laki-laki yang dulu buta dengan rupa yang sama (buta). Malaikat
berkata, Saya ini orang miskin. Saya telah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Sekarang, saya
tidak bisa pulang kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian pertolongan darimu. Demi Zat yang
telah menyembuhkan kebutaanmu, saya minta satu ekor kambing untuk bekal dalam perjalanan.
Orang itu menjawab, Dulu aku buta, lalu Allah menyembuhkanku, sehingga aku bisa melihat
kembali. Ambillah sesukamu. Demi Allah, hari ini aku tidak keberatan apa saja yang kamu ambil
dariku untuk Allah Azza wa Jalla.
Maka, malaikat berkata, Jagalah hartamu. Sesungguhnya, kalian telah diuji. Sungguh, Allah telah
meridhaimu dan membenci kedua temanmu. (Muttafaq alaih)

Pelajaran dari Hadits
1. Pelit adalah sifat yang paling buruk. Dua orang tersebut melupakan dan mengingkari nikmat yang
telah Allah berikan karena penyakit bakhil yang ada dalam jiwa mereka.
2. Bakhil dan dusta mendatangkan kemarahan Allah.
3. Jujur dan dermawan termasuk sifat terpuji yang mengundang keridhaan Allah.
4. Pahala yang diberikan Allah tergantung niat dan amal yang dilakukan seseorang.
5. Kisah tentang Bani Israel yang terdapat dalam hadits di atas bisa dijadikan pelajaran.
6. Setiap mukmin harus jujur, dermawan, dan segera mensyukuri nikmat Allah dengan lisan dan
perbuatan.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!



40
Abu Yala, Syaddad bin Aus r.a., berkata bahwa Nabi saw. bersabda, Orang yang bijak adalah orang
yang mampu mengoreksi dirinya dan beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang
yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah dengan
harapan-harapan kosong. (Tirmidzi. Ia berkata, Hadits ini hasan.)

Pelajaran dari Hadits
1. Setiap muslim harus berusaha agar tidak terjerembap dalam kubangan nafsu yang buruk dan
harus berusaha mengendalikannya.
2. Kewajiban harus segera dilaksanakan, dan angan-angan kosong harus dijauhi. Sebab, Allah
memberi pahala kepada seorang hamba karena perbuatan mereka, bukan karena angan-angan
mereka.



Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, Di antara tanda-tanda baiknya keislaman
seseorang adalah meninggalkan segala hal yang tidak bermanfaat.

Pelajaran Hadits
Setiap orang harus mengisi waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat untuk urusan dunia dan
akhiratnya, menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat, terlebih yang mendatangkan mudharat, dan
tidak mencampuri urusan orang lain. Semua itu merupakan salah satu tolok ukur kesempurnaan
keislaman seseorang dan menunjukkan komitmennya pada Islam.


Umar r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, Seorang suami tidak ditanya, Mengapa ia memukul
istrinya? (h.r. Abu Dawud dan lainnya)

Pelajaran dari Hadits
1. Kita harus menyimpan rahasia keluarga.
2. Perlakuan kasar seorang suami terhadap istrinya sebaiknya tetap dirahasiakan. Ada kemungkinan,
hal itu terjadi karena hal-hal yang menjadi rahasia bagi mereka berdua. Namun, kalau sudah di
pengadilan dan jika dibutuhkan, perlakuan kasar itu boleh diungkapkan.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

41
Blok 1.4
Week 3
The World Idol : Idola Sesungguhnya (part 2)

Siapa Idola Kita ?
Bila kita memperhatikan fenomena dan gejala yang
memasyarakat saat ini di dalam mencari panutan atau
lebih trend lagi dengan sebutan sang idola, maka
kita akan menemukan hal yang sangat kontras
dengan apa yang terjadi pada abad-abad terdahulu,
khususnya pada tiga abad utama (al-Qurn al-
Mufadldlalah).

Kalau dulu, orang begitu mengidolakan manusia-manusia pilihan dan berakhlaq mulia di kalangan
mereka seperti para ulama dan orang-orang yang shalih. Maka, kondisi itu sekarang sudah berubah
total. Orang-orang sekarang cenderung menjadikan manusia-manusia yang tidak karuan dari segala
aspeknya sebagai idola. Mereka mengidolakan para pemain sepakbola, kaum selebritis, paranormal
dan tokoh-tokoh maksiat pada umumnya. Anehnya, hal ini didukung oleh keluarga bahkan diberi
spirit sedemikian rupa agar anaknya kelak bisa menjadi si fulanah yang artis, atau si fulan yang
pemain sepakbola dan seterusnya. Lebih aneh lagi bahwa mereka berbangga-bangga dengan hal itu.

Tentunya ini sangat ironis karena sebagai umat Islam yang mayoritas seharusnya mereka harus
memahami ajaran agama secara benar sehingga tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang di
dalamnya. Ketidaktahuan akan ajaran agama ini akan berimplikasi kepada masa depan mereka kelak
karena ini menyangkut keselamatan dan ketentraman mereka di dalam meniti kehidupan di dunia ini.
Bahkan pada sebagian masyarakat kita, telah muncul gejala yang lebih serius dan mengkhawatirkan
lagi, yaitu pengkultusan terhadap sosok yang dianggap sebagai tokoh tanpa menyelidiki terlebih
dahulu sisi aqidah dan akhlaqnya. Tokoh idola ini diikuti semua perkataan dan ditiru semua
perbuatannya tanpa ditimbang-timbang lagi, apakah yang dikatakan atau dilakukan itu benar atau
salah menurut agama bahkan sebaliknya, perkataan dan perbuatannya justru menjadi acuan benar
tidaknya menurut agamanadzu billhi min dzlik.

Yang lebih memilukan lagi, sang idola yang tidak ketahuan juntrungannya tersebut memposisikan
dirinya sebagaimana yang dianggap oleh para pengidolanya. Mereka berlagak sebagai manusia-
manusia suci pada momen-momen yang memang suci seperti pada bulan Ramadhan, hari Raya Iedul

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

42
Fithri dan Iedul Adlha. Mereka diangkat sedemikian rupa oleh mass media dan media visual maupun
audio visual seperti surat kabar, majalah, internet, radio dan televisi.

Pada momen-momen tersebut, mereka seakan mengisi semua hari-hari para pengidola bahkan non
pengidolapun tak luput dari itu. Mereka menganggap bahwa diri merekalah yang paling mengetahui
apa yang harus dilakukan secara agama pada momen-momen tersebut. Maka dipersembahkanlah
berbagai tayangan program dan acara untuk menyemarakkan syiar bulan Ramadhan tersebut
menurut anggapan mereka- . Tampak, pada momen-momen tersebut mereka seakan menjadi
manusia paling suci dan panutan semua Yah! Untuk sesaat saja!.
Sesungguhnya, apa yang mereka lakukan itu tak lain hanyalah racun yang dipaksakan kepada ummat
untuk diteguk, mulai dari racun dengan reaksi lambat, sedang bahkan cepat tergantung kepada daya
tahan dan tingkat kekebalan peneguknya.

Cinta dan mengikuti Rasulullah saw
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 3:31)

Ayat ini menerangkan bahwa tanda dari kecintaan kita kepada Allah adalah mengikuti Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, dan bahwa mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah
sarana untuk mendapatkan kecintaan dan ampunan dari Allah Ta'ala.
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Seseorang di antara kamu belum beriman sehingga aku lebih dicintainya daripada kedua orangtua,
anaknya dan seluruh manusia." HR. Bukhari dan Muslim.

Dalam diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terdapat akhlak yang mulia, keberanian dan
kemuliaan. Barangsiapa melihatnya secara tiba-tiba akan takut kepadanya, dan barangsiapa yang
bergaul dengannya maka dia akan mencintainya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
menyampaikan risalahnya, memberi nasihat kepada umat, mempersatukan kalimah, membuka
beberapa hati manusia bersama para sahabatnya dengan mempersatukan mereka dan membuka
banyak negeri dengan perjuangan mereka untuk membebaskan manusia dari penyembahan sesama
manusia menuju penyembahan terhadap Tuhan manusia.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya telah menyampaikan kepada kita agama
Islam secara sempurna tanpa tercampur dengan bid'ah dan khurafat, dan tidak perlu ditambah atau
dikurangi. Allah berfirman :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. QS. 5:3)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

43

Oleh karenanya, ikutilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara menyeluruh sesuai dengan
kemampuan yang kita miliki dan janganlah menambah-nambah atau membuat syari'at yang tidak
pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak pula pernah dikerjakan
oleh para sahabatnya, dengan demikian mudah-mudahan Allah memasukkan kita ke dalam golongan
hamba-hamba-Nya yang benar dalam keimanan mereka kepada-Nya sehingga Allah memenuhi janji-
Nya kepada mereka. Allah berfirman :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33:21)
Dan ketahuilah bahwa cinta kepada Allah dan RasulNya yang benar mempunyai konsekuensi untuk
melaksanakan kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang shahih,
melaksanakan hukum dengan berpegang teguh kepada keduanya dan tidak boleh mendahulukan
pendapat orang atas keduanya. Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah
kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 49:1)
Ya Allah, karuniailah kami untuk mencintai dan mengikuti RasulMu, berakhlak dengan akhlaknya dan
memperoleh syafa'atnya.
-----------------------------------***------------------------------------















AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

44

Buah & Manfaat Mengikuti Rasulullah Saw



Keterangan Skema
Salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh setiap muslim adalah iman kepada para rasul
terutama Rasulullah saw. Bukti utama beriman kepada Rasulullah saw adalah ittiba (mengikuti
Rasulullah saw). Orang-orang yang melakukan ittiba kepada Rasulullah saw akan meraih banyak
nata-ij
7
(manfaat dan buah positif), diantara manfaat dan buah mengikuti Rasulullah saw yaitu :
1. mahabbatullah (cinta dari Allah);
2. rahmatullah (kasih sayang-Nya);
3. hidayatullah (petunjuk dari-Nya);
4. mushahabatul akhyar fil jannah (bersama orang-orang pilihan di surga);
5. asy-syafaah (mendapatkan syafaat dari Rasulullah saw);
6. nadharatul wajhi (muka yang bersinar dan berseri di surga);
7. mujawaratu ar-rasul (menjadi tetangga Rasulullah saw di surga);
8. izzatun-nafsi (meperoleh kemuliaan jiwa di dunia dan akhirat);
9. al-falah (kemenangan & keberuntungan).

jah yang artinya hasil (buah) dari sebuah proses yang i dari nat ij adalah bentuk jamak (plural) - a Kata Nat
7
diusahakan.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

45
Dan kesemua itu jelas merupakan as-saadah (kebahagiaan) hakiki di dunia maupun di akhirat.
Salah satu rukun iman dari rangkaian kesatuan 6 rukun iman adalah iman kepada Rasul Allah.
Mengingkari salah satu rukun iman berarti mengingkari semuanya, begitu pula dengan iman kepada
rasul.

Bukti Keimanan adalah Ittiba
Bukti keimanan kepada Rasulullah saw yang paling utama adalah mengikuti beliau dalam segala sisi
kehidupannya, selalu mentaati beliau dalam setiap perintah dan larangan yang beliau sampaikan.
Sebab mengikuti dan mentaati Rasulullah saw adalah bukti ketaatan kita kepada Allah swt, mengikuti
sunnah Rasulullah saw adalah bukti kongkrit mengikuti Al-Quran.
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang
berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka.(An-Nisa (4): 80).

Barangsiapa mengaku mentaati Allah swt namun tidak mau ittiba Rasulullah saw, maka ketaatannya
itu tidak sah menurut Al-Quran dan Rasulullah saw berlepas diri dari orang tersebut. Dan siapapun
yang mengaku melaksanakan Al-Quran namun tidak ittiba dengan sunnah Rasulullah saw, maka
pengakuannya hanyalah pengakuan palsu belaka.

Sebagai contoh, untuk dapat melaksanakan shalat dengan sempurna kita memerlukan hadits
Rasulullah saw, karena Al-Quran hanya memerintahkan kita mendirikan shalat tanpa menjelaskan
rincian tata cara shalat. Bahwa shalat diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam
merupakan penjelasan yang kita temukan dalam hadits Rasulullah saw, tidak dalam Al-Quran. Begitu
pula dengan rincian pelaksanaan zakat, shaum, haji, dan ibadah-ibadah lain. Intinya, fungsi hadits
Rasulullah saw adalah menjelaskan ayat-ayat Al-Quran atau dengan bahasa lain kita tidak akan bisa
mengamalkan Al-Quran tanpa mengikuti sunnah Rasulullah saw.
Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (An-Nahl (16): 44).

Salah seorang ulama besar, Fudhail bin 'Iyadh, ketika menjelaskan makna Ahsanu amala dalam
surat Al-Mulk (67) ayat 2 berkata:

.
Yang dimaksud dengan ahsanu amala (amal yang terbaik) adalah yang paling ikhlas dan paling benar.
Karena sebuah amal jika dilakukan dengan ikhlas tapi tidak benar maka amal itu tidak diterima oleh
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

46
Allah. Begitu pula sebaliknya, jika amal itu benar tapi tidak ikhlash juga ditolak oleh Allah swt. Baru
diterima jika memenuhi kedua syarat tersebut (ikhlas & benar). Yang dimaksud dengan ikhlash adalah
semata karena Allah, sedangkan yang dimaksud dengan benar adalah mengikuti sunnah Rasulullah.
(Dikutip oleh Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa vol 18/hlm 250).

)) :

) .(( .(
Dari Abu Musa ra berkata, Rasulullah saw telah bersabda: Perumpamaanku dan perumpamaan
risalah yang diberikan Allah kepadaku seperti seorang laki-laki yang mendatangi suatu kaum lalu ia
berkata: Aku telah melihat pasukan tentara dengan kedua mataku, kuperingatkan kalian dengan
sungguh-sungguh! Segeralah cari selamat (dari keganasan mereka)! Lalu sebagian mereka mentaatinya
sehingga mereka segera menghindar dari pasukan kejam itu hingga selamat, sedangkan yang lain
mendustakannya hingga pasukan itu menemui mereka dan meluluhlantakkan mereka. (HR. Bukhari).

Kita dapat merasakan dari hadits shahih di atas betapa Rasulullah saw amat ingin menyelamatkan
kita dari bencana dunia dan akhirat dengan syariat dan dakwah yang ia bawa, karena syariat Islam
adalah penyelamat bagi kita dari kehinaan dunia dan penderitaan di akhirat.
Buah Ittiba
1. Mahabbatullah
2. Rahmatullah
3. Hidayatullah
4. Mushahabatul akhyar fil jannah
5. Asy-syafaah
6. Nadharatul wajhi
7. Mujawaratu ar-rasul
8. Izzatun-nafsi
9. Al-falah

Mahabbatullah
Natijah (buah) dari ittiba kita kepada Rasulullah saw jika kita lakukan dengan benar adalah
mahabbatullah (cinta dari Allah swt) sekaligus maghfirah (ampunan)Nya.
Katakanlah (hai Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." (Ali Imran (3): 31).
Cinta kepada Allah swt yang dibuktikan dengan ittiba Rasulullah saw akan melahirkan buah manis
berupa cinta Allah swt. Allah swt memerintahkan kita mengikuti Rasulullah saw, dan setiap perintah
Allah swt apabila kita laksanakan dengan ikhlas dan benar pasti akan mendatangkan cinta dari-Nya.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

47
Ketika Allah telah mencintai hamba-Nya maka segala kekurangan dan dosa yang terjadi akan mudah
diampuni oleh Allah swt.
Rahmatullah
Orang-orang yang mentaati Rasulullah saw dengan mengikuti sunnah beliau akan memperolah
rahmat dari Allah swt. Karena orang-orang yang mencontoh Rasulullah saw pastilah orang-orang
yang berbuat baik atau ihsan (ingat makna ahsanu amala menurut Fudhail bin Iyadh di atas), dan
orang-orang yang berbuat ihsan amat dekat dengan rahmat Allah swt.

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong
bagi sebahagian yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah (9): 71).

Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al-Araf (7): 56).

Hidayatullah

)
.(
Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya setiap amal itu mempunyai puncak semangat, dan setiap
semangat memiliki titik jemu (lesu). Maka barangsiapa kelesuannya tetap dalam sunnahku berarti ia
telah mendapat petunjuk (dari Allah), dan barangsiapa kelesuannya tidak dalam sunnahku berarti ia
celaka. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, Ahmad dalam Musnadnya, Al-Baihaqi dalam Syuabul
Iman, At-Thabarani & Abu Nuaim).

Hadits di atas menegaskan bahwa tetap berada dalam sunnah Rasulullah saw dalam segala keadaan
akan mendatangkan tambahan petunjuk dari Allah swt. Oleh karenanya orang-orang yang beriman
selalu berusaha mengikuti sunnah Rasulullah saw ketika sedang bersemangat atau sedang lesu
(kurang semangat). Ia tidak membiarkan dirinya hanyut dan terbawa bisikan syaitan sehingga
membuatnya jauh dari hidayah Allah swt.

Mushahabatul Akhyar fil Jannah
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-
orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. (An-Nisa (4): 69).
Orang yang ittiba kepada Rasulullah saw akan dikumpulkan bersama orang-orang pilihan di surga
nanti yaitu para nabi, orang-orang yang shiddiq, syuhada, dan shalihin.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

48
As-Syafaah
:

" :

"

) .(
Rasulullah saw bersabda: Barang siapa berdoa ketika mendengar panggilan adzan: Ya Allah Rabb
seruan yang sempurna ini, dan shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan
keutamaan, bangkitkan dia dengan kedudukan mulia yang telah Engkau janjikan kepadanya. Maka
akan mendapat syafaatku di hari kiamat. (HR. Bukhari).

Hadits di atas menunjukkan keutamaan doa setelah adzan. Ia juga mengisyaratkan bahwa mengikuti
perintah dan arahan Rasulullah saw adalah sesuatu yang membuat kita berhak mendapatkan syafaat
dari beliau. Logikanya, jika mentaati satu perintah Rasulullah saw saja yakni membaca doa setelah
adzan, akan membuat pembacanya berhak mendapatkan syafaat beliau, apalagi dengan mengikuti
dan mentaati sunnah beliau secara keseluruhan, maka orang itu lebih berhak untuk mendapatkan
syafaat beliau.

Nadharatul Wajhi
Salah satu bentuk ittiba Rasulullah saw adalah mendengarkan, mempelajari, menghafal dan
memahami hadits Rasulullah saw, kemudian menyampaikannya kepada orang lain. Orang yang
mempelajari hadits Rasulullah saw, menghafal kemudian menyampaikannya apa adanya tanpa
menambah atau mengurangi maka Allah akan membuat wajahnya berseri dan bersinar.

) .(
Rasulullah saw bersabda: Semoga Allah menyinari (wajah) seseorang yang mendengar hadits dari
kami, lalu ia hafal sehingga ia menyampaikannya kepada orang lain. Boleh jadi seorang pembawa fiqih
menyampaikan (ilmunya) kepada orang yang lebih paham. Dan boleh jadi pembawa fiqih bukanlah
seorang yang faqih.
(HR Tirmidzi).
Hadits di atas mendorong kita untuk selalu bersemangat mempelajari, memahami dan menghapal
hadits Rasulullah saw, kemudian menyampaikan teks hadits itu apa adanya dengan penuh amanah
tanpa menambah atau mengurangi sedikitpun. Jika kita itu kita lakukan kita berhak mendapatkan
wajah yang bersinar di hari kiamat nanti. Hadits di atas juga menyatakan bahwa mungkin saja orang
yang disampaikan kepadanya suatu ilmu kemudian ia lebih paham daripada yang menyampaikan.
Atau bahkan bisa jadi yang menyampaikan sebuah riwayat tidak memahami riwayat tersebut,
sedangkan yang disampaikan justru memahaminya dengan baik.


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

49
Mujawaratur Rasul
Orang yang mencintai Rasulullah saw maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk ittiba Rasulullah
saw dengan mengikuti sunnah beliau. Maka orang ini akan bersama Rasulullah saw di surga, seperti
sabda beliau:
))

) ( (
Barang siapa menghidupkan sunnahku berarti ia mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku maka ia
bersamaku di surga. (HR Tirmidzi & Thabarani di al-Mujam al-Awsath).

Izzatun Nafsi
Orang yang mengikuti Rasulullah saw dengan ikhlas semata-mata karena mencintai Allah dan Rasul-
Nya, akan meraih kemuliaan dan kekuatan jiwa dihadapan Allah swt. Betapa tidak? Ia telah
mendapatkan kecintaan, ampunan, rahmat, hidayah dan berbagai anugrah lain dari Allah swt.
Dengan itu semua terangkatlah dirinya menuju tempat yang tinggi dan mulia, ia tidak lagi peduli
dengan kemuliaan di mata manusia selama ia mulia di sisi Allah.
Ingatlah saudaraku bahwa kemuliaan itu terletak pada mengikuti Allah al Aziz (yang memiliki Izzah
atau keperkasaan) dan mengikuti Rasul-Nya:
Padahal izzah itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang
munafik itu tiada mengetahui. (Al-Munafiqun (62): 8).

Al-Falah
Maka orang-orang yang beriman kepadanya (Muhammad saw), memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang
beruntung. (Al-Araf (7): 157).
Keberuntungan pasti akan diperoleh oleh mereka yang selalu ittiba Rasulullah saw dengan beriman
kepadanya, memuliakannya, menolong (ajaran)nya, dan selalu mengikuti cahay Al-Quran.

Kebahagiaan Hakiki di dunia & Akhirat
Tak dapat diragukan lagi bahwa orang yang mendapatkan semua nataij dari mengikuti Rasulullah
saw di atas adalah orang-orang yang pasti berbahagia hidupnya dengan kebahagiaan hakiki di dunia
maupun di akhirat.
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-
Nahl (16): 97).

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

50
--------------------oo0oo---------------------
Implikasi Dari Kecintaan Kepada Selain Allah Dan Rasul-Nya Yang Berlebihan
Dimuka telah dijelaskan bahwa kita sangat menginginkan agar dikumpulkan bersama orang-orang
yang kita cintai, yaitu orang-orang yang shalih dan dikenal ketaqwaannya. Sementara itu menurut
satu pendapat, juga kita dibolehkan bersaksi untuk orang yang memang dikenal oleh kalangan luas
ketaqwaan dan keshalihannya serta umat telah bersepakat memujinya seperti imam-imam madzhab
yang empat.

Di samping itu, telah disebutkan bahwa ada dua pendapat terkait dengan persaksian masuk surga
terhadap orang yang belum dipersaksikan demikian oleh Rasulullah dimana salah satu pendapat
berdalil dengan salah satu sabda beliau shallallhu 'alaihi wa sallam yang memberikan kriteria, yaitu
adanya pujian baik dan jelek dari manusia.

Dari sini, sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyyah bahwa sebenarnya
banyak di kalangan para syaikh yang terkenal di masa beliau yang bisa jadi bukan orang berilmu,
bahkan melakukan amalan sesat, kemaksiatan dan dosa-dosa yang menghalangi diri mereka dari
persaksian orang terhadap mereka dengan kebaikan. Bahkan bisa jadi, diantara mereka ada orang
Munafiq dan Fasiq, juga tidak menutup kemungkinan ada orang yang termasuk wali-wali Allah yang
benar-benar bertaqwa dan beramal shalih serta termasuk hizb-Nya yang mendapatkan kemenangan.
Disamping itu, ada pula kelompok manusia selain para syaikh tersebut yang dikategorikan sebagai
para wali Allah dan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa -dimana mereka itu masuk surga - seperti para
pedagang, petani dan selain mereka dari kelas sosial lainnya yang ada di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, menurut Syaikhul Islam, barangsiapa yang meminta agar kelak dikumpulkan
dengan seorang Syaikh yang dia tidak tahu bagaimana akhir hidupnya maka dia telah sesat, bahkan
seharusnya dia meminta agar dikumpulkan oleh Allah dengan orang yang dia ketahui akhir hidupnya
yaitu para Nabi dan hamba-hamba-Nya yang shalih sebagaimana firman Allah Taala: dan jika
kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan
(begitu pula) Jibril dan orang-orang mu'min yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah
penolongnya pula. (Q,.s. 66/at-Tahrim: 4).
Di dalam firman-Nya yang lain: Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-
orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada
Allah). (Q,.s. 5/al-Ma-idah: 55). Demikian pula di dalam firman-Nya: Dan barangsiapa mengambil
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut
(agama) Allah itulah yang pasti menang. (Q,.s. 5/al-Ma-idah: 56).
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

51
Maka, berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas, kembali menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, siapa
saja yang mencintai seorang Syaikh/tuan guru yang menyelisihi syariat, maka dia kelak akan
bersamanya; bila si Syaikh dimasukkan ke dalam neraka, maka dia akan bersamanya disana. Sebab
secara lumrah sudah diketahui bahwa para Syaikh yang menyimpang dan menyelisihi Kitabullah dan
as-Sunnah adalah orang-orang yang sesat dan jahil, karenanya; barangsiapa yang bersama mereka,
maka jalan akhir dari kehidupannya adalah sama seperti jalan akhir dari kehidupan orang-orang
tersebut (ahli kesesatan dan kejahilan). Sedangkan mencintai orang yang termasuk para wali Allah
yang bertaqwa seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Aly dan selain mereka adalah merupakan ikatan
keimanan yang paling kokoh dan sebesar-besar kebaikan yang akan diraih oleh orang-orang yang
bertaqwa. Andaikata seseorang mencintai seseorang yang lain lantaran melihat kebaikan yang
tampak pada dirinya yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan mengganjarnya pahala
atas kecintaannya terhadap apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya meskipun dia tidak
mengetahui apa yang sebenarnya tersimpan di dalam bathinnya (orang tersebut) karena hukum
asalnya adalah mencintai Allah dan mencintai apa yang dicintai oleh-Nya; barangsiapa yang mencintai
Allah dan apa yang dicintai oleh-Nya, maka dia termasuk wali Allah akan tetapi kebanyakan manusia
sekarang hanya mengaku-aku saja bahwa dirinya mencintai tetapi tanpa teliti dan realisasi yang
benar. Allah berfirman: Katakanlah (wahai Muhammad)! Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku
niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni semua dosa kalian.
Ayat ini turun terhadap suatu kaum di masa Rasulullah yang mengaku-aku bahwa mereka mencintai
Allah.
Mencintai Allah dan Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang bertaqwa memiliki konsekuensi
melakukan hal-hal yang dicintai-Nya dan menjauhi hal-hal yang tidak disukai-Nya sementara manusia
di dalam hal ini memiliki perbedaan yang signifikan; barangsiapa yang di dalam hal tersebut berhasil
meraup jatah yang banyak, maka dia akan meraih derajat yang paling besar pula di sisi Allah.
Sedangkan orang yang mencintai seseorang karena mengikuti hawa nafsunya seperti dia
mencintainya karena ada urusan yang bersifat duniawy yang ingin diraihnya, karena suatu hajat
tertentu, karena harta yang dia menumpang makan kepada si empunya-nya, atau karena fanatisme
terhadapnya, dan semisal itu; maka ini semua itu bukan termasuk kecintaan karena Allah tetapi
(kecintaan) karena hawa nafsu belaka. Kecintaan seperti inilah yang menjerumuskan para pelakunya
ke dalam kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK DARI HADITS TERSEBUT
Kewajiban pertama seorang hamba adalah mencintai Allah, setelah itu diikuti dengan
kewajiban berikutnya, yaitu mencintai Rasul-Nya yang merupakan subordinasi dan
konsekuensi dari mencintai Allah tersebut.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

52
Seseorang kelak akan dikumpulkan bersama orang yang diidolakan dan dicintainya; maka
hendaknya yang menjadi idola kita adalah Allah dan Rasul-Nya serta hamba-hamba-Nya yang
shalih dan bertaqwa.
Persaksian terhadap seseorang masuk surga atau tidak boleh dilakukan bila memang
termasuk orang yang sudah dipersaksikan oleh Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam,
sedangkan terhadap orang yang banyak dipuji dan dipersaksikan oleh orang banyak; maka
terdapat perbedaan pendapat tentang kebolehannya.
Hendaknya semua makhluk mengikuti Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam; tidak
menyembah selain Allah dan beribadah kepada-Nya dengan syariat Rasulullah, bukan
selainnya.
Tidak boleh kita mengidolakan dan mencintai orang-orang yang dikenal sebagai pelaku maksiat dan
pengumbar hawa nafsu karena implikasinya amat berbahaya, khususnya terhadap aqidah.
Karenanya, bagi mereka yang terlanjur telah mengidolakan orang-orang seperti itu yang tidak karuan
aqidah dan akhlaqnya, hendaknya mulai dari sekarang mencabut pengidolaan tersebut dari hati
mereka dan mengalihkannya kepada idola yang lebih utama, yaitu Allah dan Rasul-Nya serta hamba-
hamba-Nya yang shalih dan bertaqwa. Sebab bila tidak, maka akhir hidupnya akan seperti akhir hidup
orang-orang yang diidolakannya yang tidak karuan juntrungannya tersebut, nadzu billhi min dzlik.
Wallahu alam
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

53
Blok 1.4
Week 4
Keinginan vs Kebutuhan

OTOPSI DIRI
Manusia?
Manusia itu dilihat dari amalnya. Sehingga, ketika
mendefinisikan apa itu manusia maka kita jawab bahwa
manusia adalah amal.

Amal manusia berada dalam dua bejana, yaitu hati dan nafsu.
Kita istilahkan hati dan nafsu dengan bejana karena ada isinya. Isi nafsu adalah segala yang diingini
manusia. Sementara isi hati adalah segaka sesuatu yag dibutuhkan manusia.














Makan! Apa yang dibutuhkan ? Makanan, lapar, dll.
Yapz.... meski lapar tapi ketika tidak ada keinginan untuk makan, tidak akan makan juga kan? Oleh
karena itu, kita butuh mempertemukan keinginan dan kebutuhan dalam prinsip tawazun.

Ingin karena butuh atau butuh karena ingin? Lalu.. mana yang lebih mulia?
Sip^^b...Ingin karena butuh!! Karena Allah telah meletakkan keinginan di dalam diri manusia.

Mempertemukan hati dan nafsu
Ingin +butuh
1. Menginginkan kebutuhan
2. Membutuhkan keinginan

AKAL
TAWAZUN / KESEIMBANGAN

NAFSU

HATI
MANUSIA
Adalah
AMAL

Diingini Dibutuhkan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

54
Kebutuhan?
Apakah semua manusia tahu apa yang dibutuhkannya? Sepertinya tidak. Sehingga kita sering melihat
banyak manusia melakukan hal hal yang tidak penting. Allah maha tahu, maka dari itu dikaruniakan
akal. (afalaa taqiluun?? = apakah kamu tidak berpikir). Contoh kebutuhan yang tidak diinginkan yaitu
sholat panjang. Padahal semakin panjang sholat semakin banyak dosa yang dihapus. Tapi...
kebanyakan orang lebih ingin sholat pendek. Tanya ken-apa??

Keindahan amal terjadi jika ingin dan butuh bertemu.
Jika kita bertindak hanya karena ingin maka akan timbul masalah, baik masalah untuk dirinya
maupun masalah untuk orang lain. Contoh : orang yang merokok, orang yang maniak
shopping, orang yang marah. Orang yang melakukan sesuatu hanya karena ingin maka
hakikatnya orang tersebut sedang bermasalah.
Sedang orang yang bertindak hanya karena butuh akan menjadi beban. Keadaan ini
membuatnya tidak bisa memaknai amalnya. Contoh : orang yang sedang sakit butuha makan,
tapi tidak ada keinginan/nafsu makan, sehingga tidak bisa menikmati.
Betapa penting kita mempertemukan ingin dan butuh dalam amal kita. Nah..kapan sebenarnya
seseorang dikatakan ingin dan kapan seseorang dikatakan butuh?
Coba tebak !!
Orang yang lapar karena butuh atau karena ingin makan ??
Yuuk..kita analisis.. Ketika kita merasa lapar dan meresa butuh makan, nah..tapi ternyata
yang ada nasi dingin dan hanya ada lauk tempe goreng sisa semalam. Gimana? Jadi tidak
berselera makan? Kalau seketika berubah jadi tidak selera makan berarti lebih dominan
keinginan untuk makan bukan kebutuhan untuk makan.

Kebutuhan yang tidak diinginkan, ujungnya tidak baik/tidak bisa diterima.
Kalau begitu, apa sebenarnya yang dibutuhkan manusia? Bagaimana agar kebutuhan jauh dari dari
ketidakbaikan?
1. Ridho Allah. Tapi...apa bentuk konkretnya? Ya! Berusaha berbuat yang disukai Allah.
2. Berbuat yang disukai manusia. Apa itu? Berbuat yang baik bagi diri sendiri, yaitu mengangkat nilai
diri. Karena ketika kita melakukan hal yang disukai diri sendiri, orang lain pun akan suka.^^
3. Berbuat yang dibutuhkan makhluk lain. Khoirunnas anfauhum linnaas sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Tiga hal itulah isi hati manusia. Dengannya, kita benar benar bisa menginginkan kebutuhan dan
membutuhkan keinginan, dimana nafsu dan hati berpadu harmonis...

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

55
ciri sesuatu disebut INGIN
1. Merata : semua orang memiliki atau merasakannya.
Ex : melihat makanan enak semua orang ingin makan.
2. Diawali rasa subjektif : rasa yang relatif.
3. Menyimpan kepentingan pribadi
Ex : oarang yang sedang marah, kepentingan dirinya agar plong.
4. Tidak mengenal kata selesai
Ex : Sudah selesai makan, ehm...begitu ada makanan enak, ingin makan lagi.
5. Tidak suka dipermasalahkan
Ex : memakai baju dengan warna yang mencolok, ketika dingatkan terasa sebel!
6. Menimbulkan rasa susah bila tidak dipenuhi.
Makna kata susah pada hakikatnya sesuatu yang masih bisa dikerjakan.
Ex : Sedang ingin makan siang pake ayam goreng, ternyata hanya ada tempe goreng
ngambek merasa susah. Pada hakikatnya susah itu mendewasakan, dengan mampu
memenej keinginan berarti ada beberapa keinginan yang dianggap tidak prioritas tidak
terpenuhi,, hal-hal semacam ini akan mendewasakan kita dalam berpikir dan bersikap.

Ciri sesuatu disebut BUTUH
1. Diingini oleh Allah swt. Bahkan ketika kita kita marah karena islam dilecehkan itu suatu
kebutuhan lho..
2. Mengangkat nilai diri
teruslah berjalan sampai kelelahan lelah mengikuti kita.
3. Bermanfaat untuk orang lain.
4. Jika tidak terpenuhi akan menimbulkan kesulitan. Dan bahkan dapat mengancam
keberlangsungna 5 hal penting dalam hidup, yaitu : agama, nyawa, keturunan, akal, dan
harta.
Pastikan keinginan membuta kita semangat beramal. Dan pastikan dalam setiap amal kita ada
kebutuhan
Kita masih melanjutkan pembicaraan tentang diri yang seringkali kewalahan menghadapi diri sendiri.
Ini terjadi ketika kita memiliki keinginan yang aneh aneh. Kapan seseorang dikatakan memiliki
keinginan yang aneh? Apa itu aneh?
Aneh itu adalah keluar dari kebiasaan, norma, kebaikan, kewajaran. Keinginan yang tidak manusiawi.
Kalau di atas pembaringan menginginkan kita ingin tidur, apakah itu wajar? Ya! Tapi kalau di atas
kursi, di depannya ada meja, pegang pulpen di atas buku tapi pingin tidur apakah itu wajar? ^^v
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

56
IDARATUL IRADAH
Manajemen Keinginan
Caranya?
1. Membebaskan keinginan (tahriirul iradah), tujuannya adalah
Memudahkan dan menggembirakan (al yusro wal busyro),
wujudnya adalah ingin apa saja silakan. Akan timbul efek
menyemangati.
Memberikan kesempatan untuk melakukan al mujahadah (berjuang
melawan diri sendiri)
2. Memahami agama (at tafaqquhu fiddiin).
Hadits nabi man yuridillaahu bihi hoyron yufaqqihu fiddiini (H.R. Bukhari) artinya barangsiapa
yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan pahamkan kepadanya urusan agama. Apa
yang kita pahami dari agama?
- Marifah
a. Marifatu iradatillah (apa yang Allah inginkan atas saya). Menjadikan diri kita muriid yaitu
orang yang punya keinginan (akan keinginan Allah).
b. Marifatu iradasyaithon (apa yang syetan inginkan atas diri kita). Menjadikan diri kita
mariid yaitu orang jahat. (Q.S. Al Hajj 3, orang orang yang membantah keinginan Allah
tanpa ilmu).
Kita yang memilih ingin menjadi MURIID atau MARIID ??

Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan pahamkan kepadanya urusan
agama. Berarti yang kita lakukan adalah menunggu kan? Tapi pertanyaannya adalah apa yang kita
lakukan sembari menunggu?? Yaitu :
1. Sungguh sungguh (al juhdu) dalam menuntut ilmu, sampai Allah kagum. Bagian dari
kesungguhan adalah rela berkorban. Allah akan catat betul kesungguhan kita.
2. Merenggang dengan dunia (az zuhdu; zuhud)
3. Ada janji dengan diri sendiri (al ahdu) untuk al juhdu dan al zuhdu.

Apa sih bedanya antara kebutuhan dan keinginan?
Sebenarnya tidak ada batasan yang pasti untuk menentukan perbedaan antara kebutuhan
atau keinginan.
Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai
kesejahteraan, sehingga bila ada diantara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka
manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

57
kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak
sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera.

Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan yang diharapkan dapat
dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih puas. Namun bila keinginan tidak terpenuhi
maka sesungguhnya kesejahteraannya tidak berkurang.

Itu kalau kita lihat dari segi kepuasan atau kesejahteraan seseorang. Tapi yang namanya
kesejahteraan dan kepuasan juga sangat relatif bagi setiap orang. Untuk membedakan antara
kebutuhan dan keinginan, harus dilihat dari segi fungsinya. Sesuatu dikatakan sebagai
keinginan kalau sudah merupakan tambahan atas fungsi utamanya.

Contoh sederhana, makan adalah kebutuhan yang tidak terelakan. Bukan cuma manusia,
setiap makhluk hidup butuh yang namanya makan. Makan akan memberikan tenaga dan
kesehatan bagi manusia, maka makan makanan yang bergizi adalah kebutuhan kita semua.

Makanan memiliki fungsi utama sebagai sumber energi untuk tubuh. Sedangkan memberikan
rasa enak adalah fungsi tambahan dari makanan. Maka makanan enak adalah keinginan,
bukan kebutuhan. Tapi bukan berarti tidak boleh makan makanan yang enak-enak. Hanya
saja kita perlu mempertimbangkan dulu apakah pengeluaran untuk makanan enak itu akan
mengorbankan kebutuhan yang lain atau tidak.

Contoh lain. Berpakaian adalah kebutuhan kita agar terlindung dari cuaca. Pakaian juga
berfungsi untuk menjaga aurat yang musti kita jaga. Bagi sebagian orang mungkin memang
dibutuhkan untuk berpakaian dengan jenis tertentu untuk kepantasannya, seperti memakai
dasi atau jas. Tapi apakah perlu memakai pakaian yang bermerk dan mahal? Pakaian bermerk
dan mahal bukan lagi kebutuhan, tapi keinginan saja.

Rumah juga kebutuhan, tempat kita tinggal dan bernaung. Agar rumah bisa berfungsi dengan
baik, rumah juga ditunjang dengan berbagai perlengkapan rumah tangga seperti televisi,
kulkas, dan perabotan lainnya. Setiap alat dan perabotan itu memiliki fungsinya masing-
masing. Selama itu digunakan sesuai dengan fungsinya, itu adalah kebutuhan. Tapi kalau
sudah digunakan untuk pamer, sekedar menunjukkan kepada tetangga bahwa kita pun
mampu membeli seperti mereka. Itu bukan lagi kebutuhan, itu hanya keinginan. Dan
keinginan seperti ini sebaiknya tidak dituruti.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

58
Standar kebutuhan dan keinginan bagi setiap orang bisa jadi berbeda. Tentunya sangat
tergantung dari kondisi lingkungan, aktivitas harian, tuntutan pekerjaan/profesi dan
sebagainya.

Bagi sebagian orang, mobil sudah merupakan kebutuhan. Untuk bisa menunjang aktifitasnya
yang banyak di luar rumah dan sering bepergian, maka mobil adalah alat transportasi yang
menjadi kebutuhan. Jika fungsi mobil adalah untuk alat transportasi, membawa kemana kita
akan pergi.

Tapi seringkali kita punya keinginan untuk menambah berbagai macam aksesories mobil,
bukan untuk menambah kenyamanan atau kemanan berkendara, tapi hanya sekedar
mempercantik penampilannya saja. Itu bukan kebutuhan, itu cuma keinginan saja. Dan
keinginan ini bisa ditunda kalau semua kebutuhan yang lain sudah terpenuhi dengan baik.

Apalagi memiliki beberapa jenis mobil, padahal kita hanya bisa menggunakannya satu saja.
Saya rasa itu sudah jelas keinginan, sama sekali bukan kebutuhan.

Kalau kita sudah bisa membedakan yang mana kebutuhan dan yang mana keinginan maka
kita bisa menentukan prioritas, mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda.

Tidak ada salahnya memang kita memenuhi keinginan kita untuk sekali-kali makan di restoran
untuk merayakan sesuatu, atau memasang aksesori mobil agar lebih aman dan nyaman. Tapi
ingat, jangan sampai hal iu mengorbankan kebutuhan kita yang lain yang lebih penting.
Walaupun mungkin kini Anda merasa mampu untuk memenuhi semua keinginan Anda, tapi
kita tetap harus bijaksana, jangan sampai lupa akan kebutuhan di masa yang akan datang.
Kita harus mempersiapkan dana pensiun kita agar bisa menikmati hari tua dengan tenang,
kita juga harus mempersiapkan dana pendidikan bagi anak-anak kita, dan itu semua adalah
kebutuhan masa depan yang harus disiapkan sejak sekarang.
Yang harus diingat adalah, jangan sampai memenuhi keinginan dengan mengabaikan
kebutuhan. Dan jangan sampai melupakan bahwa kebutuhan tidak musti semua datang
sekarang, karena masih ada kebutuhan untuk dipenuhi di masa depan. Sedangkan yang
namanya keinginan manusia tidak akan pernah ada batasnya, nanti atau sekarang.

Jadi, buat apa memenuhi keinginan Anda sekarang tapi mengorbankan kebutuhan Anda dan
keluarga di masa depan?!

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

59
Kematian Hati
K.H. Rahmat 'Abdullah (Ketua Yayasan IQRO Bekasi)

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.Banyak orang cepat
datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang
tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan
Tuhannya.

Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa
penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin
untuk berhenti hanya pada ilmu.Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa
itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar,
kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-
rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau
kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau
adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.
Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik
daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah
daku lantaran ketidak tahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua
itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya,
bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim malnya sangat
banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal,lalu merasa banyak amal dan
menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidak-sesuaian amal mereka dengan
lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang.

Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu? Saat kecil, engkau begitu
takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah
pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa
gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

60
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak
terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya? Malam-malam berharga berlalu
tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani
meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara erbuka lewat layar kaca, sampul
majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap
putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya
setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan.

Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau
laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon
dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak
jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka
dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat"? Saat engkau
muntah melihat laki-laki (banci)berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu
yang mengatakan "

Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa
tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat?" Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul
bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu
urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?

Maraji :
Syatori Abdur Rauf. Jelajah Hati
Ahmad Ghazali. Majalah ALIA

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

61
Blok 1.4
Week 5
Nikmatnya Berpuasa..

Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. la
untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya.
Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada
Allah. (An-Nisaa : 122)

Ini adalah transaksi yang tertulis, perjanjian yang dikuatkan,
dagangan yang ditawarkan, dan kepala yang dijual. Dan pihak
yang membeli adalah Allah. Siapakah yang lebih menepati
janjinya daripada Allah? Pihak yang menjual adalah orang-orang
mukmin pengunjung Badar, Uhud, dan semua peperangan
yang terkenal, tercatat dalam sejarah lagi terbukti kebenarannya.
Dagangan yang ditawarkan adalah surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Barangsiapa
yang masuk ke dalamnya, maka ia tidak akan tua, tidak akan menyesal, tidak akan pudar
kemudaannya, dan tidak akan layu.
Harganya adalah kepala orang-orang yang mengwrjakan shalatnya, yang terbang dari
tubuhnya karena disabet oleh pedang, dan ususnya berhamburan karena ditusuk oleh tombak.
Pernahkah anda mendengar jual beli yang lebih tepat, lebih berharga, lebih indah, lebih sempurna,
lebih cemerlang, dan lebih lembut daripada ini?
Harta benda, jiwa, kehormaan, tengkorak kepala, dan darah, semuanya adalah milik yang
menciptakannya. Semuanya ada pada kita hanyalah sebagai pinjaman, maka pemilik yang
sebenarnyalah yang lenih berhak dengannya. Sebenarnya kita tidak memiliki sesuatu pun dan tidak
pula disertai dengan sesuatu pun. Semuanya adalah pemberian, hibah, dan anugerah dari Allah
belaka. Ia yang menciptakan, yang memberi rizki, yang memaafkan, yang menutupi kesalahan, yang
memiliki sifat lembut, dan memberi jaminan.
Barangsiapa yang kikir dengan raganya di jalan Allah, berarti ia merampasnya dari jalan Allah
dan menurunkan harganya serta pergi dengan hina.
banyak jiwa
yang merasakan kematian dengan terbunuh
tetapi tidak pernah melihat
Bagaimana cara mati yang mulia lagi terhormat
-----------------------------------***------------------------------------

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

62
A. Terjemah Surat Al- Barqarah ayat 183





1. Hai Orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
2. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mera tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): membari makan
seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerajakan kebajikan, maka
itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

B. Tafsir Suarat Al Baqarah Ayat 183-187
Mufradat:


Diwajibkan atas kamu semua


Bulan ramadhan


Yang wajib baginya adalah puasa setelah ramdhan sejumlah hari yang
ditinggalkan selama ramadhan

Mampu berpuasa dengan berat, atau tidak mampu sama sekali seperti
orang tua dan ibu hamil dan menyusui


Berbuka dan membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang
menambahkan makanan, atau berpuasa dan memberi makan
yang membedakan antara hak dan bathil


Bekal dalm memberi makan, atau puasa sambil memberi makan

apa yang dapat membedakan antara yang haq dan batil.


barang siapa yang datang ramadhan sedang ia dalam keadaan mukim,
bukan musafir berakal dan sudah baligh


:agar kau sempurnakan puasa ramadhan, dengan berpuasa menggantikan
hari-hari yang kau tinggalkan setelah bulan ramadhan


bahasa halus dari hubungan suami isteri
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

63


menganggapnya berkhianat, karena ingin makan, minum dan
berhubungan sumai isteri di waktu malam, padahal itu haram


telah diringankan beban berat ini

kata lain dari hubungan suami isteri

Carilah



putihnya siang dan hitamnya malam

sehingga terbenam matahari

dalam keadaan beritikaf. Arti Itikaf: diam di masjid dengan niat
beribadah, orang yang beritikaf tidak diperbolehkan berhubungan suami
isteri

1. Tarif Shiyam dan Masyruiyyahnya
Shiyam adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan sejak terbit fajar sampai
terbenam matahari disertai dengan niat. Allah mewajibkan puasa Ramadhan kepada kaum
muslimin ini pada tahun kedua hijriyah, tanggal 2 Syaban. Hukum shiyam ini disampaikan
dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap pertama: Puasa diwajibkan dengan pilihan, siapa yang mau berpuasa dipersilahkan dan
siapa yang tidak mau dipersilahkan pula, meskipun mampu, dengan membayar fidyah. Itulah
firman Allah: QS. 2: 184, artinya Bagi orang yang tidak mampu puasa dan tidak berpuasa, ia
wajib memberi makan seorang miskin, menggantikan puasa sehari

Tahap Kedua: puasa diwajibkan tanpa pilihan, dan diberikan rukhshah bagi orang yang sakit.
Musafir berbuka dan berpuasa setelah ramadhan menggantikan hari yang ditinggalkan.
Itulah firman Allah: QS. 2: 185

Tahap Ketiga: diperbolehkan makan minum dan hubungan suami isteri, sejak terbenam
matahari hingga terbit fajar hari berikutnya. Pada dua marhalah sebelumnya jika orang yang
berpuasa sudah tidur maka ia haram makan minum dan hubungan suami isteri sampai hari
berikutnya, seshingga hal ini memberatkan kaum muslimin, maka turunlah ayat QS.2:187
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

64
Diahallkan bagimusampai firman Allahdan makan minumlah sehingga jelas bagimu
benang putih dari benang merah
Ulama Islam telah berijma tentang kewajiban puasa di bulan Ramadhan, yang merupakan
salah satu rukun Islam, dan mengingkarinya dianggap murtad.

2. Syarat-syarat shiyam
Syarat siyam ada dua macam yaitu:
1. syarat wajib shiyam, artinya syarat yang membuat puasa wajib bagi seseorang, yaitu:
Islam, Mukallaf (akil baligh) dan mampu berpuasa. Puasa tidak diwajibkan pada yang tidak
muslim, tidak wajib pula pada muslim yang belum mukallaf, seperti orang gila, anak-anak,
walaupun anak-anak disuruh puasa sebagai latihan, bahkan dipukul jika tidak puasa ketika
sudah berusia 10 tahun, dan telah dianggap shah puasanya ketika sudah masuk usia
mumayyiz (kurang lebih tujuh tahun). Sebagaimana tidak wajib puasa atas orang yang
tidak mampu sama sekali, seperti orang tua, orang sakit berat, hanya wajib fidyah.
2. syarat pelaksanaan atau keabsahan. Yaitu syarat yang harus dipenuhi agar puasanya sah
dan diterima, yaitu: Islam, Mumayyiz (bagi anak-anak) bersih dari haidh dan nifas. Orang
yang sedang haidh dan nifas wajib berpuasa, tapi tidak sah puasanya sehingga keduanya
bersuci, keduanya tidak puasa selama masa haidh dan nifasnya, sehingga ketika keduanya
suci ia wajib puasa menggantiak hari yang ditinggalkan. Sebagaimana disyaratkan bagi
sahnya puasa itu, harus pada hari-hari yang tidak dilarang berpuasa, seperti hari ied dll.

3. Furudhusshiyam (rukun siyam)
1. Niat, karena niatlah yang membedakan antara ibadah dengan selainnya. Tidak disyaratkan
melafalkan niat, karena niat terletak dalam hati, maka barang siapa yang makan sahur
untuk puasa, ia telah dianggap orang berniat puasa, dan barang siapa yang berazam
meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa karena Allah, maka azamnya itu adalah
niat. Waktu niat ada di sepanjang malam sehingga terbit fajar. Hal ini berlaku untuk puasa
ramadhan dan qadha puasa ramadhan di hari lain, puasa nazar, puasa kifarat. Maka ketika
sudah terbit fajar dan belum niat puasa, puasanya tidak sah.
8
Hal ini didasarkan pada
hadits Hafshah ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Barang siapa yang tidak
mengumpulkan niat puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya. HR. Ahmad dan
Ashabussunan, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hibban.


8
Menurut madzhab Hanafi, disahkan niat puasa bulan ramadhan setelah terbit fajar sebelum zuhur, dan yang afdhal
dilakukan sejak malam
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

65
Sedangkan untuk puasa sunnah maka disahkan berniat sebelum matahari bergeser
(zuhur) menurut Hanafi dan Syafii. Didasarkan pada hadits Aisyah ra, berkata: Rasulullah
saw suatu hari masuk ke rumahku, dan bertanya: Adakah kamu punya sesuatu? Saya
jawab: Tidak ada. Nabi bersabda: Maka aku berpuasa. HR Muslim dan Abu Daud

2. Meninggalkan hal-hal yang membatalkan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Dan
yang membatalkannya ada empat macam:
a. Segala sesuatu yang masuk ke dalam rongga melewati mulut, berupa makanan atau
minuman yang menjadi konsumsi fisik atau tidak menjadi konsumsi fisik. Sedangkan yang
menjadi konsumsi fisik tapi tidak masuk melalui mulut, seperti jarum infus dll, dianggap
tidak membatalkan puasa.
b. Sengaja muntah, sedang yang tidak sengaja maka tidak membatalkan. Rasulullah saw
bersabda: Barang siapa yang terpaksa muntah, maka ia tidak wajib qadha sedangakan
yang sengaja maka ia wajib qadha. HR. Ahamad, Abu Daud, At Tirmidziy, Ibnu Hibban AD
DAru Quthni dan Al Hakim.
c. istimna, yaitu sengaja mengeluarkan sperma, baik karena ciuman dengan isteri, atau
sentuhan tangan maka hukumnya batal. Sedangkan jika karena melihat saja, atau berfikir
saja maka tidak membatalkan. Demikian juga keluarnya madzi, tidak mempengaruhi
puasa.
d. al jima, karena Allah swt berfirman tidak memperbolehkannya kecuali di waktu malam
QS. 2:187

Semua hal yang membatalkan ini disyaratkan harus dilakukan dengan ingat jika ia sedang
berpuasa. Maka jika ia makan, minum, istimna atau muntah, atau berhubungan suami isteri dalam
keadaan lupa maka tidak membatalkan puasanya, baik dalam bulan ramadhan atau di luar
ramadhan. Baik dalam puasa wajib atau puasa sunnah, karena Rasulullah saw bersabda: Barang
siapa lupa ia sedang puasa, lalu ia makan atau minum, maka hendalkah ia sempurnakan puasanya,
karena Allah yang memberinya makan dan minum. HR Al jamaah

3. Hukum Berbuka di Bulan Ramadhan
Berbuka di bulan Ramadhan dapat digolongkan dalam enam macam:
a. Wajib berbuka atas orang yang haidh atau nifas, bahkan ia haram puasa, dan wajib qadha
saja. Artinya ia wajib puasa menggantikan hari-hari yang ditinggalkan. Aisyah ra. Berkata:
Kami haidh di masa Rasulullah saw, lalu kami disuruh mengkodho puasa, dan tidak disuruh
mengkodho shalat.(HR. Al Bukhariy dan Muslim)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

66
b. Diperbolehkan berbuka bagi orang yang sakit dan musafir. Keduanya hanya wajid qadha.
Sedangkan puasa dalam perjalanan lebih diutamakan jika tidak membahayakan yang
bersangkutan, tetapi jika membahayakan, maka berbuka lebih baik baginya. Abu Said Al
Khudzriy ra meriwayatkan: Kami berperang bersama Rasulullah saw di bulan ramadhan, di
antara kami ada yang berpuasa, dan di antara kami ada pula yang tidak berpuasa, dan orang
yang puasa tidak mencela yang tidak berpuasa, dan yang tidak berpuasa juga tidak mencela
yang berpuasa. Bagi yang mampu dan berpuasa maka itu baik baginya, dan yang lemah lalu
berbuka maka itu baik baginya. (HR. Ahmad dan Muslim). Syarat diperbolehkan puasa di
perjalanan hendaklah jaraknya sejarak diperbolehkan mengqashar shalat, dan berangkat
sebelum fajar. Jika ia mukim dan telah niat puasa, terbit fajar di tempatnya lalu ia bepergian,
maka ia tidak boleh berbuka. Sedang jika ia musafir, lalu niat puasa dari malam, kemudian ia
ingin berbuka di siang hari, maka hal itu diperbolehkan baginya. Sedangkan bagi orang sakit
yang dengan puasa menambah sakitnya, atau lambat sembuhnya, jika ia puasa, sah puasanya
tapi makruh, karena ia meninggalkan rukhshah yang Allah cintai. Sedang wanita hamil dan
menyusui keduanya boleh berbuka, dan hanya wajib qadha saja, dianalogikan dengan orang
yang sakit.
c. Diperbolehkan berbuka bagi orang tua dan orang sakit yang sudah tidak ada harapan
sembuh, keduanya tidak wajib qadha hanya wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan
seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu
Abbas ra berkata: Diberikan rukhshah bagi orang tua untuk berbuka dan ia memberi makan
setiap harinya pada seorang miskin dan tidak ada qadha atasnya. (HR Ad Daruquthniy, Al
Hakim, dan keduanya mensahihkannya)
d. Orang yang dengan sengaja tidak dengan berhubungan suami isteri, seperti orang yang
makan, minum, sengaja muntah, atau keluar mani, demikian juga orang yang berbuka tanpa
sengaja seperti orang yang menduga bahwa fajar belum terbit, lalu ia sahur, kemudian
ternyata fajar telah terbit. Atau orang yang menduga telah terbenam matahari lalu ia makan,
ternyata matahari belum terbenam, atau orang yang pingsan. Semuanya wajib qadha tanpa
kifarat. Berbeda dengan orang yang makan karena lupa yang tidak wajib qadha. Orang yang
berbuka tanpa sengaja ia tidak berdosa, sedangkan orang yang sengaja berbuka maka
dosanya sangat besar, seperti sabda Rasulullah saw: Barang siapa yang berbuka satu hari dari
bulan ramadhan, tidak bias digantikannya puasa setahun penuh, meskipun ia berpuasa. (HR.
Ahmad dan Ad Darimiy)

e. barang siapa yang berhubungan suami isteri dengan sengaja , maka ia wajib menahan diri
pada sisa hari itu, mengqadha, dan kifarat atas yang laki-laki (sesuai dengan kesepakatan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

67
ulama), perbedaan pandapat terjadi tentang kifarat, apakah wajib atas wanita atau tidak?
Wajib atas wanita pula menurut madzhab Hanafiy, tidak wajib menurut Syafiiy.

Kifaratnya adalah memerekakan budak wanita, jika tidak mampu maka berpuasa dua bulan
berturut-turut, jika tidak mampu maka memberi makan enam puluh orang miskin dengan
makanan sedang yang biasa diberikan untuk keluarganya. Berurutan dalam penerapan kifarat
adalah sesuatu yang wajib menurut jumhurul ulama. Tidak boleh menggunakan kifarat kedua
kecuali jika tidak mampu kifarat yang pertama. Sesuai dengan hadits masyhur ini. Bahwa
seseorang datang kepada Nabi Muhammad saw lalu berkata: Aku telah binasa Ya Rasulullah.
Nabi bertanya : Apa yang membinasakanmmu? Ia menjawab: Aku jatuh di atas isteriku pada
bulan ramadhan. Nabi bertanya: Adakah budak yang kau bisa merdekakan? Ia menjawab: Tidak
ada. Nabi bertanya lagi: Mampukan kau berpuasa dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak.
Nabi bertanya lagi: Adakah yang bisa kau gunakan memberik makan enam puluh orang miskin?
Ia menjawab: Tidak. Kemudian ia duduk. Lalu Rasulullah datang dengan membawa segantang
kurma, dan bersabda: Bersedekahlah dengannya! Ia bertanya: Kepada yang lebih miskin dari
kami? Karena tidak ada orang yang tinggal di antara dua batu ini (Madinah) lebih
membutuhkannya daripada kami. Rasulullah kemudian tersenyum sehingga tampak gigi
taringnya dan bersabda: Pulanglah dan berikan makan keluargamu. (HR. Al Jamaah)

Dan orang yang berulang-ulang melakukan hubungan suami isteri dalam sehari, ia hanya
wajib membayar kifar sekali. Sedang yang mengulanginya di hari lain maka setiap hari satu
kifarat, kecuali menurut madzhab Hanafi yang hanya mewajibkan sekali kifarat, kecuali jika
sudah membayar kifarat lalu mengulang lagi, maka ia wajib kifarat lagi, meskipun masih di
bulan ramadhan yang sama.

f. orang gila sehingga sembuh, anak kecil sehingga baligh, dan orang kafir sehingga muslim,
mereka tidak wajib qadha tidak juga fidyah.

4. Mengqadha Puasa yang Terlewatkan
Mengqadha puasa yang ditinggalkan adalah kewajiban yang longggar, sehingga bertemu dengan
ramdhan berikutnya menurut kesepakatan ulama. Mengqadha puasa jumlahnya sama dengan
puasa yang ditinggalkan, orang yang meninggalkan tiga hari puasa ia wajib mengqadha tiga hari
pula. Ia tidak diharuskan bersambung dalam mengqadhanya, boleh puasa tiga hari dengan
terpisah-pisah, akan tetapi bersambung lebih utama, karena lebih menyerupai puasa ramadhan.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

68
Dan jika sudah masuk ramadhan berikutnya dan belum mengqadha karena udzur, maka ia
mengakhirkan qadhanya setelah melaksanakan ramadhan tahun itu tanpa ada tambahan fidyah.
Tetapi jika penundaan itu tanpa ada udzur ia wajib mengqadha setelah ramdhan dan membayar
fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin untuk setiap hari puasa.

Jika seseorang meninggal dengan berhutang puasa, maka disunnahkan bagi walinya untuk
berpuasa menggantikannya, sesuai dengan hadits: Barang siapa yang mati dan ia berkewajiban
puasa, maka walinya yang menggantikan puasanya. HR. Asysyaikhani. Menurut madzhab Syafiiy
wali dari mayit itu dipersilahkan memilih antara puasa dan fidyah. Sedangkan menurut jumhurul
ulama, yaitu dengan memberi makan seorang miskin untuk setiap harinya, sesuai dengan hadits:
Barang siapa mati dan ia berhutang puasa, maka diganti dengan memberi makan seorang miskin
setiap harinya. HR At Tirmidziy, mauquf Ibnu Umar.

5. Mubahatushshiyam (mubah dalam puasa)
Orang yang sedang berpuasa diperbolehkan melakukan hal-
hal berikut ini:
1. Masuk ke air, berendam di dalamnya, mandi.
Diriwaytakan bahwa Rasulullah saw menuangkan air ke
atas kepalanya sedang ia berpuasa karena haus dan
panas HR. Ahmad, Malik, Abu Daud dengan sanad
sahih. Jika masuk air ke dalam rongga tanpa sengaja,
maka puasanya tetap sah, menyerupai orang yang lupa.
2. Mengenakan sipat mata dan meneteskan obat mata, meskipun ada rasa pahit di
tenggorokan, sebab mata bukanlah saluran ke dalam rongga. Demikian juga tetes telinga.
Sedang yang masuk melalui mulut dan telinga maka itu membatalkan.
3. berkumur dan mengisap air hidung dengan tidak ditekan, dan jika ada air yang tanpa sengaja
masuk rongga tidak membatalkanny, karena serupa dengan orang yang lupa.
4. Mencium isteri bagi orang yang mampu menahan diri. Tidak dibedakan antara orang tua atau
muda, sebab yang penting adalah kemampuan mengendalikan diri, barang siapa yang
biasanya tergerak nafsunya ketika mencium maka makruh baginya. Dalam hadits sahih
disebutkan bahwa Rasulullah saw mencium isterinya sedang ia berpuasa. (Muttafaq alaih).
Dan sesungguhnya Umar ibnul Kahaththab ra suatu hari mencium isterinya, kemudian
menemui Rasulullah saw dan menyatakan: Hari ini aku melakukan dosa besar, aku mencium
isteriku sedang aku berpuasa. Rasulullah bertanya: Bagaimana pendapatmu jika engkau
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

69
berkumur dengan air sedang engkau berpuasa? Umar menjawab: Tidak apa-apa. Sabda Nabi:
Lalu mengapa dengan mencium (kenapa bertanya?) (HR Ahmad dan Abu Daud)
5. Bekam, yaitu mengambil darah dari kepala, atau dari organ tubuh lainnya. Rasulullah saw
seperti yang diriwayatkan Al Bukahriy: melakukan bekam dalam keadaan puasa. Namun jika
bekam membuat yang berpuasa lemah, maka hukumnya makruh.
6. Menggunakan suntikan untuk mengeluarkan kotoran tubuh, karena yang masuk ke dalam
tubuh adalh obat bukan makanan, disamping masuknya juga bukan dari saluran yang normal.
7. Diperbolehkan bagi yang berpuasa menghirup sesuatu yang tak terhindarkan seperti
keringat, debu jalanan, sebagaimana aroma sedap yang lain. Diperbolehkan pula dalam
keadaan darurat untuk mencicipi makanan, kemudian mengeluarkannya sehingga tidak
masuk ke dalam rongga.
8. Diperbolehkan pula bagi orang yang berpuasa bangun tidur dalam keadaan junub karena
mimpi atau hubungan suami isteri. Namun yang utama mandi terlebih dahulu setelah
berhubungan sebelum tidur. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Aisyah dan Ummu
Salamah ra Bahwasannya Rasulullah saw pernah bangun pagi dalam keadaan junub
kemudian mandi dan berpuasa. Hadits Muttafaq alaih.
9. Diperbolehkan meneruskan makan sehingga terbit fajar, dan ketika sudah terbit fajar dan
masih ada makanan di mulut maka harus dikeluarkan. Jika demikian sah puasanya, namun jika
dengan sengaja ia telah yang ada di mulutnya maka batal puasanya. Dan yang lebih utama
berhenti makan sebelum terbit fajar.

6. Adab dan Sunnah Puasa
1. Sahur. Rasulullah saw bersabda: Bersahurlah, karena sahur itu ada berkahnya. Hadits
Muttafaq alaih. Dan sudah dianggap sahur meskipun hanya dengan setegk air. Waktu sahur
dimulai dari sejak tengah malam sampai terbit fajar, dan disunnahkan mengakhirkannya.
2. Mensegerakan berbuka setelah terbukti maghrib, disunnahkan berbuka dengan kurma segar
atau kurma matang dengan bilangan ganjil. Jika tidak ada maka dengan air putih, kemudian
shalat maghrib, setelah itu dilanjutkan dengan meneruskan makanan yang diinginkan, kecuali
jika makanan sudah tersaji maka tidak apa-apa jika makan dahulu baru kemudian shalat.
3. berdoa ketika berbuka dengan doa Rasulullah saw Dahaga telah sirna, keringat telah
membasah, dan pahala telah didapat Insyaallah HR Abu Daud dan An Nasaiy, disampign
doa makan yang sudah terkenal: Ya Allah berkailah bagi kami pada rizqi yang Kau berikan
pada kami, dan jagalah kami dari siksa neraka HR Ibnu As Sinniy
4. meninggalkan hal-hal yang akan menghilangkan nilai puasa seperti berdusta, bergunjing, adu
domba, berbicara sia-sia dan jorok, serta larangan-larangan Islam lainnya sehingga terbentuk
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

70
ketaqwaan, inilah tujuan puasa. Rasulullah saw bersabda: Tidaklah puasa itu hanya dengan
meninggalkan makan dan minum, tetapi puasa itu dari perkataan sia-sia dan jorok. Dan jika
ada yang memakimu maka katakana: Sesungguhnya aku sedang puasa. HR Hakim dll. Dan di
kesempatan lain Nabi bersabda: Barang siapa yang tidak bisa meninggalkan uacapan dan
perbuatan dusta maka Allah tidak membutuhkan ia tinggalkan makan dan minumnya. HR Al
Jamaah, kecuali Muslim
5. memperbanyak amal shalih terutama tilawah Al Quran dan infaq fi sabilillah. Rasulullah
adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi jika di bulan Ramadhan, ketika
berjumpa dengan Jibril, yang menemuinya setiap malam bulan Ramadhan untuk mengulang
bacaan Al Quran HR Asy Syaikhani
6. Bersungguh-sungguh dalam beribadah, memelihara sunnah, terutama shalat tarawih, sabda
Rasulullah: Barang siapa yang melaksanakan qiyam ramadhan dengan iman dan berharap
Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah berlalu Muttafaq alaih
7. memelihara siwak,
9
sesuai dengan hadits Amir ibn rabiah berkata: Aku melihat tak terhitung
bersiwaknya sedang ia dalam keadaan berpuasa. HR Al Bukhariy
8. meninggalkan hal-hal mubah yang telah disebutkan di atas kecuali dalam keadaan darurat,
terutama bekam, mencicipi makanan, dan menunda mandi junub hingga setelah fajar.

MACAM MACAM PUASA
I. Puasa Wajib
Puasa wajib itu meliputi:
1. Puasa di bulan Ramadhan,
Sesuai dengan firman Allah: Maka barang siapa di antaramu menyaksikan bulan itu,
hendaklah ia berpuasa(QS. 2:185)
2. Puasa kifarat, yaitu:
a. Kifarat karena pembunuhan tanpa sengaja, yaitu puasa dua bulan berturut-turut,
sebagaimana firman Allah: QS. 4:92 dan barangsiapa membunuh seorang mu'min
karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman
serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika
mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang
memusuhimu, padahal ia mu'min, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan
hamba-sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada
perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh)

9
menurut Syafiiyyah, bersiwak setalah matahri bergeser (zuhur) hukumnya makruh karena hadits : Sungguh bau
mulut orang yang berpuasa itu lebih harum dari pada misk.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

71
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan
hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah
ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah.
b. Kifarat berhubungan badan di bulan ramadhan dengan sengaja pada saat puasa,
yaitu puasa dua bulan berturut-turut sebegaimana yang disebutkan pada hukum
berbuka di bulan ramadhan.
c. Kifarat melanggar sumpah, yaitu puasa tiga hari, ketika tidak mampu memberi makan
sepuluh orang miskinn. Firman Allah: QS. 5: 89 Allah tidak menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia
menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat
(melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari
makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada
mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan
yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari.
d. Kifarat haji badal, bagi mereka yang wajib menyembelih hewan dan tidak mampu,
yaitu puasa sepuluh hari, sesuai dengan firman Allah: QS. 2: 196.. Apabila kamu telah
(merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan `umrah sebelum haji (didalam
bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam
masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari)
yang sempurna. siksaan-Nya.
e. Kifarata zhihar, yaitu puasa dua bulan berturut-turut, sesuai dengan firman Allah QS.
58:3-4 Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik
kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang
budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada
kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Barangsiapa yang tidak
mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut
sebelum keduanya bercampur.

3. Puasa Nadzar
Nadzar yang biasa dikaitkan dengan keadaan tertentu adalah perbuatan makruh, namun
jika sudah diucapkan oleh seorang muslim, maka ia wajib memenuhinya, karena firman
Allah tentang sifat orang beriman QS. Al Insan: 7 mereka memenuhi nadzarnya QS. 5:1
Hai orang-orang beriman penuhilah janjimu

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

72
II. Puasa yang terlarang
Puasa yang dilarang mencakup:
1. Puasa dua hari raya, sesuai dengan hadits Abu Said al Khudzriy, bahwasannya Rasulullah saw
melarang puasa dua hari raya, yaitu idul fitri dan idul adha (Muttafaq alaiah)n Dan telah
terdapat ijma ulama tentang haramnya puasa pada dua hari itu.
2. Puasa ppada hari tasyriq, yaitu tiga hari setelah hari raya idul adha, sesuai dengan hadits Hari
tsyriq adalah hari makan dan minum, dan berdzikir kepada Allah. (HR Muslim) Sebagian
Syafiiyyah memperbolehkan puasa pada hari tasyriq ini jika ada sebab tertentu seperti
kifarat.
3. Puasa hari jumat saja, sesuai dengan hadits Nabi: Janganlah kamu puasa hari jumat, kecuali
dengan puasa sehari sebelum atau sesudahnya (HR As Syaikhani) Namun jika bertepatan
dengan hari yang biasa berpuasa, atau berpuasa sehari sebelum atau sesudahnya, maka
diperbolehkan puasa di hari jumat.
4. Puasa hari sabtu saja, sesuai dengan hadits Nabi: Janganlah puasa hari sabtu kecuali yang
telah diwajibkan, jika memang tidak ada sesuatu yang bisa dikonsumsi maka minumlah perasan
anggur atau batang kayu (HR Ahmad dan Ashabussunan dan Hakim). Sedang jika bertepatan
dengan hari yang ia biasa puasa atau puasa sehari sebelum atau sesudahnya maka boleh.
5. Puasa separoh kedua bulan syaban, jika tidak puasa sebelumnya, karena sabda Nabi: Jika
sudah separoh bulan syaban maka janganlah kamu berpuasa( HR. Ashabussunan). Para ulama
fiqh menyatakan makruh puasa separoh kedua bulan syaban kecuali bagi orang yang
terbiasa dengan puasa lalu ia meneruskannya. Lebih tegas larangan itu semakin dekat
dengan bulan ramadhan sehari atau dua hari, sesuai dengan hadits: Janganlah kamu
mendahului ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali orang yang
terbiasa puasa sebelumnya (Muttafaq alaih). Lebih dilarang lagi ketika sudah masuk hari
Syak, yaitu hari tanggal 30 Syaban, sabda Nabi: Barang siapa yang puasa pada hari syak,
maka ia telah mendurhakai Abul Qasim SAW (HR. Ashabussunan dan Al Hakim, hadits shahih
dalam syarat Asy Syaikhani).
6. Puasa di hari arafah bagi orang yang sedang berada di padang arafah, sesuai dengan hadits
Abu Hurairah: Bahwasannya Nabi Muhammad saw melarang puasa arafah bagi yang sedang
berada di arafah.(HR Al Khamsah selain At Tirmidziy dan disahihkan oleh Al Hakim)
7. Puasa sunnah seorang wanita tanpa izin suaminya, sesuai dengan hadits Abu Hurairah ra
bahwasannya Rasulullah saw bersabda: Tidak halal bagi seorang wanita pada saat suaminya
hadir kecuali dengan seizinnya, selain bulan ramadhan. (Hadits Muttafaq alaih)
8. Wishal puasa, yaitu seorang berpuasa tidak makan/minum apapun saat berbuka dan sahur,
sehingga menyambung dengan hari berikutnya. Sesuai dengan hadits Ibnu Umar ra:
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

73
Bahwasannya Nabi Muhammad sa melarang wishal. Mereka bertanya: Engkau waishal Ya
Rasulallah. Nabi bersabda: Sesungguhnya aku tidak sama dengan kalian, sesungguhnya aku
diberi makan dan minum. (Muttafaq alaih)
9. Puasa sepanjang tahun. Sesuai dengan hadits Ibnu Umar ra berkata, Rasulullah saw
bersabda: Tidak dianggap berpuasa, seseorang yang berpuasa sepanjang tahun(Muttafaq
alaih)
10. Puasanya orang yang sedang haidh atau nifas, hukumnya haram. Puasanya orang sakit,
musafir, wanita hamil, menyusui, dan orang tua yang renta jika kondisinya mengkhawatirkan.
Hukumnya makruh.

III. Puasa Sunnah
Disunnhkan berpuasa pada hari-hari berikut ini:
1. Puasa enam hari bulan Syawwal, sesuai dengan hadits Nabi: Barang siapa yang puasa
ramadhan kemudian menyambungnya dengan enam hari bulan syawwal, maka sepertinya ia
telah berpuasa satu tahun. (HR. Muslim). Diutamakan puasanya berturut-turut setelah ied.
2. Puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, sesuai dengan hadits Hafshah: Ada empat hal
yang tidak pernah Rasulullah tinggalkan, yaitu: puasa asyura, sepuluh hari pertama bulan
dzulhijjah, tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum pagi hari. (HR Ahmad dan An Nasaiy)
3. Puasa bulan Muharram, sesuai dengan hadits Abu Hurairah yang berkata: Rasulullah ditanya:
Shalat apakah yang paling utama setelah shalat wajib. Nabi menjawab: Shalat di tengah malam.
Ada lagi yang bertanya: Lalu puasa apakah yang lebih utama setelah ramadhan? Nabi menjawab:
Bulan Allah yang kalian sebut sebagai bulan Muharram. (HR. Ahmad dan Muslim dan Abu Daud).
Dan sangat ditekankan puasa Asyura itu yaitu pada hari ke sepuluh bulan Muharram, sesuai
dengan hadits: Sesungguhnya hari ini adalah hari Asyura, tidak diwajibkan atas kalian itu
berpuasa, tapi ana berpuasa, maka barang siapa yang mau berpuasa silahkan puasa dan barang
siapa yang tidak ingin puasa silahkan tidak puasa. (Muttafaq alaih). Disunnahkan bagi setiap
muslim berpuasa sehari sebelum dan sesudahnya, atau salah satunya agar berbeda dengan
orang Yahudi. Dan juga karena sabda Nabi: Jika aku masih ada sampai tahun depan, sungguh
aku akan berpuasa hari ke sembilan, bersama dengan hari ke sepuluh. (HR. Muslim).
4. Puasa hari senin dan kamis setiap pecan. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
bersabda: Ditunjukkan amalku pada hari senin dan kami, dan aku ingin ketika ditunjukkan itu
dalam keadaan berpuasa. (HR At Tirmidziy dan berkata: Hadits hasan)
5. Puasa tiga hari setiap bulan. Sesuai dengan hadits Abdullah ibn Amr ibn Al Ash, yang berkata:
Rasulullah saw bersabda: Puasa tiga hari setiap bulan, adalah puasa sepanjang tahun.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

74
(Muttafaq alaih). Dalam hadits Abu Dzarr ra membatasi tiga hari itu adalah ayyamul bidh,
yaitu hari ke tiga belas, empat belas, dan lima belas.
6. Puasa sehari dan berbuka sehari, sesuai dengan pesan Nabi kepada Ibnu Umar: Puasalah
sehari dan berbukalah sehari, itulah puasa Daud, dan itulah puasa yang paling utama.
(Muttafaq alaih)
7. Puasa pada Asyhurul hurum (bulan-bulan haram), seperti yang Rasulullah saw sampaikan
kepada orang Bahilah: puasalah pada bulan haram dan tinggalkanlah, puasalah pada bulan
haram dan tinggalkan, berpuasalah pada bulan haram dan tinggalkan. (HR Ahmad, Abu Daud,
Ibn Majah, An Nasaiy, dan Al Baihaqi dengan sanad jayyid (baik)). Bulan haram itu adalah: Dzul
qadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
8. Banyak berpuasa pada bulan Syaban, sesuai dengan hadits Aisyah ra: Aku tidak pernah
melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa sebulan selain bulan ramadhan, dan aku tidak
melihatnya berpuasa dalam satu bulan sebanyak di bulan syaban. (HR. Al Bukhariy dan Muslim).

Orang yang berpuasa sunnah diperbolehkan baginya berbuka di siang hari, dan disunnahkan
mengqadha hari itu. Seperti dalam hadits: Orang yang berpuasa sunnah itu adalah pemimpin dirinya
sendiri, jika ia mau ia berpuasa, jika berkehendak ia boleh berbuka. (HR Al Hakim, dan berkata hadits
ini sanadnya sahih). Demikian juga hadits Abu Said Al Khudzriy, yang berkata: Aku membuat
makanan untuk Rasulullah saw, lalu datanglah Ia bersama dengan para sahabat. Ketika makanan
sudah dihidangkan, ada salah seorang yang berkata: saya sedang puasa. Lalu Nabi bersabda:
Saudaramu telah mengundangmu, dan bersusah payah. Lalu bersabda: Berbukalah dan puasalah di
lain hari jika mau. (HR. Al Baihaqi dengan sanad hasan).

C. HUKUM-HUKUM BERKAITAN DENGAN BULAN RAMADHAN
I. Keutamaan Bulan Ramdhan, Dan Ancaman Bagi Yang Tidak Berpuasa Ramadhan
1. Rasulullah saw bersabda: Barang siapa puasa ramadhan dengan iman dan mengharap
Allah, akan diampuni dosanya yang telah lalu. HR Ahmad dan ashabussunan
2. Sabda lain: Ketika datang bulan ramadhan dibukalah pintu surga dan ditutup pintu
neraka, serta setan diikat. Ada yang menyeru: Wahai pencari kebaikan bersiap siaplah,
wahai pencari keburukan menyingkirlah. HR Al Khamsah kecuali Abu Daud
3. Sabda lain: Allah berfirman: Seluruh amal bani Adam itu baginya kecuali puasa,
sesungguhnya puasa itu bagi-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai
penangkal- maka jika pada hari kamu sedang berpuasa janganlah berkata jorok dan
berteriak-teriak, jika ada yang menyumpahimu maka katakanlah: Sesungguhnya aku
sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sesungguhnya
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

75
bau mulut orang yang berpuasa itu di sisi Allah lebih harum dari misk. Bagi orang yang
berpuasa ada dua kegembiraan: gembira ketika berbuka dan gembira berjumpa dengan
Allah swt. HR. Al Khamsah.
4. Sabda lain: Barang siapa yang berbuka satu hari di bulan ramadhan, tanpa ada rukhshah
kelonggaran- yang Allah berikan, tidak dapat digantikan dengan puasa satu tahun. HR Abu
Daud, Ibn Majah dan At Tirmidziy.

II. Penetapan Masuk Bulan Ramadhan
Penetapan masuknya bulan ramadhan dapat dilakukan dengan salah satu cara ini:
1. Melihat hilal (bulan sabit baru) hari ke dua puluh sembilan bulan syaban, jika langit dalam
keadaan cerah, tidak ada pengahalang. Seperti dalam hadits: Puasalah karena melihat
hilal, dan berbukalah jika telah melihat hilal Muttafaq alaih melihat hilal ramadhan
cukup dilakukan oleh seorang muslim yang adil, seperti dalam hadits Ibnu Umar ra
berkata: Orang-orang sedang mengamati hilal, lalu aku sampaikan pada Nabi bahwa aku
melihatnya, kemudian ia berpuasa dan menyuruh orang-orang berpuasa. HR. Abu Daud, dan
Al hakim mensahihkannya
2. Jika tidak berhasil melihat hilal, maka wajib menyempurnakan bilangan syaban menjadi
tiga puluh hari, seperti dalam hadits jika mendukung di atasmu, maka sempurnakan
bilangan syaban menjadi tiga pulu hari. Muttafaq alaih. Sedangkan untuk menetapkan
bulan syawwal harus dengan kesaksian dua orang yang adil, tidak cukup dengan seorang
saksi meskipun adil, karena syawwal itu keluar dari ibadah maka wajib dilakukan dengan
penuh hati-hati. Jika tidak berhasil melihat hilal maka wajib menyempurnakan bilangan
syaban menjadi tiga puluh hari. Kaum muslimin diwajibkan mengamati hilal sejak
terbenam matahari hari ke duapuluh sembilan syaban dan ramadhan. Hal ini termasuk
dalam fardhu kifayah.
Ikhtilaful mathali (perbedaan waktu terbit hilal)
Ketika sudah ditetapkan rukyat (melihat bulan baru) di suatu wilayah, maka penetapan itu
mewajibkan seluruh umat Islam untuk berpuasa, menurut kebanyakan ulama, karena menurut
mereka perbedaan mathla tidak menjadi pertimbangan. Inilah pendapat yang shahih menurut
madzhab Hanafi. Dan madzhab Syafiiy memiliih untuk setiap wilayah itu memiliki mathla ruyat
sendiri, tidak terikat oleh hasil ruyat orang lain, kecuali ada persamaan mathla antara keduanya.

Penggunaan Hisab dan Teropong (perhitungan)
Terjadi ittifaq (kesepakatan) ulama tentang dibolehkannya penggunaan teropong untuk melihat
hilal, sebab penetapannya tetap saja mengacu kepada rukyat dengan mata, meskipun
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

76
menggunakan alat modern. Perbedaan pendapat terjadi dalam penetapan hilal dengan metode
hisab (perhitungan) tanpa rukyat.
Mayoritas ulama moder berpendapat bahwa penetapan hilal menggunakan hisab itu tidak
diperbolehkan. Karena masalah ibadah itu harus mengacu kepada nash (teks) syariy. Dan sudah
menjadi ijma ulama bahwa puasa dan ifthar berpatokan pada nujum (bintang) itu tidak sah.
Karena ilmu nujum itu menduga-duga dan mengira ngira.
Sebagian ulama modern lain menyatakan: Bahwa yang dimaksudkan dengan rukyat itu adalah
meyakinkan datangnya hilal, dan perhitungan modern telah sampai pada kesimpulan yang
meyakinkan melebihi rukyat. Sedangkan berpedoman pada penyempurnaan bilangan syaban
atau ramadhan menjadi tiga puluh hari adalah cara kedua untuk memperoleh keyakinan bulan
baru. Dan di zaman Nabi tidak tersedia kecuali dua cara ini, maka Rasulullah menunjukkan
keduanya. Maka jika ada cara lain yang dapat mengahasilkan kesimpulan yang meyakinkan
tentang datangnya awal bulan maka boleh saja digunakan. Rasulullah saw telah mengingatkan
tentang alasan penggunaan rukyat, yaitu karena kebanyakan kaum muslimin saat itu tidak
mengenal cara perhitungan. Hal ini menjadi alasan, jika mereka sudah pandai cara berhitung
memungkinkannya untuk berpegang pada perhitungan. Sabda Nabi : Kami adalah umat yang
umi tidak pandai menulis dan berhitung, sebulan itu segini, dan segini, maksudnya duapuluh
sembilan atau tiga puluh. HR. Al Bukhariy Muslim, Abu Daud dan An Nasaiy. Dan seperti yang
diketahui bahwa perhitungan sekarang ini tidak seperti perhitungan masa lalu yang lebih
didominasi dugaan dan perkiraan.

III. SHALAT TARAWIH
Dari Aisyah ra, bahwasannya Rasulullah saw shalat tarawih di masjid, orang-orang mengikuti shalat
Nabi itu, kemudian shalat di hari kedua semakin banyak orang yang ikut, sehingga ketika mereka
berkumpul di malam ketiga atau ke empat Rasulullah tidak menemui mereka. Keesokan harinya
Nabi bersabda: Aku melihat apa yang kalian lakukan malam tadi. Tidak ada yang menghalangiku
keluar menemui kalian kecuali khawatir akan diwajibkan atas kalian. HR. Asy Syaikhani.

Kaum muslimin dahulu shalat tarawih qiyamu ramadhan- dengan sendiri-sendiri di masjid atau di
rumah. Sebagaimana disebutkan bahwa Rasulullah saw mengumpulkan mereka shalat berjamaah
menjadi imamnya, sebagaimana dalam hadits yang lalu. Dalam hadits lain bahwa Rasulullah
qiyamullail bersama dengan para sahabatnya pada sepuluh hari terakhir dan pada malam-malam
ganjil. Hal ini berlangsung sampai pada tahun empat belas hijriyah.
Dari Abdurrahman ibn Al Qariy berkata: aku keluar bersama dengan Umar ibn Al Khaththab ra ke
masjid di bulan ramadhan. Ketika itu kaum muslimin terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok jamaah.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

77
Ada seseorang yang shalat sendiri lalu diikuti oleh tiga sampai sepuluh orang. Lalu Umar berkata:
Sesungguhnya aku berpendapat kalau mereka itu lebih baik dikumpulkan dengan seorang qari/imam.
Kemudian ia bertekad untuk mengumpulkan mereka pada Ubay bin Kab. Kemudian pada malam
berikutnya aku kembali keluar bersamanya dan umat Islam sedang shalat bersama dengan imamnya itu.
Maka Umar berkomentar: Sebaik-baik bidah ya inilah, sedang yang tidur sekarang lebih baik dari pada
yang bangun, maksudnya akhir malam, saat itu orang-orang qiyamullail di awal malam. HR Al Bukhariy
Umar bin Khaththab ra menyebut shalat jamaah tarawih dengan BIDAH dengan ungkapan yang
tajawuz (berlebihan). Ia tidak bermaksud bidah yang munkar yang dilarang oleh Rasulullah saw
karena bidah yang terlarang adalah bidah yang tidak ada dasarnya dalam agama. Kita telah
mendapatkan bahwa Rasulullah saw mengumpulkan kaum muslimin dalam shalat tarawih menjadi
imam mereka. Dan kemudian Umar datang menata jamaah kaum muslimin itu dalam shalat
tarawihnya dengan satu imam. Amal ini berada di bawah payung sabda Nabi: Barang siapa yang
mencontohkan kebaikan, maka baginya pahalanya dan pahala para pengikutnya sampai hari kiamat.
HR. Muslim, karena sunnah hasanah adalah amalan yang memiliki dasar dalam syariah.

IV. LAILATUL QADAR
Lailatul qadar adalah malam paling mulia dalam satu tahun. Firman Allah:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu
turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. QS. Al Qadr: 1-5
Rasulullah saw mendorong qiyamullail pada malam itu, dengan sabdanya: Barang siapa yang
qiyamullail pada malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap ampunan, maka akan diampuni
dosanya yang telah lalu. Muttafaq alaih.

Para ulama berbeda pendapat tentang penentuan malam lailatul qadar ini di antara malam-malam
ganjil pada sepiluh hari terakhir bulan ramadhan. Hal ini didasarkan pada ungkapan Rasulullah
saw: Carilah lailatul qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. HR Al
Bukhariy. Ada yang berpendapat bahwa lailatul qadar itu tanggal duapuluh satu, ada yang
berpendapat malam duapuluh tiga, ada pula yang berpendapat malam duapuluh lima. Namun
mayoritas mengatakannya pada malam duapuluh tujuh bulan ramadhan.

Dari itulah Rasulullah saw ketika masuk sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ia hidupkan malam
penuh, ia bangunkan keluarganya, dan ia kuatkan ikat pinggangnya. Muttafaq alaih
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

78
Aisyah ra pernah bertanya kepada Rasulullah saw : Ketika aku menemukan lailatul qadar apa yang
aku katakan pada malam itu? Jawab Nabi: ucapkan: Ya Allah sesungguhnya Engkau Yang Maha
Pemaaf, senang memaafkan, maka maafkanlah aku. HR At Tirmidziy dan mengatakan hadits hasan.

V. ITIKAF
Itikaf adalah tinggal di masjid dengan niat ibadah, sebaiknya dilakukan pda sepuluh hari terakhir
bulan ramadhan, disertai dengan niat, suci dari junub, haidh dan nifas.
Hukumnya sunnah yang biasa dilakukan Rasulullah. Dari Aisyah ra : Bahwasannya Rasulullah saw
beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadhan sampai wafatnya, kemudian para isterinya
beritikaf setelah wafatnya. Muttafaq alaih
Disunnahkan memulai Itikaf sejak usai shalat shubuh, seperti dalam hadits Aisyah ra berkata:
Adalah Rasulullah sa ketika hendak beritikaf, ia shalat fajar kemudian masuk ke tempat Itikafnya.
Muttafaq alaih
Disunnahkan untuk tidak keluar dari masjid selama dalam Itikaf kecuali karena hajat mendesak.
Ia tidak membesok orang sakit, mengantarkan jenazah, berhubungan dengan isteri.
Itikaf adalah kesempatan untuk mengosongkan diri dari kegundahan dunia dan kesibukannya,
dan hanya fokus untuk ibadah, tilawah Al Quran, dzikrullah, banyak berdoa, istighfar, tasbih,
bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Di antara adab selama Itikaf adalah tidak berbicara kecuali yang baik, menjauhi segala sesuatu
yang mengganggunya dari taat kepada Allah, memilih masjid jami (menyelenggarakan shalat
jumat) sedangkan wanita diutamkan Itikafnya di masjid rumahnya.

E. Hikmah Puasa
Dalam hal ini ibadah shaum merupakan training rohaniah
mengenai kesabaran dan pengendalian diri (self Control)
bagi seorang muslim. Melalui ibadah shaum, seorang
muslim belajar bagaimana melakukan jihad akbar, yaitu
jihadunnafsi (berjuang mengendalikan hawa nafsu).
Kemampuan berjihadunnafsi inilah sebagai hikmah shaum
yang paling utama bagi kekokohan psikologis atau
kejiwaan seorang muslim, Disamping hikmah-hikmah yang
lainnya seperti yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sadi dalam tafsirnya tatkala
menjelaskan firman Allah subhanahu wataala :

) : (
Artinya :
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

79
Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian ash-shaum sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa. [Al-Baqarah : 183]

Dan hikmah-hikmah yang disampaikan Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sadi diantaranya:
1. Ash-shaum adalah salah satu sebab terbesar yang mengantarkan seseorang menuju taqwa.
)

Sedangkan taqwa itu akan mendorong orang yang menjalankan ibadah shaum untuk
meninggalkan berbagai larangan Allah, baik berupa minuman, makanan, dan jima (hubungan
suami-istri) dan beberapa larangan sejenisnya yang disukai oleh hawa nafsu, dan shaum
dilakukan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan mengharapkan
balasan di sisi-Nya.
2. Orang yang menjalankan ibadah shaum melatih jiwanya agar senantiasa merasa diawasi oleh
Allah (muroqobatullah) sehingga dia meninggalkan kemauan hawa nafsunya meskipun mampu
menurutinya, sebab dia mengetahui adanya pengawasan Allah terhadap dirinya.
3. Ash-shaum dapat mempersempit ruang gerak syaithan karena ia masuk ke dalam tubuh anak
Adam melalui aliran darah.
4. Ash-shaum akan melemahkan kekuatan syaithan, sehingga orang tersebut semakin terjauhkan
dari kemaksiatan.
5. Orang yang menunaikan ash-shaum, mayoritasnya akan melakukan banyak ketaatan dan itu
merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah.
6. Terkhusus bagi orang kaya bila merasakan pedihnya lapar karena ash-shaum maka akan
muncul dalam dirinya kepedulian kepada fuqara`, dan hal ini juga merupakan bagian dari
ketaqwaan kepada Allah
Hikmah yang lainnya disampaikan pula oleh Asy-Syaikh Alu Bassam dalam Taudhihul Ahkam
menyebutkan bahwa shaum mengandung hikmah diantaranya:
1. Mendorong seseorang untuk bersyukur kepada Allah dan mengingat berbagai nikmat-Nya.
2. Memiliki manfaat kesehatan, yaitu memberikan kesempatan pada alat pencernaan untuk istirahat.
Sahabat, terjadinya berbagai kasus dekadensi moral dewasa ini, seperti korupsi, criminal,
premanisme, perdagangan obat-obatan terlarang (Naza-Narkoba), tawuran dan perusakan
lingkungan, karena disebabkan oleh orang-orang yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya,
yaitu yang hidupnya hanya mencari kenikmatan duniawi dan melecehkan nilai-nilai agama.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

80
Blok 1.5
Week 1
Tidak Menunda Melaksanakan Hak Orang Lain..

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad hasan
dan oleh Nasai dari Anas bin Malik r.a. :
Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw.,
bersabdalah beliau, Atas dirimu semua kini datang
seorang dari penghuni surga. Waktu itu muncul
seorang Anshar dengan jenggot sedikit basah bekas
air wudhu, sambil menjinjing kedua sandalnya dengan
tangan kirinya.

Esok harinya Nabi saw. kembali berkata demikian, dan muncul pula orang tersebut seperti saat
pertama ia muncul. Ketika pada hari ketiga Nabi berkata seperti itu lagi, muncul pula lelaki itu seperti
sebelumnya.

Tatkala Nabi saw. berdiri, Abdullah bin Amru bin Ash segera mengikuti lelaki itu dan berkata
kepadanya, Sesungguhnya saya telah bertengkar dengan bapak saya dan bersumpah tidak akan
mendatanginya selama tiga hari. Seandainya akhi (saudara) mengizinkan saya tinggal di rumah akhi
selama tiga hari itu, niscaya aku akan ikut akhi pulang.Lelaki itu menjawab, ya, silakan. Kemudian
Abdullah menceritakan bahwa selama tiga hari tinggal bersamanya, tak sekalipun ia melihat lelaki itu
melakukan shalat malam, kecuali setiap lelaki itu berbalik dalam tidurnya dia menyebut nama Allah
dan bertakbir hingga terbangun untuk melakukan shalat shubuh. Abdullah menambahkan, Hanya
saja saya tidak mendengarnya berkata selain dengan perkataan yang baik. Lewatlah sudah tiga
malam, dan saya pun hampir meremehkan amalnya.

Kemudian kukatakan kepadanya, Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah terjadi pertengkaran
antara aku dan bapakku, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah saw mengatakan tentangmu tiga
kali dengan ucapan, sekarang akan muncul seorang lelaki dari penghuni surga, selama tiga kali itu
pula kau muncul, karena itu aku berusaha menginap di rumahmu untuk melihat apa yang engkau
lakukan sehingga saya bisa mencontohmu, namun aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang
besar, lalu apa sebabnya engkau bisa mencapai derajat seperti yang dikatakan Rasulullah tersebut?
laki-laki itu menjawab, Tidak ada yang saya kerjakan selain apa yang telah kauperhatikan.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

81
Kata Abdullah, ketika dia berpaling meninggalkannya, lelaki itu memanggilnya seraya berkata, Tidak
ada yang saya kerjakan selain apa yang telah kauperhatikan, tetapi tidak tersimpan sedikitpun dalam
hatiku keinginan untuk menipu seorangpun dari kaum muslimin atau menaruh dengki padanya atas
kebaikan yang dikaruniakan Allah kepadanya. Kemudian Abdullah berkata, Inikah yang telah
mengangkat derajatmu setinggi itu?!

Akhlak terhadap sesama muslim, yaitu memenuhi hak dan adab kaum muslimin. Menunaikan hak dan
adab sesama muslim merupakan ibadah kepada Allah dan sebagai cara mendekatkan diri kepada-
Nya, karena hak dan kewajiban tersebut telah diwajibkan Allah kepada kaum muslimin.
-----------------------------------oo00oo------------------------------------

Kewajiban Sesama Muslim
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi
Wa Sallam:
Hak sesama muslim ada enam:
- Apabila berjumpa maka ucapkanlah salam;
- Apabila diundang penuhilah undangannya;
- Apabila meminta nasehat maka nasehatilah;
- Apabila bersin lalu memuji Allah (mengucapkan Alhamdulillah) maka doakanlah
(Yarhamukallah/semoga Allah merahmatimu);
- Apabila sakit maka jenguklah;
- Dan apabila meninggal dunia maka antarkanlah jenazahnya.? (HR. Muslim)

Kandungan Hadits:
1. Islam adalah agama cinta, kasih sayang dan persaudaraan;
2. Anjuran untuk mengucapkan salam apabila berjumpa sesama muslim;
3. Yang lebih muda memberi salam yang tua, yang berjalan memberi salam yang duduk, yang
sedikit memberi salam yang banyak dan yang naik kendaraan memberi salam yang berjalan
kaki;
4. Anjuran untuk memenuhi undangan sesama muslim apabila diundang selama tidak ada
kemungkaran dalam acaranya;
5. Anjuran untuk memberi nasehat apabila diminta menasehati;
6. Anjuran untuk mengucapkan Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu) apabila ada
sesama muslim yang bersin lalu mengucapkan Alhamdulillah;
7. Anjuran untuk menjenguk sesama muslim yang sedang sakit;
8. Anjuran untuk mengantarkan jenazah sesama muslim dan tentu saja menyolatinya.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

82
Seorang muslim dengan muslim lainnya adalah saudara, persaudaraan yang dipersatukan oleh ikatan
akidah. Kehidupan para sahabat telah menunjukkan betapa kuat ikatan ini, kehidupan yang penuh
dengan cerita indah tentang keikhlasan dalam berbagi dan saling mencintai. Betapa jauh dengan
realitas kita saat ini yang lebih banyak dipenuhi oleh aroma individu dan jauh dari nilai-nilai ukhuwah.
Padahal, sesama muslim memiliki hak yang harus kita penuhi dan kita tunaikan.

Berikut hak-hak sesama muslim sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam Minhajul
Qashidin:
1. Engkau mengucapkan salam kepadanya saat bertemu,memenuhi undangannya, menjawab
bersinnya, menjenguknya jika sakit, menghadiri jenazahnya saat meninggal dunia, memberikan
bagiannya, memberinya nasihat jika dia meminta nasihat, menjaga dirinya saat dia berjauhan,
mencintai bagi dirinya apa yang engkau cintai bagi dirimu, membenci bagi dirinya apa yang
engkau benci bagi dirimu. Semua perkara ini banyak disebutkan dalam atsar.
2. Engkau tidak boleh menyakiti seorang muslim, dengan perkataan atau perbuatan, bertawadhu'
kepada sesama muslim, tidak menyombongkan diri di hadapannya, tidak menggunjing orang
lain di hadapannya dan tidak mendengarkan gunjingannya.
3. Jangan menghindarinya lebih dari tiga hari, yang didasarkan kepada hadits yang cukup masyhur.
Dalam hadits lain disebutkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shalallahu alaihi wa
salam, beliau bersabda :
"Tidak diperbolehkan bagi orang Mukmin untuk menghindari orang Mukmin lainnya lebih dari tiga
hari. Jika sudah lebih dari tiga hari lalu dia bertemu dengannya, maka hendaklah dia mengucapkan
salam kepadanya. Jika dia menjawab salamnya, maka keduanya bersekutu dalam pahala. Jika dia
tidak menjawab salamnya, maka yang mengucapkan salam terbebas dari dosa menghindarinya."
(riwayat Al-Bukhary dan Abu Daud)
4. Berbuat baik kepada siapa pun orang muslim menurut kesanggupannya, tidak memasuki tempat
tinggalnya kecuali setelah perkenannya dan meminta izin tiga kali sebelum masuk. Jika tidak ada
jawaban, maka dia harus kembali.
5. Memperlakukan orang lain dengan akhlak yang baik dengan cara-cara tersendiri. Jika bertemu
orang bodoh, maka dia perlu diberi ilmu. Jika bertemu orang yang suka bercanda, dia harus
diberi pengertian. Jika bertemu orang yang lamban daya pikirnya, maka dia diberi penjelasan.
6. Menghormati orang tua, menyayangi anak kecil, menghadapi siapa pun dengan wajah berseri,
memenuhi janji, tidak mendatangkan kepadanya kecuali apa yang seperti dia sukai.
Al-Hasan berkata, "Allah mewahyukan empat kalimat kepada Adam seraya berfirman, 'Di dalam
empat kalimat itu terdapat keterpaduan urusan bagi-Ku dan bagi anakmu; satu bagi-Ku dan satu
lagi bagimu, satu antara Aku dan antara dirimu, dan satu lagi antara dirimu dan makhluk. Ynag
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

83
menjadi milik-Ku: Hendaklah kamu menyembah-Ku dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-
Ku. Yang menjadi milikmu: Amalmu akan kuberi balasan lebih banyak dari apa yang kamu
butuhkan. Yang antara Aku dan kamu: Hendaklah kamu berdoa dan Aku pasti mengabulkannya.
Yang antara dirimu dan makhluk: Hendaklah kamu memperlakukan mereka dengan sesuatu yang
kamu sukai, seperti yang mereka sukai terhadap dirimu'."
7. Lebih menghormati orang yang lebih terpandang.
8. Menciptakan perdamaian di antara manusia dan menutupi aib sesama muslim. Ketahuilah
bahwa siapa yang memperhatikan tutupan Allah terhadap orang-orang yang durhaka, tentu bisa
meraba seberapa jauh kelembutan Allah dalam masalah ini. Sebab Allah menetapkan empat
saksi yang dapat dipercaya dalam perbuatan zina, dan mereka benar-benar harus
menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Tentu saja ini bukan perkara yang gampang. Maka
kehormatan yang dijaga di dunia ini juga harus dipertimbangkan untuk akhirat.
9. Menghindari tempat-tempat yang bisa menimbulkan tuduhan yang tidak-tidak, untuk menjaga
hati manusia agar mereka tidak berburuk sangka dan agar mereka tidak menggunjingnya.
10. Memintakan bantuan untuk orang muslim yang memerlukan bantuan kepada orang yang
berkedudukan, hingga kebutuhannya bisa terpenuhi.
11. Mengucapkan salam terlebih dahulu di hadapan orang lain sebelum membicarakan urusan apa
pun sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Diriwayatkan dari Anas Radhiyallahu
Anhu, dari Nabi Shalallahu Alaihi wa Salam, beliau bersabda :
"Tidaklah dua orang muslim saling bertemu lalu salah seorang di antara keduanya menjabat tangan
temannya, melainkan ada hak atas Allah Azza wa Jalla untuk mengabulkan doa mereka berdua dan
tangan mereka berdua tidak terlepas hingga Dia mengampuni mengampuni dosa mereka." (HR
Ahmad dan Al-Bazzar)
Tidak ada salahnya mencium tangan orang yang lebih terpandang dalam agamanya atau saling
berpelukan. Sedangkan memegang tali kekang hewan yang ditumpangi ulama karena hendak
menghormatinya, juga pernah dilakukan Ibnu Abbas terhadap Zaid bin Tsabit. Berdiri untuk
menyambut orang yang layak dihormati juga biak. Tapi membungkukkan badan termasuk
perbuatan yang dilarang.
12. Menjaga kehormatan saudaranya sesama muslim, diri dan hartanya agar tidak dizhalimi orang
lain, serta membelanya.
13. Jika saudaranya mendapat gangguan dari orang jahat, maka dia harus membantu dan
membelanya. Muhammad bin Al-Hanafiyah berkata, "Tidak layak disebut orang bijaksana jika dia
tidak berusaha membela orang yang diperlakukan dengan cara tidak baik, hingga Allah
memberinya jalan keluar."
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

84
14. Tidak banyak bergaul dengan orang-orang yang kaya dan hendaknya lebih banyak berbagul
dengan orang-orang miskin serta berbuat baik kepada anak-anak yatim.
15. Menjenguk orang muslim yang sakit, dengan memperhatikan adab-adabnya, seperti meletakkan
tangan di tempat yang sakit, menanyakan keadaannya, menunjukkan rasa belas kasihan,
mendoakan kesembuhannya dan tidak memandang bagian-bagian yang tidak boleh dipandang.
Orang yang sakit sendiri dianjurkan untuk bertindak seperti riwayat Muslim dari Utsman bin
Abul-Ash Radhiyallahu Anhu, bahwa dia mengadu kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam
rasa sakit yang dideritanya semenjak dia masuk Islam. Maka beliau bersabda kepadanya,
"Letakkanlah tanganmu pada bagian yang sakit dari tubuhmu, lalu ucapkanlah, 'Bismillah', tiga kali,
dan ucapkan tujuh kali, 'Aku berlindung dengan keperkasaan dan kekuasaan Allah dari kejahatan
yang kudapatkan dan yang kuwaspadai." (HR Muslim)

Adab lain yang harus diperhatikan orang yang sakit ialah sabar, tidak banyak mengaduh dan
mengeluh, banyak berdoa dan tawakal kepada Allah.

16. Menghadiri jenazah orang muslim yang meninggal dunia dan mengikutinya hingga ke kuburan.
Maksud menghadiri jenazah ini ialah memenuhi hak orang-orang muslim dan sebagai pelajaran
bagi mereka. Al-A'masy berkata, "Kami menghadiri jenazah, sementara kami tidak tahu kepada
siapa kami harus mengucapkan bela sungkawa. Hal ini kami lakukan kaena duka semua orang
atas kematiannya."

Sedangkan maksud ziarah kubur ialah berdoa bagi mereka yang sudah meninggal, mengambil
i'tibar dan mendidik hati.
Adapun adab mengiring jenazah ialah berjalan dengan hati yang khusyu', tidak berbicara,
memperhatikan mayit, memikirkan tentang kematian dan bersiap-siap untuk menghadapinya.
------------oo00oo------------








AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

85
Ihsan



Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlaq yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah swt.
Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang
hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk
menduduki posisi terhormat di mata Allah swt. Rasulullah saw pun sangat menaruh perhatian akan
hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang
sempurna dan akhlaq yang mulia.

Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas akhlaq yang
utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah dan bagian terbesar dari
keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan,
seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya yang shahih. Hadits ini
menceritakan saat Rasulullah saw menjawab pertanyaan Malaikat Jibril yang menyamar sebagai
seorang manusia, mengenai Islam, iman, dan ihsan. Setelah Jibril pergi, Rasulullah saw bersabda
kepada para sahabatnya:

. ] [
"Inilah Jibril yang datang mengajarkan kepada kalian urusan agama kalian. "
Beliau menyebut ketiga hal di atas sebagai agama, dan bahkan Allah swt memerintahkan untuk
berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-Qur`an

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik. (al-Baqarah: 195)

"Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan.... " (An-Nahl: 90)

Ihsan berasal dari kata yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah
, yang artinya kebaikan. Allah swt berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini.

"Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri.. " (al-Isra': 7)

"... Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu.... " (al-
Qashash: 77)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

86

Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud dalam
ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah swt.

Landasan Syar'i Ihsan.
Pertama, Al Qur`anul Karim.
Dalam Al-Qur`an, terdapat seratus enam puluh enam ayat yang berbicara tentang ihsan dan
implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dan
sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur`an. Berikut ini beberapa ayat
yang menjadi landasan akan hal ini.
"... Dan berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. "
(al-Baqarah: 195)

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (an-Nahl: 90)

"... serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.... " (al-Baqarah: 83)

"... Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan para hamba sahayamu...."(an-Nisaa`:
36)

Kedua, As-Sunnah.
Rasulullah saw pun sangat memberi perhatian terhadap masalah ihsan ini. Sebab, ia merupakan
puncak harapan dan perjuangan seorang hamba. Bahkan, di antara hadits-hadits mengenai ihsan
tersebut, ada beberapa yang menjadi landasan utama dalam memahami agama ini. Rasulullah saw
menerangkan mengenai ihsan ketika menjawab pertanyaan Malaikat Jibril tentang ihsan dimana
jawaban tersebut dibenarkan oleh Jibril, dengan mengatakan:

.
"Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-
Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. " (HR. Muslim)

Di kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda:


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

87
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kebaikan pada segala sesuatu, maka jika kamu membunuh,
bunuhlah dengan baik, dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik... " (HR. Muslim)

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

88
Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah, muamalah, dan
akhlaq. Ketiga hal inilah yang menjadi pokok bahasan kita kali ini.

1. Ibadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti
shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun,
sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba,
kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat
kuat (menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya
hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba
merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya, karena dengan inilah ia dapat menunaikan
ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan
seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah saw yang berbunyi, "Hendaklah
kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat melihat-Nya,
maka sesungguhnya Dia melihatmu. "

Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas. Maka, selain
jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga jenis ibadah lainnya
seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan isteri, meniatkan setiap
yang mubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itulah, Rasulullah
saw menghendaki umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia
ingin mewujudkan ihsan dalam ibadahnya.

Tingkatan Ibadah dan Derajatnya.
Berdasarkan nash-nash Al-Qur`an dan As Sunnah, maka ibadah mempunyai tiga tingkatan, yang
pada setiap tingkatan derajatnya masing-masing seorang hamba tidak dapat mengukurnya.
Karena itulah, kita berlomba untuk meraihnya. Pada setiap derajat, ada tingkatan tersendiri dalam
surga. Yang tertinggi adalah derajat muhsinin, ia menempati jannatul firdaus, derajat tertinggi di
dalam surga. Kelak, para penghuni surga tingkat bawah akan saling memandang dengan
penghuni surga tingkat tertinggi, laksana penduduk bumi memandang bintang-bintang di langit
yang menandakan jauhnya jarak antara mereka.
Adapun tiga tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tingkat at Taqwa, yaitu tingkatan paling bawah dengan derajat yang berbeda-beda.
2. Tingkat al Bir, yaitu tingkatan menengah dengan derajat yang berbeda-beda.
3. Tingkat al Ihsan, yaitu tingkatan tertinggi dengan derajat yang berbeda-beda pula.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

89
2. Muamalah
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt pada surah an Nisaa' ayat 36, yang berbunyi
sebagai berikut:
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu... "

Ihsan dalam muamalah :
Pertama, Ihsan kepada kedua orang tua.
1. Ihsan kepada kedua orang tua
Allah swt menjelaskan hal ini dalam kitab-Nya.
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
mendidik aku diwaktu kecil. " (al-Israa': 23-24)
Ayat di atas mengatakan kepada kita bahwa ihsan kepada ibu-bapak adalah sejajar dengan ibadah
kepada Allah. Dalam sebuah hadits riwayat Turmudzi, dari Ibnu Amru bin Ash, Rasulullah saw
Bersabda:


"Keridhaan Allah berada pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah berada pada kemurkaan orang
tua. "
Dalil di atas menjelaskan bahwa ibadah kita kepada Allah tidak akan diterima, jika tidak disertai
dengan berbuat baik kepada kedua orang tua. Apabila kita tidak memiliki kebaikan ini, maka
bersamaan dengannya akan hilang ketaqwaan, keimanan, dan keislaman. Dan Akhlaq kepada sesama
manusia yang paling utama kepada kedua orang tua, berakhlaq kepada mereka adalah dengan
berbakti kepada keduanya, baik ketika hidup aupun setelah wafatnya, sebagimana hadits Nabi:

)
(
Dari Abu Usaid Malik bin Rabiah As-Saidy berkata: Tatkala kami sedang bersama Rasulullah saw, tiba-
tiba datang seseorang dari Bani Salamah seraya bertanya: Ya Rasulullah apakah masih ada kesempatan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

90
untuk saya berbakti kepada Ibu Bapak saya setelah keduanya wafat? Nabi menjawab: Ya, dengan
mendoakan keduanya, memohon ampun untuknya, melaksanakan janjinya dan menyambung
silaturahim dari sanak saudaranya serta memuliakan teman-temannya.

2. Kedua, Ihsan kepada kerabat karib.
Ihsan kepada kerabat adalah dengan jalan membangun hubungan yang baik dengan mereka, bahkan
Allah swt menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silaturahim dengan perusak di muka
bumi. Allah berfirman:
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan. ?" (Muhammad: 22)
Silaturahim adalah kunci untuk mendapatkan keridhaan Allah. Hal ini dikarenakan sebab paling
utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya
hubungan silaturahim. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman:


"Aku adalah Allah, Aku adalah Rahman, dan Aku telah menciptakan rahim yang Kuberi nama bagian dari
nama-Ku. Maka, barang siapa yang menyambungnya, akan Ku sambungkan pula baginya dan barang
siapa yang memutuskannya, akan Ku putuskan hubunganku dengannya. " (HR. Turmuzdi)

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk surga, orang yang memutuskan tali
silaturahmi. " (HR. Syaikhani dan Abu Dawud)

3. Ketiga, Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin.
Diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Dawud, dan Turmuzdi, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Aku dan
orang yang memelihara anak yatim di surga kelak akan seperti ini... (seraya menunjukkan jari telunjuk
jari tengahnya). "
Diriwayatkan oleh Turmuzdi, Nabi saw Bersabda:

Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi saw bersabda: "Barang siapa dari Kaum Muslimin yang memelihara
anak yatim dengan memberi makan dan minumnya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga
selamanya, selama ia tidak melakukan dosa yang tidak terampuni."
4. Keempat, Ihsan kepada tetangga dekat,
tetangga jauh, serta teman sejawat.
Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga
dekat dari kerabat atau tetangga yang berada di
dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

91
karena nasab maupun yang berada jauh dari rumah.
Adapun yang dimaksud teman sejawat adalah yang berkumpul dengan kita atas dasar pekerjaan,
pertemanan, teman sekolah atau kampus, perjalanan, ma'had, dan sebagainya. Mereka semua
masuk ke dalam katagori tetangga. Seorang tetangga kafir mempunyai hak sebagai tetangga saja,
tetapi tetangga muslim mempunyai dua hak, yaitu sebagai tetangga dan sebagai muslim, sedang
tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim dan
sebagai kerabat. Rasulullah saw menjelaskan hal ini dalam sabdanya:

Dari Abdullah bin Masud RA berkata, bersabda Rasulullah saw: Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya
tidaklah selamat seorang hamba sampai hati dan lisannya selamat (tidak berbuat dosa) dan tidaklah
beriman (sempurna keimanannya) seorang hamba sehingga tetangganya merasa aman dari
gangguannya. (HR. Ahmad)
Pada hadits yang lain, Rasulullah bersabda:


"Tidak beriman kepadaku barang siapa yang kenyang pada suatu malam, sedangkan tetangganya
kelaparan, padahal ia megetahuinya." (HR. ath-Thabrani)

5. Kelima, Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya.
Rasulullah saw bersabda mengenai hal ini:


"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya. " (HR. Jama'ah,
kecuali Nasa'i)

Selain itu, ihsan terhadap ibnu sabil adalah dengan cara memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya,
memelihara kehormatannya, menunjukinya jalan jika ia meminta, dan memberinya pelayanan.

Pada riwayat yang lain, dikatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan berkata,
"Ya, Rasulullah, berapa kali saya harus memaafkan hamba sahayaku?" Rasulullah diam tidak menjawab.
Orang itu berkata lagi, "Berapa kali ya, Rasulullah?" Rasul menjawab," Maafkanlah ia tujuh puluh kali
dalam sehari. " (HR. Abu Daud dan at-Turmuzdi)


Dalam riwayat yang lain, Rasulullah saw bersabda, "Jika seorang hamba sahaya membuat makanan
untuk salah seorang diantara kamu, kemudian ia datang membawa makanan itu dan telah merasakan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

92
panas dan asapnya, maka hendaklah kamu mempersilahkannya duduk dan makan bersamamu. Jika ia
hanya makan sedikit, maka hendaklah kamu mememberinya satu atau dua suapan. " (HR. Bukhari,
Turmuzdi, dan Abi Daud)
Adapun muamalah terhadap pembantu atau karyawan dilakukan dengan membayar gajinya sebelum
keringatnya kering, tidak membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak sanggup melakukannya,
menjaga kehormatannya, dan menghargai pribadinya. Jika ia pembantu rumah tangga, maka
hendaklah ia diberi makan dari apa yang kita makan, dan diberi pakaian dari apa yang kita pakai.
Pada akhir pembahasan mengenai bab muamalah ini, Allah swt menutup firman-Nya yang berbunyi:
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat. " (al-Hajj:
38)
Ayat di atas merupakan isyarat yang sangat jelas kepada siapa saja yang tidak berlaku ihsan. Bahkan,
hal itu adalah pertanda bahwa dalam dirinya ada kecongkakan dan kesombongan, dua sifat yang
sangat dibenci oleh Allah swt.

6. Keenam, Ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia.


Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, hendaklah ia berkata
yang baik atau diam. " (HR. Bukhari dan Muslim)
Masih riwayat dari Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda :


"Ucapan yang baik adalah sedekah. "

Bagi manusia secara umum, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai dalam
pergaulan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegahnya dari kemungkaran, menunjukinya jalan
jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, dan tidak mengganggu
mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik serta melukai mereka.

7. Ketujuh, Ihsan dengan berlaku baik kepada binatang.
Berbuat ihsan terhadap binatang adalah dengan memberinya makan jika ia lapar, mengobatinya jika
ia sakit, tidak membebaninya diluar kemampuannya, tidak menyiksanya jika ia bekerja, dan
mengistirahatkannya jika ia lelah. Bahkan, pada saat menyembelih, hendaklah dengan
menyembelihnya dengan cara yang baik, tidak menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam.

Inilah sisi-sisi ihsan yang datang dari nash Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw

Beberapa contoh ihsan dalam hal muamalah
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

93
1. Pada Perang Uhud, orang-orang Quraisy membunuh paman Rasulullah saw, yaitu Hamzah.
Mereka mencincang tubuhnya, membelah dadanya, serta memecahkan giginya, kemudian
seorang sahabat meminta Rasulullah saw berdoa agar mereka diazab oleh Allah. Akan tetapi,
Rasulullah malah berkata :


"Ya Allah, ampunilah mereka, karena mereka adalah kaum yang bodoh. "
2. Suatu hari, Umar bin Abdul Aziz berkata kepada hamba sahaya perempuannya, "Kipasilah aku
sampai aku tertidur. " Lalu, hambanya pun mengipasinya sampai ia tertidur. Karena sangat
mengantuk, sang hamba pun tertidur. Ketika Umar bangun, beliau mengambil kipas tadi dan
mengipasi hamba sahayanya. Ketika hamba sahaya itu terbangun, maka ia pun berteriak
menyaksikan tuannya melakukan hal tersebut. Umar kemudian berkata, "Engkau adalah manusia
biasa seperti diriku dan mendapatkan kebaikan seperti halnya aku, maka aku pun melakukan hal ini
kepadamu, sebagaimana engkau melakukannya padaku".
3. Akhlaq. Ihsan dalam akhlaq sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah.
Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaqnya apabila ia telah melakukan ibadah
seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini,
yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka
sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka
sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlaq
atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat
jelas dalam perilaku dan karakternya.

Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang yang diperoleh dari hasil maksimal
ibadahnya, maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia
bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan
terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah saw mengatakan dalam sebuah
hadits :


"Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlaq yang mulia. "
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

94
Blok 1.5
Week 2
Mensucikan Harta



Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu menumbuhkan ketentraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (At-
Taubah ayat 103)

dakwatuna.com Jakarta. Sekretaris Jenderal Dewan Zakat
MABIMS, Tulus mengatakan, zakat memiliki potensi untuk
mengatasi kemiskinan di Indonesia maupun di dunia.

Dengan memperhatikan data jumlah orang miskin pada tahun 2007 yang mencapai 830 juta jiwa,
maka potensi zakat dunia akan mampu mengatasi kemiskinan sampai 24,1 persen, jelas Tulus dalam
acara jumpa wartawan yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Jakarta,
Kamis.

Ia mengatakan, memasuki tahun 2010 kegiatan pembayaran zakat oleh muzakki (wajib zakat) di
seluruh dunia semakin meningkat menjadi lebih dari 80 persen.
Selain itu, jelasnya, berdasarkan penelitian Habib Ahmed dari IRTI Islamic Development Bank (IDB)
tahun 2010 dengan menggunakan perkiraan proporso zakat atas Produk Domestik Bruto setiap
negara, maka diperkirakan potensi zakat dunia dalam setahun adalah USD 600 Milyar.

Jika diasumsikan setiap orang miskin mendapat bantuan dana pemberdayaan zakat sebesar USD
3000 per orang, maka kemiskinan dapat dientaskan, paparnya.
Karena itu, lanjutnya, segenap elemen pengelola zakat akan mengadakan konferensi internasional
World Zakat Forum (WZF).

WZF merupakan forum pertemuan bersama organisasi-organisasi pengelola zakat di dunia dalam
rangka membicarakan berbagai permasalahan zakat di dunia serta memutuskan dan
merekomendasikan sebuah langkah atau kegiatan untuk meningkatkan fungsi zakat dalam
memecahkan berbagai permasalahan di dunia.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

95
WZF akan diselenggarakan pada 28 September hingga 2 Oktober 2010 di Hotel Inna Garuda,
Jogjakarta dan dihadiri oleh Organisasi Pengola Zakat, Organisasi Islam, perguruan tinggi, organisasi
kerjasama zakat nasional dan regional, pusat-pusat kajian zakat dan perwakilan organisasi
pengelolaan zakat dari berbagai negara di dunia. (ANT006/K004/ant)
-----------------------------------***------------------------------------

Tujuan Kognitif
1. Menjelaskan hukum-hukum Zakat (fiqh zakat)
2. Merasakan nikmatnya iman dan beribadah kepada Allah
1. Menjelaskan hukum mengeluarkan nilai dalam zakat dan memindahkannya.
2. Menjelaskan hukum zakat fitrah
3. Menjelaskan pendapat para ulama tentang mengeluarkan zakat dengan uang
4. Menjelaskan pendapat para ulama tentang hukum memindahkan zakat fitr
Tujuan Afektif dan Psikomotorik
1. Memperbanyak dzikir kepada Allah
2. Memperbanyak shodaqoh
3. Bersedekah dengan lapang dada dari harta untuk berdakwah
4. Memberi shodaqoh karena kedermawanan dirinya
5. Menginvestasikan waktu untuk mendapatkan permohonan ampunan dari malaikat dan doa
mereka
6. Menafkahkan hartanya walau hanya sedikit- untuk saudaranya di belahan duia Islam.
7. Bersegera membantu meringankan orang yang tertimpa musibah
8. Mengajarkan orang lain ajaran agama
9. Memberi makan orang yang membutuhkan
10. Mengajak orang lain untuk taat kepada Allah
11. Mengingatkan manusia dari kemurkaan Allah

ZAKAT
1. Tarif
Zakat adalah bagian tertentu dari kekayaah yang Allah perintahkan untuk dikeluarkan dan
diberikan kepada yang berhak (mustahiq). Disebut pula shadaqah seperti dalam firman Allah :
QS. 9/At Taubah: 60, yang dimaksudkan shadaqah dalam ayat itu adalah zakat wajib, bukan
shadaqah sunnah. Al Mawardi berkata: Shadaqah adalah zakat, dan zakat adalah shadaqah,
beda nama tapi satu makana.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

96
2. Sejarah
Kewajiban zakat menjadi kewajiban utuh di Madinah, ditentukan nishabnya, ukurannya, jenis
kekayaannya, dan distribusinya, serta Negara telah mengatur dan menatanya, dengan
mengirimkan para petugas pemungut dan pendistribusiannya. Perlu ditegaskan bahwa prinsip
zakat sudah diwajibkan sejak fase Makkah, dengan banyaknya ayat-ayat yang menerangkan
sifat-sifat orang beriman dan menyertakan MEMBAYAR ZAKAT di antara sifat-sifatnya. Seperti
yang yang menjadi dalil kewajiban zakat tanaman, yaitu firman Allah: .makanlah dari buahnya
ketika berbuah, dan berikan haknya pada hari panennya, dan jangan berlebihan, sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.
(QS. 6/Al Anam:141. ayat ini adalah ayat Makkiyah)

3. Antara Zakat dan Riba
Hukum riba telah ditetapkan sejak di Makkah kemudian secara praktis di tetapkan di Madinah,
firman Allah: Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat
yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).(QS 30/Ar Rum)
Dari ayat di atas jelaslah bahwa riba yang secara zahir adalah penambahan harta, sesungguhnya
ia adalah pengurangan menurut Allah. Sedangkan zakat yang secara zahir pengurangan harta
pada hakekatnya adalah penambahan di sisi Allah.

4. Hukum Zakat
Zakat adalah kewajiban: satu dari rukun Islam yang lima, seperti dalam hadits Rasulullah saw:
Islam didirikan di atas lima hal yaitu: bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad
utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan ramadhan, dan haji ke
Baitullah jika mampu(Muttafaq alaih)

Dalam hadits Ibnu Abbas diterangkan bahwa Rasulullah saw ketika mengutus Muadz bin Jabal
ke Yaman berpesan kepadanya: Sesungguhnya kamu akan menemui kaum ahli kitab, maka
ajaklah mereka untuk bersaksi bahwasannya tiada Tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya Aku
utusan Allah. Jika mereka sudah menerima hal ini, maka ajarkan kepada mereka bahwa Allah
telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka menerimanya
maka ajarkan kepada mereka bahwasannya Allah telah mewajibkan atas mereka zakat hartanya,
diambil dari yang lebih kaya dan dibagikan kepada yang fakir di antaranya. Jika mereka
menerima hal ini maka hati-hati dengan harta merek yang bagus. Dan waspadailah doanya orang
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

97
yang teraniaya, karena sesungguhnya tidak ada sekat antara dia dengan Allah. Hadits riwayat Al
Jamaah.
5. Motifasi Zakat
Allah swt mendorong kaum muslimin untuk membayar zakat dengan menjelaskan manfaat
zakat bagi kebersihan jiwanya. Firman Allah: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, .(QS. 9:103)

Membayar zakat adalah salah satu sifat orang bertaqwa. Firman Allah: Dan pada harta-harta
mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat
bahagian. (QS. 51/Adz Dzariyat:19)

Rasulullah saw bersabda:
Ada tiga hal yang aku bersumpah maka hafalkanlah: 1. Tidak akan berkrang harta karena
bersedekah, 2. tidak ada seorang hambapun yang dizahlimi kemudian ia bersabar, pasti Allah akan
menambahkan kemuliaan, 3. tidak ada seorang hambapun yang membuka pintu meminta-minat
kecuali Allah akan bukakan baginya pintu kefakiran.
(HR At Tirmidziy)

6. Ancaman Menolak Zakat
Allah swt memperingatkan orang yang menolak membayar zakat dengan berfirman:
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari
dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung
dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan
untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu"(QS. 9: 34-
35)

Rasulullah saw bersabda: Tidak seorangpun yang memiliki simpanan, kemudian ia tidak
mengeluarkan zakatnya, pasti akan dipanaskan simpanannya itu di atas jahannam, dijadikan
caiaran panas yang diguyurkan di lambung dan dahinya, sehingga Allah berikan keputusan di
antara para hamba-Nya di hari yang lama seharinya sekitar lima puluh ribu tahun, sampai diketahui
ke mana perjalanannya, ke surga atau neraka.(HR Asy Syaikhani)

7. Menolak zakat hukumnya Kafir
Para ulama bersepakat bahwa orang yang menolak/mengingkari kewajiban zakat adalah kafir,
dan keluar dari Islam. Imam An Nawawi berkata tentang seorang muslim yang mengetahui
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

98
kewajiban zakat kemudian mengingkarinya, maka dengan pengingkarannya itu ia menjadi kafir,
berlaku atasnya hokum orang murtad, berupa diusuruh taubat dan diperangi. Karena kewajiban
zakat adalah sesuatu yang secara aksiomatik diketahui kewajibannya dalam agama. Orang yang
mengingkari zakat dipandang sangat hina. Bahkan dikatakan: Sudah tidak zamannya lagi ada
orang yang menolak zakat.

8. Hukuman orang yang menolak zakat
Orang yang menolak membayar zakat diganjar dengan tiga jenis hukuman, yaitu:
a. Hukuman akhirat, seperti yang disebutkan dalam hadits terdahulu.
b. Hukuman duniawi yang telah Allah tetapkan, seperti dalam hadits Nabi: Tidak ada suatu
kaum yang menolaj zakat, pasti Allah akan uji mereka dengan paceklik (kelaparan dan
kekeringan). HR Al Hakim, Al Baihaqi, dan At Thabraniy. Dalam hadits yang lain: dan mereka
tidak menolak zakat hartanya kecuali para malaikat akan mencegah hujan dari langit, dan jika
tidak karena hewan ternak mereka tidak akan diberi hujan. (HR Al Hakim dan mensahihkannya,
Ibnu Majah, Al Bazzar dan Al Baihaqi)
c. Hukuman duniawi yang diberikan oleh pemerintahan muslim. Rasulullah saw bersabda
tentang zakat: Barang siapa yang memberikannya untuk memperoleh pahala dari Allah,
maka ia akan memperoleh pahala. Dan barang siapa yang menolaknya maka kami akan
mengambil separo hartanya, dengan kesungguhan sebagaimana kesungguhan Rabb kami. Tidak
halal bagi keluarga Muhammad sedikitpun darinya. (HR Ahmad, An Nasaiy, Abu Daud dan Al
Baihaqi)

Sedangkan jika penolakan dilakukan oleh sekelompok kaum muslimin, maka Islam wajib
memeranginya, dan mengambil zakatnya dengan paksa. Inilah yang dilakukan Abu Bakar ra,
ketika ada kabilah-kabilah yang menolak membayar zakat. Kata Abu Bakar: Demi Allah, aku akan
memerangi orang yang membedakan antara shalat adan zakat. Karena sesungguhnya zakat itu
adalah hak harta kekayaan. Demi Allah jika mereka menolak memberikan seekor hewan kepadaku,
yang pernah mereka berikan kepada Rasulullah saw pasti akan aku perangi karena penolakannya
itu(HR. AL Jamaah kecuali Ibnu Majah)

9. TUJUAN DAN PENGARUH ZAKAT
Zakat adalah salah satu ibadah terpenting dalam Islam. Al Quran menyebutkannya
bergandengan dengan Al Quran dalam duapuluh delapan ayat. Zakat dalam Islam sangat
berbeda dengan system zakat di manapun. Pada saat pajak hanya bertujuan pada pengumpulan
dana untuk menggerakkan proyek dan policy Negara, kita dapati zakat dilakukan dengan
sasaran yang bermacam-macam, di sudut kehidupan yang membentang dari pribadi sampai
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

99
masyarakat. Pertama kali ia merupakan ibadah seorang muslim yang dilakukan untuk menggapai
ridha Allah, dengan niat yang ikhlas agar diterima. Dengan itu maka terealisirlah tujuan utama
keberadaan manusia di muka bumi ini, yaitu; beribadah kepada Allah. Firman: Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. QS. 51/Adz Dzariyat:
56.Dan akan terelisir pula tujuan-tujuan berikutnya, yaitu:

a. Berkaitan dengan Muzakki
Zakat membersihkan muzakki dari penyakit pelit, dan membebaskannya dari penyembahan
harta. Keduanya adalah penyakit jiwa yang sangat berbahaya, yang membuat manusia jatuh
dan celaka. Dari itulah Allah berfirman: Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 59/Al Hasyr:9). Rasulullah saw bersabda:
Celaka hamba dirham, celaka hamba pakaian dagangan (HR Al Bukhariy)
Zakat adalah latihan berinfaq fi sabilillah. Dan Allah swt menyebutkan infaq fi sabilillah
sebagai sifat wajib orang muttaqin dalam lapang maupun sempit. Dan menyertakannya
sebagai sifat terpenting. Menyertakannya dengan iman kepada yang ghaib, istighfar di waktu
fajar, sabar, benar, taat. Seseorang tidak akan pernah berinfak secara luas di jalan Allah
kecuali setelah terbiasa membayar zakat, yang merupakan batas wajib minimal yang harus
diinfakkan.
Zakat adalah aktualisasi mensyukuri nikmat Allah, terapi hati dan membersihkannya dari cinta
dunia. Firman Allah: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka,.(QS. 9:103).
Sebagaimana zakat membersihkan dan memperbanyak harta itu sendiri. Firman Allah: Dan
barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi
rezki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba: 39)

b. Berkaitan dengan Penerima
zakat akan membebaskan penerimanya dari tekanan kebutuhan, baik materi seperti makan,
pakaian, dan papan, ataua kebutuhan psikis seperti pernikahan, atau kebutuhan manawiyah
fikriyah seperti buku-buku ilmiah. Karena zakat didistribusikan dalam semua kebutuhan di
atas. Dengan itu maka seorang fakir akan dapat mengikuti kewajiban sosialnya, ia akan
merasa sebagai anggota masyarakat yang utuh, karena tidak menghabiskan seluruh
waktunya untuk berusaha memperoleh sesuap makanan penyambung hidup.
zakat membersihkan jiwa penerimanya dari penyakit hasad (iri) dan benci. Karena orang
miskin yang sangat membutuhkan itu ketika melihat orang di sekitarnya hidup dengan
mewah dan berlebih, tetapi tidak mengulurkan bantuannya akan membuatnya sakit hati (iri,
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

100
dendam dan benci) kepada orang kaya dan bahkan kepada masyarakat pada umumnya. Hal
ini akan memutuskan tali persaudaraan, dan menghilangkan rasa cinta, serta mencabik-cabik
kesatuan social. Sesungguhnya iri dan benci adalah penyakit yang melukai jiwa dan fisik, dan
menyebabkan banyak penyakit seperti infeksi usus besar, dan tekanan darah. Sebagaimana
penyakit ini akAn menggerogoti eksistensi masyarakat secara keseluruhan. Dari itulah
Rasulullah saw memperingatkan dengan sabdanya: Telah menjalar di tengah-tengah kalian
penyakit umat sebelum kalian, yaitu: iri dan benci. Kebencian adalah pisau penyukur, aku tidak
mengatakan penyukur rambut, tetapi pencukur agama. (HR. Al Bazzar dengan sanad jayyid
dan Al Baihaqi)

10. Pengaruh zakat bagi Masyarakat
Di antara kelebihan zakat dalam Islam adalah ibadah fardiyah (individual) dan tatanan social
sekaligus. Sebagai sebuah system ia membutuhkan karyawan yang mengambilnya dari para
aghniya dan membagikannya kepada yang berhak. Mereka ini akan bekerja dan memperoleh
imbalan dari pekerjaannya. Zakat sebagai sebuah tatanan social dalam Islam memiliki manfaat
yang banyak sekali, secara ringkas dapat di jelaskan berikut ini:
Zakat adalah hUkum pertama yang menjamin hak sasial secara utuh dan menyeluruh.
Imam Az Zuhriy menulis tentang zakat kepada Umar bin Abdul Aziz: Bahwa di sana
terdapat bagian bagi orang-orang yang terkena bencana, sakit, orang-orang miskin yang
tidak mampu berusaha di muka bumi, orang-orang miskin yang meminta-minta, bagi
muslim yang dipenjara sedang mereka tidak punya keluarga, bagian bagi orang miskin
yang datang ke masjid tidak memiliki gaji dan pendapatan, tidak meminta-minta, ada
bagian bagi orang yang mengalami kefakiran dan berhutang, bagian untuk para musafir
yang tidak memiliki tempat menginap dan keluarga yang menampungnya
Zakat berperan penting dalam menggerakkan ekonomi. Karena seorang muslim yang
menyimpan harta ia berkewajiban mengeluarkan zakatnya minimal 2,5% setiap tahun,
yang mendorongnya untuk bersemangat mengusahakannya agar zakat itu bisa
dikeluarkan dari labanya. Inilah yang membuat uang itu keluar dari simpanan dan
berpuatar dalam sector riil. Ekonomi bergerak dan masyarakat akan memperoleh
keuntangan dari putaran itu.
Zakat memperkecil kesenjangan. Islam mengakui adanya perbedaan rizki, sebagai akibat
dari perbedaan kemampuan, keahlian, dan potensi. Pada saat bersamaan Islam menolak
klas social yang berjauhan, satu sisi hidup penuh kenikmatan dan sisi lain dalam
kemelaratan. Islam menghendaki orang-orang miskin juga berkesempatan menikmati
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

101
kesenangannya orang kaya, memberinya apa yang dapat menutup hajatnya. Dan zakat
adalah satu dari banyak sarana yang dipergunakan Islam untuk menggapai tujuan di atas.
Zakat berperan besar dalam menghapus peminta-minta, dan mendoroang perbaikan
antara sesama. Maka ketika untuk membangun hubungan baik itu memerlukan dana,
maka zakat dapat menjadi salah satu sumbernya.
Zakat dapat menjadi alternative asuransi, yang sedikit mengambil dari orang kaya
kemudian memberikan lebih banyak lagi kepada orang kaya itu. Sedang zakat
mengambil dari orang kaya untuk diberikan kepada fuqara yang terkena musibah.
Zakat memberanikan para pemuda untuk menikah, lewat bantuan biaya pernikahannya.
Para ulama menetapkan bahwa orang yang tidak mampu menikah karena kemiskinannya
diberikan dari zakat yang membuatnya berani menikah.

SYARAT WAJIB ZAKAT DAN HARTA YANG WAJIB DIZAKATI
I. Syarat Wajib Zakat
a. Pada Orang , yaitu syarat Islam
1. Para ulama telah bersepakat tentang kewajiban zakat itu atas setiap muslim yang sudah
baligh dan berakal. Ia tidak wajib atas non muslim, karena zakat merupakan salah satu
rukun Islam.
2. Para ulama telah pula bersepakat bahwa zakat diwajibkan pula pada harta orang kaya,
orang gila yang muslim. Walinya yang mengeluarkan zakat itu. Hal ini berdasar kepada:
ayat Al Quran dan hadits Nabi yang memerintahkan zakat mencakup seluruh orang kaya,
tanpa mengecualikan anak-anak dan orang gila.
3. Zakat adalah haqqul mal, seperti kata Abu Bakar ra dalam penegasannya memerangi
orang murtad. Dan haqqul mal diambil dari anak kecil dan orang gila. Karena zakat
berkaitan dengan harta bukan dengan personalnya.
4. Demikianlah madzhab SyafiI, Malikiy dan Hanbali.

b. Pada Harta
Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, adalah harta yang telah memenuhi beberapa syarat
berikut ini, yaitu:
1. Kepemilikan Penuh. Yaitu penguasaan seseorang terhadap harta kekayaan, sehingga bisa
menggunakannya secara khusus. Karena Allah swt mewajibkan zakat, ketika harta itu
sudah dinisbatkan kepada pemiliknya, yaitu firman Allah: Ambillah zakat dari sebagian
harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, .QS. 9:103
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

102
dari itulah zakat tidak diambil dari harta yang tidak ada pemiliknya secara definitif.
Seperti al faI (harta yang diperoleh tanpa perang), ghanimah, asset Negara, dan
kepemilikan umum, waqaf khairiy, sedang waqaf pada orang tertentu maka tetap wajib
zakat, menurut pendapat yang rajih (kuat)
10
.
Tidak wajib zakat pada harta haram, yaitu harta yang diperoleh manusia dengan cara
haram, seperti ghasab (ambil alih semena-mena), mencuri, pemalsuan, suap, riba,
ihtikar (menimbun untuk memainkan harga), menipu. Cara-cara ini tidak membuat
seseorang menjadi pemilik harta. Ia wajib mengembalikan kepada pemiliknya yang sah.
Jika tidak ditemukan pemiliknya maka ia wajib bersedekah dengan keseluruhannya.
11

Sedangkan hutang, yang masih ada harapan kembali, maka pemilik harta harus
mengeluarkan zakatnya setiap tahun. Namun jika tidak ada harapan kembali, maka
pemilik hanya berkewajiban zakat pada saat hutang itu dikembalikan dan hanya zakat
untuk satu tahun (inilah madzhab Al Hasan Al Bashriy dan Umar bin Abdul Aziz) atau
dari tahun-tahun sebelumnya (madzhab Ali dan Ibnu Abbas).
2. Berkembang. Artinya harta yang wajib dikeluarkan zakatnya harus harta yang
berkembang aktif, atau siap berkembang, yaitu harta yang lazimnya memberi keuntungan
kepada pemilik. Rasulullah saw bersabda: Seorang muslim tidak wajib mengeluarkan zakat
dari kuda dan budaknya. HR Muslim. Dari hadits ini beberapa ulama berpendapat bahwa
rumah tempat tinggal dan perabotannya, serta kendaraan tidak wajib dikeluarkan
zakatnya. Karena harta itu disiapkan untuk kepentingan konsumsi pribadi, bukan untuk
dikembangkan. Dari ini pula rumah yang disewakan dikenakan zakat, karena dikategorikan
sebagai harta berkembang, jika telah memenuhi syarta-syarat lainnya.
3. Mencapai nishab, yaitu batas minimal yang jika harta sudah melebihi batas itu ia wajib
zakat, jika kurang dari itu tidak wajib zakat. Syarat mencapai nishab adalah syarat yang
disepakati oleh jumhurul ulama. Hikmahnya adalah bahwa orang yang memiliki kurang
dari nishab ia tidak termasuk oran kaya, sedang zakat hanya diwajibkan atas orang kaya,
untuk menyenangkan orang miskin. Hadits Nabi: Tidak wajib zakat, kecuali dari orang
kaya HR. AL Bukhariy, dan Ahmad
4. Nishab itu sudah lebih dari kebutuhan dasar pemiliknya sehingga ia terbukti kaya.
Kebutuhan minimal itu ialah kebutuhan yang jika tidak terpenuhi ia akan mati. Seperti
makan, minum, pakaian, tempat tingal, alat kerja, alat perang dan bayar hutang. Jika ia
memiliki harta dan dibutuhkan untuk keperluan ini, maka ia tidak zakat. Kebutuhan dasara

10
Al Majmu Imam Nawawi
11
Al Bahru ar Raiq, Ibn Nujaim
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

103
itu mencakup kebutuhan pribadi dan yang menjadi tanggung jwabnya seperti: isteri, anak,
orang tua, kerabat yang dibiayai.
5. Pemilik lebih dari nishab itu tidak berhutang yang menggugurkan atau mengurangi
nishabnya. Karena membayr hutang lebih didahulukan waktunya daripada hak orang
miskin, juga karena kepemilikan orang berhutang itu lemah dan kurang. Orang yang
berhutang adalah orang yang diperbolehkan meneriman zakat, termasuk dalam kelompok
gharimin, dan zakat hanya wajib atas orang kaya. Hutang dapat menggugurkan atau
mengurangi kewajiban zakat berlaku pada harta yang zhahir, seperti hewan ternak, dan
tanaman pangan, juga pada harta yang tak terlihat seperti uang. Syarat hutang yang
menggugurkan atau mengurangi zakat itu adalah :
a. hutang yang menghabiskan atau mengurangi nishab dan tidak ada yang dapat
dugunakan membayarnya kecuali harta nishab itu.
b. hutang yang tidak bisa ditunda lagi, sebab jika hutang yang masih bisa ditunda tidak
menghalangi kewajiban zakat.
c. Syarat terakhir, hutang itu merupakan hutang adamiy (antar manusia) sebab hutang
dengan Allah seperti nadzar, kifarat tidak menghalangi kewajiban zakat.

6. Telah melewati masa satu tahun. Harta yang sudah mencapai satu nishab pada pemiliknya
itu telah melewati masa satu tahun qamariyah penuh. Syarat ini disepakati untuk harta
seperti hewan ternak, uang, perdagangan. Sedangkan pertanian, buah-buahan, madu,
tambang, dan penemuan purbakala maka tidak berlaku syarat satu tahun ini. Harta ini
wajib dikeluarkan zakatnya begitu mendapatkannya.

HARTA YANG DIKELUARKAN ZAKATNYA
A. ZAKAT HEWAN
Hewan yang dikeluarkan zakatnya adalah: onta, sapi, kerbau dan kambing.
1. Syarat zakat hewan ternak adalah:
Mencapai jumlah satu nishab, yaitu lima onta, tiga puluh sapi, dan empat puluh kambing.
Sudah melewati satu tahun, dan zakat hanya dikeluarkan setahun sekali
Digembalakan di ladang yang boleh untuk menggembala. Sedangkan hewan yang di
kandangin (dikasih makan di kandang/tidak digembalakan) maka tidak wajib zakat kecuali
menurut madzhab Malikiy.
Tidak menjadi alat kerja, membajak, menyiram, atau membawa barang. Sebab jika
dipekerjakan maka statusnya lebih mirip menjadi alat kerja daripada kekayaan.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

104
Zakat Onta.
Nishab onta adalah lima, maka barang siapa memiliki empat ekor onta, ia belum wajib zakat.
Zaakt wajibnya seperti dalam table berikut ini:
Jumlah onta Zakat wajibnya
5 - 1 9 Seekor kambing
10 14 Dua ekor kambing
15 19 Tiga ekor kambing
20 24 Empat ekor kambing
25 35 1 bintu makhadh/anak onta yang induknya sedang hamil (usia > 1
tahun)
36 45 1 bintu labun/anak onta yang induknya sedang menyusui (usia > 2
tahun)
46 60 1 onta hiqqah (onta betina yang berumut > 3 tahun)
61 75 1 onta jadzaah ( onta betina berumur > 4 tahun)
76 90 2 ekor onta bintu labun
91 120 2 hiqqah

Lebih dari seratus duapuluh maka setiap lima puluh (50) ekor zakatnya satu hiqqah, dan setiap
empat puluh ekor (40) zakatnya satu bintu labun.
Jika disimak ketentuan zakat onta yang kurang dari dua puluh lima ekor menggunakan kambing,
maka ini berbeda dengan qaidah bahwa zakat itu diambilkan dari harta yang dizakati.
Penggunaan kambing untuk zakat onta ini adalah salah satu bentuk keringanan dalam Islam
terhadap pemiliki onta yang masih sedikit.

Zakat Sapi.
Zakat sapi hukumnya wajib berdasarkan As Sunnah dan Ijma.
Hadits Abu Dzarr dari Rasulullah saw bersabda: Tidak ada seorangpun yang memiliki onta, sapi,
atau kambing tetapi tidak membayar haknya, kecuali di hari kiamat akan datang lebih besar dan
gemuk dari yang ada sebelumnya, kemudian menginjak-injak dengan kaki-kakinya, dan nyeruduk
dengan tanduknya. Ketika sampai ke belakang bersambung dengan yang terdepan, sehingga
diputuskan di tengah-tengah manusia. (HR. Al Bukhariy)
Nishab sapi yang dipilih oleh empat madzhab adalah tigapuluh ekor sapi. Kurang dari itu tidak
wajib zakat. Tigapuluh ekor sapi itu zakatnya seekor tabi(sudah berusia satu tahun, dan masuk
ke tahun kedua, disebut tabi/ikut, karena ia masih mengikuti induknya), dan jika sudah mencapai
jumlah empat puluh ekor, zakatnya seekor sapi musinnah ( berusia dua tahun dan masuk ke
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

105
tahun ketiga, disebut musinnah/bergigi karena sudah mulai tampak giginya). Dan jika sudah
berjumlah enampuluh ekor, zakatnya dua ekor anak sapi. Dan jika sudah berjumlah tujuh puluh
ekor sapi, zakatnya satu ekor tabi dan satu ekor musinnah. Jika sudah berjumlah delapan puluh
ekor, zakatnya dua ekor musinnah. Jika sudah mencapai sembilan puluh ekor, zakatnya satu
musinnah dan dua ekor tabi. Jika berjumlah seratus ekor sapi, zakatnya dua musinnah dan satu
ekor tabi, dst.
Jumlah sapi Zakat wajibnya
30 - 3 9 seekor tabi(sudah berusia satu tahun, dan masuk ke tahun kedua
40 - 59 zakatnya seekor sapi musinnah (berusia dua tahun dan masuk ke tahun
ketiga)
60 69 dua ekor anak sapi
70 - 79 satu ekor tabi dan satu ekor musinnah
80 - 89 dua ekor musinnah
90 - 99 satu musinnah dan dua ekor tabi
100 dua musinnah dan satu ekor tabi

Zakat Kambing
Hukumnya wajib berdasarkan As Sunnah dan Ijma.
Abu Bakar ra memberikan catatan kepada Anas ra tentag nishab hewan ternak, seperti yang telah
disebutkan di depan. Al Majmu (Imam An Nawawi) dan Al Mughni (Ibnu Qudamah) dll
menyebutkan telah terjadi ijma tentang wajib zakat kambing. Besar zakat kambing seperti yang
ditulis Abu Bakar ra dapat dilihat dalam table berikut ini:

Mulai Sampai Besar zakat wajibnya
1 39 Tidak wajib zakat
40 120 Seekor kambing
121 200 Dua ekor kambing
201 299 Tiga ekor kambing
300 399 Empat ekor kambing
400 499 Lima ekor kambing
Berikutnya setiap seratus ekor kambing zakatnya satu ekor kambing

Perlu dicatat di sini, bahwa syariah Islam meringankan zakat kambing, semakin banyak, zakatnya
1%, padahal prosentase yang lazim 2,5%. Hikmah yang tampak, bahwa kambing itu banyak yang
kecil, karena dalam setahun ia beranak lebih dari sekali, dan setiap kali beranak lebih dari satu
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

106
ekor, terutama domba. Kambing-kambing kecil ini dihitung, tetapi tidak bisa digunakan untuk
membayar zakat. Dari itulah keringanan ini tidak menjadi kecemburuan pemilik onta dan sapi
atas pemilik kambing. Sedangkan bilangan empat puluh pertama, wajib mengeluarkan zakatnya
seekor kambing, karena di antara syaratnya menurut yang rajah/kuat- empat ekor kambing itu
telah dewasa. Dan inilah madzhab Abu Hanifah dan Asy Syafiiy dalam membahas zakat seluruh
hewan ternak.
B. Zakat hewan lain
1. Para ulama bersepakat bahwa kuda untuk transportasi dan jihad fi sabilillah tidak diwajjibkan
zakat. Sedangkan yang diperdagangkan wajib dikeluarkan zakat dagangan. Demikian juga
kuda yang dikurung tidak wajib zakat, karena yang wajib dizakati adalah hewan yang
digembalakan.
2. sedangkan kuda gembalaan yang dilakukan seorang muslim untuk memperoleh anaknya
kudanya tidak hanya jantan- Abu Hanifah berpendapat tentang wajibnya zakat kuda ini, yaitu
satu dinar setiap ekornya untuk kuda Arab, atau senilai 2,5 % dari perkiraan harga kuda untuk
kuda non Arab.
3. Jika kemudian berkembang jenis-jenis hewan baru yang menjadi peliharaan untuk
pengembangan dan memperoleh hasilnya, seperti keledai, apakah ada kewajiban zakatnya?
Para ulama modern seperti Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab KHallaf dan Yusuf
Qardhawi mengatakan wajib zakat. Karena qiyas masalah zakat dapat dianalisa alasan
hukumnya. Umar ra mewajibkan zakat kuda karena alasan yang logis, dan diikuti oleh Abu
Hanifah. Nishab yang digunakan adalah senilai dua puluh mitsqal emas, dengan wajib
zakatnya 2,5%. Yusuf Qardhawi berpendapat bahwa nishab hewan itu adalah dua kali lipat
nishab uang, minimal berjumlah lma ekor, dan senilai lima ekor onnta atau empat puluh
kambing.

1. Syarat Zakat Hewan Ternak
1. Bebas dari aneka cacat, tidak sakit, tidak patah tulang dan tidak pula pikun. Kecuali jika
seluruh ternak mengalami cacat tertentu, maka diperbolehkan mengeluarkan zakatnya dari
yang cacat ini.
2. Betina, bagi yang mensyaratkan. Dalam kasus ini tidak boleh mengambil zakat jantan, kecuali
jika lebih dewasa. Menurut madzhab Hanafi diperbolehkan zakatnya dengan uang senilai
hewan yang harus dikeluarkan.
3. Umur hewan. Ada beberapa hadits yang membatasi umur hewan zakat ternak. Maka harus
terikat dengan ketentuan ini. Jika tidak ada yang memenuhi standar umur itu, maka
diperbolehkan mengeluarkan yang lebih besar atau yang lebih kecil, dan mengambil selisih
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

107
harganya menurut madhab Syafiiy. Sedang menurut Abu Hanifah dibayar dengan uang
senilai hewan yang wajib dikeluarkan.
4. Sedang. Pemungut zakat tidak boleh mengambil yang paling bagus atau yang paling buruk,
akan tetapi mengambil kualitas sedang, dengan memperhatikan posisi pemiliki dan fakir
miskin sebagai mustahiq.
C. Ternak dimiliki oleh beberapa pemilik
Jika ada dua orang yang menggabungkan ternaknya, maka penggabungan ini tidak
mempengaruhi nishab maupun zakat menurut Abu Hanifah, masing-masing berkewajiban
mengeluarkan zakatnya sendiri-sendiri ketika sudah mencapai nishabnya. Tetapi menurut
madzhab Syafiiy, penggabungan hewan ternak dapat mempengaruhi nishab dan zakat,
sepertinya ia menjadi milik satu orang dengan sayarat:
1. Kandang penginapannya menyatu
2. Tempat peristirahatanya satu
3. Tempat penggemabalaannya menyatu
4. Penggabungan itu sudah berlangsung satu tahun
5. Yang digabung itu sudah mencapai satu nishab
6. Masing-masing penggabung adalah orang secara pribadi berkewajiban zakat seperti dua
orang yang bergabung satu orang memiliki dua puluh ekor kambing, dan yang kedua memiliki
empat puluh ekor kambing.
menurut Abu Hanifah, yang pertama tidak wajib zakat karena belum mencapai satu nishab
dan yang kedua wajib zakat, satu ekor kambing
menurut madzhab Syafii, kedua orang itu hanya wajib memabyar satu ekor kambing.

Dari sini terlihat behawa madzhab Hanfi lebih dekat dengan prinsip keadilan dan
kemaslahatan orang fakir, akan tetapi madzhab Syafiiy dengan keputusannya itu lebih dekat
kepada system korporai modern, terutama koorporasi partisipasif, nishabnya lebih simple
dan lebih mudah.

D. Zakat Madu dan Produk Hewani
1. Zakat madu hukumnya wajiib menurut madzhab Hanbali dan Hanafi. Sebagaimana diSebutkan
dalam beberapa hadits dari Rasulullah saw dan para sahabatnya, yang saling menguatkan, di
antara yang kuat adalah riwayat Abu Daud dan An Nasaiy: Hilal (seorang dari Bani Qaian)
mendatangi Rasulullah saw dengan membawa sepersepuluh madu lebahnya. Rasulullah
memintanya untuk menjaga lembah yang bernama lembah salbah, lalu ia menjaga lembah itu.
Ketika Umar ra menjadi khalifah, Sufyan bin Wahb menulis surat kepada Umar bin Khaththab
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

108
menanyakan hal ini. Lalu Umar menjawab: Jika ia masih membayar sepersepuluh yang pernah
diberikan di masa Rasulullah, maka silahkan ia menjaga lembah salbah, dan jika tidak maka
sesungguhnya mereka itu lebah hujan yang dimakan oleh siapa saja.
2. Prosentase zakatnya adalah sepersepuluh setelah dikurangi biaya produksi jika ada.
3. Menurut Abu Hanifah tidak ada nishab zakat madu, tetapi diambil zakatnya dari berapapun
jumlahnya sedikit ataupun banyak. Menurut Abu Yusuf nishabnya ketika sudah senilai lima wisq,
yaitu nishab terkecil barang-barang yang dapat ditimbang.
4. Hasil-hasil hewani seperti susu, sutera, telur, dan daging yang menjadi kakayaan besar di zaman
sekarang ini. Apakah wajib zakat?
Jika zakat sudah diambil dari fisik hewannya seperti sapi sebagai penghasil susu, maka ketika
itu tidak wajib zakat susu
Jika belum diambil zakat fisik hewannya, seperti ayam dan sejenisnya, maka ketika itu diambil
zakat dari hasilnya, dikiaskan dengan madu yang merupakan hasil lebah, atau diqiaskan
dengan tanah yang dikeluarkan hasilnya bukan tanahnya.
Nishab zakat ini senilai lima wisq, yang merupakan nishab terendah dari hasil tanaman yang
ditimbang, yaitu (653 kg). prosentasenya sepersepuluh jika diqiaskan dengan tanah yang
disiram dengan air hujan, dan seperduapuluh jika disiram dengan alat, di mana muzakki
mengeluarkan dana untuk biaya produksinya.
Dan sangat mungkin ditentukan prosentase zakatnya 2,5 % jika dipertimbangkan bahwa
produk hewani sama dengan harta perdagangan, diabayarkan dari modal dan hasil.

MACAM-MACAM ZAKAT MAL
A. Zakat Tanaman
1. Kewajibannya
Zakat tanaman dan buah-buahan diwajibkan berdasarkan dalil-dalil berikut ini:
a. Al Quran,

) : 267
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al Baqarah: 267)

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

109
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan( QS. Al Anam: 141)
Para ahli tafsir mengatakan: bahwa Al Haq yang dimaksudkan di sini adalah zakat wajib. Di
antara yang berpendapat seperti ini adalah: Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Al Hasan Al Bashriy,
Said bin Musayyib, Muhammad bin Al Hanafiyah, Thawus, Qatadah, Adh Dhahhak, At Tabariy,
Al Qurthubiy dan Ibnu Katsir.

b. Al Hadits
Dari Ibnu Umar ra bahwasannya Nabi Muhammad saw bersabda: Tanaman yang disiram
dengan air hujan dan mata air atau disiram dengan aliran sungai, maka zakatnya
sepersepuluh. Sedangkan yang disirami dengan ditimba maka zakatnya seperduapuluh. HR
Al Jamaah kecuali imam Muslim
Dari Jabir ra dari Nabi Muhammad saw : .tanaman yang disiram dengan air sungai sungai
dan mendung zakatnya sepersepuluh, dan yang disiram dengan air timba zakatnya
seperduapuluh (nishful usyur). HR Ahmad, Muslim, An Nasaiy, Abu Daud
Banyak lagi hadits lain yang menentukan batas nishab, dll.

4. HASIL-HASIL PERTANIAN YANG WAJIB ZAKAT
Zakat sepersepuluh atau seperduapuluh itu wajib dikeluarkan dari seluruh tanaman yang
diharapkan untuk pemanfaatan dan peningkatan nilai tanah, menurut Abu Hanifah, Daud Azh
Zhahiriy, Umar bin Abdul Aziz, Mujahid, dan Hammad bin Abi Sulaiman, dalilnya:
Firman Allah :
dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. QS. Al Baqarah:
267
Hadits Rasulullah saw
Tanaman yang disiram dengan air hujan dan mata air atau disiram dengan aliran sungai,
maka zakatnya sepersepuluh. Sedangkan yang disirami dengan ditimba maka zakatnya
seperduapuluh. HR Al Jamaah kecuali imam Muslim

3. NISHAB TANAMAN DAN BUAH-BUAHAN
Nishab zakat tanaman dan buah-buahan adalah sebesar lima wisq, sesuai dengan hadits
Rasulullah saw: Yang kurang dari lima wisq tidak wajib zakat. (Muttafaq alaih)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

110
Satu wisq = enam puluh sha. Dan satu sha menurut ukuran Madinah adalah empat mud. Satu
mud adalah sepenuh dua telapan tangan orang dewasa ukuran sedang ketika menjulurkan
tangannya.
Satu sha ukuran Madinah atau empat mud itu adalah lima rithl dan sepertiganya, sekitar 2176 gr.
Maka satu nishab itu adalah: 300 sha x 2176 = 652,8 kg
Lima wisq = 300 sha= + 653 kg
4. PROSENTASENYA
sepersepuluh jika disiram tanpa biaya ( dengan air hujan atau air sungai yang dialirkan)
seperduapuluh (nishful usyur) jika disiram dengan biaya
jika setengah tahun disiram dengan tanpa biaya dan setengah tahun lainnya disiram dengan
biaya maka zakatnya dari sepersepuluh. Jika disiram lebih banyak menggunakan salah satu
sarananya maka diperhitungkan dengan yang lebih banyak itu, atau dengan prosentase yang
memudahkannya.
diperkirakan dengan taksiran. Yaitu jika buah sudah mulai tampak kualitasnya maka penaksir
memperkirakan buah anggur dan kurma itu untuk menentukan besaran zakat yang harus
dikeluarkan, setelah itu pemilik kurma dan anggur itu dapat mempergunakan buahnya sesuka
hati, dengan tetap menjamin zakat yang harus ia keluarkan. Cara ini akan meringankan
pemilik harta, dan sekaligus melindungi hak fakir miskin. Cara ini diperbolehkan oleh jumhurul
ulama. Berbeda dengan Abu Hanifah yang menganggap taksiran itu sebagai dugaan semata
yang tidak dapat dijadikan sebagai patokan hokum.
Dan karena perkiraan perhitungan itu maka pemilik tanaman menghitung biaya produksi
untuk dikeluarkan dari hasil yang diperoleh, baik biaya itu dari hutang atau uang sendiri,
sebagaimana ia menguranginya dengan hutang yang menjadi kewajibannya. Maka jika sisa
hail panen itu mencapai satu nishab setelah pengurangan ini baru mengeluarkan zakat. Yang
tidak boleh dimasukkan dalam pengurangan biaya itu adalah biaya penyiraman yang sudah
masuk dalam hitungan seperduapuluh. Demikianlah pendapat Ibnu Al Arabiy, dalam Syarah
At Tirmidziy. Sedangkan menurut Abu hanifah dan Asy Syafiiy tidak ada pengurangan karena
biaya dan hutang.

5. ZAKAT TANAH YANGDISEWAKAN
ketika pemilik tnaha menyerahkan tanahnya untuk di tanami, dengan imbalan prosentase
tertentu dari hasil panen seperti 1/3, atau nya maka zakat menjadi kewajiban keduanya.
Masing-masing berkewajiban zakat sesuai dengan hasil yang didapat ketika sudah mencapai
satu nishab.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

111
sedangkan jika pemilik tanah menyerahkan tanahnya untuk ditanami dengan pembayaran
harga tertentu (misalnya disewakan berapa rupiah semusim tanam atau setahun), maka
siapakah yang mengeluarkan zakatnya? Pemilik tanah atau petani?
madzhab Abu Hanifah mengatakan bahwa yang mengeluarkan zakat adalah pemilik
tanah
madzhabul jumhur berpendapat bahwa yang mengeluarkan zakat adalah petani
bisa juga keduanya mengeluarkan zakat sesuai dengan hasil dari tanah yang
dimanfaatkan. Pemilik tanah berzakat dari sewa tanah yang diperoleh, dan petani
berzakat dari hasil yang diperoleh setelah dikurangi biaya produksi, termasuk biaya
sewa tanah. Dengan cara itu zakat telah dikeluarkan dengan sempurna dari seluruh
dasil tanah.

2. ZAKAT EMAS, PERAK DAN UANG
1. Zakat Uang
Hukumnya wajib berdasarkan dalil berikut :
Al Quran, firman Allah:
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
QS. At Taubah: 34 dan yang dimaksudkan emas dan perak di sini adalah uang, karena adanya
kalimat

dan yang diinfakkan adalah uang.


Assunnah: hadits Nabi:
Tidak ada seorangpun yang memiliki emas dan perak kemudian tidak membayar haknya, maka
pasti di hari kiamat akan dibentangkan untuknya bentangan api, kemudian dipanaskanlah emas
peraknya itu di jahannam, kemudian diguyurkan ke lambung, dahi dan punggungnya. Setiap kali
dingin dikembalikan lagi baginya pada hari yang panjang seharinya sekitar lima puluh ribu tahun,
sehingga ia diputuskan di antara para hamba, sehingga diketahui jalannya ke surga atau ke
neraka. HR Muslim
Sebagaimana telah disepakati oleh ulama Islam tentang kewajiban zakat dua jenis mata uang ini
(emas dan perak) di sepanjang masa. Dan di antara hikmahnya adalah mendorong perputaran
harta dan pengembangannya sehingga tidak habis di makan zakat.

A. Prosentasenya
Emas dan perak zakatnya sebesar 2,5 % sesuai dengan hadits Rasulullah saw: Dalam riqqah ada
zakatnya seperempatnya sepersepuluh. Riqqah adalah uang dari perak. Hikamah keringanan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

112
prosentase zakat ini adalah karena zakat emas dan perak diwajibkan pada modal bersama
dengan keuntungan, meskipun tidak beruntung. Dan tidak hanya pada keuntungan saja.

B. Nishab uang
Nishab perak sebesar dua ratus dirham, tanpa ada perbedaan pendapat, sesuai dengan
hadits Rasulullah saw: Tidak wajib zakat bagi waraq yang kurang dari lima wiqyah HR.
Muslim. Al waraq adalah uang dirham yang menjadi alat tukar, dan satu wiqyah berjumlah
empat puluh dirham.
Sedangkan nishab emas berjumlah duapuluh dinar, atau duapuluh mitsqal, seperti pendapat
jumhurul ulama, termasuk empat madzhab, bersandar pada beberapa hadits dan atsar yang
saling menguatkan satu dengan yang lain. Demikian juga ijma shahabat dan orang-orang
sesudahnya. Di antara hadits yang menjadi pegangan adalah hadits Ali bin Abi Thalib ra:
Jaka kamu memiliki dua ratus dirham dan sudah melewati masa satu tahun, maka wajib
mengeluarkan zakatnya lima dirham. Dan kamu tidak wajib zakat emas sehingga berjumlah
duapuluh dinar. Jika kamu memiliki duapuluh dinar dan sudah melewati masa satu tahun,
maka wajib mengeluarkan zakatnya setengah dinar HR Abu Daud, dan disahihkan oleh Ibnu
Hazm, dan meng-hasan-kannya Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Bulughul Maram. Dan DR Yusuf
Qardhawi men-tahaqiq- dalam bukunya Fiqhuzzakat nilai dirham dan dinar syariy dengan
ukuran modern, seperti ini:
1 Dirham = 2,975 gr
1 dirnar = 4,25 gr
dari itu maka nishab perak sebesar: 2,975 x 200= 595 gr
nishab emas : 4,25 x 20 = 85 gr

C. Uang Kertas
Uang kertas hari ini telah memainkan peran emas dan perak di masa lalu, maka sangat logis
ketika zakat dianalogikan kewajibannya dengan emas dan perak, karena telah menggantikan
peran keduanya. Para ulama modern dari berbagai madzhab telah bersepakat tentang hal ini,
meskipun berbeda pendapat tentang cara pelaksanaan zakat uang ini.

D. Syarat wajib zakat
1. Telah mencapai satu nishab pada seorang pemilik
2. Telah melewati masa satu tahun, maka uang dikeluarkan zakatnya setahun sekali
3. Setelah membayar hutang. Sebab jika habis atau berkurang untuk membayar hutang, maka
tidak wajib zakat
4. Telah lebih dari kebutuhan pokok. Sebab tidak wajib zakat kecuali dari orang kaya.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

113
2. Zakat Perhiasan Dan Perabotan
1. Perabotan, benda antik, patung emas dan perak hukumnya haram. Walau demikian tetap
diwajibkan zakat ketika sudah mencapai satu nishab menurut timbangannya atau nialinya.
2. Perhiasan bagi laki-laki, hukumnya haram kecuali cincin perak, tetapi jika sudah mencapai
satu nishab maka diwajibkan zakat
3. Perhiasan wanita yang terbuat dari lulu dan mutiara, selain emas dan perak hukumnya
mubah dan tidak wajib zakat. Karena tidak merupakan harta berkembang, dan hanya untuk
konsumsi pribadi.
4. Sedangkan perhiasan wanita yang terbuat dari emas dan perak hukumnya mubah, dan untuk
zakatnya ada dua pendapat:
Madzhab Abu Hanifah dan Al Auzaiy dan Ats Tsauriy, dll: Bahwa perhiasan wanita yang
terbuat dari emas dan perak wajib membayar zakat, berdasarkan pemahaman umum
tentang emas dan perak, dan juga sebagian atsar yang ada tentang zakat perhiasan. Di
antaranya hadits Ummu Salamah: Saya pernah memakai perhiasan emas, lalu aku
bertanya: Ya Rasulallah apakah ia termasuk simpanan? Rasulullah menjawab: jika sudah
mencapai nishabnya dan dikeluarkan zakatnya maka tidak termasuk simpanan. HR Abu
Daud dll.
Madzhab Malik, Ahmad, Asy Syafiiy dll, mengatakan bahwa perhiasan wanita tidak wajib
zakat karena tidak ada nash, dan tidak merupakan harta berkembang, juga karena ada
riwayat imam Malik: bahwasannya Aisyah ra isteri Rasulullah saw bersama putri
saudaranya di kamarnya yang mengenakan perhiasan dan tiak mengerluarkan zakatnya.
Al Muwaththa

Perlu ditegaskan di sini bahwa perhiasan di zaman sekarang ini telah menjadi salah satu bentuk
simpanan, maka wajib zakat karena kondisi ini. Sebab maksud utama zakat itu karena adanya
pemanfaatan harta seperti perhiasan dan keindahan. Sebagaimana jika melampaui batas
kewajaran maka akan masuk ke sikap berlebihan yang hukumnya haram. Batas berlebihan sangat
relative sesuai dengan kondisi seseorang dan social.

7. ZAKAT HARTA PERNIAGAAN
Aset perniagaan (
) 12 (
) sebagaimana yang disebut oleh para ulama fiqh adalah asset
yang dipersiapkan untuk jual beli, mencari keuntungan, seperti peralatan, perabotan, pakaian,
makanan, perhiasan, permata, hewan, tanaman, bangunan, dsb.

)
12
(

.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

114

A. Dalil Kewajibannya
Zakat perniagaan hukumnya wajib berdasarkan dalil-dalil berikut ini:
Al Quran
Firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik .QS. Al Baqarah: 267
Arti KASB di sini adalah perdagangan seperti yang diungkapkan oleh banyak ahli tafsir, di
antaranya: Al Hasan, Mujahid, Ath Thabariy, Ar Raziy, dll
Demikian juga ayat-ayat yang mewajibkan zakat harta kekayaan secara umum, termasuk di
dalamnya harta perniagaan. Tidak ada satupun dalil yang mengecualikannya.

As Sunnah
Dari Samurah bin Jundub berkata: Rasulullah saw menyuruh kita untuk mengeluarkan zakat
dari segala sesuatu yang kami persiapkan untuk dijual. HR Abu Daud, Ad Daruquthniy, Ibnu
Abdil Barr,
Ijma Sahabat, Tabiin dan Salafusshalih
Umar bin Khaththab ra mengambil zakat dari harta perniagaan, dan tidak seorangpun
sahabat yang menolaknya. Pendapat seperti ini diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, Ibnu
Umar, Umar bin Abdul Aziz. Para ulama tabiin juga telah bersepakat dalam hal ini. Ibnul
Mundzir dan Abu Ubaid menyatakan telah terjadi ijma dalam hal ini. Kewajiban zakat
perniagaan juga menjadi pendapt empat masdzhab, dan tidak ada yang berbeda pendapat
kecuali ulama zhahiriyah, dan syiah imamiyah yang menyatakan bahwa zakat perniagaan
hukumnya sunnah.

B. Syarat Zakat
1. Terdapat dua unsur perdagangan secara bersamaa yaitu: jual beli, dan niat berdagang. Jika
ada salah satu unsurnya tidak ada, maka tidak disebut perdaangan, sehingga tidak wajib
zakat. Seperti jika seseorang membeli sesuatu untuk konsumsi pribadi, atau ia berniat untuk
berdagang tetapi belum membeli barang, atau menjualnya maka belum disebut pedagang.
2. Telah mencapai satu nishab, artinya nilai harta perniagaan itu telah mencapai nishab uang,
pada akhir tahun menurut Imam Malik dan Asy Syafiiy.
3. Tidak ada penghalang yang membuat yang membuat duplikasi zakat. Jika barang dagangan
itu dari jenis barang yang wajib dizakati, maka tidak wajib zakat dua kali. Dalam kondisi ini
ketika hewan ternak telah mencapai satu nishab maka dikeluarkan zakat hewan ternaknya,
dan jika tidak mencapai nishab ternak dan tetapi mencapai nishab perniagaan maka
dikeluarkan zakat perniagaan. Dan jika mencapai nishab dua macam (perniagaan dan ternak)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

115
maka zakatnya ternak saja. Inilah penghalang yang menghalangi zakat perniagaan. Syarat ini
melengkapi syarat zakat yang ada sebelumnya.

C. BAGAIAMANA PEDAGANG MENGELUARKAN ZAKATNYA
1. Seorang pedagang muslim menentukan waktu
tahunan untuk membayar zakat. Pada saat itu ia menghitung
modal yang dipersiapkan untuk dagang, yaitu barang-barang
yang dipersiapkan untuk jualan, dengan harga jual itu waktu
mengeluarkan zakat, ditambah dengan uang cash yang ada,
uang yang masih ada di tangan orang lain. Kemudian
dikurangi hutang yang menjadi kewajibannya, lalu dari yang tersisa itu dikeluarkan 2,5%
2. Perlu ditegaskan di sini, bahwa bangunan, perabotan yang tidak disiapkan untuk jualan tidak
dimasukkan dalam perhitungan aset yang dikeluarkan zakatnya. Sedangkan bungkus yang
dijual beserta isinya maka dikategorikan sebagai dagangan dan dihitung nilainya
3. Pedagang itu mengeluarkan dagangannya berupa uang. Demikian pendapat Asy Syafiiy dan
Imam Ahmad. Sedangkan madzhab Hanafiy memperbolehkan pengeluaran zakatnya berupa
barang dagangan yang ada, namun yang utama menurutnya jika dikeluarkan dalam bentuk
uang, karena dianggap lebih bermanfaat bagi fuqara masakin.

8. ZAKAT PERTAMBANGAN
Jumhurul ulama bersepakat bahwa tambang yang dikeluarkan dari dalam tanah, maka ada hak
tertentu yang harus dikeluarkan. Firman Allah:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.(QS.Al Baqarah:267)
Dan pertambangan adalah termasuk yang Allah keluarkan dari dalam bumi.
Dan berikut ini, kami ringkas beberapa hukum :
1. Hak wajib meliputi segala macam tambang yang keluar dari perut bumi, baik yang beku
maupun yang cair, bisa dicetak atau tidak bisa dicetak. Demikian pendapat Hambali dan
Syiah
2. Prosentase wajibnya adalah seperlima (20 %) menurut madzhab Hanafiy, sesuai dengan
sabda Rasulullah saw: Dalam pertambangan itu wajib zakat seperlimanya HR Al jamaah.
Yang termasuk dalam rikaz adalah pertambangan. Menurut jumhurul ulama zakat wajibnya
rubul usyur (2,5 %) dianalogikan dengan zakat uang. Ada juga pendapat terkenal dalam
madzhab Maliki: Bahwa yang segala sesuatu yang dikeluarkan dari perut bumi adalah
kekayaan untuk Baitu malil muslimin.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

116
3. Jumhurul fuqaha mensyaratkan nishab untuk zakat pertambangan. Yaitu ketika yang digali
sudah mencapai nilai satu nishab uang. Dan menurut Abu Hanifah tidak ada batas nishab
pertambangan, dan dikeluarkan seperlimanya berapapun yang diperoleh.
4. Tidak disyaratkan masa setahun menurut mayoritas ulama, akan tetapi wajib dikeluarkan
zakat seketika dihasilkan tambang itu.
5. Sedangkan yang mewajibkan zakat seperlimanya mengatakan: Sesungguhnya bahan
tambang itu diperlakukan sebagaimana perlakuan al fai (harta yang diperoleh dari musuh
tanpa perang), sedangkan yang mewajibkannya 2,5 % memperlakukannya dengan perlakuan
zakat penuh.

9. ZAKAT PERUSAHAAN
Di zaman sekarang ini banyak sekali jenis kekayaan yang mendatangkan keuntungan pada
pemiliknya yang tidak dikenal di masa lalu, atau kalau ada di masa lalu sangat jarang sekali,
sehingga para ulama fiqh belum menjelaskan hukum zakatnya. Di antara harta-harta itu adalah:
bangunan yang disewakan, kendaraan besar atau kecil yang disewakan, pabrik, pesawat udara,
kapal laut, peternakan sapi perah, peternakan ayam petelur dan pedaging, dsb.
Harta jenis ini bernilai besar dan mendatangkan keuntungan yang berlimpah, yangdimiliki oleh
orang-orang kaya atau perusahaan-perusahaan besar. Apakah di sana wajib zakat? Berapa
prosentasenya? Dan berapa nishabnya?
DR. Yusuf Al Qardhawiy menghimpun jenis ini dengan sebutan /Harta yang diusahakan,
yaitu: harta yang diusahakan oleh para pemiliknya untuk berusaha dengan cara menyewakannya
atau menjual hasilnya. Perbedaanya dengan harta perniagaan adalah bahwa keuntungan yang
diperoleh dalam perdagangan adalah lewat penjualan atau pemindahan benda-benda itu ke
tangan orang lain. Sedangkan harta perusahaan masih berada di tangan pemilik, dan
keuntungan diperoleh dari penyewaan atau penjualan produknya.

A. Dalil Kewajibannya
Para ulama fiqh kontemporer memiliki dua pandangan tentang harta perusahaan ini.
Pertama. Tidak wajib zakat, karena tidak ada teks yang mewajibkannya. Karena tidak ada teks
inilah para ulama fiqh generasi pertama tidak mewajibkan zakat, bahkan mereka menyatakan
bahwa tidak wajib zakat pula terhadap rumah tinggal, alat kerja, hewan trnasportasi, perabotan
rumah, dsb.
Kedua. Wajib zakat pada harta-harta di atas, dengan dalil-dalil berikut ini:
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

117
1. Teks zakat dalam Al Quran dan As Sunnah, mencakup seluruh jenis harta kekayaan : }

{ }

dan perusahaan adalah jenis harta


kekayaan.
2. Alasan kewajiban zakat harta adalah pertambahan, setiap harta yang bertambah maka ia
wajib zakat, seperti hewan ternak, pertanian, dan uang. Sedangkan harta konsumsi pribadi,
dikategorikan sebagai harta tidak berkembang maka tidak wajib zakat. Dan perusahaan
adalah jenis kekayaan yang paling besar perkembangannya di zaman sekarang ini.
3. Sesungguhnya hikmah zakat adalah untuk membersihkan pemilik harta, dan memberi
keleluasaan kepada orang-orang yang membutuhkan, dan menjaga Islam. Apa boleh hal ini
tidak diwajibkan kepada pemilik perusahaan, pabrik, pesawat terbang, kapal laut, dan
apartemen.
4. Telah menjadi kesepakatan ulama tentan kewajiban zakat yang tidak disebutkan langsung
oleh Rasulullah saw secara tekstual, tetapi para ulama menetapkannya menggunakan qiyas,
seperti zakat emas menurut Imam Syafiiy adalah qiyas terhadap perak. Zakat harta
perniagaan diqiyaskan dengan uang. Zakat kuda menurut madzhab Hanafi diqiyaskan dengan
zakat hewan lainnya yang telah disebutkan secara tekstual. Zakat madu menurut madzhab
Hanbali diqiyaskan dengan pertanian. Zakat barang tambang menurut mereka diqiyaskan
dengan emas, perak, dsb. Seperti yang tercantum dalam buku-buku fiqh.
5. Sedangkan teks fiqh yang tidak mewajibkan zakat pada rumah tinggal, alat kerja, kendaraan
pribadi, perabotan rumah tangga, dengan menyertakan alasan bahwa harta benda jenis ini
digunkan untuk konsumsi primer, tidak berkembang. Maka jika berubah dari konsumsi
pribadi menjadi harta berkembang maka wajib zakat. Diceritakan bahwa Imam Ahamad bin
Hanbal pernah mendapatkan biaya sewa rumahnya, lalu ia mengeluarkan zakatnya.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad tentang orang yang menyewakan rumahnya ia wajib
mengeluarkan zakat penghasilannya. (Al Mughni Jilid III).

B. Cara Pengeluaran Zakatnya
Ada tiga cara pengeluaran zakatnya:
Pertama: Dihitung dan dikeluarkan zakatnya seperti zakat perdagangan. Setiap tahun pemilik
bangunan itu misalnya menghitung nilai bangunan dan hasilnya lalu mengeluarkan 2,5%
seperti zakat perdagangan. Demikianlah pendapat Ibnu Aqil, dan Ibnul Qayyim dalam merilis
pendapat madzhab Imam Ahmad bin Hanbal. Pendapat ini juga sejalan dengan pendapat Al
Hadawiyah (Syiah). Memang pendapat ini sangat sulit penerapannya.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

118
Kedua: Zakat dikeluarkan dari hasilnya saja, 2,5% dengan nishab emas. Pendapat ini
diriwayatkan dari Imam Ahmad, dan salah satu pendapat madzhab Malikiy. Dan zakatnya
dikeluarkan ketika menerima penghasilan itu tanpa menunggu masa satu tahun.
Ketiga: Zakat dikeluarkan dari hasilnya saja dan menggunakan nishab pertanian 10% atau 5%,
dan zakat dikeluarkan pada saat pembayaran tanpa menunggu satu tahun. Pendapat ini
dikemukakan oleh Asy Syeikh Muhammad Abu Zahrah, Syeikh Abdul Wahhab Khallaf, Syeikh
Abdurrahman Hasan, disepakati pula oleh DR Yusuf Al Qardhawiy, dengan mengambil biaya
perawatan bangunan itu dari beaya sewa tahunan sebelum menentukan besaran zakat yang
dikeluarkan, agar terjadi keseimbangan antara bangunan yang disewakan dengan lahan
pertanian. Dalam cara ketiga ini disyaratkan telah mencapai satu nishab. Dan menurut Imam
Ahmad, penghitungan hasil itu dengan menggabungkan hasil bulanan selama satu tahun,
setelah terkumpul baru dikurangi biaya perawatan dan dikeluarkan zakatnya.

10. ZAKAT PENGHASILAN
Pertama : Muqaddimah.
Yang dimaksudkan dengan penghassilan adalah apa saja yang diperoleh seseorang dengan
kerjanya. Pekerjaan orang dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu: pekerjaan yang secara
langsung dikerjakan seseorang tanpa ada atasan yang mengendalikannya, sering disebut
dengan free land, seperti : dokter praktek, arsitek, pengacara, penjahit, tukang kayu,
dsb. Dan pekerjaan yang dikendalikan fihak lain, seperti institusi Negara, perusahaan, atau
personal, kemudian ia mendapatkan gaji atau kompensasi tertentu.

Jenis pekerjaan ini menjadi sangat luas di zaman sekarang ini, dan telah menjadi mesin uang
yang sangat produktif melebihi produktifitas pertanian, peternakan, dan perniagaan. Apakah
ada zakat pada penghasilan ini?
Pendapat konvensional yang popular mengatakan bahwa pendapatan ini meskipun besar tidak
berkewajiban zakat, kecuali setelah mencapai masa satu tahun, mencapai nishab sepanjang
tahun, atau menurut madzhab Hanafi, mencapai nishab pada awal tahun.
Dr Yusuf Al Qardhawiy menyerupakan pendapatan ini ke dalam kelompok hasil usaha.

Kedua: Hasil Usaha dan Hukumnya
Hasil usaha adalah seluruh hail yang barusaja diperoleh dan dimiliki seorang mukmin dengan
cara yang syariy (benar menurut hukum Islam).
Kebanyakan sahabat dan ulama fiqh berpendapat bahwa hasil usaha tidak wajib dikeluarkan
zakatnya, kecuali sesudah melewati masa satu tahun. Inilah pendapat madzhab Maliki, Syafiiy
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

119
dan Hanafi. Selain itu ada juga yang tidak berpendapat seperti ini, di antaranya: Abdullah Ibnu
Abbas, Abdullah Ibnu Masud, dan Muawiyah, diikuti kemudian oleh Umar bin Abdul Aziz, Az
Zuhriy, Al Hasan, Makhul, Al Auzaiy, demikian juga madzhab Hanbali, seperti yang diriwayatkan
dari Imam Ahmad yang mengatakan: Barang siapa yang menyewakan rumahnya maka ia
mengeluarkan zakatnya pada saat menerima uang sewa itu. Demikian yang tercantumd dalam
AlMughni. Pendapat ini juga diterima oleh An Nashir, Ash Shadiq, dan Al Baqir, dari kalangan
ulama ahlul bait, dikuatkan pula oleh pendapat Daud Azh Zhahiriy.
Perlu ditegaskan pula bahwa Muawiyah pernah mengambil zakat dari gaji yang diberikan Negara
kepada para pegawai dan tentaranya. Sebagaimana Umar bin Abdul Aziz mengambil zakat dari
gaji yang dibagikan kepada para pegawainya. Artinya keduanya menerapkan hasil ijtihadnya itu
dalam skala Negara, dan tidak terdengar seorang sahabat maupun tabiin yang menolaknya.

Ketiga: Nishab dan Prosentase
Batas nishab di sini dapat digunakan nishab pertanian. Jika penghasilan sudah menccapai senilai
lima wisq, hasil bumi seperti gandum, maka ia wajib zakat.
Dapat juga digunakan nishab emas yaitu senilai 85 gr emas. Pendapat ini lebih dekat ketika
melihat yang diterima oleh pekerja itu berupa uang. Kemudian ia mengeluarkan zakat ketika
menerimanya jika sudah mencapai satu nishab, dan jika belum mencapai nishab maka ia
gabungkan dengan pendapatan berikutnya sehingga pada akhir tahun ia keluarkan zakatnya
ketika masih mencapai nishab, sedangkan jika habis maka tidak zakat. Ada yang berpendapat
jumlah nishab itu setelah dikurangi kebutuhan dasar.
Prosentase zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5%

11. SAHAM DAN SURAT BERHARGA
A. Saham
Modal perusahaan pada umumnya terdiri dari penyertaan saham, yang dibeli seseorang. Dan
saham itu sendiri siap dijual belikan kapan saja (di bursa). Maka saham sesungguhnya adalah
modal perusahaan yang siap menguntungkan atau merugikan. Saham memiliki nilai tertentu,
harga pasar yang sangat terpengaruh oleh situasi.
Penerbitan, pemilikan, dan jual beli saham hukumnya mubah menurut Jumhurul Ulama modern.
Dan Pertanyaannya kemudian adalah: Apakah saham berkewajiban zakat? Dan bagaimana
zakatnya?
Dapat kita fahami bahwa saham itu sudah menjadi komoditas perdagangan, pemiliknya dapat
menjual belikannya sebagaimana barang dagangan, demikianlah pendapat Syeikh Muhammad
Abu Zahrah, konsekwensinya maka wajib mengeluarkan zakat saham sebesar 2,5% dari harga
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

120
saham yang ada di pasar, ditambah dengan keuntungannya, jika mencapai satu nishab, setelah
dikurangi kebutuhan pokok pemiliknya.
Dapat juga dilakukan oleh perusahaan seperti yang dilakukan disperusahaan-perusahaan
Islamiy- mengeluerkan zakat modal dan keuntungannya, maka pemiliki saham tidak lagi
berkewajiban mengeluarkan zakatnya karean telah dikeluarkan oleh perusahaan.

B. sertifikat deposito
Sertifikat deposito adalah surat resmi yang dikeluarkan oleh Negara atau perusahaan atau Bank,
dengan membayar sejumlah biaya tertentu pada waktu tertentu. Sama dengan pinjaman yang
memberi keuntungan tertentu. Pemilik deposito sebagai penanam modal, dan pada waktu
tertentu ia dapat mengambil modal sekaligus keuntungannya. Deposito menyerupai saham dari
sisi kemungkinan untuk dijual belikan di pasar, dan dari sisi nilainya di pasar berbeda dengan nilai
namanya. Meskipun deposito ini hukumnya haram karena mengambil keuntungan ribawi, maka
tetap saja harus dibahas zakatnya karena tetaplah ia merupakan harta walaupun diusahakan
dengan cara yang haram. Usaha yang haram itu tidak menghalangi kewajiban zakat bersama
dengan kewajiban menghentikan putaran haramnya.
Ada dua pendapat tentang pembahasan zakatnya:
1. Surat-surat berharga itu dikeluarkan zakatnya sekali saja ketika mengambil dan sudah
melewati masa satu tahun lebih, ia seperti hutang yang dikeluarkan zakatnya sekali saja.
Demikian pendapat madzhab Imam Malik dan Abu Hanifah
2. Dikeluarkan zakatnya setiap tahun, ia dianggap seperti hutang yang yakin dapat ditarik.
Dengan ini ia berkembang dan memberikan keuntungan walaupun haram, maka ia lebih
layak untuk dizakati, bersama dengan kewajiban untuk menghentikan usaha ini. Demikian
pendapat jumhurul ulama, seperti yang ada dalam zakat hutang.
Perhitungannya menggunakan nilai resminya. Sedangkan keuntungan haramnya tidak
dikeluarkan zakatnya, karena harta haram harus dikembalikan kepada yang berhak, dan jika
tidak diketahui pemiliknya maka semuanya harus diberikan kepada fakir miskin.

DISTRIBUSI ZAKAT
A. Mustahik Zakat
Firman Allah :
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

121
sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. At
Taubah: 60

Pertama: Fuqara Masakin
1. Fakir adalah orang yang membutuhkan dan tidak meminta
minta, sedangkan miskin adalah yang meminta-minta.
2. Keduanya bermacam-macam:
orang yang tidak memiliki kekayaan dan tidak pula
pekerjaan
orang yang memiliki kekayaan dan pekerjaan yang tidak
mencukupi setengah kebutuhan
orang yang memiliki kekayaan dan pekerjaan yang tidak
mencukupi kebutuhan standar
3. Sedangkan orang kaya yang tidak boleh menerima zakat adalah orang yang telah memiliki
kecukupan untuk diri dan keluarga.
4. Orang fakir miskin diberikan sejumlah yang dapat mencukupinya
yang mencukupinya sepanjang hidupnya, menurut Imam Syafiiy
yang mencukupinya selama satu tahun menurut madzhab Maliki dan Hanbali

bentuk kecukupan sepanjang hidup dapat berupa alat kerja, atau modal dagang, atau dibelikan
bangunan kemudian diambil hasil sewanya, dan sarana-sarana lainnya seperti yang disebutkan oleh
madzhab Syafiiy dalam buku-bukunya secara rinci.
Di antara kecukupan adalah buku-buku dalam bermacam ilmu, biaya pernikahan bagi yang
membutuhkan. Sebab tujuan utama zakat adalah mengangkat fakir miskin sampai pada standar
layak.

Kedua: Amilin
Yaitu orang-orang yang bertugas mengambil zakat dari para muzakki, dan mendistribusikan kepada
para mustahiq. mereka itu adalah kelengkapan personil dan finasial untuk mengelola zakat.
1. Termasuk dalam kewajiban imam adalah mengutus para pemungut zakat dan
mendistribusikannya, seperti yang pernah Rasulullah dan para khalifah sesudahnya lakukan
2. Syarat orang-orang yang dapat dipekerjakan sebagai amil pengelola zakat, adalah seorang
muslim, baligh dan berakal, mengerti hukum zakat-sesuai dengan kebutuhan lapangan-
membidangi pekerjaannya, dimungkinkan mempekerjakan wanita dalam sebagian urusan zakat,
terutama yang berkaitan dengan wanita, dengan tetap menjaga syarat-syarat syariy
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

122
3. Para amil mendapatkan kompensasi sesuai dengan pekerjaannya. Tidak diperbolehkan menerima
suap, meskipun dengan nama hadiah, seperti yang diriwayatkan dalam sebuah hadits riwayat
Bukhari Muslim: Sesungguhnya aku mempekerjakan kalian salah seorang di antaramu
melaksanakan tugas yang pernah Allah sampaikan kepadaku, kemudian datang kepadaku dan
mengatakan: Ini untukmu dan ini hadiah untukku, apakah ketika ia duduk di rumah ayah ibunya
akan ada hadiah yang menghampirinya?
4. Para amil harus bersikap lunak dengan para muzakki, meyakinkan apa yang menjadi
kewajibannya, mendoakannya ketika mengambil zakat, menetapkan para mustahiq, dan
memberikan bagian mereka.

Ketiga : Muallaf
Mereka itu adalah orang-orang yang sedang dilunakkan hatinya untuk memeluk Islam, atau untuk
menguatkan Islamnya, atau untuk mencegah keburukan sikapnya terhadap kaum muslimin, atau
mengharapkan dukungannya terhadap kaum muslimin.
1. Bagian para muallaf tetap disediakan setelah wafat Rasulullah saw, karena tidak ada nash/teks
yang menghapusnya. Kebutuhan untuk melunakkan hati akan terus ada sepanjang zaman. Dan
di zaman sekarang ini keberadaannya sangat terasa karena kelemahan kaum muslimin dan
tekanan musuh atas mereka.
2. Yang berhak menetapkan hak para muallaf dalam zakat hanyalah imam/kepala negara. Dan
ketika tidak ada imam maka memungkinkan para pemimpin lembaga Islam, atau organisasi
massa tertentu mengambil peran ini
3. Diperbolehkan juga di zaman sekarang ini memberikan zakat kepada para muallaf bagi mereka
yang telah masuk Islam untuk memotivasi mereka, atau kepada sebagian organisasi tertentu
untuk memberikan dukungan terhadap kaum muslimiin. Juga dapat diberikan kepada sebagian
penduduk muslim yang miskin yang sedang dirakayasa musuh-musuh Islam untuk meninggalkan
Islam. Dalam kondisi ini mereka dapat pula diberikan dari selain zakat.

Keempat: Para Budak
Zakat dapat juga digunakan untuk membebaskan orang-orang yang sedang menjadi budak, yaitu
dengan:
Membantu para budak mukatab yaitu budak yang sedang menyicil pembayaran sejumlah tertentu
untuk pembebasan dirinya dari majikannya agar dapat hidup merdeka. Mereka berhak
mendapatkannya dari zakat
Atau dengan membeli budakn kemudian dimerdekakan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

123
Pada zaman sekarang ini, sejak penghapusan system perbudakan di dunia mereka sudah tidak ada
lagi. Tetapi menurut sebagian madzhab Maliki dan Hanbali berpendapat tentang pembebasan
tawanan muslim dari tangan musuh dengan uang zakat termasuk dalam bab perbudakan. Dengan
demikian maka mustahik ini tetap akan ada selama masih berlangsung peperangan antara kaum
muslimin dengan musuhnya.

Kelima: Gharimin (berhutang)
Al Gharim adalah orang yang berhutang dan tidak mampu membayarnya, ada dua macam jenis
gharim yaitu:
1. Al Gharim untuk kepentingan dirinya sendiri, yaitu orang yang berhutang untuk menutup
kebutuhan primer pribadi dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya, seperti rumah,
makan, pernikahan, perabotan. Atau orang yang terkena musibah sehingga kehilangan hartanya,
dan memaksanya untuk berhutang. Mereka dapat diberi zakat dengan syarat:
membutuhkan dana untuk membayar hutang
hutangnya untuk mentaati Allah atau untuk perbuatan mubah
hutangnya jatuh tempo saat itu atau pada tahun itu
tagihan hutang dengan sesame manusia, maka hutang kifarat tidak termasuk dalam jenis
ini, karena tidak ada seorangpun yang dapat menagihnya.
Al Gharim diberikan sejumlah yang dapat melunasi hutangnya.
2. Al Gharim untuk kemaslahatan orang lain, seperti orang yang berhutang untuk mendamaikan
dua orang muslim yang sedang berselisih, dan harus mengeluarkan dana untuk meredam
kemarahannya. Maka siapapun yang mengeluarkan dana untuk kemaslahatan umum yang
diperbolehkan agama, lalu ia berhutang untuk itu, maka ia dibantu melunasinya dari zakat.
Diperbolehkan membayar hutangnya mayit dari zakat. Karena gharim mencakup yang masih
hidup dang yang sudah mati. Demikian madzhab Maliki, berdasrkan hadits Nabi yang bersabda:
Aku adalah yang terdekat pada seorang mukmin daripada diri mereka sendiri. Barang siapa yang
meninggalkan harta maka itu untuk ahli warisnya, dan barang siapa yang meninggalkan hutang,
atau kehilangan maka kepadaku dan kewajibanku Muttafaq alaih.
Sebagian ulama hari ini memperbolehkan zakat dipinjamkan dengan qardhul hasan, karena qiyas
aulawiy (prioritas) yaitu: Jika hutang yang sudah terjadi boleh dibayarkandari zakat, maka
qardhul hasan yang bersih dari riba lebih prioritas dari pada pembagian zakat. Berhutang dalam
dua keadaan itu tujuannya sama yaitu untuk menutup kebutuhan.


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

124
Keenam: Fi sabilillah
Ibnul Atsir berkata: kata Sabilillah berkonotasi umum, untuk seluruh orang yang bekerja ikhlas untuk
mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan kewajiban, yang sunnah dan kebaikan-
kebaikan lainnya. Dan jika kata diucapkan maka pada umumnya ditujukan untuk makna jihad. Karena
banyaknya penggunaannya untuk konotasi ini maka sepertinya kata fisabilillah, hanya digunakan
untuk makna jihad ini (Kitab An Nihayah Ibnu Atsir)

Menurut empat madzhab, mereka bersepakat bahwa jihad termasuk ke dalam makna fi sabilillah,
dan zakat diberikan kepadanya sebagai personil mujahidin. Sedangkan pembagian zakat kepada
selain keperluan zakat, madzhab Hannafi tidak sependapat dengan madzhab lainnya, sebagaimana
mereka telah bersepakat untuk tidak memperbolehkan penyaluran zakat kepada proyek kebaikan
umum lainnya seperti majid, madrasah, dll.

Pandapat lain. Imam Ar Razi mengatakan dalam tafsirnya: Sesungguhnya teks zhahir dari firman
Allah (

) tidak hanya terbatas pada para tentara saja. Demikianlah yang dirilis oleh Al Qaffal
dalam tafsirnya dari sebagian ulama fiqih,, bahwasannya mereka memperbolehkan penyaluran zakat
kepada seluruh proyek kebaikan, seperti mengkafani mayit, membangun pagar, membangun masjid,
karena kata fi sabilillah berlaku umum untuk semua proyek kebaikan.
As Sayyid Siddiq Hasan Khan berkata: Sabilillah artinya seluruh jalan yang menuju kepada Allah.
Sedangkan jihad meskipun jalan terbesar kepada Allah- tetapi tidak ada dalil yang mengkhususkan
pembagian zakat henya kepada mujahid. ( Ar Raudhatunnadiyyah).

Rasyid Ridha berkata: Sabilillah di sana adalah kemaslahatan umum kaum muslimin yang digunakan
untuk menegakkan urusan dunia dan agama, bukan pada individunya. Yang utama dan pertama
adalah persiapan perang, seperti pembelian senjata, perbekalan tentara, alat transportasi,
pemberarngkatan pasukandan termasuk juga dalam hal ini adalah mendirikan rumah sakit,
membuka jalan, mempersiapkan para daI yang menyerukan Islam, mengirimkan mereka ke daerah-
daerah kafir, (Tafsir Al Manar)

Syeikh Mahmud Syaltut dalam bukunya Islam Aqidah dan Syariah dalam hal ini menyatakan:
Sabilillah adalah seluruh kemaslahatan umum yang tidak dimiliki oleh seseorang, dan tidak memberi
keuntungan kepada perorangan. Lalu dia menyebutkan: setelah pembentukan satuan perang adalah
rumah sakit, jalan, rel kereta, dan mempersiapkan para dai.
Kesimpulan: Yang rajah (kuat) bahwa yang dimaksud dari firman Allah fisabilillah adalah jihad
seperti yang dimaksudkan oleh jumhurul ulama. Akan tetapi bentuk jihad pada masa sahabat dan
para ulama sesudahnya terbatas pada berperang. Karena hukum Allah sudah berdiri tegak dan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

125
Negara Islam berwibawa. Adapun pada zaman sekarang ini, bentuk jihad itu tampil dengan warna
yang bermacam-macam untuk menegakkan agama Allah, menyampaikan dakwah dan melindungi
umat Islam. Kami berpendapat bahwa sangat mungkin untuk menyalurkan zakat kepada lembaga-
lembaga modern seperti ini yang masuk ke dalam bab fisabilillah. Yaitu jalan yang digunakan untuk
membela agama Allah dan menjaga umat Islam, baik dalam bentuk tsaqafah (wawasan), pendidikan,
media, atau militer, dst. Dan perlu ditegaskan di sini bahwa peperangan yang boleh dibiayai dengan
zakat adalah perang fisabilillah di bawah bendera Islam, untuk membela kepentingan Islam dan
dibawah komando pemimpin Islam.

Ketujuh Ibnu sabil
Mereka adalah para musafir yang kehabisan biaya di negera lain, meskipun ia kaya di kampong
halamannya. Mereka dapat menerima zakat sebesar biaya yang dapat mengantarkannya pulang ke
negerinya, meliputi ongkas jalan, dan perbekalan, dengan syarat:
Ia membutuhkan di tempat ia kehabisan biaya
Perjalanannya bukan perjalanan maksiyat, yaitu dalam perjalanan sunnah atau mubah
Sebagian madzhab Maliki mensyaratkan: tidak ada yang memberinya pinjaman dan ia mampu
membayarnya

B. Penyaluran Zakat Kepada Para Mustahik
1. Imam SyafiI berpendapat bahwa zakat harus dibagikan kepada delapan kelompok itu dengan
merata, kecuali jika salah satu kelompok itu tidak ada, maka zakat diberikan kepada ashnaf yang
masih ada. Jika muzakki itu sendiri yang membagikan langsung zakatnya maka gugur pula
bagian amil.
2. Madzhab Hanafi dan Maliki berpendapat bahwa zakat boleh diberikan kepada sebagian ashnaf,
tidak kepada seluruh ashnaf yang ada. Bahkan mereka memperbolehkan pemberian zakat hanya
kepada salah satu ashnaf saja sesuai dengan kondisi. Inilah pendapat mayoritas ulama, dan
pendapat yang paling kuat, dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Tidak diperbolehkan menghilangkan hak salah satu mustahiq tanpa ada sebab, jika imam
yang melakukan pembagian dan jumlah zakat cukup banyak.
b. Diperbolehkan memberikan zakat hanya kepada satu ashnaf saja jika ada kemaslahatan yang
dapat dipertannggung jawabkan, seperti ketika perang yang mengharuskan zakat untuk
pembiayaan mujahid di medan perang.
c. Ketika membagikan zakat kepada semua ashnaf secara menyeluruh tidak diharuskan
membagi rata kepada mereka. Dan yang diwajibkan adalah memberikan bagian pada masing-
masing sesuai dengan jumlah dan kebutuhan.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

126
d. Selalu diperhatikan bahawa kelompok prioritas adalah fakir miskin. Kelompok yang diulang-
ulang dalam Al Quran dan As Sunnah. Maka tidak diperbolehkan menghalangi hak mereka
dari zakat, kecuali karena kondisi darurat sesaat.
e. Jika muzakki yang membagikan langsung zakatnya, dan jumlah zakatnya kecil, boleh
diberikan kepada satu kelompok, dan satu orang saja untuk mencapai tujuan zakat, yaitu
menutup kebutuhan
f. Jika imam yang membagikan, maka bagian amilin tidak boloeh lebih banyak dari
seperdelapan, menurut Imam Syafiiy, agar zakat tidak habis di tangan para pegawai saja.

C. Orang Yang Tidak Boleh Menerima Zakat
Ada lima kelompok yang tidak diperbolehkan menerima zakat, yaitu:
1. orang kaya
Rasulullah saw bersabda: ... Tidak halal zakat diberikan kepada
orang kaya. HR lima ulama hadits
Yang dikecualikan dari criteria ini adalah: pasukan perang fi sabilillah, amil zakat, penghutang
untuk kemaslahatan orang lain, seperti yang dikatakan oleh jumhurul ulama.
Seorang anak dianggap cukup jika ayahnya kaya, demikian juga seorang isteri dianggap kaya
jika suaminya kaya, sehingga keduanya tidak boleh diberi zakat.
2. orang kuat bekerja
Rasulullah saw bersabda:

tidak halal zakat diberikan


kepada orang kaya dan orang yang memilkiki organ lengkap. HR lima imam hadits.

adalah
orang yang memiliki organ tubuh lengkap. Juga dengan prnyataan Rasulullah terhadap dua
orang lelaki yang meminta zakat: Jika kalian mau akan aku berikan kepada kalian, tetapi tidak ada
hak dalam zakat ini bagi orang kaya dan orang yang kuat bekerja HR Ahmad, Abu Daud dan An
Nasaiy
Ia benar-benar memiliki pekerjaan yang menghasilkan, jika tidak ada pekerjaan maka ia diberi
zakat
Hasil penghasilannya cukup, jika tidak maka ia boleh menerima zakat sehingga mencukupi
3. non muslim
a. Para ulama sepakat bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada orang kafir yang memerangi,
orang murtad dan orang ateis.
b. Jumhurul ulama khususnya empat imam madzhab bersepakat bahwa zakat tidak boleh
diberikan kepada kafir dzimmiy sebagai fakir, ia bisa menerima zakat menurut sebagian
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

127
ulama dalam statusnya sebagai muallaf. Mereka bersepakat bahwa ahludzimmah boleh
diberikan sedekah sunnah. Sebagaimana baitul mal memberikan kecukupan mereka dari
selain zakat.
c. Diperbolehkan memberikan zakat kepada orang fasik, selama tidak terang-terangan dan
terus menerus menunjukkan kefasikannya. Agar zakat tidak menjadi fasilitas kefasikannya.
Dan diperbolehkan memberikan zakat itu kepada keluarganya, karena kefasikan seseorang
tidak boleh menghilangkan hak orang lain.
d. diperbolehkan memberikan zakat kepada sesama muslim meskipun dari firqah yang berbeda
dengan ahlussunnah, selama ia masih berstatus Islam, dan tidak melakukan perbuatan bidah
yang membuatnya kafir.
e. Dan yang lebih dari semua itu adalah memberikan zakat kepada seorang muslim yang taat
beragama.

4. kerabat
1. Seorang suami tidak boleh memberikan zakatnya kepada isteri, karena ia berkewajiban untuk
menafkahinya. Jika ia memberikan zakat kepadanya maka seperti orang yang memberikan
pada diri sendiri. Sedangkan isteri boleh memberikan zakatnya kepada suami menurut
jumurul ulama, seperti dalam hadits isteri Ibnu Masud yang bertanya kepada Rasulullah saw
bersama dengan seorang wanita anshar. Rasulullah menjawab: ...
. Keduanya mendapatkan dua pahala, pahala zakat dan pahala kerabat. HR
Asy Syaikhani
2. Tidak boleh memberikan zakat kepada kedua orang tua, jika ia yang berkewajiban
menafkahinya, sebab ini sama dengan memberi kepada diri sendiri. Sebagaimana tidak
diperbolehkan memberikan zakat kepada anak yang menjadi kewajibannya.
3. Diperbolehkan memberikan zakat kepada kerabat lain, bahkan menurut madzhab Hanafi -
yang memperluas kewajiban nafkah itu kepada keraba- tetapi tidak menjadikannya
penghalang diberi zakat, sebab penghalang zakat itu adalah bersambungnya manfaat antara
pemberi dan penerima zakat, yang mengesankan bahwa ia memberikan pada diri sendiri.
Seperti yang terjadi pada suami isteri, kedua orang tua dan anak.

5. keluarga Nabi Muhammad SAW
1. Mereka itu adalah keturunan Bani Hasyim menurut jumurul ulama, dan Asy Syafiiyyah
menambahkan keturunan Abdul Muththalib pula.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

128
2. Jumhurul ulama berpendapat bahwa keluarga Nabi Muhammad tidak boleh menerima zakat,
karena zakat itu adalah kotoran manusia sepertti dalam hadits Muslim.
3. Larangan ini mencakup zakat dan sedekah sunnah
4. Menurut madzhab Hanafi, larangan ini khusus pada zaman Nabi Muhammad saw, untuk
menepis tuduhan miring, sedangkan setelah wafat Rasulullah maka mereka diperbolehkan
menerima zakat
5. Keluarga Bani Hasyim boleh memberikan zakat kepada sesame Bani Hasyim.
6. Jika mereka tidak mendapatkan jatah seperlimanya seperlima ghanimah dan faiy, maka ia
boleh menerima zakat menurut kesepakatan ulama.

D. Kesalahan Membagi Zakat
Jika seorang muzakki memberikan zakatnya kepada seorang mustahiq, kemudian diketahui
bahwa ia telah salah dengan membagikan zakat kepada orang yang tidak berhak, seperti
diserahkan kepada orang kafir, kerabat dekat, atau orang kaya, maka apa yang harus dilakukan?
Jika muzakki telah berusaha, bertanya, dan mencari, kemudian ia serahkan zakat dan
ternyata d kemudian hari terbukti salah alamat, maka ia tidak berkewajiban membayarnya
lagi. Seperti dalam hadits Man bin Yazid ketika ayahnya meletakkan sedekah di masjid,
kemudian Man mengambilnya dan diadukan kepada Rasulullah saw, lalu Nabi bersabda:
Bagimu yang telah kamu niatkan wahai Yazid, dan bagimu yang telah kau ambil wahai Man.
HR Al Bukhariy
Namun jika kesalahan itu karena tidak ada usaha, bertanya dan mencari, maka muzakki harus
bertanggung jawab atas kesalahannya itu, dan membayar zakat lagi.
Sedang jika imam yang membagi zakat, lalu salah, maka muzakki tidak berkewajiban apa-apa.
Dan kepada orang yang menerima zakat sementara ia tidak berhak menerimanya maka ia
harus mengembalikannya, atau mengembalilkan nilainya jika sudah dibelanjakan.

E. Seputar Cara Pembayaran Zakat
1. NEGARA DAN ZAKAT
a. Para Ulama telah bersepakat bahwa dasar palaksanaan zakat adalah bahwa seorang Imam
mengumpulkannya dari para muzakki dan membagikannya kepada para mustahiq. artinya
bahwa pengelolaan zakat itu merupakan salah satu tugas Negara Islam, dengan dalil-dalil
berikut ini:
Al Quran, telah menetapkan dalam ayat zakat tentang bagian amil zakt, ini mennunjukkan
bahwa harus ada pegawai yang ditunjuk oleh Negara guna menjalankan tugas ini dan
diberikan gaji dari zakat.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

129
As Sunnah Al Qauliyah: diambil dari orang-orang kaya mereka lalu dibagikan kepada
fakir miskin merekadi sini ada yang mengambil dan yang membagi, dan tidak dibiarkan
begitu saja kepada para muzakki
As Sunnah Al Filiyyah, Rasulullah mengirimkan para pemungut zakat. Demikian juga para
khalifah sesudahnya
Logika, yaitu ketika zakat dibiarkan kepada perorangan mengakibatkan terlantarnya hak-
hak fakir miskin, yang bisa menyebabkan keresahan dan ketidak adilan terhadap fakir
msikin. Pada saat yang sama Negara berkewajiban menjaga kehormatan fakir miskin.
Belum lagi sebagian distribusi zakat itu disalurkan untuk kepentingan umum yang hanya
bisa ditentukan oleh Negara.
b. Harta zakat terbagi dalam dua macam, yang nyata dan yang tersembunyi. Zakat zhahir
seperti zakat tanaman dan hewan, sedang yang tersembunyi seperti uang dan perdagangan.
para ulama telah bersepakat bahwa ketika seorang imam meminta zakat dari para
mustahiq maka harus diberikan baik dalam bentuk zahir maupun tersembunyi. Dan ketika
imam tidak mengurusi zakat maka tidak menggugurkan zakat dari para muzakki itu, dan
para muzakki wajib mengeluarkannya sendiri dan membagikannya kepada para mustahiq.
seorang imam diperbolehkan menyerahkan cara pembayaran zakat harta tersembunyi
kepada para muzakki, seperti yang dilakukan oleh Utsman ra, dan ketika itu para muzakki
yang membagikannya langnsung kepada mustahiq
kenyataan pembagian jenis harta zhahir dan tersembunyi tidak banyak dampaknya pada
zaman sekarang ini. Maka yang utama adalah kembali kepada yang asli, yaitu urusan zakat
harus tunduk kepada kekuatan hukum syariat Islam, yang akan membantu mewujudkan
tujuan kewajiban ini.
c. Ketika pemilik harta menolak membayar zakat, atau mengaku telah mengeluarkannya, atau
menyembunyikan kewajibannya maka ia wajib
Jika ia mengingkari kewajiban zakat maka hukumnya kafir, dan dihukum mati sebagai
orang murtad
Jika karena pelit, maka diambil zakatnya dengan paksa dan dipenjara
Para ulama berbeda pendapat tentang apakah boleh menghukum orang yang menolak
zakat dengan diambil separo hartanya? Madzhab Hanbali memperbolehkannya, tetapi
jumhurul ulama menolak. Dan yang rajah (kuat) bahwa hukuman maliyah (material)
adalah jenis hukuman tazir yang diserahkan kepada kebijakan imam.
d. Bolehkan membayar zakat kepada penguasa yang zhalim?
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

130
Jika ia iltizam dengan Islam secara global, dan zalilm dalam beberapa sisi, maka boleh
membayar zakat kepadanya, jika ia menyalurkannya ke pos-pos yang diperbolehkan
agama. Sedang jika kezalimannya mencakup zakat, maka tiadk boleh membayar
kepadanya, kecuali jika ia mengambil paksa. Dan yang utama dalam kondisi ini adalah
mengulang mengeluarkannya kepada yang berhak. Ini hukumnya wajib menurut
madzhab Maliki, dan wajib menurut madzhab Hanafi dan Syafiiy.
sedang jika penguasa itu memerangi Islam dan para dainya, dengan terang-terangan
mengajak kepada prinsip kafir, maka tidak boleh membayar zakat kepadanya dalam
keadaan apapun. Dan jika penguasa itu mengambil maka muzakki harus mengulang
mengeluarkan zakat.

F. Serba-Serbi Seputar Pembayaran Zakat
1. Niat
a. Karena zakat adalah ibadah, maka pelaksanaannya harus disertai niat, sesperti dalam
hadits Nabi: ..Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niatnya
b. muzakki berniat untuk dirinya, sebagaimana seorang wali berniat untuk orang yang
diwaliin, seperti anak kecil, orang gila, orang bodoh ketika mereka hendak mengeluarkan
zakat
c. tempat niat ada di dalam hati, dan waktunya ketika sedang mengeluarkan zakat.
d. ketika penguasa mengambil zakat maka harus disertai pula niat muzakki sehingga
mendapat pahala dari zakatnya, dan diterima di sisi Allah. Jika tidak disertai niat maka
hanya cukup menurut Negara, artinya tidak diminta lagi, tetapi belum cukup menurut
Allah
2. Membayar dengan nilai uang
a. Ketika seseorang berkewajiban zakat seekor kambing untuk kembingnya, atau seekor
onta untuk ontanya, atau sekian kilo untuk tanamannya, maka ia diperbolehkan
membayar dengan uang senilainya, seperti dalam hadits Muadz bersama dengan
penduduk Yaman: Bayarkan kepadaku dengan kain yang panjanganya lima hasta, atau
pakaian senilai zakat, karena yang demikian itu lebih mudah bagi kalian dan lebih
bermanfaat bagi kaum muhajirin di Madinah HR Al Baihaqi dan Al Bukhariy. Saat itu
penduduk Yaman terkenal sebagai pembuat pakaian, dan penduduk Madinahlebih
membutuhkannya. Demikianlah pendapat madzhab Hanafi, diriwayatkan pula oleh imam
Ahmad bin Hanbal untuk selain zakat fitrah. Merupakan madzhab Umar bin Abdul Aziz,
Hasan Al Bashri, Sufyan Ats Tsauriy dan Al Bukhariy. Menurut Ibnu Taimiyah membayar
zakat dengan nilai uang diperbolehkan karena kebutuhan, kemaslahatan atau keadilan.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

131
b. Madzhab Syafiiy tidak memperbolehkan membayar zakat dengan nilai uang. Karena
zakat itu ibadah seperti shalat maka wajib dikerjakan seperti yang ada dalam teks syariy.
Dan menurut madzhab Maliki ada beberapa pendapat yang berbeda, dan yang terkenal
adalah makruh membayar zakat dengan uang
c. Sedang jika imam menghendaki pembayaran dengan uang maka mereka sepakat boleh,
karena ia dianggap lebih memahami kemaslahatan.

3. Memindahkan zakat ke tempat lain.
a. Prinsip zakat adalah dibagikan di negeri tempat zakat itu dikumpulkan, seperti dalam
hadits Nabi: Diambil dari orang kaya mereka dan dibagikan kepada fakir misikin
mereka. Demikianlah sunnah filiyyah Rasulullah saw dan khulafaurrasyidin sesudahnya,
tanpa ada yang berbeda pendapat dengannya.
b. Ketika negeri yang bersangkutan sudah cukup, maka boleh dipindahkan ke Negara lain,
atau diserahkan kepada imam untuk dibagikan sesuai dengan kebutuhan. Demikianlah
yang Rasulullah dan para khalifah lakuakan tanpa ada yang menolaknya
c. Sedangkan jika fakir miskin di negeri yang bersangkutan masih membutuhkan zakatnya
orang kaya, maka pemindahan zakat ke Negara lain tidak boleh dilakukan kecuali jika ada
kebutuhan yang lebih mendesak. Seperti jika ada suatu Negara muslim yang ditimpa
bencana, atau sesuai dengan ijtihad imam menurut pendapat madzhab Hanafi dan Maliki.
d. Diperbolehkan memindahkan zakat menurut madzhab Hanafi ke Negara lain jika muzakki
memiliki kerabat yang membutuhkan di negeri tersebut. Atau jika di negeri kedua itu
terdapat fakir miskin yang lebih membutuhkan dari pada negeri yang pertama. Atau jika
pemindahan itu lebih membawa maslahat bagi kaum muslimin, atau jika dipindahkan dari
negeri perang ke negeri aman, atau jika dipindahkan kepada orang berilmu atau
penuntut ilmu, atau dipindahkan untuk pembiayaan proyek Islami yang bermanfaat bagi
kaum muslimin di Negara kedua. Ibnu Abidin menuturkan dalam hasyiyahnya lebih
banyak lagi contoh seperti ini
4. Mempercepat dan Menunda Zakat
a. Zakat wajib dibayarkan seketika, maka ketika syarat-syarat zakat terpenuhi maka saat itu
pula wajib dikeluarkan zakatnya. Ia berdosa jika menundanya tanpa ada sebab. Karena
perintah menuntut disegerakan. Demikianlah madzhab jumhurul ulama
b. Diperbolehkan mempercepat pembayaran zakat artinya dikeluarkan sebelum waktunya-
jika zakatnya mensyaratkan haul (masa satu tahun). Demikianlahh madzhab jumhurul
ulama. Berbeda dengan madzhab Maliki. Sedang zakat yang tidak mensyaratkan satu
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

132
tahun seperti tanaman dan buah-buahan, maka tidak boleh membayarnya sebelum
waktunya.
c. Tidak diperbolehkan pula menunda zakat ketika sudah jatuh waktu wajjibnya kecuali jika
ada hajat syariy seperti menunggu kerabat yang sedang membutuhkan. Dan barang
siapa yang menundanya tanpa ada sebab syariy ia berdosa menurut kebanyakan ulama.
Dan jika kemudian hartanya habis atau kurang sebagiannya sebelum mengeluarkan zakat
maka kewajibannya tidak gugur, dan menjadi hutangnya.
d. Dan jika zakat telah diambil dari sebagian harta yang dimiliki untuk dibagikan kepada
yang berhak kemudian hilang, maka jika karena keteledoran pemeliharaannya, maka ia
wajib menggantinya dan mengelurkan zakat lagi. Namun jika tidak karena keteledoran
maka ia tidak wajib menggantinya, dan cukup membayarkan dengan yang tersisa.
e. Zakat yang sudah menjadi kewajiban seseorang tidak akan pernah gugur sebelum
dibayar meskipun telah lewat beberapa tahun. Menurut jumhurul ulama zakatnya diambil
secara keseluruhan dari tahun-tahun yang telah berlalu.
f. Bahkan zakat tidak gugur karena kematian. Ia tetap harus dibayarkan dari harta
peninggalan meskipun tidak diwasiatkan oleh orang yang meningal. Ini pendapat Jumhur
yang didasarkan kepada sabda Rasulullah saw. hutang kepada Allah lebih berhar
untuk dilunasi (Syaikhan)
5. Rekayasa Menggugurkan Zakat
Haram hukumnya dan zakat tidak gugur apapun bentuk rekayasnya. Barangkali di dunia bisa
bebas karena permintaan pemimpin untuk menggugurkannya, namun di akhirat tidak
selamat dari hisab Allah. Ini juga pendapat Jumhur, Malikiyah, Hanabilah, dan lain-lain.
6. Membayar zakat bisa dilakukan kepada orang fakir secara langsung dan tidak mengatakan
bahwa itu zakat. Bahkan banyak ulama yang menganggapnya sunnah agar tidak menyakiti
hatinya dan merendahkannya.

MASALAH-MASALAH YANG BERKAITAN ANTARA ZAKAT DAN PAJAK DAN
ZAKAT FITRAH
A. Apakah Ada Kewajiban harta selain zakat?
Zakat adalah kewajiban pereodik harta, dan wajib dikeluarkan dalam setiap kesempatan dan
keadaan. Dalam kondisi biasa seorang muslim tidak diwajibkan selain zakat, kecuali dengan sukarela.
1. Dalam kondisi darurat terdapat kewajiban harta selain zakat, yang disepakati para ulama, yaitu:
a. Hak kedua orang tua, dalam bentuk nafkah yang mereka butuhkan pada saat anaknya kaya
b. Hak kerabat, dengan perbedaan tingkat kedekatan yang mewajibkan nafkah
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

133
c. Hak orang-orang yang sangat membutuhkan pakaian atau rumah tinggal
d. Membantu keluarga untuk membayar diyat pembunuhan yang tidak disengaja
e. Hak kaum muslimin yang sedang ditimpa bencana
2. Masih ada hak-hak lain yang masih diperdebatkan apakah wajib atau sunnahh, antara lain:
a. Hak tamu selama tiga hari
b. Hak orang yang hendak meminjam kebutuhan rumah, bagi tetangga
3. Sedangkan hak fakir miskin terhadap harta orang kaya secara umum sudah banyak disebutkan
dalam ayat-ayat Al Quran maupun dalam hadits. Dan bentuk masyarakat Islamiy yang saling
melindungi tidak akan pernah terwujud tanpa hal ini.
Ketika zakat sudah mengcover kebutuhan fakir miskin, maka orang-orang kaya tidak diminta
yang selain zakat. Namun jika zakat belum mencukupi maka harus diambilkan dari orang-orang
kaya selain zakat, yang dapat mencukupi kebutuhan dasar fakir miskin. Sebagaimana diambil
pula dari orang kaya itu kebutuhan untuk melindungi Negara dari ancaman musuh jika dari zakat
belum mencukupi. Semua ini hampir disepakati oleh para ulama, meskipun terdapat perbedaan
di sesputar (apakah ada kewajiban harta selain zakat?) perbedaan itu terpulang kepada
kewajiban selain zakat yang permanent, bukan yang insidentil.

B. Apakah Boleh Menetapkan Pajak bersama dengan zakat?
1. Bagi imam setelah bermusyawarah dengan ahlul halli wal aqdi, diperbolehkan untuk
menetapkan zakat kepada kaum muslimin selain zakat, dengan dalil:
a. Jaminan sosial kaum muslimin hukumnya wajib. Jika dari zakat dan pendapatan kas
Negara tidak cukup, maka boleh menetapkan pajak tambahan kepada orang kaya
b. Belanja Negara sangat banyak, pos-pos dan sumber zakat sangat terbatas, maka
bagaimana mungkin mampu menutup kebutuhan Negara yang tidak masuk dalam
pintu distribusi zakat? Dan bagaimana mampu menutup pos penerima zakat jika
sumber zakatnya sangat kecil?
c. Kewajiban yang tidak akan terlaksana kecuali dengan adanya sarana, maka
menghadirkan sarana itu menjadi kewajiban pula. Dari itulah imam Al Ghazali Asy
Syafiiy memperbolehkan imam untuk mewajibkan kepada orang kaya untuk
membiayai kebutuhan seorang tentara. Demikian juga imam Asy Syathibiy al Maliki
memperbolehkan imam yang adil untuk menugaskan orang kaya membiayai tentara
selain dari baitul mal. Dan para ulama lain berpendapat seperti ini.

2. Syarat-syarat yang wajib diperhatikan dalam penetapan zakat
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

134
a. Terdapat kebutuhan riil yang tidak tercukupi oleh sumber-sumber pendanaan
konvensional (zakat, bagi hasil ,)
b. Pembagian beban pajak secara adil kepada mereka yang mampu
c. Penyaluran uang pajak untuk kemaslahatan umat, bukan kepentingan penguasa
d. Mendapat persetujuan dewan permusyawaratan, atau ahlul halli wal aqdi. Karena
penetapan pajak merupakan keputusan sensitif, yang mengintervensi kepemilikan
pribadi yang dilindungi hukum. Maka tidak diperbolehkan mengambilnya kecuali karena
kebutuhan syariy yang ditetapkan oleh ahlul halli wal aqdi.
Pajak yang ditetapkan dengan memenuhi syarat-syarat di atas tidak lagi masuk dalam
pungutan liar, dan cukai yang tercela dan diharamkan dalam beberapa hadits.

C. Zakat dan Pajak
1. Hakekat zakat dan pajak
Meskipun pajak dan zakat memiliki titik singgung yang sama, yaitu kewajiban yang mengikat,
dan kekuasaan yang menekan, namun di antara keduanya terdapat perbedaan penting yaitu:
Bahwa zakat itu adalah ibadah dan pajak adalah kewajiban Negara
Penetapan nishab dan prosentase zakat ditetapkan oleh syariah, maka hukumnya tetap
dan tidak berubah. Sedangkan pajak ditetapkan oleh ulil amri, maka merekalah yang
menentukan dan menghapuskan
Pajak berhubungan antara warga dan Negara. Sedangkan zakat adalah hubungan manusia
dengan Tuhannya. Seorang muzakki akan membayar zakatnya meskipun tidak ada yang
menagihnya.
Pajak terbatas sasarannya hanya pada target materi, sedangkan zakat memiliki sasaran
ruhiyah, akhlaq, dan insaniyah. Zakat adalah ibadah yang sekaligus pungutan.
2. Prosentase Progresif antara Pajak dan Zakat
Pajak dengan prosentase tetap ialah yang telah ditetapkan prosentasenya dengan satu
ketentuan, meskipun kekayaan bertambah banyak. Sedangkan pajak progresif yang semakin
besar prosentasenya sesuai dengan pertambahan kekayaan, seperti 10% untuk ribuan
pertama, 12% untuk ribuan kedua, 14% untuk ribuan ketiga dst.
Dan yang terkenal dalam zakat adalah prosentase tetap tidak dengan prosentase progresif,
meskipun kekayaan yang dikeluarkan zakatnya semakin besar. Untuk uang misalnya 2,5% bagi
yang memilikinya mencapai nishab, dan yang memilikinya seribu kali nishab. Apa hikmah di
balik itu?
1. Tujuan pajak progresif adalah untuk mengembalikan keseimbangan dan mendekatkan
kesenjangan. Tujuan ini sangat serius diwujudkan dalam Islam, tetapi dengan cara di luar
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

135
zakat. System waris (harta pusaka) wasiat, larangan riba, larangan penimbunan, dan larangan
cara-cara haram lainnya, adalah upaya untuk mewujudkan tujuan di atas
2. zakat yang diambil dari orang kaya dan diberikan kepada fakir miskin, memiliki peran besar
dalam mewujudkan tujuan di atas, pada saat pajak progresif diambil dari seluruh lapisan dan
terkadang dari fakir miskin pula, kemudian digunakan untuk belanja Negara secara umum
yang dimanfaatkan oleh orang kaya juga.
3. Zakat sebagai ibadah harus ditetapkan dengan baku dan tidak berubah-rubah. Hal ini tidak
menghalangi Negara ketika membutuhkan untuk menetapkan pajak selain zakat. Ulil amri
dapat memetakan maslahat yang digunakan untuk menetapkan pajak progresif dalam
kondisi tertentu. Sedangkan zakat tidak membuka peluang intervensi pendapat dan
penyesuaian.

D. Zakat Fithrah
1. Tarif dan Hukumnya
a. Zakat atau sedekah fitrah adalah zakat yang disebabkan datangnya idul fitri setelah
ramadhan. Diwajibkan pada tahun kedua hijriyah-bersamaan dengan kewajiban puasa-
berbeda dengan zakt-zakat yang lainnya. Karena zakat ini wajib atas setiap orang bukan atas
kekayaan.
b. Jumhurul ulama bersepakat bahwa zakat fitrah itu hukumnya wajib, seperti dalam hadits
Ibnu Umar: Bahwasannya Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah dari bulan Ramadhan satu
sha kurma dan gandum atas setiap orang merdeka atau budak sahaya, laki-laki dan wanita
umat Islam ini. HR Al Jamaah. Demikianlah pendapt empat madzhab
c. Rasulullah saw telah menjelaskan hikmahnya sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa
dari perbuatan sia-sia yang sangat sulit dihindari orang yang sedang berpuasa. Zakat fitrah
juga menjadi makanan fakir miskin pada hari raya itu sehingga mereka semua dapat
merayakan idul fitri dengan senang dan bahagia.
2. Siapa yang diwajibkan
a. Zakat ini diwajibkan kepada setiap muslim budak atau merdeka, laki-laki atau wanita, kecil
atau dewasa, miskin atau kaya. Seorang laki-laki mengeluarkan zakat untuk dirinya dan
orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Seorang isteri mengeluarkan zakat untuk
dirinya atau oleh suaminya. Tidak wajib dibayarkan untuk bayi yang masih dalam kandungan,
meskipun disunnahkan menurut Ahmad bin Hanbal
b. Jumhurul ulama mensyaratkan zakat itu kepada seorang muslim yang memiliki kelebihan
makanan pada hari ied itu sebesar zakat fitrah yang menjadi kewajibannya. Hutang yang
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

136
belum jatuh tempo tidak boleh menggeser kewajiban zakat, berbeda dengan hutang yang
sudah jatuh tempo (yang harus dibayar seketika itu).
3. Besar zakat fitrah
a. Tiga ulama (Malik, Syafiiy, dan Ahmad) telah bersepakat bersama jumhurul ulama bahwa
zakat fitrah itu sebesar satu sha kurma, handum atau makanan lain yang menjadi makanan
pokok negeri yang bersangkutan. Seperti yang ada dalam hadits di atas, juga hadits Abu Said
Al Khudzriy : Kami pernah membayar zakat fitrah dan Rasulullah saw bersama kami berupa
satu sha makanan, atau kurma, atau gandum, seperti itu kami membayar zakat, sampai di
zaman Muawiyah datang di Madinah yang mengatakan: Sekarang saya berpendapat bahwa
dua mud gandum Syam itu sama dengan satu sha kurma, lalu pendapat ini dipakai kaum
muslimin saat itu. HR Al Jamaah. Madzhab Hanafi berpendapat bahwa zakat fitrah itu
sebesar satu sha dari semua jenis makanan.
b. Satu sha adalah empat sendokan dengan dua telapak tangan orang dewasa standar atau
empat mud. Karena sat umud itu juga sebesar sendokan dengan dua telapak tangan orang
dewasa standar, yang dikonfersi kurang lebih 2176 gr
c. Zakat fitrah dikeluarkan dari makanan pokok mayoritas penduduk di suatu negeri, atau dari
mayoritas makanan pokok muzakki jika lebih baik dari pada makanan pokok negeri mustahik.
Demikianlah pendapat jumhurul ulama.
d. Diperbolehkan membayar dengan nilai uang satu sha jika lebih bermanfaat bagi fakir miskin.
Demikianlah pendapat madzhab Hanafi, yang diriwayatkan pula dari Umar bin Abdul Aziz dan
Hasan Al Bashriy, pendapat yang lebih mudah dikerjakan pada masa sekarang ini.

4. Waktunya
a. Zakat fitrah wajib dibayar oleh orang yang bertemu dengan terbenam matahari hari terakhir
bulan ramadhan, menurut madzhab Syafiiy. Atau yang bertemu dengan terbit fajar hari ied
menurut madzhab Hanafi dan Malikiy
b. wajib mengeluarkannya sebelum shalat ied, seperti dalam hadits Ibnu Abbas. Diperbolehkan
membayarnya lebih awal sejak masuk bulan Ramadhan menurut madzhab Syafiiy. Dan yang
utama mengakhirkannya satu atau dua hari menjelang iedul fitri. Demikianlah pendapat yang
dipegang oleh madzhab Malikiy. Diperbolehkan mendahulukannya sampai awal tahun
menurut madzhab Hanafiy, beralasan bahwa namanya tetap zakat. Dan menurut madzhab
Hanbali diperbolehkan mensegerakannya mulai dari separo kedua bulan Ramadhan.

5. Kepada Siapa Zakat ini dibagikan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

137
a. Para ulama bersepakat bahwa zakat fitrah ini dibagikan kepada fakir miskin kaum muslimin.
Abu Hanifah memperbolehkan pembagianya kepada fakir miskin ahli dzimmah.
b. Prinsipnya bahwa zakat fitrah itu diwajibkan untuk dibagkan kepada fakir miskin, sehingga
tidak diberikan kepada delapan ashnaf lainnya. Kecuali jika ada kemaslahatan, atau
kebutuhan lain. Zakat ini juga hanya dibagikan di negeri zakat itu diambil,, kecuali jika di
negeri itu tidak ada fakir miskin maka diperbolehkan untuk memindahkannya ke Negara lain.
Zakat fitrah tidak boleh dibagikan kepada orang yang tidak boleh menerima zakat mal, seperti orang
murtad, fasik yang mengganggu kaum muslimin, anak, orang tua atau isteri.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

138
Blok 1.5
Week 3
Gaul Tetap Syari

Pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang tak
mungkin bisa hidup sendirian. Manusia juga memiliki sifat tolong-
menolong dan saling membutuhkan satu sama lain. Interaksi dengan
sesama manusia juga menciptakan kemaslahatan besar bagi manusia itu
sendiri dan juga lingkungannya. Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja
merupakan contoh-contoh aktivitas bermanfaat besar yang melibatkan
pergaulan antarmanusia.
Namun, pergaulan tanpa dibentengi iman yang kokoh akan mudah
membuat seorang Muslim terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang.
Betapa banyak kejadian tak bermoral yang membuat kita mengelus
dada. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan berbagai bentuk
perilaku menyimpang lainnya. Semua itu bersumber dari pergaulan yang
salah dan tidak dilandaskan pada kepatuhan terhadap ajaran Al Quran yang mengatur soal pergaulan
Islami.






Seperti yang telah kita ketahui bahwa akhlakulkarimah merupakan
salah satu diantara tugas-tugas kenabian. Bahkan tugas para nabi,
seseorang yang mengaku sebagai pengikut nabi namun tidak
menghiasi dirinya dengan akhlakulkarimah berarti elah terputus
dengan misi utama kenabian. Ia juga tidak akan memiliki bobot yang
berat tatkala dihadapkan kepada timbangan amal perbuatan, sebab
amal yang paling berat timbangannya adalah ahlaqul karimah.
Para salafusshalih sangat memperhatikan masalah ahlak, sehingga
mereka pantas menjadi teladan dalam setiap persoalan. Ketahuilah
wahai saudaraku, barang siapa yang merenungi kitabullah dan
Didalam pergaulan sehari-hari dimana terjadi interaksi -interaksi antara manusia yang satu
dengan yang lainnya ada banyak hal yang harus diperhatiikan mulai dari bagaimana bertutur kata
sampai dengan masalah sikap dan tindak tanduk seseorang yang mana semua itu akan tercakup
dalam masalah akhlak.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

139
senantiasa berhubungan dengannya maka akan mendapatkan kemuliaan ahlak, dan barang siapa
yang mengkaji sunnah-sunnah nabi yaitu perjalanan hidup Rasulullah saw dan haditsnya akan
mendapatkan dan memahami kemuliaan ahlak dan keagungannya, sebagaimana termaktub pada
akhir suratAl-Furqan.

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi
dengan rendah hati, dan apabila orang-orang yang jahat menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-
kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yeng melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri
untuk rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata :ya rabb kami, jauhkanlah azab jahannam dari kami,
sesungguhnya adzabnya merupakan kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-
buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta)
mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. Dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara
yang demikian. Dan orang-orang yang menyembah illah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina.
Barang siapa yang melakukan demikian itu niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). (QS. Al-
Furqan 63-68).

Selain hal diatas, ahlak-ahlak yang mulia adalah dengan tidak memberikan kesaksian palsu bahkan
harus memerangi dan mengingkarinya, menolak perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat atau
tidak mendapatkan faedah, sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla.

Dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
tidak perfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS. Al-Furqan :72).
Dan jika didengarkan atau ditunjukkan ayat-ayat Allah 'Azza wa Jalla atau didatangkan pada mereka
hadits-hadits Rasulullah saw yang shahih maka mereka (mukmin dan mukminat) sebagai ahlul lisan
akan menghadapnya dengan khusyuk serta menerima sepenuhnya terhadap Allah 'Azza wa Jalla dan
sekaligus mengagungkan-Nya 'Azza wa Jalla. Hati-hati mereka menjadi lembut. Bahkan tidak jarang
kita lihat menangis lantaran rasa takut kepada-Nya 'Azza wa Jalla.

Sikap sabar, juga merupakan sikap yang harus ada di dalam pergaulan, baik itu kesabaran dalam
mentaati Allah 'Azza wa Jalla dan kesabaran menahan yang diharapkan Allah 'Azza wa Jalla dan
kesabaran atas musibah yang menimpa dan tidak ada balasan bagi orang yang sabar dari sisi Allah
'Azza wa Jalla kecuali al-jannah yang tinggi dan agung.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

140
mereka itulah yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam jannah), karena kesabaran mereka.
Dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat didalamnya. Mereka kekal
didalamnya. Jannah itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman (QS. Al-Furqan 75-76).

Sesungguhnya setiap mukmin dan mukminat mereka itu adalah saling menjadi wali satu sama lainnya.
Mereka saling memenberi nasehat dan saling mencintai karena Allah 'Azza wa Jalla dan saling berwasiat
tentang kebenaran dan kesabaran serta saling tolong menolong dalam kebajikan dan takwa. Dengan
menjaga hal-hal yang seperti itu berarti seorang mukmin atau mukminat telah mengamalkan sifat dan
sikap atau ahlak yang mulia, sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla : dan orang-orang yang beriman,
laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang makruf. Mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan
zakat dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah
sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana (At-Taubah :71).

Dalam kaitannya dengan amar makruf dan annashihat lillah sudah selayaknya bagi seorang mukmin
dan mukminat senantiasa memperhatikan timing yang tepat dalam beramar makruf, tidak capat
berputus asa bila ditolak. Karena bisa jadi pada hari ini ia ditolak namun esok lusa ia bisa diterima.
Dan diwajibkan bagi setiap mukmin dan mukminat untuk tetap istiqomah dalam agamanya
menunaikan kewajiban terhadap Allah 'Azza wa Jalla, mentaati-Nya 'Azza wa Jalla dan mentaati
Rasulullah saw. Mereka itulah yang berhak mendapat karunia didunia dan diakhirat karena
ketaatannnya kepada Allah 'Azza wa Jalla, keimanan dengannya serta pelaksanaan kewajiban
terhadap-Nya 'Azza wa Jalla.
Hal ini juga menunjukkan bahwa sesungguhnya bagi orang-orang yang berpaling, lalai dan orang-
orang yang mengabaikan kewajiban, maka bagi mereka sama halnya dengan menyodorkan dirinya
untuk diadzab Allah 'Azza wa Jalla dan dimurkai-Nya 'Azza wa Jalla.
Sebagaimana dalam firman Allah 'Azza wa Jalla:

adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia maka sesungguhnya
nar lah tempat tinggal(nya), dan adapun orang-orang yang takut pada keesaran rabb-Nya dan menahan
diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya jannah-lah sebagai tempatinggal(nya).
(AnNaziat 38-41).

Terakhir kita memohon kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan asmaulhusna-Nya 'Azza wa Jalla dan
sifat-sifatNya 'Azza wa Jalla yang tinggi, semoga Allah 'Azza wa Jalla menunjukkan kita dan segenap
kaum muslimin kepada ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih. Semoga Allah memperbaiki hati
kita dan amal kita sekalian semoga Allah 'Azza wa Jalla memberikan rizki berupa kemampuan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

141
melaksanakan tawasshau bil haq dan tawasshau bis Sabr. Tolong menolong dalam kebajikan dan
ketakwaan, mengutamakan akhirat atas dunia, mempunyai keinginan untuk tetap memiliki
keselamatan hati dan amal, ambisi ntuk bermamfaat bagi kaum muslimin dimanapun mereka berada.

Pentingnya akhlak Islami
Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat ke-islaman dan keimanan seseorang. Akhlak
yang baik adalah cerminan baiknya akidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak
merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap akidah dan syariah.Paling sempurna
orang mukmin imannya adalah yang paling luhur akidahnya.(H.R. Tirmidzi)
Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan sesungguhnya sebaik-
baik keislaman manusia adalah yang paling baik akhlaknya. (H.R. Thabrani, Ahmad dan Abu Yala)

Hai Abu Dzar, maukah kutunjukkan dua perkara yang sangat ringan dipikul dan lebih berat timbangan
daripada perkara-perkara lainnya?Abu Dzar menjawab,Mau ya Rasulullah. Rasulullah
berkata,Engkau harus berakhlak luhur dan banyak berdiam mulut (tidak banyak bicara). Maka demi
Allah yang jiwaku berada pada kekuasaan-Nya, tidak ada yang lebih indah dari manusia-manusia ciptaan-
Nya daripada mereka yang mengerjakan kedua perkara tersebut.(H.R. Tabrani dan Abu Yala)

Akhlak adalah buah ibadah.
Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji dan mungkar. (Q.S. 29:45)
Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat.
Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran
akhlaknya.(H.R. Abu Daud dan At Tirmizi)
Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat, umat karena itulah akhlak pulalah
yang menentukan eksistensi seoran muslim sebagai makhluk Allah swt.
Sesungguhnya termasuk insan pilihan diantara kalian adalah yang terbaik akhlaknya.(Muttafaqalaih)
Seburuk-buruk umatku adalah orang yang banyak omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan
sebaik-baik umatku adalah mereka yang paling baik akhlaknya.(H.R. Bukhari)

Adapun akhlak yang berhubungan dengan sesama muslim diajarkan oleh syariat Islam sbb:
1. Memenuhi janji ( al Isra : 34, an Nahl : 91, Al Maidah :1, As Shaff : 2-3)
2. Menghubungkan tali persaudaraan (An Nisa : 36, )
3. Dari Anas ra. bahwa Rasulullah bersabda: Siapa yang ingin dilapangkan untuknya rizkinya dan
diakhirkan untuknya dalam ajalnya maka hendaklah menyambung tali silaturahimnya.
(HR.Bukhari-Muslim)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

142
4. Dari Aisyah ra. dia berkata Rahim itu digantung diatas Arsy, dia berkata: Siapa yang
menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutusku maka Allah akan
memutusnya. (HR.Bukhari-Muslim)
5. Waspada dan menjaga keselamatan bersama (Al Maidah : 2, Al Asr:1-3)
6. Berlomba mencapai kebaikan (Al Baqoroh: 148, Ali Imron : 133)
7. Bersikap adil (an Nahl : 90, Al Hujurut : 9)
8. Tidak boleh mencela dan menghina (Al Hujurat : 11, Al Humazah : 1 )
9. Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah berkata:Cukuplah kejelekan seseorang jika
menghina saudaranya sesama. (HR.Muslim)
10. Tidak bolaeh bermarahan (Al Qalam : 4, Ali Imron : 134)
11. Menjaga rahasia (Al Isra : 34)
12. Mengutamakan orang lain (Al Hasyr : 9, Al Insan : 8)
13. Saling memberi hadiah.
14. Hendaklah kalian saling memberi hadiah pasti kalian saling mencintai. (HR.Al Baihaqi)

Adab Muslim Dalam Berbicara
Kesanggupan menjelaskan apa yang terkandung di dalam pikiran dan perasaan, merupakan nikmat
terbesar yang dilimpahkan Allah SWT kepada manusia. (Ar Rahman : 1-4).

Mengenai pembicaraan Islam amat mewanti-wanti supaya dijaga baik-baik. Demikian dengan cara
berbicara. Sebab pembicaraan yang keluar dari mulut seseorang menunjukkan apa yang ada
dipikirannya dan menunjukkan tabiat serta perangainya.
Abdullah bin Abbas r.a mengatakan : Ada lima perkara yang lebih baik bagi mereka daripada kuda
gersit yang dibiarkan diam,
Pertama, janganlah engkau berbicara tentang sesuatu yang tidak mengenai dirimu, karena itu adalah
pembicaraan berlebihan yang tidak perlu, dan aku tidak akan menjamin engkau akan selamat dari
dosa.........!
Kedua, janganlah engkau berbicara tentang sesuatu sebelum engkau mengetahui saatnya yang tepat,
sebab mungkin sekali orang berbicara tentang sesuatu yang penting baginya, tetapi karena dilakukan di
waktu yang tidak tepat maka akan menimbulkan hal-hal yang memalukan.
Ketiga, janganlah engkau berdebat dengan orang yang sabar dan bijaksana atau dengan orang yang
berperangai buruk, sebab orang yang sabar tidak akan menghiraukanmu dan orang yang berperangai
buruk akan menyakiti hatimu
Keempat, ceritakanlah saudaramu yang tidak hadir dengan apa yang ingin diceritakan olehnya, dan
maafkanlah dia seperti engkau sendiri ingin memaafkannya.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

143
Kelima, bertaubatlah kalian seperti orang-orang yang benar-benar sadar bahwa perbuatan itu akan
mendatangkan kebajikan dan tidak akan mendatangkan dosa atau kesalahan.

Menjauhkan diri dari omong kosong termasuk cara untuk memperoleh keberuntungan dan tanda-
tanda kesempurnaan perangai seseorang. Oleh Al Quran hal itu disebutkan diantara dua kewajiban
pokok yang diperintah Islam yakni shalat dan zakat (Al Muminuun: 1-4). Bila orang hendak berbicara,
hendaknya berbicara yang baik dan hendaknya membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata yang
baik. Mengungkapkan isi hati dengan cara yang baik merupakan tata krama yang sangat tinggi. Hal
ini telah ditetapkan Allah bagi setiap orang yang beragama. Allah berfirman dalam Al Baqoroh : 63.

Seorang muslim wajib menjaga lisannya, tidak boleh berbicara batil, dusta, menggunjing, mengadu
domba dan melontarkan ucapan-ucapan kotor, ringkasnya, dari apa yang diharamkan Allah dan
Rasul-Nya. Sebab kata-kata yang merupakan produk lisan memiliki dampak yang luar biasa.

Perang, pertikaian antarnegara atau perseorangan sering terjadi karena perkataan dan provokasi
kata. Sebaliknya, ilmu pengetahuan lahir, tumbuh dan berkembang melalui kata-kata. Perdamaian
bahkan persaudaraan bisa terjalin melalui kata-kata. Ironinya, banyak orang yang tidak menyadari
dampak luar biasa dari kata-kata. Padahal Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
"Sungguh seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat yang membawa keridhaan Allah, dan dia
tidak menyadarinya, tetapi Allah mengangkat dengannya beberapa derajat. Dan sungguh seorang
hamba berbicara dengan suatu kalimat yang membawa kemurkaan Allah, dan dia tidak
mempedulikannya, tetapi ia menjerumuskan-nya ke Neraka Jahannam" (HR. Bukhari)

Hadis Hasan riwayat Imam Ahmad menyebutkan, bahwa semua anggota badan tunduk kepada lisan.
Jika lisannya lurus maka anggota badan semuanya lurus, demikian pun sebaliknya. Ath-Thayyibi
berkata, lisan adalah penerjemah hati dan penggantinya secara lahiriyah. Karena itu, hadits Imam
Ahmad di atas tidak bertentangan dengan sabda Nabi yang lain: "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam
jasad terdapat segumpal darah, jika ia baik maka baiklah seluruh jasad, dan bila rusak, maka rusaklah
seluruh jasad. Ketahuilah, ia adalah hati." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Berkata Baik Atau Diam
Adab Nabawi dalam berbicara adalah berhati-hati dan memikirkan terlebih dahulu sebelum berkata-
kata. Setelah direnungkan bahwa kata-kata itu baik, maka hendaknya ia mengatakannya. Sebaliknya,
bila kata-kata yang ingin diucapkannya jelek, maka hendaknya ia menahan diri dan lebih baik diam.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

144
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam."
(HR. Al-Bukhari).
Adab Nabawi di atas tidak lepas dari prinsip kehidupan seorang muslim yang harus produktif
menangguk pahala dan kebaikan sepanjang hidupnya. Menjadikan semua gerak diamnya sebagai
ibadah dan sedekah. Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: " Dan kalimat yang baik adalah
sedekah. Dan setiap langkah yang ia langkahkan untuk shalat (berjamaah di masjid)adalah sedekah, dan
menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah." (HR. Al-Bukhari).
Sedikit Bicara Lebih Utama
Orang yang senang berbicara lama-lama akan sulit mengendalikan diri dari kesalahan. Kata-kata yang
me-luncur bak air mengalir akan mengha-nyutkan apa saja yang diterjangnya, dengan tak terasa akan
meluncurkan kata-kata yang baik dan yang buruk. Ka-rena itu Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam
melarang kita banyak bicara. Beliau Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda artinya,
"Dan (Allah) membenci kalian untuk qiila wa qaala." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Imam Nawawi
rahimahullah berkata, qiila wa qaala adalah asyik membicarakan berbagai berita tentang seluk beluk
seseorang (ngerumpi). Bahkan dalam hadits hasan gharib riwayat Tirmidzi disebutkan, orang yang
banyak bicara diancam oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam sebagai orang yang paling beliau
murkai dan paling jauh tempatnya dari Rasulullah pada hari Kiamat. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu
berkata, 'Tidak ada baiknya orang yang banyak bicara.' Umar bin Khathab Radhiallaahu anhu berkata,
'Barangsiapa yang banyak bicaranya, akan banyak kesalahannya.'

Dilarang Membicarakan Setiap Yang Didengar
Dunia kata di tengah umat manusia adalah dunia yang campur aduk. Seperti manusianya sendiri yang
beragam dan campur aduk; shalih, fasik, munafik, musyrik dan kafir. Karena itu, kata-kata umat
manusia tentu ada yang benar, yang dusta; ada yang baik dan ada yang buruk. Karena itu, ada kaidah
dalam Islam soal kata-kata, 'Siapa yang membicarakan setiap apa yang didengarnya, berarti ia adalah
pembicara yang dusta'. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam :
"Cukuplah seseorang itu berdosa, jika ia membicarakan setiap apa yang di-dengarnya."
Dalam riwayat lain disebutkan:
"Cukuplah seseorang itu telah berdusta, jika ia membicarakan setiap apa yang didengarnya." (HR.
Muslim).

Jangan Mengutuk dan Berbicara Kotor
Mengutuk dan sumpah serapah dalam kehidupan modern yang serba materialistis sekarang ini
seperti menjadi hal yang dianggap biasa. Seorang yang sempurna akhlaknya adalah orang yang
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

145
paling jauh dari kata-kata kotor, kutukan, sumpah serapah dan kata-kata keji lainnya. Ibnu Mas'ud
Radhiallaahu anhu meriwayatkan, Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
"Seorang mukmin itu bukanlah seorang yang tha'an, pelaknat, (juga bukan) yang berkata keji dan
kotor." (HR. Bukhari).

Tha'an adalah orang yang suka-merendahkan kehormatan manusia, dengan mencaci, menggunjing
dan sebagainya.
Melaknat atau mengutuk adalah doa agar seseorang dijauhkan dari rahmat Allah. Imam Nawawi
rahima-hullah berkata, 'Mendoakan agar seseorang dijauhkan dari rahmat Allah bukanlah akhlak
orang-orang beriman. Sebab Allah menyifati mereka dengan rahmat (kasih sayang) di antara mereka
dan saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. Mereka dijadikan Allah sebagai orang-orang
yang seperti bangunan, satu sama lain saling menguatkan, juga diumpamakan sebagaimana satu
tubuh. Seorang mukmin adalah orang yang mencintai saudara mukminnya yang lain sebagai-mana ia
mencintai dirinya sendiri. Maka, jika ada orang yang mendoakan saudara muslimnya dengan laknat
(dijauhkan dari rahmat Allah), itu berarti pemutusan hubungan secara total. Padahal laknat adalah
puncak doa seorang mukmin terhadap orang kafir. Karena itu disebutkan dalam hadits shahih:
"Melaknat seorang mukmin adalah sama dengan membunuhnya." (HR. Bukhari). Sebab seorang
pembunuh memutus-kan orang yang dibunuhnya dari berbagai manfaat duniawi. Sedangkan orang
yang melaknat memutuskan orang yang dilaknatnya dari rahmat Allah dan kenikmatan akhirat.

Jangan Senang Berdebat Meski Benar
Saat ini, di alam yang katanya demokrasi, perdebatan menjadi hal yang lumrah bahkan malah
digalakkan. debat calon presiden, debat calon gubernur dan seterusnya. Pada kasus-kasus tertentu,
menjelaskan argumen-tasi untuk menerangkan kebenaran yang berdasarkan ilmu dan keyakinan
memang diperlukan dan berguna.

Tetapi, berdebat yang didasari ketidak-tahuan,ramalan,masalah ghaib atau dalam hal yang tidak
berguna seperti tentang jumlah Ashhabul Kahfi atau yang sejenisnya maka hal itu hanya membuang-
buang waktu dan berpe-ngaruh pada retaknya persaudaraan(Tafsir Sa'di)

Maka, jangan sampai seorang mukmin hobi berdebat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam
bersabda:
"Saya adalah penjamin di rumah yang ada di sekeliling Surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan,
meski dia benar. Dan di tengah-tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta, meskipun dia
bergurau. Juga di Surga yang tertinggi bagi orang yang baik akh-laknya." (HR. Abu Daud, dihasankan
oleh Al-Albani).
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

146

Dilarang Berdusta Untuk Membuat Orang Tertawa
Dunia hiburan (entertainment) menjadi dunia yang digandrungi oleh sebagian besar umat manusia.
Salah satu jenis hiburan yang digandrungi orang untuk menghilangkan stress dan beban hidup yang
berat adalah lawak. Dengan suguhan lawak ini orang menjadi tertawa terbahak-bahak, padahal di
dalamnya campur baur antara kebenaran dan kedustaan, seperti memaksa diri dengan mengarang
cerita bohong agar orang tertawa. Mereka inilah yang mendapat ancaman melalui lisan Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam dengan sabda beliau:
"Celakalah orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang-orang tertawa. Celakalah dia, dan
celakalah dia!" (HR. Abu Daud, dihasankan oleh Al-Albani).

Merendahkan Suara Ketika Berbicara
Meninggikan suaranya, berteriak dan membentak. Dalam pergaulan sosial, tentu orang yang
semacam ini sangat dibenci. Bila sebagai pemimpin, maka dia adalah pemimpin yang ditakuti oleh
bawahannya. Bukan karena kewibawaan dan keteladanannya, tapi karena suaranya yang
menakutkan. Bila sebagai bawahan, maka dia adalah orang yang tak tahu diri.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskan, 'Orang yang meninggikan suaranya terhadap orang lain,
maka tentu semua orang yang berakal menge-tahui, bahwa orang tersebut bukanlah orang yang
terhormat.' Ibnu Zaid berkata, 'Seandainya mengeraskan suara (dalam berbicara), adalah hal yang
baik, tentu Allah tidak menjadikannya sebagai suara keledai.' Abdurrahman As-Sa'di berkata, 'Tidak
diragukan lagi, bahwa (orang yang) meninggikan suara kepada orang lain adalah orang yang tidak
beradab dan tidak menghormati orang lain.'

Karena itulah termasuk adab berbicara dalam Islam adalah merendahkan suara ketika berbicara. Allah
berfirman, artinya: "Dan rendahkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara
keledai." (QS. Luqman: 19).

Adab Muslim Dalam Penglihatan
Tiga mata yang tidak akan dijilat api neraka: mata terpejam akan melihat hal-hal yang diharamkan
oleh Allah, mata yang terjaga djalan Allah(ribath), dan mata yang menangis karena takut pada
Allah(QS.17:104).
Hendaklah kalian menundukkan pandangan, dan menjaga kemaluan atau (jika kalian tidak
melakukannya)niscaya Allah akan menggelapkan wajah-wajah kalian. (HR.Bukhari).

Melihat Jenis Lain dengan Bersyahwat
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

147
Di antara sesuatu yang diharamkan Islam dalam hubungannya dengan masalah gharizah, yaitu
pandangan seorang laki-laki kepada perempuan dan seorang, perempuan memandang laki-laki. Mata
adalah kuncinya hati, dan pandangan adalah jalan yang membawa fitnah dan sampai kepada
perbuatan zina.
`Katakanlah kepada orang-orang mu`min laki-laki: hendaklah mereka itu menundukkan sebagian
pandangannya dan menjaga kemaluannya (an-Nur: 30-31)

Menundukkan Pandangan
Yang dimaksud menundukkan pandangan itu bukan berarti memejamkan mata dan menundukkan
kepala ke tanah. Bukan ini yang dimaksud dan ini satu hal yang tidak mungkin.
Hal ini sama dengan menundukkan suara seperti yang disebutkan dalam al-Quran dan tundukkanlah
sebagian suaramu (Luqman 19). Di sini tidak berarti kita harus membungkam mulut sehingga tidak
berbicara.
Tetapi apa yang dimaksud menundukkan pandangan, yaitu: menjaga pandangan, tidak dilepaskan
begitu saja tanpa kendali sehingga dapat menelan perempuan-perempuan atau laki-laki yang beraksi.
Pandangan yang terpelihara, apabila memandang kepada jenis lain tidak mengamat-amati
kecantikannya dan tidak lama menoleh kepadanya serta tidak melekatkan pandangannya kepada
yang dilihatnya itu.
Oleh karena itu pesan Rasulullah kepada Sayyidina Ali :
`Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada
pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh.` (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tarmizi)

Rasulullah s.a.w. menganggap pandangan liar dan menjurus kepada lain jenis, sebagai suatu perbuatan
zina mata. Sabda beliau : `Dua mata itu bisa berzina, dan zinanya ialah melihat.` (Riwayat Bukhari)

Pria Memandang Wanita dan Sebaliknya
Pandangan pertama (secara tiba-tiba) adalah tidak dapat dihindari sehingga dapat dihukumi sebagai
darurat. Adapun pandangan berikutnya (kedua) diperselisihkan hukumnya oleh para ulama.
Yang dilarang dengan tidak ada keraguan lagi ialah melihat dengan menikmati (taladzdzudz) dan
bersyahwat, karena ini merupakan pintu bahaya dan penyulut api. Sebab itu, ada ungkapan,
`memandang merupakan pengantar perzinaan.` Dan bagus sekali apa yang dikatakan oleh Syauki
ihwal memandang yang dilarang ini, yakni: `Memandang (berpandangan) lalu tersenyum, lantas
mengucapkan salam, lalu bercakap-cakap, kemudian berjanji, akhirnya bertemu.`

Adapun melihat perhiasan (bagian tubuh) yang tidak biasa tampak, seperti rambut, leher, punggung,
betis, lengan (bahu), dan sebagainya, adalah tidak diperbolehkan bagi selain mahram, menurut ijma.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

148
Ada dua kaidah yang menjadi acuan masalah ini beserta masalah-masalah yang berhubungan
dengannya.

Pertama, bahwa sesuatu yang dilarang itu diperbolehkan ketika darurat atau ketika dalam kondisi
membutuhkan, seperti kebutuhan berobat, melahirkan, dan sebagainya, pembuktikan tindak pidana,
dan lain-lainnya yang diperlukan dan menjadi keharusan, baik untuk perseorangan maupun
masyarakat.

Kedua, bahwa apa yang diperbolehkan itu menjadi terlarang apabila dikhawatirkan terjadinya fitnah,
baik kekhawatiran itu terhadap laki-laki maupun perempuan. Dan hal ini apabila terdapat
petunjukpetunjuk yang jelas, tidak sekadar perasaan dan khayalan sebagian orang-orang yang takut
dan ragu-ragu terhadap setiap orang dan setiap persoalan.
Karena itu, Nabi saw. pernah memalingkan muka anak pamannya yang bernama al-Fadhl bin Abbas,
dari melihat wanita Khats`amiyah pada waktu haji, ketika beliau melihat al-Fadhl berlama-lama
memandang wanita itu. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah
saw., `Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?` Beliau saw. menjawab, `Saya melihat
seorang pemuda dan seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap
mereka.`

Kekhawatiran akan terjadinya fitnah itu kembali kepada hati nurani si muslim, yang wajib mendengar
dan menerima fatwa, baik dari hati nuraninya sendiri maupun orang lain. Artinya, fitnah itu tidak
dikhawatirkan terjadi jika hati dalam kondisi sehat, tidak dikotori syahwat, tidak dirusak syubhat
(kesamaran), dan tidak menjadi sarang pikiran-pikiran yang yimpang.
Diantara hal yang telah disepakati ialah bahwa melihat kepada aurat itu hukumnya haram, baik
dengan syahwat maupun tidak, kecuali jika hal itu terjadi secara tiba-tiba, tanpa sengaja,
sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sahih dari Jarir bin Abdullah, ia berkata:
`Saya bertanya kepada Nabi saw. Tentang memandang (aurat orang lain) secara tiba-tiba (tidak
disengaja). Lalu beliau bersabda, `Palingkanlah pandanganmu. (HR Muslim)

Lantas, apakah aurat laki-laki itu? Bagian mana saja yang disebut aurat laki-laki? Kemaluan adalah
aurat mughalladhah (besar/berat) yang telah disepakati akan keharaman membukanya di hadapan
orang lain dan haram pula melihatnya, kecuali dalam kondisi darurat seperti berobat dan sebagainya.
Bahkan kalau aurat ini ditutup dengan pakaian tetapi tipis atau menampakkan bentuknya, maka ia
juga terlarang menurut syara`.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

149
Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa paha laki-laki termasuk aurat, dan aurat laki-laki ialah antara
pusar dengan lutut. Mereka mengemukakan beberapa dalil dengan hadits-hadits yang tidak lepas
dari cacat. Sebagian mereka menghasankannya dan sebagian lagi mengesahkannya karena banyak
jalannya, walaupun masing-masing hadits itu tidak dapat dijadikan hujjah untuk menetapkan suatu
hukum syara`.

Para fuqaha hadits berusaha mengkompromikan antara hadits-hadits yang bertentangan itu sedapat
mungkin atau mentarjih (menguatkan salah satunya). Imam Bukhari mengatakan dalam kitab
sahihnya `Bab tentang Paha,` diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Jurhud, dan Muhammad bin-Jahsy dari
Nabi saw. bahwa paha itu aurat, dan Anas berkata, `Nabi saw. pernah membuka pahanya.` Hadits
Anas ini lebih kuat sanadnya, sedangkan hadits Jurhud lebih berhati-hati.

Adab Muslim Dalam Pendengaran
Jika mendengar sesuatu yang tidak bermanfaat hendaklah berpaling darinya(QS.Al Qoshash:55)

Menjaga Tangan dan Kaki
Senantiasa mendahulukan bagian yang kanan dalam berpakaian, memakai sendal, menyisir rambut,
dan perbuatan baik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan :
Melempar senyum, mengucapkan dan menjawab salam, menyapa pa kabar akhi/ukhti!!:-)

Senyum.......
Mengucapkan itu sunnah dan menjawab salam itu wajib. Barangsipa yang biasa menyebarkan salam
maka akan timbul kasih sayang dan dimudahkan masuk ke surga. Rasulullah bersabda : Kamu tidak
akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman hingga kamu mencintai
diantara kamu. Sukakah saya tunjukkan sesuatu yang jika kamu kerjakan akan timbul saling cinta
diantara kamu. Sebarkanlah salam diantara kalian. ( HR.Muslim)

Sapa......

Berjabat tangan
Rasulullah mengajarkan bahwa untuk lebuh menyempurnakan salam dan menguatkan tali ukhuwah
Islamiyyah, sebaiknya ucapan salam diikuti dengan berjabat tangan, jika memungkinkan. Rasulullah
SAW bersabda : Tidaklah dua orang muslim bertemu, lalu bersalaman, melainkan Allah akan
mengampuni dosa-dosa keduanya sebelum mereka berpisah ( HR. Abu Dawud dan Tarmidzi)

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

150
Anjuran untuk berjabat tangan tidak berlaku untuk pria dan wanita, keculai antara suami dan istri atau
seseorang dengan mahram. Diriwayatkan dari Aisyah ra, dia berkata :Demi Allah Rasulullah tidak
pernah menyentuh tangan seorang wanitapun (yang bukan mahram dan bukan pula istri beliau) bila
membaiat kaum wanita beliau hanya membaiatnya dengan lisannya saja. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Lebih tegas lagi Rasulullah SAW bersabda: Sungguh jika kepala seseorang di antara kamu ditusuk
dengan jarum besi, itu lebih baik bagi dia, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (HR.
Thabrani dan Baihaqi)





Khalwah
Yang dimaksud dengan khalwah adalah berdua-duaan antara pria dan wanita yang tidak punya
hubungan suami istri dan tidak pula mahram dan tanpa ada orang ketiga.
Rasulullah melarang khalwah karena munculnya syaitan sebagai pihak ketiga. Beliau bersabda
Janganlah berkhalwah dengan wanita, demi (Allah) yang diriku berada di genggaman-Nya tidaklah
berkhalwah seorang laki-laki dengan seorang wanita kecuali syaitan akan masuk diantara keduanya.
(HR.Thabrani)
Allah juga memberikan peringatan khusus mengenai pandangan, yaitu dalam melihat lawan jenis, tidak
melepaskan pandangan begitu saja tanpa kecuali. (An Nur : 24)

Kholwah adalah bersendirian dengan seorang perempuan lain (ajnabiyah). Yang dimaksud
perempuan lain, yaitu: bukan isteri, bukan salah satu kerabat yang haram dikawin untuk selama-
lamanya, seperti ibu, saudara, bibi dan sebagainya.
Ini bukan berarti menghilangkan kepercayaan kedua belah pihak atau salah satunya, tetapi demi
menjaga kedua insan tersebut dari perasaan-perasaan yang tidak baik yang biasa bergelora dalam
hati ketika bertemunya dua jenis itu, tanpa ada orang ketiganya. Dalam hal ini Rasulullah bersabda
sebagai berikut :
`Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan
seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.` (Riwayat
Ahmad)
Jangan sekali-kali salah seorang di antara kamu menyendiri dengan seorang perempuan, kecuali
bersama mahramnya.`
Salah satu hikmah dengan adanya larangan tersebut adalah sebagai tindakan preventif
dari perbuatan yang lebih besar dosanya, yaitu perzinaan. Bersentuhan walaupun hanya
sebatas tangan bisa menjadi pintu untuk memasuki kawasan yang lebih berbahaya lagi.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

151
Adab Pergaulan Laki-laki dan Wanita
Sebenarnya tidak ada satu pun agama langit atau agama bumi, kecuali Islam, yang memuliakan
wanita, memberikan hak nya, dan menyayanginya. Islam memuliakan wanita, memberikan hak nya,
dan memeliharanya sebagai manusia. Islam memuliakan wanita, memberikan haknya, dan
memeliharanya sebagai anak perempuan, istri, ibu dan anggota masyarakat.

Islam memuliakan wanita sebagai manusia yang diberi tugas (taklif) dan tanggung jawab yang utuh
seperti halnya laki-laki, yang kelak akan mendapatkan pahala atau siksa sebagai balasannya. Tugas yang
mula-mula diberikan Allah kepada manusia bukan khusus untuk laki-laki, tetapi juga untuk perempuan,
yakni Adam dan istrinya (surat al-Baqarah: 35)

HmmAturan nya Pergaulan nie
Sebenarnya pertemuan antara laki-laki dengan perempuan tidak haram, melainkan jaiz (boleh).
Bahkan, hal itu kadang-kadang dituntut apabila bertujuan untuk kebaikan, seperti dalam urusan ilmu
yang bermanfaat, amal saleh, kebajikan, perjuangan, atau lain-lain yang memerlukan banyak tenaga,
baik dari laki-laki maupun perempuan.

Namun, kebolehan itu tidak berarti bahwa batas-batas diantara keduanya menjadi lebur dan ikatan-
ikatan syar`iyah yang baku dilupakan. Kita tidak perlu menganggap diri kita sebagai malaikat yang
suci yang dikhawatirkan melakukan pelanggaran, dan kita pun tidak perlu memindahkan budaya
Barat kepada kita. Yang harus kita lakukan ialah bekerja sama dalam kebaikan serta tolong-menolong
dalam kebajikan dan takwa, dalam batas-batas hukum yang telah ditetapkan oleh Islam. Batas-batas
hukum tersebut antara lain:
1. Menahan pandangan dari kedua belah pihak.
Artinya, tidak boleh melihat aurat, tidak boleh memandang dengan syahwat, tidak berlama-
lama memandang tanpa ada keperluan. Allah berfirman:
Katakanlah ke pada orang laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.` Katakanlah kepada wanita yang beriman,
Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya`(an-Nur: 30-31)
2. Pihak wanita harus mengenakan pakaian yang sopan yang dituntunkan syara`.
Yaitu pakaian yang menutup seluruh tubuh selain muka dan telapak tangan. Jangan yang
tipis dan jangan dengan potongan yang menampakkan bentuk tubuh. Allah berfirman:
` dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak daripadanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya ` (an-Nur: 31 )
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

152
Diriwayatkan dari beberapa sahabat bahwa perhiasan yang biasa tampak ialah muka dan
tangan.
Allah berfirman mengenai sebab diperintahkan-Nya berlaku sopan :
` Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu ` (al-Ahzab: 59)

Dengan pakaian tersebut, dapat dibedakan antara wanita yang baik-baik dengan wanita
nakal. Terhadap wanita yang baik-baik, tidak ada laki-laki yang suka mengganggunya, sebab
pakaian dan kesopanannya mengharuskan setiap orang yang melihatnya untuk
menghormatinya.

3. Mematuhi adab-adab wanita muslimah dalam segala hal, terutama dalam pergaulannya
dengan laki-laki:
a. Dalam perkataan, harus menghindari perkataan yang merayu dan membangkitkan
rangsangan. Allah berfirman:
` Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang
ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.` (al-Ahzab: 32)
b. Dalam berjalan, jangan memancing pandangan orang. Firman Allah
` Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan` (an-Nur: 31)
Hendaklah mencontoh wanita yang diidentifikasikan oleh Allah dengan firman-Nya:
`Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-
maluan ` (al-Qashash: 25)
c. Dalam gerak, jangan berjingkrak atau berlenggak-lenggok, seperti yang disebut dalam
hadits:
`(Yaitu) wanita-wanita yang menyimpang dari ketaatan dan menjadikan hati laki-laki
cenderung kepada kerusakan (kemaksiatan).(HR Ahmad dan Muslim)

Jangan sampai ber-tabarruj (menampakkan aurat) sebagaimana yang dilakukan wanita-
wanita jahiliah tempo dulu atau pun jahiliah modern.

4. Menjauhkan diri dari bau-bauan yang harum dan warna-warna perhiasan yang seharusnya
dipakai di rumah, bukan di jalan dan di dalam pertemuan-pertemuan dengan kaum laki-laki.
5. Jangan berduaan (laki-laki dengan perempuan) tanpa disertai mahram.
Banyak hadits sahih yang melarang hal ini seraya mengatakan, `Karena yang ketiga adalah
setan.`
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

153
Jangan berduaan sekalipun dengan kerabat suami atau istri. Sehubungan dengan ini,
terdapat hadits yang berbunyi:
`Jangan kamu masuk ke tempat wanita.` Mereka (sahabat) bertanya, `Bagaimana dengan ipar
wanita.` Beliau menjawab, `Ipar wanita itu membahayakan.` (HR Bukhari)

Maksudnya, berduaan dengan kerabat suami atau istri dapat menyebabkan kebinasaan,
karena bisa jadi mereka duduk berlama-lama hingga menimbulkan fitnah.
Pertemuan itu sebatas keperluan yang dikehendaki untuk bekerja sama, tidak berlebih-
lebihan yang dapat mengeluarkan wanita dari naluri kewanitaannya, menimbulkan fitnah,
atau melalaikannya dari kewajiban sucinya mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak.
Menutup Aurat
Kita tahu bahwa semua bagian tubuh yang tidak boleh dinampakkan, adalah aurat. Oleh
karena itu dia harus menutupinya dan haram dibuka. Aurat perempuan dalam hubungannya
dengan laki-laki lain atau perempuan yang tidak seagama, yaitu seluruh badannya, kecuali
muka dan dua tapak tangan. Demikian menurut pendapat yang lebih kuat.

Karena dibolehkannya membuka kedua anggota tersebut seperti kata ar-Razi adalah
karena ada suatu kepentingan untuk bekerja, mengambil dan memberi. Oleh karena itu
orang perempuan diperintah untuk menutupi anggota yang tidak harus dibuka dan diberi
rukhsah untuk membuka anggota yang biasa terbuka dan mengharuskan dibuka, justru
syariat Islam adalah suatu syariat yang toleran. Ar-Razi selanjutnya berkata: `Oleh karena
membuka muka dan kedua tapak tangan itu hampir suatu keharusan, maka tidak salah kalau
para ulama juga bersepakat, bahwa kedua anggota tersebut bukan aurat.`

Tabarruj
Tabarruj ini mempunyai bentuk dan corak yang bermacam-macam yang sudah dikenal oleh
orang-orang banyak sejak zaman dahulu sampai sekarang. Ahli-ahli tafsir dalam menafsirkan
ayat yang mengatakan :
`Dan tinggallah kamu (hai isteri-isteri Nabi) di rumah-rumah kamu dan jangan kamu
menampak-nampakkan perhiasanmu seperti orang jahiliah dahulu.` (Ahzab: 33)
sebagai berikut:
Mujahid berkata: Perempuan ke luar dan berjalan di hadapan laki-laki.
Qatadah berkata: Perempuan yang cara berjalannya dibikin-bikin dan menunjuk-
nunjukkan.
Muqatil berkata: Yang dimaksud tabarruj, yaitu melepas kudung dari kepala dan tidak
diikatnya, sehingga kalung, kriul dan lehernya tampak semua.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

154
NOTE !
Cara-cara di atas adalah macam-macam daripada tabarruj di zaman jahiliah dahulu, yaitu:
bercampur bebas dengan laki-laki, berjalan dengan melenggang, kudung dan sebagainya
tetapi dengan suatu mode yang dapat tampak keelokan tubuh dan perhiasannya.
Jahiliah pada zaman kita sekarang ini ada beberapa bentuk dan macam tabarruj yang kalau
diukur dengan tabarruj jahiliah, maka tabarruj jahiliah itu masih dianggap sebagai suatu
macam pemeliharaan.

Suara Wanita
Ada pendapat yang mengatakan bahwa suara wanita itu aurat, karenanya tidak boleh wanita
berkata-kata kepada laki-laki selain suami atau mahramnya. Sebab, suara wanita dengan
tabiatnya yang merdu dapat menimbulkan fitnah dan membangkitkan syahwat. Namun bila
ditanyakan dalil yang dapat dijadikan acuan dan sandaran, sebenarnya tidak ada.
Sebaliknya Al-Qur`an juga menceritakan kepada kita percakapan yang terjadi antara Nabi
Sulaiman a.s. dengan Ratu Saba, serta percakapan sang Ratu dengan kaumnya yang laki-laki.
Begitu pula peraturan (syariat) bagi nabi-nabi sebelum kita menjadi peraturan kita selama
peraturan kita tidak menghapuskannya, sebagaimana pendapat yang terpilih.

Yang dilarang bagi wanita ialah melunakkan pembicaraan untuk menarik laki-laki, yang oleh
Al-Qur`an diistilahkan dengan al-khudhu bil-qaul (tunduk / lunak / memikat dalam berbicara).


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

155
Referensi 2
Gaul Tetap Syari

Dalam Al Quran surat Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman tentang diciptakannya manusia secara
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan tujuan agar bisa saling mengenal. Manusia bisa saling
mengenal melalui tindakan sosial yang disebut pergaulan. Pergaulan Dalam Islam telah diatur pula
oleh Allah, yang difirmankan-Nya dalam sejumlah ayat-ayat suci Al Quran. Inilah salah satu tanda
kesempurnaan ajaran Islam yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk soal
pergaulan.

Pentingnya Pergaulan
Pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang tak mungkin bisa hidup sendirian.
Manusia juga memiliki sifat tolong-menolong dan saling membutuhkan satu sama lain. Interaksi
dengan sesama manusia juga menciptakan kemaslahatan besar bagi manusia itu sendiri dan juga
lingkungannya. Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja merupakan contoh-contoh aktivitas
bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan antarmanusia.

Namun, pergaulan tanpa dibentengi iman yang kokoh akan mudah membuat seorang Muslim
terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang. Betapa banyak kejadian tak bermoral yang membuat kita
mengelus dada. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan berbagai bentuk perilaku
menyimpang lainnya. Semua itu bersumber dari pergaulan yang salah dan tidak dilandaskan pada
kepatuhan terhadap ajaran Al Quran yang mengatur soal pergaulan Islami.

Batasan Pergaulan Dalam Islam
Islam mengatur batasan-batasan pergaulan antara lelaki dan perempuan. Batasan-batasan itu tidak
dibuat untuk mengekang kebebasan manusia, namun merupakan salah satu wujud kasih sayang
Allah terhadap umat manusia sebagai makhluk paling mulia.
Sebagai Muslim yang beriman, hendaknya kita senantiasa memerhatikan beberapa adab pergaulan
yang diatur dalam Al Quran, antara lain:

Menutup aurat
Aurat adalah bagian tubuh yang tidak boleh ditampakkan kecuali kepada muhrimnya. Wanita
maupun pria memiliki batasan-batasan aurat. Khusus wanita, aurat ibarat perhiasan yang sangat
berharga. Ini sesuai firman Allah dalam Al Quran surat An-Nuur ayat 31. Ayat tersebut memerintahkan
wanita Muslimah agar tidak menampakkan perhiasan (aurat), kecuali kepada suami, ayah, dan
beberapa pihak lain yang termasuk dalam pengecualian.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

156
Dalam ayat tersebut, Allah juga melarang para wanita bertabaruj. Tabaruj adalah berhias diri secara
berlebihan, sehingga mengundang syahwat kaum Adam. Yang termasuk perilaku tabaruj juga adalah
memakai wangi-wangian yang baunya dapat tercium orang lain di tempat umum. Memakai perhiasan
(gelang, kalung, dan lain-lain) secara berlebihan dan mencolok mata juga termasuk tabaruj.

Menjaga interaksi antara lelaki dan perempuan
Allah melarang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk saling berpandangan secara
berlebihan, apalagi saling bersentuhan. Dalam Al Quran surat An-Nuur ayat 31 Allah bahkan secara
khusus mengingatkan kaum lelaki agar menjaga pandangan dan memelihara kemaluannya. Artinya,
tidaklah temasuk lelaki beriman jika matanya suka jelalatan dan bergonta-ganti pasangan seperti
berganti pakaian.

Pandangan mata secara berlebihan serta persentuhan antara lelaki dan perempuan yang bukan
muhrim juga bisa menimbulkan zina. Buka Al Quran surat Al-Isra ayat 32. Dalam ayat ini Allah
melarang kita mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang sangat keji. Pandangan mata dan
persentuhan tubuh adalah salah satu tindakan mendekati zina. Jika mendekati zina saja haram dan
mendapat larangan keras, Anda tentu bisa menyimpulkan sendiri, betapa berdosanya perbuatan zina
yang sekarang demikian merajalela dan dilakukan manusia tanpa rasa bersalah!

Menjaga aurat suara
Baik perempuan atau laki-laki, hendaknya tidak mengeluarkan kata-kata secara mesra atau
berlebihan kepada lawan jenis selain istri atau suaminya. Hal ini tertuang dalam firman Allah swt., Al
Quran Surat Al-Ahzaab ayat 32. Dalam ayat ini, secara khusus Allah mengingatkan istri-istri Nabi agar
jangan melembutkan suara ketika bicara sehingga membangkitkan nafsu lelaki yang mendengarnya.

Walaupun ayat tersebut ditujukan kepada para istri Nabi, tak ada salahnya kita meneladani ajaran Al
Quran yang selalu memiliki hikmah tersendiri bagi pengikutnya. Sebagian ulama juga berpendapat
bahwa ayat tersebut juga berlaku untuk wanita biasa.

Larangan berdua-duaan (berkhalwat)
Allah swt. melarang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya saling berdua-duaan, kecuali
disertai mahramnya atau orang ketiga. Menurut Rasulullah saw., jika lelaki dan perempuan berdua-
duaan, maka akan muncul pihak ketiga, yakni setan. Apa akibatnya jika setan ikut nimbrung di
antara dua manusia yang berlainan jenis? Anda tentu sudah tahu jawabannya, bukan?
Demikian beberapa adab pergaulan dalam Islam yang harus diperhatikan setiap umat Islam yang
mengaku beriman. Islam tak pernah melarang pergaulan dengan siapa pun. Bergaul bahkan sangat
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

157
dianjurkan sebagai upaya meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Yang dilarang adalah pergaulan secara
bebas antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrim. Pergaulan yang tidak mematuhi norma-
norma agama.

Pengertian Tabarruj dan Ikhtilath
Secara bahasa, Ibnu Mandzur di Lisanul Arab mengatakan, Tabarruj adalah wanita yang
memamerkan keindahan dan perhiasannya kepada laki-laki. Tabarrajatil marah artinya wanita yang
menampakkan kecantikannya, lehernya, dan wajahnya. Ada yang mengatakan, maksudnya adalah
wanita yang menampakkan perhiasannya, wajahnya, kecantikannya kepada laki-laki dengan maksud
untuk membangkitkan nafsu syahwatnya. Menurut pengertian syariah, tabarruj adalah setiap
perhiasan atau kecantikan yang ditujukan wanita kepada mata-mata orang yang bukan muhrim.
Termasuk orang yang mengenakan cadar, di mana seorang wanita membungkus wajahnya, apabila
warna-warnanya mencolok dan ditujukan agar dinikmati orang lain, ini termasuk tabarruj jahiliyah
terdahulu. Seperti yang disinyalir ayat,

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu
13
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang dahulu
14
dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab: 33)
Di ayat tersebut Allah melarang para wanita untuk tabarruj setelah memerintah mereka menetap di
rumah. Akan tetapi apabila ada keperluan yang mengharuskan mereka keluar dari rumah, hendaknya
tidak keluar sembari mempertontonkan keindahan dan kecantikannya kepada laki-laki asing yang bukan
muhrimnya. Allah juga melarang mereka melakukan tabrruj seperti tabarrujnya orang-orang jahiliyah
terdahulu. Apa maksud tabarruj jahiliyah terdahulu itu?
Mujahid berkata, Wanita dahulu keluar dan berada di antara para laki-laki. Inilah maksud dari tabarruj
jahiliyah terdahulu.
Qatadah berkata, Wanita dahulu kalau berjalan berlenggak-lenggok genit. Allah melarang hal ini.
Muqatil bin Hayyan berkata, Maksud tabarruj adalah wanita yang menanggalkan kerudungnya lalu
nampaklah kalung dan lehernya. Inilah tabarruj terdahulu di mana Allah melarang wanita-wanita
beriman untuk melakukannya.

13
Maksudnya: isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh
syara'. Perintah ini juga meliputi segenap mukminat.
14
Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum nabi Muhammad saw. dan
yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

158
Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid, Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-
orang Jahiliyah yang dahulu Dia (Mujahid) berkata, Wanita dahulu berjalan-jalan di hadapan kaum
(laki-laki). Itulah tabarruj Jahiliyah.

Ada yang mengatakan, yang dimaksud jahiliyah pertama adalah jahiliyah sebelum Islam, sedangkan
jahiliyah kedua adalah ummat Islam yang melakukan perbuatan jahiliyah pertama.
Sedangkan pengertian ikhtilath secara bahasa adalah bercampurnya dua hal atau lebih. Ikhtilath
dalam pengertian syari maksudnya bercampur-baurnya perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim
di sebuah momen dan forum yang tidak dibenarkan oleh Islam.
Imam Abu Dawud meriwayatkan,

Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshari bahwa ia mendengar Rasulullah saw keluar rumah dari masjid. Tiba-
tiba orang laki-laki dan wanita berkumpul di jalanan. Rasulullah saw bekata kepada para wanita itu,
Agar wanita di belakang saja, kalian tidak boleh berada di tengah-tengah jalan (ketika ada laki-laki) dan
hendaknya kalian di pinggiran jalan. Serta merta ada wanita yang merapat ke dinding (rumah) sampai-
sampai pakaiannya tersangkut ke dinding itu karena terlalu nempel. (Abu Dawud).

Padahal peristiwa ini terjadi kebetulan, para sahabat itu kebetulan bertemu dengan wanita-wanita
shahabiyah di jalanan. Bagaimana dengan mereka yang sengaja bertemu dan dengan dandanan yang
mengundang fitnah.
Al-Quran memberikan arahan kepada wanita bagaimana seharusnya mereka bsersikap, bersuara dan
beragaul dengan lawan jenisnya. Allah berfirman,

Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka
janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam
hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. (Al-Ahzab. (Al-Ahzab: 32).

Di antara penyebab orang melakukan hal ini adalah karena ketidak-tahuan mereka terhadap ajaran
Islam atau karena ikut-ikutan terhadap gaya penampilan wanita-wanita lain (baca: Barat). Sekarang
ini pemandangan wanita tabarruj menjadi biasa, termasuk di negeri-negeri muslim. Dunia
intertainmen memiliki peran besar dalam mensosialisasikan budaya tabarruj yang serta merta ditiru
oleh wanita-wanita muslim. Bahkan oleh sebagian kalangan gaya hidup ini dianggap memiliki nilai
plus. Dalam pandangan mereka wanita tabarruj lebih modern dan lebih nge-tren ketimbang mereka
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

159
yang menutup auratnya dengan rapi. Ikhtilath juga juga tidak bisa dipisahkan dari budaya mereka
yang kini menjadi budaya kaum Muslimin. Seorang pemuda laki-laki akan dipandang aneh jika tidak
memiliki teman-teman wanita dan tidak bergaul dengan mereka. Lebih jauh lagi, pergaulan bebas
telah menjadi gaya hidup para pemuda dan pemudi, anak-anak muslim.

Tabarruj dan Ikhtilah adalah Konspirasi musuh-musuh Islam terhadap Islam
Tabarruj dan ikhtilath merupakan tradisi Yahudi, ini nampak dalam Protokloler mereka, wajib bagi
mereka untuk menundukkan semua bangsa dengan cara memerangi akhlak dan memporak-
porandakan nilai-nilai keluarga dengan sarana apapun yang memungkinkan. Lalu mereka
menemukan bahwa sarana yang paling efektif untuk menyerang basis keluarga adalah dengan cara
merangsang mereka melakukan kejahatan dan merangsang nafsu syahwat. Racun ini lalu mereka
sebarakan melalui berbagai media, film, koran, majalah, cerita, dan lain-lain. Dan kita semua tahu
bahwa Yahudi mempunyai andil besar dalam hal ini.

Jahiliyah Modern lebih Berbahaya ketimbang Jahiliyah Pertama
Ketika bahaya semakin besar melanda umat, tanggung jawab untuk mengatasinya juga semakin
besar. Kita sekarang hidup di zaman di aman penyebab fitnah begitu banyak dan beragam. Ini
disebabkan oleh interaksi kita dengan dunia luar, baik secara langsung maupun tidak, misalnya
melalui media masa audio maupun visual, juga disebabkan oleh lemahnya orang tua dalam
memanggul tanggung jawab menjaga nilai-nilai Islam dalam rumah tangga mereka. Wanita dibiarkan
berkeliaran ke mana saja tanpa batas dan bergaul dengan siapa saja serta dengan dandanan yang
sesuai dengan model zamannya, membuka aurat, dengan kosmetik dan parfum yang menarik
perhatian. Acap kali kita menyaksikan, bahkan seorang gadis belia keluar dari rumahnya tanpa
didampingi oleh muhrimnya, bertemu dengan siapa saja tanpa ada pantauan dari kedua orang
tuanya. Wanita berbicara melalui telepon hingga berjam-jam tanpa diketahui oleh walinya bahkan
walinya sendiri tidka boleh tahu- dengan siapa ia berbicara. Di waktu siang maupun malam tidak
jarang dijumpai wanita berada di luar rumah, bukan untuk suatu kepentingan belanja atau urusan
keluarganya, semata-mata untuk mencari sensasi dengan gaya pakaian yang jauh dari rasa malu dan
tidak lagi memiliki kehormatan sebagai wanita. Atau barangkali menurutnya, gaya pakaian seperti
itulah yang membuatnya terhormat dan bermartabat. Kemudian ia bergabung dalam kerumunan
laki-laki dan perempuan. Hampir bisa dipastikan bahwa tujuannya keluar rumah adalah sengaja
menyebarkan fitnah dan menggoda mata laki-laki. Sementara orangtuanya, kakak dan adiknya,
bahkan suaminya tenang berada di rumah. Atau bahkan keluarga laki-lakinya juga berada di tempat
lain yang serupa mencari mangsa wanita-wanita serupa.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

160
Dengan sarana dan model yang sangat banyak beragam, dan dengan pergeseran nilai karena
lemahnya pemahaman terhadap ajaran Islam, juga begitu fatal dampak yang ditimbulkannya, maka
Jahiliyah Modern lebih berbahaya ketimbang jahiliyah masa lalu.
Bahaya Tabarruj dan Ikhtilath
Berikut ini bebarapa hal yang berkaitan dengan bahaya tabarruj dan ikhtilah bagi, diri, keluarga, dan
masyarakat.

1. Tabarruj dan Ikhtilath adalah Maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya
Dan barangsiapa bermaksiat kepada Allah akan merasakan akibatnya. Sama sekali tidak akan
membahayakan Allah. Rasulullah saw. bersabda,

Setiap ummatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Mereka (sahabat) bertanya, Ya
Rasulullah, siapakah yang tidak mau? Beliau bersabda, Barangsiapa taat kepadaku akan masuk
surga dan barangsiapa bermaksiat kepadaku ia orang yang tidak mau. (Bukhari)

2. Tabarruj dan Ikhtilath termasuk Dosa Besar
Karena kedua hal ini merupakan sarana paling kuat terhadap perbuatan zina. Di riwayat yang
shahih dari Ahmad diceritakan bahwa Umaimah binti raqiqah datang kepada Rasulullah saw.
Untuk berbaiat kepada beliau dalam membela Islam. Beliau bersabda,

Aku membaiatmu agar kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, tidak
berzina, tidak membunuh anakmu, tidak melakukan kebohongan dari hadapanmu (karena
perbuatan lisan dan kemaluan), tidak meratapi (orang mati), dan tidak tabarruj dengan tabarruj
jahiliyah pertama. (Bukhari).
Lihatlah bagaimana Rasulullah saw. mengaitakan antara tabarruj dan dosa-dosa besar seperti
syirik, mencuri, dan berzina.

3. Tabarruj dan Ikhtilath mendatangkan Laknat
Di Mustadrak-nya Al-Hakim dengan status hadits shahih menurut kriteria Bukhari Muslim dan di
Musnad Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar Rasulullah saw bersabda,

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!



161
Akan datang di akhir ummatku nanti laki-laki yang naik pelana (mewah) layaknya laki-laki yang
turun ke pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka mengenakan pakaian namun telanjang, di
kepala mereka seperti punuk unta kurus. Kutuklah wanita-wanita itu karena sesungguhnya
mereka itu terkutuk. Jika setelah kalian ada kaum, tentu wanita-wanita kalian akan melayani
wanita-wanita mereka sebagaimana wanita-wanita kaum terdahulu melayani kalian.

4. Tabarruj Temasuk Sifat Penghuni Neraka
Abi Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda,

Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku lihat sekarang ini. Satu kaum yang
bersama mereka cambuk-cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk memukul orang. Wanita-
wanita mereka berpakian namun telanjang, bergaya pundak mereka dan berpaling dari
kebenaran. Kepala mereka seperti punuk unta kurus, mereka tidak masuk surga dan tidak
mencium baunya. Padahal baunya tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian. (Muslim).

5. Tabarruj adalah Kemunafikan yang akan Mendatangkan Kegelapan di hari Kiamat.
Al-Baihaqi meriwayatkan sabda Rasulullah saw. dengan sanad shahih,

Sebaik-baik wanita kalian adalah yang penyayang, yang banyak melahirkan, yang cocok (dengan
suaminya) jika mereka bertakwa kepada Allah. Dan seburuk-buruk wanita adalah yang tabarruj
dan sombong. Mereka itulah orang-orang munafik. Tidak akan masuk surga salah seorang di
antara mereka kecuali seperti gagak putih. (Baihaqi).

6. Tabarruj dan Ikhtilath Menodai Kehormatan Keluarga dan Masyarakat
Diriwayatkan dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda,

Ada tiga orang yang, kamu jangan bertanya kepada mereka: seseorang yang keluar dari jamaah
dan durhaka kepada imamnya lalu mati dalam keadaan bermaksiat, seorang budak perempuan dan
laki-laki yang berlari (dari tuannya) kemudian ia mati, dan seorang wanita ditinggal keluar oleh
suaminya dan telah dicukupi kebutuhan dunianya lalu ia bertabarruj setelah itu. Maka jangan
bertanya kepada mereka. (Ahmad).

7. Tabarruj adalah Sunnah Iblis
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

162
Jika menutup aurat dan berhijab serta menjaga diri dan kehormatan adalah sunnah Nabi saw.
Maka tabarruj dan ikhtilath adalah sunnah Iblis, di mana sasaran godaan pertama terhadap
manusia adalah agar auratnya terbuka. Allah mewanti-wanti hal ini kepada kita agar kita tidak
terfitnah oleh tipu daya Iblis. Allah berfirman,

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya kami telah
menjadikan syetan-syetan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al-
Araf: 27).

8. Tabarruj dan Ikhtilath adalah Permulaan Zina
Setiap kali penyimpangan terjadi akan melahirkan penyimpangan lain yang lebih besar. Ketika
wanita tidak menutup auratnya dan tidak menjaga kehormatannya dengan bercampur bersama
laki-laki yang bukan muhrimnya, terlebih dengan dandanan yang menyebar fitnah, rasa malu
sudah sirna dan ghirah laki-laki mulai tiada, maka hal-hal haram manjadi mudah dilakukan bahkan
dosa-dosa besar menjadi hal yang biasa dan wajar. Termasuk di antaranya zina. Di tengah
masyarakat kita sekarang terjadi perbedaan persepsi tentang zina. Bahkan tidak ada undang-
undang yang menjadikan zina sebagai kejahatan kecuali ia terkait dengan hak-hak asasi manusia.

9. Tabarruj dan Ikhtilath mengundang Sikasaan Allah
Di hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah saw bersabda,

Tidaklah nampak kebejatan di antara kaum Luth sampai mereka terang-terangan (melakukannya)
kecuali setelah itu tersebarlah panyakit kolera dan kelaparan yang belum pernah terjadi pada
pendahulu mereka. (Ibnu Majah).
Secara umum, kemaksiatan kerap kali menjadi penyebab terjadinya berbagai musibah. Seperti
yang Allah sinyalir dalam Al-Quran,

Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan
dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami),
kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (Al-Isra: 16).
Tentu saja yang akan terkena dampaknya tidak hanya pelaku kemaksitan, kaum mutabarrijat dan
mereka tidak ada hijab dalam hubungan antar lawan jenis. Semua orang yang ada di sebuah
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

163
komunitas akan terkena dampaknya. Maka kewajiban bagi semuanya adalah mencegah
terjadinya berbagai kemaksiatan dan kemungkaran sebisa mungkin. Para ulama dan pemimpin
menjadi penanggung jawab utama sebalum yang lain dalam menegakkan amar maruf nahi
mungkar.
Abu Bakar As-Shidiq meriwayatkan bahwa ia mendengar sabda Rasulullah saw,

Jika manusia melihat kemungkaran lalu tidak merubahnya, hampir Allah meratakan siksanya
kepada mereka semua. (Diriwayatkan Empat Imam dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).
---------------------oo0Oooo--------------------

TAUSYIAH
Kita dicipta terlahir di dunia ini dididik untuk menjadi umat berakhlak. Kita selalu dituntun Allah dan
RosulNya menjadi orang-orang yang mau berkorban dan memberi . Berkorban untuk memberi
petunjuk pada orang lain, memberi untuk meringankan beban orang lain. Berusaha untuk
menyampaikan kebaikan pada orang lain, meski harus membebani dan menyulitkan diri sendiri. Kita
diajarkan untuk mau menebar kebaikan di mana saja.

Menjadi umat laksana lebah, hinggap di tempat yang paling baik dan menyebarkan yang baik dan
bermanfaat. Itulah akhlak kita. Kita tidak diajarkan untuk seperti lalat, yang hinggap ditempat yang
kotor, mengambil yang kotor dan menyebarkan kekotoran itu untuk merusak manusia.
Iman telah mendorong manusia untuk berbuat baik, meski secara kasat mata mungkin sia-sia bahkan
bisa berupa beban dan kesulitan. Kebaikan harus diberikan pada siapa saja, kedzaliman harus
dijauhkan dari siapa saja. Kita coba renungkan nikmatnya memberi tanpa mengharap balasan,
berkorban tanpa meminta hadiah. Semua kebaikan hanya untuk mengharap ridho Allah SWT.
Janganlah kita mundur memberi pengorbanan untuk orang lain, jangan berhenti untuk melahirkan
kebahagiaan bagi orang lain
Ajaran Islam amat sangat serius memperhatikan soal menjaga lisan sehingga Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam bersabda:
"Barangsiapa yang memberi jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada antara dua janggutnya
(lisan) dan apa yang ada antara dua kakinya (kemaluannya) maka aku menjamin Surga untuknya." (HR.
Al-Bukhari).


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

164
Blok 1.5
Week 4
10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga


Banyak orang yang begitu mendengar kata pengorbanan langsung menghindar dan ingin menjauh.
Paadahal tanpa kita sadari setiap hari kita mengorbankan sesuatu sebagai akibat kita memilih suatu
hal yang lainnya. Saat kita memilih untuk bangun lebih pagi hari ini, berarti kita telah mengorbankan
tidur sedikit lebih lama. Saat kita memilih untuk makan nasi pecel berarti kita telah mengorbankan
untuk makan KFC misalkan.
Dalam hidup, selama jantung berdegup, pengorbanan adalah keniscayaan. Karena hidup adalah
pilihan dan perjuangan. Dan setiap perjuangan pasti memerlukan pengorbanan.
Sedikit menjadi renungan di awal..
Ketika manusia berusaha ingin menjadi lebih baik
nasibnya dalam kehidupannya sehari-hari maka mereka
akan berusaha sekuat tenaga, tidak peduli akan nasibnya
sendiri yang ada di benaknya hanyalah kehidupan yang
lebih layak bagi generasi selanjutnya. Begitulah kiranya
yang tertanam dalam benak tenaga kerja kita, namun
pengorbannya demi memperbaiki taraf hidupnya benar-
benar dibayar dengan darah dan nyawa.
Apa yang terjadi dengan Sumiati adalah merupakan potret perjuangan tragis perbaikan taraf hidup
yang mengorbankan dirinya. Rasanya terlalu mahal pengorbanan yang mereka lakukan demi
kesejahteraan keluarganya, terus bagaimana dengan mereka yang menghamburkan uang untuk
berfoya-foya dan sogok sana-sini macam gayus. Sungguh terlalu jauh jurang pemisah yang ada di
sekitar kita, disatu sisi harus berdarah-darah untuk sesuap nasi di sisi yang lain begitu mudahnya uang
mengalir.

Sebelumnya
Yuk..Sejenak belajar dari Perjalanan Sejarah Tauhid dan Pengorbanan
Bumi yang sekarang dihuni oleh sekitar enam miliar manusia, pada awalnya hanya dihuni
oleh dua orang manusia saja. Adam dan Hawa. Kemudian Hawa melahirkan sebanyak 40 pasang. Lalu
jumlah manusia terus bertambah. Dari awalnya sepasang, lalu terbentuk keluarga dan terbangun
suku, lalu kabilah dan bangsa. Pada setiap tahapan pertumbuhan tersebut, selalu ada nabi.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

165
Pada masa pertumbuhan selanjutnya, setelah Nabi Adam adalah Nabi Idris, dan banyak lagi
nabi-nabi yang tidak disebutkan. Sampailah kita pada periode Nabi Nuh yang berdakwah selama 950
tahun. Dan hasil dari dakwah selama itu adalah, bumi ini ditenggelamkan oleh Allah SWT. Lalu
muncullah keluarga-keluarga baru dan nabi-nabi baru pula. Seluruh peristiwa ini, terjadi di daerah
yang kini kita menyebutnya sebagai Timur Tengah. Dan inilah wilayah tertua di dunia.
Lalu sampailah peradaban manusia pada masa Nabi Ibrahim. Beliau lahir di sebuah kampung
bernama Azan di dekat sungai Tigris di wilayah Irak, sekarang. Dan kita mengetahui bagaimana cerita
pencarian kebenaran Nabi Ibrahim tentang Tuhan dan Pencipta Alam. Sampai ia berhadapan dengan
Raja Namrud dan juga ayahnya yang mengantarkan Nabi Ibrahim terusir dari Irak.
Syam adalah tujuan perjalanan Nabi Ibrahim. Wilayah yang bernama Syam, kini terbagi
setidaknya menjadi empat negara; Syiria, Jordan, Palestina, dan Lebanon. Dan di sana Ibrahim
bertemu dan menikah dengan Sarah. Seorang perempuan paling cantik yang pernah turun ke bumi.
Tapi, pernikahan ini tak kunjung dikaruniai seorang anak, bahkan sampai Nabi Ibrahim berumur 80
tahun.
Ibrahim kembali melakukan perjalanan dakwahnya hingga ke Mesir. Di negeri ini, Nabi
Ibrahim berdakwah pada kerajaan yang ada di sana. Mulanya, karena kecantikannya, sang raja
hendak mengganggu Sarah. Tapi karena kewibawaan sang nabi, sang raja pun segan bahkan menjadi
sangat patuh kepada Nabi Ibrahim. Karena kecintaannya pada Nabi Ibrahim, kemudian sang raja
menghadiahkan salah seorang putrinya bernama Hajar.
Karenanya, sama sekali tak benar bila ada yang menyebut Hajar adalah seorang budak
perempuan hitam. Karena tidak boleh ada nabi yang lahir dari seorang perempuan atau ibu seorang
budak. Lalu ketiganya kembali ke Syam, dan lahirlah seorang anak dari rahim Hajar, yakni Ismail.
Ketika baru usai persalinan, Nabi Ibrahim dan Hajar diperintahkan Allah untuk melakukan perjalanan
ke Jazirah yang sekarang kita mengenalnya sebagai kota Mekah. Dalam Al-Quran, lembah ini disebut
sebagai lembah yang tak ada tumbuhannya.
Mari bersama kita bayangkan, sebuah keluarga yang istrinya baru melahirkan anak,
diperintahkan untuk pergi ke sebuah lembah yang tak satupun tumbuhan hidup di atasnya. Dan
bukan hal yang ringan pula bagi Nabi Ibrahim. Ia menunggu anak selama 80 tahun, setelah
mendapatkannya, kemudian ia diperintahkan untuk ke sebuah lembah nan asing. Dan setelah sampai
di sana, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan anak dan istrinya seorang diri. Di sebuah
lembah yang tak ada tumbuhan, tak pula manusia.
Ketika Nabi Ibrahim mengatakan akan pergi, istrinya Hajar bertanya padanya. Hendak ke
mana engkau wahai suamiku? Tapi Nabi Ibrahim tidak menjawab pertanyaan itu. Ini sebuah
pertanyaan yang pasti tidak bisa terjawab oleh Nabi Ibrahim, karena semua alasan takkan bisa
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

166
diterima oleh akal dan bisa dipersalahkan. Menyadari hal ini, Hajar yang memiliki kualitas sebagai istri
seorang nabi cepat menyadari, bahwa pertanyaannya salah.
Kemudian ia mengubah pertanyaannya, Apakah kepergianmu adalah perintah dari Allah?
Dan Nabi Ibrahim pun menjawabnya, Ya. Maka Hajar pun kembali menunjukkan kualitasnya
sebagai istri seorang nabi. Dengan yakin dan mantap, Hajar mengatakan, Jika begitu Allah pasti
tidak akan menyia-nyiakan kami di sini. Dan lalu bermulalah sejarah ditemukannya air zam-zam, sai,
dan ritual ibadah haji.
Singkat cerita, baru setelah 13 tahun kemudian, Nabi Ibrahim kembali ke Mekah. Tapi ujian
yang sesungguhnyam rupanya baru dimulai. Ketika baru saja sampai, ia diperintahkan untuk
menyembelih anaknya. Mari kita kembali membayangkan. Umurnya lebih 80 tahun ketika mendapat
bayi Ismail. Tapi, sebelum sampai menikmati kebahagiaannya, ia sudah diperintahkan untuk pergi
berdakwah. Setelah 13 tahun terpisah, dengan anak dan istrinya di Mekah, saat ia kembali di usianya
yang ke-93, tiba-tiba Allah memerintahkannya untuk menyembelih sang anak.
Ini belum lagi ditambah variabel wahyu yang disampaikan hanya lewat mimpi saja. Dalam
struktur turunnya wahyu, cara melalui mimpi adalah cara dengan level yang lebih rendah di antara
cara-cara yang lain, seperti disampaikan langsung oleh Allah seperti yang terjadi pada Musa, atau
melalui Jibril dan yang lainnya.
Setelah membayangkan diri berada pada posisi Nabi Ibrahim, kini mari kita menempati
posisi sebaliknya, sebagai Ismail. Ia kini telah beranjak remaja, besar di lembah gersang dan asing,
tanpa asuhan seorang ayah. Tapi kini, ketika ia sudah besar, tiba-tiba datang seorang lelaki
mengatakan diri sebagai ayahnya, dan hendak menyembelihnya. Jika kita menjadi Ismail, tentu bukan
kesediaan seperti yang tercatat dalam sejarah yang akan terjadi. Tapi beribu penyangkalan dan
perlawanan.
Tapi semua berjalan seperti yang sudah digariskan. Inilah sejarah tauhid. Bukan sejarah
logika, apalagi sejarah nafsu kuasa. Sejarah tauhid memilih sendiri bahasa yang akan digunakannya.
Karena itu, bukan sebuah kebetulan jika Nabi Ibrahim mendapat julukan Bapak Para Nabi, karena
ujian dan cobaannya yang ia terima memang melebihi nabi-nabi lainnya.
Setelah peristiwa sejarah tauhid tersebut, Nabi Ibrahim, Ismail, dan Hajar diperintahkan
untuk membangun Kabah, sebagai monumen tauhid. Dan dalam proses pembangunan itu, Nabi
Ibrahim berdoa. Ya Allah, jadikan hati-hati umat manusia seluruhnya memiliki kecenderungan yang
kuat ke tempat ini. Ya Allah, jadikan negeri ini aman dan berikanlah rezeki kepadaku dari langit.
Dan kini kita mengetahui, bagaimana setiap tahun, Allah menjawab dan menjadikan doa
Nabi Ibrahim sebagai abadi. Setiap tahun, berjuta-juta manusia berduyun-duyun memenuhi panggilan
untuk berhaji.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

167
Dari Nabi Ismail, turun sebelas orang anak. Dan dari sebelas orang anak, turun 21 generasi
sampai pada generasi yang disebut dengan Generasi Adnan. Dan dari Generasi Adnan, turun lagi 21
generasi sampai pada Rasulullah Muhammad saw. Jadi, jarak antara Nabi Ibrahim sampai Nabi
Muhammad adalah 42 generasi. Tapi setiap generasi tidak bisa kita hitung dengan hitungan umur
generasi saat ini.
Sedangkan garis keturunan Sarah melahirkan Ishaq yang menurunkan Yakub, Yusuf, dan
seterusnya sampai berhenti pada Nabi Isa as. Jarak antara Nabi Isa sampai pada Nabi Muhammad,
lama tak kurang dari hitungan 600 tahun. Dan selama itu tidak ada masa kenabian, masa kekosongan
yang disebut masa fatrah. Dan sesudah Nabi Muhammad, tidak akan pernah ada lagi seorang nabi.
Ketika Rasulullah Muhammad dilantik sebagai seorang rasul, kira-kira bumi ini telah dihuni
oleh sekitar 100 juta manusia yang tersebar baru di tiga benua, Asia, Afrika, dan Eropa. Sejak diangkat
hingga mangkat, Rasulullah bekerja sebagai seorang nabi dan rasul selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22
hari. Dan sepanjang masa itu, hasilnya, umat manusia yang memeluk Islam sebanyak 100 ribu sampai
125 ribu manusia. Jumlah inilah yang berhaji dengan Rasulullahdalam Hajatul Wada (haji perpisahan).
Coba bandingkan jumlah manusia yang memeluk Islam dengan jumlah manusia seluruhnya pada
masa itu.
Dari jumlah muslim di atas, yang dianggap sebagai ulama, tak kurang dari 100 sampai 110
orang saja. Dan dari 100 orang itu, yang dianggap sebagai ulama besar hanya tujuh orang saja. Umar
bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Tiga orang Abdullah; Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, dan
Abdullah bin Masud. Serta Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Kaab. Dari tujuh orang inilah semua mazhab
fiqih bermula dan berujung.
Ketika Utsman bin Affan menjadi khalifah, sudah ada beberapa sahabat yang telah sampai di
tanah Cina. Dan jika kini kita berislam, itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena para pengorbanan
para sahabat-sahabat nabi dan para ulama. Saat ini, jumlah penduduk bumi kurang lebih ada enam
miliar, dan jumlah umat Islam tak kurang dari 1,3 miliar manusia. Artinya sekitar 20% dari jumlah
penduduk dunia.
Artinya, jika pada masa akhir Rasulullah, jumlah muslim sekitar 125 ribu di antara 100 juta
manusia, dan kini 1,3 miliar di antara 6 miliar manusia. Artinya, ada grafik yang terus meningkat di
kalangan muslim.
Jadi ketika dulu Nabi Ibrahim berkata, Ya Allah, jadikan hati manusia rasa suka atau hasrat
berkunjung ke tempat ini, berapa jarak antara doa ini diucapkan dan dikabulkan? Berapa jarak
antara doa Nabi Ibrahim yang meminta rezeki untuk negeri itu dengan masa terkabulnya? Memang
lama, tapi terlepas dari itu, garis grafik terus meningkat. Jumlah manusia yang mengikuti jalannya,
terus bertambah dari waktu ke waktu. Doa ini menembus waktu, dikabulkan sepanjang waktu.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

168
Apa yang menjelaskan itu semua? Yang menjelaskan itu semua adalah pengorbanan.
Pengorbananlah yang menjadikan jawaban. Sebesar apa pengorbanan yang kita keluarkan untuk
sesuatu yang kita yakini, maka semakin besar pula jawaban yang akan kita terima nanti. Semakin
besar kita berkorban, maka semakin besar nampak yang akan kita terima nanti. Kunci pertumbuhan
yang berkesinambungan adalah pengorbanan dalam amal usaha yang dilakukan.
Pengorbananlah yang menentukan umur dari amal usaha yang kita lakukan. Pengorbanan,
itulah yang dilakukan oleh orang-orang besar dalam sejarah-sejarah besar, yang hidup bahkan hingga
sekarang. Ingat itu!

Tidak hanya harta, jiwa dan raga pun rela mereka
persembahkan untuk kejayaan Islam oleh para
sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam (SAW).
Dari sekian banyak sahabat Nabi, ada sepuluh
sahabat yang memperoleh jaminan surga (Asratul
Kiraam).


1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu (RA) adalah khalifah pertama, setelah Nabi wafat. Ia
sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah, kemanapun Nabi pergi, ia selalu menyertainya.
Termasuk saat Rasul dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah, suatu perjalanan yang
penuh dengan risiko. Sejak remaja, Abu Bakar telah bersahabat dengan Nabi. Ia juga orang
pertama yang memeluk Islam. Tidaklah sulit baginya untuk mempercayai ajaran Islam, karena tahu
betul keagungan akhlak Rasulullah. Demikian juga saat Nabi menyampaikan peristiwa Isra Miraj.
Abu Bakarlah sahabat yang pertama kali membenarkan peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, ia
diberi gelar oleh Rasulullah yakni Ash-Shiddiq (yang benar, jujur, dan membenarkan). Abu Bakar
wafat dalam usia 63 tahun (13 Hijriah). Ia dikebumikan di Madinah bersebelahan dengan makam
Rasulullah. Ia diriwayatkan 142 Hadits.

2. Umar bin Khattab
Umar bin Khaththab RA adalah khalifah kedua. Ia termasuk sahabat yang sangat dikasihi oleh
Nabi. Sebelum masuk Islam, ia dikenal sebagai sosok yang jago gulat dan gemar mabuk-mabukan.
Seluruh penduduk Makkah merasa takut kepadanya. Umar memeluk Islam setelah mendengar
surat Thoha yang dibacakan saudara perempuannya. Ia sangat keras dalam membela agama Allah.
Ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraisy
terhadap diri Nabi dan sahabat. Saat Umar diangkat menjadi khalifah, daerah kekuasaan Islam
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

169
bertambah. Kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukan dalam kurun waktu satu tahun
(636-637 M). Pemimpin yang sederhana dan peduli para rakyatnya ini, wafat setelah dibunuh Abu
Lukluk saat hendak memimpin shalat ( 23 H/644 M). Ia dimakamkan berdekatan dengan Abu
Bakar dan Rasulullah.

3. Utsman bin Affan
Utsman bin Affan RA adalah khalifah Islam ketiga. Pada saat kepemimpinannya, ia berhasil
mengumpulkan wahyu, dan menyusunnya dalam bentuk mushaf Al- Quran. Utsman masuk Islam
lewat ajakan Abu Bakar As-Siddiq. Ia mendapat gelar Dzun Nur Ain (Pemilik Dua Cahaya), karena
menikahi dua putri Nabi, Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Utsman dikenal sebagai saudagar kaya
dan dermawan. Ia selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Saat berkecamuk perang Tabuk,
Utsman menyumbang lebih dari 940 unta, kemudian membawa 60 kuda untuk menggenapinya
menjadi 1000. Usman Wafat pada tahun 35H atau 655M.

4. Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib RA dilahirkan di Makkah tahun 598 Masehi. Suami dari putri Nabi, Fatimah, ini
merupakan orang yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak. Sebagian meriwayatkan
saat itu usianya 10 tahun. Ali terkenal orang yang sangat berani, ahli siasat perang, dan cerdas.
Pada saat peristiwa hijrah, Ali tidur di atas tempat tidur Rasulullah. Sehingga, para tentara Quraisy
yang mengepung rumah Nabi, mengira Nabi masih berada di dalam rumah. Ali wafat pada tahun
40 Hijriyah, setelah ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang beracun setelah
shalat Shubuh. Ia meninggal dalam usia 63 tahun dan menjabat sebagai khalifah selama 4 tahun 9
bulan. Beliau dimakamkan di Kufah, Irak.

5. Thalhah bin Abdullah
Thalhah bin Abdullah dikenal sebagai salah satu konsultan Rasulullah. Ia berasal dari suku Quraisy.
Saat berkecamuk perang Uhud, Thalhah ikut serta. Di arena tersebut ia menderita luka parah. Dia
menjadikan dirinya sebuah perisai bagi Rasulullah dan mengalihkan panah yang akan menancap
diri Nabi dengan tangannya. Sehingga semua jari-jarinya putus. Thalhah wafat pada 36 H atau 656
M. Ia Syahid saat mengikuti perang Jamal.

6. Zubair bin Awwam
Zubair bin Awwan termasuk golongan yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun).
Usianya saat itu baru 15 tahun.Pembelaannya terhadap Islam begitu nyata, Zubair tidak pernah
absen dalam berbagai petempuran bersama kaum muslimin. Ia selalu berada di garda depan saat
jihad dikumandangkan. Sekujur tubuhnya terdapat luka dari hasil peperangan. Ia sangat dicintai
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

170
Rasulullah. Saat terjadi perseturuan di antara kaum muslimin, Zubair tidak sedikit pun memihak
yang berseteru. Ia malah berusaha menyatukannya. Zubair ditikam ketika sedang menghadap
Allah, ia wafat pada tahun 36H atau 656M.

7. Saad bin Abi Waqqas
Saad bin Abi Waqqas memeluk Islam saat berusia 17 tahun. Ia sangat mahir menunggang kuda
dan memanah. Jika ia memanah musuh dalam sebuah peperangan pastilah tepat sasaran. Hampir
seluruh peperangan ia ikuti. Saat awal memeluk Islam, ibunya mengancam mogok makan dan
minum. Dengan harapan, Saad kembali ke ajaran nenek moyang. Namun, hampir sang ibu
menemui ajal, ancaman itu dihiraukannya. Ia tidak menjual keyakinannya dengan apa pun, nyawa
ibunya sekalipun. Saat periode Khalifah Umar bin Khattab, Saad diangkat sebagai gubernur
militer di Iraq yang bertugas mengatur pemerintahan dan sebagai panglima tentara. Saad wafat
pada usia 70 tahun (55H atau 675M). Ia dimakamkan ditanah Baqi.

8. Said bin Zaid
Said adalah di antara sahabat yang beruntung. Dia masuk Islam bersama-sama istrinya, Fathimah
binti Al-Khaththab, adik perempuan Umar bin Khaththab. Said membaktikan segenap daya dan
tenaganya untuk berkhidmat kepada Islam. Ketika memeluk Islam usianya belum genap 20 tahun.
Said turut berperang bersama Rasulullah dalam setiap peperangan. Ia juga turut bersama kaum
muslimin mencabut singgasana Kisra Persia. Said pernah diperintahkan Rasulullah untuk memata-
matai aktivitas musuh. Ia wafat dalam usia 70 tahun (51H atau 671M), dan dimakamkan di Baqi,
Madinah.

9. Abdurrahman bin Auf
Abdurrahman bin Auf juga termasuk tujuh orang yang pertama masuk Islam. Ia di antara sahabat
Rasul yang memiliki harta berlimpah. Selurah hartanya itu ia peroleh melalui perniagaan.
Kesuksesannya tidak membuat ia lupa diri. Ia selalu menafkahkan hartanya di jalan Allah. Bahkan
saat ia diberitakan Rasulullah bahwa dirinya dijamin masuk surga, semangat bersedekahnya
semakin membara. Tak kurang dari 40.000 dirham perak, 40.000 dirham emas, 500 ekor kuda
perang, dan 1.500 ekor unta ia sumbangkan untuk perjuangan menegakkan Islam. Abdurrahman
sempat berhijrah ke Habasyah sebanyak dua kali. Ia wafat pada umur 72 tahun (32H/652M) dan
dimakamkan di baqi.

10.Abu Ubaidah bin Jarrah
Rasulullah pernah memberikan pernyataan tentang Abu Ubaidah. Sesungguhnya setiap umat
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

171
mempunyai orang kepercayaan, dan sesungguhnya kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah,
begitu kata Rasulullah. Abu Ubaidah orang yang amanah dan jujur dalam berperilaku. Abu
Ubaidah masuk Islam melalui perantara Abu Bakar As-Shiddiq diawal kerasulan Muhammad. Ia
beberapa kali dipercaya Rasul memimpin peperangan. Ia wafat pada tahun 18H atau 639M.

Belajar dari Kelembutan dan Pengorbanana yang Abu Bakar..
Hanya dalam 2,5 tahun kepemimpinannya, rakyat mencatatnya sebagai khalifah (pemimpin)
Islam yang sukses memberantas kemiskinan, menciptakan stabilitas sosial dan politik, serta
solidaritas kemanusiaan yang tanpa batas. Sekalipun dia pedagang kaya, tapi kesederhanaan dan
kelembutan kepribadiannya selalu mendasari setiap kebijakan dan kepemimpinannya sebagai
pengganti Rasulullah SAW.Padahal, boleh dikata berbagai ancaman, disintegrasi dan cercaan yang
dialamatkan kepadanya, tak kalah hebatnya dibanding pada masa Rasulullah. Namun, itu semua
dihadapi dengan hati bening, jiwa lapang, dan pikiran jernih. Ia senantiasa mengembalikan semua
persoalan yang dihadapinya kepada ajaran yang hanif.
Abu Bakar bernama lengkap Abdullah bin Abi Kuhafah At-Tamimi. Nama kecilnya adalah
Abdul Kabah. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah karena cepatnya dia masuk Islam (assaabiquunal
awwaluun, yakni golongan pertama yang masuk Islam). Sedang Ash Shiddiq yang berarti amat
membenarkan adalah gelar yang diberikan kepadanya lantaran ia segera membenarkan Rasulullah
SAW dalam berbagai peristiwa.
Dari garis kedua orang tua, Usman bin Amir bin Amr bin Saad bin Taim bin Murra bin Kaab
bin Luayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin Malik (ayah), dan Ummu Khair Salama binti Skhar (suku
Quraisy) terlihat, Abu Bakar termasuk dari suku terhormat, yakni suku Taim (ayah) dan Quraisy (ibu).
Kedua suku ini banyak melahirkan orang besar.
Sejak kecil, Abu Bakar dikenal sebagai anak yang cerdas, sabar, jujur dan lembut. Ia menjadi
sahabat Nabi SAW sejak keduanya masih usia remaja. Karena sifatnya yang mulia itu, ia banyak
disenangi dan disegani oleh masyarakat sekitar, juga lawan maupun kawan saat memperjuangkan
Islam.
Abu Bakar yang juga mahir dalam ilmu hisab itu, dikenal mempunyai kedudukan istimewa di
sisi Nabi SAW. Bahkan salah satu putrinya, yakni Aisyah Ra, kemudian dinikahi Rasulullah.
Secara universal, sesungguhnya prototipe Abu Bakar mungkin dapat digolongkan sebagai
pejuang Islam yang sejak awal konsisten membela kaum tertindas, tak pandang bulu. Seperti dikutip
Jamil Ahmed dalam Seratus Muslim Terkemuka, Abu Bakar tak pernah absen dalam setiap
pertempuran menegakkan kebenaran dan menumpas penindasan.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

172
Perjuangannya itu semakin berat sejak dirinya dipilih sebagai khalifah, menggantikan
Rasulullah yang wafat pada 632 M. Ketika itu, wilayah kekuasaan Islam hampir meliputi seluruh
semenanjung Arabia, dan terdiri berbagai suku.
Terpilihnya Abu Bakar yang juga disepakati kalangan sahabat itu dinilai tepat saat negara
dalam kondisi tak menentu. Dalam pidato baiat yang dilakukan di Masjid Nabawi, Madinah, Abu
Bakar antara lain menyatakan, Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat dalam
pandangan saya hingga saya menjamin hak-haknya seandainya Allah menghendaki, dan orang yang
kuat di antara kalian adalah lemah dalam pandangan saya sehingga saya dapat merebut hak
daripadanya.
Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan bila saya mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya, janganlah ikuti saya.
Sebagai pemimpin, kedermawanan dan solidaritas kemanusiaannya terhadap sesama tak
diragukan lagi. Ketika Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, kekayaannya mencapai 40.000 dirham,
nilai yang sangat besar saat itu. Kekayaan itu seluruhnya didedikasikan bagi perjuangan Islam. Soal
ini, sejarawan Kristen Mesir, Jurji Zeidan, punya komentar menarik. Katanya, Zaman khalifah-
khalifah yang alim adalah merupakan keemasan Islam.
Khalifah-khalifah itu terkenal karena kesederhanaan, kejujuran, kealiman, dan keadilannya.
Ketika Abu Bakar masuk Islam, ia memiliki 40.000 dirham, jumlah yang sangat besar waktu itu, akan
tetapi ia habiskan semua, termasuk uang yang diperolehnya dari perdagangan demi memajukan
agama Islam.
Ketika wafat, tidaklah ia mempunyai apa-apa kecuali uang satu dinar. Ia biasa jalan kaki ke
rumahnya maupun kantornya. Jarang terlihat dia menunggang kuda
Keikhlasannya yang luar biasa demi kemakmuran rakyat dan agamanya itu, kata Jurji, sampai-
sampai menjelang wafatnya, Abu Bakar memerintahkan keluarganya untuk menjual sebidang tanah
miliknya dan hasilnya dikembalikan ke masyarakat sebesar jumlah uang yang telah ia ambil dari
rakyatnya itu sebagai honorarium, dan selebihnya agar diberikan kepada Baitulmal wat Tamwil,
lembaga keuangan negara.
Stabilitas dan keamanan masyarakat, di antaranya yang paling menonjol dalam rapor
pemerintahan Abu Bakar. Karena dinilai sebagai amanat negara, Abu Bakar mengangkat Umar bin
Khaththab sebagai kadi (hakim).
Namun, selama setahun sejak diangkat sebagai kadi tak satupun pengaduan dari masyarakat
muncul. Ini karena rakyat terbiasa hidup jujur dan bersih dibanding masa sebelum Islam. Sementara
Ali, Usman, dan Zaid bin Tsabit diangkat sebagai khatib.
Di medan pertempuran, sang khalifah juga mengajarkan bagaimana berperang yang baik.
Sepuluh pesan yang kerap disampaikan khalifah yang wafat pada 13 H, dalam usia 63 tahun itu, ketika
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

173
hendak melepas pasukannya ke medan perang adalah: Jangan berkhianat, jangan berlebih-lebihan,
jangan menipu (berbuat makar), jangan membunuh lawan dengan cara-cara sadis, jangan
membunuh anak-anak, lelaki lanjut usia, dan wanita.
Juga jangan menebang pohon-pohon kurma yang sedang berbuah, jangan melakukan
pembakaran, jangan menyembelih domba, sapi, dan unta kecuali hanya untuk sekadar kebutuhan
makan dagingnya. Nanti kalian akan berjumpa dengan orang-orang yang bertapa dalam biara, maka
biarkanlah mereka dan jangan mengusiknya.n hery s/berbagai sumber

Dijamin Masuk Surga
Menjadi Muslim yang baik dan selalu taat
pada agamanya tidaklah mudah. Tapi jalan menuju
hal itu selalu terbuka. Sejarah mencatat, Abu Bakar
satu dari sekian banyak sahabat Rasulullah yang
dengan tegar dan tabah menghadapi berbagai
cobaan dan tantangan dalam mengamalkan ajaran
Islam.
Tapi jangan pula ditanya seberapa besar kesetiaan Abu Bakar kepada Rasulullah, atau
sejauh mana kualitas keimanannya kepada Allah.
Soal ini, Nabi sendiri dalam banyak sabdanya secara khusus berujar tentang diri dan
kebaikan Abu Bakar. Kata Nabi SAW, seperti diriwayatkan Imam Bukhari, Sesungguhnya Allah
mengutusku kepadamu dan kamu berkata, Engkau dusta! Sedangkan Abu Bakar berkata, Dia
benar. Abu Bakar menyantuni aku dengan dirinya dan hartanya.
Tidakkah kalian berhenti mengganggunya. Sesudah itu, Abu Bakar tak lagi diganggu.
Masuknya Abu Bakar ke dalam Islam pun tak kalah pentingnya sebagai ibrah (hikmah) kita semua.
Kisah itu berawal ketika Abu Bakar bertemu Rasulullah. Kepada Rasul terakhir ini, ia bertanya, Ya
Muhammad apakah benar apa yang dituduhkan kaum Quraisy (kaumnya Abu Bakar sendiri, Red)
terhadapmu bahwa kamu meninggalkan tuhan-tuhan kita, merendahkan akal pikiran kita dan
mengkufuri ajaran-ajaran nenek moyang kita? Ya benar! Sesungguhnya aku ini Rasul Allah dan
Nabi-Nya.
Allah mengutus aku untuk menyampaikan risalah-Nya dan mengajakmu kepada Allah yang
benar. Demi Allah, itu adalah hak. Aku mengajakmu, hai Abu Bakar kepada Allah Yang Esa, tunggal,
tiada sekutu bagi-Nya. Janganlah kamu menyembah selain Allah dan patuh serta taatlah kepada-
Nya, jawab sang Nabi. Abu Bakar pun masuk Islam.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

174
Sejak masuknya Ash Shiddiq ke agama terakhir ini, perjungan dakwah Islam yang dilakukan
Rasulullah makin kuat. Ia yang termasuk periode awal para pemeluk Islam itu, menjadikan seluruh
jiwa, raga dan harta Abu Bakar, hanya untuk perjuangan dakwah Rasulullah.
Perlindungan dan pengorbanannya setiap saat terhadap sang Rasul pun dilakukannya
sampai-sampai ia tak memedulikan lagi dirinya sendiri. Soal ini, Rasulullah, sebagaimana diriwayatkan
Ibnu Majah dan Imam Tirmizi, bersabda, Tiada seorang pun bermanfaat bagiku hartanya
sebagaimana bermanfaat bagiku harta Abu Bakar.
Sosok Abu Bakar yang memang memiliki sifat-sifat yang sama seperti Rasulullah, di
antaranya amanah, tablig (menyampaikan), fathanah (cerdas), teguh pendirian dan taat beragama,
rendah diri dan selalu mendahulukan kepentingan orang lain, itulah yang membuat Rasulullah dalam
banyak hal memberikan kepercayaan pada diri Abu Bakar.
Dengan kepemilikan hartanya yang cukup banyak, lantaran ia memang saudagar kaya di
masanya, Abu Bakar menjadikan seluruh harta yang dimilikinya hanya untuk mengabdi di jalan-Nya.
Sekalipun dalam kondisi sakit misalnya, Abu Bakar senantiasa menyambut ajakan amal baik. Seperti
dijelaskan sahabat Umar bin Khaththab, Aku tidak pernah mendahului Abu Bakar dalam
mengamalkan kebajikan. Dia yang selalu mendahuluiku.
Perjuangan dan pengorbanan Abu Bakar yang penuh keikhlasan itu oleh Allah akan dibalas
dengan surga. Sebagaimana diceritakan Abu Dzaar Ra, ketika Rasulullah masuk ke rumah Aisyah Ra,
beliau mengatakan Abu Bakar termasuk dalam al asyarah al mubasysyiriina bil jannah (sepuluh orang
yang dijamin Rasulullah bakal masuk surga). Dalam kelompok ini juga ada Umar bin Khaththab,
Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair Ibnul Awwam, Abdurrahman bin
Auf, Saad bin Abi Waqqas, Said bin Zaid, dan Abu Ubaidah Ibnul Jarrah. [Republika, 27 Desember
2002]
Bagaimana Perjuangan dan Pengorbanan kita sebagai seorang Muslim? Sudahkah
Pengorbanan kita mendekati pengorbanan yang dilakukan oleh sahabat nabi ataukah masih juauh
sekali?
Pengorbanan Harta yang Mengantarkan Abdurrahman bin Auf ke Surga
Membaca dan menelaah riwayat sahabat nabi, Abdurahman bin Auf membuat kita iri
dengan kemuliaannya. Betapa perniagaan dan kekayaan dunia telah menghantarkannya masuk
dalam jajaran sepuluh sahabat nabi yang di jamin masuk surga.
Abdurahman bin Auf adalah sahabat akrab dari Abu Bakar Siddiq. Oleh karenanya, ia
mengenal islam melalui Abu Bakar. Ketika Abu Bakar memperkenalkan keindahan Islam,
Abdurahman bin Auf langsung menerimanya tanpa ragu. Abdurahman bin Auf termasuk generasi
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

175
awal yang menerima Islam sebagai agama dan keyakinannya. Ia masuk Islam sebelum Rasulullah saw
menetapkan rumah Al arqom bin Abi Al Arqom sebagai pusat dakwah dan tarbiyah.
Mengejar Surga dengan Pengorbanan Jiwa dan Harta
Abdurahman bin Auf telah mengajarkan pada kita jalan
menuju surga. Dalam riwayat sahabat nabi (shiroh sahabat)
digambarkan betapa Abdurahman bin Auf telah menemukan
jalan menuju surga melalui pengorbanan seluruh harta dan
jiwanya.
Sejarah perang Uhud yang digambarkan dalam riwayat
sahabat nabi merupakan bukti sejarah pengorbanan
Abdurrahman bin Auf. Dahsyatnya peperangan Uhud telah
memberikan bekas lebih dari dua puluh luka pada anggota tubuhnya. Bahkan salah satu luka
menyebabkan kakinya pincang. Bahkan perang Uhud juga telah merampas keindahan giginya,
sehingga mempengaruhi kejelasan ucapan dan tutur kata.
Pedagang Besar dan Sukses
Menelaah riwayat sahabat nabi muhammad Saw, kita akan menemukan bahwa
Abdurahman bin Auf merupakan seorang pedagang besar yang sukses. Abdurahman bin Auf
terkenal sangat mahir menguasai perdagangan. Dan melalui perdagangan itu itu ia menguasai
perekonomian. Ia menjalani hidup dengan harta yang berlimpah lagi barokah.
Namun kekayaan dan aktivitas perdagangan tidak pernah menghalanginya untuk
memurnikan akidah dan ikut dalam perjuangan Islam.
Abdurahman bin Auf adalah sosok dai hasil binaan madrasah kenabian. Ia telah
dipersiapkan untuk membawa panji dan penyebaran dakwah Islam. Ketika Rasulullah dan ummat
Islam berhijrah ke Madinah untuk mempertahankan aqidah, Abdurahman bin Auf merelakan seluruh
harta dan perdagangannya disita oleh kaum kafir Quraisy (penguasa makkah) sebagai imbalan dan
syarat diijinkannya berhijrah.
Resep Sukses Berdagang Abdurahman bin Auf
Hijrah ke Madinah Abdurahman bin Auf tanpa harta dan perniagaannya, karena semua
kekayaannya disita oleh kaum kafir Quraisy. Namun ia tidak mau berpangku tangan. Tawaran harta
dan kekayaan dari kaum Anshor ditolaknya dengan halus.
Di Madinah Abdurahman bin Auf kembali berdagang dengan modal seadanya. Ia memulai
usahanya dengan berjualan keju dan minyak samin. Tidak butuh waktu lama ia berhasil
mengumpulkan modal dan keuntungan yang cukup besar.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

176
Rasulullah kemudian menyerukan kaum Muhajirin dan Anshor agar meneladani
perjuangan, usaha dan kerja keras Abdurahman bin Auf. Abdurahman bin Auf telah berhasil merintis
jalan hidup mulia dan terhormat. Tangan di atas jauh lebih baik dari tangan di bawah.
Abdurahman bin Auf sukses berdagang berkat mengikuti petunjuk-petunjuk dari
Rasulullah Saw. Ia selalu menghiasi diri dengan akhlak islami dalam berdagang. Menjaga adab islami,
sopan santun dan kejujuran sehingga Allah memberkahi setiap langkah dan perjuangannya dalam
mencari rizki.
Abdurahman bin Auf juga terkenal cepat dalam menyambut seruan Allah dan RasulNya.
Ketika Rasullullah menyerukan agar kaum muslimin yang kaya menginfakkan sebagian hartanya di
jalan Allah, maka semenjak itu ia rajin beramal dan menyedekahkan hartanya di jalan Allah. Sehingga
hartanya semakin berlimpah dan dilipatgandakan oleh Allah.
Melalui riwayat sahabat nabi kita juga belajar bagaimana para sahabat berlomba-lomba
menyedekahkan hartanya di jalan Allah. Abdurahman bin Auf selalu berlomba-lomba dengan Ustman
bin Affan dalam membiayai perjuangan pasukan Islam. Mereka menyedekahkan lebih dari separuh
hartanya untuk perjuangan Islam.
----------------------00OO00---------------------------

Mungkin kita tidak akan bisa dan sanggup untuk mencontohnya walaupun hanya seujung kuku jari
tangan kita, namun sebuah keteladanan adalah untuk diikuti dan dilaksanakan dengan segenap
kemampuan bukan hanya sekedar menjadi wacana dan bahan perbincangan yang semu dan tidak
berbekas. InsyaAllah semua perjuangan, usaha keras dan ikhlas kita tidak akan sia-sia di hadapan-Nya
dan akan berbuah keberkahan karena mungkin banyak hal yang sudah kita korbankan untuk hal ini
yang tentunya semua itu bagian dari sunatullah, karena hidup adalah pengorbanan. Apalagi di
tengah aktivitas rutin kita yang juga menuntut keistiqomahan kita untuk bisa selalu amanah. Tapi
kembali lagi kita adalah manusia, yang jauh dari kesempurnaan, tempatnya salah dan lupa, tugas dan
kewajiban kita hanyalah berusaha menjadi yang terbaik di sisi manapun kita berada dan ditempatkan
tanpa mengesampingkan dan mengorbankan sisi-sisi kehidupan lain di luar sarang lebah ini yang
juga sangat kita cintai dan sangat mencintai kita.
Maka kecerdasan untuk menentukan skala prioritas dengan timing yang tepat dan bijak sangat
diperlukan untuk bisa menjadi yang terbaik di sisi manapun dan kapanpun saat skala prioritas itu
sudah kita tentukan.
Namun kecerdasan kita tidak hanya terhenti saat kita sudah menentukan skala prioritas itu karena
setelahnya perlu wujud nyata atas keputusan bijak yang sudah kita ambil, apakah kita mampu
menjadi pelayan yang adil, cekatan, patuh, taat dan lincah untuk bisa mampu dan siap saat sisi
kehidupan di luar sarang lebah ini membutuhkan luapan cinta kita.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

177
Wajar, ketika ada kekecewaan yang timbul, wajar ketika ada sisi yang lain yang merasa
dinomorduakan, wajar ketika suatu saat kita tidak mampu bersikap adil, cekatan, patuh, taat dan
lincah serta amanah dengan janji-janji dan ungkapan kesanggupan kita padanya, wajar ketika kita
dihinggapi keputusasaan, keluh kesah karena kita hanyalah manusia yang penuh keterbatasan,
namun bukanlah suatu kewajaran ketika kita hanya berdiam di tempat tanpa melangkah maju atau
justru melangkah mundur dengan memanfaatkan dalih keterbatasan kita.
Dan juga adalah suatu kewajaran ketika kita dihinggapi rasa keakuan, semuanya karena aku..., kalau
tidak ada aku...., akulah yang paling..... Dan juga adalah suatu kewajaran ketika kita dihinggapi
perasaan merasa tidak dianggap dan dihargai, merasa tidak mampu, merasa tidak berperan apapun
karena sombong sekali ketika kita tidak mau mengakui tuntutan nafsu dalam diri yang memang
sudah menjadi bagian dari fitrah diri yang kadang sulit untuk dicegah dan dikendalikan geraknya.
Namun bukanlah suatu kewajaran ketika hanya karena itu kita putuskan untuk terus berjuang demi
mengharapkan pujian dan kebanggaan semu serta berhenti untuk berjuang dan berbalik arah karena
tuntutan dan impian yang dirasa tidak masuk akal untuk terwujud. Karena sekali lagi tugas dan
kewajiban kita hanyalah berusaha menjadi yang terbaik di sisi manapun kita berada dan ditempatkan
tanpa mengesampingkan dan mengorbankan sisi-sisi kehidupan lain di luar sarang lebah ini yang
juga sangat kita cintai dan sangat mencintai kita.
Jika arah perjalanan hidup ini adalah suatu pilihan, jika masing-masing dari kita adalah pelayan bagi
yang lain, tidak inginkah menjadi pelayan yang adil, cekatan, patuh, taat dan lincah serta amanah
dengan janji-janji dan ungkapan kesanggupan kita pada majikan-majikan kita? Dan karena hidup
adalah pilihan maka pilihlah untuk termasuk dalam parade penyelam-penyelam tangguh dan tahan uji
demi menggapai indahnya panorama bawah laut. InsyaAllah segala niatan baik ini akan mendapat
ridho dan barakahnya, Amiin.




indosiar.com, Jakarta - Virus Sindrom Pernapasan Sangat Akut atau SARS yang kini kian populer di
tanah air, menuntut kewaspadaan setiap orang termasuk para perawat yang berada digaris
terdepan dalam penanggulangan virus mematikan tersebut.
Tuntutan tugas, sebagai perawat mendorong mereka tetap harus rela menjalankan tugas yang
penuh resiko. Terlebih dengan kian meningkatnya jumlah penderita yang diduga terjangkit SARS.
Karena itu, selain tetap mempersiapkan diri dengan berbagai sarana perlindungan diri, seperti
pakaian steril dan masker menutup hidung dan mulut, mereka juga mengkonsumsi makanan
bergizi dan minum vitamin.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

178

Kapan Saya Akan Mati??
Dalam tahun 1910, sebuah surat kabat memuat cerita berikut:
Jimmy, umur sepuluh tahun, adalah seorang saudara yang setia kepada saudarinya yang berumur
enam tahun. Ia sangat panik ketika saudarinya jatuh dari sepedanya dan memutuskan sebuah urat
nadi yang besar dikakinya. Pendarahan sangat banyak. Pada waktu seorang dokter tiba di tempat
kejadian, gadis kecil itu hampir mati.
Pada awal tahun 1900 transfusi darah belum merupakan praktek umum. Ketika
membawa gadis itu ke dalam rumah, dokter itu berusaha menjepit ujung-ujung urat nadi yang
terpotong, tetapi jantung gadis kecil itu masih lemah. Dalam keputusasaan dokter itu menatap
Jimmy dan bertanya, Jimmy, maukah engkau member darahmu untuk menolong
menyelamatkan nyawa saudari cilikmu? Jimmy menerima dengan berat hati, tetapi
menganggukkan kepalanya. Karena itu, dokter itu membaringkan dia di atas meja dapur dan mulai
mengambil darah dari salah satu pembuluh darahnya. Kemudian ia menyuntikan darah itu secara
langsung ke dalam urat nadi gadis cilik itu. Selama tiga puluh menit berikutnya, dokter itu dan
keluarga dengan gelisah melihat gadis cilik itu dan berdoa. Dokter itu terus meletakkan
stetoskopnya di atas jantung gadis kecil itu untuk mendeteksi denyutannya. Akhirnyta ia melewati
saat krisis. Dokter itu menyeka keringat dari keningnya. Saat kemudian ia memperhatikan Jimmy
masih terentang di atas meja dapur, tegang dan gemetar. Apa yang terjadi, Jimmy? Tanya
dokter itu. wh-wh- kapan saya akan mati? jawab Jimmy. Dokter itu menyadari bahwa Jimmy
salah mengerti maksud sesungguhnya dari permintaan akan darahnya. Jimmy membayangkan
bahwa saudarinya akan membutuhkan semua darahnya, yang berarti bahwa Jimmy, meskipun
ragu-ragu sesaat dan dengan berat hati memenuhi permintaan dokter itu, secara diam-diam telah
setuju untuk mati bagi saudari ciliknya. Dokter itu bercucuran air mata ketika ia meyakinkan Jimmy
bahwa ia hanya menyedot sedikit saja darahnya untuk saudarinya, dan bahwa Jimmy tidak akan
mati.
Jimmy bersedia mengorbankan apa saja, bahkan hidupnya, agar suadarinya bisa hidup.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

179
Blok 1.6
Week 1
Demi Masa

Ada Apa Dengan Kita?
eramuslim - Saudaraku, saat mobil mewah dan
mulus yang kita miliki tergores, goresannya bagai
menyayat hati kita. Saat kita kehilangan
handphone di tengah jalan, separuh tubuh ini
seperti hilang bersama barang kebanggaan kita
tersebut. Saat orang mengambil secara paksa
uang kita, seolah terampas semua harapan.
Tetapi saudaraku, tak sedikitpun keresahan dalam
hati saat kita melakukan perbuatan yang
melanggar perintah Allah, kita masih merasa tenang meski terlalu sering melalaikan sholat, kita
masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta
kita, meski disekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Saudaraku, ada apa dengan
kita?
Saudaraku, kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala sebuah mobil yang melaju
kencang menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang terkena
noda tinta meski setitik dan kita akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek, bolong dan
menggantinya dengan yang baru.
Tetapi saudaraku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori tubuh
ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah
tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan
kitapun tak pernah mencoba memperbaharuinya. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Saudaraku, kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan kita tidak didengarkan, hati ini
begitu sakit jika orang lain mengindahkan panggilan kita, terkadang kita kecewa saat orang lain tidak
mengenali kita meski kita seorang pejabat, pengusahan, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat
bahkan orang terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat rasanya
saat orang-orang meninggalkan kita.
Tetapi juga saudaraku, tidak jarang kita abaikan nasihat orang, begitu sering kita tak
mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat Allah terdengar di
telinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak pernah takut jika Allah Yang Maha

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

180
Menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah-Nya, kita pun tak pernah mau tahu,
Baginda Rasulullah mengenali kita atau tidak di Padang Masyhar nanti. Kita juga, tak peduli melihat
diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman. Saudaraku, tanyakan dalam hati kita
masing-masing, ada apa dengan kita? Wallahu a'lam bishshowaab.
-----------------------------------***------------------------------------

SURAH AL-ASHR
WAKTU


Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Keutamaan Surat Al Ashr
Al Imam Ath Thabrani menyebutkan dari Ubaidillah bin Hafsh?, ia berkata: Jika dua shahabat
Rasulullah bertemu maka keduanya tidak akan berpisah kecuali setelah salah satu darinya
membacakan kepada yang lainnya surat Al Ashr hingga selesai, kemudian memberikan salam.

Kandungan Surat Al Ashr
Pada ayat pertama: (

)
Allah bersumpah dengan al ashr yang bermakna waktu,
zaman atau masa. Pada zaman/masa itulah terjadinya
amal perbuatan manusia yang baik atau pun yang buruk.
Jika waktu atau zaman itu digunakan untuk amal
kebajikan maka itulah jalan terbaik yang akan
menghasilkan kebaikan pula. Sebaliknya jika digunakan
untuk kejelekan maka tidak ada yang dihasilkan kecuali
kerugian dan kecelakaan. Rasulullah ? bersabda:


Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya; kesehatan, dan waktu senggang(HR. At
Tirmidzi )

Kemudian di hari kiamat kelak Allah akan menanyakan tentang umur seseorang, untuk apa dia
pergunakan? Sebagaimana hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Masud ,
beliau bersabda:


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

181

Tidaklah bergeser telapak kaki bani Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya hingga ditanya tentang
lima perkara; umurnya untuk apa ia gunakan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana
ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan apa yang ia perbuat dengan ilmu-ilmu yang telah ia
ketahui.
(HR. At Tirmidzi)

Kemudian Allah menyebutkan ayat berikutnya:
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi.
Lafazh al insan pada ayat di atas secara kaidah tata bahasa Arab mencakup keumuman manusia
tanpa terkecuali. Allah tidak memandang agama, jenis kelamin, status, martabat, dan jabatan,
melainkan Allah mengkhabarkan bahwa semua manusia itu dalam keadaan celaka kecuali yang
memilki empat sifat yang terdapat pada kelanjutan ayat tersebut.
Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bermacam-macam, bisa kerugian yang bersifat mutlak,
seperti keadaan orang yang merugi di dunia dan di akhirat, yang dia kehilangan kenikmatan dan
diancam dengan balasan di dalam neraka jahim. Dan bisa juga kerugian tersebut menimpa seseorang
akan tetapi tidak mutlak hanya sebagian saja.

Pertama: Keimanan
Sifat yang pertama adalah beriman, diambil dari penggalan ayat
Kecuali orang-orang yang beriman

Iman adalah keimanan terhadap seluruh apa yang Allah perintahkan untuk mengimaninya, dari
beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari akhir, dan
beriman kepada takdir, serta segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah dari keyakinan-
keyakinan yang benar dan ilmu yang bermanfaat.
Penggalan ayat di atas memiliki kandungan makna yang amat berharga yaitu tentang kewajiban
menuntut ilmu agama yang telah diwariskan oleh Nabi.
Mengapa demikian? Tentu, karena tidaklah mungkin seseorang mencapai keimanan yang benar dan
sempurna tanpa adanya ilmu pengetahuan terlebih dahulu dari apa yang ia imani dari Al Quran dan
As Sunnah Allah berfirman (artinya):
Allah bersaksi (bersyahadat untuk diri-Nya sendiri) bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Dia (Allah), para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga bersyahadat yang
demikian itu)
(Ali Imran: 19)

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

182
Dalam ayat yang mulia ini Allah menggandengkan syahadat orang-orang yang berilmu dengan
syahadat untuk diri-Nya sendiri dan para Malaikat-Nya. Padahal syahadat laa ilaaha illallaah
merupakan keimanan yang tertinggi. Hal ini menunjukkan tingginya keutamaan ilmu dan ahli ilmu.
Bahkan para ulama menerangkan bahwa salah satu syarat sahnya syahadat adalah berilmu, yaitu
mengetahui apa ia persaksikan. Sebagaimana firman Allah :
Kecuali barangsiapa yang bersyahadat dengan haq (tauhid), dalam keadaan mereka mengetahuinya
(berilmu). (Az Zukhruf: 86)

Terlebih lagi Rasulullah ? menegaskan dalam haditsnya:
Menuntut ilmu (agama) adalah fardhu (kewajiban) atas setiap muslim. (HR. Ibnu Majah)

Kedua: Beramal shalih
Sifat yang kedua adalah beramal shalih, diambil dari penggalan ayat (artinya):


Dan beramal shalih.
Amalan shalih itu mencakup amalan zhahir yang dikerjakan oleh anggota badan maupun amalan
batin, baik amalan tersebut bersifat fardhu (wajib) atau pun bersifat mustahab (anjuran).
Keterkaitan antara iman dan amal shalih itu sangatlah erat dan tidak bisa dipisahkan. Karena amal
shalih itu merupakan buah dan konsekuensi dari kebenaran iman seseorang. Atas dasar ini para
ulama menyebutkan salah satu prinsip dasar dari Ahlus Sunnah wal jamaah bahwa amal shalih itu
bagian dari iman. Iman itu bisa bertambah dengan amalan shalih dan akan berkurang dengan amalan
yang jelek (kemaksiatan).

Oleh karena itu, dalam Al Quran Allah banyak menggabungkan antara iman dan amal shalih dalam
satu konteks, seperti dalam ayat ini atau ayat-ayat yang lainnya. Diantaranya firman Allah (artinya):
Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(An Nahl: 97)

Berkata Asy Syaikh Abdurrahman As Sadi: Jika dua sifat (iman dan amal shalih) di atas terkumpul pada
diri seseorang maka dia telah menyempurnakan dirinya sendiri. (Taisir Karimirrahman)

Ketiga: Saling menasehati dalam kebenaran
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

183
Merupakan salah satu dari sifat-sifat yang menghindarkan seseorang dari kerugian adalah saling
menasehati diantara mereka dalam kebenaran, dan di dalam menjalankan ketaatan kepada Allah ?
serta meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan-Nya.
Nasehat merupakan perkara yang agung, dan merupakan jalan rasul di dalam memperingatkan
umatnya, sebagaimana Nabi Nuh ketika memperingatkan kaumnya dari kesesatan:
Dan aku memberi nasehat kepada kalian. (Al Araaf: 62).
Kemudian Nabi Hud yang berkata kepada kaumnya:
Aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu. (Al Araaf: 68)
Dengan nasehat itu maka akan tegak agama ini, sebagaimana sabda Rasulullah di dalam haditsnya:


Agama ini adalah nasehat (H.R Muslim)
Bila nasehat itu mulai kendor dan runtuh maka akan runtuhlah agama ini, karena kemungkaran akan
semakin menyebar dan meluas. Sehingga Allah melaknat kaum kafir dari kalangan Bani Israil
dikarenakan tidak adanya sifat ini sebagaimana firman-Nya (artinya): Mereka satu sama lain selalu
tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka perbuat.
(Al Maidah: 79)
Demikian pula orang-orang munafik yang diantara mereka saling menyuruh kepada perbuatan
mungkar dan melarang dari perbuatan yang maruf, Allah telah memberitakan keadaan mereka di
dalam Al Quran, sebagaimana firman-Nya (artinya): Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan,
sebagian mereka dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh kepada perbuatan yang
mungkar dan melarang dari perbuatan yang maruf. (At Taubah: 67)
Keempat: Saling menasehati dalam kesabaran
Saling menasehati dalam berbagai macam kesabaran, sabar di
atas ketaatan terhadap Allah dan menjalankan segala perintah-
Nya serta menjauhi larangan-Nya, sabar terhadap musibah yang
menimpa serta sabar terhadap takdir dan ketetapan-Nya.
Orang-orang yang bersabar di atas kebenaran dan saling
menasehati satu dengan yang lainnya, maka sesungguhnya
Allah telah menjanjikan bagi mereka pahala yang tidak
terhitung, Allah berfirman (artinya):
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az
Zumar:10)

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

184
Jika telah terkumpul pada diri seseorang keempat sifat ini, maka dia telah mencapai puncak
kesempurnaan. Karena dengan dua sifat pertama (iman dan amal shalih) ia telah menyempurnakan
dirinya sendiri, dan dengan dua sifat terakhir (saling menasehati dalam kebenaran dan dalam
kesabaran) ia telah menyempurnakan orang lain. Oleh karena itu, selamatlah ia dari kerugian, bahkan
ia telah beruntung dengan keberuntungan yang agung. Wallahu Alam.

Surat Al-'Ashr
Surat ini Makkiyah dan terdiri dari 3 ayat. Di dalamnya terdapat sumpah bahwa manusia berada
dalam kerugian dan kesesatan. Kecuali orang yang dipelihara Allah, mereka adalah orang-orang yang
beriman dan beramal shalih serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.
Makna Mufradat:
Arti Mufradat
1. Apakah yang dimaksud di sini adalah seluruh masa atau masa tertentu
yang ada di ujung siang.
2. Kesesatan dan kerusakan.
3. Masing-masing menasihati yang lain.
4. Ketuguhan. Maksudnya kebenaran.
5. Sabar adalah kekuatan jiwa untuk menghadapi kesulitan.
1 .
2 .
3 .
4 .
5 .
Syarah:
Allah bersumpah dengan masa karen ada banyak pelajaran di dalamnya. Padanya ada hal-hal yang
saling berlawanan dan ini menunjukkan bahwa dunia dan masa tersebut mempunyai tuhan yang
mengendalikan dan menguasainya. Tidakkah kamu melihat malam dan siang yang saling susul
menyusul. Kamu juga melihat tanda-tanda malam dan tanda-tanda siang. Tidakkah kamu melihat di
sana ada kesenangan dan ada kesusahan, ada kebahagiaan dan ada kesedihan, ada sehat dan ada
sakit, ada rasa takut dan rasa aman. Ada orang meninggal karena lapar dan ada yang binasa karena
kekenyangan. Ada yang meninggal karena tenggelam dan ada yang mati karena terbakar. Ini semua
terjadi bukan karena campur tangan masa. Ini menunjukkan bahwa alam semesta mempunyai ilah
yang menciptakannya dan mengaturnya. Dialah yang paling berhak untuk ditiju dan disembah, tiada
yang lain.

Manusia dalam kerugian dan kesesatan, kekufuran dan kebinasaan, karena ia terjerumus ke dalam
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

185
kemaksiatan dan kekufuran serta dosa-dosa yang dipilihnya sendiri. Subhanallah, manusia bagai
tenggelam dalam kerugian yang mengelilinya dari berbagai penjuru. Sebab itu telah melakukan dosa
terhadap hak-hak Allah yang memelihara dan memberinya berbagai nikmat dan kebaikan.

Manusia, semuanya, berada dalam dosa yang membinasakan kecuali yang dipelihara Allah dan
ditunjukkan kepada kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-Nya,
dan rasul-rasul-Nya dengan keimanan yang tulus. Selain itu mereka juga mengerjakan amal shalih
yang berguna dan diridhai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman. Lalu apakah cukup itu
saja. Tidak, perlu sifat ketiga, yaitu agar masing-masing menasihati yang lain tentang kebenaran dan
keteguhan yang didukung oleh dalil yang kuat dan syairah yang tepat. Masing-masing menasihati
yang lain untuk bersabar menghadapi hal-hal yang tidak disukai dan berbagai kesulitan.
Sebab, tidak cukup bagi anda hanya melakukan kebaikan saja. Setelah memperbaiki diri, anda mesti
mengajak orang lain menuju kebenaran dan menempuh jalan yang lurus. Untuk itu anda pasti akan
menemui kesulitan, maka bersabarlah dan ajak orang lain untuk bersabar. Sabar adalah setengah
keimanan dan Allah yang membimbing menuju kebaikan.
---oo0oo---

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

186
Blok 1.6
Week 2
Think and Move! (Part 2)

Basuhlah Cermin Hati Kita!
Terkadang secara tidak sadar, kita begitu sering
memandang orang lain tanpa memandang diri sendiri
terlebih dahulu. Sehingga apa yang tergambar dari hasil
pandangan kita itu adalah cenderung kepada peremehan
orang lain, menganggap orang lain begitu berbeda (baca:
lebih buruk), bahkan berpikir seolah hanya orang-orang
seperti kitalah yang berhak tinggal di dunia ini.
Setelah itu, tidak jarang keluar kata-kata yang juga
meremehkan, mengecilkan, dari mulut ini sebagai
kelanjutan dari pandangan awal yang sempit tadi. Dan ini, seringkali dilakukan tanpa sadar karena
memang bermula dari dalam dada (hati) ini. Sungguh saudaraku, kita begitu lupa akan ingatan Allah
bahwa belum tentu orang-orang yang kita anggap lebih buruk (baca:diolok-olok) lebih buruk, bahkan
mungkin pada diri kitalah hakikat keburukan itu. Hanya saja, sekali lagi, kita begitu sering tidak
bercermin. Atau mungkin cemin itu begitu buram dan berdebu karena terlalu lama tersimpan tanpa
kita gunakan barang sebentarpun.

Saudaraku, jika mungkin tidak secara lisan kita menghinakan, mencaci, mengecilkan, atau
menganggap remeh orang lain, bisa jadi kita juga melakukan semua hal itu dengan sikap, cibiran
bibir, gerakkan badan, ekspresi wajah atau hanya sekedar menghinanya dalam hati. Betapa sering
kita melemparkan uang kecil dari balik pagar tinggi rumah kepada para pengemis, atau bahkan
lontaran kata "maaf" sambil berbalik dengan mulut menggerutu berharap pengemis itu tidak datang
kembali di lain hari.

Sesekali dada ini membusung saat menghadapi atau berbicara dengan orang lain yang kita anggap
dalam posisi tidak lebih baik, tidak lebih beruntung, tidak lebih pintar, tidak lebih tua. Bibir ini boleh
jadi tetap mengembangkan senyum saat berbicara dengan orang-orang itu, tapi senyum itu tentu
akan sangat menyakitkan bila mereka tahu bahwa hati ini sedang menghinakannya. Ketahuilah
saudaraku, manusia yang terlalu sering dihinakan, dizhalimi lebih peka mata bathinnya sehingga
mereka bisa dengan jelas membedakan mana keihklasan dan mana kepalsuan atau kemunafikan.


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

187
Mungkin kita merasa gerah, tidak betah bila harus berlama-lama dengan orang-orang yang
pakaiannya tidak sebagus yang kita kenakan, orang-orang yang menu makannya jauh berbeda secara
harga apalagi kandungan gizinya, dengan orang-orang yang tidak memiliki kendaraan seperti
kepunyaan kita, tidak bekerja seperti kita yang karyawan, profesionalis, wanita karir, pengusaha,
tidak berpenghasilan sebanyak yang kita dapat, tidak berpendidikan setinggi yang kita raih saat ini.

Sungguh juga saudaraku, cermin hati ini begitu kotor, sehingga memburamkan mata hati ini dari
melihat keberadaan malaikat Allah diantara kita dengan orang-orang itu yang begitu dekat dan
melekat. (Nu'man bin Muqrin) berkata: "Bahwasannya ada seorang laki-laki mencaci orang lain disisi
Nabi Saw, kemudian orang yang dicaci mengatakan: "Mudah-mudahan keselamatan tercurah
atasmu." Lalu Nabi Saw bersabda: "Ketahuilah bahwasannya ada malaikat di antara kamu berdua
yang membelamu; setiap kali orang ini mencacimu. Malaikat itu berkata kepadanya: "Tetapi engkau,
engkaulah yang lebih berhak terhadap cacian itu; dan jika engkau mengatakan: "Mudah-mudahan
keselamatan tercurah atasmu", maka malaikat itu berkata: "Tidak, tetapi engkau, engkaulah yang
berhak terhadapnya." ( HR. Ahmad)

Saudaraku, mari segera kita bersihkan cermin hati ini, basuhlah ia dengan memperbanyak
mengagungkan kebesaran Allah, sehingga mengikis kesombongan yang sekian lama terhujam dalam
hati ini. Tanamilah benih-benih kebajikan dan amal sholeh didasarnya, sehingga menumbuhkan
bunga-bunga kesamaan dan penghormatan terhadap sesama serta siramilah selalu hingga ke
akarnya dengan air kesyukuran, sehingga memupuk kerendahan hati ini. Wallahu a'lam bishshowaab.
(saduran dari eramuslim.com)
-----------------------------------***------------------------------------


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

188
EUTHANASIA

(Qatl Ar-Rahmah atau Taisir Al-Maut)
Yaitu tindakan memudahkan kematian sesorang dengan sengajatanpa merasakan rasa sakit, karen
akasih sayang, dengan tujuan meringnakan penderitaan si sakit, baik dengan craa positif atau
negatif.
Yang dimaksud dengan taisir al-maut al-faal (euthanasia positif) ialah tindakan memudahkan
kematian si sakitkarena kasih sayangyang dilakukan dokter dengan menggunakan instrumen
(alat). Beberapa contoh diantaranya :
1. Seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit yang luar biasa hingga penderita sering
pingsan. Dalam hal ini dokter yakin bahwa yang bersangkutan akan meninggal dunia.
Kemudian memberinya obat dengan takaran tinggi (overdosis) yang sekiranya dapat
menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan pernapasannya sekaligus.
2. Orang yang mengalami keadaan koma yang sangat lama, misalnya karena bagian otaknya
terserang penyakit atau bagian kepalanya mengalami benturan yang sangat keras. Dalam
keadaan demikian ia hanya mungkn hidup dengan menggunakan alat pernapasan, sedangkan
dokter berkeyakinan bahwa penderita tidak akan dapat disembuhkan. Alat pernapasan itulah
yang memompa udara ke dalam paru-parunya dan menjadikannya dapat bernapas secara
otomatis.Jika alat pernapasan itu dihentikan, si penderita tidak mungkin dapat melanjukan
pernapasannya. Maka satu-satunya cara yang dapat dilakukan adaah membiarkan si sakit itu
hidup dengan mempergunkan alat pernapasan buatan untuk melanjutkan gerak
kehidupannya. Namun, ada yang menganggap orang sakit seperti ini sebagai orang mati
yang tidak mampu melakukan aktivitas. Maka memberhentikan alat pernapasan itu sebagai
cara yang positif untuk memudahkan proses kematiannya.

Berbeda dengan euthanasia negatif (taisir al-maut al-munfail) Pada euthanasia negatif tidak
digunakan alat-alat atau langkah-langkah yang aktif untuk mengakhiri kehidupan si sakit,
tetapi ia hanya di biarkan tanpa diberi pengobatan untuk memperpanjang hayatnya. Contoh :
1. Penderita kanker uyang sudah kritis, Orang sakit yang sudah dalam keadaan koma,
disebabkan benturan pada bagian kepalanya atau terkena semacam penyakit pada otak
yang tidaka ada harapan untuk sembuh. Atua orang yang terkena penyakit paru-paru
yang jika tidak diobati padahal masih ada kemungkinan untuk diobatiakan dapat
mematikan penderita. Dalam hal ini, jika pengobatan terhadapnya dihentikan akan dapat
mempercepat kematiaannya.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

189
2. Seseorang anak yang kondisinya sangat buruk karena penderita kelumpuhan tulang
belakang atau kelumpuhan otak. Dalam keadaan ini dapat saja dibiarkantanpa diberi
pengobatanapabila terserang penyakit paru-paru atau sejenis penyakit otak, yang
mungkin akan dapat membawa kematian pada anak tersebut.

Dalam contoh tersebut, penghentian pengobatan merupakan salah asatu bentuk
euthanasia negatif. Enurut gambaran umum, anak-anak yang menderita penyakit seperti
itu tidak berumur panjang, memberhentikan pengobatan dan mempermudah kematian
secra pasif (euthanasia negatif) itu mencegah perpanjangan pendeitaan si anak yang
sakit atau kedua orang tuanya.

Nah.. dari kasus tersebut muncul pertanyaan :
1. Apakah memudahkan proses kematian secara aktif (euthanasia positif) ditolerir oleh
Islam?
2. Dan bagaimana dengan euthanasia pasif (euthanasia negatif) daam Islam?

Jawabannya adalah :
Euthanasia aktif sepeti contoh kasus 1 tidak diperkenankan syara. Sebab yang demikian
itu berarti dokter melakukan tindakan aktif dengna ttujuan membunuh si sakit dan
mempercepat kematiannya melalui pemberian obat secara overdosis. Maka dalam hal ini
dokter telah melakukan pembunuhan, baik dengan cara seperti tersebut dalam contoh.
Semua itu termasuk pembunuhan yang haram hukumnya, bahlan termasuk dosa besar
yang membinasakan.
Perbuatan demikian itu tidak dapat lepas dari kategori pembunuhan meskipun yang
mendorongnya itu ras kasihan kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya.
Karena bagaimana pun si dokter tidak lebih pengasih dan penyayang daripada Dzat yang
Menciptakannya. Karena itu serahkanlah urusan tersebut kepada Allah Taala, karena Dia-
lah yang memberi kehidupan kepada manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba
ajal yang telah ditetapkanNya.

Adapun memudahkan proses kemaian dengan cara pasif (euthanasia negative)
sebagaimana dikemukakan dalam pertanyaan, maka semua itu baikbaik dalam contoh
nomor satu maupun nomor duaberkisar pada menghentikan pengobatan atau tidak
memberikan pengobatan. Halini didasarkan pada keyakinan dokter bahwa pengobatan
yang dilakukan itu tidak ada gunanya dan tidak memberikan harapan pada si skit, sesuai
dengan sunnatullah (hukum Allah terhadap alam semesta) dan hukum sebab akibat.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

190
Diantara masalah yang sudah terkenal di kalanagna ulama syara ialah bahwa engobatia
atau berobat tidak wajib hukumnya, mwnurut jumhur fuqaha dan imam imam madzhab.
Bahkan menurut mereka , mengubati atau berobat ini hanya berkisar pada hukum
mubah. Dalam hal ini hanya segolongna kecil yang mewajibkan seperti yang dikatakan
oleh sahabat-sahabat imam syafiI dan imam ahmad sebagaimana dikemukakan oleh
Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, sebagaian ulama lagi menganggapnya mustahab (sunnah).

Para ulama bahkan berbeda pendapat mana yang lebih utama berobat atau bersabar?
Diantara mereka yang berpendapat bahwa bersabar (tidak berobat) itu lebih utama,
berdasarkan hadits ibnu Abbas yang diriwayatkan dalam kitab sahih dari seorang wanita
yang ditimpa penyakit epilepsy, Wanita itu meminta kepada Nabi saw agar
mendoakannya, lalu beliau menjawab : JIka engkau mau bersabar (maka bersabarlah),
engkau akan mendapat surge; dan jika engkau mau, akan saya doakan kepada Allah agar Dia
menyembuhkanmu. Wanita itu menjawab, aku akan bersabar. Sebenarnya saya tadi ingin
dihilangkan penyakit saya. Oleh karena itu doakanlah kepada Allah agar saya tidak minta
dihilangkan penyakit saya. Lalu Nabi mendoakan oaring itu agar tidak meminta dihilangkan
penyakitnya.

Disamping itu juga disebabkan banyak dari kalanagn sahabat dan tabiin yang tidak
berobat ketika mereka sakit, bahan diantara mereka ada yang memilih sakit, seperti Ubai
bin Kaab dan Abu Dzar radhiyallahuanhuma. Namun demikian, tidak ada yang
mengingkari marekan yang tidak mau berobat itu.

Dalam kaitan ini, Imam Abu Hamid al-Ghazali elah menyusun satu bab tersendiri dalam
Kitab at-Tawakkul dari Ihya Ulumuddin, untuk menyanggah orang yang berpendapat
bahwa tidak berobat itu lebih utama dalam keadaan apa pun.

Demikian pendapat fuqaha mengenai masalah berobat atau pengobatan bagi orang
sakit. Sebagian besar diantara mereka berpendapat mubah, sebagian kecil
menganggapnya mustahab (sunnah), dan sebagian kecil lagilebih sedikkit dari
golongan keduaberpendapat wajib.

Dalam hal ini Yusuf Qhardawy sependapat ada ulama yang mewajibkan apabila sakitnya
parah, obatnya berpengaruh, dan ada harapan untuk sembuh sesuai dengan sunnah
Allah Taala.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

191
Inilah yang sesuai dengan petunjuk Nabi saw yang biasa berobat dan menyuruh sahabat-
sahabatnya berobat, sebagaimana yang dikemukakan oleh imam Ibnul Qayyim di
dalamkitabnya Zadul-Maad. Dan paling tidak,petunjuk Nabi saw itu menunjukkan
hukumnya sunnah atau mustahab.

Oleh karena itu pengobatan hukumnya mustahab atau wajib apabila pendeita dapat
diahrapkan kesembuhannya. Sedangkan jika sudah tidak ada harapan sembuh, sesuai
dengan sunnah Allah dalam hukum sesab-akibat yang diketahui dan dimengerti oleh para
ahlinyayaitu para doktermaka tidak ada seorang pun yang mengatakan mustahab
berobat, apalagi wajib.

Apanila penderita sakit diberi berbagai macam car pengobatan dengan cara minum
obat, suntikan, diberi makan glucose dan sebagainya, atau menggunakan alat
pernapasan buatan dan lainnya sesuai dengan penemuan ilmu kedokteran modern
dalam waktu yang cukup lama tetapi penyakitnya tetap saja tidak ada perubahan, maka
melanjutkan pengobatannya itu tidak wajib dan tidak mustahab, bahkan mungkin
kebalikannya (akni tiak mengobati) itulah yang wajib atau mustahab.

Maka memudahkan proses kematian (taisir al-maut)kalau boleh diistilahkandemikian
semacam ini tidak seyogyanya diembel-embeli dengan istilah qatl ar rahmah (membunuh
karena kasih sayang), kaena dalam kasus ini tidak didapati tindakan aktif dari dokter.
Tetapi dokter hanya meninggalkan sesuatu yang tidak wajib dan idak sunnah, sehingga
tidak dikenai sanksi.

Jika demikian, tindakan pasif ini adalah jaiz dan dibenarkan syarabila keluarga
penderita mengizinkannyadan dokter diperbolejkan melakukannya untuk meringankan
si sakit dan keluarganya, insyaAllah.

MEMUDAHKAN KEMATIAN DENGAN MENGHENTIKAN PENGGUNAAN ALAT BANTU
PERNAPASAN
Sekarang akan dibahas contoh kedua dari euthanasia positif menurut pertanyaan
tersebutbukan negatifyaitu menghentikan alat pernapasan buatan si sakit, yang
menurut pandangan dokter dia dianggap sudah mati atau dihukumi telah mati
karena jaringan otak atua sumsum yang dengannya sesorang dapat hidup dan merasakan
sesuatu telah rusak.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

192
Kalau yang dilakukan dokter itu semata-mata menhentikan alat pengobatan, hal ini sama
dengan tidak membeikan pengobatan. Karena itu Yusuf Qardawy berpendapat bahwa
euthanasia seprti ini dibenarkan syara tiak terlarang. Lebih-lebih peralatan tersebut
hanya dipergunakan si penderita sekedar kehidupan lahiryang tampak dalam
pernapasan dan peredaran darah/denyut nadi sajapadahal dilihat dari segi aktivitas
maka si sakit itu sudah seperti orang mati, tidak responsive, tidak dapat mengerti sesuatu
dan tidak dapat merasakan apa-apa, karena jarinagn otak dan sarafnya sebagai sumber
semua itu telah rusak.

Membiarkan si sakit dalam kondisi serti itu hanya akan menghabiskan dana yang banyak
bahkan tak terbatas. Selain itu juga menghalanagi penggunaan alat-alat tersebut bagi
orang lain yang membutuhkannya dan masih dapat memperoleh manfaat dari alat
tersebt. Di sisi lain, penderita yang sudah tidak dapat merasakan apa-apa itu hanya
menjadikan sanak keluarganya selalu dalam keadaan sedih dan menderita, yang mungkin
sampai puluhan tahun lamanya.

PENCANGKOKAN ORGAN TUBUH
Ada yang mengatakan bahwa diperbolehkannya seseorang mendermakan atau
mendonorkan sesuatu ialah apabila itu miliknya. Maka pakah seseorang itu memiliki
tubuhnya sendiri sehingga ia dapat mempergunakannya sekehendak hatinya, misalnya
dengan mendonorkan atau lainnya? Atau... apakah tubuh itu merupakan titipan Allah
yang tidak boleh ia pergunakan kecuali dengan izinNya? Sebagaimana seseoarang tidak
boleh memperlakukan tubuhnya dengan semau sendiri pada waktu dia hidup dengan
melenyapkannya dan membunuhnya (bunuh diri), maka dia juga tidak boleh
mempergunakan sebagian tubuhnya jika sekiranya menimbulkan mudarat buat dirinya.

Namun demikian, perlu diperhatikan disini bahwa meskipun tubuh merupakan titipan
Allah, tetapi manusia diber wewenang untuk memanfaatkannya dan
mempergunakannya, sebagaimana harta. Harta pada hakikatnya milik Allah sebagaimana
diisyaratkan oleh Al-Quran, misalnya dalam firman Allah :
...dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakannyaNya
kepadamu... (an nur : 33)

Akan tetapi Allah memberi wewenang kepada manusia untuk memilikinya dan
membelanjakan harta itu. Sebagaimana manusia boleh mendermakan sebagian hartanya
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

193
untuk kepentingan orang lain yang membutuhkannya, maka diperkenankan juga
seseorang mendermakan sebagian tubuhnya untuk orang lain yang memerlukannya.

Hanya perbedaannya adalah bahwa manuasia adakalanya boleh mendermakan atau
membelanjakan seluruh hartanya, tetapi tidak boleh mendermakan seluruh anggota
badannya. Bahkan ia tidak boleh mendermakan dirinya (mengorbankan dirinya) untuk
menyelamatkan orang sakit dari kematian, dan penderitaan yang sangat, atau dari
kehidupan yang sengsara.

Apabila seorang muslim dibenarkan menceburkan dirinya ke laut untuk menyelamatkan
orang yang tenggelam, atau masuk ke tengah-tengah jilatan api untuk memadamkan
kebakaran, maka mengapakah tidak diperbolehkan seorang muslim mempertaruhkan
sebagian wujud materiilnya (organ tubuhnya) untuk kemaslahatan orang lain yang
membutuhkannya?

Di dalam kaidah syariyah ditetapkan bahwa mudarat itu harus dihilangkan sedapat
mungkin. Karene itulah kita disyariatkan untuk menolong orang yang dalam keadaan
tertekan/terpaksa, menolong orang yang terluka, memberi makan orang yang kelaparan,
melepaskan tawanan, mengobati orang yang sakit, dan menyelamatkan orang yang
menghadapi bahaya, baik mengenai jiwanya maupun lainnya.

Maka tidak diperkenankan seorang muslim melihat suatu dharar (bencana, bahaya) yang
menimpa seseorang atau sekelompok orang, tetapi ia tidak berusaha menghilangkan
pahaya itu padahal dia mampu untuk melakukannya, atau tidak berusaha
menghilangkannya menurut kemampuannya.

Islam tidak membatasi sedekah pada harta semata-mata, bahkan slam menganggap
semua kebaikan (al-maruf) sebagai sedekah. Maka mendermakan sebagian organ
tubuhtermasuk kebaikan (sedekah). Bahkan tidak diragukan lagi, hal ini termasuk jenis
sedekah yang paling tinggi dan paling utama, karena tubuh (anggota tubuh) itu lebih
utama daripada harta, sedangkan seseorang mungkin saja menggunakan seluruh harta
kekayaannya untuk menyelamatkan (mengobati) sebadian anggota tubuhnya. Karena
itu, mendernkana sebagian anggota tubuh karena Allah Taala merupakan qurbah
(pendekatan diri kepada Allah) yang paing utama dan sedekah yang paling mulia.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

194
Namun kebolehan mendonorkan organ ini bersifat muqayyad (bersyarat/tidak mutlak).
Maka seseorang tidak boleh mendonorkan sebagian organ tubuhnya yang justru akan
menimbulkan dharar, kemelaratan, dan kesengsaraan bagi dirinya atau bagi seseorang
yang punya hak tetap atas dirinya. Olehkarena itu tidak diperkenankan seseorang
mendonorkan organ tubuh yang Cuma satu-satunya dalam tubuh (misalnya jantung)
karena ia tidak mungkin dapat hidup tanpanya. Dan tidak diperkenankan menghilangkan
dharar dari oarang lain dengan menimbulakan dharah pada dirinya. Maka kaidah syariyah
yang berbunyi : Dharar (bahaya, kemelaratan, kesengsaraan, mestapa) itu harus
dihilangkan, dibatasi oleh kaidah lain yang berbunyi : Dharar itu tidak boleh dihilangkan
dengna menimbulkan dharar pula.

Karena itu tidak boleh mendermkaan oragan tubuh bagian luar, seperti mata, tangan,
kaki. Karena yang demikian itu adalah menghilangkan dharar orang lain dengan
menimbulakan dharar pad diri sendiri yang lebih besar, sebab dengan begitu dia
mengabaikan kegunaan organ itu bagi dirinya dan menjadikan buruk rupanya.

Dan begitu pula seorng suami punya hak atas istrinya. Apabila si istri mendermakan alah
satu ginjalnya, sudah barang tentu ia harus dioperasi dan masuk rumah sakit, serta
memerlukan perawatan khusus. Semua itu dapat menghalangi hak suami terhadap istri,
belum lagi ditambah dengan beban-beban lainnya. Oleh sebab itu hal ini dilakukan
dengan izin dan kerelaan suami.
Isamping itu mendonorkan organ tubuh hanya boleh dilakukan oarang yang dewasa dan
berakal sehat. Dengan dmikian tidak boleh dilakukan anak kkecil sebab ia tida tau persis
kepentingan dirinya, demikian pula halnya orang gila. Begitu pula seorang wali, ia tidak
boleh mendonorkan organ tubuh anak kecil dan orang gila yang dibawah perwaliannya,
disebabkan keduanya tidak mengerti. Terhadap harta mereka saja kita tidak boleh
mendermakannya, lebih-lebih organ tubuh.

MEMBERIKAN DONOR KEPADA ORANG NONMUSLIM
Mendonorkan oragan tubuh itu seperti menyedekahkan harta. Hal iniboleh dilakukan
terhadap orang muslim dan non muslim, tetapi tidak boleh diberikan kepada oarang kafir
harbi yang memerangi kaum muslimin. Demikian pula tidak boleh mendonorka tubuh
kepada oarang yang murtad yang keluar dari Islam secara terang-terangna. Karena
menurut pandangan islam, orang murtad berarti telah menghianati agama dan umatnya
sehingga ia berhak dihukum bunuh.Apabila ada 2 orang yang membutuhkan donor, yang
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

195
satu muslim dan satunya lagi non muslim, maka yang muslim itulah yang harus
diutamakan. Allah berfirman : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain... (atTaubah:71)
Bahkan seorang muslim shaleh dan komitmen terhadap agamanya lebih utama untuk
diberi donor daripada orang fasik yang mengabaikan kewajiban-kewajibannya kepada
Allah. Karena dengan hidup dan sehatnya muslim yang shaleh itu berarti si pemberi
donor telah membantunya melakukan ketaatan kepada Allah dan memberikan manfaat
kepada sesame makhlukNya. Hal ini berbeda dengan ahli maksiat yang mempergunakan
nikmat-nikmat Allah hanya untuk bermaksiat kepadaNya dan menimbulkan mudarat
kepada orang lain.

Apabila si muslim itu kerabat atau tetangga si donor, maka dia lebih uatama daripada
yang lain, karena tetangga punya hak yang kuat dan kerabat punya hak yang lebih kuat
lagi, sebagaimana firman Allah :
Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak
terhadap sesamanay (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah
(al Anfal:75)

Juga diperbolehkan seorang muslim mendonorkan organ tubuhnya kepada orang
tertentu, sebagiman ia juga boleh mendermakannya kepada suatu yayasan seperti bank
yang khusus menangani masalah ini (seperti bank mata dll), yang merawat dan
memelihara organ tersebut dengan caranya sendiri, sehingga sewaktu-waktu dapat
dipergunakan apabila diperlukan.

TIDAK DIPERBOLEHKAN MENJUAL ORGAN TUBUH
Jual beli itusebagaimana ditarifkan fuqahaadalah tukar menukar harta secara
sukarela sedangkan tubuh manusia itu bukan harta yang dapat dipertukarkan serta
ditawar-menawarkan sehingga organ tubuh manusia mejadi objek perdagangan dan jual
beli.
Tetapi apabila orang yang memanfaatkan oragan itu membri sejumlah uang kepada
donortanpa persyaratan dan tidak ditentukan sebelumnya, semata-mata hibah, hadiah,
dan pertolongnamaka yang demikian itu hukumnya jaiz (boleh), bahkan terpuji dan
termasuk akhlak mulia. Hal ini sama dengan pemberian orang yang berhutang ketika
mengembalikan pinjaman dengan memberikan tambhan yang yidak dipersyaratkan
sebelumnya. Hal ini diperkenankan syara dan terpuji, bahkan Rasulullah pernah
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

196
melakukannya ketika beliau mengembalikan pinjamna (utang) dengna sesuatu yang lebih
baik daripada yang dipinjamnya seraya brsabda :
Sesungguhnya sebaik-baik orang diantara kamu ialah yang lebih baik pembayaran
hutangnya. (HR. Ahmad, Bukhari, NasaI, dan Ibnu Mjah dari Abu Hurairah).

BOLEHKAH WALI DAN AHLI WARIS MENDONORKAN SEBAGIAN ORGAN TUBUH MAYIT?
Apabila sesorang sebelum meninggal diperkenankan berwasiat untuk mendonorkan
sebagaian organ tubuhnya, maka jika ia (si mayit) tidak berwasiat sebelumnya bolehkah
bagi ahli waris dan walinya mendonorkan sebagaian organ tubuhnya?

Ada yang mengatakan bahwa tubuh si mayit adalah milik si mayit itu sendiri, sehingga
wali atau ahli warisnya tidak diperbolehkan mempergunakan atau mendonorkannya.
Namun begitu, Pembuat Syariat telah memberikan hak kepada wali untuk
menuntut hukum qishash atau memaafkan si pembunuh ketika terjadi pembunuhan
dengan sengaja, sebagaimana difirmankan oleh Allah:
...Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas
dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang-orang yang mendapat pertolongan.
Sebagaimana hal nya ahli waris mempunyai hak melakukan hukum qishash jika
mereka menghendaki, atau melakukan perdamaian dengan menuntut membayar diat,
sedikit atau banyak. Atau memaafkan secara mutlak karena Allah, pemaaf yang bersifat
menyeluruh atau sebagian, seperti yang disinyalir oleh Allah dalam firmanNya:
...Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya,
hendaklah (yang memafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang
diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik
(pula)...(al Baqarah : 178)
Maka tidak menutup kemungkinan bahwa mereka mempunyai hal
mempergunakan sebagian organ tubuhnya, yang sekiranya dapat memberi manfaat
kepada orang lain dan tidak memberi mudharat kepada si mayit. Bahkan mungkin ia
mendapat pahala darinya, sesuai dengan kadar manfaat yang diperoleh orang sakit yang
membutuhkan meskipun si mayit tidak berniat, sebagaimana seseorang yang hidup itu
mendapat paahala karena tanamannya dimakan oleh orang lain, burung, atau binatang
lain, atau karena ditimpa musibah, kesedihan.
(Yusuf Qardawy)

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

197
Blok 1.6
Week 3
Amal JamaI : Kisah Hijrah

Dalam sirah nabawiyah dijelaskan tentang kisah hijrah Nabi Muhammad
SAW dari Mekkah ke Madinah. Kisah itu memberikan pelajaran kepada
kita tentang kolektivitas dan integralitas amal serta kecerdasan akal yang
saling bersatu padu hingga menuai kesuksesan gemilang untuk
perkembangan dakwah Islam di masa depan.

Hari itu rencana kafir Quraisy yang akan membunuh Rasulullah
SAW pada malam hari telah tersebar begitu cepat. Dalih pembunuhan itu
karena akan hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah dan memperkuat diri di
sana serta segala bencana yang mungkin menimpa Mekah dan menimpa
kafir Quraisy dengan Syam. Sebagai akibatnya, berita itu pun sampailah kepada Rasulullah SAW.
Memang tak ada yang menyangsikan, bahwa Rasulullah SAW akan menggunakan kesempatan itu untuk
hijrah. Akan tetapi karena begitu kuat beliau menyimpan rahasia, tak seorang pun mengetahui. Bahkan Abu Bakar,
sahabatnya yang pernah menyiapkan dua ekor unta kendaraan tatkala meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk
hijrah. Tetapi kemudian niat tersebut diurungkannya mengingat persoalan yang ada pada waktu itu. Rasulullah
SAW sendiri memang masih tinggal di Mekah ketika beliau telah mengetahui keadaan Quraisy itu, dan ketika kaum
muslimin sudah tidak ada lagi yang tertinggal kecuali sebagian kecil saja.
Dalam waktu itu, beliau menantikan wahyu Allah SWT agar hijrah ke Madinah. Ketika wahyu itu pun
datang, beliau pergi ke rumah Abu Bakar dan memberitahukan bahwa Allah telah mengizinkan berhijrah.
Kemudian beliau meminta Abu Bakar agar menemani berhijrah.
Di sinilah dimulai kisah paling cemerlang dan indah yang pernah dikenal manusia dalam sejarah
pengejaran yang penuh bahaya itu, demi kebenaran, keyakinan, dan iman semata. Sebelum itu Abu Bakar memang
sudah menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah bin Uraiqith sampai nanti
tiba waktunya diperlukan. Tatkala kedua orang tersebut (Rasulullah dan Abu Bakar) sudah bersiap meninggalkan
Mekah, mereka sudah mengetahui bahwa Quraisy pasti akan membuntuti mereka menuju ke arah Madinah. Oleh
karena itu, Rasulullah memutuskan akan menempuh jalan lain yang tidak bisasa dilalui, dan juga berangkat bukan
pada waktu yang biasa.
Sebelas orang pemuka Quraisy telah ditetapkan oleh parlemen Mekah di Darun-Nadwah, untuk
mengepung rumah Rasulullah SAW. Dalam suasana yang amat genting itulah Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib
untuk tidur di tempat beliau tidur sambil mengenakan selimut yang biasa beliau pakai untuk tidur.kemudian
beliau keluar dari kepungan dan memungut segenggam pasir lalu menaburkan di setiap kepala di antara mereka
tanpa diketahui pengepungya. Rasulullah SAW meninggalkan rumah pada malam hari 27 Shafar, 14 tahun dari
nubuwah, menuju ke rumah Abu Bakar melalui pintu belakang. Lalu keduanya menempuh perjalanan ke arah
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

198
selatan menuju gua Tsur, di atas sebuah bukit terjal berbatu tajam. Keduanya bersembunyi selama tiga hari
menunggu suasana Mekah tenang kembali.
Setelah mengetahui keadaan cukup aman, Rasulullah SAW dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan ke
arah selatan dengan ditemani seorang penunjuk jalan bernama Abdullah bin Uraiqith. Setelah melewati daerah
pantai dan jalanan sepi yang jarang dilewati oleh manusia, mereka berbalik ke arah utara menuju Madinah.
Jika kita perhatikan lebih lengkap, keberhasilan Rasulullah SAW tidak semata-mata karena pertolongan
Allah yang datang begitu saja, tetapi juga berkat perencanaan dan pembagian kerja yang sangat sistematis.
Langkah awal untuk mengelabui mereka yang mengepung rumah beliau, Rasulullah SAW meminta Ali bin Abi
Thalib untuk tidur di tempat tidur beliau dan mengenakan selimut yang biasa beliau pakai. Beliau juga sudah
memperkirakan, musuhnya akan mengejar ke arah Madinah, untuk itu beliau bersembunyi di gua Tsur yang
letaknya berlawanan arah dengan Madinah. Untuk mengetahui keadaan lawan di Mekah, Rasulullah SAW
mengutus Abdullah bin Abu Bakar untuk menjadi intelijen yang mengawasi dan mencuri berita dari kafir Quraisy
terkait rencanan pengejaran dan pembunuhan terhadap Rasulullah SAW.
Pada malam hari Abdullah bin Abu Bakar menginap bersama Rasulullah SAW di gua untuk menceritakan
perkembangan yang terjadi di Mekah dan pada pagi hari sebelum subuh Abdullah bin Abu Bakar sudah berada di
Mekah, sehingga orang-orang kafir tidak curiga dengan kehadiran Addullah bin Abu Bakar, karena siang hari
penuh Abdullah bin Abu Bakar selalu hidup bersama mereka.
Selama tiga hari bersembunyi di gua, Rasulullah SAW dan Abu Bakar tidak kelaparan, karena ada Asma
bin Abu Bakar yang senantiasa menyuplai makanan untuk mereka. Dalam keadaan serba sulit karena hamil tua dan
harus melewati bukit terjal berbatu tidak membuat Asma patah semangat. Dengan cerdik, putri Abu Bakar itu
menyelipkan makanan yang dibawanya di pinggang.
Rasulullah juga memerintahkan Amir bin Fuhairah, mantan budak Abu Bakar untuk menggembalakan
domba di sekitar dan sepanjang jalan keduanya untuk menghapus jejak serta diperah susunya untuk diminum
Rasulullah dan Abu Bakar. Hingga pada akhirnya Rasulullah SAW tiba di Madinah dalam keadaan selamat.
Begitulah, kerja-kerja besar membutuhkan perencanaan dan pembagian kerja yang baik. Pepatah
mengatakan bahwa gagal merencanakan sama saja merencanakan kegagalan.
Mengapa Harus Beramal Jamai?
Jika ada orang yang mengatakan, Saya bisa memberlakukan Islam untuk diri saya. Saya tidak
melakukan kezaliman, tidak berzina, tidak mabuk, tidak melakukan praktik riba, saya mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, melaksanakan haji, menunaikan segala kewajibanku
yang bersifat personal, dan saya menyeru orang lain kepada hal-hal itu, dan kemudian saya berlalu.
Kita katakan, Itu bagus, orang yang melakukan hal itu persis seperti orang memilih batu-bata
dengan sangat pandai, kemudian meningkatkan kualitasnya dengan dimulai dari diri sendiri, seraya mengajak
orang lain untuk hal itu. Akan tetapi, akankah kita menyebut batu-bata yang berserakan itu, betapapun masing-
masingnya memiliki kualitas yang baik untuk sebuah bangunan, sebagai gedung bertingkat atau gedung
pencakar langit, jika tidak pernah ditata dan satu sama lain saling menguatkan?
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

199
Jadi tidaklah cukup adanya individu-individu yang ikhlas dan tulus di sana sini, yang bekerja dalam
keadaan tercecer. Walaupun tentu saja pekerjaan mereka bermanfaat dan menjadi tabungan kebaikan di sisi
Allah. Sebab, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang bekerja baik laki-laki maupun perempuan. Dan
setiap orang akan dibalas berdasarkan apa yang dia lakukan, sesuai dengan niat dan profesionalitasnya. Firman
Allah:
Maka barang siapa melakukan kebaikan meskipun sebesar biji sawi maka ia akan melihatnya. (Qs. Al Zalzalah,
99: 7)
Sesungguhnya Allah tidak menzalimi meskipun banya sebesar biji sawi. (Qs. An-Nisaa, 4: 40)
Akan tetapi, amal fardi (individu), pada realitas umat kontemporer (kekinian), tidak cukup kuat untuk mengisi
pos-pos kosong dan mewujudkan tujuan yang dicita-citakan. Harus ada amal jamai (kerja kolektif). Dan ini
merupakan tuntutan agama sekaligus tuntutan realitas.

Islam Menyeru kepada amalan berjamaah
Islam menyerukan berjamaah dan membenci kesendirian: tangan Al-lah bersama jamaah; barang
siapa yang nyeleneh, maka ia akan nyeleneh pula di dalam neraka; serigala hanya akan menerkam kambing
yang menyendiri; tidak sah shalat sendirian di belakang atau di depan shaf; orang mukmin dengan mukmin
lainnya bagaikan satu bangunan, satu sama lain saling menguatkan; tolong-menolong dalam kebaikan dan
takwa merupakan salah satu kewajiban dalam Islam; dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran
adalah salah satu syarat untuk selamat dari kerugian di dunia dan akhirat.
Realitas kehidupan menegaskan bahwa kerja yang produktif adalah yang dilakukan secara jamai
(kolektif). Lihat saja, tangan sebelah tidak dapat bertepuk tangan. Dan seseorang adalah sedikit dengan dirinya
sendiri tapi menjadi banyak bersama kawan-kawannya, lemah bila sendirian dan kuat dengan jamaahnya. Kerja-
kerja besar tidak akan bisa dilakukan kecuali dengan tenaga besar. Dan pertarungan sengit tidak dimenangkan
kecuali dengan bergandeng tangan dan saling topang kekuatan, sebagaimana firman Allah swt:
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dengan berbaris bagaikan bangunan
yang kokoh. (Qs. As-Shaff, 61: 4)
Ayat itu menegaskan bahwa kekuatan yang memusuhi Islam dan umatnya tidaklah bekerja secara
personal dan bukan pula kelompok-kelompok yang tercecer. Mereka bekerja dalam sebuah sistern dengan
disiplin tinggi. Mereka mempunyai struktur organisasi, pemimpin lokal dan pemimpin intenasional. Karenanya,
kita wajib memerangi mereka dengan cara seperti mereka memerangi kita. Kita tidak boleh melawan meriam
dengan tongkat, panser dengan kuda atau keledai. Sebagaimana tidak bolehnya kita menghadapi amal jamai
musuh dengan amal fardi (kerja individu) dan kerja yang sistemik dengan kerja serabutan. Sebab, kekacauan
tidak akan mungkin mengalahkan sistern. Individu tidak akan mengalahkan jamaah. Dan kerikil tidak akan
mengalahkan gunung.
Al Quran mengingatkan kita dengan ayatnya:
Dan orang-orang kafir sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian lain. Jika kalian tidak melakukan hal
seperti itu (dalam kebersamaan) maka akan terjadilah mala petaka di muka bumi dan kerusakan yang yang
dahsyat. (Qs. Al Anfaal, 8: 73)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

200

Makna illaa tafaluuhu dalam ayat di atas adalah, jika sebagian kalian tidak membantu dan
menopang sebagian lain, maka akan terjadi bencana dan kerusakan yang lebih besar dari sekadar
berhimpunnya kekuatan kafir dan bercerai berainya kekuatan Islam. Kebatilan merajalela dan kebenaran
hancur lebur. Dan itulah bahaya besar dan kejahatan yang tengah mengancam.
Amal Jamai yang Sistemik seperti Jamaah dalam Sholat
Amal jamai berpijak di atas
kepemimpinan yang bertanggung jawab, basis
yang kokoh, persepsi yang jelas, yang
mengatur hubungan antara pemimpin dengan
prajurit atas dasar musyawarah yang mengikat,
dan ketaatan yang penuh kesadaran serta
pemahaman.
Islam tidak mengenal jamaah yang
tanpa sistern. Sampai-sampai jamaah kecil
dalam shalat saja diatur oleh sebuah sistern. Misalnya bahwa Allah tidak akan melihat kepada shaf (barisan)
yang bengkok; shaf harus rapat, tidak boleh membiarkan ada celah di dalam shaf, sebab setiap celah akan diisi
oleh syaitan; bahu seseorang berdekatan dengan bahu saudaranya, kaki dengan kaki; sama dalam gerakan dan
penampilan. Seperti kesamaan dalam akidah dan orientasi.
Imam harus meluruskan shaf dibelakangnya sampai rapat dan bersambung. la harus menasihati para makmum
untuk melunakkan tangan-tangan terhadap saudaranya. Jadi, jamaah membutuhkan kadar tertentu
kelembutan dan fleksibilitas agar terjadi harmoni dalam barisan.
Setelah itu, wajib taat kepada imam. Imam itu diangkat tidak lain kecuali untuk ditaati. Apabila ia
bertakbir maka bertakbirlah kalian. Apabila ia rukuk, maka rukuklah kalian. Apabila ia sujud, maka sujudlah
kalian. Dan apabila ia membaca maka dengarkanlah.
Tidak sah bila seseorang melenceng dari shaf dan mendahului imam. Misalnya dengan rukuk sebelum
imam rukuk, atau sujud sebelum imam sujud. Kemudian membuat penyimpangan dalam bangunan yang
tertata itu. Siapa yang melakukan hal itu, maka dikhawatirkan akan Allah ganti kepalanya dengan kepala
keledai. Akan tetapi, jika si imam itu salah, maka kewajiban para makmum adalah mengingatkan dan
mengoreksi kesalahannya. Baik karena keliru maupun karena lupa. Baik kekeliruan itu terjadi dalam ucapan
atau perbuatan; baik pada bacaan atau pada rukun shalat lainnya. Sampai-sampai kaum perempuan yang
berada pada shaf yang jauh saja pun dianjurkan untuk bertepuk tangan untuk mengingatkan imam yang keliru
itu.
Itulah miniatur sistern jamaah islamiyyah. Dan begitulah seharusnya hubungan antara pimpinan
dengan prajurit. Pemimpin bukanlah orang yang terpelihara dari kesalahan. Makanya tidak boleh taat secara
buta. Begitulah pemahaman kita tentang Islam. Dan untuk menegakkan pemahaman itu harus ada amal jamai
yang sistemik.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

201
Perhatian Islam terhadap seseorang secara personal tidak lain adalah dalam rangka mencetaknya
menjadi batu-bata jamaah yang berkualitas tinggi, yang akan mampu mengemban segala beban dakwah,
berjihad untuk membelanya.
Oleh karena itu, seluruh ibadah dalam Islam bersifat kolektif atau paling tidak menyerukan kepada
jamaah. Shalat berjamaah misalnya, lebih utama 27 derajat dibandingkan dengan shalat sendirian. Shalat Jumat
tidak sah kecuali bila dilaksanakan secara berjamaah. Demikian pula Shalat Idain, bahkan sampai-sampai
qiyamur-ramadhan pun dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah.

Belajar Beramal Jamaah dari ibadah Zakat
Zakat dipungut dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang fakir. Sehingga terjalinlah
antara mereka kasih-sayang dan hilanglah kedengkian serta sikap mementingkan diri sendiri. Dan itu pun
mendukung terbentuknya jamaah. Puasa juga mendorong orang-orang kaya untuk mengasihi orang-orang
miskin. Maka terwujudlah persatuan dan saling mencintai. Haji pun merupakan kewajiban yang dilaksanakan
secara jamai. Semua orang yang sedang melaksanakannya sama dalam hal pakaian dan perbuatan. Mereka
sama-sama meninggalkan dunia dan menghadap kepada Allah. Lalu hati mereka menjadi berpadu, perasaan
mereka menyatu, dan ikatan ukhuwah semakin kuat. Maka menjadi kuatlah ikatan jamaah.

Kesempurnaan Ikhlas dengan Beramal Jamai
Amal jamai adalah pesan Rasulullah kepada kaum Muslimin. Sabdanya:
Tangan Allah beserta jamaah dan siapa yang menyendiri, menyendiri pula di dalam neraka. (At-Tirmidzi)
Sabdanya pula:
Kalian harus berjamaah. Sebab serigala banya akan memangsa kambing yang menyendiri. (HR. Ahmad)
Siapa yang menginginkan naungan surga maka hendaklah ia berpegang teguh dengan jamaah. (At-Tirmidzi)
Abdullah Bin Masud mengatakan,
Ia adalah tali Allah yang kuat yang Dia perintahkan untuk memegangnya. Dan apa yang kalian tidak sukai dalam
jamaah dan ketaatan adalah lebih baik dari apa yang kamu sukai dalam perpecahan.
Ali Bin Abi Thalib mengatakan, Kekeruhan dalam jamaah lebih haik dari pada kebeningan dalam kesendirian.
Jamaah seperti sudah dijelaskan yang terdiri dari anggota, pemimpin, dan manhaj menumbuhkan umat
yang memerintahkan yang maruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Dan kemenangan
jamaah adalah merupakan janji Allah yang pasti terjadi.Dan sesungguhnya tentara Kami, mereka itulah yang
akan menang. (Qs. Ash-Shaffaat, 37: 173)
Dan siapa yang menjadikan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai penolong, maka
sesungguhnya kelompok (pendukung) Allah itulah yang akan menang. (Qs. Al Maaidah, 5: 56)

Islam adalah agama yang harus dilaksanakan oleh individu-individu. Dari situ kemudian mereka
membentuk jamaah yang bergerak bersama pemimpin yang menjadi pelopor dalam mengemban tugas, dan
bertekad untuk bekerja secara ikhlas tanpa henti siang dan malam. Sebagaimana yang dikatakan Umar Bin
Khaththab kepada Muawiyah Bin Khadij yang mengunjunginya guna menyampaikan berita gembira tentang
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

202
penaklukan Iskandariyyah, Jika aku tidur di siang hari berarti aku menelantarkan rakyat. Dan jika aku tidur di
malam hari berarti aku menelantarkan diriku. Lalu bagaimana pula jika aku tidur di kedua waktu itu, wahai
Muawiyah?
Islam adalah agama yang yang dianut oleh segala usia dan kalangan. Orang dewasa tetap memegang
teguh Islam hingga meninggal dunia. Anak kecil terus teguh hingga ia menjadi tua. Orang non-Arab menjadi
fasih dengan Islam. Dan orang Arab berhijrah dengan dorongan agama itu pula. Mereka yakin tidak ada
kebenaran selain Islam. Dia bukanlah agama yang hanya bisa sebatas mengatakan kepada orang yang
melakukan kesalahan, Jangan kamu lakukan kesalahan." Lebih dari itu, Islam mempersiapkan bagi orang yang
melakukan kesalahan sebuah masyarakat dan jalan untuk membantunya memperbaiki diri dan tolong
menolong dalam kebaikan serta ketakwaan. Agar kata-kata mewujud menjadi perbuatan dan teori berubah
menjadi aplikasi. Adakah hal itu bisa terwujud oleh seseorang betapapun ia ikhlas dalam ibadah ataukah
harus dengan jamaah yang kokoh dan kuat?






Untuk hikmah yang tinggi itulah Allah menjadikan seluruh umat Islam sebagai umat dakwah.
Manakala Allah swt mengutus Muhammad saw kepada umat ini dan kepada seluruh manusia, maka umatnya
pun diutus untuk seluruh manusia. Oleh karena itu ketika Rustum bertanya kepada Ribi Bin Amir, "Untuk apa
kamu datang kemari? ia segera menjawab, Sesungguhnya Allah telah mengutus kami untuk mengeluarkan
orang yang mau agar keluar dari penyembahan terhadap sesama manusia menuju penyembahan kepada Allah
semata, dari kesempitan dunia menuju keluasannya, dari kezaliman agama-agama menuju keadilan Islam. Itu
disebabkan karena Rasulullah saw mengatakan kepada kaum Muslimin, Sampaikanlah apa-apa yang datang
dariku walaupun hanya satu ayat. Mereka adalah orang-orang yang menyampaikan apa yang dibawa oleh
Rasulullah saw.
Jadi, keikhlasan yang dimiliki oleh seorang Muslim bukanlah untuk dirinya sendiri. Meskipun tentu
saja sebagai individu ia mendapatkan pahala. Keshalihan dan keikhlasan seorang Muslim yang hanya untuk
dirinya saja adalah bagaikan air yang thahir (suci). Dzatnya suci tapi tidak dapat mensucikan yang lainnya.
Sedangkan Islam menghendaki Muslim itu menjadi thahuur dan bukan sekadar thahiir. Supaya, selain dirinya
suci, juga dapat mensucikan orang lain.
Jadi memang harus ada batu-bata yang shalih yang memiliki akhlak Islam. Sebab tidak akan ada
kepaduan, ikatan, kecintaan, tolong-menolong, itsar (sikap mengutamakan kepentingan orang lain), dan akhlak
utama lainnya yang menunjukkan keikhlasan, dan tidak akan terwujud harmoni sosial kecuali bila ada
kesatuan akhlak dan kesamaan di antara para anggota dalam hal perilaku, orientasi, dan pemahaman. Kesemua
itu tidak akan terwujud kecuali dalam bingkai jamaah yang mengarahkan untuk melaksanakannya.
Nah, bangunan jamaah itu tidak akan sempurna tanpa adanya taaruf (saling
mengenal), tafahum (saling memahami), dan takaful (solidaritas) yang mengaplikasikan
tolong-menolong yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan jamaah yang luhur dengan
semangat ukhuwah dan tekad baja.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

203
Orang-orang yang memahami Islam sebagai semata-mata ibadah lahiriah, yang jika mereka
melaksanakan atau melihat orang melaksanakanny sudah merasa puas dan menduga bahwa itu adalah esensi
Islam, tidak lebih dari itu, bagaimana ia akan merasakan wajibnya amal jamai. Demikian pula dengan orang-
orang yang tidak memandang Islam selain sebagai akhlak mulia, spiritual yang agung, konsumsi filosofis yang
merangsang akal dan ruhani serta menjauhkan keduanya dari debu-debu materi. Mereka juga tidak akan
mempercayai pentingnya amal jamai. Adapun orang-orang yang meyakini bahwa Islam adalah manhaj (sistem)
kehidupan, mereka itulah yang percaya wajibnya amal jamai.










Dan demikianlah (pula) Kami jadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
perbuatan manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas perbuatan kamu. (Qs. Al Baqarah, 2: 143)
Untuk pemahaman itu kita ikhlas. Islam sebagaiman kita pahami adalah agama jamaah, yang mendidik
setiap individu untuk menjadi mushlih dan bukan sekadar shalih (shalih).
Dan sekali-kali Rabbmu tidak akan menghancurkan negeri-negeri secara zalim padahal penduduknya melakukan
perbaikan. (Qs. Huud, 11: 117)
Dan Allah mengetahui orang yang merusak dari orang yang melakukan perbaikan. (Qs. Al Baqarah, 2: 220)






Sesungguhnya orang yang tidak mengatakan kebenaran adalah syaitan bisu. Allah swt mengingatkan:
Dan takutlah kalian akan sebuah bencana yang akan menimpa bukan banyak orang-orang yang zalim di antara
kalian. Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah amat dahsyat sikasaan-Nya. (Qs. Al Anfaal, 8: 25)
Karenanya, Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw, Akankah kita dibinasakan padahal di tengah-tengah kita
ada orang-orang shalih? Rasulullah saw menjawab, Jika keburukan itu telah menjadi dominan.
Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda, Jika kesalahan tersembunyi, maka ia tidak akan membahayakan
selain pelakunya. Tapi, jika kesalahan telah merajalela dan tidak diberantas, maka itu akan membahayakan orang
banyak. (HR. At-Tirmidzi)
Begitulah kita memahami Islam secara sempurna lagi integral sebagai risalah dan
manhaj (sistem) kehidupan yang jauh dari kebekuan orang-orang yang beku, dari kelonggaran
orang yang menghalalkan segala cara (permisivisme) dan dari keruwetan para filosof. Tidak
ada sikap ekstrem dan tidak sikap abai, dengan tetap memegang teguh Kitabullah dan Sunah
Nabi-Nya serta sirah salafus-shalih. Dengan hati yang jujur, orang-orang mukmin akan
menyerap dari Al Quran dan Sunah itu Islam sebagai akidah, ibadah, tanah air,
kewarganegaraan, akhlak, materi, toleransi, kekuatan, tsaqafah, dan perundang-undangan.
Orang yang shalih dalam pemahaman kita terhadap Islam adalah termasuk kontributor dalam
kemungkaran jika ia diam. Lalu manfaat apa yang bisa dirasakan oleh masyarakat dengan keshalihannya bila
ia tidak turut membantu saudaranya untuk mewujudkan masyarakat yang baik.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

204
Amal jamai yang sistemik bertumpu pada 3 (tiga) hal:
- Pimpinan yang ikhlas (qiyadah).
- Basis, yakni individu-individu yang satu sama lainnya berpadu secara ikhlas (jamaah).
- Minhaj dengan pemahaman yang gamblang.

Hubungan di antara ketiganya dibangun berlandaskan atas musyawarah yang wajib dan mengikat, taat yang
disertai pemahaman, ikhlas kepada Allah dalam menjalankan apa yang dipahami. Jika keikhlasan hilang dari
mereka, maka mereka tak ubahnya bagaikan perhimpunan lainnya yang hanya terbentuk di atas asas
kepentingan pribadi dan bukan lagi merupakan jamaah dengan segala tonggak, karakteristik, tujuan-tujuan,
dan sarana-sarananya. Bukan lagi jamaah yang dapat memerintahkan kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar serta beriman kepada Allah. Dan ia bukan lagi merupakan jamaah yang dapat mewujudkan
superioritas dalam hidup, dan membimbing manusia ke jalan yang benar, sebagaimana yang Allah firmankan:
"Dan demikianlah (pula) Kami jadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
perbuatan manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas perbuatan kamu. (Qs. Al Baqarah, 2: 143)
Anda dapat bayangkan sebuah jamaah yang memiliki ciri-ciri seperti itu dan mewujudkan apa-apa yang
disebutkan di atas itu. Jamaah yang menyadari besarnya risalah yang dihasungnya dan percaya penuh akan
pertolongan Allah. Tidak diragukan bahwa para anggota jamaah itu akan dipersatukan hatinya oleh Allah.
Dan Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. Al
Anfaal, 8: 63)
Dan kemenangan yang Allah janjikan akan mereka raih:
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih bahwa Dia akan mengangkat
mereka sebagai khalifah di muka bumi sebagaimana Dia telah mengangkat orang-orang sebelum mereka sebagai
khalifah dan pasti Dia akan kokohkan hagi mereka agama mereka yang Dia ridhai dan Dia akan menggantikan
untuk mereka rasa takut menjadi rasa aman, mereka beribadah kepada-Ku dengan tidak menyekutukan sesuatu
apa pun dengan-Ku. (Qs. An-Nuur, 24: 55)
Maka dari itu kaum Muslimin setelah Rasulullah saw wafat bersepakat untuk mencari siapa yang
akan menggantikan beliau guna menjaga agama ini, melangsungkan dakwah, memelihara keamanan, dan
menyampaikan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Ali Bin Abi Thalib semoga Allah meridhainya mengatakan, Manusia harus mempunyai imarah
(kepemimpinan) yang shalih maupun durhaka. Seseorang bertanya, Wahai Amirul Mukminin, kalau pimpinan
yang shalih kami mengerti, tapi bagaimana dengan pimpinan yang durhaka? Ia menjawab, Dengan imarah itu
hukum pidana ditegakkan, jalan diamankan, musuh dilawan, dan harta rampasan perang dibagikan.
Ibnu Khaldun mengatakan bahwa mengangkat imam telah diketahui kewajibannya dalam syariat
berdasarkan ijma sahabat dan tabiin dan tidak ada seorang pun yang berpandangan berbeda dari itu.
Sedangkan Imam Juwaini mengatakan bahwa pengangkatan imam berpijak di atas landasan ijma yang kokoh.
Imam As-Sihristani mengatakan bahwa Abu Bakar Shiddiq, setelah khutbah di Saqifah Bani Saidah,
mengatakan, Harus ada orang yang menegakkan agama ini." Maka orang-orang berteriak dari berbagai sudut,
Anda benar wahai Abu Bakar." Hal seperti itu disampaikan pula oleh Imam Al Mawardi. Imamah ditegakkan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

205
untuk menggantikan Nabi dalam memelihara agama dan mengatur dunia. Benarlah perkataan seorang ulama,
Agama itu pangkal dan kekuasaan adalah penjaganya. Apa saja yang tidak punya pangkal maka akan
hancurlah ia. Dan apa-apa yang tidak mempunyai penjaga maka ia akan lenyap.
Nah, untuk mewujudkan tujuan yang ingin kita capai itu, maka kita harus menentukan tujuan yang
harus dicapai oleh jamaah, yakni: individu Muslim, keluarga Muslim, masyarakat islami. Karenanya, jamaah yang
menyerukan pada pemahaman seperti disebutkan di atas itu, dengan langkah-langkah tarif (memberikan
pemahaman), takwin (pembentukan), dan tanfidz (aplikasi), dialah jamaah yang menjalankan kewajiban.
Sebab, sesuatu yang membuat kewajiban menjadi tidak sempurna bila ia tidak ada, maka si suatu itu
hukumnya wajib.
Tiada Islam tanpa jamaah. Tidak ada jamaah tanpa imarah (kepemimpinan). Dan tidak ada imarah
tanpa ketaatan. Sebab, Islam adalah sistern dan ketaatan. Dalil yang paling kuat untuk itu adalah adanya seruan
yang bersifat jamai dalam Al Quran, Wahai orang-orang yang beriman. Dan bahkan awal surat Al Baqarah
menegaskan bahwa orang-orang yang akan mendapatkan petunjuk adalah al muttaqin (dalam bentuk jamak:
orang-orang yang bertakwa) bukan al muttaqi (dalam bentuk tunggal: seorang yang bertakwa). Itulah kitab
(Al Quran), merupakan petunjuk hagi orang-orang yang bertakwa. Kemudian Allah swt menyebutkan sifat-
sifat mereka, Yaitu orang-orang yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menginfakkan
sebagian harta yang Kami berikan kepada mereka. Semua itu menunjukkan sifat kolektif, seperti yang Anda
lihat. Bahkan Allah swt mengingatkan kita tentang nilai kebersamaan itu dengan ungkapan yang kita ulang-
ulang setiap shalat, Hanya kepada Engkau kami beribadah dan banya kepada Engkau kami mohon
pertolongan. Di situ digambarkan beribadah dan mohon pertolongan dalam kebersamaan.
Itu semua logis belaka, sebab ibadah dengan maknanya yang utuh tidak akan terwujud melainkan
dengan secara bersama-sama beribadah dan memohon pertolongan. Bahkan,.hidayah itu sendiri tidak akan
sempurna tanpa jamaah. Karenanya kita mengatakan, Berilah kami petunjuk dan bukannya Berilah aku
petunjuk. Sebab memang hidayah yang sejati dan sempurna yang diberikan Al Quran hanya akan terwujud
dengan jamaah. Itulah sebabnya, kabar gembira juga berlaku untuk orang-orang mukmin dalam
kebersamaannya dan bukan dalam kesendiriannya.

Berpartisipasi dalam Kerja-Kerja Amal Jamai
Para Malaikat mendatangi Nabi Adam AS untuk
mengetahui sejauh mana ilmunya. Mereka
bertanya:Siapakah namanya, Adam? Jawab
Adam:Hawwa! Malaikat bertanya:Mengapa
namanya Hawwa? Jawab Adam:Karena dia
dijadikan dari benda hidup (Tafsir Ibnu Katsir).
Itulah interaksi sosial pertama yang
terjadi antara dua manusia. Interaksi sosial merupakan fithrah basyariyah (naluri manusia) yang menjadikan
hidup menjadi indah dan lebih bermakna. Keadaan Nabi Adam AS sebelum kedatangan Hawwa digambarkan
dalam Tafsir Ibnu Katsir berjalan-jalan sendirian dan kesepian.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

206
Setelah itu, lahirlah keturunan dari Adam dan Hawwa, baik keturunan laki-laki atau perempuan,
sehingga jumlahnya menjadi milyaran ummat manusia seperti sekarang ini. Allah Taala berfirman: Hai sekalian
manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan isterinya dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan wanita yang banyak
(An Nisaa [4]: 1).
Firman-Nya yang lain:Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku (Al Hujuraat [49]: 13).
Dengan semakin berkembang biaknya laki-laki dan wanita dalam jumlah yang banyak, menjadi
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa; maka mau tidak mau, suka tidak suka, manusia akan berinteraksi dengan
manusia lainnya. Baik dalam lingkungan yang padat, atau dalam ligkungan yang jarang penduduknya.
Keharusan berinteraksi inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluq sosial seperti kakeknya terdahulu,
Nabi Adam dengan Ibu Hawwa.
Allah Taala berfirman: Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu (An Nisaa [4]: 1).
Dalam firman-Nya yang lain: menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal (Al Hujuraat [49]: 13).
Demikianlah, Allah Taala telah menjelaskan kepada kita rahasia penciptaan manusia yang beragam
kulit, bahasa, tradisi dan alamnya. Semuanya tidak dalam rangka manusia saling bermusuhan dan
menumpahkan darah. Tetapi untuk saling mengenal, saling membutuhkan dan saling mengunjungi. Rasulullah
SAW sendiri tidak pernah berupaya merubah nama suku shahabatnya; seperti suku Auz dengan Kazraj,
meskipun kedua suku tersebut pernah terlibat peperangan yang lama. Rasulullah SAW tidak merubah kedua
nama suku itu, yang dihilangkan bukan namanya, tetapi sikap permusuhan di antara keduanya dan diganti
dengan sikap persaudaraan. Demikian pula antara shahabat Muhajirin dan Anshar serta shahabat lainnya. Dan
dengan begitu, kehidupan menjadi indah dan menggairahkan

ISLAM TIDAK ANTI SOSIAL
Rasulullah SAW mengajak ummatnya untuk bergaul dengan masyarakatnya dan bershabar terhadap
berbagai macam perilaku mereka. Sabdanya:Seorang Mumin yang berinteraksi dengan masyarakat dan
bershabar terhadap segala macam cobaan dari mereka lebih agung pahalanya daripada seorang Mumin yang
tidak berinteraksi dan tidak bershabar terhadap cobaan manusia (HR. Muslim).
Kata lebih agung pahalanya merupakan dorongan Rasulullah SAW kepada ummatnya untuk
bergaul atau berinteraksi dengan manusia lainnya. Sedangkan hijrah untuk meninggalkan manusia ramai
kemudian menyendiri dalam kehidupan merupakan perkara yang tidak diajarkan dalam Islam, karena
Rasulullah SAW telah bersabda:Tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan kota Makkah (Riyadhush Shalihin).
Sebagai gantinya, Islam mengajarkan ummatnya untuk melakukan hijrah manawi atau isolasi mental.
Rasulullah SAW bersabda:Muhajir (orang yang hijrah) adalah mereka yang meninggalkan segala sesuatu yang
dilarang oleh Allah Taala (HR. Muslim).
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

207
Dari sabda Rasulullah SAW ini, dapat kita fahami bahwa yang dimaksud hijrah adalah meninggalkan
segala sesuatu yang dilarang Allah Taala, tanpa harus berpindah secara fisik. Inilah yang dimaksud dengan
hijrah manawiyah atau isolasi mental. Secara fisik bergaul dengan masyarakat ramai, tetapi secara mental
meninggalkan kemaksiatan yang mereka lakukan.
Tentu saja, yang dimaknai bergaul dengan masyarakat bukan berarti bergaul secara akrab dengan
para pelaku maksiat; sampai memberikan solidaritas dan loyalitas kepada mereka. Karena Rasulullah SAW
memberikan peringatan:Seseorang itu bersama agama temannya. Maka hendaklah seseorang
memperhatikan dengan siapa dia berteman (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Berarti yang dimaknai bergaul adalah berinteraksi dalam perkara-perkara muamalah seperti jual-beli,
bertetangga, berteman, berorganisasi atau yang lain; sembari berdawah untuk mengarahkan mereka terbiasa
dengan akhlaq-akhlaq Islami.
Beberapa orang Muslim yang ingin menyendiri dalam kehidupan dan tidak mau bergaul dengan
masyarakat ramai mempunyai alasan yang kurang tepat. Beberapa sikap dan pemikiran yang kurang tepat
adalah:
1. Belum berdawah tetapi sudah memvonis
Islam tidak mangajarkan kepada ummatnya untuk menjadi tukang vonis, tetapi Islam mengajak
ummatnya untuk menjadi seorang dai. Allah Taala berfirman:Maka berilah peringatan, karena
sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas
mereka (Al Ghaasyiyah [88]: 21-22).
Seringkali kita memvonis masyarakat dengan vonis yang menyakitkan, seperti: sesat, kafir,
murtad, ahli neraka dan lain-lain. Sementara kita sama sekali belum berdawah kepada mereka dengan
cara-cara yang diajarkan Rasulullah SAW. Sikap seperti ini meneybabkan terjadi rentangan jarak yang jauh
antara kita dengan masyarakat. Atau, menyebabkan kita lebih suka menyendiri daripada bergaul untuk
berdawah.
Tentu saja sikap seperti ini tidak tepat, karena berdawah itu adalah langkah pertama yang harus
dilakukan dalam berhubungan dengan manusia. Dan dengan dawah pulalah kita bergaul dengan
masyarakat ramai. Sedangkan sikap suka menjatuhkan vonis kepada msyarakat bukanlah ajaran Islam,
karena Rasulullah SAW bersabda:Saya tidak diutus untuk menjadi tukang cela, tetapi untuk menjadi
pemberi rahmat (Tafsir Ibnu Katsir).

2. Semua jamaah dan organisasi Islam sesat dan firqah
Allah Taala berfirman:Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka
menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka
(Ar Ruum [30]: 32).
Rasulullah SAW bersabda:Ummatku terpecah menjadi tujuhpuluhtiga firqah, tujuhpuluh dua
masuk nerakadan satu yang masuk surga; itulah jamaah (HR. Ahmad).
Dalil-dalil di atas atau yang serupa dengannya, seringkali disikapi keliru oleh beberapa gelintir
Kaum Muslimin. Sikap yang keliru tersebut adalah:
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

208
a. Menganggap seluruh jamaah Kaum Muslimin adalah sesat dan firqah
b. Menganggap hanya jamaahnya yang memenuhi kriteria di atas, sehingga hanya jamaahnya yang
berhak masuk surga. Sedangkan jamaah lain akan masuk neraka.
Kedua sikap ekstrem tersebut tentu saja sikap yang tidak tepat. Karena ayat beserta hadits
di atas, atau yang sejenis dengannya, hanya menunjukkan sifat-sifat golongan yang benar atau
kelompok yang sesat. Dalil-dalil seperti itu sama sekali tidak menunjukkan suatu nama tertentu.
Sehingga setiap kelompok, golongan atau jamaah yang memenuhi sifat-sifat kebenaran seperti itu
masuk dalam golongan yang selamat; apapun namanya. Demikian pula sebaliknya, jika ada kelompok,
golongan atau jamaah yang memenuhi sifat-sifat kesesatan, maka dia akan masuk dalam golongan
yang celaka; apapun namanya.
Sehingga, tidak ada organisasi yang benar sendiri tidak pula seluruh organisasi sesat. Kita
lihat dulu sifat-sifat organisasi tersebut secara obyektif. Sudut pandang inilah yang Islami dan
menghindarkan diri kita dari keengganan untuk bergaul dengan mesyarakat ramai yang mengikuti
berbagai macam organisasi.

3. Berinteraksi dengan pelaku maksiat dilarang dalam Islam
Rasulullah SAW pernah bersabda:Seseorang itu bersama agama temannya. Maka perhatikanlah
dengan siapa seseorang itu berteman (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Dengan sabda Rasulullah Saw ini ada
beberapa Kaum Muslimin yang beranggapan bahwa berinteraksi dengan pelaku maksiat itu dilarang.
Tentu saja pemahaman ini tidak seratus persen benar dan juga tidak seratus persen salah. Yang
diingatkan Rasulullah SAW adalah pertemanan bukan interaksi. Yang dimaksud dengan pertemanan adalah
tempat seseorang meletakkan rasa solidaritas, menumpahkan perasaan dan tempat memberikan loyalitas.
Pertemana seperti inilah yang harus dijaga tetap dengan orang-orang yang shalih, bukan dengan para
pelaku maksiat.
Sedangkan interaksi itu dapat bermakna sangat luas. Karena dawah itu sendiri adalah sebuah
bentuk interaksi terus-menerus antara seorang juru dawah dengan obyek dawahnya. Di antara obyek
dawah adalah para pelaku maksiat. Tentu saja, interaksi dawah dengan para pelaku maksiat bukan dalam
rangka pertemanan, yaitu bukan dalam rangka memberikan rasa solidaritas, menumpahkan perasaan serta
tempet memberikan loyalitas. Tetapi dalam rangka mengarahkan, meluruskan serta mengurangi intensitas
kemaksiatannya.
Seseorang yang menganggap interaksi dengan pelaku maksiat dilarang menyebabkan dia
mengambil sikap menyendiri dan menyepi serta mengindarkan diri dari bergaul dengan sesama manusia.
Sikap inilah yang tidak tepat.

4. Sekarang ini adalah masa kerusakan
Rasulullah SAW bersabda:Akan datang suatu masa yang menimpa manusia; tidak ada Islam
kecuali tinggal namanya saja, tidak ada Al Quran kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mewah
tetapi kosong dari petunjuk serta ulamanya adalah orang yang paling jahat yang berada di bawah langit
(HR. Al Baihaqi).
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

209
Hadits di atas serta hadits-hadits yang sejenis dijadikan sebagai alasan oleh beberapa Kaum
Muslimin untuk menggambarkan kondisi zaman sekarang ini. Sebagian berpendapat sangat ekstrem ,
yaitu sekarang adalah zaman paling rusak dan sudah tidak mungkin lagi untuk diperbaiki kembali.
Sehingga mereka memilih mundur dan menyepi dari keramaian manusia; dengan anggapan supaya
selamat dunia akhirat.
Anggapan seperti ini tentu saja tidak dapat dikatakan benar seratus persen. Karena masih banyak
hadits lain yang menunjukkan bahwa akhir zaman ditandai dengan kehadiran Dajjal, Nabi Isa, Imam
Mahdi, Yajuj dan Majuj dan lain-lain. Semuanya itu belum terjadi. Belum lagi Rasulullah SAW pernah
bersabda: Kemudian akan datang lagi masa kekhilafahan yang ditegakkan atas dasar-dasar kenabian
ketika Allah berkehendak untuk mendatangkannya (HR. Ahmad). Dan masa kekhilafahan kedua ini
juga belum terwujud. Bagaimana bisa bahwa zaman sekarang ini adalah rusak-rusaknya zaman,
sementara ciri-ciri akhir zaman belum terwujud?
Anggapan yang keliru seperti ini menyebabkan manusia mengambil sikap yang tidak tepat pula;
di antaranya adalah dengan mengasingkan diri dari masyarakat ramai dan hanya asyik dengan dirinya-
sendiri.

SIKAP DIRI
Sebenarnya, ada potensi dasar pada diri seseorang yang menyebabkan masyarakat mudah menerima
kehadirannya. Beberapa karakteristik dasar tersebut antara lain :
Penduduk asli lebih diterima daripada pendatang
Orang tua lebih diterima daripada anak muda
Keturunan tokoh lebih diterima daripada keturunan orang biasa
Orang kaya lebih diterima daripada orang miskin
Orang yang suka memberi lebih diterima daripada orang yang pelit
Orang yang suka menolong lebih diterima daripada orang yang berat untuk menolong
Orang yang pandai bergaul lebih diterima daripada tidak suka bergaul

Potensi dasar ini harus senantiasa diupayakan supaya dawah kepada masyarakat mengalami
percepatan yang signifikan. Proses percepatan dapat melalui pernikahan, pelatihan, pendistribusian dana
dan lain-lain.
Selain potensi dasar pada diri seseorang, terdapat pula sikap diri yang harus dimunculkan dalam
diri seseorang ketika bergaul dengan masyarakat. Sikap diri inilah yang menyebabkan masyarakat lebih
mudah menerima kehadiran kita, tidak mempunyai alasan untuk memusuhi serta menyambut dawah kita
atas ijin Allah Taala.

1. Empati sebagai sikap dasar pergaulan
a. Sikap dasar pergaulan yang ideal adalah empati. Yang dimaksud dengan empati adalah:
Memandang manusia dengan kacamata kasih-sayang
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

210
Allah Taala mengutus Rasulullah SAW sebagai rahmah (kasih-sayang) bagi seluruh
penghuni bumi. Firman-Nya:Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam (Al Abiyaa [21]: 107). Tentua saja kacamata rahmah (kasih-sayang)
bersifat universal, yaitu ditujukan kepada seluruh ummat di dunia. Baik yang Muslim atau Non
Muslim, bahkan untuk manusia atau binatang, tumbuhan dan benda-benda lain di dunia. Tetapi
dalam pembahasan kita kali ini, rahmat itu ditujukan kepada seluruh ummat manusia
Inilah yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Abdurrahman Bin Auf ketika dia meminta
kepada Rasulullah SAW untuk membalas celaan orang-orang kafir Quraisy. Rasulullah SAW
bersabda:Sesungguhnya aku ini diutus bukan untuk menjadi tukang laknat (tukang cela), tetapi
untuk memberikan rahmah (kasih-sayang) (Tafsir Inu Katsir).
Demikian pula, ketika Rasulullah SAW dilempari batu oleh penduduk Thaif yang membawa
kesedihan sangat mendalam di hati beliau. Maka beliau berdoa:Ya Allah, ampunilah mereka.
Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengetahui (HR. Bukhary dan Muslim).
Begitulah ketika kita berinteraksi dengan masyarakat, kita harus memandang mereka
dengan kacamata kasih-sayang, bukan kebencian dan kemarahan. Rasulullah Saw
mengingatkan:Jauhkan dirimu dari sangka-sangka, karena sangka-sangka itu sedusta-dusta berita.
Dan jangan meraba-raba dan jangan menyelidiki kesalahan orang (HR. Muslim).
Segala bentuk perilaku masyarakat, baik yang menyenangkan atau menjengkelkan hati kita,
kita sikapi dengan tatapan kasih-sayang. Bukan balas-dendam, kemarahan dan kebencian. Sambil
kita berdoa di hadapan Allah Taala: Ya Allah, ampunilah mereka. Karena sesungguhnya mereka
adalah kaum yang tidak mengetahui

b. Ikut merasakan alunan perasaan orang lain
Rasulullah SAW mengajarkan kepada seorang Muslim untuk menghargai perasaan
orang lain. Perasaan senang, sedih, gembira, kecewa, susah dan lain-lain. Bnetuk penghargaan
perasaan kepada orang lain adalah dengan ikut serta merasakan perasaan orang lain. Jika orang
lain sedih, kita ikut menampakkan ekspresi kesedihan. Jika orang lain bergembira, maka kita juga
semestinya menampakkan ekspresi kegembiraan. Begitu pula dengan perasaan-perasaan yang
lain.
Rasulullah SAW bersabda:Jangan menunjukkan kegembiraanmu dalam kesusahan saudaramu,
maka Allah akan menyembuhkan (menyelamatkannya) dan membalas ujian padamu (HR. At
Tirmidzi; Riyadhush Shalihin II, 450).
Tentu saja, sikap ini bukan bertujuan untuk memperparah keadaan. Misalkan
seseorang yang bersedih menjadi sedih berkepanjangan, atau seseorang yang bahagia
melampiaskannya dengan hura-hura berlebihan. Tetapi sikap ini bertujuan untuk melegakan
perasaan seseorang, terutama yang tengah dirundung derita. Karena dalam kesedihannya, masih
ada orang lain yang menanggapi dan memberi perhatian kepadanya. Dalam suasana seperti itulah,
nasihat yang baik akan lebih menghujam di dalam qalbu.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

211
c. Perhatian
Perhatian adalah sebuah bentuk pencurahan pikiran dan perasaan seseorang untuk
kebaikan orang lain. Lawan perhatian adalah cuek dan tidak mau tahu persoalan orang lain. Orang
seperti ini, cuek dan tak mau tahu, biasanya cenderung egois atau hanya asyik dengan dirinya
sendiri. Terserah saja apa yang terjadi pada orang lain, asalkan tidak menimpa diri saya.
Bentuk perhatian ini tentu saja bukan bertujuan untuk mengorak aib orang lain. Tetapi
perhatian adalah lebih bertumpu kepada komitmen seseorang untuk ikut membantu orang lain
bergembira dan berbahagia.

d. Basa-basi
Basa-basi yang dimaksud di sini bukan berarti basa-basi
tanpa arti. Tetapi basa-basi yang dapat melunturkan rasa
dengki dan kemarahan seseorang kepada kita. Selain itu,
basa-basi ini memang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Sabdanya:Janganlah kalian meremehkan sedikitpun
kebaikan, meskipun hanya dengan wajah manis ketika
bertemu dengan saudaramu (HR. Muslim).
Di antara bentuk basa-basi itu adalah:
Salam
Ucapan salam kelihatannya terkesan hanya sebuah basa-basi. Tetapi sebenarnya, setiap
manusia sangat suka menerima salam dari orang lain; karena merasa mendapat
perhatian. Rasulullah SAW bersabda:Demi Dia yang nyawaku berada di tangan-Nya.
Kalian tidak akan masuk surga, sampai kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman,
sampai kalian saling berkasih-sayang. Maukah kalian saya tunjukkan suatu perbuatan jika
kalian lakukan akan tumbuh rasa kasih-sayang di antara kalian? Sebarkanlah salam di
antara kalian (HR. Muslim).
Wajah Manis
Wajah ceria dengan senyum yang tulus merupakan bantuan moril kepada orang lain
untuk turut berbahagia menghadapi hari ini. Karena dengan keceriaan wajah dan
senyuman kita, seseorang akan terhipnotis ikut bergembira. Untuk itulah Rasulullah SAW
berpesan:Janganlah kalian meremehkan sedikitpun perbuatan yang maruf meskipun
hanya dengan berwajah manis ketika bertemu dengan saudaramu (HR. Muslim).
Jabat-tangan
Jabat-tangan yang ikhlas akan melebur rasa dendam dalam hati dan menggantikannya
dengan rasa sayang serta saling memaafkan. Jabat-tangan juga mampu menumbuhkan
rasa akrab serta mencairkan ketegangan suasana. Rasulullah SAW bersabda:Tidaklah
dua orang Muslim yang bertemu kemudian berjabat-tangan, kecuali Allah mengampuni
dosa di antara keduanya sampai keduanya berpisah (HR. Abu Dawud).
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

212
Memanggil dengan nama yang disukai
Jika kita kenal nama seseorang, kemudian memanggil dengan namanya, maka keakraban
akan dengan cepat mudah terjalin. Terlebih lagi, bila kita tahu nama kesukaan seseorang
atau nama kebanggaannya, dan kita panggil orang tersebut dengan nama-nama itu; maka
perasaan in group akan cepat tumbuh. Yaitu perasaan tidak terpisahkan antara kita
dengan dirinya.
Allah Taala berfirman: dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar
yang buruk (Al hujuraat [49]: 11).
Memberi hadiah
Hadiah dapat memupus rasa permusuhan dan menggantinya dengan cinta. Rasulullah
Saw bersabda:Saling bertukar hadiahlah sehingga kalian saling berkasih-sayang (HR.
Muslim).
2. Teladan sebagai contoh praktis kehidupan
Masyarakat sangat tidak menyukai teori dan konsep yang muluk-muluk dan melangit;
terutama sekali masyarakat awam. Tetapi masyarakat lebih membutuhkan contoh nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang praktis dan aplikatif. Karena itu, teladan merupakan bahasa yang tepat
untuk berbicara kepada masyarakat. Pepatah Arab mengatakan:Bahasa teladan lebih fasih daripada
bahasa lisan.
Misalnya, dalam masalah ibadah; sebelum kita mengajak masyarakat menegakkan shalat,
maka harus dimulai dari diri kita untuk senantiasa menegakkan shalat. Kita mencontohkan rapi dan
bersih dalam penampilan, pakaian dan rumah tinggal serta kendaraan. Kita mencontohkan senantiasa
memulai berbuat baik kepada tetangga dengan menyapa, silaturahmi, memberi hadiah dan yang
sejenisnya.
Allah Taala mengecam manusia yang hanya mau berbicara, tetapi tidak berupaya untuk
menerapkan ucapannya sendiri dalam praktek amal keseharian. Firman-Nya:Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakn apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (Ash Shaff [61]: 2-3).
Rasulullah Saw berpesan:Mulailah dari dirimu sendiri! (HR. An Nasaai).
3. Memberi manfaat
Hendaklah kita tidak sekedar mencari keuntungan material dalam berhubungan dengan
masyarakat. Segala sesuatu hanya diukur untung-rugi secara ekonomi.
Bila kita berperilaku seperti itu, maka masyarakat akan sulit meraba keikhlasan hati kita
dalam bekerja atau dalam berhubungan dengan mereka. Sehingga mereka berhati-hati dalam
berhubungan dengan kita, atau bahkan menghindari. Mereka takut menjadi korban materi dalam
berhubungan dengan kita.
Sudah semestinya, apabila kita justru berusaha banyak memberi manfaat kepada
masyarakat, tanpa terbesit dalam diri kita untuk mendapat ganti; kecuali hanya keridhaan Allah
semata. Demikian itulah yang diajarkan Rasulullah SAW dalam hidup bermasyarakat.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

213
4. Teguh pendirian
Banyak sekali perilaku masyarakat yang belum sesuai dengan nilai-nilai Islam. Bahkan
seringkali perilaku itu telah mengakar dan membudaya dalam sebuah masyarakat. Misalnya sesaji ke
kuburan, sesaji setelah bersih desa, minuman keras saat ada hajatan dan lain-lain.
Tentu saja, kita dilarang untuk ikut-ikutan acara haram tersebut dengan alasan untuk
bermasyarakat. Bila kita mempunyai kekuasaan di masyarakat, menjadi perangkat desa misalnya;
maka kita dapat mengurangi sedikit demi sedkit tradisi tersebut melalui jalur-jalur kekuasaan. Bika
kita berani mengingatkan secara lisan kepada mereka, maka dapat menegurnya. Tetapi, apabila kita
tidak mampu melakukan keduanya, cukuplah kita memiliki pendirian yang kuat untuk tidak
mengikutinya.
Rasulullah SAW bersabda:Janganlah kalian menjadi orang yang immaah (tidak punya
pendirian) yang hanya berkata:Saya bersama masyarakat. Bila masyarakat baik, maka saya juga baik.
Demikian pula, jika masyarakat buruk, saya juga buruk. Akan tetapi teguhkan pendirianmu, jika
masyarakat berbuat baik, maka berbuat baiklah. Dan jika masyarakat melakukan keburukan, maka
tinggalkanlah keburukan mereka (HR. Muslim).

5. Memaklumi jangan minta dimaklumi
Rasulullah SAW telah menunjuk seluruh Kaum Muslimin sebagai pemimpin dengan sabdanya: Setiap
dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung-jawaban terhadap apa
yang dipimpinnya (HR. Bukhary).

Dengan hadits itu, berarti seluruh Kaum Muslimin adalah pemimpin baik dalam skala yang
luas, yaitu memimpin masyarakatnya; dalam skala sedang, memimpin rumah-tangganya; atau dalam
skala kecil, yaitu memimpin dirinya sendiri.
Mental khusus seorang pemimpin adalah responsible (tanggung-jawab) dan sense of
belonging (rasa memiliki). Dengan dua setting mental inilah seorang Muslim harus bekerja
menghadapi masyarakatnya, karena dari sini tumbuh sikap berusaha memaklumi orang lain dan tidak
malah meminta untuk dimaklumi.
Tingkah-polah masyarakat yang berada di sekiling kita, kita respon dengan sikap maklum.
Sehingga kita mampu menghadapi mereka dengan tenang, tidak emosi serta menghilangkan dendam
kesumat dalam jiwa. Jika mereka mencela kita, menghina kita, mencibir atau yang sejenisnya;
cukuplah kita berdoa sebagaimana Rasulullah SAW berdoa untuk penduduk Thaif:Ya Allah
ampunilah mereka, karena mereka orang yang tidak mengetahui (HR. Bukhary dan MUSLIM).

INTERAKSI
1. Heterogenitas adalah anugerah Allah
Heterogentitas merupakan anugerah dari Allah Taala, karena Allah telah berfirman: Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal (Al
Hujuraat [49]: 13).
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

214
Sehingga heterogenitas bukanlah sebuah perkara yang harus kita sesali, tetapi justru
merupakan hal yang harus kita syukuri. Setiap suku memiliki tradisi dan cara masing-masing; bahkan
setiap orang memiliki perilaku masing-masing meskipun mereka adalah suadara kembar. Tidak
mungkin semua orang itu baik akhlaqnya serta sehat aqalnya, tetapi ada juga yang rusak moralnya
serta kacau aqalnya. Tidak semua orang mudah menerima kebenaran, tidak semua orang berani
berjuang di jalan Allah, tidak semua orang terhindar dari kriminalitas dan lain-lainnya.
Semua itu merupakan heterogenitas yang ada di muka bumi,yang harus kita sadari
sepenuhnya sebagai anugerah Allah Taala. Sehingga kita tidak mudah sempit dada melihat
perbedaan-perbedaan yang tumbuh di antara manusia, atau juga kita tidak cepat merasa putus-asa
dengan menjalarnya kemaksiatan dalam tubuh masyarakat kita. Semua itu sudah menjadi hukum alam
(sunnatullah) yang memang demikianlah keadaannya.
2. Mengenali obyek dawah dengan terperinci
Kita harus senantiasa berupaya mengenali obyek dawah kita dengan teliti. Semakin teliti kita
menegnali obyek dawahkita, semakin tepat kita memberikan therapi kepada mereka, serta semakin
kecil tingkat kesalahan kita dalam berhadapan dengan mereka.
Setiap masyarakat memiliki potensi beragam serta tingkat sensitifitas yang berbeda.
Permasalahan ini harus kita teliti secara mendalam, sehingga kita dapat menumbuhkan potensi
mereka, seiring dengan upaya kita untuk mereduksi perilaku mereka yang negatif.
3. Berbicara sesuai budaya setempat
Setiap kaum memiliki karakter dan tradisi yang berbeda-beda. Dari sisi bahasa, misalnya,
setiap kaum memiliki kosa-kata yang bervariasi serta dialek yang beragam. Sesama Bahasa Jawa saja
memiliki kosa-kata yang bervariasi serta dialek yang beragam. Antara Bahasa Jawa Timur, Tengah
atau Barat terjadi berbagai macam perbedaan. Bahkan antara Bahasa Jawa di Jawa Timur sendiri
terdapat berbagai ragam perbedaan. Belum lagi antara Bahasa Jawa dengan bahasa daerah lainnya.
Tentu saja terjadi banyak perbedaan. Apalagi antara bahasa nasional dengan bahasa asing.
Seorang dai akan sangat mudah diterima masyarakat apabila mengenali bahasa mereka dan
adat komunikasi antar mereka. Penerimaan secara pribadi ini akan berdampak terhadap penerimaan
nilai-nilai yang kita tawarkan kepada mereka, yaitu nilai-nilai Islam. Maka berbicaralah dengan
bahasa masyarakat setempat.
Allah Taala telah berfirman:Kami tidak mengutus seorang Rasul-pun melainkan dengan
bahasa kaumnya supaya dia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka (Ibrahiim
[14]:
4. Berbicara sesuai kadar aqal
Kecerdasan setiap orang tentu saja berbeda, demikian pula dengan kecerdasan rata-rata
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya. Rasulullah SAW memerintahkan supaya
kita berbicara disesuaikan dengan kadar akal masyarakat. Apabila mereka lemah akalnya, maka
berbicaralah dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh akal mereka. Sebaliknya,
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

215
apabila kita berbicara dengan masyarakat yang lebi cerdas, maka kita dapat berdiskusi dengan
mereka terhadap berbagai hal.
Rasulullah SAW bersabda:Kami para Nabi diperintahkan supaya berbicara kepada manusia
sesuai dengan kadar akal mereka (HR. Muslim).
5. Tidak mengumbar janji
Janganlah mudah mengumbar janji kepada masyarakat, karena mereka akan menagih janji
kita untuk direalisasikan. Jika kita kemudian memenuhi janji kita, mereka akan menganggap sebagai
perkara yang biasa; karena memang janji harus ditepati. Sedangkan bila kita tidak mampu menepati
janji, maka masyarakat akan mencemooh kita dan tentu saja kredibilitas kita di hadapan mereka
akan jatuh-berantakan.
Lain lagi apabila kita tidak berjanji. Apabila kita tidak melakukannya, masyarakat akan
maklum, karena memang kita tidak pernah menjanjikannya. Sebaliknya, jika kita memenuhi sesuatu
padahal kita tidak berjanji sebelumnya, masyarakat justru akan salut kepada kita.
Untuk itu, fikirkanlah baik-baik sebelum kita menjanjikan sesuatu kepada masyarakat. Allah
Taala juga telah berfirman ketika mencirikan orang yang beriman:Dan orang-orang yang
memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janji-janjinya (Al Muminuun [23]: 8)

MUSYAWARAH
Musyawarah merupakan cara penyelesaian masalah di dalam bermasyarakat. Prinsip-prinsip
musyawarah alam Islam telah difirmankan Allah Taala:Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku
lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya (Ali Imran [3]: 159).
Dari ayat di atas ada beberapa prinsip musyawarah:
1. Lembut hati
Lembut hati merupakan prinsip pertama di dalam bermusyawarah, terutama untuk pemimpin
musyawarah, atau orang yang mempunyai mental pemimpin. Rasulullah SAW bersabda:Setiap
kalian adalah pemimpin (HR. Bukhary), sehingga kita harus memiliki mental pemimpin pula; yaitu
lembut hati dalam berhadapan dengan masyarakat. Terutama sekali ketika bermusyawarah.
Lembut hati tidak semakna dengan tidak memegang prinsip, tidak tegas, pesimis atau rendah
diri. Tetapi, lembut hati lebih bertumpu kepada menampilkan segala sesuatu dengan halus, seperti
menampilkan ketegasan dengan bahasa yang lembut, mempertahankan prinsip dengan kehalusan
dan sejenisnya.
2. Kelembutan hati merupakan rahmat Allah
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

216
Kesadaran ini sangat penting, yaitu kelembutan hati itu semata-mata merupakan rahmat Allah taala
kepada hamba-Nya; bukan karena kepiawaian seseorang dalam menata hatinya. Perasaan ini
penting untuk kita tanamkan dalam diri kita karena:
a. Menghindarkan diri dari rasa sombong dan takabur
b. Menghadirkan kelembutan dengan cara yang disyariatkan Isla
c. Segala hasilnya dapat kita kembalikan kepada Allah
3. Hindarkan sikap keras dan kasar hati
4. Memaafkan
5. Mendoakan ampun
6. Musyawarah
Ada beberapa prinsip musyawarah:
a. Musyawarah merupakan tempat tertinggi mengambil keputusan
b. Tidak ada musyawarah tandingan yang se-level
c. Habis-habisan dalam musyawarah
7. Azzam ketika tercapai kesepakatan
8. Tawakkal terhadap keputusan bersama

Demikianlah upaya kita dalam hidup bermasyarakat dan ikut berperan-aktif di dalamnya. Semoga
Allah Taala memberi kekuatan kepada kita untuk merealisasikannya. Amiin

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

217



STUDI KASUS

TIDORE, 22 Juli 2010 Nafisa, 30, kehilangan dua dari 4 anaknya, sebelum mereka mencapai usia 1 tahun. Mereka
demam dan sang Ibu membawanya ke puskesmas. Mereka meninggal, kata Nafisa, Saya sangat sedih.
Nafisa sekarang sedang hamil lagi, namun kali ini dia sangat berharap bayinya lahir sehat karena dia menerima surat
undangan untuk datang ke klinik persalinan di Tidore. Dia tidak bisa baca, maka dia meminta tetangganya untuk
membacakannya. Surat ini tiba tepat waktu. Pemeriksaan oleh bidan Siti Fara menunjukkan bahwa dia mengalami
kekurangan sel darah merah pertanda dia mengalami anemia akut, yang bisa menyebabkan komplikasi yang fatal
saat kehamilan. Bidan memberikan obat dan meminta saya untuk makan banyak sayur dan ikan, kata Nafisa.

Dihormati dan dihargai
Bidan Fara dan dua pekerja kesehatan lainnya merupakan orang-orang dibalik kampanye mengirimkan undangan
kepada para wanita hamil untuk memeriksa kehamilannya, sebuah program yang didukung UNICEF. Para tenaga
kesehatan ini menjalankan ide Surat untuk Teman saat mengikuti workshop tahun 2008 yang juga didukung
UNICEF. Program ini memberikan dampak yang signifikan di Tidore, sebuah pulau kecil di perairan Indonesia Timur
yang mengalami kekurangan tenaga bidan.
Di masyarakat kami, orang merasa dihormati dan dihargai ketika mereka diundang melalui sebuah surat, kata kepala
dinas kesehatan Tidore, Dr. Harun Konaras, Hal ini merupakan cara inovatif untuk meminta para ibu memeriksakan
kehamilannya.
Setelah menerima surat undangan, Nafsia memeriksakan kehamilannya di Puskesmas di Tidore.

Pelayanan kesehatan ibu hamil yang tidak merata
Hampir 20,000 ibu meninggal dunia setiap tahunnya di Indonesia karena komplikasi saat hamil dan melahirkan, di
mana angka ini termasuk yang tertinggi di Asia. Walaupun data terakhir menunjukkan lebih dari 70 persen kelahiran
di Indonesia didampingi tenaga medis, namun data juga menunjukkan adanya ketimpangan pelayanan kesehatan di
antara propinsi-propinsi.
Di Jakarta, sekitar 97 persen kelahiran didampingi tenaga medis, sedangkan di kepulauan Maluku, hanya 33 persen,
termasuk Tidore.
Petugas dinas kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir dari kantor kabupaten Tidore, Ibu Sukma Albanjar,
mengatakan adanya dukun beranak, juga merupakan salah satu faktor yang mempersulit upaya peningkatan
kesehatan ibu hamil dan melahirkan di wilayah terpencil.
UNICEF membantu pemerintah setempat untuk masalah ini. Melalui program kerjasama antara dukun beranak dan
bidan, maka dukun beranak tidak lagi bisa menangani persalinan secara langsung. Bahkan dukun beranak merujuk
pasiennya untuk melahirkan dengan bantuan bidan atau dokter.
Dukun beranak juga membantu mengirimkan Surat untuk Teman
Melalui program kerjasama dukun beranak-bidan, persalinan yang didampingi tenaga naik meningkat dan
mencapai hampir 100 persen, kata Bidan Fara, Sejak itu, belum ada ibu meninggal dunia saat melahirkan hingga
kini.
Ibu Sukma kembali menegaskan betapa efektifnya sebuah ide sederhana. Tanpa kampanye Surat untuk Teman,
menurutnya, Akan sulit sekali untuk menyampaikan kepada para ibu lainnya di sini, karena kurangnya tenaga
kesehatan.
Sementara itu, Nafisa tetap optimis di kehamilannya yang kelima ini tidak akan berakhir kematian pada bayi seperti
halnya dua kehamilan terdahulu. Saya bangga dan senand sekali menerima surat tersebut, ujarnya sambil
tersenyum. Saya berharap bayi saya nanti sehat.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

218
Blok 1.6
Week 4
MEMENUHI JANJI

Bertanggung Jawab dalam Setiap Amanah
BISNIS ADALAH TENTANG MENEPATI JANJI
(Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas TDA)

Saya menyimpulkan ini dari pengalaman dan perenungan cukup dalam.
Bisnis sebenarnya adalah soal menepati janji. Janji kepada pelanggan,
kepada karyawan, kepada investor, kepada mitra/vendor, kepada
masyarakat, kepada keluarga dan diri sendiri.
Kemarin saya mendapat teguran dari seorang pelanggan. Ia
merasa sebagian haknya belum dipenuhi oleh manajemen Manet. Saya
diingatkan lagi dengan janji-janji yang telah kami buat itu. Ketika bertransaksi dengan pelanggan, kita telah
berjanji untuk memberikan mereka produk yang dibeli berikut atribut janji lainnya seperti kualitas, waktu
pengiriman, retur, garansi dan sebagainya.
Bisnis akan jatuh tersungkur bila tidak mampu lagi menepati janji-janjinya. Bernie Madoff tersungkur
dan terbongkar kedoknya ketika ia tidak lagi mampu men-deliver janjinya kepada investor.
Ketika masih di Tanah Abang dulu, saya menyaksikan sendiri fenomena pengusaha-pengusaha yang
jatuh karena tidak menepati janji dengan mitra suppliernya.
Umumnya mereka melakukan transaksi dengan supplier secara kredit. Masalahnya, uang yang
seharusnya dibayarkan kepada supplier, diputar dulu ke tempat lain yang tidak semestinya, seperti: membuka
bisnis baru, beli rumah, beli mobil dan sebagainya.
Mungkin mereka berpikir bahwa nasib supplier ada di tangan mereka. Bargaining position mereka
sangat lemah sehingga mau saja dibegitukan.
Mungkin mereka berpikir bahwa janji yang harus ditepati hanyalah kepada pelanggan saja. Itu salah
besar. Yang berhak ditepati janjinya adalah semua pihak yang terlibat dalam proses bisnis kita, sekecil apa pun
perannya.
Menepati janji ini menjadi begitu berat dan pahit ketika dalam kondisi sulit. Saya ingat sekali
tahun 2003 lalu. Tahun yang paling berat dalam perjalanan bisnis Manet.
Di bulan puasa, sehari menjelang keberangkatan saya dan istri untuk merayakan Idul Fitri di tempat
mertua di Palembang, saya menongkrongi ATM BCA di Blok F Tanah Abang dengan harap-harap
cemas.
Saya sedang menunggu transferan pembayaran dari pelanggan. Ya, saat itu sebagian besar
transaksi dengan pelanggan adalah secara piutang.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

219
Pak, tolong ditransfer berapa pun adanya, demikian pinta saya dengan memelas kepada
siapa pun pelanggan yang berutang. Saya harus melunasi utang kepada para supplier di Pekalongan.
Kalau uang itu tidak ditransfer, para karyawan mereka tidak dapat berhari raya bersama keluarganya.
Pembayaran dari saya adalah penyambung nyawa buat mereka.
Masalahnya, kondisi keuangan bisnis kami pun sedang parah sekali. Sama sekali tidak ada
uang di rekening kami. Betul. Hanya ada tersisa ongkos untuk naik bis Lorena.
Meski begitu kami tetap menunaikan janji. Gaji karyawan telah dibayarkan berikut THRnya. Utang
kepada supplier pun telah dilunasi. Lantas, buat kami sendiri sebagai pemilik bisnis apa yang tersisa?
Nothing.
Uangnya memang ada, tapi di tangan pelanggan yang entah kapan akan dibayar. Itu sebuah
kesalahan manajemen, saya akui.
Tapi, di balik semua itu, janji telah ditunaikan. Saya berprinsip, menjaga nama baik dan
menepati janji itu lebih penting ketimbang keuntungan di tangan dengan mengebiri hak orang lain.
Ketika bisnis rugi, pemiliklah yang menanggung risikonya. Jangan dilimpahkan kepada pelanggan,
karyawan atau mitra kita.
----------------ooo00ooo--------------

Memenuhi Janji dan Berbuat Baik
1. Peganglah perjanjian dengan kukuh. Sebab, sesungguhnya di antara kemuliaan akhlaq adalah
mematuhi perjanjian.
2. Wahai manusia, sesungguhnya memenuhi janji adalah saudara kembar kejujuran. Aku tidak tahu
ada benteng yang lebih terjaga daripadanya. Dan tidak akan melanggar janji orang yang
mengetahui bagaimana tempat kembali bagi orang yang melanggar janji (yakni di neraka).
3. Yang paling layak bagi orang yang melanggar janji adalah tidak perlu dipenuhi janji kepadanya.
4. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana engkau suka orang lain berbuat baik kepadamu.
Dan berbuat baiklah terhadap orang yang berbuat buruk kepadamu, dan balaslah orang yang
berbuat baik kepadamu.
5. Kebaikan seseorang kepadamu adalah belenggu yang tidak dapat engkau lepaskan kecuali
dengan terima kasih atau membalasnya. Dan jika tangamu tidak mampu membalas kebaikan,
maka perbanyaklah lidahmu dengan berterima kasih kepada orang yang berbuat baik kepadamu
dan berdoalah untuknya kepada Allah Taala.
6. Kebaikanmu kepada orang yang baik akan mendorongnya untuk membalas kebaikan kepadamu,
sedangkan kebaikanmu kepada orang yang hina akan mendorongnya untuk mengulangi meminta
kebaikan kepadamu.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

220
7. Keburukan orang yang baik adalah menolak untuk memberimu, sedangkan kebaikan orang yang
buruk adalah menjauhkan gangguannya darimu.
8. Berbuat baiklah kepada siapa saja yang engkau kehendaki, niscaya engkau akan menjadi
pemimpinnya; janganlah engkau butuh terhadap siapa saja yang engkau kehendaki, niscaya
engkau akan menjadi sepadan dengannya; dan butuhlah kepada siapa saja yang engkau
kehendaki, niscaya engkau akan menjadi tawanannya.
(Seri Kata-Kata Mutiara Amirul Mukminin Imam Ali Bin Abi Thalib as)

Dalil-dalil tentang tepat janji
a. Perintah Allah: Wahai orang-orang beriman, tepatilah janji QS. Al Maidah/5:1
b. Perintah Allah : dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung
jawabannya Qs. Al Isra/17:34
c. Allah memuji orang-orang yang menepati janji, sebagai orang-orang yang benar imannya dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa. QS. Al Baqarah/2: 177
d. Sabda Nabi : Barang siapa yang menipu maka ia tidak termasuk umatku HR. AtTirmidzi

Tidak menepati janji adalah salah satu ciri kemunafikan
Rasulullah bersabda : Ada empat hal jika ada pada seseorang maka jadilah ia munafik tulen,
dan jika ada sebagainnya maka ia memiliki ciri-ciri kemunafikan, hingga ia bisa
meninggalkannya, yaitu:
1) Jika dipercaya ia berkhianat
2) Jika berbicara ia berdusta
3) Jika berjanji mengingkari
4) Jika berdebat ia curang.

Sabda Rasulullah saw : Allah berfirman Ada tiga orang yang menjadi musuhku di hari kiamat:1).
Orang yang menjanjikan pemberian lalu mengingkari, 2). Orang yang menjual orang merdeka lalu
ia makan hasilnya, 3). Orang yang mempekerjakan seseorang dan telah memenuhi permintaannya
lalu tidak dibayrakan upahnya. HR. Bukhari



Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah
janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu
harus takut (tunduk). (QS. 2:40)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

221
Menepati janji Allah dan rasul-Nya adalah pokok atau keutamaan dari semua janji. Bila seseorang
berhasil menepati janji Allah dan rasul-Nya, maka ia akan berhasil pula dalam menepati janji lainnya.
Sebaliknya, bila ia gagal memenuhi janji Allah dan rasul-Nya, maka ia adalah orang yang tidak lagi
memiliki janji dan keamanan. Kerana, antara janji dan keimanan saling berhubungan.
Berdasarkan ayat dari surat Al-Baqarah di atas, yang dimaksud dengan janji kepada Allah adalah
beribadah hanya kepada-Nya. Adapun yang dimaksud dengan janji kepada rasul adalah mengikuti
perjalanan, sirah, dan konsep kehidupannya.

Makna Insya Allah
(simak kisah berikut...)
Jangan kau katakan Insya Allah
Minggu lalu ada peristiwa kecil yang cukup menarik. Sore itu kami (saya, isteri dan si kecil Ifa)
berkeliling mencari rumah baru tetangga kami yang pindah bulan lalu. Kue carabikanya yang enak
membuat kami rindu untuk memesan.
Di suatu jalan, saya tepikan mobil lalu menyeberangi jalan, menghampiri seorang bapak yang sedang
berbicara dengan seorang ibu. Dengan sopan saya potong pembicaraan mereka dan menanyakan
lokasi jalan yang kami cari. Dengan sedikit petunjuk akhirnya saya tinggalkan mereka yang kembali
melanjutkan pembicaraan yang tampaknya seru.
Belum lagi saya menyeberang jalan, sepotong percakapan ikut terekam di kepala saya.
Jadi, besok kamu datang ya ke sana. Kata si bapak. Insya Allah saya datang. Jawab wanita itu.
Jangan kau katakan Insya Allah. Saya ingin kamu berjanji dengan sungguh2 bahwa kau datang ke
sana besok. Kata si Bapak lagi tegas. Dan saya pun menyeberang menuju mobil yang saya parkir
dengan pikiran yang aneh.
Jangan kau katakan Insya Allah! Bukan pertama kali saya mendengar seseorang meminta orang lain
berjanji tetapi tidak percaya jika orang itu menggunakan kata Insya Allah. Dan juga bukan sekali saya
bertemu dengan orang yang berjanji dengan menggunakan Insya Allah tapi tidak memenuhi janjinya.
Apa sih arti Insya Allah di dalam benak kita? Hmm...jangan-jangan kita sudah salah mengartikannya.

Ada cerita yang lucu dari Nasruddin bin Hoja.
Suatu hari Nasruddin membawa kain ke sebuah tukang jahit untuk dibuatkan sebuah baju
panjang (gamis). Datanglah dua minggu depan, kata si tukang jahit. Insya Allah sudah selesai.
Dua minggu kemudian Nasruddin datang dengan hati riang mengharapkan hari itu dia bisa memakai
baju barunya. Tetapi ternyata baju itu belum selesai. Saya masih butuh seminggu lagi. Insya Allah
sudah selesai. Dan Nasruddin pun pulang dengan hati sedih. Minggu depan dia datang lagi. Kali ini
dengan harap2 cemas. Tetapi ternyata kecemasannya yang terbukti. Baju itu belum selesai juga.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

222
Datanglah besok, kata si tukang jahit, saya janji, Insya Allah sudah selesai. Nasruddin akhirnya
berkata jengkel, Berapa lama sebenarnya baju itu bisa kau selesaikan andaikata Allah tidak ikut
campur?

Wow...!! Kata Insya Allah ternyata hanya permainan lidah kita. Mari kita telusuri arti kata2 ini:
Insya Allah berarti jika Allah menghendaki. Jika Allah mengizinkan. Ini berarti apa pun yang kita
lakukan, inginkan, cita2kan, dan usahakan. Sekeras apa pun, secermat apa pun kita lakukan, ujung
dari semua usaha dan rasa itu adalah tergantung apakah Allah menghendaki itu terjadi atau tidak.
Insya Allah berarti penyerahan diri kita kepada Allah akan hasil akhir dari segala usaha kita itu.
Itu membuat kita tidak sombong ketika kita berhasil melakukannya juga tidak membuat kita sedih
ketika kita gagal mencapainya. Karena tugas kita hanya berusaha sepenuh kemampuan, hasil akhir di
tangan Allah.Tetapi ternyata Insya Allah kita gunakan sebagai legitimasi ketika kita tidak memenuhi
janji kita. Toh, saya sudah ucap Insya Allah. Kalo saya tidak datang berarti Allah tidak mengizinkan.
Yup, segampang itu kita beralasan. Kita tidak mau tahu apakah kita sudah cukup berusaha atau tidak.
Kita gunakan Allah sebagai tameng. Kita gunakan Insya Allah sebagai alasan. Naudzubillah.
Karenanya marilah kita ucapkan Insya Allah dengan sepenuh hati bahwa kita bermaksud
melakukan apa yang kita ucapkan. Kita gunakan jadi alat pemacu semangat kita berusaha. Dan jadi
penghibur ketika kita tidak mampu mewujudkannya.
Jangan kita ucapkan Insya Allah ketika memang tidak bermaksud untuk memenuhi
permintaan seseorang. Lebih baik berikan alasan mengapa tidak bisa.




Insya Allah berarti "jika Allah menghendaki". Ini menunjukkan bahwa kita tidak tahu yang
akan terjadi pada masa depan yang akan terjadi. Selain itu, ia juga menunjukkan bahwa manusia
punya rencana, Allah punya kuasa. Dengan demikian, kata Insya Allah menunjukkan kerendahan hati
seorang hamba sekaligus kesadaran akan kekuasaan Allah.
Beberapa penduduk Mekkah datang ke Nabi Muhammad saw. bertanya tentang roh, kisah
Ashabul Kahfi dan kisah Zulkarnain. Nabi menjawab, "Datanglah besok pagi kepadaku agar aku
ceritakan." Keesokan harinya wahyu tidak datang menemui Nabi, sehingga Nabi gagal menjawab hal-
hal yang ditanyakan. Tentu saja "kegagalan" ini menjadi cemohan kaum kafir.
Saat itulah turun ayat menegur Nabi
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu
besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhan-Mu jika
Dan ucapkan Insya Allah apabila kita berjanji dan berusaha keras memenuhi janji itu.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

223
kamu lupa dan katakanlah "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang
lebih dekat kebenarannya daripada ini." (Surah Al-Kahfi 18:24)
Dari kisah di atas kita tahu bahkan Nabi pun mendapat teguran ketika alpa mengucapkan
Insya Allah. Beginilah kita harus memahami makna ungkapan Insya Allah; ia menegaskan kesedaran
manusia akan keterbatasannya, perasaan rendah hati seseorang yang hendak berbuat sesuatu
mengetahui bahawa diatas semua yang ia lakukan dan katakan, Tuhanlah yang memiliki kekuasaan
untuk mewujudkannya.
Namun begitu, ada sebagian diantara kita sering melupakan peranan dan kekuasaan Allah
ketika hendak berencana atau mengerjakan sesuatu. Sebagian diantara kita malah secara keliru
mengamalkan kata Insya Allah sebagai cara untuk tidak mengerjakan sesuatu. Ketika kita diundang,
kita menjawab dengan kata Insya Allah bukan dengan keyakinan bahawa Allah yang punya kuasa
tetapi sebagai cara berbaik-baik untuk tidak memenuhi undangan tersebut. Kita rupanya berdalih
dan berlindung dengan kata Insya Allah.
Begitu pula halnya ketika kita berjanji, sering kali kata Insya Allah keluar begitu saja sebagai
perkataan biasa dalam pergaulan. Yang benar adalah, ketika kita diundang atau berjanji pada orang
lain, kita ucapkan Insya Allah, lalu kita mesti berusaha bersungguh-sungguh untuk memenuhi
undangan ataupun janji itu.
Bila tiba-tiba datang halangan seperti sakit, hujan, dan lainnya, kita tidak mampu memenuhi
undangan ataupun janji itu, maka di sinilah letak kekuasaan Allah. Di sinilah baru berlaku makna Insya
Allah.

JANJIMU ADALAH HUTANGMU

Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu. (Al-Maidah: 1)
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Segala perilakunya terjaga dari kekurangan dan
keburukan. Sepak terjangnya memberi manfaat buat lingkungan sekitarnya. Pepohonan hijau lestari
dalam kekuasaannya. Hewan-hewan tak terzalimi dengan tangan-tangan mukmin itu. Dan manusia
sekitar merasa senang dengan kehadirannya.

Siapapun, yang di langit dan di bumi, akan menaruh simpati pada seorang mukmin sejati. Hampir tak
satu pun buah amal yang dihasilkan muncul sia-sia. Tak ada yang mentah bergetah. Dan tak ada yang
busuk berbau. Ucapannya begitu menyejukkan telinga yang mendengar. Dan janjinya begitu
terpelihara.

Betapa beraninya seorang manusia yang mengobral janji. Seolah, tak pernah ada
pertanggungjawaban dari janji yang ia sebar. Padahal, tak satu pun janji yang keluar dari lisan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

224
seorang kecuali sebuah utang yang harus dibayar. Seberapa besar dan sekecil apa pun, janji akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt.

Sungguh mulia baginda Rasulullah saw yang terkenal dengan sifat Al-Amin. Siapa pun yang pernah
bergaul dengan beliau akan merasa puas, aman, dan hormat. Tak sekali pun Rasul mulia itu berdusta,
walau dalam canda. Tak pernah terucap janji dari lisan beliau kecuali tertunaikan dengan sempurna.
Tak ada satu amanah pun terpikul di pundak beliau, melainkan terlaksana memuaskan. Semuanya
bergulir lancar, tanpa cacat.
Tak sedikit manusia yang lupa, lalai. Kesibukan duniawi telah menelantarkan seribu satu janji yang
pernah terucap. Badai ambisi dan obsesi telah menenggelamkan semua kerikil janji: besar dan kecil.
Kasih sayang Allalah yang telah menghidupkan kesadaran hamba Allah akan janji-janji mereka.

Betapa banyak janji yang telah terucap dari mulut seorang manusia. Ada janji-janji pasti yang terikrar
sejalan dengan rute hidup yang telah ditempuh seorang anak Adam: janji pada Allah, jamaah dan
dakwah, janji sebagai seorang yang mengemban amanah, sebagai suami atau isteri, sebagai orang
tua kepada anak-anak, dan sebagai anggota masyarakat. Ada juga janji-janji lain yang lahir bersamaan
dengan pergaulan sesama manusia.

1. Janji pada Allah
Sudahkah kita tunaikan janji kita pada Allah swt. Ucapan dua persaksian seorang mukmin
kepada Allah dan Rasul adalah janji. Bahwa, tidak ada ilah selain Allah. Dan Muhammad sebagai
utusan Allah.
Benarkah persaksian sakral itu telah kita jaga dengan seluruh kesungguhan. Masihkah
kita menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah. Adakah hal lain yang lebih kita takuti selain Allah.
Adakah hal lain yang lebih kita cintai selain Allah. Adakah hal lain yang lebih kita ikuti aturannya
selain aturan Allah swt. Sudahkah kita letakkan sosok teladan bagi diri kita pada Rasulullah saw.
Atau, ada idola-idola lain yang dengan penuh keridhaan tertancap kuat dalam hati kita yang
paling dalam. Benarkah ungkapan cinta dan pengorbanan kita buat Allah dan RasulNya hanya
sekadar hiasan bibir. Ungkapan yang sering terdengar, tapi berat dalam pembuktian.
Kita pun sering berucap janji lain pada Allah. Saat shalat, ada janji terucap. Tak kurang
dari tujuh belas kali janji itu mengalir dari lidah kita. Hanya kepadaMu kami menyembah, dan
hanya kepadaMu kami memohon pertolongan.
Benarkah? Benarkah seluruh diri kita secara khusyuk tunduk dalam ibadah hanya pada
Allah. Benarkah hati kita hadir dengan seluruh keikhlasan pada Allah. Hanya karena dan untuk
Allah. Atau, masih ada bayang-bayang lain selain Allah. Bagaimana mungkin seorang hamba
Allah bisa menuntut terkabulnya doa secara sempurna, sementara nilai ibadahnya hanya
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

225
separuh. Sebagian buat Allah, dan sisanya tercecer ke hal-hal lain: ingin dibilang saleh, dipuji,
dihormati.

2. Janji pada Islam
Sebagian besar sahabat ada yang telah berjanji setia pada Rasulullah. Janji setia atau janji
itu menjadi pagar yang senantiasa menjaga kelurusan jalan islam yang mereka tempuh. Kala
tarikan-tarikan kepentingan duniawi mulai menggiring mereka ke jalan lain, janji janji itu menjadi
ingatan.
Mungkin, ada di antara kita yang sudah berjanji setia untuk istiqamah dalam jalan islam.
Sungguh, janji setia itu adalah utang. Kalau ia tertunaikan dengan baik, kebaikan itu akan
berpulang pada pelaku itu sendiri. Dan jika terkhianati, buruknya pengkhianatan itu pun akan
berbalik pada sang pelaku. Semoga, Allah menjauhi kita dari jalan tempuh yang kedua itu.
Allah swt mengabadikan peristiwa baiah nan penuh makna itu dalam surah Al-Fath : 10
Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji
setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janji
maka akibat pelanggaran itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya
kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.

3. Janji pada Isteri dan Anak
Seringkali, seorang ayah atau ibu memberikan janji karena ingin mengalihkan perhatian
anak. Mereka tidak sadar, kalau semua ucapan janji itu terekam kuat oleh anak. Ada anak yang
berani menuntut. Tapi, tidak sedikit anak yang memendam kecewa. Suatu yang oleh orang tua
remeh, padahal buat anak teramat besar.
Dari situlah, anak-anak belajar tentang janji. Seberapa suci dan tingginya sebuah janji
sangat bergantung pada kepentingan. Anak-anak menyimpulkan bahwa janji hanya permainan.
Bisa ditepati, bisa juga tidak. Tergantung pada kepentingan yang berjanji. Jika kepentingannya
sudah terpenuhi, janji tinggallah janji: hanya ucapan basa-basi. Kelak, anak-anak akan
mewariskan tabiat buruk itu.
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu, mereka yang senantiasa menjaga
amanah dan janji yang telah terutangkan. Maha Benar Allah dalam firmanNya pada surah Al-Fath
ayat 10. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang
khusyuk dalam shalatnya Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang
dipikulnya) dan janjinya.


AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

226
REFERENSI TAMBAHAN
MENUNAIKAN AMANAT


1. Definisi
Menurut bahasa : Dari kata-kata aman yaitu kebalikan dari takut.
Sedangkan amanah adalah kebalikan dari khiyanat.
Menurut Istilah: Prilaku yang tetap dalam jiwa, dengannya seseorang menjaga diri dari
apa-apa yang bukan haknya walaupun terdapat kesempatan untuk melakukannya, tanpa
merugikan dirinya dihadapan orang lain. Dan menuanaikan kewajibannya kepada orang
lain, walaupun terdapat kesempatan untuk tidak menunaikannya tanpa merugikan
dirinya dihadapan orang lain.

2. Dalil Alquran tentang Amanah
Allah berfirman,
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat." (An-Nisa': 58).

Allah berfirman,
"Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh," (Al-Ahzab: 72).

3. Dalil Dalil dari Hadits tentang Amanah
Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda,


"Tanda-tanda orang munafik ada tiga; jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan
jika diberi amanat ia berkhianat." (Muttafaq Alaihi).

Di riwayat lain ditambahkan,


'Walaupun ia berpuasa dan shalat serta mengklaim dirinya muslim."

Huzaifah Al-Yamani ra berkata, Rasulullah saw menyampaikan dua hadits kepada kami, aku
mengetahui salah satunya dan masih menunggu yang lain. Rasulullah saw bersabda: bahwa
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

227
amanah itu turun di akar hati manusia kemudian Al-Qur'an turun lalu mereka mengetahui Al-
Qur'an dan mengetahui Sunnah lalu seseorang itu tidur (melalaikannya?) maka amanah
dicabut dari hatinya, kemudian ia tidur lagi dan amanah dicabut lagi dari hatinya dan yang
tinggal hanya bekasnya, seperti bara yang jatuh ke kaki seseorang lalu ia mengangkat
kakinya padahal tidak ada apa-apa di kakinya, kemudian orang itu mengambil kerikil dan
orang-orang mengikutinya. Saat itu tidak ada seorang pun yang menunaikan amanah sampai
ada yang mangatakan:
- "Di Bani Fulan itu ada seorang yang amanah"
- "Alangkah tabahnya dia! Alangkah pandainya dia! Alangkah cerdasnya dia! padahal di
dalam hatinya tidak ada iman sebiji zarrah pun.

Telah datang suatu masa di mana aku tidak peduli siapa di antara kalian yang aku
baiat. Jika dia seorang muslim aku berharap agar dia kembali kepada agamanya dan jika dia
seorang nasrani atau yahudi aku berharap agar dia kembali kepada amal usahanya.
Sedangkan hari ini aku tidak berbaiat kecuali kepada Fulan dan Fulan." (Muttafaq Alaihi)
Huzaifah r.a. dan Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah bersabda, "Allah
mengumpulkan semua orang. Lalu orang-orang beriman berdiri hingga surga didekatkan.
Mereka lalu datang kepada Adam dan berkata, "Wahai bapak kami, bukalah surga itu untuk
kami" Adam a.s. menjawab; "Bukankah yang mengeluarkan kalian dari surga adalah
kesalahan bapakmu ini, Aku tidak berhak untuk itu, pergi saja kalian ke anakku Ibrahim
kekasih Allah".
Lalu Ibrahim pun berkata; "Aku tidak berhak untuk membukanya. Aku disebut
sebagai kekasihnya, tidak seperti itu tidak seperti itu, pergilah kalian ke Musa a.s. yang
pernah diajak bicara langsung oleh Allah.
Mereka pun datang kepada Musa, dan Musa a.s. berkata; "Aku tidak berhak untuk
itu, pergilah kalian ke Isa a.s. Ia adalah kalimat dan ruh Allah", Isa pun berkata; "Aku tidak
berhak untuk itu". Kemudian mereka datang kepada Muhammad s.a.w. dan beliau
kemudian berdiri dan diizinkan (oleh Allah SWT) untuk berdiri. Amanah dan rahim
15

diutus (untuk berangkat) lalu keduanya berdiri di samping kanan kiri sirath. Orang pertama
di antara kalian lewat seperti kilat. Demi Allah, apa yang berjalan seperti kilat? Beliau
bersabda, "Tidakkah kalian lihat, bagimana ia pergi dan datang dalam sekejap saja." Setelah
itu ada yang lewat seperti angin, lalu ada yang seperti burung. Amal perbuatan berjalan

15
Maksudnya: Sifat Amanah dan Rakhim di Akhirat nanti akan menjadi pengawal seseorang saat menyebrangi Siroth; Jika
seseorang menjaga Amanah di Dunia dan melakukan Silaturakhim maka keduanya akan menyeberangkannya dengan Selamat
sampai Surga. Sebaliknya jika seseorang tidak menjaga Amanah di Dunia dan tidak melakukan Silaturakhim maka keduanya
tidak akan mampu mengawalnya menuj Surga.
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

228
bersama orang-orang itu dan nabi mereka berdiri di sirath sambil berdoa, "Robbi,
selamatkan, selamatkan, sampai amal hamba menjadi lemah. Hingga ada seseorang yang
datang tidak bisa berjalan kecuali dengan merangkak. Di samping kanan dan kiri shirath itu
terdapat pengait-pengait yang digantungkan dan diperintahkan untuk mengambil siapa
yang perlu diambil. Ada yang tertangkap namun ia selamat dan ada yang terkait lalu
dilemparkan ke neraka. Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tangannya, kedalaman neraka
Jahannam itu sedalam tujuh puluh musim." (HR. Muslim)

Abu Khubaib dan Abdullah bin Zubair berkata; "Ketika perang Jamal Zubair
memanggilku dan aku berdiri di sampingnya. Ia berkata, 'Anakku, pada hari ini tidak ada yang
berperang selain orang zalim atau yang dizalimi. Dan aku melihat diriku pada hari ini akan
terbunuh secara zalim. Dan yang paling menggelisahkan aku adalah hutangku. Lalu ia berkata
apakah kita masih menyisakan sedikit harta?". Ia berkata lagi; "Anakku, juallah harta kita dan
bayarlah hutangku." Ia juga berwasiat agar hartanya nanti dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk
wasiat. Yang sepertiganya lagi untuk anak-anaknya, yakni anak-anak Abdullah bin Zubair". Ia
lanjutkan; "sisa dari harta kita untuk anak-anakmu." Hisyam berkata, "Sementara anak Abdullah
menyamai sebagian anak Zubair, Khubaib dan Ubad. Yang kala itu ia mempunyai sembilan orang
anak laki-laki dan sembilan perempuan. Abdullah bercerita; "Ia memberi wasiat kepadaku untuk
melunasi hutangnya seraya berkata; "Anakku, jika kamu tidak mampu melakukan sesuatu, maka
minta tolonglah kepada Pemimpinku." Dia berkata; "Demi Allah, aku tidak mengerti apa yang
diinginkannya sampai aku bertanya kepadanya; "AyahAnda, siapakah Pemimpinmu itu ?" Dia
menjawab; "Allah. Demi Allah, tidak pernah ia mempunyai hutang kemudian ia berdoa, 'Wahai
Pemimpin Zubair, lunasilah hutangnya. Lalu Allah melunasi hutangnya. Ia berkata; "Kemudian
Zubair terbunuh dan tidak meninggalkan satu dinar maupun satu dirhampun, selain beberapa
bidang tanah yang di antaranya berupa hutan. Juga 11 rumah di Madinah, 2 rumah di Bashrah, 1
rumah di Kufah, dan 1 rumah di Mesir. Hutang yang menjadi tanggungannya itu karena ada
seseorang datang kepadanya menitipkan uang. Zubair berkata, "Tidak, ia menjadi hutangku,
khawatir hilang." Setelah itu ia tidak pernah menjadi gubernur, penarik zakat, atau petugas
pajak. Ia selalu berada dalam perang bersama Rasulullah, Abu Bakar, Umar, dan Utsman ra.
Abdullah menceritakan, "Aku menghitung hutangnya, ternyata berjumlah 2.200.000." Hakim
bin Hizam menjumpai Abdullah bin Zubair dan berkata, "Nak, saudaraku punya hutang berapa?"
Aku merahasiakannya dan berkata, "Seratus ribu." Hakim berkata, "Aku pikir, harta kalian tidak
cukup untuk melunasinya." Abdullah berkata, "Bagaimana menurutmu, kalau hutangnya itu
2.200.000 ?" ia berkata, "Menurutku kalian tidak mampu melunasnya. Kalau benar kalian tidak
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

229
mampu mintalah bantuan kepadaku." Ia menceritakan, Zubair pernah membeli hutan seharga
150.000 dan Abdullah menjualnya dengan harga 1.900.000. Ia berdiri sambil berkata,
"Barangsiapa mempunyai piutang terhadap Zubair, hendaknya mengambil haknya dari hutan
ini." Kemudian Abdullah bin Ja'far datang dan mempunyai piutang terhadap Zubair 400.000.
Abdullah bin Zubair berkata, "Kalau mau aku serahkan hutan itu untukmu." Abdullah bin Ja'far
berkata, "Tidak. Bagi saja untukku satu bidang." Abdullah bin Zubair berkata; "Untukmu mulai
dari sini sampai sini."
Abdullah pun menjualnya untuk membayar hutangnya dan tersisa empat setengah bagian. Ia
datang ke Muawiyah yang di sana ada Amr bin Utsman, Al-Mundzir bin Zubair, dan Ibnu Zam'ah.
Muawiyah berkata kepadanya, "Berapa kamu hargai hutan itu." Abdullah menjawab, "Setiap
bagian seharga seratus ribu." Ia bertanya, "Berapa lagi yang masih tersisa?" Ia menjawab,
"Empat setengah bagian." Al-Mundzir bin Zubair berkata, "Aku mengambil satu bagian senilai
seratus ribu." Muawiyah bertanya, "Berapa yang masih tersisa?" Ia menjawab, "Satu setengah."
Ia menjawab, "Aku mengambilnya seharga seratus lima puluh ribu." Kemudian Abdullah
menjual bagiannya kepada Muawiyah seharga tujuh ratus ribu. Setelah Abdullah bin Zubair
melunasi hutangnya, anak-anak Zubair berkata, "Berikan hak waris kami sampai kami
mengumumkannya di musim (haji) selama empat tahun, "Ketahuilah, siapa di antara kalian yang
mempunyai piutang kepada Zubair hendaknya datang kepada kami akan kami lunasi. Maka
setiap tahun pun ia mengumumkannya hingga empat tahun. Setelah lewat empat tahun ia
membagi-bagi warisan itu dan menyisakan sepertiganya. Zubair mempunyai empat orang istri
maka masing-masing mereka mendapatkan 1.100.000. Semua hartanya berjumlah 50.100.000.
(Bukhari).

4. Keutamaan amanah
a. Amanah jalan menuju kesuksesan.
Allah berfirman: "Sesung-guhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, .... Dan orang-
orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya. (QS. 23:8)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (QS. 4:58)

b. Merupakan sifat para Rasul, Para Nabi, Orang-orang Mu'min dan para malaikat. Nabi Nuh
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

230
berkata: "Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercaya-an (yang diutus)
kepadamu,(QS. 26:107) Nabi Hud Berkata: "Ketika saudara mereka Hud berkata kepada
mereka: "Mengapa kamu tidak bertak-wa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. 26: 124-125) Lihat Nabi Sholeh Berkata: (QS.
26:143). Lihat Nabi Luth Berkata: (QS. 26:162). Lihat Nabi Syuaib Berkata: (QS. 26:178).
Rasulullah bersabda: Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan tidak ada agama
bagi orang yang tidak memmegang janji./ HR. Ahmad

c. Tanda Iman. Rasulullah bersabda:

"

/

Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak
memmegang janji./ HR. Ahmad.

Dalam hadis yang lain bersabda:

: "

/"

Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat hal tersebut, dia munafik murni, dan
barang siapa yang ada sebagian dari sifat itu, dia memiliki sebagian sifat nifak hingga dia
meninggalkannya. Yaitu: Jika dipercaya khiyanat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar
dan jika bermusuhan (berseteru) dia jahat"./ Bukhori Muslim

d. Amanah itu menandingi dunia dan isinya.

"

/

Empat hal jika dia ada dalam dirimu, engkau tidak merugi walupun kehilangan dunia. Menja-
ga amanah, berkata dengan jujur, berakhlak yang mulya dan menjaga makanan (dari yang
haram) HR. Ahmad

e. Kompeten untuk menerima tanggungjawab. Allah berfirman: " Salah seorang dari kedua
wanita itu berkata: "Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS. 28:26)
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

231

5. Ruang Lingkup Amanah
a. Amanah fitrah.
Adalah amanah besar yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah berfirman: " Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", ". (QS.
7:172)

b. Amanah anggota badan manusia.
Anggota badan merupakan amanah Allah pada manusia, karenanya manusia harus meng-
gunakannya untuk taat pada-Nya, mencari Ridlo-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Contohnya
adalah amanah "mata", Allah berfirman: " Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan-nya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya, ". (QS. 24:30-31) Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan? (QS.88:17-20)

c. Amanah dalam menunaikan hak.
Hak itu ada dua macam:
a. Hak Allah. Baik hak keyakinan, ucapan atau perbuatan. Dia adalah hak yang paling besar
yang merupakan prioritas utama untuk ditunaikan, hak yang paling utama adalah hak
tauhid, kemudaian rukun-rukun islam yang lain dan seluruh ni'mat-ni'mat Allah. Allah
berfirman: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia
itu amat zalim dan amat bodoh, (QS.33:72) Sahabat Ibnu Abbas, Imam Mujahid dan Ad-
Dlohhak berkata: Amanah Allah adalah seluruh kewajiban-kewajiban yang diwajibkan
AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

232
Allah.
b. Hak mahluk. Diantaranya adalah hak harta, seperti hutang, sewaan dan barang titipan.
Hak mahluk yang lain adalah hak selain harta, seperti menjaga kehormatan, memberi
nasihat dll.
e. Amanah majlis.
Rasulullah ber-sabda:
: " :

/"

Semua majlis itu merupakan amanah kecuali 3 hal. Yaitu majlis penumpahan darah, majlis
hubungan badan yang diharamkan dan majlis pelanggaran terhadap harta orang lain./ HR.
Abu Dawud dan Ahmad.

f. Amanah keluarga.
Diantaranya adalah menunaikan kewajiban keluarga. Rasulullah bersabda:

"

/
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban
terhadap kepemimpinannya. Seorang lelaki menjadi pemimpin dalam keluarganya, seorang
wanita menjadi pemimpin dirumah suami dan anak-anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin
dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya./ HR. Bukhori

g. Amanah kerja professional.
Rasulullah bersabda:
: " :

/"
Setiap pengkhianat akan mendapatkan bendera di belakang (bokong). Panjang dan pendek
bendera tersebut sesuai dengan kadar penghianatannya. Ketahuilah bahwa penghiyanatan
yang paling besar adalah penghianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya./ HR. Bukhori

h. Amanat kepemimpinan.
Kepemim-pinan itu adalah amanat, Abu Dzar berkata:

/"

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

233
Wahai Rasulullah jadikan-lah saya sebagai pemimpin, maka Rasulullah menepuk pndaknya
sambil berkata: Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah dan
kepemimpinan itu adalah amanah, dia dihari kiamat nanti merupakan penyesalan dan
kesedihan, kecuali yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban
didalamnya./ HR. Muslim.

Memberikan kepemimpi-nan kepada ahlinya juga merupakan amanah. Seorang sahabat
bertanya: Kapan kiamat? Rasulullah bersabda:

/"


Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat. Sahabat bertanya: Disia-siakan
yang bagaimana?, Rasulullah bersabda: Jika urusan telah diserahkan kepada yang bukan
ahlinya maka tunggulah hari kiamat /HR. Bukhori.

Dalam sebuah hadis yang lain Rasulullah bersabda:
"

/"

Barangsiapa mengangkat pemimpin karena fanatisme golongan, padahal disana ada orang
yang lebih diridloi oleh Allah, maka dia telah berhianat kepada Allah, Rasulnya dan orang-
orang mu'min. /HR. Hakim.

4. Peringatan bagi orang yang berhianat
1. Khianat merupakan sifat dari orang munafik.
Rasulullah bersabda:
" : :

/
Tanda-tanda orang munafik ada 3. Jika berbicara berbohong, jika berjanji ingkar dan jika
dipercaya berhianat. / HR. Bukhori Muslim

2. Dipermalukan di hari kiamat.
"

/"
Setiap penghianatan akan mendapat bendera di hari kiamat, disebutkan ini
penghianatan si fulan dan ini penghianatan sifulan./ HR. Bukhori Muslim.

AAI FK UGM 2010 Enlightening Your Life!

234
3. Tidak disukai oleh Allah.
Allah berfirman: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (QS.
8:58) Dalam ayat yang lain Allah berfirman: Dan janganlah kamu berdebat (untuk
membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguh-nya Allah tidak menyukai
orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, (QS. 4:107) Dalam ayat yang
lain Allah berfirman: Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari
ni`mat. (QS. Al-Hajj: 38)

4. Hianat merupakan sifat orang yahudi
Allah Berfirman:
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati
mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-
tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah
diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat
pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat),
maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik. (QS. 5:13)

5. Hianat adalah jalan menuju neraka.
Allah berfirman: Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-
orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di
antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya,
maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah;
dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang
masuk (neraka)". (QS. 66:10)

Anda mungkin juga menyukai