Anda di halaman 1dari 3

deteksi zat pewarna sintetik dapat dilakukan secara sederhana dengan menggunakan peralatan yang sederhana, seperti gelas,

air dan kertas saring. Sehingga tidak diperlukan adanya pelarut ataupun memerlukan tersedianya peralatan khusus. Metoda ini dapat dikerjakan di rumah maupun di lapangan. Keistimewaan atau keuntungan penting dari metoda tersebut adalah karena cara analisisnya tidak membutuhkan ketersediaan zat pewarna-pewarna standar apapun. kemampuan zat pewarna tekstil yang berbeda dengan zat pewarna makanan sintetis, di antaranya karena daya kelarutannya dalam air yang berbeda. Zat pewarna tekstil seperti misalnya Rhodamin B (merah), Methanil Yellow (kuning), dan Malachite Green (hijau), bersifat tidak mudah larut dalam air. Sedangkan prinsip kerjanya adalah kapilaritas kertas saring dengan pelarut air (PAM, destilata, atau air sumur) . Setelah zat pewarna diteteskan di ujung kertas saring, air dari bawah akan mampu menyeret zat-zat pewarna keatas. Apabila bahan pewarna tersebut merupakan bahan yang aman dikonsumsi, maka akan terseret jauh (lebih dari 5 cm) oleh air dari gelas secara kapilaritas. Sedangkan jika bahan pewarna tersebut merupakan zat pewarna yang berbahaya seperti bahan pewarna tekstil maka tidak akan terseret jauh oleh air (kurang dari 3 cm) melalui kapilaritas pada kertas saring. Bahkan terkadang tetap diam ditempat, hal ini menunjukan bahwa sifat zat pewarna tekstil tidak mudah larut dalam air. Jika terseret antara 3 sampai 5cm maka meragukan dan harus diuji dengan uji laboratorium yang lebih teliti. Cara ini praktis untuk mengecek atau mengidentifikasi zat warna dalam kemasan yang akan digunakan untuk mengolah makanan secara spesifik. Para teknisi laboratorium dan lembaga konsumen, bahkan siswa

SMA serta konsumen awam, kini dapat dengan mudah, cepat dan sederhana mendeteksi zat warna tekstil tersebut, bila diinginkan. Keunggulan lain dari metoda sederhana ini adalah tidak diperlukannya standar pembanding (kecuali ingin mendeteksi zat pewarna apa). Akan tetapi hasil uji dengan metoda tersebut perlu pula dikonfirmasi lebih lanjut dengan uji yang dikerjakan di laboratorium dengan menggunakan metoda konvensional. Sehingga dapat benar-benar diyakini bahwa bahan pewarna tersebut tidak mengandung bahan pewarna untuk tekstil. Hal ini penting karena terkadang hasil penelitian terbaru dapat mencabut ijin pemakaian bahan pewarna tertentu yang sebelumnya tercantum di dalam daftar pewarna yang diijinkan oleh Badan Pengawasan Obat-Obatan dan Makanan (BPOM). C. Bahan Pewarna Berbahaya Pada Makanan Zat pewarna makanan tidak lain hanyalah berfungsi sebagai penarik perhatian agar terkesan enak dan lezat. Zat pewarna makanan dibedakan menjadi dua macam yaitu pewarna makanan alami dan buatan (sintetik). Pewarna makanan yang paling aman untuk dikonsumsi yaitu pewarna makanan alami. Sedangkan pewarna sintetik kurang aman bahkan bisa berbahaya jika mengandung zat kimia yang tidak layak untuk dicampurkan pada makanan. Contoh bahan-bahan pewarna makanan berbahaya yang ditemukan dipasaran sebagai campuran pewarna antara lain. 1. Rhodamin B, Warnanya merah dan sifatnya tidak mudah larut dalam air, seringdigunakan sebagai pewarna tekstil.

2. Methanil Yelow Warnanya kuning dan sifatnya tidak mudah larut dalam air. 3. Malchite Green Warnanya hijau dan sifatnya tidak mudah larut dalam air. D. Kertas Saring Kertas saring yaitu kertas yang terbuat dari bahan-bahan selulosa. Bahan selulosa yaitu bahan-bahan yang tebuat dari tumbuh-tumbuhan. Misalnya bubur rumput, jerami dan kayu. Kertas saring sering disebut Filter Paper. Kegunaan kertas saring yaitu untuk menyaring bahan-bahan atau zat yang bersifat cair, atau dapat memisahkan sebuah campuran dalam kegiatan praktik, pengujian atau penelitian dalam laborat. Kertas saring bersifat menyerap air, bahkan daya serap terhadap zat cair paling baik jika dibandingkan dengan kertas biasa lainnya. Keunggulan daya serap yang optimal menjadikan kertas saring sangat baik untuk eksperimen yang berhubungan dengan kapilaritas. Oleh Karena itu pada penelitian ini cukup efektif dan hasilnya lebih optimal maka peneliti menggunakan kertas saring.

Anda mungkin juga menyukai