Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Fitri Rahmawati

Nim : 181620006
Mata Kuliah : Kimia Pemisahan
Dosen Pembimbing : Dedeh Kurniasih, S.Pd,. M.Si.

ANALISIS PEWARNA SINTESIS PADA JELY

Saat ini yang sering terjadi dikalangan masyarakat adalah kekhawatiran


kelayakan konsumsi berbagai makanan yang dijual di toko ataupun jajanan untuk anak-
anak di pinggir jalan. Kita harus mewaspadai dan mengecek apakah makanan tersebut
baik dikonsumsi ataupun tidak. Hal tersebut dikarenakan maraknya penggunaan
pewarna sintesis dan pemanis buatan yang berlebihan.

Berbagai jenis pangan dan minuman yang beredar di indonesia, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja telah diwarnai dengan pewarna tekstil atau yang bukan
food grade, yang tidak diizinkan digunakan dalam pangan. Berdasarkan beberapa
penelitian telah dibuktikan bahwa beberapa zat pewarna tekstil yang tidak diizinkan
tersebut bersifat racun bagi manusia sehingga dapat membahayakan kesehatan
konsumen, dan senyawa tersebut mempunyai peluang dapat menyebabkan kanker pada
hewan-hewan percobaan (Cahyadi, 2009).

Zat pewarna makanan merupakan suatu senyawa berwarna yang memiliki


afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya.Warna dari suatu produk makanan
ataupun minuman merupakan salah satu ciri yang sangat penting. Warna merupakan
kriteria dasar untuk menentukan kualitas makanan, antara lain warna juga dapat
memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan.

Adapun keluhan kekhawatiran yang saya dengar dari kalangan ibu-ibu yaitu
mereka terkadang merasa khawatir dengan jajanan yang dibeli anak-anak seperti jelly
yang dijual di toko-toko. Karena begitu banyak merk jelly ditoko-toko seperti nutrijel,
special ingredients premix, inaco, kosena kidz, nevy jelly, dan top jelly. Mereka
khawatir kandungan pewarna pada jelly yang mereka beli tidak aman untuk dikonsumsi.
Biasanya jelly menggunakan pewarna sintetik seperti Allura Red, Methanil Yellow, dsb.
Jadi perlu ketelitian dan kewaspadaan dalam melihat dan memilih jelly atau jajanan
lainnya. Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu kita lihat bahan-bahan yang tertera
didalam kemasan, kemudian kenali warna dan aroma jajanan tersebut, apabila warnanya
terlalu mencolok dan aromanya agak tajam berarti patut kita curigai. Selain itu kita juga
bisa menguji bahan makanannya menggunakan metode kromatografi keras. Kita dapat
menggunakan sampel (jelly) apa saja.

Metode Penelitian

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam.
Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Sampel tinta diteteskan
pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna larut
dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga di teteskan pada
garis yang sama. Metode yang digunakan yaitu uji kualitatif, dengan menentukan jenis
zat pewarna sintetis atau zat pewarna alami yang digunakan pada sampel makanan
(jelly) dengan menggunakan metode kromatografi kertas yang diulang sebanyak 3 kali.

1. Alat
1) Gelas piala
2) Batang pengaduk kaca
3) Kertas saring
4) Bejana kromatografi
5) Penangas air
6) Benang wol bebas lemak
7) Kertas saring biasa
8) Kertas saring whatman no. 1

2. Bahan
1) Asam asetat glasial
2) Amonia 10 %
3) Larutan baku zat pewarna pangan
4) Sampel Jelly

3. Prosedur kerja
 Sampel makanan dikomposit terlebih dahulu dan ditumbuk.
 Kemudian ditimbang sebanyak 20 gram, dan dimasukkan ke dalam gelas kimia,
ditambahkan 10 mL asam asetat (CH3COOH) 10% dan benang wol secukupnya.
 Sampel kemudian dipanaskan dengan hot plate hingga zat pewarna melekat pada
benang wol. Zat pewarna yang telah melekat pada benang wol kemudian dicuci
hingga bersih dengan akuades.
 Benang wol yang telah dicuci, dimasukkan ke dalam gelas beaker dan
ditambahkan 5 mL larutan amonia (NH3).
 Gelas beaker yang telah berisi benang wol dan larutan amonia, dipanaskan
kembali dengan hot plate hingga zat pewarna tidak melekat pada benang wol.
 Larutan yang berwarna kemudian dimasukkan ke tabung reaksi.
 Kertas saring whatman disiapkan, kemudian digaris menggunakan pensil dengan
jarak 2 cm dari sisi bawah kertas.
 Tempat sampel ditandai tanda titik dengan jarak 1,5-2 cm tiap sampel. Sampel
diletakkan pada tiap titik sebanyak 10 μL menggunakan pipet tetes.
 Bejana kromatografi disiapkan dan eluen (air destilasi) dimasukkan, selanjutnya
dijenuhkan dengan uap eluen. Kertas yang telah ditotol sampel dan standar,
dimasukkan dalam bejana kromatografi.
 Pendiaman dilakukan selama 5-10 menit atau pelarut hampir mencapai batas
ketinggian 2 cm dari batas atas, atau dengan ketinggian secukupnya sesuai
keperluan. Sampel dibiarkan dengan angin-angin/ blower. Tanda batas pelarut
diberi pada bagian atas dan dilakukan pengamatan.
 Diamati noda yang diperoleh, kemudian dihitung harga Rf-nya. Bandingkan
harga
Rf bercak larutan uji dengan Rf bercak zat warna pembanding
 Biasanya jelly menggunakan pewarna sintetik Allura. Jika hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan zat pewarna Allura Red masih dibawah batas
maksimum (70-300) maka produk tersebut masih aman untuk dikonsumsi.
Daftar Pustaka

Cahyadi. W. (2009). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/12345678
9/67574/Chapter%2520II.pdf%3Fsequence%3D4%26isAllowed
%3Dy&ved=2ahUKEwiNp9-
Ey_jqAhWDSH0KHRRcBMsQFjAEegQIAxAC&usg=AOvVaw1F2Si9vZJ40K_A
kqi17y7B Diakses tanggal 1 Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai