Anda di halaman 1dari 22

ISLAM DAN IPTEKS

Dakwah Bilhal Melalui


Pengembangan dan Penerapan
IPTEKS

Firly Hurun Jannati


Fertika DY
Riva Athul Mahmudah
Sholahuddin
ISLAM DAN IPTEKS

Dakwah bi al-hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang


dilakukan dengan tindakan nyata atau amal nyata terhadap
kebutuhan penerima dakwah , sehingga tindakan nyata
tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima
dakwah. Misalnya dakwah dengan membangun rumah sakit
untuk keperluan masyarakat sekitar yang membutuhkan
keberadaan rumah sakit. Tema utama dakwah ke lapisan
bawah adalah dakwah bi al-hal, yaitu dakwah yang diletakkan
kepada perubahan dan perhatian kondisi material lapisan
masyarakat miskin. Dengan perbaikan kondisi material itu
diharapkan dapat mencegah kecenderungan ke arah
kekufuran karena desakan ekonomi.
ISLAM DAN IPTEKS
Globalisasi merupakan hasil dari kemajuan IPTEK sebagai
kelanjutan dari revolusi industri., memang telah banyak
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan
manusia. Namun disisi lain manusia semakin tidak tenteram
dan tidak ada kedamaian dalam kehidupannya akibat dari
perasaan cemas dari dampak negative yang ditimbulkan oleh
globalisasi. Dimana bencana dan bahaya setiap saat dapat
mengancam kehidupan mereka.

Dari sekian gejala social yang ditimbulkan oleh globalisasi


diatas, ada fenomena umum yang dapat dirasakan atau dilihat
dewasa ini apabila dikaitkan dengan dakwah, maka hal
tersebut merupakan tantangan dan juga “pekerjaan rumah”
bagi para da’i (juru dakwah).
ISLAM DAN IPTEKS
Artinya para da’i harus tampil dengan jurus-jurus jitu dalam
menyampaikan bahasa agama pada kehidupan masyarakat
yang sudah terkontaminasi dengan era globalisasi itu.

Bila para da’i masih tampil dengan gaya lama, sementara


kondisi kekinian tampil dengan problema globalisasi yang serba
menantang, maka mau tidak mau, suka tidak suka pasti gaya
lama akan “tergusur”. Akibatnya upaya-upaya untuk
membumikan ajaran islam ditengah-tengah masyarakat, baik
masyarakat kota maupun masyarakat pedesaan pasti
mengalamai hambatan.
ISLAM DAN IPTEKS

Bila kita amatai dikawasan industri dan masyarakat perkotaan


misalnya, berdomisili banyak ilmuan dari berbagai disiplin ilmu
serta para usahawan yang sukses. Namun mereka haus
ketenangan batin atau kertenangan jiwa. IPTEK yang dimilikinya
tidak mampu memberikan kepuasan batin dan ketenangan jiwa,
sehingga mereka berusaha menemukan itu melalui pendekatan
ajaran spiritual keagamaan. Mereka berusaha memadukan
antara disiplin ilmu yang ditekuninya dengan ajaranajaran
agama yang diyakininya , sehingga agama terasa dan terbukti
semakin rasional dan menyentuh. Oleh karena itu dibutuhkanlah
dakwah al bil-hal ini.
ISLAM DAN IPTEKS
A. Setiap Muslim Adalah Da’I
     

“Kita adalah da’i sebelum menjadi apapun”. Dari kalimat


tersebut dapat kita simpulkan bahwa pada dasarnya, kita adalah
seorang da’i sebelum kita menjabat suatu profesi apapun.
Perkataan Hassan Al-Banna tersebut dapat menjadi cerminan,
bahwa pada hakikatnya, seorang muslim adalah pendakwah.
Ketika seseorang menuntut ilmu dan memiliki pengetahuan,
saat itu pula ia memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan ilmu
yang dimilikinya tersebut. Ketika seseorang sadar bahwa ia telah
memiliki bekal untuk mengamalkan sunnah, saat itu pula ia
berkewajiban menyeru orang lain kepada Islam. Banyak hal yang
dapat kita lakukan untuk mengaktualisasikan amanah dalam kita
menjadi seorang da’i, salah satunya adalah menjadi seorang
murobby.
ISLAM DAN IPTEKS
Seorang murobby harus memiliki niat yang ikhlas. Ikhlas karena
Allah Ta’ala semata, membuang jauh-jauh tendensi untuk mencari
popularitas atau pujian apalagi niatnya adalah untuk mencari
pengikut yang banyak. Niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala
bermakna seorang murobby melakukan tarbiyah untuk
mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah subuhanahu wa ta’ala,
memperbaiki hamba-Nya dan mengeluarkan mereka dari
kegelapan kebodohan dan kemaksiatan menuju cahaya ilmu
ketaatan. Niat yang ikhlas juga akan menggiring seorang murobby
melahirkan dakwahnya dari dasar kecintaan kepada Allah dan
untuk agama-Nya, serta kecintaan kepada kebaikan untuk semua
manusia. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
ISLAM DAN IPTEKS
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu
apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan?” (QS. Hud: 15-16)
ISLAM DAN IPTEKS
B.      Bekerja Adalah Dakwah
Di dalam dunia pekerjaan, seorang Muslim adalah
bertanggungjawab untuk berdakwah. Tidak kiralah apa kategori
pekerjaan, sama ada bekerja di dalam pejabat yang berhawa
dingin, di tapak pembinaan ladang dan sawah sekalipun,
tanggungjawab sebagai Da’i itu terletak di bahu kita. Kita perlu
dakwah di tempat kerja. Ia selaras dengan firman
Allah subhanahu wa ta’ala dalam Surah Ali Imran ayat 110 yang
artinya:
‘Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah daripada yang
munkar, dan beriman kepada Allah.’
Usaha berdakwah di tempat kerja ini janganlah disalahartikan
dengan pengertian yang sempit.
ISLAM DAN IPTEKS
Dakwah bukan bermaksud untuk mengajak manusia melupakan
tanggungjawab bekerja dan melaksanakan amal ibadah yang
spesifik semata-mata. Bekerja itu sendiri merupakan satu ama
libadah apa lagi jika ianya diniatkan kerana Allah subhanahu wa
ta’ala dan dilaksanakan dengan penuh amanah, fokus dan ikhlas.
Usaha dakwah juga jangan ditafsirkan sebagai ‘hendak tunjuk
alim’ atau ‘hendak tunjuk pandai’.

Jika begitu, semua orang akan takut untuk berdakwah kerana


seorang Da’i yang member dakwah tidak mau dipandang sebagai
penyibuk manakala yang menerima dakwah pula berasa tidak
selaras dan menganggap konteks dakwah itu sebagai sesuatu
yang tidak bermanfaat.
ISLAM DAN IPTEKS
Adapun ganjaran usaha dakwah. Firman-Nya dalam surah Ali-
Imran ayat104 yang artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung."
Sebagai da’i di dalam konteks dunia pekerjaan, seseorang itu
perlulah terlebih dahulu memperlengkapkan dirinya supaya usaha
dakwahnya akan menjadi sempurna.
ISLAM DAN IPTEKS
C.  Kewajiban Mengembangkan Dan Menyampaikan

Ilmu KIMIA
Menyampaikan ilmu sangatlah penting untuk kemajuan Agama,
Bangsa dan Negara, baik dalam segi moral maupun material. Dan
ilmulah yang memperbaiki semuanya. Memyampaikan ilmu
bermanfaat untuk kehidupan, kebahagian dunia dan akherat.
Orang yang mendengarkan dan menyampaikan ilmu bagaikan
tanah yang terkena air hujan, mereka adalah orang alim yang
mengamalkan ilmunya dan mengajar. Seperti yang diterangkan
dalam Al-Quran yang artinya
“Dan hendaklah ada di antara kalian segolong umat yang menyeru
pada kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. “ (Ali
Imran, 104)
ISLAM DAN IPTEKS
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,
karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran
dan meninggalkan kebodohan. Menuntut ilmu merupakan ibadah
sebagaiman sabda Nabi Muhammad salallahu alahi wassalam.
Artinya :
“Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan
perempuan”

Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara


laki-laki dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari
menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke
arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan
perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.
ISLAM DAN IPTEKS
Adapun beberapa dasar hukum menuntut ilmu antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Hadits Rasullulah salallahu alaihi wassalam
Yang berbunyi :”Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim,
waktunya adalah dari buaian ibu (bayi), sampai masuk liang kubur”. Hadits dari
Rasullulah salallahu alaihi wassalam yang sangat jelas sekali perintahnya, bahwa
dalam Islam menuntut ilmu hukumnya adalah wajib yang artinya adalah jika
dikerjakan dan dilaksanakan kita akan mendapat pahala, jika diabaikan,
disepelekan/tidak dilaksanakan kita akan mendapat dosa. Jadi permasalahan
yang mendesak sekarang adalah, jika kita mengaku sebagai seorang Muslim,
segeralah dan jangan ditunda-tunda lagi untuk menuntut ilmu agama Islam
yang benar, benar dalam artian yang sesuai dengan Alqur`an dan Hadits Shahih
dari Rasullulah salallahu alaihi wassalam, agar kita memperoleh petunjuk dan
kebenaran dalam Islam yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui
Rasulnya Muhammad salallahu alaihi wassalam, sehingga kita dasar dalam
beragama Islam tidak hanya mendugaduga atau berprasangka saja.
ISLAM DAN IPTEKS
2. Al-Qur’an Surat Al-Ashr
Yang berbunyi sebagai berikut: "Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat
menasehati Supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran". Ingatlah Allah subhanahu wa ta’ala
telah bersumpah dalam surat ini dengan masa / waktu yang
didalamnya terjadi peristiwa yang baik dan yang buruk,
bersumpah bahwa setiap manusia didunia ini, baik itu orang Islam
atau di luar Islam pasti akan mengalami kerugian, kecuali yang
memiliki 4 (empat hal) yaitu : 1. Iman, 2. Amal Shaleh, 3. Saling
menasehati supaya mentaati kebenaran, 4. Saling menasehati
supaya menetapi kesabaran.
ISLAM DAN IPTEKS
3. Hadits-Hadits tentang Kewajiban Menuntut Ilmu
a. “Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-
orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat.“ (QS. Al Mujadalah, 11)
b. “Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin
maupun muslimah).” (HR. Ibnu Majah)
c. “Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut
ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju
Syurga.” (Shahih Al Jami)
d. Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah
akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim).
ISLAM DAN IPTEKS
e. “Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu
pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju surga.”(Bukhari)
f. “Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di
jalan Alloh sampai dia kembali.” (Shahih Tirmidzi)
g. “Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan
kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang
mengajar kamu.” (HR. Ath-Thabrani)
h. “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Qur’an dan
yang mengajarkannya.” (HR Bukhari )
i. “Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid
(ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang.”
(HR. Abu Dawud )
ISLAM DAN IPTEKS

"Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu kimia," cetus


Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Tanpa tedeng
aling-aling, Will Durant dalam The Story of Civilization IV: The
Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di
zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia
modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya
diciptakan oleh peradaban Islam. "Dalam bidang ini (kimia),
peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas
melahirkan hipotesis yang samar-samar," ungkapnya. Sedangkan,
peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi
yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau
dokumen yang begitu teliti.
ISLAM DAN IPTEKS
Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era
kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia. Kimiawan
Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah
industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan
memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan
telah berhasil menghasilkan sederet produk dan penemuan yang
sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.

Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah,


dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia
penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat,
asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa penting dalam
kehidupan manusia modern--merupakan penemuan para
kimiawan Muslim
ISLAM DAN IPTEKS

Ilmu kimia wajib dikembangkan karena dapat membantu


umat manusia dalam melakukan segala sesuatu hal seperti
yang dilakukan dalam industri farmasi, tekstil, perminyakan,
kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga
militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah
karya dan dedikasi para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan,
Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina, dan masih banyak
yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi
sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu
kimia.
ISLAM DAN IPTEKS

Kewajiban menyampaikan Ilmu kimia adalah karena hidup


manusia tidak bisa di lepas dari ilmu kimia. Dengan mempelajari
ilmu kimia kita bisa mengetahui senyawa-senyawa yang
berbahaya yang ada pada senyawa kimia. Terutama pada bahan
pangan dengan mengetahui bahan kimi yang berbahaya dapat
membantu kita untuk lebih berhati-hati lagi dalam membeli
bahan panagan.
ISLAM DAN IPTEKS

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai