Anda di halaman 1dari 6

SOAL UTS MAKTUL HADIS TARBAWI

Setri aldi { STAIPI semester 3}

1.a. Tujuan mempelajari hadis tarbawi adalah agar


mengetahui pendidikan yang dianjurkan oleh
rasul. Hadits tarbawi adalah hadits yang membahas
tentang pendidikan yang di ajarkan oleh Rasulullah.
Pembahasan
Ditinjau dari segi bahasa lafadz Hadits berasal dari kata “
Hadatsa-Yahdutsu-Hudutsun-Hadatsatun-Haaditsun-
Mahdutsun “ yang berarti Baru, dekat, berita ataupun
riwayat. Sedangkan menurut istilah (Jumhuru’l-Muhadditsin)
ialah sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan dan
taqrir dan yang sebagainya. Sedangkan lafadz“Tarbawi”
berasal dari terjemahan bahasa Arab, yaitu Rabba-Yurabbi-
Tarbiyyatan Yang bermakna pendidikan, pengasuhan, dan
pemeliharaan. Jadi yang dimaksud dengan Hadits
Tarbawi adalah Hadits yang membahas tentang pendidikan
yang di ajarkan oleh Rosululloh SAW.
Contoh hadis tarbawi yaitu Pentingnya menguasai ilmu
pengetahuan.
‫ َو َم ْن َأَر اَد ُهَم ا َفَع َلْيِه بِالِع ْلِم‬، ‫ َو َم ْن َأَر اَد اآلِخ َر َه َفَع َلْيِه ِباْلِع ْلِم‬، ‫َم ْن َأَر اَد الُّد ْنَيا َفَع َلْيِه ِبْالِع ْلِم‬
"Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka
hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan
akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa
yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah
ia menguasai ilmu." (HR. Ahmad).
Pembentukan akhlak dilakukan berdasarkan asumsi bahwa
akhlak adalah hasil usaha pendidikan, latihan, usaha keras
dan pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya. Sulit bagi
seseorang mengaplikasikan suatu perbuatan akhlak tanpa ia
mengetahui, memahami, belajar dan berlatih, serta
melakukan pembinaan terhadap perbuatan akhlak itu sendiri
melalui suatu proses yang disebut pendidikan.

b.memperkaya pemahaman kita tentang ajaran islam dan


penerapannya dalam konteks pendidikan.

~ membantu peserta didik memahami penting nya marolitas,


etika,dan kepemimpinan dalam pendidikan.

~ memberikan pedoman praktis dalam proses mendidik anak- anak


dengan nilai-nilai islam yang kuat.

2.Pendidikan Melalui Alam Semesta


Proses pendidikan melalui alam semesta bukanlah proses yang mudah untuk
diterima oleh setiap siswa. Ini adalah proses yang menuntut siswa untuk mau
mencoba banyak hal dan pelatihan untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Jika
Anda seorang pelajar dan ingin mengikuti opsi ini, Anda harus menyadari
beberapa pertimbangan penting. Artikel ini akan membantu Anda memahami
beberapa hal penting yang harus Anda lakukan saat menjadi mahasiswa pendidikan
melalui alam semesta.

Anda perlu tahu bagaimana mengevaluasi hasil Anda dari pelatihan seluruh alam
semesta. Anda perlu mengevaluasi diri Anda berdasarkan hasil Anda sehingga
Anda bisa mendapatkan pendidikan terbaik yang layak Anda dapatkan. Anda perlu
mengetahui hal-hal yang Anda kuasai dan hal-hal yang tidak Anda kuasai. Jika
Anda berpikir bahwa Anda pandai melakukan beberapa hal, maka Anda dapat
mencoba hal-hal itu. Tetapi jika Anda berpikir bahwa Anda tidak begitu baik,
maka Anda perlu pelatihan yang akan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan Anda.

Anda harus memiliki keseimbangan yang baik antara pikiran, jiwa, dan jiwa Anda.
Menjadi seimbang sangat penting bagi seorang siswa untuk memiliki pola pikir
yang benar ketika akan menempuh pendidikan melalui alam semesta. Memiliki ini
akan memungkinkan Anda untuk mencapai tujuan yang ingin Anda capai dan juga
akan memungkinkan Anda untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Ini akan mengeluarkan potensi penuh Anda dan juga akan membuat Anda menjadi
orang yang lebih baik.

Anda juga perlu menemukan hal-hal yang menarik bagi Anda dan yang akan
membuat Anda bahagia. Dengan menemukan hal-hal yang Anda sukai, Anda akan
tetap tertarik pada pelatihan dan Anda tidak akan mudah bosan. Jadi, ini akan
membuat pendidikan Anda jauh lebih mudah.

3. a. metodenya adalah dengan menuntut ilmu


b. ‫َو َم ْن َس َلَك َط ِر يًقا َي ْلَت ِمُس ِفيِه ِع ْلًما َس َّه َل ُهَّللا َلُه ِبِه َط ِر يًقا ِإَلى اْلَج َّن ِة‬

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699).

4. Menurut Syaikh Utsaimin futur atau rasa malas dalam melakukan


kebaikan adalah penyakit. Kian banyak menjangkiti orang-orang yang
menuntut ilmu agama dan juga orang-orang yang berusaha menapaki jalan
kebenaran. Ada banyak sebab yang membuat seseorang menjadi futur. Di
antaranya adalah :

1) Hilangnya keikhlasan, 2) Lemahnya ilmu Syar’i, 3) Kecintaan hati yang


besar kepada dunia dan banyak melupakan akhirat, 4) Fitnah (cobaan)
berupa istri dan anak, 5) Hidup di tengah masyarakat yang rusak, 6)
Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dalam
meraih kebaikan, 7) Melakukan dosa serta memakan makanan yang
haram, 8) Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu
maupun berdakwah), 9) Lemahnya iman, 10) Menyendiri, dan tidak mau
bergabung dengan saudara seiman yang lainnya, saling tolong menolong
dalam kebaikan, 11) Lemahnya pendidikan (tarbiyyah) imaniyyah dan
seterusnya. Syaikh Utsaimin pernah ditanya, “banyak penuntut ilmu agama
yang lemah tekadnya dan futur dalam menuntut. Sarana apa saja yang
dapat membangkitkan tekad dan semangat dalam menuntut ilmu?“. Beliau
menjawab, Dha’ful himmah (tekad yang lemah) dalam menuntut ilmu
agama adalah salah satu musibah yang besar.

b. Setiap orang memiliki kemampuan akademis yang berbeda-beda. Ada yang sekali dua kali
belajar menguasai materi sudah paham. Selanjutnya ada juga yang butuh belajar berkali-kali
agar lebih menguasai dengan sempurna.
Apa pun kemampuan akademis yang kamu miliki saat ini, pertahankan minat untuk mau
belajar. Kalau kamu tidak memiliki minat belajar dengan baik serta hasratnya hilang, materi
apa pun yang diajarkan akan sulit dimengerti. Bahkan, kamu jadi tidak acuh saat diajari.

Kalau seseorang sudah mulai malas dan tidak peduli dengan mata pelajaran atau materi yang
akan dipelajari, hasrat untuk mulai membaca akan rendah. Dampaknya, semudah apa pun
materi yang kamu pelajari, hasilnya tidak akan maksimal.

1. Berusaha Membuka Diri


Salah satu alasan mengapa seseorang tidak memiliki hasrat sama sekali pada materi atau
pelajaran tertentu adalah tidak mau membuka diri. Meski belum pernah mempelajarinya,
mereka sudah menganggap materi itu sulit. Akhirnya alih-alih mulai belajar, mereka lebih
memilih untuk menutup diri.

Kalau kamu ingin meningkatkan minat belajar terkait apa pun, hal pertama yang harus
dilakukan adalah berusaha membuka diri. Kalau kamu tidak bisa membuka diri, semudah apa
pun materinya tidak akan mau belajar. Bahkan, mendengar namanya saja seperti sangat
menyeramkan.

Kita ambil contoh sederhana saja, yaitu pelajaran matematika. Kalau seseorang sudah tidak
mau membuka diri, pelajaran ini akan terasa sangat mengerikan dan sulit dipelajari. Padahal
kalau mau membuka diri, masih ada cara untuk menguasainya dengan sempurna.

2. Mengaplikasikannya dalam Kehidupan Sehari-hari


Kesalahan terbesar yang sering kamu lakukan saat belajar adalah menganggap apa saja yang
dipelajari hanya berguna saat ujian. Kalau semua sudah selesai, materi akan dilupakan begitu
saja. Itulah kenapa banyak orang lebih memilih untuk belajar sekejap saja meski tidak minat.

Kalau kamu merasa sama seperti itu juga, coba tingkatkan hasrat belajar dengan cara
mengaplikasikan apa yang dipelajari di kehidupan sehari-hari. Kalau kamu bisa melakukan
itu, materi yang terlihat sulit sekali pun tidak akan terasa membebani.

Misal kamu sedang mempelajari tentang pemasaran. Coba praktikan hal itu ke kehidupan
sehari-hari saat berjualan barang atau melakukan promosi. Kalau materi ini hanya dipelajari
secara text book tentu terasa membosankan dan bertele-tele.
3. Mencari Teman untuk Belajar
Belajar sendirian saja dan materinya cukup sulit akan membuat seseorang akhirnya
mengalami kebosanan. Kalau seseorang mengalami kebosanan, materi apa pun yang akan
dipelajari tidak akan masuk ke pikiran. Kalaupun bisa masuk, tidak akan maksimal kalau
kamu mempelajari materi menarik.

5. Menurut Ibnu Katsier Tafaqquh fiddin adalah mempelajari apa


yang telah diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, mendengarkan apa
yang telah terjadi pada manusia dan apa yang diturunkan Allah
kepada mereka.

~ Pendidikan memegang peranan yang sangat strateis dalam menentukan kualitas suatu bangsa.
Karena proses pendidikan adalah membentuk, membina dan mengembangkan manusia, sehingga
secara kualitatif memiliki kemampuan untuk membangun rakyat dan negara. Berangkat dari konsep
pendidikan Agama Islam, yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam disekolah dapat di pahami
sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan nilainilai Islam melalui proses pembelajaran.1
Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya unutk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”2 Seperti bab II pasal 2
tentang Pendidikan Agama menjelaskan: (1) Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepa Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu
menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama. (2) Pendidikan Agama
bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.3 Akhir-akhir ini pendidikan agama menjadi sorotan tajam masyarakat. Banyak
perilaku menyimpang peserta didik dan remaja pada umumnya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
agama. Masalah moralitas siswa dan remaja dewasa ini sudah menjadi problema umum dan
merupakan pertanyaan yang belum ada jawabannya. Seperti mengapa para siswa sudah banyak yang
mengkonsumsi narkoba dan obat-obat berbahaya lainnya? Mengapa para siswa tampak mudah
marah dan sangat agresif, sehingga gampang tersinggung dan dengan mudahnya terjadi tawuran?
Mengapa para siswa begitu bebas bergaul dengan lain jenis tanpa risih dan malu? Dan mengapa para
siswa sekarang ini sepertinya kurang, malah tidak hormat pada orang dewasa, bahkan terhadap guru
dan orangtuanya sendiri?

Sehingga muncul lah pertanyaan-pertanyaan yang memicu berbagai spekulasi yang belum pernah,
dan tentunya perlu diuji kebenarannya. Seperti, apakah sekolah memang abai terhadap pendidikan
akhlak?4 Yang mengakibatkan anak atau siswa berani melakukan hal-hal menyimpang tersebut.
Sehingga mendorong berbagai pihak mempertanyakan efektivitas pelaksanaan pendidikan agamanya
di sekolah seakan kejadian tersebut menunjukkan rendahnya kualitas pendidikan Agama Islam
sebagai mata pelajaran yang mengedepankan pendidikan dibidang akhlak dan perilaku di
sekolah. Walaupun demikian, kejadian tersebut bukan menjadi satu-satunya penyebab terjadinya
penyimpangan perilaku sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, namun peran pendidikan Agama
harus menjadi suatu bentuk perubahan yang dapat merubah periaku peserta didik ke arah yang lebih
baik. Karena dalam Pendidikan Agama terdapat pesan moral yang didasarkan pada ajaran luhur
Illahiah.5 Maka dari itu, peran aktif dan kreatif guru sangat dituntut untuk menyelenggarakan
kegiatan keagamaan yang dapat menunjuang pembelajaran pendidikan Agama terutama pembinaan
akhlak peserta didik, melalui keteladanan dan praktek nyata di lingkungannya,. Tanggung jawab
dalam menyiapkan generasi yang akan datang harus dipikirkan dan direncanakan secara mendatang.
Islam sebagai ajaran yang komplit memberikan gambaran sebagaimana tercantum dalam Q.S. An-
Nisa’ ayat (4:9) :

Artinya: “ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah. Yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab
itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.6 Sementara itu, dimana masyarakat luas mengenal madrasah sebagai lembaga pendidikan
keagamaan dengan menyediakan pembelajaran bagi masyarakat yang ingin mendalami Agama Islam.
Dalam perkembangannya.

c. contoh: misalnya seorang pedagang fardhu kifayah mempelajari hokum


syariah tentang kedokteran yaitu ilmu fiqih diluar bidang pekerjaanya .

Anda mungkin juga menyukai