Penyusun:
Abu Ezra Al-Fadhli, S.Pd.I
Penerbit:
LTI Bandung
Jalan Pahlawan no. 64
Kelurahan Neglasari, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung
Telp. 022-7210044
Mei 2015
ii
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
iii
Wuquf. Jenjang ini kami susun berdasarkan tafsir Al-Imam ‘Ali bin Abi Thalib atas
QS. Al-Muzammil, 73: 4:
ً َ َ ُح
َو َرت ََل ٱلق حر َءان ت حرت َيَل
Tamhidi
Muqaddimah
Tajwidul Quran
Tajwidul Huruf
Tartil
Hubungan Nun,
Makhraj &
Antar Tanwin, Mad
Sifat Huruf
Huruf dan Mim
Ma'rifatul Wuquf
Waqaf & Waqaf di
Ilmu Rasm
Ibtida Akhir Kalimat
iv
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Buku yang ada di tangan Anda merupakan buku Tajwidul Quran Metode
Jazariy untuk jenjang Tamhidi dan Tajwidul Huruf (bag. 1). Adapun untuk jenjang
Tajwidul Huruf (bag. 2) atau kami sebut dengan jenjang Tajwidul Kalimah serta
Ma’rifatul Wuquf akan dicetak pada jilid selanjutnya.
Kami berharap kehadiran buku ini dapat menjadi pedoman dan pegangan
para pelajar dan pengajar Tajwid atau Tahsin Al-Quran. Namun, kami tekankan
bahwa buah yang baik dari proses pembelajaran ini akan dapat tercapai dengan
sempurna bila proses pembelajaran dibimbing oleh para pengajar yang benar-
benar telah memahami Metode Tajwidul Quran, baik secara teori ataupun praktik.
v
vi
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
vii
Daftar Isi
2)
َح ه ح
Al-Lahnul Khafiyy ( )ٱللح ُن ٱل َف.............................................................. 39
viii
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ُ ُ ح ح ح ُ ح
3. Huruf Hijaiyyah Asli (اۡل ُروف اله َ َجاى هَية األصل هَية
ُ ) ......................................... 91
ix
Daftar Isi
ُ ََ ه
3. Dua Bibir ( )الشفتان............................................................................... 117
x
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ح
2. Al-Jahr (ل حه ُر
َ )ٱ...................................................................................... 126
1.
ُه
Asy-Syiddah ( )ٱلشَدة............................................................................. 128
2.
ُ َ
Ar-Rakhaawah ( )ٱ هلرخ َاوة....................................................................... 128
ُ َ
)ٱ ح.............................................................................. 132
2. Al-Istifal (الست َفال
ُ
1. Al-Ithbaq (إل حط َباق
َ )ٱ.............................................................................. 134
2.
ُ َ ح
Al-Infitah ( )ٱالنفَتاح.............................................................................. 134
ُ َح
1. Al-Idzlaq ( )ٱإلذالق................................................................................ 136
2.
ُ ح
Al-Ishmat ( )ٱإلص َمات............................................................................ 136
ََُحَح
2. Al-Qalqalah ( )ٱلقلقلة.......................................................................... 139
َ
6. At-Tafasysyi ( )ٱ هلفشَـى......................................................................... 143
َُ ح
7. Al-Istithaalah ()ٱإلست ََطالة...................................................................... 144
xi
Daftar Isi
xii
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
TAMHIDI
Muqaddimah
Ma'rifatul At-Tamhid Fii
Fii Tahsinit
Quran Ilmit Tajwid
Tilawah
1
Tamhidi
2
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
’
۩ PENGERTIAN AL-QURAN ۩
۩ MENGAPA AL-QURAN DITURUNKAN? ۩
۩ KEUTAMAAN KITAB SUCI AL-QURAN ۩
۩ KEUTAMAAN MEMBACA AL-QURAN ۩
۩ KEUTAMAAN BELAJAR & MENGAJARKAN AL-QURAN ۩
۩ BEBERAPA ADAB TERHADAP AL-QURAN ۩
3
Tamhidi: Ma’rifatul Quran
4
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
َ ُ َ َ َ حَ َ ه َ ُ ه ََ َح
١٨ فإَذا ق َرأنَٰ ُه فٱتب َ حع ق حر َءان ُهۥ١٧إَن عل حي َنا َج َع ُهۥ َوق حر َءان ُهۥ
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.” [QS. Al-Qiyamah, 75: 17-18]
Adapun menurut istilah, di antara makna Al-Quran3 adalah:
ُ ه ُ ُ ح َ ح َح م همد ٱل ح ُم ح
َُ َ ََ ََُ ُ ه حُ َه
ال َوات َرج ُز ب َلف َظهَ ٱل ُم َت َع هب ُد ب َت ََل َوت َ َه ٱل َم حنق حول َب
َ ع ٍ َ هَ َ َكم ٱّلِل َ ٱلمنل لَع ن
ي ب
َ َ َح َه ُ ح َ ح ح ح ح
اس َ خ َر انله َ اتةَ إَل آَ ح َف َمن أو َل سورة َ الف َ ال َمك ُت حو ُب َف ٱل َم َصا
Kalaamullaah (firman Allaah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
ﷺ lafazhnya adalah mu’jizat, membacanya adalah ibadah, sampai kepada kita
secara mutawatir, tertulis pada mushaf-mushaf, dari awal surat Al-Fatihah sampai
akhir surat An-Naas.
Kalamullaah artinya firman Allaah. Kalam merupakan satu dari sekian sifat
Allaah. Kalamullah mencakup seluruh firman yang datang dari Allaah. Faidah
pertama, bahwa Al-Quran adalah Kalamullah bukan makhluk. Faidah kedua, Al-
Quran adalah Kalamullah, bukan kalam (perkataan) makhluk, baik itu Malaikat,
Jin, atau Manusia.
Kepada Nabi Muhammad, artinya tidak termasuk kitab yang diturunkan
kepada selain beliau ﷺ.
5
Tamhidi: Ma’rifatul Quran
Membacanya adalah ibadah. Kalimat ini mutlak hanya ditujukan bagi Al-
Quran, tidak termasuk Hadits Qudsi atau Kitab selain Al-Quran.
Mutawatir artinya berurutan atau berlanjut. Sedangkan secara istilah
artinya apa-apa yang diriwayatkan atau disampaikan oleh para perawi (orang
yang meriwayatkan) dengan jumlah yang sangat banyak, dimana tidak
memungkinkan mereka untuk bersepakat berdusta. Riwayat yang mutawatir ini
termasuk salah satu cara Allaah menjaga keaslian dan kemurnian Al-Quran dari
perubahan dalam bentuk sekecil apapun.
6
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
7
Tamhidi: Ma’rifatul Quran
۩ ۩
1. Al-Quran adalah kitab yang mulia yang tidak ada kebathilan padanya
Allaah ﷻberfirman:
َح ََ ح ََ ح َ ح ُ َٰ َ ح ه َحٞ َ
...ي يديهَ وال مَن خلفَهَۦ ب ۢ
ن َ
م ل ط
َ ب ٱل َ هَي ت أي ال ٤١ يز ز ع ٌ َِٰإَونه ُهۥ لَك ََت
ب
َ َ
“...padahal sesungguhnya (Al-Quran) itu adalah kitab yang mulia, (yang)
tidak akan didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari belakang (pada
masa lalu dan yang akan datang),...” [QS. Fushshilat, 41: 41-42]
8
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
9
Tamhidi: Ma’rifatul Quran
dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan المsatu huruf
akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” [HR. Tirmidzi
2910]
Dalam riwayat di atas, Rasuulullaah ﷺ bersabda dengan menggunakan
kata hasanah (kebaikan). Beliau tidak menggunakan kata “pahala”, karena
hasanah lebih luas dan lebih dari sekedar pahala. Dalam riwayat yang lain
disebutkan bahwa hasanah dapat menghapus sayyi`ah (keburukan/ dosa). Maka,
cara terbaik dan cukup mudah untuk menggugurkan dosa-dosa kita adalah
memperbanyak membaca dan berinteraksi dengan Al-Quran.
10
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩
۩
1. Sebaik-baik amalan
Rasuulullaah ﷺbersabda:
َ ه حُ َ َ ه ُ َُ ح
يك حم َم حن ت َعل َم ٱلق حرآن َوعل َم ُه خ
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan
mengajarkanya.” [HR. Al-Bukhari 5027, dari ‘Utsman bin Al-‘Affan dan Abu
Dawud 1452]
ٌك حم إ ََل ٱل ح َم حسج َد َف َي حعلَ ُم أ َ حو َي حق َرأُ آيَتَ حي م حَن كَ َتاب ٱ هّلِلَ َع هز َو َج هل َخ حي
ُ ُ َ َ ُ َََ َ ح
أفَل يغدو أحد
َ َ َ َ
َي َ ُِل م حَن أَ حر َب ٍع َوم حَن أ َ حع َدادَه هَن مَنٌ ي َ ُِل م حَن لَ ََل َوأَ حر َب ٌع َخ ح َ َ َُ ح
ٌ اق َت حي َولَ ََل ٌ َخ ح ِل مَن ن
ٍ َ
ح
ٱ َإلب َ َل
“Tidakkah salah seorang di antara kamu berangkat ke masjid untuk
mengetahui atau membaca dua ayat dari Kitabullah lebih baik baginya daripada
dua unta, dan tiga (ayat) lebih baik baginya dari pada tiga (unta), dan empat
(ayat) lebih baik baginya dari pada empat (unta), begitu seterusnya sesuai dengan
jumlah (ayat lebih baik) dari unta.” [HR. Muslim 803 dari ‘Uqbah bin Amir]
3. Orang yang lebih berhak menjadi Imam adalah yang paling baik
bacaannya
Diriwayat dari Abi Mas’ud Al-Anshari bahwa Rasuulullaahi ﷺbersabda:
11
Tamhidi: Ma’rifatul Quran
“Orang yang paling berhak menjadi Imam dari suatu kaum adalah orang
yang paling bagus membaca Kitab Allaah di antara mereka. Jika bacaan mereka
sama (bagusnya), maka yang lebih mengetahui tentang sunnah.” [HR. Muslim
2373]
12
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
Sedikit kami sebutkan beberapa adab terhadap Al-Quran agar interaksi kita
dengan Al-Quran mendapatkab kebaikan dan keberkahan dari Allaah ﷻ.
4 Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini, apakah ia termasuk kewajiban atau sunnah.
5 Berkaitan dengan hukum isti’adzah, basmalah, dan kaitannya dengan tartil akan dijelaskan
kemudian.
6 Disunnahkan bagi para pembaca Al-Quran untuk berhenti pada setiap akhir ayat, walaupun ayat
13
Tamhidi: Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
14
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
15
Tamhidi: Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
16
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
17
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
bersabda:
18
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
َ ُح ُ َ
َمن ل حم يَوَدَ ٱلق َران آل َ ُم ُجوي َد َح حت ٌم َالزم َوٱ حألَ حخ ُذ باله ح
َ َ َ
َ َ َ ََ َ َ َ ح ُ َح َ
َ َ ح َ َٰ ُ ح ُ َه
ص َل وهكذا مَنه إ َِل نا و َألنه ب َهَ ٱ َإلله أنزال
“Dan mengamalkan tajwid hukumnya wajib secara mutlak bagi seluruh
muslim mukallaf. Siapa saja orang yang sengaja tidak mengamalkan tajwid saat
membaca Al-Quran, maka ia berdosa,
Karena bersama dengan tajwid Allaah menurunkan Al-Quran dan cara
membacanya. Serta bersama dengan tajwid pula Al-Quran dan cara membacanya
sampai kepada kita.”
Sedangkan yang dimaksud ma’rifatul wuquf artinya memahami kapan dan
di mana kita boleh atau harus berhenti, serta kapan dan di mana kita boleh atau
harus memulai membaca Al-Quran. Sungguh, tidaklah seseorang memahami
persoalan wuquf, kecuali bila ia memahami makna yang terkandung pada setiap
ayat yang dibaca.
Oleh karena itu, kesempurnaan membaca Al-Quran dengan tartil hanya
bisa diraih bila memenuhi kedua aspek yang saling berkaitan: pertama,
membacanya dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid; kedua,
memahami apa yang dibacanya, sehingga ia bisa mentadabburi isinya, meresapi
makna yang terkandung di dalamnya, dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Bila kita belum bisa meraih keduanya secara bersamaan, maka minimal
kita sudah berusaha untuk memenuhinya satu per satu. Semoga Allaah ﷻ
memberikan kita kesabaran dan keistiqamahan sehingga bisa melalui semua proses
ini hingga mencapai apa yang diharapkan. Aamiin.
19
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
۩ ۩
“tajwid” memiliki makna yang sama dengan istilah yang sudah populer, yakni
ً َح َُ
َ ُي- َح هس َن. Artinya, secara umum kedua
“tahsin” yang berasal dari kata: تسَ ينا- س ُن
istilah ini memiliki makna yang sama dan sama-sama bisa dipergunakan dalam
istilah pembelajaran Al-Quran. Menurut istilah, makna tajwid atau tahsin secara
umum adalah:
َه ُ َ ُ ح َ َه
حق ُه
ح
جهَ َم َع إَع َطائَهَ حقه و مست َح َح اج ُ َ ح
ُ إ حخ َر
َ ك حر ٍف مَن مراَ َ
“Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya beserta memberikan
sifat hak dan mustahaknya.” [Taysirurrahmaan Fii Tajwiidil Quran, hal. 23]
Adapun Al-Imam Ibnul Jazariy, dalam Muqaddimahnya memberikan
definisi tajwid sebagai berikut:
َ ََ َ ُ َ َ ه
ح ق َه ا َ مَ ن
ص ف ٍة ل ه ا و م ست
ه
وف َحق َها ُ اء ٱ ح
َ ۡل ُر ُ َو حه َو إ َ حع َط
َ ح َ ح ُ َ هح َ ُ ُّ َ َ
َيه َ ك َمثل َه
َ وٱللفـظ َف ن َظ َح ٍد َأل حصل َه َ ك َواَ و رد
َ َ ُّ ُّ َ َ َ ً َ
ب َٱلل حط َف َف ٱنلُّ حط َق ب ََل ت َع ُّس َف ُمك همَل مَ حن غ حيَ َما تكل َف
“Dan tajwid adalah memberikan huruf hak-haknya, dari sifat-sifatnya dan
mustahaknya,
Serta mengembalikan setiap huruf pada asal (makhraj)nya, dan konsisten
membaca lafazh-lafazh yang serupa,
Dengan sempurna tanpa takalluf (beban yang berlebihan), dengan halus
saat melafazhkannya tanpa mengurangi ketentuan (serampangan).”
20
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
21
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
22
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
indah, tidak perlu hilang kepercayaan diri, karena permasalahan suara hakikatnya
adalah bakat dan anugerah yang diberikan oleh Allaah ﷻ kepada siapa yang Dia
kehendaki. Apa yang harus kita latih adalah kejelasan vokal antara satu huruf
dengan huruf yang lainnya. Bahkan, inilah yang sebetulnya dikehendaki dari apa
yang dinukil pada beberapa riwayat di atas.
Ketahuilah, berkaitan dengan tahsiinul huruuf wash-shaut, para pembaca
Al-Quran terbagi menjadi empat golongan:
1. Orang yang mengamalkan kaidah-kaidah tajwid dan membaguskan
suaranya,
2. Orang yang mengamalkan kaidah-kaidah tajwid namun suaranya
biasa-biasa saja,
3. Orang yang suaranya merdu namun tidak mengamalkan kaidah-kaidah
tajwid,
4. Orang yang tidak mengamalkan kaidah-kaidah tajwid dan suaranya
biasa-biasa saja.
Bila suara kita biasa-biasa saja, maka jangan sampai kita menjadi golongan
yang keempat. Minimal kita harus berusaha mencapai golongan kedua dan terus
belajar untuk termasuk ke dalam golongan pertama.
Biasanya, di kalangan masyarakat pada umumnya, golongan ketiga lebih
diutamakan daripada golongan kedua. Padahal, di antara keduanya terdapat jarak
dan perbedaan yang jauh, bahwasanya golongan kedua jauh lebih utama dan
lebih mulia di hadapan Allaah ﷻ.
23
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
24
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
Bila kita berbicara mengenai siapakah peletak dasar ilmu tajwid, maka
mesti dipisahkan antara tajwid sebagai praktik dengan tajwid sebagai teori. Secara
praktik, tentu saja orang yang pertama kali meletakkan dasar-dasar dan kaidah
ilmu tajwid adalah Nabiyullah Muhammad ﷺ. Karena beliaulah manusia yang
pertama kali mengamalkan, berdasarkan wahyu yang beliau terima dari Allaah ﷻ
melalui Ruhul Amin, Jibril ‘Alayhis salam. Namun, beliau memang tidak
menuliskan kaidah-kaidah tersebut secara teoritis dalam sebuah kitab khusus,
karena sejatinya lebih dari 90% kaidah-kaidah tajwid merupakan kaidah-kaidah
Bahasa Arab yang biasa dipraktikan oleh orang-orang Arab pada zaman
Nubuwwah. Sehingga proses penjagaan secara praktik sudah mencukupi bagi
kaum muslimin pada saat itu.
Memasuki akhir dari fase Kekhilafahan, saat kaum muslimin semakin
memperluas wilayah kekuasaannya, maka berbagai macam bahasa dari bangsa-
bangsa luar Arab mulai masuk, bercampur, dan memengaruhi bahasa Arab yang
fasih. Interaksi orang-orang Arab dengan orang luar Arab yang semakin intens juga
memengaruhi perubahan dialek dan gaya bertutur masyarakat pada saat itu.
Berbagai fenomena tersebut juga memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
proses pembelajaran Qiraatul Quran.
Atas dasar itulah kemudian para Ahli Qiraah mulai menyusun kaidah-
kaidah dalam membaca Al-Quran dengan fasih. Namun, para ulama berbeda
pendapat mengenai siapa yang pertama kali meletakkan dasar-dasar teoritis dan
kaidah-kaidah ilmu tajwid secara sistematis. Di antara mereka ada yang
mengatakan Abul Aswad Ad-Du`ali, karena beliau adalah orang yang pertama kali
memberikan tanda baca dalam Al-Quran. Ada juga yang berpendapat Abu Ubaid
Al-Qasim bin Salam. Sebagian lagi berpendapat Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi
karena beliau adalah orang yang menyempurnakan usaha Abul Aswad dan
menjadikan Al-Quran lebih mudah dibaca, bahkan bagi orang-orang non Arab.
Adapun pendapat paling kuat, dimana hal ini juga disetujui oleh Al-Imam
Muhammad bin Al-Jazariy, bahwa peletak dasar-dasar teoritis ilmu tajwid adalah
25
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah Al-Khaqani (w. 325 H). Beliau adalah orang
pertama kali yang menyusun kaidah-kaidah ilmu tajwid secara sistematis. Kaidah-
kaidah tajwid yang beliau susun dituangkan dalam syair (Qashidah) sebanyak 51
bait. Syair yang dikenal dengan nama Ra’iyyatul Khaqani atau Qashidah
Khaqaniyah Fii Tajwiid ini berisi beberapa hal yang berkaitan dengan kaidah-
kaidah tajwid, di antaranya adalah kewajiban mengambil bacaan yang shahih
sanadnya dari para Imam Qurra yang tujuh, kewajiban menjaga lidah dari lahn
dalam qiraah, dan penjelasan beberapa hukum yang diakibatkan hubungan antar
huruf dan kata, seperti izhhar, idgham, ikhfa, atau mad.
26
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
9Ini yang dipegang oleh Syaikh Ayman Rusydi Suwaid, simak ceramahnya dalam Daurah Syarh
Manzhumah Jazariyyah
27
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
28
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
Artinya, cara membaca Al-Quran merupakan sesuatu yang tawqifiy (given), yang
tidak ada ruang-ruang ijtihad (usaha individu) di dalamnya. Inilah manfaat yang
kedua, yakni menjaga keaslian Al-Quran.
Manfaat yang ketiga adalah untuk meraih keridhaan Allaah ﷻ karena
membaca Al-Quran dengan tajwid adalah perintah-Nya sebagaimana telah
diuraikan.
29
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
۩ ۩
Beberapa pelajaran penting yang bisa kita petik dari riwayat tersebut di
antaranya:
30
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
1. Keutamaan di sisi Allaah ﷻdan pahala yang sangat besar bagi orang-
31
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
bawah bacaan yang biasa diperdengarkan pada saat talaqqi. Dengan syarat,
bacaan tersebut telah memenuhi kaidah-kaidah tajwid dan terhindar dari lahn.
Adapun dalam konteks talaqqi, maka sudah sepatutnya kita mengerahkan
kemampuan terbaik dalam membaca Al-Quran, benar-benar berusaha untuk
menampakkan makhraj, sifat, dan kaidah-kaidah tajwid yang ada. Kebolehan
membedakan kualitas bacaan ini tiada lain merupakan sebagai bentuk keringanan
yang diberikan Allaah ﷻ kepada para Qari pada saat mereka membaca Al-Quran
sendirian.
diturunkan oleh Allaah ﷻada dua dan apa yang sampai kepada kita juga ada dua.
Dua hal yang diturunkan Allaah ﷻ dan sampai kepada kita adalah Al-Quran
dalam arti “tulisan” dan Al-Quran dalam arti “bacaan”. Jadi, baik bacaan ataupun
tulisan Al-Quran, keduanya merupakan wahyu yang diturunkan Allaah ﷻ untuk
kita jaga keaslian dan kemurniannya.
Al-Quran diturunkan oleh Seluruh kaidah-kaidah tajwid
Allaah ﷻkepada Nabi Muhammad ﷺ adalah kaidah-kaidah Bahasa
dengan Bahasa Arab yang jelas lagi Arab kecuali empat hal saja:
terang. Sedangkan kaidah-kaidah ilmu 1. Kadar panjang Mad yang
tajwid hakikatnya adalah kaidah- lebih dari dua harakat,
kaidah Bahasa Arab. Bila kita tidak 2. Kadar panjang Ghunnah,
menjaga kaidah tajwid, maka sama 3. Saktah,
artinya kita tidak menjaga kaidah 4. Senandung Tilawah.
10Alif tatsniyah adalah Alif yang digunakan sebagai petunjuk kata ganti orang ketiga ganda (dua
orang)
32
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
dibaca dengan may yaf’alu hadza, namun tentu kita tidak pernah mendengar
orang-orang Arab mengucapkannya dengan nada sebagaimana mereka membaca
Al-Quran.
Selain keempat hal yang telah disebutkan, semuanya thabi’i (berasal dari
kebiasaan percakapan orang-orang Arab yang hidup pada masa nubuwwah).
Wallaahu a’lam.
33
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
4. Definisi Tajwid
Al-Imam Ibnul Jazariy melanjutkan:
ح َ ََ َ ُ َ ه
ست َحق َها َ َمن
صف ٍة لها وم
ه
وف َحق َها ُ اء ح
َ ٱۡل ُر ُ َو حه َو إ َ حع َط
ح َ ُ ُّ َ َ
َح ٍد َألصل َهَ ك َوا َ ورد
“Dan Tajwid adalah memberikan kepada huruf hak-haknya, dari sifat-
sifatnya dan mustahaknya,
Dan mengembalikan setiap huruf kepada asalnya (makhrajnya),
Pada bait-bait ini Al-Imam Ibnul Jazariy mendefinisikan tajwid dengan
begitu rinci. Beliau mendefinisikan tajwid dengan “memberikan hak dan mustahak
huruf, serta mengembalikan huruf kepada makhrajnya.” Hak huruf adalah sifat-
34
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
sifat lazim yang dimiliki oleh huruf, yaitu sifat asli yang senantiasa menyertai huruf
seperti hams, jahr, syiddah, rakhawah, qalqalah, dan sebagainya. Sedangkan
mustahak huruf adalah sifat yang sewaktu-waktu menyertai huruf tertentu seperti:
sifat tafkhim (suara tebal), tarqiq (suara tipis), dan hukum-hukum yang terjadi
akibat hubungan antar huruf.
5. Tawhiidul Manhaj
Al-Imam Ibnul Jazariy melanjutkan bahwa di antara makna tajwid adalah,
َ ح َ ح ُ َ هح
َيه َ ك َمثل َه
َ وٱللفظ َف ن َظ
“Dan lafazh yang sama mesti diucapkan dengan konsisten sebagaimana
awalnya.”
Maksudnya adalah pada lafazh-lafazh yang sama hukumnya, maka mesti
diperlakukan serupa, tidak membeda-bedakan satu sama lainnya (dalam sekali
baca). Misalnya kita membaca mad wajib dengan 5 (lima) harakat pada satu ayat,
maka bila bertemu dengan mad wajib di ayat yang lain, kita harus membacanya 5
(lima) harakat, dengan hitungan yang sama. Begitu pun pada hukum-hukum yang
lain. Dalam istilah ilmiah, pemerataan dan konsistensi dalam mengaplikasikan
hukum-hukum yang berlaku dikenal dengan Tawhiidul Manhaj.
Kesalahan yang sering terjadi pada para pembaca Al-Quran, khususnya
para imam dalam shalat berjamaah adalah tidak konsisten dalam membaca mad
‘aridh lissukuun. Yakni mad yang diakibatkan adanya huruf terakhir yang dibaca
sukun di akhir kalimat atau akhir bacaan.13 Sebagaimana kita ketahui, bahwa
panjang mad ‘aridh lissukuun adalah boleh memilih antara 2, 4, atau 6 harakat.
Namun, bukan berarti kita bebas memilih dalam sekali baca. Cara yang benar
adalah memilih satu wajah saja dalam sekali duduk dalam membaca Al-Quran,
atau dalam satu rakaat shalat. Sehingga bila kita membaca basmallaah dengan mad
‘aridh 2 harakat, maka kita tidak boleh memanjangkannya menjadi 4 atau 6
harakat pada ayat terakhir Al-Fatihah, atau pada akhir bacaan sebelum suku’.
35
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
Apa yang telah beliau jelaskan dari mulai memberikan huruf hak dan
mustahaknya, mengembalikan setiap huruf kepada makhrajnya, dan konsisten
dalam setiap bacaan, ditujukan untuk menyempurnakan bacaan agar sesuai, atau
minimal mendekati sebagaimana bacaan Al-Quran pada saat pertama kali
diturunkan. Bukan untuk menjadikannya sebagai beban dan membuat kita
membacanya berlebihan. Bahkan dalam pengucapannya, kita mesti melatih lisan
agar bisa mengalirkan suara dan lafazh-lafazh Al-Quran dengan lembut, ringan,
dan mengalir. Tanpa harus dibuat-buat sehingga terkesan kaku, keras, dan
menghentak-hentak.
Syaikh Ayman Rusydi Suwaid hafizhahullah menjelaskan bahwa takalluf
(beban) itu terbagi menjadi dua:
1) Takalluf yang disyariatkan (mathlub), yaitu berusaha sekuat tenaga untuk
mengucapkan lafazh demi lafazh hingga tercapai bahasa yang paling fasih.
2) Takalluf yang tercela (madzmum), yaitu berlebih-lebihan dalam
mengucapkan lafazh demi lafazh hingga setiap ucapan terkesan dibuat-
buat, kaku, dan tidak enak didengar.
Sesungguhnya, sebagaimana perkataan Al-Imam Abu Muzahim dalam
Qashidah Khaqaniyah bahwa setiap huruf memiliki mizan (timbangan/ bobot)
yang mesti ditunaikan sesuai dengan bobotnya. Bila, misalnya, satu huruf memiliki
bobot 1 kg, maka kita wajib menunaikannya 1 kg, tidak menguranginya juga tidak
berlebihan atasnya. Mentajwidkan Al-Quran artinya membaca Al-Quran sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Bila mad asli panjangnya dua harakat, maka jangan
jadikan ia tiga, empat, apalagi enam harakat.
Sebagian orang yang baru belajar tajwid kadang berlebihan dalam
usahanya memperoleh kesempurnaan bacaan sehingga ia memberikan bobot yang
lebih dari apa yang semestinya. Kadangkala ia malah mengurangi apa yang
semestinya diberikan. Ketahuilah bahwasanya mentajwidkan Al-Quran bukan
berarti berlebihan dalam mad, juga bukan berarti:
- memanjangkan yang bukan mad,
- menambah Hamzah setelah mad,
- mengucapkan huruf seperti orang mabuk,
- mengucapkan Hamzah seperti orang muntah,
- menambah suara lain dari hidung,
- mengurangi suaranya, seperti pada ghunnah.
36
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
37
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
۩ ۩
Lahn artinya:
ُ َ حَحُ َ ح
اف َعن ه
َ ٱلص
اب
َ و َ ٱالنَر
َ ٱلميل و
ح ه ح
1) Al-Lahnul Jaliyy ()ٱللح ُن ٱلَ َل
Al-Jaliyy berarti terang atau jelas, yakni kesalahan yang terlihat dengan
jelas baik dikalangan awam maupun para ahli tajwid. Lahn jali terbagi dalam
beberapa kategori:
Berkaitan dengan huruf, seperti mengganti satu huruf dengan huruf yang
lain dan menambah atau mengurangi huruf,
Contoh:
Bacaan Benar Bacaan Salah
ي َ َح
َ ٱۡل حم ُد َ هّلِلَ َرب حٱل َعَٰلَم َ ٱل ح َه حم ُد َ هّلِل َ َرب حٱل َئَٰلَم
ي َ
َ َ
Segala puji bagi Allaah Rabb semesta Segala kehancuran bagi Allaah Rabb
alam [QS. Al-Fatihah : 2] segala penyakit
َٗوأ َ حم َط حرنَا َعلَ حيهم هم َطرا َٗوأ َ حم َط حرنَا َعلَ حيهم هم َطارا
َ َ
Dan kami turunkan kepada mereka Dan kami turunkan kepada mereka
hujan (batu) [QS. Al-’Araf : 84] bandara
38
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
39
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
ه
َِمۡسِب ٱّلِل Dibaca “bismillaah”
Dibaca dengan sedikit
menambah panjang pada “bi-“
َح
ٱۡل حم ُد Alhamdu (tanpa
Alehamdu (memantulkan Lam)
memantulkan Lam)
َ إيه
اك Iyyaka (dengan menekan
َ Ya)
Iiyaka (tanpa menekan Ya)
َ ُ
نزل َ أ
Dibaca dengan ikhfa tipis Dibaca dengan ikhfa tebal
(tarqiq) (tafkhim)
ح
َر َزق َنَٰ ُه حم Razaqanaahum (qalqalah Razaqenaahum (qalqalah
tafkhim) tarqiq)
14 Isyba’ disebut juga tawallud, karena dengan membaca melebihi kadar panjang yang seharusnya
sama artinya dengan melahirkan huruf yang baru. Sebagian Ulama memasukkan Isyba’ ke dalam lahn
jaliy.
40
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
Beliau lalu menegaskan dalam syairnya tersebut, kapan saja salah satu
rukun yang telah disebutkan itu tidak terpenuhi, maka bacaan Al-Quran itu
termasuk bacaan syadz (salah) yang tidak boleh diamalkan, baik di dalam maupun
di luar shalat. Karenanya, marilah kita berusaha untuk mencapai ketiganya agar
bacaan Al-Quran kita memenuhi kriteria yang telah ditetapkan para Imam Qurra.
41
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
Sesungguhnya, bacaan Al-Quran yang telah memenuhi kriteria inilah bacaan yang
sesuai dengan sunnah dan inilah bacaan yang disebut tartil.
Ihtimal artinya dapat dilihat dan diperkirakan walaupun dari satu sisi saja.
dengan memanjangkan huruf mim (maaliki), maka bacan ini dianggap sah, karena
dengan penulisan seperti itu, kita beranggapan bahwasanya ada alif yang
َ
َ َ ))م َٰل. Alif setelah huruf
ditaqdirkan (dalam mushaf riwayat Imam Hafsh tertulis (ك
42
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
43
Al-Muqaddimah Fii Tahsiinit Tilaawah
digunakan saat tadarrus pribadi atau bacaan dalam shalat tarawih karena rakaat
yang panjang, sehingga tempo bacaan dipercepat untuk memberikan keringanan
pada makmum. Contoh bacaan hadr adalah bacaan Syaikh Su’ud Asy-Syuraim
atau Syaikh Abdurrahman As-Sudais serta para Masyaikh lain saat mengimami
shalat tarawih.
Adapun tartil bukanlah termasuk tingkatan tempo membaca Al-Quran,
melainkan sifat yang mesti dijaga bersamaan dengan ketiga tingkatan yang telah
diuraikan.17 Hal ini sebagaimana telah diuraikan saat menjelaskan makna tartil
yang mencakup dua aspek: tajwidul huruf dan ma’rifatul wuquf. Tartil adalah
membaca Al-Quran dengan pemahaman dan tadabbur sambil menyempurnakan
hak dan mustahak huruf dari makhraj dan sifatnya, karena sesungguhnya Al-Quran
diturunkan untuk dipahami, ditadabburi, dan diamalkan.18 Inilah makna bait:
هً َُ ً ح َ حون ٱ حل َع
ُ ُ
ُم َرتَل ُم هودا بَٱل َع َر َب ب
َ ر َ ح ُ ح َ ح
َ مع حس َن صو ٍت بَل
“Dengan suara yang bagus dari dialek Arab, dengan tartil dan tajwid
dengan bahasa Arab (yang fasih).”
44
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ’ ۩
19Saefullah, Sa’ad. 2014. Hukum Membaca Ta’awudz Sebelum Membaca Al-Fatihah Ketika Shalat.
Terdapat di https://www.islampos.com/hukum-membaca-taawudz-sebelum-membaca-al-fatihah-
ketika-shalat-95510/
45
At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
46
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
2) Basmalah adalah ayat dari setiap surah atau sebagian surat. Ini madzhab Al-
Imam Syafi’i dan yang mengikuti beliau. Akan tetapi, dalam sebuah
penukilan dari beliau disebutkan bahwa basmalah bukan ayat di permulaan
setiap surah kecuali Al-Fatihah, sedangkan surah lain hanyalah dibuka
dengan basmalah untuk tabarruk (mencari berkah).
3) Basmalah adalah bagian dari Al-Quran, namun dia bukan termasuk bagian
surah, tetapi ayat yang berdiri sendiri dan dibaca di awal setiap surah Al-
Quran kecuali surah At-Taubah, sebagaimana Nabi ﷺ membacanya ketika
diturunkan kepada beliau surah Al-Kautsar seperti yang diriwayatkan Al-
Imam Muslim dalam Shahih-nya. Ini merupakan pendapat Al-Imam
Abdullah ibnul Mubarak, Al-Imam Ahmad, dan Abu Bakr ar-Razi -beliau
menyebutkan bahwa inilah yang diinginkan oleh madzhab Abu Hanifah-.
Berkaitan dengan kedudukan basmalah dalam Surat Al-Fatihah dan
membacanya dalam shalat, maka para ulama berbeda pendapat:
1) Para Imam Qari Madinah, Basrah, Syam, Fuqaha Hanafiyah dan Malikiyah
mengatakan bahwa basmalah bukan merupakan bagian dari surat Al-
Fatihah. Ulama Malikiyah mengatakan makruh mengucapkan basmalah
dalam shalat, baik jahr (jelas) ataupun sirr (pelan). Sedangkan ulama
Hanafiyah mengatakan sunnah membacanya dalam shalat dengan sirr.
2) Fuqaha Hanabilah mengatakan bahwa basmalah merupakan bagian dari
Surat Al-Fatihah dan sunnah dibaca di dalam shalat dengan sirr.
3) Fuqaha Syafi’iyyah mengatakan bahwa basmalah merupakan bagian dari
Surat Al-Fatihah dan harus dibaca dengan jahr pada saat shalat.
Perbedaan pendapat tersebut didasari pada perbedaan menentukan ayat
pertama dan terakhir pada Surat Al-Fatihah. Bagi yang mengatakan bahwasanya
basmalah bukan bagian dari Surat Al-Fatihah menentukan bahwasanya ayat
terakhir Surat Al-Fatihah adalah:
َ َح ح ََ ه
َ ٱلضٓال ُ َ ح حَ ح
َي وب علي َهم وال
َ ض ي ٱلمغ
َ غ
Karenanya, para ulama yang mengatakan bahwasanya basmalah
merupakan bagian dari Surat Al-Fatihah –termasuk Al-Imam Hafsh di dalamnya-
memilih untuk membaca ayat terakhir sekaligus:
َ َح ح ََ ه
َٱلضٓال َي ُ َ َٰ َ ه َ َ ح َ ح َ َ َ ح ح َ ح ح َ ح
وب علي َهم وال
َ ي ٱلمغض َ صرط ٱلَين أنعمت علي َهم غ َ
Hal ini adalah untuk membedakan cara membaca dengan Qiraah yang
menyatakan bahwa basmalah bukan termasuk bagian dari Surat Al-Fatihah.
47
At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
48
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
49
At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
7. Huruf “Mim” Pada Awal Surat Aali ‘Imraan Dengan Lafazh Jalalah
1) Al-Waqf. Berhenti pada “mim” dengan panjang enam harakat. Kemudian
memulai lafazh jalalah.
2) Al-Washlu bil madd. Menyambung ( )المdengan lafazh jalalah dengan
memanjangkan "mim" enam harakat dan menghidupkannya dengan
fathah.
3) Al-Washlu bil-Qashr. Menyambung ( )المdengan lafazh jalalah dengan
memanjangkan "mim" dua harakat dan menghidupkannya dengan fathah.
Latihan:
Mempraktikkan kaidah-kaidah membaca isti’adzah dan basmalah
sebagaimana telah diuraikan.
50
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ URGENSI TAMHID ۩
۩ KONSISTENSI PADA MAD ۩
۩ KONSISTENSI PADA GHUNNAH ۩
۩ HURUF MUQATHTHA’AH ۩
۩ HAMZAH WASHAL ۩
۩ KESEMPURNAAN HARAKAT ۩
۩ MENGENAL QIRAAH, RIWAAYAH, DAN THARIIQ ۩
51
At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
52
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
53
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
۩ ۩
َُ
Mad secara bahasa artinya tambahan (لز َيادة
)ٱ هatau memanjang. Sebuah kata
yang diikuti oleh huruf mad, maka dibaca panjang. Huruf-huruf yang berfungsi
sebagai huruf mad adalah Alif, Ya Mad, dan Wawu Mad. Secara umum kaidah
panjang dalam Al-Quran terbagi dua yaitu pada dua harakat dan lebih dari dua
harakat.
Catatan:
Kasrah diikuti “Ya kecil” dan dhammah diikuti “Wawu kecil” dibaca
panjang bila dibaca bersambung saja (washal). Bila kita berhenti pada
huruf-huruf tersebut, maka ia dibaca sukun tanpa memanjangkannya
menjadi 2 harakat.
Fathatain yang dibaca di akhir kalimat berubah menjadi mad. Ini berlaku
pada huruf apapun.
54
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan 1
َ َ ح َ َ ه َ ََ
َو َما بَنى َٰ َها إَذا َيغشى َٰ َها إَذا َجلى َٰ َها إَذا تلى َٰ َها
حىَٰهاََوأ َ حخ َر َج ُض َ م حَن ُه خ ََط ٗ
ابا َو َما َس هوى َٰ َها حى َٰ َهاَو َما َط َ
قَ هد حم ُ ُ ُ َ َ َ َ حَ َ ُ حَ
اِت ت ََ َ
ۡلي َ َيقول يَٰل حيت َن َيها ٱلف َساد ف َحدَيث ٱلغَٰشَ َي َة
َُ ُ ْ ه َ َ
ٱلصل َٰوة ويقَيموا َو ُطور سَين َ
َي ون َوٱل َ ه ح ُ أ َ حو م حَسك ٗ
َ َي وٱلزيت َ َ َينا
َ ُِلۥ نُ ٗ َ َ ُ ْ َ ه َ َ َُ ْ
ورا بَما َكنوا جيدَها َف َ ٱلَين ءامنوا
ََك َن بعَ َبادَه َۦ َخب َ ً ََ َو َ َ ه َ َ ُ
يۢا َ َ بَهَۦ عل حي َنا َوك َيَل نا َبَانَبَهَۦ إَن ُهۥ َكن بَك حم
Latihan 2
َونَ َرى َٰ ُه قَر ٗ َ َ ُ ُ َ َ َ َٰ َ َ
يبا َ ت هَٰذا ويقولون م
ٗ هَ َ َ َ ه َ ح َ َ َ َ َٰ ُ ُ
ٱَّتذ إ َ ََٰل َربَهَۦ َسبَيَل لَع قلوب َ َهم َك بل ران
ه ُ ح َ َُ َ ََ ه
َت َٰ
ّك ٱلَي يؤ َت ماِلۥ ي لك َو َما قَ َ َٰ َ َ ه َ َ َ ُّ َ
ما ودعك رب
َ
َوفوم ََها َوع َدس ََها َو َب َصل ََها
ُ َيها َو ََّتَ هلتحت َما ف َ َو َأ حل َق ح
55
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
Latihan
ً َ ََ ُح ُ َ ه َ ُ َ ُ ْ َ َٰٓ َ ُ ُ ح ُ ح
فَل يؤمَنون إَال قل َيَل وأولئَك هم ٱلمفل َحون
َُ ح ُُ ْ ََ َ ح ُ ََ ََ هُ ْ ه
ون ُ
َ وٱشكروا ََل والتكفر ون
َ فٱتقوا ٱّلِل وأطَيع
ًون َع حن َها َم َيصا َ ُ َ ََ ٓ ُ ََح َ ُ َ َٓ ََ َ ه
يد
َ وال ويقطعون ما أمر ٱّلِل بَهَۦ
ُٱّلِل َ تُ حر َج ُع حٱألُ ُمور
َ َ ه
و إََل ٌ ون َخب
ي
َ ََُ ه َ َح
وٱّلِل بَما تعمل
َ
َ َ َٓ َ َ ح ََ ٓ ْ ََ َ ه
ِإَوس َمَٰعَيلَل إبح َر َٰ َهۧ َم ح
َ َٰٓ َ وع َهدنا إ َين كف ُروا َس َوا ٌء عل حي َه حم ٱل
ُ ْ َ َٰٓ َ ه َ ح َ َ ُ ْ ه
َٰٱلض َلَٰلَ َة بَٱل ح ُه َدى ٗ َ ْ ُ ُ َ ُ ح ُ ْ َ ٓ َ حُ ه َ َ ح
أولئَك ٱلَين ٱشتوا وتدلوا بَها إََل ٱۡلَّكم لَ أكلوا ف َريقا
َ ٱلضٓال َ َح ح ََ ه ُ َ ح حَ ح َ ٱۡضب ب َع َص َ َ ح َ ح َ ٓ َ َٰ ُ َ َٰٓ َ ح
َي وب علي َهم وال َ ض غ م ٱل ي
َ غ اك َ َ فأوحينا إََل موس أ َن
ٓ َ َٰٓ َ َٰ َ ٓ َ َ ٓ َ ُ َٰٓ َ َٰ َ ٓ َ َ َٰ َ َ ُّ َ ح َ َ َ ح
َه ُؤالء مذبذبَي بي ذل َك ال إََل هؤالءَ وال إََل
Catatan: Mad yang bertemu dengan hamzah dibaca 4 atau 5 harakat bila hamzah
tersebut dibaca. Bila hamzah tidak dibaca, maka panjang mad tetap 2 harakat.
20 Pilihan ini mesti dipilih salah satu secara konsisten selama sekali baca
56
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ى ُث هم ح
َٰٓ ٱس َت َو Tsummastawaa
( ٱHamzah washal)
َ َرب حٱل َعَٰلَم
ي َ َ Rabbil ‘aalamiina
َ َٰٓ َ ْ ُ
ْۡ (shifr mustadir) أولئَك Ulaaaa-ika
ٞ َ ََ ََٓ
ۡ (shifr mustathil) وال أنا َعبَد Wa laaaa ana ‘aabidun
57
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
58
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
21 Lihat Al-Mishbah, Al-Mukhtar, Mu’jam Al-Wasith, Mu’jam Mushthalahat Fiqhiyah, dan selainnya.
22 Lihat Syaikh ‘Ali Muhammad Dhabba’ dalam
http://www.alukah.net/literature_language/0/46309/#ixzz3XTbSYLqc, diakses 16 April 2015.
23 Dalam Daurah Syarh Manzhumah Jazariyyah (youtube)
59
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
ُ َ ٞ َُ َ َ َ ُ َ
َم ۢن َب حع َد ٞ ك
ور غفور ش كَٰذَبَ ٍة خاط ََئة ف َسيُ حنغَضون
َ ه ٌ هرحَٞغ ُفور
Pada “Lam” dan “Ra” dibaca tanpa
ف َمن ل حم َيم
ghunnah sama sekali
pada saat menghadapi huruf خ, غ, ح, , هـ,أ. Hal ini menunjukkan bahwa nun
dibaca dengan jelas (vokal “n”) dan tanpa ditahan tiga ketukan. Sedangkan tanda
sukun pada nun sakinah yang diikuti huruf Lam dan Ra tidak ditulis, namun justru
60
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ه َ
terdapat tanda tasydid pada huruf Lam maupun Ra ()ف َمن ل حم. Hal ini menunjukkan
bahwa pada kalimat tersebut Nun tidak dibaca dan bacaan Nun melebur pada
huruf Lam atau Ra.
Pada huruf selainnya, maka tanda sukun pada Nun sakinah tidak ditulis
َ )أن كذ. Hal ini َ ه َ
sedangkan huruf setelahnya tidak diberi tanda tasydid (ب
menunjukkan bahwa pengucapan berada di antara “jelas” (vokal huruf “n”) dan
“lebur” (menjadi huruf setelahnya) disertai ghunnah yang ditahan tiga ketukan.
Sedangkan pada saat menghadapi huruf “ba”, maka terdapat huruf “mim” kecil di
atas huruf “nun” yang menandakan perubahan bunyi “n” menjadi “m” () َم ۢن َبع َد.
ح
Begitu pun pada tanda tanwin. Fathatain dan kasratain ditulis sejajar bila
ٗ ) َعل َي ًما َحكdan dhammatain ditulis dengan tanda dhammah
nun dibaca jelas (َيما
tersebut dibaca dengan samar atau melebur ke huruf selanjutnya, maka fathatain
َ ٗ َ
dan kasratain ditulis dengan posisi yang tidak sejajar (حن َيفا َول حم ) dan dhammatain
ُ َ َُ
ditulis dengan dhammah yang bertumpuk (ٞ شكورٞ)غفور. Untuk lebih jelasnya
َم ۢن َب حع َد
ُ ۢن َـ ۢــ
ۢ ــ Huruf Nun berubah menjadi Mim dan
َ َ
َ عل َي ُم ۢ ب َذ
ditahan tiga ketukan
ات
61
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
Contoh:
Dibaca tanpa ditahan tiga ketukan:
َ َح ح ََ ه
ٱلضٓال َ
َي علي َهم وال
َ ُ
ك حي َده حم َف
َ ُ
ه حم يُوق َُنون َأ حن َع حمتَ
Latihan 1
َ ه َٰ َ َٰ َ ح ٗ َ ه َٰ َ َٰ َ ٗ
ت ۡشطا وٱلنشَ ط َ ت غ حرقا وٱلن َزع َ
ۡس َن لَف ُخ ح َٰ ه ح َ َح َ ََُٓ َ
َّسٍ َ ٱإل
إَن َ نزل َمن قبل َك وما أ َ
ُ َ ح ه ٓ َ ح َ ح َ َٰ َ ح َ
ك حولَرَ
َوم هَما َر َزق َنَٰ ُه حم يُن َفقون إَنا أعطينك ٱل
ح ه ٓ َ َ ح َ َٰ ُ َ ح َ ح َ يع َعل َيمٞ ٱّلِل َس َم ٌَوأ َ هن ه َ
إَنا أنزلنه َف ِللةَ ٱلقدرَ
َيم
ٱلرح َ ٱلرِنَٰمۡح ه يل م ََن ه َ ٞ
ن ۢنبأ َ ُهم بأ َ حس َمآئهمح فَلَ هما ٓ أ َ َ
ت َ ََ َ
َ
َ ٓ ح ََٓ ُ َ َ
نت حم ع َٰب َ ُدون َما أع ُب ُد وال أ َجيل َ َ َح
ترمَي َهم َِبَجارة مَن س َ
خلَ َق فَ َس هو َٰ
ى
ُه َ َ َ ََٗ َ َ
ثم َكن علقة ف
َ َ ٌ َ ٞ
اب غل َيظ
ٓ
َومَن َو َرائَهَۦ عذ
ح حَ َ َ َ ٗ َف َمن َي حع َم حل م حَث َق َال َذ هرة َخ ح ٗ
َو َمن َي حع َمل مَثقال ذ هرة ۡشا يَ َرهُۥ يا يَ َرهُۥ ٍ
يل ف
َ َ ح َ َ َ ح َ َ َ َ َ ُّ َ َ ح َ َٰ ح
ٱل ب اس يَ حو َم يَأحت َيه ُم حٱل َع َذابُ َوأَنذَر ٱنله َ
َ َ ألم تر كيف فعل ربك بَأصح َ َ َ
َي ي ه
ٱلر َٰ َۡح َ نت َخ ح ُ ٱر َح حم َوأ َ َ ٱغفَ حر َو حح
ب َُ ه َ َ ُّ َ
ۡس َن مَن ن حطف ٍة أ حمشاج ٱإل َ َٰ
ح َ
ه َ حَ
وقل ر َ إَنا خلقنا َ
62
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan 2
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
Latihan 3
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
63
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
۩ ’ ۩
1. Satu Huruf
Bentuk ini terdapat pada tiga surat, yaitu surat Shaad, Qaaf, dan Al-Qalam.
Surat Ayat Cara Membaca
ح
Shad ٓص َصٓاد Shaaaaaad
ٓ َ ح
Qaf ق قٓاف Qaaaaaaf
ٓ ُ ح
Al-Qalam ن ن ٓون Nuuuuuun
2. Dua Huruf
Pembukaan surat yang terdiri atas dua huruf terdapat pada sepuluh surat
dengan empat bentuk yang berbeda, yaitu satu bentuk pada surat Ghaafir,
Fushshilat, Asy-Syuura, Az-Zukhruuf, Ad-Dukhaan, Al-Jatsiah, dan Al-Ahqaaf, serta
tiga bentuk yang lain pada surat Thaaha, An-Naml, dan Yaasiin.
64
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ٓ
طس َطاس ٓ ح
ي
An-Naml َ Thaa Siiiiiin
ٓ
يس يَاس ٓ ح
ي
Yaasiin َ Yaa Siiiiiin
Ghaafir, dll
ٓ
حم َحا َميٓ حم Haa Miiiiiim
3. Tiga Huruf
Pembukaan surat yang terdiri atas tiga huruf terdapat pada 14 (empat
ٓ
belas) tempat dengan empat bentuk berbeda. Enam dengan huruf ( ال ٓمAlif Lam
Mim), yaitu pada Al-Baqarah, Aali ‘Imraan, Al-‘Ankabut, Ar-Ruum, Luqmaan, dan
ٓ
As-Sajdah. Lima dengan huruf ( الرAlif Lam Ra) yaitu pada Yuunus, Huud, Yuusuf,
ٓ
Syu’ara dan Al-Qashash. Serta satu dengan susunan ع ٓس ٓق, yakni pada Asy-Syuura.
Asy-Syu’ara dan ٓ
طس ٓم َطا َس ٓي َميٓ حم Thaa Siiiiiimmmiiiiiim
Al-Qashash
ٓ َ ح َ
Asy-Syuura ع ٓس ٓق ع ٓي َس ٓي قٓاف Aiiiiiingngng
Siiiiiingngng Qaaaaaaf
4. Empat Huruf
Pembukaan surat yang terdiri atas empat huruf terdapat pada dua surat,
ٓ ٓ
ٓ ال ٓمpada surat Al-A’raaf dan ال ٓمرpada surat Al-Ra’d.
yaitu ص
65
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
5. Lima Huruf
Pembukaan surat yang terdiri atas lima huruf hanya satu, yaitu ص ٓ ٓكpada
ٓ هيع
surat Maryam.
Surat Ayat Cara Membaca
Maryam
ٓ ٓك
هيع ٓص
ح َ َ َ ح
كٓاف ها يَا ع ٓي َصٓاد Kaaaaaaf Haa Yaa
‘Aiiiiiingngng Shaaaaaad
Berdasarkan Riwayat Imam Hafsh dari Qiraah Imam ‘Ashim Thariq (jalur)
Syathibiyyah, mad pada huruf ‘Ain dalam ص ٓ ٓكboleh dibaca 4 (empat) atau 6
ٓ هيع
Latihan
Bacalah semua huruf-huruf muqaththa’ah dengan benar!
66
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
Telah diuraikan dalam Konsistensi Pada Mad, bahwa ada tanda mad yang
tidak dibaca panjang, di antaranya adalah tanda Alif washal atau Hamzah washal,
yaitu huruf Alif yang di atasnya terdapat tanda khusus : ٱ. Tanda yang berada di
atas Alif diambil dari kepala huruf “Shad” yang merupakan kependekan dari kata
“Shilah” yang bermakna washal (menyambung bacaan). Dengan adanya tanda
tersebut, maka huruf Alif tidak dibaca dan bacaan langsung dilanjutkan atau
disambungkan ke huruf setelahnya.
Hamzah washal tidak dibaca bila berada di tengah kata atau kalimat,
namun bila ia berada di awal kalimat, maka ia berbunyi sebagaimana Hamzah
biasa. Hanya ada beberapa catatan mengenai bagaimana ia dibunyikan, apakah
dengan dhammah, kasrah, atau fathah.
67
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
Kaidah di atas berlaku bila Hamzah washal berhadapan dengan kata asli
(bentuk tunggal). Bila kata tersebut merupakan bentuk jamak, maka mesti dicari
dulu bentuk tunggalnya untuk menentukan apakah Hamzah washal dibaca dengan
dhammah atau kasrah. Contoh (QS. Yuunus, 10: 71):
tersebut berharakat dhammah. Namun, bila kita ingin memulai membaca pada
kata tersebut, maka ia dibaca dengan kasrah, karena bentuk asli (tunggal) dari kata
ح
terebut adalah: ضَ ٱق, dimana huruf ketiganya berharakat kasrah, bukan dhammah.
68
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
dibaca dhammah. Adapun bila huruf ketiga berharakat fathah atau kasrah maka
Hamzah washal dibaca kasrah. Bila huruf kedua adalah Hamzah sakinah (Hamzah
mati), sedangkan Hamzah washal dibaca kasrah atau dhammah, maka Hamzah
sakinah yang merupakan huruf kedua pada kata tersebut berubah menjadi huruf
mad. Contohnya:
QS. At-Taubah, 9: 49
َ ُ َُ َ حُ ه
ٓ َ َ ول ٱئ ح َذن ََل َوال َت حفت
ن ومَنهم من يق
َح
Bila kita ingin mengawali bacaan dari kata ( ) ٱئذن, maka Hamzah washal
pada kata tersebut dibaca kasrah, karena huruf ketiga kata tersebut berharakat
fathah. Namun ia tidak dibaca i`dzan, melainkan iidzan. Hal ini disebabkan huruf
kedua kata tersebut adalah Hamzah sakinah.
QS. Yuunus, 10: 15
ٓ َ َٰ َ ُ ح َ َ ح َ َ ه َ َ َح ُ َ َ ََٓ ح
ي هذا َ غ ان
ٍ ءر قَ ب ت
َ قال ٱلَين ال يرجون ل َقاءنا ٱئ
Hamzah washal pada kata di atas tidak dibaca i`ti karena huruf keduanya
merupakan Hamzah sakinah. Maka, Hamzah tersebut berubah menjadi huruf mad
yang mengakibatkan kata tersebut dibaca iiti.
QS. Thaaha, 20: 64
ٗ َ ْ ََُح ُ ْ َحَ ُ ح ُه ح
ٓۚ فأَجَعوا كيدكم ثم ٱئتوا صفا
Begitu pula dengan kata tsumma’tuu pada ayat di atas. Bila kita memulai
ْ ُح
bacaan dari kata ( ) ٱئتوا, maka ia dibaca iituu karena huruf keduanya merupakan
Hamzah sakinah yang berubah menjadi mad. Adapun Hamzah washal dibaca
ح
kasrah adalah disebabkan bentuk asli kata tersebut adalah: ت
َ ٱئ, dimana huruf
69
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
70
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Contoh:
Tulisan Dibaca Tulisan Dibaca
Alif Lam Syamsiyyah adalah Alif Lam yang Lam matinya tidak dibaca
melainkan langsung dibaca huruf selanjutnya, tandanya adalah tasydid.
Asy-Syaikh Ibnul Jamzuriy berkata:
َ َ َ َ ح َ َ ً ح َ َ ح َ
َش ٍة أيحضا َو َرم َزها فع وع لان حَي َه َما إَدَغ ُم َها َف أ حر َب ٍع
َ َ ح ُ َ َ ُح َ ًَ ح َ َ ۡحا ً َت ُف حز حَ َب ُث هم ص حل ُر ح
ۡشيفا ل َلك َر حم
َ ضف ذا ن َعم د سوء ظ ٍن زر َ َ
ط ح
“Alif Lam kedua hukumnya adalah idgham (melebur) pada 14 huruf yang
rumusnya adalah sebagai berikut:
Thib tsumma shil ruhman tafuz dhif dza ni’am, da’ su`a zhanin zur
syariifan lil karam. (Tha, Tsa, Shad, Ra, Ta, Dhad, Dza, Nun, Dal, Sin, Zha, Za,
Syin, dan Lam).”
Pada syair di atas, Asy-Syaikh Ibnul Jamzuriy merumuskan huruf-huruf Alif
Lam Syamsiyyah dengan menyebutkan huruf-huruf tersebut pada setiap awal
katanya.
Contoh:
Tulisan Dibaca Tulisan Dibaca
َ ٱنله
اس Annnaasi ه
ٱلرِنَٰمۡح Arrahmaani
Perhatikan perbedaan cara membaca kedua Alif Lam Qamariyyah & Syamsiyyah!
71
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
Kaidah di atas berlaku umum bagi seluruh Alif Lam ta’rif, namun tidak
berlaku bagi Alif Lam sukun yang bukan merupakan Lam ta’rif. Contohnya kata
َ ْ
ٱلَق, seperti pada QS. Al-Anfaal, 8: 41, dimana ia dibaca dengan kasrah menjadi:
لَع ُك َ ح
ٌ َشء قَد َٰ َ َ ُ َ ح َ ح َ َ حَ ح َ َ ه
٤١ َير َ ان وٱّلِل
َ يوم ٱلق ٱلمع
Untuk membedakan antara Lam ta’rif dengan Lam pada fi’il, maka kita
mesti memahami kaidah-kaidah dalam bahasa Arab. Namun, berkaitan dengan
cara membaca kata-kata tersebut, maka cukup kita perhatikan tanda baca yang
berada di atas huruf Lam. Bila di atas huruf Lam terdapat tanda sukun, maka
berarti Lam dibaca dengan jelas. Adapun bila di atas huruf Lam tidak terdapat
tanda apapun, sedangkan di atas huruf setelahnya terdapat tasydid, maka artinya
kita mesti membaca langsung ke huruf tersebut (yang bertanda tasydid).
72
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
a. Nun Wiqayah
Nun wiqayah adalah bunyi nun kasrah (“ni”) yang terjadi ketika tanwin
dibaca bersambung dengan Hamzah washal. Pada mushaf standar Internasional,
Nun wiqayah tidak diberi tanda apapun karena orang-orang Arab sudah secara
otomatis membacanya demikian. Adapun pada mushaf Indonesia, maka Nun
wiqayah dilambangkan dengan huruf Nun kecil yang berada di bawah Hamzah
washal.
b. Membaca Hamzah Washal yang Didahului Tanwin
Cara membaca Hamzah washal yang didahului tanwin adalah: mengganti bunyi
tanwin dengan harakat biasa dan mengganti Hamzah washal dengan bunyi
tambahan “ni” (Nun wiqayah) sesudahnya. Sederhananya dapat dilihat pada
rumus berikut:
73
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
۩ ۩
Dalam bahasa Arab, terdapat tiga harakat asli yang berfungsi untuk
membunyikan huruf-huruf dengan jelas. Ketiga harakat itu adalah fathah (berbunyi
“a”), kasrah (berbunyi “i”) dan dhammah (berbunyi “u”). Ketiga harakat ini mesti
diucapkan dengan sempurna agar tidak terjadi perubahan bunyi yang
menyebabkan tidak sempurnanya setiap huruf yang diucapkan. Walaupun hal
tersebut tidak mengubah makna Al-Quran, namun hal itu mengubah keaslian Al-
Quran, karena Al-Quran diturunkan bersamaan dengan tata cara membacanya
sebagaimana telah diuraikan.
Berkaitan dengan kesempurnaan harakat, Al-Imam Ahmad bin Badruddin
Ath-Thiibi (w. 979 H) berkata dalam Manzhumah Al-Mufiid Fii Ilmit Tajwiid :26
َ ه َ َح َ ه ََ ُ ُّ ح
ي ض هما َ إَال بَض ٍم ٱلشفت َوُك َمض ُم حو ٍم فلن يَت َ هما
ح َح ح ح َح َ ح َ ُ ح
يَت َ ُّم َو ٱل َمف ُت حو ُح بَالف حتحَ ٱف َه َم اض ل َلف َمٍ اض بَٱنَف ٍ َوذو ٱنَف
“Dan setiap dhammah tidak akan sempurna, kecuali dengan benar-benar
memonyongkan kedua bibir,
Dan Kasrah dengan merendahkan rahang akan sempurna, dan fathah
dengan membukanya, fahamilah!”
Namun demikian, kita juga mesti memperhatikan aspek-aspek lain yang
berkaitan dengan gaya tutur bahasa dan dialek Arab. Hal ini agar pengucapan
harakat –secara khusus- dan kalimat demi kalimat Al-Quran secara umum tidak
tercampur dengan gaya bahasa atau dialek yang sudah melekat pada diri kita
sebagai orang non-Arab.
Beberapa kesalahan begitu sering terjadi pada saat seseorang, khususnya
non-Arab- saat mengucapkan harakat, di antaranya:
1. Menebalkan harakat pada huruf-huruf yang seharusnya diucapkan tipis,
khususnya pada saat mengucapkan fathah dan dhammah.
2. Menipiskan harakat pada huruf-huruf yang seharusnya diucapkan tebal,
khususnya pada saat kasrah.
74
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
75
Tamhidi: At-Tamhiid Fii Ilmit Tajwiid
76
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan 2
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
ُ َ َ َح َ ُ هُ ُ ُ َ ح َح َ ح ََح ُ َ ُ َ ه ُ ه ٌ َ ُح ُ هُ َ
قل ه َو ٱّلِل أحد ١ٱّلِل ٱلصمد ٢لم ي َِل ولم يول ٣ولم يكن ِلۥ كفوا أحد ٤
ۢ ً
Latihan 3
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
َ َ َ ح َ َ ٗ َ َ َ َ َ َ ٓ َ ح َ َ ح ُ َ ُُ َ َ َ ه َ َ َ َه ح ََٓ َ َ
َٰ
تبت يدا أ َب لهب وتب ١ما أغن عنه ماِلۥ وما كسب ٢سيص َٰ
ل نارا ذات لهب
َ ه َ َحٞ َ َ َ ح ََُُ َه ََ ح
جيدَها حبل مَن مسد ٥ ب َ ٤ف َ ٣وٱمرأتهۥ ۡحالة ٱۡلط َ
Latihan 4
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
َ ٱّلِل َ أ َ حف َو ٗ
اجا ٢ف َسب َ حح
ه
َين د ف
َ ََح َ ه َ َ ح ُ ُ َ
ون ل خ د ي اس ٱنل ت ي أر و ١ ٱّلِل َ َو حٱل َف حت ُ
ح
َ ََٓ َ ح ُ ه
إَذا جاء نص
َ َ
ه َ َ َ َح َ َ َ ح ح
ٱس َتغفَ حرهُۚٓ إَن ُهۥ َكن ت هوابَۢا ٣َِبم َد ربَك و
Latihan 5
ت َو َما َف وم َال تَأح ُخ ُذهُۥ س ََنةَ ٞو َال نَ حوم ٞه ُِلۥ َما ف ه َ َ ح حٱل َق ُّي ُ ُّ ّلِل َالٓ إ َل َٰ َه إ هال ُه َو حٱل َ ٱ هُ
ٱلسمَٰو َٰ َ َ ۚٓ ۚٓ َ َ
َ َ حَ َح َ َ َحَ َ ح َ ه ح َ َ ه حَ
ي أيحدَي َه حم َو َما خلف ُه حم َوال َندهُ ٓۥ إَال بَإَذنَهَۚٓۦ يعل ُم ما ب ۡرض َمن ذا ٱلَي يَشف ُع ع ٱأل َ
ح ح ٓ ه َ َ ٓ َ َ َ ُ ح ُّ ُ ه َ َٰ َ َٰ َ ح َ َ َ َ َ ُ ُ ون ب َ َ ح ُ ُ َ
يودهُۥ ت وٱألۡرض وال َشء مَن عَل َمهَۦ إَال بَما شاء ۚٓ وسَع كرسَيه ٱلسمو َ ُيَيط
77
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
۩ ۩
Istilah dan persoalan yang sangat penting untuk diketahui para pembaca
Al-Quran, khususnya para penuntut ilmu tajwid, adalah beberapa hal yang
berkaitan dengan Qiraah, Riwaayah, dan Thariiq.
Para pembaca Al-Quran mesti mengetahui kaidah-kaidah pada Qiraah,
Riwaayah, dan Thariiq yang ia beriltizam padanya lalu membaca Al-Quran di atas
jalur tersebut. Bila seseorang tidak memahami persoalan ini dengan baik, maka ia
bisa terjatuh pada pencampuradukan (tarkib/ takhlith) dalam membaca Al-Quran
yang para Ulama telah melarang dan mewanti-wanti kita untuk tidak
melakukannya.
Al-Imam Ibnul Jazariy berkata: “...di antara faidah kami menjelaskan
persoalan ini dan merinci perbedaan di antara thariiq serta menyebutkan kitab-
kitabnya agar tidak terjadi tarkib.” [An-Nasyr I/ 152]
Al-Hafizh Syihabuddiin Al-Qasthalani berkata: “Siapa saja yang tidak bisa
membedakan thariiq-thariiq dan riwaayah-riwaayah (dalam membaca Al-Quran)
maka ia pasti akan terjatuh kepada tarkib.” [Lathaaiful Isyaarat I/ 337]
Syaikh Ali Muhammad Adh-Dhabba’ berkata bahwa penyebab terjadinya
tarkib atau takhlith adalah karena kejahilan para pembaca Al-Quran atas
perbedaan setiap thariiq dan tidak berpegang pada kaidah-kaidah yang berlaku
saat mengambil suatu bacaan. [Sharihun Nash hal. 3]
1. Qiraah
Secara bahasa qiraah bermakna bacaan. Namun dalam ilmu Al-Quran,
istilah ini digunakan untuk menerangkan suatu jenis bacaan yang dinisbatkan
kepada salah satu Imam Qiraah yang tujuh atau yang sepuluh. Orang-orangnya
disebut Qaari (para pembaca), jamaknya adalah Qurra.
27Tulisan ini merupakan pengembangan dari artikel yang pernah dipublikasikan di Channel Telegram
Online Tajwid: telegram.me/onlinetajwid, pada tanggal 13 November 2015 dengan judul “Mengenal
Qiraah, Riwayah, dan Thariqah”.
78
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Perlu diketahui bahwa para Qurra tidaklah membuat cara baru dalam
membaca Al-Quran, melainkan hanya menyampaikan apa yang mereka ambil dari
generasi sebelumnya hingga bersambung hingga Rasuulullaah ﷺ. Mereka
menerima bacaan dari para Ulama Tabi’in. Para Ulama Tabi’in menerima bacaan
dari para Sahabat, dan para Sahabat menerima bacaan dari Rasuulullaah ﷺ. Bila
kita menemukan perbedaan bacaan di kalangan para Qurra, itu disebabkan karena
sejak awal Al-Quran diturunkan dalam tujuh huruf, sebagaimana riwayat yang
telah masyhur. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-
Bukhari (2287) dan Muslim (818) , bahwasanya Rasuulullaahi ﷺbersabda:
َ ََ َ ه َ َ حُ ح َ ُح
َ لَع َس حب َعةَ أ حح ُر ٍف فَٱ حق َر ُءوا ْ َما تَ َي ه
َُّس َم حنه إ َن هذا ٱلقرآن أن َزل
“Sesungguhnya Al-Quran ini diturunkan dalam tujuh huruf yang berbeda,
maka bacalah ia menurut apa yang mudah darinya.”
Para Ulama Qurra sepakat bahwasanya aib bagi seseorang
mencampuradukkan perbedaan wajah atau huruf tersebut sesuai dengan kehendak
hatinya, karena Rasuulullaah telah membacakannya kepada para Sahabat dengan
satu “paket” yang terpilih dan pada waktu lain membacanya dengan “paket” lain
yang juga terpilih. Sehingga kadang satu orang Sahabat bisa memperolah beberapa
paket bacaan yang telah dipilihkan Rasuulullaah untuknya. Tentu saja pilihan-
pilihan tersebut merupakan wahyu yang ditunjukkan oleh Allaah ﷻ kepada Rasul-
Nya.
“Paket-paket” bacaan itulah yang kemudian diwariskan dari generasi ke
generasi hingga sampai kepada para Ulama Qurra yang tujuh atau yang sepuluh.
Lalu para Ulama Qurra tersebut menyampaikannya kepada murid-muridnya sesuai
dengan apa yang telah mereka terima. Bacaan yang biasa mereka baca dan
kemudian diajarkan kepada murid-muridnya kemudian dikenal dengan istilah
Qiraah, dan biasanya disandarkan kepada para Ulama yang mengajarkannya.
Maka, dikenal istilah Qiraah ‘Aashim atau Qiraah Naafi’ atau Qiraah Imam Anu
dan lain sebagainya. Maksudnya adalah bacaan yang biasa digunakan dan
diajarkan oleh para Ulama tersebut.
Dari sekian banyak para Imam Qurra yang dijadikan rujukan pada kurun
tabi’in hingga tabi’ut tabi’in, ada 10 (sepuluh) orang Imam Qurra yang
berdasarkan penelitian para Ulama, bacaan mereka telah shahih diriwayatkan
secara mutawatir berasal dari Rasuulullaah ﷺ.
79
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Kitab yang pertama kali ditulis dalam permasalahan ini adalah Kitab
Qararat buah karya Al-Imam Abu ‘Ubaid Al-Qasim bin Salam (224 H). Ia telah
mengumpulkan 15 (lima belas) jenis bacaan para Imam dalam kitab tersebut.
Disusul oleh Al-Imam Ismail bin Ishaq Al-Qadhi Al-Baghdadi (282) yang telah
mengumpulkan 20 bacaan para Imam. Kemudian diteliti ulang dengan lebih rinci
lagi oleh Al-Imam Ahmad bin Musa bin Al-‘Abbas bin Mujahid (dikenal dengan
nama Ibnu Mujahid) yang mengumpulkan dan memilih 7 (tujuh) Imam dalam
kitab As-Sab’ah fil Qiraah. Berdasarkan penelitiannya, bacaan 7 (tujuh) Imam ini
merupakan bacaan yang benar-benar shahih, terjaga keasliannya, dan mutawatir
berasal dari Rasuulullaah ﷺ. Ketujuh bacaan para Imam inilah yang dikenal
dengan istilah Qiraat As-Sab’ (di Indonesia lebih masyhur dengan istilah Qiraah
Sab’ah).
Pada abad pertengahan, Al-Imam Muhammad ibnul Jazariy menambahkan
3 (tiga) orang lagi dalam kitab Ad-Durrah, yang berdasarkan penelitiannya juga
memiliki jalur periwayatan yang shahih. Sehingga jumlah keseluruhan para Imam
Qurra yang bacaannya diterima dan boleh diamalkan ada 10 (sepuluh). Kemudian,
Al-Imam Ibnul Jazari mengumpulkan semua jalur periwayatan para Imam yang 10
(sepuluh) dalam kitab An-Nasyr. Kesepuluh bacaan dari para Imam inilah yang
kemudian dikenal dengan istilah Qiraat Al-‘Asyr (di Indonesia lebih masyhur
dengan istilah Qiraah Asyrah).
Imam Qiraah yang sepuluh adalah: Abu Abdirrahmaan Naafi’ bin Abi
Nu’aim Al-Laitsi (w. 169 H), Abdullaah bin Katsiir Al-Makki (w. 120 H), Abu
‘Amru bin Al-‘Alaa Al-Bashari (w. 154 H), Abdullaah bin ‘Aamir Ad-Dimasyqi (w.
118 H.), Abu Bakr ‘Aashim bin Abin Nujuud Al-Kuufi (w. 128 H), Hamzah bin
Hubaib Az-Zayyaat At-Taimi Al-Kuufi (w. 156 H), Abul Hasan ‘Ali bin Hamzah Al-
Kisaa`i Al-Kuufi (w. 189 H), Abu Ja’far Yazid bin Al-Qa’qa’ Al-Madani (w. 128 H),
Abu Muhammad Ya’qub bin Ishaq Al-Hadhrami (w. 205 H), dan Abu Muhammad
Khalaf bin Hisyaam Al-Baghdadi (w. 229 H).
2. Riwaayah
Istilah ini digunakan untuk menerangkan penisbatan ulama yang
meriwayatkan Qiraah (bacaan) yang diambil dari salah salah satu Qurra yang
tujuh atau sepuluh. Singkatnya, riwaayah adalah bacaan dari murid-muridnya para
Ulama Qurra. Adapun orang-orangnya disebut Raawi (periwayat/ orang yang
meriwayatkan). Qiraah dan Riwayah dibedakan karena setiap satu Qaari ternyata
memiliki setidaknya dua wajah yang berbeda dalam membaca Al-Quran. Sehingga
80
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
dikenal kemudian Raawi terpilih yang dinilai paling mewakili kedua bacaan yang
dimiliki oleh para Ulama Qurra.
Perawi Imam Naafi’ adalah:
o Qaalun (Isa bin Mina Al-Madani) dan Warsy (Utsman bin
Sa’id Al-Mishri),
Perawi Imam Ibnu Katsiir:
o Al-Bizzi (Ahmad bin Muhammad Al-Qasim Al-Makki) dan
Qunbul,
Perawi Imam Abu ‘Amr:
o Ad-Duuri (Abu ‘Umar Hafsh bin Umar bin ‘Abdul ‘Aziz bin
Shuhban) dan As-Suusi (Abu Syu’aib bin Shalih bin Ziyad),
Perawi Imam Ibnu ‘Aamir:
o Hisyam (bin ‘Ammar bin Nashir) dan Ibnu Dzakwan
(Abdullah bin Ahmad bin Bisyr bin Dzakwan),
Perawi Imam ‘Aashim:
o Hafsh (bin Sulaiman bin Al-Mughirah) dan Syu’bah (Abu
Bakr bin ‘Iyash),
Perawi Imam Hamzah:
o Khalaf (bin Hisyam Al-Bazzar) dan Khallad (bin Khalid),
Perawi Imam Al-Kisaa`i:
o Abul Haarits Al-Laits dan Ad-Duuri (Abu ‘Umar bin Hafsh
bin ‘Umar, yang juga meriwayatkan dari Abu ‘Amr),
Perawi Imam Abu Ja’far:
o Ibnu Wardan (Abul Harits ‘Isa bin Wardan Al-Madani) dan
Ibnu Jammaaz (Abur Raabi’ Sulaiman bin Muslim bin
Jammaaz Al-Madani),
Perawi Imam Ya’qub:
o Ruwais (Abu Abdillaah Muhammad bin Al-Mutawakkil Al-
Lu’lu’ Al-Bashri) dan Rauh (Abul Hasan Rauh bin Abdil
Mu’min Al-Bashri),
Perawi Imam Khalaf:
o Ishaaq (Abu Ya’qub Ishaaq bin Ibrahim bin ‘Utsmaan Al-
Baghdadi) dan Idris (Abul Hasan Idris bin Abdil Karim Al-
Baghdadi).
81
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
82
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
83
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Rasuulullaah,
Sahabat,
Taabi'in,
Al-Imam 'Aashim
Al-Imam Hafsh
Al-Imam Asy-Syathibi
Jalur Periwayatan Al-Imam Asy-Syathibi untuk Riwayat Imam Hafsh dari Imam
‘Ashim rahiimahumullaah dari para Tab’in dari para Sahabat ridhwaanullaahu
‘ajma’iin, dari Rasuulullaah ﷺ
84
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
TAJWIDUL HURUF 1
Makharijul Shifaatul Tafkhiim &
Huruf Huruf Tarqiiq
85
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
86
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ HURUF-HURUF HIJAIYYAH ۩
۩ MUQADDIMAH MAKHARIJUL HURUF ۩
۩ MAKHRAJ AL-JAUF ۩
۩ MAKHRAJ AL-HALQ ۩
۩ MAKHRAJ AL-LISAAN ۩
۩ MAKHRAJ ASY-SYAFATAIN ۩
۩ MAKHRAJ AL-KHAYSYUUM ۩
87
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
88
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
ma’ani (ان َ َ )ٱ ح َ ح ُ ح, yakni huruf-huruf yang memiliki makna, seperti ( م حَنdari), ب
َ ۡلرف ٱلمع َ
ُ ح
(dengan), atau ( َلuntuk). Ada juga yang disebut dengan huruf mabani (ۡل حرف
َ ٱ
ان ََح
َ )ٱلمب, yakni huruf yang berfungsi untuk membangun kata atau kalimat. Huruf
َح ُ ح
mabani terbagi menjadi dua, yakni: huruf abjadiyah (ۡل ُروف ٱألب َدية
ُ )ٱdan huruf
penulisan dan berfungsi sebagai angka. Sedangkan huruf hijaiyyah adalah huruf
yang digunakan dalam percakapan. Huruf hijaiyyah sendiri terbagi menjadi dua,
yakni huruf hijaiyyah asli dan dan huruf hijaiyyah far’i.
Abjadiyah
(28 huruf) Asli = huruf yang ada
Mabani bunyi dan dilambangkan
(29 Huruf)
Hijaiyyah
Far’i = huruf yang ada
bunyi, tapi tidak
dilambangkan
(8 huruf)
89
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
ُ َحَح
2. Huruf Abjadiyah (ۡل ُروف ٱألب َديهة
ُ )ٱ ُ ح
Huruf Abjadiyah adalah huruf yang biasa digunakan dalam penulisan dan
berfungsi sebagai angka. Orang-orang Arab sebelumnya tidak mengenal angka,
sehingga untuk menuliskan angka mereka menggunakan huruf, sebagaimana yang
lazim digunakan oleh orang-orang Romawi sebelum mengenal angka.
Susunan huruf abjadiyah diurutkan berdasarkan nilai yang terkandung pada
setiap huruf. Namun, ada dua pendapat mengenai susunan huruf-huruf ini.
Pertama, yang berkembang di wilayah Timur, dengan susunan:
َََ ح َ ح َ ح َُ َ ح ََ ح َ َ ح َ ح
ت َثذ ضظغ أبَ حد ه هو حز ُح َطى كمن سعفص قرش
Adapun berdasarkan apa yang berkembang di wilayah Barat disusun
sebagai berikut:
َََ ح َ ح َ ح ََ َ ح ََ ح َ َ ح َ ح
ت َثذ ظغش أبَ حد ه هو حز ُح َطى كمن صعفض قرس
Nilai yang terkandung pada setiap huruf tersebut adalah sebagai berikut
(berdasarkan susunan wilayah Timur):
90
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ُ ُ ح ح ح
َ اۡل ُروف اله ُ ح
3. Huruf Hijaiyyah Asli (جاى َ هية األصل هَية َ
ُ )
Huruf hijaiyyah adalah huruf yang biasa digunakan dalam percakapan dan
berfungsi sebagai penyusun kata serta kalimat. Huruf hijaiyyah berjumlah 29 huruf
yang disusun oleh Al-Imam Nashr bin ‘Ashim (w. 90 H) berdasarkan kemiripian
bentuk-bentuknya. Untuk membedakannya, diberikan tanda titik beberapa waktu
kemudian.28
غ ف ق ك ل م ن هـ و ال ي جحخدذرزسشصضطظ أبت
Huruf pertama dalam deretan hijaiyyah adalah Hamzah, bukan Alif.
Adapun sebab mengapa pada awal penulisannya ditulis dengan Alif adalah bahwa
sampai pada abad ke-2, Hamzah tidak memiliki bentuk atau tidak dilambangkan
dengan bentuk/ tanda tertentu. Kadang ia ditulis dengan Alif, kadang dengan Ya,
kadang dengan Wawu, bahkan dalam beberapa kalimat tidak ditulis sama sekali.
Cara membacanya disesuaikan dengan konteks kalimat yang ada.
Keadaan demikian tentu sangat menyulitkan bagi kalangan non Arab.
Akhirnya, Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi (w. 175 H) menemukan bentuk bagi
huruf Hamzah agar mudah dibaca. Bentuk tersebut diambil dari kepala huruf ‘Ain,
disebabkan kedekatan makhrajnya.29
Adapun huruf Alif dalam deretan hijaiyyah adalah yang ditulis Lam Alif.
Ditulis dengan Lam Alif ( )الkarena Alif tidak berada pada kondisi selain sukun dan
ُ َ حُ ُ ُ ح َ ُ ح
4. Huruf Hijaiyyah Far’iyah (جاى َ هية الف حرع هَية َ)اۡلروف اله
28 Tajwidul Mushawwar
29 Tajwidul Mushawwar
91
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
ه َ ْ ُّ َ َ َ َ ح َ ح َ َ َ ح ح
كَّس ٱبتَدائَهَ أشموا ضمــــا قَيل م هَمـا: َوٱ َِلا َء َكل َواوَ كـ
ك َذا ٱ هلَل ُم إ َذا َما ُغل ََظــ ح َ ََ اها فُخ َمـــتح َ ََ َ حَ ُ ه
ــت َ وه َ وٱألل َف ٱل َت تر
َ اك ٱل ح َميــ ُم ف
ُ َيما َي حظ َه
ـر َ َك َذ: تُ قُ حل ْ ُ َ ُّ َ َ ُّ َ َ َ ح ُ ح
وٱنلون عدوها إَذا لم يـظ َهروا
“Dan digunakan pula (dalam Al-Quran) huruf-huruf tambahan,
sebagaimana yang telah dijelaskan faidahnya,
Seperti untuk meringankan (bacaan), dan terbagi huruf-huruf tambahan
tersebut: seperti hamzah saat ditas-hilkan,
Dan Alif seperti Ya saat diimalahkan, juga Shad yang mirip Zay
sebagaimana yang telah disebutkan para Ulama,
Dan Ya seperti Wawu pada kata “Qwila” pada saat sebelumnya kasrah dan
digabungkan dengan isyarat memonyongkan bibir,
Dan juga Alif yang engkau lihat saat ditafkhimkan, begitupun Lam saat
ditebalkan,
Dan Nun pada saat tidak diizh-harkan. Aku katakan: begitu pula Mim pada
saat tidak izh-har.”
Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam syair, huruf-huruf far’i ada
delapan, yaitu:
1. Hamzah Tashil, pada riwayah Hafsh terdapat pada Surat Fushshilat ayat
ٞ جَ َ ح
44: م َ ء۬اع
َح
2. Alif Imalah, pada riwayah Hafsh terdapat pada Surat Huud ayat 41: رى َٰ َهاُٜم
3. Shad mirip (bergabung dengan) Zay, seperti pada kata ٱلص َر َٰ َط
َ tapi tidak
6. Lam Tafkhim, yakni Lam pada lafazh Jalaalah yang sebelumnya dhammah
َ َٰ ه َ
atau fathah, seperti َلَع ٱّلِل.
َ َ
7. Nun yang bukan izh-har, seperti مَن ق حبل َك.
92
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
َ
َ ت حرمَيهم َِب ََج.
8. Mim yang bukan izh-har, seperti ارة َ
30 Hanya akan dipelajari huruf-huruf yang ada pada riwayat Imam Hafsh.
93
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
۩ ۩
94
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
“ujung sesuatu” dan secara istilah bermakna: suara yang keluar dari tempat keluar
muhaqqaq (tentu) atau muqaddar (tidak tentu). Secara istilah, makhaarijul huruuf
bermakna:31
ي َع حن َغ ح
ُ ندهُ َف َي َت َم ه َ َ ُ َح َ َ حَ ح ُّ َ َ
َ يه
َ
ُ لص حو
َ ت َع نقط ُع ٱ ه
َ ي ث ي ح َ هي ح
َ َ وج ٱۡلر َف و
ي م ت َ مل ُخ ُر
Tempat keluarnya huruf dan letaknya adalah pada saat berakhirnya suara
(disukunkan) padanya, yang bisa membedakan huruf yang satu dengan yang
lainnya.
Makhraj muhaqqaq adalah makhraj yang berhubungan erat dengan
tempat tertentu, baik itu al-halq (tenggorokan), lisan, atau dua bibir. Sedangkan
makhraj muqaddar adalah makhraj yang sumber suaranya tidak terdeteksi pada
titik tertentu atau tidak berhubungan dengan tempat tertentu. Tidak dengan al-
halq (tenggorokan), lisan, atau dua bibir.
Berkaitan dengan makharijul huruf, telah sampai kepada kita sebuah
riwayat dari Ummu Salamah:
ًَُ ه ًَ َ حً َح ُ ه ََ َ َ ح َُ َ َ َ َ َ َ َ هُ َ ح َ َه َ َ َ َ ح
أنها نعتت ق َراءة ٱلرسو َل ﷺ مفَّسة حرفا حرفا:عن أم سلمة رض ٱّلِل عنها
Dari Ummu Salamah radhiyallaahu ‘anha, bahwa sesungguhnya dia telah
menyifati bacaan Rasuulullaah ﷺ, (yaitu membaca dengan) memperjelas huruf
demi huruf. [HR.Tirmidzi 2923]
95
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
96
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
32Perhatikan gambar yang berwarna biru dan hijau dari tenggorokan hingga rongga mulut. (sumber
gambar: tajwidul mushawwar)
97
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Semua huruf hidup mesti keluar melalui jauf. Karena pada prinsipnya,
setiap huruf akan mendekat kepada makhrajnya saat disukunkan dan akan
menjauh dari makhrajnya saat diberi harakat (hidup). Bila kita mempertahankan
(tidak menjauhkan) makhraj huruf saat ia hidup, maka suara tidak akan mengalir
sempurna melalui rongga jauf. Lihat kembali posisi mulut dalam Bab
Kesempurnaan Mengucapkan Harakat.
Latihan
ح ُ
تتُ حو بَ ح تَا َ ح
ِت بَا ب بُو بَ ح
ب إَي او بأ َءا
َ
ح ُ َ
ُحو بَ حح َحا ََح َجا َج ُجو بَ حج َِث لو بَث لا
ح ُ َ ُ َ ح ُ َ
ذو بَذ ذا ذَي دا دَي دو بَ حد َخ خو بَخ خا
ُسو ب َ حس َسا َس َزا زَي ُزو بَ حز ُرو بَ حر َرا رَي
ح ُ َ ح ُ َ
ضو بَض ضا َض َصا َص ُصو بَ حص شو بَش شا ََش
ح ُ َ
ُعو َب حع ََع َع ظا َظ ظو َبظ ُطو َب حط َطا َط
ُ َ ح ُ َ ح ُ َ
َق قو َب حق قا َف فو َبف فا غو َبغ َغ َغ
َ ُ َ ح ُ َ
م ُمو َب حم ما ََل لو بَل
ال كو بَك َك َك
َ ُ َ ُ َ
وَي ُوو بَ حو وا َه هو بَ حه ها نو بَن نا ن
يَا ي يُو َ ح
ب َ
98
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
1. Pendahuluan
Al-Halq artinya tenggorokan, mencakup bagian yang dimulai dari pangkal
laring (pita suara), tepatnya di atas cekungan yang menjadi batas antara dada
dengan tenggorokan hingga ke uvula. Pada tenggorokan terdapat 3 (tiga) tempat
keluarnya huruf untuk 6 (enam) huruf hijaiyyah. Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
َ
ٌ ُث هم ل ََو حسطهَ َف َع ح
ُ ي َح
اء َ َ ُث هم َأل حق َص ٱ ح
ُۡل حلق َه حم ٌز َهاء
َ
َُ َ ٌَحَ ُ َح
أدناه غي خاؤها
“Kemudian pada tenggorokan yang paling jauh (dari mulut) terdapat
Hamzah dan Ha, di tengah tenggorokan terdapat ‘Ain dan Ha, dan di
tenggorokan yang paling dekat keluar huruf Ghain dan Kha.”
ح ح
َ )أقص ٱ
2. Pangkal Tenggorokan (ۡلل َق
َ َح
Huruf Hamzah dan Ha berbunyi karena getaran yang terjadi pada pita
suara, letaknya di atas cekungan di atas dada. Hati-hati menurunkan suara hingga
33 Tajwidul Mushawwar
34 Tajwidul Mushawwar
99
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Latihan
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح ُ َح
َ إَأ أأ إَإ أأ أإ َ أأ أأ إَأ أأ َءا إَي او بأ
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح ُ َ
إَهـ أهـ إَه َـ أهـ أهَـ أهـ أهـ إَهـ أهـ ها َه هو بَ حه
ُ َ َ َ ُ َ
َه ََه ه ُه هَه ه ُه ههَ ه َه ه حه ه حَه ه حه
ُ َ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ
هـ أ هـ أ هـ أ هـ أ هـ أ هـ أ
َ َ َ َ َ َ َ َ
هـ هـ أ أ أ هـ هَـ أ هَـ َ إ َ هـ إ
ح ح
َ ) َوسط ٱ ُ َ
3. Tengah Tenggorokan (ۡلل َق
35 Tajwidul Mushawwar
100
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan
ُ ُ َ َ َ ََ ُ َ َ ح ح ُ ح
َ َإَ أ إ أ أ أ أ إَ أ ََع َع ُعو َب حع
ُ ُ َ
إَح أح إ َ َح َأ َ ُح أ َ َح أَح َ ح ح ُ ح
أح إَح أح َحا ََح ُحو بَ حح
Latihan
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ح ح ُ ح ُ ح َ
َإَغ أغ إَغ أغ أ َغ أغ أغ إَغ أغ َغ َغ غو َبغ
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ح ح ُ ح
َغَغ غغ غَغ غغ غغَ غغ غغ غَغ غغ
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ح ح ُ ح ُ ح َ
إَخ أخ إ َ َخ أخ أ َخ أخ أخ إَخ أخ خا َخ خو بَخ
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ح ح ُ ح
َخَخ خخ خَخ خخ خخَ خخ خخ خَخ خخ
36 Tajwidul Mushawwar
101
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ
خ هـ غ َح خ هـ غ أحخ
َ َ َ َ َ َ َ َ َ
حخ غ َح َح خ َح غ غ
َ ُ َ َ ُ َ َ َ
غغخ خخغ َغ َح َغ َخ خ
102
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
37 Tajwidul Mushawwar
38 Maksudnya adalah langit-langit yang lunak
103
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Latihan
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح ُ َ
إَق أق إ َ َق أق أ َق أق أق إَق أق قا َق قو َب حق
َ َح َ َح ُ َ َ َ ُ َ
ق حق قق قق ق حق ق ََق ق ُق ق ََق ق ُق ق َق ق َق ق حق ق حَق ق حق
ُ َ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ
قأق أقأ قأق أقأ
َ َ َ َ َ َ َ َ
ققأ أأق َق أ َق َإَ ق إ
39 Tajwidul Mushawwar
40 Tajwidul Mushawwar
104
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
menyerupai suara Qaf. Sebaliknya, berhati-hati pula agar tidak menggeser makhraj
Kaf lebih rendah lagi, sehingga suaranya terdengar tidak alami dengan udara
terlalu berhembus. Huruf Kaf adalah huruf syiddah (kuat) sehingga kekuatannya
mesti tetap terjaga, baik dalam kondisi berharakat atau sukun.
Latihan
ُ ُ َ َأ َ ُك أ َ أَك َ ح ح ُ ح ُ ح َ
َك َك كو بَك
َإَك أك إَك َك أك إَك أك
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ح ح ُ ح
َك
َ كَك كك ك ك كك َ كك ك كك كَك كك
َ ُ ُ َ َ َ
ُك ق ُك ق َك ق َك ق َك ق َك ق
َ َ َ َ
َك َك ق ق ق َك َكَ ق ك َق َك َق
Bagian tengah lidah adalah bagian yang berada di antara pangkal lidah
dengan ujung lidah. Bila bagian ini diangkat mendekat ke arah langit-langit, maka
akan keluar huruf Jim, Syin, dan Ya. Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
ُ الش َ ُ َ حَ ح
ي ي َا َ جي ُم
َ وٱلوسط ف
“Dan di tengah (lidah) terdapat huruf Jim, Syin, dan Ya.”
Perbedaan pada ketiga huruf tersebut adalah jarak antara lidah dengan
langit-langit. Pada huruf Jim, bagian tengah lidah menyentuh dan menekan langit-
langit. Pada huruf Syin posisi lidah berada di bawah posisi huruf Jim (tidak
menyentuh langit-langit). Sedangkan pada huruf Ya, posisi lidah berada lebih
rendah lagi. Perhatikan gambar berikut41:
Perhatian: Pada saat mengucapkan huruf Jim, jangan sampai terlalu basah
sehingga lebih mirip huruf “c” dalam bahasa Indonesia, atau terlalu kering dan
41 Tajwidul Mushawwar
105
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
kuat sehingga lebih mirip huruf “d” atau “g”. Sedangkan pada saat mengucapkan
huruf Syin, usahakan untuk tidak terlalu membuka atau memonyongkan bibir
kecuali saat diberi harakat dhammah, sehingga suara dan udara tetap terkumpul di
dalam mulut. Bila posisi bibir terlaku terbuka terbuka, maka sebagian sifat huruf
Syin tidak akan sempurna terucapkan.
Latihan
ُ
إَج أج إ َ َج
ُ َ َأ َ ُج أ َ َج أَج َ ح ح ُ ح
أج إَج أج َجا َج ُجو بَ حج
ح ح
َج حج َجج َجج َج حج ج َج ُ ُ َ
َ جج جج َ َج ُج َج َج َج َج ج حج ُج حج َ ح
َ جج
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح ُ ح َ
إَش أش إ َ َش أش أ َش أش أش إَش أش شا ََش شو بَش
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ ح ُ ح َ ح
َش َ شَش شش ش شش ش َش شش شش شَش شش
ُ
إَي أي إ َ َي
ُ َ َي أَي أَي َ
ُ أ أ َ حي إي أُيح يَا ي يُو َ ح
ب
َ َ َ
يََ ي ُُ ي َ ََ ي
ي
َ َُ
َ ي ييي ُحَح
َ َ
َ ُش َ ُ َ َش َج َ َج َش
ي ُج ي ش ُج ي ي
Sisi lidah adalah bagian penampang di tepi lidah yang melingkar dari sisi
pangkal lidah di sebelah kanan hingga ke sisi pangkal lidah di sebelah kiri.
a) Salah satu sisi lidah yang bertemu dengan gigi geraham atas, baik
bagian kiri, kanan, atau kedua sisi lidah yang bertemu dengan kedua
sisi gigi geraham atas, keluar huruf Dhad. Al-Imam Ibnul Jazariy
berkata:
َ َ ُ َ ه ُ ح َ َ ح َ َ َ ح َ َ ح َحَ َ َح
وٱلضاد مَن حافت َهَ إَذ و َِلا الۡضاس مَن أيَّس أو يمناها
“Dan Dhad dari sisi lidah, bila bertemu dengan gigi geraham bagian atas,
sisi kiri atau kanannya.”
Perhatikan gambar berikut:
106
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Bersentuhan
Menekan/
sumber suara
Latihan
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ح ح ُ ح ح ُ َ
إَض أض إ َ َض أض أ َض أض أض إَض أض ضا َض ضو بَض
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ ح ُ ح َ ح
ض َضَ ضض ضض َ ضض ض َض ضض ضض ضض َ ضض
ُ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ
ض َج ش يضق ضشض َك ض َي
َ َ َ َ َ َ
ضض َح هـ ض َض َح َض َق ض َج
َ ََح
b) Ujung dari sisi lidah ( )أدنــى حفةhingga akhirnya di bagian sisi depan
107
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Huruf Lam mempunyai dua sifat pada dua kondisi yang berbeda. Dalam
lafazh jalaalah ( )هللاyang didahului fathah atau dhammah, ia menjadi tebal,
sedangkan selainnya mesti diucapkan dengan setipis mungkin. Caranya adalah
dengan tidak menekan lidah ke langit-langit, melainkan cukup disentuhkan sambil
mengeluarkan bunyi dengan sempurna.
Latihan
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح ُ َ
إَل أل إ َ َل أل أ َل أل أل إَل أل ال ََل لو بَل
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح
ل َل لل ل ََل لل ل َل لل لل ل َل لل
ََ ه ه ه ه َ
َلَع ٱّلِل َصل ٱّلِل َع حب ُد ٱّلِل
ُ َ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َ
خلق لقض ض ل َج قلق
َ َ َ َ َ َ َ َ
ضقل للض ََل ش ك َج ل َض
ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ
ق َض َي خ َل ض شغل ضلل
ُ َ َ ُ َ َ ُ َ
ألض َ ل َق ض َح ض ل ش َك ل
42 Tajwidul Mushawwar
108
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
َ ُ
َ َ
5. Ujung lidah (ـان
َ )طرف الل َس
Latihan
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح ُ َ
إَن أن إ َ َن أن أ َن أن أن إَن أن نا َن نو َب حن
ُ َ َ َ ُ َ
ن ََن ن ُن ن ََن ن ُن ن َن ن َن ن حن ن حَن ن حن
ُ َ َ َ ُن َ َ َ َ
ُك ن ش ي َن ق ل ن َك ش
َ َ َ َ َ َ َ َ
ضلن ننغ هَـ ش َن َح ن َق
ٌَن َج ة ُ ي ُ َ ُ َ ُ
ت َ ن
َ ش َك ن ينل
ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ َ
ض َخ ن نخل ي َ ن إَ ن
َ ُ َ غن َ ُ َ َ َ َ ُ
ي غ َن ي َ ش ن ن ش
109
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
َ ُح َ
b) Punggung Lidah (ان
َ )ظهر ٱلل َسbertemu dengan langit-langit, keluar huruf
Ra Tipis Ra Tebal
Sama seperti huruf Lam yang memiliki dua sifat pada dua keadaan yang
berbeda (lihat gambar43). Bagian belakang lidah tampak mengangkat saat
mengucapkan Ra tebal dan tidak mengangkat saat mengucapkan Ra tipis. Adapun
kaidah mudahnya kapan Ra dibaca tipis dan tebal adalah: bila berhubungan
dengan kasrah, ia dibaca tipis, dan bila berhubungan dengan fathah atau
dhammah, ia dibaca tebal. Rincian permasalahan ini akan diperjelas pada Bab
Tafkhim dan Tarqiq.
Hati-hati terlalu memperbanyak getaran pada huruf ini, sehingga suaranya
berubah menjadi huruf “r” dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya, juga hati-hati
menghilangkan getarannya sama sekali sehingga berubah menjadi huruf “r” dalam
bahasa Inggris.
43 Tajwidul Mushawwar
110
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan
ُ ُ َ َأ َ ُر أَر أَر أ َ حر ح
إر أُرح َرا رَي ُرو بَ حر
َإَر أر إَر َ
ُُ َ
َرَر رر رَر َر ُر َررَ َر َر َر حر رَ حر ُر حر
َ ُ َ َ َ
ل ن ُر ُر َق َج رَ َج ش َر ل ض
َ َ َ
َر َر ش غ ُر ق َك رَ َح َح َر َج
َ َ َ ُ َ
رَ ض َك ف ُر ُر َج أ َر َض
ُ َ َ ُ َ َ
رَ َح ن ق ُر ن رَ ش ن خ َر َج
ُ َ
ق َر َش َك َر َم َر ُج ل َ َر َض
ي
َ ُ َ َ َ
َح َض َر غ َر ق ش َر خ َر ُح ن
c) Ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi seri atas (bagian belakang gigi
seri yang dekat dekat gusi), keluar huruf Tha, Dal, dan Ta. Al-Imam
Ibnul Jazariy berkata:
ح َ ُ َ ه ُ َ ه
ٱلال َوتا م حَن ُه َوم حَن ُعل َيا ٱثله َنايَاوٱلطاء و
“Dan huruf Tha, Dal, serta Ta dari ujung lidah dan gigi seri atas.”
44 Tajwidul Mushawwar
111
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Latihan
ُ
إَط أط إ َ َط
ُ َ َأ َ ُط أ َ َط أَط أ َ حط إ حط أُطح َطا َط ُطو َب حط
َ
ح ح
َط حط َطط َطط َط حط َ طَط ُط ُط ط
َط َ َط ُط َط َط َط َط َط حط ط حَط ُط حط
ُ ُ َ ََ َ َُ َح ح ُح ُ َ
َإَد أد إَد أد أ َد أد أد إَد أد دا دَي دو بَ حد
َح َح َح َح َ ََ َ َُ َح ح ُح
دد دد دد دد َدَد ُد ُد َدد دد ددَ دد دد دَد دد
ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ح ح ُ ح تَا َ ح
ِت تُ حو بَ ح
ت َ َ إَت أت إ ت أت َ أت أ أت إَت أت ت
َت
َ تت ُ ُت ََت ت َ َت ت
ت
َ ُ َ
َ تت ت ت ت حَت تُ ح
ت تَ ح
َ َ َ َ َ َ َ َ
غ ل َط ت َط د د ت َط َط د ت
َ ُ َ َ َ ُ
د َض َح َط ش َج د َر تل َ ق
َ َ َ َ َ َ َ َ
َط هـ َر تضت د خ َر ُط ل ق
َ َ َ َ َ َ َ َ َ
ض َط َط دضد تتض َط ق ت
d) Ujung lidah yang sejajar dengan ujung gigi seri bawah, sedangkan
bagian tengah lidah yang dekat dengan ujung lidah sedikit terangkat
mendekati langit-langit, keluar huruf Shad, Zay, dan Sin. Al-Imam Ibnul
Jazariy berkata:
َ ه َ َ ُّ ح َ
ٱلسفل ك حن م حَن ُه َوم حَن ف حو َق ٱثلنايا َ وٱلصف ح ُ ُ ح
َ ي م ست َ
ه
“Dan huruf-huruf shafir dari ujung lidah yang sejajar dengan atas gigi seri
bawah.”
Huruf-huruf shafir adalah huruf yang memiliki sifat shafir, yakni Shad, Zay,
dan Sin. Shafir artinya desis. Ketiga huruf ini disebut shafir karena memiliki desis
yang khas. Akan dibahas lebih rinci pada Bab Shifatul Huruf, in Syaa Allaah.
Perhatikan gambar45, kemudian bandingkan posisi lidah saat mengucapkan
huruf Shad dengan pada saat mengucapkan huruf Zay dan Sin!
45 Tajwidul Mushawwar
112
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan
ُ َ َ َ َ ح ح ُ ح
إ َ َص أ ُص إ َ َص أ ُص أ َص أ َص أص إَص أص َصا َص ُصو بَ حص
ص َصَ ص َص ص ُص
ُ
َ َص ُص َص َص َص َص ص حص ُص حص َ ح
َ صص
ُ َ َ َ ُ َ
إ َ َز أ ُز إ َ َز أ ُز أزَ أ َز أ حز إ َ حز أ حز َزا زَي ُزو بَ حز
ُُ َ
َزَز زز زَز َز ُز َززَ َز َز َز حز زَ حز ُز حز
ُ َ َ َ َح ح ُح
إ َ َس أ ُس إ َ َس أ ُس أ َس أ َس أس إَس أس َسا َس ُسو ب َ حس
َ س ََس ُس ُس س
َس َس ُس َس َس َس َس َس حس س حَس ُس حس
َ َ َس َص َز َز َس َص َص َز َس
َس ح ر
أ ُ حزل ََفتح ْ ُ َح
يسطوا اص
َ ُزلحزلَ ح
َ َ ن ت َ
e) Ujung lidah bertemu dengan ujung gigi seri atas. Al-Imam Ibnul Jazariy
berkata:
َ َ ه ُ ه ُ َ ح ح
اء َوٱلال َولا ل َل ُعل َيا م حَن َط َرف حي َه َماوٱلظ
“Huruf Zha, Dzal, dan Tsa di atas dari kedua ujungnya.”
Makna “kedua ujungnya adalah” ujung gigi seri atas dan ujung lidah
(bukan muntahal hafah). Ini sebagaimana dikemukakan oleh Syaikh Ayman
Suwaid dan apa yang kami dapatkan dari Syaikh Abdul Karim Al-Jazairiy –
hafizhahumallaah-. Perhatikan gambar berikut46:
46 Tajwidul Mushawwar
113
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Latihan
َ ُُ َُ َ ََ َح ح ُح ُ ح َ
إَظ أظ إ َ َظ أظ أ َظ أظ أظ إَظ أظ ظا َظ ظو َبظ
َ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ ح ح ُ ح
َظ
ظَظ ظظ ظ َ ظظ ظ َظ ظظ ظظ ظَظ ظظ
َ ُُ َُ َ ََ َح ح ُح ُ ح َ
إَذ أذ إَذَ أذ أذ َ أ ذ أذ إَذ أذ ذا ذَي ذو بَذ
َ ُُ َُ َ ََ َح ح ُح
ذَذ ذذ ذَذَ ذذ ذذ َ ذذ ذذ ذَذ ذذ
َ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ ح ح ُ ح ُ ح َ
إَ أ َ َ
إ أ أ َ أ أ إَ أ لا َِث لو بَث
َ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ ح ح ُ ح
ل َث لث ل َث ث لث لث ل َ لث ل َث لث
َ َ َ َ َ َ َ َ َ
َح َظ َر ظذ ذ ظ ظذ
ُ ُ َ ُ َ َ َ
ذقل ظ هـ َر َ ل ُج ت ذَ ش َ
َ ُ َ ُ َ َ ُ ُ
كظأ َح ذ ل َر ك َر َي
إ َذا َج َ َ َ حَ َُ َ ح
ٓاء َ أخذنا لَل َمث َن
َ ُ ُ لُقلَ ح َظاهَر َ أ حظلَمُ
َ
أعوذ ت َ ين َ
ك َثُ َ ح َكث َ ٌ م ُذ ً َح م ُظ ً َح
أ ي ورا ورا
ح ُ ح ُ َ ح َ ح َح
يَلبَث يَذك ُرون يَث ُنون َيظلل َن
حَحَ ُ ُ ْ َ ُ َُُ
ان
ل َۡلذق َ ذوقوا ظََلل َها للث ُه
114
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Bertemu
dengan tempat
tumbuh gigi seri
atas ( ت, د,)ط
Berada di
antara gigi seri
atas dan bawah
( س, ز,)ص
Bertemu
dengan ujung
gigi seri atas
( ث, ذ,)ظ
115
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
۩ ۩
1. Pendahuluan
Pada syafataan (dua bibir), terdapat 2 (dua) makhraj untuk 4 (empat)
huruf hijaiyyah. Dalam hal ini, ada makhraj yang melibatkan salah satu dari kedua
bibir dan ada yang melibatkan kedua bibir saat mengucapkan huruf-hurufnya.
َ ه
2. Perut bibir (َ) َب حط ُن الش ف ة
Perut bibir bawah bertemu dengan ujung gigi seri atas, keluar huruf Fa. Al-
Imam Ibnul Jazariy berkata:
َ هَ َ ُ ح ه َح َ ح
ٱل َفا َم َع ح
شف حه
َ ٱلم ااين ٱثل راف
َ ٱط َوم حَن َب حط َن ٱلشفه ف
“Dan huruf Fa dari perut bibir yang bertemu ujung gigi seri atas.”
Latihan
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح ُ ح َ
إَف أف إ َ َف أف أ َف أف أف إَف أف فا َف فو َبف
ُُ َ ََ َ َُ َح ح ُح
ف َف فف ف ََف فف ف َف فف فف ف َف فف
47 Tajwidul Mushawwar
116
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ُ ََ ه
3. Dua Bibir ()الشفتان
Dari syafatan (kedua bibir) keluar huruf Wawu, Ba, dan Mim. Al-Imam
Ibnul Jazariy berkata:
ٌ ََلش َف َت حي ٱل ح َو ُاو ب
اء م حَي ُم
ه
ل
َ
“Dan pada dua bibir terdapat huruf Wawu, Ba, dan Mim.”
Untuk mendapatkan suara yang sempurna, maka sebelum mengucapkan
huruf Wawu, hendaknya memonyongkan bibir terlebih dahulu, Sebagaimana
tampak pada gambar berikut48:
Perbedaan Ba dan Mim: pada huruf Mim ada suara yang mengalir melalui rongga
hidung saat mengucapkannya
48 Tajwidul Mushawwar
49 Tajwidul Mushawwar
117
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Latihan
ُ َ ُ أ َ ُو أَو أَوَ َح ح ُ َ
وا وَي ُوو بَ حو
إَو أو إَوَ َ أو إَو أو
َ ُُ
وَو وو وَوَ َو ُو َووَ َو َو َو حو وَ حو ُوو
Makhraj Bibir
Perut bibir bawah
Bibir atas dengan bibir
dengan ujung gigi seri
)و ,ب ,م( bawah
)ف( atas
118
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
Suara mengalir melalui rongga hidung saat huruf Mim dan Nun diucapkan
(lihat gambar50). Namun, aliran suara yang mengalir ke rongga hidung bertingkat-
tingkat. Kondisi yang paling sempurna adalah pada saat Nun dan Mim
ditasydidkan. Sedangkan kondisi yang paling minim adalah pada saat Nun dan
Mim berharakat, karena saat Mim dan Nun berharakat, maka suara yang keluar
mesti melalui jauf. Pembahasan yang lebih rinci lagi akan diuraikan pada Bab
Shifatul Huruuf.
Latihan
ُ َ َ َ َح ح ُح ُ َ
إ َ هم أ ُّم إ َ َم أ ُّم أ َم أ هم أم إَم أم أ حم إ َ حم أ حم
ُّ ُ ه َ ُّ َ َ ه َح ح ُح َح ح ُح
إَن أن إ َ َن أن أ َن أن أن إَن أن أن إَن أن
َ ُ َ َ َ إ هن ٱل ح
ع هما ت حع َملون َين َ م هَما َر َزق َن َٰـ ُهم اسَ َك ٱنله َ مل
َ
هح ُ َ َ َه ٞ َ َح
مَن نفس ٓاءه حم لماج َوال َجٓان م ََن ٱلغ َم
ٞ َ ل َ ُه هن َو
ل
ه
َص هية م ََن ٱّلِل
ٗ َ
َ و
َُُ ََ
فل ُه هن للثا ُلس ُدس ُّ فَ َۡلُ َمهَ ٱ
ه ُ َ َٰ َ َ ح ٌ َع ٞ َ ك حم َو
ُ َ
ََم حن َء َام َن بَٱّلِل كمح أمول ٞ ليم َحك
َيم ل ل
50 Tajwidul Mushawwar
119
Tajwiidul Huruf 1: Makhaarijul Huruuf
Latihan 2
ٱلرِنَٰمۡح ه
ٱّلِلَ هه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
ََٓ ََ ُ ُ َ َ ٓ َ ُ ح َ َٰ ُ َ َ ٓ َ ح َٓ َ حُُ َ َحُُ َ ُ ح َ َٰٓ َ ُّ َ ح َ َٰ ُ َ
قل يأيها ٱلك َفرون ١ال أعبد ما تعبدون ٢وال أنتم عبَدون ما أعبد ٣وال أنا
َ َ ح َ ُ ح ُ ُ ُ ُ َ َ ٓ َ ُ ح َ َٰ ُ َ َ ٓ َ ح َ ٞه َ َ ُّ ح
َين ٦َعبَد ما عبدتم ٤وال أنتم عبَدون ما أعبد ٥لكم دَينكم و َل د َ
Latihan 3
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
ُ ه َ َ َ ُ َ ح َحَ ح َ َ َ َ َ َ ح َ ه ٓ َ ح َ ح َ َٰ َ ح َ ح َ
إَنا أعطينك ٱلكولر ١فص َل ل َربَك وٱنر ٢إَن شان َئك هو ٱألبت ٣
Latihan 4
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
يم َ ٢و َال َُيُ ُّض َ َ َٰ َب بٱلَين َ ١ف َذَٰل ََك هٱلَي يَ ُد ُّ ح َ ُ َ َََح َ ه
املَع َط َع َ ٱِلت َ َ
َ َ
كذ ُ ي َي
ٱل أرءيت
ه َ ُ ُ َ َ ه َ ُ َ ٱلحم حسكَي ٣فَ َو حي ٞل ل حَل ُم َصل َ
َين ه حم َين ه حم عن َصَلت َ َه حم َساهون ٥ٱل َي ٤ٱل َ َ
ََحَُ َ حَ ُ َ ٓ َ
اعون ٧ يُ َرا ُءون ٦ويمنعون ٱلم
Latihan 5
ٱلرِنَٰمۡح ه
ٱّلِلَ ه ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
ح َحَحُُ ْ َ ه َ َ ح ۦلَٰفه حم ر ححلَ َة ٱلش َتا ٓ َء َو ه
َ َُح َ
ت٣
َ ي َ ٱل ٱلص حي َف ٢فليعبدوا رب هَٰذا َ َ َإليل َٰ َف قري ٍش ١إ َ َ َ َ
َ ه ٓ َ
َي أ حط َع َم ُهم مَن ُجو َو َء َام َن ُهم م حَن خ حوف ٤ ٱل
Latihan 6
ٱلرِنَٰمۡح ه
ٱّلِلَ هه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
َ َ َ ح ََ َح ح َ ُ ح ك بأ َ حص َ
َ َ ح َ َ َ ح َ َ َ َ َ ُّ َ
يل ١أل حم ي َعل ك حي َده حم َف تضل َيل َ ٢وأ حر َسل َ ف
َ ٱل ب َ َٰ ح ألم تر كيف فعل رب َ
ح ُ َ َ َ َ يل ٣تَ حرمَيهم ِب َ َ َح ح َ حً ََ َ
ج َعل ُه حم ك َع حصف همأكول ٥ َجيل ٤ف َ س َن م ة َج َ
ار َ َ علي َهم طيا أباب َ
120
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
121
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
122
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
1. Pengertian
Secara bahasa, sifat bermakna:
اۡل َس هَيةَ أَو ال ح َم حع َنوي َةه
ح
ان َ الَشءَ م ََن ال ح َم
ع َ ََما ق
ام ب َ ه ح
َ َ َ
“Apa-apa yang melekat pada sesuatu, baik itu inderawi ataupun maknawi
yang menjadikan ciri terhadapnya.”51
Sedangkan yang dimaksud shifatul huruuf secara istilah adalah:
َف َي حعر ُف َما بهَ م حَن َج حهر أَ حو َه حمس أَوح,َم َرجه
َح
ف َ َ
وِل ص َ َك حيفَ هي ٌة َت حظ َه ُر َف ا ح
ُ ۡل حر َف َع حن َد ُح
ٍ ٍ َ َ َ َ
َ َ ه َح َحَ َ َ َح
شَد ٍة أو قلقل ٍة و نوَ ذل َك
“Cara yang nampak pada suatu huruf saat keluar dari makhrajnya, yang
dengannya ia bisa dikenali, baik berupa jahr, hams, syiddah, qalqalah, atau
lainnya.”52
123
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
4. Pembagian Sifat
1) Sifat Lazimah atau Dzatiyah, yaitu sifat yang selalu menyertai huruf. Sifat
lazimah terbagi menjadi dua: sifat yang memiliki lawan dan sifat yang tidak
memiliki lawan.
a) Sifat yang memiliki lawan: Jahr x Hams, Rakhawah x Syiddah, Istifal x
Isti’la, Infitah x Ithbaq, dan Idzlaq x Ishmat.
Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
ُح ٌَ ح ُ ح َ ح ُحَ ُ ح َ ُ َح
الض هد قل
َ صفات َها جه ٌر َورَخ ٌو مست َفل منفت َ ٌح مص َمتة َو
َ
“Sifat-sifat huruf yaitu jahr, rakhawah, istifal, Infitah, ishmat, dan lawan-
lawannya (yang juga ada lima).”
b) Sifat yang tidak memiliki lawan: Shafir, Qalqalah, Liin, Inhiraf, Takrir,
Tafasysyi, dan Istithalah.
2) Sifat ‘Aridhah, yaitu sifat yang tidak selalu menyertai huruf, kadang ada
kadang tidak.
Shifatul Huruf
Lazimah 'Aridhah
Tafkhim,
Tidak Memiliki
Memiliki Lawan Tarqiq, Ikhfa,
Lawan
Qalb, dll
124
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩
ح
ٱل َه حم ُس َ۩ ٱ ح
ل حه ُر
Dua sifat ini berkaitan dengan aliran udara saat mengucapkan huruf-huruf
hijaiyyah. Huruf-huruf yang memiliki sifat jahr diucapkan tanpa mengalirkan
udara, sedangkan huruf-huruf yang memiliki sifat hams mesti diucapkan sambil
mengalirkan udara.
ح
1. Al-Hams ()ٱل َه حم ُس
Secara bahasa hams artinya samar atau tersembunyi. Adapun secara istilah
bermakna mengalirnya udara saat mengucapkan huruf-huruf hijaiyyah. Para ulama
qiraah mengatakan bahwasanya di antara ke-khas-an sifat hams adalah
“yasma’uhul qariib duunal ba’iid” (terdengar oleh yang dekat dan tidak oleh yang
jauh). Huruf-hurufnya ada 10 (sepuluh) Sebagaimana disebutkan oleh Al-Imam
Ibnul Jazariy:
َ َ ٌ َح ُ ُ َ َ َهُ َ ح
ك ح
ت مهموسها فحثه شخص س
“Huruf-huruf hams adalah “fahats-tsahu syakhshun sakat” (Fa, Ha, Tsa, Ha,
Syin, Kha, Shad, Sin, Kaf, dan Ta).”
Makna kalimat “fahats-tsahu syakhshun sakat” adalah “Maka seseorang
mendorong (pada kebaikan), lalu diam.”53 Artinya, tugas kita sebagai seorang
manusia adalah mengajak dan mendorong orang lain pada kebaikan, sedangkan
yang menggerakkan hati orang yang diajak hanyalah Allaah. Wallaahu a’lam.
Maksud dari mengalirnya nafas adalah terasanya suara hembusan udara
saat huruf-huruf hams diucapkan. Bila masih belum terasa hembusan udara, maka
huruf tersebut masih jahr. Namun, perlu diperhatikan pengucapan huruf Kaf dan
Ta, karena kedua huruf ini memiliki perbedaan dengan huruf-huruf hams yang
lain.
Bila pada huruf-huruf hams yang lain udara didorong keluar bersamaan
dengan keluarnya suara, maka pada huruf Kaf dan Ta, udara terasa keluar setelah
huruf tersebut diucapkan, yakni dalam kondisi sukun. Adapun pada saat
125
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
mengucapkan kedua huruf ini dalam kondisi berharakat, maka hembusan nafas
tidak terlalu nampak sebagaimana pada huruf-huruf hams yang lain. Bila kita
memahami hal ini, maka pengucapan huruf Kaf dan Ta akan sempurna. Yakni
dengan tidak mengubahnya menjadi huruf “c” atau menambah huruf-huruf lain di
belakang keduanya, seperti suara “s” atau “h”.
ح
2. Al-Jahr (ل حه ُر
َ )ٱ
Secara bahasa jahr artinya terang atau jelas. Dapat juga berarti suara yang
kuat dan keras. Adapun secara istilah bermakna tertahannya udara saat
mengucapkan huruf-huruf hijaiyyah. Huruf-hurufnya adalah selain huruf-huruf
hams yang terkumpul pada kalimat:
َ ََع ُظ َم َو حز ُن قَارئ ذَي َغض َج هد َطل
ب ٍ َ
“Agung nilainya seorang yang pandai membaca Al-Quran yang
memejamkan matanya, yang bersungguh-sungguh dalam belajarnya.”54
Pada huruf-huruf Jahr, udara yang keluar diproses menjadi suara, sehingga
udara yang keluar saat huruf-huruf Jahr diucapkan tidak terasa berhembus deras.
Berhati-hatilah saat mengucapkan huruf-huruf Jahr! Jangan sampai ia berubah
menjadi Hams. Misalnya pada saat mengucapkan huruf Ba, Dal dan Jim.
Ketiganya adalah huruf Jahr, yang artinya tidak boleh ada hembusan udara yang
keluar saat huruf tersebut diucapkan, udara yang terdorong harus berubah
sempurna menjadi suara. Pada huruf Jim, bila tengah lidah tidak terangkat dengan
benar, maka suaranya akan mendekati suara “c”.
Begitupun dengan huruf Ghain, Zay, Dzal, dan Zha, dimana sangat riskan
sekali untuk mengalirkan udara saat mengucapkannya. Maka, jangan berhenti
berlatih sampai kita bisa mempraktikkan pengucapannya dengan sempurna.
Al-Imam Ibnul Jazariy juga mengingatkan agar kita senantiasa
menyempurnakan sifat Jahr dan Syiddah yang ada pada huruf Ba dan Jim,
Sebagaimana perkataan beliau:
ه َ ٱلش هدة َ َو ََ ح ح
ٱل حهرَ ٱلَي َ َوٱحرَص لَع
َح ٱج ُت هث ح ُ ٱليم َكح
ت َو َح َج ٱلف حج َر َر حب َوة ح
ٍ ب
َ
ٱلص ح
حب ه
َ َ َ
َ ف
َيها َو َف
126
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
“Dan sempurnakan sifat Syiddah dan Jahr yang terdapat padanya (Huruf
Ba) dan Huruf Jim, seperti kalimat Hubbi, Ash-Shabri. Rabwatin, Ujtutstsat, Hajji,
”dan Al-Fajri.
Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshariy berkata: “Maksudnya agar “Ba” tidak
menyerupai “Fa” (atau “Pa”, pen.) dan “Jim” tidak menyerupai “Syin” (atau huruf
“C”, pen.)55
Latihan
55 Al-Anshariy, Zakariya. 2008. Jami’ Syuruh Al Muqaddimah Al Jazariyyah hal. 55.
127
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
ُٱلش هدة
۩ َ
Bila Hams dan Jahr berkaitan dengan aliran nafas atau udara, maka
Syiddah dan Rakhawah berkaitan dengan aliran suara.
ُ ه
1. Asy-Syiddah (ٱلشدة
َ )
Syiddah artinya kuat. Secara istilah bermakna tertahannya suara saat huruf-
hurufnya diucapkan. Dengan kata lain, huruf ini tidak bisa diucapkan langsung
dalam posisi sukun. Bila suaranya berhenti, tidak akan bisa dilanjutkan lagi. Huruf-
huruf Syiddah terasa kuat karena menekan pada makhrajnya. Jumlahnya ada 8
(delapan). Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
َ َ َ َ حُ َ َح ُ َ ح
كتح جد ق ٍط ب
َ شدَيدها لفظ أ
“Huruf yang bersifat syiddah terhimpun dalam lafazh “Ajid qathin bakat”,
artinya: Aku menemukan Qath menangis (huruf Hamzah, Jim, Dal, Qaf, Tha, Ba,
Kaf, dan Ta).
Perhatikan bahwa huruf Kaf dan Ta termasuk huruf Syiddah yang suaranya
tertahan saat kedua huruf ini diucapkan. Karenanya berhati-hatilah saat
mengucapkan kedua huruf ini, karena keduanya juga memiliki sifat Hams, yakni
mengalirnya udara saat keduanya diucapkan. Jangan sampai Hams-nya terlalu
mendominasi sehingga menghilangkan sifat Syiddahnya. Kedua sifat tersebut harus
tampak saat huruf tersebut diucapkan. Al-Imam Ibnul Jazariy mengatakan,
َ ُ َ ه َك َ ح
شكَك حم َوتتَ َوف ف حَتنتَا اف َوبَتَا
َ ً ه
ٍ َو َرا َ َشدة بَك
“Dan peliharalah sifat syiddah pada huruf Kaf dan Ta
Sebagaimana dalam kalimat “Syirkikum”, “Tatawaffa”, dan “Fitnata”.”
128
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
َ ُ ح ه ه َ ه
خذ غَث َحظ فض ش حو ُص َز هي َسا ٍه
“Ambillah bagian yang sedikit, Syaush membagikan pakaian kepada orang
yang lupa.”56
Untuk memperjelas perbedaan huruf Syiddah dan Rakhawah, perhatikan
contoh berikut:
ح ح ح ح
ف ح ش س
ح ح ح ح
ك ت د ج
Baris pertama merupakan huruf-huruf Rakhawah. Tanpa bantuan huruf di
depannya, ia bisa langsung diucapkan dan sanggup bertahan dalam beberapa
waktu. Silakan praktikan! Bandingkan dengan huruf-huruf yang berada pada baris
kedua, dimana suara dari huruf-huruf Syiddah akan sulit keluar tanpa bantuan
huruf hidup di depannya. Karena bila sekali terucap, ia akan berhenti dan tidak
bisa dilanjutkan lagi.
Begitulah sifat Syiddah dan Rakhawah. Seluruh huruf Syiddah mesti
diucapkan kuat dengan cara menekan makhrajnya. Sedangkan huruf-huruf
rakhawah mesti diucapkan dengan lembut dan mengalirkan suara, termasuk huruf
“Dhad” di dalamnya. Sebisa mungkin huruf Dhad bisa diucapkan Sebagaimana
huruf-huruf rakhawah yang lain, yakni tidak menekan kuat pada makhrajnya dan
mengalirkan suara saat diucapkan.
129
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
4. Beberapa Peringatan
1) Huruf-huruf Rakhawah dan Bayniyah Sakinah mesti diucapkan mengalir,
jangan sampai terbaca sebagaimana huruf-huruf Syiddah.
2) Huruf-huruf Syiddah Sakinah menekan kuat ke makhraj-nya, pada Hamzah
di akhir kalimat mesti di-Nabr untuk menunjukkan keberadaannya.
3) Pada Qaf, Tha, Ba, Jim, dan Dal dipantulkan.
4) Pada Kaf dan Ta ditekan hingga terhembus udara/ nafas.
5) Berhati-hatilah dengan ikhtilas dan isyba’.
Ikhtilas maksudnya adalah mengurangi huruf atau kadar panjangnya suatu
huruf. Sedangkan isyba’ adalah menambah huruf atau menambah kadar
panjangnya suatu huruf. Isyba’ dikenal juga dengan istilah tawallud atau tamthiith.
Perhatikan diagram berikut:
Baik ikhtilas maupun isyba, merupakan kesalahan yang mesti dihindari oleh
setiap pembaca Al-Quran. Karenanya, kita mesti memahami kadar panjang
harakat setiap huruf hijaiyyah. Ukuran panjang harakat huruf hijaiyyah mesti sama,
baik dalam kondisi berharakat ataupun sukun. Pada huruf-huruf Rakhawah yang
sukun, suara dialirkan hingga mencapai satu harakat. Begitu pula pada huruf-huruf
Tawassuth. Sedangkan pada huruf-huruf Syiddah, maka kesempurnaan panjangnya
harakat akan tercapai bila kita menyempurnakan sifat-sifat lainnya yang
terkandung pada huruf tersebut. Perhatikan diagram berikut:
130
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ُكتَبَ ي َ حس َتبح َ ُ
شون
Latihan 1
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
َ َ َ ه ٓ َ َ َ َ َ َ َ ََح َح َ ح َ َ
َي أنقض ظ حه َر َك َ ٣و َرف حع َنا لك شح لك َص حد َر َك َ ١و َوض حع َنا عنك وَ حز َر َك ٢ٱل ألم ۡ
ب َٰ َ ٧
ِإَوَل ت فَ َ
ٱنص ح َّسا ٦فَإ َذا فَ َر حغ َ
َ
َّسا ٥إ هن َم َع حٱل ُع حَّس ي ُ ح ٗ
َ
ذ حَك َر َك ٤فَإ هن َم َع حٱل ُع حَّس ي ُ ح ً
َ
َ َ
َ َ َ ح َ
ٱرغب ٨ ربَك ف
Latihan 2
َ ح َ ُ ْ ُّ َُ َ
ٱلص َر َٰ َط
فٱست َبقوا َ ون َفخ َف ٱلصورَ
ه ٓ َ ح َ ح َ َٰ َ ح َ
ك حولَرَ ُح َ ُ ُ َ حَ َ
إَنا أعطينك ٱل ب ٱلفل َق قل أعوذ بَر َ
َ ه َ َ َ ح َ ٞ َ َٰ َ ٞ َ ح ََ َ ُ
فإَنما َه زجرة وحَدة يدهم مَن فضلَهۚٓ َٓۦ وي َز
ََ َح َ ُ َ َح ٗ ٱج ُت هث حيثة ح َ َ َ َ َ َ
ص َية فَل يست َطيعون تو َ ت كشجر ٍة خب َ ٍ
ح َ ه َ َ َ ُ َ َ َ َ ٓ َ حَ
ت َف ٱل ُعق َد ۡش ٱنلهفَٰثَٰ َ ومَن َ
َ ب أعل ُم ب َ َما ت حع َملون قال ر َ
َ ح َ ه َ َ اص حوا ْ ب ه
ٱۡلق َوتَ َو َ اص حوا ْ ب ح َ َوتَ َو َ
ف َز هي َن ل ُه ُم ٱلش حي َطَٰ ُن أع َمَٰل ُه حم ب
َ
ٱلص ح
َ َ َ
َ َ ح
ٱۡل حَكم َةَ ٱد ُ إ َ ََٰل َ
ح َ َحَُ َ ه َ َ َ َٰ ه َ ح َ
يل ربَك ب َ َ َ بس َ اس ال يعلمون كن أكث ٱنل َ ول َ
َ هُ ْ حَٗ ه ُ َه ه َ َ َُ ْ َ َ ح َ ح َ َٰ َ َ ح ُ ُ َ ح ُ
وٱتقوا ف َتنة ال ت َصيب ٱلَين ظلموا شكَك ح ۚٓمويوم ٱلقَيمةَ يكفرون ب َ َ
سهمح ه َ َ َ َ ه َٰ ُ ُ ح َ َ َٰٓ َ ُ َ ٓ َ ُ ٱلضٓال ََ َح ح ََ ه َ ح حَ ح ُ
ٱلَين تتوفىهم ٱلملئَكة ظال ََم أنف َ َ َي وب علي َهم وال
ي ٱلمغض َ غ َ
131
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
َ
۩ ’ ٱال حست َ حعَل ُء
ُ َ
ٱال حست َفال ۩
َح )ٱ ح
1. Al-Isti’la (الست َعَل ُء
Secara bahasa artinya tinggi atau terangkat. Maksudnya adalah
terangkatnya lidah ke arah langit-langit saat mengucapkan huruf-hurufnya. Jadi,
saat mengucapkan huruf-huruf isti’la, seluruh lidah, dan khususnya pangkal lidah
ikut terangkat yang menyebabkan suara menjadi tebal dan kuat. Huruf-hurufnya
ada 7 (tujuh) Sebagaimana disebutkan Imam Ibnul Jazariy:
َ َ َ حُ ُ ح ُ ه
َ ض حغط ق حَظ
ح َ ح
ص ٍ وس بع ع ل ٍو خص
“Dan tujuh yang tinggi saya ringkas dalam “khush-sha dhaghthin qizh”
(huruf Kha, Sha, Dhad, Ghain,Tha, Qaf, dan Zha) artinya: menetaplah dalam
gubuk bambu yang kecil, lalu bangunlah.57
Huruf-huruf yang bermakhraj di tengah lidah (Jim, Syin, dan Ya) juga
mengangkat lidah ke langit-langit, namun tidak disebut Isti’la, karena yang
bergerak naik hanya tengahnya.
ُ َ
2. Al-Istifal ()ٱال حست َفال
Lawannya isti’la adalah istifal. Artinya menurun atau merendah.
Maksudnya menurunnya lisan ke dasar mulut saat mengucapkan huruf-huruf
tersebut. Huruf istifal adalah selain huruf isti’la yang terkumpul dalam kalimat:
ُ ُ َ ح ه َ ه َ َث َب
ت ع َُّز َم حن يَوَد َح حرف ُه إذ َسل شك
“Tetap jaya orang yang mentajwidkan huruf-huruf Al-Quran, karena ia
telah lulus dari keraguan.”58
57 Maksudnya hiduplah dengan sederhana dalam dunia, jangan terbujuk gemerlapnya kehidupan
duniawi, lalu bangkit, bangun untuk beramal mempersiapkan kehidupan akhiratmu.
58 Maftuh Basthul Birri, Tajwid Jazariyyah, hal. 89.
132
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan
َ َ َ َ
ال َرا َسا َصا َك قا تا َطا
َ َ َ َ َ َ َ َ
ذا ظا حا خا دا ضا َك َغ
ف بَ َه هن َم َسعَ ً ََ َ ح َ ٓ َ ح َ َ َٰ َ ه
ٱّلِلُ
يا َوك َٰ َ لوال أن هدىنا
ً ث هُ ََ َ ه َ َ َٰ َ ه َ َ َ ه ُ َ
ٱّلِل َر ُسوال ٱلَي بع يون وفكَهة مَما يتخ
َ ح ََ َ ََ ح
َون َزع َنا َما َف ُص ُدورَهَم ۡس َن م حَن عل ٍق ٱإل َ َٰ
خ لق َ
َو َء َات حي َنَٰ ُهم ُّم حل ًَّك َع َظ ٗ سيٞ ه َ َ ََ ه َ
يما إَن ذَٰل َك لَع ٱّلِل َ ي َ
ي ٱلظَٰلَم َ ه َ َ َ َح
َوكذَٰل َك َن َزي اس اط بَٱنله َ ك أ َ َح َ ه َه َ
إَن رب
َ
ََ َ ح ُ ْ ه ح َح َ َ ٞ َ ح ح ه ح ه
ۡضبوا َّلِلَ ٱألمث ۚٓ
ال فَل ت َ ب إَن َوع َد ٱّلِل َ َحق فٱص َ
م ُذ ٗ
ورا
ه َ َ َ َ َ َ َ َح
إَن عذاب ربَك َكن يا ت ل َ ُه حم َج َزا ٓ ٗء َو َم َص ٗ ََكنَ ح
َ ُ ٗ
ۡس َن خذوال ٱلش حي َطَٰ ُن ل ح ََۡل َ َٰ
ََ َ ه
وَكن م ُظ ً
ورا
ََ َ َ َ َ ُٓ َ َ َح
وما َكن عطاء ربَك
َ ََ َح َ هه َ ه َ َ
َين ال يُوق َُنون خفنك ٱل ت طَيناٗ ج ُد ل ََم حن َخ َل حق َ قَ َال َءأ َ حس ُ
وال يست َ
ك حم أ َ َحداً
ُ َحَََه ح ََ ُح َ ه َيةُ م حَن أ َ حمرهَمُۗح َ َ ُ َ َُ ُ ح
ٱل َ َ
وِلتلطف وال يشعَرن ب َ َ أن يكون لهم
َنك حم نُذ حَق ُه َع َذ ٗابا َكب ٗ
يا
ُ ح
َو َمن َيظل َم م م َتل ٌَف َأ حل َوَٰنُهۥُ َ ح ُ ُ ۢ ُ ُ َ َ َ ُّ ٞح
يرج َمن بطون َها ۡشاب
َ
133
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
ُ
۩ ٱ َإل حطبَاق
ُ ۩ ٱالنحف َت
اح َ
ُ
1. Al-Ithbaq (ٱإل حطبَاق
َ )
Ithbaq secara bahasa artinya menempel, lengket atau rekat. Maksudnya
adalah pangkal lidah dan tengahnya naik ke atas langit-langit seolah-olah
menempel dengan langit-langit. Hasilnya, suara akan terasa sangat tebal. Jadi,
ithbaq ini lebih khusus daripada Isti’la. Setiap huruf Ithbaq pasti Isti’la, tapi tidak
semua huruf Isti’la itu Ithbaq. Pada huruf Ithbaq, wajib dijaga ketebalannya
walaupun dalam kondisi kasrah (lebih lanjut akan dijelaskan pada Tafkhim-
Tarqiq). Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
َ ٌ اء َظ ٌ اد َض
ُ َ َ
اء ُم حط َبق حه ُ اد َط وص
“Dan Shad, Dhad, Tha, Zha, itu huruf-huruf ithbaq.”
Kita akan mengetahui perbedaan antara Isti’la dengan Ithbaq saat
mengucapkan huruf-huruf Isti’la yang bukan Ithbaq, seperti Kha, Ghain, atau Qaf.
Lalu, bandingkan dengan pengucapan huruf-huruf Ithbaq. Dari keempat huruf ini,
yang paling kuat adalah Tha, kemudian Dhad dan Shad, dan yang paling lemah
adalah Zha.
ُ َ ح
2. Al-Infitah ()ٱالنفَتاح
Secara bahasa, infitah artinya terbuka atau terpisah. Maksudnya adalah
adanya ruangan yang terbuka antara lidah dengan langit-langit sehingga udara
atau suara mengalir di tengahnya saat mengucapkan huruf-hurufnya. Huruf-
hurufnya adalah selain huruf ithbaq yang terhimpun dalam kalimat:
134
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Sifat Infitah lebih umum daripada sifat Istifal. Setiap yang Istifal pasti
Infitah. Tapi tidak setiap yang Infitah pasti Istifal. Seperti Qaf, Ghain, dan Kha
yang termasuk infitah namun juga Isti’la. Artinya, lidah terangkat naik saat
mengucapkan huruf-huruf itu, namun tidak terasa menempel di langit-langit, atau
masih ada sedikit ruangan antara lidah dan langit-langit dimana suara mengalir
darinya.
Latihan
َ ح َ َٰ َ َٰ َ ٗ ه ٓ َ َ َ َ
ت ع حصفا فٱلع َصف َ َي أنقض ظ حه َر َك ٱل
َٰ َ ح ُ ْ َ َٰٓ َ ح ُ ه َٰ َ ح َ َ َٰ ُ ٓ ْ َ ح َ ٓ َ ه
أولئَك حَزب ٱلشيط َن فقتَلوا أو َِلاء ٱلشيط َن
َ َ ُ ُ َ َ َ َ ه ُ ح َ ٓ َ ح َ َٰ َ ُّ ٞه َ ٞ
نصون ُهۥ َكن ُِلۥ مَن ف َئة ي لهم فَيها أزوج مطهرة
ض حع َف ح َ
ٱۡل َيوة ََٰ ٗ ه َ َ ح َ َٰ َ سط َ ه ه َ ُ ُّ ح ح
إَذا ألذقنك َ ي ٱّلِل ُيَب ٱل ُمق َ َ إَن
ۡس ُن إ َ َ ََٰل َط َعا َمهَۦٓ َحَ ُ ح ُ ُ إ هن ه َ
ٱإل َ َٰ
فلينظ َر َ ٱّلِل نَعَ هما يَعَظكم ب َهُۗ َٓۦ َ
َ َه ٓ ه ُ
َو َما يُلقى َٰ َها إَال ذو َح ٍظ ع َظيم فَأ َ حغ َر حق َنَٰ ُه َو َمن هم َع ُهۥ ََجَيعاٗ
َ ام َنت هطآئ َ َفةَ ٞم ۢن بَ َ ٓ
ن إ َ حس َرَٰٓءَيل ََ
ف َ ك حي َف إ َذا ٓ أَ َص َٰ َب حت ُهم ُّم َصيبُۢةَ َ َ
ف
َ
فَأ َ حعر حض َع حن ُه حم َوع حَظ ُه حم َو ُقل ل ه ُهمح ۡضيع
َ
َن م ال
هح َ َُ ح َ َ ٌ ه
َ َ ليس لهم طعام إ َ
ي َ ُِل ٱل َ مل َص َ ه َحُُ ْ هَ ُح َول َ حو ََك َن َب حع ُض ُه حم لَ َ حعض َظه ٗ
َين َ إَال َِلعبدوا ٱّلِل يا َ
َ َََهحْ َحً َ َ هُ َ َ ه ح َ ه ح َ َٰ ُ ُ ح َ َٰ ُ َ
ٱّلِل عل حي َه حم ضب ال تتولوا قوما غ َ َّسون إَن حَزب ٱلشيط َن هم ٱلخ َ
ح ُ َ ح ُه ْ هٱل َ
َين َء َام ُنوا م ََن ٱلكفارَ يَض َحكون ٱلصَٰل َ َ
حيۚٓ َ
َ َ ُّ َ َ ٓ َ ه
ٱلصدَيقَي وٱلشهداءَ و َو َ
135
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
ُ َح
۩ ٱإلذالق
ُ إلص َم
ات ۩ ٱ ح
ُ َح
1. Al-Idzlaq ()ٱإلذالق
Secara bahasa artinya bagian lancip lidah. Sedangkan menurut istilah
adalah ringan dan cepatnya huruf saat diucapkan karena makhrajnya berada pada
ujung lisan atau kedua bibir. Baik Idzlaq maupun Ishmat, keduanya merupakan
sifat yang tidak berhubungan dengan tajwid, melainkan bagian dari sifat yang
dijelaskan oleh ahli bahasa Arab, karena kaitannya dengan kaidah bahasa bukan
kaidah tajwid.
Huruf-huruf Idzlaq adalah huruf-huruf yang mudah terucapkan,
makhrajnya pada ujung lisan atau dua. Jumlahnya ada 6 (enam), Sebagaimana
perkataan Imam Ibnul Jazariy:
ََح ُ ح ح ُ َ َه ح
ب ٱۡلُ ُر وف ٱل ُمذلق حه
َ و فر مَن ل
“Dan “Farra min lubbin [huruf Fa, Ra, Mim, Nun, Lam, dan Ba]” (Maka
orang bodoh lari dari orang berakal)60 adalah huruf-huruf idzlaq.”
ُ ح
2. Al-Ishmat ()ٱإلص َمات
Lawannya Idzlaq adalah Ishmat. Huruf-hurufnya selain huruf-huruf Idzlaq
yang terangkum dalam perkataan berikut:
َ ُّ ُ َ ُ ُ ح َ ً ح َ ح ُ َ ه
ُيضك صد ل َقة إذ وعظهَ ج هز غش َساخ ٍَط
“Tolaklah kecurangan orang yang tidak menyukai kebenaran, burulah
orang yang terpercaya, karena nasihatnya bisa mendorongmu pada kebaikan.”
Secara bahasa, Ishmat berarti tertahan. Secara istilah artinya berat dan
sulitnya mengucapkan huruf-huruf ini disebabkan jauhnya makhraj dari ujung lisan
atau kedua bibir. KH. Maftuh Lirboyo mengatakan bahwa kedua sifat ini tidaklah
60 Makna tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh Zakariyya Al-Anshariy dalam Syarh
Manzhumah Jazariyyah. Sedangkan menurut Syaikh Muhammad Hasan Dedew, kalimat tersebut
belum sempurna dan tidak bisa diartikan (lihat http://www.dedew.net/text-1577.html). Wallaahu
a’lam.
136
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
termasuk tajwid, karena kedua sifat ini tidak mengarahkan para pembaca Al-
Quran untuk memelihara ketentuan-ketentuan dalam mencapai kesempurnaan
bacaan. Karenananya pula banyak para ulama muhaqqiq yang tidak menguraikan
kedua sifat ini, di antaranya Al-Imam Asy-Syathibi rahimahullaah.61
Latihan 1
ٱلشكَر َ هُ ه ََ َ ح ش م هَم حن َخلَ َ بَ حل أ َ ُ
نتم ب َ َ ٞ
ين وسيج َزي ٱّلِل َٰ َ ۚٓ ق
ك حم َأيحد ََي ُهمحَ َح ُ ُ ْٓ َح ُ
أن يبسطوا إَِل ون َما ٓ أ َ َم َر ه ُ
ٱّلِل بَهَۦٓ ََح َ ُ َ
ويقطع
َ ح َ ُ َ َ َ َٰ َ ُ ح ٓ َ َ ح ح َ ح هَ
يعلون أصبَعهم َف ءاذان َ َهم وفت َمتَٰ ُع ۢ بَٱل َمع ُر َ َول َل ُم َطلقَٰ َ
ََ َح َ ُ ْ ه َ َ ٗ ََ ُ ح َ ح َ ُ َ ت أ َ حع َمَٰلُ ُهمح َين َحب َط ح ك هٱل َ ُ ْ َ َٰٓ َ
فَل تعلوا َّلِلَ أندادا وأنتم تعلمون َ أولئ َ
Latihan 2
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
َه َح َ ُ َ ه َ َُ ٓ َ ح َ ٗ َ َ َو حي ٞل ل َُك ُه َم َزة ل ُّ َم َزة ١هٱلَي َ َ
َج َع َماال َوع هددهُۥ ُ ٢يسب أن ماِلۥ أخِلهۥ َ ٣ك
ُ َ ٍ َ
َ َ ٓ ح َ َٰ َ َ ح ُ َُ
ََ ه َ َ ُ ه ح َ
ار ٱّلِل َ ٱل ُموق َدةُ ٦ٱل َت ت هطل َُع لَع ٱۡل َط َمة ٥ن ٱۡل َط َمةَ ٤وما أدرىك ما ۢنب َذ هن َف ح ُ
َِلُ َ
َ َ ُّ َ ه َ ه َ َ َ ح ُّ ح َ َ ٞ َ حَح
ٱألفَدة َ ٧إَنها علي َهم مؤصدة َ ٨ف عمد ممددة ٩
Latihan 3
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
ه ه َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ه َٰ َ َٰ َ َ َ َ ح ْ ۡس َن لَف ُخ ح
َٰ ه ح َ َو حٱل َع ح
ت وتواصوا َّس ٢إَال ٱلَين ءامنوا وع َملوا ٱلصل َح َ ٍ َ ٱإل
َ ن َ إ ١ ص
َ
ب٣ اص حوا ْ ب ه
ٱلص ح ب حَ
ٱۡلق َوتَ َو َ
َ َ َ َ
137
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
۩
۩
ُ َ)ٱلصف
1. Ash-Shafiir (ي
ه
Latihan
َ ُ َ َ ُح ُ َُح ٱلرِنَٰمۡح ه ٱّلِلَ ه ه
صون َ ص و يب َ فستب ٱلرحَي َم ِمۡسِب
َ َٱلص َر َٰ َط ٱل ح ُم حس َتق
يم
َ ح
َ ٱهدَنا َت حٱألَۡر ُض زل ح َزالَها َ
َ َ ُح
إَذا زل َزل
َ
ابَ َ لَ َ حعلَ ُموا ْ َع َد َد َ َ َ ح َ ََ ح ح ُ
َ َو َما ه َو ب َ ُم َزح َز
ٓۚ ٱلسنَي وٱۡل َس ابَ حهَۦ مَن ٱلع
ذ
ُ َ هُ ْ هَ ََ ح ُ ْ َ َ َح َح َ َٱلصور ف ُّ َونُف َخ ف
َكمح فٱتقوا ٱّلِل وأصل َحوا ذات بين ج َم حع َنَٰ ُه حم َج ٗعا َ َ َ
َ ه َ ُ ح َ حَ ه َ َ ُّ َ فَ َۡلُ َمهٞ فَإن ََك َن َ ُِل ٓۥ إ حخ َوة
ف َمن ُز حح َز َح ع َن ٱنلارَ وأدخَل ٱلنة س
ٓۚ
ُ ٱلس ُد
َ َ
َ ٓ ََ َ َ َٓ َ ح
ص َرَٰط ُّم حس َتقَيمَ َو َيهدَي من يشا ُء إ َ ََٰل
ح ي ب َ َها أ حو ديحن َ ُص هية ي
وص َ َم ۢن َبع َد َو
َ ح َ َٗ َ ََ َح َح َ َ َُ ُ ْ ه َ ُ ح ٗ ََ ُ ْ ه
خ ُرون َساعة َوال ي َ حس َتقد َُمون
َ فَل يست ٱلصل َٰوة وقولوا ل َلناس حسنا وأقَيموا
138
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
َُ َحَ ح
2. Al-Qalqalah ()ٱلقلقلة
139
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
Latihan
ِل َول َ حم يُ َ ح
ل َ حم يَ َ ح َ َُح َ ُ ُ َ ح
ول ب ٱلفل َق َ قل أعوذ بَر
ُّ ٓ
ٱّلِل مَن َو َرائ َ َهم م َيُۢط ُ َو ه َ ب
وج ُ ُ ات حٱل َ ٓ َ ه
َ ٱلس َماءَ ذ و
َت ب ح
ٱۡل َق َ قَالُوا ْ حٱل
َ َٰٔـن ج حئ ت يَ َدا ٓ أَب ل َ َهب َوتَبه َت هب ح
َ َ َ
ُ ُح َ َ ٌ َ ح
ي َم حردود ِإَون ُه حم َءات َي َهم عذاب غ
ه َ اس َو ح
ُۗٱۡل َج َ َلنَيت ل ه َ َ قُ حل
ُ ه َم َوَٰق
ُ ون َعلَ ح َ ُ ُ َ ح َ َ َٰٓ َ ُ َ ح ُ ُ ُ ُ ه ُ ح َ َٰ َ ُ ح َ َ ح َ ه
ك بَاب
َ َنم م ه
َ ي وٱلملئَكة يدخل وبكم بَهَُۗۦ إَال بشى لكم و َلطمئَن قل
ُ َ )ٱلل
3. Al-Liin (ي
Secara bahasa artinya lembut atau mudah. Adapun secara istilah bermakna
pengucapan huruf yang lembut dan mudah tanpa dipaksakan saat mengucapkan
huruf-hurufnya. Jumlahnya ada dua, yakni Wawu sukun dan Ya sukun yang
sebelumnya terdapat huruf berharakat fathah. Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
َ َ َ َ ََ ُ َ ٌ ََ ٌ ُ َ َ ح
ح ا ق حبل ُه َما وٱلل َي واو و ي اء س كَ ن ا وٱن ف ت
“Dan huruf liin itu adalah apabila Wawu dan Ya dalam keadaan sukun,
serta ada huruf berharakat fathah sebelum keduanya.”
Catatan: ketika mengucapkan huruf sukun, pengucapan harakat mesti
diperhatikan dengan baik dan benar. Kesalahan biasanya terjadi saat mengubah
Liin pada Ya menjadi imalah dan mengubah Liin pada Wawu menjadi vokal “o”.
Kesalahan lainnya adalah pembaca Al-Quran seolah menambahkan hamzah kasrah
pada Liin Ya atau menambahkan wawu dhammah pada Liin Wawu.
Latihan
َ َ ه َ َ ُ ُ ه ح َ َ حَ َ َ َٓ َح ٗ ُه ٓ َ َُ ُ ْ َحٗ ه ح
ي
َ وسخر لكم ٱلشمس وٱلقمر دائَب ٓۚ إَال أن تقولوا قوال معروفا
يَل ل َُك َ حٗ ُ َ ح هح َ ٗ ََح ُ َ ُ َََح َ ه
َشء َ ك َشء موعَظة وتف َص َ مَن َين
َ أرءيت ٱلَي يكذَب بَٱل
َ ََ ََُ ح َ ٓ ه ُ َ ُ َ ُ ْ َ ح َ َ َٰ َ ه
ح ُ
ٱلَي أطعمهم مَن جو وءامنهم مَن خوفُ َ َ ح ٱّلِل ل َه َديح َنَٰك حم قالوا لو هدىنا
ُ َ َ ََُ َ َ َ َ َ َ َ ح ۦلَٰفه حم ر ححلَ َة ٱلش َتآءَ َو ه َ
ب عل حيكم إَذ قال ل َق حو َمهَۦ يَٰق حو َم إَن َكن ك ٱلص حي َف َ َ َ َإ َ
َ َٰٓ َ ُّ َ ه َ َ َ ُ ْ ُ ُ ٓ ْ َ ه
ًٱّلِلَ تَ حو َب ٗة نه ُصوحا ي َأيحدَيه حم َوب َأيح َمَٰنَهمح َ ع َب ح ُ ُن
َٰ َ ور ُه حم ي َ حس
يأيها ٱلَين ءامنوا توبوا إََل َ َ َ
140
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ُ ح
4. Al-Inhiraaf ()ٱالنَ َراف
Latihan
َ َ َ َٰ ه
ٗ ٱّلِل َ َحس ه ٗ َ َ
َيبا َ وكف ب َُۗف َريضة م ََن ٱّلِل
ُ ه هَ َ َ َ َح
ٗ ك حم َرق َ ُ ٞ َ َُ ه
َيبا إَن ٱّلِل َكن علي يز ذو ٱنتَقا ٍم وٱّلِل ع َز
ََ َه هَ َح ه َح ٗ َ يا َكث ُ َو َي حج َع َل ه
ٗ ٱّلِل فَيهَ َخ ح
ٱّلِل ي َعل ُِلۥ م َر ٗجا ومن يت َق يا
َ ُ ََ َ ََ ه َه َ َ َ ح ُ َ َ ْ ُ ُ َ َََح
ح
ۡرض وما خلق ٱّلِل مَن َشء َ ت وٱأل َٰ َٰ
َ وت ٱلسمو َ أولم ينظروا َف ملك
62 Tajwidul Mushawwar
141
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
ه ح
ُ كر
5. At-Takrir (يرَ ) ٱل
Latihan
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
ٞ
٢ ر ُّم حس َت َمرٞ َح ِإَون يَ َر حوا ْ َءايَ ٗة ُي حعر ُضوا ْ َو َي ُقولُوا ْ س ح١ ٱۡش هق حٱل َق َم ُر َ َ َُ ه ح
َ َ ٱق
َ ت ٱلساعة و َ ت َب
َ َٓ ََ ح ُ ٓ ََ ٞ َ ُّ ُ ُ ٓ َ ه ْ ه ْ َ ح
ۢنباءَ َما فَيهَ ُم حزد َج ٌر َولق حد َجا َءهم مَن ٱأل٣ َوكذبُوا َوٱت َب ُع ٓوا أه َوا َءه ح ۚٓم َوُك أ حمر ُّم حس َت َقر
ُ ُّ َ َ َ ه َ ح ُ ح َ ح َ َ ح ُ ه َ َ َٰ َ ح ُ َ ُحٞ َ ح
٦ َشء نك ٍر فتول عنهم يوم يد ٱلا إََل٥ حَك َمُۢة َبَٰل َغة ف َما تغ َن ٱنلُّذ ُر٤
ي إ ََل ه َ ُّم حهطع٧ ش ٞ َ ُّ ٞ َ َ َ َ ه ُ ح َ ح َُ ه ً َح َ ُ ح َح ُ َ َ ح
َ ٱلا َ َ َ َ خشعا أبص َٰ ُرهم ي ُرجون مَن ٱألجدا َ كأنهم جراد منت
ْ ُ ََ َََ َ هُ ْ َح ُ َ َ َ َ هَ ح َ ُ َٰ َ َ ُ ُ ح
ٞ َ ون َهَٰ َذا يَ حو ٌم َع
ت ق حبل ُه حم ق حو ُم نوح فكذبوا عبدنا وقالوا ۞كذب٨ َّس يقول ٱلكفَر
ٓ َ ٓ َ ََ َ ح َٓ َحَ َ ه ح َ َ ٞ ََُ َ َهُٓ َ َح ُ َ حٞ َُح
َٰ
ففتحنا أبوب ٱلسماءَ بَماء١٠ ص َ فدَع ربهۥ أ َن مغلوب فٱنت٩ ج َر َ ُمنون وٱزد
ُ َ َ ه ح َ ح َ َ ُ ُ ٗ َ ح َ َ ح َ ٓ ُ َ َ َٰٓ َ ح َ ح
١٢ وفجرنا ٱألۡرض عيونا فٱلق ٱلماء لَع أمر قد قدَر١١ ُّم حن َه َمر
َ
142
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
َ
َ )ٱلهف
6. At-Tafasysyi (شـى
Secara bahasa berarti menyebar. Sedangkan secara istilah adalah
menyebarnya angin/ udara di dalam mulut saat mengucapkan huruf. Huruf yang
memiliki sifat tafasysyi adalah Syin. Imam Ibnul Jazariy berkata:
ُ ٱلش َه
ي َ َوللتف ََش
“Dan huruf yang memiliki sifat Tafasysyi adalah Syin.”
Sifat Tafasysyi pada Syin akan terasa sempurna bila kita tidak terlalu
membuka atau memonyongkan bibir saat mengucapkannya. Bila bibir terlampau
terbuka, apalagi memonyongkannya (kecuali saat dhammah), maka angin tidak
akan menyebar di dalam mulut yang mengakibatkan hilangnya sebagian sifat
Tafasysyi pada huruf Syin. Memonyongkan huruf-huruf hijaiyyah yang bukan
dhammah, berarti tidak memberikan huruf tersebut sesuai dengan hak dan
mustahaknya.
Syaikh Ayman Rusydi Suwaid mengatakan bahwa sedikit memonyongkan
bibir secara alami saat mengucapkan huruf Syin dan tidak mengakibatkan
perubahan suara, maka tidak mengapa. Adapun memonyongkan bibir
sebagaimana memonyongkannya pada dhammah, maka hal tersebut terlarang
disebabkan terjadi perubahan suara dan hilangnya kesempurnaan sebagian
sifatnya.
Latihan
َك ب ح
ٱۡل َق
َ َٰ َ َ ُ ْ َ ه ح ح
َوشاهَد َو َمش ُهود
َ
َ قالوا بشن
َ َو َما ََك َن م ََن ٱل ح ُم حشك
َي
ٞ
ق َو َسعَيد ٞ فَ َم حن ُه حم َش
َ َ
َ ُ َ ه ح ُ َ ه َ ُ َح َ َ َ َ َ َح
ان
َ وٱنلجم وٱلشجر يسجد كذَٰل َك َن َزي َمن شك َر
َ ك أنَاس هم ح
ُ ُّ ُ َ َ َ ح ُ َ َ َحُح ََ َه
ش َب ُه حم قد عل َم يدنك حم َلئَن شكرتم ألز
َ ُ
كن شب َ َه ل ُه ح ۚٓم
َ َ َ َ
َ َٰ َوما صل ُبوهُ َول َ فَلَ هما َك َش حف َنا َع حن ُه ُم حٱل َع َذ
اب
َ َ َ ه َح ُ ح َ َ إ هن ه
سهَۦَ َو َمن شك َر فإَن َما يشك ُر َنلَف شكَ بَكل ََمة م حَن ُه
ُ َ َٱّلِل يُب َ
َكم مَن هن حفس َوَٰحَدة ُ َ َ َ ٓ ََُ ه وها َ حَ ُ َحَ ُ ُ َ ُه َ ح
وهو ٱلَي أۡشأ ٓۚ ۡل ٗما نِشها ثم نكس َ كي ف ن
َ ب ٱل ح َم ح ُ َٰح َ ش َمةَ َما ٓ أَ حص
َ ب ٱل ح َم ح َ َوأ َ حص
ُ َٰح َ حَ ح ح ه َ ه هَ َح
َشم َة ش َق
َ فإَن ٱّلِل يأ َِت بَٱلشم َس مَن ٱلم
143
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
)ٱ ح َُ
7. Al-Istithaalah (إلست َ َطالة
Secara bahasa artinya memanjang. Secara istilah bermakna memanjangnya
makhraj Dhad dari awal sisi lidah hingga akhirnya yang bersambung pada makhraj
Lam. Al-Imam Ibnul Jazariy berkata:
َ ً ح ح
ٱستَ َطل ضادا
“Dan huruf Dhad bersifat Istithalah.”
Cara mengucapkan huruf Dhad adalah dengan menempelkan keseluruhan
sisi lidah ke gigi geraham, dari pangkal lidah hingga ke ujung sisi lidah pada
makhraj Lam. Jangan sampai yang menekan gigi adalah ujung lidah karena akan
menyerupai huruf Zha. Padahal, makhraj dan sifat Istithalah merupakan pembeda
antara Dhad dengan Zha. Dengan sifat ini pula suara pada huruf Dhad lebih lama
keluar dibandingkan pada huruf selainnya.
Latihan
ً َ َ َح ََ َح َ َ َ َ ٓ ه
أل حم َن َع َل ٱألۡرض كَفاتا َي أنقض ظ حه َر َك ٱل
َ إ هال ََكنُوا ْ َع حن َها ُم حعرض
ي يٞ ل ُّمبٞ و ُّمضٞ إنه ُهۥ َع ُد
َ َ َ َ َ َ
َ هُ ُ حَ ح ح َ ُ َ ُ ْ َ َٰٓ َ ُ ُ ح ُ ح
ٱّلِل ذو ٱلفض َل ٱل َع َظي َم و فأولئَك هم ٱلمض َعفون
َ َ َح َ َ ح ُ ُ ُ ََه ه َ حَ ه ح
ُض حٱأل حمر َ َ نزنلَا َملَ َّٗك هل ُق ولو أ وه ُهمح وأما ٱلَين ٱبيضت وج
ُيب ٱل ح ُم حض َط هر إ َذا َد ََعه ُ أ َ همن ُي َ
اب غل َيظ
َ َ َٰ َ ُ ه َ ح َ ُّ ُ ح
َ َ ٍ ثم نضطرهم إََل ع
ذ
َ َ ٱض ُط هر َغ ح ح َ َ َ َ َ َ َ َٰ ُ ُ ُ ُ ح َ ح
ي بَاغ َوال ََعد ف َم َن َجع
َ اف جنوبهم ع َن ٱلمضا تتج
ٗ ح ه ٗ ُ َ َ ح ٗ ُ َ َ ََ ُ ُ ُه َ ح
يَبح َتغون فضَل م ََن ٱّلِل َ َورَض َوَٰنا َي عضدا ضلَ خذ ٱل ُم َ وما كنت مت
ٗ َ َ َٰ َ ُّ ٗ َٰ َ َ َ ح ُ ُ ْ َ َٰٓ ْ َ ح ُ َ ح َ َح َ ح ُ ُ ُ ه
ٱلربوا أضعفا مضعفة َ ال تأكلوا ٱۡض ُبوه هن
َ و َع ج
َ وٱهجروهن َف ٱلم
اض
َ ٱلضٓال َ َح ح ََ ه ُ َ ح حَ ح َ َ ٓ َ َ ح ُ ح َ َ َ َٰ َ ح
َ ٱذ ُك ُروا ْ ه
َي وب علي َهم وال َ ض ي ٱلمغ َ غ ٱّلِل فإَذا أفضتم مَن عرفت ف
َٰ َ َ ٱلر ُس ُل فَ هض حل َنا َب حع َض ُه حم َ ح ُ ه ٓ َحَح ُ َ َ ُ َ َ ه ح
لَع َب حعض ُّ ك ت َل ت عل حيك حم َوأ َن فضل ُتك حم ٱل َت أنعم
ً ُ ح ُ ُ ُ ُهَ َ َ ح ُ ُح َٰ َ َ ض ُل َب حع َض َها َُ
ت ُجلودهم بَ هدل َنَٰ ُه حم ُجلودا ضج
َ كما ن لَع َب حعض َف ٱألك َل َ َونف
144
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩
۩
ُحُه
1. Sifat Ghunnah ()ٱلغنة
63Lihat Al-Mishbah, Al-Mukhtar, Mu’jam Al-Wasith, Mu’jam Mushthalahat Fiqhiyah, dan selainnya.
64Lihat Syaikh ‘Ali Muhammad Dhabba’ dalam
http://www.alukah.net/literature_language/0/46309/#ixzz3XTbSYLqc, diakses 16 April 2015.
145
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
2. Tingkatan Ghunnah
Berdasarkan kesempurnaan ghunnah yang diucapkan, maka ghunnah
dapat diurutkan sebagai berikut:
1) Ghunnah Akmal. Terjadi pada saat Nun dan/atau Mim ditasydidkan dan
idgham bighunnah.
2) Ghunnah Kamilah. Terjadi pada ikhfa dan qalb.
3) Ghunnah Naqishah. Terjadi pada saat Nun dan/atau Mim disukunkan.
4) Ghunnah Anqash. Terjadi pada saat Nun dan/atau Mim berharakat.
َ ح
3. Sifat Al-Khafaa` (ُ)ٱلَفاء
هاوي
Sifat Khafa merupakan sifat alamiah yang terdapat pada huruf Ha, huruf
Mad, dan huruf Liin. Bila sifat ini terus berada pada huruf yang bersangkutan saat
ia diucapkan, maka suara huruf akan menjadi samar dan tidak jelas. Untuk
membuat agar huruf-huruf tersebut tetap jelas diucapkan, maka sifat Khafa dalam
huruf-huruf tersebut mesti dihilangkan.
Cara menghilangkan sifat Khafa pada huruf mad dan liin adalah dengan
memanjangkan huruf tersebut lebih dari dua harakat dalam kondisi tertentu,66
sedangkan cara menghilangkan sifat Khafa pada huruf Ha adalah dengan cara
menguatkan pengucapakan huruf Ha sebagai berikut:
1) Pada Ha Sakinah: Dikuatkan dengan cara menyempitkan makhrajnya dan
menyempurnakan hams dan rakhawahnya.
2) Pada Ha berharakat: Cara menguatkannya adalah dengan tidak
mengucapkannya tergesa-gesa.
3) Pada Ha dhamir : Dijadikan mad shilah saat washal.67
146
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan
ه َ ُ ُ َ ُح
اس َ ب ٱنل َ قل أعوذ بَر
ۢنبأ َ ُهم بأ َ حس َمآئهمح
َ َ فَلَ هما ٓ أ
ََ َ
َ َ ٓ َ ح َ ُ َ َ َ َٰ َ ُ ح
يعلون أصبَعهم َف ءاذان َ َهم
َ ُ َٰ َ َ ه ُ ُّ َ َٰ ُ ْ َ ح َ َ ه ُ ح َ ح
جعون َ أنهم ملقوا رب َ َهم وأنهم إَِلهَ ر
ُ ُ ُ ُ َ َ ُ ح َ َٰ َ َ ُ ُ ح َ ُ ُ ُ ُ ح
وره حم جباههم وجنوبهم وظه َ فتكوى بَها
ََ لَع حٱألَ حفَدةََ ُ َ ُ ه حُ ََ ُ ه َه
نار ٱّلِل َ ٱلموقدة * ٱل َت تطل َع
َ َٱلص َر َٰ َط ٱل ح ُم حس َتق
يم
َ حٞ َ َ ُّ ح
َ إَن َها عل حي َهم مؤصدة * ٱهدَنا
ََ ه
َ َ َ َ ُ َح ْ ح ْ ُ ُ َ ُ ح
ذ حره حم يَأكلوا َو َي َت َم هت ُعوا َو ُيل َه َه ُم ٱأل َمل ف َس حوف َي حعل ُمون
ح َ ح َ ٓ ُ ح َ ح َ َٰ ح َ َ ُ ح ُ ُ ُ ُ ح َ ح
َُك َ َح
ٓۚ ب ت ٱلغضاء مَن أفوهَ َهم وما َّت َف صدورهم أ َ قد بَد
147
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
ُ )ٱنله
5. An-Nabr (ب
ح
148
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
5) Saat mengucapkan kata yang diakhiri Alif tatsniyah atau Wawu jamak
gugur (hadzful Wawu) yang bertemu dengan sukun. Alif tatsniyah adalah
Alif yang berfungsi sebagai penunjuk kata ganti orang ketiga mutsanna
(ganda). Sedangkan Wawu jamak adalah huruf Wawu yang menunjukkan
makna jamak.
Contoh dan latihan:
ت قَم َ َ ح َََ حَ َ ََ ه ح
يص ُهۥ َ وٱستبقا ٱلاب وقد
ُ ََ َ َ ه َ ح َ
فل هما ذاقا ٱلش َج َرة بَ َدت ل ُه َما َس حوَٰءت ُه َما
َ ه َ ه ه
ٱۡل حم ُد َّلِل َ ٱلَي فضل َناَوقَا َال ح َ
َ 68 ح ح َ ه ه َ ُ َ َ ح َ َٰ ُ َ ح ُ َ
بيل َوصَٰل َُح ٱل ُمؤ َمن َي ج َفإَن ٱّلِل هو مولىه و َ
Latihan 1
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱّلِلَ ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
َ ُ َه َ َ َ َ َه ُ ح َ ٱل ََّكلُ ُر َ ١ح ه َٰ َ ح َ َٰ ُ
ت ُز حرت ُم ٱل َمقاب َ َر َ ٢ك َس حوف ت حعل ُمون ٣ث هم َك َس حوف ك ُم ه ألهى
ي حٱِل ََ يم ُ ٦ث هم لَ َ َ
ت ُو هن َها َع ح َ ح َ َ َََ ُ ه ح َه َح َ ح َ ُ َ ح َ حَ َحَُ َ
ي
َ ق َ ٱل ي ٥لت ون تعلمون َ ٤ك لو تعلمون عَلم ٱِل َق َ
َ ُه َُ ح َُ
سل هن يَ حو َمئ َ ٍذ ع َن ٱنلهعَي َم ٨ ٧ثم لت
Latihan 2
ٱلرِنَٰمۡح ه
ٱّلِلَ ه ه
ٱلرحَي َم ِمۡسِب
َحَ َ ُ ُ ه ُ َ حَ َ َ ٓ َ ح َ َٰ َ َ ح َ َ ُ حَ ُ حَ ُ
اش ٱلقارَ َعة َ ١ما ٱلقارَ َعة ٢وما أدرىك ما ٱلقارَعة ٣يوم يكون ٱنلاس كٱلفر َ
َ
ين ُهۥ َ ٦ف ُهوَ ت َم َوَٰز ُ وش ٥فَأ َ هما َمن َث ُقلَ ح َ
ََ ُ ُ ح َ ُ َ ح ح حَ ُ
نف مٱل ن ه ع ٱل ك الب ٱل ون ك تو ٤ و
حَحُ
ث ٱلمب
َ َ َ َ َ
ك َما ه ََيهح َ َ ٓ َ ح َ َٰ َ َ ُ ُّ ُ َ َ ٞ ُ ُ َ َ ح ََه َ ح َ ه َ
اض َية ٧وأما من خفت موزَينهۥ ٨فأمهۥ هاوَية ٩وما أدرىَٰ َف عَيشة هر َ
ار َحام ََيُۢة ١١ ١٠نَ ٌ
ُ ْ َ
68 ), namun pada mushaf huruf Wawu tidak ditulis.صَٰل َحوا( Aslinya
149
Tajwiidul Huruf 1: Shifaatul Huruuf
150
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ SHIFATUL ‘AARIDHAH ۩
۩ HURUF YANG SELALU TAFKHIM ۩
۩ HURUF YANG SELALU TARQIQ ۩
۩ HURUF YANG KADANG TAFKHIM & KADANG TARQIQ ۩
۩ HUKUM TAFKHIM & TARQIQ PADA HURUF RA ۩
151
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
152
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ‘ ۩
1. Pengertian
Sifat ‘aaridhah adalah sifat-sifat yang tidak selalu melekat pada satu huruf
tertentu. Ia kadang ada, juga kadang tidak ada. Di antara sifat ‘aridhah pada huruf
hijaiyyah adalah sifat takhim dan tarqiq.
Tafkhim artinya at-tasmiin (penebalan/ penggemukan), yaitu penebalan
yang terjadi pada suatu huruf saat huruf tersebut diucapkan sehingga terasa gema
yang memenuhi mulut, menjadikan huruf tebal pada makhraj dan kuat pada
sifatnya. Cara pengucapannya adalah dengan mengangkat bagian belakang lidah.
Adapun tarqiq artinya at-tanhiif (penipisan, pengurusan), yaitu penipisan
yang terjadi pada huruf saat huruf tersebut diucapkan sehingga tidak ada gema
yang memenuhi mulut, menjadikan huruf tipis pada makhraj dan lemah pada
sifatnya. Caranya adalah dengan menahan lidah di dasar mulut pada saat
mengucapkan huruf tersebut dan sedikit menarik rahang pada posisi mendekati
kasrah. Perhatikan gambar berikut69:
69 Tajwiidul Mushawwar
153
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
pada saat mengucapkan huruf tebal, pangkal lidah mengangkat naik ke arah
langit-langit sehingga aliran suara pun ikut naik, tidak langsung mengalir keluar,
melainkan mengalir ke arah langit-langit yang mengakibatkan gema serta suara
terdengar kuat dan bulat.
Huruf Hijaiyyah
Huruf yang Huruf yang
Huruf yang kadang tafkhim & kadang tarqiq
selalu tafkhim selalu tarqiq
154
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
Kedua, huruf Isti’la berharakat fathah dan tidak diikuti oleh Alif. Contoh:
ً َ َ َ َ ب َر ح َ ح َ
ظل َيَل َوق َتل ۡحتَهَۦ َ
َ
أحرص
155
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
156
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Pada huruf-huruf Isti’la yang bukan Ithbaq, saat berada pada posisi kasrah,
maka huruf-huruf tersebut berada pada tingkatan terlemah, sehingga suara
tafkhimnya tidak lagi terasa. Berbeda dengan huruf-huruf Ithbaq, karena kadar
tafkhim mereka lebih tinggi daripada huruf Isti’la yang lain, maka pada saat kasrah
mereka tidak berada pada posisi terendah dalam tingkatan tafkhim. Karena itu,
suara tafkhimnya masih terasa, walaupun tidak sekuat pada posisi fathah atau
dhammah. Perhatikan bagan berikut.
Fathah Dhammah
Dhammah Kasrah
Kasrah -
Huruf yang terkuat adalah Tha dan yang terlemah adalah Kha.
Bila huruf-huruf Ithbaq sakinah bertemu dengan huruf Infitah, maka
tafkhim pada huruf-huruf tersebut tidak boleh hilang. Al-Imam Ibnul Jazariy
berkata,
157
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
3. Tafkhim Nisbi
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwasanya, pada saat huruf-huruf
Isti’la yang bukan Ithbaq berada pada posisi kasrah, maka huruf-huruf tersebut
berada pada posisi tafkhim yang sangat lemah. Bahkan dalam pengucapannya
sangat menyerupai huruf-huruf tarqiq. Namun para ulama tidak mengatakan
bahwasanya huruf-huruf tersebut berubah menjadi tarqiq, bahkan tidak boleh
dikatakan huruf-huruf tersebut berubah menjadi tarqiq.
Sebagian ulama kemudian mengatakan bahwa pada posisi kasrah, sukun
yang didahului kasrah, dan sukun yang didahului Ya sakinah, huruf-huruf Isti’la
mengalami tafkhim nisbi. Disebut tafkhim nisbi karena dinisbatkan kepada
ketipisan dan kelemahannya. Kecuali huruf Qaf yang tidak mengalami tafkhim
nisbi pada saat sukun yang didahului kasrah, karena ia merupakan huruf Qalqalah
dan pantulan yang terjadi pada huruf Qaf adalah pantulan tafkhim. Perhatikan
tabel berikut:
Terjadi Tafkhim Posisi Sukun Terjadi Tafkhim
Posisi Kasrah
Nisbi Didahului Kasrah Nisbi
ح
َخ Ya إَخ Ya
ح
َغ Ya إَغ Ya
ح
َق Ya إَق Tidak
Posisi Sukun
Terjadi Tafkhim Nisbi
Didahului Ya Sakinah
ٌ
َز حيغ Ya
ٌ َ
ش حيخ Ya
70 Sebagian ulama berpendapat bahwasanya pada kalimat ini dibaca idgham yang tidak sempurna
(idgham naqish) menjadi “nakhluqkum”.
158
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan
َ ح
يدهم مَن فضلَهۚٓ َٓۦ
ََ َ ُ
وي َز اب َع َظ ٞ
يم َول َ ُه حم َع َذ ٌ
َ ُ ُح َ ُ ُ َ حَ َ
َوبَٱٓأۡلخ ََرة َ ه حم يُوق َُنون ب ٱلفل َق قل أعوذ بَر َ
َ َ َ َٰٓ َ ح َ َٰ ح َ َٰ َ ٞ ه ٓ َ ح َ ح َ َٰ َ ح َ
ك حولَرَ
ولَع أبص َرهَم غَشوة إَنا أعطينك ٱل
159
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
1. Huruf-Huruf Istifal
Huruf-huruf yang selalu dalam keadaan tarqiq adalah huruf-huruf Istifal,
selain Lam dan Ra. Kedua huruf tersebut akan dibahas pada bab khusus karena
kadang berada pada keadaan tafkhim dan kadang berada pada keadaan tarqiq.
Termasuk yang berada dalam kondisi tersebut adalah huruf Alif.
Al-Imam Ibnul Jazariy berkata mengenai keadaan huruf-huruf istifal,
ح ً َ َ
َ ف َرق َق حن ُم حس تَفََل مَ َن ٱح ُر
ف
“Tarqiq-kanlah huruf-huruf Istifal...”
Bila kita memperhatikan perkataan Al-Imam Ibnul Jazariy di atas, maka
dapat kita pahami bahwasanya kondisi default (asal/ normal) huruf-huruf Istifal
adalah tarqiq. Adapun huruf Alif, tidak disifati dengan salah satu sifat-sifat huruf,
karena ia selalu mengikuti huruf sebelumnya, maka ia pun tidak termasuk Isti’la
atau Istifal. Karenanya kondisi Alif kadang tafkhim dan kadang tarqiq sebagaimana
yang akan dijelaskan kemudian.
Terkait dengan huruf Lam dan Ra tafkhim, sebagian ulama memisahkan
keduanya dengan huruf Lam dan Ra tarqiq. Mereka memasukkan huruf Lam dan
Ra tafkhim ke dalam huruf-huruf isti’la. Wallaahu a’lam.
2. Beberapa Peringatan
Ketika huruf-huruf Istifal berhadapan dengan huruf-huruf Isti’la, maka
berhati-hatilah. Jangan sampai kita men-tafkhimkan huruf-huruf Istifal karena
terbawa ke huruf-huruf Isti’la yang berdekatan dengannya. Al-Imam Ibnul Jazariy
berkata,
ح َح ح
َو بَاءَ ب َ حر ٍق ب َا َط ٍل ب َهَ حم ب َذَي َوٱل َم ي َم مَن م َم َص ٍة َومَن َم َرض
“Dan (jangan men-tafkhim-kan) huruf Mim seperti pada kalimat
“makhmashatin” dan “mim maradh”. “Dan juga huruf Ba pada kalimat “barqin”,
“baathilin”, “bihim”, dan “bidzi”.”
Al-Imam Ibnul Jazariy melanjutkan,
160
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ُ َ َ َ َ ح َ َ َ َ ُ ح
َي ُم حستَقَي َم ي َ حس ُطو ي َ حسق و
َوس َ ٱۡلَ قُّ وحاء حصحص أحطت
“Dan juga huruf “ha” pada kalimat “hash-hasha”, “ahath-tu”, “al-haq”.
”Dan huruf “sin” pada “mustaqiimi”, “yas-thu”, dan “yasqu”.
Selain itu, beliau juga mengingatkan agar berhati-hati saat mengucapkan
huruf-huruf Infitah agar tidak menyerupai huruf-huruf Ithbaq. beliau mengatakan,
َ ح ُ ً َ َ َ ح ح َ َ َح ُ ً َ َ
ورا ع َص خ حوف ٱشت َبَاه َه َ بَمحظ ورا ع َس َوخل ََص ٱنفَتاح م ذ
“Dan sempurnakanlah infitah pada kalimat “mahdzuran ‘asa”. Agar tidak
”menyerupai kalimat “mahzhuran ‘asha”...
Latihan 1
َ ح ََ َ ُ َ ه َ َ َ ح َ ٞ َ َٰ َ ٞ
يدهم مَن فضلَهۚٓ َٓۦ وي َز فإَنما َه زجرة وحَدة
َح ح َ ََ َح َ ُ َ َح ٗ
ف َم َن ٱض ُط هر َف م َم َص ٍة ص َيةفَل يست َطيعون تو َ
قَالُوا ْ َس َوا ٓ ٌء َعلَ حي َنا ٓ أَ َو َع حظتَ ي ٱلظَٰلَم َ
َ
ه َ َ َ َح
َوكذَٰل َك َن َزي
َ َٰ َ ح َ َ َ َ َ ُ ْ َ َٰ َ ح ح
ات ق َرار َو َمعَي إََل ربوة ذ َ ٱإلل َم َو َباط ََن ُه ۚٓ ٓۥ
وذروا ظ َهر َ
َ حَ َس َل َٰ ٌم َ َ ٞ َ ح ح ه ح ه
ت َم حطلعَ ٱلف حج َر ه َح ه َٰ ب إَن َوع َد ٱّلِل َ َحق فٱص َ
ه َ ٌ َ ح َ ُ ْٓ َ ُُ ح ه ََ
أ َف قلوب َ َهم مرض أ َم ٱرتابوا اس ح َُّج ٱلَ حي َ
ت َو َّلِل َ لَع ٱنله َ
ح َ
َل يَ َد َك لَ َق ُتل َن طت إ َ َ ه لَئ ۢن ب َ َس َ ٞ ح ٞ
ت َو َرعد َو َب حرق فَيهَ ُظلُ َم َٰ ٞ
َ
ٓ َ َ َ ح ُ ُّ ٗ َهَ َ َ َح َ َ َ
أل حم نلقكم مَن هماء هم َهي ت هَٰذا َب َٰ َطَل ربنا ما خلق
َ ُ
طت ب َ َما ل حم تَ حط بَهَۦ َف َق َال أ َ َح ُ َ حَ
ت َم حطلعَ ٱلف حج َر ه َح ه َٰ َس َل َٰ ٌم َ َ
م ُظ ً ََ َ َ َ َ ُٓ َ َ َح م ُذ ٗ ه َ َ َ َ َ َ َ َح
ورا وما َكن عطاء ربَك ورا إَن عذاب ربَك َكن
اص حوا ْ ب ه
ٱلصبح ٱۡلق َوتَ َو َ اص حوا ْ ب ح َ
َوتَ َو َ َجيل َ َ
ترمَي َهم َِبَجارة مَن س َ
َح
َ َ َ َ
َ َ ح َ َ َ ح َ َ َ َ َ ُّ َ ح َ َٰ ح
َ ََح َحَح َح َ ُ ح َ ح
يل
ب ٱلفَ َ ألم تر كيف فعل ربك بَأصح َ ألم يعل كيدهم َف تضل َيل
َ َ ُ َ َح ُ َ ه َ ُ َ ََ ََ ه ََ ُ َ َ َ َح َ ْ
َين َي حتلون عل حي َه حم يكادون يسطون بَٱل حل عل حيك حم غض َب َوال تطغ حوا فَيهَ في َ
161
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
Latihan
َ ك َٰ َفر َ ح ُ َُ ه َ َُح َ ُ ُ َ ح
ين َ ٱّلِل م َيُۢط بَٱل و ب ٱلفل َق َ قل أعوذ بَر
ََ َ ه ٗ َ إ هالٓ َءاِت ه
ص َرَٰط ُّم حس َت َقيم
َ َٰ
لَع إَنك ٱلرِنَٰمۡح ع حبدا َ َ
َ َ ح ُ ح َٱۡل حم ُد َ هّلِلَ َرب حٱل َعَٰلَمي ح
بَل ه ُم ٱِلَ حو َم ُم حست حسل َُمون َ َ
َ
162
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
Latihan
ُ ح َ َ ٓ ُح ُ َ َ حََ
َ َإليل َٰ َف ق َري ٍش سم بَهَٰذا ٱل َ
ِل ال أق َ
َو َما م حَن إ َلَٰه إ هال ه ُ ٗ
ٱّلِل
ۚٓ َ ٍ َ َو َو َج َد َك َضٓاال َف َه َدىَٰ
ه َو َذ َك َر ح ََُ ُ َ ََ ه ح َ
لٱس َم َربَهَۦ َف َص َٰ كذ َ
َب ويقولون لَع ٱّلِلَ ٱل
َ ُح َ حَ ُ ح َ ح ح َ ح هَ
ت ٱألۡرض زَل َزال َها إَذا زل َزل َ وف ت َمتَٰ ُع ۢ بَٱل َمع ُر َ َول َل ُم َطلقَٰ َ
َُ هُ ه َٓ َ ه ُ ح َ ه َ ُحَ حُ
ٱّلِل ٱلَي ال إ َل َٰ َه إَال ه َو هو ٱل َت ل حم يل حق مَثل َها َف ٱلَل َٰ َد
َ َ هُ َه َٓ َ ه ُ َ َ
ٱّلِل أن ُهۥ ال إَل َٰ َه إَال ه َو ش َهد ٱّلِل يأ ُّي َها هٱل َ
َين َء َام ُنوا ْ هٱت ُقوا ْ ه َ َٰٓ
ٱۡل حَكم َةَ َ َ ح ٱد ُ إ َ ََٰل َ ح ٱّلِل َالٓ إ َل َٰ َه إ هال ُه َو حٱل َ ُّ ح َ ُّ ُ
هُ
يل ربَك ب َ َ َ ب س َ ح ٱلقيوم ۚٓ َ َ
َ
ت أ حع َمَٰلُ ُهمح َين َحب َط ح ك هٱل َ ُ ْ َ َٰٓ َ ك حم أ َ َحداًُ َحَََه ح ََ ُح َ ه
َ أولئ َ وِلتلطف وال يشعَرن ب َ
ََ َ ح َ ُ َ ح ََ َ ح َ َٗ َ هُ ْ هَ ََ ح ُ ْ َ َ َح ُ
َكمح
ۡسن أكث َشء جدال ٱإل َٰوَكن َ فٱتقوا ٱّلِل وأصل َحوا ذات بين
َ ُ َح ُ َ
َوال خ حوف عل حي َه حم َوال ه حم ُي َزنون
َ َ ٌ ََ إ هن هٱل َ َ ُ ْ َ ُ ْ ه َ
تَين َءامنوا َوع َملوا ٱلصَٰل َحَٰ َ َ
ََ َح َ ُ ْ ه َ َ ٗ ََ ُ ح َ ح َ ُ َ ٱلضٓال َ َ َح ح ََ ه َ ح حَ ح ُ
فَل تعلوا َّلِلَ أندادا وأنتم تعلمون َي وب علي َهم وال َ ض ي ٱلمغ غ َ
163
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
2. Ra sukun yang sebelumnya kasrah asli dan huruf setelahnya bukan isti’la,
َ
contohnya: ف حَرع حون
164
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
َ َ
b) Ketika sukun dan sebelumnya Fathah. Contoh: َوأ حر َسل
c) Ketika sukun, sebelumnya sukun, dan sebelumnya fathah. Contoh: َوٱلفج ُر
حَ ح
ُ ٱنله
d) Ketika sukun, sebelumnya Alif, dan sebelumnya fathah. Conto: ار
ُ
b) Ketika sukun dan sebelumnya Dhammah. Contohnya: ُز حرتم
ج َع ح
َ ٱر
165
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
a) Pada kata “ ”ف حَر ٍقdisebabkan adanya kasrah pada huruf Isti’la. Dalam hal
ح
Ra saat hidup. Pada ٱلق حَط َرhuruf Ra berada pada posisi kasrah dan pada
166
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
ح ُهم َولَ َق حد َر َٰ َو ُدوهُ َعن َض حيفهَۦ َف َط َم حس َنا ٓ أ َ حع ُي َن ُه حم فَ ُذوقُوا ْ َع َذاب َونُ ُذر َ ٣٧ولَ َق حد َص هب َ
َ َ َ
167
Tajwiidul Huruf 1: Tafkhiim & Tarqiiq
168
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
۩ ۩
169
Sumber Rujukan
170
Tajwidul-Quran Edisi Lengkap Abu Ezra Al-Fadhli
171
Sumber Rujukan
۩ ۩
172