SYARAH
LUMATUL
I'TIQAD
Darisini*-,U&iW 'n#[r*
sunnah waIJama'a'ti
yang merumuskan akidaliffifaiig g teguh oleh Nabi *g dan
para sahabat beliau, yan t mmWupg'dari al-Qur'an dan as-
Su n na h be rdasa rkan, nad@F$.iffiWfu UatlAan as-Salaf ash-Sha ih I
Jillillililtlllilil[t|[Ltil
Saltao?si,
DAtr'fAR ISI
_--___::of_:>_-
DAFIAR ISI I
l'tutoDtl{AH lAll0lQ...... 15
Nasab beliau: 29
Kelahiran beliau: 29
Pertumbuhan beliau: 29
Keunggulannya dalam ilmu dan kerja kerasnya dalam bidang dakwah:..... 30
ffi
Saltar,?s,
nasalahlme'vesfi-fffi 37
'2q#
./f^d.-.Gd]L
daltaoDsi,
.ffirB
'Slq--$il
6alto,?o
PENGANTAR PENERBIT
EIDISI TERJEMAH
--::0=:=:*__
ffi
9eny*,vPenoil*
'&s#
,.t\d--rh61
Tniladinah%aht"
atas prinsip as-Salaf ash-Shalihl, dan imam dalam ilmu dan amal.
Dan akidah yang benar ini memiliki pengaruh yang besar dalam
hidupnya, sampai orang-orang berkata tentangnya, "Barangsiapa
yang melihatnya, seolah-olah dia melihat sebagian sahabat."2 Al-
'Allamah Ibnul Qayyim telah menukil dalam kitabnya ljtima' al-
luyusy al-lslamiyah sebagian dari akidah ini, dan beliau memulai-
nya dengan mengucapkan, "Ini adalah perkataan Syaikhul Islam
Muwaffaquddin Abu Muhammad Abdutlah bin Ahmad al-Maqdisi,
yang banyak kalangan sepakat menerimanya, menaruh hormat
padanya, dan mengakui keimamannya, kecuali orang yang berpa-
ham |ahmiyah atau Mu'aththilah."3 Demikian ucaPan beliau.
Dan karena ingin menyebarkan akidah yang benar, kami
mengajarkan kitab ini di masjid kami kepada saudara-saudara kami
kaum Muslimin, dibantu dengan (menggunakan) Syarah Syaikh
Muhammad ash-Shalih al-Utsaimiru kitab-kitab Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah dan muridnya,Ibnul Qayyim, dan kitab-kitab lainnya
(yang membahas) tentang masalah ini. Kemudian sebagran ikhwan
meminta dengan sangat kepada saya untuk mentakhrij syarah ini
dan mencetaknya, agar faidah.yu tersebar luas. Dan ternyata itu
adalah permintaan yang baik, maka saya melakukan istikharah
(memohon pilihan) kepada Allah dan meminta pertolongan kepa-
daNya, serta saya memulainya seraya memohon kepada Allahlalla
wa 'Ala, agar menjadikan amal ini ikhlas untuk mengharapkan
WajahNya Yang Mulia, dan agar bermanfaat bagi penulisnya, Pen-
syarahnya, yang memberikan ta'liq (komentar) padanya, penerbit-
ny a, y arrg membacanya, dan yang mencetaknya,
ffi
?nila*nal,%ahrq
ffi
*raqlraL lzql4h daln *'lncnoila&an %itaL
@y.urtKamtr.akuken
IDalam Menerbltkan Kltab lnt
'z:==-O:<-:---
Biograti Singkat
IBNU QUDAMAH AI,MAQDISI
. ,.-.-*_:O-::,___
I Nama dan nasab beliau:
Beliau ialah Muwaffaquddin, Abu Muhammad, Abdullah bin
Ahmad bin Muhammad bin Qudamah bin Miqdam bin Nashr bin
Abdullah al-Madisi, ad-Dimasyqi, ash-Shalihi.
I Kelahiran beliau:
Beliau dilahirkan pada bulan Sya'ban 541,H, di desa ]amma'il,
pegunungan Nablus.
i Pertumbuhan dan perialanan beliau mencari Ilmu:
- Beliau datang ke Damaskus bersama keluarganya pada saat
berumur 10 tahun, lalu beliau menghafal al-Qur'an dan Mukhtashar
al-Khiraqi.
- Beliau kemudian bertualang ke Baghdad bersama anak pa-
mannya, al-Hafizh Abdu1 Ghani pada 571H, dan mereka berdua
mendengar pelajaran dari banyak ulama di sana.
- Beliau mendalami fikih sehingga melampaui rekan-rekan-
nya, hingga menjadi sosok yang unggul, dan hingga menjadi tokoh
utama dalam lingkup madzhab (Hanbali) danushulnya.
tl Sikap wara'dan zuhud Ibnu Qudamah:
Beliau adalah seorang yang u)Ara', zuhud, takwa, memiliki
wibawa dan ketenangan, penyantun, dan tekun. Waktu-waktu
beliau dihabiskan dengan ilmu dan amal. Beliau adalah seorang
yang mampu membungkam rival-rivalnya (yang menentang Ahlus
Sunnah) dengan berbagai hujjah, bukti nyata, dan beliau tidak me-
rasa berat dan tidak merasa terganggu, sedangkan rival-rivalnya
berteriak dan kebakaran jenggot.
ffi
% iogiap 3 f.u, qudanah aLmqdht,
ffi
T\zrrro-lAilroDf rr-qrr/arr-1,
Pasal
TENTAhIG KARY&KARYA IBNU QI'IDAMAH
IDALAM BIIDAITIG AI(IIDAII
,-_-_-__::o:::__
dl-tlufirh Ibnu Rajab ,ii,l,r berkata dalam kitab adz-Dzail
'Ala Thabaqat al-Hanabilah 2/139, "syaikh al-Muwaffaq;;t* telah
menulis karya yang banyak dan bagus dalam madzhab (Hanbali),
baik itu dalam masalah/uru' maupun ushul. Bagitu juga dalam
bidang hadits, bahasa, zuhud, danraqa'iq."
Karya-karya beliau dalam bidang akidah sangat bagus sekali,
yang kebanyakan berdasarkan kepada metode para imam ahli
iradits, (yakni) dipenuhi dengan banyak hadits, Atsar, dan sanad,
sebagaimana metode Imam Ahmad dan para imam ahli hadits
lainnya. Beliau tidak suka berdebat dengan Para ahli kalam dalam
masalah yang terperinci, walaupun dalam bantahan terhadap me-
reka. Ini adalah metode Imam Ahmad dan para pendahulu kita.
Beliau sangat mengikuti yang manqul dalam masalah ushul dan
lainnya. Beliau tidak pernah mengucapkan ungkaPan yang tidak
berfaidah, dan beliau memerintahkan agar mengakui dan melewati
apa-apa yang terdapat dalam al-Kitab dan as-Sunnah berupa sifat-
sifat (Allah), tanpa tafsir, taWrf,tamtsil, tahrif, ta'wil, dan ta'thil.
Karya-karya beliau dalam Ushuluddin di antaranya:
1.. Al-Burhan fi Mas-alah al-Qur'an, safltiuz.r
2. lawab Mas'alahWaradat min Sharkhad2 fi al-Qur'an, satuittz.
3. Al-l' tiqad, satu juz.3
Dzahabi, dan Ibnul Imad juga telatr menyebutnya dengan nama ini.
Dicetak tahun 1322H di percetakan majalah al-Manar Mesir, dan dicetak
ulang disertai tahqiq atas beberapa naskah manuskrip di ad-Dar as-Salafiyah
Kuwait dengan tahqiq Badr al-Badr. Dan Ibnul Qayyim telah menukil darinya
satu bagian dalam kitab beliau ljti.ma' al-luyusy hal. 87.
Dicetak dalam Majmu'ah I'ti.qad as-Salaf, tahqiq an-Nasysyar dan ath-Thalibi,
cetakan Penerbit al-Ma'arif, jugatahqiq Badr al-Badr.
Disebutkan juga oleh Imam adz-Dzahabidan Ibnu Syakir.
4
Disebutkan olehadz-Dzahabi dan lbnul Imad.
5
Disebutkan oleh Ibnul Imad.
b
Juga di antara karya-karya beliau dalam bidang akidah:
- Hikayah al-Munazharah fi al-Qur'an atau al-Munazharah li Ahl al-Bida'ft.
al-Qur'an. Dicetak dengan tahqiq saudara Abdullah bin Yusuf, semoga
Allah memuliakannya.
- Dzarnm Ma'Alaih Mudda'at-Tashawwuf, dicetak dalam Majmu'ah min
Dafa'in al-Kunuz dengan tahqiq Syaikh Muhammad Harnid al-Faqi ai*i;.
- Ash-Shirath al-Mustaqim ft Bayan abHarf al-Qadim. Pentahqiq kitab al-
Burhan ft. Bayan al-Qur'an, karya Ibnu Qudamah, berkata, rrla safu juz,
belum dicetak, dan ia ada padaku. Aku berharap bisa menerbitkannya jika
ada umur tersisa.rl
,.t^d.-.6d,
.!K zs E<.
'rcav-gf-
SeLrran" 9anlaa" & Xryo aLtll*aanin
Pasal
SELAYANG PAhIIDANG TENTANG SYAII$I
"gH
AI.,UNSAIMIN IDAhI KARY&I(ARYA BELIAU
0 Nasab Beliau:
Beliau adalah Abu Abdullah, Muhammad bin Shalih bin
Muhammad bin Utsaimin al-Wahibi at-Tamimi.1
0 Kelahiran Beliau:
Beliau dilahirkan di kota Unaizah pada 27 Ramadhan 1347 H.
iPertumbuhan Beliau:
Beliau belajar membaca al-Qur'an al-Karim kepada kakeknya
dari pihak ibu, Abdurrahman bin Sulaiman ad-Damigh"i;W, hingga
beliau menghafalnya. Kemudian beliau menuntut ilmu, di mana
beliau belajar lclrath, matematika, dan beberapa disiplin ilmu sastra.
Ada dua orang dari penuntut ilmu tinggal bersama Syaikh Abdur-
rahman as-Sa'di untuk mengajar anak-anak pelajar kecil. Yang per-
tama adalah Syaikh Ali ash-Shalihi, dan yang kedua adalah Syaikh
Muhammad bin Abdul Aziz al-Muthawwa',ii,l,r-. Beliau belajar de-
ngan membacakan kepada beliau Mukhtashar al-Aqidah al-Wasithiyah
karya Syaikh Abdurrahman as-Sa'di, Minhaj as-Salikin fi al-Fiqh
karya Syaikh Abdurrahman juga, al-Ajurumiyah, dan al-Alfiyyah.
Dan beliau membacakan kepada Syaikh Abdurrahman bin Ali bin
'Audan dalam masalahfara'idh dan fikih.
Beliau juga membacakan kepada Syaikh Abdurrahman bin
Nashir as-Sa'di yang merupakan gurunya yang pertama, di mana
ffi
&el&ran" 9aadaa? * Xzqo aLclltsai,ntn
.tad.-.6d,
'6-fl,H
3 el"rr4rr" garrlarry * XaaV aLtlltai'ni-
ffi
Selafn" 9arrlaa" & Xaruro @C-ch*ainitu
Pengantar
IMAM AI.,ALLAMAH
MI,,HAMMAID BIN SHALIH AI,UTSAIMIN
----={D-:;>____
,G6Jh6tL-
.!K sg F*
'rrv--gvI
9rrrq.rrl"rr, ? 6au,
tlllaanru
Pengantar
SYAIICI AI..ALLAMAII
SHALIH BIN FA'UZAN AI,FAUZAN
(Qrniqgn aelcidahl
,t\d--.661-
.!( go E<.
'T^q?sY
TGidah-Aailalv 9e ti,"7
Kaldalr-kaidah Penting
Dalam Masatah al-Asnta' ttta ash.shilat
(Ohmn-n^qmn dnn tW-rilol &llnhl
lhidah Pertama:
Kewaflban terhadap dalll-dalll al-Qur'an dan as-Sunnah
dalam masalah a!ma' sa ash-shtfat
1 Syaikh Ibnu Utsaimin telah menulis sebuah buku yang mengagumkan dalam
temaAsma wa ash-Shifaf, di sana syaikh menyebutkan beberapa kaidah pen-
ting dalam masalah ini, kami telah menfahqiqnya, buku tersebut bernama
al-Qawa'id al-Mutsla fi Shifatillah wa Asma'ihi al-Husna. Sebuah buku yang
patut untuk dikaji dan dipelajari.
ffi
€p< t X.i,lah-iaidah9enr,i,,,+, iffits
sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujiah untuk itu dan mengada'
adaknn terhadap Allah apa y ang tidak knmu ketahui. " (Al-A'raf : 33).
Contohnya adalah Firman Allah dl5,
4i-ui.35,*-e$;i l''+i*
"Cidak demikian) tetapi kedua Tangan Allah terbuka, Dia menaf-
kahkan sebagaimana Dia kehendaki." (Al-Ma'idah: 64)'
Zahir ayat ini menetapkan bahwa Allah memPunyai dua
tangan yanghakiki, maka wajib menetapkan hal itu untukNya.
]ika ada yangberkata bahwa yang dimaksud dengannya adalah
kekuatan, maka kami katakan, ini adalah penyelewengan makna
perkataan dari zahirnya. Tidak boleh mengatakan demikian, karena
ia merupakan kelancangan atas nama Allah tanpa ilmu.
***
l(aidah l(edua:
Bcrhaltan Dengan Nama-nama Allah
ffifH
'{iWq
%aidalv-taadah9ua"7
ffi
€p+ X.aadalv- lai,lah 9enting
Fffip
Apa yang Allah khususkan di alam ghaib di sisiNya tidak
mungkin dihitung dan tidak mungkin dijangkau (oleh daya ma-
nusia).
Dan menggabungkan hadits di atas dengan hadits shahih,
.t1t );tt;t*;i 6 ttt-tsiLuUt;;t &^s.s *a.b';:I
"sesungguhnya Atlah mempunyai' sembilan piun sembilan nnma'.,
seratus kurang satu; barangsiapa menghitungnya (mengucapkannya se-
bagai dizikir) maka dia masuk surga,"l
adalah dengan mengatakan bahwa makna hadits ini, di antara
nama-nama Allah adalah sembilan puluh sembilan nama/ siapa
yang menghitung yang sembilan puluh sembilan ini, maka dia
masuk surga, dan bukan berarti pembatasan terhadap nama-nama
Allah dengan angka sembilan puluh sembilan saja. Sama dengan
hal itu kalau Anda berkata, "Aku mempunyai seratus dirham yang
aku siapkan untuk sedekah." Ini tidak berarti bahwa hanya itu
uang Anda, ada kemungkinan Anda masih mempunyai uang lain
yang Anda siapkan untuk selain sedekah.
O Cabang ketiga, nama-nama Allah tidak ditetapkan melalui
akal, akan tetapi melalui syara'.
Nama-nama Allah adalah tauqifiyah (hanya berlandaskan al-
Qur'an dan as-Sunnah), penetapannya hanya bersandar kepada
syara', tidak ditambah dan tidak dikurangi, karena akal tidak
mungkin mengetahui nama apayangberhak disandang oleh Allah
rJt5, maka dalam hal ini harus berpijak secara murni kepada sylra'.
Di samping itu menisbatkan nama kepada Allah uJtF padahal Dia
tidak menisbatkannya kepada DiriNya merupakan kelancangan
terhadapNya, karena bersikap santun kepadaNya merupakan
oleh Ahmad , l/394,456; Ibnu Hibban, no. 2372 (Mawariil; dan al-Hakim,
1/579. Al-HaJizh Ibnul Qayyim menshahihkannya dalam Syifo' al-Alil,hal.
274 dan beliau memaparkan urgensinya dan faidah-faidahnya dalam kitabnya
al-Fawa'id,hal. 24-29. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir
dalam Ta'liqnya atas al-Musnad, no.372l; al-Nbani dalam ash-Shahihah, no.
199 dan Syu'aib al-Arna'uth dalam Takhrii Zad al-Ma'ad,4/198.
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ad-Da'awat, Bab Lillahi Mi'atu Ism
Ghairu Wahid, no. 6410 dan Muslim, Kitab adz-Dzikr wa ad-Du'a', Bab fi
Asma'illah d6 wa fadhl man Ahshaha, 2677 / 6 dari hadits Abu Hurairah.
,,Gd--.Gd"-
.!K +o E*
-{9WqI
X,ai,klv- taidalv 9*ti,"q,
kewajiban.
O Cabang keempat, setiap nama dari nama-nama Allah menun-
jukkan kepada Dzat Allah, sifat yang dikandungnya dan
pengaruh yang diakibatkannya iika nama tersebut transitif
(muta'addil.
Iman kepada nama Allah tidak terwujud kecuali dengan me-
netapkan semua itu.
Sebagai contoh, nama Allah yang tidak transitif adalah al-
Azhim (Mahaagung), maka iman kepadanya tidak terwujud se-
hingga Anda; pertama, meyakininya sebagai salah satu nama Allah
yalrg menunjukkan kepadaDzat Allah, dankedua, menetapkan
kandungannya berupa sifat yaitu al-Azhamaft (keagungan).
Dan contoh nama Allah yang transitif adalah ar-Rahman, maka
iman kepadanya tidak terwujud sehingga Anda; pertama, meyaki-
ninya sebagai salah satu nama Allah dt5 yang menunjukkan kepada
DzatNya, kedua, mengimani sifat yang dikandungr.ya yaitu ar-
Rahmah (sayang), danketiga, pengaruh darinya yaitu bahwa Allah
merahmati siapa yang Dia kehendaki.
***
l(aidah l(etiga:
Berhaltan dengan Slfat-slfat Allah
{ *Vi f*i;";y
'#1#
,,Grd.-.6d,
TQifal"-taifolv9*rta"S,
{@ ir+fir 5r':5i'K5i'b;K:;'b
"Mereka merencanakan makar dan Allah "? membalas (menggagalknn)
makar itu dan Allah adalah sebaik-baikpembalas makar." (Al-AnIal: 30).
'#+s'
.G6,Jh.1,
Xaifalv-iailah?cnti,rry
{@ \acJ$;{j}
" D an Tuhanmu tidak menzhalimi siapa pt)n. " (Al-Kahfi: a9).
Maka wajib menafikan (meniadakan) kezhaliman dari Allah
disertai keyakinan penetapan sebaliknya yaitu keadilan dalam
bentuk yang lebih sempurna.
O Cabang ketiga, sifat-sifat tsubutiyah (yang ditetapkan bagi
Allah) terbagi menjadi dua: Sifat-sifat dzatiyah dan sifat-
sifat fi'liyah.
- Sifat-sifat dzatiyah adalah sifat yang Allah tidak pernah tidak
dan senantiasa bersifat dengannya, seperti as-sam'u (mendengar)
dan al -ba shnr (meliha t).
ffi
?<aifah-lailah?*da"S,
{@6q-q1#--ij}
"llmu mereka tidak dapat meliputiNya. " (Thaha: 110). Karena
akal tidak mungkin mengetahui bagaimana bentuk dan cara dari
sifat Allah.
Jawaban atas pertanyaan yang ketiga: Tidak menyerupai
sifat-sifat makhluk, berdasarkan Firman Allah dtS,
b
"Tidak ad^a
{:-*.#,Ay
sesuatu pun yang serupa denganNya"' (Asy-Syura: LL)'
Karena Allah berhak atas kesemPumaan yang paling puncak
.C6*-A/r1,-
.ffidt{"Bl
Xaalah - ia,akh ?enti,ny
***
l(aidah l(eempat:
Sanggahan Terhadap Al-Mu'aththllah
w
'#+F
,.G'd-lh6a,
,€& ffip
4\ 4,;ti$_+*
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang
v glr ,gv) ,t'"g )fli,lti1 ,K,*r;.rtl ! i;;ii
,F$r k'gi:riiid* i'i,b** b&
f '^:3-
* ;; ,:i3\ti
-ai ttzvat * ;',;;i,rri!r_1
.-;rAL. +{u'^L4* i3 ,9,;!q ijaJr {itr .i ,rrirJt
, to
{@ 3$\'Aflifrr,:*-16;4
1l'Ulafurulv 9eruli,o ?n abru
"Tiilak ada sesuatu pun yang serupa dmganNya dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy-Syura: 11).
4Wr1:&L6Y
" IlmuNy a m en c akup s eg al a se su Attt. " (Ath-Thal aqz 1.,2\ .
ffi
lllilzl,anah?erulio?ll^ata*
.:al.uts'rnm)
ffi
Nyu'
3. Bahwa Allah dipuji dengan semua lisan, disembah di setiap
tempat, yakni berhak dan boleh disembah dengan bahasa apa pun
dan disembah di tempat mana pun.
4. Luasnya ilmu Allah, di mana tidak ada tempat yang luput
dari ilmu dan kuasaNya yang sempurna di mana suatu perkara
tidak menyibukkanNya dari perkara lainnya.
5. Keagungan, keangkuhan, dan ketinggian Allah dari segala
sekutu dan tandingan, karena kesempurnaan sifat-sifatNya dari
segala sisi.
6. Kesucian dan kekudusan Allah dari istri dan anak, hal itu
karena Dia Mahakaya secara sempuma.
7. lradah (kehendak) dan kuasaNya yang sempurna melalui
ketetapanNya yangberlaku atas semua hamba, di mana kekuatan
seorang raja tidak mampu menghalanginya dan banyaknya orang
serta harta tidak kuasa mencegahnya.
8. Keagungan Allah adalah di atas segala yang dapat dikha-
yalkan, akal tidak kuasa untuk menggambarkanNya dan hati tidak
mampu melukiskanNya, karena Allah adalah,
(@ i#;ip: ;rr::,,r.#Ay
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa denganNya dan Dia Maha
mendengar lagi Maha melihat." (Asy-Syura: L1.).
9. Kekhususan Allah dengan nama-nama yang bagus dan
sifat-sifat yang tinggi.
10. Allah ult$ bersemayam di atas Arasy yaitu ketinggianNya
dan keberadaanNya di atasnya sesuai dengan keagunganNya.
L1. KerajaanNya mencakup langit dan bumi serta apa yang
ada di antara keduanya, termasuk apa yang tersembunyi di balik
tanah.
Luasnya ilmu Allah, kuatnya hukum dan ketetapannya,
1.2.
bahwa makhluk tidak mungkin menjangkauNya dari segala segi
karena keterbatasan pengetahuan mereka terhadap apa yang patut
untuk Rabb Yang Agung berupa sifat-sifat kesempurnaan dan ke-
agungan. * * *
"Grd'.6d.
'H#e#
'llUlafirul,,9eru.h.,Tllztart
(srrr. auzan>
Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam
dari Allah kepada hamba dan RasulNya, Nabi kita Muhammad *6,
keluarga dan seluruh sahabat beliau.
Amma ba'du,
Ini adalah akidah yang bernama Lum'ah al-l'tiqad al-Hadi ila
Sabil ar-Rasyadyangditulis oleh Imam Abu Muhammad, Abdullah
bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah al-Hanbali, salah seorang
ulama besar madzhab Hanbali. Beliau memPunyai buku-buku
karya tulis dalam bidang fikih, ushul dan lain-lainnya. Di bidang
fikih penulis mempunyai llmdah al-Fiqh, sebuah fikih ringkas,
kemudian al-Muqni'yang lebih besar dan lebih lebar daripada al-
l)mdah, kemudian al-Kafi yang lebih luas dari al-Muqni', kemudian
al-Mughni, sebuah kitab yang masyhur dan ensiklopedia fikih yang
besar, yang memuat fikih salaf dan madzhab yang empat dengan
dalil-dalilnya, kemudian biasanya beliau memilih pendapat yang
rajih dalam kitab tersebut. Kitab ini kemudian menjadi rujukan
utama di bidang fikih Islam.
Di bidang Ushul Fikihbeliau memPunyaiRnudhah an-Nazhir,
di samping beliau juga mempunyai buku-buku di bidang nasihat
dan disiplin ilmu lainnya. Maka beliau adalah seorang imam yang
mulia, di antara karyanya dibidang akidah adalah islahtuiLum'ah
al-l'tiqad al-Hadi ila Sabili ar-Rasyad.
Para ulama, dan di antara mereka adalah Imam yang mulia ini,
telah memberikan perhatian mereka di bidang penjelasan tentang
akidah y ang shahih, menepis syubhat-syubhat dan pendangkalan-
pendangkalan terhadapnya, karena masyarakat sangat memer-
lukannya, khususnya setelah lahirnya aliran-aliran sesat dengan
akidah-akidah dan syubhat-syubhatnya. Maka para ulama me-
mandang perlu menjelaskan akidah yang shahih, dan membantah
penyelisihnya. Hal ini sudah berlangsung sejak dulu, dan para
ulama telah memberikan perhatian mereka terhadap perkara akidah.
ffi
?fulalinalv Ieruho ?n ahn,
'6##
,,t\d=.66:I
TlUlndinah9enalaoTll,atsv
beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk."l Dan ini adalah
dasar-dasar akidah yang disebut juga dengan rukun iman.
Maka Lum'ah al-l'tiqad bermakna penjelasan tentang akidah
yang shahih yang wajib dipegang dan membuang selainnya.
Dan kata Al-Mursyid al-Hadi ila Sabil ar-Rasyad; 'ruli adalah
lawan dari 3Jl dan iy-i.li (penyimpangan dan kesesatan). Maka
akidah ini membawa kepada jalan yang benar yang menyampai-
kan kepada Allah dlt$, berbeda dengan akidah-akidah para pengu-
sung kesesatan, ia membawa kepada kebinasaan dan kesesatan.
O .-9t *9 b r,(Dengan menyebut natna Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang)
Penulis i,,1# memulai kitabnya dengan, "Bismillahir Rahmanir
Rahim", sebagai penerapan terhadap sunnah bahwa, "Bismillahir
Rahmanir Rahim", merupakan pembuka segala perkara penting,
perkara yang mempunyai urgensi dan keutamaan, di mana dengan-
nya memulai ucapan dan fulisan, sebagaimana Allah ults memulai
kitabNya yang mulia juga dengan Basmalah dan Dia memulai setiap
surat dalam al-Qur'an yang mulia juga dengan Basmalah, sebagai-
mana halnya Nabi Sulaiman 2@ memulai suratnya kepada Bilqis,
Ratu negeri Saba', dengan basmalah,
ffi
ffip+ ?lUlnfblal,9"nulis,'maha, t+€F
kecuali dalam surat an-Naml, di sini ia adalah bagian dari ayabrya,
dan jika tidak maka ia adalah ayat tersendiri dan bukan termasuk
surat al-Fatihah dan bukan termasuk surat-surat lainnya. Ia dibaca
sebelum surat dan ia bukan merupakan bagian dari surat tertentu
kecuali surat an-Naml, di sini ia merupakan bagian dari ayat.
b jar danmajrur berkait dengan kalimat yang tidak terlihat
,r:i
(tidak terucap), asumsinya adalah, aku memohon pertolongan de-
ngan menyebut nama Allatu atau aku memohon keberkahan dengan
menyebut nama Allah.
p)i diamUil dari i'*.'Ji yang berarti ketinggian, atau diambil
dari ii;,tt yang berarti tanda; maksudnya adalah sebagai pembeda
sesuatu dengan lairurya, Allah $id telah meletakkan nama-nama dan
mengajarkannya kepada Adam, sebagaimana Allah cltg berfirman,
{ (?'-GV( i;\;'i63b
"Dan Allah mengajarkan kepada Adam semua nama-nama." (A1-
Baqarah: 31), yakni nama dari segala sesuatu, segala sesuatu mem-
punyai nama yangmembedakannya dari yang lain.
bt *; e!adalah mudhaf (yang disandarkan) dan..lr adalah
mudhaf ilaihi (yang disandarkan kepadanya). Yang dimaksud
dengannya adalah seluruh Nama-nama Allah S5, karena jika kata
mufrad (tunggal) diidhafahkan, maka ia menunjukkan keumuman,
maka ucapannya,lut *yakni dengan seluruh nama Allah dE,
,t\d.-.661,
ffiF#
'llliladinul, 9eruli,c,'mduv
{@ 31,3i36-w35\y
"sangat belas knsih lagi penyayang kepada orang-orang Mukmin."
(At-Taubah: 128).
Ar-Rahman lebih runum daripada ar-Rahim, karena yang per-
tama merupakan rahmat umum unfuk seluruh makhluk, adapun
yang kedua, maka ia khusus untuk orang-orang Mukmin, sebagai-
mana dalam Firman Allah dtS,
{Gr4"'9\j'qy
"Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (Al-
Ahzab:43).
Maka ar-Rahman dan ar-Rahim adalah dua nama agung yang
mengandung sifat rahmat bagi Allah tI* yang layak dengan kebe-
saran dan keagunganNya.
O i! irii(Segala puii bagi Allah)
Penulis kemudian memulai dengan hamdalah sesudah basma-
lah, di mana berkata, "Segala puji bagi Allah." Ini juga termasuk
sunnah, yaitu mengawali perkataan dengan h 3;;ii, sebagaimana
Nabi M melakukan hal tersebut, sebagaimana Allah eIS mengawali
kitabNya dengan, "segala puji bagi Allah,Tuhan semesta alam," dalam
surat al-Fatihah.
fu;iiadalah pujian, Allah {l* disanjung dan dipuji karerra Dzat'
Nya, nama-namaNya, sifat-sifatNya dan perbuatan-perbuatanNya.
alif dan lam bermakna istighraq, yakni segala bentuk
.^iAi;
pujian hanya untuk Allah JiE, Dia-lah yang berhak untuk dipuji
ffi#
,t\d.*hd,
Tlhlzdinah 9eruli,o 1nzhn
'trq#
.tad--.6d,
'mulafi,nah9eruli,o'mdhr"
Hadid:4).
g@w+iu;,u&F
"Dia mengetahui apa yang ada di depan mereka dan apa yang di
belakang mereka." (Al-Baqarah: 255).
Allah d*i mengetahui apa yang terjadi dan apa yang akan
terjadi, Dia mengetahui segala sesuatu, dan tidak ada sesuatu pun
yang samar bagi Allah,
{@ i$i'€\ ;r r:
:,,, -#,frb
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa denganNya dan Dia Maha
mendengar lagi Maha Melihat." (Asy-Syura: L1.).
ffi
T ilzdi,nah9erulip?nahru
{Wrt,#*',fi'Siriiy
Dia
"Mana mungkin Allah mempunyai anak sementara tidak mem-
punyai istri." (Al-An'am: 101).
Allah Mahasuci dari hal ini, karena ia hanya layak untuk
makhluk. Merekalah yang memerlukan pemikahan, memerlukan
anak-anak dan keturunan. Adapun A1lah 3f;3, maka Dia Mahakaya
dari makhlukNya dan makhlukNya yang memerlukanNya,
,,Grd--.6d,
.!K oo F*
'r^q--gf
'milad,analv I erulao m,ahr.,
,,t.ldJh/61-
lK or H<
'{cWvI
?nulndinal,9enuhr,Tllatan,
ffifH
'rcAq?v;I
1l'liladi,nalv?enulaoflllrtan,
$"eir,ei$,,y
"Dia Bersemayam di atas Arasy." Yaifu dalam surat al-A'raf:54,
Yunus: 3, ar-Ra'd: 2, al-Furqan: 59, as-Sajdah: 4 dan al-Hadid: 57,
dan Firman Allah tlts dalam Thaha,
4t;=:i',#iJ;'.F.lib
"Tuhtn yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas Arasy."
(Thaha:5).
4*frio.Y,'d\,"KepunyaanNya-lahsemuayangadadilangit,"
yakni; apa yang ada di langit yang tujuh mencakup para malaikat
dan para makhluk serta lainnya.
{ *.5'h AV;\, " S emu a y ang di butni, " mencakup seluruh makh-
luk, semuanya adalah milik Allah, meliputi manusia dan hewan,
jin dan manusia, hewan-hewan, burung-burung dan lainnya. Semua
yang berjalan di muka bumi dan merayap di atasnya serta apa pun
yang ada di bumi adalah milik Allah tllS. Dia bertindak terhadap-
nya dan mengaturnya serta memberikan rizki kepadanya.
'trl#
.6dJhdr
milalinah9"rulir'mnha,
(@.-FrA\?*xE;aY-*4j F
"Dan jila kamu mengeraslun ucapanmu, maka sesungguhnya Dia
mengetahui rahasia dan (bahkan) yang lebih tersembunyi." (Thaha: 7).
Ilmu Allah mencakup apa yang diucapkan dengan keras dan
apa yang disamarkan, Dia mendengar aPa yang dikeraskan dan
apa yang disamarkan.
1j*>"DAnyang lebih tersembunyi." Yakni, yang lebih ter-
sembuhyi d-ari yang samar, tidak ada sesuatu pun yang luput dari
ilmuNya #.
(liiltiifflii} "Allah, tidak ada hrhan yang haq selain Dia."
yakni,'tidak ada s6sembahan yang berhak untuk disembah selain
Allah.
1#tC,V('i) "Dia mempunyai natna'nama yang bagus."ia
lni meiupakan pen6tapan terhadap nama A1lah dts dan bahwa
adalah husnn (bagus), semuanya sangat baik, semPurul dan bersih
dari aib dan kekurangan.
Attt ;' Yakni,
l W r* 83"!S> " IlmuN y a menc akup s eg al a s e su terjadi
apa yahg telah terjadi di masa lalu dan aPa yang akan masa
datang dan segala sesuatu yang tidak ada yang mengetahuinya
setain Allah Sr. Segala sesuatu masuk ke dalam ilmu Allah d*, tidak
ada sesuatu yang keluar dari ilmuNya.
O g*t ,$ (Dia menundukkan seluruh makhluk)
*
Yakni Allah menundukkannya di bawah kekuasaanNya dhi,
semua makhluk tanpa kecuali, mencakup orang-orang lcaya, oranS-
orang miskin, para raja, orang-orang rendahan, Para malaikat,
para Rasul , para Nabi dan seluruh makhluk; semuanya ttrnduk di
.ffi
bawah kekuasaan Allah, pengaturanNya dan penataanNya #, tidak
mildinahgeruhs,mahru
O q4i ir;i rd
,9 eiS (Dan Dia meliputi segala sesuatu
dengan rahmat dan ilmu).
Yakni, rahmatNya mencakup segala sesuatu, Allah cltr ber-
firman,
4.;6Kai6G,3y
"Dan rahmatKu mencakup segala sesuatu." (Al-A'raf: 156).
Ilmu Allah juga mencakup segala sesuatu sebagaimana telah
berlalu,
4.Wve$'6,(.ls-b
"Dia mengetahui apa yang ada di depan mereka dan apa yang ada
di belaknng mereka." (Thaha: 1L0).
reka butuhkan kepada mereka. Ini adalah rahmat Allah ffi sampai
hewan-hewan pun hidup dengan rahmat Allah d6, AUah memberi-
kan rizkiNya kepadanya, memberikan keselamatan dan menyem-
buhkarurya dari berbagai macam penyakit. Allah menundukkan-
nya sehingga ia bisa mengasihi anak-anaknya sekalipun ia tidak
mengharapkan apa pun dari anak-anaknya, menyayangi anak-
anaknya sebagai sebuah rahmat dari Allah d6. Irri termasuk rahmat
Allah yang mencakup segala sesuatu, termasuk orang-orang kafir,
orang-orang Mukmin dan hewan-hewan. Namun semua ini adalah
di dunia,lain halnya di akhirat, rahmat Allah dtF di sana khusus
untuk orang-orang Mukmin semata, adapun orang-orang kafir,
maka mereka tidak mendapatkan rahmat sedikit pun dari Allah di
sana.
$\i*ui;-rI
--t
S 6(:4y
"Mahasuci Engknu, kami tidak mempunyai ilmu kecuali apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami." (Al-Baqarah: 32).
'tr?#
"Grd--.6d,
€ffipfl{-mild,tue@€ffip
dengannya di dalam Sunnahnya. Nama-nama dan sifat-sifat adalah
tauqifiyah (hanya berdasarkan yang disebutkan al-Qur'an dan as-
Sunnah). Kita tidak patut membuat nama untuk Allah, padahal
Allah tidak menetapkannya untuk DiriNya dan RasulNya tidak
menetapkannya untukNya. Kita juga tidak berhak membuat sifat
yang Allah tidak menyifati DiriNya dengannya dan Rasulullah ffi
juga tidak menyifati Allah dengannya.
Inilah makna, "Yang disifati dengan apa yang Dia tetapkan
untuk DiriNya dan apa yang ditetapkan oleh NabiNya yang agung
ffi." Karena tiada yang lebih mengetahui Allah ffi daripada Allah
dan tiada yang lebih mengetahui Allah setelah Allah daripada
Rasulullah M. Kita hanya mengikuti dan meneladani, kita tidak
membuat apa pun dari diri kita dengan berpijak kepada akal dan
pikiran kita serta perasaan baik kita, semua ini tidak patut dilaku-
kan terkait dengan hak Allah ds.
.tad.-.6rL
.!*l ss F<
'rM-T/qlP
?tlooo,ti,oa' * ?llaaa/u, dyat, & thfu*
Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat
Allah yang tercantum di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah dari sisi lafazh dan
maknanya, meyakini bahwa nama-nama dan sifat-sifat tersebut adalah hakiki,
bukan majazi, bahwa ia mempunyai makna-makna hakiki yang sesuai dengan
keagungan dan kebesaran Allah. Dalil-dalil yang menetapkan hal ini lebih
banyak untuk bisa dihitung. Makna nama-nama ini jelas dan diketahui dari
al-Qur'an sama dengan yang lainnya, tidak ada kesamaran, tidak ada ketidak-
jelasan dan tidak ada kerancuan. Para sahabat telah menerima al-Qur'an
dari Rasulullah #, mereka juga menukil hadits-hadits dari beliau, mereka
tidak pernah merasa musykil terhadap sebagian makna ayat-ayat dan hadits.
hadits tersebut, karena ia jelas dan tegas. Demikian pula generasi sesudah
mereka yang hidup di abad yang utama. Sebagaimana diriwayatkan dari Imam
Malik manakala dia ditanya tentang,
(@r-,,-t ;$i&'r4ib
'Allah yang Maha Pengasih bmemayatn di atasArasy.'([haha: 5), maka Imam
Malik menjawab, 'Bersemayam maknanya diketahui, tapi caranya tidak di-
ketahui, mengimaninya wajib dan bertanya tentangnya adalah bid'ah.rr Hal
yang sama diriwayatkan dari Rabi'ah, guru Imam Malik dan Ummu Salamah
secara marfu ' dan mauquf.tl
Adapun hakikat sifat dan identitas aslinya maka tidak ada yang mengetahui.
nya selain Allah, karena pembicaraan tentang sifat adalah cabang dari pem-
bicaraan tentang pemiliknya sebagaimana tidak diketahui bagaimana hakikat
Dzat Allah kecuali oleh Dia maka demikian pula sifat-sifatNya, inilah makna
ucapan Imam Malik, rrCaranya tidak diketahui.rl
Adapun apa yang disebutkan oleh penulis Lum'ah maka ia sejalan dengan
madzhab al-Mufawwidhah, madzhab paling buruk dan paling busuk, padahal
penulis adalah imam di bidang asSunnah, beliau adalah orang paling jauh dari
madzhab rusak ini dan selainnya dari kalangan ahli bid'ah. Wallahu a'lam'
Shalawat dan salam kepada Muhammad dan para sahabatnya.'r Dinukil dari
Maktab al-lfta', no. 328, pada28/7/1385 H dinukil dari Fatawa wa Rasa'il
Syaikh Muhammad bin lbrahim, dikumpulkan dan disusun oleh Muhammad
bin Abdurrahman bin Qasim. Saya berkata, Siapa yang menelaah buku-buku
karya Ibnu Qudamah maka dia akan memastikan bahwa dia sangat jauh dari
madzhab al-Mufawwidhah dan ahli tahilil,lebih-lebih bukunya yang bernama
Dzamm at-Ta'wil yang berisi bantahan terhadap ahli takwil dan ahli tafwid.h
yang mengikuti jalan mereka. Dalam buku tersebut Ibnu Qudamah menetap
kan madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang menetapkan nama-nama dan
sifat-sifat Allah yang tercantum di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah dari sisi
lafazh dan makna. Maka apa yang diucapkan oleh Ibnu Qudamah di sini,
l'Wajib beriman kepadanya secara lafazh.tt termasuk ucapan global yang
mutasyabih yang ditafsirkan secara jelas, nyata dan gamblang di buku-buku-
nya yang lain, maka yang mutasyabih dari ucapannya harus dikembalikan
kepada yang muhkaae; Semua yang terucap olehnya yang mengandung ke
mungkinan dan kemungkinan wajib dikembalikan kepada ucapannya yang
muhkam (pasti) di buku-bukunya yang lain. Wallahu. a'larn-
Tllzu,rino * ?llzuta$zn s(yat, * thdito
{',.ei f1 /L_r.!6,iJ_6>
"DAn tidak ada yang mengetahui takzailnya kecuali Allah."
(Ali Imran: 7).
.Grd--.hd,
6##
m2n rirr.o &'ln2raL?Lrv e4yat, &9Ladau
( svr* almh)
4(,;;l3$yr7..i{i'i-&r{y
Allah tidak membebani suatu i iwa kecuali sebatas kemampuannya. "
"
(Al-Baqarah: 286).
Kedua: Takwil yang berasal dari hawa nafsu dan fanatisme,
sekalipun ia mempunyai sisi kemungkinan dari segi bahasa, maka
ini merupakan kefasikan dan bukan kekufuran, kecuali jika penak-
wilan bersangkutan mengandung kekurangan dan aib bagi Allah,
dalam kondisi ini ia menjadi kekufuran.
Ketiga: Takwil yang berasal dari hawa nafsu dan fanatisme,
dan sama sekali tidak mempunyai sisi kemungkinan dari segi
bahasa, maka ini merupakan kekufuran, karena hakikat takwil ini
adalah pendustaan, di mana ia memang tidak bersandar kepada
aPa Pun.
Tasybih (penyerupaan) adalah menetapkan sesuatu yang
.ffi
'r,vB.r
?nozerina, *'lftztutaTlan e*p & thdito
{:-*'#Ab
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa denganNya. " (Asy-Syura: L1.).
Ia mengandr.g kekurangan bagi Allah, karena dia telah me-
nyamakan Allah yang sempurrur dengan makhluk yang kurang.
Perbedaan antara tamtsil dengan tasybih, yang pertama berarti
menyamakan dalam segala sisi, sedangkan yang kedua tidak demi-
kian adanya.
***
ffi
Tltou,tiow * ?lloaa$u e{,Vt, * 9ladito
(t**h .urro)
4ffiefr6b3-riSitipvc,b
"Apa-apa yang dibawa oleh Rasul kepadamu, maka ambillah dan
apa-apa yang dia larang, maka jauhilah." (Al-Hasyr:7).
Dan juga berdasarkan Firman Allah tit5,
-G;il
{ @ 6i.:E,J$,r@ & ;F-u, b
"Dia tidak berbicara dari hawa nafsu, ucapannya itu tiada lain ke-
?nzrv/tirrw & m"irta$arv s4yat, & thd,iiw
O;.i1tt(Takwil)
Ini adalah madzhab sebagian orang, dan tasybih adalah
madzhab sebagian yang lain, yang menetapkan lafaz};t dan makna
namun menyamakan Allah dengan makhlukNya. Mereka adalah
al-musyabbihah yang menyamakan Allah dengan makhlukNya, me-
nyamakan sifat-sifatNya dengan sifat-sifat makhluk, nama-nama
Allah dengan nama-nama makhluk, mereka adalah oranS-orang
yangberlebih-lebihan dalam menetapkan. Sementara kelompok
yang pertama yaitu ahli ta'thilbeilebih-lebihan dalam menafikan
dan menyucikan Allah, keduanya keluar dari kebenaran. Kebe-
naran adalah apa yang dipegang oleh Ahlus Sunnah wal Jama'ah,
yaitu menetapkan aPa yang Allah tJl,S tetapkan untuk DiriNya dan
Rasulullah # tetapkan untuk Allah i:1l5 tanpa tahrif danta'thil, tanpa
takyif, tasybih dan tamtsil. Inilah ya^Sbenar yang dipegang oleh
ahlul haq. sedangkan siapa yang menyelisihinya dari kalangan ahli
ta'thil atau ta'wil atau tasybih atau tamtsil, maka pendapat-pendapat
mereka adalah batil lagi sesat.
O .t!! SJ\ u; (APa yang musykil darinya ...)
b
Kalimat ini tidak bisa diterima dari penulis. Seolah-olah
penulis membagi nash-nash sifat menjadi dua bagian: Bagian yang
kita ketahui makna dan tafsirnya, kita mengimani bagian ini dan
mengimani makna dan tafsirnya, dan bagian kedua adalah bagian
di mana kita tidak memahami maknanya, bagian ini kita pasrahkan
'trg#
,^ld*,66!-
Tnpn&bna, &'//lpn taflan, dyat &thti*r,
kepada Allah dg. Ini keliru, karena seluruh nash-nash yang ber-
kaitan dengan Asma' wa Shifat diketahui maknanya. Tidak satu
pun darinya yang termasuk ke dalam musytabih atau mutasyabih.
Dalil-dalil dalam masalah Asma' wa Shifat ini bukan bagian dari
mutasyabih dan tidak masuk ke dalam mutasyabih, sebagaimana hal
tersebut ditetapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, di mana
beliau mengatakan bahwa beliau tidak menemukan di antara per-
kataan-perkataan salaf dan para ulama yang kapabel di bidang ini,
yang menunjukkan bahwa Asma' wa Shifat atau sebagian darinya
termasuk mutasyabih, di mana hanya Allah yang mengetahuinya.
Semua dalil-dalil Asma' wa Shifat termasuk bagian yangmuhkam, di
mana maknanya diketahui, ditafsirkan dan dijelaskan. Tidak ada
sesuatu pun darinya yang termasuk mutasyabih yang tidak diketa-
hui maknanya, sebagaimana yang dikatakan oleh penulis di sini.
Allah 3Eft hanya mengabarkan bahwa Dia menurunkan al-
Qur'an, sebagian darinya adalah ayat-ayat muhkamat sedangkan
yang lainnya adalah mutasyabihat,lalu apa makna muhkamaf dan
mutasyabihat? Para ulama menyatakan bahwa muhkam adalah yang
maknanya jelas di mana tafsimya tidak bergantung kepada lainnya.
Adapun mutasyabih adalah bagian di mana tafsir dan keterangan
tentang maknanya memerlukan kepada yang lain. Memang ada
dalil-dalil yang musykil, namun di saat ia dikembalikan kepada
dalil-dalil yang lain yang menjelaskannya, maka titik musykil ter
sebut akan hilang dan kebenaran menjadi jelas.
Para ulama menyatakan bahwa hal ini seperti dalil umum
dengan dalil khusus, muthla4 dengan muqayyad, nasikh dengan
mansukh, mujmal dengan mubayyan.Inilah makna muhkam dan mu-
tasyabih.Ini ada di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah, jika ada dalil-
dalil atau nash-nash yang musykil, maka kita mengembalikannya
kepada dalil-dalil lainnya. Firman Allah ulls saling menafsirkan,
sabda Nabi M saling menjelaskan, dan inilah yang dimaksud de-
ngan muhkam dengan mutasyabih. Al-Muhkamat induk dari segala
sesuatu, dan
{ €-i$'( '45}. "oyot-ayat lainnya mutasyabihat", yakni
maknanya musykil jika ia sendiri, akan tetapi jika ia dikembalikan
kepada nash-nash yang muhkam, maka nash-nash yang muhkam irrj
akan menjelaskan dan menerangkannya.
.thd.-.661,
'6Je#
7n2n 6( fnprrotaflaa, efig, & thd*u
^inu,
masa dan tempat, memisahkan sebagian Firman Allah dltS dari se-
bagian yang lain, memenggal sebagian sabda Nabi iw, dali seba-
gian yang liin, lalu mereka berani berkata, "Kami berdalil kepada
Firman Allah eit6 dan sabda Rasulullah s."
Kami katakan, Tidak, kalian tidak berdalil dengan Firman
Allah elts dan sabda Rasulullah #6. Seandainya kalian benar-benar
berdalil dengan Firman Allah dan sabda Rasulullah s, niscaya
kalian akan mengembalikan mutasyabilr kepada muhkam. Kalau
kalian mengambil sebagian dan membuang sebagian yang lain-
nya, maka hal itu bukan berdalil dengan Firman Allah dan sabda
Rasulullah i#.
orang yang baru belajar atau baru mencari, maka mereka tidak
mencapai tingkatan tersebut.
Kedua, mengetahui hakikat di mana sesuatu kembali kepa-
danya di masa datang. Berdasarkan makna ini, maka waqaf pada
lafzhul lalalah merupakan keharusur,, { XJy,rLtF UqY"dan tidak
ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah." Karena hakikat dari
semua yang Allah tltF sebutkan di dalam al-Qur'an, berupa surga/
neraka, apa yang akan terjadi di Hari Kiamat, apa yang akan terjadi
di masa datang, hanya Allah tltF yang mengetahui hakikat dan
bentuknya. Demikian pula Asma' wa Shifut, hakikat danbentuknya
hanya diketahui oleh Allah ffi, maka menurut ini wajib berhenti
(w aq afl di lafzhul I alalah.
(,r.t_ri Jyir.,u-.6b
"Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali takwilnya (terlak-
sananya kebenaran al-Qur'an). " (AI-A'raf: 53), yakni, mereka tidak
menunggu kecuali kejadian yang sebenarnya di masa mendatang,
{ ,1.J ayi1b "padt hari datangnya kebenaran pemberitaan al-Qur'an
itu." Yakni hari di mana hakikat dan kejadian sebenarnya terjadi
sebagaimana yang Allah elts kabarkan,
ffi
?tlztpnanoo * ?ltznaqhn s&Vt, & 9ladit*
47.f;- :iW*
"Dan merekn (semuanya) merebahkan diri seraya
sujud iepada Yusui." Yakni sujud penghormatan. Ini boleh dalam
syariat mereka, kemudian ini dinasakh (dihapus) dalam syariat
kita, dan sujud kepada makhluk dilarang. Ini adalah takwil mimpi
sebelumnya; inilah makna dan hakikat takwil.
]adi makna takwil di dalam al-Qur'an terbagi menjadi dua
bagian, pertama, mengetahui makna dan kedua, mengetahui
hakikat dan kebenaran di mana suatu perkara kembali kepadanya
?llnauo * Tllnata$aa, e4yt, & 9{zdita
{ @ itr A-ii+\>
'-1i4 ''c' ItiY
'ai;;';l{
"Dan barangsiapa yang mendurhalui Allah dan RasulNya, makn
;;;;y
sesungguhnya baginya Neraka lahannm, merelu lcekal di dalamnya sela-
ma-lamanya." (Al-]in: 23), mereka berkata, "Ayat ini menunjukkan
bahwa pelaku kemaksiatan adalah kafir dan bahwa dia kekal di
dalam neraka." Mereka tidak mengembalikan Firman Allah dlts ini
kepada FirmanNya yang lain,
ffi
?llsu,*w & manda?laa, g{yal, & 9hdits
I Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al'Ilm, Bab al'Irchat li al-Uama, no. 121;
dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Makna Qauli an-Nabi #6,la Tarii'u Ba'di
Kufara Yadhribu Ba'dhukum Riqaba Ba'dh, no. 65: dari hadits Jarir &.
ffi
a
4#b,!i',*',;3b
"Barangsiapa dimaafkan oleh saudaranya," (Al-Baqarah: L78),
yakni, (ahli waris dari) saudaranya yang telah dia bunuh. Allah
menetapkan persaudaraan di antara pembunuh dengan korban-
nya. Hal ini menunjukkanbahwa pembunuh tidak kafir danbahwa
dia adalah saudara korban dalam hal iman, 4iA'"h35i(i1) "Se-
sungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara."
Orang-orang yang menyimpang mengambil sepenggal dalil,
yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah yang mutasyabih dan membuang
penggalan yartg lainnya yang menjelaskan dan menafsirkannya,
demi mencari-cari fitnah, demi memalingkan manusia dari jalan
yang benar dan demi menanamkan kebimbangan di dalam hati
manusia. Mereka berkata, "Kami berdalil dengan al-Qur'an atau
kami berdalil dengan as-Sunnah." Padahal sebenarnya mereka
tidak berdatil dengan al-Qur'an dan tidak pula dengan as-Sunnah.
Karena apa yang mereka lakukan bukan merupakan cara berdalil
yang benar, karena ia memenggal nash dari sebagian yanglain, ia
bukan metode berdalil yang shahih, akan tetapi batil, sebagaimana
Allah tilts berfirman,
ffi"FH
'Stveq
?ltzutru & m.r.ta?lun elYat, & 9lalits
4'a; )+ q 19.*,{i,c$
"IGmi beriman kqadnnya, *muanya dntang dnri sisi Tuhan knmL"
(Ali Imran: 7).
Tidak ada pertentangan di antara Firman Allah, tidak ada
kontradiksi, akan tetapi ia memerlukan iman dan ilmu yang men-
dalam terhadap sisi-sisi pengambilan dalil dan tata cara Pengam-
bilan dalil kepida nash-nash yang ada, memerlukan bashirah dan
membutuhkan ilmu yang mendalam, di mana hal tersebut dikuasai
oleh seorangmujtahia.ian sini, maka mereka menetapkan bahwa
di antara syarat-syarat muitahid adalah, hendaknya dia mengetahui
Kitab A[;h dan Sunnah Rasulullah #, mengetahti nasikh dan
mnnsu&r, muthlaq dan muqayyad, muimal dan mubayyan, muhkam dan
mutasyabilr. Dia harus mengetahui hal-hal ini, karena jika tidak,
maka diu uduk boleh befiititad dan berbicara di bidang ilmu agama,
sehingga dia mengetahui perkara-perkara tersebut, agar dia tidak
terjatuh ke dalam kesesatan seperti yang terjadi pada orang-orang
yang tersesat.
o *-F ,l4 u_rr/fl ,,# i:, a iSi(Dan Allah berfinnan mencela
orang-orang yang mencari-ciri takwil bagi ayat-ayat mutasya'
bih...l
Mencari-cari takwil ay at-ay at mutasy abih tanpa mengembali-
kannya kepada yang muhkammlrupakan-tanda kesesatan. t$trY
dalam hatinya terdapat kecon'
4'-6 +,3 4" Adopu, orang-orang yang di
dongan kep odo lcebatilan, " yakni, penyimpangan'
kli adalahpenyimpangan dari jalan kebenaran '^ii( 6#b
4 _,YUaka *rr4i mingiiutiiebagian ayat-ayat mutasyabihat." Yakni
i"i"tu hanya mengambil satu penggalan dalil dan meninggalkan
penggalannyu yutg luin, {!eu* ii;l'';.4i i;*tb"untuk menimbulkan
Jit"ii ao" meniari-iari talaiiliya", f dkrri, demi mencari-cari takwil-
'nya,
yait:u tafsirnya menurut makna yang pertama atau makna
yang kedua yaitu hakikat terlaksananya sesuatu di masa datang,
.ffi
hur,1.udrur,yu batil, baik mereka mencari tafsimya yang meruPa-
€ffip ffiF
kan penjelasan terhadap maknanya, karena maknanya tidak akan
menjadi jelas kecuali dengan mengembalikarurya kepada muhkam,
atau dengan makna kedua, yaitu mencari hakikat dan akibat di
mana sesuatu kembali kepadanya, mereka juga tidak mengetahui
hal ini. Yang pertama diketahui oleh Allah dan orang-orang yang
mendalam ilmunya, adapun yang kedua maka hanya Allah lk yang
mengetahuinya. Baik yang mereka maksud adalah yang pertama
atau yang kedua, mereka tetap orang-orang yang tersesat selama
mereka masih mengambil sebagian dalil dengan meninggalkan
sebagian yang lainnya, mengambil apa yang sejalan dengan ke-
inginan mereka dan meninggalkan apa yang menyelisihi hawa
nafsu mereka.
Mereka adalah orang-orang yang men),lmpang, mereka ingrn
mengacaukan Agama masyarakat dan memalingkan manusia dari
Agama, mereka hendak menanamkan keragu-raguan dalam Firman
Allah dan sabda Rasulullah ffi dengan alasan bahwa mereka ber-
dalil kepada al-Qur'an dan as-Sunnah, walaupun hanya dengan
mengambil sebagian darinya dan meninggalkan sebagian yang
lainnya. Ini bukan merupakan pengambilan dalil yang baik, akan
tetapi ia hanya pengelabuan terhadap manusia. Nabi ffi telah ber-
sabda,
.e|')rrti ,'itt ;; :;$t qlli ,1t^*)t JW:;$t d:t;t
"lika lalinn melihat orang-orang yang mengikuti mutasyabih, mala
merekn itulah orang-orang yang telah disebutlun oleh Allah (dengan per-
nyataan),' Malu waspadailah mereka' . " I
Maksudnya adalah orang-orang yang Allah sebut dalam
FirmanNya,
7\.
Waspadailah mereka, jangan dengarkan Perkataan mereka,
karena kalian bisa terpengaruh oleh kebatilan mereka.
Nabi ffi memperingatkan kita dari orang-orang seperti me-
reka, yaitu orang-orang yang baru mencium aroma ilmu yang
belum mencapai level yang membuat mereka kapabel untuk ber-
bicara di bidang ilmu, atau mereka memang berilmu namun me-
reka bermaksud menyesatkan manusia dan memalingkan mereka
dari kebenaran.
Mereka berada di antara dua kemungkinan: Mereka adalah
orang-orang jahil yang masuk ke lahan yang tidak mereka kuasai,
atau mereka adalah orang-orang sesat yang hendak membenturkan
sebagian dari Firman Allah dengan sebagian yang lain, menabrak-
kan sebagian sabda Rasulullah ffi dengan sebagian yang lain. Apa
pun adanya, mereka adalah orang-orang sesat, semoga Allah
menyelamatkan kita darinya, baik mereka sengaja mauPun tidak
sengaja.
Tidak patut bagi seseorang untuk berbicara tentang Firman
Allah dan sabda Rasulullah M kecuali setelah dia mempunyai ke-
mampuan ilmiah yang membuatnya berhak untuk masuk ke dalam
kelompok orang-orang yang mendalam ilmunya. Kaki dan hati
mereki tegak kokoh dengan ilmu yang bermanfaat. Mereka itulah
orang-orangyangberhak untuk berbicara. Hal ini terwujud pada
para ulama salaf dan orang-orang yang mengikuti mereka dan
menelusuri jejak mereka dari kalangan para ulama khalaf; mereka
itulah orang-orang yang mendalam ilmunya.
FirmanNyu, { k "1,L*'-;"fi|"Dan tidnk ada yang mengetahui
takwilny a kecuali Allah.
Dengan ini Allah rJtS menjelaskan bahwa mereka tidak meng-
gapai apa yang mereka inginkan, Dia berfirmun,":n,\"Lt gY;Y
ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah
42 t a i'Argi3 "Dan tidak
ian orang-orang yang mendalam ilmunya." Orang-orang yang tersesat
tersebut tidak mencapai derajat orang-orang yang berilmu men-
dalam karena mereka ingin meraihnya tanpa kuncinya yang benar
dan tanpa bashirah. Orang yang hanya sebatas mencium bau ilmu
bukanlah ulama. Apa pun yang dia upayakary sekalipun dia meng-
,t\d-rh61,
'6#!#
1nznuina, &1nzrrp,t flaa, a4Vt, &thliu
.ffi
9eilataan, 9 nam Sakl' % entanV 3 fu
ili,ellsl r.auJlfuri pX
.Sjlr ,w JL.iyittritl
"sesungguhnya Allah tutan ke langit dwria,"r Dan,
,1Wt d 6j-ar 5t
"sesungguhnya Allah akan dilihat di Hari Kiaffiat"2,
,.l;;E$l *;'q.jJi Vi
Dan hadits-hadits lainnya yang serupa,
,W W ie ,,J;ri ii ,4 { ,ti 6#t ,W. bi
,)yt: e'riii
Y; ,ffi int";y ,b iyrgt ,r+ u iti pui
.*vit *\ai .$,ib;W igL,iit;'i
"Kita wajib beriman kepadanya, dan membenarkannya,
tanpa menetapkan bentuk dan caranya, tanpa makna. Kita
{@i;i'€ai-* "rsa>
"Tidak ada sesuaturynyang serupa denganNya danDiaMaha
Mendengar lagi Maha melihat." (Asy-Syura: L1).
.j; ,cfJ! ,s3;aj ,tj u ,;,a5 \'qJ,j6 f;S j*S
ie,11,,t::t3 6;.t 13 b)i\br;*Vt i+t at
,q5jtl ti gt,e,36 i :,*ii ibtA. g.V b ry u,l;
gtir #t M lltgt q#,'it Ei, ',* ';S d*,i;
'trf#
,.G6-Jh6l
ffipc 9o*atau, ? nan Salal, % uury 3 fu )+€p
&T ,diW ,y.st eesLJ;.JbJ fu * ;i pujr jt!
tv a; $ )y, ,*stybt $! & pt V,q qJ
I
,,Gd--.6d,
'ffi#j#'
genlntaan ?rrr"r* &al"l, %errta,y 5i,lat,
.ffi
9e,*mn ? nan, &alzl, %antaaV Sfu
(srrr. arnln)
ffi
ngetahui bentuknya merupakan bukti yang menetapkan makna
yang dimaksud darinya.
3. Waiib beriman kepada al-Qur'an seluruhnya, baik yang
muhkam, yaitu yang maknanya ielas, maupun yang mutasyabih,
yaitu yang maknanya musykil. Kita harus mengembalikan yang
mutasyabih kepada yang muhlam sehingga maknanf menjadi jelas,
iika masih belum jelas juga, maka wajib lafazhnya dan
menyerahkan maknanya kepada Allah dl$.
(srr*t auzan>
ffi€H
ffiD< geilaaan o,"", s.t"1,
@ €ffip
kami tidak mempersoalkan bagaimana cara ru'yah (melihat) ter-
sebut, karena perkara ini tidak diketahui kecuali oleh Allah {k.
Contoh lain, Allah datang, bagaimana cara Dia datang? Kami
katakan, kami tidak mempersoalkan bagaimana cara Allah datang,
akan tetapi kami menetapkan bahwa Dia d6 memang datang sesuai
dengan keagunganNya, kami beriman kepada sifat-sifat Allah,
mengetahui maknanya, akan tetapi kami tidak mencari-cari cara-
nya. Dari sini maka Imam Ahmad berkata, "Tanpa menentukan
bentuk dan cara."
O J;, { (Tanpa makna)
Maksudnya adalah makna yang dihadirkan oleh ahli bid'ah
yaitu takwil, bukan menafikan makna yang hakiki, karena makna-
nya diketahui, sebagaimana Imam Malik berkata, "lstiwa'diketahui,
caranya tidak diketahui, beriman kepadanya wajib dan bertanya
tentangnya -yakni tentang caranya- adalah bid'ah."r
Makna ucapannya, .i; V (tanpa makna), yakni, makna yang
diinginkan oleh para pengusung kesesatan, yaitu takwil, seperti
takwil tangan dengan kodrat, takwil datang dengan kedatangan
perintahNya, nuzul (turun) dengan turunnya perintah dan yang
semacamnya.
Makna-makna ini, merekalah yang mendatangkannya, dan
kita mengingkarinya, karena ia bukan makna-makna yang diingin-
kan oleh Allah tB. Penulis tidak bermaksud menafikan makna yang
merupakan makna perkataan dari sisi Bahasa Arab, akan tetapi dia
ingin menafikan makna yang dibuat-buat, karena penulis berada
dalam konteks membantah para pengusung bid'ah, beliau mem-
bantah makna yang mereka hadirkan dan mereka buat-buat.
Karena itu hendaknya pihak yang bermaksud mengaburkan
permasalahan tidak berpegang pada ucapan (Imam Ahmad) ter-
sebut lalu dia berkata bahwa Imam Ahmad adalah mufawwidh.
I Diriwayatkan oleh al-Lalika'i dalam Syarh tJshut I'tiqad Ahlus Sunnah wal Ja-
ma'ah, no.664;Abu Nu'aim dalam Hilyah al-Auliya',6/321326. Di dalamnya
terdapat Mahdi bin Ja'far, seorang rawi dhaif. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi
dalam al-Asma'ua ash-Shifuf, no. 866, disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam
Fath al-Bari, L3/40G407, dan beliau berkata, "Diriwayatkan oleh al-Baihaqi
dengan sanad jayyid Oaik)."
,.G6--.66rL
.!{ ror DH.
'rwgI-
9",*aut ? rr*r, Salrl, %-rtaa" 34.t,
ffirfH
'S^crry{en
?erlutaaa, ? rrran, &akl, %e t rra, 5i,lat,
{@ r:6$1"1,.f1}
"sesungguhnya Aht beserta lumuberdua (Mus dan Harun), Aku
mendengar dan melihaf." (Thaha: 46).
Allah mendengar dan melihat aPa yang dilakukan oleh makh-
lukNya.
{@ i4l;{J6;t5y
"Dan Allah Maha metihat aPa yang lalian perbuat." (Al-Baqarah:
265), melihat apa yang kalian lakukan, kalian tidak samar bagi
Allah djt$.
{@ i:6'{a1"4.AYb
,,t^d-,Gd,.
'6JeW
9eilataan ? nan S akl, % entory S i,fu
4.Ui'€\;)r:-*.#Ay
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa denganNya dan Dia Maha
mendengar lagi Maha melihat." (Asy-Syura: L1.).
Kami menjadikan ayat ini sebagai kaidah yar.g dengannya
kami membantah ahli tasybih dan ahli ta'thil.
O etJ! ,sU i li
u -bJ \ iei (rcit^ menyifatiNya dengan
apa yang Dia tetapkan untuk DiriNya tanpa melampaui batas)
Yakni, kami menyifati Allah rltF dengan apa yang Dia tetap-
kan di dalam al-Qur'an dan Rasulullah ffi tetapkan untukNya di
dalam as-Sunnah, tanpa melampaui batas, karena masalah ini
bersifat tauqifi (berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah), tidak ada
peluang untuk akal, pikiran atau pertimbangan.
O ;rg-ryt Ai'&ij (Penetapan sifat oleh orang-orang yang
menyifatiNya tidak akan meliputiNya)
Yakni, tidak seorang pun mampu menyifati Allah JEi, akan
tetapi Dia-lah ifir yang menyifati DiriNya atau Rasulullah s yang
menyifati DiriNya. Adapun makhluk selain Nabi S!?, maka dia tidak
akan mampu menyifati Allah,!8. Allah tiIS berfirman,
{@&-45'L}-.Jj}
"llmu " (Thaha: 110).
mereka tidak akan meliputiNya.
.ffi'm
'f&rT/SZa'
9o*rtmt ? nurw Salrl, %a*tq 3 ill.t,
.ffirfH.
'icprgir
€ffip- ffip
yang akhir adalah ahli ta'thil, adapun Mukmin ahli tauhid, maka
dialah yang mengambil seluruh ayat dan berkata,
4'e;*o' 'gy
"Semuanya datang dari sisi Tuhan knml" (Ali Imran: 7).
Rasulullah ffi.
O -;i;.ir*rji (Pan para imam khalafl
Yakni, orang-orang yang datang setelah generasi Salaf yang
berjalan di atas jalan mereka, mereka juga meniti prinsip ini, seba-
gaimana sabda Nabi #,
'lsdEuthn ,Glv ,Ft ,rv ,*i U zktb Jti i
laS t:4 bt yi-,i.:U,_;, @c It
Akan selalu ada sekelompok orang dari umatku yang berpegang
"
ffiffi*ro** Sunnatr
| Kelnda I
dan Peringatan Terhadap Bldrah
fi fi
/|\
."ur*i t v3 r,etb,)$iup;61 rwi\,i"l r,, / I \
,t# #tjr.li,e:iv^:''r :rwt tji.ti
tll
llf
Ill
Xita telah diperintahkan untuk mengikuti ieiak mereka, llf
llf mengambil petuniuk dengan rambu-rambu mereka dan llf
fu, qystt
I
i:#,ril:i
III'*, yi*t
Lt# b 4#t t,itgt rt;iiit .4t /T\
Ill.irl ,t,\t,2ti,;r,e
Jt'ti fW ,;4tfl '.,.:,, /ll
lll :i#rt,gt\ll
lll 'nerpeg"nglah kalian kepaita sunnahku dan sunnan ruAafa' lll
Rasyi din yang ilibei petunjuk sesudahku, gigitlah ia itengan l)]
[fJ
) SlSt geraham, iauhilah perkara-perkara Agama yang dibuat- |
I baat, karena setiap perkara Agama yang buat-buat itu ada- I
I lahbid'ah dan setiapbid'ah ailalahkesesatant."r I
dari seorang laki-laki dari Abdullah, maka itulah yang aku dengar, jika
aku berkata, 'Abdullah berkata, maka ia dari lebih dari satu orang dari
Abdullah.rl
ttr Qatadah. Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah dalam al-Bida'wa an-Nahyu
Anha, hal. 11 dari jalan Abu Hilal darinya. Abu Hilal ini adalah Muhammad
bin Sulaim, rawi jujur sekalipun sedikit dhaif, al-Bukhari meriwayatkan
hadits.haditsnya secara mu'allaq.
Secara umum atsarlbnu Mas'ud ini adalah atsar yang shahih tanpa ragu
dengan jalan-jalan periwayatan di atas. Wallahu a'lam.
ffi€H
goioar*r,%2?"LSu^aal,
'a,l-Jbl ,ri'3o
Atsar ini disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam kitabnya al-Burhan ft. bapn
al-Qur'an, hal. 8&89 dari perkataan Abdul Aziz bin al-Majisyun, kemudian
dia berkata, rtMaknanya diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz.rl
Atsar ini disebutkan oleh al-Hafizh Ibnul Jauzi dalam Manaqib Urtar bin
Abdul Aziz, hal 83-84. Al-Hafizh Ibnu Rajab juga menyebutkan sebagian
darinya dengan sedikit perbedaan dalam buku kecilnya Fadhl llm as-Salaf,
hal. 36, yaitu ucapannya,rrsesungguhnya orang-orang dahulu berhenti ber-
dasarkan ilmu, menahan diri berdasarkan pandangan yang tajam, seandainya
mereka membahasnya, niscaya mereka lebih mampu untuk itu.rr Dia meng-
isyaratkan dengan perkataannya ini bahwa diamnya mereka berpijak kepada
ilmu dan rasa takut, bukan diam karena lemah dan tidak tahu, bahwa pem-
bahasan panjang lebar yang dilakoni oleh orangorang sesudah mereka tidak
menunjukkan bahwa orang-orang tersebut lebih tahu daripada mereka.
Silakan merujuk dalam hal ini Fadhl lln as-Salaf, hal. 36: 41.
Ini adalah atsar yang shahih, diriwayatkan oleh al-Khathib dalam Syaraf
Ashhab al-Hadits,hal 7; al-Aiurri dalam asySyari'ah. hal. 58, darinya Ibnu
Abdil Bar dalanJami'Bayan al-Ilm wa Fadhlih,z/Ll4 danjalan al-Abbas bin
al-Wdid bin Mazid al-Beiruti, dia berkata, rrBapakku mengabarkan kepadaku,
dia berkata,'aku menden gar al-Auza'i berkata,' lalu dia menyebutkannya.'l
Ini adalah sanad yang shahih. Adapun ucapan al-Hafizh dalam at-Taqrib,
1/399 tentang al-Abbas bin al-Walid, bahwa dia jujur, maka ia tidak diterima,
karena orang ini telah dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Abi Hatim, an-Nasa'i,
Ibnu Hibban dan lainnya sebagaimana dalam at-Tahdzib,5/11$116; al-Jarh
wa at-Ta' dil, 2 / zLO dan Thab aq at al-H anabilah, L / 235.
ffi€H
Souaaya,Xrpado Suaaah
.j oi
t#il ,jtt ,GW 3t jii +,F ,&gr j6 tc^ii
ilt-rt ,j.,ivrii;;. I i1 ,*t qg,t-r8.i3 v,ryi<z.
*itt t*ii cr*- i ,iArtle g +rr i*: it: tq;; :du
'.;6- p :i * ilt gS'l tgv ose ,t;4ilt ita ,,h91
'fr'4j v
Muhammad bin Abdurrahman al-Adrami berkata kepada
seor:rng laki-laki yang berbicara dengan bid'ah dan meng-
ajak orang kepadanya, "Apakah Rasulullah S, Abu Bakar,
LJmar, Utsman dan Ali mengetahuinya atau tidak menge'
tahui?'Dia menjawab, "Mereka tidak mengetahui." Beliau
berkata, "Sesuatu, yang mereka tidak mengetahuinya, apa-
kah kamu yang mengetahuinya?" Laki-laki itu Gerubah
sikap), dia berkata, "Saya katakan, Mereka mengetahuinya."
Dia bertanya, "Apakah mereka merasa cukup dengan tidak
membicarakannya dan tidak mengaiak orang-orang kepada-
nya atau tidak cukup bagi mereka?" Dia meniawab, r'Sangat
cukup bagi mereka." Dia berkata, "Sesuatu yang Rasulullah
f, dan para Khulafa' Rasyidin cukup dengan tidak membi-
carakannya, n.rmun kamu tidak cukup?" Maka laki-laki itu
terdiam. Maka khalifah yang hadir di maielis itu menimpali,
"semoga Allah tidak mencukupi siapa yang tidak pernah
merasa cukup dengan sesuatu yang membuat mereka (Nabi
dan para sahabat) cukup."
(t*nh armrn
)
O et\;t$ltiPt6l ;t+)! uyi:iti (Kita telah diperintahkan
untuk ruengikuti jejak mqeka, mangambil pefimjuk ilengan rambu-
rambu mereka,.,.l
Meneladani (mengikuti) mereka dalam hal ini merupakan
kewajibary berdasarkan sabda Nabi *8,
ffi€H
6o4oaSaa, ?<tfado 3 urv,alv
,.Gld.-.66]t"
.!{ rzo DH.
'tMrlsI'
$oioataa,XryloSu"r"h
{&,'F;rrli6iy
"Padalwi ini telah,4ku xmpurnnlan Agamnmu." (Al-Ma'idah:
3).
Maka Agama ini tidak memerlukan penyempurnaan (lagt).
2. Di antara perkataan tabi'in, adalah perkataan Amirul
Mukminim Umar bin Abdul Aziz,lahir 53 H, dan wafat 101 H, yang
mengandung:
a. Kewaiiban berhenti di mana mereka berhenti, maksudnya
adalah Nabi # dan para sahabat beliau, yaitu yang mereka pegang
teguh dalam Agama, baik dari sisi akidah maupun amal perbuatan,
karena mereka berhenti berdasarkan ilmu dan pandangan yang
tajam, seandainya ajaran bid'ah yang dibuat-buat sesudah mereka
mempunyai kebaikan, maka pastilah mereka lebih patut untuk
melakukannya.
b. Ajaran-ajaran yang dibuat-buat sesudah mereka hanya
mengandung penyimpangan dari hidayah mereka dan keengganan
menerima suffEh mereka, karena mereka telah menjelaskan Agama
ini dengan sangat memadahi dan mereka telah berbicara tentang-
nya dengan sangat mencukupi.
c. Di antara manusia ada yang lalai mengikunmanhaimereka,
akibatnya dia terjatuh ke dalam sikap acuh dan asal-asalan dan di
antara mereka ada pula yang melebihi batas mereka, akibaxrya dia
terjatuh ke dalam sikap berlebih-lebihan (ekstrim), padahal jalan
lurus terbentang di antara sikap berlebih-lebihan dan sikap lalai
tersebut.
3. Di antara perkataan tabi'in, adalah apa yang dikatakan
oleh al-Auza'i, Abdurrahmanbin Amr, wafat 157 H.
.:,s; g )qW Gerpeganglah kepada atsar salaf). Yakni, ber-
.HJ:S.
,,G6-..661.,
6o4oa4an, ?<t"ado Su,aalv
jalanlah di atas jalan hidup para sahabat dan tabi'in, karena jalan
ini dibangun di atas landasan al-Qur'an dan as-Sunnah.
;tilt el;fuirli (Sekalipun manusia menolakmu). Yakni, sekali-
pun mereka menjauhi dan meninggalkanmu.
4V) ais 4ug (fauhilah pendapat manusia). Yakni, waspadai-
lah pendapat orang, yaitu pendapat yang hanya sekedar pendapat,
tanpa berdasar kepada al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah ffi.
ai;') irr (Sekalipun mereka menghiasinya). Yakni, memba-
guskan kata-katanya dan memperindahnya, kebatilan tidak akan
berubah menjadi kebenaran karena diperindah dan diperbagus.
O )"r 8 ,W..!*irjr *9 * lt 3:r.r i6; (Muhammad bin
Abdurrahman al'-Adrami berkata kepada seorang laki-laki yang
menetapkan bid'ah)
I Kisah ini diriwayatkan oleh al-Khathib dalam Taikh Baghdad,10/75; dan lbnul Jauzi
meriwayatkannya dari jalan al-Ktratib dalam Manaqib Imam Ahmad, hal. 431: 436;
Ibnu Qudamah dari jalannya dalan at-Tawwabin,hal. 194. Adz-Dzahabi meriwaya&an
dalarn Siyar A'lam an-Nubala',ll/313; al-Ajurri dalam agr'Slazri'ah,hat^ 91-95; disebut-
kan juga oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah,10/335.
Kisah ini diriwayatkan dari dua jalan, pertama panjang dan yang lainnya ringkas. Al-
Hafizh adz-Dzahabi berkata setelah menyebutkan riwayat kisah ini yang ringkas,
rrKisah ini unik, sekalipun dalam sanadnya terdapat rawi yang tidak diketahui dan ia
mempunyai riwayat penguat (Vahid).u I.alu adz-Dz,ahabi menyebutkan riwayat kisah
yang panjang.
Yang terbaca dari tulisan Syaikh al-Utsaimin, bahwa kisah ini mengandung ketidak-
jelasan pada empat titik al-Adrami, pelaku bid'ah yang menjadi lawan dialognya,
khalifah yang ikut hadir di majelis dialog dan bentuk bid'ah yang karenanya dialog
ini terjadi. Dari pengamatan terhadap kepribadian pelaku bid'ah, maka kita bisa
mengungkap ketidakjelasan tersebul
Pertanna, al-Adrami. Bisa kami katakan dengan pasti bahwa dia adalah al-Adzrami,
dengan dzal bul<an dal, namanya adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Muhammad
bin Ishaq al-Adzrami. Dia meriwayatkan dari Waki', Ibnu Uyainah, Ibnu Mahdi dan
lain-lainnya. Yang meriwayatkan darinya adalah Abu Dawud dan an-Nasa'i. Abu Hatim
dan an-Nasa'i menyatakannya tsiqah. Biografinya tercanhrm dalam at-Tahdzib,6/ 4-5;
,.G'd.-.6dJ
'6J:W
g o4oataa, 7<2?ado 3 uaaal,
dan at-Ansab milik as-Sam'ani, l/62. Dia inilah pelaku kisah di atas sebagaimana
yang tercantum dalam rujukan-rujukan yang menceritakan kisah ini dan sebagaimana
yang, diraiihkan oleh beberapa kalangan ulama. Al-Ktrathib meriwayatkan dalam
Taikhnya t0/77-78; dan Ibnul Jauzi dalam al-Manaqib, hal. 436 bahwa al'Hefizh Abu
Bakar Atrmad bin Abdurrahman asy-Syirazi menyampaikan dialog ini dan dia berkata,
rsyaikh dalam kisah ini adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Muhammad bin Ishaq
al-Adzrami.tr
Al-IGathib dalamTaihhnya10/75 berkata,rrHarun al'Watsiq billah menghadirkan
seorang laki-laki dari penduduk Udzunah, laki-laki ini berdebat dengan Ibnu Abu
Duwad di depannya, dan laki-laki ini mengungguli lbnu Abu Duwad dengan argumen-
tasinya, maka al-Watsiq melepaskannya dan memulangkannya ke kotanya. Ada yang
berkata, bahwa laki-laki itu adalah Abu Abdurrahman al-Adzrami.rl
Al-Hafizh berkata dalartat-Tafuib, 6/5 setelah beliau menyebutkan ucapan alKhathib,
rrsaya berkata, kisah ini masyhur, al-Mas'udi dan lainnya menyebutkannya, ia diriwa-
yatkan oleh al-Yasari dalam ahAlqaD dengan sanadnya dan dia berkata bahwa syaikh
pelaku dialog adalah al-Adzrami tersebuLrl
As-Sam'ani berkata dalam al-Ansab, l/62 kata al-Adzrami, 'rSetelah alif, dz.al bertitik
dibaca fathah, ra' disukun dan akhirnya adalah mim, nisbat kepada Adzram, menu-
rutku ia adalah desa di Udzunah di perbatasan, dari sana terdapat Abu Abdurrahman
Abdullah bin Muhammad bin Ishaq al-Adzrami...rr Kemudian dia menyebutkan bio
grafinya dan menyebutkan ucapan yang mirip dengan ucapan al-Khathib.
Kedua,lawan dialognya adalah Ahmad bin Abu Duwad, seorang hakim agung Abu
Abdullah Ahmad bin Faraj bin Hariz al-Iyadi al-Bashri al-Baghdadi, seorangJahmiyah,
musuh Imam Atrmad bin Hanbal. Seorang penyem kepada fitnah bahwa al-Qur'an ada-
lah makhluk, mempunyai kedudukan penting di sisi Khalifah al-Ma'mun, al-Mu'tashim
dan al-Watsiq. Dia sangat membenci Imam Ahmad bin Hanbal, kepada Ktralifah dia
berkata,rrWahai Amirul Mukminin, pancung dia, karena dia sesat dan menyesatkan.rl
lihat biografinya di Wafayat al-A'yan,l/81, Siyr A'lam an-Nubala' ll/169; al'Bituyah
wa an-Nihayah, l0 /3lg; dan Syadzarat adz-Dzahab, 2/ 93.
Ketiga, khalifah yang hadir di majelis dialog, dia adalah al-Watsiq billah, Harun bin
Muhammad al-Mu'tashim billah bin Harun ar-Rasyid al-Abbasi, Abu Ja'far. Dia salah
seorang khalifah Bani Abbas di Irak. tahir di Baghdad dan memegang khilafah pasca
wafat bapaknya tahun 227 H, dia memaksakan pendapat bahwa al-Qur'an adalah
makhluk kepada rakyatnya, dia juga memenjarakan ulama-ulama yang menolak pen-
dapat tersebut. Dan yang terlihat darinya adalah bahwa dia bertaubat dari keyakinan-
nya ini di akhir hidupnya sebagaimana hal ihr terbaca dari konteks kisah dialog yang
sedang kita bicarakan saat ini. Di akhir kisah, alMuhtadi billah pufa Khalihh al-Watsiq
billah berkata, rrMaka aku membuang pendapat tersebut dan menurutku al-Watsiq
juga demikian sejak saat ihr.rl
Al-Hafizh Ibnu Qudamah dalam at-TawwaDlz meletakkan judul atas kisah ini dengan
ucapannya, rtTaubat al-Watsiq billah dan putranya al-Muhtadi billah.rrAl-Hafizh Ibnul
rrDiriwayatkan bahwa alWatsiq
Jaunberl<ata dalam Manaqib ablmam Ahrnad, hal. 431,
tidak lagi memaksakan keyakinan itu kepada ralryatnya pasca dialog yang terjadi di
hadapannya, pandangannya menjadi terbuka bahwa lebih baik meninggalkan semua
itu.rr lalu Ibnul Jauzi menyebutkan kisah seluruhnya.
Keempt, bentuk bid'ah yang menyebabkan dialog itu terjadi, adalah bid'ah al-Qur'an
ffi€H
garoa,ran, Xtfafo 3 uaaah
adalah makhluk, bid'ah yang melahirkan ujian besar yang menimpa para ulama dan
para imam dengan Imam Rabbani ash-shiddiq yang kedua, Atrmad bin Hanbal, sebagai
pemimpin mereka dalam menolak pendapat tersebul
Silakan merujuk mukadimah SyaiLtr Abdul Qadir al-funa'uth dalam catatannya atas
Lum'atul I'tiqad, di mana dia membenarkan koreksi ini dengan sebuah isyarat yang
cermat.
ffi4H
goroarai, Xzfodo 3 un ral,
***
ffi€H
6a4antaa, X"faln, 3 uaaah
(sr.rr .rr.o)
'.r$t F3
t_r!r ,M r-tt-i ,:t; q$t ;;-.S,+r +q g.i4l t*'oL
j yt; &, ,"i,1* yt,,Fl ,"a;L yi;-t ,y, ,Wt:i;;
"Ssungguhny a sebaik-baik p erlataan adalah Kitabullah, sebaik-
e
4WruF46bL3i3i)iPt;6b
"Apa yang dibawa Rnsul leepadamu, mala terimalah, dan aPa yang
dilarangnya bagimu, mala tinggalkanlah." (Al-Hasyr: 7).
Dan Fir:man Allah *,
, tz.,z
t 1r.& lfi;i )fiefii,rSy
:
"sungguh telah aila pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu." (Al-Ahzab: 21.).
|uga Firman Alliah elt5,
{-6i'tfi3fiJ;;}i b-Jy
"Barangsiapa yang menaati Rasul itu, mala sungguh ia telah me-
ruati Allah. " (An-Nisa': 80).
Dan dalil-dalil lainnya yang memerintahkan mengikuti
Rasulullah lE, menaati beliau dan berpegang kepada aPa yang
datang daribeliau.
Demikian pula dengan sunnah para Khulafa' Rasyidin yang
empat: Abu Bakar, LJmar, Utsman dan Ali, mereka adalah para
ffi€H
6a4oaren, %2?ado Surunh
ffiffi
TM-gV:r
Orang yang berkata ada bid'ah hnsanah, adalah orang yang
membantah Rasulull ah * yang bersabda,
."it-; yt, ,bL y:{J #
"ps
"setiap perkara agama yang diada-adakan adalah bid'ah dan setiap
b id' ah adalahke se sat an. "
{&,fi3s1;'1i
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu Agamamu." (Al-
Ma'idah:3).
Rasulullah # tidak wafat kecuali Allah dtF telah menyem-
purnakan Agama ini dengan (diutusnya) beliau. Maka siapa yang
datang setelah Rasulullah & hendak menghadirkan suatu tam-
bahan, berarti dia menuduh Tuhannya telah berdusta. Allah tltg
berfirman,4'&r'# #1 i$i}"faaa hari ini telah Aku sempurnakan
bagimu agamamu." Lalu orang itu datang menyusupkan sesuatu
dalam Agama dari dirinya sendiri, maka orang ini mendustakan
Allah,gr8 dan menuduh Rasulullah # tidak menyampaikan (Agama
secara sempurna), dan menuduh bahwa Allah tilt5 telah menurun-
kan kepada Nabi ffi perkara-perkara yang dilakukan oleh pelaku
bid'ah tersebut lalu Nabi # tidak menyampaikarurya dan menyem-
bunyikannya dari umat.
O :# )W lib:*,Stii (Abdutlah bin Mas'ud berkata, ...)
Abdullah bin Mas'ud termasuk di antara para sahabat dari
ffi€H
go4oayn, 7<2+ado 3 unaah
4*;;frtriuwiy
"lkutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Tuhan knlian."
(AI-A'raf:3).
O tt#
{e'Jangan berbuat bid'ah."
Ini adalah larangan berbuat bid'ah. Ucapannya ini sejalan
dengan sabda Rasutullah g, rtisAt *3 ,11,;!:i;"Berpwnglahlnpada
sunnahku dan sunnah para Ktulafa' Rasyidin." Dan, ;i\t 9ui;;t fW
"
I auhilah perknra-perkara agama yang dibuat-buat.'
Kemudian Ibnu Mas'ud berkata,
O ## i5 "Karena kalian sudah dicukupkan."
Yakni, dicukupkan dari beban sehingga kalian tidak perlu
bersusah payah, kalian tidak perlu menambah dan memaksakan
diri, cukup bagi kalian mengamalkan apa yang tertera di dalam
al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah M serta apa yangdikatakan oleh
para sahabat Rasulullah #.
Kewajiban setiap Muslim adalah mengikuti al-Qur'an dan
Sunnah Rasulullah # serta meneladani para sahabat di mana
mereka adalah murid-murid Rasulullah &. Abdullah bin Mas'ud
adalah salah seorang pembesar dan orang mulia dari kalangan
sahabat, dan beliau yang berwasiat kepada kita dengan wasiat
agung ini,
#u;V#ist#y
"lkutilah Sunnah dan jangan berbuat bid'ah, karena kalian sudah
dicukupknn (dengan Sunnah itu)."
Tidak ada lagi peluang bagi seseorang untuk menambah dan
mengurangi, manusia tidak patut membuat-buat perkara-perkara
yang mereka kira baik danbahwa ia mendekatkan kepada Allah.
garoayn, Xe?afo Suaaal,
Dari sini maka waiib atas setiap Penuntut ilmu, bila dia me-
nemukan sesuatu dalam dirinya yang dipandangnya baik dan dia
ingrn mengucapkannya atau menulisnya, maka dia harus melihat,
apakah hal itu tertera di dalam al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah
#, apakah di antara as-Salaf ash-Shalih ada yang mengatakannya?
Bila ada, maka alhamdulillah, dia telah menemukan kebenaran,
namun bila tidak, maka dia patut berhati-hati dan menjauhi hal
itu, dan hendaknya dia mengetahui bahwa itu adalah bid'ah.
Sebagian penuntut ilmu (siswa dan mahasiswa) menghadir-
kan istilah-istilah baru dan kalimat-kalimat yang belum ada sebe-
lumnya, dan mereka telah melakukan kesalahan dalam hal ini.
Tidak boleh bagi siapa pun unttrk menghadirkan istilah-istilah dari
dirinya, atau dia memaksakan diri atau bersikap berlebih-lebihan
dengan menghadirkan makna-makna yang tidak diucapkan oleh
salaf dan tidak mereka pahami, khususnya dalam masalah Asma'
wa Shifat. Hendaknya dia waspada dengan tidak mengucapkan
kata yang tidak dikatakan oleh pendahulunya yaitu as-Salaf ash-
Shalih. Ibnu Mas'ud berkata, "Kalian telah dicukupkan." Kita tidak
mempunyai peluang untuk berlebih-lebihan dalam menyikapi
dalil-dalil dan menghadirkan keterangan yang tidak diucapkan
oleh as-Salaf ash-Shalih, atau kita melontarkan istilah-istilah yang
tidak diucapkan oleh as-Salaf ash-Shalih.
Ini merupakan kaidah besar, bahwa Anda tidak patut mele-
paskan kendali diri, khususnya dalam masalah nama-nama dan
sifat-sifat Allah, atau Anda menyebutkan makna-makna yang
belum dikatakan oleh as-Salaf ash-Shalih. ]auhilah hal ini, karena
jalannya licin membuat kaki terpeleset, padahal saat ini Anda
dalam penuh keafiyatan, segala puji bagi Allah. Kami banyak
melihat para penulis dan penyusun buku di zaman ini melakukan
kekeliruan dalam menggunakan istilah-istilah dan ungkapan-
ungkapan yang mereka anggaP baik dan mereka Pun menulisnya,
padahal ia merupakan kekeliruan yang tidak pernah ada sebelum-
nya, khususnya dalam masalah akidah. Ini adalah kesalahan besar,
karena yang wajib atas setiap Muslim adalah cukup dengan apa
yang dikatakan al-Qur'an dan as-Sunnah berdasarkan manhaj as-
Salaf ash-Shalih. Segala sesuatu yang tidak pernah dikatakan oleh
ffi€H
6a4antaa, X2?alo 3 uaaah
I Dikeluarkan oleh at-Trbrizi dalam Misykah al-Mashabih, no. 193 dan diriwayatkan oleh
al-Baghawi dalam Tafiimya l/2M; dan ini didhaifkan oleh al-Albani dalam takhii al-
Mirykah.
.Crd-Aff,-
.!K rgs DX
'9v-9q
goaoaqaa, X2?afa, Srrr al,
ffi€H
go4iaqan, Xapada, 3 u*r"l,
{@'fiiL>aiqii }
"Tunjulclanlah knmi lce jalan yang lurus. " Yaitu, seimbang antara
sikap berlebihan dan meremehkan (mengacuhkan).
O grlSr t; A;ujr j65 (Imam Abu Amr al-Auza'i berkata)
Beliau ialah Imam Abu Amr Abdurrahman al-Auza'i, seorang
Imam penduduk negeri Syam.
O ;ttt ,:tii: itV ;u ;; (Berpeganglah kepada atsar
)vL, *
as-Salaf sekalipun orang-orang menolakmu)
Ikutilah atsar-atsar as-Salaf dari para sahabat dan tabi'in, dari
abad-abad yang mulia. "Sekalipun orang-orang menolakmu."
Yakni bila orang-orang mengkritikmu karena kamu mengikuti as-
Salaf ash-Shalih, lalu mereka menyudutkanmu karena itu, maka
jangan menoleh kepada mereka dan jangan mempedulikan mereka,
karena kamu di atas kebenaran. Selama kamu di atas kebenaran,
maka segala puji bagi Allah, dan kebenaran tanpa ragu terletak
pada mengikuti as-Salaf. Bila kamu melihat orang menyatakan
bahwa dirimu kaku (stagnan), terbelakang, kuno dan seterusnya,
pemuja abad-abad pertengahan, atau ucapan-ucapan lainnya,
maka jangan menengok mereka, karena kamu di atas kebenaran
.t\d-,6d,
'6JsW
6oroa*a,7<?pdo $uuab,
,.Grd.-,lhd,
6J:W
duuryn%rydo SuaaaL,
trffi
garuntan' ?<Pfado 3 urnal
,,Gld,.6d"
.trJgF
€ffip ffip
Seperti Imam yang empat, Sufyan ats-Tsauri, Sufyan bin
Uyainah dan para imam hadits yang datang sesudah para sahabat.
(Dan orang-orang yang mendalam ilmu-
O /rl ei *tltt
nya)
Yakni orang yang membaca ayat-ayat sifat di dalam al-Qur'an
seperti Firman Allah titS,
tr4H
go4o"q"* X"?ado 3 urnalv
ffi€H
&ela7tan, sAyat, %entaaV 3 4ab 84 llzh
{"V:{.rfii>
"DAn tetap kekal Waiah Rabbmu." (Ar-Rahmanz 271.
(e.5iv.'y:drt5'd$3
(Al-Fajr:22).
Juga Firman Allah ffi,"DanRabbmu datang."
ztot'
I 4 ti;;'&-':,1,;r* 'rirs irtl
III l,rr" Firman Allah ffi, "Allah riitha kepada mercka a"" *t- lll
lll ret
"
pun ridha kepada Allah." (Al-Ma'idah: 119). III
(';1rtr:iJ:r-wl>:M d$e
Juga Firnran Allah ffi, "Mereka mengikuti apa yang ffiengun-
dang murka Allah." (Muhammad: 28).
(inqt,ii;r1b.uEry
Dan juga Firman Allah d$S, "Allah membenci keberangkatan
tnereka." (At-Taubah: 46).
.S,fH
'fAry-T4f
Sefathrv sag, %entanV S |at, 84 llah
(srrrrh atmh)
{@ l5t6,fii'4iq'$iiy
"Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan. " (Ar-Rahm an: 27).
Nabi M bersabda ,kepada Sa'ad bin Abi Waqqash,
t* o..-i{r .lr a;r U,#e;1#UCL
J) e-. 'r
'H#S
"G6.*66i
Selaltaa, eQyat, %entany S |al, 84 llth
keempat.
O :S#,jr; (ri*,an Allah t#), { e€frxilq$.\"Tid1k demikian,
akan tetapi kedua tangan Allah terbuka," (Al-Ma'idah: 64).
c Stfat hedua: Memtlthl Dua fangan (al'Yadant
Memiliki dua tangan termasuk sifat Allah yang ditetapkan
oleh al-Qur'an dan as-Sunnah serta ijma'as-Salaf.
Allah tlt5 berfirman,
{eu#:ri.[]
"Tidak demikian, akan tetapi kedua tangan Allah terbuka." (A1-
Ma'idah:54).
Nabi # bersabda,
{ Ji:i( e.,,si)itny
"Mahasuci Allah yang di TanganNya segala kerajaan." (Al-Mulk:
1).
Kedua: Bentuk mutsanna seperti Firman Allah tltS,
$ees#:riti}
"Tidak demikian, akan tetapi kedua Tangan Allah terbuka." (Al-
Ma'idah:54).
Ketiga: Bentuk jamak seperti Firman Allah tlt$,
.trll#
,.Gld-/h61,
&elastan, e4,Vt,%"rrt rrV S|at, s{tlaA,
4&is'Y
" Dan Rabbmu datang. " (Al-Fajr: 22).
Firman Allah ulr5,
(ni*;yot Jy-'.tfiJl *
"Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan kedatangan Allah
kepada merekn." (Al-Baqarah: 210).
Nabi M juga bersabda dalam hadits yang panjang, di mana
sebagian darinya berbunyi,
.;+rair $yei,^r i{ ieFSL-g
"Sehingga ketika tidak tersisa orang yang menyembah Allah, Allah
Rabb alam semesta datang kepada merekn." Muttafaq alaihi.2
I Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab adz-Dzikr wad Du'a', Bab at-Tasbih Awwat
an-Nahar wa Inda an-Naum,2726 (79), dari hadits Juwairiyah ,+r,.
2 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Ktab at-Tauhid, Bab Qaulutlahi lJq;., iii;;rb
r,Seq:,iUL no. 7 439; dan Muslim, Kitab al-l tnam, B ab M a' ifah- Thariq
4 @ lL@*
dr-Ru'yah, no. 183 (302) dari hadits Abu Sa'id al-Khudri +&.
'trlw'
,,t\d-.66,"
S"lafta* ear1"t,%".rt rrV 34.t 84tbl,
{aw;'#fr\"?ry
"Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah."
(Al-Ma'idah: 119).
Nabi *&, bersabda,
'{i:Jt' +:,*t' 3l"'W il5)l,y|'ci xJt *- ;iai,r lt
ir.c;-iB{r
,t", Lr-G"*
Wb lr_c4
"sesungguhnya Allah benar-benar meridhai seorang hamba, iika
dia makan suatu makanan, dia memuiiNya karenanya atau dia minum
suatu minuman lalu dia memuiiNya karenanya." Diriwayatkan oleh
Muslim.l
As-Salaf telah bersepakat untuk menetapkan sifat ridha ini
bagi Allah tirs, maka ia wajib ditetapkan tanpa tahrif, ta'thil, takyif
d.antamtsi/. Ia adalah ridha hakiki yang sesuai dengan Allah dt5.
Al-Mu'aththilah menafsirkannya dengan pahala dan kita
membantah mereka dengan kaidah keempat (ya.g telah disebutkan
1 Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab adz-Dzikr wad Du'a', Bab Istihbab Hamdillah
cts ba'da al-Akl wa;;iiri:r?s+ <zg) auti t uait" Anas bin Malik &. ilAir de
ngan hamzah dibaca fathah berarti sekali makan, seperti makan siang atau
makan malam.
.tr,fH
'icpr-gf
3 ela+taa, e$Vt, %eataaT S (at, eQllzh
di awalbuku).
O :tlS d5 trirman Allah dX5, { fiii;'#->"Dia mencintai me-
reka dan merekapun mencintaiNyi," (Al-Ma'idah: 54).)
c Slfitheenam: 9lata (al-llahabh0
Cinta termasuk sifat Allah yang ditetapkan oleh al-Qur'an
dan as-Sunnah, serta ijma' as-Salaf.
Allah tltsberfirman,
4:;#;'#-,b'fri Jii;3Y
"Allah alan mendatanglun suatu laum yanS mana Dia mencintai
merela dan merelu pun mencintaiNya." (Al-Ma'idah: 54).
Nabi Sbersabda pada waktu Perang Khaibar,
.dr:i'iu, 'Hl d-r-,:i.lr io=, l,.i lr,' i3-91
'"*L\i
"Besok aku akan memberikan panii @erang) ini kepada seorang
laki-laki yang mencintai Allah dnn RasulNya dan dicintai oleh Allah dan
RasulNya." Muttafaq alaihi. I
As-Salaf telah berijma' menetapkan sifat al-Mahabbah (cinta)
bagi Allah, maka ia wajib ditetapkanbagiNya dan itu adalah hakiki
tanpa tahrif, ta' thil, takyif dan tamtsil. Ia adalah mahabbah hakiki yang
sesuai dengan (keagungan) Allah dnS.
Al-Mu'aththilah menafsirkannya dengan "pahala" dan kita
membantah mereka dengan kaidah keempat yartg telah disebutkan.
O :dtlS,ij; (ri*,"n Allah t1fir,,<44t!$.#3>"Dan Allah mutka
atas mereka. " (Al-Fath: 5).).
e Stfatlctufuh: ilarah (alfifiadhaD
Marah termasuk sifat Allah yang ditetapkan oleh al-Qur'an,
as-Sunnah dan ijma' as-Salaf.
Allah elts berfirman tentang orang yang membunuh seorang
Mukmin dengan sengaja,
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Maghazi, Bab Ghazwah Khaibar, no.
4210 dan Muslim Kitab Fadha'il ash-Shahabah, Bab min Fadha'il A\i,2406
/34 dari hadits Sahal bin Sa'ad Q;. t-aki-laki yang dimaksud adalah Ali bin
.ffi
Abi Thalib .# seperti yang disebutkan dalam riwayat ini.
Selattzrv eayat %entana, 3 441, s0llalt
4.#3$'s+q:b
"Dan Allah marahkepadanya dan melaknatnya." (An-Nisa': 93)'
Nabi ffi bersabda,
46i-frut#1 1fr1"<+'b
,,Yang
demikian itu larena merela mengikuti aPa yanS mengundnng
murka Allah." (Muhammad: 28)'
tr€H
3 elaltta, dyat, %eruny 3 4at, d llal,
4. #qi{iti;r't- ,#3b
"Tetapi Allah membenci lceberangkatan merelu." (At-Taubah: 45).
Nabi #bersabda,
..lair bW 1tf)tiqs ivs ,p € 6; ar 3t
"Sesungguhnya Allah membenci bagi kalian banyak berbicara,
banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta." Diriwayatkan oleh al-
Bukhari.2
Dan as-Salaf telah sepakat menetapkan sifat ini bagi Allah,
maka ia wajib ditetapkan tanpa tahrif, ta'thil, takyif dan tamtsil, ia
***
ffi€H
S elafiarv s(yat, %e*nV 3 4at, 84 tlzh,
(sr.r.h auzan>
'wrr#'
"Grd--.6fnL
Sela7tn, e4rVt, %ert"try 3 |ar, 84 llzl'
4't$;;tx.!;;!46,;b
"Orang-orang Yahudi berkata, 'Tangan Allah terbelenggu" " (Al-
Ma'idah: oa). vtereka menyifati Allah sebagai yang bakhil, maka
Allah cllF berfirman (setelah itu),
4.a;.f'Y
"lustru tangan merekalah yang terbelenSSu'" (Al-Ma'idah: 54)'
orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang paling bakhil
dalam ,rrrur, haita, orang yang paling rakus dan paling ambisius
dalam mengumpulkan harta. Mereka mengumPulkannya dengan
berbagai.u"ru; hulul dan haram. Mereka menangguk harta tidak
hanya terbatas pada halal dan haram, mereka menghalalkan bahkan
riba, 1udi, prosiitusi, menyediakan para pelacur dan lokalisasinya;
inilah sifaiorang-orang Yahudi, mengumpulkan segala harta tanpa
memilah, namun -"."ku sulit membelanjakannya, karena mereka
adalah orang-orang yang paling bakhil, sifat ini, $r;i 'il}."iustru.
tangan mereialah yang terbelenggu"(karena bakhil) sangat sesuai
d"rigan mereka. iatni kebakhilan menjadi tabiat mereka, bukan
berarti tangan mereka terbelenggu ke leher mereka, akan tetapi
maksudnyi adalah bahwa mereka bakhil, sebagaimana Firman
Allah rlt-ij,
41fi 3:;.r14iiy
"Dan janganlah kamu jadiknn tanganmu terbelenggu pada leher-
mu.. ." MaksudnYa adalah kebakhilan,
{Si,9't(t{;}
"DAnianganlahkamuterlalumengulurkannya"'Maksudnya
berlebih-lebihan dalam membelanjakan' (Al-Isra': 29)'
Tidak membelanjakan harta adalah kebakhilan dan mem-
Selatlza, s4rVt, % S |at 84ll2lv
"rrtarry
{rSSSUeufrttiSy
"Tidak demikian, akan tetapi lcedua TanganNya terbuka, Dia menaf-
kahkan sebagaimana yang Dia kehendaki. " (Al-Ma'idah: 64).
Semua makhluk hidup dengan karunia dan rizkiNya; semua
makhluk: hewan-hewan, manusia, serangga dan seluruh makhluk,
semuanya hidup dengan rizki Allah, TanganNya memberi siang
dan malam,
4'*,
(rt r; Kti."ii r $ .ri *
"Atau siapakah yang memberimu rizki iika Allah menahan rizki-
Nya?' (Al-Mulk 21).
ffi€H
Selastan sayat%entaaY 34ab e{llah
4"'.6-CSUe6;i I'i$*
"Tidak demikian, akan tetapi kedua TanganNya terbuka, Dia me-
nafknhknn sebagaimana yang Dia kehendaki. " (Al-Ma'idah: 54).
Allah rI5 menyifati DiriNya bahwa Dia mempunyai dua
tangan dan bahwa Dia menafkahkan sebagaimana Dia ingin, tidak
,uoiu.,g pun dapat menentang dan mencegahNya, tidak seorang
pun dapat menahan karunia Allah tlt$.
Hubungan ayat ini dengan bab ini terletak pada,{:'i} "Kedua
TanganNya.'- Allai rltf menyatakan diri mempunyai dua tangan,
sebagaimana Dia berfirman dalam ayat yang lain,
{ZAr-rtLq'# 6eauY
"Apa yang menghalangimu untuk suiud kepada siapa yang Aku
telah ciptaki, irrgon kedua TanganKu? " (Shad: 75). Allah clt$ men-
ciptakan Nabi adu* })$r; dengan kedua TanganNya' adapun
mencrptakarurya dengan
-ukNrk-*akhluk lairurya, maka Allah dt5
perintahN y a, Diaberfirman kepada sesuatu, { Jry I adilah Maka
"
"'
iu pr.r jadi. Segala sesuatu terjadi dengan periirta'hNYa tl6. Sedang-
kan Nabl Adim r,)W, Allah cJtF menciptakannya dengan kedua
TanganNya. Ini adalah penghargaanbagi Nabi Adam -ury di antara
manusia-manusia lainnya,-bahwa Allah ults menciptakanNya de-
ngan kedua tanganNYa.
Ayat ini jelas menetapkan dua tangan bagi Allah ult$'
Orang-orang sesat mengatakan, Yang dimaksud dengan
Tangan attan adalah kodrat (kuasa), yakni, Aku menciptakannya
d"r,!ur, kedua kodratKu (kuasaKu). Kata-kata mereka dibantah
dengan mengatakan bahwa bila perkaranya seperti yang kalian
atas
katalkan, *uka Nabi Adam tidak memPunyai keistimewaan
manusia lainnya, karena seluruh makhluk tercipta dengan kodrat
Allah dtS, ini pertama.
Kedua, Allah berfirman , gZ'+b "Dengan kedua TanganKu"'
Apakah bisa dikatakan dengan'kedira kodratKu? Apakah Allah
Selafizn, dyat,%entary S4ab e{llzh
,,6d^-.66ru
tr!#'
Sdaqtarv ea,p%er*aV 34a, e0llah
{@ ?;k.-"it $;isyfi
Apabila bumi digoncangknn ber turut-tur ut. " (.Al-F ait : 2L)' Bumi
"
{ @ 3$;i d lt lt;'5'ti'6tU
"Dan diputuskanlah perknranya dan hanya kepada Allah dilcembali-
kan segala urusan'" (Al-Baqarah: 210).
Allah dB datang untuk menetapkan keputusan, saat manusia
berdiri dalam waktu yangpanjang, selama lima puluh ribu tahun
dengan mata tidak berkedip, matahari didekatkan kepada mereka,
Solaqtaa, vqat, %entan" 34"b l{llal'
keringat dan
keringat mengekang mereka, sebagian dikekang oleh
ama-l perbuatannya'
sebag"ian lagit.traig dari itu sesuai dengan
Tatkala mereka telai berdiri sangat lama, mereka pun mencari
siapayangakanmembantu*"'"kukepadaAllahagarberkenan
;g;; me"mberikan kepututu"ryIl, rniku para Nabi & menolakkepada
mEmberikan syafa'at sampai akirirnya manusia datang
perkenan-
Nabi M. Beliau sujud di hidapan Rabbnya' memohon
seluruh manusia
Nya agar segera menetapkan kepltusanNya atas
danmembuatmerekalepasdaribebanpenantianyangsangatberat,
maka Allah datang untuk menetapkan keputusanNya'
ridha
O,dl5 ,jr; Gi*.an Allah dlS), { E$;i#'4:iit\'.'euah
dan mereka pun ndh; kepada Allah."
(Al-Ma'idah:
kepaita inrii
119).
AllahtJrsmenyifatiDiriNyadengan.'fidha'..danbahwaDia
salah
ridha kepada namba-hambaNyi )r1tg beriman' Sqh" adalah
ayat,
satu sifaiy''liyahAllah L[9. Ini disebutkan dalam beberapa
4;;i#;;#'61'*rb
,,Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah'_"
(Al-Ma'idah: 119), juga at-Taubah: 100, at-Mujadilah 22 dan al-
Bayyinah: 8, dan lainnYa.
semua ini menetapkan sifat ridha bagi Allah sesuai dengan
makhluk'
keagungan dan kebesurunNyu, tidak sama dengan ridha
eUih menyifati DiriNya dengan sifat ini dan Dia juga menyifati
dtZ
makhlukNya dengan sifat yang sama'
mereka pun ridha kepadaAllah"'
4'*r;;'&-'A';r>"Dan
Ini menetapkanridha bagi makhluk danbahwa mereka ridha,
Ridha Allah
akan tetapi tida[ ada kemirip* ai antara kedua ridha.
JB sesuai dengan keagunganNya dan ridha
makNuk khusus dan
sesuai dengan kondisinya (sebagai makhluk)'
O :dlXS rij trirn an Allah dXS), { #i$'#->"Dia mencintai me-
reka ilan mereka pun mencintaiNya"' (Al-Ma'idah: 54)'
Di antara sifat-sifat Allah adalah cinta (al-Mahabbah), bahwa
Dia mencintai hamba-hambaNya sesuai dengan aPa yang mereka
keriakan' Allah elts berfirman'
ffi
S ela7tan, efiyat, %entaag, 3 441, 84 llah
{@ o;Eri4;46ieA'fr6\Y
,'sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang gemar bertaubat
dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri." (Al-Baqarah:222).
"G6-/h6r,,-
'ffiJe3F'
Selattaa, aap%eataay 34ab e{llah
{@
'rrr,5l !.;r6i!'Ly
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertalrua.' (Ab
Imran:76).
fuga FirmanNya,
{@'4*A1ji.'i'iiYy.
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik."
(Al-Baqarah: 195).
Dan ayat-ayat lainnya.
Allah mencintai orang-orang yang melakukan amal-amal
shalih dan perbuatan-perbuatan baik. Dan bila A1lah dl15 telah men-
cintai mereka, maka mereka berbahagia di dunia dan di akhirat,
mereka mendapatkan kehormatan dari Allah JB.
Begitu ayat di atas menetapkan cinta bagi Allah dan cinta
bagi makhl.rk, { ;;}43 ii-}. "Dia mencintai mereka dan merelu men-
cintaiNya." Hal ini membuktikan bahwa tidak ada kesamaan di
antara keduanya, sifat Allah dan sifat makhluk, karena Allah ffi,
{@ i-Aigi;rI:;.#,frb
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa denganNya dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy-Syura: LL). Bila makhluk mem-
punyai sifat, maka sifat tersebut sesuai dengan keadaannya dan
tidak pernah sama dengan sifat Allah, Rabbul'Alamin.Ini adalah
kaidah general dalam seluruh nama-nama dan sifat-sifat Allah.
O *IS,jj; (ri*,"n Allah M),4;l.rfr211d6>,,Dan Allahmurka
atas mercka. " (Al-Fath: 5).
Di antara sifat fi'liyah Allah adalah marah (ghadhab), yaitu
bahwa Allah marah terhadap orang-orang kafir.
4+; -, *13\*b"Buknn jalan orang-orang yang dimarahi."
Allah € murka kepada orang-orang kafir dan murka kepada
sebagian pelaku dosa besar, karena Allah t:IS cemburu atas hukum-
hukumNya, manakala ia dilanggar,maka Dia marah.
'#r#'
,hrd.-..66:f,
S ela*ian, sa,Vt, %entarrV S 44t 84 llal,
{@';A)il\'l;
"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan
persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah benci keberangkatan
mereka itu, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan
kepada mereka, 'Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal
itu.' lika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak
menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan
bergegas maju ke mtrka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan
kekacauan di antara knmu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang
amat suka mendengarkan perkntaan mereka. Dan Allah Maha Mengetahui
orang-orang yang zhalim. " (At-Taubah: 46-47).
Ayat ini adalah tentang orang-orang munafik dalam perang
Tabuk, yaitu saat mereka memilih tidak berangkat. Allah menje-
laskan kepada orang-orang beriman bahwa Allah memang tidak
membuat mereka berangkat dan ikut serta, karena bila mereka
berangkat niscaya orang-orang Mukmin sendiri yang akan rugi,
{a:Ai V6 tt}. "dan iika mereka mau berangklt", yakni, untuk
b erp erang b ersa ma Rasulul lah M,, ;, i-^ Sj3'Ji :i \t;;1 y
#$i'i,i
4
,,6d--.66r,
#%EF.
Sela7ian, afityt, %entatT 3 4at, 84 llzh
" t entulah mer ekn menyiapknn per siapan untuk keber angkntan itu, tetapi
Allah tidak menyukai keberangkatan mereka" menuju medan jihad.
mereka. " Sehingga
$:;fub "Maka Allah melemnhkan lceinginan T:I"9
tiif a k b 6rangka t d an bermalas-malasan untuk berangka t . V't-:;l'S;;y
4 O)rSi V "dan dikntakan kepada merekn, 'Tinggallah kamu bersama
o',on g - o, an {y o n g tin g g at i t u' . "
.tr6fH
'T&r-'grqn
3 elattarv gtadit, %enaay 3 fu ( s4llrlr)
t Dalam catatan Ibnul Qayyim dalam ljtima'al-luyusy, hal. 191 matan ini ada
tambahan berbunyi, rrDan sabda Nabi S,
(@ffigiaI-*-#,Ab
"Tidak ada sesuatu pun yang sentpa denganNya dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat," (Asy'Syura: LL).
4l3ta.;,;+Jr|.M rii
|uga Firman Allah t)$,"Apakah kamu merasa Atnan terhadap
Allah yang ada di langit." (Al-Mulk 16).
,iW,*t igt
1 Ini adalah atsar yang shahih, Diriwayatkan oleh Ibnu Qudamah dalam al-
,t^d---Cd.,-
.!K rzo Ei.
'tMgir
Seleftan thltt, %enaaV 3 fu ( s4llrlr)
\
(srrrrh atmh)
Uuw, no. L04; adz-Dzahabi dalam al-Uuw,hal L4l-742; Abu Nu'aim dalam
al-Hilyah, 6/322t326; Utsman bin Sa'id ad-Darimi dalam ar-Rad ala al-Jah-
miyah, hal. 55; al-lalika'i dalam Syarh Ushul I'tiqad Ahlus Sunnah, no. 664;
Abu Utsman ash-Shabuni d,alam Aqidah as-Salaf, hal 24-26; al-Baihaqi dalam
al-Asrna'was Shifat, hal.408, dari beberapa jalan periwayatan yang sebagian
darinya menguatkan sebagian yang lain. Dishahihkan oleh adz-Dzahabi
dalam al-Uuw, dikatakan oleh al-Albani dalam Mukhtasharnya. N-Hafizh
berkata dalam Fath al-Bari,13/40U07; I'Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dengan
sanad jayyid dari Abdullah bin Wahab dengannya ...lalu dia menyebutkannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam Majmu' al-Fatawa,5/365 setelah
menyebutkan perkataan Imam Malik ini, rrJawaban seperti ini juga diriwa-
yatkan oleh secara shahih dari Syaikh Imam Malik, Rabi'ah.rr
Dalam catatan Ibnul Qayyim dalam ljtima'al-Juyu.sr, hal 191 ada tambahan
dalam matan ini berbunyi, rrDan sabda Nabi H,
** YA L;i'n
Allah lebih berbahagia dengan taubat hambaNya'.tl
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tahajjud, Bab ad-Du'a' wa ash-Shalah
fi Akhir al-I-a,il, no. 1145; dan Muslim, Kitab Shalah al-Musaftrin, Bab at-
Targhib ft ad-Du'a' wa adz-Dzikrfi Akhir al-Inil wa al- Ijabah Fihi,758/168:
dari hadits Abu Hurairah.
$elagar, 9A*h, %e*ny 3 tlat ( u4 l.lrlr)
$@s;;*s<4trb
(Ash-
"Bahkan kamu menjadi heran dan mereka menghinamu."
Shaffat: 12). Dengan ta' pada c^+; dibaca dhammah (,+t\.1
Nabi ffi bersabda,
.ir* 'n,i,4 irrlr b 4,,6x-
"Rabbmu takjub kepada seorang pemuda yang tidak cenderung
kepada hawa nafsu."
Diriwayatkan oleh Ahmad, hadits ini tercantum dalam a/-
Musnad, hal. 151 j* 4 dari Uqbah bin Amir secara marfu' tetapi di
Dalam masalah ini terdapat hadits lain dari Abu Sa'id al-Ktrudri yang diriwa-
yatkan oleh Muslim , no.758 (772).
Silakan merujuk Syarah Hadits an-Nuzul milik Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
untuk faidah lebih lanjut.
1 Syaikh Ibnu Utsaimin mengisyaratkan, kepada cdrabaca Hamzaft, al-Kisa'i
dan Khalaf dengan ta' dibacadhammah (i-s-;51. Silakan merujuk al-Mabsu.th
fi, al- Qira'at al-Aryr, karya Ibnu Mihran al-Ashbahani, hal. 375 dan as-Sab'ah
al-Qira' at, kNya Ibnu Mujahid.
ffi€H
3 erattan 9(2Ail.' %eruay S tlat, s4 llah
1 Ini adalah Hadits dhaif. Diriwayatkan oleh Ahmad A/LSI Ibnu Abu Ashim
dalam as-Sunnah, no. 571;Abu Ya'la, no.1479:. ath-Thabrani dalam al-Mu'jam
al-Kabir, 17 /3@; al-Qudha'i dalam Musnad asySyihab, no. 576; Tamam ar-
Razi dalam Fawa'idnya, no. 1287; dan al-Baihaqi dalam al-Asma' wa ash-
Shifat, hal.600.
Al-Hafizh as-Sakhawi dalam al-M a q asi d al-H asa n ah, hal 123, m en ukil bahwa
al-Halizh Ibnu Hajar al-Asqalani mendhaifkannya dalam fatwa-fatwanya,
karena adanya Abdullah bin lahi'ah. Al-Albani juga mendhaifkannya dalam
adh-Dha'ifah, no. 2326. As-Sakhawi berkata, Kami meriwayatk an dalam J uz
rr
Abu Hatim al-Hadhrami dari hadits al-A'masy dari Ibrahim, dia berkata,
'rMereka mengagumi pemuda yang tidak cenderung kepada hawa nafsu.rl
Tetapi terdapat hadits shahih lain yang menetapkan sifat takjub ini, yaitu
hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4889, dari hadits Abu Hurairah
tentang tamu,
'wrs
.Grd.-,.6/rl,
S elartaa, 9Adilr, % e.t"rrg 3 4at, s4 llalv
ws
,,Gd.Jh6]L
S elartaa, 9(iltt, Verua7 3 (ar s4 llah
Tahdzib al-Kamal,2/7tg dan lain-lainnya, dari jalan Simak bin Harb, dari
Abdullah bin Umairah, dari al-Ahnaf bin Qais, dari al-Abbas bin Abdul Muth-
thalib,lalu dia menyebutkannya. Sanadnya dhaif karena adanya beberapaillat
Pertama: Simak meriwayatkannya secara sendiri, jika kita memperhatikan
hadits orang ini manakala dia meriwayatkannya secara sendiri, maka kita
menemukan bahwa haditsnya tidak bisa dijadikan hujjah dalam kondisi ini.
Di dalam at-Tahdzib, 4/234, an-Nasa'i berkata, fiTerkadang dia dibisikkan
(orang lain) dan terpengaruh, jika dia meriwayatkan sebuah hadits, maka ia
bukanhujjah, karena dia menerima apa pun yang dibisikkan kepadanya.rrlni
merupakan 7'arh 0rritikan) yang jelas dari seorang imam ahli yang mumpuni.
Simak telah menyebutkan sifat para pemikul Arasy secara sendiri.
Kedua: Abdullah bin umairah adalah maihul (tidak diketahui). Al-Hafizh
adz-Dzahabi telah menetapkan illat haditsnya ini dalam al-Uuw karena dia
tidak dikenal (maihu[) dan dalam al-Mizan dia berkata, rrPadanya terdapat
ketidakjelasan.rr Imam al-Bukhari berkata, "Abdullah bin Umairah tidak
diketahui mendengar dari al-Atrnaf bin Qais.rr Begitulah yang tertera dalam
at-Tarikh al-Kabir.
IGtiga: Matannyayang munkar, saudara kami yang mulia Abdullah bin Yusuf
telah mengisyaratkan hal ini dalam catatan kakinya di Futya wa Jawabuha
karya Ibnu al-Aththar hal.72, bahwa kalimat hadits mengandung nakarah
dari dua sisi:
1. Menyamakan malaikat dengan domba-domba jantan, karena kata iu;!i di
sana adalah jamak dari St3Si yang berarti kambing jantan gunung. Sekali-
pun kata ini Lemudian diprnjam dan digunakan untuk orang-orang te-$or;
mat, namun di sini ia tetap dalam makna aslinya dengan sebuah indikasi
disebutkannva.-lyi;!i kaki domba, ia adalah ciri binatang.
2. Kebanyakan buku induk menyebutkan dengan .int'\ii dan *s!1 kat-a
muaniats, ia adalah makna yang tidak benar bagi malaikat, Allah telah
mengingkari hal itu atas orang-orang musyrikin'
Hadits ini telah didhaifkan dan diisyaratkan kedhaifannya oleh beberapa
ulama di antara mereka adalah Ibnu Adi dalam al-Kamil dalam biografi Yahya
bin al-Ala" dia berkata, rtDia tidak mahfuzh (tidak terjaga).'r Ibnul Arabi
rrlni
menolak hadits ini dalam Syarahnya atas at-Tirmidzi dengan berkata,
adalah perkara-perkara yang diambil dari ahli kitab yang tidak mempunyai
dasar kebenaran.rl
Hadits ini juga didhaiflran oleh al-Albani dalam Takhriinya atas as'Sunnah
karya Ibnufbu Ashim, no.577 dan al-Arna'uth dalam catatan kakinya atas
ath-Thahaw i.y ah, 2 / 365.
Pernyataan Ibnul Qayyim bahwa hadits ini kuat gepertiyang dikatakan oleh
Syaikh al-Utsaimin,-maka hal itu karena Ibnul Qayyim meyakini bahwa
ilianyahanya menyendirinya riwayat al-Walid bin Abu Tsaur dari Simak, di
.u-ping dia sendiri dhaif, bahwa iltat ini ditepis dgqsqn adanyariwayat lain
dari kalangan rawi-rawi tsiqah seperti Ibrahim bin Thahman dan lainnya.
yang benar sebagaimana Anda lihat, bahwa yang murykil dan letak illatnya
uut<In pada jalanJalan periwayatan yang menyampaikan kepada Simak, ka-
rena iaielah-diriwbyatkan oleh dari Simak oleh beberapa orang sebagaimana
&rlatraa,glalilr, %entanT Stlat, efillah
tidak meriwayatkannya."l
O tr3; $ f :6*N. # #t itii (Dan Nabi * bersabda kepada
Hushairy "Berapa hrhan yang kamu sembah?"|
c Slfit teempatDelas! Tlnggl (al-Wav)
Tinggi (al-Uluw) termasuk sifat Allah yang ditetapkan oleh
al-Qur'an, as-Sunnah, dan ijma' as-Salaf. Allah elt5 berfirman,
{@ i--Erta\';3y
"Dan Dia Mahatinggi lagi Mahaagung." (Al-Baqarah: 255).
Nabi s dalam shalat beliau ketika sedang bersujud meng-
ucapkan,
.Jrtr dJ;rtt1*"
t Ini shahih tetapi mauquf.Diiwayatl<an oleh Muhammad bin Utsman bin
Abu Syaibah dalam Kitab al-Arsy, no. 61; Abdullah bin Ahmad dalam as-
Sunnah, no. 407; ad-Darimi dalam ar-Rad ala al-Mirisi, no. 7l dan 74; Ibnu
Ktruzaimah dalam at-Tauhid, hal. 107-108; ath-Thabari dalam at-Tafiir, no.
57 92; ath:I\abrani dalam al-Mu1am al-Kabir, no. 12204; ad-Daruquthni dalam
Kitab a.sh-Shifot,3637; al-Hakim, dalam al-Mustadrak,2/282, dari jalan Suffan
dari Ammar ad-Duhni, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas secara mauquf
kepada beliau.
Sanadnya hasan, Ammar ad-Duhni adalah Abu Mu'awiyah al-Bajali, seorang
yang jujur (shaduq), para penulis buku sunnah yang enam selain al-Bukhari
meriwayatkan haditsnya sebagaimana dalam at-Taqrib hal. 408, sekalipun
begitu al-Hakim telah berkata, I'Shahih berdasarkan syarat asy-Syaikhain.r'
Dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Al-Haitsami berkata dalam Majma' az-
Zaw a' i d, 6 / 323, Para perawinya adalah rawi-rawi ash-Sh ahih.tl
rr
trs
,,trrd--hfif,
3 ela7tza, 9Adilo %e*n y S fu s4 llal,
4l31aJi;b
"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang ada di langit."
(Al-Mulk 16).
Dan juga sabda Nabi #,
.....:L{-il jrrii ,71;-l)l
€. ,:41iut U:.',
mu nka r.' Dalam al-(Jluu, hal. 27 adz-D zahabi berkata, tt Ziy adah memiliki
hadits lemah.rr
IGdua: Diriwayatkan oleh Atrmad,6/2GZL, dari jalan Abu Bakar bin Abu
Maryam dari para syaikh, dari Fadhalah bin LJbaid al-Anshari, dia berkata,
[Rasulullah iE mengajarkan ruqyahnya kepadaku dan memerintahkanku
untuk meruqyah dengannya. . Ialu dia menyebutkannya'
.
'tr!ffi'
,,GldJh6r,
&elafi"n 9("fi1o %e t 3 fu e('llzh
"ng
{@ {;i|#&'#}ib
'Allah yang Malu Pengasih furxmayam di atas Arasy.' (Thaha: 5),
bagaimana Dia bersemayam?"
Dia meniawab,
O |*l *';Etii (Bersemayam bukan sesuatu yang tidak di-
ketahui).
Yakni, maknanya diketahui, yaitu tingg di atas sana dan ber-
diam.
@ ly p,-15t5 (Cara dan bentuknya tidak dipahami oleh akal).
Yakni, bagaimana cara A1lah bersemayam tidak diketahui oleh
akal, karena Allah tlts lebih ti.gg dan lebih agung untuk diketahui
oleh akal bentuk dan cara sifatNya.
O it'; :t'oqiti (Mengimaninya adalah waiib), karena ia ter-
cantum di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah.
O'uJ.,u J'3jl5 (Dan bertanya tentangnya adalah bid'ah).
Yakni, bertanya tentang caranya adalah bid'ah, karena ber-
tanya tentangnya tidak pernah terjadi di zaman Nabi ffi dan para
sahabat. Lalu Imam Malik mengusir orang tersebut dari masjid
karena beliau khawatir orang tersebut akan memfitnah (berpenga-
ruh negatif) pada akidah hadirin, dan sebagai ta'zirbagSnya, beliau
melarangnya menghadiri majelis ilmu.
***
ffi€H
3 elartarv 9(rdllE' % eata^,y 3 tlat, 84 llrl,
(srurrh auzan)
b j^ ,i ji:u ;;x y
t7. z c
ffi€H
3 elaliaa, gAdilr' Z
"rtaa,y
3 lat, d llah
+yti cll
b,y,l+b:V ,j,.V bb
v*
'Adakah orang yang meminta lalu Aku memberinya? Adakah orang
yang memohon ampunan lalu Aku mengampuninya? Dan adnkah orang
yang bertaubat lalu Aku menerima taubatnya?"
Apakah perintah berkata demikian? Perintah berkata, Ada-
kah orang yang meminta sehingga aku memberinya? Perintah
memberi? Perintah mengampuni dosa-dosa? Perintah menerima
Selaftaa, thdtts, %entaaV 3 il* s4 llzlv
tr€H
3 ela7iaa, gAdil.' V e*ay 3 al* s4 llzh
4, L* rF;,1 E J $3 K$ ;'nr;' 6
"Dan jikn (ada sesuatu) yang kamu heranknn, maka yang patut
{;;c,r }
mengheranlan adalah ucapan merela, 'Apabila kami telah menjadi tanah,
apaknh lami sesungguhnya alan (dikembalikan) menjadi makhluk yang
baru? "' (Ar-Ra'd: 5).
Allah menyifati NabiNya # dengan sifat ini, sementara Nabi
Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Iman, Bab Ghilzh Tahrim Isbal al-Izar wa
al-Mann bi al-Athiyyah wa Tanfiq a*Sil'ah bi al-Halit, no. 107 dan an-Nasa'i,
Kitab az-Zakah, Bab al-Faqir al-Mukhtal,no.2575: darihaditsAbu Hurairah.#.
Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, no.6111; dan dalam al-MuTam ash-Shaghir,
no.82l(ar-Raudh): dari hadits Salman al-Farisi #, dishahihkan oleh al-Albani
dalam al-lami' ash-Shaghir, no. 5383; dan Shahih al-Jami', no. 397 2.
ffip@
ffi menyifati Allah dalam hadits dengan sifat yang sama, tentu de-
ngan perbedaan di antara keduanya, takjub Khaliq dengan takjub
makhluk jelas berbeda.
O :ffi rir; (s"Uaa Nabi #1, s14i Slilt ,:t;*t:- (Allah tertaua
kepaila dua orang laki-lakil
Ini adalah hadits shahih, *: Jl'irr ':t;.;t-(A11ah tertawa ke-
pada dua orang laki-laki).l Hadits ini menetapkan sifat adh-Dhahik
(tertawa) bagi Allah. Makhluk juga tertawa, akan tetapi dengan
perbedaan antara tertawa Allah tlfiidengan tertawa makhluk.
.e+sr ixrju_ ;r)r t J,Sti p-, -,
Jl,irt,t;a:
"Allah tertawa k podo dua orang laki-laki, salah stu dari keduanya
membunuh yang lain, kemudian keduanya sama-sama masuk surgA."
Tafsir hadits ini telah hadir, bahwa pembunuh adalah orang
kafir sedangkan yang dibunuh adalah Muslim, orang kafir mem-
bunuh orang Mukmin, lalu Allah mengampuni kafir pembunuh,
karena dia masuk Islam dan masuk surga. Dia dengan korbannya
berkumpul di surga, karena kafir tersebut bertaubat maka Allah
mengampuninya. Ini merupakan dalil bahwa Allah tilts tertawa dari
perkara besar ini.
O i3u, A? q lrqpi v3 t.i# (Sifat-sifat ini dan yang sepertinya
adalah termasuk yang ditetapkan oleh hadits dengan sanad yang
shahih)
Sifat-sifat yang tersebut dalam hadits-hadits di atas dan sifat-
sifat Allah ffi lainnya yang termaktub dalam hadits-hadits yang
lainnya adalah hadits yang shahih sanadnya. Dan sanadnya me-
mang harus shahih. Hadits shahih adalah hadits yang diriwayatkan
oleh rawi yang adil, hafalannya sempuma dari rawi yang seperti-
nya dari awal sanad sampai akhirnya, serta tidak syadz dan tidak
memiliki 'illat.Inllah hadits shahih, yaitu hadits yang memenuhi
lima syarat. Bila sebuah hadits adalah hadits shahih dari Rasulullah
ffi€H
3 elaftta, thdtt, %entaaV S (at, 84 llal,
tr€H
Selaliaa,ghhh, %errtany Stl"t, ofillnh
.Grd.-.6r!
.HJ9W
Selartan g(zdils, % entaaV S fu s4 llrh
{@ idi'€: ;) r:
:,,, .#,fry
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa denganNya dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy-Syura: LL).
Allah rlt5 menafikan kesamaan dari DiriNya, bahwa Dia tidak
sama dengan sesuatu apa pun dari makhlukNya, dan di samping
itu Allah menetapkan sifat mendengar dan melihat bagi DiriNya.
,.Gd,.rh6a
'HJeS'
S elaltan 90fil'' %entaa,y S fu 84 llrh
43f'.trgti#*b
"Maka janganlah kamu mengadalan misl-misal bagi Allah." (An-
Nahl: 7 4), y ak ni, tandingan-tandingan dan saingan-saingan.
{@'3Cr(brtKi{iy
" (Al-Ikhlas:
"Dan tidak ada seorang pun yang setara denganNya.
5), yakni sekutu-sekutu dan tandingan-tandingan.
Dalam ayat lainnya,
{@U"'.ifrJ"}
"Apaknh kamu mengetahui ada seorang yang sama denganNya?"
(Maryam: 65), yakni kamu tidak akan menemukan seseorang yang
berhak menyandang namaNya dalam arti sebenarnya dan menan-
dinginya.
{@r,r'*:1 ;'.V'il.{3y
"Mala jangan menganglat sekutu-sekutu bagi Allah." (Al-Baqa-
rah:22).
.rtj\iiadalah sekutu dan setara, tidak dalam ibadah, tidak
dalam dalam Asma' was Shifat dan tidak pula dalam perbuatan-
perbuatanNya. Allah tidak mempunyai saingan dari sisi apa Pun.
Kelompok Musyabbihah menetapkan dalil-dalil dan tidak menak-
wilkannya, akan tetapi mereka melebihi batas dalam menetapkan,
sehingga mereka menyamakan Allah ffi dengan makNukNya. Ird
adalah madzhab batil yang berseberangan dengan madzhab
Mu'aththilah, mengucapkan atas nama Allah tlt5 tanpa ilmu. Maka
kedua kelompok ini adalah kelompok batil.
Firman Allah dls, { ;,:ri .# AY"Tidak ada sesuatu pun yang
serupa denganNya. " Membantah kelompok Musyabbihah. Sedang-
kan Firman Allah ,.1t5, { i-Ai '4i ft{. "Don Dia Maha Mendengar
lagi Maha Melihnt." Mernbantah- Mu'atlithilah.
O ;g.i*lt 94\j; (Dan (tidak pula menyamakan Allah) de-
ngan ciri-ciri makhluk yang baru)
tr€H
3 elarfaa, gAdilp Z entaaT 3 llat, s4 llah
ffi€H
S ela7lrn, thltt* % errt"rrV 3 tl"t, 84ll2l,
{@ (v-45fi1iqqfu$6'(frY
"Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang
ada di belakang merekA, sedang ilmu merekn tidak dapat meliputiNya."
(Thaha: 110).
Ilmu mereka tidak akan mampu meliputi Allah' Yang menge-
tahui Dzat Allah, nama-nama dan sifat-sifatNya hanyalah Allah
$6. Dia-lah yang meliputi seluruh makhluk dan tidak sebaliknya,
{ @ &'*58-{J Wq efi'6'V6- Y
"Dia mengetahui apa yflng ada di hadapan mereka dan apa yang
ada di belakang merekn, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputiNya."
S rlarraa, gladil.' %entanV 3 tl* si llal,
Allah tidak diliputi oleh siapa atau apa pun (juga), tidak dapat
dikhayalkan, dan tidak dapat dibayangkan, karena Dia lebih agung
dari segala sesuatu. Apa yang terlintas dalam benakmu atau ter-
betik dalam pikiranmu terkait dengan Allah dan DzatNya, maka
Allah tidaklah demikian, karena Dia tidak dijangkau oleh akal dan
khayalan.
O :dltS *t .r$ bi (oi antaranya juga adalah Finnan Allah
q,5), ( t;;;l,i;ni:F 'i;j}"Allah yang Maha Pengasih bersemayam
di atas Arasy."l
Di antara ayat-ayat al-Qur'an yang menetapkan sifat-sifat
Allah adalah ayat-ayat berikut yang berjumlah tuiuh,
{@ i;Jl#iJL:trliy
"Allah yang Maha Pengasih bersemayam di atas Arasy." (Thaha:
s).
4. |#ii e; S t;J'11y
"Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, Allah Yang Maha pe-
ngasih.' (Al-Furqan: 59).
(Ayat seperti ini) juga terdapat dalam al-A'raf: 54, Yunus: 3,
ar-Ra'd: 2, as-Sajdah: 4 dan al-Hadid: 4, semuanya menetapkan
bersemayam bagi Allah S.
Arasy adalah atap bagi seluruh makhluk, ia adalah makhluk
yang paling agung, makhluk-makhluk lainnya di depan Arasy
adalah sangat kecil, ia adalah makhluk yang paling besar.
47xv*#l'^L;I-atY
"KursiNya meliputi langit-langit dan bumi. " (Al-Baqarah: 255).
Kursi di sini bukan Arasy, keterangan tentangnya telah hadir
sebelumnya, di mana perbandingan Kursi dengan Arasy adalah
seperti gelang besi yang dilemparkan di padang pasir yang luas.
Kursi meliputi langit dan bumi, dan sekalipun demikian, di hadap-
an Arasy ia hanya seperti gelang besi yang diletakkan di padang
pasir yang luas. Seberapa banyak luas yang bisa diambil gelang
itu dari padang pasir tersebut?
.GrA--.6d,
'6JeW
SelaStaa, ghhr, %entany 3 fu 84 llzh
{@ #re$ub
"Rnbb dari Arasy yang agung " (At-Taubah:129).
{@ 2rz;rta:Jr,fi
"ArAsy yangmulia." (Al-Mu'minun: 116), dan,
{@i# eiri;b
"Pemilik Arasy yang mulia. " (Al-Buruj: 1.5).
Ini menetapkan keagungan makhluk yang bernama Arasy ini.
Adapun istiwa' (bersemayam) maka maknanya sebagaimana
yang ditafsirkan oleh as-Salaf adalah al-Uluw (tinggi), al-lstiqrar
(berdiam), ash-Shu'ud (naik), danal-lrtifa' (di atas). Ibnul Qayyim
berkata,
Mereka mempunyai unglapan-ungkapan yang berkisar
Padn empat maknayang disepaluti oleh ahli ilmu
Yaitu bersemayam, tinggi, demikian juga pergi ke atas
Makna yang tidak mengundang pengingknran
Demikian juga naik, merupakan makna keempat
lbnu Ubaidah asy -Sy aibani
,.tad--.6rd,
'tree#
S ghfil.' %entaaV S fu s4 llnh
"laStaa,
4,i;rt:F{fi?y
"Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy." (Al-A'raf: 54) darg
{@ {;';i#JL'6}ib
.tr€H
Selaqraru thdtts, % entanV S fu eillzlv
{d;rbrrtilrlJy
"Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya." (Al'
Qashash: 14). Makna c'i;\di sini adalah lengkap dan sempurna.
Bila ditransitif dengan kata bantu j!maka maknanya adalah i-oiii
(bermaksud atau menuju), bila diiringi dengan kata bantu ; (dan)
maka maknanya adalah kesamaan. Anda berkata, Uit3 LlJt 6,1::l
yang artinya air itu sama dengan kayu, i>ti; i# a?\yan1artinya,
fulan sama dengan fulary tetapi bila ditransitifkan dengan,ri; maka
maknanya adalah naik ke atas, sebagaimana Firman Allah t)t$,
4,rfriF{;:'1?Y
"Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy." (Al-A'raf: 54). Yakni,
naik, tinggi dan pergi ke atas. Semua itu sesuai dengan keagungan
dan kebesaran Allah, bukan naiknya makhluk atau tingginya
makhluk atas makhluk atau istiwa'nya makhluk atas makhluk;
berbeda antara bersemayamnya Khaliq dengan bersemayamnya
makhluk.
O Firman Allah dJt$, -t3l;r; itl>"Apakah kamu merasa
{
aman terhadap Allah yang ada ili langit."
(Lengkapnya adalah) Firman Allah tltF,
$.*.!rfrCli#y
ffi€H
3 ela7t4rv 9(rfil", Z errt"rry 3 fu 94 llalu
{ +*,i eie"g4:*;y
"Aku pasti akan menyalib kalian di batang-batang pohon kurma."
(Thaha: 71),yakni, di atasnya.
Bila yang dimaksud dengan iLi.'tt adalah sekedar ketinggian,
maka ; bermakna sesuai dengan zahirnya yaitu zharfiyah (kete-
rangan tempat), yakni di ketinggian, namun bila yang dimaksud
dengannya adalah langit yang berupa bangunarl maka rti:tt ; ber-
arti 1L; 'Jl * @i atas langit).
Allah di langit tidak berarti bahwa Allah berada di dalamnya,
karena langit adalah makhluk dan Allah tidak berada pada sesuatu
pun dari makhluk-makhlukNya, tidak sedikit pun dari makhluk
Allah yang ada pada DzatNya, tidak sedikit pun dari Dzat Allah
yang ada pada makhlukNya. Dia berbeda dan terpisah dari makh-
lukNya. lni merupakan bantahan terhadap ]ahmiyah dan Mu'ath-
thilah yang berkata bahwa Allah tidak disifati dengan al-Uluw,
tidak di dalam alam dan tidak di luar alam. Ini berarti Allah tidak
berwujud, karena yang tidak di dalam alam dan tidak di luar alam
adalah sesuatu yang tiada. Mahasuci Allah dari apa yang mereka
katakan.
Ayat ini juga membantah kelompok Hululiyah yang meng-
klaim bahwa Allah ada di segala tempat, Mahatinggi Allah dari
apa yang mereka ucapkan.
O :S ,#, ii (Sabda Nabi ffi), .!;t ;*t; ;t;'tt
*p girlrr
tr-, (Rabb
kami Allah, yang ada di langit, Mahasuci NamaMu)
Sebagaimana Allah t:ltF menyifati DiriNya bahwa Dia di
langit, demikian juga Rasulullah ffi menyatakan bahwa Rabbbnya
di langit. Beliau bersabda dalam hadits ruqyah yang terkenal,
w ,e)\13 ,l^^tl e lyi,dJ,{*tl jrrir ,l^-!l e ,:lt*' q;
*V0;:8.F us y\,&:U' + J*;, J+tt 7t;At us Jk;.1
U^
-v 4w u rw3 *!,-i') b *: iji ,'ijjbt,L, ai
,t\d-.h6il"
#sF
3 ela?ran gAdils, % entaag, S fu s4 llah
-;'ill
'Rabb knmi Allahr lang ada di langit, Malusuci namaMu, perin-
tahMu di langit dan bumi, sebagaimana rahmatMu di langit, maka
turunlcnnlah rahmatMu lee bumi, ampunilah lezhaliman dan kesalahan-
kesalahan kami, Engknu adalah Tuhan orang-orang baik, turunkanlah
sebagian dari rahmatMu dan sebagian darikesembuhanMu dari sakit ini."
Titik kesimpulan dari hadits ini adalah sabda Nabi #, e elr
Sekalipun hadits ini mempunyai sisi kelemahan, akan tetapi
ayat yang hadir sebelumnya, {itji C J iJ;y"Apakah lamu merasa
aman terhadap Allah yang ada di langit." menguatkannya. Penulis
dan ulama lain terkadang menyebutkan hadits-hadits dhaif di
bidang akidah, namun ia masuk ke dalam makna hadits-hadits
shahih yang mendukun9nya, ia termasuk ke dalam yang diper-
timbangkan dan direnungkan, bukan termasuk yang dijadikan
pijakan secara total.
hadits lemah.rl
Kedua: Diriwayatkan oleh Ahmad, 6/2G21, dari jalan Abu Bakar bin Abu
Maryam dari para syaikh, dari Fadhalah bin Ubaid al-Anshari, dia berkata,
I'Rasulullah :{4 mengajarkan ruqyahnya kepadaku dan memerintahkanku
untuk meruqyah dengannya... lalu dia menyebutkannya.
Sanadnya dhaif karena di dalamnya terdapat ketid*jelasan seorang rawinya
dan kelemahan. Yang pertama pada ucapannya, rrDari para syaikh" (yang
tidak jelas siapa mereka). Adapun yang kedua, maka Abu Bakar bin Abu
Maryam adalah rawi yang lemah lagi kacau hafalannya.
Sela$aa, ghhh, % entany 3 tlat, 84 ll,alu
'i6
lo t z
.+r o-lus ii '&iti
t(I :.i .rl;^!l up :L)li tflf ;"i
lr+yt Vy rA;**t
"Di mana Allah? " Dia meniaToab, "Di langit.' Nabi M bertanya
lagi, "Siapa Aku?" Din menjawab, "Anda adnlah Rasulullah.' Maka Nabi
"
M bersabda, " Merdekaknnlah dia, larern dia wanita beriman!
Nabi # mengakui bahwa wanita tersebut adalah wanita ber-
iman manakala dia menyatakan bahwa Altah di langit dan bahwa
Nabi Muhammad adalah Rasul Allah. Nabi ffi mengakui jawaban-
nya dan menyatakannya beriman manakala dia menyatakan bahwa
Tuhannya di langit. ]awaban wanita ini sesuai dengan Firman
Allah tltF,
"
4taia.;l;y
" Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang ada di langit?
(Al-Mulk 16).
Hadits ini menunjukkan dibolehkannya bertanya tentang
Allah dengan mengatakan, "Di mana Allah?" Hadits ini merupakan
bantahan terberat atas orang-orang yang mengingkari sifat-sifat
Allah. Bagi mereka tidak boleh bertanya di mana Allah selama-
lamanya, karena menurut mereka Allah tidak berada pada suatu
arah, dan yang tidak berada di suatu arah, maka tidak ditanyakan
di mana.
Hadits ini menusuk mata mereka, hadits yang paling keras
di depan keyakinan mereka, sehingga di antara mereka ada yang
menyatakan bahwa kata ;J "di mana" dalam hadits tersebut adalah
ffi
&eluStn gladtt' Z entanT 3 tlat, zfillrh
.ffifH
'{:MrVvI
Sela$ia, 9(adlk, % e**aq 3 tlat, 84 llnh
,6- fi J1 J-t1t7
"
16:'r; {{,:',G * ilrfLA'fi 4,+ b
/fKi Sj;t3;:i it
{ @ ;r;i:;{
"Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak)
yang dimiliki oleh beberapa orang yang berseriknt yang dalam perselisihnn
dan *orang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja),
adalah lcedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi keba-
nyakan merelu tidak mengetahui. " (Az-Zumar : 29).
Ini adalah perumpamaan bagi orang yang bertauhid dan
orang musyrik. Orang musyrik adalah seperti seorang budak yang
dimiliki oleh beberapa majikan, dia tidak tahu kepada siapa dia
mencari kerelaan, karena keinginan para majikan tersebut berbeda-
beda, masing-masing mempunyai keinginan yang berseberangan
dengan keinginan yang lain. Hamba sahaya itu dalam kebingung-
an, tidak tahu harus mendahulukan yang mana, karena apa yang
dimaui oleh para majikannya tidak sama, dia berada dalam kesu-
litan, karena tarik ulur kepentingan para majikannya yang tidak
ada yang mau mengalah.
Sedangkan orang yang bertauhid, maka dia adalah seperti
seorang hamba sahaya yang bermajikan satu, dia mengenal ke-
inginannya dan mengetahui tuntutannya, hamba sahaya ini selalu
dalam ketenangan bersama seorang majikannya. Demikianlah
orang yang menyembah satu Tuhan, pikirannya selalu tenang.
Adapun orang yang menyembah banyak tuhan, maka dia selalu
dalam kecemasan dan kebingungan, tidak mengetahui dengan apa
dia mendekatkan diri kepada masing-masing Tuhannya.
Hushain ini menyatakanbahwa dia menyembah enam tuhan
di bumi, yakni berhala-berhala dan dia menyembah satu di langit,
yaitu Allah rlt5.
Maka hadits ini menetapkan bahwa Allah di langit. Hal ini
diakui oleh orang-orang musyrikin, sekalipun mereka adalah
orang-orang musyrikin, mereka mengakui bahwa Allah di langit.
Nabi # bertanya kepadanya, e.t*33 ,*J;r; "Kepada siapa
kamu peruntukkan rasa cinta dan takutmu?" Yakni saat kamu
,,6d--.66l,
'tres'
Selaqtan ghltt ,%entanV Stlat, ofitlzh
,??,?r€*'),4i &li
"Ya Allah, bimbinglah aku ke ialan yang lurus dan lindungilah nku
dari keburukan diriku sendiri."
Bila Allah elts tetah mengilhamkan jalan lurus kepada seorang
hamba, maka dia merengkuh kebaikan dunia dan akhirat. Mem-
bimbingnya ke jalan lurus berarti memberinya taufik kepadanya,
yaitu kepada al-haq (kebenaran) dalam segala perkara. Dan bila
Allah rilt5 telah menjaganya dari keburukan diri maka dia akan
selamat dari kekikiran dan peramPasan terhadap hak-hak orang
lain, dia tidak akan melakukan pelanggaran terhadap manusia
dengan mengambil harta mereka atau meramPasnya dengan ber-
bagai macam cara, dia akan membatasi diri pada aPa yang dihalal-
kan oleh Allah. (Dia menjawab) orang yang dijaga dari kebakhilan
diri sendiri dan membatasi diri pada yang halal saja. Lebih dari itu,
jiwanya akan mendorongnya untuk berinfak di jalan Allah, dia
menabung di sisi Allah. |ika seseorang telah dibimbing kepada dua
sifat ini, Allah rlt5 membimbingnya ke jalan lurus dan menjaganya
.ffirfH.
'snwq
Sela+taa, 9bdtto % entaaV S (at, 84 llalv
,Grd--.6r-rf"
.!( zoo Dli.
-r^v-rr'sT
Solatraa,glaltt '%erua7 Sfu sillal,
.ffi
ini, yaitu bahwa di antara Khaliq dengan makhluk ada perbedaan,
3 ela4ar., thlito V e*a,y S rlat 94 llah
maka dia tidak tersusupi sedikit pun oleh keraguan unhrk mene-
tapkan apa yang Allah tetapkan untuk DiriNya dan menafikan
apa yang Allah eltF nafikan untuk DiriNya. Rasulullah 4!: adalah
penyampai dari Allah, beliau tidak berbicara dari hawa nafsu, akan
tetapi kata-katanya hanyalah wahyu yang disampaikan oleh Allah
kepada beliau.
As-Salaf ash-Shalih meriwayatkan dalil-dalil di atas. Mereka
membacanya, menghafalnya dan menukilnya di antara mereka
tanpa merasa ada yang musykil darinya dan tanpa mempersoalkan-
nya. Hal ini menunjukkan bahwa dalil-dalil tersebut harus dipahami
sesuai dengan zahirnya dan sesuai dengan petunjuknya, dan wajib
menetapkannya dan mengakuinya tanpa mengungkit-ungkit
maknanya dengan takwil atau upaya menanamkan keragu-raguan
atau lainnyaya g terbetik di dalam jiwa atau apa yang dibisikkan
oleh setan dari kalangan jin dan manusia untuk menyesatkan
hamba-hamba Allah, memalingkan mereka dari Kitab Allah dan
Sunnah NabiNya #&.
Al-Qur'an sangat jelas dan sangat fasih, as-Sunnah juga sangat
jelas dan sangat fasih, tidak ada yang dimaksud dari keduanya
selain apa yang zahir dari lafazh-lafazh keduanya, seandainya
yang dimaksud dengan dalil-dalil dari al-Qur'an dan as-Sunnah
adalah selain apayang nampak darilafazh-lafazh keduanya berarti
al-Qur'an dan as-Sunnah menyesatkan manusia. Padahal Allah
menurunkan al-Qur'an dan as-Sunnah untuk membimbing manu-
sia, tidak untuk menyesatkan mereka dengan meyakini apa yang
menyelisihi petunjuk dalil-dalil tersebut. Karena yang demikian itu
tadi artinya kita telah menuduh al-Qur'an dan as-Sunnah menye-
satkan pemikiran dan akal manusia, sehingga diperlukan takwil
atau tahrif.Ini merupakan tuduhan kepada Firman Allah dtF dan
sabda Rasulullah ffi bahwa ia tidak jelas, tidak nyata, dan tidak
memberi hidayah.
Ijma' as-Salaf ash-Shalih dalam hal ini merupakan bukti bahwa
al-Qur'an dan as-Sunnah wajib dipahami sesuai dengan zahirnya,
wajib meyakini petunjuk keduanya, karena bila tidak, maka al-
Qur'an dan as-Sunnah bukan untuk membimbing manusia, akan
tetapi untuk menyesatkan mereka. Ini berdasarkan klaim orang-
,.t\d.-,.6d"
'tres'
3 ekftan g(altts, % e*rrV S (at, s4 llalu
#tF
,,6d.--66rL
S elatraa, ghdilr, ZeatanT 3 fu si llah
{@ t;,:irAiJ;'F}W
'Allah yang Maha Pengasihbersemayam di atas Arasy.' (Thaha: 5),
bagaimana Dia bersemayam?"
Imam Malik menjawab, i*" Ag)t.(Bersemayam diketahui)
Dalam sebagian riwayat, 4*+, * LtE;yt (Bersemayam itu tidak
samar) Yakni, tidak samar maknanya. Namun laki-laki ini tidak
bertanya tentang makna, akan tetapi tentang bagaimana caranya.
Dia bertanya,lg':tt .-lj; (Bagaimana Allah bersemayam?) Lalu
Imam Malik menjelaskan bahwa kami hanya berhak mengucapkan
pada maknanya saja; maknanya kita ketahui bersama, segala puji
bagi Allah, maknanya diketahui, selama maknanya diketahui,
inilah yang dimaksud oleh lafazh tersebut, maknanya tidak samar
sehingga kamu harus menanyakannya. Semestinya kamu bertanya
tentang makna bila kamu belum mengetahui, dan kami akan men-
jelaskannya. Adapun bertanya tentang bagaimana caranya, maka
ia tidak dalam jangkauan akal kita, tidak boleh bertanya tentang
bagaimana caranya, karena kita tidak mengetahui bagaimana nama-
nama dan sifat-sifat Allah tlt5.
Allah eltS berfirman,
ffi
Kemudian Imam Malik berkata, *g \,3t":)ri (Mengimani-
nya wajib). Yakni, beriman kepada istiwa' (bersemayam) sesuai
dengan maknanya tanpa mempersoalkan bagaimana caranya ada-
lah sesuatu yang wajib atas setiap Muslim, dia harus menerima dan
tunduk.
ba'e JgtS (Dan bertanya tentangnya adalah bid'ah). Yakni,
bertanya tentang bagaimana caranya, dan inilah yang ditanyakan
oleh laki-laki tersebut.
Para pengikut kesesatan berkata, "Maknanya wajib diserah-
kan kepada Allah." Ucapan ini adalah batil. Imam Malik tidak
berkata demikian, mereka berdusta atas nama Imam Malik. Imam
Malik menjelaskan dengan berkata, "Istiwa' diketahui." Sehingga
tidak perlu ditanyakan. "Bagaimana caranya tidak diketahui oleh
akal." Maka tidak boleh bertanya tentangnya. "Beriman kepada-
fryd" , yakni, kepada istiwa- dari sisi laf azh dan makna, adalah
"Wajib." "Dan bertanya tentangnya", yakni tentang bagaimana
caranya adalah "Bid'ah." Laki-laki tersebut bertanya tentang bagai-
mana caranya, bukan tentang makna.
Lalu Imam Malikberkata kepada laki-laki tersebut, k:{rtr-.,iu
;;:, (Aku tidak melihatmu kecuali laki-laki yang tidak baik). Lalu
Imam Malik memerintahkan agar dia diusir dari majelis beliau.
Demikianlah, para ulama patut menyisihkan orang-orang yang
berupaya menanamkan keragu-raguan pada iman kaum Muslimin,
mengusir orang-orang tersebut sehingga mereka memegang adab
yang mulia, agar mereka menjadi hina di mata orang-orang. Imam
Malik memerintahkan agar yang bersangkutan diusir dari hnlaqah-
nya, karena dia tidak datang untuk belajar, akan tetapi demi me-
ngacaukan dan merancukan pemahaman yang benar.
Pertanyaan mempunyai batasan-batasan, tidak semua perkara
patut ditanyakan. Yang ditanyakan adalah masalah-masalah yang
musykil dan dibufuhkan oleh manusia terkait dengan ibadah dan
muamalah, bertanya dalam masalah seperti ini adalah terpuji,
.H#!#
,ttrd--,lhrr1-
9rral, %"rrt"rry Xnlil,u 94 llalu
(@ ( o\?-{s&i':r;'&b
"Allah telah berbicara kepada Nabi Musa dengan langsung."
(An-Nisa':164).
4y€"iborSTt$1fi1'8-6#-t'(rty'ut;atJvs
Allah juga berfirman, "DAn tidak mungkin bagi seotang
dJt$
manusia pun bahua Allah berkata-kata dengan Dia kecuali
dengan perantaraan uahyu atau daribelakang tabit," (Asy-
Syura:51).
" "O34'-"aJ
"Sesungguhnya jika Allah berfi.rman dengan wahyuNya, maka penghuni langit
mendengar suara getlrerincing seperti suara rantai besi yang diseret di atas
lempengan batu cadas, maka mereka pingsan...." Sanadnya shahih. Dalam
latazh yang lainnya dalam riwayat Abdullah bin Ahmad dalam as-Sunnah,
no' 536'
.rt;-!t ,yi,tlu d ;r\&iir iss,
r;;
'lika Allah & berbicara dengan wahyu maka suaranya diiengar oleh penghuni
langit."
Ibnu Qudamah dalam al-Burhanfi Bayan al-Qur'an, hal. 84-85 menisbatkan-
nya kepada Abdullah bin Ahmad dalam ar-Rad ala al-Jahmiya&, dia berkata,
rrWahai ayah, sesungguhnya orang-orang
Jahmiyah mengatakan bahwa Allah
tidak berfirman dengan suara.rr Maka beliau menjawab, rrMereka telah berkata
dusta, mereka tidak lepas dari ta'thil.tt Kemudian dia berkata, Abdurrahman
bin Muhammad al-Muharibi menyampaikan kepadaku dari al-A'masy, dari
Abu adh-Dhuha, dari Masruq, dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata,... lalu
dia menyebutkannya, dan sanadnya jayyid (baik). Syaikhul Islam menisbat-
kannya dalam Dar'u Ta'arudh an-Aql wa an-Naql,2/38, kepada al-Khallal
dari Ya'qub bin Bakhtan dari Ahmad.
Riwayat yang marfi.ti diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 4738; Ibnu I(huzai-
mah dalam at-Tauhid, hal. 9596; al-Baihaqi dalam al-Asma' wa ash-Shifut,
hal. 200, dari Abu Mu'awiyah dari al-A'masy, dari Muslim bin Shabih, dari
Masruq, dari Abdullah, beliau berkata, Rasulullah * bersabda,
....3i4uut & l+.!r :#'zi-ai*b rt-3,t J^i e,;1\..Jjttt
'lika Atlah berbicara dengan wahyu, maka penghuni langit *ridungor rooro
gemerincing seperti seretan rantai besi diseret di atas batu, maka mereka ping-
san."
Al-Albani berkata dalam ash-Shahihah, no. l29S, rrSanadnya shahih berdasar-
kan syarat asy-Syaikhain.rr Kemudian al-Albani berkata, rrsekalipun riwayat
rnauquflebih shahih daripada riwayat marfu'-karena itu al-Bukhari meriwa-
yatkan secara mu'allaq dalam Shahihnya- namun ia tidak menciderai riwayat
marfu', karena hal semacam ini tidak diucapkan berpijak kepada akal semata
sebagaimana hal itu jelas.rl
Kemudian al-Albani menyebutkan sebuah hadits penguat dari hadits Abu
Hurairah dalam riwayat oleh al-Bukhari, no. 4701 dan 4800.
Saya berkata, ditambah dengan hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh
ffi
9asal %entanS, ?<ah^, 84 llrh
',lg.'J
,&, U'4i,i#. g*r#)q *'alJ,L'et* y$t i y.
14*,13 ui$ u;: .&glr [i ,jfgit 6 ,li 6;'t:*:,iV!S
'&14tt
Abdullah bin Unais meriwayatkan dari Nabi ffi bahwa
beliau bersabda, "Allah akan menggiring manusia di Hai
Kiamat dalam keadaan telaniang, tidak betalas kaki, belum
dikhitan, dan tidak membawa apa pun, lalu Dia memanggil
mercka dengan sttara yang didengar oleh siapa yang iauh
sebagaimana ia didengar oleh siapa yang dekat, 'Aku adalah
Maha Raja, Aku adalah pemilik pembalasan." Diiwayatkan
oleh para imam dan al-Bukhari meniadikannya sebagai
",V'U
,a!t433$t Ls,1')dr.M dyiirflr 'H et
,il;;-*2p\;V;t V,r-r- +Vlt t,;y \ :'a3.1 ilsi
Muslim, no.2229; Ahmad, l/218 dan at-Tirmidzi, no.3277, dari an-Nawas
bin Sam'an yang telah diisyaratkan oleh Syaikh al-Utsaimin, vans iysa di-
riwayatkan otetiat-gaihaqi dalam al-Asma' w a ash-Shifat, hal. 263-264; ath-
rrDi-
Tha6rani sebagaimana dalam al-Majma" 7/94-95. Al-Haitsami berkata,
riwayatkan oleh ath-Thabrani dari syaikhnya, Yahya bin utsman bin Shalih,
dinyitakan tsiqah sekalipun seseorang yang tidak disebutkan namanya mem-
persoalkannyi, namun dengan tuduhan yang tidak parah dan tidakjelas dan
rawlrawi lainnya adalah orang-orang yang tsiqah.tl
I Ini adalah hadits hasan. Al-Bukhari meriwayatkannya secara mu'allaq
dalam Shahihnya di dua tempat, yang pertama dengan kalimat aktrf., L/173
dan yang kedui dengan kalimat pasif, 13/453. Al-Bukhari meriwayatkl!_ny*
.."*u tnaushul dalam al-Adab al-Mufrad, hal. 970 dan Khalq Afal al-Ibad,
hal. 131, demikian juga Imam Atrmad dalam Musnadnya,3/495; al-Baihaqi
dalam ai-As*o' wai s7ifat,hal.7*79; Ibnu Abi Ashim dalam as-sunnah,hal.
514; al-Hakim dalam al-Mustadrak, 2 / 437 -4 / 57 4.57 5 dan dia menshahihkan'
nya dan disetujui oleh adz-Dzahabi, dan al-Hafizh menguatkanny?.{al-a1
iath al-Bari,lf 174 dan beliau menyebutkan jalan periwayatannya lebih dari
satu. Al-Hafizh berkata tentang salah satu dari jalan-jalan periwayatan ter-
sebut, ,'[ayak.,, Silakan merujuk komentar beliau, 5/353. Al-Albani berkata
rrlni adalah hadils shahih." Ibnu
dalam rainainya atas as-sunnah, no.514,
Qudamah jugi menyebutkannya dalam kitabnya al-Burhanfi Bayan al-Qur'an,
hal.86.
'wsF
,t^d--.661-
gaeaC % erun7 Xrk^, 84 llalv
.t^d-J66,"
'H#W
.ffi
9aeal %edaay Xalan, s4 llnl,
(srrruu almln)
{@ \M3&}'ii7$y
"Allah telah berbicara lcepada Musa dcngan langsung." (An-Nisa':
164).
Allah elts berfirman,
"Di antara
{,ii'rK;ey
mereka ada yang Allah berknta-knta langsung dengan-
nya." (Al-Baqarah: 253).
Dan Nabi ffibersabda,
,rr:t, q-r-.ri
ii\,8
"lika Allah hendak mewahyukan perintahNya, Dia berfirman (ber-
airr sr'ri r;y
ffis
,,G6--,.6d,
9aal, %entaay Xalrn, s1llal,
4e:6-j_t@6#.y
"Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Rabbmu." (Thaha: 1,7-72).
Kata-kata di atas tersusun dari huruf-huruf, dan ia adalah
kalam Atlah.
Dalil yang menetapkan bahwa ia dengan suara adalah Firman
Allah rlt$,
,,Grd'-..6d,
.!K zzs E<
-T,tv-vv)P
9a.41, ZenLa? ?<"La, sitlah
ngan suara yang didengar oleh siapa yang jauh sebagaimana ia didengar
oleh siapa yang dekat, 'Aku adalah Maha Raja, Aku adalah pemilik pem-
bAlAsAn'."
Al-Bukhari meriwayatkarurya secara mu' allaq dengan kalimat
pasif. Dikatakan dalam Fathul Bari, "Pertu1is meriwayatkan dalam
al-Adab al-Mufrad, dan Ahmad serta Abu Ya'la dalam Musnnd me-
reka berdua." Dan dia menyebutkan dua jalan periwayatan yang
lainnya.l
Kalam (Firman) Allah tlts dari sisi jenisnya adalah qadim na-
mun dari sisi satuannya adalah hadits (baru). Makna jenisnya qadim
adalah bahwa Allah telah dan senantiasa berbicara, kalam tidak
terjadi secara tiba-tiba dariNya setelah sebelumnya tidak berbicara.
Makna satuannya hadits (baru) adalah bahwa satuan kalam yakni
knlam tertentu yang khusus adalah hndits (baru), karena ia berkaitan
dengan kehendakNya, kapan Dia berkenan, Dia berbicara dengan
apa yangDia kehendaki dan bagaimana Dia kehendaki.
{@ d-a.gtiii;irir}
"Dan,{ku memilihmu mala dengarkanlah apa yang akan diwahyu-
l(nn." (Thaha: 13).
O ,1.*',;,;3 $ibnl iuga mendengarnya)
Lri berdasarkan Firman Allah eli5,
44;cq3,3iiUd';..li h
"IGtalunlah, 'Ruhul Qudus ]ibril) menurunlannya kepadamu dari
Rabbmu'." (An-Nahl: 102).
O *t:i 45r* ,, n $'tirj (Begitu juga malaikat-malaikat serta
Rasul-rasulNya yang diizinkannya)
Para malaikat juga mendengarnya adalah berdasarkan sabda
Nabi *it,
1
Sebagaimana dalam ash-Shahihain darihaditsAnas bin Malik dari Malik bin
Sha'sha'ah. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 32W,388;7 dan Muslim,LM /2U.
2
e
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab Qaulullahi i\Ai'i;$€,lb
4 ,-E f-,i, no. 6530 dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Qauluhu Yaqulullaliu
li Adam,'Akhii Bi'tsa an-Nay'',222/379 dari haditsAbu Sa'id al-Khudri.
Ini adalah hadib dhaif. Bagran dari hadits yang panjang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi, no.2552 dan Ibnu Majah, no. 4336. Dalam sanadnya terdapat
Abdul Hamid bin Hubaib bin Abu al-Isyrin juru tulis al-Auza'i. Dikatakan
dalam at-Taqrib, hal. 333, "Dia adalah seorang yang jujur namun terkadang
keliru.rrAbu Hatim berkata, "Dia adalah penulis kantoran, bukan penulis
hadits.rr Oleh karena itu at-Tirmidzi mendhaifkan hadits ini dengan berkata,
n
Gharib.n Yakni, dhaif.
9aeal, %e*ny ?<ahr. s4 llrh
1 Ini adalah hadits shahih. Diriwayatkan oleh dari Ibnu Mas'ud secara mauquf
danmarfu'.
Riwayat yang mauquf, diriwayatkan oleh al-Bukhari secara mu'allaq dalam
Shahihnya 13/453, (Fath al-Bari) dan diriwayatkan oleh secara maushul oleh
Ibnu Khuzaimah dalam at-Tauhid, hal. l4|l47; Ibnu larir, 22/90; Abdullah
bin Ahmad dalam as-Sunnah, no. 537; al-Baihaqi dalam al-Asma' wa ash-
Shifat, hal. 201 dan lainlainnya dari jalan Abu adh-Dhuha, dari Masruq, dari
Abdullah secara mauqufkepadanya dengan lafazh,
(at *v i))11 -#'ei*i^b 2r;.:^$ otj;it $i d'ilt, 4< r;yi'r 31
..3y*5
"Saungguhnya jika Allah berfinnan dengan wahytNya, maka penghuni langit
mendengar suara gernerincing seperti suara rantai besi yang diseret di atas
lempengan batu cadas, maka mereka pingsan...." Sanadnya shahih. Dalam
lafazh yang lainnya dalam riwayat Abdullah bin Ahmad dalam as'Sunnah,
no.536,
9asal %e.t"rr7 Xrlrn, 94 tloh
(sror. auzan>
'lika Allah & berbicara dengan wahyu maka suaranya didengar oleh
langit."
Ibnu Qudamah dalam al-Burhanft Bayan al-Qur'an, hal. 8485 menisbatkan-
nya kepada Abdullah bin Ahmad dalam ar-Rad ala al-Jahtniyaft, dia berkata,
r\4rahai ayah, sesungguhnya orang{rang
Jahmiyah mengatakan bahwa Allatr
tidak berfirman dengan suara.rr Maka beliau menjawab, rrMereka telah berkata
dusta, mereka tidak lepas dari ta'thil.tt Kemudian dia berkata, Abdurrahman
bin Muhammad al-Muharibi menyampaikan kepadaku dari al-Ilmasy, dari
Abu adh-Dhuha, dari Masruq, dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata,... lalu
dia menyebutkannya, dan sanadnya iayyid (baik). Syaikhul Islam menisbat-
kannya dalam Dar'u Ta'arudh an-Aql wa an-Naql,2/38, kepada al-I(hallal
dari Ya'qub bin Bakhtan dari Atrmad.
Rinrayat yang marfiti diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 4738; Ibnu Ktruzai-
mah dalam at-Tauhid, hal. 9$%; al-Baihaqi dalam al-Asma' wa ash-Shifat,
hal. 200, dari Abu Mu'awiyah dari al-A'masy, dari Muslim bin Shabih, dari
Masruq, dari Abdullah, beliau berkata, Rasulullah *ffi bersabda,
....i)y4(ar -v lat1lt -F1bi-b rtdJrJ,ii U,;}\#ttt
'lika Allah berbicara dengan wahy4 maka penghuni langit *ridrngor rnoro
gemerincing seperti seretan rantai besi diseret di atas batu, maka mereka fing
san."
Al-Albani berkata dalam ash-Shahihah, no. 7293, rrSanadnya shahih berdasar-
kan syarat asy-Syaikhain.rr Kemudian al-Albani berkata, 'rSekalipun riwayat
mauquflebih shahih daripada riwayat marfu'-karena itu al-Bukhari meriwa-
yatkan secara mu'allaq dalam Shahihnya- namun ia tidak menciderai riwayat
rnarfu', karena hal semacam ini tidak diucapkan berpijak kepada akal semata
sebagaimana hal itu jelas.'l
Kemudian al-Albani menyebutkan sebuah hadits penguat dari hadits Abu
Hurairah dalam riwayat oleh al-Bukhari, no. 4701 dan 4800.
Saya berkata, ditambah dengan hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh
Muslim, no.2229; Ahmad, L/218dan at-Tirmidzi, no.3277, dari an-Nawas
bin Sam'an yang telah diisyaratkan oleh Syaikh al-Utsaimin, yang juga di-
riwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Asma' wa ash-Shifat,hal.263-264; ath-
Thabrani sebagaimana dalam al-Majtna', 7 /94"95. Al-Haitsami berkata, rrDi-
riwayatkan oleh ath-Thabrani dari syaikhnya, Yahya bin Utsman bin Shalih,
dinyatakan tsiqah sekalipun seseorang yang tidak disebutkan namanya mem-
persoalkannya, namun dengan tuduhan yans tidak parah dan tidak jelas dan
rawi-rawi lainnya adalah orang-orang yang tsiqah.tl
cG6-./h6r,
w3w'
9a""L %"-t"rr7 Xnlarrt, d llzh
(Berfir-
o pdKir e 7qL*u (Tentang penetapan sifat kalam
man))
setelah penulis (Ibnu Qudamah) membicarakan sebagian
sifat-sifat A[;h, beliau meletakkan pasal khusus mengenai sifat
berfirman (katam). Hal itu karena pentingnya masalah ini dan ba-
nyaknya penyimpangan dan kesesatan yang terjadi padanya'
Plnuhi rnenurunkannya dengan pasal khusus karena urgensinya
dan banyaknya perselisihan pendapat yang terjadi padanya'
sifatknlam (berfirman) bagi Allah sama dengan sifat-sifatNya
yang lain. Allah disifati bahwa Dia berfirman sebagaimana Dia
i"gi" dan kapan Dia ingin. Berfirmannya Allah termasuk sifat
fi'liyah yang Dia lakukan kapan Dia berkehendak untuk
melaku-
kan, Aliah d.lr5 berbicara di masa lalu, di masa datang dan akan
berbicara di Hari Kiama| kapan Dia berkehendak untuk berbicara,
maka Dia berbicara.
Kalam Allah dari sisi jenisnya adalah qadim dan dari sisi
satuannya adalah hadits. Maksudnya sifat kalam dari sisi ia sebagai
kalam adalah qadim, Allah senantiasa disifati dengannya, karena
Dia berbicara dengan knlam qadim lagi azali, tidak ada permulaan
bagiNya sH, tidak ada permulaan bagi nama-nama, sifat-sifat dan
p"ibritun-perbuatan Allah 6Jt5. Adapun cara satuan kalam, maka
LerfirmanNya terjadi dan terlaksana bagian demi bagian, Allah
berbicara kapan Dia berkehendak seperti slfat-sifat fi' liy ahNy a y ang
lain.
Ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah wal ]ama'ah. Ayat-ayat
dan hadits-hadits yang menetapkan akidah tersebut berjumlah be-
sar, penulis menurunkan sebagian darinya, yangmenyelisihi dalam
masalah silat kalam ini hanyalah ]ahmiyah dan aliran-aliran sesat
lainnya yang telah terkontaminasi dengan pemikiran fahmiyah'
]ahmiyah berkata, Altah tidak berbicara, akan tetapi Dia men-
ciptakan kalam tersebut pada selainNya, bisa pada diri ]ibril atau
pada diri Muhammad. (Dalam pandangan mereka), penisbatan
kalam kepada Allah termasuk penisbatan makhluk kepada Khaliq-
nya. Menurut mereka, Allah tidak disifati dengan slfatknlam (ber
firman) selama-lamanya, yang berbicara hanyalah makhluk yang
padanya Allah menciptakan FirmanNya, bisa ]ibril, bisa pula Nabi
ffi
?aaal %e*at ?<alzn, s4 llah
{ kt { n & "?
e #G$t #iti"r,}
"Rnsul-rlsul itu Knmilebihkan xbagian (dari) mereka atas xbagian
yang lain, di antara merelu ada yang Allahberkata-kata langsung dengan-
nya." (Al-Baqarah: 253).
Yang dimaksud adalah Nabi Musa. Beliau dikhususkan di
antara Rasul-rasul lainnya sebagai lGlimullah r ! ang mana Rabbnya
berbicara langsung kepadanya tanpa perantara dan Nabi Musa
,€ffip+ 9aeal, %ettuq, Xnlnn, d llah )+ffip
mendengamya dariNya.
Demikian pula di Hari Kiamat, Allah € berbicara kepada
hamba-hambaNya, berbicara kepada penghuni surga, memberi
salam kepada mereka dan mereka menjawab salamNya, pembica-
raan Allah terdengar oleh mereka. Mereka juga akan melihatNya
dengan mata kepala sebagaimana mereka melihat rembulan di
malam purnama, sebagaimana mereka melihat matahari di siang
bolong tanpa awan yang menghalangi. Allah berbicara kepada
mereka, memberi salam kepada mereka dan mereka mendengar
pembicaraanNya dan mereka menjawab salamNya.
Allah lalla wa Ala telahberbicara dan berbicara bila Dia ber-
kehendak dengan pembicaraan yang sebenarnya, dengan lafazh
dan maknanya. Adapun bagaimana caranya Dia berbicara, maka
hal ini tidak kita ketahui, hanya Allah dt$ yang mengetahuinya.
Bicara Allah tidak sama dengan bicara makhluk. Kami tidak me-
nyatakan bahwa Allah tlt5 berbicara seperti makhluk berbicara,
akan tetapi kami menyatakan bahwa Dia berbicara sebagaimana
yang Dia kehendaki dan bagaimana Dia berkehendak. Bagaimana
cara Allah berbicara tidak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah,
sama dengan sifat-sifatNya yang lain.
O dq rt6".8 tfi W br +W bi (oi antara sifat Allah adalah
bahwa Dia berbicara (berfirman) dengankalam yang qadim)
Knlam yang qadim, yakni qadimjenisnya, tidak dikatakan qadim
secara mutlak begitu saja, akan tetapi qadim dari sisi jenisnya, dan
baru secara satuan. Jeris kalam adalah qadim, adapun macam-ma-
carmya maka ia terjadi dan terlaksana kapan Allah $6 berkehendak.
O 9E b ,V :.i'q. (Dia memperdengarkan FirmanNya itu
kepada makhluk Yang Dia kehendaki)
)ibril mendengarnya, lalu ]ibril membawa dan menyampai-
karurya kepada Nabi-nabiNya, dan Nabi Musa juga mendengarnya.
O bti * b t s;y,'a;* (Musa mendengamya dariNya tanpa
perantara)
Tidak ada keraguan, bahwa Nabi Musa mendengar Firman
Rabbnya tanpa perantara antara dirinya dengan Allah, oleh karena
itu Nabi Musa meraih sebuah keutamaan agung ini di antara sau-
#s
.G,d--,.6dr
9asal %entany Xalat u 84lhh
{ kt g; #,6 e;i-;;t15''Sbi"r}r}
"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas seba-
gian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata langsung
dengannya. " (Al-Baqarah: 253).
Maksudnya adalah Nabi Musa )s yang Allah berbicara
kepadanya secara langsting tanpa perantara.
O ut;-*" iti; (Allah 0# berfinnu.), J (t
$ylil'l#i-ol #."%Y
{ *Gi64 "Dant tidak mungkinbagi seorang manusia pun bahwa
itioi, Berkata-kata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu
atau daibelakang tabir." (Asy-Syura: 51).
Yakni, tidak seorang Pun yang Allah berbicara kepadanya
tanpa hijab antara Allah dengarurya. Hal ini adalah di dunia. Tidak
ffi
9aeal, %entaaS, ?<ilarru s4 llnl,
seorang pun yang melihat Allah ffi di dunia, sama sekali. Oleh
karena itu, saat Nabi Musa t4ll meminta kepada Rabbnya untuk
melihatNya,
{ 6tr-t6y
"Manalala Musa telah siuman." YaY.rti, ketakutarrnya lenyap
dan dia tersadar dari pingsannya,
{ @ 6-'+351'i;11i\; 4y -Aq.J'6 }
"Dia berkata, 'Malusuci Engluu, aku bertaubat lcepadaMu dan aku
adalah orang yang pertama-tama beriman'." (Al-A'raf :1,43).
Nabi Musa SW meminta kepada Rabbnya agar bisa melihat-
Nya di dunia dan dia tidak mampu. Berdasarkan ini, maka tidak
ada seorang pun di dunia ini yang berbicara tanpa hijab dengan
Allah, di mana dia melihat # dengan mata kepalanya,
4-,i636'4yS".JAJ6F
"Berkntalah Musa, 'Ya Tuhanku, nampakknnlah (diriMu) kepada-
ku agar aku dapat melihat lcepadaMu.' Allah berfirman, 'Knmu seknli-knli
tidak sanggup melihatKu." (Al- A' raf: 143).
Di sini Allah rjt$ berbicara kepada Musa dari balik tabir. Atau
(terkadang) Allah tJtF mengutus seorang malaikat kepada manusia
tertentu lalu dia menyampaikan wahyuNya sebagaimana yang Dia
kehendaki, dan ini dengan perantara malaikat. Jadi pembicaraan
Allah kepada seseorang bisa dalam bentuk ilham, bisa dalam ben-
tuk pembicaraan dari balik tabir, bisa dalam bentuk pembicaraan
melalui malaikat. Adapun Allah rlts berbicara kepada seseorang di
dunia ini tanpa hijab dan dia melihat Allah tJtE dengan mata kepala,
maka hal ini tidak pernah terjadi pada siapa pun, hal ini hanya
akan terjadi bagi orang-orang Mukmin di akhirat kelak.
Titik keterkaitan ayat dengan bab ini adalah bahwa Allah
menetapkankalam (sifat berfirman) untuk DiriNya, yaitu bahwa
Dia berbicara kepada siapa yang dikehendakiNya dari belakang
hijab atau dengan wahyu atau melalui perantara malaikat.
O La-t :h fu {i6: (Kalam (Firman) Allah adalah de-
ngan huruf dan "tet
suara yang terdengar)
Allah ult5 menyebutkan kisah Nabi Musa )ME saat dia mela-
rikan diri dari Fir'aun dan kaumnya dalam keadaan takut setelah
.Gd.-.66r"
.!K zss E*
Trrl/qr
gaal%errt tty%alr, efillrh
ffi
9aeal, % entat V Xilor* d ll,ah
,t^d-Jh6]L
.!( zgz E<.
'fMlzvfn
€ffip+ 9aeal, %e^taaS, Xalan, s4 llah
F ffip
O it ,*;i ru i*"3i j.V p., (Tidak boleh seorang pun meng-
ucapkan itu kecuali Allali)
Lri adalah bantahan terhadap ]ahmiyah yangberkata bahwa
pohonlah yang berkata, "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak
ada tuhan (yang haq) selain Aku, maka sembahlah Aku. Dirikanlah shalat
untuk mengingatKu dan bahzaa Hari Kiamat alan datang, namun Aku
menyembunyikannya agar masing-masing jiwa dibalas sesuai dengan
apa yang dia lakukan. " Perkataan demikian tidak patut diucapkan
oleh makhluk, karena ia adalah Firman Allah tJtS.
O ffi *J f 4! cgs.3,;ti,$r ,F t* d
# r!1mengucapkan
:.dr 4t-u ;;t Jv'
g-/yht
(Abdullah bin Mas'ud Allah
-Sa berkata,
"]ika
wahyu maka suaraNya didengar oleh penghuni langit." Hal ini
diriwayatkan dari Nabi S)
Bila Allah dl5 berbicara dengan wahyu, suaraNya terdengar
oleh penduduk langit, yaitu para malaikat di langit. Ini diriwayat-
kan secara mauquf dari Ibnu Mas'ud.l Akan tetapi terdapat hadits
1 Ini adalah hadits shahih. Diriwayatkan oleh dari Ibnu Mas'ud secara mauquf
dan marfu'.
Riwayat yang mauquf, diriwayatkan oleh al-Bukhari secara mu'allaq dalam
Shahihnya,lS/453, (Fath al-Bari) dan diriwayatkan oleh secara rnaushul oleh
Ibnu Khuzaimah dalam at-Tauhid, hal. L46L47; Ibnu Jarir, 22/90; Abdullah
bin Ahmad dalam as-Sunnah, no. 537; al-Baihaqi dalam al-Asma'wa ash-
Shifat, hal. 201 dan lainJainnya dari jalan Abu adh-Dhuha, dari Masruq, dari
Abdullah secara mauqufkepadanya dengan lafazh,
(Ar ,* l=t1t -# 1i&i*b 2t;.uJ ,>tj;31 ,yi U ,;1\ /< r:1 rlr ,11
....!ir*h*
"Sesungguhnya jika Allah berfinnan dengan wahytNya, maka penghuni langit
mendengar suara gernerincing seperti suara rantai besi yang diseret di atas
lempengan batu cadas, maka mereha fingsan...." Sanadnya shahih. Dalam
lafazh yang lainnya dalam riwayat Abdullah bin Ahmad dalam as-Sunnah,
no.536,
.71^r.Jr ,yi';i, e ;i\UB rirpenghuni
6i< r:,1
'!i.ka Allah & berbicara dengan wahyt rnaka suaranya didengar oleh
langit.'
Ibnu Qudamah dalam al-Burhanfi Bayan al-Qur'an, haI.8485 menisbatkan-
nya kepada Abdullah bin Ahmad dalam ar-Rad ala al-tahmiyaft, dia berkata,
I'Wahai ayah, sesungguhnya orang-orang Jahmiyah mengatakan bahwa Allah
tidak berfirman dengan suararrMaka beliau menjawab,rrMereka telah berkata
,,Gd-,.66r.
'6#eW
9arol, %urary Xalan, s4 llalv
dusta mereka tidak lepas dan ta'thil.x Kemudian dia berkata, Abdurrahman
bin Muhammad al-Muharibi menyampaikan kepadaku dari al-A'masy, dari
Abu adh-Dhuha, dari Masruq, dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata,... lalu
dia menyebutkannya, dan sanadnya iaWid Oaik). Syaikhul Islam menisbat-
kannya dalam Dar'u Ta'arudh an-Aql wa an'Naql,2/38, kepada al-Khallal
dari Ya'qub bin Bakhtan dari Ahmad.
Risrayat yang marfui diriwayatkan oleh Abu Dawud, no.4738; Ibnu Khuzai.
mah dalam at-Tauhid, hal. 9$96; al-Baihaqi dalam al-Asma' wa ash-Shifat,
hal. 200, dari Abu Mu'awiyah dari al-Amasy, dari Muslim bin Shabih, dari
Masruq, dari Abdullah, beliau berkata, Rasulullah # bersabda,
(ar ,* l-Erl ,#
....i::,1;;+ ziai^b ,t-3jt $i U ,-.lr, # tit
'Jika Allah berbi.cara dengan wahyu, maka penghuni langit mendengar suara
gemerincing seperti seretan rantai besi diseret di atas batu, maka mereka ping-
san."
Al-Albani berkata dalam ash-Shahi.hah, no. 1293, rrSanadnya shahih berdasar-
kan syarat asy-Syaikhain.rr Kemudian al-Albani berkata, I'Sekalipun riwayat
mauquflebih shahih daripada riwayat marfu'-karena itu al-Bukhari meriwa-
yatkan secara mu'allaq dalam Shahihnya- namun ia tidak menciderai riwayat
marfu', karena hal semacam ini tidak diucapkan berpijak kepada akal semata
sebagaimana hal itu jelas.rl
Kemudian al-Albani menyebutkan sebuah hadits penguat dari hadits Abu
Hurairah dalam riwayat oleh al-Bukhari, no. 4701 dan 4800.
Saya berkata, ditambah dengan hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh
Muslim, no.2229; Ahmad, 1/278d,an at-Tirmidzi, no.3277, dari an-Nawas
bin Sam'an yang telah diisyaratkan oleh Syaikh al-Utsaimin, yang juga di-
riwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Asma' wa ash-Shifat,hal.263-264; ath-
Thabrani sebagaimana dalam al-Majrna', 7 /94-95. Al-Haitsami berkata, rrDi-
riwayatkan oleh ath-Thabrani dari syaikhnya, Yahya bin Utsman bin Shalih,
dinyatakan tsiqah sekalipun seseorang yang tidak disebutkan namanya mem-
persoalkannya, namun dengan tuduhan yang tidak parah dan tidak jelas dan
rawi-rawi lainnya adalah orang-orang yang tsiqah.tl
.t\d--.661,
.FK zsg F<.
TrV--rYqf
9aeal, %entary ?<olarrr, s4 llalu
4tau: berguncang- dengan keras. Bila hal itu didengar oleh penghuni
langit, maka mereka pingsan, mereka suiud kepada Allah. Malaikat per-
tama yang mengangkat kepalanya adalah libril,lalu Allah menyampaiknn
wahyu yang Dia kehendaki kepadanya, kemudian libril melewati peng-
huni langit, setiap l<ali dia melewati penghuni sebuah langit, penghuninya
bertanya kepadanya, 'Apa yang difirmankan oleh Rnbb kita wahai libril?'
Maka Jibrit menjawab, 'Dia berfirman kebenaran dan Dia Mahatinggi
lagi Mahabesar'."
Dalam hadits ini terkandung bahwa Allah tlls berbicara de-
ngan pembicaraan yang membuat langit bergetar dan berguncang,
karena keseganannya kepada Allah para malaikat pingsan dan
mereka tunduk sujud kepada Allah. Pada saat mereka telah sadar,
mereka bertanya, "Apa yang difirmankan oleh Rabb kita toahai libril?"
Maka libril menjaTaab, "Kebenaran dnn Dia Mahatinggi lagi Mahnbesar."
Hadits ini menetapkan sifat kalam (berfirman) bagi Allah,
dan bahwa langit berikut penduduknya mendengar kalam Allah,
Jibril membawanya dari Allah lalu dia menyampaikannya kepada
siapa yang Allah tunjuk untuk menerimanya'
O ffi #l f ,ii :; bt * 6t$ (Abdullah bin Unais meriwa-
yatkan dari Nabi ffi)
Hadits ini menetapkan bahwa kalam dari Allah J& adalah
baru secara satuarurya, di mana Dia berbicara bila Dia berkehendak.
Dan ini adalah pembicaraan yang terjadi dari Allah &r di Hari
Kiamat dengan suara, hal ini menepis kemungkinanmaiaz (kiasan).
O +i br'*,*il;s ,i4 U',i.;.i(FirmanNya didengar oleh orang
yang iauh sebagaimana ia didengar oleh yang dekat)
Ini merupakan dalil bahwa kalam (berbicaranya) Allah adalah
hakiki, dan bahwa ia dengan suara dan bahwa ia didengar. Itu
terjadi di padang mahsyar, saat Allah ult5 mengumpulkan seluruh
makhluk di Hari Kiamat, Dia memanggil denganiruru, rjieUJr[i
,iriilr "Aku adalah Maha Raja, Aku adalah pemilik pembalasan."
Ini secara jelas menunjukkan bahwa knlam dari Allah dlttr ini adalah
hakiki dan bahwa ia dengan suara dan ia didengar. Apakah setelah
keterangan dan penjelasan ini masih memerlukan keterangan dan
penjelasin lagi? Bahwa Allah dtiberbicara dengan kalam yang hakiki,
'ffrw
.thd--.664,-
9aeal, %etuaC, ?<zlar' slllah
( @ 3,K4
"S e
"{frJ;i.66J"i6-6L,"5rit}
sungguhny a p erintahN y a apabila D ia menghendaki sesuatu
hany alah b erluta kep adany a,' I adilah !' Maka t erj adil ah ia. " (Y asin: 82).
ffi
9asal %entaaT ?<alzn, e&llrh
ffi
84Lqn' a0 adalah Xalrrr elllah
flu!.At3ry<rit
j>
"Kami tidak akanbeiman kepada al-Qut'an ini." (Saba': 31).
t;ag'r';. iG5
Sebagian dari mereka berkata,
{@ ,fii3}{[i".64]
"lni tidak lain hanyalah perkataan manusia." (Al-Muddats-
tsir:25),
:'$V;,alf j6t
eAl-Quv' onfaloh Xalan, e(,llzh
4@'fi*1l>
(Al-
"Aku akan memasukkannya ke dalam Netaka Saqar."
Muddatstsin 25).
'O[S
&t iu; ,H 9 ,6;x.,J,v3
Sebagian dari mereka berkata, "Al-Qur'an adalah syair."
Maka Allah dJ$ berfinnan,
.€ffi
'icprgil
s*Lqw' atu alalzl, ?<,alarn, slllah
6 it6i;Jt 6.51 J6 :#
6
4G Si3 W> Gy_(
,tffi ivi
Allah dl$ berfirman,
,iilAisyir,J @ pjs3 #o@ ?.t\r.A,.itb
sfiLQtn' a* adalzh ?<alzn, a4llal,
{@;;"<-p
"Kafrha, ya,'ain, shail." (Maryam: 1).
{@o.-@;}
"Ha, Mimr'Ain, Sin, Qaf." (Asy-Syura: 1).
'ff{F
.Grd--.6r1
d Lqur,' an adalzh %,alan, dllzl'
* jvi
.'i.l4lu'li erJ'$i1r3., ff1i|,:W.i drl' uuy x3 I
Nabi # bersabda, "Bacalah al-Qur'an sebelum datang suatu
kaum yang menegakkan huruf-hunrfnya seperti meluruskan
batang anak panah namufl ia tidak melewati kercngkongan
*n io, mereka menginginkanbalasannya di dunia dan tidak
di akhirat."r
... r. i
o.4t y bq;.:i\ $it *trL.,# rbt fi A iui
r
I'Di dalam
heburukan serta diangh,at seputuh deraiat." Al-Haitsami berkata,
t"rdapat Nihsyal, dia adalah seorang-{ang na!f!! (haditsnya di-
"*uan,u
tinggali<an)." N-ahsyal iniadalah Ibnu Sa'id bin Wardan al-Wardani, seorang
yiimatrak, bahkan Ishaq bin Rahawaih menuduhnya berdusta'
Hadits ini disebutkan pula oleh Ibnu Qudamah datam al-Burhan, hal. 3&39
kemudian beliau berkata, rrHadits shahih'rl
Yang benar adalah bahwa hadits ini sangat lemah. Terdapat hadits lain dari
nn,ifVfu.;ua yang mirip dengan hadits ini tentang keutamaan membaca al-
Qur'an dengan lafazh,
4 :Fi if lt ii*r ,4.91
*L^*ir1ir* v;'u fu aV :.r|f 1i_:-;
.Jr ei,Jg .i3*3;
,,Barangsiapa rnembaca satu huruf dari Kitab Allah, maka dia mendapatkan
niu heiaikin d.engannya dan satu kebaikan d.ilipatgandnkan meniadi sepylu!-
kebaikan. Aku tidih birhata, alif tam mim adalah satu huraf, ahan tetafi alif
satu huraf,lam satu huruf dan mim satu huruf-"
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 290 secara rnatfu'. S,au{aralu yang mulia
Abdullah bin Yusuf menguatkan bahwa ia mauqufkepada Ibnu Mas'ud dalam
pembahasan yang bagus di catatan kakinya ataski\?\ ar-Rad ala Man
""urrtr
yaqulu Alif l-am Mir;N HArf, mitik lbnu Mandah, semoga Allah membalasnya
dengan kebaikan.
I Ini adalah hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad, 5/338; Abu Dawud,
no. &j1; Ibnu Hibban, no. 1876, Mawarid. Sanadnya dhaif, karena di dalam-
nya terdapat wafa' bin Syuraih ash-shadafi, dia ini diterima (maqbuD sebagai-
mana dalam at-Taqrib, maksudnya diterima jika didukung oleh rawi lainnya,
jika tidak, maka hiditsnya dhaif. Han1,a saja hadits ini-mempunyai hadits-
'hadits
pendukung, di antaranya adalah hadits Jabir bin Abdullah yang diriwa-
Vu*an^otetr Ahm]d, B/3g7;Abu Dawud, no. 830 dengan ynad yang shahih
iebagaimana dikatakan oleh al-Albani dalam as-silsilah ash-shahihah, no.259-
Hadits ini juga disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam al'Burhan,3!36: dari
hadits Sahal bin Sa'ad.
si LQr.t' -" Xnl"r* e4ll,alv
"fuLi,
.93+
Abu Bakar dan Umar c66 berkata, "Membaca al-Qurran de-
ngan benar lebih kami sukai daripada menghafal sebagian
hurufnya.'n
ffi
a{LQua' a* alalnh X"1", s1llal,
w
e0Lqur,' a& alalrh ?<alan, s4 llah
(Vr"h amrn)
4;fJi",'6i3liI'rf}
"lngatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah." (A1-
A'raf:54).
Allah menyatakan bahwa perintah berbeda dengan pencip-
taan dan al-Qur'an termasuk ke dalam perintahNya berdasarkan
Firman Allah tl$,
s4 LQw' an.d"lrl" Xalarr" 84ll2h
{eias'ailVf4K'Y
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Qur'an dengan
perintah Kami." (Asy-SYut a: 52).
Dan Firman Allah tll$,
4KY{rJ;'15iur'}
"ltulah perintah Allah yang Dia turunkan kepadamu"' (Ath-Tha-
laq:5).
Karena kalam Allah termasuk sifatNya, dan sifatNya bukan
makhluk.
Dalil yang menunjukkan bahwa al-Qur'an itu dari Allah ada-
lah bahwa Dia menisbatkannya kepada DiriNya danknlam tidak
dinisbatkan kecuali kepada siapa yang mengucapkannya pertama
kali.
Dalil yang menunjukkan bahwa al-Qur'an akan kembali
kepada A[;h adalah apa yang tercantum di sebagianatsar bahwa
di arcrir zamattal-Qur'an akan dihapus dari mushaf dan akan di-
hilangkan dari dada.l
jtt ,Jjr ,!.rt
y' riii Oni-
o ( t!;ift:a,<t$ i> tf :i-$t *t +r:S:rt
lah KitaL-(iuci) i"^g b6rbahasa Arab yang orang-orang kafir
berkata tentangny a,,;Kami tidak akan beriman kepada al-Qur'an
ini," (Saba':31).)
1 Dalam masalah ini terdapat hadits yang diriwayatkan oleh secara shahih dari
Nabi # sebagaimana dalam hadits Hudzaifah yang marfu"
'Kitab Altah & akan terhapus d,alam satu malam sehingga tidak tersisa
satu
ayat Pun darinYa."
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 4049; al-Hakim, 4/473, dan dia berkata,
,strut it berdasarkan syarat Muslim.tt Adz-Dzahabi menyetujuinya' Al-Albani
beikata dalam as-Silsiiah ash-Shahihah, no. 87,rrBenar sebagaimana yang
mereka berdua katakan.rl
Hal ini juga diriwayatkan oleh secara shahih tetapi_mauqzlkepada Abu
uurarai, Jan Ibnu [Ias'ud. Silakan merujuk dalam hal ini kepada al-Aqidah
as-Satafiyah fi Kalam Rabb abBariyyah, hd,. 17 !t7 4.
.ffifH.
'rc4vrT/vln
s4LQuo' an adalzh Xrl", sillnh
ffi
a4LQ,a,' an ad"lah ?<"0ilru s&llnl,
.:e*i,f &,**
"Barangsiapa membaca al-Qur'an dengan benar, maka dengan
xtiap huruf darinya, dia mendapatlan xpuluhlcebailan, ilan barangsiapa
membaunya tatu dia tceliru (cara membacanya), mala dengan setiap huruf,
dia mendapatlan satu leebailun. "
Ibnu Qudamah menshahihkannya tanpa menisbatkannya
kepada siapa pun dan saya tidak menemukan siapa yang meriwa-
yatkannya.r
6. Ucapan Abu Bakar dan Umar, "Membaca al-Qur'an dengan
benar lebih lami sulai dnripada menghafal sebagian hurufnya."
7. Ucapan Ali bin Abu Thalib, "BArangsiapa kafir kepada satu
huruf dari al-Qur'an, malcn dia telahlufir kepada semuanya."
8. Kesepakatan kaum Muslimin sebagaimana yang dinukil
oleh penulis (matan) bahwa siapa yang mengingkari satu surat,
atau satu ayat, atau satu kata, atau satu huruf dari al-Qur'an, maka
dia kafir.z
Telah disebutkan bahwa hadits ini tidak shahih, ia adalah hadits yang sangat
lemah. Al-Haitsami dalam al-M ajma' menisbatkannya kepada ath-Thabrani
dalam al-Mu'iam al'Ausath, di dalamnya terdapat Nahsyal bin Sa'id, seorang
ratvtmatruk.
Silakan merujuk kitab al-Burhan, milik Ibnu Qudamah, hal. 49-51; Ibnu
Qudamah telah menukil ijma'atas itu dan dalam perkara-perkara lainnya
yang berkenaan dengan ifu.
,.Grd-,lhd,-
.:< 254 F<.
'rM--vqr
s( Lqw' an, adalzh Xzlrn, si llah
O Slfat-rlfal6Qur'ar
Allah dl5 menyifati alQur'an al-Karim dengan sifat-sifat agung
yang banyak, Imam Ibnu Qudamah telah menyebutkan sebagian
darinya.
1. Bahwa ia adalah Kitab Allah yangmubin,yakri yang men-
jelaskan hukum-hukum dan berita-berita yang dikandungnya.
2. Bahwa ia adalah tali Allah yang kokoh, yakni perjanjian
yang kuat yang A1lah jadikan sebagai sebab untuk sampai kepada-
Nya dan meraih kemuliaan dariNya.
3. Bahwa ia adalah surat-surat yang muhknmat, yakni surat-
surahrya terperinci, se[ap surat terpisah dari lainnya. Muhlumat
berarti bagus dan terjaga dari kekurangan dan pertentangan.
4. Bahwa ia adalah ayat-ayat yang jelas, yakni tanda-tanda
yang jelas yang menunjukkan tauhid Allah, kesempurnaan sifat-
sifatNya dan bagusnya ketetapan syariatNya.
5. Di dalamnya terdapat yang muhknmat dan yang mutasya-
bihat. Yang muhkamat adalah bagian yar.g maknanya jelas, dan
yang mutasyabihat adalahbagian yang maknanya samar. Ini tidak
bertentangan dengan apa yang kami katakan di nomor 3, karena
muhknm di sana berarti kebaikan dan keterjagaan dari kekurangan
dan pertentangan, sedangkan di sini berarti kejelasan makna. Jika
b a gian y ang mut a sy abihat lr;;ta kembalikan kepada bagian y ang muh-
lamat, maka semuanya menjadi muhleamat.
5. Bahwa al-Qur'an adalah kebenaran, tidak mungkin disusupi
oleh kebatilan dari arah mana pun.
erd*-.6d
6JeS
#g'ffiB
bahwa al-Qur'an adalah syair.
{@;1A;Ly
"Aku alan memasulclannya lcc dalam Nerala Saqar." (Al-Muddats-
tsir:25).
8. Bahwa al-Qur'an adalah mukjizat, tidak seorang pun
mampu membuat yartg semisal denganrtya, sekalipun dia dibantu
oleh orang lain.
membuat yang serupa al-Qur-an ini, niscaya merekn tidak aknn dapat
membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain'." (Al-Isra': 88).
***
,tad.-hrr!u
H3TS.
si LQu,t an afalah ?<alan, Bfillal,
(srurr auzan>
O 65lr iiiit ut;* i' C* bi (Di antara kalam Allah dJS ada-
lah al-Qut'an yang agung)
Manakala penulis menyebutkan bahwa di antara sifat-sifat
Allah ffi adalah sifat kalam (berfirman), yang mana ia adalah sifat
fi'liyah, Dia berbicara dHikapan Dia berkehendak dengan aPa yang
Dia kehendaki, dengan pembicaraan yang didengar. Jibril mende-
ngarnya dan dia menyampaikannya kepada Nabi ffi, Nabi Musa
juga pernah mendengarnya tanpa perantara. Penulis menyebutkan-
nya secara rinci, menyebutkan ayat-ayat yang menunjukkan hal
itu dari Kitab Allah tk. Allah tlts berbicara dengan kalam hakiki,
didengar dengan laf.azhdan suara yang didengar, dibaca, ditelaah
dan ditulis. Allah J*iberbicara kapan Dia berkenan.
Kalam Allah adalah qadim dari sisi jenisnya dan baru secara
satuannya. Tidak boleh mengucaPkan secara mutlak bahwa knlam
Allah adalah qadim, akan tetapi hendaknya dikatakan bahwa knlam
Allah adalah qadim dari sisi jenisnya dan baru dari sisi satuarurya,
dalam arti ia berkaitan dengan kehendakNya,Diaberbicara kapan
Dia d6 berkehendak dan dengan aPa yang Dia kehendaki. Dan di
antara kalam Allah dlt$ itu adalah al-Qur'an.
Al-Qur'an termasuk bagian dari kalam Allah, karena tidak
ada yang mampu menghitung kalam Allah ffi kecuali Dia, Dia
menciptakan, membeirizki, dan mengatur dengan kalam (Firman)'
-6t-,15
{ @ J,K4 "f5 J6- J EJ" ;6\ u'51]
" S esungguhny a perintahNy a apabila D ia menghendaki sesuatu
hanyalah berknta kepadanya,' I adilah !' Makn teri adilah ia. " (Yasin: 82)'
Hanya Allah d* yang mengetahui jumlah knlamNya,
#w.Grd.-.hri
si LQu,v' an afulah XaLn, dllah
{@'6)*6i7@#i\
(Allah
"sesungguhnya al-Qur'an itu adalah benar-benar wahyu
yang diturunlun kepada) Rasul yang mulia. Dan al-Qur'an itu bukanlah
perlutaan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kePadanya. Dan
bukan pula perkataan tuknng tenung. Sedikit sekali kamu mengambil
pelajaran darinya. la adalah wahyu yang diturunlun dari Tuhan semesta
alam. Seandainya dia (Muhammad) mengadnlan sebagian perlataan atas
(nama) Knmi, niscaya benar-bennr Kami pegang dia pada tangan kanan-
nya, kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." (Al-
Haqqah: 40-46).
Yakni, urat kehiduPannya. Artinya, Allah akan membalas
dengan balasan yarrg paling keras seandainya Nabi Muhammad
# berani berkata dusta atas nama Allah *,.
Ini adalah jaminan keakuratan sanad al-Qur'an, bahwa ia
adalah riwayat Nabi Muhammad dari fibril dari Allah Sfri,
.tr*fH
'$M-VW
s4 LQu,v' w adalzh ?<alarw e1tlzh
{Gfis;\i;;fr,y,\#ir'y
"Berpeganglah lulian semuanya kepad, tali Allah dan jangan ber-
cerai-berai." (Ali Imran: 103).
Tali Allah adalah al-Qur'an atau bisa juga Islam. Dalam hadits
disebutkan,
,tr.S .,r;{Jl }
"la adalah tali Allah yang kokoh."r
(@'€Jr'L*n'r:s h
"Tunjuklanlah lumi ke jalan yang lurus. " (Al-Fatihah: 6).
Allah dt5 juga berfirman,
4t4**hti;i'liy
"Dan bahwa ini adalah jalanKu yang lurus. " (Al-An'am: 153).
bt*)idalambahasa adalah jalan. Yang dimaksud di sini ada-
lah al-Qur'alu menurut pendapat sebagian ulama. Menurut seba-
gian yang lain, yang dimaksud adalah Rasulullah #. Ada juga
yang berkata, bahwa yang dimaksud adalah Islam. Semuanya
benar, al-Qur'an adalah jalan Allah, Islam adalah jalan Allah dan
Rasulullah s adalah jalan Allah, maksudnya adalah jalan yang
menyampaikan kepada Allah d*.
O 61ut y ,j-ft (Diturunkan dari Rabb semesta alam)
Allah JE; berfirman,
4,i$eY
"Ke dalam hatimu."
Ayat ini ditujukan kepada Rasulullah M,
{@b".15i;ifey
Agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang
"
dari Allah ffi. Dan Allah telah menyebutkan hal ini dalam ba.nyak
ayat,
{@ p&:;35Y
,,Yang
diturunknn dari Allah yang Mahabijaksana lagi Maha Ter-
puji." (Fushshila t: 42) dan,
{@r#\:iii'6St&*b
"Kitab yang dturunkan dari Allah yang Mahaperkasa lagi Maha
Mengetahui.'; lchafir: 2). Al-Qur'an bukan turun dari Lauhil Mah-
fuzh, Jibril tidak mengambilnya dari Lauhil Mahfuzh, sebagaimana
yang diklaim oleh ahli bid'ah, akan tetapi Jibril menerima al-Qur'an
dari Allah JE.
O 'rh ALt\a t! (DariNya berawal dan kepadaNya ia akan
kembali)
Darinya, yakni dari Allah, ia berawal yakni Allah berbicara
dengannya bukan dari Lauhil Mahfuzh, bukan dari selainNyo,
bukin dari Nabi Muhammad, bukan dari Jibril, akan tetapi dari
Allah J&. DariNya ia berawal dan kepadaNya ia kembali di akhir
zaman.
O &t^<it )? $ (Al'Qur'an adalah surat-surat yang muhka-
matl
Al-Qur'an terdiri dari surat-surat, ayat-ayat, kata-kata, dan
huruf-huruf.
;ll adalah jamak ir;; (surat), yakni bagian dari al-Qur'an
yang drbuka dengan Bismillahir Rahmanir Rahim. Basmalah adalah
ayat dari al-Qur'an yang turun untuk memisahkan antara surat-
suratny.r, selain dari surat at-Tatrbah dengan al-Anfal'
Strrat pertama adalah Fatihahrl Kitab, yaitu, {<^+t;i
',;n13i}
"segnla puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." Dan surat terakhir ada-
lah an-Nas, surat al-Qur'an sebanyak 114 surat, ada yang paniang,
,,t^d.--h6r".
.:< 263 Fi
'€v-vq
ffiD< ail-Qtn' an ahlzla ?<alatu s4llzh
l+ffiP
ada yang sedang, dan ada yang pendek.
Surat dalam bahasa berarti sesuatu yang dijaga dan memiliki
kedudukan tinggr. An-Nabighah memuji an-Nu'man bin al-Mun&ir,
dengan mengatakary
{@ ai'f ii5;$g5-Y
"Sebuah kitab yang ayat-ayatnya tersusun dengan rapi kemudian
dijelaskan secara terperinci." (Hud: 1).
Maka seluruhnya adalah muhkam, dalam arti sangat bagus,
semuanya mutasyabih, dalam arti sebagian menyerupai yang lain
dari segi keindahannya, kebenaran dan manisnya laf.azh, sebagai-
mana Allah cltS berfirman,
4.w6*_fi6arj,1ty
"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-
Qur'an yang serupa mutu ayat-ayatnya." (Az-Zumar:23), yakni seba-
giannya setara dengan yang lainnya dalam kebaikan, kebagusan,
kefasihan, dan balaghah.
Sebagian dari al-Qur'an adalah muhkam dan sebagian lagi
mutasyabih, maksudnya adalah ada bagian yang muhknm dan ada
bagian yang mutasyabih. Yang muhknm sebagaimana yang telah kita
ketahui sebelumnya adalah bagian yang tafsimya tidak membutuh-
kan kepada yang lain, ia telah jelas dari dirinya sendiri, sedangkan
mutasyabih adalah Iafazh global yang memerlukan tafsir dari yang
lainnya. Allah tJtF berfirman,
42
q
{ t'Aj ?'#'l'S Lge kc iz Qv tji a$ iii e Si }, $
"Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu. Di
antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi al-
Qur'an dan yang lain adalah ayat-ayat mutasyabihat." (Ali Imran: 7).
Dari sini maka kita mengetahui bahwa al-Qur'an seluruhnya
adalah muhkam, sebagaimana dikatakan juga bahwa al-Qur'an se-
luruhnya adalah mutasyabih. Bisa pula dikatakan bahwa sebagian
,t\d.-.-Gd,
'tref,F
s4LQtw' an adalzlv ?<alan silllnl"
4.ryU-c'j,fy
"Akan tetapi ia adalah ayat-ayat yang jelas." (Al-Ankabut: 49),
.iqi adalah jamak dari !i. Ayat dalam bahasa adalah tanda. Ayat
al-Qur'an disebut dengan ayat karena ia merupakan alamat dan
petunjuk atas keagungan Allah d*. Ayat dalam bahasa adalah pe-
tunjuk dan alamat, ia terbagi menjadi dua: Ayat yang dibaca dan
ayat yang diciptakan. Yang pertama adalah ayat-ayat al-Qur'an,
sedangkan yang kedua adalah seperti matahari, rembulan, malam,
siang, pohon, manusia, lautary sungai; ini semuanya adalah ayat-
ayat Allah. Disebut demikian karena ia merupakan tanda dan bukti
kodrat Allah ttc. Adapun ayat-ayat yang dibaca, maka ia adalah
wahyu yang turun dari sisi Allah,JB yang mencakup hukum-hukum
dan syariat-syariatNya S6.
O SWi J:+i (Huruf-huruf dan kata-kata)
Al-Qur'an tersusun dari huruf-huruf, kata-kata, dan ayat-
ayat. Huruf adalah huruf Hija'iyatr, alif,ba', ta' danseterusnya yang
berjumlah dua puluh delapan, semua itu disebut dengan huruf. Ia
dari kata ;'3,|41yang berarti..lflr (ujung atau pinggii); karena ia
hanyalah penggalan, ia tidak menunjukkan suatu arti kecuali bila
disusun, dengan yang lainnya, bila huruf-huruf tersebut disusun,
maka terbentuk kata, bila kata disambung dengan kata lainnya
maka tersusun kalimat, balk ismiyah maupunfi'liyah. Al-Qur'an
tersusun dari huruf-huruf, kata-kata, dan ayat-ayat. Al-Qur'an
tersusun dari huruf-huruf Arab, dari huruf-huruf inilah kata-kata
al-Qur'an tersusun, selanjutnya ayat-ayat al-Qur'an tersusun dari
kata-kata tersebut, lalu surat al-Qur'an tersusun dari ayat-ayatny a,
dari surat-surat tersebut tersusun al-Qur'an yang agung, kitab
yang nyata, maka ia adalah huruf-huruf, kata-kata, ayat-ayat, dan
surat-surat.
d Lqw' aa, adalah ?<.alan, 84 llzh
U
- t9
)t.fl\?t6rr
c.
4t7-1 'n i6 * ys
"Orlng yang mahir dalam al-Qur'anbersamn para rasul yang mulia
lagi baik, sedangkan orang yang membaca al-Qur'an dengan tersendat-
sendat dan al-Qur'an itu berat baginya, maka dia mendapatkan dua
pahalq."l
Rasulullah ffi menyatakanbahwa orang yang mahir membaca
al-Qur'an, membacanya dengan baik tanpa keliru dan salah, dia
bersama para rasul yang mulia lagi baik, dia mendapatkan pahala
yang lebih besar daripada orang yang membaca al-Qur'an dengan
tersendat dan terasa berat baginya.
O yj:iiid tr, mempunyai awalan dan akhiran)
Al-Qur'an mempunyai permulaan dan penghabisan, menurut
mushaf yang disepakati oleh para sahabat, awalnya adalah surat
al-Fatihah dan akhimya adalah surat an-Nas.
O,rqi i *i I luz-iuz dan bagian-bagian)
",r
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Tafiir al'Qur'an, Bab Abasa, no. 4937;
dan Muslim, Kitab Shalah al-Musafirin wa Qashriha, Bab Fadhl al-Mahir bi al-
Qur'an . . . no. 798, dan ini adalah lafazhnya, dari hadits Aisyah cf,.
.trdfH.
't^s--VvI
e4 LQto' a* 7<212n, e4llrh
"d"Lh
tiga puluh juz, setiap juz sepuluh kertas. Al-Qur'an juga terdiri
dari hizb-hizb, hizb ini, hizb itu... Hizb adalah beberapa ayat tertentu
yang dibaca oleh seseorang dalam shalat malam, para sahabat biasa
membagi bacaan shalat malam menjadi beberapahizb.
O LJ$! 3ii. {oiUaca dengan lisan)
Al-Qur'an dibaca dengan lisary dihafal dalam dada dan ditulis
dalam mushaf, ia adalah kalam Allah,ffi dari segi apa pun, baik ia
sebagai yarrg dibaca atau yang ditulis di mushaf atau yang dihafal
di dalam dada, ia tetap kalam Allah ffi, tidak berbeda dalam hal
ini. Bila seseorang membaca al-Qur'an, maka dia membaca knlam
Allah JEi, suaranya adalah suara pembaca, suara pembaca adalah
makhluk, namun apa yang dibaca dan dilantunkan adalah kalam
Allah ffi, bukan makhluk. Yang tertulis adalah knlam Allah dengan
huruf-huruf dan makna-maknanya, akan tetapi kertas, tinta dan
tulisan adalah perbuatan manusia, ia makhluk. Al-Qur'an tetap
kalam Allah, baik dari sisi ia dibaca dengan lisan, atau dari sisi ia
dihafal dalam dada, atau dari sisi ia tertulis di dalam mushaf atau
kertas atau lempengan kayu atau tertulis di Lauhil Mahfuzh yang
lebih tinggi dari semua itu, karena al-Qur'an memang tertulis di
Lauhil Mahfuzh,
{@ 5rV6x?i.$1 Ae*Vb
"Dan sesungguhnya al-Qur'an itu dalam lnduk al-Kitab (lnuhil
MahfuzD di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat
banyak mengandung hikmah." (Az-Zukhruf: 4).
{@g"rd4@436';,ty
"Bahknn yang didustakan mereka itu ialah al-Qur-an yang mulia,
yang ( tersimpan) dalam lauhil Mahfuzh. " (Al-Buruj : 21,-22).
Yakni, Lauhil Mahfuzh yang padanya Allah eltS menulis kete-
tapan takdir-takdir bagi makhluk.
O \.wi {.; * (Di dalamnya terdapat ayat muhkamaf dan
mutasyabihatl
Seluruh al-Qur'an adalah muhlum, seluruh al-Qur'an adalah
mutasyabih, bisa juga dikatakan sebagian al-Qur'an muhknm dan
,.t\d--.66r,
.6JryE3
e*l-Qu,r' w afalah ?<rhn, gfillah
$iiJyri,fr ,st;;\??rL;i5i,:$?1<t:';3.'u-iiiy
4rfit*
"Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu
dan meninggallun istri, hendaklah berwasiat untuk istri-istrinya, (yaitu)
diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari
rumahnya). " (Al-Baqarah: 240).
lddah wanita yang ditinggal wafat suaminya untuk pertama
kalinya adalah setahun penuh, kemudian hal itu dinasakh dengan
Firman Allah tlt5,
4'fftr+1'z3i'ire=fr ','r::;i;Lsi'b;'i-;'&41'!;At-qi't\
"Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan mening-
galkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menanSsuhkan dirinya (ber-
.ffi
s4LQut *" rdalala ?<alzrw dllzlv
{@;: i'ibii':'t$
"Sesungguhnya manusia dalam kerugian." (Al-Ashr: 2). Ini ada-
lah lafazh umum unfuk seluruh manusia,
"Grd--.6d,
.!K zzo E*
'rclcr-gq
a4 LQtn' an alalah ?<alzn, e4llal,
{',51i$\;r'iiiAi't'*\3y
"Dan diriknnlah shalat dan tunaikanlah zakat." (Al-Baqarah: 43),
ayat ini meminta pelaksanaan shalat dan penunaian zakat. Dan
larangan adalah permintaan untuk menahan diri, seperti Firman
Allah cltF,
47li[i'1iy
"Dan janganlah kamu mendekati zina." (Al-Isra': 32).Ini adalah
larangan terhadap sarana-sarana zina, mencakup pandangan,
membuka aurat, berkhalwaf dengan wanita asing, safar seorang
wanita tanpa mahram, semua itu termasuk sarana zina dan yang
mengantarkan kepadanya, maka Allah tilt5 melarangnya, Dia ber-
firman,
"Dan janganlah kamu mendekati zina." (Al-Isra': 32). Allah tidak
berfirman, "Jangan berzina." Akan tetapi, "|angan dekati." Larangan
terhadap sesuatu berikut sebab-sebabnya adalah lebih mendalam
daripada larangan terhadap sesuatu itu sendiri.
Allah tlt$ juga berfirman,
(.*i,! &.#g'r;t?{i }
"langanlah kamu makan harta sebagian darimu dengan cara yang
batil." (Al-Baqarah: 188). Ini adalah larangan. |anganlah sebagian
dari kalian memakan harta sebagian yang lain, yakni dengan cara
yang tidak syar'i atau tanpa izin dari pemiliknya,
( e ,rtj;";i1--aFstit {f}
"Kecuali dengan jalan perniagaan yang terjadi atas dasar sukn sama
suka di antara knmu." (An-Nisa' : 29).
ffi
€ffip+ s4 Lqw' an, afalnl, ?<alail, efill^ah
lFffiP
Dan masih banyak lagi perintah dan larangan di dalam al-
Qur'an, perintah kepada semua kebaikan dan larangan dari semua
keburukan.
Allah ultF berfirman,
{@**;;35b
"YAng diturunknn dari Rabb yang Mahabijaksana lagi Maha Ter-
puji. " (Fushshila t: 42).
Yaitu, Allah ffi. Maka a1-Qur'an diturunkan dari Allah dan
ia bukan makhluk.
,G6.-rh6l,
fry__.s/qf
'#.ztzHi;
d l-Qun' an adakh ?<alun, 84 tldA,
{@ i'6ii3st::
"Sesungguhnya Knmi telah memberimu Kautsar."
,.t{d--.Cdf,-
''G,qr*gf
'<274HF'
s4 LQt r' X.alza, e&llah
"n.l"lzlv
atau,
{@ Usv;rt}-T:GsLY
"Apabila telah datang kemenangan Allah dan pertolonganNya."
(An-Nashr:1).
Allah tll5 menantang mereka untuk menghadirkan satu surat
saja yang sama dengan surat al-Qur'an,
.Grd--.6rl,
.FK zzs
frvT^fEi.
a4 LQu,' ao alalzlv ?<alan, 84 tlah
selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak
dapat membuatnya, dan pasti kamu tidak aknn dapat membuatnya." (A1-
Baqarah:23-24).
Ini adalah pemberitaan tentang masa yang akan datang
sampai Hari Kiamat tiba, dan ini adalah tantangan yang masih
tetap berlaku,
'ui{x,J"';r;t+g Jgi\i:'it3 6i'''dic!1b
{@
"Peliharalah dirimu dnri neraka yang bahan balarnya adalah manu-
sia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." (Al-Baqarah:24).
Al-Qur'an tetap tegak menantang dunia dan seluruh manu-
sia, jin dan manusia, agar mereka menghadirkan satu surat yang
menyamai satu surat terpendek di dalam al'Qur'an. Irri merupakan
argumentasi yang sangat jelas bahwa al-Qur'an ini diturunkan
dari Allah yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuju bahwa ia adalah
kalam Allah ffi, karena tidak seorang pun dari manusia mamPu
menghadirkan seperti Firman Allah tlt$.
O ,tlt +qt i. (Inilah kitab (suci) yang berbahasa Arab)
r.ii3
Ini adalah di antara kumpulan tuduhan mereka. Mereka ber-
kata (seperti yang diabadikan Allah),
{@';;A}LY
"Aku alan memnsuklannya ke dalam Saqar." (A1-Muddatstsir: 25).
Yakni,fahanam.
s4 LQun' an adalzlv 7<alan, 84 llal,
{@ i1ir;,f i@fv,"Cleiy
"Tahukah lamu npa itu Saqar? Saqar adalah yang tidak meninggal-
lan dan tidak membiarkan. " (Al-Muddatstsir: 27 -28).
Allah mengancam demikian keras karena dia mengucapkan
kata-kata tersebut sementara dia mengetahui bahwa al-Qur'an
bukan perkataan manusia, akan tetapikalam Allah. Dia sebelumnya
sudah mengakui bahwa tidak mungkin al-Qur'an ini dari perkata-
an manusia. Namun saat dia melihat perubahan sikap kaumnya
terhadapnya dan pengingkaran mereka atasnya, maka dia berpura-
pura berkata di depan mereka bahwa al-Qur'an ini hanyalah per-
kataan manusia, maka Allah cltiS berfirman (membongkar kebo-
hongannya),
{@6#(ryrF)4;Y,y
"Al-Qur'an buknnlah perkataan penyair. Hanya sedikit dari kalian
yang beriman." (Al-Haqqah: 41).
Dia juga berfirman,
$;li'"r:x;Jy
elLQuv' a* adalah ?<alnn, s4 llah
,.Grd.-.6d,
.!K zzs E<.
-rc^q--gk7
84 Lqur,' an, alalal, Xalnn, s4tlzlt
{@ 3Ai'€\;)r,:,,r.#Ay
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa denganNya dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat." (Asy-Syura: 1.1).
Maka tidak mungkin ada orang yang bisa membuat perkata-
an mirip dengan Firman Allah tit5, karena sifat makhluk tidak sama
dengan sifat Khaliq d*, perkataan makhluk tidak menyerupaiknlam
Khaliq $6. Ini menetapkan bahwa al-Qur'an diturunkan dari sisi
Allah dan Rasulullah * hanya sekedar menyampaikan dari Allah ffi.
O :altS jt!; (Allah dlS berfirmrrr), ( ,*;.6:6( 4"$;3$V> "DAn
apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyttA,"
yakni, ayat-ayat al-Qur'an, 4#Y "yang nyata", yakni yang jelas
lafazh, makna dan petunjuknya, tidak ada kesamaran dan keran-
cuan di dalamnya,4'Aa- -r;i'{ Q-ii J6fi"orang-orang yang tidak
mengharapknn pertemuan dengan Kami berkata", yakni, mereka tidak
beriman kepada kebangkitan kembali (di Hari Kiamat), pengum-
pulan dan hisab, mereka berkata kepada Rasulullah M, ;L qt;;4Aifi
4';f lil:S"Datangkanlah al-Qur'an yang lain dari ini atau gantilah ia."
Yakni mereka berkata, kami ingin al-Qur'an selain ini. Berikan
e{LQrrv' ov elzh ?<alan, sQlal,
kepada kami selainnya, niscaya kami akan masuk Islam dan ber-
iman. Bila kamu menghadirkan kepada kami selain al-Qur'an ini,
maka kami siap untuk masuk Islam. Mereka mengatakan demikian
karena mereka menyangka bahwa al-Qur'an adalah perkataan
Muhammad *8.
Allah dl$berfirman kepada NabiNya *,
ffi
s4 LQu,t an Xzlil,t s4tlzh
"drhlv
*';;i1j<,ii r"iefu
"Di dalam doda orang-orang yang dibcri ilmu." (Al-Ankabut: 49).
Mereka menghafalnya di dalam dada mereka dan membaca-
nya. Dihafalnya al-Qur'an dengan mudah dan dibacanya ia, meru-
pakan bukti bahwa ia dari sisi Allah Uli,.
O dJJj J' ;jii,..rl .rn (Setelah sebelumnya Allah bersumpah
atas itu)
Yakni, Firman Allah ULi,
Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu me-
ngetahui." (Al-Waql' ah: 75-7 6).
Allah tlt5 bersumpah dengan mawaqi'un nujum (tempat ber-
edarnya bintang-bintang). Ada yang berkata, yar.g dimaksud
dengan i:+31 adalah bintang-bintang langit. Di zaman jahiliyah,
orang-orang meyakini bahwa ia menurunkan hujan atau ia mem-
beri pengaruh terhadap turururya hujan. Karena menisbatkan tu-
runnya hujan kepada bintang adalah termasuk kebiasaan jahiliyah,
juga penisbatan hujan kepada muncul atau terbenamnya matahari,
maka Allah dfribersumpah dengan tempat-tempat bintang, karena
bintang-bintang tersebut tidak memPunyai pengaruh aPa-aPa untuk
bertindak terhadap alam semesta, karena ia hanyalah makhluk
Allah de.
{@+'bl31,nfity
"sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu
mengetahui. " (Al-Waqi'ah: 76).
Ada yang berkata, mawaqi'un nujum adalah nujum al-Qur'an;
karena al-Qur'an turun secara munajjam (berangsur-angsur) ke-
pada Rasulullah ffi, sesuai dengan kejadian dan peristiwa, mulai
sejak beliau diutus sebagai Rasul sampai Allah mewafatkan beliau
sepanjang 23 tahun. Ini adalah waktu turunnya al-Qur'an, baik
Makkiyah atau Madaniyah.
{@ elk *r,c@-?tir-$'{;vfi
"Sesungguhnya ia adalah al-Qur'an yang mulia, dalam kitab yang
terj aga (lauhil Mahfuzh)." (Al-Waqi' ah: 77 -7 8).
(@ 6;i1^r(sv;z;s$
"Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan." (Al-
Waqi'ah:79).
Mereka adalah para malaikat yang mulia,
(@:4;{;ti)lu-Llb
"Diturunknn dariTuhan semesta alam." (Al-Waqi'ah: 80).
Yakni, al-Qur'an ini turun dari Allah,!tE, bukan dari Lauhil
Mahfuzh, bukan dari jibril dan bukan dari Muhammad, akan tetapi
ia diturunkan dari Allah,*.
o :djrs iti; (Altah djr$ berfirman), {@JEdz:b"xof, ha, ya,
'ain shad."
Di awal beberapa surat al-Qur'an, terdapat huruf-huruf yang
terpenggal seperti # ,?-.-! .--i ,;i,lL ,ri , At,Jr. Ada surat
yang dibuka dengan satu huruf saja, ada yang dibuka dengan dua
huruf, dan ada pula dengan tiga huruf atau lebih. Ia termasuk al-
Qur'an tanpa ragu, ia adalah a1-Qur'an dariknlam Allah trk. Kalam
Allah terdiri dari huruf-huruf, kata-kata, dan ayat-ayat, karena ia
dengan lisan Arab dan dengan bahasa Arab.
Bahasa Arab tersusun dari semua itu, tetapi sekalipun begitu,
orang-orang fasih dari mereka tidak kuasa menghadirkan sesuatu
.ffi
s4 Lqu",' ara adalal, ?<zlarn, s4 llzh
{ @ Slio;arSv';}
"Shad. Demi al-Qur'an yang mempunyaikeagungan " (Shad: L).
Begitu pula,
{@ P3o(3t-}
ww ,Grd--.ha1,
a4 LQur' a* alalnlv ?<alan, e1llah
]uga FirmanNya,
ffir'fH.
'9crr/qn
e4 LQtn' an %alzn, e(llah
"dalah
.-- I
,acii..
.o'- rr.r-J
q-9
.J
c
r/-l F )TF\ y;Jli
et/Jt rri3,t .
+t;1 i ,it: *b $3
"Orang yang mahir membaca al-Qur'an bersama para nabi yang
mulia lagi baik. Dan orang yang membaca al-Qur'an dengan terbata-bata
dan dia membacanya denganberat, mala dia mendapatknn dua pahall."l
Hadits ini menunjukkan bahwa yang dituntut dari seorang
Muslim adalah membaca al-Qur'an sebatas kemampuannya. Bila
dia mampu belajar, meluruskan bacaannya, maka dia wajib mela-
kukannya dan tidak membiarkan dirinya tidak mengetahui mem-
baca al-Qur'an. Bila tidak kuasa meluruskan, maka dia membaca
sebatas kemampuannya, karena Allah tJtS tidak membebani se-
seorang kecuali sebatas kemampuannya. Jangan meninggalkan al-
Qur'an, seseorang harus terus membaca al-Qur'an, akan tetapi
membacanya sebatas kemampuannya.
Ini dari satu sisi. Dari sisi lainnya, penulis menurunkan hadits
ini untuk menetapkan bahwa pembaca al-Qur'an hanya sekedar
membaca, adapun yang dia baca adalah kalam Allah dii. Membaca
adalah perbuatan pembaca, oleh karena itu dia membacanya de-
ngan suara bagus dan suara tidak bagus. Perbedaan bacaan me-
nurut lidah masing-masing orang membuktikan bahwa membaca
adalah perbuatan manusia. Adapun yar.g dibaca maka ia adalah
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Tafsir al-Qur'an, Bab Abasa, no. 4937;
dan Muslim, Kitab Shalah al-Musaftin wa Qash-riha, Bab Fadhl al-Mahir bi
abQur'an... no. 798, dan ini adalah lafazhnya, dari hadits Aisyah €r,.
ffi
s4Lqn' an, adalal, ?<alr, e(llzh
knlam Allah ik. Oleh karena itu para ulama berkata, suara adalah
suara pembaca danlcnlam yang dibaca adalah knlam Allah S#. Mem-
baca adalah perbuatan manusia, sedangkan yang dibaca adalah al-
Qur'ary lalam Allah d#. Di antara manusia ada yang mampu mem-
bacanya dengan baik dan bagus, di antara mereka ada yang kurang
dari itu.
O ;>utr3 i*-z:rr 4; itii (Nabi lS bersabda, ...)
Penulis menyebutkan hadits ini setelah hadits yang mene-
tapkan keutamaan membaca al-Qur'an dengan benar sebelumnya,
dan menegakkan bacaannya sesuai dengan kaidah bahasa yang
benar yang dengannya al-Qur'an turun, di mana dia mendapatkan
sepuluh kebaikan dengan (membaca) satu hurufnya. Akan tetapi,
dalam hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud bukan sekedar
membaca, akan tetapi membaca demi mengamalkannya. Membaca
hanyalah sarana dan tujuannya adalah mengamalkan al-Qur'an
al-Karim. Maka jangan menyangka bahwa pahala tersebut hanya
untuk orang yang sekedar membacanya semata sekalipun dia tidak
mengamalkan al-Qur'an, akan tetapi pahala tersebut untuk yang
membaca al-Qur'an dan mengamalkannya. Dari sini maka Allah
,JBberfirman,
-i;_i- @ :f <;;'Li>6
t . // -S.ll
b_ ?-_sr+tsr
4@3H3Fdy!*it4
Kitab Allah
"sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca
dan mendiriknn shalat dan menafknhkan sebagian dari rizki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu menghnrapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah
menyempurnakan kepada mereka pahala merekn dan menambah kepada
mereka dari knruniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Mensyukuri. " (Fathir: 20-30).
Ayat ini tidak hanya membatasi pada, 4 ;{ 1E6}r-b "*9*-
baca Kiiab Allah," akan tetapi, 4'4fiL;6iq6Y',i:riV:6YY
"mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Knmi anu-
gerahkan ktprd, mereka dengan diam-diam dan terang-terAngan."
a4 LQ,n' w al"l"l, Xrlan dllah
#tF
"G6.*661,
€p €p
Karena itu, harus memperhatikan beberapa perkara berikut:
1. Membaca dan memperhatikan bacaan.
2. Mengetahui makna-makna, tafsir dan maksud Allah i,5 dari
kalamnya.
3. Dan inilah tujuannya, yaitu mengamalkan al-Qur'an.
Membaca dan memahami maknanya hanyalah sarana, akan
tetapi tujuan yang dituntut adalah ilmu tentang al-Qur'an al-Karim
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Allah ic dan meyakini
kandungaru:lya.
Benar, ada orang-orang yang membaca al-Qur'an dengan
baik, namun meyakini sesuatu yang menyelisihi petunjuknya,
seperti: Jahmiyah, Mu'taziiah dan Asy'ariyah. Mereka berkata,
zahir al-Qur'an hanya menetapkan zhan (dugaan), kami hanya
membangun perkara akidah kami di atas kaidah-kaidah manthiq
(logika) yang yakin. Orang-orang seperti mereka bukanlah ahli al-
Qur'an, sekalipun mereka mungkin mampu membacanya dengan
baik, karena mereka tidak membangun akidah mereka di atasnya,
akan tetapi di atas ilmukalam; kewajiban apa yang telah mereka
lakukan terhadap al-Qur'an?
Sekedar membaca dengan baik bukan merupakan tujuan,
sebaliknya bacaan seperti ini bisa menjadi hujjah atas mereka di
Hari Kiamat, sebagaimana Nabi **i bersabda,
A$b Ji ,4"-^.-- ii 96
"Dan al-Qur'an adalah hujjah yang membelamu atau justru mela-
u)anmu."1
Hujjah yang membelamu adalah bila kamu mengamalkannya
dan hujjah yang melawanmu adalah bila kamu tidak mengamal-
kannya; kamu tidak mengamalkannya dalam akidah, kamu tidak
mengamalkanya dalam shalat, puasa dan haji, kamu tidak meng-
amalkannya dalam hal-hal di mana kamu dituntut untuk menjauhi-
nya seperti perkara-perkara yang diharamkan, atau kamu dituntut
{@
(,-{:. ;J3b &,.^"ui,4i,,
i,f *o+riy,$s $
"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami
mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami
mendatangkan knmu (Muhammad) sebagai saksi atas merekn itu." (An-
Nisa': 41). Mendengar itu Nabi # bersabda, &-L (Cukufl. Yakni,
berhentilah.
Ibnu Mas'ud berkata,
.g6tb l* $g 4L:Av
"Maka aku menoleh kepada beliau, ternyata lcedua mata beliau me-
,.thd--.66rr
'63e1#'
e4L9,"v' *" aful-i, X"lr, 84llzl,
nangis."l
Demikianlah al-Qur'an bekeria pada hati orang-orang Mukmin
bila mereka mendengar atau membacanya, al-Qur'an berPenga-
ruh padanya dengan melahirkan rasa takut, segan dan menangis
karena Allah. Al-Qur'an bekerja padanya dengan menumbuhkan
kesediaan untuk beramal shalih dan kemamPuan yang baik. Ada-
pun sekedar membaca dengan baik, mengetahui macam-macam
qira'at yang berjumlah tujuh atau sepuluh, maka dia bukan meru-
pakan luntutan, kalau seseorang mamPu membaca al-Qur'an de-
.,gu. tujuh macam bacaan atau sepuluh macam bacaan, maka hal
itu bukan merupakan sasaran. sasarannya adalah mengamalkan
al-Qur'an. Inilah yang semestinya, inilah tujuan dari al-Qur'an.
Adapun mempelajari bentuk-bentuk qira'at dan membaguskan
bacaan, maka ia hanyalah sarana semata.
,Sq (Abu Bakar dan Umar c*b berkata)
O Cb *i * ;i
Maknanya, bahwa membaca al-Qur'an dengan benar dan
tidak melakukan kekeliruan saat membaca adalah lebih bagus da-
ripada menghafal dalam jumlah banyak namun disertai kesalahan
dan kekeliruan membaca. Anda menghafal sedikit dari al-Qur'an
namun dikuasai dengan baik dan Anda membacanya dengan baik
juga sesuai dengan yang dituntut adalah lebih bagus daripada
Anaa membaca banyak namun Anda membacanya tidak sebagai-
mana mestinya.
O (Ali bin Abu Thalib berkata)
# *jtii
Bagaimana bila seseorang mengingkari satu ayat atau satu
surat daii al-Qur'an? Kekufurannya lebih berat, na'udztt billah.
Atau dia mengingkari safu kata dalam a|-Qur'an, kekufurannya
lebih berat, karena dia mengingkari knlam Allah d*.
Dalam kesempatan yang baik ini perlu diingatkan bahwa
sebagian orang menyangka bahwa Thaha danYasin termasuk nama
ffi
ei LQtu' a* adalzh ?<alarru a{llal,
(@ u6*;$L@'+€#5.t;3b
"Wajah orang-orang Mukmin pada hai itu berseri-seri. Ke-
pada Rabb mereka, mereka melihat." (Al-Qiyamah: ZZ-Zgl.
,Ut6 dGS
Allah dlt$ berfirman,
(@i;;i *;i#je'ii*y
" S ekali-kali tidak. S ada hai itu b enar-
esungguhny a merek a p
benar terhalang dari melihat Tuhan mereka." (Al-Muthaffifin:
ls).
uJt'> L1 * is uLAt 4v €. gri q; tai
oiW*p,lgvgtQv e
Manakala Allah dltS menghalangi mereka dalam kondisi
murka, maka hal itu menunjukkan bahwa dalam kondisi
ridha orang-orang Mukmin akan melihat kepadaNya, jika
7/'lzl,i,lrat A?ail di, 9hni, TCaanat
3$t iu5
.^Ab V ,"i, ;.b.^b &"r- *J3;i
Iv -,
#iiu
Ini adalah penyamaan melihat dengan melihat bukan obyek
yang dilihat dengan obyek yang dilihat, karena Allah tidak
ada yang serupa denganNya dan tidak pula tandingan.
(srrrrh atnh)
4a;sY
"Ktmu tidak akan melihatKu." (Al-A'raf: 143).
Namun melihat Allah di akhirat ditetapkan oleh al-Qur'an,
as-Sunnatu dan ijma'.
Allah rlt5berfirmary
{@';}6v;Jr@':ne 45r6fi
"Wajah orang-orang Mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada
Rabb merela, merekn melihat." (Al-Qiyamah: 22-23).
Allah tJtS juga berfirman,
{@i;*i #;-6*'ii#Y
"Seknli-kali tidak. Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar
terhalang dari melihnt Tuhan merelu." (Al-Muthaffifin: 15).
Manakala Allah menghalangi orang-orang fajir untuk meli-
hatNya, maka hal ini menunjukkan bahwa orang-orang baik akan
melihatNya, karena jika tidak demikian, maka tidak ada perbedaan
di antara mereka.
Nabi #bersabda,
.*3') e itt\t# ! ,;;;lt tr^ bli w ff.t:tt; 4L
"Sesungguhnya kalian akan melihat Rnbb kalian sebagaimann lulian
melihat rembulan ini, kalian tidak (perlu) berdewknn dalam melihatNya."
Muttafaq alaihi.
Irri adalah penyamaan melihat dengan melihat, bukan obyek
yang dilihat dengan obyek yang dilihat, karena Allah tidak ada
?nolilrar, ??"all Ai, thrn ?<in rrab
***
ryarnrn)
C ;r.$r q, 6[s fu ys: eq e (Menetapkan bahwa oranS-orang
Mukmin akan melihat Rabb mereka di Hari Kiamat)
Setelah merampungkan pembicaraan tentang lcnlam Allah $5,
yaitu a[-Qur'an, penulis melaniutkan kepada salah satu sifat di
antara sifat-sifat Allah yang agung, yaitu ru'yat (melihat), yaitu
bahwa orang-orang Mukmin akan melihat Rabb mereka di Hari
Kiamat, sebagaimana hal itu ditetapkan secara mutawatir oleh
Sunnah Rasulullah ffi, sebagaimana hal tersebut ditunjukkan oleh
alQur'an al-Karim. Allah 0E berfirman,
{ @',*ev;JI@':'ae t;ir;rb
"Wajah orang-orang Mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada
T uhan mer elcn, m er ela m el iha t. " (Al-Qiya mah: 22-23) .
{is23n#$:Lly
"Tunggulah kami, kami akan mengambil sebagian dari cahaya
knlian." (Al-Hadid: 13).
Dan Firman Allah ult5,
$,rti&-y_S Jy-tr#_J1 F
"Tidak ada yang merelu nnnti-nantilan kecuali datangnya Allah."
(Al-Baqarah: 210).
Yakni, mereka itu tidak menunggu kecuali hadirnya Hari
Kiamat. Blla pli tidak ditransitifkan dengan apa pun, maka mak-
nanya adalah menunggu. Bila setelahnya adalah g seperti,
4,6*i;rfiie$c$i#
"Kntakanlah, 'Lihntlah apa yang ada di langit dan di bumi'." (Yunus:
F
L01), maka maknanya adalah memikirkan dan merenungkan,
{@'bi;;i i;t;;;;iyYb
"sekali-kali tidak. Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar
terhalang dari melihat Tuhan mereka." (Al-Muthaffifin: 15).
Karena mereka kafir di dunia, tidak membenarkan ilahiyah
Allah, nama-nama dan sifat-sifatNya d6, maka di Hari Kiamat
Allah rJrs tidak menamPakkan Diri kepada mereka sebagai sebuah
hukuman atas mereka, dan terhalangi sehingga mereka tidak bisa
melihat Allah, dan (sebaliknya) ini membuktikan bahwa oranS-
orang Mukmin akan melihatNya.
Allah ult5 berfirman,
ni,
{ 7;53 ;iG' t^i.{;'z:,r-7- $ t2!',trArJ }
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, adn pahnla yang terbaik(surga)
dan tambahannya dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak
(pula) kehinaan." (Yunus: 26).
Mereka berbuat baik, yakni beramal baik di dunia, husna
adalah surga, tambahan di sini adalah melihat kepada waiah Allah,
sebagaimana hal itu ditafsirkan oleh Nabi M dalam Shahih Muslim,l
I Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Intan, Bab Ru'yat al-Mu'minin fi. al-
,.Grd--.Grf1"-
.:< 302 E<.
'.frQr-5: Afn
%lld.i,fu, aufu di, 90ai, Thanar,
bahwa tambahan adalah melihat kepada wajah Allah dc. Allah tlts
berfirman,
{@ !;iq$v.{D{+tiP'y
"Mereka di dalamnya memperoleh aPa yang merelu kehendaki, dan
pada sisi Kami ad.a tambahannya." (Qaf: 35). Tambahan tersebut ada-
lah melihat Wajah Allah.
{@'*c*i1#,i"b
"Wajah orang-orang Mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada
Tuhan merelu, mereka melihat." (Al-Qiya mah: 22-23).
Ini adalah dalil-dalil dari al-Qur'an yang menetapkan bahwa
orang-orang Mukmin akan melihat Allah tJt5. Dalam masalah ini
terdapat hadits-hadits dalam jumlah besar yang mencapai tingkat
mutawatir, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim
dalam Hadi al-Arwah ila Biladi al-Afrah. Orang-orang Mukmin akan
melihat Allah ditetapkan oleh al-Qur'an dan diriwayatkan secara
mutawatir dalam as-Sunnah. Menetapkannya merupakan keyaki-
nan Ahlus Sururah wal Jama'ah, orang-orang Mukmin akan melihat
Tuhan mereka di Hari Kiamat, mereka melihatnya di dua tempat:
Di Arashat Kiamat di padang mahsyar, dan di surga saat mereka
telah memasukinya, mereka melihatNya sebagai sebuah nikmat
dan penghormatan.
Golongan Mu'tazilah dan orang-orang yang sepaham de-
ngannya mengingkari bahwa orang-orang Mukmin akan melihat
Al1ah. Mereka berkata, karena melihat hanya terjadi terhadap jism
(tubuh) dan tubuh-tubuh itu mempunyai kemiripan, bila kita
menetapkan masalah maka kita menetapkan bahwa Allah adalah
jism, padahal jism-jisrn memiliki kemiripan. Hal ini seperti manhai
mereka dalam sifat seluruhnya. Pendapat mereka adalah pendapat
yang batil.
Kami berkata, orang-orang Mukmin akan melihat Rabb me-
reka, dan hal ini tidak berkonsekuensi penyerupaan Allah seperti
yang kalian katakan, karena tidak ada seorang pun yang serupa
{:tiS'*>ri{}
t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tauhid, Bab Qaulullah dtn, );i!i;3b
$'4v, no.7339 dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Ma'rifatu Thariq ar-Ru'yah,
nb. gozlrsg: dari hadits Abu Sa'id al-Khudri &.
€ffi
'f^q-gCn
€ffip ffiF
"Dia tiilak dicapai olehpenglihatan mata." (Al-An'am: 103).
Mereka berkata, ayat ini adalah dalil yang menunjukkan
bahwa melihat Allah (di akhirat) ditiadakan.
Kami meniawab,Irri adalah perkataan yang batil, karena ayat
tersebut bukan menafikan melihat Allah, akan tetapi menafikan
idrak (pengetahuan dari segala sisinya), karena tidak semua yang
dilihat diketahui secara rinci. Anda melihatNya namun Anda tidak
mengetahuiNya secara detil, yakni ilmu Anda tidak meliputiNya.
Anda hanya sekedar melihat saja dan ha1 itu tidak berarti Anda
mengetahuiNya dari segala sisiNya. Sebagai contoh matahari, dan
Allah memiliki perumpamaan yang lebih tinggi. Anda melihatnya,
namun apakah Anda mengetahuinya secara detil? Anda tidak me-
ngetahuinya secara detil padahal ia hanya makhluk, maka apalagi
Allah Sang Pencipta de? Ayat di atas tidak menafikan melihat Allah,
akan tetapi menafikan idrak, bahkan
4.#s;L)iJY
"Dia tidak dicapai oleh penglihatan mata." (Al-An'am: L03), me-
nunjukkan bahwa mata melihatnya sekalipun tidak mengetahui-
nya dari segala sisi, yakni tidak meliputiNya {16.
Mereka juga berdalil dengan Firman Allah tJtS kepada Musa,
4,{.iJJcWySiJ6J'i}
(diriMu)
"Berkatalah Musa, 'Ya Tuhanku, nampakkanlah kepadaku
agar aku dapat melihatMu.' Tuhan berfirman, 'KAmu sekali-kali tidak
sanggup melihatKu'. " (Al-A'raf: 1,43). Mereka berkata, ini adalah
dalil yang juga menafikan melihat Allah.
Kami menjawab, Ayat ini menafikannya di dunia, karena
Nabi Musa r,)SE meminta hal itu di dunia dan Allah tidak dilihat di
dunia, tidak seorang pun melihat Allah di dunia, {,tj lY "Kamu
!
tidak berarti
seknli-kali tidak sanggup melihatKu." Pertahan dengan
penafian untuk selamanya, akan tetapi temporal, dalilnya adalah
Firman Allah tJl.5 kepada orang-orang Yahudi,
l# "tt1i
g:" i111€ ;ti
!,b-ii \Ii'PJ .i1,ySb
"+
1l'lplilar, A?ail di, 9bi, 71a,nat,
4"6$Wc+-a#.y
"Wahai Malik, hendaknya Tuhanmu mematikan kami saia." (A,-
Zukhruf:77).
Mereka ingin mati agar bisa terbebas dari siksa neraka, di
akhirat mereka menginginkan kematian sekalipun di dunia Allah
rjt5 berfirman tentang mereka, 4fL:U:5-$\"Don sekali-luli mereka
tidak aknn mengingini kematian itu selama-lamanyA."
Ini menunjukkan bahwa penafian dengan ;l (Udat akan) tidak
untuk selama-lamanya.
Dalam ayat, $ ,r;.i Jb"Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-
Ku." Dia tidak berkata, kimu tidak melihatKu, akan tetapi tidak
sanggup melihatKu, dan ini di dunia. Tidak seorang pun melihat
Allah di dunia, karena jasad manusia yang lemah dan kemampuan
mereka sehingga mereka tidak sanggup melihat Al1ah. Adapun di
akhirat, maka Allah til$ memberikan kekuatan kepada orang-orang
Mukmin yang dengannya mereka mampu melihat Allah 06. Perkara
akhirat berbeda dengan perkara dunia.
Ada satu titik yang patut diluruskan, sebagian pensyarah,
semoga Allah memaafkan mereka, berkata, melihat Allah di dunia
mustahil. Ini salah, melihat Allah di dunia bukan mustahil, akan
tetapi mungkin, hanya saja manusia tidak bisa. Oleh karena itu,
Musa meminta kepada Allah untuk (dapat) melihatNya. Seandai-
nya melihat Allah ulr5 di dunia mustahil, niscaya Nabi Musa tidak
akan memintanya, karena hal itu mustahil. Melihat Allah di dunia
tidak mungkin, karena lemahnya daya tangkap manusia di dunia
'm2lil'at qa& di, 9bo 7iiaorat,
ini, bila tidak, maka pada dasamya ia mungkin dan tidak mustahil,
karena Musa meminta melihat kepada Allah, Musa tidak meminta
sesuatu yang mustahil dan tidak pula sesuatu yang haram.
O ii:;lS (Mereka mengunjungiNya)
Ini sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah +Sbahwa mereka
mengunjungi Allah € di hari ]um'at atau seukuran hari ]um'at
dari hari-hari dunia, lalu Allah ffi menampakkan DiriNya di hari
tersebut. Oleh karena itu, hari tersebut dinamakan Yaum Mazid
(hari tambahan nikmat) sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah.l
O {3ttK-5 fii|JJ (Dia berbicara kepada mereka dan mereka
berbicara kepadaNya)
Allah r.I5 memberi salam kepada mereka dan mereka menja-
wab salamNya, Dia berbicara kepada mereka dan mereka berbicara
kepadaNya. Ini berdasarkan hadits,
."owy L3'1. Al{.:'^ifu it *i b & v
"Tidak seorang pun dari kalian kecuali Rabbnya akan berbicara
kepadanya di Hari Kiamat, di mana di antara dia dengan Allah tidak ada
penerjemah."2
.6S
,G6.-.thd,
1l'ld,i,hat a?ab di, 90ot, %,ianat,
{@ bl"S3tK;itc61$"
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
(Ar-Rahman: L3), padahal J1 adalah huruf iarr bukan muftad yang
jamaknya }jT, karena Jladalah huruf iarr yang sudah dikenal. Na-
mun yang membuat mereka melakukan iri, na'udzu billah, adalah
fanatik madzhab, ini adalah penyelewengan terhadap kalam Allah
dari maknanya yang benar.
o ,d}s jti; (Auah dlr$ berfirmad, {@ai;c xi#j#,if*} "sr-
kati-kali tidak, sesungguhnya mereka-pada hari itu benatbenar
terhalang dai melihat Tuhan tnetek*." (Al-Muthaffifin: 15).
Bila Allah dt5 menghalangi orang-orang kafir sehingga mereka
tidak melihatNya di Hari Kiamat, maka hal tersebut menunjukkan
bahwa orang-orang Mukmin akan melihatNya. orang-orang kafir
dihalangi sehingga mereka tidak bisa melihat Allah tlts sebagai
penghinaan terhadap mereka, karena mereka kafir di dunia, maka
balasan bagi mereka adalah dihalanginya mereka sehingga tidak
melihat Allah di Hari Kiamat, sedangkan orang-orang yang ber-
iman di dtrnia, maka mereka diberi kehormatan untuk melihaNya
dan mereka berbahagia dengan itu sebagai balasan dariNya bagi
mereka.
O!J*I.JI 4v ,t ,rytt q+ tdi (Manakala Allah dlts menghalangi
mereka dalam kondisi murka). Lri adalah sisi pengambilan dalil.
O v7t 4v e uil i*tsr tt * is (Maka hal itu menunjukkan
bahwa daiam kondisi ridha orang-orang Mukmin akan melihat-
Nya)
Dari sini maka Imam asy-Syafi'i berkata, "Bila Allah meng-
halangi musuh-musuhNya sehingga mereka tidak melihatNya,
maka hal tersebut merupakan dalil bahwa wali-wali Allah akan
melihatNya $g. Bila tidak, maka tidak ada perbedaan antara oranS-
.6JEF
,.G6Jh61,
TnoliLat A?ilL rt, 9bo 71atnar,
"sesungguhnyakalianakan*rrrr*urr,{.rf rf :r::;rf:
kalian melihat...." Yang disamakan adalah melihat dengan melihat.
Para pengikut golongan Asy'ariyah hendak keluar dari madzhab
Mu'tazilah, karena mereka tidak memiliki alasan untuk menolak
keyakinan akan ri'relihat Allah ini karena ia ditetapkan oleh dalil-
dalil yang shahih, maka mereka hendak melepaskan diri dari
madzhab Mu'tazilah, namun kesengsaraan lain justru menyergap
mereka. Mereka berkata, Allah ffi dilihat akan tetapi tidak di suatu
arah, hal ini mereka katakan karena mereka menafikan bahwa Allah
dg dia atas sana (al-'Uluro). Kami katakan, ini adalah perkataan
yang batil, yang benar adalah bahwa Allah akan dilihat dan berada
di arah yang tinggi.
'ffgs
,.hd,-.661,
ffi
qailo&qdfa,u
.-:--
I I-
;dl"o,i
#s'
,.G'd.-.66ff,
qailo&qatur,
4@5M;5fii,61;1{>
"Dia tidak ditanya tentang aPa yang diperbuatNya dan me-
rekalah yang akan ditanya (tentang aPa yang meteka laku-
kan)." (Al-Anbiya': 23).
&r j6
'dr$
Allah d[$ berfirman,
{@ )*:ffir*KeYb
"sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukur ant. " (Al-Qama rz 491.
,M JtiS
Allah d$$ berfirmary
{@rJ fifiP'l>';;r'p.
"Dant Dia telah menciptakan segala sesuatu dan menetapkan
ukuran-ukuraflny a ilengan serapi'rapiny a." (Al-Furqan: 2).
,M Jtii
Allah dl$ berfirman,
4#W,{:i6
"Barangsiapa yang Allah ffienghendaki akan membefikan ke-
pailanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
(memeluk agama) Islnm, dan barangsiapa yang ilikehendaki
Allah kesesatannya, niscaya Allah menjailikan dadanya sesak
lagi sempif." (Al-An'am: L25).
.ii ,itt rit6ilt v ,M ,* in.UW ;.n it * u.t ,si:i
)fi\ bii ,i\t eiri ,*r':i ,1*i ,*isi ,bu ui
F il55 c;l* ,,h* it i .o'-i i o .li
.J J zJo
Hadits ini dinisbatkan oleh Syaikh Yasin al-Fadani dalam Waraqat fi al'
Musalsalat wa al-Aua'i.l al-Asanid al-Aliyah, hal. G7 kepada ad-Dailami di
Musnad al-Firdaus.
1 Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad, no. L723; Abu Dawud, no. 1425,
1426; at:firmidzi, no. 464; an-Nasa'i,3/248; Ibnu Majah, no. 1178 dan sanad-
nya shahih, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkannya dalam catatan kakinya
atas at-Tirmidzi.
Faidah penting, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata dalam
Durus Fatawa fi al-Haram al-Makki tahun 1408, hal. 136, dalam konteks
menjelaskan makna doa qunut, ,' ': ^i u ? q't (Dan lindungilah kami dari
hebunrkan afa yang Enghau tetafrkan). Syaikh berkata, "Allah # menetapkan
kebaikan dan keburukan. Adapun ketetapanNya dengan kebaikan, maka ia
adalah kebaikan murni dalam ketetapan dan apa yang ditetapkan, misalnya
Allah # memufuskan unfuk melapangkan rizki manusia, ketenangan, petun-
juk, kemenangan dan seterusnya, maka hal ini adalah kebaikan murni dalam
ketetapan itu sendiri dan dalam apa yang ditetapkan. Adapun ketetapanNya
dengan keburukan maka ia adalah kebaikan dalam ketetapan dan keburukan
dalam apa yang ditetapkan. Misalnya kekeringan dan tertahannya hujan, ini
buruk, namun ketetapan Allah dalam hal ini adalah baik. Allah tll5 berfirman,
ffi
qdiln, &%dar,
{ .f'1i'';"lil ;{ i9 nWl'Kfl}
"Agar tidak ada alasanbagi manusia untuk membantah Allah
setelah diutusnya para rasuL " (An-Nisa': 1.65).
tffi$Yf -nfr'tJlKi{b
{ jiwa
"Allah tiilak membebani suatu kecuali sebatas kemam-
puanny a," (Al-Baqarah: 285).
ju3
4#u-ifri5i6\,ws
Allah tJt$berf irm an, " M ak a b ert akw al ah kamu kep a da All ah
s eb at as kemampu anffiu. " (At-Taghabun: L6).
.t\d-Jh6l,
trrF
qaila,&qada,v
"Grd--^6frl,
'HggBi'
qadla,&qada,
(tror.h ainh)
{@ '*)(;3'6 (x.3LLy
"Sesungguhnya Tuhanmu melakukan apa yang Dia inginkan."
(Hud:107).
Tidak ada sesuatu pun yang keluar dari keinginan dan ke-
kuasaanNya, tidak ada sesuatu pun yang muncul kecuali dengan
takdir dan pengaturanNya. Di TanganNya kerajaan langit dan
bumi, Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki
karena rahmatNya dan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki
karena hikmahNya. Dia tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan-
Nya karena hikmah dan kekuasaanNya yang sempurrra, sementara
merekalah yang ditanya, karena mereka adalah makhluk yang
diatur dan terhukum.
Iman kepada qadar adalah wajib, ia termasuk salah satu dari
rukun iman yang enam berdasarkan sabda Nabi ffi,
.gys l-*
"lman adalah hendaknya engluu beriman kprdo Allah, malaikat-
malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, Hari Akhir dan qadar
yang baik dan yang buruk." Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya.
Nabi s juga bersabda,
w#
,.Gd--.6r1,
qalb6rqafar,
't+;3v ? e3
"Dan lindungilah aku dari leburuknn apa yang Engknu tetapknn"'
Nabi ffi menisbatkan keburukan kepada aPa yang Allah tetapkan
bukan kepada ketetapanNYa.
Iman kepada qadar tidak terwujud kecuali dengan empat
perkara:
Pertama: Beriman bahwa Allah tlts mengetahui semua aPa
yang akan terjadi secara global dan rinci berdasarkan ilmu yang
tidak ada sejak dahulu, sebagaimana Firman Allah t'JtS,
ffi
qalb&qafar,
pada dirimtt sendiri melainkan telah tertilis dalam kitab Oaulril Mahfitzh)
sebelum knni mencipt akanny a. " (Al-Had id: 22).
Yakni, sebelum Kami menciptakan makhluk. Dan berdasar-
kan sabda Nabi;9,
'# u,:\ri.:tFgr Ji*'ti # j;jr t_r.w,
-r'lu
irr';:1
;- J'i
Sesungguhnya Allah telah menetapkan takdir-takdir makhluk,
"
lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bwni. " Di-
riwayatkan oleh Muslim.l
Ketiga: Bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di langit
dan di bumi kecuali dengan kehendak Allah dan keinginanNya
yang berkisar di antara rahmat dan hikmat, Dia memberi petunjuk
kepada siapa yang Dia kehendaki dengan rahmatNya, menyesatkan
siapa yang Dia kehendaki dengan hikmahNya. Dia tidak ditanya
tentang apa yang dilakukanNya karena hikmah dan kekuasaan-
Nya yang sempurna, dan merekalah yang akan ditanya. Apa yang
terjadi dari semua itu maka ia sesuai dengan ilmu Allah yang lebih
dahulu dan apa yang Dia tulis di Lauhil Mahfuzh berdasarkan
Firman Allah tjtF,
4@$i;;ti,6K('yb
"Sesungguhnya Kami menciptalan segala sesuatu menuni qadar
( ukuran)." (Al-Qam ar: 49).
W- t;t*i- ;1
";
J3 S* i5i6 & x-# J x r; #Y
$.q;V'i3;1
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan petunjuk
kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama)
I Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Qadar, Bab Hiiai Adam wa Musa tffi,
no. 2653(16), dari haditsAbdullah bin Amru bin al-Ash rg: dengan lafazh,
* -ii'#A,r:\r: * eJit
+rjLi,;,Jr dLjii pra,irt s
"Allah menulis takdir makhluk-makhluh lima puluh ribu tahun sebelum Dia
menciptakan langit dan bumi. . ."
,,Grd--.6d,
'6J:W
qadl,a,&qatu/u
{@rJ r;{{'6'JLil$y
"Dan Dia telah menciptalun segah sesuntu dnn menetapkan qadar-
qadnr (ukuran-ukurannya) dengan serapi-rapinya. " (Al-Furqan: 2).
Allah rJtS juga berfirman melalui lisan Ibrahim,
{@ iJ:3Y5:t5L6vy
"Dan Allah telah menciptakan kalian, termasuk apa yang kalian
perbuat." (Ash-Sha ffat: 96).
O *ti iY*tJ ,r6i t5 es t*t i:it b a;; S;a;j;
(Kita tidak
menjadikan qadha' dan qadar Allah sebagai hujjah bagi kita
untuk meninggalkan perintah-perintahNya dan menjauhi la-
rangan-laranganNya)
g;;,eq,fK;*il\y
"Pada hari ini masing-masing jiwa dibalas sesuai dengan apa yang
ia usahaknn (kerjakad." (Ghafir: 17).
.ffi
Seandainya hamba tidak mempunyai pilihan dan kemampuan
qailu,&qadu,
4\Gil$Yt' :i{i'i3*{Y
"Allah tidak membebani suatu jiwa kecuali sebatas kemampuan-
nya." (Al-Baqarah: 286).
4tru-il(!ii6y
'Makn bertakwalah lamu kepada Allah menurut lcesanggupanmu."
(At-Taghabun: L6).
Kalau seandainya orang bersangkutan terpaksa untuk ber-
buat, niscaya dia tidak akan sanggup untuk berbuat atau menahan
diri; karena orang yang terpaksa tidak bisa untuk menghindar.
3. Setiap orang mengetahui perbedaan di antara perbuatan
suka rela dengan perbuatan terpaksa, di mana pada perbuatan
suka rela seseorang dapat berlepas diri (menghindar) darinya.
4. Pelaku dosa sebelum melakukan dosa tidak mengetahui
apa yang ditakdirkan atasnya, dan dia bisa melakukan atau tidak
melakukan. Maka bagaimana dia memilih jalan salah dan beralasan
kepada takdir yang tidak dia ketahui? Apakah tidak lebih pantas
jika dia mengambil jalan yang benar dan berkata, "Inilah takdir
saya?"
5. Allah ults menyatakan bahwa Dia mengutus para rasul
untuk menegakkan hujjah atas manusia (supaya mereka tidak punya
alasan kalau tidak taat),
';'i|L;'i if,$$l'Kdry
{ Eti
"Agar tidak adn alasan bagi manusia untuk membantah Allah sete-
lah diutusnya para rasul." (An-Nisa': 165).
Kalau takdir itu merupakan alasan bagi pelaku dosa, niscaya
alasan tersebut tidak terputus dengan diutusnya para rasul.
.Grd;hr1,
'6J3{#'
qailw &qaftuu
"6d--.6d,
'ffiJ3G'
%dl'a,6(qah/v
4,'1b39'nfF
"Allah adalah pencipta segala sesuatu." (Az-Zumar: 62), dan
Firman Allah tlt$,
{@ 'b;13'u'5KiL6Vy
"Dan Allah menciptalanmu dan apa yang kamu lakukan." (Ash-
Shaffar 96).
2. Allah adalah Pemilik langit dan bumi, mana mungkin ada
dalam kekuasaan Allah sesuatu yar.g lepas dari kehendak dan
penciptaanNya?
4.#W,!{:4
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan petuniuk
kepadanya, niscaya Dia melapanglan dadanya untuk (memeluk agama)
lslam, dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya
Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit." (Al-An'am: L25).
Dan kehendak Syar'iyah adalah yang bermakna mencintai,
seperti Firman Allah tlt5,
4'P4;45.6 L;t,tly
"Dan Allah ingin mengampuni kalian." (An-Nisa':27\.
Perbedaan di antara keduanya, adalah bahwa yarrg pertama
mengharuskan terjadinya apa yang diinginkan Allah sekalipun ia
tidak harus dicintai Allah. Adapun yang kedua tidak mengharuskan
terjadi tetapi ia dicintai oleh Allah
***
qail,t,&qadat,
(t**h uorrr)
O sst1g.il ,.,
.i-f,i { ,h}a. iwirii ttE ir +W bj (Di antara
sifat-sifat Allah &[S adalah Dia melakukan apa yang Dia kehen-
daki, tidak ada sesuatu pun yang teriadi melainkan atas kehen-
dakNya).
Di sini penulis mulai masuk ke dalam sifat kedua dari sifat-
sifat Allah, yaitu menetapkan qadha' dan qadar. Yaitu bahwa
Allah {B menetapkan dan menakdirkan segala apa yang terjadi di
alam semesta ini dari awal sampai akhir. Tidak akan pemah terjadi
sesuatu dalam kerajaan Allah d* yang tidak dinginkan oleh Allah.
Segala sesuatu terjadi karena qadha' dan qadarNya, kehendak dan
keinginanNya, penciptaan dan pengadaanNya SE.
Yang demikian itu karena Iman kepada qadha' dan qadar
merupakan salah satu rukun Iman yang enam, sebagaimana sabda
Nabi S,
'uiS ,iil p$tt ,*t't: ,r:sr ,#>u, ,b\ by ii SrqYi
'e!r Yf ll;i,u,
"lman adalah hendaknya engkau beriman kepada Allah, malaikat-
malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, Hari Akhir dan engknu
beriman kepadaa qadar yang baik dan yang buruk."
Dan sabda Nabi M, s?t ef)i\.;43:3 "Hendaknya engkau
beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk," merupakan dalil
bahwa iman kepada qadha' dan qadar merupakan salah satu dari
rukun Iman yang enam dan termasuk dasar-dasar keimanan. Siapa
yang mengingkarinya, maka dia mengingkari salah satu rukun
Iman dan salah satu prinsip Iman.
Iman kepada qadha' dan qadar mengandung empat ting-
katan:
Pertama: Bahwa Allah mengetahui apa yang telah terjadi
dan apa yang akan terjadi dengan ilmuNya yang azali, di mana ia
ffi
€p iffits
merupakan sifatNya sejak awal dan untuk selamanya.
Kedua: Bahwa Allah menulis hal itu di Lauhil Mahfuzh,
yang padanya Allah menulis segala apa yang akan terjadi sampai
Hari Kiamat.
Ketiga: Bahwa tidak ada sesuatu pun di alam ini, pengadaan
terhadap sesuatu, atau kebinasaannya, atau kematian, atau kehi-
dupary atau keberadaan, atau ketiadaan, kecuali dengan kehendak
dan keinginan Allah dtF. Bila Allah menghendaki sesuatu, maka ia
terjadi, sebagaimana FirmanNya,
hanyalah berkata kepadanya, 'ladilah!' Mal<a terjadilah la. " (Yasin: 82).
Maka tidak ada sesuatu pun yang terjadi di alam semesta ini;
kehidupan, atau kematian, atau kebaikan, atau keburukan, atau
sakit, atau kesehatan, atau kesuburary atau kekeringan, atau selain-
nya, kecuali dengan kehendak dan keinginanNya dc. Tidak akan
terjadi sesuatu dalam kerajaan Allah yang tidak Dia inginkan.
Keempat: Bahwa bila Allah menghendaki dan menginginkan
sesuatu, maka Dia menciptakan dan mengadakannya. Tidak ada
sesuatu pun di alam semesta ini kecuali ia adalah makhluk Allah
yang Dia adakan, sebagaimana Allah eJtS berfirman,
{@l#vi:t&xily
"Dan Allah menciptakanmu dan apa yang kamu lakukan." (Ash-
Shaffat 96).
Perbuatan hamba-hamba termasuk perkara-perkara yang
diciptakan oleh Allah ffi,Dia mengetahuinya, menulisnya, meng-
hendakinya, menginginkannya, menciptakannya dan mengadakan-
'weH
,.tad*-..6r,.1,
qailw&qada,v
{@ Lr:lu'tA-'f ilb
"Sesungguhnya Allah melakulan apa yang dikehendakiNya." (Al-
Hajj:1,$.
Allah iHberfirman,
{@ i).v.36y
(Al-Buruj: 16).
"Mahakuasa berbuat apa yang dilcehendakiNya.'
Bila Allah menghendaki sesuatu, maka Dia menciptakannya
dan mengadakannya. Tidak ada sesuatu pun yang bisa menolak,
karena Dia melakukan apa yang Dia kehendaki. Adapun makhluk,
maka terkadang dia menghendaki sesuatu, namun dia tidak kuasa
untuk melakukannya. Adapun Allah *, maka Dia melakukan apa
yang Dia inginkan, hal ini berlaku urnum atas segala sesuatu yang
ada di alam ini, bahwasanya semua itu terjadi karena kehendak
Allah, dan bahwa semua itu adalah perbuatan Allah €; Allah
pencipta segala sesuatu.
O ;iil;, V re LXii Oidak ada sesuatu pun yang keluar
dari kehendakNya)
Apa yang Allah takdirkan pasti akan menimpa semua makh-
luk, kebaikan maupun keburukan, kemaslahatan maupun kerusak-
an, kekufuran maupun keimanan, ketaatan maupun kemaksiatan.
,.tad--hdL
'6J:#'
qailu,&qadar,
ffi
qailw&qafar,
{@l#Y;:SiL^Yy
"Dan Allah menciptakanmu dan apa yang lamu perbuat." (Ash-
Shaffar 95).
Allah d)t5 juga berfirmary
(ttl'gL6frY
"Allah adalah Pencipta segala sesuatu." (Ar-Ra'd: L6).
O&gli tr$i tfii (Diamenetapkan rizki dan ajal mereka)
Yakni, menakdirkan rizki dan ajal mereka, sakit dan kesem-
buhan mereka, kematian dan kehidupan mereka. Mereka tidak
memiliki pilihan dalam hal ini, ia terjadi atas mereka tanpa ke-
inginan mereka, sekalipun mereka membenci dan tidak meng-
harapkannya, ia tetap terjadi pada mereka. Sakit dan maut terjadi
pada mereka, hal-hal yang menyenangkan dan menyedihkan ter-
jadi pada mereka. Semua itu terjadi dengan ketetapan dan takdir
Allah d.ltF.
O t{,+;rw.:i t'Jri,- (Dia memberi hidayah kepada siapa yang
Dia kehendaki dengan hikmahNya)
Allah rJtS memberi hidayah dan menyesatkan siapa yang Dia
kehendaki karena suatu hikmah, Dia tidak memberi hidayah ke-
cuali bagi siapa yang memang berhak mendapatkannya. Dia lebih
mengetahui siapa yang patut mendapatkannya. Dia menyesatkan
ffi
qadAo &qahr,
kepada orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah memberi petunjuk lce-
{@ i-il*tuJvuii;i,ib
"Dan sesungguhnya lumu benar-benar menunjuld<an ke ialan yang
lurus." (Asy-Syura: 52), yakni membimbing dan mengarahkan.
Adapun hidayah hati, hidayah yang membuat manusia mau
menerima, maka ia di berada Tangan Allah S5, bukan di tangan
Rasulullah ffi. Seandainya Rasulullah ffi berusaha sekuat tenaga,
niscaya hidayah tersebut hanya terwujud pada orang-orang yang
memang dikehendaki oleh Allah it*.
O :dtXS 'jur i6 (auah dS berfinnan), 4@ai€r;$$fr6'Ji-{>
"Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya dan merekalah
y ang akan ditany a ;' (Al-Anbiya' : 23).
"_"#rqi*
ii.Z ;u t'L,J;.;pt j;*1 a ".4t +tLt wb ,?33-fu:lti 6. .. t.
.'AAi rb (^li CUi
"Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balik hati, teguhkanlnh
hatiku di atas Agama dan ketaatan kepadaMu." Aisyah berkata kepada
beliau, "Ya Rasulullah, Anda sering mengucapkan, 'Wahai Dzat yang
membolak-balik hati, teguhkanlah hatiku di atas Agama dan ketaatan
kepadaMu'.' Maka Nabi l& menjawab, "Siapa yang menjaminku semen-
tara luti para hamba di antara dua iari ar-Rahman, bila Dia berkehendak
membalikknn hati seorang hambaNya, maka Dia membaliklanutya."l
Dan Allah tlS berfirman,
jizat itu hanya berada di sisi Allah.' Dan apakah yang memberitahukan
kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman.
Dan (begitu pula) Kami memalingknn hati dan penglihntan merekn seperti
merelcn belum pernah beriman lcepadanya (al-Qur'an) pada permulaan-
nya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang
sangat." (Al-An'am: 109-1 10).
Iman bukan di tangan mereka akan tetapi di tangan Allah d6.
$#W,.;iiia?.y
(Al-An'am:
"Niscaya Allah menjadilan dadanya sesak lagi sempit."
12s).
Dalam salah satuqira'ah dibaca, q; (dengankasrah ra')1 yakni
dia tidak menerima kebenaran, tidak cenderung kepadanya, seba-
liknya hatinya terasa sempit kepada kebenaran, bila dia mendengar
kebenarary maka dadanya sempit, lalu berpaling dan menghindar,
sebagaimana Allah tJ5 berfirman,
1 Ini adalah qira'ah (cara baca) Nafi' dan Abu Bakar, dengan ra' dibaca kasrah,
keduanya menjadikan kata sebagai i.sim fa'il, maknanya adalah kesempitan.
Allah menjadikan dadanya sempit. Lihat al-Karyf an Wuiuh al-Qira'at,karya
al-Makki,l/450.
qailw &qadar,
{ @'bi;;$- ;i 6l'ai a
"YJi
"Dan apabila hanya nama Allah saia disebut, kesallah hati orang-
orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama
sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka ber-
girang hati." (Az-Zumar: 45).
Manusia semacam ini berbahagia dengan kebatilan dan me-
rasa enggan (alergi) dengan kebenarary karena Allah tidak menja-
dikan hatinya memerima kebenarary karena Dia mengetahui bahwa
yang bersangkutan memang tidak layak mendapatkan hidayah.
Allah &E Mahabijaksana, Dia meletakkan segala perkara pada
tempatnya. Allah meletakkan hidayah pada siapa yang berhak,
berkenan menerima dan merasa tenang kepadanya, dan Allah juga
meletakkan kesesatan pada siapa yang tidak menerima kebenaran
dan tidak tenteram kepadanya. Hal semacam ini terbaca dengan
jelas pada manusia. Di antara manusia ada yang bersempit dada
saat mendengar kebenarary al-Qur'an, dzikir dan nasihat. Dadanya
menyempit dan dia pun berlari menjauh. Di antara manusia ada
yang mencintai kebaikan, gemar mendengar kebaikan. Hal ini
membuktikan bahwa hidayah dan kesesatan mempunyai sebab-
sebab dari hamba sendiri.
Orang yang menyukai kebaikan dan mencarinya dengan
sungguh-sungguh, niscaya Allah clts akan membimbingnya kepada
kebenaran. Barangsiapa membenci kebenaran dan ahlul haq niscaya
Allah akan menghalangrnya sehingga dia tidak meraih kebenaran.
Karena Allah tl* Mahabijaksana, Dia tidak akan meletakkan hidayah
kecuali pada siapa yang memang pantas mendapatkannya. Dia
tidak meletakkan kesesatan kecuali pada orang yang pantas men-
dapatkannya. Allah tB meletakkan segala perkara pada tempatnya
dan hal ifu berdasarkan iradnh (kehendak) kauniyahNya.
ffi
ngan sarana alat, kalau dirinya sendiri, maka mustahil dia terbang
ke langit, karena Allah tidak menciptakannya sebagai burung,
akan tetapi sebagai makhluk yang melata di bumi. Maka mustahil
baginya beriman sama dengan mustahilnya dia terbang di angkasa.
.ffi6fH
-TM-vv:r
qailw6(qdar,
464 dan Ibnu Majah, Kitab lqamah ash-Shalah wa as-Sunnah fiha, Bab ma
la'a fi al-Qunut /i al-Witri no. 1178 dari hadits al-Hasan bin Ali, dan hadits
ini dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Irwa',no.429.
1 Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab az-Zuhd wa ar- Raqa'iq, Bab al-Mu'min
Amruhu Kulluhu Khair, no. 2999 dan Ahmad, 4/332; dari hadits Shuhaib.
,,Grd.--Arl.
'ffi#w'
qadLo&qada,,a
{@ b#i'n'"6Kf'Ya€::-5i6 }i i t'{'&1W(.ii6}
menganiaya diri
"Keduanya berluta, Tuhan knmi, kami telah
kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada knmi, niscaya pastilah lami termasuk orang-orang yang
merugi' ." (Al-A'raf: 23).
Dan dalam ayat Yang lain,
ffi
qafh,&qah,
ffi
qail.a,E(qadar,
mana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang
kemudiannya, dan Knmi telah memberiknn wahyu pula kepada lbrahim,
lsmail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, lsa, Ayyub, Yunus, Harun dan
sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud. Dan Kami telah
mengutus Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang me-
rekn kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan ten-
tang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung. Merekn Knmi utus selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira
dan pemberi peringatan agar suPaya tidak ada alasanbagi manusia mem-
bantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. Dan Allah Mahaperknsa
lagi Mahabijaksana." (An-Nisa' : 163-165).
Dia menyebutkan hikmah diutusnya para Rasul dan diturun-
kannya kita-kitab, yaitu menutup pintu alasan di depan manusia,
sehingga mereka tidak bisa berhujjah dengan mengatakan, "Ya
Tuhan kami, belum datang kepada kami orang yang melarang
kami dan memperingatkan kami dari kemaksiatan, orang yang
menjelaskan kepada kami mana yang baik dan mana yang buruk,
mana hidayah dan mana dhalalah, kami tidak mengetahui."
Allah tJtS telah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-
kitab suci, karena Dia ingin menjelaskan bagi manusia aPa-aPa
yang merupakan ketaatan dan apa-aPa yang merupakan kemak-
riutir,, kekufuran dan keimanan, kebaikan dan keburukan, dan
Allah tidak akan menyiksa manusia sebelum Dia mengutus dan
menjelaskan kepada mereka,
{@ S;gl ,Lr'q'*KY;fi
ffi
qadb &qada,u
.ffi
qaAh,&qahr,
eA*rtWVJr;ty.lK;i:C16r4ivj,4'"5ia;iiY
{@ 5;K5-ti{at--' lV i5:"
"Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka
bahwa Kami akan menjadikan merekn seperti orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal shalih, yaitu sama antara kehidupan dan kematian
mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu." (Al-Jatsiyah: 21).
Ini adalah berburuk sangka kepada Allah $6, bahwa Dia
menzhalimi hamba-hambaNya, menghukum orang yang berbuat
baik dan membalas orang yang berbuat buruk.
O ,.lii b ,v;t, Eti ti (Dan itu teriadi dengan qadha' dan
qadar Allah)
Artinya, itu adalah perbuatan-perbuatan mereka, kebaikan-
kebaikan dan keburukan-keburukan mereka. Ia terjadi dengan
qadha' dan qadar Allah tanpa ragu, tidak ada sesuatu pun yang
keluar dari qadha' dan qadar Allah, apa pun itu, semuanya ter-
cakup dalam qadha' dan qadar Allah, akan tetapi kita tidak boleh
beralasan dengan membenarkan kesalahan dan kejahatan kita
bahwa ia adalah qadha' dan qadar Allah. Benar ia terjadi karena
qadha' dan qadar, namun sebelum Anda melakukan, Anda me-
miliki pilihan, kehendak dan keinginan, sehingga Anda patut ber-
tanggung jawab atasnya dan tidak atas qadha' dan qadar Allah.
Allah tidak menghukum seseorang atas dasar qadha' dan qadar,
akan tetapi dia menghukum atas perbuatan dan tindakannya.
Allah tidak menghukumnya atas dasar bahwa Dia menetapkan
dan menakdirkan begini dan begini, karena sisi ini tidak terkait
pahala dan hukuman, karena pahala dan hukuman berkaitan
dengan perbuatan dan tindakan manusia yang terjadi dari mereka
atas dasar pilihan, kehendak, keinginan, dan kesengajaan dari
mereka.
ffi
? nan ada.hh 9cilntaan & 9eilatan
w
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Iman, Bab Ziyadah al'Iman wa Nuq-
inoilni io.44 dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Adna Ahli al-Jannah Manzilah,
193/325: dari hadits Anas bin Malik'
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Iman, Bab Ziyadah al-Irnan wa Nuq-
inoilf"io. i dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Adna Ahli al-tannah Manzilah,
193/325: dari hadits Anas bin Malik.
ffi
? nan alalalv 9e*ataao & ?eilatan
(trrr. atmh)
', fl\ $l; .irAi lH; l{L t)\ 7't "#'n| l':",A.Iy',fi \:,Y
{@-rqib;dii'
"Padahal mereka tidak diperintahknn kecuali suPaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menialankan)
agama yang lurus, dan supaya merela mendiriknn shalat dan menunaikan
zaknt, dan yang demikian itulah agama yang lurus. " (Al-Bayyinah: 5).
Dalam ayat ini, Allah tils menjadikan keikhlasan, shalat dan
zakat termasuk agama.
Dan Nabi ffibersabda,
uuii3 ,t r {1 ,l .i Li tsrp, L^>{,}i J4, 151^;3
&, it i)i
C,Pt 6o 6,\t :olVL.
"lman itu terdiri dari tujuh puluh cabang lebih, yang tertinggi
adalah syahadat la ilaha illallah dan yang terendah adalah menyingkirknn
sesuatu yang mengganggu dari jalan."
Diriwayatkan oleh Muslim dengan laf.azh,
t -oi,
.tlnit a.4'i i;t t{1^2iu
"Yang paling utama darinya adalah ucapan, 'La ilaha illallah'."
ffi
? rr*o ahlnh 9eilaran & 9eiltatan
{ s*t l:'$Y
"Malu ia men"ambah iman mereka." (Ali Imran: 173).
|uga Firman Allah t']5,
{*-t Y&tV't;$Y
"supaya iman merekabertnmbah di *rnpinglceimanan merela (yang
telah ada)." (Al-Fath: 4).
***
Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Iman, Bab Bayan Adad Syu'ab al-Iman
wa Afdhaluha wa Adnaha,35/85, dari hadits Abu Hurairah. Dan hadits ini
diriwayatkan oleh di al-Bukhari, Kitab al'Iman, Bab Umur al-Iman, no.9,
secara ringkas dengan lafazh,
ye)r b'# tYsti,l'^* tiei i;1iu.;-,{i
"Iman itu ad,a enam puluh cabang lebih, dan malu itu adalah wlah satu cabang
irnan."
Diriwayatkan oleh al-Bukhan, Kitab al-Iman, Bab Ziyadah al-Iman wa Nuq'
shanih, no. M dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Adna Ahli al'tannah Manzilah,
193/325:, dari haditsAnas bin Malik.
ffi
D nan ala,lalv ?eilztaap & 9eiluatz*
(srr*o auzan>
O rtJ,J! ij
Sqyr; (Iman adalah perkataan dengan lisan)
Setelah penulis (Ibnu Qudamah) merampungkan pembicara-
an tentang qadha' dan qadar, beliau berpindah kepada definisi
iman.
Iman secara bahasa adalah membenarkan perkara ghaib yang
diberitakan berdasarkan amanah pembawa berita. Membenarkan
hal itu disebut dengan iman, karena ia adalah i'timan (kepercaya-
an) kepada pembawa berita, dia mengabarkan sesuatu yang tidak
kita lihat, namun kita membenarkannya dan mempercayainya,
yakni kita mempercayainya atas beritanya bila dia memang patut
dipercaya. Misalnya seseorang mengabarkan kepada Anda bahwa
negeri anu begini dan begini. Anda belum pergi ke sana dan belum
melihatnya, namun Anda mempercayai berita tersebut karena
Anda percaya kepada pembawa beritanya, ini disebut iman secara
bahasa.
Adapun iman secara syara'dan ini yang dimaksud dengan
hakikat syar'i; karena ulama Ushul Fikih membagi hakikat menjadi
tiga: Hakikat syar'i (syariat), hakikat urfi (adat istiadat) dan haki-
kat lugharai (bahasa). Definisi iman di sini termasuk hakikat syar'i,
bukan urfi dan bukan pula lughawi, seperti shalat dalam bahasa
yang berarti doa, sekedar doa dalam bahasa disebut shalat, namun
dalam syara' lebih besar dari itu, yaitu shalat yang sudah dikenal,
yang dibuka dengan takbir dan ditutup dengan salam. Perkataan-
perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dibuka dengan takbir
dan ditutup dengan salam, ini adalah shalat secara syar'i, demikian
pula dengan puasa, zakat dan haji, semuanya adalah hakikat syar'i.
Dan Iman juga merupakan hakikat syar'i.
Iman dalam istilah syar'i adalah: Ucapan dengan lisan, yaitu
mengucapkan dua kalimat syahadat, dzikir, tasbih, tahlil dan
keyakinan hati di mana hati Anda membenarkan apa yang Anda
ucapkan.
ffi
? nan alalalv 9eilttun & ?e*luata*
4,-Y;ry,;6cali$:Y
"Dan adapun orang-orang yang di dalam hnti merekn ada penyakit."
Yakni, penyakit kemunafikan dan kebimbangan,
{+.rJt-6,-ii"6,y
"Maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping
kekafirannya (yang telah ada)." (At-Taubah: 1,25).
Karena mereka tidak beriman kepada al-Qur'ary semakin al-
Qur'an bertambah, semakin bertambah pula kebimbangan dan
keraguan dalam hati mereka, na' udzu billah.
Dalil lain yang menunjukkan bahwa iman itu bertambah
adalah Firman Allah tit5,
4.";t+
"Dan supaya orang-orang yang diberi al-Kitab dan orang-orang
Mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam
hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), 'Apakah yang
dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamflan?"'
(Al-Muddatstsir: 3L).
Seorang kafir berkata, mengapa penjaga neraka hanya sem-
bilan belas saja? Apakah penduduk neraka tidak sangguP menga-
? nan ahlah 9eilutaan & 9e*luatan
('-K+1fiyrur,Gt%v;b
"Dan tiada Kami jadilan penjaga nerakn itu melainkan dari Ma-
lailut. " (Al-Muddatststir: 3L ).
Sembilan belas, namun dari malaikat. Satu malaikat mamPu
mengalahkan seluruh manusia dari awal sampai akhir dengan
kodrat Allah dg yatg telah memberikan kemampuan dan kekuatan
kepada mereka, mereka tidak seperti manusia.
Ya.g terkait denganbab ini adalah, {Vir}:t:ir5i;(t:\"Dan supaya
orang yang beriman bertambah imannya. " Ini menunjukkan bahwa
iman itu bertambah.
Adapun berkurangnya iman, maka sudah dimaklumi bahwa
segala sesuatu yang mungkinbertambah, mungkin pula berkurang,
dan dalil-dalil menetapkan hal ini, seperti hadits,
.Grd-JNd
'6#sH'
? 9eilntun 6c 9e*btaa
^-o "hl"h
selemah-lemah iman."|
Hadits ini menunjukkan bahwa iman dapat melemah, dan
bahwa ada iman yang sempurna dan ada iman yang kurang dan
lemah. Mengingkari kemungkaran dengan hati adalah selemah-
lemah iman, di belakangnya tidak ada lagi iman, orang yang tidak
mengingkari kemungkaran dengan hatinya bukan orang Mukmin.
Ini berarti bahwa iman bisa menguat dan melemah bahkan bisa
terkikis seluruhnya, sebagaimana dalam sebuah riwayat,
.Qt* 4\;t'fi
^;; 9L;;yt'u 6!)3
"Di balik itu tidak ada lagi (tersisa) iman sekalipun seberat biii
sau)i."2
Ini menunjukkanbahwa imanberkurang sehingga bisa men-
jadi paling lemah.
Dalil lain yang menetapkan melemahnya iman adalah Firman
Allah ult$,
4g;-qSi6F
ffi
? na* adalzh ?eilutaa* & 9o*luatut
##
.Gd--hd,
? at"lnh ?enlutaap & 9en&atan
^"p
ffi
9 nan afulalv 9e*ataap & 9eiluatan
', fj\ V,$',irAi l$j ;ti? r.1\ 7'eril 6\ l,^1.* y,;fi tr'b
{@ }4iiiY-: 'n)jl:
"Padahal merekn tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya merela mendirilan shalat dan menunaikan zaknt,
dan yang demikian itulah agama yang lurus. " (A1-Bayyinah: 5).
Ayat ini menetapkan bahwa iman adalah perkataan,keya-
kinan dan perbuatan; karena Allah dl$ menamakan semua ini de-
ngan agama yang lurus. Agama dan iman adalah semakna. Agama
yang lurus adalah ajaran yang lurus, Allah menjadikan ibadah
kepadaNya, keikhlasary mendirikan shalat, menunaikan zakat se-
bagai iman, padahal di antaranya ada yang merupakan keyakinan,
ada yang merupakan perkataan dan ada yang merupakan amal
perbuatan.
Demikian pula hadits'
:d, aws3,1 ire-ri
? nov ahlalv 9e,*atrut & 9e*tutan
4':6;. e1y
(rLYit;7'r;r35i y3 A" 6'>ai iJ c ili
Y ;
"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan le dalam hati orang-
orang Mukmin supaya lceimanan mereka bertambah di samping keimanan
merekn (yang telah adn)." (Al-Fath: 4).
Ayat ini tentang kisah Hudaibiyah dan aPa yang terjadi di
sana berupa ujian kepada orang-orang Mukmin, di mana oranS-
.Grd;hd
ffqF
€ffip ffiF
orang kafir menghalang-halangi mereka untuk masuk Makkah
untuk melaksanakan umrah. Akan tetapi Allah d6 menurunkan
ketenangan kepada hati mereka. Mereka menerima perintah Allah
dan RasulNyu, mereka tunduk kepada perjanjian damai dengan
orang-orang kafir, sekalipun mereka tidak mengharapkannya.
Mereka tunduk kepadanya sebagai sebuah ketaatan kepada Allah
dan Rasulullah ffi, sekalipun mereka tidak menyukai perjanjian
damai, mereka lebih suka masuk Makkah, namun Allah,ffi telah
meletakkan kebaikan bagi kaum Muslimin dan kerendahan bagi
orang-orang kafir.
Allah menjadikan akibat baik dari perjanjian tersebut, di
antara akibat baik itu adalah, dihentikannya peperangan antara
kaum Muslimin dengan orang-orang kafir Makkah selama sepuluh
tahun. Selama itu kaum Muslimin bisa bernafas lega dari himpitan
beban perang, kaum Muslimin di Makkah berhijrah ke Madinah
tanpa gangguan, siapa yang ingin masuk Islam, maka dia melaku-
kannya tanpa ada yang menghalangi, karena adanya perjanjian
damai ini. Akhimya terwujudlah kemenangan agung yaitu penak-
lukan Makkah, sehingga ia masuk ke dalam kekuasaan kaum
Muslimin setelah kekuasaan orang-orang kafir atasnya berakhir.
Semua ini adalah buah dari perjanjian damai Hudaibiyah, yang
sebelumnya dibenci oleh kaum Muslimin, namun Allah menjadi-
kan akibatnya adalah akibatbaikbagi kaum Muslimin.
Kaum Muslimin patuh kepada hukum Allah dan RasulNya,
Allah ults menurunkan ketenangan ke dalam hati mereka, sehingga
tidak terjadi pen)ampangan dari mereka atau tindakan bodoh di-
sebabkan oleh semangat mereka. A1lah * menurunkan ketenangan
di dalam hati mereka, sehingga mereka tenang, tenteram dan fun-
duk, sekalipun banyak dari mereka yang sempat tidak menyukai
perjanjian damai ini. Mereka menganggaprrya sebagai kehinaan
bagi kaum Muslimin, mereka belum mengetahui bahwa di balik
itu Allah telah menyiapkan sebuah kemuliaan untuk mereka, aki-
batnya adalah kebaikanbagi mereka. Hal ini menunjukkanbahwa
siapa yang tunduk danpatuh kepada hukum Allah dan RasulNya,
maka imannya akan bertambah.
'ffi
? nan adahh fleilataap & 9eilutan
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no.3207,3887; dan Muslim, no. 164, 264: dari
hadits Anas bin Malik.{b dari Malik bin Sha'sha'ah. Silakan merujuk al-Ayat
al-Kubrafi syarh Qishshah al-Isra'karya assuyuthi dan Nur al-Masra,karya
Abu Syamah, serta al'Isra' wa al-Mi'rai, karyaAbu Syahbah'
.trdfH
-r^qdar
? nu- X"Vdo 84po yua" 6 iluilalun l,
"?ret
4\ ui
lM-fry
(@ 6be;JY+t6trnirl9p
"Dafl ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar de-
ngan segera dari kuburnya (menuju) kepaila Tuhan mereka."
(Yasin:51).
28).
d egy iI:
i ,t3t: *.rtt :; ey ,d;i ,-# yt* ,ea.Jlt#i
.,>j;itii,- ,)Al ;ilVi ct2iti; irf- ,ig-
'r-
Dan kematian akan didatangkan dalam bentuk domba putih
dengan sedikit hitam, lalu ia disembelih di antara surga
dan neraka, kemudian diserukan, "Wahai penduduk surga,
(kalian) kekal tanpa kematian. Wahai penghuni neraka,
(kalian juga) kekal tanpa kematian."
ffi
3 tnaa, ?<e+alo s1po ra 6 ilorilalna, qrE4l,
"
(sruruh atmln)
Allah tltF,
{@ {K'f )';41'''$"AY
(kekuasaan)
sungguh dia telah melihat sebagian tanda-tanda
"
t.
,bJ).t
$ry,;y
I Imam Ibnu Hibban berkata dalam Shahihnya di bawah judul Dzikta Khabar
iiiii;i itni-ata Muntahili. Sunan abMushthafa man Hurima at-Taufiq li
ilionl M a'nah, kemudian Ibnu Hibban berkata setelah meriwayatkanrya'
;S;;";;rhrva Allah e15 mengutus Rasulullah *s sebagai peng_ajar bagi
;;Gi;:Attati elS membebaninlya tugas menyampaikan maksudNya, mul.u
Rasulullah g menyampaikan iialah$ya dan menjelaskan. ayat-ayatNya de
dan terperinci, para sahabat be-liau. atau sebagian
"g"r-trtu-tituyuisgtiUa yang mana
aiii -er.t a memihaminya, berita ini termasuk berita-berita mengetahui
,"k;ileit.tit ri oleh iiapa yang mendapatkan taufik untuk
kebenaran.
Allah J& mengutus malaikat maut kepada Nabi Musa dengan membawa misi
;jilffi;;bh, aUrt -"*"rintahlian malaikat maut untuk berkata kepada
iii"u,-;pennnilah panggitan Tuhanmz", sebagai perintah cobaan dan ujt3n,
;;L; p.iint"t ai inafr'enah dt5 ingin melakianakannya, sebagaimana Dia
,r.-".intut tun XfrufitNya Ibrahim-agar menyembelih- anaknya, perintah
;;ffi|; rji--, uu[,, p".intah di maiaAlhh hemang benar-benar hendak
rn.t"t"unuk-nyu. Manakala Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya, yang
aun unur.nva pun sudah pasrah, Allah menggantiny-a dengan domba
U."* affrn jaila ua Ati mengutus para mitait<at kepada-para RasulNya
para
e;h," L.nt"i.-U"ntuk yang tidik meieka ketahui, seperti kehadiran mereka se-
n1ufuif.uf f."pada Nabiibrihim. Nabi Ibrahim tidak mengenal
iiilgg2 beliau -.ru.u r.t u*rtir terhadap mereka. Seperti kedatangan Jibril
i;;;e; N-;tiffia- u"rtu"va tentangiman, Islam 6an.ih.san, Nabi & tidak
n-,t1g&"t ri fuiuu Vuns berian,a adqiah Jibril sampai Jibril pergi meninggal-
i;;;;U. K"f,uaiiai, m"alaikat maut kepada Nabi Musaadalah dalam wujud yang
;;ffi;;un ait"nut sebelumnya oleh Musa, Musa laki-laki yang
asing
;;;;;t; iingt ut kecemburuan tinggi, dia melihat seorans laki-laki
Ji *-rt rva, mlaka dia mengangkat tangannya 4u,,- n]9n*parnya' tamp-aran
frfr.u meiuiak mata malaifat}raut dilam wujud di mana dia menjelma,
bukan wujud aslinya di mana Allah ults menciptakannya'
'6#S
.t\d--.66l,.
? nan ?Qplo s4p ryry S i,loaulbt 3"&rl,
Ada sebuah hadits dalam riwayat Ibnu Abbas dari Rasulullah M,Iibril meng-
imamiku di Ka'bah dua kali." I.alu Nabi ffi menyebutkan haditsnya dan
beliau bersabda di akhirnya, tibril berhata kepadaku, 'Ini adalah waktumu
dan waktu para nabi sebelummu'." Hadits ini mengandung penjelasan yang
nyata bahwa syariat kita bisa sama dengan syariat umat-umat sebelum kita,
dan dalam syariat kita ada sebuah ketentuan bahwa siapa yang merusak
mata orang yang masuk rumahnya tanpa izinnya atau orang yang melongok
ke dalam rumahnya tanpa persetujuannya, maka dia tidak memikul dosa
dan tidak menanggung akibatnya berdasarkan hadits"hadits yang berjumlah
banyak dalam perkara ini yang telah kami diktekan di lain tempat dari buku-
buku kami. Maka sah-sah saja kalau syariat ini sesuai dengan syariat Nabi
Musa dengan menggugurkan tanggung jawab dari siapa yang merusak mata
orang yang masuk rumahnya tanpa izinnya, maka apa yang dilakukan oleh
Musa merupakan sesuatu yang mubah dan tidak ada dosa atasnya dalam me
lakukannya. Ketika malaikat maut pulang kepada Allah dan menyampaikan
apa yang dilakukan oleh Nabi Musa terhadapnya, maka Allah tl5 memerin-
tahkannya untuk menemui Nabi Musa kedua kalinya dengan perintah lain,
perintah ujian dan cobaan seperti yang telah kami katakan sebelumnya, Allah
memerintahkan malaikat maut untuk berkata kepada Nabi Musa,
.ui;; &,,t*-&;v JK.,$t,); ;/ ,* lq p q'JL
tika kamu ingin, maka letakkan tanganmu di funggung sali jantan, maka
usiamu sebanyak bulu yang tertutupi oleh tanganmu itu, satu bulu adalah satu
tahun."
Manakala Nabi Musa Kalimullah mengetahui bahwa yang hadir adalah ma-
laikat dan bahwa dia datang dari sisi Allah dengan membawa perintahNya,
jiwanya rela menerima kematian tanpa meminta waktu tambahan hidup, dia
berkata, "Sekarang." Seandainya dari awal Musa sudah mengetahui bahwa
yang datang adalah malaikat maut, niscaya dia tidak melakukan apa yang
dia lakukan, sebaliknya dia akan melakukan apa yang dia lakukan pada kali
kedua kedatangan malaikat maut kepadanya ketika dia yakin dan tahu bahwa
yang datang adalah malaikat maut. Buanglah jauh-jauh ucapan sebagian
orang yang menuduh Ashhabul Hadi.ts sebagai orang-orang pengumpul kayu
bakar dan penggembala di waktu malam, yang mengumpulkan apa yang
tidak berguna dan meriwayatkan apa yang tidak bermanfaat, orang-orang itu
mengucapkan apa yang membatalkan lslam, karena mereka memang tidak
mengetahui makna-makna hadits, tidak berkenan untuk mempelajari atsar-
atsar dan hanya mengandalkan akalnya yang terbalik dan analoginya yang
jumpalitan."
? rrwv %rpdo sipa',ran? g ilcritala.., 3rr4l
4iv3; t=r,
r#j 6'^;\ai:f;YstJ4gib
Maka tidnHah y ang merela tunggu-tunggu melainkan Hai Kiamat
"
I Silakan merujuk hadits an-Nawwas bin Sam'an dalam riwayat Muslim, KifaD
al-Fitan, Bab Dzikr ad-Dajial wa Shifatih,z937/LlLlll.
Al-Bukhari, Kitab al-Buyu,', Bab Qatlu al-Khinzir, no.2222; dan Kitab al-
Anbiya', Bab Nuzul Isa bin Maryam, no. 3448 dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab
Nuzul Isa lbnu Maryam Hakimanbi Syai'a Nabiyyina Muhanmad,lSS(242).
,.Grd.-.6trL
wr#'
9 nun %epfo s0po rr."" 6 iLrilaL* qutl
1 Silakan merujuk hadits an-Nawwas bin sam'an dalam shahih Muslim, no.
2937, 11Gl11.
Adapun ucapannya,
b)dt +')bl+t3ii+sr aFS,x.dt elJ '4At F;"3
"Isd menghancurkan salib, m.enghafus iizyah, suiuQ mel.1adi.satu hanya y?tuP
Ailah R;bb alam sem,estai, aAirir hadits Abu Hurairah di al-Bukhari,
^uiuii
no. 3448 dan Muslim , no. t55,242.
Di al-Bukhari dan Muslim,
\4v3v:tt'ut*iJ-,tlt iiult :r# p
"sehingga satu suiud lebih baik daribaila dunia dengan i'sinya'"
lotariiu"e disebutkan oleh Syaikh-dinisbatkan oleh al-Hafizh dalam Fath
al-Bari 6/402 kepada Ibnu Mardawaih'
Adapun ucapannya,
F:i1:
"Isa berhaii dan berunrah."
Maka ia di Muslim dari hadits Abu Hurairah, bahwa Nabi s bersabda,
:*1 3i t,r* :i qr; #i|t e, f-y'nt We*,i.-., q$ti
"Dern'iDzatyangiiwakuadadiTanganNya,Put'oUq'yg*a.kanberihlald'i
ir-Rauha' iensan niil atau umrai atai aian melakukan kedua-duanya"'
Kitob ol-Hoi, AiO tntat an-Nabi wa Hadyah,no.1252,216'
2 Hadits shahih: diriwayatkan oleh Atrmad, no. 9259;Abu Dawud, no. 4334;
iu", [iuU"r," a t zz il a-Hakrm, 2 / 595, dan dia menshahihkannya dandaridisehrjui
hadits
iiiiai-niahabi; tunu euu Syaibah,'15l158 dan Ibnu Jarir, 9/388:
atu gurrirah.*,i,. syaikh Ahmad syakir menshahihkan sanadnya di catatan
kakinya atas al-Musnad.
ffi
? ?(zpdo 84po faa" 6 ileritalun, A?a&L
^an
Wallahu A'lam.l
Ya'juj dan Ma'juj
3.
Ini adalah dua nama ajam atau Arab y.ang berasal dari kata
nirliyur,g berarti gonc,rngan atau dari ,6t }ai yang berarti kobaran
aPi.
Keduanya adalah dua umat dari anak cucu Nabi Adam yang
sudah ada berdasarkan dalil al-Qur'an dan as-Sunnah.
Allah rJtF berfirman tentang kisah Dzul Qarnain,
't'
$j3ftt'"ik-i C3 t:+i -j {) i}ai'6. ttty-vb
t;
@
q r,4itPe;:n ff;6 i;*tO|DG gA*6.'tr3tit:t,
{@':L'€'
"Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia
mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak
mengerti pembicaraan, mereka berkata,' Hai Dzullarnain, se sung guhny a
Ya' juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka
bumi, maka bolehkah Kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu
supaya kamu membuat dinding antara kami dengan mereka? " (Al-Kahfi:
e3-e4).
1 Al-Bukhari dalam at-Tarikh al-Kabir, L/263; at-Tirmidzi, no. 3617 dan al-
Ajurri dalam asySyari'ah, dari Utsman bin adh-Dhahhak, dari Muhammad
bin Yusuf bin Abdullah bin Sallam, dari bapaknya, dari kakeknya, dia berkata,
"Tertulis dalam Taurat sifat Nabi Muhamm.ad dan sifut Nabi Isa putra Maryam,
dia d,ikubur b ersarnanya. "
Al-Bukhari berkata, "Ini menurutku tidak shahih dan tidak dijadikan sebagai
sandaran." At-Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadits hasan gharib." Al-Haitsami
berkata dalam al-Majma' ,8/306, "Dalam sanadnya terdapat Utsman bin
adh-Dhahhak, Ibnu Hibban menyatakannya tsiqah namun Abu Dawud me
nyatakannya dhaif. Al-Hafizh berkata dalam Fath al-Bari, 7 /66: dari Aisyah
dalam sebuah hadits yang tidak shahih bahwa dia meminta izin kepada Nabi
& jika dia hidup setelah beliau agar dimakamkan di sisi beliau, maka Nabi
& bersabda kepadanya,
*Mana
munghin kamu dimakamkan di sisiku, tempat i.tu hanya untukku, Abu
Bakar, Umar dan Isa putra Maryam."DalamAkhbar Madinah dalam sebuah
jalan periwayatan yang dhaif dari Sa'id bin al-Musayyib berkata,
"Sesungguhnya kuburan tiga orang (tercebut) di rumah Aisyah, dan di sana
ada tenfat akan dikuburkannya Isa putra Maryam."
9 nan TQplo sAp, yaaT 5 i,lenulan q,a&l,
Nabi ffibersabda,
q)\ ,t :t)ti^{ i4t, P ili U,r;gt i;t-il i*
2t
ffi
9 nan Xzpdo eAp, yry 6 ilotlt lr*" ??a&L
E#JL.
"Kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian menyaksikan sepuluh
tanda." Lalu Nabi M menyebutkan: (Munculnya) asap, Dajjal, binatang
melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi lsa putra Maryam,
Ya' juj dan Ma' juj, terjadinya tiga kasus orang ditelan bumi, kasus di-
telan bumi di Masyriq, knsus ditelan bumi di Maghrib, dan knsus ditelan
bumi di lazirah Arab dan yang aWrir dari semua itu adalah api yang kelttar
dari Yaman yang menggiring manusia ke mahsyar mereka." Diriwayat-
kan oleh Muslim.l
Kisah mereka tertera dalam hadits an-Nawwas bin Sam'an
bahwa Nabi # bersabda tentang Nabi Isa putra Maryam setelah
beliau membunuh Dajjal,
v ; f,W 4?i f ;i :u,:-.e Jt rrr ;Ji it .lf $ w*
lrLs t*:u,l' .^+j )pt JL itv )F, gU *\ Lrx
il* zs-* rF & W.t:ri'p,3#,-,iti,f b e3
& it:X,t" € ,rt'ry t*i6 .ri1 |Jrlii e;T *3U*v
I Kitab al-Fitan, Babfi al-,|yat al-La.ti Takunu Qabla as-Sa'ah, no. 2901, 39: dari
hadits Hudzaifah bin Asid al-Ghifari S.
? nan Xtpfa, e$p' ryrry S i,L,rauln* q,a&l
e,\ +t
( 4l) I
ttt ,
ar.WtJ . ?,
* irt .y.;
trt / . i.
il12=.?l)
.ffi6fH
'.G&r!\af
? nan %'epdo 84po faa" g il2rilalnn 3a&1,
"G6-,.G6l,.
.:< 38s E<.
'r^crryv:r
g rrwt Xtpb 84po ran" 6 ilarilalurv A?astl
( [L v.{;vo,r,!{
"Kiamat tidak aknn terjadi sehingga matahari terbit dari barat, iikn
ia sudah terbit dan orang-orang melihatnya, maka orang-orang yang
masih di atas bumi pun beriman (seluruhnya), dan itu adalah tatkala
'Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri
yang belum beiman sebelum itu, atau ilia (belum) mengusahakan
kebaikan dalam tnasa imannya'," Muttafaq alaihi.t
O ...,J, *t 4i,d5 {nttatr berfirman, fitnah kubur adalah
haq'"")
O Fltnah hubur
Fibmh dalam bahasa berarti ujian.
Fitnah kubur maksudnya adalah pertanyaan kepada mayit
tentang Tuhannya, agamanya dan nabinya.
Irri ditetapkan oleh a1-Qur'an dan as-Sunnah. Allah dlt5 ber-
firman,
.ffiidfH
'fM"T/kfn
? na* ?lepdo s$pa, yaa" 5 ilaitalua' ??2a.1,
ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat;' (Ibra-
him:27).
Dan Nabi ffibersabda,
,int lir: tl.u-r'is irt.il ,t .i ii ip pt e ,y.; ttL#;3i
q'ai i;Ji c *9i )i\gi( O.tiljri q_F ,rj;, i{r
{'-'triii:
"lika seorang Muslim ditanya di dalam kuburnya lalu dia bersaksi
bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan bahan
Muhammad adalah utusan Allah, maka itulah (yang dimaksud oleh)
Firman Allah tl,g, 'Allah meneguhkan (iman) orang-orang yangber-
iman dengan ucapan yang teguh ifii ilalam kehidupan di ilunia ilan
ili akhirat'." Muttafaq alaihi.l
Yang akan bertanya (kepada si mayit) adalah dua malaikat
berdasarkan sabda Nabi *ffi,
O flupan sanghahala
Tiupan sudah diketahui, sangkakala dari segi bahasa adalah
tanduk, secara syar'i adalah tanduk yangbesar yang telah dimasuk-
kan oleh Israfil ke dalam mulutnya seraya menunggu kapan dia
diperintahkan untuk meniupnya. Israfil adalah salah seorang
rr,uluikat yang mulia yang memikul Arasy. Tiupan tersebut akan
ffi
9 %,"ph, sap' yarrV 6 i,lultalr* ??ar.L
^"n
4'#6.S$*
"Kntaknnlah, 'Tidnk demikian, demiTuhanku,knlian pasti akan di-
bangkitlan " (At-Taghabun: 7).
Allah tlt$berfirman,
O lllsab
Hisabmenurut bahasa berarti hitungan. Secara syar'i adalah
pengungkapan (dan penghitungan) amal perbuatan oleh Allah
terhadap hamba-hambaNYa.
Ia ditetapkan oleh al-Qur'an, as-Sunnah, dan ijma' kaum
Muslimin. Allah tlt$ berfirman,
{@ &qr+it?@frc-Y,r*,tltb
,,sesungguhnya tcepada lGmi-lah lcembali merela lcemudian lcewa-
jiban lQmi-tah yang alun menghisab merelu." (A1-Ghasyiyah: 25-26).
Dan Nabi #t mengucapkan di sebagian shalatnya,
,jt! t:;r+il ./url v-,W'qtb .,]lui J?l-u.4 *n Pi
,q a'k\r{
"Ya Allah, hisablah aku dengan hisab yang mudah." Malu Aisyah
@' bertanya, " Apa itu hisab yang mudah? " Nabi l$ menjawab, " Allah
melihat buku catatannya lalu memaaftannya." Diriwayatkan oleh
Ahmad dan al-Albani berkat a, " S anadny a i ayyi d." I
Dan kaum Muslimin sepakat menetapkan adanya hisab di
Hari Kiamat.
Sifat hisab bagi orang Mukmin,
tt l. I oi
,ai {rr iti ,3k fi 'fi ,li it J; y.y+ 13"* * -J;i- alt dl
I Hadib shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad,6/48 dan Ibnu Abu Ashim dalam
as-sunnah, no. 885 dan lafazh ini adalah lafazhAhmad. Al-Albani berkata
dalam Takhij a s-Sunnah, 2 / 429, "Sanadnya shahih."
Asal hadits diash-shahi.harz di at-Bukhari, no. 103, 6536 dan 6537 dan Muslim,
no.2876(79): dari Aisyah +& dengan lafazh,
.!(
"G6--.6dJ-
sg+ DX
'.GM-VW
9 nt* ?(wdo dpo yaa" 95 ilattalaa, ??a&.L
"t+d-.6d-
.6J9TH
? %"pfu, 84pa, raa" 5 ileritalan
q&1,
^an
9
^"* %opd- sfip, yry $ i,toritalhn qriul,
)freeqt$dg?3ttY
"Apaknh knlian ingat keluarga kalian? " Nabi *, menjawab, "Pada
tiga keadaan, seseorang tidak akan mengingat siapa pun;pada saat amal-
nya ditimbang sampai dia mengetahui apa timbangannyaberat atau ringan,
pada saat pembagian buku catatan amalnya sehingga dia mengetahui
apakah buku itu jatuh di tangan kan"annya atau di tangan kirinya atau di
balik punggungnya, dan pada saat menyeberangi jembatan di atas Neraka
lahanam sampai dia melewatinya," Diriwayatkan oleh Abu Dawud
dan al-Hakim. Al-Hakim berkata, "Shahih berdasarkan syarat ke-
duanya (al-Bukhari dan Muslim)."t
1 Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 4755; al-Hakim dalam al-Mustadrak, 4/578
dan al-Ajurri dalam asySyari.'ah, no 385: dari beberapa jalan periwayatan,
dari al-Hasan, dari Aisyah. Syaikh al-Albani menyebutkannya dalam Dha'if
SunanAbu Dawud.
Sedangkan al-Hakim berkata, "Isnadnya shahih berdasarkan syarat asy-
Syaikhain seandainya tidak ada irsal antara al-Hasan dengan Aisyah." Dan
ini disetujui oleh adz-Dzahabi.
Hadits ini mempunyai jalan yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
6/ll0: dari jalan Ibnu l^ahi'ah, rlari Ktralid bin Abu Imran, dari al-Qasim bin
Muhammad, dariAisyah.
,,G6.--hdJ
'ffi#es
? nan Xopdo 84po ran" g ileritalan ??rstl
Diriwaya&an oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab fi al-Haudh, no. 6583, 6584
dan Muslim, Kitab al-Fadha'il, Bab ltsbat Haudh Nabiyyina *ff, no. 2290(26)
dan229l(26): dari hadits Sahal bin Sa'ad dan Abu Sa'id al-Khudri qlu.
Ibnu Abi al-rzzberkata dalam syarah ath-Thahawi.yah, |/ITT, "Haditshadits
yang ada yang menetapkan telaga haudh mencapai derajat mutawatir, diri-
wayatkan oleh tiga puluh orang sahabat lebih, syaikh kami tmaduddin Ibnu
Katsir, semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepadanya, telah merinci
13Llan-jalan periwayatannya di akhir Tarikhnya yang besar yang bernama ar-
Bid.ayah wa an-Nihaya&." Silakan melihat juga Fath al-Bari,11/46&,469.
Ucapannya,- "Sesungguhnya aku mendahului kalian. .. " yakni datang pertama
sebelum kalian. An-Nihayah. Ibnul Atsir, 3/434.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab fi al-Haudh, no. 6579 dan
Muslim, Kitab al-Fadha'il, Bab ltsbat Haudh Nabiyyina M wa Shifutuh, no.
2292(27): dari hadits Abdullah bin Amr bin al-Ash qirr,.
Diriwayatkan oleh al-Bukhart, Kitab ar-Riqaq, Bab ft al-Haudh, no. 65g0 dan
Muslim, Kitab al-Fadha'il, Bab ltsbat Haudh Nabiyyina M wa shifatuh, no.
2303(43) dari hadits Anas bin Malik.*,.
Serta diriwayatkan oleh pula Muslim dalam Kitab dan, Bab yang s;una, no.
nUQn dari Hadits Tsauban .&,.
? nan TQpfo 84po,rarr" g iLrital,a* A?,asL
Telaga Haudh ini sudah ada saat ini berdasarkan sabda Nabi ffi,
.iYl ,f r JL P:n ili +L'
"Dan sesungguhnya aku demi Allah, aku benar-benar melihnt telaga
haudhku seknr ang." Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
1
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab fi al-Haudh, no. 6590 dari
hadits Uqbah bin Amir &.
Di akhir al-Bidayah wa an-Nihayah,2/244, dalam sanadnya terdapat Ibnu
Lahi'ah, seorang rawi Yang dhaif'
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2443 darijalan al-Hasan
dari Samurah. At-Tirmidzi berkata, "Ini adalah haditsgharib"'
N-Hafizh berkata dalam Fath al-Bari tL/467, "At-Tirmidzi mengisyaratkan
ffi;J;dtt" iri aip.r.elisihkan apakah ia maushul atau mursal dan bahwa
yang kedua lebih shahih."
? naa, ?<e?ado slp, yaag 6 Alonuln* A?as.il
O Shlrath
Shirath dalam bahasa berarti jalan. Dalam syara' adalah jem-
batan yang terbentang di atas ]ahanam dan orang-orang akan
melewatinya untuk sampai ke surga. Ia ditetapkan oleh al-Qur'an,
as-Sunnah, dan ijma' as-Salaf ash-Shalih.
Allah d.lt5berfirmary
4 k:r5{ );<4o)i
"Dan tidak ada seorang pun dari lulian lcecuali dia (pasti) menda-
}
tanginya." (Maryam: 71).
Ibnu Mas'ud, Qatadah dan Zaidbin Aslam menafsirkannya
dengan "berjalan di atas shirath". Sementara beberapa ulama lain-
nya seperti Ibnu Abbas menafsirkannya dengan "masuk ke dalam
neraka, namun mereka kemudian selamat darinya".
Saya berkata, yang mursal diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dengan
sanad yang_ shahih dari al-Hasan yang berkata, Rasulullah*bersabda, -
fdt it ,$\ b i? :-i y.:i- wL t* ,*r.,* .eu #3 wa 6 Jq :rL
q #fi'br;lii r:\ ati l1 F\ &i S*W.
"Swungguhnya setiap nabi mempunyai haudh, dia berdii di haudhnya dengan
tangan ,nenggenggam tongkat, dia memanggil umatnya yang dia kenal, hanya
saja mereka saling membanggakan siapa yang paling banyak pengikutnya.
Sesungguhnya a-ku berharap bahwa akulah yang paling banyak pengikutnya."
Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dari jalan lain dari Samurah setari mauihul
dan narfu'sepertinya, tetapi sanadnya dhaif.
Ibnu Abi ad-Dunya juga meriwayatkan dari Abu Sa'id dan diamemarfukannya,
"Setiap nabi memanggil urnatnya, setiap nabi mempunyai haudh, di antara
mereka ada yang haudhnya didatangi sekelompok orang, di antara mereka
eda yang haudhnya didatangi sebagian orang, di antara mereka ada yang
haudhnya di didatangi satu orang, di antara mereka ada yang didatangi dui
orang dan di antara mereka ada yang tidak didatangi seorang pun. sesungguh-
nya aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya di Hari Kiamat."Tetapi
dalam s_a_nldnya terdapat kelemahan. Jika ia shahih, maka yang khusus
dengan Nabi ;E adalah telaga al-Kautsar yang mengalirkan airnya ke haudh
Nabi * dan hal ini tidak dinukil untuk selain Nabi M. Al-Albani menshahih-
kannya dalam as-Silsilah ash-Shahiha&, no. 1589.
? nan ?Qpdo s4p, yatq S iite*itahn ??zul,
O Slfat shlrath
Nabi ffi pemah ditanya tentang shirath, maka beliau bersabda,
o-g*r q ,:z$sfuiK*;,4.J5, J*tLt t4; ,iy'e;;t;
.iris..rr aiG3"*,i*LW
"Licin dan membuat laki terpeleset, di atasnya terdapat pengait-
pengait besi dan duri yang besar yang ujungnya melengkung, di Naied
dikenal dengan nama duri as-Sa'dan." Diriwayatkan oleh al-Bukhari.2
Dalam riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah disebutkary
,ri,r .j1 q* 'r;[
#.j tdi p ottatt |lt ,y 4Js y,t
i$t , ';Li4
&rwL,
"Di atasnya terdapat pengait-pengait besi seperti duri pohon Sa'dan,
hanya saja besarnya hanya diketahui oleh Allah; ia akan menyambar ma-
nusia sesuai dengan amal perbuatan merelca."3
Ini adalah bagian dari hadits Abu Sa'id al-I(hudri & yang panjang yang diri.
wayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tauhid, Bab Qaulullahi M,{iU( Xi.',l.]'*,
no.7439 dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Marifah Thariq ar-Ru'yah, no. 183,
302.
,;+ji (dalam hadits ini) dengan jim dibaca fathah d.an kasrah, dua bahasa
iairg masyhur, berarti shirath. Syarah Muslim, milik an-Nawawi,3/29.
2
Ini adalah bagian dari hadits Abu Sa'id al-Khudri di atas yang diriwayatkan
oleh al-Bukhari dan Muslim.
3
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab ash-Shirat tisrJahannarn,
no. 6573 dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Ma'rifah Thariq ar'Ru'yah, no. 182
(299): dari hadits Abu Hurairah i& secara panjang.
r
:
*'*kS,#uO,e)Bi,49GS,,Sr 4F ohy;t'X
e *t J:3s;s ;"Y ;:Lut ?* c6,lB!\,)Al
"Orang-orang Mukmin akan berjalan di aiasnya seperti kedipan
mata, seperti kilat menyambar, srperti angin, seperti burung, seperti kuda
yang unggul dan kendaraan tunggangan, ada yang selamat dan ada juga
yang diselamatkan, ada yang selamat sekalipun tergores dan ada juga
yang terjatuh ke dalam Nerakn lahanarn."z
Dalam Shahih Muslim disebutkan,
,V #,*'ru,J*rt4t,* eu $t &wi &,qr
l;;i{!rf' W.iu b9t;&*-,* tpr,Swi',; t
"Mereka melewatinya sesuai dengan amal perbuatan mereka, nabi
kalian berdiri di atasnya sambil mengucapknn, 'Ya Rabbi, selamatkan, se-
lamatknn.' Sampai amal perbuatan manusia tidak mampu lagi (membuat
Disebutkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya setelah hadits Abu Sa'id al-
I(hudri .#, no. 183 (302) di atas, dia berkata, Abu Sa'id berkata, Aku mende-
ngar bahwa shirath itu lebih tajam dari Pedang dan lebih lembut dari rambut."
Silakan merujuk catatan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari, 11/ 454
atas, perkataanrrTelah sampai kepadaku...rr dalam sebuah pembahasan yang
bagus.
Takhrijnya telah hadir di sebelumnya.
,,6d.-.66:L,
'6#eG'
9 nun %,eplo slp, rlorrV 6 iitottolto* qns.l,
O Syafa'at
Syafa'at menurut bahasa berarti menjadikan yang ganjil genaP'
Secara istilah adalah meniadi perantara bagi orang lain untuk
mendatangkan manfaat atau menolak mudharat.
Di Hari Kiamat, syafa'at terbagi menjadi dua, khusus bagi
Nabi # dan umum bagi beliau dan selain beliau.
Yang khusus bagi Nabi # adalah syafa'at al-Uzhma (syafa'at
yur,g rgur,g) un6. manusia di padang mahsyar di hadapan Allah,
agar Allah eltF segera memutuskan perkara mereka pada saat me-
1
Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Iman, Bab Ailna Ahlul lannah Manzilah,
no. 195 (329): dari hadits Hudzaifah dan Abu Hurairah q{Y'.
2
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tauhid, Bab Qaulullahi ihi;, ;(i-il,j't.
4@ieq: &@?n(, no. 7439: dari hadits Abu Sa'id al-Ktrudri
tseq;
+&.
F;t;; at-Tauhid, Bab Qaututtahi dtr., 4@ $@|t( Xi|:,:,'b,
no.7437 dari hadits Abu Hurairah $.
^tY"L;;t:
r
I
? nu %z@, a{p, yary 96 i,toriulizn qz.ul
I Hadits Dhaif. Ia adalah hadits yang panjang sekali, dalam sanadnya ter-
dapat Ismail bin Rali', ia adalah rawi yang dhaif, Muhammad bin Yazid atau
bin Ziyad adalah rawi majhuL At-Hafizh Ibnu Katsir menyebutkannya dalam
Tafsirnya,2/l5GL47 dari ath-Thabrani dan dia berkata, "Ini adalah hadits
masyhur, tetapi ia Shari.b sekali, sebagian darinya mempunyai hadits-hadits
pendukung di sana-sini. Dalam sebagian lafazhnya terdapat nakarah, di
mana Ismail bin Rafi'tukang cerita Madinah meriwayatkannya sendiri, dia ini
diperselisihkan, ada yang menyatakannya tsiqah, ada yang mendhailkannya.
Tidak sedikit imam hadits yang menyatakan haditsnya munkar. Silakan
merujuk an-Nihayah milik Ibnu Katsir, l/253.
? na* %epdo 84po ran" 6 iloritalzn, qns.L
penghuninya maka merekn tidak mati dan tidak hidup (yang bisa menda-
tangkan keringanan bagi merelu) di dalamnya, aknn tetapi ada selcelompok
orang, atau sebagaimana yang beliau sabdakan, yang dibakar oleh api
neraka karena dosa-dosa mereka, atau beliau bersabda, karena lcesalahan-
kesalahan mereka, maka Allah mematikan mereka sesaat sehingga ketika
mereka menjadi arang, syafa'at pun diizinkan untuk merelcn." Diriwa-
yatkan oleh Ahmad.l
Ibnu Katsir berkata dalam an-Nihayah, 2/204, "Ini adalah
sanad shahih berdasarkan syarat asy-Syaikhain (al-Bukhari dan
Muslim) dan keduanya tidak meriwayatkannya dari jalan ini"'
Syafa'at ini adalah milik Nabi # dan nabi-nabi lairurya, ter-
masuk para malaikat dan orang-orang beriman berdasarkan hadits
Abu Sa id al-Khudri, dari Nabi ffi dan di dalamnya disebutkan,
,-A.t 7 ,$Y^jr .rt)-t,tJ,t$ rlr iii
4 ,H,'b?-,tgt 53i.it .X
.wrj3E i3 it7$*.
"Maka Allah AW berfirmLn, 'Para malaikat telah memberikan
syafa'at, para nabi telah memberikan syafa'at dan orang-orang Mukmin
telah memberikan syafa'at, maka tidak ada yang tersisa selain Dzat yang
paling Pengasih.' Maka Dia mengambil satu genSSaman dari neraka,
dariiya Dia mengeluarkan suatu kaum yang tidak pernah melakukan
kebaikan apa pun padahal merela telah meni adi arang." Muttafaq alaihi.z
syafa'at ini diingkari oleh Mu'tazilah dan Khawarij dengan
berpijak kepada madzhab mereka bahwa pelaku dosa besar kekal
di daiam neraka, maka syafa'at bagi orang bersangkutan tidak ber-
{ :e1,lr{;,:ic'&"ti c/} 11
4#iA$;<'iff$ib
"Dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan lcepada orang yang
diridhai Allah." (Al-Anbiya' : 28).
Adapun orang kafir, maka tidak ada syafa'at untuknya ber-
dasarkan Firman Allah tlt$,
(@ ;rv),l,i2,":ii AI,('y
"Maka tidak berguna bagi merekn syafa'at dari orang-orang yang
memberi syafa' at." (Al-Muddatstsir: 48).
Artinya kalau misalnya ada seseorang yang memberi mereka
syafa'at, ia tetap tidak berguna bagi mereka.
Adapun syafa'at Nabi ffi untuk pamannya Abu Thalib se-
hingga dia berada di tingkatan neraka paling atas dengan sepasang
sandal namun otaknya mendidih karenanya dan dia adalah orang
yang paling ringan siksanya di neraka, di mana Nabi # bersabda,
.)gt bd-tr' 9;1r e:'A vii::s
"Knlau bukan karena aku, niscaya dia berada di kerak neraka yang
paling rendah" , yang diriwayatkan oleh Muslim,l maka hal itu
khusus untuk Nabi g bagi pamannya Abu Thalib saja. Hai itu,
wallahu A'lAm, karena Abu Thalib adalah orang yang mendukung
dan membela Nabi & dan aPa yangbeliaubawa.
O qUt;i { 36r; iiiilSurga dan neraka, keduanya tidak fana)
{@ t&ai3;y
"YAng telah disiapkan untuk orang-orang yang bertakwa"' (Ali
Imran: L33).
Dan Allah berfirman tentang neraka,
{@'u*K\u.JY
" untuk oranS-orang kafir." (Al-Baqarah: 24)'
Y ang disiapkan
Nabi ffi pernah bersabda ketika beliau shalat gerhana,
,.*;.v'4 €s'.i 'n;i;li fi a:,* W.Jsus'e$r.4: +1,
.{;ik,*" ?HB ti {:$r Ali,Fir
"sesungguhnya aku melihat surga,lalu aku memetik setangkai
Thalib wa at-Takhfifi anhu bi sababihi, no. 209, 357: dari hadits Abbas bin
Abdul Muththalib bahwa dia berkata,
rr*|G
e $ ,e,i6 .uj :-Jkt *lx-'bt3.1y'1:ti
uJ
'>;,7 it ,rr' i-:t"
.)st b;,1;!' eiKl rji ili,)v b gtaa
'Ya Rasulullah 1#, apakah enghau bisa membantu sauatu untuk Abu Thalib?
ili i",t" menjagarni d,an malrah (kelada qurarsy untuk membela)mu." Nabi
l# blersabda,'ia, dia di tinghatan neraka paling atas, kalau bukan karena
aku, niscaya dia berada di kerak neraka paling rendah."
ffi
? nan %tpda, dp, rytry $ ilottalh* ??r..L
:
(buah) darinya, seandainya aku mengambilnya, niscaya kalian akan me-
makannya seumur dunia. Dan aku juga melihat neraka dan aku tidak
melihat pemandnngan yang lebih buruk dnri hari ini." Muttafaq alaihi.l
Surga dan neraka tidak fana berdasarkan Firman Allah clt5,
-et?y
{?;t A-ri*'#fi V u,.s/ es & G;'*
"Bllasan merekn di sisi Tuhan merekn ialah surga Adn yang menS-
alir di bawahnya sungai-sungai; merekn kekal di dalamnya selama-lama-
ny a ;'
(Al-Bayyinah: 8).
Ayat-ayat yang menetapkan kekekalan surga berjumlah besar.
Adapun neraka, maka Allah tlF menyebutkannya di tiga tempat:
Pertama, di surat an-Nisa',
{@:*4r$ttiK;v#h
"Tidak demikian, sesungguhnya kitab oranS-orang yang baik itu di
llliyyin)' (Al-Muthaffifin: 18).
Sabda Nabi ffi dalam hadits al-Bara'bin Azib yang masyhur
tentang azab kubur,
,,Tidak
{@*' 4t.i*"ti';xy
itu
demikian, sesungguhnya kitab orang-oranT durhalu ter-
simpan di sijjin ;' (Al-Mutha ffifn: 7).
Dan dalam hadits al-Bara' sebelumnya disebutkan,
I
Takhrijnya telah hadir dari hadits al-Bara' bin Azib yang masYhur tentang
keadaan orang-orang mati dan fitnah kubur'
2
Takhriinya telah hadir dari hadits al-Bara' bin Azib yang masYhur tentang
keadaan orang-orang mati dan fitnah kubur.
.ffiiifH.
'.Gpr3/sj
? not %z@, s0p, yary 96 i,loaullan ?aastl
(@ t4*3$3;y
"Disedialan untuk orang-orang yangbertakwa." (Ali Imran: 1.33).
Allah tlt$ juga berfirman,
(@'ui;A'L;;Y
" Disediaknn untuk orang-orang kafir." (Al-Baqarah: 24).
Dan Allah dlt5 juga berfirman,
O Kematlan dlsembellh
Kematian adalah lenyapnya kehidupan. Setiap yang bemyawa
pasti merasakannya. Kematian adalah perkara maknawi, tidak
bisa dilihat dengan mata, namun Allah rJtF menjadikannya sesuatu
yang bisa dilihat dalam bentuk domba dan ia disembelih di antara
surga dan neraka.
Dari Abu Sa'id al-Khudri dari Nabi M beliau bersabda,
:t*r#,1\st;^i q ;v 4tW *i,X # +e.,lr, jr.
.l'i*4i;; ,&ii olys
f+kt ,Litt t$ ,ir |r*14 #
3if # ,Uii ,b3+4.3 ;tfrt ,rrlt ;;i v ,e:vr- F ,ii i
? na* ?Qaf- e4p, ryry 5 i,to*rlrn* A?a&I,
i
u.'Jfr.'F 'd+ ';T, gts- ,&-iJl lii , pa ,a35;4 tr'.a
,i j
F *->e; $ 3-iE ,-,6r "pi U3 ,oy )j,, ,Hr ,y\ \li
@'*t\ -* c'i' iii G iL';5. r;- }; isY
{ i-'
"Kematian didatangkan dalam bentuk domba putih bercampur
hitam, sescorang berseru, 'Wahai penghuni surga.' Maka mereka menoleh
dan melihat. lalu penyeru itu bertanya, 'Apakah kalian tahu apa ini?'
Nleraka menjaruab, 'Ya, ini adalah kematian.' Mereka semuanya melihat-
nya. Kemudian penyeru itu berseru, 'Wahai penghuni neraka.' Maka
merekn menoleh dan melihat. Penyeru bertanya, 'Apakah knlian tahu apa
ini?' Merekn menjawab, 'Ya, ini adalah lcematian.' Dan merekn semuanya
melihatnya. I-alu kematian tersebut disembelih di antara surga dan nerakn.
Kemudian penyeru berseru, 'Wahai penghuni surga, kalian kekal tanpa
kematian. Wahai penghuni nerakn, kalian kekal tanpa kematian.' Kemu-
dian Nabi M membaca, DAn berilah mereka peringatan tentang Hari
Penyesalan, (yaitu) ketika segala perkaru telah diputtrs dan meteka
dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beiman; (Maryam: 39)."
Al-Bukhari meriwayatkan dalam tafsir ayat ini.1 Dan dia juga
meriwayatkan hadits semakna dalam Shifah al-lannah wa an-Nar
dari hadits Ibnu Umar secara marfu'.2
***
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Tafsir min Surah Maryatn, Bab )r5t5l
{;Aiii,no.4730.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab Shifah al-tannah wa an-
Nar,no.6548.
ffi
? nan %,ryilo dp,,1orrV S i,loritoliru %a&L
(srrrrh auzan>
ww
"t\d--.66r.-
? nan ?Qplo eap, yarrV S iLnitahn 3"&L
kepada snrga dan neraka. ftmua itu masuk ke dalam iman kepada
yang ghaib, bahkan iman kepada Allah termasuk iman kepada
yang ghaib, karena kita tidak melihat Allah *
di dunia, akan tetapi
kita berpijak kepada ayat-ayat knuniyah dan qur'aniyahNya serta
berita-berita dari para RasulNya .
Kita beriman kepada Allah, Nama-nama dan Sifat-sifatNya
dan kewajiban menyembahNya dengan berpijak kepada berita-
berita yang benar, ayat-ayat yang nyata dan bukti-bukti yang jelas
di depan mata kita dari apa yang kita saksikan, berupa penciptaan
Allah dan kerajaan langit dan bumi milik Allah d6, bahwa alam
raya ini tidak mungkin ada dengan sendirinya, atau ada selain
Allah dll$ yang menciptakannya,
{51'."J;j'#i{;; #A{ty
"Dan jika knmu bertanya kepada mereka, 'Siapa yang menciptakan
mereka?' Niscaya mereka menjawab, 'Allah'." (Az-Zttkhruf: 87).
.G6.-.66t1,
lK +zr F*
rrv-gEr
? nu* ?Q@ sAp, yarrT 5 ilonulaa, a?l&l
{@a;tii t fi i'6"if{rr.rlil1I{i}
"Ingatlah, menciptalan dan memerintah lunyalah hak Allah. Malu-
suci Allah,Tulwn semesta Alam." (Al-A'raf: 54).
Kesimpulannya, bahwa perkara-perkara ghaib tidak membuka
ruang bagi akal dan pikiran, tidak seorang pun patut menafikan
atau menetapkan kecuali dengan berpijak kepada aPa yang datang
dari Allah dan RasulNya #.
oficlt,",i*iv4'itc'yrft';(wajibberimankepadasegala
apa yant diberitakan oleh Nabi lS)
Sedangkan beriman kepada sebagian dan kufur kepada seba-
gian yang lainnya, maka itu adalah kufu kepada semuanya. Kita
wajib beriman kepada segala aPa yang diberitakan oleh Rasulullah
M, apa yang terjangkau oleh akal kita atau tidak terjangkau, akal
kita tidak mempunyai wewenang di dalamnya, karena ia lemah
dan terbatas, yang meliputi segala sesuatu hanyalah Allah {k.
O ti; Silt y,ei (Dan diriwayatkan secara shahih dari beliau)
Yakni, selama sanadnya kepada Nabi ffi shahih, maka ia wajib
diyakini. Selama sanadnya shahih, sekalipun Nabi *{i memberita-
kan kepada kita perkara-perkara ghaib, kita wajib membenarkan
dan mempercayainya. Adapun yang tidak shahih sanadnya, maka
klta tidak dituntut untuk beriman kepadanya. Sanad yang shahih
adalah keharusan menurut para imam hadits, bila sanadnya shahih
maka tidak ada kesempatanbagi siapa pun.
Oti,,tv.iiltl.uu t rr Gaik kita menyaksikannya atau tidak)
Yakni, tidak ada perbedaan antara aPa yang kita saksikan
dengan apa yang tidak kita saksikan, kita wajib beriman kepada
semuanya seolah-olah kita menyaksikan yang ghaib tersebut,
karena yang mengabarkannya kepada kita adalah Nabi M yang
benar dan dibenarkan, yang tidak berbicara dari hawa nafsu, akan
ffi
? nu Xtpdo 84po ran" 6 ileritalarv q.a.al
tetapi wahyu. Maka yang ghaib itu sama dengan aPa yang Anda
saksikan, tidak berbeda sama sekali, tidak ada perbedaan pula an-
tara apa yang bisa dibayangkan oleh akal atau tidak, karena akal
dalam masalah ini tidak mempunyai hak apa pun. Perkara-perkara
ghaib tidak mungkin dijangkau oleh akal.
Contohnya adalah siksa kubur, kubur bisa menjadi salah satu
taman surga atau salah satu kubangan neraka. Ini tidak terbayang-
kan oleh akal manusia, dan dari sini, maka sebagian orang berkata,
"Mayit menjadi tanah, bila kita menggali kuburnya, niscaya kami
tidak melihat api, akan tetapi kami hanya melihat jasad mayit."
Kami katakan, Alam kubur bukan termasuk alam dunia yang bisa
disaksikan, ia termasuk alam akhirat yang hanya diketahui oleh
Allah it6. Anda tidak akan merasakannya, dan bukan merupakan
konsekuensi kebenaran yaitu bahwa terjadinya sesuatu itu mesti
Anda lihat. Banyak perkara yang ada dan Anda tidak melihat dan
tidak menyaksikannya, namun ia ada dan Anda tetap tidak me-
nyaksikannya.
Lebih dekat dengan hal ini sebagai contoh, dua orang tidur
berdampingan, yang pertama tidur dengan tenang, nyaman dan
damai, sedangkan kawannya tidur dengan gelisah, gusar dan penuh
dengan mimpi yang buruk dan menyesakkan, padahal keduanya
tidur berdampingan, temannya tidak merasakan apa yang dirasa-
kan oleh temannya. Bila hal semacam ini di dunia memungkinkary
lalu bagaimana dengan perkara akhirat yang tidak diketahui kecuali
oleh Allah? Demikian pula dengan orang mati, di antara mereka ada
yang dalam kenikmatan, di antara mereka ada yang dalam siksaan,
dan keduanya saling berdampingan, kawannya tidak merasakan
kenikmatan kawannya, dan begitu pula sebaliknya, masing-masing
berkaitan dengan kondisinya sendiri. Ini adalah kodrat Allah $s,
di mana tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkannya.
A1lah ffi menutup perkara-perkara akhirat di depan mata kita,
dan siksa kubur termasuk perkara-perkara akhirat. Dan kita ber-
iman kepadanya karena kita berpijak kepada berita Rasulullah ;[iE.
Kita beriman bahwa mayit disiksa atau mendapatkan kenikmatan,
sekalipun kita tidak merasakan dan tidak melihatnya. Ditutupnya
hal itu dari kita merupakan rahmat bagi kita. Nabi i5 bersabda,
ffi
S il"tital,.* A?as..L
^"* TQplo
? sAp, r1.rr7
4 f;Vr;r3i Jl)
"lec Masjidil Aqsha." Palestina.
,,YAng
4W:;ur|4jtL;Kic$rY
telah Kami berkahi selcelilingnya agar Kami perlihatkan ke-
padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) IGmi." (Al-Isra': 1').
$+${-ta$iL*b
"Mahasuci Allah, yang telah memperialankan hambaNya pada
suatu mallm."
3pi adalah perjalanan malam hari.
Tentang Isra' ini Allah # berfirman,
4W::U'41Y
"AgAr Knmi perlihatkan lcepadanya sebagian dari tanda-tanda (ke-
besaran) Kami."
Di malam itu, Allah memperlihatkan kepada Nabi s
tJtS
tanda-tanda kebesaranNya dalam kerajaan langit dan bumi yang
sangat menakjubkan. Beliau melihat surga dan neraka, beliau me-
lihat penduduk neraka di dalamnya, beliau juga melihat penduduk
surga di dalamnya. Allah tlt5 berbicara kepada beliau dengan wah-
yuNya sebagaimana yang Dia kehendaki. Allah dlt5 menetapkan
kewajiban shalat lima waktu dari langit ketujuh. Kemudian Nabi
ffi turun ke bumi dan pulang ke Makkah di malam itu juga dan
beliau langsung menyampaikan berita itu kepada orang-orang.
Orang-orang yang beriman semakin bertambah imannya,
mereka membenarkan beliau dari awal, selama mereka telah ber-
iman kepada beliau ffi, mereka tidak mendustakan beliau. Maka
saat seseorang menyampaikan kepada Abu Bakar, "Sesungguhnya
kawanmu berkata begini dan begitu dan dia mengklaim bahwa
dirinya telah pergi ke Baitul Maqdis lalu naik ke langit dan selan-
jutnya pulang dalam satu malam." Maka Abu Bakar menjawab,
"Bila dia telah mengatakary maka dia benar, aku adalah orang yang
mempercayainya tentang berita langit, lalu mengapa aku tidak
mempercayainya dalam masalah ini?"
Adapun orang-orang yang lemah imannya dan orang-orang
kafir, maka mereka menjadikan peristiwa ini sebagai sarana untuk
menghakimi Nabi M.Di antara orang-orang yang lemah imannya
ada yang murtad meninggalkan Islam, maka orang-orang kafir
berbahagia karena itu.
Tetapi Isra' dan Mi'raj adalah suatu kebenaran, ia adalah
salah satu mukjizat Nabi i#, ia termasuk perkara terbesar yang
dikaruniakan oleh Allah kepada beliau termasuk kepada umabrya.
Beriman kepadanya adalah kewajiban, ia terjadi dalam keadaan
te4aga, bukan mimpi, karena tidak seorang pun yang menyanggah
mimpi. Orang-orang Quraisy tidak menentang mimpi, seandainya
ia mimpi, niscaya orang-orang Quraisy tidak mengingkarinya,
karena mereka mempercayai mimpi. Di samping itu, Allah rltF ber-
firmary "Yang telah memperjalankan hambaNya." Kata hamba berlaku
untuk jasad dan ruh, ruh saja tidak disebut hamba, jasad saja juga
tidak disebut hamba, hamba adalah kesatuan utuh dari ruh dan
jasad.
1 (Ini adalah redaksi secara maknawi). Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al'
Jana'iz, Bab man Ahabba ad,-Dafna ft al-Ardhi al-Muqaddasah au Nahwahu,
no. 1339 dan Muslim, Kitab al-Fadha'il, Bab Min Fadha'il Musa, no. 2372:
dari haditsAbu Hurairah r& dengan riwayat semakna.
,t\d*-.66]L
'ffiJ3w
? n a* Xzplo 84po yaa? 6 ilrrilalaa, AUail,
{@ {5i'ri's;{P,(r}
'Makn apaknh faidahnya bagi merela lcesadaran merela itu apabila
kiamat sudah datang?" (Muhammad: 18).
Bila kiamat sudah tiba, maka mereka tidak lagi mempunyai
kesempatan untuk beriman dan membenarkan, taubat tidak lagi
diterima.
Tanda-tanda kiamat berjumlah banyak, ada tanda-tanda awal,
ada tanda-tanda pertengahan dan ada tanda-tanda akhir (menje-
lang kiamat). Yang pertama telah terjadi dan ramPung dan Allah
lebih mengetahui tentangnya, di antaranya adalah diutusnya Nabi
ffi. Diutusnya Muhammad ffi termasuk tanda-tanda dekatnya
kiamat, karena beliau adalah Nabi # yang diutus menjelang kiamat.
Beliau bersabda,
;;6i;tt6t:i Lr.
"Aku diutus sementara antara aku dengan kiamat adalah Geiauh)
seperti ini." Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari
tengahnya.l
Beliau adalah nabi yang diutus menjelang kiamat, tidak ada
nabi sesudah beliau sampai kiamat tiba.
Perluasan-perluasan wilayah dan penaklukan-penaklukan
yang terjadi bagi Islam termasuk tanda-tanda kiamat. Kemenangan
ffi
? nan %epfo s4po ran" S ileritalan, qrlrl,
.Grd--.6ri
'#eF'
9 nan %zpda' afipa, yaaV 6 i,loutallan ?lasul
ffi
? nnn %,o@, e{po rr"r" g iloritalaa, ??a.41,
4';;;ar'rii6F
"Ini adalah rahmat dari Tuhanku. " (Al-Kahfi: 98).
Namun di akhir zaman, Ya'iui dan Ma'juj melubangi tembok
tersebut. Allah alls berfirman,
4.t fr1;;6'w;l3F
"Malu merela tidakbisa mendakinya. " Yakni, naik ke atasnya.
{@t5 L'YiElitt'h
" Dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya." (Al-Kahfi: 97).
Akan tetapi di akhir zamart, Allah * membuat mereka mampu
untuk merobohkannya,
.t\d.-.hd,
6#e#'
dan kuat.
Lri adalah ayat-ayatbesar dan tanda-tanda agung Flari Kiamat.
O -qljJt c.3?i (Keluarnya hewan melata)
Hewan melata ini akan keluar dari bumi. Allah berfirman,
46ii'nt6?s;ifieic('vb
jatuh
"DAn apabila perlutaan telah atas merela, Kami lecluarkan
xjenis binatang melata dari bumi." (An-Naml: 82).
Hanya Allah yang lebih mengetahui sifat-sifat hewan ini.
Terdapat hadits-hadits dan berita-berita yang diriwayatkan ten-
tangnya, akan tetapi hanya Allah 0lt$ yang lebih mengetahuinya. Ia
adalah hewan melata yang keluar dari bumi sebagaimana yang
difirmankan oleh Allah gft" Adapun bagaimana keluarnya dan dari
mana ia keluar serta tempat keluarnya, maka hanya Allah yang
lebih mengetahui tentangnya.
O WF :t n:jct L*i $erAitnya matahari dari barat)
Matahari terbit dari timur dan terbenam di barat, ini merupa-
Lcan sunrutullah launiyah pada matahari, bahwa ia berputar di bumi
dari timur ke barat secara rutin, tidak seperti yang dikatakan oleh
orang-orang mulhid bahwa bumi yang mengitari matahari dan
bahwa matahari diam. Hal tersebut termasuk berbaliknya akal dan
fitrah. Ya g benar adalah sebaliknya, bumi diam dan matahari dan
planet-planet lain berputar mengelilin ginya, sebagaimana yang
dikabarkan oleh Allah dan RasulNya dan sebagaimana ia terlihat
dan dirasakan. Matahari terbit dari timur dan terbenam di barat,
sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ryW kepada raja
Namrud,
4"rgrff,WZu7i,r6i F
.#TF
,h6-.6dr
? na* ?Qpda, a4p,y"rry I atzaiulo* q,",'L
ffi
? nun TQpb si p, ryry 6 itlo*talw" ??z&.L
'6#er#
"Grd'-,.6rd"
? nan 2QAafa, a4pa, yary 6 atoaulzn a?z&l,
yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah me-
nyesatkan orang-orang yang zhalim dan memperbuat apa yang Dia ke-
hendaki." (Ibrahim: 27).
Ayat ini juga merupakan datil ditetapkarurya siksa kubur dan
pertanyaan dua malaikat Munkar dan Nakir. Dari sini, maka bila
Nabi ffi selesai menguburkan mayit, beliau berdiri di atas kubur
I Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Kitab as-sunnah, Bab Fi al-Haudh, no. 4753
dan 47'S+,Abu Dawud, ath-Thayalisi dalam Musnadnyano. 789 dari hadits al-
Bara'l#, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jam'i', no. 1676'
? nan ?Gpda, slpa, ran" g iLrittbn qt&l
I
t Diriruayatkan gleh Abu Dawud, Kitab al-lana'iz, Bab ar-Istighfar inda at-eabr
li al-Mayit.ft waqti al-Inshi.raf, no. B22l:
al-Bazzar dalam Musnadnyano. 445
dan al-Hakim, L/526: dari hadits utsman bin Affan +gr;, dan dishahiLkan oleh
al-Albani dalam Shahih al-tami', no. g45.
? nan ?QAdo e4pa, yanE S i,tena*rn
"?r*ul,
( @ 'ui].1j14itiA"r$
"(Yaitu) pada hari mereka lceluar dari kubur dengan cepat senknn-
akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di
dunia), dalam keadnan merela menekurlun pandangannya (serta) diliputi
kehinaan. ltulah hari yang dahulunya diancamknn kepada mereka." (Al-
Ma'arij: 43-44).
Allah d* juga berfirman,
4L*,*;,lvJr$Kr'Jfu
" Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya
akan ( dikembalikan) menj adi makhluk yang baru? " (Ar-Ra'd : 5).
Artinya, mereka berkata, Mana mungkin sesuatu yang telah
menjadi tanah bisa hidup kembali? Mana mungkin hrla g belulang
.6d--.66r.,
'6#{#
ffiF €ffitr
yang telah lapuk bisa hidup kembali? Mana mungkin rambut-
rambut yang telah berserakary daging-daging yang telah compang-
camping, bagaimana ia hidup kembali? Mereka merasa hal ini
mustahil, mereka mengingkarinya dengan berpijak kepada akal
mereka. Mereka tidak mengetahui bahwa Allah yang menciptakan
mereka pertama kalinya mampu mengembalikan mereka. Allah
berfirman,
41'*: qr4$'#{j{1'c'y
"Tidaklah Allah menciptalan dan membangkitlun lumu ( dari dalam
kubur) itu melainl<an hanyalah seperti (menciptaknn dan membangkitlan)
satu jiwa saja." (Luqman: 28).
Tidak ada sesuatu pun yang tidak mampu Allah lakukan.
Mengapa mereka tidak merasa aneh terhadap penciptaan mereka
pertama kali padahal sebelum itu mereka tidak ada? Mereka tidak
mempunyai kulit, tidak mempunyai tulang, dan tidak mempunyai
aPa Pun.
(@ t;ru)il*nsgi-i-'y
"Dan Aku telah menciptakanmu sebelumnya dan kamu bukanlah
sesuatu." (Maryam:9).
Mereka tidak mempunyai tulang, daging atau apa pun juga.
Allah eJtS menciptakan mereka dari ketiadaan. Allah yang telah
menciptakan dari ketiadaan, bukankah Dia mampu mengembali-
kan jasad, daging dan tulang mereka seperti sedia kala? Tidak ada
sesuatu pun yang melemahkan Allah ik.
Irrilah kebangkitan dari kubur saat Israfil meniup sangkakala,
{ @ 6M e; Jt +,'*li'd i t1,;$'}ti 6
eJY
"Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan
ffi
? n"* %,ep/- eAp,,7"n7 6 lLtttala* 3z*4l,
segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb merekn " (Yasin: 5L).
Allah tlts menyebutkan bahwa tiupan sangkakala ini terjadi
tiga kali.
Pertnma, tiupan al'faza' (yang menimbulkan ketakutan dan
kengerian),
{@a$.?qlrl$}
(putusannya
"Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu masing-
masing)." (Az-Zumar:67), ini adalah tiupan kebangkitan kembali.
O .,At d *W ,Et?L&:* c{i; (Yaitu manakala Israfil me-
niup sangkakala)
Israfil adalah malaikat yang bertugas meniup sangkakala.
Firman Allah,
,,t\dJhrf,
.!K a+g Hi
'TM--9vI
? nan %zplo slpo,ran" 6 iLrit l"- a?.r..I,
);|fi;@e6"rsKih$ '{;'i;K(*laii;.r;sy
{@'*ffi
"lni ini) Kami mengumpulkan-
adalah hari keputusan, (pada hari
mu dan orang-orang terdahulu. likn kamu memPunyai tipu daya, makn
lakuknnlah tipu dayamu itu terhadapKu. Kecelaknan yang besarlah pada
hari itu bagi orang-orang yang mendustaknn." (Al-Mursalafi 38-40).
O irpt qy e ;4)4i ll.,atu mereka berdiri di padang kiamat)
Mereka berdiri lama di padang tersebut, matahari didekatkan
,.G6.-.6dl,
'#f,H'
? nuv %"ydo sip, gry 6 i,t ttolk*
"?2&L
,.G6--66,.-
.:< 446 DX.
'fuWvl
9 nu Xepb elp, yaaT $ llaltalat qz&.l,
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ath-Thib, Bab Man lam Yarqi, no. SZSZ
? nan Xe+ola, dp, yarrq 6 i,loauhn
"?a&L
+* +k?Jt ,-ti a
"Barangsiapa ditanya (panjanglebar) dnlamhisb, maka dia disiksa."l
Ini adalah bentuk-bentu'khisab atas orang-orang Mukmin. Di
antara mereka yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab, di
antara mereka ada yang dihisab dengan mudah dan di antara me-
reka ada yang dipersulit hisabnya dan diperberat, yang terakhir ini
akan disiksa karena dosa-dosanya.
Adapun orang-orang kafir, maka mereka tidak drhisab dalam
arti kebaikan dan keburukan mereka dibandingkan, akan tetapi
mereka drhisab sebatas penetapan dosa-dosa dalam tanggung jawab
mereka lalu mereka mengakuinYa.
O d)VAt ?'3s (Lalu timbangan-timbangan diletakkan)
=
Di antara perkara yang te4adi di Hari Kiamat adalah ditegak-
karurya timbangan-timbangan untuk amal perbuatan, dan ia adalah
timbangan-timbangan hakiki.
Allah dl5 berfirman,
iin #"'6i #';-i;;iti @ qFKv;"*.,*'{rf:iy
'b;r}3i'i 64tt b;';
{@
"Maka sungguh akan Kami knbarkan kepada merekn (apa-apa yang
telah mereka perbtuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan
Kami sekali-kali tidak iauh Gari merekn). Timbangan pada hari itu ialah
keb e n ar an ( ke a dil a n ), m aka b ar an g si ap a b e r at t imb an gan keb aikanny a,
maka mereka itulah oranS-orang yang beruntung." (Al-A'raf: 7-8)'
Kebaikan-kebaikan diletakkan di salah satu daun timbangan
dan keburukan-keburukan di daun yang lain. Ini adalah keadilan
.ffiEfH.
'slqs.y
F
,.G6.-.6.r,
'ffi#w
? na* %erydo 84po yaa" 6 ihritalaa,
q?,aul
ffi
? rnan, 7<2+ado dpa, yanT S iluitalan 3a&1,
u;4",i$@
Wi'!,?@ iaS'4e@ r*,; *.i;;y
{@ 'Ayt,-(5i-95aL.V"
"Maka orang ituberada dalamlcehidupanyang diidhai, dalam surga
yang tinggi, buah-buahannya dekat, kepada mereka dikatakan, 'Makan
dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan
pada hari-hari yang telah lalu'. " (Al-Haqqah:21,-24).
Adapun orang kafir, maka dia menerima kitabnya dengan
tangan kiri dari balik punggungnya, -semoga Atlah melindungi
kita, kaum Muslimin-,
"4;*,i
{@ ) ci+ 3fi ah :;is-'ri J fiy
"Adapun orang yang diberiknn kepadanya kitab (catatan amal)nya
dari sebelah kirinya, malca dia berluta, 'wahai alangkah baiknya kiranya
tidak diberiknn kepadaku kitabku ini'." (Al-Haqqah: 25).
Dia berharap tidak diberi kitab, tidak pula disodorkan kepa-
danya, karena isinya membuatnya malu, (lalu dia berkata),
"Grd.-.661,
.Hl asr E*
'tW{ar-
? nur" ?("@ slp Yry 5 iL,tit"lov n?2."1'
ffi
? n"n Xtfta eapo yanT 6 i,lui,talao ??r"rrl,
I Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Kitab as-sunnah, Bab ft Dziki ar-Mizan, no.
4755, didhaiftan oleh al-Albani dalam Dha'if Sunan Abu Dawud.
2
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab ar-Haudh, no. 6529 dan
\./
1).
Yang masyhur adalah bahwa al-Kautsar ini adalah sungai
di
Ada
antara suigai-sungai surga yang bermuara di haudh Nabi ffi.
y"", berkita, at-iautsar-tersebut adalah kebaikan yang banyak,
termasuk sungai, karena ia termasuk kebaikan. Ini adalah
penaf-
siran yang umum.
wa shifatuh, no.2292:
Muslim, Kitab al-Fadha'il, Bab ltyqn H-audh Nabiyyina
a"ri t Abdullah bin Amr bin al-Ash cib'
I "dit.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab yr-Riqa-q_,Ial al-Haudh,
no. 6576 dan
Muslim, Kinb aLriit:;i,"8;i iiin
Uauan Nabiyyina wa Shifatuh, no'2297:
dari hadits Ibnu Mas'ud &.
ffi
€ffip €ftEp
O ,t*Jt ei ii; u"t\it (Bejana-bejananya sebanyak bintang
di langit)
Yakni, cangkir-cangkir untuk minum.
O rii u.* t^14 iJ 'r.* '++iU (Barangsiapa minum darinya
satu kali, maka dia tidak akan kehausan selamanya)
Bila seseorang minum darinya, maka hausnya hilang dan ia
tidak akan pernah mengalami haus kembali.
O b )diAt5 $hirath adalah haq)
Di antara peristiwa dan kejadian menakutkan di Hari Kiamat
adalah melewati shirath. Shirath adalah jembatan yarrg terhampar
di atas Neraka ]ahanam. Manusia seluruhnya akan melewatinya,
yang membawa mereka hanyalah amal perbuatan. Di antara me-
reka ada yang berjalan di atasnya seperti halilintar yang menyam-
bar, di antara mereka ada yang berjalan seperti angin yang cepat
menurut amal perbuatannya, di antara mereka ada yang berjalan
seperti kuda yang hrlen, di antara mereka ada yang berjalan seperti
unta, di antara mereka ada yang berlari di atas kedua kakinya, di
antara mereka ada yang berjalan biasa, dan di antara mereka ada
yang merangkak. Semakin lemah amal perbuatary semakin lamban
pula dia berjalan di atasnya, di antara mereka ada yang tersambar
lalu tercebur ke dalam neraka, karena amal perbuatannya tidak
mampu membawanya untuk selamat ke ujung shirath, dia pun
masuk Neraka ]ahanam, na'udzu billah. Hal ini sebagaimana Firman
Allah tlE,
'i
C t;> iirS; ;#;ea );r#,()'#1A 61;;,y
?t-4i'i;'":i'iO Q, #)&'frf i* ili,<;tt
{ @ WG*+j &l("c,r;;I K4ojj @ $, q$5
"Demi Rabbmu, sungguh akan IGmi bangkitkan mereka bersama
setan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling lahanam
denganberlutut. Kemudianpasti alan Knmi tarik dari tiap-tiap golongan
siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Altah yang Maha
Pemurah. Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang
yang seharusnya dimasuklun lcc dalam nerala. Dan tidak ada seorang pun
? nan %zpdo 84Po,r"^" 6 iLritalan'
qa6tl
darimu, melainkan akan mendatangi nerakn itu. Hal itu bagi Tuhanmu
adalah suatu ktmestian y ang sudah ditetapkan." (Maryam : 68-7
l),
4 :fv"li$ "Dan tidak seorang pun" , mencakup orang-orang
Mukn}; daritiufir, f:r6{l} "melainlan alun mendatanginya", yakni,
{
Jahanam.
Inilah yang dimaksud dengan mendatangi, yaitu melewati
shirath,
4\i:;31{rrt
"Barangsiapayangmemberiknnsyafa'atyangbaik'niscayaiaaknn
syafa'at
memperoleh \ag|an poirto darinya. Dan barangsiapa memberi
" (An-Nisa':
yang buruk, niicaya' ia akan memikul bagian dosa darinya.
8s).
Di antara bentuk syafa'at yang buruk adalah syafa'at dalam
hukuman had wiuk*"r,gg.rg*iannya; ini syafa'at buruk, na'udzu
billah,karena ini menentang hukum Allah iN*'
Inilah syafa'at dalam makna dasarnya' Ad-apun syafa'at di
memu-
akhirat maka ia bermakna doa, di mana Allah {H berkenan
liakansebagianhambaNyadenganmenerimapermohonanmereka
dengan dua
terkait dengan orang-orang tertentu' Syafa'at teyuiu$
ridhaNya
syarat: Iziri dari AfLn $c kepada pemberi syafa'at dan
klpada penerima syafa,at,di mana dia termasuk ahli tauhid dan
ffi
? nan %tpfo s(pa, yan" g ilariulaa, qa&l
{@G*,i'^tr"#6y
"Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang
y an g memb er ilun sy afa' at. " (Al-Mudda tstsir : L 8).
.G6*-.66r,
.!#
-rMVq'
asz Ei.
g rno* Xrfu slpoyarq, 6 iLritalil' q2.41'
ffi
qnsal
^"* %tplo
? eip,,Torry 6 i,totitolloo
,,Gld*-.6d,
.!(
'rb-vq-
+sg E*
? na* ?lefdo aip-,1"rrq 6 i,l",ti'tal'* q"*'L
pun setelah mati, maka orang mati tidak dimintai aPa Pun, tidak
syafa'at, tidak doa dan tidak pula lainnya'
orang-orang yang pers ke kubur-kubur dan meminta syafa'at
kepada mayit, meminta bantuan kepada mayit_ dari kesulitan,
*enyembelih, bernadzar untuk mereka, mencari keberkahan dari
,r,"r"ku, apa yangmereka lakukan tersebut merupakan syirik be-sar,
di mana puri nuirl datang justru untuk memeranginya, dan jihad
di jalan AUuf, juga disyariatkan untuk menghapusnya. Kubur dan
penghuninya tiJak dimintai apa pun. Yang disyariatkan adalah
,iurif, kubur untuk mengambil pelajaran atau mendoakan orang-
orang Mukmin yang meninggal. Inilah tujuan dari ziarah' Adapun
ziarihdemi mencari syafa'at atau mencari pertolongan atau men-
cari rizki atau menduputkut anak atau menepis keburukan musuh,
maka hal ini termasui< syirik besar, dosa yang tidak diampuni oleh
Allah kecuali dengan taubat darinya. Inilah syirik orang-orang
Quraisy dahulu di i-rana Rasulullah s diutus kepada
mereka. Allah
ults berfirman,
ffi
9 nan TQpdo s0po ran? 6 ilaitzlan qnE4l,
{@'4f5li3;y
"Telah disedialun bagi orang-orang bertalsta." (Ali Imran: L33).
Dan Allah dlt5 juga berfirman tentang neraka,
{@to6J.3:iy
" T el ah di se dialun b agi or ang- or an g kafir. " (Al- Ba qarah: 24).
Makna disediakan adalah telah diciptakan dan telah ada, se-
bagaimana dalam sabdaNabi ffi,
i+ dAl b *t g1{.:
Ft l't-+ b uJrz; v'";)l
"Sesungguhnya apa yang kalian rasakan berupa panas yang me-
nyengat dan dingin yang menusuk adalah dari hembusan jahanam."l
Nabi juga bersabda,
t4+
"sesungguhnya panas yang menyengat term'asuk hembusan hawa
e b "fit;*';:1
panas jahanAm."2
Ini menunjukkan bahwa ia sudah ada, bahwa Allah ffi men-
jadikan untuknya dua hembusan, di musim dingin, yaitu dingin
(@'bLL?ve'#'fi{Y
"Tidak diringankan azab itu dari merekn dan merekn di dalamnya
berputus asa." (Az-Zukhruf: 75), yakni dari rahmat Allah.
Allah tltFberfirman,
1tubs{jJl Ae-
Pasaft Hak-trak Nabi *E dan
Para Sahabat
Vs 4l
i'tl Xfu J-,-:3t;;e
- nYt
e b*,'afi;i i :SA +:t:'$vr, br.,j; *o
.gi 43,iiry 'it 'ui ztat ,YU'ti '*t;+il'r.,Wt
Nabi Muhammad adalah Rasulullah S, penutuP Para nabi,
sayyid para rasul, iman seorang hamba tidak sah sebelum
dia beriman kepada kerasulan beliau, dan mengakui kena-
bian beliau. Manusia tidak diberi keputusan di Hari Kiamat
kecuali setelah syafa'at beliau dan tidak ada umat yang ma-
suk surga kecuali sesudah umat beliau.
ffi
9Al, An ab & 9a,u, Saloht,
Pemberi catatan kaki atas cetakan asSalafiyah, hal. 25 berkata, "Hadits ini
hanya menyebutkan tiga nama di cetakan Damaskus tahun 1338 H, dan
cetakan al-Manar tahun 1340 H dan dalam dua cetakan tahun 1351 H dan
1355 H ditambah, "Kemudian Ali."
,
Pembicaraan tentang atsarini akan hadir.
:t
Atsar shahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnad,l/106,
110 dan putra beliau Abdullah dalam Zaua'idnya L/106,110, t27; Ahmad
dalam Fadha'il ash-Shahabah,no.397 dengan sanad-sanad yang shahih lagi
bagus. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abu Ashim dalam as-Sunnah,
no. 1201 dan al-Albani menshahihkannya dalam Takhrii as-Sunnah,2/570.
thh'Yla,tn & 9a,w Salwkt,
,.G6--.661,
'trer#
cYl,ali,
thh & 9a,w Saluht,
.:&*,te
Kita (waiib) memPersaksikan surga untuk sepuluh orang
sebagaimana Nabi ffi mempersaksikannya untuk mereka, di
mana beliau bersabda, "Abu Bakat di surga, Umar di surga,
lltsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, az'Zubair
ili surga, Sa'ad di surga, Sa'id di surga, Abdunahmanbin Auf
di surga dan Abullhaidahbin al'lanah di surga."
I ";t
ilt+ # ztt*)t'6i*i
Kita(waiib)berpendapatbahwahajidanjihadtetapberlaku
ffi
9Ah'YlAln & 9a,w Salaht,
.ffi
L Takhriinya telah hadir sebelumnya.
ffipq 9lah'Ylal, & 9ano Salu,kt,
:+ €ffip
.#At
Terrnasuk sunnah adalah memohonkan keridhaan kepada
Allah dils untuk istri-istri Rasulullah S Ummahatul Muk-
minin yang suci lagi disucikan dari segala keburukan, di
mana yang paling utama dari mereka adalah Khadijah binti
Khuwailid dan Aisyah ash-Shiddiqah putri Abu Bakar
ash-Shiddiq yang Allah bebaskan dari tuduhan kefi dalam
KitabNya, yan9 merupakan istri Nabi S di dunia dan di
akhirat, maka barangsiapa menuduhnya dari apa yang mana
Allah telah membebaskannya darinya, maka dia telah kafir
kepada Allah Yang Mahaagung.
.ffi
t gAh'floli, & 9a,ao Solaht,
I
'*-Dt'."4i;ri-t;;'r;rta5ied4*3;:;t;1i8-,;iy
.e
,,Dan
{@fuAllahsqi\i'r"ur*''*5{#r'
dan itu
RasulNya, merekn akan
barangsiapa menaati
bersama-sama deigan oranS-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu
-orong
Nabi-rubi, para shiddiqin, orang-oranT yang mati sya\id dan orang-
shalih. Dan merela itulah sebaik-baik tem\n." (An-Nisa': 59).
Rasul terbaik adalah ulul azmi dari mereka yang berjumlah
lima: Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi
Muhammad *W. Allah dI5 menyebutkan mereka di dua tempat
dalam al-Qur'an.
Pertama dalam surat al'Ahzab,
,.
T F,,
,,Dan (ingatlah) tcetila Kami mengambil perianiian dari nabi-nabi
dan dai lamu (sndiri), dnri Nuh,Ibahim, Muw dnn ls putra Maryam;'
(Al-Ahzab: 7).
Kedua, surat asY-SYura,
I Al-Bukhari, Kitab at-Tafsir min Surah Bani Israil, Bab ( 7J 'i ',6-itb,
":V<'i
no.4772, dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Adna Ahlil lahiaFManzilahfihla,
no. 194,327: dari haditsAbu Hurairah +&.
"tad-.6r:l,
'ffi#es'
t
I
Xabnlz,li,&?rwSfuo
,.Grd--^6d-
'6#1tS'
9Ah cYlrli, & 9aao Solr",kt,
(@ (i:1(ti 1i;tfi.iri--y
"Mudah-mudahan Tuhanmu menganglatmu ke keduduknn yang
terpuji." (Al-Isra': 79).
Maqam ini adalah di antara keutamaan beliau yang terwujud
di Hari Kiamat berupa syafa'at dan lainnya.
Nabi Muhammad adalah pemilik telaga Haudh yang akan
8.
didatangi orang-orang. Yang dimaksud dengan haudh di sini
adalah telaga yang besar lagi banyak pengunjungnya. Adapun
sekedar telaga maka telah disebutkan sebelumnya bahwa setiap
nabi memilikinya.
9,10, L1. Nabi Muhammad adalah Imam para nabi, pembicara
mereka, dan pemilik syafa'at mereka, berdasarkan hadits Ubay bin
Ka'ab +&bahwa Nabi ffibersabda,
tit,
"Di Hari Kiamat aku adalah imam para nabi, pembicara mereka
r*
dan pemegang syafa'at mereka, bukan membanggakan." Ariwayatkan
oleh at-Tirmidzi dan menghasankannya.l
rfu
l- hl 4u ili ;at'* J*:; iiii *;#r (r- ti li ry (1
"Aku adalah sayyid anak cucu Nabi Adam di Hari Kiamat, aku adalah orang
pertama yang tanah kubumya terkuak, aku adalah orang pertama ya.ng men'
beri dan yang pertama diperkenankan syafa'at."
1 Hadits Hasan. Diriwayatkan oleh Ahmad, 5/137-138; at-Tirmidzi, no. 3615
dan beliau berkata, "Hadits Hasan"; Ibnu Majah, no. 4314; al-Hakim, 1/71,
4/78 dan beliau berkata, "sanadnya shahih", dan disetujui oleh adz-Dzahabi,
dan hadits ini dihasankan oleh al-Albani dalam Takhrii al-Misykah,no.57ffi.
thh'Ylatn & ?ou, Saluht,
{ osu e;itf|f#'}
"Kalian adalah sebaik-baik umat yang dikeluarlun untuk manusia."
(Ali Imran: 110).
Adapun Firman Allah tltS,
4i d$t F
"sebaik'baik manusia adalah generasiku." Diriwayatkan oleh al-
Bukhari dan lainnya.l
(Secara umum) Sahabat Nabi M terbaik adalah kaum Muha-
jirin, karena mereka menggabungkan antara hijrah dengan mem-
bela Nabi, kemudian orang-orang Anshar.
Kaum muhajirin terbaik adalah Khulafa' Rasyidin yang empat
Abu Bakar, tlmar, Utsman, dan Ali.
Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman bin Amir, dari Bani
Taim, bin Murrah bin Ka'ab. Be1iau adalah laki-laki pertama yang
beriman kepada Nabi ffi, teman Nabi ffi dalam hijrah, pengganti
beliau dalam shalat dan haji, khalifah beliau pada umatnya. Me-
lalui tangan Abu Bakar, lima orang yang dijamin masuk surga
masuk Islam: Utsman, az-Zubair, Thalhah, Abdurrahman bin Auf
dan Sa'ad bin Abi Waqqash. Abu Bakar wafat di ]umadil Akhir 13
H dalam usia 63 tahun. Lima orang tersebut bersama Abu Bakar,
ditambah dengan Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah adalah
delapan orang yang mendahului manusia dalam masuk Islam. Hal
ini dikatakan oleh Ibnu Sa'ad, maksudnya dari kalangan lakilaki
setelah Nabi ffi menyampaikan risalahnya.
Umar adalah Abu Hafsh, al-FaruQ, Umar bin al-Khaththab,
dari Bani Adi bin Ka'ab bin Lu'ay, masuk Islam di tahun keenam
dari tahun kerasulan pada saat Islam sudah dipeluk oleh kurang
lebih empat puluh laki-laki dan sebelas orang wanita, di mana
kaum Muslimin berbahagia dengan keislamannya dan Islam pun
mulai muncul di Makkah. Abu Bakar menunjuknya sebagai kha-
lifah penerusnya, maka Umar memikul tanggung jawab khilafah
sampai dia gugur sebagai syahid pada bulan Dzul Hijjah 23 H dalam
usia 63 tahun.
Utsman adalah Abu Abdullah, Dzun Nurain, Utsman bin
Affaru dari Bani Umayyah bin Abdu Syams bin Abdi Manaf. Utsman
masuk Islam sebelum Nabi M masuk rumah al-Arqam, beliau
seorang laki-laki kaya raya lagi dermawan, Utsman memegang
khilafah setelah Umar bin al-Khaththab dengan kesepakatan ahli
syura sampai beliau gugur sebagai syahid pada bulan Dzul Hijjah
tahun 35 dalam usia 90 tahun menurut salah satu pendapat.
Ali adalah Abu al-Hasan Ali bin Abi Thalib. Nama Abu Thalib
adalah Abdu Manaf bin Abdil Muththalib. Ali adalah orang Per-
tama yang masuk Islam dari kalangan anak-anak. Dalam Perang
Khaibar, Rasulullah ffi menyerahkan panji kepadanya, maka Allah
u[5 memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin melalui
kedua tangannya. Ali dibai'at sebagai khalifah Pasca terbunuhnya
Utsman, maka Ali adalah khalifah yang sah sampai beliau terbu-
nuh di tahun 40 H di bulan Ramadhan dalam usia 63 tahun.
.Grd.-.6r]tr
'ffiiew
ghh'Ylalt & 9ow S"luht,
'.
Yang paling utama dari empat orang tersebut adalah seperti
urutannya: Abu Bakar kemudian Umar kemudian Utsman kemu-
dian Ali, berdasarkan ucaPan Ibnu Umar,
,y'Ldr :;* F,ftf f*Mq, fle,-/gt'b{ yg.
oua :;ite F
"Knmi memilih siapa yang terbaik di zaman Nabi M, maka knmi
melihat yang terbaik adalah Abu Baknr kemudian Umar bin al-Ktaththab
I
kemudian lLtsman bin Affan." Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Dalam riwayat Abu Dawud,
s , k ii :e-tx ** dt r;1 i23i ,,y M b, iY:t &fr ek
,,Lb
f
"Knmi berluta pada saat Rasulullah *# masih hidup, 'Umat Nabi
M yang terbaik setelah beliau adalah Abu Balur kemudian Umar lcemu-
dian Utsman'."
Ath-Thabrani menambahkan,
.t$z.Jo W Ett
"Hal itu didengar oleh Nabi H& dan beliau tidak memungkirinya."z
Dan saya tidak menemukan lafazh yang disebutkan oleh
penulis dengan tambahan Ali bin Abi Thalib.
Yang paling berhak atas khilafah setelah Nabi {# adalah Abu
Bakar, karena Abu Bakar adalah yang terbaik di antara mereka,
"# 'Pu;n
"Di zaman Nabi ffikami tidah memband,inghan seorang ,un dengan Abu Bakar
hernudian (Jmar kemudian (Jtsman kernudian kami membiarkan sahabat'
sahabat Nabi *lainnya dan tidak mengunggalkan mereka satu sama lain."
Sanadnya shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no.4628; at-Tirmidzi, no.
3707; Ibnu Abi Ashim dalam as-sunnah, no. 1190, sanadnya shahih sebagai-
mana dikatakan oleh a]-Albani dalam Takhrii as-Sunnah,2/567.
"Gd--.6d"-
6#e+H'
thhabb &9ow 3"1-ht,
.ffiidfH
'sM"VvT
9lohalali, &9rro &Mt
t Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 4649, 4650; at-Tirmidzi,
no. 3748, 3757; Ibnu Majah, no. 134; Ahmad, no.l/t87,188, 189 dan dalam
Fadha' il ash-Shahabah, no. 87, 90, 225; Ibnu Abi Ashim, no. L428, 143 1, 1436;
Al-Hakim, 4/440; an-Nasa'i dalam al-Fadha'il, no. 87, 90,92,106; Abu Nu'aim,
1/95 dan lainnya: dari hadits Sa'id bin Zaid & secara marfu'dan sanadnya
shahih dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-tami'ash-Shaghir,no.ill0.
Dalam masalah ini terdapat hadits dari Abdurrahman bin Auf 4ti yang di-
riwayatkan oleh at-Tirmidzi, no.3748. Ahmad,l/193 dan dalam al-Fadha'il,
no.278; an-Nasa'i dalam al-FadhaY, no. 91 dan al-Baghawi dalam Syarh as-
Sunnah, no. 3925 dengan sanad shahih.
,.G6--.66r"
'ffi#er#
ghh'Ylzli, & 9oao S"lolao
Nabi #bersabda,
.z5Jjt
#1 :vti# 3#Jv b^;Ji
"Al-Hasan dan al-Husain adalah dua orang sayyid para pemuda
penduduk surga." Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan beliau berkata,
"Hasan shahih."l
Nabi i& jugabersabda tentang Tsabit bin Qais,
i14l Jil be:t<t,rgl . basL.
"Sesungguhnya lamu bulun termasuk penghuni neraka, alun tetapi
termasuk penduduk sur gA." Diriwayatkan oleh al-Bukhari'2
(@ $3>44r";*Y
,,Binnsalahtcedua tangan Abu lthab ilan sungguh dia akan bin^sa."
(Al-Masad: L) sampai akhir surat.
Di antara orang-orang yang dipastikan masuk neraka adalah
Abu Thalib, Abdu Manaf bin Abdul Muththalib, berdasarkan sabda
Nabi S,
Hadits shahih. Diriwayatkan oleh at-Trmidzi, no. 3768; Ahmad, S/Lffi, 167;
an-Naia'i dalam as-Sunan al-Kubra sebagaimana dalam Tuhfah al-Asyqaf,
ii3gg; Ibnu Hibba n, no. 2228 (Mawarid) ; al-Hakim, 3 / L66, 167; al-I(hathib
dalanr' arTarikh, 4/iO?, Ll/90; Abu Nu'aim dalam al-Hilyah,5/7L: dari hadits
euu su,ia al-Ktrudri; at-Tirmidzi berkata, "Hadits hasan shahih." Al-Albani
berkata dalam ash-Shahihah, 7 96, "Benar sebagaimana yang dikatakannya."
Ialu al-Albani menurunkan jalan-jalan periwayatan yang banyak dari bebe-
rapa orang sahabat, kemudian beri<ata,'iSecara umum hadits ini shahih tanpa
aa'a teraguan, bahkan Mutawatir seperti yang dinukil oleh al-Munawi."
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Manaqib, Bab Algy?t an-Nubuwwah,
no. 36i3 dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab Makhafah al-Mu'rnin an Yuhbatha
Amaluh, no. 119(187) dari hadits Anas &,.
"t^d.-.66l,-
l< 486 F*
'rcM-gvT
thh'fl,aln & 9ow Saluht,
Yang meriwayatkan dengan lafazh ini adalah Muslim, Kitab al-Iman, Bab
Ahwan Ahli an-Nar Adzaban, no.212,362: dari hadits Ibnu Abbas .rb.
Al-Bukhari, no. 6561 dan Muslim, no. 213, (364) juga meriwayatkan dari hadits
an-Nu'man bin Basyir S dengan lafazh,
,-;qW;*"a# *:i oA 'ri.;llirl
A &y,hJ *gr it\t'ibrgr ,
'Sesungguhnya penghuni nuaka yng Paling ingan azabny, pada Hai Kiamat
ad,alah seorang laki-laki di mana bara api diletakkan di bawah kedua telafak
hakinya nallrun otaknya mendidi.h karenanya. "
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tafsir min Surah al-Ma'idah, Bab c$
daihaditsAisyah vil, beliau berkata, Rasulullah
**""::^ffi^b2il'S{,no.4624:
.*t15t # :r iii ';: lA*i *ttF 4ri l^2414)4 # tr 43
'Aku melihat tahanam, sebagian rnenghantam sebagian yang lain, dan aku
m elihat Amr (bin Luhafl m enyeret ilsusnya ( d,i sana) ; (karenil dialah orang
pertama yang membuat aturan sa'ibah."
Dalam masalah ini terdapat hadits Jabir, hadits tentang gerhana yang panjang,
yang di dalamnya disebutkan,
.)gt e'^*t *i 4v q ,iJ uw 4 iJ'ri
"Aku melihat Abu Tsumamah Arnr bin Malik menyeret ususnya di dalam
neraka. " Diriwayatkan oleh Muslim, no. 904 (9).
g4ah 9ow Salraht,
"Yl,al, &
,,Dan
{Wlrl# \gc'i'4";5i'- eur,{itu "b b
knlau ada dua golongan ilari mereka yang beriman berpe-
rang hendaklah kamu damaikan antara keduanya." (Al-Hujutat:9),
sampai kepada FirmanNya,
4K:i'+\;#":Ath356IF
"sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, sebab itu
damaiknnlah Qerbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu." (AI-
Hujurat 10).
Allah dls menetapkan hubungan persaudaraan iman di antara
keduanya, sekali pun keduanya belperang yang merupakan dosa
besar, kalau seandainya hal itu adalah kekufuran, niscaya Persau-
daraan iman lenyap karenanYa
Nabi #bersabda,
.6*f:viLq b 4sr z;, jw * e.its *.aw'ittt $a
Allah tM berfirman,' B ar angsiapa y ang di dalam hat iny a t er dapat
"
iman sebesar biji sawi seknlipun, maka keluarkanlah dia." Yakni, dari
neraka. Muttafaq alaihi.l
Ada dua kelompok yang menyelisihi dalam hal ini:
Pertama: Golongan Khawarij yang berkata, pelaku dosa besar
adalah kafir dan kekal di dalam neraka.
Kedua: Golongan Mu'tazilah yang berkata, pelaku dosa besar
keluar dari iman, dia bukan Mukmin, bukan pula kafir, dia berada
di satu kedudukan di antara dua kedudukan, tapi dia kekal di
dalam neraka.
Kami membantah dua kelompok ini dengan dua iawaban:
L. Mereka menyelisihi dalil-dalil dari al-Qur'an dan as-Sururah'
2. Mereka menyelisihi iima'salaf.
'#flH'
"Grd-,.6rf1,
thh'noh&?on,9alroht'
ffi
ghh"ruln&9a,wSalaht,
w Aisyah, no. 3895; dan Muslim, Kitab Fadha'il ash-shahabah, Bab Fadhl
Airyah, no. 2438, (79) dari hadits Aisyatr cil".
ffi
thh'nali,&?oroSaluht,
orang suami, Salam bin Musykim dan Kinanah bin Abu al-Huqaiq,
Nabi E menikahinya pasca penaklukan Khaibar tahun 6 H dan dia
wafat tahun 50 H.
1.L. Maimunah binti al-Harits al-Hilaliyah. Nabi # menikahi-
nya tahun 7 H dalam Umrah alQadha' setelah diceraikan oleh dua
orang suaminya (berturut-turut),Ibnu Abdullah Yalail dan Abu
Ryh* bin Abdul LJzza. Nabi s berumah tangga dengannya di Sirf
dan di sanalah Maimunah ini wafat (di kemudian hari) tahun 51 H.
Mereka inilah istri-istri Nabi ffi di mana perpisahan mereka
dengan beliau melalui wafat. Dua di antara mereka wafat menda-
hului Nabi # yaitu }Cradijah dan Zainab binti I(huzaimah, adapun
sisanya, maka Nabi ffi wafat meninggalkan mereka.
Ada dua wanita di mana Nabi ffi belum berumah tangga de-
ngan mereka, dan tidak ada dalil yangtsabit bahwa mereka berdua
memiliki keutamaan atau ada hukum khusus berkaitan dengan
mereka berdua sebagaimana keutamaan yang tsabit (tetap) bagi
para Ummul Mukminin lainnya tadi.
Dan mereka berdua ialah:
1.. Asma' binti an-Nu'man al-Kindiyah. Nabi # menikahinya
lalu berpisah dengannya. Terdapat beda pendapat mengenai sebab
perpisaharmya. Ibnu Ishaq berkata bahwa Nabi ffi melihat belang
putih di pinggulnya lalu Nabi iffi meninggalkannya dan setelahnya
dinikahi oleh al-Muhajir bin Abu Umayyah.
2. Umaimah binti an-Nu'man bin Syarahil al-|auniyah, wanita
inilah yang berkata kepada Nabi M,"Aku berlindung kepada Allah
da.rimu",t maka Nabi s meninggalkannya. Wallahu a'lam.
(Yang jelas), istri Nabi * yang paling utama adalah Khadijah
dan Aisyah. Masing-masing dari mereka berdua memPunyai ke-
unggulan atas yang lain.2 Di awal-awal lslam, Khadiiah mempunyai
jasa besar bagi Islam, beliau adalah wanita Pertama yang masuk
islam, mendukung dan membantu suaminya, hal ini tidak dilqiliki
oleh Aisyah, namun Aisyah mempunyai keutamaa-n lain yartg
tidak dimiliki oleh I(hadijah, berupa ilmu yang dia sebarkan yang
berguna bagi umat dan kebebasannya dari apa yang dituduhkan
ol"h orur,g-orang munafik secara dusta di dalam surat an-Nur.
mutlak, darinya Sebagran ulama berpendapat bahwa dia lebih utama daripada
bapaknya, na-.rn pendapat ini tertolah Allatr telatr memberikan ukuran yang
priporiionrt kepada setiap perkara, kami bersaksi bahwa Aisyah adalah istri
ii"tii g di dunii dan di akhirat, adakah kebanggaan melebihi hal ini? Sekali-
pun Khadijah ash-shiddiqah juga mempunyai sesuatu yang istimewa yang
taut ait"niingi. Aku sendiri tiaatr Uisa memastikan siapa {i antqa keduanya
yang lebih utama. Benar, aku memastikan bahwa Khadiiah lebih utama atas
Aisiah dalam beberapa perkara, bukan ini tempat untuk membahasnya."
,tld-/hd,-
6#eS
ghh'fl,aln & ?ooo 3"1-hl
O Khllafah
Kekhalifahan adalah kedudukan besar dan tanggung jawab
agung, yaitu mengurusi perkara-perkara kaum Muslimin di mana
diatah penanggung jawab pertama dalam hal itu. Kekhalifahan
adalahfardhu kifayah, karena urusan kaum Muslimin tidak bisa
tegak tanpanya. Kekhalifahan ini terwujud dengan satu dari tiga
perkara:
1.. Wasiat dari khalifah sebelumnya seperti kekhalifahanUmar
bin al-Khaththab yang terwujud olehpenunjukan Abu Bakar.
2. Kesepakatan Ahlu al-HalliWa al-Aqdi,baik mereka itu di-
tunjuk oleh khalifah sebelumnya sebagaimana yang terjadi pada
khilafah Utsman, di mana ia terwujud dengan kesepakatan Ahlu
al-Halli Wa al-Aqdi yang ditentukan oleh Umar bin al-Khaththab,
atau mereka tidak ditentukan sebagaimana yang teriadi pada ke-
khalifahan Abu Bakar menurut salah satu pendapat dan sebagai-
mana dalam kekhalifahan AIi.
3. Kekuatan dan kemenangan sebagaimana dalam khilafah
Abdul Malik bin Marwan ketika dia mengakhiri khilafah Ibnu az-
Zub afu sehingga pemerintahan dipegang olehnya.
"Gld.-.66l,-
6$eS'
thbnliln &9uo Saluhl
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Fitan, Bab Qaulu an-Nabi i&, Satarauna
Ba'di Umara', no. 7055, 7056; dan Muslim, Kitab al-Imarah, Bab Wujub Tha'ah
al-Umara', no. 1709(42) dari hadits Ubadah bin ash-Shamit 4&.
2 Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Imarah, Bab Khi.yar al-A''immah,no. 1854
(63)-(64): dari hadits Abdullah bin Mas'ud +*a.
glah'Ylrli, & 9ow Saluht,
pelajaran yang baik dan bantahlah merela dengan cara yang baik pula."
(An-Nahl:125).
Hal ini bisa dilakukan melalui pergaulan dan pembicaraan,
bisa pula melalui surat menyurat dan tulisan. Termasuk menjauhi
ahli bid'ah adalah menjauhi buku-buku mereka untuk menghindari
dampak negatifnya atau buku-buku mereka menjadi laku karena-
nya. Menjauhi tempat-tempat kesesatan adalah wajib berdasarkan
sabda Nabi iS tentang Daiial,
'#fl,H
.Grd--.6rr1,
gAb "Yl.ali, & 9ua, S"lrahr,
,,Tidak
{ffic.$iit,i'i A;A3+ii6b
ada yang membantah ayat-ayat Allah kecuali orang-orang
kofir." (Ghafir:4).
Allah tJtS juga berfirman,
*WqM\ t}''*'Y
{ @ vv'baK1?fffi # (alasan)
"DAn mereka membantah dengan yang batil untuk mele-
nyapknn kebenaran dengan yang batil itu,lurena itu Aku azab mereka.
Mata betapa Qedihnyd AzabKu;' (Ghafir: 5).
.ffi
terdiri dari sekte-sekte yang banyak.
thhnWn &9ra,9ol-ht,
ffi
g4ah'Ybli, & 9a,w Solrol"t,
Ar: &l-.x]r
.tJts3ist'ry * aj
r>r<jr3 ,-* W ,?
Mahahidup, Maha Menget ahui, Mahakuasa dan b erbicar a
luga memiliki Kehendnk, demikian pula pendengaran dnn penglihntan
.thd.-.46r,
6JeS'
glah'Ylrln & 9o,w S"lra,kt,
O lfma'dan hukumnya
Ijma' dalam bahasa berarti keinginan kuat dan kesepakatan.
Secara istilah adalah kesepakatan ulama a}Ji ijtihad dari umat Nabi
Muhammad ffi atas suatu Hukum Syar'i setelah beliau.
Ijma' adalah hujjah berdasarkan Firman Allah rltS,
i)i; i, ,#it#r
"Umatku tidak akan bersepakat di atas kesesatan." Diriwayatkan
Y
oleh at-Tirmidzi.l
1 Hadits shahih. Diriwayatkan oleh at:Tirmidzi, no.2167; Ibnu Abu Ashim, no.
80; al-Hakim, 1/11$116; al-Khathib dalam al-Faqih wa al-Mutafaqqih,l/6t:
dari hadits Ibnu Umar,+H. At-Tirmidzi berkata, "Hadits gharib." sanadnya
Chaif sebagaimana dalam Takhrii as-Sunnah, karya al-Albani, 7/40. Namun
ia mempunyai jalan periwayatan yang lain yang diriwayatkan oleh ath:Thabrani
dalam al-Mu'jam al-Kabir,12/447 dan sanadnya hasan. Al-Haitsami berkata
dalam al-Majma',5/218, "Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dengan dua sanad,
rawi-rawi salah satu dari keduanya adalah orang-orang yang tsiqah rawi-rawi
ash^Shahih selain Marzuq, mantan hamba sahaya Alu (keluarga besar) Thalhah,
dan dia ini juga tsiqah;'
Hrdits ini mempunyai haditshadits pendukung, di antaranya adalah hadits
lonu Abb::s yangmarfu',
ghh cYlrti, & 9ou, 3 alaht,
O lllasalah Tahlld
Taklid dalam bahasa berarti mengalungkan kalung di leher.
Dalam istilah berarti mengikuti ucapan orang lain tanpa huijah
(alasan).
Taklid boleh bagi siapa yang tidak bisa mencapai ilmu secara
sendiri, berdasarkan Firman Allah tJtS,
'ti{i'{ )Kotfli i,Iri,5}
,,Maka
{@ (ulama) iika
bertanyalah kepada oranS-oran| yang ahli ilmu
kamu tidak mengetahui." (An-Nahl: 43)'
liladzhab yang terkenal ada empat:
furu'
Madzhab Hanafi. Imamnya adalah Abu Hanifah an-Nu'man
1.
bin Tsabit, Imam orang-orang Iiak. Be1iau lahir tahun 80 H dan
wafat tahun 150 H.
2.MadzhabMaliki.ImamnyaadalahAbuAbdullahMalik
binAnas,ImamDarulHijrah.Beliaulahirtahun93Hdanwafat
tahun 179 H.
3.Madzhabasy.Syafi'i.ImamnyaadalahAbuAbdullah
H dan wafat
Muhammad bin Idris asy-Syafi'i. Beliau lahir tahun 150
tahun 204H.
4. Madzhab Hanbali. Imamnya adalah Abu Abdullah Ahmad
bin Hanbal, yang lahir tahun l54H dan wafat tahun 241H.
Masih ada madzhab-madzhab lain selain yang empat terse-
but seperti madzhab Zhahiriyah, Zaidiyah, Sufyaniyah dan lain-
lainnya, dan semua orang diambil perkataannya yang benar dan
ditinggalkan perkataannya yang salah, dan tidak ada yang terjaga
dari kesalahan kecuali kitab Allah dan Sunnah RasulNya.
Kami memohon kepada Allah agar menjadikan kita orang-
orang yang berpegang teguh kepada kitabNya dan Sunnah Nabi-
Nya secara lahir dan batin, mewafatkan kita di atas itu, menolong
kita di dunia dan di akhirat, tidak menggoyahkan hati kita setelah
Dia memberikan hidayah kepada kita dan memberi kita rahmat
dari sisiNya. Sesungguhnya Dia Maha Pemberi.
Segala puji bagi Allah sebagaimana yang dicintai dan diridhai
olehNya dan sebagaimana yang patut dengan kemuliaan wajahNya
,*. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatNya segala amal baik
diselesaikan. Shalawat dan salam kepada nabi kita MuhammadiW,
keluarga dan para sahabat.
Selesai di waktu Ashar Hari |um'at 10 Muharram 1392 H
Dengan pena penulisnya yang membutuhkan ampunan Allah
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin
***
.6#ffi
eG6.-.66i
9Ah l'lrli, & ?aru Ealnhr,
(srorrh auzan>
Q eu*l ffi d, Oy ttt^t -hak Nabi ffi dan Para Sahabat beliau)
Setelah di iwal akidah ini Imam Ibnu Qudamah (penulis
matan)berbicara tentang iman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, Hari Akhir dan iman kepada
qranu. dan qadar, sekarang pur,uiis menurunkan pasal ini dalam
rar,gka menjilaskan hak-hit NuUi ffi dan para sahabat serta hak
istri-istri beliau, untuk memberikan Pencerahan kepada setiap
Muslim terkait dengan masalah yang diperselisihkan oleh para
ahli bid'ah dalam misalah hak para sahabat, para istri Nabi ffi dan
lainnya. sehingga dengan ini seorang Muslim tidak terpengaruh
oleh syubhat-sfrlUf,at yi.g dilontarkan oleh para Pengusung hawa
nafsu yang teisesat tersebut, karena dia sudah membentengi diri
dengan ilmu yang benar.
Inilah sebab dari pembahasan tentang hak-hak Nabi ffi, hak-
hak-
hak para sahabat beliau, serta istri-istri beliau' Hal itu karena
hak para sahabat dan para istri beliau termasuk ke dalam hak beliau'
Hak Nabi ffi adalah pokoknya, sedangkan hal-hak para sahabat
dan istri-istri beliau menginduk kepadanya. Pasal ini sangat
patut
untuk diperhatikan, hukum-hukum yanS berkaitan dengannya
harus diketahui.
Dalam pasal ini penulis juga menyebutkan hak-hak kaum
Muslimin, (yingdi antaranya adalah) tidak mengkafirkan seorang
Muslim hanya karena dosa yangdia lakukan, tidak mengambil
sikap kultus kepada seseorang atau menetapkan bahwa seseoranS
dari
masuk surga atau masuk neraka, kecuali dengan pijakan dalil
al_Qur.an ian sunnah Rasulullah
g. Karena para pengusung ke-
sesatan memiliki syubhat-syubhat dalam masalah-masalah
ini,
ter-
mereka menyimpang dari kebenaran dalam masalah-masalah
sebut, maka ruain rienjadi kewajiban Ahlus Sunnah
wal ]ama'ah
untuk menjelaskan dan menerangkannya'
thbcfldb &?oru Saluhr,
,,Alcnn
4'4t';v-, $ ifi,#5y
nabi." (Al-
tetapi dia adalah Rasul Altah dan penutuP Para
Ahzab:40).
Nabi M,iugabersabda,
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Kitab al-Fitan wal Matahim, Bab Dzikra al-
Fitan wa Dala'iliha, no.4252; at-Tirmidzi, Kitab al-Fitan,'Bab ma !a'a la
Taqum.u as-Sa'ah Hatta Yakhruja Kadzdzabun, no. 2Zlg dan Ahmad iS/ZZA,
dari hadits Tsauban, dan ini dishahihkan oleh al-Albani dalam shanlh al-
tami',no. L773.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Manaqib, Bab Khatam an-Nabiyyin,
no. 3535; dan Muslim Kitab al-Fadha'il, Bab Dzikru Kaunihi * Khatai'an'-
,,Grd^-6raf.,
.!K sr r DH.
fAcrrT,&Ia-
ghhcnali,&9owSaluht,
4'';;;t;1v'$
jfr'#3*
"Akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi." (A1-
Ahzab:40), karena al-Masih akan turun ke bumi dan selama beliau
berada di bumi, beliau akan berhukum dengan syariat Rasulullah
M
O '#YJt 3r-i $aWiil Para rasul)
Nabi Muhammad M adalah sayyidul mursalin dan Rasul ter-
baik, sebagaimana beliau bersabda,
*is *Wt (Y"{ $t qrvl
"Aku adalah sayyid Bani Adam tanpa membanggal(an'"r
Beliau adalah sayyidpara rasul, dan beliau adalah Rasul yang
pating utama' Hal itularena Allah t]ts mengkhususkan beliau
de-
risal ahnya kepada seluruh manusia, sedangkan
^gu.1u.r*uman
nfbinabi sebelum beliau hanya diutus kepada kaumnya saja secara
kepada
khusus, berbeda dengan Rasulullah #, Altah mengutusnya
manusia seluruhnYa.
Keutamaan beliau atas para nabi juga terlihat di malam Isra'
di mana saat itu beliau shalat menjadi imam bagi mereka di Mas-
jidit Aqsha.2 Beliau kemudian naik ke langit ketujuh, dan derajat
ini tiaul diraih oleh nabi-nabi selainnya. Nabi ffi adalah nabi yang
paling utama secara mutlak.
Derajatparanabitidaksama/sebagianlebihutamadaripada
yang lain, sebagaimana Atlah tilt5 berfirman,
'e;.-,:" A6. e;k { ; e,6 iF €; 63t'g)i "i, }
{'o.:li q:,'J.t1ti *}}i;; d,fut*t;i
Nabiyyin,no.22/2286danlainnya:darihaditsAbuHurairah+&'
ala
Diriwayatkan oleh Muslim, Kjtab_al-Fadha'il, Bab Tafdhil lqbt2t|na
Dawud, Kitab as-sunan, Bab fi Takhayyur
Iami.,i ahKltala-iq,
';;;;;;;;;;;yr:2tiinm osh-shatatu wa as'satan' no' 4673 dan lainnva dari
";.-iris;Abu
hadits Abu Hurairah +&.
Diriwayatkanolehal-Bukhari,Kita!Manaqib.gl;{nshglrBabal-Mi'rai'no'
g,
tdbT;ffi-ifr.ri-, Ki;"b "t4;;i,-Eot abrsia'bi Rasutilar, no. 162, dan
lainnya dari hadits Anas bin Malik'*"
ffi
thh'nili, & 9a,w Sal,aht,
,t s. Gr b *6
'Tidak fatut bagi seorang hamba uitui
i*.'bi
Urnata bahwa aku
# #.t
(Muhamrnail
tebih
baik dari Yunus bin Matta."
9hh%,aln &9arw Saluht,
ffi
9(nh'n ah, & 9a,u, Sal-ht,
,.6dJh6l,
.!K sr s H*
-{evryv}
ghh'Ylaln&9aruSalahr,
,'Knmu
adalah umat yang terbaik yang dilahirlan untuk mLnusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
berimankepada Allah." (AIi Imran: L10).
Ini adalah kesaksian dari Allah slts atas kemuliaan umat ini'
Kemudian Allah tJtF menyebutkan sifat-sifat mereka,
fi3,Ci a; A{;V"}L'}3,i-:S .
* ) rF ie; *s; +iry
{ @ 6'19q. &3()i M $is \}$r, Qtrt 4
"Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam lceknfiran, mala mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dnn
di akhirat, dan mereka itulah penghuni nerala, mereka l@l(al di dalamnya."
(Al-Baqarah:217).
Dari sini maka ada orang-orang yang akan diusir dari haudh
Nabi ffi di Hari Kiamat, di mana beliau berkata,
,!li;;. t3:.t;i u ,rrr v ,:l ,'d!w .e.,t;ei e.,tt*bi ,+'ru
.p;!3i * :;{9 liiltrti p #y
"Yn Rabbi, sahabatku, sahabatku." Maka dilutakan bpada beliau,
"Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang merekn lakukan sesu-
dahmu, mereka terus murtad setelahmu."r
,,Grd.-.6rrf"
ffi,H
90h "n ali, & 9ow S alaht,
.tr'#H
'rncrgw
cYl,oli,
9lah & 9a,u, 3 aluht,
{:.17fr,-tt1iD
'Ketikaleeduanyaberada ilalam g1ta." Yakni, gua Tsur di Makkah,
4-**,At\fu-"Lb
"Saat dia berluta lcepada whabatnya. " Yakni, Abu Bakar,
4"6^1 SLdiJ{y
"langanlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." (At-Tau-
bah:40).
Demikian juga sikap Abu Bakar kepada Nabi # di Makkah
sebelum hijrah, pembelaannya terhadap beliau, pengorbanan diri
dan hartanya demi menolong Rasulullah M, dia selalu mendam-
pingi beliau dalam keadaan safar maupun tinggal serta dalam pe-
,.tld-.6r:I
'6J3W
g1ah
"flili, & 9a,u, Saluht
( @5,L4:i'u1 5Xiffiit6t F
" Sesungguhnya Kami-lah yang menurunlan adz-Dzilt (al-Qur' an)
dan se sungguhny a Knmi benar -benar menj agany a. " (Al-Hijr: 9).
Di antara keutamaan khalifah ar-Rasyid Utsman adalah apa
yang dia lakukan, yaitu pekerjaan mulia yang dengannya menoreh-
kan namanya pada mushaf yang dikenal dengan Mushaf Utsmani,
dengan itu Utsman menyatukan kaum Muslimin dan memadam-
kan perselisihan di antara mereka berkaitan dengan bacaan al-
Qur'an.
Utsman terbunuh sebagai seorang syahid yang terzhalimi,
dan Nabi ffi telah mengabarkan sebelumnya bahwa Utsman akan
gugur sebagai syahid karena ujian yang menimpanya.2 Apa yang
dikabarkan oleh Nabi {5 terbukti kebenarannya dan Utsman ter-
bunuh dalam keadaan teraniaya dan sebagai syahid.
Berikutrya adalah Ali bin Abi Thalib setelah Utsman, khalifah
keempat, sepupu Nabi ffi sekaligus menantunya, suami Fathimah
.O #".Att ;41 Jri. U.Y{3 ,;.,l:lr c;;tL v ,,:u 'fi +itr * )'$11 -ri ,s::i
(Abu ad-Darda' meriwayatkan diri Nabi ffi bahwa
-5. ,t\ b F\-i;
6efiu bersabda, "Matahari tidak pernah terbit dan tidak pernah
terbenam atas seseorang setelah para nabi dan para rasul yang
lebih utama daripada Abu Bakar."ll
O ffi #l q ;r)t+Jq ,yi li (Abu Bakar adalah orang yang
paling berhak menjadi khalifah setelah Nabi ffi)
,,Grd*-.6fif.,
6Juffi'
g{ah'n db & 9ono Solroht,
ffizfH
'f^r-vvI
glah "flili, * 9o,oo Sal-*"t,
.t\d--.66tl"
6J3W
9Ah'n o.li, & 9o,w Salraht,
&ai,it3,&,#.ii ar
8i ,rr' iy:u
"Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadilan aku ter-
masuk dari mereka." Maka Nabi 1# menjawab, "KAmu termasuk dari
merel(i."
Yakni, termasuk tujuh puluh ribu orang yang masuk surga
tanpa hisab dan tanda azab.r
Nabi M juga mejamin surga untuk dua cucunya, al-Hasan dan
al-Husain, Nabi ffi bersabda,
,*tt ,fi ti-j b#Jv ,J^;Ji
lv
"Al-Hasan dan al-Husin adalah dua pemulu annk mudn penduduk
surgA."
Beliau juga menjamin surga untuk Tsabit bin Qais bin Syam-
mas al-Anshari saat beliau bersabda kepadanya,
.zdt yi a,-i
" Kamu termasuk penghuni surga. "
Tsabit ini gugur sebagai syahid dalam perang Yamamah.
O {+i! * 8t n V U,i35 tSi"p" pun yang dipastikan masuk
surga oleh Nabi lfi)
Kita tidak boleh memastikan surga atau neraka kecuali untuk
ffi
9c"h'niln &9oto S"Aahr,
penghuni surga sehingga antara dirinya dengan surga hanya tinggal satu
hasta, namun takdir yang tertulis mendahuluinya sehingga dia melaku-
lun amalan penghuni nerala dan din pun masuk nerakn. Dan sesungguh-
nya salah seorang di antara lulian melakuknn amalan penghuni neralcn
sehingga antara dirinya dengan neraka hanya satu hasta, namun takdir
yang tertulis mendahuluinya sehingga dia melakulan amalan penghuni
surga dan dia pun masuk stffgA."r
Amal perbuatan dilihat dari penutupnya, sedangkan kita
tidak mengetahui penutup amal seseorang; laki-laki atau wanita
bersangkutan menutup hidupnya di atas apa. Akan tetapi tidak
ada penghalang bila kita berbaik sangka kepada seorang Muslim
dan berharap kebaikan baginya, dan (sebaliknya) berburuk sangka
kepada orang fasik dan pelaku dosa sekaligus mengkhawatirkan-
nya. Ini adalah sikap seorang Muslim yar.g benar dalam perkara
memastikan surga atau neraka.
O :qAt ,* ;ttti 4 *t CrJ (Namun kita berharap bagi
pelaku kebaikan dan mengkhawatirkan pelaku keburukan)
O &r1.'>{r)t v +F.ii ,..,{ Mt ,yi i.t:tti #it "KitA tidak
(boteh) ineitgtc.afilrkan seorung pun dah ahti kibtat karena suatu
dosa dan kita tidak (boleh) mengeluarkannya dari Islam karena
suatu perbuatan."
Ini adalah masalah takfir. Masalah besar lagi berbahaya seka-
ligus sangat penting, terlebih di zaman ini, di mana kebenaran
bercampur dengan kebatilan di depan mata banyak orang karena
kebodohan mereka. Banyaknya orang-orang yang mengaku ber-
ilmu namun mereka tidak mempelajari ilmu mereka dari para
ulama, mereka tidak menimba ilmu dari ahli ilmu, sehingga dalam
perkara ini mereka ngawur.
Siapa yang melakukan salah satu pembatal Islam seperti
syirik kepada Allah, sihir, memperolok-olok Agama atau meren-
dahkan al-Qur'an dan as-Sunnah, maka orang seperti ini tidak
diragukan kekufurannya. Siapa yarrg melakukan salah satu dari
1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Qadar, Bab fi al-Qadar, no. 6594; dan
Muslim, Kitab abQadar, Bab Kaiftyah Khalqi al-Adarnift Bathni Ummihi wa
Kitabah Rizqihi wa Aialihi, no.2643: dari hadits Ibnu Mas'ud i*a.
,,Grd--.h/r
'ffiJ'lw'
thl,'Ylalb & 9",w S"lraht,
.tad.-..6r:1,
.!K ssg E*
'{,v--gqr
thh cflr,li, & 9aru
Salahr,
.ffi
glah'Ybln &9an,S"luht
dian dia mati di atas itu kecuali dia masuk surga." Abtt Dzar berkata,
"Ya Rasulullah, meskipun dia berzina dan mencuri?" Nabi & menjawab,
"seknlipun berzina dan sekalipun dia mencuri." Abtt Dzar mengulangi-
nyu, "Ya Rasulullah, meskipun dia berzina dan meskipun dia mencuri? "
Nabi #!,E menjawab, "sekalipun berzina dan sekalipun mencuri." Abu
Dzar mengulanginya untuk yang ktiga lali, "Ya Rasulullah, meskipun
dia berzina dan mencuri? " Nabi i$ menjawab, " seknlipun berzina dan
sekalipun mencuri, dan sekalipun Abu Dzar tidak suka." Maka beliau
(Abu Dzarr) & bila meriwayatlun lata-lata ini, beliau mengulang-ulang
mengatakan, "sekalipun Abu Dzar tidak suka. "r
''t*.")tt 'U;t ,s!t
O &it 3i ,f *" e VY
i;:griJtas d-;tl' ;)g ty. ,r;vl
irq (fit" wajib berpendapat bahwa haii dan iihad tetap berlaku
yang disertai ketaatan kepada setiap pemimpin, baik pemimpin
itu baik ataupun pendosa, dan Shalat lum'at di belakang mereka
adalah boleh)
Di antara prinsip dasar akidah Ahlus Sunnah wal ]ama'ah
adalah kewajiban menaati para Pemimpin kaum Muslimin dan
haramnya memberontak terhadap mereka,iuga durhaka dan mem-
belot dari mereka dalam hal yang bukan kemaksiatan kepada Allah
d6, karena hal itu mengandung kesatuan kata dan persatuan kaum
Muslimin yang akan menjaga kekuatan mereka. Perpecahan hanya
akan merugikan kaum Muslimin dan membuat musuh mereka se-
makin kuat mencengkeram mereka, di samping dampak-dampak
buruk lainnya.
Di antara hak para pemimpin adalah mendirikan shalat di
belakang mereka, sekalipun mereka adalah orang-orang fasik,
maksudnya sekalipun mereka melakukan dosa-dosa besar yang
membuat mereka ditetapkan sebagai orang-orang fasik, selama
tidak mencapai tingkat kekufuran, selama mereka tidak keluar
dari Islam. Kekuasaan mereka atas kaum Muslimin tetap berlaku,
menaati mereka adalah wajib, hanya pelaku bid'ah yang menolak
shalat di belakang mereka. Ini karena Nabi M telah memerintahkan
.Grd.-hrl,
'ffiJew
90ah cflzln & 9a,w Salalar,
*,W,t;srly*r 6P,tF.&nU
"Barangsiapa di antara knlian yang hidup xtelahku, niscaya dia alan
melihat perselisihan yang banyak, malu berpeganglah kpada sunnahku."
Beliau juga bersabda,
3* t* !:G'oV,*fu6fri
"Aku berwasiat kepada kalian agar mendengarkan dan menaati
&Ji
(pemimpin) selalipun orang yang memimpin lulian adalah seorang hamba
sahaya."r
Dalam sebuah riwayat,
ti kismis. " 1
kep alany a seper
,.G6--.661,
6#W
gAh "Yl,al, & 9an- Salroht,
fu * &.q3,&,iyp:ry;irg;v, i,)
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka
mengucaplan, 'La ilnha illallah'. Bila merelca telah mengucapkannya malu
berarti mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku kecuali
dengan alasan yang hnq, dan hisab merela terserah kepada Allah gg."r
Kita hanya mempunyai wewenang atas apa yang nampak.
O S;;; p>u)r b +f .i; yl tB ii (Kita tidak (boleh) meng-
kafirkanhya'karena suidt doia, dan kita iuga tiitak (boteh) menge-
luarkannya dai Islam karena suatu perbuatanl.
Hadits berikut ini adalah dhaif, namun sebagian darinya
sesuai dengan hadits-hadits shahih.
t Diriway4tkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Iman, BabYjr1 ',JAsl \fi, ti;C aE*
$ ;ilaiili:,'2fi1i, no.25 dan Muslim, Kitab al-Iman, Bab al-Amr bi Qital ah-
Nas Hatta Yaqulu La llaha lllallah Muhammad Rasulullah, no.22 dari hadits
Ibnu Umar.
.6d,.66]L
ffi#w'
thbnbb&9owSalroht,
,,G6--6d,.
.:< 542 E<.
't}q-vvI
thh'nab &9a,u, Saluht,
A*$:SS:*tS'^i,\ <.v-r-i F
At;"$\ O-$i rrlf,tf_,
;";F 46* frri';3;i'd',t'Lv )-:;e e;:!ii );t1
{@ U;-3rzj*,,*L
"Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang
Muhajirin dan orang-orang Anshar yang mengikuti Nabi dalam masa
kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian
Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih
lagi Maha P eny ay ang kepada merekn. " (At-Taub ah: 117).
,.G6.-.66r"
.FK sas E*
"3 cruqr
9hh'fbli,&9auSalaht
tr#H
'Trv-'g.r
thh'Ytoti, & 9aao Salalab
dalam
pasukan Ali, kemudian mereka menyulut api PePerangan
p".u.g ]amal, Perang Shiffin dan lainnya' Para perusuh tersebut
f,rturiauri kalangarisahabat, akan tetapi mereka adalah orang-
meng-
orang yangberbuat onar dari kalangan ahli fitnah yang
sehingga
hembuskan p"r-rsuhan dan merekayasa perselisihan
terjadilah aPa Yang terjadi'
Sahabat yang terlibat di dalamnya bermaksud
mendukung
ber-
kebenaran, a"r,gJt dasar beilitihad, dan mereka semuanya
ijtihad,bisa benai, bisa pula salah' Bila salah' maka kesalahannya
diampuni, dan mereka luga memPunyai keutamaan-keutamaan
menutup ke-
dan keunggulan-keunggulin yang bisa melebur dan
mereka,
salahan yu"g terjadi dlr"i mereku. e[un tla; telah meridhai
mereka mempunyai kepeloporan dalam Islam' maka kita
tidak
boleh memperbincangkan secara mendalam tentang PePerangan-
peperangar, dut yan; terjadi kecuali dalam konteks
memaklumi
up, yu"[ .r,e.eka latirtcan' Adapun dalam konteks menyalahkan'
maka hal ini tidak patut. Ahlus sunnah tidak masuk
lewat celah
ini, karena mereka memahami apa yang dilakukan oleh para
saha-
bat Rasulullah s, mereka tidak masuk ke dalam bab ini kecuali
menahan
terpaksa, karena yang lebih utama dan lebih baik adalah
membantah
diri. Namun siapa yalng terjun ke dalam bab ini untuk
kebatilan atau menaeuat oranS yang tersesat, maka dia patut
berhati-hati, memahami apa yang mereka lakukan dan mengakui
keutamaan mereka, bahwi apa yang terjadi di antara mereka
sudah
diampuni oleh Allah karena keutamaan-keutamaan dan kepelo-
po.un-k"peloporan mereka serta persahabatan mereka dengan
Rasulullah S.
Dari sini, maka saat Allah Utl, menyinggung kaum Muhajirin
dan kaum Anshar, Dia berfirman,
ffi
thh'flr.li, & 9ana, Salaht
O { ''# K:r+}$ "Kamu lihat merekn rukuk dan sujud." Ini ada-
lah di antara sifat mereka.
O ( -Ufi ti i n; q ilb "Tanda-tanda mereka tampak pada
muka mereka dari bekns sujud."
sifat para sahabat adalah banyaknya sujud sebagai ketaatan
kepada Allah lH, banyak shalat, banyak tahajjud di maram hari dan
berjihad di siang hari, jihad di jalan Allah.
e6d.-.66l,
.FK s+z Hi.
'rM-Vq-
glah 1lz.li, & 9aa, S"lraht,
O $'*;itio #J* " D emikianlah sifat - sifut mer elu dal am T Aur At' "
Allah tilt$ menyifati mereka di dalam kitab suci Taurat dengan
sifat-sifat tersebut, sifat-sifat tersebut bagi umat ini terhrlis di dalam
Taurat yang turun kepada Musa, sekalipun oranS-orang Yahudi
mengingkarinya dan menyelewengkannya, namun ia tetap ada,
karena Allah dJtS yang menurunkan Taurat telah memberitakannya.
O (+fii, iKtb"Dan sifut-sifat merela dalam lnjil." Yakni, Kitab
suci yang turun kePada Nabi Isa.
o 4iKii h,4.&tU-*;li {#5ffiri6iiF'A 6b
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
"yaitu se)eril tanamaiyang
menjadikan tanaman itu kuat lalu meniadi besarlah ia dan tegak lurus di
atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-Penanamnya
karena Allah hendak menjengkelkan hati oranS'orang kafir (dengan ke'
kuatan orang- orang Mukmin). "
Islam tumbuh pertama kali dalam keadaan lemah, Para sa-
habat berjumlah sedikit, mereka ditindas, seperti tanaman di awal
pertumbuhannya, kemudian kekuatan mereka mulai menguat
seperti semakin kuatnYa tanaman.
A 4::i6iif:r-{.A\ "Yang mengeluarknn tunasnya, maka tunas itu
menjadikin tanamai itil kuat.' i.vbi adalah bibit tanaman'
O ( -;oJ l; {g' W:'1\"Y?ko menjadi besarlah ia dan tegak
lurus di aias pokoknya." Tegaklokoh di atas batangnya. Jpi adalah
jamak dari t,L; yaitu batang pohon. lni adalah seperti tanaman saat
ia menjadi kuat.
o 4 LIgt 6$ "Tanaman itu menyenangknn hati penanam-pena-
namnya."'K-arena ii kuat, berbuah dan sebagian menyatu dengan
sebagian yang lainnYa.
@ $(Ki'* 4.> " Allah hendak meni englcelkan hati or ang-
Kar ena
orang l*fi.." UL"r"Uull jengkel orang-orang kafir dengan para saha-
bat. brang-orang kafir jengkel kepada para sahabat. Sebagian imam
berdalil kepada lyat ini atas kekufuran orang-orang Rafidhah yang
membenci para sahabat, karena Allah *berfirman,
O {:AKf 6..4_b " K.ar en a All ah he ndak menj e ngkelkan hati or an g-
orang kafir." I*?";i.,ukkan bahwa siapa yang jengkel terhadap
para sahabat dan membenci mereka, maka dia kafir'
.ffi
thh'Yl,aln & 9aru Saluht,
{@
"
W f,$i#,fi ;li %; i.rtr x| i}.rJltb
Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa darimu,
ut ahai ahlul bait dan member sihkanmu seber sih-ber sihny a." (Al-Ahzab :
33).
Hal ini membuktikan bahwa istri-istri Nabi flg termasuk ahri
bait Rasulullah M.
O :*ytr vVii X br )y:
4t:i *
,*At i*:r ui
(Termasuk
sunnah, memohon kepada Allah dls ssrnrta Dia meridhai istri-
istri Rasulullah S Ummahatul Mukminin)
Mereka adalah Ummahatul Mukminin (ibunda orang-orang
Mukmin). Hal ini termasuk hak-hak mereka, bahwa mereka adalah
ummahatul Mukminin, yakni dalam hal hak mendapat penghor-
matan, penghargaan dan larangan menikahi mereka setelah Rasu-
lullah ffi. Mereka adalah Ummahatul Mukminin (ibunda orang-
orang Mukmin) karena hal itu tersebut dalam al-eur'an,
{@ W$i"+i,a'F:L,:t
"Dan tidak boleh kamu menyakiti hati Rasulullah dan tidak pula
mengar.oini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguh-
nya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah." (Al-Ahzab:
s3).
Mengapa? Karena mereka adalah juga istri-istri Nabi ffi di
surga, Altah tltF telah memberi mereka pilihan antara ditalak oleh
Rasulullah ffi dan menikah dengan orang lain atau tetap bersama
Rasulullah ffi namun harus bersabar atas kemiskinan, kesulitan
dan kesusahan hidup, maka mereka memilih Allah, RasulNya dan
kehidupan akhirat serta bersabar atas keadaan mereka. Allah tlt$
membalas mereka dengan balasan tersebut dengan menjadikan
mereka sebagai istri RasulNya di dunia dan di akhirat dan men-
jadikan Rasulullah ffi hanya beristrikan mereka saja.
'",.# <,;J i; @\, Ai1fr 6 -1; i:r,uirqi 3i 3r1* y
{ @ 6 16 $ l* {ii'o4',it4,;ss c $t
"Tidak halal bagimu mengawini perempuan-PeremPuan sesudah
itu dan tidak boleh (pula) mengganti merelcn dengan istri-istri (yang lain),
meskipun kecantilannya menarik hatimu l<ecuali peremPuan-PeremPuan
(hamba sahaya) yang kamu miliki. Dan Allah Maha mengauoasi segala
sesuatu, " (Al- Ahzab: 52).
Manakala mereka memilih Allah, RasulNya dan kehiduPan
akhirat, maka Altah tl$ membatasi RasulNya hanya pada mereka
dan menjadikan mereka sebagai istri beliau di akhirat kelak.
Dari sisi hijab, tidak adanya hubungan mahram dan larangan
berkhalwat dengan mereka, maka mereka sama dengan wanita-
wanita asing lainnya, dari sini maka Allah rJtS memerintahkan me-
reka untuk berhijab.
,t^d.-.661f,-
.:< s50 E<.
-sArykT
cYl,aln
9Ah e 9a,u, Salaht,
bagian istri Nabi ffi cemburu manakala beliau memuji Khadijah eF'.l
Kedua, Saudah binti Zam'ah. Nabi S menikahinya di Makkah
setelah Khadijah wafat' Dia adalah istri Nabi :[lE' dan saat beliau
hendak menalakny a, dia berkata,
"Aku menggugurlanhak (giliran)ku atasmu dan akan memberilan-
nya kepada Aisyah2 sehingga aku tetap meniadi istrimu."
Dia ingin tetap mendapatkan kehormatan sebagai Ummul
Mukminin, maka Nabi # tidak menalaknya. Nabi # wafat men-
dahuluinya, dan dia masih berstatus sebagai istri beliau.
Ketiga, Zainab binti Khuzaimah al-Hilaliyah. Nabi si me-
nikahinya dan tidak berlangsung lama hidup bersama Nabi ffi,
karena dia wafat mendahului beliau' Ada dua istri Nabi ffi yang
wafat saat beliau masih hidup, yaitu Khadijah dan Zainab ini.
Keempat, Aisyah ash-shiddiqah binti ash-Shiddiq. Nabi M
menikahinya setelah hijrah dan berumah tangga dengarurya dalam
usia sembilan tahun, beliau tidak menikahi seorang gadis selainnya.
Dia mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak didapatkan
oleh selainnya, salah satunya adalah bahwa wahyu turun kepada
beliau saat beliau berada di ranjangnya. Nabi M sangat mencintai-
nya, dia adalah wanita yang paling beliau cintai, sedangkan bapak-
nya adalah laki-laki yang paling beliau cintai. saat Nabi ffi sakit,
beliau meminta izin kepada istri-istrinya yang lain agar dirawat di
rumah Aisyah, maka mereka memberi izin. Nabi 1!s wafat sementara
kepala beliau di pangkuan Aisyah.3
Aisyah meriwayatkan hadits-hadits Nabi s dan hukum-
hukum syar'i dalam jumlah yang banyak, dia adalah wanita ahli
ffi
ghh"n *, & 9ow &alu,kt,
'tr!w'
,.6d.--66r,
9Ab cflali, & ?a,w Saluht,
.ffi
Hasan bin Ali,.. no.2704,dan lainnya: dari haditsAbu Bakrah &.
€pq ehhcytatn&**@€ffip
dengan adil, Allah rlt$ memberinya akal, hikmah dan sikap kelem-
butan terhadap kaum Muslimin. Mu'awiyah menjadi duri di leher
aliran-aliran sesat, menusuk tenggorokan leher mereka dan me-
nutup jalan bagi mereka. Tahun di mana al-Hasan menyerahkan
kepemimpinan kepada Mu'awiyah disebut oleh kaum Muslimin
dengan Am al-lama'ah,karena pada tahun tersebut persatuan kaum
Muslimin terwujud dan kalimat mereka satu, dan hal itu berkat al-
Hasan **;, di mana beliau mendahulukan kemaslahatan kaum
Muslimin dan persatuan mereka atas kepentingan pribadinya,
padanya terwujud sabda sang kakek beliau, Nabi si,
d vi':t
"Dan Allah akan mendamaikan dengannya di antara dua keiompok
besar dari knum Muslimin."
.Grd.-.6rrf,
'ffiJsl#'
glah'Yl,aln & 9aru Sol-,l"t,
4"K";'.ii,$63;1lt\;,"y\3'K\ti"6r$Giiiqv-Y
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-
Nya, dan ulil amri (pemimpin) di antaraknmu." (An-Nisa': 59).
(Wajibnya) mendengar dan menaati para pemimpin meruPa-
kan akidah ANus Sunnah wal Jama'ah, sebaliknya tidak mendengar
dan tidak menaati adalah madzhab ahli bid'ah.
O bt':*;*tjrrU lL; (Selama mereka tidak menyuruh kepada
kemaksiatan kepada Allah)
Dalam bentuk melakukan hal yang diharamkan atau mening-
galkan hal yang diwajibkan. Bila mereka memerintahkan kepada
kemaksiatan, maka mereka tidak wajib ditaati dalam hal tersebut
dan mereka tetap ditaati pada selainnya. Hal ini tidak berarti bahwa
bila mereka memerintahkan kemaksiatan, maka kekuasaan mereka
menjadi batal atau boleh memberontak terhadap mereka. Tidak
demikian, akan tetapi kita menjauhi kemaksiatan yang mereka
perintahkan kepada kita dan kita tetap menaati mereka pada se-
lainnya yang bukan merupakan kemaksiatan.
O irt tp:; ,i. *\'11lU" i rl;i (Karena tidak ada ketaatan bagi
siapa pun dalam kemaksiatan kepada Allah)
Berdasarkan sabda Nabi M,
.a,gt )?;,; eefu
'atv
i
.ffifH
'rcAq-VV
gAh cYlzl, & 9a,u, Salahr,
#tF
,hd.-.6/6L
thh'Ylaln & 9a,u, 3"1-d"t,
{@;;"r?;iib
" D an t in g galkanlah p erb uat an do sa. " (Al-Mudd atstsir : 5 )'
1 Diriwaya&an oleh Atrmad ,4/L05 dari hadits Ghudhaif bin al-Harts atsTsumali,
dan didhaifkan oleh al-Albani dalam Dha'if al-larm ', no. 4983.
ffi
thhnl,aln &9.w S"luht
1 Diriwayatkan oleh ad-Darimi, no.204 dari Umar bin Yahya bin Amr bin Sala-
mah diri bapaknya, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash'
Shahihah, no.2005.
ghhalah, &9rw S"luht
4'{.Addii{"fi
"Dan debatlah merela dengan cara yang lebih baik." (An-Nahl: 115).
,,Grd.-hd.
.HJgEF
ffip< 9Ah cYl.ali,
& 9au, Saluhr,
:FffiP
cara yang lebih baik,lcecuali dengan orang-orang zhnlim di antara merekn."
(Al-Ankabut 46).
Bila berdebat dengan maksud memperlihatkan kebenaran,
mengubur kebatilan dan membantah syubhat, maka ia adalah per-
debatan yang terpuji, karena ia untuk menjelaskan kebenaran dan
melindungi Agama. Adapun perdebatan dengan tendensi pemak-
saan diri, mempersulit diri dan menonjolkan kepribadian di depan
masyarakat, maka hal ini tidak boleh, karena ia tidak berfaidah, di
samping memicu kebencian dan permusuhan di antara masyarakat.
Perdebatan yang tidak berfaidah dilarang. Di zaman Umar bin
al-Khaththab, pernah muncul seorang laki-laki bernama Shabigh,
dia gemar mendebat dalam banyak perkara, dia bertanya tentang
ayat-ayat mutasyabihaf dalam al-Qur'an, maka Umar memanggitrya
dan menderanya, selanjutnya Umar mengusirnya dari Madinah,
sehingga dia bertaubat dan meninggalkan apa yang selama ini
dilakukannya.r Ini membuktikan bahwa orang yang hanya ingin
mendebat dan menyelisihi dalam perkara-perkara agama serta
berupaya menanamkan keragu-raguan di hati manusia, maka dia
bukan orang baik, dia patut dididik dan dicegah dari hal-hal ter-
sebut, serta dilarang muncul di tengah masyarakat.
Termasuk dalam hal ini adalah apa yang dilakukan oleh se-
bagian orang-orang bodoh saat ini, mereka meragukan dan mele-
mahkan sebagian hadits-hadits shahih lalu menghembuskannya di
antara manusia dan orang-orang awam. Apa kepentingan mereka
darinya? Mereka telah menanamkan kebimbangan dalam perkara-
perkara Agama, menanamkan keragu-raguan terhadap sunnah.
Orang seperti itu tidak patut memperlihatkan hal ini di depan
manusia, di depan orang-orang awam dan para penuntut ilmu
pemula, karena ia adalah wilayah para ulama yang mempunyai
spesialisasi di bidanglarh utat Ta'dil, serta perkara-perkara yang
berkaitan dengan syariat, itu pun dilakukan di antara mereka,
bukan dibeberkan di depa.n masyarakat. Cara seperti itu wajib
diwaspadai.
{tAg6fi.,,ljF
"Bila mereka berknta, niscaya lamu mendengarkan mereka." (A1-
Munafiqun:4).
Karena mereka pandai berbicara, sehingga orang yang men-
dengarnya mengira bahwa mereka memang benar, karena kemam-
puannya menyusun dalil dan argumentasi, mereka mamPu mem-
perindah kalimat-kalimat. Orang-orang munafik itu berada di
lapisan paling bawah neraka. Seorang penyair berkata,
ffi
ghh'fl,ali, & 9oto Saluht,
{W)fit$,F.6Lits,?-r.b
"Sebagian mereka membisiklan kpada sebagian yang lain perknta-
an-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)." (Al-An'am:
112).
asd.-iili adalah memperindah dan mempercantik. Para
pengusung kesesatan biasanya mempunyai keahlian di bidang
mempercantik kata-kata, memperindah khutbah-khutbalu ceramah-
ceramah dan tulisan-tulisan mereka, bila seseorang yang masih
pemula mendengar atau membacanya, maka dia akan terjerat dan
masuk ke dalam arus mereka. Dari sini, maka buku-buku ahli
bid'ah patut diwaspadai dengan tidak membacanya, tidak mende-
ngar kata-kata mereka dalam majelis-majelis mereka atau ceramah-
ceramah mereka atau acara-acara mereka. Seseorang hendaknya
berhati-hati saat mendengar mereka, kecuali bila tujuannya adalah
untuk membantah mereka sebatas kemampuannya dan menjelas-
kan mana yang haq dan mana yang batil.
Lri adalah ekses dari berinteraksi dengan ahli bid'ah dan buku-
buku mereka. Sebagian orang berkata, Terbitkanlah buku-buku
mereka demi ilmu wawasan. Ini adalah pendapat mereka dan
manusia bebas untuk berpendapat dan mengungkapkan apa yang
ada dalam hati mereka.
Kami berkata kepada mereka, Tidak, tidak boleh, karena ia
berarti membuka kran keburukan yang besar bagi kaum Muslimin,
sebaliknya kitab-kitab ahli bid'ah dan para pengusung kesesatan
harus diberangus, dijauhkan dari pasar dan perpustakaan kaum
Muslimin sehingga mereka tidak bisa mendapatkannya. Buku-buku
mereka adalah racun, racun harus dibuang dan dicegah sehingga ia
tidak menyebar, bahkan buku-buku mereka lebih membahayakan
daripada racun, semoga Allah melindungi kita semua. Jika orang-
orang harus dilindungi dari orang yang menderita penyakit me-
nular agar mereka terjaga kesehatarurya, maka buku-buku beracun
mereka lebih patut untuk diberangus, racun yang mematikan ma-
.Grd-.6fd,
'ffiJegF'
9Ah cYlzln &
9an, Salraht
'6#S
.Gd*,.66r"
ghh "flz.li, 6( 9au, Salaht
qffiu,r{)'b:,Jtiy
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka apa sajn yang kamu
sanggupi", apa yang kita sanggupi dan tidak ada batasan.
,.tad.-.6rnjL
6szt#
thh'flali, & 9oru Solraht,
{ JFi $$t-*'iiufi
"Dari kekuatan dan darikuda-kuda yang ditambat untukberperang",
karena kuda memiliki kebaikan sampai Hari Kiamat, sebagaimana
Nabi # bersabda,
.r;Wt ai JLPJtt4*ti e\n ;5ii
"Di ubun-ubun kuda tertulis kebaikan sampai Hari Kiamat."l
,.GrdJhdf,
.!K szz Ei.
-r4q--9ql
thh cflrl, & 9a'w Saluht,
,,Grd.--46r,
.!K sz+ Fi.
frvlgqf
thh al,aln & 9ana, Salaht,
"thd.-.6rr.
6#S
thh aniln & 9aru Solro,l"t,
{ 'f '*5i}
"Allah adalah pencipta segala sesuatu'" (Ar-Ra'd: '*
L5), inilah yang
dimaksud dengan iman kepada qadar, dan hendaknya Anda me-
ngetahui dan meyakini bahwa apa yang menimpamu tidak akan
m"enimpa orang lain dan apa yang tidak menimpamu tidak akan
pernahmenimpamu. Inilah iman kepada takdir. Inilah manhaj
Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Dalam masalah takdir ini ada dua aliran yang menyimpang
dari manhaj Ahlus Sunnah wal ]ama'ah:
Pertama,berlebih-lebihan dalam menetapkan takdir dan me-
nafikan kodrat hamba, kehendak dan keinginannya, bahwa hamba
melakukan tanpa kehendak, tanpa kodrat dan tanpa keinginan,
karena hamba terpaksa melakukan perbuatannya, dia tidak memi-
liki pilihan apa pun. Mereka ini dikenal dengan jabariyah. Mereka
ffi
glah "Ylrli, & 9rw Salwl"t,
(t,f";;$c>
" Merela berlata,' Berilah dia tangguh dan saudaranya' ." (Al-A'raf:
111).
Yakni, tundalah urusannya sampai engkau melihat dan para
ahli sihir itu datang, selanjutnya biarkan mereka mengalahkannya
di depan masyarakat. Tentu ini untuk suatu hikmah yang dikehen-
ffi
ghh'Ylrli, & 9a'w &al-lar,
4.9;fr,i'j6F
"Dia berkata, 'Wahai Tuhanku,larena Engkau telah menyesatlan-
ku'." (Al-Hijr:39).
Iblis juga berkata,
4'"d*y
" Demi lemuliaanMu. " (Shad: 82).
Iblis menetapkan kemuliaan bagi Allah dan dia bersumpah
dengannya, maka iblis adalah Mukmin menurut keyakinan mere-
ka, karena dia mengetahui. Konsekuensi dari keyakinan ini adalah
bahwa di muka bumi ini tidak ada orang kafir. Ini adalah madzhab
batil dan ini adalah Murji'ah paling buruk.
Kedua, orang-orangyangberpendapat bahwa iman itu hanya
sekedar membenarkan dengan hati. Mereka berkata, mengetahui
saja belum cukup, harus ada membenarkan dalam hati, sekalipun
tidak mengucapkan dengan lisan dan tidak melakukan dengan
amal perbuatan, selama dia membenarkan Allah dan RasulNya
serta agamaNya dengan hatinya, maka dia adalah Mukmin dengan
iman yang sempurna. Irri adalah pendapat golongan Asy'ariyah dan
para ulama kalam yang sejalan dengan pandangan mereka. Iman
menurut mereka hanya sebatas membenarkan dalam hati.
Ketiga, orang-orangyang berkata bahwa iman hanya sebatas
perkataan sekalipun tidak diyakini dalam hati. Bila seseor;rng sudah
mengucapkan dengan lisannya, maka dia adalah Mukmin sekali-
pun hatinya tidak membenarkan. Lri adalah pendapat Karramiyah,
para pengikut Muhammad bin Karram yang akan disebutkan.
'6#S
"6rA--Afrt
glah'Ylnll & ?rno Sola,l"t,
bertaubat, maka dia kafir, dia kekal di dalam neraka." Lalu dia
memisahkan diri 6*tl dari halaqah al-Hasan al-Bashri dan diikuti
oleh beberapa orang yar:.g sepaham dengannya, maka sejak saat
itu mereka dikenal dengan Mu'tazilah. Madzhab mereka dekat
dengan madzhab Khawarij dalam perkara iman. Mereka berkata,
pelaku dosa besar keluar dari iman, akan tetapi dia tidak masuk
ke dalam kekufurary dia berada di antara dua kedudukan. Bila dia
mati tanpa taubat, maka dia kafir. Pendapat mereka sama dengan
Khawarij, kekal di dalam api neraka. Inilah madzhab Mu'tazilah.l
Dalam perkara sifat-sifat Allah, Mu'tazilah menafikan dan
menakwilkannya, dan banyak lagi pendapat-pendapat mereka
yang batil. Mereka inilah Mu'tazilah.
Q .tg:lr3 (Kanamiyah)
Adalah para pengikut Muhammad bin Karram, seorang yang
berlebih-lebihan dalam menetapkan sifat Allah sampai kepada
tingkat tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk) dan tajsim
(menyatakan bahwa Allah itu seperti jasmani).
O l*>rkji(Kullabiyah)
Mereka ini adalah para pengikut Abdullah bin Sa'id bin Kullab,
dan pendapat inilah yang dianut oleh mayoritas Asy'ariyah atau
bahkan seluruh Asy'ariyah sekarang. Mereka menafikan kebanyakan
sifat-sifat Allah, mereka hanya menetapkan sifat-sifat Allah yang
tuiuh atau empat belas sebagaimana yang mereka katakan. Karena
sifat-sifat tersebut sebagaimana yang mereka klaim ditunjukkan
oleh akal, adapun selainnya, maka akal tidak menunjukkannya,
akan tetapi yang menunjukkannya hanyalah dalil sam'i saja. Lrilah
madzhab Kullabiyah.
O i+tfri(Dan yang seperti mereka)
Penulis menyebutkan aliran-aliran di sini hanya sebagai
contoh, karena aliran-aliran berjumlah banyak, ia muncul dan lahir,
sebagaimana dalam hadits,
.ffi
mengusir'Washil dari majelis beliau.
ghh'n a.li, & 9a,w Solraht,
"l-lmflt ini akan terpecah menjadi tujyh puluh tiga golongan, semut-
nya di neraka kecuali satu."r
Para trlama berkata, ini adatah induk aliran-aliran, dan cabang-
cabangnya serta sekte-sektenya lebih dari tujuh puluh tiga.
O d+:' Oi ,i dv1 JL #\ uis (Adapun berkaitan dengan se-
orang imam?i bidang cabang-cabang Agama)
Yakni, menisbatkan diri dalam lJshuluddin (akidah) kepada
selain Rasulullah & tidak boleh. Yang dimaksud dengan Ushuluddin
adalah akidah. Akidah adalah tauqifiyah, tidak ada lahan iitihad
padanya, yang diikuti adalah dalil dari al-Qur'an dan Sunnah
Rasulullah ffi, tidak ada peluang untuk berbeda pendapat padanya,
dari sini maka as-salaf ash-shalih tidak berbeda pendapat dalam
masalah ini, tidak juga orang-orang yang datang sesudah mereka,
mereka tidak berbeda pendapat di bidang akidah, karena akidah
adalah tauqifiyah, yang berpijak kepada menerima dan tunduk ke-
pada apa yang ditetapkan oleh al-Qur'an dan Sururah Rasulullah M.
Para imam tidak berbeda pendapat dalam akidah, demikian
juga para imam tabi'in dan para imam sesudah mereka, termasuk
Imam madzhab yang empat. Mereka tidak pernah berbeda pen-
dapat dalam akidah, karena akidah bukan lahan untuk berbeda
pendapat dan berryf ihad. Siapa yang menyelisihi dalam akidah,
maka dia tersesat.
Perbedaan pendapat hanya diterima dalam masalah cabang-
cabang Agama, yaitu masalah-masalah fikih amaliah, karena ma-
salah-masalah ini berpijak kepada upaya ijtihad dan istinbath. Kita
diperintahkan untuk beriitihad dalam masalah-masalah fikih dan
misalah-masalah baru yang terjadi. Kita diperintahkan untuk ber-
ijtihad pada peristiwa-peristiwa yang muncul, mengetahui hukum-
nya dalam al-eu.'an dan Sunnah RasulullahM, karena masalah-
masalah tersebut tidak dinyatakan secara langsung.
'#f,H
^rd.*66il,
glah'Yl,ali, & 9ow Salaht,
ffi