Penerjemah:
ABOE HAWARY
pusloko
n$8
712*?"'(), (
Penerbit.
8
DAFTAR ISI
BAB II
MENGAPA TASYABBUH TERHADAP ORANG.ORANG
KAFTR DTLARANG? ............... 19
BAB III
BEBERAPA KATDAH ................:..
BAB IV
LARANGAN-LARANGAN BERTASYABBUH TERHADAP
BEBERAPA HAL YANG BERSIFAT UMUM 30
Pertama, Masalah Akidah 30
I
Kedua, Yang Berhubungan Dengan Hari BesarAtau
Perayaan-perayaan 31
Ketiga, Masalah lbadah 31
Keempat, Masalah Tradisi, Akhlak, Tingkah Laku ......... 32
BAB V
HUKUM TASYABBUH 33
BAB VI
GOLONGAN-GOLONGAN YANG TERLARANG
DITASYABBUHI 37
Golongan Pertama, Orang Kafir .......... 37
Golongan Kedua, Orang-orang Musyrik 38
Golongan Ketiga, AhliKitab ....."................ 39
Golongan Keempat, Orang-orang Majusi .............."...... 40
Golongan Kelima, Persia Dan Romawi ......................... 40
Golongan Keenam, Orang-orang'Ajam Yang Bukan
Muslim 40
Golongan Ketujuh, Orang-orang Jahiliyah Dan
Ahlinya 41
Golongan Kedelapan, Setan.......... 42
Golongan Kesembilan, Orang-orang Badui Yang Tidak 43
Sempurna Agamanya
BAB VII
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KAUM
MUSLIMIN TERJEBAK DAI.AM TASYA,BBUH ....,"...........
Sebab-sebab Pokok Yang Menjatuhkan Kaum Mus-
limin Kepada Tasyabbuh Terhadap Orang-orang
Kafir 45
1. Tipu daya orang-orang kafir terhadap lslamdan
kaum muslimin ............... 45
2. Kebodohan umat dan tidak adanya pemahaman
terhadap lslam ......... 47
10
3. Kelemahan umat dalam bidang materi, maknawidan
kemiliteran ..'.-'.'..'......-..'.." 48
4.Tipudayaorang-orangmunafik...'.......... 48
BAB VIII
CONTOH-CONTOH PRAKTIS TASYABBUH YANG
DII.ARANG RASULULI.AH SAW 49
11
XlX. Fanatik Kesukuan, Fanatik Madzhab, Dan Fanatik
Kebangsaan T2
XX. Shaum Hanya DiHari Kesepuluh pada Bulan Mu-
Muharram 73
BagiWanita
XXl. Menyambung Rambut 74
XXll. HatiYang Keras Ts
XXlll. Rahbaniyah Dan Tasyabbuh Dalam Agama ........ 76 *
BAB IX
PENUTUP 78
12
MUKADIMAH
(z
-\tdtArlj3A\tg;q;:;
c ,tzt\ z
r"p4 Cr; .
"Tidak akan rela orang-orang Yahudi dan Nasrani ke-
padamu hingga kamu mengikuti millah (agama) mereka,,
(Al-Baqarah: 120)
Dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan utusan-Nya, yang bersabda:
rt--^JiJ.-<.t' rl-i/,
/$*4*FtK;"1a*dJ*ev;S
-t
-
- 4ti q.
At6-,rt ;',;U( *\ 3;.*J(t(#
\. jJ
"Dan sungguh kalian pasti akan mengikuti jejak orang-
orang sebelum kalian setapak demi setapak dan se-
jengkal demi sejengkal. Hingga, kalaupun mereka masuk
ke lubang biawak kalian pasti akan ntengikutinya" Kami
(para sahabat, ed) bertanya, "Ya Rasulullah, jejak orang-
orang Yahudi dan Nasranikah?" Beliau menjawab,'Srapa
lagi katau bttkan merekal" 1l
Juga Rasulullah saw pun bersabda pula:
;i+#4fr1:+$t1
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia
termasuk golongai *"r"ku."'l
1) Diriwayatkan dalam Shahihain; Fathul Bari juz Xlll hal. 3@ dan Muslim
hadits no. 2669.
2) Diriwayatkan lmam Ahmad dalam musnadnya juz ll hal. 50, dan Abu
Dawud dengan sanad Jayyid hadits no.4O31, dan dishahihkan Al Bani dalam
Shahih al Jami'ush Shaghir hadits no. 6025.
14
Amma ba'du
Wahai saudara-saudaraku yang mulia, sesunEgullnya
masalah tasyabbuh terhadap orang-orang kafir ini merupakan
topik yang sangat penting. lslam meniadikan masalah ini
ternrasuk dalam hal yang sangat diperhitungkan-
Nabi saw telah menunaikan amanahnya. Bellau telah
menyampaikan risalah dan telah menasehatinya. Beliau luga
telah memperingatkan dalam beberapa hadits yang berkenaan
dengan tasyabbuh terhadap orang-orelng kafir. Baik se'cara
global maupun secara detail.
Tetapi di sisi lain, sebagian umatnya iustru telah ter-
tingkat
ferumus ke dalam iurang tasyabbuh. Walaupun berbeda
dan derajat tasyabbuhnya, sesuai dengan kadar kerusakan
yang terjadi pada umat dari zaman ke zaman' Oleh karena
ftu tidaklah salah kalau kami katakan, bahwa kadar taqabbuh
yang menimpa umat lslam di zaman kini telah mencapai
iingiat yang paling kronis dibanding keadaan yang telah
menimpa pada umat-umat terdahulu.
Bila kami perhatikan, nampak sekali bahwa masalah
tasyabbuh ini kurang mendapat perhatian dari banyak kalangan,
termasuk juga dari kalangan para ulama. Disamping itu, kami
melihat bahwa permasalahan ini bila diangkat kehadapan kaum
muslimin merupakan masalah yang tetap relevan dan sangat
diperlukan.
Kita akan meniniau masalah ini dari beberapa segi saja,
mengingat kompleksnya masalah ini. Dan yang terpenting bagi
kha adalah memahami hal-hal yang bersifat ushu, (prinslp)
dan beberapa kaidah mendasar yang harus dipahami oleh
setiap muslim. Tentunya agar mereka terhindar iangan sampai
jatuh ke dalam lubang perangkap tasyabbuh terhadap orang-
orang kafir. Baik dalam bidang akidah, ibadah, adat dan
kebr.ldayaan, atau dalam pola perilaku lainnya. Dan kami akan
berusaha menyajikan masalah ini secara ringkas mengingat
keterbatasan waktu.S)
16
BAB I
PENGERTIAN TASYABBUH
It**t
BAB II
MENGAPA TASYABBUH
TERHADAP ORANG-ORANG
KAFIR DII..ARANG?
23
BAB III
BEBERAPA KAIDAH
Kaidah Pertama:
Rasulullah saw memberitakan kepada kita dengan khabar
yang pastl benar dan tidak mungkin keliru, bahwa sebagian
umat lni pasti akan mengikuti jejak orang-orang terdahulu dari
umat lain. Hadits mengenai hal ini merupakan hadits shahih,
seperti yang tertulis dalam kitab-kitab Shahih dan kitab-kitab
Sunal. Di antaranya saMa beliau saw yaitu:
Itaidah Kedua:
Nabi saw ketika memberi tahu kepada kita bahwa seba-
gian umat ini akan terjatuh dalam perangkap tasyabbuh atau
mengikuti jejak orang-oranE kafir, maka sesungguhnya beliau
telah mengingatkan tentang perkara ini dengan peringatan
yang sangat keras
Pertama, pemberitahuan beliau mengenai hal ini me-
ngnrdung peringatan. Kedua, yang dimaksud Natri saw adalah
memperingatkan agar jangan sampai bertasyabbuh dengan
orang-orang kafir, baik secara global maupun secara detail.
Adapun secara global, seperti saMa beliau saw :
t I ?." ,t21 z1 /,./ 4/- t z
' 'f4s#t"-14'^-&i ih'
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia
termasuk gotongan mereka."6l
Oan seperti hadits yang telah lalu:
26
.H;36KG"A'31135
"Sungguh kali1n pasti akan mengikuti ieiaK umat-umat
sebelummu."
Il
';ffirgw
8l
"selisihilah orang-orang musyrik."
Dan sabdanya:
i;Aitfu,v
'selisihitah orang-orang Yahudi.'sl
Dan sabdanya:
6gJg^(- 1ol
"setisihilah orang-orang Maiusi-"
Semuanya merupakan nash-nash yang bersifat umum
dan global. Adapun yang secara terperinci akan kamiterangkan
27
-lnsya Allah- pada Bab Vlll, sebagai contoh praktis terhadap
topik ini.
Kaldah Ketiga:
Maklumat beliau saw bahwa sebagian umat beliau ada
yang tetap berpegang teguh pada kebenaran, tkJak akan
mampu dibendung oleh orang-orang yang suka mencelanya
dan tkJak pula oleh orang-orang yang memusuhinya hingga.
hari klamat.
lGidah-kaidah ini tidak mungkin dipisahkan antara yang
satu dengan lainnya kalau kita ingin melihat masalah tasyabbuh
lnl" lGrena kalau kita memisahkah nash yang satu dengan
nash lalnnya, maka sebagian manusia akan menyangka bahwa
soluruh muslimin akan terjatuh dalam tasyabbuh. Hal ini tidak
mungkln sama sekali, mengingat akan bertentangan dengan
apa yang telah dinyatakan Rasulullah saw bahwa sebagian
uratnya ada yang tetap berpegang teguh pada kebenaran
dan memperiuangkannya. Demikian juga kalau kita hanya
mengambil hadits yang satu, yakni hadits: ( 'a;lU;;i; )
dan tklak r-nengambil hadits pertama, yakni hadits
'fl5'rgu"(i:'-r1:F ), maka sebasian ma-
nusla akan membayangkdn bahwa umat ini tak akan ditabud
dengan perbuatan tasyabbuh terhadap orang-orang kafir. Me-
reka akan membayangkan, bahwa umat ini maksum, suci dan
terlaga.
Padahal yang dimaksud bukanlah itu semua. Akan tetapi,
bahwa akan tetap ada suatu umat pertengahan (umatul wasthil
yakni Ahlu Sunnah wal-Jama'ah. Merekalah orang-orang yang
akan senantiasa tetap di atas as-Sunnah dan tidak akan terjerat
tasyabbuh. Sedangkan golongan lain yang memisahkan diri
darl Ahlu Sunnah wal-Jama'ah, sesungguhnya sikap memi-
sahkan diri tersebut hanya akan menjadikan mereka terjatuh
28
ke dalam tasyabbuh. Tidak ada suatu golongan pun dari umat
ini menyempal dari sunnah (yakni Ahlu Sunnah, pen.) kecuali
akan terjatuh dan tergolong dalam golongan umat yang dibina-
sakan (umamul halikahl, seperti yang akan kami paparkan
nanti, insya Allah.
29
BAB IV
1ARANGAN BERTASYABBUH
TERHADAP tsEBERAPA HAL
YANG BERSIFAT UMUM
30
yang tldak diturunkan Allah. Dan perkara-perkara lain yang dapat
digolongkan dalam bentuk kekufuran dan kemusydkan. Sebab
semua hu merupakan masalah akldah.
litihadlyah, iarona hal ini tidak akan rampai dalam deraiat momecah bolah'
agarna.
31
Keempat, Masalah Tradisi, Akhlak, Tingkah Laku
Seperti pakaian, misalnya. lni dinamakan sebagai pe-
tunjuk lahlriah. Dan petuniuk lahir tersebut diamati dari rupa,
bentuk,, pola tingkah laku, dan akhlak.,leldr dinyatakan pula
secara nyata dan jelas tentang keharamari bertAsyabbut dalam
beberapa perkara, baik secara keseluruhan maupun secara
sebagian-sebagian. Seperti larangan mencukur ianggut, me-
makal belana atau piring dari emas, memakai pakaian yang
merupakan syi'arnya orang-orang kafir, bertabarrui (menampak-
kan perhlasan tubuh kepadq lelaki yang bukan mahram), ikhtilath
(bergaul campur antar,l.awqn ienis kelamin yang [ukan mahrarn),
lakl-lakl yang menyerupai perempuan dan perempuao yang me-
nyerupai lakllaki, dan segala bentuk tradisi kafir lainnya.
*****
32
BAB V
HUKUM TASYABBUH
34
buatan orang kafir, karena perbuatan tersebut menyangkut ma.
salah keduniaan dan bukan pula merupakan ciri khusus orang-
orang kafir. Disamping itu, masalah tersebut tidak pula mem-
bedakannya dari orang-orang muslim yang shaleh. Serta tldak
menggiring kepada kerusakan yang besar terhadap kaum mus-
limin, atau menguntungkan orang-orang kafir sehingga menye-
babkan diremehkannya kaum muslimin.
Sebagian perkara yang mubaii tersebut hendaknya se-
mata-mata merupakan rekayasa materi murni dan tidak akan
menyebabkan kaum muslimin tergiring untuk mengikutl kaum
kafir, sehingga bakal membahayakan mereka. Demikian luga
dengan ilmu-ilmu murni keduniaan yang tidak nnenyangkut akl-
dah dan akhlak, maka semua ini terrnasuk dalam perkara-
perkara mubah.
Kadang-kadang kaum muslimin harus menEambil man-
faat dari ilmu-ilmu murni keduniaan yang dimillki orang-orang
kafir. Dan yang dimaksud dengan murni (bahtah) adalah tldak
mengand un g unsur-unsur ata u tanda-tanda yang bertentangan
dengan nash-nash atau kaidah-kaidah syar'i. Atau yang dapat
menjerumuskan kaum muslimin pada kehinaan dan kekerdllan.
Bila ketentuan tersebut terpenuhi, maka bisa dimasukkan ke
12)
dalam kategori mubah-
12) Sudah menjadi kewajiban seorang muslim untuk lepas dari kung-
kungan orang kalir semampu mungkin. Akan tetapiyang demlkian itu tidak boloh
melalaikan kewajiban asasi seorang muslim, ceperti Jihad, monyuruh kcma'ruf-
an, mencegah kemungkaran, dakwah dan menogakkan agama. Dan tldak boleh
bagi seorang muslim bersifat rakus dalam usaha mengeruk perkara-pcrkara
keduniaan. Tetapi hendaknya harus sesuai dengan batas-batas yang ditentukan
syariat, sebagaimana pernah dilakukan Rasulullah saw, sahabat, dan pera talelu
umat (umat terdahulu). Tidak ada larangan untuk memanfaatkan bendaionda
buatan m€reka (kaum kafir), huruf-truruf, dan bsnda-bonda lain s€lema tldrk
mengakibatkan kekerdilan dan kehinaan muslimin. Dan kami lihat ttJut t nng
merupakan kewajiban muslimin sekarang ini untuk mengejar kotinggalan moro-
ka di bidang mrteri, tapi dengan catatan haru6 t6tap berpegang t guh pada
35
Jad! dalam perkara:perkara akidah, ibadah, hari-hari be-
sar, ,keharamannya telah ditetapkan secara qath'i (tegas). ltu
berarti, bahwa keharaman bertasyabbuh terhadap orang-orang
kafir, dalam hal-hal tersebut di atas telah pula ditetapkan secara
qath'i.
Selain masalah tersebut diatas, hal-hal yang menyangkut
tradisl budaya (selama menunlukkan bahwa perbuatan itu
merupakan cirl khusus kaum kafir, eo.) maka hal itu termasuk'
tasyabbuh yang diharamkan. Dan kalau bukan merupakan ciri
khusus mereka, maka hukumnya salah satu di antara tiga, yakni
bisa haram, makruh, atau mubah. Sedangkatt dalam masalah-
masalah ilmu dan perkara-perkara keduniaan murni, seperti pe-
nomuan atau perbuatan barang-barang bersifat umum pembu-
atan seniata dan lain sebagainya, maka hukumnya termasuk
mubah lika mernenuhi syarat-syarat diatas.
36
BAB VI
GOLONGAN-GCILONGAN
YANG TERLARANG
DITASYABBUHI
"oniohny"
38
iE;-e{e6!;- ;eW
y"dr
"Barangsiapa yang membuat bangunan di negeri orang-
orang muslrik serta membuat panji-panji dan pataka-
pataka (bendera lambang komando) mereka hlngga
akhir hayatttya, maka akan di kurnpulkan bersama mereka
di hari kiamat." r4l
Dan lbnu Umar ra membenci meletakkan hiasan-hlasan dl
masjid dan melarang dari hal tersebut serta semua hal yang
berhubungan dengan masalah itu. Karena, menurut beliau ra
15)
bahwa naiitu menyerupaipatung-patung orang musyrik.
39
Golongan Keempat, Orang-orang Maiusi
Sebagian ciri khas orang-orang Maiusi adalah menyem-
bah dan beribadah kepada api, mensucikan raja-raia dan para
pembesar, mencukur rambut bagian kuduk dan membiarkan
rarnbut bagian depan, mencukur janggut, memaniangkan ku-
mis, meniup peluit atau terompet, dan memakai piring atau
bejana emas dan perak.
40
'Seperti orang 'Ajam (bukan Arab, yang non musllm,
Pen)'"14
Dan beliau saw juga melarang berdiri menyambut pem-
besar sebagai penghormatan.
Bahkan beliau melarang berbuat yang sama bagl mak-
mum terhadap imamnya dengan alasan yang sama. Sebab dl-
khawatirkan mereka memahami, bahwa yang demikian ltu ada-
lah salah satu cara penghormatan. Hal itu sebagaimana dinya-
takan dalam asbabul wurud dari hadits tersebut, bahwa yang
demikian itu bertasyabbuh dengan perbuatan orang-orang
'Ajam yang berdiri untuk menghormati kedatangan pembesar-
pembesar mereka. Hal inilah yang dilarang, karena berta-
syabbuh dengan orang-orang kaiir'n;arn. tat
"'
Perkara ini dikuatkan pula oleh Umar ibn Khathab ra.
Beliau melarang berpakaian seperti orang'Ajam, sebagaimana
halnya terhadap orang-orang musyrik. Beliau menyampalkan
larangan tersebut dengan keras sekali. Demikian pula dengan
yang diisyaratkan oleh para as-salafu shaleh.
17) ldem.
18) Lihat shahih Muslim hadits no. 413. Sunan Abu Dawud hadits no.602,
606, 5230. ibnu Majah hadits no. 1240 dan musnad Ahmad juz V hal. 253, 256.
41
perbuatan jahiliyah dan amalan orang-orang musyrik. Demikian
;uga bertelanjang (tidak memakai pakaian, yakni menampakkan
aurat, baik keseluruhan maupun sebagian saja), fanatik kebang-
eaan, berbangga-bangga dengan kebangsawanan dan mencela
nasab, meratapl mayat dan minta hujan kepada bintang-blntang
(yaknlberpendapat bahwa hujan turun karena musim dan bukan
karena rahmat Allah, pen.). Nabi saw telah membantah dan mem-+
batalkan semua yang berbau jahiliyah dengan lslam. Baikfaham-
nya, kebudayaannya, atau taklidnya (ikut-ikutan tanpa ilmu),
peraturan dan perundangannya, iklan-iHan dan propaganda-
propagandanya.
42
annyaterhadap kebenaran, serta iman meniru-niru auliya'u setan
(teman-temannya setan) dari golongan orang-orang kaflr dan
fasik.
43
BAB VII
FAKTOR-FAKTOR
YANG MENYEBABKAN KAUM
MUSLIMIN TERJEBAK DAI.AM
TASYABBUH
45
"Dan tidak akan rela kepadamu orang-orang Yahtdi dan
A/asrani ltu hingga engkau mengikuti agama mereka".
(Al-Baqarah: 120)
Dan juga dalam firman-Nya:
:$4;;Q:';v
"Jika kamu mentaati arang-orang kafir niscaya mereka
mengembalikan kamu kebelakang (kepada kekafiran
kembali)." (Ali lmran: 149).
46
Dan firman-Nya:
rzlt .,
l^r o
48
BAB VIII
CONTOH-CONTOH PRAKTIS
TASYABBUH YANG DII-ARANG
RASULULLAH SAW
rLl,
tV.
. uo rjit*S$F'Slt*,\'K{J
.,2t$tli:-vv
49
"Dan langanlah kamu menjadi orang-orang yang bercerai
berai dan berselisih setelah datang kebenaran kepada
mereka." (Ali lmran: l0S)
Kemudian dihubungkan dengan pernyataan Nabi saw tentang
akan berpecahbelahnya umat ini:
'L3). (iz+'S,e i.4,&'"'#, .s:o I
6;#{i}l&4LAv_5;sr;
&'7i +t6 (,vL/li p &;*5,"+;; e
,"'4-3'\
"Orang-orang Yahudi terpecah menjadi Tt firqah,-</'
dan
orang-orang Nasrani terpecah menjadi 72 firqah, se_
dangkan umat ini akan terpecah menjadi 73 firqah."
Selain itu, ada pula yang menjadikan kubur para nabi se-
bagai masiid. Arti menjadikan kubur para nabi sebagai maslid
aOitan membuat bangunan di atasnya (yang berupa rnasJid)
kemudian dipakai untuk shalat.
Dengan meniru perbuatan tersebut, maka dibangunlah
juga kuburan orang-orang shaleh, atau mengubur orang shaleh
'OihasliO
walaupun setelah dibangunnya masjid itu' Semua lnl
termasuk dalam larangan. Ternrasuk yang dilarang adalah men-
jenguk atau menziarahi kubur dengan tuiuan berdo'a dl sana
atai UerOo'a kepada mayat, atau dalam rangka mendekatkan dlri
(taqarrubl kepadanya. Semua itu adalah perbuatan yang biasa
51
dilakukan orang-orang Yahudidan Nasrani. padahal Nabi saw
telah memperingatkan tentang hal itu dengan peringatan yang
sangat keras.
Juga seperti yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa
Rasulullah saw lima puluh hari sebelum beliau wafat bersaMa:
A.i;;FffiSS
"Aku berlepas diri kepada Allah kalau sampai dijadikan
sebagai khalil (teman, kekasih), karena Attah tetah menja_
dikanku sebagai kekasih-Nya seperti menjadikan tbrahim
sebagai kekasih. Kalau seandainya aku dibotehkan
mengambil orang sebagai kekasih (khalil) pasti aku
jadikan Abubakar sebagai khalilku. Waspadalah, sesung_
guhnya orang-orang sehelummu telah menjadikan kubur
para Nabi mereka sebagai masjid dan, aku melarang
kalian dari berbuat yang demikian itu', 22l.
Dan dalam Shahihain (Bukhari dan Muslim), Nabi saw pernah
bersaMa:
52
Dan dalam lafadz Muslim:
\'i{t
"Dari Aisyah dan lbnu Abbas -radliyallahu 'anhuma-
berkata; ketika Rasulullah saw tertimpa sakit sampai
53
wafatnya beliau mulai menutupkan selimut ke wajahnya.
Dan ketika beliau merasa jenuh dengannya rnaka dising-
kapnya dari wajah beliau. Dan beliau bersabda sedang
ia dalam keadaan demikian itu, "Laknat Allah atas orang-
orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kubur para
nabi mereka sebagai masiid". Beliau g.gmperingatkan
atas apa yang telah mereka perbuat." "t
Dalam riwayat lain Nabi saw bersabda mengomentari kisah
Ummu Salamah dan Ummu Habibah ketika mereka melihat
gereja yang sangat indah dengan dihiasi gambar-gambar di
dalamnya, maka bersabda Nabi saw:
25) Shahih Bukhari, Fathul Bari hadits no. 435, 436. Dan Muslim hadits
no.531.
26) Shahih Bukhari, Fathul Bari hadits no.435,436. Shahih Muslim hadits
no.531.
lll. Fitnah Wanita
Masalah yang paling dahsyat dan paling berbahaya dari
tasyabbuh yang menimpa kaum muslimin adalah litnah wanlta-
Masalah ini -titnah wanita- merupakan haris rekayasa orang-
orang kafir.
Yang dimaksud dengan fitnah wanita adalah keluarnya
mereka dari tempat tinggalnya {rumah) tanpa memakal hilab
fi ilbab) dan mencampakkan rasa malunya
sehingga menladikan
fitnah di kalangan laki-taki. Dikhususkannya wanita dalam hal lnl,
karena:
1. Wanita sangat mendambakan kemegahan dunia'
2. Wanita dapat menarik lakilaki kepada ketaklidan (hal lang
bisa meniadikan mengikuti dengan begitu sala) serta Tgu-
pakan silah satu perantara hingga terjadi yang demlklan
itu.
3. Wanita diciptakan dengan daya pikat yang'hebat terhadap
lakilaki, terutama dengan rayuannya' Demikian pula lakl-laki
dijadikan cenderung kepada wanita jika mereka berpapasan
dengan tanpa mernakai hiiahr dan lanpa diiringi rasa malu'
Dari banyak kasus tasyabbuh terhadap Ahli Kitab dan
orang-orang kafir, baik dalam adat istiadat, akhlak, hari-hari
besar dan perayaan-perayaannya, yang pertama kali terierat
adalah wanita. Kemudian diikuti dengan para orang tua dan
orang-orang jahil.
Sayangnya geiala ini -yakni fitnah wanita- sudah men-
jamur di ialangan kaum muslimin dizaman sekarang ini' Pada-
hd Nabi saw telah memperingatkan akan hal itu dalam sabda-
nya:
,-3 54 J! t9 t La!,63 5 r*fuix u
/a/r.4/r{lf
t
. tz/-,L, 2(rzt,'a.l-ht1(f
."-l:.:!)
'rfrV(f"$tt 55
"Waspadalah terhadap dunia dan wanita. Karena sesung-
guhnya titnah pertama yang menimpa Bani lsrail adalah
karena wanita.
Yakni fika wanita dijadikan panutan, karena hubungan
laki{aki dengan wanita harus seperti yang telah digariskan dalam
ketentuan-ketentuan Allah Ta'ala. 'ol Dan bila seorang wanita
mulai meninggalkan rasa malu dan menanggalkan hijab, maka .
sesungguhnya hal itu adalah salah satu jalur terjadinya fitnah.
Dan sebagian besar umat jika telah terjebak dalam perangaiini,
maka jadilah mereka umat yang tidak beruntung diennyi dan
akan dikuasai oleh fitnah.
56
Dengan syarat tidak menyemirnya dengan warna hitam,
seperti yang dinyatakan dalam nash-nash lainnya.
-i+,6;G+')e6i;:{iifiGil.tt
"selisihitah orang-orang musyrik, cukurlah kumis dan
3ol
panjangkanlah ianggut."
,1#tV9,#rWUq'"@vF
"Potonglah kumis dan paniangkSplah ianggut. Selisihilah
stt
dengan orang-orang Maiusi."
(30) Hadits riwayat Bukhari, Fathul Bari hadits no. 5893, dan Muslim
hadits no. 29.
31) Shahih Muslim hadits no.260.
adalah tidak mengenakan sepatu ataupun khuf (sepatu dari kulit
yang menutup mata kaki) dalam shalat. Padahal telah ada la-
rangan lepas sepatu ketika shalat. Hal itu merupakan sesuatu
yang lazim agar berbeda dengan orang-orang Yahudi, selama
tidak menlmbulkan kekhawatiran menimbulkan penyakit.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Hakim, lantas
dlshahihkannya, serta disetului Adz-Dzahabi. Bersabda Nabi
saw:
lJ- f3
"l
ilg b.ijv)t ii F :;# 'de"6i
\(il.6
32) HR. Abu Dawud hadits no. 652, dan Hakim, dan dishahihkannya, sorta
dieepakati oleh Dzahabi padajuz I hal. 26O.
58
sebut tidak secara terus-menerus diamalkan, karena yang
demikian itu tidak dicontohkan para pendahulu kita (ahlu salaf).
e6l#t:t"A"u;ge'rLAr"'cl:'1q,
4#,4.6fr )iy54l1t'M:W)r
*V'tt,J4;\:y*.3;\ttj'i6?
33}sn"nihBukhari,FathulBarihaditsno.34T5'DanMuslimhaditsno.
r688.
59
Vlll. Menutupl Mulut Dan Memakai Baju Hanya
Pada Satu Pundak Ketika Shalat
Salah satu perbuatan bertasyabbuh terhadap orang:
orang kafir yang dilarang adalah memakai baju atau kain disatu
pundak saJa (sad/) dan tidak menutupkan d i pundak lainnya. Dan
menutupi mulutnya dengan kain (At-Talatsr.rm) ketika shalat.
Karena yang demikian itu terrnasuk perbuatan oraftg-orang*
Yahudi.
tiepertr yang telah diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi,
lmam Ahmad dan Hakim, dan dinyatakan menurut syarat
shahihain {Bukharidan Muslim), bahwa Rasulullah saw:
3a) Abu Dawud hadits no.6113, Tirmiclzi hadits no. 37g. Dan diriwayatkan
pula oleh lrnam Afrmad dan Hakim.
60
"Dan hendaktah kamu tetap di rumahmu dan ianganlah
kamu berhias dan berperitaku seperti orang-orang lahlli'
yah dahulu." (N-Ahzab: 33)
'""qt7fu.5,31;-r:A55<J
"Janganlah menampakkan aurat dan ianganlah mengkuti
3sl
jejai orang-orang musyrik."
6t
"Jangan merryerupai orang-arang Yahudi." Dan katanya,
"Sesungguhnya"orang-orang Yahudi mengeriakan yang
demikian itu."
36) Shahih &rkhari -Fathul 6arl- hadits no.3458. Dan, dalam Mushannif
Abdurrazaq hadits no. 3338. Ssrta Qtldho" Shlra- thul lulustaqlm juz. I hal. 343,
3it4
37) tihai ksmbali tafsir lbnu Katsir juz lll hal. 328, 329.
62
untuk menambah satu hari raya saia, walaupun yang semisal.
Karena yang demikian itu berartitelah membuat syari'at baru di
samping syari'at Allah. Demikian iuga tidak boleh mengurangi
led yang sudah disyaria'tkan Allah, karena yang demikian itu
berartijuga telah membuat syari'at baru. Hal ltu bisa menyeret
kepada kekufuran. Maka, Rasulullah saw melarang penduduk
Madinah menghidup-hidupkan harLhari besar mereka ataupun
sejarah kebudayaan trad isionalnya.
Sepertiyang diriwayatkan Abu Dawud, Ahmad dan Nasa'i
dengan sanad yang shahih dengan syarat Muslim:
"Rasulullah saw tiba di Madinah, ketika itu mereka mempunyal
dua hari raya dan mereka bersuka ria pada kedua hari itu- Maka
beliau bertanya, "Dua hari raya apa ini?" Mereka menjawab, "Dua
hari dimana kita bersuka ria di masa jahiliyah." Maka Rasuluilah
saw bersaMa:
*'{W"t$tWL4,'K'^i14,!,LY
"sesungguh nya Altah tetah menggantikan untukmu dua
hari raya yang tebih baik dari itu yakni ldul Adha dan ldul
381
Fitri."
Dan Umar ibnul Khaththab ra pernah berkata:
.4)6Cfi\;r5,Lirffiy -
"Jauhilah musuh-musuh Nlah dengary meniahui (tldak
3e)
merayakan) hari-hari besar mereka."
38) Abu Dawud hadits no. 1134, Lihat lqlldhr' Shlrelul Hurtrqlm luz I
hal. 432.
39) Sunanul Kubra oleh Baihaqi juz X hal. 234. Dan lihat Kananl Amal
hadits no. 1732.
63
Karena ld (hari raya) merupakan ketetapan syariat
maka tidak boleh ditambah-tarnbah ataupun dikurangi.
Seperti yang telah dimaklumi di kalangan ahli ilmu
bahwa termasuk hari besar adalah sernua keramaian (pera-
yaan) yang diadakan muslimin dalam hal ini- pada waktu-
waktu tertentu secara berulang-ulang (rutin). Boleh jadi setiap
bulan atau setiap tahun atau setiap dua tahun atau setiap
lima atau sepuluh tahun, baik sehari atau seminggu ber'"
turut-turut. Frinsipnya, tradisi tersebut selalu dirayakan oleh
umat dalam langka waktu tertentu, dan dengan cara (pola)
tertonlu. Semua itu terrnasuk disebut /d (hari raya), walaupun
bukan termasuk hari raya resmi atau hari raya yang telah
disepakati.
Termasuk dalam hal ini adalah yang seripg disebut
dengan hari besar nasional, ulang 1d1un'r:pernikii'han (kawin
smas, kawin perak di Jawa, misalnya, pen), {qg.;.Sfryn
Mi..p-erayaankelas,dan.lain-lainharibesar.
yang disebut peringatan tujuh hari.
Sepertl peringatan tujuh harinya masiid, atau tujuh hari dari
bulan keempat. Jika tidak dirubah-rubah harinya dari waktu
ke waktu (ketentuan waktunya tetap), maka hal itu termasuk
harl raya. Aktivitas semacam itu sudah melampaui batas
bld'ah, hingga seandainya ada orang cerdik di suatu masa,
rnaka perkara ini akan dijadikan sebagai ketetapan syariat.
P',liharalah kewaspadaan. Sesungguhnya akan datang suatu
generasi yang tfoJak cerdik, dan menerima perkara ini sebagai
suatu tradisi urnat. Dan setiap yang dianggap tradisi oleh
umat, meskipun tidak disyariatkan, maka perkara tersebut
akan dianggap seolah-olah telah disyariatkan. Ya setiap tradisi
yang diadakan oleh manusia, padahal tidak ada tuntutan
syar'inya, maka tradisi tersebut akan dianggap sebagai suatu
ketetapan syar'i. Entah itu tradisi memperingati hari-hari besar
yanE diadakan dalam kurun waktu mingguan, bulanan, ta-
et
hunan atau waktu-waktu khusus, atau perayaan-perayaan
lainnya.
Semua ini tidak diragukan lagi di kalangan ahli ilmu
dan orang-orang yang mengamalkan diennya (lslam), bahwa
perkara semacam itu termasuk pera.yaan,pgrayl4!,, tellar-ang.
-6StF,14ejQL:;&ittJ^:t
'jArle\gr
"Perbedaan antara shaum kita den{an shaum Ahti Ktab
4al
adalah makan sahur."
Tetapi sangat disayangkan, kita lihat kaum musllmin
dizaman sekarang initerjebak dalam larangan ini. Khususnya
terhadap orang-orang yang suka tidak tidur hingga dekat
waldu sahur, tapi kemudian mereka lantas tertidur ketika
mendekati waktu sahur. Dan tidak diragukan lagi, bahwa
mereka telah meninggalkan makan sahur secara sengala.
Dan initidak boleh! Bahkan cara itu merupakan kebiasaannya
orang-orang kafir, yakni caranya orang-orang ,f-A$di.
Kalau seandainya ada yang mengatakanlTahwa hal
Itu bukan merupakan dosa, dan hanya sekadar tidak melak-
sanakan sunnah Nabi saw, maka renungkanlah firnnan Allah
ini:
65
;i?#' t''t.;; }Lt ;Jv- e,ibi=
.g&(fi%;Jt{b
'Maka hedaktah orang-orang yang menyalahi perin-
tah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab
yang pedih" (An-Nur: 63)
Ai Mt i'6t,lt "
tJ
thit'e$ 3(*1
.'434r33-4t6tt6iJpi
"Agama akan selalu tegak selama manusia menyege-
rakan berbuka, karepp orang-orang Yahudi dan Nasrani
mengakhirkdfltrya." 41|
Perangai ini banyak menimpa di sebagian manusia,
terutama dari kalangan kaum Rafidhah Syi'ah. Sebab kalangan
ahlu bid'ah Syl'ah biasanya mengakhirkan waktu shalat
Maghrib, yakni hingga tampaknya bintang-bintang. Oleh kare-
na hu, dengan sendirinya waktu berbuka puasanya pun
diakhinraktukan.
41) Abu Dawud hadits no. 2353, dan lbnu Majah hadits no, 1698, Hakim
juz t hal. 432, dan dishahihkannya dengan syarat Muslim.
66
Demikian juga kadang menimpa di kalangan manusia
yang terlalu hati-hati dan sok pandai dalam dien (lslam).
Mereka kadang-kadang tidak percaya pada para muadzin,
bahkan tidak percaya pada tenggelamnya matahari. Sehingga
mereka mengakhirkan waktu berbuka dengan suatu alasan,
bahwa hal ltu untuk berjaga-jaga. lni adalah bisikan (was-was)
dan godaan dari setan. Karena hal tersebut menyebabkan
terjatuh pada larangan yakni mengakhirkan berbuka. Padahal
menyegerakan berbuka itulah yang disunnahkan.
Seperti yang telah dinyatakan dalam hadits, bahwa
orang-orang Yahudi mengakhirkan Maghrib hingga keluar
bintang-bintang, yakni hingga jelas gemerlapnya cahaya bln-
tang-bintang oleh mata. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
Hakim dan dishahihkannya, demikian juga lbnu Malah'dan
lmam Ahmad dalam musnadnya, bahwa Nabi saw bersabda:
65fii;:g-XvrMl-b63tJ51
t'h.#tt$y
"Umatku akan selalu dalam fitrah selama tidak meno-
akhi*an Maghrib sampei keluar bintang-bintang." tzl'
Dan ditafsirkan dalam haditslain bahwa yang demiklan itu
menyerupai Yahudi dan Nasrani.a3)
42) Abu Dawud hadits no. 418, lbnu Majah hadits no. 689, Ahmad juz ll
hal.449, dan Hakim menshahihkannya dengan syarat Mudim juz lhal. 19O, 191.
43) Dikuatkan oleh lbnu Taimiyah dalam lgtldha, juz I hal. 481 Alrmad
dalam Musnadnya juz lV hal. (X3. Dan lbnu Hatim dalam Murrasiil hadits no. 121.
rumah, merupakan perangai orang-orang Yahudi. Kebiasaan
kaum Yahudi jika ada wanita yang sedang haid mereka
asingkan lantas dipisahkan makanannya dengan tempat
duduknya di dalam rumah.
Padahal Nabi saw telah melarang:
"&Jtlyzu',jLgl#l
441
"Berbuattah sesukamu kecuali menikah."
Hal itu ketika beliau ditanya oleh sebagian muslimin
yang rnelihat perbuatan orang-orang Yahudi di Madinah.
XV. Larangan Shalat Ketika Matahari Terbit Atau
TenEgelam
Adanya larangan tersebut, sebab ketika matahari terbit
atau tenggelam berada di antara dua tanduk setan dan pada
waktu ftu pula orang-orang kafir bersujud. Nabi saw telah
memberi tahu tentang hal itu dalam hadits yang diriwayatkan
fuluslim dari 'Amru ibn 'Abasah ra dalam sebuah hadits yang
panjang. Di antaranya dikatakan:
-ry2fi$r-ai3"rxA& ttttl^1
cr9 ,k
r',
er^!--->
q&4"*eJAV;
68
"Shalatlah Shubuh dan pendekkanlah hingga matahari
terbit sampai naik. Sesungguhnya ketika matahari terbit,
hal demikian ada dalam keadaan di antara dua tanduk
setan dan ketika itu puta orang-orang kafir bersulud.Asl
Dan demikian pula halnya ketika tenggelarnnya
matahari.
3J i:t 6
r j4,fu \A6j6{ J*t r 5,
Lrc Gt#13 6Lb,3t6 t46j,ti"! i
16,6;r.,&),15'6ke
45) Shahih Muslim hadits no. 832
"Jika imam sha/af denga1 duduk maka shalatlah dengan
duduk, sedang bila imam sha/at dengan berdiri maka
shalatlah dengan berdiri. Dan janganlah kalian mela-
kukan apa yang dilakukan-o.rang-orang Persia terhadap
para pembesar mereka." 4b'
Dan dalam riwayat lain dikatakan:
'a1";4p16,p,61e.,3J6$;!(:uy
&!3;4;;6,13["
"Hampir saia kalian melakukan perbuatan sebagaimana
diperbuat oleh orang-orang Persia dan Rumawi, mereka
berdiri untuk menghormat raia mereka, sedangkan raia'
aBl
raja tersebut dalim keadaan duduk."
Sabda ini dinyatakan ketika para sahabat shalat dengan
berdiri sedang Nabi saw shalat dengan duduk karena kurang
sehat.
46) Abu Dawud hadits no, 6O2, lbnu Majah hadits no. 12ln.
47) Lihat Abu Dawud hadits no. 5230.
48) Shahih Muslimin hadits no. 413.
70
XVll. Meratapi Mayat
Menangisi mayat sambil meratapi kemudian menye-
diakan suatu sarana agar orang lain melakukannya juga,
merupakan perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang lahi-
liyah. Rasulullah saw pernah bersabda dalam suatu hadits
muttafaqun 'alaihi:
2j{!Iu,1L1ai+!V
"Empat perkara yang masih dikerjakan umatku dan meru-
pakan perbuatan jahiliyah sefta mereka tidak mau me-
ninggatkannya; berbangga-bangga dengan kebangsa-
wanan, mencela nasab, minta huian kepada bint4ng-
asl
bintang, dan menangisi mayat sambit meratapi."
ft t{V6;43"\U,Jttl;gitL,;:!
. 5t5' S"W,;$ -^64
Z:+ ;:'.Ja
"Bukan golonganku orang-orang yang menyeru kepada
ashabiyah. Dan bukan golonganku orang yang berperang
karena ashabiyah, bukan golonganku orang-orang yang
mati dalam membela ashabiyah." flR. Abu Dawud dan
Mustim dengan makna yang sama).so|
Masalah ashabiyah yang telah dilarang Nabi saw meru-
pakan masalah paling besar yang menimpa kaum muslimin,
dahulu maupun sekarang. Dan sebagian ashabiyah yang
a9) Shahih Muslim hadits no. 935.
5O) Laladz ini oleh Abu Dawucl hddits.no. 5121. Dan oleh Muslim dengan
makna yang sama, hadits no. 1848.
72
menimpa kaum muslimin sekarang, yang merupakan fitnah
dan penyebab pemecah belah umat adalah fanatisme kesuku'
d"n ianatisme kebangsaan yang sempit (Chawinisme)'
"n
Sehingga meniadikan kaum muslimin bergolong-golongan dan
merekiterpecah belah meniadi kelompok-kelompok' Semoga
pembicaraan ini dapat menyadarkan kita betapa besarnya
pengaruh kesukuan ini bagi mewabahnya ashabiyah lahlllyah
bi lalangan kaum muslimin. Dan mengakibatkan bahu
membahunya orang-orang zalim demi kesukuan atau
qaumijrah 5rl
Sedangkan Nabi saw telah memperingatkan hal ini
dengan sabdanYa:
iit'y;ir6$WJ-u;6i)G
' q t ?'//tt ("'
. '-4(fisv ott
"Barangsiapa yang menolong kaumnya dalam masalah
"a'i'
yang tidak benar, maka dia seperti unta yang memakai
mantel kemudian diambil karena kesalahannya'" "'
51)YangdimaksudkandisiniadalahinvansilrakatasKuwaitdibawah
bendera lahiliyih. Dan tidak ada tujuan lain kecuali mengokohkan lanatisme
golongan, kesukuan dan para pengikut hawa nalsu yang selalu berupaya me-
malingkan kepada ashabiYah.
-52)MusnadAhmadjuzlhal24l.LihatshahihMuslim,haditsno'113[t'
73
yang demlkian itu. Seperti yang diriWayatkan lmam Ahmad
dalam Al-Musnad beliau, bahwa Nabi saw bersabda:
)y6,I
"jA *$ .)q, ; 6r"a tL;;r tg,/,
6i;t"3'!t&"'^fi
"shaumlah di hari "Asyura" dan se/islh ilah dalam hat ini
orang-orang Yahudi, (yakni dengan) bershau,m satu hari
sebelumnya atau satu hari sesada hnya. " 531
&AtiL{ftW&WLgis{eC1:
yang
'Sesungguhnya
Bani lsrail
menyebabkan binasa
adalah karena mereka _ryrengambil ini (rambut palsu)
untuk wanita mereka." 541
53) Musnad Ahmad juz I hal. 241. Lihat Shahih Muslim, hadits no. 1133,
54) Shahih Muslim hadits no. 2742.
7A
ti$ x t'iiV5 r Ki':i,bI CKu
"Aku tidak metihat seorang pun mengeriakannya kecuali
orang-orang Yahudi." 551
56) Kalau kita melihat gambaran dalam sistem kerahiban, mereka biasa-
nya meninggalkan hal-hal yang mubah dengan tujuan untuk mengamalkan
agamanya, seperti tidak boleh memakai sepatu, tidak boleh mengendarai mobil,
tidak mau beristri, aiau tak mau menggunakan prasarana dan alat-alat yang
dibolehkan. Wallahu a'lam.
berlebihan terhadap diri mereka, maka Allah memper-
takukan secara bertebihan pula terhadap mereka. Maka
itulah sisa-sisa mereka di pertapaan dan kehidupan
Rahbaniyah yang mereka ada-adakan, padahaltidak kami
571
perintahkan."
77
BAB IX
PENUTUP
80